1. TEORI-TEORI BELAJAR
Januari 28, 2009, 7:40 am
Filed under: Uncategorized
BAB I
PENDAHULUAN
Pengajaran identik dengan pendidikan. Proses pengajaran adalah proses pendidikan.setiap
kegiatan pengajaran adalah untuk mencapai tujuan pendidikan. Pengajaran adalh suatu proses
aktivitas mengajar dan belajar, didalamnya terdapat dua subjek yang saling terlibat, yaitu guru
dan peserta didik.
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsure yang snagat fundamental dalam
melaksanakan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Adanya proses yang panjang dan tertata
dengan rapi serta berjenjang akan memungkinkan belajar menjadi lebih baik dan efisien. Dalam
makalah ini pemakalah akan menjelaskan tentang teori-teori belajar.
BAB II
TEORI-TEORI BELAJAR
A. Pengertian Teori Belajar
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang
paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil atau tidaknya pencapai tujuan pendidikan hanya
bergantung kepada bagaimana proses belajar yang di alami oleh murid sebagai anak didik.
Menurut Cronbach dia mengemukakan dalam bunkunya educational psychology dengan
menyatakan bahwa “Belajar dengan yang sebaik-baiknya adalah dengan mengalami dan dalam
mengalami itu sipengajar mempergunakan panca indranya.
Menurut Witharington (1952. h. 165) “belajar merupakam perubahan kepribadian yang
dimanifestasikan sebagai pola-pola proses yng baru yang berbentuk keterampilan, sikap,
kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan”. Pendapat yang hampir sama dikemukakan oleh Crow
and Crow dan Hilgrld. Menurut Crow and Crow (1958. h. 225) belajar adalah diperolehnya
kebiasaan-kebiasaan , pengetahuan dan sikap baru. Sedangkan menurut hilgard (1962. h. 252)
belajar adalah sutu proses dinama suatu perilaku muncul atau berubah karena adanya respon
terhadap sesuatu siatuasi.
Dari defenisi yang telah dikemukakna diatas bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan
tinggkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa bwlajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan
individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai
hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.
Teori adalah cara-cara atau metode yang digunakan untuk mempelajari atau meneliti sesuatu
dalam sesuatu proses pembelajaran. Berarti teori belajar adalah cara-cara aygn digunakan untuk
memahami tingkah laku individu yang relative menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi
dengan lingkungan.
B. Aliran Psikologi Yang Mendasari Teori Belajar
R.S Jatmoko dan Rusda Sutadi (1990) mengemukakan beberapa aliran psikologi yang mendasari
teori belajar masing-masing aliran mempunyai ciri-ciri tersendiri.
2. 1. Behaviorisme
Rumpun teori ini disebut behaviorisme karena sangat menekankan perilaku atau tingkah laku
yang dapat diamati. Tokohnya E.L Thorndike, Ivan Patrovich, B.F Skinner dan Bandura.
Temuan penelitian para ahli ini dalam prinsipnya mempunyai kesamaan, yaitu bahwa perubahan
tingkah laku terjadi karena senata-mata oleh linkungan.
Adapun ciri-ciri aliran Behaviorisme ini adalah :
a) Memerintahkan pengaruh lingkungannya
b) Mementingkan bagian-bagian daripada keseluruhannya
c) Mementingkan reaksi atau psikomotor
d) Mementingkan sebab-sebab masa lampau
e) Mengutamakan mekanisme terjadinya hasil belajar
f) Mementingkan pembentukan kebiasaan
g) Mengutamakan “trial and error”
2. Kognitif
Tokohnya Kohler, Max Wertheimes, Kurt Lewin dan Bandura, dasar teori belajar tokoh ini
sama. Yaitu dalam belajar terdapat kemampuan mengenal lingkungan, sehingga lingkungan tidak
otomatis mempengaruhi manusia
Ciri-ciri aliran ini adalah :
a) Mementingkan apa yang ada dalam diri manusia
b) Mementingkan keseluruhan dari pada bagian-bagian
c) Mementingkn peranan kognitif
d) Mementingkan kondisi waktu sekarang
e) Mementingkan pembentukan struktur kognitif
f) Mengutamakan “in right” (pengertian)
3. Humanisme
Psikologi kognitif disempurnakan oleh tokoh-tokoh seperti Carl Rogers dan Frankie
Ciri-cirinya adalah :
a) Mementingkan manusia sebagai pribadi
b) Mementingkkan kebulatan pribadi
c) Mementingkan peranan kognnitif dan efektif
d) Mementingkan persepsi subjektif yang dimililki tiap individu
e) Mementingkan kemampuan menentukan bentuk tingkah laku sendiri
f) Mengutamakan “in singht”
4. Psikoanalisasi
Psikoanalisasi merupakan psikologi sebagai suatu ilmu tetapi untuk kepentingan pengobatan.
