4. DASAR-DASAR AJARAN TASAWUF, HUBUNGAN TASAWUF DENGAN TAREKAT
DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYAR’I
PENGERTIAN TASAWUF,
TAREKAT, DAN SYAR’I
DASAR-DASAR AJARAN
TASAWUF
HUBUNGAN TASAWUF
DENGAN TAREKAT
HUBUNGAN TASAWUF
DENGAN SYAR’I
KESIMPULAN
PENDAHULUAN
5. PENDAHULUAN
Apabila kita melihat zaman sekarang banyak orang-orang yang
mengejar kemewahan dunia, dan berlebih-lebihan dalam mencintai
keindahan dunia seolah-olah akan hidup selamanya di dunia ini. Namun, pada
akhirnya mereka menyesal setelah mendapat suatu musibah dan banyak yang
sadar karena kesenangan dunia itu tidak membuat orang tenang dan tentram.
Dengan demikian mereka mencari ketenangan dan kedamaian yang
dibutuhkan oleh sentuhan-sentuhan spiritual atau rohani yang bisa diperoleh
dengan mendekati diri kepada sang pencipta.
Dalam makalah ini penulis mencoba membahas sedikit tentang dasar-
dasar ajaran tasawuf. Dasar Al-Qur’an dan al-Hadits merupakan acuan pokok
dalam bertasawuf dan merupakan acuan pokok yang selalu dijadikan oleh
umat islam untuk berbuat dan bertindak.
Dan dalam melakukan ibadah, seorang muslim dianjurkan untuk
melakukan tasawuf, mengetahui tarekat, dan juga harus mengetahui syar’i.
Dengan mengetahui tiga hal tersebut seorang muslim akan terus berusaha
memperbaiki ibadahnya dan hingga mereka tidak akan mengharapkan segala
sesuatu yang mereka lakukan kecuali berniat kepada Allah SWT.
6. PENGERTIAN TASAWUF, TAREKAT DAN
SYAR’I
1. Tasawuf
Secara bahasa tasawuf diartikan sebagai sufisme (bahasa arab:
)تصوف adalah ilmu untuk mengetahui bagaimana cara menyucikan
jiwa. Tasawuf secara istilahi, menurut ‘Amr bin Usman Al-Maliki
tasawuf adalah melakukan sesuatu yang terbaik disetiap hari.
2. Tarekat
Kata Tarikat berasal dari Bahasa Arab: (,)طرق menurut makna
bahasa Arab maksudnya: 'jalan' atau 'method', atau 'cara', menurut
istilah tasauf dalam Islam maksudnya: "kebenaran sejati cita cita Islam
yang mempunyai roh yang ingin dicapai melalui pimpinan mursyid“.
7. Lanjutan..............
3. Syar’i
Kata Syara’ secara etimologi berarti jalan-jalan yang dapat
ditempuh air, maksudnya adalah jalan yang dilalui manusia untuk
menuju Allah. Secara terminologi sama, bahkan istilah syara’
dalam pemakaiannya dipersempit pada aspek-aspek hukum yang
dipahami sekarang yaitu aturan-aturan Allah berkenaan dengan
kehidupan atau aktivitas manusia. Jadi ilmu syara’, yaitu ilmu
yang diturunkan oleh Allah Ta’ala kepada Rasul-Nya berupa
keterangan dan petunjuk.
8. DASAR-DASAR AJARAN TASAWUF
1. DASAR AL-QUR’AN
pada surah Al Qaf, Allah menjelaskan:
Artinya:“Sebenarnya Kami ciptakan manusia dan Kami tahu apa yang
dibisikkan dirinya kepadanya. Kami lebih dekat kepadanya daripada
pembuluh darahnya sendiri.”
Berdasarkan ayat diatas, kebanyakan kalangan sufi berpendapat bahwa
untuk mencari Tuhan, manusia tak perlu pergi jauh-jauh. Ia cukup kembali
kedalam dirinya sendiri. Lebih jauh lagi, Harun Nasution menegaskan bahwa
Tuhan ada di dalam, bukan diluar diri manusia.
Al Quran pun mengingatkan manusia agar tidak diperbudak kehidupan
duniawi dan kemewahan harta benda yang menggiurkan. Hal ini sebagaimana
difirmankan Allah:
Artinya:
“Hai manusia, sesunguhnya janji Allah adalah benar, maka sekali-kali
janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali
janganlah setan yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang
Allah.”
