SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
ANALISIS

FARMASI

FIRMANITA DWIMURTI
Definisi kosmetika . . .
Kosmetika adalah sediaan atau paduan bahan yang siap untuk digunakan
pada bagian luar badan (epidemis, rambut, kuku, bibir, dan organ kelamin
luar), gigi dan rongga mulut untuk membersihkan, menambah daya tarik,
mengubah penampakan, melindungi supaya tetap dalam keadaan baik,
memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau
menyembuhkan suatu penyakit (Permenkes Nomor 445/Menkes/Per/V/1998 ).

Kosmetika adalah bahan atau campuran bahan untuk digosok,
dilekatkan, dituangkan, dipercikkan, atau disemprotkan pada badan atau
bagian badan manusia dengan maksud untuk membersihkan,
memelihara, menembah daya tarik atau mengubah rupa, dan tidak
termasuk golongan obat. Definisi tersebut jelas menunjukkan bahwa
kosmetika bukan satu obat yang dipakai untuk diagnosis, pengobatan
maupun pencegahan penyakit (Wasita atmadja,1997).
Menurut Direktorat Jenderal POM Departemen Kesehatan RI membagi kosmetik
berdasarkan fungsinya menjadi :

1. Preparat untuk bayi
2. Preparat untuk mandi
3. Preparat untuk mata
4. Preparat wangi-wangian
5. Preparat untuk rambut
6. Preparat untuk rias (make up)
7. Preparat untuk pewarna rambut
8. Preparat untuk kebersihan mulut
9. Preparat untuk kebersihan badan
10. Preparat untuk kuku
11. Preparat untuk cukur
12. Preparat untuk perawatan kulit
13. Preparat untuk proteksi sinar matahari
Pembagian kosmetik berdasarkan definisinya, yaitu :
A.

Kosmetik perawatan kulit.
misal : sabun, susu pembersih, penyegar kulit, pelembab dan
pelindung kulit.

B.

Kosmetik riasan.
misal : lipstik, rouge, pensil alis dan sebagainya.

C.

Kosmetika
misal :

- Kosmetika pemutih kulit.
- Kosmetika tabir surya.
- Kosmetika anti penuaan.

- Kosmetika anti jerawat.
- Kosmetika anti perspirant.
- Kosmetika anti ketombe.
Berdasarkan kegunaan dan cara bekerjanya kosmetika dibagi dalam
kelompok :

Kosmetika pemeliharaan dan perawatan kulit terdiri dari :
a. Pembersih (cleansing) : pembersih dengan bahan dasar air
(face tonic, skin freshener dan lain-lain), pembersih dengan
bahan dasar minyak (cleansing cream, cleansing milk, dan lainlain), pembersih dengan bahan dasar padat (masker).
b. Pelembab (moisturizing) : cold cream, night cream,
moisturizing, base make up dan lain-lain.
c. Pelindung (protecting) : sunscreen, foundation cream, dan
lain-lain.
d. Penipis (thinning) : bubuk peeling dan lain-lain.
Kosmetika rias (decorated cosmetic) : kosmetika yang dipakai
untuk make up seperti : pemerah pipi, pemerah bibir, eye
shadow dan lain-lain.
Penggolongan Kosmetik berdasarkan bahan dan
penggunaan serta penilaiannya, yaitu :
1). Kosmetik golongan I adalah :
a). Kosmetik yang digunakan untuk bayi.
b). Kosmetik yang digunakan di sekitar mata, rongga mulut dan mukosa
lainnya.

c). Kosmetik yang mengandung bahan dengan persyaratan dan kadar dan
penandaanya.
d). Kosmetik yang mengandung bahan dan fungsinya belum lazim serta
belum diketahui keamanan dan kemanfaatannya

2). Kosmetik golongan II adalah Kosmetik yang tidak termasuk golongan I :
Misalnya ;
Krim pelembab, cream/ lotion pencuci muka dll.
PENGGUNAAN KOSMETIKA

