SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
MAKALAH
KOSMETOLOGI
LOGAM BERAT “ARSEN”
DISUSUN OLEH :
Kelompok : I (Satu)
1. Abdullah Halim
2. Andera Meka Susu
3. Andrean Revinaldy
4. Andri Rinaldi
5. Annisa Gustina
6. Bagus Suneko
7. Bambang
Kelas : S-1 Reg Far A
SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI (STIFI)
BHAKTI PERTIWI
PALEMBANG
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penampilan menarik dan cantik selalu diingikan oleh semua
masyarakat terutama untuk pada perempuan, apapun yang terlihat
cantik, terlihat menarik, dan terlihat mencolok serta unik pasti ingin
dimiliki terutama dalam bidang kecantikan. Jadi setiap kosmetik yang
ada di pasaran pasti akan diminati sesuai dengan fungsi dan manfaat
dari hasil yang ngin dicapai oleh pemakainya. Walaupun dengan harga
yang relatif mahal, namun bagi yang benar-benar menginginkan
kecantikan tersebut hal ini bukanlah menjadi masalah. Karena cantik
telah menjadi obsesi untuk tampil menarik pada setiap yang
melihatnya.
Untuk memperbaiki dan mempertahankan kesehatan kulit
diperlukan jenis kosmetik tertentu, bukan hanya obat. Selama kosmetik
tersebut tidak mengandung bahan berbahaya secara farmakologis aktif
mempengaruhi kulit, penggunaan kosmetik jenis ini menguntungkan
dan bermanfaat untuk kulit itu sendiri.
Sayangnya, banyak perempuan yang tidak sadar ada bahaya
yang mengintip di antara produk-produk kecantikan yang mereka
pakai. Bahaya itu adalah logam berat, yang ternyata terkandung dalam
sejumlah merek kosmetik.
Logam berat yang terkandung dalam kosmetik umumnya
merupakan zat pengotor (impuritis) pada bahan dasar pembuatan
kosmetik. Pada dasarnya logam berat dapat ditemukan di alam seperti
di dalam tanah, air, dan batuan. Bahan-bahan alam tersebut digunakan
sebagai bahan dasar atau pigmen dalam industri kosmetik. Kandungan
logam berat dalam kadar yang berlebih dalam kosmetik, baik yang
ditambahkan dengan sengaja atau pun tidak sengaja, sangat tidak
dibenarkan karena logam berat tersebut akan kontak dengan kulit
secara berulang. Apabila terabsorbsi, logam berat akan masuk ke
dalam darah dan menyerang organ-organ tubuh sehingga menimbulkan
gangguan kesehatan. Adanya risiko logam berat ini tertelan
(kontaminasi dari tangan) atau terhirup memungkinkan timbulnya
gangguan kesehatan lainnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. KOSMETIK
Pengertian Kosmetik
JELLINEX mengemukakan bahwa kosmetologi adalah ilmu yang
mempelajari hukum-hukum kimia, fisika, biologi dan mikrobiologi tentang
pembuatan, penyimpanan dan penggunaan bahan kosmetika.
Kosmetika sudah dikenal manusia sejak beradab-adab yang lalu, dan
baru abad ke-19 mendapat perhatian khusus, yaitu selain untuk kecantikan
juga mempunyai fungsi untuk kesehatan. Perkembangan ilmu kosmetik serta
industrinya baru dimulai secara besar-besaran pada abad ke-20 dan kosmetik
menjadi salah satu bagian dari dunia usaha. Dewasa ini, teknologi kosmetik
begitu maju dan merupakan paduan antara kosmetik dan obat (pharmaceutical)
atau dikenal dengan dengan istilah kosmetik medik (cosmeceuticals).
Kosmetik berasal dari kata Yunani kata yaitu ‘kosmetikos’ yang
mempunyai arti keterampilan menghias atau mengatur. Definisi kosmetik
dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No.445/MenKes/Permenkes/1998
adalah sebagai berikut.
“Kosmetik adalah sediaan atau paduan bahan yang siap untuk digunakan pada
bagian luar badan (epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ kelamin
bagian luar) gigi dan rongga mulut untuk membersihkan, menambah daya
tarik, mengubah penampilan, melindungi supaya tetap dalam keadaan
baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati
atau menyembuhkan suatu penyakit.”
Dalam definisi kosmetik tersebut, terdapat kalimat “tidak
dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit”,
pernyataan tersebut mengandung pengertian bahwa penggunaan kosmetika
tidak dimaksudkan untuk mempengaruhi struktur dan faal kulit. Pada tahun
1955, Lubowe menciptakan istilah “cosmedics” sebagai gabungan dari
kosmetik dan obat yang sifatnya dapat mempengaruhi faal kulit secara positif
tetapi bukan obat dan menyusul pada tahun 1982, Faust mengemukakan istilah
medicate cosmetics, yakni semacam kosmetik yang juga bermanfaat untuk
memperbaiki dan mempertahankan kesehatan kulit, seperti preparat anti
ketombe, deodorant, preparat antiperspirant, preparat untuk mempengaruhi
warna kulit dan preparat anti jerawat.
Tujuan Penggunaan Kosmetika
Tujuan utama penggunaan kosmetik pada masyarakat modern adalah
untuk kebersihan pribadi, meningkatkan daya tarik melalui make-up,
meningkatkan rasa percaya diri dan perasaan tenang, melindungi kulit dan
rambut dari kerusakan sinar ultraviolet, polusi dan factor lingkungan yang lain,
mencegah penuaan, dan secara umum membantu seseorang lebih menikmati
dan menghargai hidup.
Penggolongan Kosmetika
Dewasa ini terdapat ribuan kosmetika di pasar bebas. Kosmetika
tersebut adalah produk pabrik kosmetika didalam dan diluar negeri yang
jumlahnya telah mencapai angka ribuan. Jumlah yang sedimikian banyak
memerlukan usaha penyederhanaan kosmetika,baik untuk tujuan pengaturan
maupun pemakaian. Usaha tersebut berupa penggolongan kosmetika.
Berdasarkan surat keputusan Menteri Kesehatan Nomor
045/C/SK/1977 tanggal 22 Januari 1977, menurut kegunaannya kosmetika
dikelompokkan dalam 13 golongan yaitu :
 Sediaan untuk bayi
 Sediaan untuk mandi
 Sediaan untuk make-up mata
 Sediaan wangi-wangian
 Sediaan rambut (bukan cat rambut)
 Sediaan pewarna rambut (cat rambut)
 Sediaan make-up (bukan untuk mata)
 Sediaan untuk kebersihan mulut
 Sediaan kuku
 Sediaan untuk kebersihan badan
 Sediaan cukur
 Sediaan perawatan kulit
 Sediaan suntan dan sunscreen, yaitu lotion atau krim yang digunakan
dengan maksud merubah kulit yang putih menjadi berwarna coklat tanpa
kulit terbakar oleh sinar matahari.
Keracunan Kosmetika
Sediaan kosmetika sendiri bukanlah racun. Akan tetapi, karena
dibuat dari bahan-bahan kimia, terutama bagi kulit orang-orang tertentu dapat
menyebabkan timbul reaksi yang tidak dikehendaki seperti reaksi alergi dan
fotosensitasi selain yang disebabkan oleh kesalahan dalam penggunaannya.
Karena bermacam-macam reaksi kulit yang dapat terjadi pada
penggunaan kosmetika, telah dilakukan usaha untuk membuat sediaan
kosmetika yang disebut “kosmetika hipoalergi”. Kosmetika jenis ini tidak lagi
menggunakan bahan-bahan yang dapat menimbulkanbermaca-maca reaksi
kulit, seperti senyawa arsen, aluminium sulfat, aluminium klorida, balsam peru,
fenol, formaldehid, lanolin, senyawa merkuri, senyawa bismuth, minyak
bergamot, minyak lavender, asam salisilat, heksaklorofen. Khusus untuk zat
warna, dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 239/Men.Kes/Per/V/1985
tanggal 1 Mei 1985, telah ditetapkan zat warna tertentu yang dinyatakan
sebagai bahan berbahaya dan dilarang digunakan dalam obat, makanan, dan
kosmetika.
Logam Berat
Logam merupakan bahan pertama yang dikenal oleh manusia dan
digunakan sebagai alat-alat yang berperan penting dalam sejarah peradaban
manusia. Logam berat masih termasuk golongan logam dengan kriteria-kriteria
