SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  29
Télécharger pour lire hors ligne
Bab 1. Teori Relativitas Khusus
1.1 PENDAHULUAN
1.

2.

Sebuah benda dikatakan:
Bergerak relatif terhadap benda lain jika dalam selang
waktu tertentu kedudukan relatif benda tersebut
berubah.
Tidak bergerak jika kedudukan relatif benda tersebut
tidak berubah.
Gerak (atau diam) merupakan konsep relatif,
tergantung pada keadaan relatif benda yang satu
terhadap yang lain yang digunakan sebagai acuan.
Untuk memberikan gerak suatu benda, pengamat
harus menentukan kerangka acuan yang digunakan.
Fenomena relativitas

Gerak seorang perenang sebagaimana dilihat
pengamat diam O di tepi sungai. Pengamat O’
bergerak bersama aliran sungai dengan laju u.
Contoh:
1.

Sebuah kereta api sedang bergerak pada lintasan rel
yang lurus dengan kecepatan 4,0m/dt ke barat. Di
dalam sebuah gerbong seorang pramugari sedang
berjalan sepanjang gang diantara deretan tempat
duduk dengan kecepatan I,0 m/dt ke arah barat juga.
Berapa kecepatan pramugari tersebut?
Rel sebagai acuan
Kereta sebagai acuan
Bumi sebagai acuan (diam, berotasi pada sumbunya
dan mengorbit mengelilingi matahari)
1.2 Kerangka Acuan Inersial
Kerangka inersial: Koordinat ruang dan waktu yang diam
ataupun bergerak dengan kecepatan tetap.
Peristiwa-peristiwa yang diamati dari berbagai kerangka
lembam/ inersial akan tampak berbeda bagi masingmasing pengamat dalam tiap kerangka itu. Tetapi
hukum-hukum Newton, kekekalan energi dan lain-lain
tetap berlaku dalam kerangka acuan mereka.
Perbandingan pengamatan-pengamatan yang dilakukan
dalam berbagai kerangka lembam memerlukan
transformasi antar kerangka acuan.
1.3 Transformasi Galileo
Galileo mengemukakan mekanisme transformasi
yang memberikan hubungan sedemikian rupa
sehingga penjumlahan kecepatan mematuhi
aturan jumlah yang paling sederhana.
Tinjau dua kerangka acuan O dan O’ yang
bergerak dengan kecepatan u terhadap O.
•
•

Kordinat ruang dan waktu untuk O adalah x,y,z, dan t
Kordinat ruang dan waktu untuk O’ adalah x’,y’,z’,dan t’
Hubungan kordinat-kordinat kedua acuan adalah :
x’=x-ut
y’=y
z’=z
t’=t
Transformasi Galileo Balik :
x=x’+ut
y=y’
z=z’
t=t’
Kordinat kecepatan :
v’x=vx-u
v’y=vy
v’z=vz
Postulat Relativistik

(1)

(2)

Teori relativitas khusus mengacu pada
dua postulat yaitu,
Azas relativitas: Hukum-hukum Fisika
tetap sama pernyataannya dalam semua
sistem lembam.
Ketidak ubahan laju cahaya: laju cahaya
memiliki nilai c yang sama dalam semua
sistem lembam.
Dilatasi Waktu
(Akibat Postulat Einstein)
Pengamat O mengirimkan dan
me-nerima seberkas cahaya
yang dipantul-kan oleh sebuah
cermin. Pengamat O’ sedang
bergerak dengan laju u.

Percobaan yang diperlihatkan
pada gambar pertama,
sebagaimana dilihat oleh O’.
Pengamat O memancarkan
seberkas cahaya di titik A dan
menerima pantulannya di B.
M
enurut Galileo t= t'. Omengukur laju cahaya c, sehingga
laju cahaya menurut pengukuran O' adalah c2 u2 .
M
enurut Postulat Einstein kedua tidak mungkin karena Omaupun O'
harus mengukur laju cahaya yang sama, yaitu c. M
enurut O, c 2L/2 t
menurut O' c t '
t'

t
u2
1

c2

2

L

2

u t ' . Dari kedua persamaan
1.4 Transformasi Lorentz
Mengapa transformasi lorenzt???
Tinjau dua kerangka acuan inersial S dan S’
yang bergerak dengan kecepatan tetap u
terhadap S.
Kordinat ruang dan waktu untuk S adalah x,
y, z dan t
Kordinat ruang dan waktu untuk S’ adalah x’,
y’, z’ dan t’
Hubungan koordinat-koordinat kedua acuan adalah:

