1. Laporan keuangan menganalisis sumber pendanaan perusahaan, termasuk kewajiban jangka panjang seperti obligasi dan utang, serta sewa guna usaha.
2. Ada dua jenis sewa guna usaha berdasarkan siapa yang menerima manfaat dan resiko kepemilikan aktiva: sewa guna usaha modal dan sewa guna usaha operasi.
3. Analisis kewajiban perlu mempertimbangkan batasan-batasan dalam perjanjian utang yang dimaksudkan untuk
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
1. 1 | P a g e
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
I. PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Perusahaan memerlukan pendanaan untuk menjalankan rencana bisnisnya.
Dalam hal ini perusahaan memerlukan perencanaan untuk membeli bahan baku untuk
produksi, membayar pegawainya , mengakuisisi perusahaan dan teknologi
komplementer, dan untuk penelitian dan pengembangan aktivitas pendanaan
(financing activities) adalah metode yang digunakan perusahaan untuk mendapatkan
uang untuk membayar kebutuhan- kebutuhan tersebut. Karena ukuran dan potensinya
untuk penentuan kesuksesan atau kegagalan perusahaan, perusahaan berhati-hati dalam
perolehan dan pengelolaan sumber daya keuangan
Terdapat dua sumber utama pendanaan eksternal-investor ekuitas ( disebut juga
pemilik atau pemegang saham) dan kreditor (pemberi pinjaman). Keputusan tentang
komposisi aktivitas pendanaan tergantung pada kondisi dipasar keuangan. Pasar
keuangan merupakan sumber potensial untuk pendanaan. Perusahaan
mempertimbangkan beberapa hal dalam mencari pasar keuangan , meliputi jumlah
pendanaan yang diperlukan, sumber pendanaan (pemilik atau kreditor), waktu
pembayaran kembali, dan struktur perjanjian pendanaan. Keputusan atas hal-hal tersebut
menentukan struktur organisasi perusahaan , memenuhi pertumbuhannya, memenuhi
eksposur terhadap resiko, dan menentukan kekuatan pihak luar dalam keputusan bisnis.
Investor ekuitas merupakan sumber utama pendanaan. Investor menyediakan
pendanaan dengan harapan untuk mendapatkan pengembalian atas investasi mereka,
setelah mempertimbangakan pengembalian yang diharapkan (expected return) dan
resiko pengembalian(return) adalah bagian investor ekuitas atas laba perusahaan dalam
bentuk distribusi laba atau reivestasi laba. Distribusi laba (earning distribution) adalah
pembayaran dividen kepada pemegang saham. Dividen dapat dibayar langsung dalam
bentuk tunai atau dividen saham. Atau secara tidak langsung melalui pembelian kembali
saham. Pembayaran dividen (dividen payout) mengacu pada proporsi laba yang
didistribusikan, yang sering dinyatakan dalam ratio atau presentase yaitu ratio
2. 2 | P a g e
pembayaran dividen ( dividen payout ratio) Reinvestasi laba (earnings reinvesment)
atau laba ditahan mengacu pada penahanan laba dalam perusahaan untuk digunakan
dalam bisnis perusahaan ; yang disebut pula pendanaan internal (internal financing).
Reinvestasi laba sering diukur dengan ratio penahanan. Ratio laba ditahan (earning
retention ratio) mencerminkan proporsi laba ditahan, yang didevinisikan sebagai satu
dikurangi dividen payaout ratio. Reinvestasi laba juga diukur dengan pertumbuhan
ekuitas. Earning retention ratio .
Pendanaan ekuitas dapat berupa uang tunai atau aktiva atau jasa yang
dikontribusikan kepada perusahaan sebagai penukaran saham. Penawaran saham prifat
biasanya melibatkan penjualan kepada satu atau lebih individu atau organisasi.
penawaran saham publik berbiya terbesar termasuk pemenuhan peraturan pemerintah,
peryaratan pencatatan dibursa, dan komisi untuk agen penjual. Manfaat utama
penawaran saham publik adalah untuk mendapatkan dana dalam jumlah besar untuk
aktivitas bisnis.
Perusahaan juga memperoleh pendanaan dari kreditor. Terdapat dua jenis keditor
(1) kreditor utang, yang secara langsung meminjamkan uang kepada perusahaan , dan
(2) kreditor operasi, yang meminjamkan uang kepada perusahaan sebagai bagian dari
operasinya pendanaan utang sering terjadi melalui pinjaman (loan) atau melalui
penerbitan efek seperti obligasi pemberi utang meliputi bank, lembaga keuangan bukan
bank. Keditur opeasi meliputi pemasok, karyawan, pemerintah, dan pihak lainnya yang
meminjamkan uang kepada perusahaan. Pendanaan kreditur berbeda dengan pendanaan
ekuitas yang umumnya mensyaratkan pembayaran bunga pada tertentu. Bunga tidak
selalu dinyatakan dalam kontak tesebut, melainkan secara ilmplisit
II. PEMBAHASAN
A. KEWAJIBAN
Aktivitas bisnis didanai dengan kewajiban atau ekuitas atau keduanya.