yang sama dengan logam lain. Perbedaannya terletak dari pengaruh yang
dihasilkan bila logam berat ini berikatan dan atau masuk kedalam organisme
hidup.
Terdapat 80 jenis logam berat dari 109 unsur kimia dimuka bumi ini.
Logam berat dibagi kedalam dua jenis yaitu :
1. Logam berat esensial, yakni logam dalam jumlah tertentu yang sangat
dibutuhkan oleh organisme. Dalam jumlah yang berlebihan, logam tersebut
menimbulkan efek toksik. Contohnya adalah Zn, Cu, Fe, Co, Mn dan lain
sebagainya
2. Logam berat tidak esensial, yakni logam yang keberadaanya dalam tubuh
masih belum diketahui manfaatnya, bahkan bersifat toksik seperti As, Hg,
Cd, Pb, Cr dll
Logam berat dapat menimbulkan efek gangguan terhadap
kesehatan manusia, tergantung pada bagian mana dari logam berat
tersebut yang terikat dalam tubuh serta besarnya dosis paparan.
Senyawa Arsen
Pengertian Arsen
Arsen, arsenik atau arsenikum adalah unsur metaloid dalam tabel
periodik yang memiliki simbol As dan nomor atom 33 . Biasanya arsen
berwarna abu-abu dengan penampakan seperti logam (steel-gray). Selain abu-
abu dapat juga berwarna kuning, coklat, dan hitam. Pada saat arsen dipanaskan,
maka arsen akan menyublim menjadi gas (arsin) secara langsung.
Arsen termasuk elemen transisional (intermediet) antara logam dan
non logam, namun secara klasik digolongkan sebagai logam berat. Arsen tidak
berbau dan tidak berasa. Bentuknya seperti bubuk giling dan tidak larutdalam
air. Senyawa arsen yang biasa kita temukan di alam ada 3 bentuk yakni
Arsentrichlorida (AsCl3) berupa cairan berminyak, Arsen trioksida (As2O3,
arsen putih) berupa kristal putih dan berupa gas arsine (AsH3).
Secara garis besar arsen terdiri dari dua bentuk, yakni organik dan
inorganik. Bentuk inorganik merupakan kombinasi dengan elemen seperti
oksigen, chlorine, dan sulfur. Sedangkan bentuk organik merupakan kombinasi
dengan elemen karbon dan hidrogen. Bentuk inorganik memiliki sifat lebih
toksik dibandingkan bentuk organik.
Sejarah Arsen
Menurut bahasa Latin, arsen berasal dari kata arsenicum,
sedangkan dalam bahasa Yunani, adalah arsenikon (identik dengan
kata arenikos) yang berarti lelaki, menurut kepercayaan bangsa Yunani
bahwa logam memiliki kelamin yang berbeda.
Sedangkan menurut bahasa Arab adalah Az-zernikh yang berarti
“orpiment kuning” dari Persia zerni-zar, yang artinya emas, atau zarnig artinya
kuning.
Arsenik dikenal dan digunakan di Persia dan di banyak tempat
lainnya sejak zaman dahulu. Bahan ini sering digunakan untuk membunuh, dan
gejala keracunan arsenik sulit dijelaskan, sampai ditemukannya tes Marsh, tes
kimia sensitif untuk mengetes keberadaan arsenik. Karena sering digunakan
oleh para penguasa untuk menyingkirkan lawan-lawannya dan karena daya
bunuhnya yang luar biasa serta sulit dideteksi, arsenik disebut Racun para raja,
dan Raja dari semua racun.
Dalam zaman Perunggu, arsenik sering digunakan dalam pembuatan
perunggu, dengan penambahan senyawa arsenic membuat campuran tersebut
lebih keras.
Warangan, sering digunakan sebagai bahan pelapis permukaan keris,
mengandung bahan utama arsen. Arsen membangkitkan penampilan pamor
keris dengan mempertegas kontras pada pamor. Selain itu, arsen juga
meningkatkan daya bunuh senjata tikam itu.
Albertus Magnus dipercaya sebagai orang pertama yang menemukan
bagaimana mengisolasi unsur arsen ini pada tahun 1250. Pada tahun 1649
Johan Schroeder mempublikasi 2 cara menyiapkan arsenik.
Pada zaman Ratu Victoria di Britania Raya, arsenik dicampurkan
dengan cuka dan kapur dan dimakan oleh kaum perempuan untuk
meningkatkan penampilan wajah mereka, membuat kulit mereka lebih putih
untuk menunjukkan bahwa mereka tidak bekerja di ladang. Arsenik juga
digosokkan di muka dan di lengan kaum perempuan untuk memutihkan kulit
mereka. Namun ini sangat tidak dianjurkan sekarang.
Sifat – Sifat Arsen
Sifat fisika
Fase solid
Massa
jenis(mendekati suhu
kamar)
5.727 g·cm−3
Massa jenis cairan
pada t.l.
5.22 g·cm−3
Titik sublimasi 1137 °F 615 °C, 887 K,
Titik tripel 1090 K (817°C), 3628[1] kPa
Titik kritis 1673 K, Mpa
Kalor peleburan (grey) 24.44 kJ·mol−1
Kalor penguapan 34.76 kJ·mol−1
Kapasitas kalor 24.64 J·mol−1·K−1
Sifat Kimia Arsenik
1. Reaksi arsenik dengan air
Arsenik tidak bereaksi dengan air dalam kondisi normal.
2. Reaksi arsenik dengan udara
Ketika dipanaskan dalam oksigen, arsenik menyatu untuk membentuk "arsen
pentoksida" tetra-arsenik decaoxide.
4As (s) + 5O2 (g)  As4O10 (s)
4As (s) + 3O2 (g)  As4O6 (s)
3. Reaksi arsenik dengan halogen
Arsenik bereaksi dengan fluor untuk membentuk arsen gas (V)
fluoride
2As (s) + 5F2 (g)  2AsF5 (g)
Arsenik bereaksi dalam kondisi yang terkendali dengan halogen
fluorin, klorin bromin, dan yodium untuk membentuk arsen (III) trihalides.
2As (s) + 3F2 (g)  2AsF3 (l)
2As (s) + 3Cl2 (g)  2AsCl3 (l)
2As (s) + 3Br2 (g)  2AsBr3 (l)
2As (s) + 3I2 (g)  2AsI3 (l)
Klasifikasi Arsen
Arsen di alam berada dalam bentuk Inorganik dan organik. Penjelasannya
sebagai berikut:
1. Arsen Inorganik
Sebagian besar arsen di alam merupakan bentuk senyawa dasar
yang berupa substansi inorganik. Arsen inorganik dapat larut dalam air atau
berbentuk gas dan dapat terpapar pada manusia. Menurut National Institute
for Occupational Safety and Health (1975), arsen inorganik dapat
menyebabkan berbagai gangguan kesehatan kronis, terutama kanker.
Senyawa Arsen dengan oksigen, klorin atau belerang dikenal
sebagai arsen inorganik. Arsen trioksida (As2O3 atau As4O6) dan
arsenat/arsenit merupakan bentuk arsen inorganik berbahaya bagi kesehatan
manusia. Pada suhu di atas 1.073°C senyawa arsen trioksida dapat
dihasilkan dari hasil samping produksi tembaga dan pembakaran batubara.
Arsen trioksida mempunyai titik didih 465°C dan akan menyublim pada
suhu lebih rendah. Kelarutan arsen trioksida dalam air rendah, kira-kira 2%
pada suhu 25°C dan 8,2% pada suhu 98°C. Sedikit larut dalam asam
membentuk asam arsenide (H3As03). Arsen trioksida sangat cepat larut
dalam asam khlorida dan alkalis.
2. Arsen Organik
Senyawa dengan karbon dan Hidrogen dikenal sebagai Arsen
Organik. Arsen bentuk organik yang terakumulasi pada ikan dan kerang-
kerangan, yaitu arsenobetaine dan arsenokolin mempunyai sifat nontoksik.
Sebagaimana diketahui bahwa arsen inorganik lebih beracun dari pada arsen
organik. Senyawa arsen organik sangat jarang dan mahal. Ikatan karbon-
arsen sangat stabil pada kondisi pH Iingkungan dan berpotensi teroksidasi.
Di dalam air senyawa ini bisa teroksidasi menjadi methylarsenic acid.
Senyawa arsen organik lainnya seperti : arsenobetaime dan arsenocho/ine
bisa ditemukan pada kehidupan laut dan sangat tahan terhadap degradasi
secara kimiawi.
Berbagai macam senyawa arsen adalah sebagai berikut:
Nama Rumus Kimia Sifat fisik –
kimia
Arsen trioksida As2O3 atau Larut dalam air
As4O6 dingin,
hangat, basa
dan HCL.
Arsen Pentoksida As2O5 Sanagat mudah
larut dalam
air, basa dan
asam.
Arsen trisulfida As2S3 Sulit larut dalam
air, mudah
larut dalam
asam dan
basa.
Gallium arsenida GaAs Sedeikit larut
dalam air,
larut dalam
buffer fosfat
Ph7.
Arsine atau
hidrogen
arsenida
AsH3 Gas yang tidak
berwarna,
tidak
flamable,
berbau
seperti
bawang putih
(garlic
odour).
Arsenium
selenida
As2Se
Karakteristik Arsen
