SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  14
Télécharger pour lire hors ligne
REFRESHMENTISPO
RANTAI PASOK KELAPA
SAWIT INDONESIA
DirektoratJenderal
Perkebunan
Doris Monica Sari Turnip, STP., M.Si
Direktorat Pengolahandan Pemasaran Hasil Perkebunan
DITJEN PERKEBUNAN
DASAR HUKUM
2
Pasal 24
Sertifikat ISPO paling sedikit menginformasikan
tentang:
…… g. model rantai pasok
Pasal 28 ayat 1
LS ISPO melakukan penilaian rantai pasok
dalam rangka menjamin ketelusuran bahan baku
tandan buah segar (TBS) yang diolah menjadi
minyak sawit (CPO), minyak inti sawit (PKO) dan
produk samping
PERMENTAN 38 TAHUN 2020
tentang Penyelenggaraan
Sertifikasi Perkebunan Kelapa
Sawit Berkelanjutan Indonesia
SISTEM RANTAI PASOK
integritas di seluruh tahap mulai bahan
baku, pengolahan, transportasi sampai
penerimaan akhir.
Ruang Lingkup
Pasal 29
Jaminan ketertelusuran
rantai pasok produk
kelapa sawit meliputi:
Kebun
Pengolahan kelapa
sawit
Bulking
TIPE RANTAI PASOK
• MASS BALANCE
Bahan baku TBS berasal dari kebun
bersertifikat ISPO bercampur
dengan TBS yang tidak bersertifikat
• SEGREGASI
Bahan baku TBS berasal dari kebun
bersertifikat ISPO
CAKUPAN RANTAI PASOK
Kebun PKS
Tanki
Penyimpanan
Pengiriman/
Pengolahan-
Refinery
Buyer/
Importir/
Konsumen
Prinsip 6. Transparansi
Kriteria 6.6 SISTEM RANTAI PASOK YANG
MAMPU TELUSUR
Prinsip 6. P&C Perusahaan
Prinsip 4. P&C Pekebun
KEMENTAN-HULU
KEMENPERIN-HILIR
PRINSIP DAN KRITERIA UNTUK PERUSAHAAN PERKEBUNAN
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR
1. KEPATUHAN TERHADAP PERATURAN DAN
PERUNDANGAN
10 21
2. PENERAPAN PRAKTEK PERKEBUNAN YANG BAIK 2 36
3. PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, SUMBERDAYA
ALAM DAN KEANEKARAGAMAN HAYATI
9 49
4. TANGGUNG JAWAB TERHADAP PEKERJA 6 36
5. TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN PEMBERDAYAAN
EKONOMI MASYARAKAT
3 9
6. PENERAPAN TRANSPARANSI 6 18
7. PENINGKATAN USAHA BERKELANJUTAN 2 4
JUMLAH 38 173
6
PRINSIP # 6
PENERAPAN TRANSPARANSI
(1) SUMBER TBS DIKETAHUI
(3) PENERAPAN PENETAPAN HARGA TBS YANG ADIL
DAN TRANSPARAN
(4) KETERBUKAAN TERHADAP INFORMASI YANG TIDAK
BERSIFAT RAHASIA DAN PENANGANAN KELUHAN
(5) MEMILKI KOMITMEN UNTUK TIDAK MELAKUKAN TINDAKAN
YG DIINDIKASIKAN SUAP
(6) MEMILIKI SISTEM RANTAI PASOK YANG
MAMPU TELUSUR
(2) PERHITUNGAN INDEKS K DAN DATA DUKUNG YANG TRANSPARAN
7
PRINSIP # 6
PENERAPAN TRANSPARANSI
(6) MEMILIKI
SISTEM
RANTAI PASOK
YANG MAMPU
TELUSUR
1. Menetapkan dan menerapkan model dan sistem
rantai pasok
2. Memiliki informasi yang lengkap pada dokumen
transaksi pembelian dan penjualan yang
sekurang-kurangnya mencakup informasi berikut
:
 Nama dan alamat penjual, Nama dan alamat
pembeli, Tujuan pengiriman, Identifikasi
produk diantaranya CPO, PKO, cangkang, dan
produk samping lainnya, termasuk
kesesuaian model rantai pasok yang
diterapkan, Jumlah produk yang dikirim,
Jumlah produk yang diterima atau dikirim,
Tanggal muat dan pengiriman, Dokumentasi
pengiriman/transportasi, nomor sertifikat
ISPO, masa berlaku sertifikat ISPO, nomor
pengenal unik,
 Tersedia bukti penetapan model dan prosedur
sistem rantai pasok
 Tersedia komitmen yang terdokumentasi
tentang penetapan model rantai pasok yang
diterapkan oleh PKS dan prosedur terkait
penerapan pilihan model tersebut
 Tersedia dokumen penanganan ketidasesuaian
terhadap klaim dan penyimpangan lain pada
produk bersertifikat ISPO dan/atau dokumen
terkait
• Tersedia dokumen transaksi pembelian yang
meliputi perjanjian, nota/tiket timbang, surat
pengantar muat, catatan pengiriman barang
termasuk surat pengiriman barang
• Tersedia dokumen transaksi penjualan meliputi
perjanjian, nota/tiket timbang, surat pengantar
muat, catatan pengiriman barang termasuk
surat pengiriman barang.
8
PRINSIP # 6
PENERAPAN TRANSPARANSI
(6) MEMILIKI
SISTEM
RANTAI PASOK
YANG MAMPU
TELUSUR
3. Penerapan sistem rantai pasok
model segregasi
• Tersedia fasilitas yang mendukung
pemisahan secara fisik produk
bersertifikat dan produk tidak
bersertifikat ISPO pada setiap tahapan
produksi, pemprosesan penyimpanan dan
transportasi pengiriman diseluruh rantai
pasok.
• Tersedia rekaman pembilasan fasilitas
pada saat perubahan model rantai pasok
dan rekaman pemisahan produk tidak
bersertifikat ISPO.
• Tersedia SOP tindak lanjut penanganan
produk yang terkontaminasi
• Tersedia dokumen yang membuktikan
pemisahan secara fisik pada fasilitas
penyimpanan, proses dan transportasi.
2.9 PENERIMAAN
TBS DI UNIT
PENGOLAHAN
KELAPA SAWIT
2.10 PENGOLAHAN
TBS
9
PRINSIP # 6
PENERAPAN TRANSPARANSI
(6) MEMILIKI
SISTEM
RANTAI PASOK
YANG MAMPU
TELUSUR
4. Penerapan sistem rantai pasok
mass balance
• Tersedia data produk bersertifikat ISPO yang dijual dan dibeli,
mencakup informasi:
(a) daftar pemasok, (b) catatan masuk bahan, (c) catatan produksi,
(d) catatan penyimpanan, (e) catatan pengiriman, (f) daftar
pembeli.
• Tersedia data pemastian (verifikasi/validasi) jumlah produk