x

x

ut
u
c

1
y

2

y

z

2

z
(u / c

1

t

u
c

1
v

v
x

1

u

x

v

x

u
c 2

2
2
2

) x
Ilustrasi
Menurut Lorentz kecepatan benda v tidak
dapat lebih besar dari kecepatan cahaya c
Jika suatu gaya F dikenakan pada sebuah
benda dengan massa m dalam waktu
yang cukup lama apa yang akan terjadi
dengan kecepatan benda?
1.5 Dinamika Relativistik
Dalam kerangka relativistik hukum-hukum dasar
(misal hukum kekekalan momentum, energi
kinetik dan gaya) masih tetap berlaku namun
perlu pendefinisian ulang terhadap besaranbesaran dinamika dasarnya.
Diperlukan sehimpunan hukum dinamika baru
yang mencegah benda mengalami percepatan
sedemikian sehingga mencapai kecepatan
melebihi kecepatan cahaya.
Ilustrasi bahwa hukum-hukum klasik tetap
berlaku :
Laju cahaya menurut pengukuran O’ adalah c + u
menurut postulat Einstein tidak mungkin Karena baik O
maupun O’ kedua-duanya harus mengukur laju cahaya
yang sama ,oleh karena itu t dan t’ harus berbeda ,
dapat dicari dengan cara:

2l
c
2 t
2

c

2 L

u t'
2 t'

2

t'

t
2

u
1 2
c
Dinamika Relativistik
Apakah hukum-hukum dasar fisika klasik
(misal hukum kekekalan momentum, energi
kinetik dan gaya) masih tetap berlaku dalam
kerangka relativistik ?
1.6 Kekekalan Momentum
Relativistik
Kerangka acuan O .
Dua massa identik saling mendekat masingmasing dengan laju v.
Setelah bertumbukkan didapat sebuah massa 2
m dalam keadaan diam .
Menurut kerangka acuan yang bergerak dengan
kecepatan v ke kanan , massa (1) akan tampak
diam sedangkan massa (2) akan tampak
mendekat dengan laju 2v (mekanika klasik)
Transformasi Lorentz :
Menurut kerangka O’yang bergerak dengan laju
u=v , kecepatan massa (1) adalah

v1 '

v1 u
v1u
1 2
c

v v
2
v
1 2
c

0
Kecepatan massa (2) adalah

v2 u
v2 '
v2 u
1
2
c

v2

v v
vv
1 2
c

v

2v
2
v
1 2
c
Kecepatan massa gabungan 2m adalah
V

V '
1

V

u
u
c 2

0
1

v
0v
c 2

v

Momentum sebelum dan setelah tumbukan
menurut kerangka acuan O adalah sama yaitu
nol .
Menurut kerangka acuan O’, momentum
linear awal tidak sama momentum linear
akhir
Momentum linear awal adalah
p ' awal

m 1 v1 '

m 2v2'

m (0 )

2v
'm
v2
1
c2

Momentum linear akhir adalah – 2 mv
p ' akhir

2 mV '

2m

v

2 mv
Menurut bahasan di depan , kita berusaha
mempertahankan kekekalan momentum
linear dalam semua kerangka acuan.
Momentum hanyalah melibatkan massa
dan kecepatan, maka kesalahan tentu terletak pada penanganan massa. Sejalan
dengan terdapatnya penyusutan panjang
dan pemuluran waktu, marilah kita membuat anggapan bahwa bagi besaran
massa terdapat pula pertambahan
massa relativistik menurut hubungan
sebagai berikut :
m

m0
1

u2
c2

m0 disebut massa diam.
Pembuktian dapat dilihat pada pustaka KANNETH
KRANE hal 54.
Dengan O’ mendefinisikan massa relativistik
akan dapat mempertahankan kekekalan
momentum menurut O dan O’
Menurut O momentum awal sama dengan
momentum akhir yaitu nol .
Menurut O’ momentum awal juga sama dengan
momentum akhir yaitu