Kewajiban merupakan untang untuk mendapatkan pendanaan yang membutuhkan
3. 3 | P a g e
pembayaran dimasa depan dalam bentuk uang, jasa,atau aktiva lainya. Kewajiban
(liabilities)merupakan klaim pihak luar atas aktiva dan sumber
KEWAJIBAN TAK LANCAR
Kewajiban tak lancar (atau jangka panjang) merupakan kewajiban yang tidak
jatuh tempo dalam waktu satu tahun atau satu siklus operasi, mana yang lebih panjang
kewajiban ini meliputi pinjaman obligasi, utang, dan wesel bayar. Kewajiban tak lancer
beragam bentuknya, dan penilaian serta pengukuranya memerlukan pengungkapan atas
seluruh batasan , dan ketentuan. Pengungkapan meliputi ingkat bunga, tanggal jatuh
tempo dan konversi, fitur penarikan, dan provisi subordinasi. Pengungkapan meliputi
pula jaminan persyaratan penyisihan dana pelunasan dan provisi kredit berulang.
Perusahaan harus mengungkapkan default atau provisi kewajiban termasuk untuk bunga
dan pembayaran pokok.
Obligasi merupakan bentuk kewajiban tak lancar yang umum. Nilai nominal
obligasi bersama tingkat kuponnya merupakan bunga tunai yag dibayarkan atas obligasi
tersebut. Penerbit obligasi kadangkala menjual obligasi pada harga dibawah nilai
nominal (diskon) atau diatas nilai nominal (premium) diskon atau premium
mencerminkan penyesuain atas harga obligasi untuk menghasilkan tingkat
pengembalian yang diminta pasar (marke,t required rate of return). Diskont diamortisasi
sepanjang umur obligasi dan menaikan tingkat bunga efektif yang dibayar oleh
peminjam. Sebaliknya premium juga diamortisasi namun menurunkan tingkat bunga
efektif. Kewajiban tanpa bunga (non interest-bearing obligation), atau utang dengan
tingkat bunga yang tidak masuk akal, dicatat pada jumlah yang mencerminkan
penerapan tingkat bunga yang wajar. Hal ini tidak saja dapat menyajikan utang pada
jumlah yang dapat diperbandingkat dengan utang yang bertingkat bunga (interest
bearing debt) lainnya, namun juga menyediakan perhitungan beban bunga yang realistis.
Jika utang timbul dari perolehan aktiva, perhitungan ini membantu meyakinkan bahwa
kativa tersebut dibebani dengan biaaya yang wajar.
Penerbit obligasi menawarkan beragam insentif untuk mempromosikan
penjualan obligasi dan mengurangi tingkat bunga yang diminta. Promosi ini meliputi
fitur konversi dan waran untuk membeli saham perusahaan penerbit obligas. Perusahaan
4. 4 | P a g e
dapat menawarkan insentif bagi bagi pemegang obligasi konversi untuk menjalankan
hak konversi obligasi mejedi efek ekuitas. Ini disebut sebagai pemanis utang
konversi(konvertable debt sweetenr. Perusahaan disyaratkan untuk mengakui insentif
konversi ini sebagai beban dan tidak diperbolehkan untuk melaporkanya sebagai pos
luar biasa
Kewajiban yang umum lainnya adalah komitmen pembelian. Perusahaan
seringkali sepakak untuk membeli persediaan brbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun
dimuka. Komitmen seperti ini memerlukan pengungkapan jika kewajinan pembelian
tanpa syarat ini menyediakan pendanaan bagi untuk pemasok dan tidak diakuai dalam
neraca pembeli. Untuk kewajiban pembelian yang diaki dalam neraca, perusahaan
pembli harus mengngkapkan pembayaran tiap-tiap tahun selama lima tahun kedepan
Pengungkapan juga disyaratkan untuk pembayaran di masa depan untuk utang
jangka panjang dan untuk saham yang dibeli kembali. Pengungkapan ini meliputi: (1)
tanggal jatuh tempo dan persyaratan pencadangan dana pelunasan(singking funds) (2)
peryaratan pelunasan tiap-tiap tahun seama lima tahun ke depan
ANALISIS KEWAJIBAN
Karena kewajuban merupakan klaim terhadap perusahaan, kita memerlukan