bersertifikat ISPO tidak melebihi jumlah yang ada dalam sertifikat.
• Apabila menggunakan sistem pencatatan transaksi harian
(continous acconting system), tersedia laporan rekonsiliasi periodik
dengan ketentuan: (a) monitoring secara harian (realtime), (b)
jumlah produk bersertifikat ISPO yang dikirim kepada pelanggan
dari pabrik tidak melebihi jumlah yang diproduksi dalam basis
pencatatan harian, (c) produk yang diproduksi selama masa
pembekuan, tidak dapat berstatus sebagai produk bersertifikat
ISPO.
• Apabila menggunakan sistem pencatatan transaksi berkala (fix
inventory period), tersedia laporan rekonsiliasi maksimal periodik 3
(tiga) bulanan dengan ketentuan: (a) jumlah volume / berat dari
produk bersertifikat ISPO masuk dan keluar seimbang, (b) pada
akhir periode rekonsiliasi tidak terdapat stok negatif untuk produk
bersertifikat ISPO, (c) jika terjadi pendataan berlebih pada akhir
periode rekonsiliasi, kredit yang tidak digunakan dapat dialihkan
dan dicatat untuk periode rekonsiliasi berikutnya selama sertifikat
ISPO berlaku
2.9 PENERIMAAN
TBS DI UNIT
PENGOLAHAN
KELAPA SAWIT
2.10 PENGOLAHAN
TBS
10
PRINSIP # 6
PENERAPAN TRANSPARANSI
(6) MEMILIKI
SISTEM
RANTAI PASOK
YANG MAMPU
TELUSUR
5. Memiliki mekanisme
pengendalian kegiatan
yang dialihdayakan
6. Memiliki mekanisme
pengendalian rekaman
sistem rantai pasok yang
diimplementasikan dan
tetap tersedia sampai
setidaknya dalam kurun
waktu 5 (lima) tahun
7. Memiliki personel yang
kompeten dalam
penerapan dan
pemeliharaan sistem
rantai pasok.
8. Memiliki infrastruktur
yang memadai dalam
penerapan dan
pemeliharaan sistem
rantai pasok.
 Tersedia SOP pengendalian kegiatan yang dialihdayakan.
 Tersedia dokumen kesepakatan/ kontrak yang melingkupi kegiatan
yang dialihdayakan dengan semua kontraktor yang melakukan
penanganan fisik produk bersertifikat ISPO, status kepemilikan
material.
 Tersedia dokumen sosialisasi sistem rantai pasok ISPO kepada
kontraktor.
• Tersedia SOP pengendalian catatan.
• Tersedia rekaman rantai pasok yang disimpan paling sedikit 5 (lima)
tahun.
 Tersedia kriteria persyaratan kompetensi dan daftar personil yang
terlibat dalam sistem rantai pasok ISPO.
 Tersedia rencana kebutuhan pelatihan personil
 Tersedia realisasi pelatihan personil
 Tersedia evaluasi hasil pelatihan
• Tersedia layout kapasitas penyimpanan produk bersertifikat ISPO
sesuai kapasitas produksi.
• Tersedia infrastruktur timbangan yang telah di tera/kalibrasi
• Tersedia sistem manajemen informasi yang mendukung sistem
rantai pasok dan terimplementasi.
11
PRINSIP # 6
PENERAPAN TRANSPARANSI
(6) MEMILIKI
SISTEM
RANTAI PASOK
YANG MAMPU
TELUSUR
9. Registrasi jumlah produksi
dan penjualan dari produk
bersertifikat ISPO
• Tersedia rekaman pelaporan transaksi produk bersertifikat ISPO
kepada Lembaga Sertifikasi penerbit sertifikat ISPO sebelum
dilakukan pengiriman.
• Saat tersedia sistem IT ISPO maka registrasi dan pelaporan
transaksi harus dilakukan pada sistem IT tersebut sebelum
dilakukan pengiriman
PRINSIP DAN KRITERIA UNTUK PEKEBUN
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR
1. KEPATUHAN TERHADAP PERATURAN DAN
PERUNDANGAN
5 7
2. PENERAPAN PRAKTEK PERKEBUNAN YANG BAIK 11 17
3. PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, SUMBERDAYA
ALAM DAN KEANEKARAGAMAN HAYATI
2 3
4. PENERAPAN TRANSPARANSI 2 5
5. PENINGKATAN USAHA BERKELANJUTAN 1 1
JUMLAH 21 33
PRINSIP # 4
TRANSPARANSI
(2) PENYEDIAAN DATA &
INFORMASI
(1) PENJUALAN DAN
KESEPAKATAN HARGA
TBS
• Memiliki informasi harga TBS
berdasarkan penetapan harga yang
ditetapkan oleh Tim Penetapan Harga
TBS untuk setiap tujuan penjualan
 Tersedia catatan harga TBS dan
realisasi pembelian oleh
perusahaan/pabrik dan tersedia
sumber informasi harga untuk
penetapan harga pembelian TBS
yang dipantau oleh pekebun,
kelompok tani dan/atau koperasi
secara rutin
• Tersedia informasi harga TBS yang dijadikan acuan oleh
pekebun dari pemerintah
 Tersedia catatan harga TBS dan realisasi pembelian
oleh pembeli, perusahaan dan pabrik dan tersedia
sumber informasi harga untuk penetapan harga
pembelian TBS yang dipantau oleh pekebun, kelompok
tani dan/atau koperasi secara rutin
 Tersedia dokumen realisasi penjualan
 Tersedia dokumen perjanjian kerjasama kemitraan
yang ditandatangani kedua pihak dan kepala daerah
kabupaten/provinsi Cq. Kepala Dinas Perkebunan
• SOP Pelayanan Informasi
 Mempunyai dokumen pemberian
informasi kepada pemangku
kepentingan sesuai peraturan
yang berlaku
• Mempunyai dokumen tanggapan
atau pelayanan informasi
terhadap permintaan informasi
dari pemangku kepentingan
• SOP dokumen pelayanan informasi yang terdiri dari
penerimaan permintaan informasi dan tindak lanjut
terhadap permintaan informasi
 Rekaman pemberian informasi kepada pemangku
kepentingan dan tindak lanjut terhadap permintaan
informasi
• Rekaman terhadap tanggapan atau pelayanan informasi
terhadap permintaan informasi dari pemangku
kepentingan
TERIMA KASIH