2 m 0v
2
v
1
2
c
Selain mendefinisikan massa relativistik
seperti yang kita lakukan di atas,kita dapat
pula mendefinisikan ulang momentum
relativistik sebagai berikut :

p

m
1

0

v
v
c

2
2
1.7 Energi Kinetik Relativistik
Dalam fisika klasik energi kinetik didefinisikan sebagai usaha sebuah gaya
luar yang mengubah laju sebuah obyek,
definisi yang sama dipertahan-kan berlaku
pula dalam mekanika relativistik (dengan
membatasi bahasan kita dalam satu
dimensi).
Perubahan energi kinetik jika benda bergerak
dari keadaan diam, maka energi kinetik akhir
adalah K
K

K

K

K

W

f

i

Fdx

K

Fdx

K

dp
dt

dx

dx
dt

dp
v

K

v dp

pv

p dv
0

K

v

m 0v
2

1

v
c2

v

m 0v
2

0

1

v
c2

dv

vdp
Perbedaan antara besaran mc 2 bagi sebuah
partikel yang bergerak dengan laju v dengan
besaran m0c2 bagi sebuah partikel yang diam
,tidak lain adalah energi kinetiknya.

K

m0v 2
1

K

mc 2

m0c 2 1

v2
2
c
m0c 2

v2
c2

m0c 2
Energi relativistik total diungkapkan oleh
persamaan berikut :
E = E0+ K = m0c2 + K = mc2
E = mc2 :energi relativistik total partikel
E0 = m0c2 : energi diam partikel
K : tambahan energi bagi partikel yang
bergerak (energi kinetik).

Contenu connexe

Tendances

Dualisme gelombang partikel
Dualisme gelombang partikelDualisme gelombang partikel
Dualisme gelombang partikel
Mat Ludin
 
Tugas ringkasan materi bab 8 fisika modern tentang molekul (adi & andi)
Tugas ringkasan materi bab 8 fisika modern tentang molekul (adi & andi)Tugas ringkasan materi bab 8 fisika modern tentang molekul (adi & andi)
Tugas ringkasan materi bab 8 fisika modern tentang molekul (adi & andi)
SMP IT Putra Mataram
 
Konduktor dan semikonduktor
Konduktor dan semikonduktor Konduktor dan semikonduktor
Konduktor dan semikonduktor
Ida Farida Ch
 
Presentasi ' Sistem Partikel '
Presentasi ' Sistem Partikel 'Presentasi ' Sistem Partikel '
Presentasi ' Sistem Partikel '
Devi Adi Nufriana
 
Helwi & faridah xii-ipa-1
Helwi & faridah  xii-ipa-1Helwi & faridah  xii-ipa-1
Helwi & faridah xii-ipa-1
Paarief Udin
 
Fisika kuantum 2
Fisika kuantum 2Fisika kuantum 2
Fisika kuantum 2
keynahkhun
 

Tendances (20)

makalah penguat gandengan DC
makalah penguat gandengan DCmakalah penguat gandengan DC
makalah penguat gandengan DC
 
8 Kapasitansi
8 Kapasitansi8 Kapasitansi
8 Kapasitansi
 
Dualisme gelombang partikel
Dualisme gelombang partikelDualisme gelombang partikel
Dualisme gelombang partikel
 
14708251062_Fathurrahman_Model-model Inti
14708251062_Fathurrahman_Model-model Inti14708251062_Fathurrahman_Model-model Inti
14708251062_Fathurrahman_Model-model Inti
 
Mengenai persamaan kajian dari termodinamika dan fisika statistika yakni term...
Mengenai persamaan kajian dari termodinamika dan fisika statistika yakni term...Mengenai persamaan kajian dari termodinamika dan fisika statistika yakni term...
Mengenai persamaan kajian dari termodinamika dan fisika statistika yakni term...
 
Ikatan Kristal - Fisika Zat Padat
Ikatan Kristal - Fisika Zat PadatIkatan Kristal - Fisika Zat Padat
Ikatan Kristal - Fisika Zat Padat
 
Tugas ringkasan materi bab 8 fisika modern tentang molekul (adi & andi)
Tugas ringkasan materi bab 8 fisika modern tentang molekul (adi & andi)Tugas ringkasan materi bab 8 fisika modern tentang molekul (adi & andi)
Tugas ringkasan materi bab 8 fisika modern tentang molekul (adi & andi)
 