keyakinan bahwa perusahaan mencatatnya. Pencatatan ini meliputi jmlah dan tanggal
jatuh tempo,termasuk kondisi, halangan, dan batasan yang diberlakukan pada
perusahaan. Kita perlu mengakui bahwa banyak preusan berusaha untk mengurangi
jumlah kewajiban yang dilaporkan dalam laboran keuangan. Kita juga mengakui bahwa
kewajiban tetentu lebih mudah salah diklasifikasikan atau dijelaskan secara tidak
memadai
Auditor merpakan salah satu sumber keyakinan dalam identifikasi dan
pengukuran kewajiban. Auditor menggunakan teknik sepeti konfirmasi langsung,
melakukan tela atau rotulen rapat, membaca kontrak perjanjian, serta bertanya pada
pihak-pihak yang memahami kewajiban preusan untuk meyakinkan diri mereka bahwa
preusan mencatat seluruh kewajibannya. Sumber keyakinan lain hádala akuntansi
berpasangan atau ayat berganda (double entry acounting) yang menyaratka adanya
5. 5 | P a g e
jornal penyeimbang antara perolehan aktiva, sumber daya atau beban dnga kewajiban
atau pembebanan sumber daya. Namu demikian tidak terdapat keharusan penjurnalan
untuk sebagain besar komitmen dan kewajiban kontinjen. Dalam kasus ini analisis kita
seringkali harus didasarkan pada pencatatan atas laoparan keuangan dan pada komentar
manejemen dalam laporan tahuan, serta dokumen-dokumen terkait. Keakuratan dan
kewajaran jumlah utang dapat dicek dengan merekonsiliasi jumlah utang denga
pengungkapan jumlah bunga dan pembayaran bunga. Setiap perbedaan yang tidak dapat
dijelaskan memerlukan analisis lebih lanjut atau memerlukan penjelasan manajmen. Jira
kewajiban dinyatakan lebih rendah dari seharusnya, kita harus mewaspadai penyajian
laba lebih tinggi dari yang seharusnya karena beban yang lebih rendah atau
ditangguhkan.
PEMBATASAN KEWAJIBAN BERDASARKAN AKUNTANSI
Apakah semua obligasi menawarkan tingkat keamanaan yang sama pada
pemegang obligasi untuk melindungi investasi mereka? Apakah seluruh obligasi
beresiko sama? Bagaimana kita memilih diantara obligasi yang memiliki skedul
pembayaran dan tingkat bunga kupon yang sama? Penelitian analisis kewajiban
menyediakan atas petanyaan-petanyaan tersebut. Obligasi tidak beresiko sama dan
factor penting resiko terkait dengan adanya pembatasan dalam pejanjian utang. Kreditor
menerapkan pembatasan (atau persyaratan) untuk melindungi investasi mereka.
Pembatasan ini sringkali mengakibatkan perilaku manajemen yang dapat merugikan
kreditor. Pelanggaran atas pembatasan tersebut biasanya mengakibatkan kegagalan
teknis (tecnikal default) yang menjadi dasar bagi kreditur untuk meminta pembayaran
segera. Batasan kewajiban ini dapat mengurangi resiko kredito. Batasan dalam tindakan
manjemen beragam bentuknya, termasuk:
1. Batasan distribuís dividen
2. Batasan modal kerja
3. Batasan debt to equity
4. Klaim yang didahlukan atas aktiva
5. Batasan prolehan dan penghentian investasi
6. 6 | P a g e
6. Batasan perolehan utang
Persyaratan tersebut membatasi penggunaan aktiva digan menahan kemampuan
manajemen untuk mendistribusikan aktiva lepada pemgang saham baru dan pemegang
saham sekarang, atau kreditor baru. Rincian batasan ini sering tersedia dalam prospektus
kewajiban, dalam laboran tahuan, preusan dalam laboran SEC dan dalam berbagai jasa
informasi kreditor. Banyak batasan berbentuk batasan akuntansi sebagai contoh
pembatasan pembayaran dividen sering dinyatakan dalam bentuk jumlah laba ditahan
minimum yang harus dimiliki perusahaan. Dengan demikian pemilihan dan penerapan
prosedur akuntansi untuk dipengaruhi oleh adanya batasan-batasan kewajiban.