Pada umumnya, banyak sekali beredar
sediaan kosmetika jenis pemutih, pewarna bibir atau
perona wajah serta kosmetika yang berperan untuk
keindahan kulit wajah lainnya.
Suatu sediaan kosmetika akan ditambahkan
suatu zat ikutan atau tambahan yang akan
menambah nilai artistik dan daya jual produknya,
salah satunya dengan penambahan bahan pewarna.
Efek yang sangat berbahaya bagi kesehatan kulit bila
pemakaian bahan pewarna berbahaya adalah terjadi
iritasi kulit, serta bila terpapar dalam jumlah besar
dan pemakaian dalam jangka waktu yang panjang
akan menyebabkan kanker kulit dan pengaruh efek
lain, misalnya memberikan efek karsinogenik,
teratogenik, alergi, dan lain-lain.
PUBLIC WARNING / PERINGATAN
Sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No.445/ MENKES/
PER/V/1998 Tentang Bahan, Zat Warna, Substratum, Zat Pengawet dan Tabir Surya pada
Kosmetik dan Keputusan Kepala Badan POM No : KH.00.01.3352 Tanggal : 7 September
2006 TENTANG KOSMETIK YANG MENGANDUNG BAHAN DAN ZAT WARNA YANG
DILARANG.
Bahan pemutih seperti :

• Merkuri (Hg) /Air Raksa termasuk logam berat berbahaya, yang dalam
konsentrasi kecilpun dapat bersifat racun. Pemakaian Merkuri (Hg) dalam
krim pemutih dapat menimbulkan berbagai hal, mulai dari perubahan warna
kulit yang pada akhirnya dapat menyebabkan bintikbintik hitam pada kulit,
alergi, iritasi kulit serta pemakaian dengan dosis tinggi dapat menyebabkan
kerusakan permanen otak, ginjal, dan gangguan perkembangan janin.
• Hidroquinon termasuk golongan obat keras yang hanya dapat digunakan
berdasarkan resep dokter. Bahaya pemakaian obat keras ini tanpa
pengawasan dokter dapat menyebabkan iritasi kulit, kulit menjadi merah
dan rasa terbakar juga dapat menyebabkan kelainan pada ginjal
(nephropathy), kanker darah (leukemia) dan kanker sel hati (
hepatocelluler adenoma).
Bahan pewarna seperti :
• Zat warna Rhodamin adalah zat warna sintetis yang pada umumnya
digunakan sebagai zat warna kertas, tekstil atau tinta. Zat warna ini dapat
menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan dan merupakan zat
karsinogenik. Rhodamin dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan
kerusakan pada hati.
• Merah K.10 ( Rhodamin B ) dan Merah K.3 (CI Pigment Red 53 : D&C
Red No. 8 : 15585) merupakan zat warna sintetis yang pada umumnya
digunakan sebagai zat warna kertas, tekstil atau tinta. Zat warna ini
dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan dan merupakan zat
karsinogenik (dapat menyebabkan kanker) serta Rhodamin dalam
konsentrasi tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada hati.
ANALISA SEDIAAN KOSMETIKA

Berdasarkan bentuk sediaan kosmetik, yaitu :
• Untuk bentuk serbuk, dilakukan preparasi sampel sama dengan serbuk obat. Pada
bentuk larutan (lotion), sampel dilakukan pengenceran dengan pelarut sesuai sampai
volume tertentu.
• Bentuk aerosol (diwadah yg dapat disemprotkan), dilakukan preparasi sampel pada
tempat es kering selama 2 jam, setelah itu baru dilubangi untuk mengambil isinya,
apabila sampel berupa zat cair, maka diambil pada temperatur dingin, dan apabila isi
berupa zat padat diambil pada temperatur kamar.

• Bentuk emulsi (krim), dilihat dahulu bentuk emulsi o/w atau w/o :
- Bentuk emulsi o/w diencerkan dengan air.
- Bentuk emulsi w/o  diencerkan dengan pelarut organik.
• Hasil pengenceran dihilangkan lemak dengan diekstraksi menggunakan Petroleum

eter. Residu bebas lemak dilanjutkan untuk analisis.
Berdasarkan kandungannya, yaitu :
1. Sampel kosmetik untuk analisis pengawet :
- Pengawet pada kosmetik antara lain : phenol halogen, formaldehid, alkohol,
amonium kwaternair, p hidroksi benzoat, asam dehidroasetat, merkuri dan
vitamin C / antioksidan.
- Preparasi sampel bentuk apapun dilarutkan dalam alkohol, disaring filtrat dlm
alkohol lalu diuapkan pd tekanan rendah, residu dilarutkan pd pelarut tertentu
dan dilanjutkan dgn TLC.
2. Sampel kosmetik untuk analisis zat warna :
- Zat warna untuk kosmetik berasal dri alam (pigmen) dan sintesis (larut dalam

air dan larut lemak).
- Preparasi sampel kosmetik mengandung alkohol (lotion untuk seting rambut).
Alkohol dihilangkan dgn pemanasan di atas penangas air yg selanjutnya
diekstraksi dgn metil klorida dan hasil ekstraksi dilanjutkan dengan analisis