Arsenik adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
simbol As dan nomor atom 33 yang terletak pada golongan VA, yang secara
kimiawi memiliki karakteristik yang mirip dengan fosfor (P). Umumnya logam
ini berwarna abu-abu, sangat rapuh, berbentuk kristal, merupakan konduktor
yang buruk, berubah warna dalam udara dan ketika dipanaskan akan teroksida
dengan cepat menjadi arsen oksida yang berbau seperti bawang putih. Ia adalah
bahan metaloid yang terkenal beracun dan memiliki tiga bentuk alotropik;
kuning, hitam dan abu-abu. Disebut alotropi adalah karena ketiga “sama” zat
tersebut memiliki sifat yang berbeda, yakni mereka adalah atom yang sama
tetapi berbeda struktur molekulnya.
Arsenik kuning memiliki struktur seperti piramida dengan dasar
segitiga, seperti gas terbentuk pada temperature tinggi. Arsenik abu-abu
membentuk cincin yang dimana masing-masing cincin terdiri dari tiga atom,
sedangkan untuk arsenik hitam terstruktur juga namun terdiri dari enam atom.
Arsenik abu-abu merupakan metalloid penghantar panas yang buruk,
sedangkan arsenik kuning dan hitam adalah non-logam yang sama sekali tidak
menghantarkan panas.
Ketika arsenik abu-abu dipanaskan melebihi 615ºC, ia akan
menyublim menjadi gas kekuningan yang terdiri dari molekul As¬4, jika panas
tersebut diturunkan sampai 200ºF dan dibiarkan mengembun maka akan
terbentuk gas kuning arsenik yang sifatnya tidak stabil, yang pada suhu 180ºC
akan kembali ke bentuk arsenic abu-abu. Jika gas tersebut mengembun pada
suhu 100-200ºC maka akan membentuk arsenik hitam yang juga tidak stabil
dan akan kembali ke arsenik abu-abu pada suhu 360ºC. Arsenik abu-abu dan
kuning mulai terbakar pada 400ºC dan harus dipanaskan tanpa oksigen. Jika
arsenik di udara kering pada suhu kamar adalah zat yang sangat stabil tapi jika
ditambahkan air, sebuah oksida yang menjadi berwarna perunggu dan
kemudian ditransfer ke hitam.
Manfaat Senyawa Arsen
Logam arsenik biasanya digunakan sebagai bahan campuran untuk
mengeraskan logam lain misalnya mengeraskan Pb di pabrik aki atau melapisi
kabel. Arsenik trioksid dan arsenik pentoksid biasanya dipakai di pabrik
kalsium, tembaga dan pestisida . Komponen arsenik seringkali pula dipakai
pula untuk memberi warna (pigmen) dan agen pemurni dalam pabrik gelas,
sebagai bahan pengawet dalam penyamakan atau pengawet kapas, ataupun
sebagai herbisida.
Bahan kimia copper acetoarsenit terkenal sebagai bahan pengawet
kayu. Bahan arsenilik digunakan dalam obat-obatan hewan maupun bahan
tambahan makanan hewan. Gas arsen dan komponen arsenik lainnya seringkali
digunakan dalam industri mikroelektronik dan industri bahan gallium arsenide.
Senyawa Arsen Pada Kosmetik
Arsen merupakan logam yang secara alami terdapat di kerak bumi
dan secara alami dapat masuk ke dalam sumber air tanah. Di industri, arsen
digunakan dalam berbagai produk seperti tekstil, pengawet, pigmen warna,
pestisida. Selain itu, arsen juga terkandung pada produk kosmetik sehingga
memungkinkan terjadinya penyerapan logam berat tersebut melalui kulit. Di
dalam darah, arsen akan didistribusikan ke seluruh tubuh dan dapat ditemukan
di hati, ginjal, paru-paru, dan limpa.
Arsen cenderung terakumulasi dalam rambut, kuku, dan kulit. Badan
Internasional untuk Riset Kanker/International Agency for Research on Cancer
(IARC) menyatakan bahwa arsen termasuk kedalam senyawa karsinogenik.
Paparan jangka panjang arsen dapat menimbulkan dampak yang berbahaya
sebagai berikut :
a. Pada kulit
Sediaan kosmetik yang mengandung logam berat seperti arsen apabila
digunakan pada kulit dan penggunaannya dalam jangka waktu yang lama
dapat menyebabkan terjadinya melanosis, yaitu adanya bintik-bintik gelap
pada wajah, pada telapak kaki dan tangan terjadi penebalan kulit
(hyperkeratosis), perubahan warna kulit, timbul seperti bubul (clavus),
infeksi kulit (dermatitis) dan mempunyai efek pencetus kanker
(karsinogenik).
gambar. Dampak senyawa arsen pada kulit
b. Pada organ lain
 Mata
Efek Arsenic terhadap mata adalah gangguan penglihatan dan kontraksi
mata pada bagian perifer sehingga mengganggu daya pandang (visual
fields) mata.
 Darah
Efeknya menyebabkan kegagalan fungsi sungsum tulang dan terjadinya
pancytopenia (yaitu menurunnya jumlah sel darah perifer).
 Liver
Paparan arsen yang cukup lama (paparan kronis) pada liver akan
menyebabkan efek yang signifikan, berupa meningkatnya aktifitas enzim
pada liver (enzim SGOT, SGPT, gamma GT), ichterus (penyakit
kuning), liver cirrhosis (jaringan hati berubah menjadi jaringan ikat dan
ascites (tertimbunnya cairan dalam ruang perut).
 Ginjal
Arsen akan menyebabkan kerusakan ginjal berupa renal damage (terjadi
ichemia dan kerusakan jaringan).
 Saluran pernapasan
Paparan arsen pada saluran pernafasan akan menyebabkan timbulnya
laryngitis (infeksi laryng), bronchitis (infeksi bronchus) dan dapat pula
menyebabkan kanker paru.
 Pembuluh darah
Logam berat Arsen dapat menganggu fungsi pembuluh darah, sehingga
dapat mengakibatkan penyakit arteriosclerosis (rusaknya pembuluh
darah), portal hypertention (hipertensi oleh karena faktor pembuluh
darah potal), udema paru dan penyakit pembuluh darah perifer (varises,
penyakit bu rger).
 Sistem Reproduksi
Efek arsen terhadap fungsi reproduksi biasanya fatal dan dapat pula berupa
cacat bayi waktu dilahirkan, lazim disebut effek malformasi.
 Sistem Immunologi
Efek pada sistem immunologi, terjadi penurunan daya tahan tubuh/
penurunan kekebalan, akibatnya peka terhadap bahan karsinogen
(pencetus kanker) dan infeksi virus.
Dinas kesehatan Kanada mengatakan bahwa logam berat dalam
produk kosmetik adalah hal yang tidak dapat dihindari. Badan ini mengatakan
bahwa konsentrasi logam berat dalam produk kosmetik dianggap berbahaya
jika melampaui batas sebagai berikut Timbal: 10 ppm, Arsenik: 3 ppm,
Cadmium: 3 ppm, Merkuri: 3 ppm, dan Antimony: 5 ppm.
Beberapa contoh produk kosmetik yang mengandung logam berat
yaitu :
 Clinique Stay True Makeup foundation (Stay Ivory) — arsenik, kadmium,
berilium, timah, nikel, talium.
 Sephora Sculpting Powder Trio eye shadow (Brown and Pink) —
berilium, timah, nikel, talium
 MAC Sheerton Shimmer Blush (Springsheen) — berilium, timah, nikel,
talium.
 L'Oreal Bare Naturale maskara(Black/Brown) — arsenik, berilium,
kadmium, timah, nikel, talium
 Cover Girl Perfect Point Plus eyeliner (Black Onyx) — berilium,
kadmium, timah, nikel
 Almay Intense i-color Trio eye color (Trio for Blues, Brown and Dark
Grey) — berilium, kadmium, timah, nikel, selenium
 Benefit Benetint Pocket Pal (Red Tint and Clear Gloss) — arsenik,
berilium, kadmium, timah, nickel, selenium, talium
Toksisitas Arsen
Bentuk arsenik yang terkenal adalah As2O3, alias arsen trioksida atau
warangan.Warangan ini bentuknya berupa bubuk berwarna putih yang larut
dalam air. Bentuk lainnya adalah bubuk kuning As2S3 dan bubuk merah realgar
As4S4. Keduanya sempat populer sebagai bahan cat, namun karena toksik
akhirnya mereka tidak dipakai lagi. Adapun bentuk gasnya, yang juga beracun
adalah arsin (As2H3)
Arsenik mampu menghambat produksi ATP, sumber energi bagi sel-
sel hidup, melalui berbagai mekanisme. Di siklus Krebs arsenik menghambat