B. SEWA GUNA USAHA
Sewa guna usaha merupakan bentuk pendanaan yang popular, khususnya dalam
beberapa industri tertentu. Sewa guna usaha (lease) merupakan perjanjian kontraktual
antara pemilik (lessor) dan penyewa ( lessee). Perjanjian tesebut memberi hak lepada
lessee untk menggunakan aktiva yang dimiliki oleh lessor, selama masa sewa guna
usaha. Sebagai imbalannya lessee membayar sewa ayang disebut pembayaran sewa
guna usaha minimum (minimum lease payment- MLP). Perjanjian mewajibkan lessee
untuk membayar selama periode yang ditntukan. Kontak sewa guna usaha dapat rumit
dan bervariasi dalam masa sewa guna usaha, transfer kepemilikan dan penghentian awal
, beberapa sewa guna usaha merupakan perpanjangan kontraknya mirip dengan
penjualan langsung danzan rencana pendanaan, seperti sewa guna usaha bangunan
selama 50 tahundengan transfer kepemilikan secara otomatis pada akhir masa swa guna
usaha
Dua metode alternatif untuk akuntansi sewa guna usaha mencerminkan
perbedaan dalam kontrak sewa guna usaha yang mengalihkan manfaat dan resiko
kepemilikan secara substancial dicatat sebagai perolehan aktiva dan menimbulkan
kewajiban bagi lessee sama halnya bagi lessor yang mencatat sewa guna usaha tesebut
sebagai penjualan dan transaksi pendanaan. Jenis sewa guna usaha ini disebut sewa
guna usaha modal (capital lease). Sewa guna usaha lainnya dicatat sebagai sewa guna
7. 7 | P a g e
usaha operasi (operating lease). Dalam hal operating lease, lessee lessor mencatat MLP
sbagai bahan (pendapatan ) sewa.
Lessee sering mengatur sebuah sewa guna usaha agar dapat dicatat sebagai
operating lease walaupun karakteristik ekonominya lebih dekat pada capital lease.
Dengan cara tesebut lessee melakukan pendanaan di luar neraca (off balance financing).
Pendanaan di luar neraca mengacu pada kenyataan bahwa dalam operating lease, aktiva
sewa guna usaha maupun kewajiban yang terkait tidak tercatat dalam neraca, walaupun
banyak manfaat dan resiko kepemilikan yang ditransfer kepada lessee. Keputusan untuk
mencatat sewa guna usaha sebagai capital lease atau capital lease dapat berpengaruh
secara signifikan terhadap laporan keuangan. Analisis harus hati-hati untuk mempelajari
karakteristik ekonomi sewa guna usaha perusahaan dan mengklasifikasikan ulang bila
perlu
Sewa guna usaha meningkat frekwensi maupun besaranya. Diperkirakan bahwa
hampir sepertiga pendanaaan aktiva pabrik bebentuk sewa guna usaha. Sewa guna usaha
merupakan bentuk pendanaan utama dalam industri rite, penerbangan dan kereta api.
Pendanaan sewa guna usaha untuk menngkatkan penjualan dengan menyediakan
pendanaan bagi pembeli. Pendapatan bunga dari sewa guna usaha seingkali menjadi
sumber pendapatan utama bagi penjual tersebut. Disisi lain sewa guna usaha merupakan
cara yang nyaman bagi pembeli untuk mendanai pembelian aktivanya. Pajak juga
menjadi pertimbangan dalam sewa guna usaha. Pembayaran pajak. Pembayaran pajak
secara keseluruhan dapat dikurangi jika kepemilikan berada dipihak dalam golongan
pajak (tax bracket) yang lebih tinggi. Terlebih lagi sebagaimana dijelaskan, sewa guna
usaha dapat menjadi sumber pendanan diluar neraca. Sewa guna usaha yang digunakan
dengan cara ini disebut mempercantik (window-dress) laporan keuangan.
Pembahasan pendanaan sewa guna usaha bagi lessee dimulai dari penjelasan
klasifikasi sewa guna usaha terhadap laporan laba rugi dan neraca. Selanjutnya adalah
analisis pengungkapan sewa guna usaha dengan mengacu pada pengungkapan oleh
best buy . Kemudian disediakan metode untuk mengklasifikasi ulang operating lease
menjadi capital lease bila karakteristik ekonomi mendukungnya.
8. 8 | P a g e
AKUNTANSI DAN PELAPORAN SEWA GUNA USAHA
Klasifikasi dan pelaporan sewa guna usaha
lessee mengklasifikasikan dan mencatat sewa guna usaha sebagai capital lease
jika pada asaat terjadinya, transaksi tersebut memenuhi minimal dari satu empat kriteria
sebagai berikut: (1) terdapat transfer kepemilikan pada lessee pada saat akhir masa sewa
guna usaha, (2) terdapat opsi untuk membeli aktiva dengan harga yang lebih murah
(bagain price) (3) asa sewa guna usaha 75% atau lebih dari estimasi umur ekonomis
aktiva; atau (4) nilai sekarang pembayaran sewa dan pembayaran sewa guna usaha
minimum lainya sebesar 90% atau lebih dari nilai wajar aktiva dikurangi dengan kredit
pajak investasi yang ditahan oleh lessor. Sewa guna dapat diklasifikasikan sebagai
operating lease bila tidak satu pun kriteria tersebut terpenuhi. Kriteria klasifikasi tanpak
menyeluruh kondisi (4) khususnya sulit dihindari. Walaupun demikian peusahaan
sering mengatur sewa guna usaha scara efektif sehingg dapat diklasifikasikan sebagai
operating lease.