Contenu connexe

Tendances

Materi pelatihan iso 9001 iso 14001-2015 2018
Materi pelatihan iso 9001 iso 14001-2015 2018Materi pelatihan iso 9001 iso 14001-2015 2018
Materi pelatihan iso 9001 iso 14001-2015 2018KosasihSomantri
 
ISO 37001:2016 Awareness - Oktober 2020
ISO 37001:2016 Awareness - Oktober 2020ISO 37001:2016 Awareness - Oktober 2020
ISO 37001:2016 Awareness - Oktober 2020Ali Fuad R
 
Pengertian novelty dalam disertasi
Pengertian novelty dalam disertasiPengertian novelty dalam disertasi
Pengertian novelty dalam disertasiJunghans Sitorus
 
strategic decision making
 strategic decision making  strategic decision making
strategic decision making Indra Yu
 
Perencanaan Strategis (Strategic Planning)
Perencanaan Strategis (Strategic Planning)Perencanaan Strategis (Strategic Planning)
Perencanaan Strategis (Strategic Planning)Tri Widodo W. UTOMO
 
Manajemen Risiko Berbasis Standar di Lembaga Informasi: Pengenalan SNI ISO 31...
Manajemen Risiko Berbasis Standar di Lembaga Informasi: Pengenalan SNI ISO 31...Manajemen Risiko Berbasis Standar di Lembaga Informasi: Pengenalan SNI ISO 31...
Manajemen Risiko Berbasis Standar di Lembaga Informasi: Pengenalan SNI ISO 31...Muhammad Bahrudin
 
Visi, misi, goal, objective, [recovered]
Visi, misi, goal, objective, [recovered]Visi, misi, goal, objective, [recovered]
Visi, misi, goal, objective, [recovered]Ega Jalaludin
 
Soal Tes Kasus Audit Internal
Soal Tes Kasus Audit Internal Soal Tes Kasus Audit Internal
Soal Tes Kasus Audit Internal Ali Fuad R
 
PERT.2 PERILAKU ORGANISASI
PERT.2 PERILAKU ORGANISASIPERT.2 PERILAKU ORGANISASI
PERT.2 PERILAKU ORGANISASIMira Veranita
 
Cheese Roll - Kelompok 1.pptx
Cheese Roll - Kelompok 1.pptxCheese Roll - Kelompok 1.pptx
Cheese Roll - Kelompok 1.pptxChessyBadriyah
 
Makalah Balanced Scorecard
Makalah Balanced Scorecard Makalah Balanced Scorecard
Makalah Balanced Scorecard Yesica Adicondro
 
Laporan Strategi Perusahaan: Bank Mandiri
Laporan Strategi Perusahaan: Bank MandiriLaporan Strategi Perusahaan: Bank Mandiri
Laporan Strategi Perusahaan: Bank MandiriTIUPH2013
 