TLC.
3. Sampel kosmetik untuk analisis lemak (lipstik) :

Preparasi sampel kosmetik emulsi (bath oil)  sampel diencerkan dgn air dan
kloroform, tambahkan asam klorida atau garam natrium klorida sampai emulsi
pecah, tambahkan air, disaring dan filtrat yg mengandung zat warna larut air
dianalisis dengan spektrofotometri / TLC.
4. Sampel kosmetik untuk analisis parfum :
Langkah yg dilakukan adalah dengan cara mengisolasi dgn 2 metode, yaitu
diekstraksi dgn eter atau dengan destilasi uap. Hasil ekstraksi diidentifikasi dgn

GC-MS, untuk kuantitatif dgn GC.
5. Sampel kosmetik berupa Parfum, Cologne dan Lotion :
Dilakukan

pengenceran dgn air, kemudian diekstraksi dgn eter dan hasil

ekstraksi dibebas airkan dgn menggunakan Natrium sulfat anhidrat. Uapkan eter
pd temperatur rendah sampai kurang lebih 10 mL lalu diambil larutan jernih untuk
dilanjutkan analisis GC-MS.
6. Sampel berupa sampho (mengandung surfaktan dan stabilisator).
Sampel diencerkan dgn air dan alkohol. Parfum diekstraksi dgn eter, kemudian
lapisan eter diuapkan sampai volume kurang lebih 40 mL. selanjutnya dilakukan
dgn destilasi uap, hasil destilat ditampung kurang lebih 300 – 400 mL. ekstraksi
kembali dgn eter, lapisan eter dibebas airkan dgn ditambahkan Natrium sulfat
anhidrat. Hasil ekstraksi eter dilanjutkan dgn analisis GC-MS.
7. Sampel berupa Krim, Lipstik, Suntan dan Lotion bntuk emulsi.
Dipisahkan dgn cara detilasi uap. Hasil destilasi diekstraksi dgn eter lalu lapisan
eter dibebas airkan dgn Natrium Sulfat anhidrat kemudian dilanjutkan analisis dgn

GC-MS.
8. Sampel berupa pasta gigi (mengandung surfaktan).
Dilakukan dgn diblender lalu ditambahkan metanol sehingga menjadi suspensi
halus/lembut, ditambahkan dgn eter dan disaring dgn corong Buchner. Filtrat
diambil lapisan eter, hilangkan air dr eter dgn Natrium Sulfat anhidrat, selanjutnya
9. Sampel berupa sabun.
Dilakukan dgn cara diblender dan ditambahkan metanol sampai jdi suspensi.

Tambahkan eter dan saring dgn corong Buchner, filtrat diuapkan sampai jdi
ekstrak kental. Lanjutkan dgn destilasi uap, hasil destilasi uap diekstraksi kembali
dgn eter kemudian lapisan eter dibebas airkan dgn Natrium Sulfat anhidrat,
lanjutkan dgn GC-MS.

KESIMPULAN :
Dapat disimpulkan bahwa sediaan kosmetika dapat di analisis dengan
menggunakan beberapa metode, sesuai dengan jenis sediaannya serta
pelarut yang sesuai. Serta pada umumnya, banyak sekali beredar sediaan
kosmetika dengan berbagai jenis. Diantaranya jenis pemutih, pewarna
atau perona wajah yang tidak di ketahui keamanannya untuk digunakan
pada manusia.
TERIMA KASIH
^_^

TERIMA KASIH
^_^

More Related Content

What's hot

Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Surya Amal
 
Dapar dan larutan 2
Dapar dan larutan 2Dapar dan larutan 2
Dapar dan larutan 2Dilla Novita
 
transdermal farmasi
transdermal farmasitransdermal farmasi
transdermal farmasiSarah Najib
 
