1. Belajar Gratis Dasar – Dasar
Ilmu Pertanian bagian 38
Sumber : materi perkuliahan
yang telah diringkas
Bismillah
19 November 2013
2. 1.Pertanian Konservasi
Sistem Pertanian
Perladangan berpindah : pertanian ekstensif dg merambah hutan,
sistem rotasi pada lahan kering berlereng, pertanian primitif
Pertanian intensif memenuhi kebutuhan sendiri : pertanian dilakukan
secara intensif pd lahan basah atau kering, pertanian secara intensif
(monokultur atau tumpangsari), menggunakan input pertanian.
Pertanian komersial : pertanian dilakukan sangat intensif pd lahan
kering dg areal luas, pengelolaan secara modern dg input pertanian
tinggi
Konservasi tanah meliputi : mencegah kerusakan tanah akibat
erosi., memperbaiki tanah rusak & pemulihan tanah kritis,
meningkatkan produktivi-tas tanah; pemanfaatan tanah rawa,
pasang surut & reklamasi tanah ber-garam
Konservasi air meliputi : memelihara jumlah dan kualitas air
me-lalui pengelolaan tanah dan tanaman yang baik, pengaturan
waktu ali-ran untuk mencegah banjir dan kekeringan
Tipe erosi
Erosi normal
Erosi dipercepat
Proses erosi terdiri detachhment, transportability, between
settlement dan sedimentation
Jenis erosi
Erosi percikan
Erosi lembar
Erosi alur
Erosi parit
Tebing sungai
Tanah longsor
>Dasar-Dasar Ilmu Pertanian<
3. 2.Teknologi Konservasi
Balance Fertilizer
Cover cropping
Zeoagricultur
Grass planting
Liming
Contour cropping
Metode vegetatif
Dll
Prediksi erosi
Persamaan Umum Kehilangan
Tanah (Universal Soil Loss
Equation) (USLE) Wischmeier
& Smith, 1969)
A=R .K .L.S .C . P
Metode mekanik
Minimum tillage
Pemulsaan
Pengolahan menurut kontur
Dll
R = Jumlah Faktor
Erosivitas Hujan (Joule)
K = Nilai Faktor
Erodibilitas Tanah (K = A/R)
L= Indeks Faktor Panjang
Lereng ( 22,1 m = 1)
S = Indeks Faktor
Kemiringan Lereng (9 % =
1)
C = Indeks Faktor
Pengelolaan Tanaman
(Non Tanaman = 1)
P = Indeks Faktor
Pengolahan Tanah/Praktek
Konservasi Tanah (Non
Konservasi = 1 )
Ketentuan perancangan teras
A = Jumlah Tanah Tererosi
(Ton/Ha/Th)
Pemilihan teras berdasarkan:
kemiringan lahan, kedalaman
solum, stabilitas
Tinggi teras (VI) & lebar
bidang olah (HI) ditentukan
oleh kemiringan lahan (S)
Kelengkapan teras (rorak,
tanggul, talud, s.p.a., terjunan,
saluran pembagi &
pelimpas)
Metode kimia
Soil Conditioner
Organic Fertilizer
>Dasar-Dasar Ilmu Pertanian<
4. 3.Reklamasi Lahan Rawa
Reklamasi rawa sangat erat kaitannya dengan pematangan
tanah secara fisik, kimia dan biologi. Pematangan secara kimia
dan biologi tidak dapat diikuti dengan cepat dan faktual. Oleh
karena itu rekalamasi bagi tujuan budidaya pertanian lebih
dititikberatkan pada pematangan fisik.
Berdasarkan tingkat pelapukannya dapat dibagi ke dalam tiga
fase;
hemik = bahan organik yang pelapukannya mencapai 33 - 66 % dari
bahan asalnya.
fibrik = bahan organik yang baru mengalami pelapukan dan kurang
dari 33 % bahan asalnya.
safrik = bahan organik yang telah mengalami pelapukan lanjut, labih
dari 66 % dari bahan asalnya.
Beberapa kriteria pengembangan sumberdaya alam rawa,
antara lain:
Daerah rawa terletak di wilayah tengah middle reaches) dan wilayah
pantai (coastal zones) dari suatu sistem Daerah Aliran Sungai
(DAS).
Sungai-sungai besar merupakan urat nadi dan prasarana alami
pembentukan rawa dan pengaturan tata airnya.
Wilayah pantai yang dipengaruhi gerakan pasang surut air laut
merupakan daerah pasang surut (tidal swamp area).
Sistem DAS wilayah rawa merupakan urat nadi perhubungan air
yang berperan penting dalam sistem pengembangan wilayah
tersebut.
Pengembangan sumberdaya alam rawa sampai sekarang
sasarannya dititikberatkan pada peningkatan produksi pangan
terutama beras, hutan pertanian, hutan industri, perkebunan
kelapa/kelapa sawit; menunjang program transmigrasi serta
pertahanan keamanan wilayah pantai (safety belt).
>Dasar-Dasar Ilmu Pertanian<