enzim piruvat dehidrogenase, sehingga sintesis ATP menjadi berkurang dan
malah meningkatkan produksi hidrogen peroksida(H2O2). Hidrogen peroksida
ini merupakan oksidator yang sangat reaktif terhadap sel hidup, maka justru sel
hidup itulah yang diserang. Sel yang diserang arsenik akan mengalami nekrosis
dan kematian dengan segera.
Keracunan arsenik dapat terjadi dalam 2 cara, yaitu akut dan kronik.
Akut berarti arsenik diberikan dalam satu dosis tunggal yang sangat besar dan
langsung mematikan. Dosis ini kira-kira sebesar 120-200 mg pada orang
dewasa atau 2 mg/kgBB pada orang dengan berat badan kurang dari 60 kg.
Gejala keracunan akut terdiri atas mual muntah hebat yang disertai sakit perut.
Napas berbau seperti bawang putih. Kadang langsung kejang-kejang dan koma.
Tekanan darah turun dan tampak seperti dehidrasi berat.
Sedangkan gejala keracunan kronik mula-mula mengalami gejala
keracunan seperti keracunan akut, tapi lama-kelamaan datang gejala
tambahannya. Penderita akan mengalami perubahan warna kulit menjadi
kelabu atau kehitaman, gangguan fungsi hati, fungsi jantung, fungsi paru-paru,
dan fungsi ginjal. Fungsi saraf tepi juga terganggu secara simetris. Tapi yang
paling jelas adalah kukunya, di mana terlihat garis-garis horizontal bersusun-
susun.Garis ini disebut Mees’ lines.
Pendeteksian Arsenik
Dalam bentuk unsur, arsenik sebenarnya tidak
berbahaya.Akan tetapi, jika dalam bentuk senyawa oksidanya, arsen
dioksida (As2O3), unsur ini bersifat racun. Senyawa arsen oksida
berbentuk serbuk putih yang larut dalam air, tidak berasa, dan sukar
dideteksi jika telah lama digunakan.
Keracunan arsenik dapat dideteksi dengan cara sebagai
berikut :
 Uji Mars
Pada tahun 1832, James Marsh menemukan cara mendeteksi adanya
arsenik dalam suatu sampel. Sejak itu, penipuan merebut harta warisan
menggunakan racun arsenik sulit dilakukan. Untuk menghargai jasa James
Marsh, uji deteksi arsenik ini dinamakan Uji Marsh.
Dalam Uji Marsh ini diperlukan larutan asam sulfat (H2SO4) dan
padatan seng (Zn). Campuran antara larutan asam sulfat dan padatan logam
seng akan menghasilkan gas hidrogen (H2). Jika arsen oksida terdapat dalam
sampel, arsen oksida akan bereaksi dengan gas hidrogen membentuk suatu gas
beracun yang bernama gas arsin (AsH3). Ketika dipanaskan, gas arsin akan
terurai menjadi uap arsenik dan gas hidrogen. Ketika uap arsenik menyentuh
“cincin logam” pada daerah dingin di tabung, akan timbul kilauan cahaya khas
logam arsenik. Kilauan khas tersebut dikenal dengan cermin arsenik (arsenic
mirror).
 Neutron Activation Analysis (NAA)
NAA ditemukan pada tahun 1936 ketika Hevesy dan Levi
menemukan bahwa sampel yang mengandung unsur tanah jarang menjadi
sangat radioaktif setelah terkena sinar neutron.NAA mengukur karakter sinar
gamma yang dipancarkan oleh isotop pada sampel melalui iradiasi
termal.Setelah iradiasi dan peluruhan radioaktif, spektrum sinar gamma
dideteksi. Setiap unsur mempunyai spektrum sinar gamma yang khas sehingga
dapat diketahui jenis unsur dalam sample beserta kadarnya.
Upaya Pencegahan Timbulnya Efek Merugikan Akibat Penggunaan
Kosmetik
a. Cermat dalam memilih dan membeli kosmetik sesuai kebutuhan
 Konsumen lebih rasional dan selektif dalam memilih kosmetik dan
tidak mudah terbujuk iklan atau promosi yang berlebihan.
 Pilihlah kosmetik yang sesuai fungsi, tujuan dan manfaatnya
 Pertimbangkan untung-rugi dalam memilih kosmetik
b. Cermat dalam menggunakan kosmetik
 Konsumen memperhatikan dengan baik kegunaan dan cara
penggunaan produk
 Jika konsumen sedang hamil, konsultasikan pemilihan kosmetik yang
aman ke dokter kandungan atau dokter kulit
 Sebelum menggunakan kosmetik, sebaiknya lakukan dahulu uji
kepekaan kosmetik yang akan dipakai dengan cara sebagai berikut :
 Tempatkan beberapa tetes produk ke plester, lalu pasang
plester pada kulit lengan bawah bagian dalam
 Biarkan plester selama 24jam, kemudian lepaskan dan periksa
apakah terjadi reaksi. Selama periode tersebut, jaga jangan
sampai plester tersebut menjadi basah
 Jika terjadi kemerahan, gatal, melepuh, atau nyeri pada bagian
kulit yang ditutupi plester, maka kemungkinan pengguna
produk sensitif atau alergi terhadap produk atau beberapa
komponen dalam produk tersebut
 Jika tidak terjadi reaksi, maka produk tesebut aman untuk
digunakan
 Jika kemerahan, gatal, melepuh, nyeri atau gejala lain yang
terjadi tidak hilang atau memburuk setelah mencuci bagian
yang diuji, segera konsultasikan dengan dokter
 Jangan gunakan kosmetik milik orang lain, yang belum tentu cocok
dengan jenis kulit kita
 Simpan kosmetik dengan baik
 Bila timbul iritasi atau efek samping lainnya segera hentikan
penggunaan kosmetik
 Konsultasikan kedokter kulit bila efek samping yang terjadi semakin
parah
c. Cermat membaca informasi yang tercantum pada label/kemasan kosmetik
 Konsumen memperhatikan informasi yang tersedia pada label seperti
cara penggunaan, kegunaan, komposisi, tanggal kadaluarsa atau
peringatan lain (bila ada)
 Dianjurkan pula untuk mencari informasi lengkap mengenai produk
kosmetika tersebut
 Untuk produk kosmetika yang teregistrasi diwajibkan mencantumkan
nomor izin edar. Sedangkan produk yang ternotifikasi pencantuman
nomor notifikasi tidak diwajibkan, namun nama dan alamat produsen
harus tercantum dengan jelas pada label
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
 Arsen adalah unsur metaloid dalam tabel periodik yang memiliki simbol
As dan nomor atom 33 . Biasanya arsen berwarna abu-abu dengan
penampakan seperti logam (steel-gray). Selain abu-abu dapat juga
berwarna kuning, coklat, dan hitam.
 Arsen yang terkandung pada produk kosmetik memungkinkan terjadinya
penyerapan logam berat tersebut melalui kulit.
 Apabila kosmetik yang mengandung senyawa arsen digunakan dalam
jangka waktu yang lama dapat menyebabkan terjadinya melanosis, yaitu
adanya bintik-bintik gelap pada wajah, pada telapak kaki dan tangan
terjadi penebalan kulit (hyperkeratosis), perubahan warna kulit, timbul
seperti bubul (clavus), infeksi kulit (dermatitis) dan mempunyai efek
pencetus kanker (karsinogenik).
 Keracunan arsenik dapat dideteksi dengan uji mars dan Neutron
Activation Analysis (NAA)
3.2 Saran
 Konsumen hendaknya lebih berhati-hati dalam memilih produk kosmetik
 cermat dalam memilih dan membeli kosmetik sesuai kebutuhan
 sebelum membeli produk kosmetik hendaknya dibaca informasi mengenai
kosmetik seperti komposisi, tanggal kadaluarsa, petunjuk penggunaan agar
terhindar dari zat-zat yang dapat membahayakan konsumen
DAFTAR PUSTAKA
BPOM, “ Public warning tentang Kosmetika yang Mengandung Bahan
Berbahaya dan zat warna yang dilarang” No: KH.00.01.3352, tanggal.
7 Sept. 2006,
http://www.pom.go.id
DARMONO, “Logam dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup”,
Cetakan Pertama, UI
Press, Jakarta 1995.
Fatma Latifah, Trenggono Retno (2007). “Buku Pegangan Ilmu
Pengetahuan Kosmetik”. Jakarta: Penerbit Gramedia Pustaka Utama
Heavy Metal Hazard, The Health Risk of Hidden Heavy Metals in
Face Make Up (May 2011), Enviromental Defence Canada
(http://www.greenbiz.com/sites/default/files/HeavyMetalHazard_May16_
0.pdf)
Mardjono Mahar, “Farmakologi dan Terapi”, Cetakan Kelima, FKUI,
Jakarta 2011