Perhitungan dosis
Perhitungan dosisPerhitungan dosis
Perhitungan dosispanal1
 
Laporan praktikum musrin salila pps Unnes
Laporan praktikum musrin salila pps UnnesLaporan praktikum musrin salila pps Unnes
Laporan praktikum musrin salila pps UnnesMusrin Salila
 
spektrofotometri uv-vis
spektrofotometri uv-visspektrofotometri uv-vis
spektrofotometri uv-visHafifa Marza
 
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cairLaporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cairMina Audina
 
Praformulasi Sediaan
Praformulasi SediaanPraformulasi Sediaan
Praformulasi SediaanMega Zhang
 
Laporan formulasi tablet pembuatan tablet salut gula
Laporan formulasi tablet pembuatan tablet salut gulaLaporan formulasi tablet pembuatan tablet salut gula
Laporan formulasi tablet pembuatan tablet salut gulaHani Ani
 
Evaluasi sediaan steril
Evaluasi sediaan sterilEvaluasi sediaan steril
Evaluasi sediaan sterilArwinAr
 
Farmasi fisika-kelarutan
Farmasi fisika-kelarutanFarmasi fisika-kelarutan
Farmasi fisika-kelarutanuus17F
 
Laporan praktikum gel pyroksikam
Laporan praktikum gel pyroksikamLaporan praktikum gel pyroksikam
Laporan praktikum gel pyroksikamSiti Zulaikhah
 
Makalah analisa farmasi kuantitatif spektro uv vis dan fluorometri FARMASI UNSRI
Makalah analisa farmasi kuantitatif spektro uv vis dan fluorometri FARMASI UNSRIMakalah analisa farmasi kuantitatif spektro uv vis dan fluorometri FARMASI UNSRI
Makalah analisa farmasi kuantitatif spektro uv vis dan fluorometri FARMASI UNSRIElvarinna Permata
 
Validasi uji sterilisasi
Validasi uji sterilisasiValidasi uji sterilisasi
Validasi uji sterilisasiIndana Mufidah
 
30435971 farmasi-fisika-kelarutan
30435971 farmasi-fisika-kelarutan30435971 farmasi-fisika-kelarutan
30435971 farmasi-fisika-kelarutanYaumil Fajri
 
Laporan resmi elixir paracetamol
Laporan resmi elixir paracetamolLaporan resmi elixir paracetamol
Laporan resmi elixir paracetamolKezia Hani Novita
 
nitrimetri
nitrimetrinitrimetri
nitrimetriRani Ye
 

What's hot (20)

Ppt bu anggun
Ppt bu anggunPpt bu anggun
Ppt bu anggun
 
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
 
Mikromeritik
Mikromeritik Mikromeritik
Mikromeritik
 
Dapar dan larutan 2
Dapar dan larutan 2Dapar dan larutan 2
Dapar dan larutan 2
 
transdermal farmasi
transdermal farmasitransdermal farmasi
transdermal farmasi
 
Perhitungan dosis
Perhitungan dosisPerhitungan dosis
Perhitungan dosis
 
Laporan praktikum musrin salila pps Unnes
Laporan praktikum musrin salila pps UnnesLaporan praktikum musrin salila pps Unnes
Laporan praktikum musrin salila pps Unnes
 
spektrofotometri uv-vis
spektrofotometri uv-visspektrofotometri uv-vis
spektrofotometri uv-vis
 
CPKB petunjuk dalam Industri Kosmetik
CPKB petunjuk dalam Industri Kosmetik CPKB petunjuk dalam Industri Kosmetik
CPKB petunjuk dalam Industri Kosmetik
 
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cairLaporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
 
Praformulasi Sediaan
Praformulasi SediaanPraformulasi Sediaan
Praformulasi Sediaan
 
Laporan formulasi tablet pembuatan tablet salut gula
Laporan formulasi tablet pembuatan tablet salut gulaLaporan formulasi tablet pembuatan tablet salut gula
Laporan formulasi tablet pembuatan tablet salut gula
 
Evaluasi sediaan steril
Evaluasi sediaan sterilEvaluasi sediaan steril
Evaluasi sediaan steril
 