MODUL FISIKA KUANTUM
MODUL FISIKA KUANTUMMODUL FISIKA KUANTUM
MODUL FISIKA KUANTUM
 
Konduktor dan semikonduktor
Konduktor dan semikonduktor Konduktor dan semikonduktor
Konduktor dan semikonduktor
 
Presentasi ' Sistem Partikel '
Presentasi ' Sistem Partikel 'Presentasi ' Sistem Partikel '
Presentasi ' Sistem Partikel '
 
Fisika inti diktat
Fisika inti diktatFisika inti diktat
Fisika inti diktat
 
Dinamika kisi kristal
Dinamika kisi kristalDinamika kisi kristal
Dinamika kisi kristal
 
Hamburan partikel alfa rutherford
Hamburan partikel alfa rutherfordHamburan partikel alfa rutherford
Hamburan partikel alfa rutherford
 
Helwi & faridah xii-ipa-1
Helwi & faridah  xii-ipa-1Helwi & faridah  xii-ipa-1
Helwi & faridah xii-ipa-1
 
Laporan Eksperimen Efek Fotolistrik
Laporan Eksperimen Efek FotolistrikLaporan Eksperimen Efek Fotolistrik
Laporan Eksperimen Efek Fotolistrik
 
Relativitas yang belum direfisi
Relativitas yang belum direfisi Relativitas yang belum direfisi
Relativitas yang belum direfisi
 
Eksperimen hamburan rutherford kel. 1
Eksperimen hamburan rutherford kel. 1Eksperimen hamburan rutherford kel. 1
Eksperimen hamburan rutherford kel. 1
 
Rangkaian Integral & Diferensial RC
Rangkaian Integral & Diferensial RCRangkaian Integral & Diferensial RC
Rangkaian Integral & Diferensial RC
 
Gaya lorentz
Gaya lorentzGaya lorentz
Gaya lorentz
 
Fisika kuantum 2
Fisika kuantum 2Fisika kuantum 2
Fisika kuantum 2
 

Similaire à Bab i-teori-relativitas-khusus

Ralativitas Khusus
Ralativitas KhususRalativitas Khusus
Ralativitas Khusus
nurwani
 
MAKALAH_RELATIVITAS_KHUSUS_KD_3_7_Disusu.docx
MAKALAH_RELATIVITAS_KHUSUS_KD_3_7_Disusu.docxMAKALAH_RELATIVITAS_KHUSUS_KD_3_7_Disusu.docx
MAKALAH_RELATIVITAS_KHUSUS_KD_3_7_Disusu.docx
Roida1
 
MAKALAH_RELATIVITAS_KHUSUS_KD_3_7_Disusu.docx
MAKALAH_RELATIVITAS_KHUSUS_KD_3_7_Disusu.docxMAKALAH_RELATIVITAS_KHUSUS_KD_3_7_Disusu.docx
MAKALAH_RELATIVITAS_KHUSUS_KD_3_7_Disusu.docx
Roida1
 
Ac fr ogdkyl7obzaat_k9dmpvfrbq8y1_vr57bjojniw3r7_n7ewugi43ya0zahrqox9e-gduudk...
Ac fr ogdkyl7obzaat_k9dmpvfrbq8y1_vr57bjojniw3r7_n7ewugi43ya0zahrqox9e-gduudk...Ac fr ogdkyl7obzaat_k9dmpvfrbq8y1_vr57bjojniw3r7_n7ewugi43ya0zahrqox9e-gduudk...
Ac fr ogdkyl7obzaat_k9dmpvfrbq8y1_vr57bjojniw3r7_n7ewugi43ya0zahrqox9e-gduudk...
10DEKY
 
2 dinamika-relativitas
2 dinamika-relativitas2 dinamika-relativitas
2 dinamika-relativitas
As Infw
 
Teori Relativitas Khusus Klp Ampas.ppt
Teori Relativitas Khusus Klp Ampas.pptTeori Relativitas Khusus Klp Ampas.ppt
Teori Relativitas Khusus Klp Ampas.ppt
MhmmdAdam2
 

Similaire à Bab i-teori-relativitas-khusus (20)

Fostulap einstein
Fostulap einsteinFostulap einstein
Fostulap einstein
 
Ralativitas Khusus
Ralativitas KhususRalativitas Khusus
Ralativitas Khusus
 
Bab Relativitas
Bab RelativitasBab Relativitas
Bab Relativitas
 
Materi 02 teori relativitas khusus (ii)
Materi 02   teori relativitas khusus (ii)Materi 02   teori relativitas khusus (ii)
Materi 02 teori relativitas khusus (ii)
 