Manajemen Mutu (Quality Management)
Manajemen Mutu (Quality Management)Manajemen Mutu (Quality Management)
Manajemen Mutu (Quality Management)Tri Widodo W. UTOMO
 

Tendances (20)

Materi pelatihan iso 9001 iso 14001-2015 2018
Materi pelatihan iso 9001 iso 14001-2015 2018Materi pelatihan iso 9001 iso 14001-2015 2018
Materi pelatihan iso 9001 iso 14001-2015 2018
 
ISO 37001:2016 Awareness - Oktober 2020
ISO 37001:2016 Awareness - Oktober 2020ISO 37001:2016 Awareness - Oktober 2020
ISO 37001:2016 Awareness - Oktober 2020
 
Pengertian novelty dalam disertasi
Pengertian novelty dalam disertasiPengertian novelty dalam disertasi
Pengertian novelty dalam disertasi
 
strategic decision making
 strategic decision making  strategic decision making
strategic decision making
 
Perencanaan Strategis (Strategic Planning)
Perencanaan Strategis (Strategic Planning)Perencanaan Strategis (Strategic Planning)
Perencanaan Strategis (Strategic Planning)
 
Manajemen Risiko Berbasis Standar di Lembaga Informasi: Pengenalan SNI ISO 31...
Manajemen Risiko Berbasis Standar di Lembaga Informasi: Pengenalan SNI ISO 31...Manajemen Risiko Berbasis Standar di Lembaga Informasi: Pengenalan SNI ISO 31...
Manajemen Risiko Berbasis Standar di Lembaga Informasi: Pengenalan SNI ISO 31...
 
Visi, misi, goal, objective, [recovered]
Visi, misi, goal, objective, [recovered]Visi, misi, goal, objective, [recovered]
Visi, misi, goal, objective, [recovered]
 
Soal Tes Kasus Audit Internal
Soal Tes Kasus Audit Internal Soal Tes Kasus Audit Internal
Soal Tes Kasus Audit Internal
 
Pola kemitraan
Pola kemitraanPola kemitraan
Pola kemitraan
 
PERT.2 PERILAKU ORGANISASI
PERT.2 PERILAKU ORGANISASIPERT.2 PERILAKU ORGANISASI
PERT.2 PERILAKU ORGANISASI
 
Manajemen Strategi
Manajemen StrategiManajemen Strategi
Manajemen Strategi
 
Cheese Roll - Kelompok 1.pptx
Cheese Roll - Kelompok 1.pptxCheese Roll - Kelompok 1.pptx
Cheese Roll - Kelompok 1.pptx
 
Makalah Balanced Scorecard
Makalah Balanced Scorecard Makalah Balanced Scorecard
Makalah Balanced Scorecard
 
Laporan Strategi Perusahaan: Bank Mandiri
Laporan Strategi Perusahaan: Bank MandiriLaporan Strategi Perusahaan: Bank Mandiri
Laporan Strategi Perusahaan: Bank Mandiri
 
5 metode perumusan strategi
5 metode perumusan strategi5 metode perumusan strategi
5 metode perumusan strategi
 
Evaluasi kinerja (18 1-07)
Evaluasi kinerja (18 1-07)Evaluasi kinerja (18 1-07)
Evaluasi kinerja (18 1-07)
 
Keamanan pangan
Keamanan panganKeamanan pangan
Keamanan pangan
 
Manajemen Mutu (Quality Management)
Manajemen Mutu (Quality Management)Manajemen Mutu (Quality Management)
Manajemen Mutu (Quality Management)
 
Inovasi Organisasi
Inovasi OrganisasiInovasi Organisasi
Inovasi Organisasi
 
Pasteurisasi
PasteurisasiPasteurisasi
Pasteurisasi
 

Similaire à Rantai Pasok Kelapa Sawit.pdf

Standar pelayanan-sertifikat-kelayakan-pengolahan
Standar pelayanan-sertifikat-kelayakan-pengolahanStandar pelayanan-sertifikat-kelayakan-pengolahan
Standar pelayanan-sertifikat-kelayakan-pengolahanEly John Karimela
 
Izin Penerapan CPPOB - Pendampingan Pelaku Usaha MGS 29 September 2022_HSD.pdf
Izin Penerapan CPPOB - Pendampingan Pelaku Usaha MGS 29 September 2022_HSD.pdfIzin Penerapan CPPOB - Pendampingan Pelaku Usaha MGS 29 September 2022_HSD.pdf
Izin Penerapan CPPOB - Pendampingan Pelaku Usaha MGS 29 September 2022_HSD.pdfSamuelSaMzs2
 
ISCC Supply Chain Model Mass Balance (Presentation Slides for Mills)-indo.ppt
ISCC Supply Chain Model  Mass Balance (Presentation Slides for Mills)-indo.pptISCC Supply Chain Model  Mass Balance (Presentation Slides for Mills)-indo.ppt
ISCC Supply Chain Model Mass Balance (Presentation Slides for Mills)-indo.pptWanZahir3
 
PPT Bu Dir Jatim 07062022 edit.pptx
PPT Bu Dir Jatim 07062022 edit.pptxPPT Bu Dir Jatim 07062022 edit.pptx
PPT Bu Dir Jatim 07062022 edit.pptxssuser50bfe71
 