More Related Content

What's hot

Tugas kimia artikel tentang korosi
Tugas kimia artikel tentang korosiTugas kimia artikel tentang korosi
Tugas kimia artikel tentang korosiAziz_Kurniawan
 
Cara uji timbal (pb) dengan spektrofotometer serapan atom (ssa) nyala
Cara uji timbal (pb) dengan spektrofotometer serapan atom (ssa) nyalaCara uji timbal (pb) dengan spektrofotometer serapan atom (ssa) nyala
Cara uji timbal (pb) dengan spektrofotometer serapan atom (ssa) nyalaUIN Alauddin Makassar
 
Laporan Kimia - hidrolisis
Laporan Kimia - hidrolisisLaporan Kimia - hidrolisis
Laporan Kimia - hidrolisisDayana Florencia
 
Titrasi argentrometri
Titrasi argentrometriTitrasi argentrometri
Titrasi argentrometriandi septi
 
Bab iii kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab iii kelarutan (Farmasi Fisika)Bab iii kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab iii kelarutan (Farmasi Fisika)Eva Apriliyana Rizki
 
Lapoan Analisa Air
Lapoan Analisa AirLapoan Analisa Air
Lapoan Analisa Airaji indras
 
Kimia titik-didih
Kimia titik-didihKimia titik-didih
Kimia titik-didihPT. SASA
 
spektokopi serapan atom (aas)
spektokopi serapan atom (aas)spektokopi serapan atom (aas)
spektokopi serapan atom (aas)voni cherli
 
Titrasi Bebas Air
Titrasi Bebas AirTitrasi Bebas Air
Titrasi Bebas Aireruna18
 
Penetapan kadar parasetamol dalam tablet
Penetapan kadar parasetamol dalam tabletPenetapan kadar parasetamol dalam tablet
Penetapan kadar parasetamol dalam tabletDona So Sweet
 
EKSPEKTORAN & MUKOLITIK
EKSPEKTORAN & MUKOLITIKEKSPEKTORAN & MUKOLITIK
EKSPEKTORAN & MUKOLITIKSapan Nada
 
Ppt Penyakit Asma
Ppt Penyakit AsmaPpt Penyakit Asma
Ppt Penyakit Asmatrisnaif
 
Laporan praktikum analisis kesadahan air
Laporan praktikum analisis kesadahan airLaporan praktikum analisis kesadahan air
Laporan praktikum analisis kesadahan airDwi Mahardhika
 

What's hot (20)

Kimia analisis ku
Kimia analisis kuKimia analisis ku
Kimia analisis ku
 
Tugas kimia artikel tentang korosi
Tugas kimia artikel tentang korosiTugas kimia artikel tentang korosi
Tugas kimia artikel tentang korosi
 
Cara uji timbal (pb) dengan spektrofotometer serapan atom (ssa) nyala
Cara uji timbal (pb) dengan spektrofotometer serapan atom (ssa) nyalaCara uji timbal (pb) dengan spektrofotometer serapan atom (ssa) nyala
Cara uji timbal (pb) dengan spektrofotometer serapan atom (ssa) nyala
 
Laporan Kimia - hidrolisis
Laporan Kimia - hidrolisisLaporan Kimia - hidrolisis
Laporan Kimia - hidrolisis
 
Titrasi argentrometri
Titrasi argentrometriTitrasi argentrometri
Titrasi argentrometri
 
Bab iii kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab iii kelarutan (Farmasi Fisika)Bab iii kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab iii kelarutan (Farmasi Fisika)
 
Kromatografi gas dan cair
Kromatografi gas dan cairKromatografi gas dan cair
Kromatografi gas dan cair
 
Laporan analisis gravimetri
Laporan analisis gravimetri Laporan analisis gravimetri
Laporan analisis gravimetri
 
Lapoan Analisa Air
Lapoan Analisa AirLapoan Analisa Air
Lapoan Analisa Air
 
Makalah spirometri
Makalah spirometriMakalah spirometri
Makalah spirometri
 
Kimia titik-didih
Kimia titik-didihKimia titik-didih
Kimia titik-didih
 
spektokopi serapan atom (aas)
spektokopi serapan atom (aas)spektokopi serapan atom (aas)
spektokopi serapan atom (aas)
 
Kolom HPLC
Kolom HPLCKolom HPLC
Kolom HPLC
 
Titrasi Bebas Air
Titrasi Bebas AirTitrasi Bebas Air
Titrasi Bebas Air
 
Penetapan kadar parasetamol dalam tablet
Penetapan kadar parasetamol dalam tabletPenetapan kadar parasetamol dalam tablet
Penetapan kadar parasetamol dalam tablet
 
Kromatografi gas
Kromatografi gasKromatografi gas
Kromatografi gas
 
EKSPEKTORAN & MUKOLITIK
EKSPEKTORAN & MUKOLITIKEKSPEKTORAN & MUKOLITIK
EKSPEKTORAN & MUKOLITIK
 
Ppt Penyakit Asma
Ppt Penyakit AsmaPpt Penyakit Asma
Ppt Penyakit Asma
 
Uji asam basa larutan dengan indikator
Uji asam basa larutan dengan indikator Uji asam basa larutan dengan indikator
Uji asam basa larutan dengan indikator
 
Laporan praktikum analisis kesadahan air
Laporan praktikum analisis kesadahan airLaporan praktikum analisis kesadahan air
Laporan praktikum analisis kesadahan air
 

Viewers also liked

TOKSISITAS ARSEN (FARMASI_UMS 2011)
TOKSISITAS ARSEN (FARMASI_UMS 2011)TOKSISITAS ARSEN (FARMASI_UMS 2011)
TOKSISITAS ARSEN (FARMASI_UMS 2011)Annie Rahmatillah
 
Arsen Sebagai Bahan Kimia Berbahaya
Arsen Sebagai Bahan Kimia BerbahayaArsen Sebagai Bahan Kimia Berbahaya
Arsen Sebagai Bahan Kimia BerbahayaMargareth Pandaleke
 
senyawa logam berat "arsen" di kosmetik
senyawa logam berat "arsen" di kosmetiksenyawa logam berat "arsen" di kosmetik
senyawa logam berat "arsen" di kosmetikica aditya
 
Toksi merkuri (hg)
Toksi merkuri (hg)Toksi merkuri (hg)
Toksi merkuri (hg)Agus Candra
 
Kajian logam berat timbal (pb) serta pengaruh terhadap udara dan perairan
Kajian logam berat timbal (pb) serta pengaruh terhadap udara dan perairanKajian logam berat timbal (pb) serta pengaruh terhadap udara dan perairan
Kajian logam berat timbal (pb) serta pengaruh terhadap udara dan perairanfajar rahman
 

Viewers also liked (7)

TOKSISITAS ARSEN (FARMASI_UMS 2011)
TOKSISITAS ARSEN (FARMASI_UMS 2011)TOKSISITAS ARSEN (FARMASI_UMS 2011)
TOKSISITAS ARSEN (FARMASI_UMS 2011)
 