Ciri-ciri aliran ini adalah :
a) Proses kejiwaan meliputi proses kesadaran dan ketidaksadaran
b) Mengamati prinsip “psycie determinisme” yang berarti bahwa segala sesuatu yang terdapat
dalam pikiran seseorang, tidaklah secara kebetulan, melainkan karena peristiwa kejiwaan yang
mendahuluinya peristiwa kejiwaan yang satu berkaitan denganperistiwa lainnya dan
menimbulkan hubungan sebab akibat.
c) Proses-proses mental yang tidak disadari berfungsi lebih banyak dan lebih penting dalam
kondisi mental, baik normal maupun up normal.
3. C. Teori-teori belajar
Kalau kita membaca literature psikologi, banyak sekali teori belajar akan kita temukan teori-teori
bersumber dari teori atau aliran-aliran Psikologi. Adapun teori-teori belajar adalah sebagi berikut
:
1. Teori Disiplin Plental
Sebelum abad ke-20, telah berkembang beberapa teori belajar, salah satunya adalah teori disiplin
mental. Teori belajar ini dikembangkan tanpa dilandasi eksperimen, dan ini berarti dasar
orientasinya adalah filosofis atau spekulatif. Namun teori-teori sebelum abad ke-20, seperti teori
disiplin mental ini sampai sekarang masih ada pnengaruhnya, terutama dalam pelaksanaan
pengajaran di sekolah-sekolah.
Menurut rumpun psikologi ini, individu memiliki kekuatan, kemampuan atau potensi-potensi
tertentu. Balajar adalah pengembangan dari kekuatan, kemempuan dan potensi-potensi tersebut.
Bagaiman proses pengembangan kekuatan-kekuatan tiap aliran atau teori mengemukakan
pandanagan yang berbeda. Teori lain dari disiplin mental adalah Herbartisme. Herbart seorang
psikologi jerman menyebut teorinya sebagai teori Vorstellungen. Vorstellungen dapat
diterjemahkan sebagai tanggapan-tanggapan yang tersimpan dalam kesadaran.
Teori disiplin mental yang lain adalah Naturalisme Romantik dari Rousseau. Menurut Jean
Jacgues Rousseau anak memiliki potensipotensi yang masih terpendam, melalui belajar, anak
harus diberi kesematan mengembangkan atau mengaktualkan potensi-potensi tersebut.
Sesungguhnya anak memiliki kekuatan sendiri untuk mencari, mencoba, menemukan dan
mengembangkan dirinya sendiri.
2. Teori Behaviorisme
Rumpun teori ini disebut Behaviorisme karena sangat menekankan perilaku atau tinggkah laku
yang dapat diamati. Teori-teori dalam rumpun ini bersifat molecular, karena memendang
kehidupan individu terdiri atas unsure-unsur seperti halnya molekul-molekul. Menurut teori ini
tinggkah laku manusia tidak lain dari suatu hubungan anatara perangsang jawaban atau Stimulus
Raspons. Belajar adalah pembentukan hubungan Stimulus Respons sebanyak-banyaknya.
Pembentukan hubungan Stimulus Respons dilakukan melalui ulangan-ulangan.
Ada beberapa teori belajar yang termasuk pada rumpun Behavionisme ini antara lain :
a) Teori Koneksionisme
Koneksionisme merupakan teori yang paling awal dari rumpun Berhaviorisme. Teori belajar
koneksionisme dikembangkan oleh Edward L. Trhorndike (1874-1949). Menurut thorndike,
belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus yaitu apa saja yang dapat
merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan atau hal-hal lain yang dapat
ditangkap melalui alat indra. Sedangkan respon yaitu reaksi yang dimunculkan peserta didik
ketika belajar, yang juga dapat berupa pikiran, perasaan atua gerakan/tindakan.