08 bab7
08 bab708 bab7
08 bab7
 
08 bab7
08 bab708 bab7
08 bab7
 
08 bab7
08 bab708 bab7
08 bab7
 
Dinamika relativitas
Dinamika relativitasDinamika relativitas
Dinamika relativitas
 
Relativitas
RelativitasRelativitas
Relativitas
 
Materi relatifitas
Materi relatifitasMateri relatifitas
Materi relatifitas
 
MAKALAH_RELATIVITAS_KHUSUS_KD_3_7_Disusu.docx
MAKALAH_RELATIVITAS_KHUSUS_KD_3_7_Disusu.docxMAKALAH_RELATIVITAS_KHUSUS_KD_3_7_Disusu.docx
MAKALAH_RELATIVITAS_KHUSUS_KD_3_7_Disusu.docx
 
MAKALAH_RELATIVITAS_KHUSUS_KD_3_7_Disusu.docx
MAKALAH_RELATIVITAS_KHUSUS_KD_3_7_Disusu.docxMAKALAH_RELATIVITAS_KHUSUS_KD_3_7_Disusu.docx
MAKALAH_RELATIVITAS_KHUSUS_KD_3_7_Disusu.docx
 
Relativitas (Fisika kelas 12.IPA)
Relativitas (Fisika kelas 12.IPA)Relativitas (Fisika kelas 12.IPA)
Relativitas (Fisika kelas 12.IPA)
 
Ac fr ogdkyl7obzaat_k9dmpvfrbq8y1_vr57bjojniw3r7_n7ewugi43ya0zahrqox9e-gduudk...
Ac fr ogdkyl7obzaat_k9dmpvfrbq8y1_vr57bjojniw3r7_n7ewugi43ya0zahrqox9e-gduudk...Ac fr ogdkyl7obzaat_k9dmpvfrbq8y1_vr57bjojniw3r7_n7ewugi43ya0zahrqox9e-gduudk...
Ac fr ogdkyl7obzaat_k9dmpvfrbq8y1_vr57bjojniw3r7_n7ewugi43ya0zahrqox9e-gduudk...
 
2 dinamika-relativitas
2 dinamika-relativitas2 dinamika-relativitas
2 dinamika-relativitas
 
Teori Relativitas Khusus Klp Ampas.ppt
Teori Relativitas Khusus Klp Ampas.pptTeori Relativitas Khusus Klp Ampas.ppt
Teori Relativitas Khusus Klp Ampas.ppt
 
Teori relativitas einstein
Teori relativitas einsteinTeori relativitas einstein
Teori relativitas einstein
 
Teori relativitas
Teori relativitasTeori relativitas
Teori relativitas
 
Teori Relativitas.pptx
Teori Relativitas.pptxTeori Relativitas.pptx
Teori Relativitas.pptx
 
Teori Relativitas Khusus
Teori Relativitas KhususTeori Relativitas Khusus
Teori Relativitas Khusus
 