Farmasi fisika-kelarutan
Farmasi fisika-kelarutanFarmasi fisika-kelarutan
Farmasi fisika-kelarutan
 
Laporan praktikum gel pyroksikam
Laporan praktikum gel pyroksikamLaporan praktikum gel pyroksikam
Laporan praktikum gel pyroksikam
 
Makalah analisa farmasi kuantitatif spektro uv vis dan fluorometri FARMASI UNSRI
Makalah analisa farmasi kuantitatif spektro uv vis dan fluorometri FARMASI UNSRIMakalah analisa farmasi kuantitatif spektro uv vis dan fluorometri FARMASI UNSRI
Makalah analisa farmasi kuantitatif spektro uv vis dan fluorometri FARMASI UNSRI
 
Validasi uji sterilisasi
Validasi uji sterilisasiValidasi uji sterilisasi
Validasi uji sterilisasi
 
30435971 farmasi-fisika-kelarutan
30435971 farmasi-fisika-kelarutan30435971 farmasi-fisika-kelarutan
30435971 farmasi-fisika-kelarutan
 
Laporan resmi elixir paracetamol
Laporan resmi elixir paracetamolLaporan resmi elixir paracetamol
Laporan resmi elixir paracetamol
 
nitrimetri
nitrimetrinitrimetri
nitrimetri
 

Similar to ANALISIS KOSMETIKA

Similar to ANALISIS KOSMETIKA (20)

528792_Kosmetika secara umum.pptx
528792_Kosmetika secara umum.pptx528792_Kosmetika secara umum.pptx
528792_Kosmetika secara umum.pptx
 
KOSMETIKA PPT.pdf
KOSMETIKA PPT.pdfKOSMETIKA PPT.pdf
KOSMETIKA PPT.pdf
 
Sediaan krim
Sediaan krimSediaan krim
Sediaan krim
 
Bahan Kimia Dalam Kehidupan Sehari-hari
Bahan Kimia Dalam Kehidupan Sehari-hariBahan Kimia Dalam Kehidupan Sehari-hari
Bahan Kimia Dalam Kehidupan Sehari-hari
 
70106276 eye-shadow
70106276 eye-shadow70106276 eye-shadow
70106276 eye-shadow
 
1. Pengantar Kosmetik.pptx
1. Pengantar Kosmetik.pptx1. Pengantar Kosmetik.pptx
1. Pengantar Kosmetik.pptx
 
Ppt emulsi lotion
Ppt emulsi lotionPpt emulsi lotion
Ppt emulsi lotion
 
KOSMETIKA (SHAMPOO/SAMPO)
KOSMETIKA (SHAMPOO/SAMPO)KOSMETIKA (SHAMPOO/SAMPO)
KOSMETIKA (SHAMPOO/SAMPO)
 
Tugas formulasi obat klp 6
Tugas formulasi obat klp 6Tugas formulasi obat klp 6
Tugas formulasi obat klp 6
 
Makalah efek samping bedak pemutih berbahaya 3
Makalah efek samping bedak pemutih berbahaya 3Makalah efek samping bedak pemutih berbahaya 3
Makalah efek samping bedak pemutih berbahaya 3
 
Makalah efek samping bedak pemutih berbahaya 3
Makalah efek samping bedak pemutih berbahaya 3Makalah efek samping bedak pemutih berbahaya 3
Makalah efek samping bedak pemutih berbahaya 3
 
Analisa_kosmetik.pptx
Analisa_kosmetik.pptxAnalisa_kosmetik.pptx
Analisa_kosmetik.pptx
 
PPT KIMIA FARMASI.pptx
PPT KIMIA FARMASI.pptxPPT KIMIA FARMASI.pptx
PPT KIMIA FARMASI.pptx
 
Presentasi Kimia: Bahan kimia rumah tangga dan Industri
Presentasi Kimia: Bahan kimia rumah tangga dan IndustriPresentasi Kimia: Bahan kimia rumah tangga dan Industri
Presentasi Kimia: Bahan kimia rumah tangga dan Industri
 
Memilih Kosmetika Yang Aman
Memilih Kosmetika Yang AmanMemilih Kosmetika Yang Aman
Memilih Kosmetika Yang Aman
 
Makalah cream pemutih
Makalah cream pemutihMakalah cream pemutih
Makalah cream pemutih
 