Jika sewa guna usaha diklasifikasikan sebagai capital lease mencatatnya (baik
aktiva maupun kewajiban) sejumlah nilai sekarang MLP selama masa sewa guna usaha
tidak termasuk biaya administrasi seperti asuransi, perawatan, dan pajak yang dibayar
lessor yang termasuk dalam MLP. Aktiva sewa guna usaha harus disusutkan selama
masa sewa guna usaha dengan cara yang konsisten dan kebijakan penyusutan lease
yang normal, tetapi jika sewa harga murah, maka penyusutan dihitung selama estimasi
umur ekonomis. Dalam akuntansi opeating lease, lessee mencatat sewa sebagai beban
saat terjadinya.
ANALISIS SEWA GUNA USAHA
Bagian ini melihat dampak operating lease dengan capital lease terhadap
analisis laporan keuangan. Bagian ini memberikan petunjuk yang spesifik tentang
bagaimana menyesaikan laporan keuangan untuk operating lease yang seharusnya
dicatat sebagai capital lease.
9. 9 | P a g e
DAMPAK OPERATING LEASE
Walaupun standar akuntansi memperbolehkan metode alternatif untuk
mencerminkan perbedaan ekonomi yang mendasar tansaksi sewa guna usaha, pilihan ini
sangat sering disalahgunakan oleh lessee yang menstrkturkan kontrak sewa guna usaha
sehingga mereka dapat menggunakan metode operating lease.praktek ini mengurangi
manfaat laporan keuangan. Terlebih lagi praporsi capital lease terhadap operating lease
beragam antara satu perusahaan dengan perusahan yang lain.
Insentif bagi lessee untuk menstrukturkan sewa guna sebagai operating lease
tekait dengan dampak operating lease terhadap neraca dengan laporan laba rugi .
ringkasan dampak terhadap laporan keuangan ini adalah sebagai berikut:
(1.) Operating lease menyajikan kewajiban lebih rendah dari seharusnya dengan
tidak menyajikan pendanaan sewa guna usaha dalam neraca.
(2.) Operating lease menyajikan aktiva lebih rendah dari seharusnya
(3.) Operating lease menunda pengakuan pengakuan beban dibandingkan dengan
capital lease
(4.) Operating lease menyajikan kewajiban lancar lebih rendah dari seharusnya
engan tidak menyajikan porsi pembayaran pokok yang jatuh tempo dalam waktu
satu tahun dalam neraca.
(5.) Operating lease memasukan bunga dalam beban sewa .dengan demikian
operating lease melebih sajikan laba operasi dan beban bunga.
KONVERSI OPERATING LEASE MENJADI CAPITAL LEASE
Bagian ini menyediakan metode untuk mengkonversi operating lease menjadi
capital lease, dengan menggunakan data dalam catatan sewa guna usaha best buy. Perlu
ditekankan bahwa metode ini menydiakan estimasi yang masuk akal. Bukan perhitungan
pasti atas seluruh dampak reklasifikasi sewa guna usaha terhadap laporan keuangan.
Langkah pertama menilai adalah menilai apakah klasifikasi operating lease
masuk akal. Untuk melakukan hal tersebut, kita harus memperkirakan periode setelah
lima tahun, yang diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan berjudul tahun-
10. 10 | P a g e
tahun selanjutnya dalam catatan best buy tahun , kita bagi MLP tahun selanjutnya
dengan MLP tahun lalu yang dilaporkan secara terpisah. Untuk best buy, kita bagi total
MLP tahun - tahun selanjutnya sebesar $2,282 miliar (untuk opeating lease tahun 2001)
dengan MLP yang dilaporkan tahun 2006 sebesar 289 juta dengan hasil 7,9 tahun
setelah tahun 2002. tambahkan angka ini dengan lima tahun yang telah dilaporkan, maka
kita mendapatkan estimasi sisa sewa guna usaha sekitar 13 tahun. Berdasrkan hasil ini
kita perlu mengklasifikasikan ulang operating lease menjadi capital lease dengan
petimbangan bahwa komitmen selama 13 tahun untuk operaing lease adalah terlalu
panjang. Jika periode sewa guna usaha yang tersisa dipandang signifikan, kita perlu
mengapitalisasi operating lease.