Arsen Sebagai Bahan Kimia Berbahaya
Arsen Sebagai Bahan Kimia BerbahayaArsen Sebagai Bahan Kimia Berbahaya
Arsen Sebagai Bahan Kimia Berbahaya
 
senyawa logam berat "arsen" di kosmetik
senyawa logam berat "arsen" di kosmetiksenyawa logam berat "arsen" di kosmetik
senyawa logam berat "arsen" di kosmetik
 
TOKSIKOLOGI ARSEN
TOKSIKOLOGI ARSENTOKSIKOLOGI ARSEN
TOKSIKOLOGI ARSEN
 
Toksi merkuri (hg)
Toksi merkuri (hg)Toksi merkuri (hg)
Toksi merkuri (hg)
 
Kajian logam berat timbal (pb) serta pengaruh terhadap udara dan perairan
Kajian logam berat timbal (pb) serta pengaruh terhadap udara dan perairanKajian logam berat timbal (pb) serta pengaruh terhadap udara dan perairan
Kajian logam berat timbal (pb) serta pengaruh terhadap udara dan perairan
 
Makalah antiperspirant
Makalah antiperspirantMakalah antiperspirant
Makalah antiperspirant
 

Similar to KOSMETOLOGI LOGAM BERAT “ARSEN”

Digital 126140 far.057-08-pengaruh formulasi-literatur
Digital 126140 far.057-08-pengaruh formulasi-literaturDigital 126140 far.057-08-pengaruh formulasi-literatur
Digital 126140 far.057-08-pengaruh formulasi-literaturRahmad Sutrisna
 
293254345-2-sejarah-kosmetik-pptx.pptx
293254345-2-sejarah-kosmetik-pptx.pptx293254345-2-sejarah-kosmetik-pptx.pptx
293254345-2-sejarah-kosmetik-pptx.pptxAnnisaa Siti Zulaicha
 
Lemak Hewani pada Kosmetik
Lemak Hewani pada KosmetikLemak Hewani pada Kosmetik
Lemak Hewani pada KosmetikmarwahmoniCha
 
1. Pengantar Kosmetik.pptx
1. Pengantar Kosmetik.pptx1. Pengantar Kosmetik.pptx
1. Pengantar Kosmetik.pptxEldaErnawati2
 
Bahan Kimia Dalam Kehidupan Sehari-hari
Bahan Kimia Dalam Kehidupan Sehari-hariBahan Kimia Dalam Kehidupan Sehari-hari
Bahan Kimia Dalam Kehidupan Sehari-hariSMPN 3 TAMAN SIDOARJO
 
Makalah efek samping bedak pemutih berbahaya 4
Makalah efek samping bedak pemutih berbahaya 4Makalah efek samping bedak pemutih berbahaya 4
Makalah efek samping bedak pemutih berbahaya 4Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah efek samping bedak pemutih berbahaya 4
Makalah efek samping bedak pemutih berbahaya 4Makalah efek samping bedak pemutih berbahaya 4
Makalah efek samping bedak pemutih berbahaya 4Operator Warnet Vast Raha
 
DASAR-DASAR KEFARMASIAN X FKK
DASAR-DASAR KEFARMASIAN X FKKDASAR-DASAR KEFARMASIAN X FKK
DASAR-DASAR KEFARMASIAN X FKKbohir
 
Pemanfaatan garam sebagai bahan baku masker wajah
Pemanfaatan garam sebagai bahan baku masker wajahPemanfaatan garam sebagai bahan baku masker wajah
Pemanfaatan garam sebagai bahan baku masker wajahahmadsuyanto67
 
Kimia dan kegunaannya dalam kehidupan sehari hari
Kimia dan kegunaannya dalam kehidupan sehari hariKimia dan kegunaannya dalam kehidupan sehari hari
Kimia dan kegunaannya dalam kehidupan sehari hariEga Agustesa Cahyani
 
Makalah efek samping bedak pemutih berbahaya 3
Makalah efek samping bedak pemutih berbahaya 3Makalah efek samping bedak pemutih berbahaya 3
Makalah efek samping bedak pemutih berbahaya 3Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah efek samping bedak pemutih berbahaya 3
Makalah efek samping bedak pemutih berbahaya 3Makalah efek samping bedak pemutih berbahaya 3
Makalah efek samping bedak pemutih berbahaya 3Operator Warnet Vast Raha
 
TUGAS MIKROBIOLOGI FARMASI TERAPAN.pptx
TUGAS MIKROBIOLOGI FARMASI TERAPAN.pptxTUGAS MIKROBIOLOGI FARMASI TERAPAN.pptx
TUGAS MIKROBIOLOGI FARMASI TERAPAN.pptxMarianayuli1
 
bahaya merkuri dan hidrokinon
bahaya merkuri dan hidrokinonbahaya merkuri dan hidrokinon
bahaya merkuri dan hidrokinonLiz Lisnawati
 
Analisis pengaruh logam merkuri pada krim pemutih wajah
Analisis pengaruh logam merkuri pada krim pemutih wajah Analisis pengaruh logam merkuri pada krim pemutih wajah
Analisis pengaruh logam merkuri pada krim pemutih wajah Astika Rahayu
 

Similar to KOSMETOLOGI LOGAM BERAT “ARSEN” (20)

Digital 126140 far.057-08-pengaruh formulasi-literatur
Digital 126140 far.057-08-pengaruh formulasi-literaturDigital 126140 far.057-08-pengaruh formulasi-literatur
Digital 126140 far.057-08-pengaruh formulasi-literatur
 
293254345-2-sejarah-kosmetik-pptx.pptx
293254345-2-sejarah-kosmetik-pptx.pptx293254345-2-sejarah-kosmetik-pptx.pptx
293254345-2-sejarah-kosmetik-pptx.pptx
 
Lemak Hewani pada Kosmetik
Lemak Hewani pada KosmetikLemak Hewani pada Kosmetik
Lemak Hewani pada Kosmetik
 
1. Pengantar Kosmetik.pptx
1. Pengantar Kosmetik.pptx1. Pengantar Kosmetik.pptx
1. Pengantar Kosmetik.pptx
 
Bahan Kimia Dalam Kehidupan Sehari-hari
Bahan Kimia Dalam Kehidupan Sehari-hariBahan Kimia Dalam Kehidupan Sehari-hari
Bahan Kimia Dalam Kehidupan Sehari-hari
 
Analisa Kimia Parfum
Analisa Kimia ParfumAnalisa Kimia Parfum
Analisa Kimia Parfum
 
Makalah efek samping bedak pemutih berbahaya 4
Makalah efek samping bedak pemutih berbahaya 4Makalah efek samping bedak pemutih berbahaya 4
Makalah efek samping bedak pemutih berbahaya 4
 
pert 1 - Materi.pdf
pert 1 - Materi.pdfpert 1 - Materi.pdf
pert 1 - Materi.pdf
 
Makalah efek samping bedak pemutih berbahaya 4
Makalah efek samping bedak pemutih berbahaya 4Makalah efek samping bedak pemutih berbahaya 4
Makalah efek samping bedak pemutih berbahaya 4
 
Kosmetik dan Pembagiannya
Kosmetik dan PembagiannyaKosmetik dan Pembagiannya
Kosmetik dan Pembagiannya
 
DASAR-DASAR KEFARMASIAN X FKK
DASAR-DASAR KEFARMASIAN X FKKDASAR-DASAR KEFARMASIAN X FKK
DASAR-DASAR KEFARMASIAN X FKK
 
Pemanfaatan garam sebagai bahan baku masker wajah
Pemanfaatan garam sebagai bahan baku masker wajahPemanfaatan garam sebagai bahan baku masker wajah
Pemanfaatan garam sebagai bahan baku masker wajah
 
Kimia dan kegunaannya dalam kehidupan sehari hari
Kimia dan kegunaannya dalam kehidupan sehari hariKimia dan kegunaannya dalam kehidupan sehari hari
Kimia dan kegunaannya dalam kehidupan sehari hari
 
Makalah efek samping bedak pemutih berbahaya 3
Makalah efek samping bedak pemutih berbahaya 3Makalah efek samping bedak pemutih berbahaya 3
Makalah efek samping bedak pemutih berbahaya 3
 
Makalah efek samping bedak pemutih berbahaya 3
Makalah efek samping bedak pemutih berbahaya 3Makalah efek samping bedak pemutih berbahaya 3
Makalah efek samping bedak pemutih berbahaya 3
 