Makalah cream pemutih
Makalah cream pemutihMakalah cream pemutih
Makalah cream pemutih
 
Makalah cream pemutih
Makalah cream pemutihMakalah cream pemutih
Makalah cream pemutih
 
pert 1 - Materi.pdf
pert 1 - Materi.pdfpert 1 - Materi.pdf
pert 1 - Materi.pdf
 
Kosmetik (1).pptx
Kosmetik (1).pptxKosmetik (1).pptx
Kosmetik (1).pptx
 

Recently uploaded

Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)PUNGKYBUDIPANGESTU1
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...Kanaidi ken
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasarrenihartanti
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajarHafidRanggasi
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 

Recently uploaded (20)

Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 

ANALISIS KOSMETIKA

  • 2. Definisi kosmetika . . . Kosmetika adalah sediaan atau paduan bahan yang siap untuk digunakan pada bagian luar badan (epidemis, rambut, kuku, bibir, dan organ kelamin luar), gigi dan rongga mulut untuk membersihkan, menambah daya tarik, mengubah penampakan, melindungi supaya tetap dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit (Permenkes Nomor 445/Menkes/Per/V/1998 ). Kosmetika adalah bahan atau campuran bahan untuk digosok, dilekatkan, dituangkan, dipercikkan, atau disemprotkan pada badan atau bagian badan manusia dengan maksud untuk membersihkan, memelihara, menembah daya tarik atau mengubah rupa, dan tidak termasuk golongan obat. Definisi tersebut jelas menunjukkan bahwa kosmetika bukan satu obat yang dipakai untuk diagnosis, pengobatan maupun pencegahan penyakit (Wasita atmadja,1997).
  • 3. Menurut Direktorat Jenderal POM Departemen Kesehatan RI membagi kosmetik berdasarkan fungsinya menjadi : 1. Preparat untuk bayi 2. Preparat untuk mandi 3. Preparat untuk mata 4. Preparat wangi-wangian 5. Preparat untuk rambut 6. Preparat untuk rias (make up) 7. Preparat untuk pewarna rambut 8. Preparat untuk kebersihan mulut 9. Preparat untuk kebersihan badan 10. Preparat untuk kuku 11. Preparat untuk cukur 12. Preparat untuk perawatan kulit 13. Preparat untuk proteksi sinar matahari
  • 4. Pembagian kosmetik berdasarkan definisinya, yaitu : A. Kosmetik perawatan kulit. misal : sabun, susu pembersih, penyegar kulit, pelembab dan pelindung kulit. B. Kosmetik riasan. misal : lipstik, rouge, pensil alis dan sebagainya. C. Kosmetika misal : - Kosmetika pemutih kulit. - Kosmetika tabir surya. - Kosmetika anti penuaan. - Kosmetika anti jerawat. - Kosmetika anti perspirant. - Kosmetika anti ketombe.
  • 5. Berdasarkan kegunaan dan cara bekerjanya kosmetika dibagi dalam kelompok : Kosmetika pemeliharaan dan perawatan kulit terdiri dari : a. Pembersih (cleansing) : pembersih dengan bahan dasar air (face tonic, skin freshener dan lain-lain), pembersih dengan bahan dasar minyak (cleansing cream, cleansing milk, dan lainlain), pembersih dengan bahan dasar padat (masker). b. Pelembab (moisturizing) : cold cream, night cream, moisturizing, base make up dan lain-lain. c. Pelindung (protecting) : sunscreen, foundation cream, dan lain-lain. d. Penipis (thinning) : bubuk peeling dan lain-lain. Kosmetika rias (decorated cosmetic) : kosmetika yang dipakai untuk make up seperti : pemerah pipi, pemerah bibir, eye shadow dan lain-lain.
  • 6. Penggolongan Kosmetik berdasarkan bahan dan penggunaan serta penilaiannya, yaitu : 1). Kosmetik golongan I adalah : a). Kosmetik yang digunakan untuk bayi. b). Kosmetik yang digunakan di sekitar mata, rongga mulut dan mukosa lainnya. c). Kosmetik yang mengandung bahan dengan persyaratan dan kadar dan penandaanya. d). Kosmetik yang mengandung bahan dan fungsinya belum lazim serta belum diketahui keamanan dan kemanfaatannya 2). Kosmetik golongan II adalah Kosmetik yang tidak termasuk golongan I : Misalnya ; Krim pelembab, cream/ lotion pencuci muka dll.