Untuk mengonversi operating lease menjadi capital lease, kita memerlukan
estimasi nilai sekarang kewajiban operating lease best buy.proses ini dimulai dengan
estimasi tingkat bunga yang akan kita gunakan untuk mendiskontokan proyeksi
pembayaran sewa guna usaha. Menentukan tingkat bunga operating lease merupakan
tantangan. Terdapat dua masalah saat mencari tingkat bunga capital lease dari
pengungkapan. Pertama tidaklah mungkin untuk menggunakan cara ini untuk
perusahaan yang tidak melaporkan rincian capital lease. Dalam kasus tersebut kita perlu
menntukan imbal hasil(yield) utang jangka panjang perusahaan atau utang dengan
profilrisiko Yang sama dan kemudian menggunaknya dengan informasi tingkat bunga
operating lease. Masalah kedua timbul jika tingkat bunga capital lease dan operating
lease berbeda (dapat terjadi saat operting lease dan capital lease disepakati pada waktu
yang berbeda saat tingkat bunga berbeda). Dalam skenario ini kita perlu untuk
melakukan penyesuain atas tingkat bunga capital lease agar lebih mencerminkan tingkat
bunga operating lease.
Utang jangka panjang best buy saat ini tidak dijamin dan bertingkat bunga
sekitar 9% karena sewa guna usaha merupakan pinjaman yang dijamin, tingkat
bunganya mungkin tidak jauh lebih tinggi.
Langkah selanjutnya dalam analisis kita adalah menghitung nilai aktiva sewa
guna usaha. Ingat bahwa nilai aktiva capital lease selalu lebih rendah dari kewajibannya
tetapi seberapa rendah sulit untuk diperkirakan karena hal tersebut bergantung pada
lamanya masa sewa guna usaha, umur ekonomis aktiva, dan kebijakan penyusutan
11. 11 | P a g e
lessee. Dengan demikian untuk analisis operating lease kita asumsikan nilai aktiva sewa
guna sama dengan estimasi kewajiban sewa guna usaha dengan sisa masa sewa guna
usaha untuk best buy,
Setelah kita menentukan kewajiban dan aktiva sewa guna usaha kita seharusnya
mengestimasi dampak reklasifikasi sewa guna usaha pada laba yang dilaporkan.
Terdapat dua beban terkait dengan capital lease – bunga dan penyusutan beban bunga
dihitung dari perkalian tingkat bunga dan nilai sekarang sewa guna usaha ( kewajiban
sewa guna usaha)
C. IMBALAN PASCAPENSIUN
Pemberi kerja sering menyediakan imbalan bagi pekerja pasca pension. Terdapat
dua bentuk imbalan pascapensiun (postretirement benefit) ini:
1) Imbalan Pensiun (pension benefit)
Akuntansi pensiun mensyaratkan pemahaman ekonomi yang mendasari transaksi
dan peristiwa pensiun. Sifat transaksi dan peristiwa pensiun dan ekonomi yang
mendasari akuntansi pension yaitu:
Sifat Kewajiban Pensiun
Perusahaan memformalkan komitmen pensiun dalam bentuk program pension.
Program pension (pension plan) merupakan janji pemberi kerja untuk
menyediakan imbalan pensiun bagi pekerja, dan perjanjian tersebut melibatkan
tiga pihak: pemberi kerja, yang memberikan kontribusi pada program pension;
pekerja yang menerima imbalan dan dana pension. Dana pensiun (pension fund)
terpisah dari pemberi kerja dan diadministrasikan oleh pihak yang ditunjuk.
(trustee)
Program pension dapat dibagi dalam dua kategori utama:
1. Program pensiun imbalan pasti (defined benefid)
2. Program iuran pasti (defined contribution)
12. 12 | P a g e
Elemen-elemen Proses Pensiun
Pemberi Dana Pekerja
Kerja Pensiun
Kontribusi Manfaat
(Pembagian)
Investasi dan hasil investasi
Ekonomi Akuntansi Pensiun
Kewajiban Pensiun
Dijelaskan dua definisi alternative untuk kewajiban pension:
1. Akumulasi kewajiban imbalan (accumulated benefit obligation-ABO)
2. Proyeksi kewajiban imbalan (projected benefid obligation- PBO)
Aktiva Pensiun dan Status Pendanaan
Status pendanaan adalah selisih antara nilai aktiva program dari PBO
Biaya Pensiun
Biaya pensiun ekonomi (economic pension cost) atau beban merupakan biaya
bersih yang timbul dari perubahan posisi ekonomi bersih selama periode
bersangkutan.
Artikulasi Biaya Pensiun dan Status Pendanaan
Artikulasi biaya pension ekonomi muncul dari hubungan antara neraca, laporan
laba rugi, dan laporan arus kas yang terdapat dalam akuntansi akrual.
Ketentuan Akuntansi Pensiun
Kerangka akuntansi pension diatur dalam SFAS 87 (sebagai catatan, SFAS 132
mengubah ketentuan pengungkapan pensiun namun tidak mengubah kerangka
13. 13 | P a g e
akuntansinya. Fokus SFAS 87 adalah tercapainya ukuran biaya pension yang
stabil dan permanent.