Manual traceability mampu telusur iso 9001 & iso 22000
Manual traceability   mampu telusur iso 9001 & iso 22000Manual traceability   mampu telusur iso 9001 & iso 22000
Manual traceability mampu telusur iso 9001 & iso 22000modern bakries group
 
Kd 3.11 verifikasi penerapan haccp 2020 pertemuan 2
Kd 3.11 verifikasi penerapan haccp 2020 pertemuan 2Kd 3.11 verifikasi penerapan haccp 2020 pertemuan 2
Kd 3.11 verifikasi penerapan haccp 2020 pertemuan 2Amirotul Khusna
 
Kd 3.11 verifikasi penerapan haccp 2020 pertemuan 2
Kd 3.11 verifikasi penerapan haccp 2020 pertemuan 2Kd 3.11 verifikasi penerapan haccp 2020 pertemuan 2
Kd 3.11 verifikasi penerapan haccp 2020 pertemuan 2Amirotul Khusna
 
PRESENTASI START UP BIDANG KE-FARMASI-AN 2
PRESENTASI START UP BIDANG KE-FARMASI-AN 2PRESENTASI START UP BIDANG KE-FARMASI-AN 2
PRESENTASI START UP BIDANG KE-FARMASI-AN 2ISD
 
Kebijakan Indonesian Sustainable Palm Oil Pekebun 28082023.pptx
Kebijakan Indonesian Sustainable Palm Oil Pekebun 28082023.pptxKebijakan Indonesian Sustainable Palm Oil Pekebun 28082023.pptx
Kebijakan Indonesian Sustainable Palm Oil Pekebun 28082023.pptxFadiahChaeraniTaufik1
 
CONTOH IMPLEMENTASI EIS (1).pptx
CONTOH IMPLEMENTASI EIS (1).pptxCONTOH IMPLEMENTASI EIS (1).pptx
CONTOH IMPLEMENTASI EIS (1).pptxDosSantos31
 
FAQ Ditjen PDS dalam Paparan.pptx
FAQ Ditjen PDS dalam Paparan.pptxFAQ Ditjen PDS dalam Paparan.pptx
FAQ Ditjen PDS dalam Paparan.pptxSlidesJac
 
PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI HALAL DALAM RANGKA MENDUKUNG INFRASTRUKTUR DAN...
PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI HALAL  DALAM RANGKA MENDUKUNG INFRASTRUKTUR DAN...PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI HALAL  DALAM RANGKA MENDUKUNG INFRASTRUKTUR DAN...
PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI HALAL DALAM RANGKA MENDUKUNG INFRASTRUKTUR DAN...SiregarVaio
 
Presentasi solo, 25 februari 2014
Presentasi solo, 25 februari 2014Presentasi solo, 25 februari 2014
Presentasi solo, 25 februari 2014agus_ibnu_hasan
 
Kajian Pasar Fisik Terorganisir KAKAO
Kajian Pasar Fisik Terorganisir KAKAOKajian Pasar Fisik Terorganisir KAKAO
Kajian Pasar Fisik Terorganisir KAKAOIwan Suryadi
 
Materi II Sosialisasi Permen SMPI Serpong 4 Oktober 2017
Materi II Sosialisasi Permen SMPI Serpong 4 Oktober 2017Materi II Sosialisasi Permen SMPI Serpong 4 Oktober 2017
Materi II Sosialisasi Permen SMPI Serpong 4 Oktober 2017direktoratkaminfo
 

Similaire à Rantai Pasok Kelapa Sawit.pdf (20)

Standar pelayanan-sertifikat-kelayakan-pengolahan
Standar pelayanan-sertifikat-kelayakan-pengolahanStandar pelayanan-sertifikat-kelayakan-pengolahan
Standar pelayanan-sertifikat-kelayakan-pengolahan
 
Izin Penerapan CPPOB - Pendampingan Pelaku Usaha MGS 29 September 2022_HSD.pdf
Izin Penerapan CPPOB - Pendampingan Pelaku Usaha MGS 29 September 2022_HSD.pdfIzin Penerapan CPPOB - Pendampingan Pelaku Usaha MGS 29 September 2022_HSD.pdf
Izin Penerapan CPPOB - Pendampingan Pelaku Usaha MGS 29 September 2022_HSD.pdf
 
ISCC Supply Chain Model Mass Balance (Presentation Slides for Mills)-indo.ppt
ISCC Supply Chain Model  Mass Balance (Presentation Slides for Mills)-indo.pptISCC Supply Chain Model  Mass Balance (Presentation Slides for Mills)-indo.ppt
ISCC Supply Chain Model Mass Balance (Presentation Slides for Mills)-indo.ppt
 
PPT Bu Dir Jatim 07062022 edit.pptx
PPT Bu Dir Jatim 07062022 edit.pptxPPT Bu Dir Jatim 07062022 edit.pptx
PPT Bu Dir Jatim 07062022 edit.pptx
 
Manual traceability mampu telusur iso 9001 & iso 22000
Manual traceability   mampu telusur iso 9001 & iso 22000Manual traceability   mampu telusur iso 9001 & iso 22000
Manual traceability mampu telusur iso 9001 & iso 22000
 
Kd 3.11 verifikasi penerapan haccp 2020 pertemuan 2
Kd 3.11 verifikasi penerapan haccp 2020 pertemuan 2Kd 3.11 verifikasi penerapan haccp 2020 pertemuan 2
Kd 3.11 verifikasi penerapan haccp 2020 pertemuan 2
 