  • 7. PENGGUNAAN KOSMETIKA Pada umumnya, banyak sekali beredar sediaan kosmetika jenis pemutih, pewarna bibir atau perona wajah serta kosmetika yang berperan untuk keindahan kulit wajah lainnya. Suatu sediaan kosmetika akan ditambahkan suatu zat ikutan atau tambahan yang akan menambah nilai artistik dan daya jual produknya, salah satunya dengan penambahan bahan pewarna. Efek yang sangat berbahaya bagi kesehatan kulit bila pemakaian bahan pewarna berbahaya adalah terjadi iritasi kulit, serta bila terpapar dalam jumlah besar dan pemakaian dalam jangka waktu yang panjang akan menyebabkan kanker kulit dan pengaruh efek lain, misalnya memberikan efek karsinogenik, teratogenik, alergi, dan lain-lain.
  • 8. PUBLIC WARNING / PERINGATAN Sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No.445/ MENKES/ PER/V/1998 Tentang Bahan, Zat Warna, Substratum, Zat Pengawet dan Tabir Surya pada Kosmetik dan Keputusan Kepala Badan POM No : KH.00.01.3352 Tanggal : 7 September 2006 TENTANG KOSMETIK YANG MENGANDUNG BAHAN DAN ZAT WARNA YANG DILARANG. Bahan pemutih seperti : • Merkuri (Hg) /Air Raksa termasuk logam berat berbahaya, yang dalam konsentrasi kecilpun dapat bersifat racun. Pemakaian Merkuri (Hg) dalam krim pemutih dapat menimbulkan berbagai hal, mulai dari perubahan warna kulit yang pada akhirnya dapat menyebabkan bintikbintik hitam pada kulit, alergi, iritasi kulit serta pemakaian dengan dosis tinggi dapat menyebabkan kerusakan permanen otak, ginjal, dan gangguan perkembangan janin. • Hidroquinon termasuk golongan obat keras yang hanya dapat digunakan berdasarkan resep dokter. Bahaya pemakaian obat keras ini tanpa pengawasan dokter dapat menyebabkan iritasi kulit, kulit menjadi merah dan rasa terbakar juga dapat menyebabkan kelainan pada ginjal (nephropathy), kanker darah (leukemia) dan kanker sel hati ( hepatocelluler adenoma).
  • 9. Bahan pewarna seperti : • Zat warna Rhodamin adalah zat warna sintetis yang pada umumnya digunakan sebagai zat warna kertas, tekstil atau tinta. Zat warna ini dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan dan merupakan zat karsinogenik. Rhodamin dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada hati. • Merah K.10 ( Rhodamin B ) dan Merah K.3 (CI Pigment Red 53 : D&C Red No. 8 : 15585) merupakan zat warna sintetis yang pada umumnya digunakan sebagai zat warna kertas, tekstil atau tinta. Zat warna ini dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan dan merupakan zat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker) serta Rhodamin dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada hati.
  • 10. ANALISA SEDIAAN KOSMETIKA Berdasarkan bentuk sediaan kosmetik, yaitu : • Untuk bentuk serbuk, dilakukan preparasi sampel sama dengan serbuk obat. Pada bentuk larutan (lotion), sampel dilakukan pengenceran dengan pelarut sesuai sampai volume tertentu. • Bentuk aerosol (diwadah yg dapat disemprotkan), dilakukan preparasi sampel pada tempat es kering selama 2 jam, setelah itu baru dilubangi untuk mengambil isinya, apabila sampel berupa zat cair, maka diambil pada temperatur dingin, dan apabila isi berupa zat padat diambil pada temperatur kamar. • Bentuk emulsi (krim), dilihat dahulu bentuk emulsi o/w atau w/o : - Bentuk emulsi o/w diencerkan dengan air. - Bentuk emulsi w/o  diencerkan dengan pelarut organik. • Hasil pengenceran dihilangkan lemak dengan diekstraksi menggunakan Petroleum eter. Residu bebas lemak dilanjutkan untuk analisis.