Bab i-teori-relativitas-khusus

  • 1. Bab 1. Teori Relativitas Khusus 1.1 PENDAHULUAN 1. 2. Sebuah benda dikatakan: Bergerak relatif terhadap benda lain jika dalam selang waktu tertentu kedudukan relatif benda tersebut berubah. Tidak bergerak jika kedudukan relatif benda tersebut tidak berubah. Gerak (atau diam) merupakan konsep relatif, tergantung pada keadaan relatif benda yang satu terhadap yang lain yang digunakan sebagai acuan. Untuk memberikan gerak suatu benda, pengamat harus menentukan kerangka acuan yang digunakan.
  • 2. Fenomena relativitas Gerak seorang perenang sebagaimana dilihat pengamat diam O di tepi sungai. Pengamat O’ bergerak bersama aliran sungai dengan laju u.
  • 3. Contoh: 1. Sebuah kereta api sedang bergerak pada lintasan rel yang lurus dengan kecepatan 4,0m/dt ke barat. Di dalam sebuah gerbong seorang pramugari sedang berjalan sepanjang gang diantara deretan tempat duduk dengan kecepatan I,0 m/dt ke arah barat juga. Berapa kecepatan pramugari tersebut? Rel sebagai acuan Kereta sebagai acuan Bumi sebagai acuan (diam, berotasi pada sumbunya dan mengorbit mengelilingi matahari)
  • 4. 1.2 Kerangka Acuan Inersial Kerangka inersial: Koordinat ruang dan waktu yang diam ataupun bergerak dengan kecepatan tetap. Peristiwa-peristiwa yang diamati dari berbagai kerangka lembam/ inersial akan tampak berbeda bagi masingmasing pengamat dalam tiap kerangka itu. Tetapi hukum-hukum Newton, kekekalan energi dan lain-lain tetap berlaku dalam kerangka acuan mereka. Perbandingan pengamatan-pengamatan yang dilakukan dalam berbagai kerangka lembam memerlukan transformasi antar kerangka acuan.
  • 5. 1.3 Transformasi Galileo Galileo mengemukakan mekanisme transformasi yang memberikan hubungan sedemikian rupa sehingga penjumlahan kecepatan mematuhi aturan jumlah yang paling sederhana. Tinjau dua kerangka acuan O dan O’ yang bergerak dengan kecepatan u terhadap O. • • Kordinat ruang dan waktu untuk O adalah x,y,z, dan t Kordinat ruang dan waktu untuk O’ adalah x’,y’,z’,dan t’
  • 6. Hubungan kordinat-kordinat kedua acuan adalah : x’=x-ut y’=y z’=z t’=t Transformasi Galileo Balik : x=x’+ut y=y’ z=z’ t=t’ Kordinat kecepatan : v’x=vx-u v’y=vy v’z=vz
  • 7. Postulat Relativistik (1) (2) Teori relativitas khusus mengacu pada dua postulat yaitu, Azas relativitas: Hukum-hukum Fisika tetap sama pernyataannya dalam semua sistem lembam. Ketidak ubahan laju cahaya: laju cahaya memiliki nilai c yang sama dalam semua sistem lembam.
  • 8. Dilatasi Waktu (Akibat Postulat Einstein) Pengamat O mengirimkan dan me-nerima seberkas cahaya yang dipantul-kan oleh sebuah cermin. Pengamat O’ sedang bergerak dengan laju u. Percobaan yang diperlihatkan pada gambar pertama, sebagaimana dilihat oleh O’. Pengamat O memancarkan seberkas cahaya di titik A dan menerima pantulannya di B.
  • 9. M enurut Galileo t= t'. Omengukur laju cahaya c, sehingga laju cahaya menurut pengukuran O' adalah c2 u2 . M enurut Postulat Einstein kedua tidak mungkin karena Omaupun O' harus mengukur laju cahaya yang sama, yaitu c. M enurut O, c 2L/2 t menurut O' c t ' t' t u2 1 c2 2 L 2 u t ' . Dari kedua persamaan
  • 10. 1.4 Transformasi Lorentz Mengapa transformasi lorenzt??? Tinjau dua kerangka acuan inersial S dan S’ yang bergerak dengan kecepatan tetap u terhadap S. Kordinat ruang dan waktu untuk S adalah x, y, z dan t Kordinat ruang dan waktu untuk S’ adalah x’, y’, z’ dan t’
  • 11. Hubungan koordinat-koordinat kedua acuan adalah: x x ut u c 1 y 2 y z 2 z (u / c 1 t u c 1 v v x 1 u x v x u c 2 2 2 2 ) x
  • 12. Ilustrasi Menurut Lorentz kecepatan benda v tidak dapat lebih besar dari kecepatan cahaya c Jika suatu gaya F dikenakan pada sebuah benda dengan massa m dalam waktu yang cukup lama apa yang akan terjadi dengan kecepatan benda?