2) Imbalan Pascapensiun Lainnya (other postretirement employee benefit-OPEB)
Imbalan Pascapensiun Lainnya (other postretirement employee benefit-OPEB)
merupakan imbalan yang diberikan oleh pemberi kerja kepada pensiunan dan
anggota keluarganya.
Ciri-Ciri Akuntansi OPEB
Ciri-ciri dasar akuntansi pension digunakan dalam akuntansi OPEB meliputi:
Pelaporan biaya bersih (net cost reporting)
Pengakuan yang ditundah (delayed recognition)
Saling hapus (offsetting)
Kewajiban dan Biaya OPEB
Kewajiba pemberi kerja dalam SFAS 106 disebut akumulasi kewajiban imbalan
pasca pension (accumulated benefid obligation –APBO)
Biaya OPEB yang dilaporkan meliputi komponen-komponen sbb:
Biaya jasa
Biaya bunga
Amortisasi keuntungan dan kerugian bersih
Amortisasi biaya jasa lalu
Mortisasi kewajiban transisi
Pengembalian yang diharapkan atas aktiva program
3) Pelaporan dan Analisis Imbalan Pascapensiun Lainnya (biasanya non moneter)
Analisis imbalan pasca pension
Rekonsiliasi angka ekonomis dan angka yang dilaporkan
Menyesuaikan laporan laba rugi dan neraca
Asumsi Aktuaria dan analisis Sensitivitas
14. 14 | P a g e
Implikasi Arus Kas Imbalan Pascapensiun
KONTINGENSI DAN KOMITMEN
Kontinjensi (contingencies) merupakan keuntungan dan kerugian potensial yang
penyelesaiannya bergantung pada satu atu lebih peristiwa di masa depan. Kontinjensi
rugi yang disebut Kewajiban kontinjen (contingent liability)
Analisis Kewajiban Kontinjensi
Kewajiban kontinjen yang dilaporkan seperti garansi jasa merupakan estimasi.
Kearutan analisis kita atas kewajiban ini bergantung pada keakuratan estimasi
tersebut, yang seringkali di dasarkan pada pengalaman masa lalu perusahaan atau
harapan dimasa depan.
Komitmen (commitments) merupakan klaim potensial atau sumber daya perusahaan
berdasarkan kinerja dimasa depan sesuai kontrak. Komitmen tidak diakui dalam laporan
keuangan karena peristiwa seperti penandatanganan kontrak atau penebitan pesanan
pembelian (purchase order) bukan merupakan transaksi yang lengkap.
PENDANAAN DI LUAR NERACA
Pendanaan di luar neraca (off-balance-sheet-financing) adalah tidak tercatatnya
kewajiban pendanaan tertentu.
Contoh Pendanaan di luar neraca:
Salah satu cara mendanai property, pabrik, dan peralatan adalah meminta pihak luar
untuk mendapatkannya, dan perusahaan sepakat untuk menggunakan aktiva tersebut
serta menyediakan dana yang cukup untuk melunasi utang. Contoh rancangan ini adalah
through-put-agreement di mana perusahaan sepakat untuk memproduksi barang
sejumlah tertentu melalui fasilitas pemrosesan atau take-or-ray arrangement di mana
perusahaan memberikan jaminan untuk membyar sejumlah tertentu barang.
15. 15 | P a g e
Entitas bertujuan khusus
Entitas bertujuan khusus EBK (special purpose entities –SPE), yang sekarang menjadi
tidak terkenal setelah bangkrutnya Enron telah menjadi pendanaan yang sah selama
lebih dari dua decade dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari keuangan
perusahaan.
EKUITAS PEMEGANG SAHAM
Ekuitas mengacu pada pendanaan oleh pemilik (pemegang saham) perusahaan.
Ekuitas dipandang klaim pemilik atas aktiva bersih perusahaan. Klaim pemegang efek
ekuitas umumnya berada di bawah kreditor, yang berarti klaim kreditor dipenuhi
terlebih dahulu.
SAHAM MODAL
Pelaporan Saham Modal
Pelaporan Saham Modal meliputi penjelasan atas perubahan jumlah lembar modal.
Informasi tersebut diungkapkan dalam laporan keuangan atau catatan terkait
Klasifikasi Saham Modal
- Saham modal (capital stok) merupakan saham yang diterbitkan kepada
pemegang ekuitas sebagai pembayaran aktiva dan jasa.
- Saham preferen (preffered stock) adlah kelompok khusus saham yang memiliki
fitur yang tidak dimiliki oleh saham biasa.