  • 11. Berdasarkan kandungannya, yaitu : 1. Sampel kosmetik untuk analisis pengawet : - Pengawet pada kosmetik antara lain : phenol halogen, formaldehid, alkohol, amonium kwaternair, p hidroksi benzoat, asam dehidroasetat, merkuri dan vitamin C / antioksidan. - Preparasi sampel bentuk apapun dilarutkan dalam alkohol, disaring filtrat dlm alkohol lalu diuapkan pd tekanan rendah, residu dilarutkan pd pelarut tertentu dan dilanjutkan dgn TLC. 2. Sampel kosmetik untuk analisis zat warna : - Zat warna untuk kosmetik berasal dri alam (pigmen) dan sintesis (larut dalam air dan larut lemak). - Preparasi sampel kosmetik mengandung alkohol (lotion untuk seting rambut). Alkohol dihilangkan dgn pemanasan di atas penangas air yg selanjutnya diekstraksi dgn metil klorida dan hasil ekstraksi dilanjutkan dengan analisis TLC.
  • 12. 3. Sampel kosmetik untuk analisis lemak (lipstik) : Preparasi sampel kosmetik emulsi (bath oil)  sampel diencerkan dgn air dan kloroform, tambahkan asam klorida atau garam natrium klorida sampai emulsi pecah, tambahkan air, disaring dan filtrat yg mengandung zat warna larut air dianalisis dengan spektrofotometri / TLC. 4. Sampel kosmetik untuk analisis parfum : Langkah yg dilakukan adalah dengan cara mengisolasi dgn 2 metode, yaitu diekstraksi dgn eter atau dengan destilasi uap. Hasil ekstraksi diidentifikasi dgn GC-MS, untuk kuantitatif dgn GC. 5. Sampel kosmetik berupa Parfum, Cologne dan Lotion : Dilakukan pengenceran dgn air, kemudian diekstraksi dgn eter dan hasil ekstraksi dibebas airkan dgn menggunakan Natrium sulfat anhidrat. Uapkan eter pd temperatur rendah sampai kurang lebih 10 mL lalu diambil larutan jernih untuk dilanjutkan analisis GC-MS.
  • 13. 6. Sampel berupa sampho (mengandung surfaktan dan stabilisator). Sampel diencerkan dgn air dan alkohol. Parfum diekstraksi dgn eter, kemudian lapisan eter diuapkan sampai volume kurang lebih 40 mL. selanjutnya dilakukan dgn destilasi uap, hasil destilat ditampung kurang lebih 300 – 400 mL. ekstraksi kembali dgn eter, lapisan eter dibebas airkan dgn ditambahkan Natrium sulfat anhidrat. Hasil ekstraksi eter dilanjutkan dgn analisis GC-MS. 7. Sampel berupa Krim, Lipstik, Suntan dan Lotion bntuk emulsi. Dipisahkan dgn cara detilasi uap. Hasil destilasi diekstraksi dgn eter lalu lapisan eter dibebas airkan dgn Natrium Sulfat anhidrat kemudian dilanjutkan analisis dgn GC-MS. 8. Sampel berupa pasta gigi (mengandung surfaktan). Dilakukan dgn diblender lalu ditambahkan metanol sehingga menjadi suspensi halus/lembut, ditambahkan dgn eter dan disaring dgn corong Buchner. Filtrat diambil lapisan eter, hilangkan air dr eter dgn Natrium Sulfat anhidrat, selanjutnya
  • 14. 9. Sampel berupa sabun. Dilakukan dgn cara diblender dan ditambahkan metanol sampai jdi suspensi. Tambahkan eter dan saring dgn corong Buchner, filtrat diuapkan sampai jdi ekstrak kental. Lanjutkan dgn destilasi uap, hasil destilasi uap diekstraksi kembali dgn eter kemudian lapisan eter dibebas airkan dgn Natrium Sulfat anhidrat, lanjutkan dgn GC-MS. KESIMPULAN : Dapat disimpulkan bahwa sediaan kosmetika dapat di analisis dengan menggunakan beberapa metode, sesuai dengan jenis sediaannya serta pelarut yang sesuai. Serta pada umumnya, banyak sekali beredar sediaan kosmetika dengan berbagai jenis. Diantaranya jenis pemutih, pewarna atau perona wajah yang tidak di ketahui keamanannya untuk digunakan pada manusia.