9. Lanjutan.........
2. DASAR AS-SUNNAH
Sejumlah hadits yang memuat ajaran-ajaran tasawuf, diantaranya
adalah hadis-hadis berikut[7]:
هللا ورُنب رُظنَي هّنّإف نِالمؤم َةَساَرِف قواّتإ مّلس و عليه هللا ىّلص هللا رسول قال (البخارى رواه)
Artinya:
“Rasulullah SAW bersabda: takutilah firasat orang mukmin karena ia
memandang dengan nur Allah.”
Dalam hadits lain,
…. يراك فإنه تراه تكن لم فإن تراه كأنك هللا أعبد(عليه متفق)
Artinya:
“Sembahlah Allah seolah-olah engkau melihatNya, maka apbila engkau tidak
dapat melihatNya, maka Ia pasti melihatmu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
[7] Drs.HM. Jamil, M.A, Cakrawala Tasawuf, hal 14
10. HUBUNGAN TASAWUF DENGAN
TAREKAT
Dapat dikatakan bahwa tasawuf adalah usaha
mendekatkan diri kepada Allah, sedangkan tarekat adalah
cara atau jalan yan ditempuh seseorang dalam usahanya
mendekatkan diri kepada Allah. Gambaran ini menunjukkan
bahwa tarekat adalah tasawuf yang telah berkembang
dengan beberapa variasi tertentu, sesuai dengan spesifikasi
yang diberikan seorang guru kepada muridnya.
11. HUBUNGAN TASAWUF DENGAN
SYAR’I
Integrasi tasawuf dan syari’at menjadi syarat mutlak bagi kesempurnaan
seorang muslim. Syari’at merupakan elaborasi dari kelima pilar Islam,
sedangkan tasawuf berpangkal pada ajaran ihsan,
“an-ta’budallaaha ka-annaka tarah, fa-in-lam takun tarah, fa-innahu yarak.”
Implikasinya, jika dalam syari’at diwajibkan thaharah sebelum
melaksanakan ibadah, maka untuk mampu menembus penglihatan Tuhan,
tasawuf mewajibkan penyucian diri melalui pintu taubat.
Di sisi lain, penguatan aspek tasawuf juga akan menjadi dinamisator bagi jiwa
seseorang. Kehadiran tasawuf mampu memicu ats-Tsaurah ar-Ruhiyyah dan
menjadi spirit bagi pelakunya. Sebaliknya, syari’at ibarat jalan yang akan
dilalui oleh sufi dalam berevolusi. Apabila terlalu banyak hambatan dan
lubangannya, jangan harap akan sampai pada terminal akhir.
13. KESIMPULAN
Tujuan Allah SWT menciptakan seorang muslim yaitu untuk beribadah
kepada-Nya. Namun dalam melakukan ibadahnya mereka membutuhkan tiga
komponen yang diantaranya yaitu tasawuf, tarekat, dan syari’at. Tiga hal
tersebut, pada dasarnya memiliki arti yang berbeda, namun memiliki tujuan
yang sama dan juga saling berkaitan. Sering kita tidak sadari bahwa banyak
sekali nash-nash (al-Qur’an dan as-Sunnah) yang menganjurkan kita untuk
bertasawuf, salah satunya yaitu surah At Tahrim ayat 8. Dapat dikatakan
bahwa tasawuf adalah usaha mendekatkan diri kepada Allah, sedangkan
tarekat adalah cara atau jalan yang ditempuh seseorang dalam usahanya
mendekatkan diri kepada Allah. Integrasi tasawuf dan syari’at menjadi syarat
mutlak bagi kesempurnaan seorang muslim. Syari’at merupakan elaborasi
dari kelima pilar Islam, sedangkan tasawuf berpangkal pada ajaran ihsan.
Seorang muslim yang melakukan ibadah, karena mereka mengetahui
syari’atnya kemudian mereka menempuh jalan-jalan yang harus mereka
tempuh, dan tentunya dalam melakukan ibadahnya mereka berusaha untuk
tak mengharapkan apa-apa dari Sang Pencipta, kecuali ia hanya berniat
seolah-olah hanya karena Allah SWT.