Kd 3.11 verifikasi penerapan haccp 2020 pertemuan 2
Kd 3.11 verifikasi penerapan haccp 2020 pertemuan 2Kd 3.11 verifikasi penerapan haccp 2020 pertemuan 2
Kd 3.11 verifikasi penerapan haccp 2020 pertemuan 2
 
PRESENTASI START UP BIDANG KE-FARMASI-AN 2
PRESENTASI START UP BIDANG KE-FARMASI-AN 2PRESENTASI START UP BIDANG KE-FARMASI-AN 2
PRESENTASI START UP BIDANG KE-FARMASI-AN 2
 
Sosialisasi skp
Sosialisasi skpSosialisasi skp
Sosialisasi skp
 
Kebijakan Indonesian Sustainable Palm Oil Pekebun 28082023.pptx
Kebijakan Indonesian Sustainable Palm Oil Pekebun 28082023.pptxKebijakan Indonesian Sustainable Palm Oil Pekebun 28082023.pptx
Kebijakan Indonesian Sustainable Palm Oil Pekebun 28082023.pptx
 
CONTOH IMPLEMENTASI EIS (1).pptx
CONTOH IMPLEMENTASI EIS (1).pptxCONTOH IMPLEMENTASI EIS (1).pptx
CONTOH IMPLEMENTASI EIS (1).pptx
 
FAQ Ditjen PDS dalam Paparan.pptx
FAQ Ditjen PDS dalam Paparan.pptxFAQ Ditjen PDS dalam Paparan.pptx
FAQ Ditjen PDS dalam Paparan.pptx
 
PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI HALAL DALAM RANGKA MENDUKUNG INFRASTRUKTUR DAN...
PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI HALAL  DALAM RANGKA MENDUKUNG INFRASTRUKTUR DAN...PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI HALAL  DALAM RANGKA MENDUKUNG INFRASTRUKTUR DAN...
PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI HALAL DALAM RANGKA MENDUKUNG INFRASTRUKTUR DAN...
 
HACCP (2).pptx
HACCP (2).pptxHACCP (2).pptx
HACCP (2).pptx
 
Presentasi solo, 25 februari 2014
Presentasi solo, 25 februari 2014Presentasi solo, 25 februari 2014
Presentasi solo, 25 februari 2014
 
pengendalian proses
pengendalian prosespengendalian proses
pengendalian proses
 
Kajian Pasar Fisik Terorganisir KAKAO
Kajian Pasar Fisik Terorganisir KAKAOKajian Pasar Fisik Terorganisir KAKAO
Kajian Pasar Fisik Terorganisir KAKAO
 
Pedoman CDAKB.pptx
Pedoman CDAKB.pptxPedoman CDAKB.pptx
Pedoman CDAKB.pptx
 
Presentasi kelompok 4
Presentasi kelompok 4Presentasi kelompok 4
Presentasi kelompok 4
 
Materi II Sosialisasi Permen SMPI Serpong 4 Oktober 2017
Materi II Sosialisasi Permen SMPI Serpong 4 Oktober 2017Materi II Sosialisasi Permen SMPI Serpong 4 Oktober 2017
Materi II Sosialisasi Permen SMPI Serpong 4 Oktober 2017
 