Selanjutnya dalam teori koneksionisme ini Thorndike mengemukakan hukum-hukum belajar
sebagai berikut :
1) Hukum kesiapan ( Low Of Readiness )
Diman hubungan antara stimulus dan respon akan mudah terbentuk manakala ada persiapan
dalam diri individu imlikasi praktis dari hukum ini adalah, bahawa keberhasialan belajar
seseorang tergantnug dari ada atau tidak adanaya kesiapan.
2) Hukum latihan ( Low Of Eserdse )
Hukum ini menjelaskan kemungkinan kuat dan lemahnya hubungna stimulus dan respons.
Implikasi dari hukum ini dalah makin sering pelajaran diulang, maka akan semakin dikuasainya
4. pelajaran itu.
3) Hukum akibat ( Low Of Effect )
Hukum ini menunjuk kepada kuat atau lemahnya hubungan stimulus dan respons tergantung
kepada akibat yang ditimbulkannya. Implikasi dari hukum ini adalah apabila mengharapakan
agar seseorang dapat mengulangi respons yang sama, maka harus diupayakan agar
menyenangkan dirinya.
b) Teori Pengkondisian ( conditioning )
Teori pengkondisian merupakan pengembangan lebih lanjut dari teori Koneksionisme. Tokoh
teori ini adalah Ivan Pavlov ( 1849-1936). Ia adalah ahli Psikologi Refleksiologi dari Rusia.
Sebagaiman dijelaskan oleh Hendry C Ellis, bahwa dalam prosedur penelitiannya Pavlov
menggunakan laboratorium binatang sebagai tempat penelitian. Sama halnya dengan Thorndike,
dia juga percaya bahwa belajar pada hewan memiliki prinsip yang sama dengan manusia. Belajar
atau pembentukan perilaku perlu dibantu dengan kondisi tertentu. Belajar merupakan suatu
upaya untuk mengkondisikan pembentukan suatu perilaku atau respons terhadap sesuatu.
c) Teori Penguatan ( Reinforcement )
Kalau teori pengkondisian yang diberi kondisi adalah perangsangannya, maka pada teori
penguatan yang dikondisi atau diperkuat adalah responsnya.
d) Teori Operant Conditioning
Tokoh utamanya adalah Skinner. Menurut Skinner tingkah laku bukankah sekedar Respons
terhadap Stimulus, tetapi merupakan suatu tindakan yang disengaja atau Operant. Ini dipengaruhi
oleh apa yang terjadi sesudahnya.
3. Teori Kognitive – Gestalt – Field
Teori kognitif dikembangkan oleh para ahli psikologi Kognitif. Teori ini berbeda dengan
Behaviorisme, bahwa yang utama pada kehidupan manusia adalh mengetahui dan bukan respons.
Teori ini menekankan pada peristiwa mental, bukan hubungan Stimulus-respons.
Teori Gestalt,berkembang dijerman dengan pendirinya yang utama adalah Max Werthaimer,
menurut Gestalt belajar siswa harus memahami makna hunungan anatar satu bagian dengan
bagian lainnya. Belajar adalah mencari dan mendapatkan prognanz, menemukan keteraturan,
keharmonisan dari sesuatu.
Teori medan atau Field, menurut teori ini individu selalu berada dalam suatu medan atau ruang
hidup. Dalam medan hidup ini ada suatu tujuan yang ingin dicapai, tetapi untuk mencapainya
selalu ada hambatan.
Jadi perbedaan pandangan antara pendekatan Behavioristik dengan Kognitif adalah sebagai
berikut :
a. Proses atau peristiwa belajar seseorang, bukan semata-mata antara ikatan Stimulus, Respons,
melainkan juga melibatkan proses kognitif
b. Dalam peristiwa belajar tertentu yang sangat terbatas ruang lingkupnya misalnya belajar
meniru sopan santun dimeja makan dan bertegur sapa. Peranan ranah cipta siswa tidak begitu
menonjol, meskipun sesungguhnya keputusan untuk meniru atau tidak ada pada diri orang itu
sendiri.