TUGAS MIKROBIOLOGI FARMASI TERAPAN.pptx
TUGAS MIKROBIOLOGI FARMASI TERAPAN.pptxTUGAS MIKROBIOLOGI FARMASI TERAPAN.pptx
TUGAS MIKROBIOLOGI FARMASI TERAPAN.pptx
 
bahaya merkuri dan hidrokinon
bahaya merkuri dan hidrokinonbahaya merkuri dan hidrokinon
bahaya merkuri dan hidrokinon
 
Analisis pengaruh logam merkuri pada krim pemutih wajah
Analisis pengaruh logam merkuri pada krim pemutih wajah Analisis pengaruh logam merkuri pada krim pemutih wajah
Analisis pengaruh logam merkuri pada krim pemutih wajah
 
Efek samping pemakaian bedak pemutih
Efek samping pemakaian bedak pemutihEfek samping pemakaian bedak pemutih
Efek samping pemakaian bedak pemutih
 
Efek samping pemakaian bedak pemutih
Efek samping pemakaian bedak pemutihEfek samping pemakaian bedak pemutih
Efek samping pemakaian bedak pemutih
 

Recently uploaded

Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanLogic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanB117IsnurJannah
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptssuser551745
 
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptxProses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptxArdianAdhiwijaya
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptUserTank2
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiNezaPurna
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALBagasTriNugroho5
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxkemenaghajids83
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptAcephasan2
 
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdfKOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdfnoviarani6
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxAcephasan2
 
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdfMODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdfBangKoko
 
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfsrirezeki99
 
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxFRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxindah849420
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptssuserbb0b09
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxIrfanNersMaulana
 
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxtatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxPoliJantung
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxZuheri
 
Farmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptx
Farmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptxFarmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptx
Farmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptxIrfanNersMaulana
 

Recently uploaded (20)

Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanLogic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
 
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptxProses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdfKOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdfMODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
 
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
 
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxFRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
 
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxtatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
 
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdfJenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
 
Farmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptx
Farmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptxFarmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptx
Farmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptx
 

KOSMETOLOGI LOGAM BERAT “ARSEN”