  • 13. 1.5 Dinamika Relativistik Dalam kerangka relativistik hukum-hukum dasar (misal hukum kekekalan momentum, energi kinetik dan gaya) masih tetap berlaku namun perlu pendefinisian ulang terhadap besaranbesaran dinamika dasarnya. Diperlukan sehimpunan hukum dinamika baru yang mencegah benda mengalami percepatan sedemikian sehingga mencapai kecepatan melebihi kecepatan cahaya.
  • 14. Ilustrasi bahwa hukum-hukum klasik tetap berlaku :
  • 15. Laju cahaya menurut pengukuran O’ adalah c + u menurut postulat Einstein tidak mungkin Karena baik O maupun O’ kedua-duanya harus mengukur laju cahaya yang sama ,oleh karena itu t dan t’ harus berbeda , dapat dicari dengan cara: 2l c 2 t 2 c 2 L u t' 2 t' 2 t' t 2 u 1 2 c
  • 16. Dinamika Relativistik Apakah hukum-hukum dasar fisika klasik (misal hukum kekekalan momentum, energi kinetik dan gaya) masih tetap berlaku dalam kerangka relativistik ?
  • 17. 1.6 Kekekalan Momentum Relativistik Kerangka acuan O . Dua massa identik saling mendekat masingmasing dengan laju v. Setelah bertumbukkan didapat sebuah massa 2 m dalam keadaan diam . Menurut kerangka acuan yang bergerak dengan kecepatan v ke kanan , massa (1) akan tampak diam sedangkan massa (2) akan tampak mendekat dengan laju 2v (mekanika klasik)
  • 18. Transformasi Lorentz : Menurut kerangka O’yang bergerak dengan laju u=v , kecepatan massa (1) adalah v1 ' v1 u v1u 1 2 c v v 2 v 1 2 c 0
  • 19. Kecepatan massa (2) adalah v2 u v2 ' v2 u 1 2 c v2 v v vv 1 2 c v 2v 2 v 1 2 c
  • 20. Kecepatan massa gabungan 2m adalah V V ' 1 V u u c 2 0 1 v 0v c 2 v Momentum sebelum dan setelah tumbukan menurut kerangka acuan O adalah sama yaitu nol .
  • 21. Menurut kerangka acuan O’, momentum linear awal tidak sama momentum linear akhir Momentum linear awal adalah p ' awal m 1 v1 ' m 2v2' m (0 ) 2v 'm v2 1 c2 Momentum linear akhir adalah – 2 mv p ' akhir 2 mV ' 2m v 2 mv
  • 22. Menurut bahasan di depan , kita berusaha mempertahankan kekekalan momentum linear dalam semua kerangka acuan. Momentum hanyalah melibatkan massa dan kecepatan, maka kesalahan tentu terletak pada penanganan massa. Sejalan dengan terdapatnya penyusutan panjang dan pemuluran waktu, marilah kita membuat anggapan bahwa bagi besaran massa terdapat pula pertambahan massa relativistik menurut hubungan sebagai berikut :
  • 23. m m0 1 u2 c2 m0 disebut massa diam. Pembuktian dapat dilihat pada pustaka KANNETH KRANE hal 54.
  • 24. Dengan O’ mendefinisikan massa relativistik akan dapat mempertahankan kekekalan momentum menurut O dan O’ Menurut O momentum awal sama dengan momentum akhir yaitu nol . Menurut O’ momentum awal juga sama dengan momentum akhir yaitu 2 m 0v 2 v 1 2 c
  • 25. Selain mendefinisikan massa relativistik seperti yang kita lakukan di atas,kita dapat pula mendefinisikan ulang momentum relativistik sebagai berikut : p m 1 0 v v c 2 2
  • 26. 1.7 Energi Kinetik Relativistik Dalam fisika klasik energi kinetik didefinisikan sebagai usaha sebuah gaya luar yang mengubah laju sebuah obyek, definisi yang sama dipertahan-kan berlaku pula dalam mekanika relativistik (dengan membatasi bahasan kita dalam satu dimensi).
  • 27. Perubahan energi kinetik jika benda bergerak dari keadaan diam, maka energi kinetik akhir adalah K K K K K W f i Fdx K Fdx K dp dt dx dx dt dp v K v dp pv p dv 0 K v m 0v 2 1 v c2 v m 0v 2 0 1 v c2 dv vdp
  • 28. Perbedaan antara besaran mc 2 bagi sebuah partikel yang bergerak dengan laju v dengan besaran m0c2 bagi sebuah partikel yang diam ,tidak lain adalah energi kinetiknya. K m0v 2 1 K mc 2 m0c 2 1 v2 2 c m0c 2 v2 c2 m0c 2
  • 29. Energi relativistik total diungkapkan oleh persamaan berikut : E = E0+ K = m0c2 + K = mc2 E = mc2 :energi relativistik total partikel E0 = m0c2 : energi diam partikel K : tambahan energi bagi partikel yang bergerak (energi kinetik).