D. Manfaat Mempelajari Teori Belajar
Belajar itu berfungsi sebagai alat mempertahankan kehidupan manusia. Artinya dengan ilmu dan
teknologi hasil kelompok belajar manusia tertindas itu juga dapat digunakan untuk membangun
benteng pertahanan. Iptek juga dapat dipakai unutk membuat senjata penangkis agresi
sekelompok manusia tertentu yang mingkin bernafsu serakah atau mengalami gangguan
5. Psycopaty yang berat watak merusak.
Sedangkan manfaat dari mempelajari teori belajar adalah dapat menimbulkan tingkah laku
organisme dengan adanya hubungan antara Stimulus (rangsangan) dengan Respond an dapat
memperkuat hubungan antara Stimulus dan Respon tersebut.
E. Teori Belajar dalam Perspektif Islam
1. Arti penting memori dan ilmu pengetahuan
Islam menurut Yusuf Al Qardhawi (1984) adalah akibat yang berdasarkan ilmu pengetahuan
bukan berdasarkan penyerahan diri yang membabi buta. Hal ini tersirat dalam firman Allah :
“Maka ketahuilah bahwa tidak ada tuhan kecuali Allah” (Muhammad : 19)
Selanjutnya, berikut ini penyusunan kutipan firman-fiman Allah baik secara Eksplisit maupun
Implisit mewajibkan seseorang itu untuk belajar agar memperoleh ilmu pengetahuan :
a. Allah berfirman dalam surat Al-Zumar ayat 9 yang berbunyi :
“Katakanlah : apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak
mengetahui? Sesungguhnya hanya orang-orang berakallah yang mampu menerima pelajaran”
b. Surat Al-Isra’ ayat 36 :
“Dan janganlah kamu membiasakan diri daripada apa yang tidak kamu ketahui, karena
sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan daya nalar pasti akan ditanya mengenai itu”
Perintah belajar diatas, tentu saja harus dilaksanakan melalui proses kognitif dalam hal ini,
system memori yang terdiri atas memori sensasi, memori jangka pendek dan memori jangka
panjang berperan sangat aktif dan menentukan berhasil atau gagalnya seseorang dalam meraih
pengetahuan dan keterampilan.
2. Alat Psiko- Fisik untuk belajar
Islam memendang uman manusia sebagai makhluk yang dilahirkan dalam keadaan kosong, tak
berilmu pengetahuan, namun Tuhan memberikan potensi yang bersifat jasmaniah dan rohaniah
untuk belajar dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi demi kemaslahatan umat itu
sendiri.
Adapun alat-alat yang bersifat psikis seperti mata dalam hubungannya dengan kegiatan belajar
merupakan subsistem yang satu sama lain berhubungan secara fungsional sebagaiman firman
Allah dalam Q.S An-Nahl ayat 78 :
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak tahu apa-apa. Dan Dia
memberi kamu pendengaran, penglihatan dan daya nalar agar kamu bersyukur”.
Kata Af-idah dalam ayat ini menurut seorang pakar tafsir Al Quran Dr Quraissy Shihab (1992)
berarti daya nalar, yaitu potensi atau kemampuan berfikir logis atau kata lain “akal”. Dalam Ibnu
Katsir juz 11 halaman 580 Af-idah berarti akal yang menurut sebagian orang tempatnya
dijantung (Qalbu). Sedangkan sebagian lainya menyatakan bahwa Af-idah itu terdapat dalam
otak (dimagh).
BAB III
PENUTUP
6. A. Kesimpulan
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsure yang sangat fundamental dalam
melaksanakan setiap jenis dan jenjang pendididkan. Belajar merupakan suatu proses perubahan
tinggkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya.
Teori-teori belajar :
1. Teori disiplin mental
2. Teori behaviorisme
3. Teori cognitive- gestalt- field
Aliran Psikologi yang mendasari teori belajar :
a. Behaviorisme
b. Kognitif
c. Humanisme
d. Psikoanilisasi
B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini tentu banyak terdapat kekurangannya, oleh karena itu pemakalah
mengharapakan kritik dan saran dari pembaca untuk kesempurnaan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Azhari, Ilyas. Psikologi Pendidikan. Semarang : Toha Putra. 1996
Sukmadinata, Nana Syaodih. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung : Remaja
Rosdakarya. 2005
Nursyamsi. Psikologi Pendidikan. Padang : Baitul Hikmah. 2003
Http : // Riwayat. Net /
Budiningsih, Asri. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta. 2005
Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2003