Rantai Pasok Kelapa Sawit.pdf

  • 1. REFRESHMENTISPO RANTAI PASOK KELAPA SAWIT INDONESIA DirektoratJenderal Perkebunan Doris Monica Sari Turnip, STP., M.Si Direktorat Pengolahandan Pemasaran Hasil Perkebunan DITJEN PERKEBUNAN
  • 2. DASAR HUKUM 2 Pasal 24 Sertifikat ISPO paling sedikit menginformasikan tentang: …… g. model rantai pasok Pasal 28 ayat 1 LS ISPO melakukan penilaian rantai pasok dalam rangka menjamin ketelusuran bahan baku tandan buah segar (TBS) yang diolah menjadi minyak sawit (CPO), minyak inti sawit (PKO) dan produk samping PERMENTAN 38 TAHUN 2020 tentang Penyelenggaraan Sertifikasi Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia SISTEM RANTAI PASOK integritas di seluruh tahap mulai bahan baku, pengolahan, transportasi sampai penerimaan akhir.
  • 3. Ruang Lingkup Pasal 29 Jaminan ketertelusuran rantai pasok produk kelapa sawit meliputi: Kebun Pengolahan kelapa sawit Bulking TIPE RANTAI PASOK • MASS BALANCE Bahan baku TBS berasal dari kebun bersertifikat ISPO bercampur dengan TBS yang tidak bersertifikat • SEGREGASI Bahan baku TBS berasal dari kebun bersertifikat ISPO
  • 4. CAKUPAN RANTAI PASOK Kebun PKS Tanki Penyimpanan Pengiriman/ Pengolahan- Refinery Buyer/ Importir/ Konsumen Prinsip 6. Transparansi Kriteria 6.6 SISTEM RANTAI PASOK YANG MAMPU TELUSUR Prinsip 6. P&C Perusahaan Prinsip 4. P&C Pekebun KEMENTAN-HULU KEMENPERIN-HILIR
  • 5. PRINSIP DAN KRITERIA UNTUK PERUSAHAAN PERKEBUNAN NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR 1. KEPATUHAN TERHADAP PERATURAN DAN PERUNDANGAN 10 21 2. PENERAPAN PRAKTEK PERKEBUNAN YANG BAIK 2 36 3. PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, SUMBERDAYA ALAM DAN KEANEKARAGAMAN HAYATI 9 49 4. TANGGUNG JAWAB TERHADAP PEKERJA 6 36 5. TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT 3 9 6. PENERAPAN TRANSPARANSI 6 18 7. PENINGKATAN USAHA BERKELANJUTAN 2 4 JUMLAH 38 173
  • 6. 6 PRINSIP # 6 PENERAPAN TRANSPARANSI (1) SUMBER TBS DIKETAHUI (3) PENERAPAN PENETAPAN HARGA TBS YANG ADIL DAN TRANSPARAN (4) KETERBUKAAN TERHADAP INFORMASI YANG TIDAK BERSIFAT RAHASIA DAN PENANGANAN KELUHAN (5) MEMILKI KOMITMEN UNTUK TIDAK MELAKUKAN TINDAKAN YG DIINDIKASIKAN SUAP (6) MEMILIKI SISTEM RANTAI PASOK YANG MAMPU TELUSUR (2) PERHITUNGAN INDEKS K DAN DATA DUKUNG YANG TRANSPARAN
  • 7. 7 PRINSIP # 6 PENERAPAN TRANSPARANSI (6) MEMILIKI SISTEM RANTAI PASOK YANG MAMPU TELUSUR 1. Menetapkan dan menerapkan model dan sistem rantai pasok 2. Memiliki informasi yang lengkap pada dokumen transaksi pembelian dan penjualan yang sekurang-kurangnya mencakup informasi berikut :  Nama dan alamat penjual, Nama dan alamat pembeli, Tujuan pengiriman, Identifikasi produk diantaranya CPO, PKO, cangkang, dan produk samping lainnya, termasuk kesesuaian model rantai pasok yang diterapkan, Jumlah produk yang dikirim, Jumlah produk yang diterima atau dikirim, Tanggal muat dan pengiriman, Dokumentasi pengiriman/transportasi, nomor sertifikat ISPO, masa berlaku sertifikat ISPO, nomor pengenal unik,  Tersedia bukti penetapan model dan prosedur sistem rantai pasok  Tersedia komitmen yang terdokumentasi tentang penetapan model rantai pasok yang diterapkan oleh PKS dan prosedur terkait penerapan pilihan model tersebut  Tersedia dokumen penanganan ketidasesuaian terhadap klaim dan penyimpangan lain pada produk bersertifikat ISPO dan/atau dokumen terkait • Tersedia dokumen transaksi pembelian yang meliputi perjanjian, nota/tiket timbang, surat pengantar muat, catatan pengiriman barang termasuk surat pengiriman barang • Tersedia dokumen transaksi penjualan meliputi perjanjian, nota/tiket timbang, surat pengantar muat, catatan pengiriman barang termasuk surat pengiriman barang.
  • 8. 8 PRINSIP # 6 PENERAPAN TRANSPARANSI (6) MEMILIKI SISTEM RANTAI PASOK YANG MAMPU TELUSUR 3. Penerapan sistem rantai pasok model segregasi • Tersedia fasilitas yang mendukung pemisahan secara fisik produk bersertifikat dan produk tidak bersertifikat ISPO pada setiap tahapan produksi, pemprosesan penyimpanan dan transportasi pengiriman diseluruh rantai pasok. • Tersedia rekaman pembilasan fasilitas pada saat perubahan model rantai pasok dan rekaman pemisahan produk tidak bersertifikat ISPO. • Tersedia SOP tindak lanjut penanganan produk yang terkontaminasi • Tersedia dokumen yang membuktikan pemisahan secara fisik pada fasilitas penyimpanan, proses dan transportasi. 2.9 PENERIMAAN TBS DI UNIT PENGOLAHAN KELAPA SAWIT 2.10 PENGOLAHAN TBS