Analisis Saham Modal
Akun-akun dalam ekuitas pemegang saham umumnya tidak mempengaruhi
penentuan laba, sehingga tidak banyak memengaruhi analisis laba.
Laba Ditahan
Laba ditahan (retained earning) merupakan modal yang dihasilkan sebuah
perusahaan. Akun laba ditahan mencerminkan akumulasi laba atau rugi yang tidak
dibagikan sejak berdirinya perusahaan.
Dividen Tunai dan Dividen Saham
16. 16 | P a g e
Deviden tunai (cash dividend) merupakan distribusi kas kepada pemegang saham.
Dividen ini merupakan jenis dividen yang belum umum dan saat diumumkan
menjadi kewajiban bagi perusahaan
Penyesuaian Peride Lalu
Penyesuaian periode lalu (prior period adjustment) terutama merupakan koreksi
kesalahan di periode laporan keuangan lalu.
Apropriasi Laba Ditahan
Apropriasi laba ditahan (appropriation of retained earning) merupakan reklasifikasi
laba ditahan untuk tujuan tertentu.
Pembatasan Laba Ditahan
Pembatasan atau persyaratan laba ditahan (restrictions or covenant of retained
earnings) merupakan pembatasan atau ketentuan laba ditahan sejumlah tertentu.
Analisis Laba Ditahan
Analisis pembatasan distribusi laba ditahan oleh pinjaman atau pinjaman atau
kesepakatan lain umumnya mengungkapkan cakupan perusahaan dalam area seperti
distribusi dividen atau pencapaian modal kerja pada tingkat pertama.
Nilai Buku per Lembar Saham
Perhitungan Nilai Buku per Lembar Saham
Nilai buku per lembar saham (book value per share ) adalah angka per lembar yang
berasal dari likuidasi perusahaan pada jumlah yang dilaporkan dalam neraca.”Nilai buku
“(book value) merupakan istilah konvensional yang mengacu pada nilai aktiva bersih-
yaitu, total aktiva dikurangi dengan klaim terhadapnya.
Relevansinya Nilai Buku per Lembar Saham
Nilai buku memiliki peranan penting dalam analisis laporan keuangan. Aplikasinya
meliputi:
Nilai buku, dengan potensi penyesuaian, seringkali digunakan dalam penilaian
kesepakatan merger
Analisis perusahaan dengan komposisi besar aktiva likuid ( institusi keuangan,
investasi, asuransi dan bank) sangat bergantung pada nilai buku.
17. 17 | P a g e
Analisis obligasi kualitas utama dan saham preferen sangat memerlukan penutupan
aktiva (asset coverage)
Kewajiban pada `Ujung` Ekuitas
Bagian ini menjelaskan dua akun yang memiliki berada diantara kewajiban dan ekuitas-
saham preferen yang dapat ditarik kembali (redeemable preferennd stock) dan hak
minoritas
Sahan Preferen yang Dapat Ditarik Kembali
Analisis harus mewaspadai efek ekuitas (umumnya saham preferen) yang memiliki
provisi penarikan kembali wajib, yang membuatnya lebih mirip utang daripada ekuitas.
Efek tersebut mengharuskan perusahaan untuk membayar dana pada tanggal tertentu.
Efek ekuitas yang sesungguhnya tidak memiliki ketentuan seperti itu.
SEC menyatakan bahwa saham preferen yang dapat ditarik kembali berbeda dengan
modal ekuitas konvensional dan bukan merupakan ekuitas pemegang saham dan tidak
digabungkan dengan efek ekuitas yang tidak dapat ditarik kembali.
Hak Minoritas
Hak minoritas (minority interest) dalam perusahaan yang dikonsolidasi umumnya
disajikan di neraca, di antara kewajiban dan ekuitas. Namun demikian, hak minoritas
adalah bukanlah klaim langsung atas sumber daya perusahaan.
III. KESIMPULAN
Aktivitas pendanaan merupakan salah satu bagian penting dalam perusahaan.
Apalagi ketika perusahaan berkembang dengan pesat, maka penambahan kebutuhanan
dana menjadi suatu yang urgen bagi keberlanjutannya (sustanability). Pemelihan sumber
dana harus mempertimbangkan faktor efisiensi, misalnya biaya modal (cost of capital)
dari sumber dana tersebut.
Berbagai sumber dana yang biasa dipakai perusahaan dapat dipertibangkan,
misanya sewa guna usaha )leasing, kewajiban (equity), laba ditahan, dana pensiun,
kontijensi atau pendanaan di luar neraca.
18. 18 | P a g e
IV. DAFTAR PUSTAKA
J.Wild,John, etc.2005. Financial Statement Analysis. Diterjemahkan oleh Yanivi SB dan
S. Nurwahyu H. Salemba Empat: Jakarta