  • 9. 9 PRINSIP # 6 PENERAPAN TRANSPARANSI (6) MEMILIKI SISTEM RANTAI PASOK YANG MAMPU TELUSUR 4. Penerapan sistem rantai pasok mass balance • Tersedia data produk bersertifikat ISPO yang dijual dan dibeli, mencakup informasi: (a) daftar pemasok, (b) catatan masuk bahan, (c) catatan produksi, (d) catatan penyimpanan, (e) catatan pengiriman, (f) daftar pembeli. • Tersedia data pemastian (verifikasi/validasi) jumlah produk bersertifikat ISPO tidak melebihi jumlah yang ada dalam sertifikat. • Apabila menggunakan sistem pencatatan transaksi harian (continous acconting system), tersedia laporan rekonsiliasi periodik dengan ketentuan: (a) monitoring secara harian (realtime), (b) jumlah produk bersertifikat ISPO yang dikirim kepada pelanggan dari pabrik tidak melebihi jumlah yang diproduksi dalam basis pencatatan harian, (c) produk yang diproduksi selama masa pembekuan, tidak dapat berstatus sebagai produk bersertifikat ISPO. • Apabila menggunakan sistem pencatatan transaksi berkala (fix inventory period), tersedia laporan rekonsiliasi maksimal periodik 3 (tiga) bulanan dengan ketentuan: (a) jumlah volume / berat dari produk bersertifikat ISPO masuk dan keluar seimbang, (b) pada akhir periode rekonsiliasi tidak terdapat stok negatif untuk produk bersertifikat ISPO, (c) jika terjadi pendataan berlebih pada akhir periode rekonsiliasi, kredit yang tidak digunakan dapat dialihkan dan dicatat untuk periode rekonsiliasi berikutnya selama sertifikat ISPO berlaku 2.9 PENERIMAAN TBS DI UNIT PENGOLAHAN KELAPA SAWIT 2.10 PENGOLAHAN TBS
  • 10. 10 PRINSIP # 6 PENERAPAN TRANSPARANSI (6) MEMILIKI SISTEM RANTAI PASOK YANG MAMPU TELUSUR 5. Memiliki mekanisme pengendalian kegiatan yang dialihdayakan 6. Memiliki mekanisme pengendalian rekaman sistem rantai pasok yang diimplementasikan dan tetap tersedia sampai setidaknya dalam kurun waktu 5 (lima) tahun 7. Memiliki personel yang kompeten dalam penerapan dan pemeliharaan sistem rantai pasok. 8. Memiliki infrastruktur yang memadai dalam penerapan dan pemeliharaan sistem rantai pasok.  Tersedia SOP pengendalian kegiatan yang dialihdayakan.  Tersedia dokumen kesepakatan/ kontrak yang melingkupi kegiatan yang dialihdayakan dengan semua kontraktor yang melakukan penanganan fisik produk bersertifikat ISPO, status kepemilikan material.  Tersedia dokumen sosialisasi sistem rantai pasok ISPO kepada kontraktor. • Tersedia SOP pengendalian catatan. • Tersedia rekaman rantai pasok yang disimpan paling sedikit 5 (lima) tahun.  Tersedia kriteria persyaratan kompetensi dan daftar personil yang terlibat dalam sistem rantai pasok ISPO.  Tersedia rencana kebutuhan pelatihan personil  Tersedia realisasi pelatihan personil  Tersedia evaluasi hasil pelatihan • Tersedia layout kapasitas penyimpanan produk bersertifikat ISPO sesuai kapasitas produksi. • Tersedia infrastruktur timbangan yang telah di tera/kalibrasi • Tersedia sistem manajemen informasi yang mendukung sistem rantai pasok dan terimplementasi.
  • 11. 11 PRINSIP # 6 PENERAPAN TRANSPARANSI (6) MEMILIKI SISTEM RANTAI PASOK YANG MAMPU TELUSUR 9. Registrasi jumlah produksi dan penjualan dari produk bersertifikat ISPO • Tersedia rekaman pelaporan transaksi produk bersertifikat ISPO kepada Lembaga Sertifikasi penerbit sertifikat ISPO sebelum dilakukan pengiriman. • Saat tersedia sistem IT ISPO maka registrasi dan pelaporan transaksi harus dilakukan pada sistem IT tersebut sebelum dilakukan pengiriman
  • 12. PRINSIP DAN KRITERIA UNTUK PEKEBUN NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR 1. KEPATUHAN TERHADAP PERATURAN DAN PERUNDANGAN 5 7 2. PENERAPAN PRAKTEK PERKEBUNAN YANG BAIK 11 17 3. PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, SUMBERDAYA ALAM DAN KEANEKARAGAMAN HAYATI 2 3 4. PENERAPAN TRANSPARANSI 2 5 5. PENINGKATAN USAHA BERKELANJUTAN 1 1 JUMLAH 21 33
  • 13. PRINSIP # 4 TRANSPARANSI (2) PENYEDIAAN DATA & INFORMASI (1) PENJUALAN DAN KESEPAKATAN HARGA TBS • Memiliki informasi harga TBS berdasarkan penetapan harga yang ditetapkan oleh Tim Penetapan Harga TBS untuk setiap tujuan penjualan  Tersedia catatan harga TBS dan realisasi pembelian oleh perusahaan/pabrik dan tersedia sumber informasi harga untuk penetapan harga pembelian TBS yang dipantau oleh pekebun, kelompok tani dan/atau koperasi secara rutin • Tersedia informasi harga TBS yang dijadikan acuan oleh pekebun dari pemerintah  Tersedia catatan harga TBS dan realisasi pembelian oleh pembeli, perusahaan dan pabrik dan tersedia sumber informasi harga untuk penetapan harga pembelian TBS yang dipantau oleh pekebun, kelompok tani dan/atau koperasi secara rutin  Tersedia dokumen realisasi penjualan  Tersedia dokumen perjanjian kerjasama kemitraan yang ditandatangani kedua pihak dan kepala daerah kabupaten/provinsi Cq. Kepala Dinas Perkebunan • SOP Pelayanan Informasi  Mempunyai dokumen pemberian informasi kepada pemangku kepentingan sesuai peraturan yang berlaku • Mempunyai dokumen tanggapan atau pelayanan informasi terhadap permintaan informasi dari pemangku kepentingan • SOP dokumen pelayanan informasi yang terdiri dari penerimaan permintaan informasi dan tindak lanjut terhadap permintaan informasi  Rekaman pemberian informasi kepada pemangku kepentingan dan tindak lanjut terhadap permintaan informasi • Rekaman terhadap tanggapan atau pelayanan informasi terhadap permintaan informasi dari pemangku kepentingan