  • 1. MAKALAH KOSMETOLOGI LOGAM BERAT “ARSEN” DISUSUN OLEH : Kelompok : I (Satu) 1. Abdullah Halim 2. Andera Meka Susu 3. Andrean Revinaldy 4. Andri Rinaldi 5. Annisa Gustina 6. Bagus Suneko 7. Bambang Kelas : S-1 Reg Far A SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI (STIFI) BHAKTI PERTIWI PALEMBANG
  • 2. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penampilan menarik dan cantik selalu diingikan oleh semua masyarakat terutama untuk pada perempuan, apapun yang terlihat cantik, terlihat menarik, dan terlihat mencolok serta unik pasti ingin dimiliki terutama dalam bidang kecantikan. Jadi setiap kosmetik yang ada di pasaran pasti akan diminati sesuai dengan fungsi dan manfaat dari hasil yang ngin dicapai oleh pemakainya. Walaupun dengan harga yang relatif mahal, namun bagi yang benar-benar menginginkan kecantikan tersebut hal ini bukanlah menjadi masalah. Karena cantik telah menjadi obsesi untuk tampil menarik pada setiap yang melihatnya. Untuk memperbaiki dan mempertahankan kesehatan kulit diperlukan jenis kosmetik tertentu, bukan hanya obat. Selama kosmetik tersebut tidak mengandung bahan berbahaya secara farmakologis aktif mempengaruhi kulit, penggunaan kosmetik jenis ini menguntungkan dan bermanfaat untuk kulit itu sendiri. Sayangnya, banyak perempuan yang tidak sadar ada bahaya yang mengintip di antara produk-produk kecantikan yang mereka pakai. Bahaya itu adalah logam berat, yang ternyata terkandung dalam sejumlah merek kosmetik. Logam berat yang terkandung dalam kosmetik umumnya merupakan zat pengotor (impuritis) pada bahan dasar pembuatan kosmetik. Pada dasarnya logam berat dapat ditemukan di alam seperti di dalam tanah, air, dan batuan. Bahan-bahan alam tersebut digunakan sebagai bahan dasar atau pigmen dalam industri kosmetik. Kandungan logam berat dalam kadar yang berlebih dalam kosmetik, baik yang ditambahkan dengan sengaja atau pun tidak sengaja, sangat tidak dibenarkan karena logam berat tersebut akan kontak dengan kulit
  • 3. secara berulang. Apabila terabsorbsi, logam berat akan masuk ke dalam darah dan menyerang organ-organ tubuh sehingga menimbulkan gangguan kesehatan. Adanya risiko logam berat ini tertelan (kontaminasi dari tangan) atau terhirup memungkinkan timbulnya gangguan kesehatan lainnya.
  • 4. BAB II PEMBAHASAN A. KOSMETIK Pengertian Kosmetik JELLINEX mengemukakan bahwa kosmetologi adalah ilmu yang mempelajari hukum-hukum kimia, fisika, biologi dan mikrobiologi tentang pembuatan, penyimpanan dan penggunaan bahan kosmetika. Kosmetika sudah dikenal manusia sejak beradab-adab yang lalu, dan baru abad ke-19 mendapat perhatian khusus, yaitu selain untuk kecantikan juga mempunyai fungsi untuk kesehatan. Perkembangan ilmu kosmetik serta industrinya baru dimulai secara besar-besaran pada abad ke-20 dan kosmetik menjadi salah satu bagian dari dunia usaha. Dewasa ini, teknologi kosmetik begitu maju dan merupakan paduan antara kosmetik dan obat (pharmaceutical) atau dikenal dengan dengan istilah kosmetik medik (cosmeceuticals). Kosmetik berasal dari kata Yunani kata yaitu ‘kosmetikos’ yang mempunyai arti keterampilan menghias atau mengatur. Definisi kosmetik dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No.445/MenKes/Permenkes/1998 adalah sebagai berikut. “Kosmetik adalah sediaan atau paduan bahan yang siap untuk digunakan pada bagian luar badan (epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ kelamin bagian luar) gigi dan rongga mulut untuk membersihkan, menambah daya tarik, mengubah penampilan, melindungi supaya tetap dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit.” Dalam definisi kosmetik tersebut, terdapat kalimat “tidak dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit”,
  • 5. pernyataan tersebut mengandung pengertian bahwa penggunaan kosmetika tidak dimaksudkan untuk mempengaruhi struktur dan faal kulit. Pada tahun 1955, Lubowe menciptakan istilah “cosmedics” sebagai gabungan dari kosmetik dan obat yang sifatnya dapat mempengaruhi faal kulit secara positif tetapi bukan obat dan menyusul pada tahun 1982, Faust mengemukakan istilah medicate cosmetics, yakni semacam kosmetik yang juga bermanfaat untuk memperbaiki dan mempertahankan kesehatan kulit, seperti preparat anti ketombe, deodorant, preparat antiperspirant, preparat untuk mempengaruhi warna kulit dan preparat anti jerawat. Tujuan Penggunaan Kosmetika Tujuan utama penggunaan kosmetik pada masyarakat modern adalah untuk kebersihan pribadi, meningkatkan daya tarik melalui make-up, meningkatkan rasa percaya diri dan perasaan tenang, melindungi kulit dan rambut dari kerusakan sinar ultraviolet, polusi dan factor lingkungan yang lain, mencegah penuaan, dan secara umum membantu seseorang lebih menikmati dan menghargai hidup. Penggolongan Kosmetika Dewasa ini terdapat ribuan kosmetika di pasar bebas. Kosmetika tersebut adalah produk pabrik kosmetika didalam dan diluar negeri yang jumlahnya telah mencapai angka ribuan. Jumlah yang sedimikian banyak memerlukan usaha penyederhanaan kosmetika,baik untuk tujuan pengaturan maupun pemakaian. Usaha tersebut berupa penggolongan kosmetika. Berdasarkan surat keputusan Menteri Kesehatan Nomor 045/C/SK/1977 tanggal 22 Januari 1977, menurut kegunaannya kosmetika dikelompokkan dalam 13 golongan yaitu :  Sediaan untuk bayi
  • 6.  Sediaan untuk mandi  Sediaan untuk make-up mata  Sediaan wangi-wangian  Sediaan rambut (bukan cat rambut)  Sediaan pewarna rambut (cat rambut)  Sediaan make-up (bukan untuk mata)  Sediaan untuk kebersihan mulut  Sediaan kuku  Sediaan untuk kebersihan badan  Sediaan cukur  Sediaan perawatan kulit  Sediaan suntan dan sunscreen, yaitu lotion atau krim yang digunakan dengan maksud merubah kulit yang putih menjadi berwarna coklat tanpa kulit terbakar oleh sinar matahari. Keracunan Kosmetika Sediaan kosmetika sendiri bukanlah racun. Akan tetapi, karena dibuat dari bahan-bahan kimia, terutama bagi kulit orang-orang tertentu dapat menyebabkan timbul reaksi yang tidak dikehendaki seperti reaksi alergi dan fotosensitasi selain yang disebabkan oleh kesalahan dalam penggunaannya. Karena bermacam-macam reaksi kulit yang dapat terjadi pada penggunaan kosmetika, telah dilakukan usaha untuk membuat sediaan kosmetika yang disebut “kosmetika hipoalergi”. Kosmetika jenis ini tidak lagi menggunakan bahan-bahan yang dapat menimbulkanbermaca-maca reaksi kulit, seperti senyawa arsen, aluminium sulfat, aluminium klorida, balsam peru, fenol, formaldehid, lanolin, senyawa merkuri, senyawa bismuth, minyak bergamot, minyak lavender, asam salisilat, heksaklorofen. Khusus untuk zat warna, dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 239/Men.Kes/Per/V/1985 tanggal 1 Mei 1985, telah ditetapkan zat warna tertentu yang dinyatakan
  • 7. sebagai bahan berbahaya dan dilarang digunakan dalam obat, makanan, dan kosmetika. Logam Berat Logam merupakan bahan pertama yang dikenal oleh manusia dan digunakan sebagai alat-alat yang berperan penting dalam sejarah peradaban manusia. Logam berat masih termasuk golongan logam dengan kriteria-kriteria yang sama dengan logam lain. Perbedaannya terletak dari pengaruh yang dihasilkan bila logam berat ini berikatan dan atau masuk kedalam organisme hidup. Terdapat 80 jenis logam berat dari 109 unsur kimia dimuka bumi ini. Logam berat dibagi kedalam dua jenis yaitu : 1. Logam berat esensial, yakni logam dalam jumlah tertentu yang sangat dibutuhkan oleh organisme. Dalam jumlah yang berlebihan, logam tersebut menimbulkan efek toksik. Contohnya adalah Zn, Cu, Fe, Co, Mn dan lain sebagainya 2. Logam berat tidak esensial, yakni logam yang keberadaanya dalam tubuh masih belum diketahui manfaatnya, bahkan bersifat toksik seperti As, Hg, Cd, Pb, Cr dll Logam berat dapat menimbulkan efek gangguan terhadap kesehatan manusia, tergantung pada bagian mana dari logam berat tersebut yang terikat dalam tubuh serta besarnya dosis paparan. Senyawa Arsen Pengertian Arsen Arsen, arsenik atau arsenikum adalah unsur metaloid dalam tabel periodik yang memiliki simbol As dan nomor atom 33 . Biasanya arsen berwarna abu-abu dengan penampakan seperti logam (steel-gray). Selain abu- abu dapat juga berwarna kuning, coklat, dan hitam. Pada saat arsen dipanaskan, maka arsen akan menyublim menjadi gas (arsin) secara langsung.
  • 8. Arsen termasuk elemen transisional (intermediet) antara logam dan non logam, namun secara klasik digolongkan sebagai logam berat. Arsen tidak berbau dan tidak berasa. Bentuknya seperti bubuk giling dan tidak larutdalam air. Senyawa arsen yang biasa kita temukan di alam ada 3 bentuk yakni Arsentrichlorida (AsCl3) berupa cairan berminyak, Arsen trioksida (As2O3, arsen putih) berupa kristal putih dan berupa gas arsine (AsH3). Secara garis besar arsen terdiri dari dua bentuk, yakni organik dan inorganik. Bentuk inorganik merupakan kombinasi dengan elemen seperti oksigen, chlorine, dan sulfur. Sedangkan bentuk organik merupakan kombinasi dengan elemen karbon dan hidrogen. Bentuk inorganik memiliki sifat lebih toksik dibandingkan bentuk organik. Sejarah Arsen Menurut bahasa Latin, arsen berasal dari kata arsenicum, sedangkan dalam bahasa Yunani, adalah arsenikon (identik dengan kata arenikos) yang berarti lelaki, menurut kepercayaan bangsa Yunani bahwa logam memiliki kelamin yang berbeda. Sedangkan menurut bahasa Arab adalah Az-zernikh yang berarti “orpiment kuning” dari Persia zerni-zar, yang artinya emas, atau zarnig artinya kuning. Arsenik dikenal dan digunakan di Persia dan di banyak tempat lainnya sejak zaman dahulu. Bahan ini sering digunakan untuk membunuh, dan gejala keracunan arsenik sulit dijelaskan, sampai ditemukannya tes Marsh, tes kimia sensitif untuk mengetes keberadaan arsenik. Karena sering digunakan oleh para penguasa untuk menyingkirkan lawan-lawannya dan karena daya bunuhnya yang luar biasa serta sulit dideteksi, arsenik disebut Racun para raja, dan Raja dari semua racun.
  • 9. Dalam zaman Perunggu, arsenik sering digunakan dalam pembuatan perunggu, dengan penambahan senyawa arsenic membuat campuran tersebut lebih keras. Warangan, sering digunakan sebagai bahan pelapis permukaan keris, mengandung bahan utama arsen. Arsen membangkitkan penampilan pamor keris dengan mempertegas kontras pada pamor. Selain itu, arsen juga meningkatkan daya bunuh senjata tikam itu. Albertus Magnus dipercaya sebagai orang pertama yang menemukan bagaimana mengisolasi unsur arsen ini pada tahun 1250. Pada tahun 1649 Johan Schroeder mempublikasi 2 cara menyiapkan arsenik. Pada zaman Ratu Victoria di Britania Raya, arsenik dicampurkan dengan cuka dan kapur dan dimakan oleh kaum perempuan untuk meningkatkan penampilan wajah mereka, membuat kulit mereka lebih putih untuk menunjukkan bahwa mereka tidak bekerja di ladang. Arsenik juga digosokkan di muka dan di lengan kaum perempuan untuk memutihkan kulit mereka. Namun ini sangat tidak dianjurkan sekarang. Sifat – Sifat Arsen
  • 10. Sifat fisika Fase solid Massa jenis(mendekati suhu kamar) 5.727 g·cm−3 Massa jenis cairan pada t.l. 5.22 g·cm−3 Titik sublimasi 1137 °F 615 °C, 887 K, Titik tripel 1090 K (817°C), 3628[1] kPa Titik kritis 1673 K, Mpa Kalor peleburan (grey) 24.44 kJ·mol−1 Kalor penguapan 34.76 kJ·mol−1 Kapasitas kalor 24.64 J·mol−1·K−1 Sifat Kimia Arsenik 1. Reaksi arsenik dengan air Arsenik tidak bereaksi dengan air dalam kondisi normal. 2. Reaksi arsenik dengan udara Ketika dipanaskan dalam oksigen, arsenik menyatu untuk membentuk "arsen pentoksida" tetra-arsenik decaoxide. 4As (s) + 5O2 (g)  As4O10 (s) 4As (s) + 3O2 (g)  As4O6 (s) 3. Reaksi arsenik dengan halogen
  • 11. Arsenik bereaksi dengan fluor untuk membentuk arsen gas (V) fluoride 2As (s) + 5F2 (g)  2AsF5 (g) Arsenik bereaksi dalam kondisi yang terkendali dengan halogen fluorin, klorin bromin, dan yodium untuk membentuk arsen (III) trihalides. 2As (s) + 3F2 (g)  2AsF3 (l) 2As (s) + 3Cl2 (g)  2AsCl3 (l) 2As (s) + 3Br2 (g)  2AsBr3 (l) 2As (s) + 3I2 (g)  2AsI3 (l) Klasifikasi Arsen Arsen di alam berada dalam bentuk Inorganik dan organik. Penjelasannya sebagai berikut: 1. Arsen Inorganik Sebagian besar arsen di alam merupakan bentuk senyawa dasar yang berupa substansi inorganik. Arsen inorganik dapat larut dalam air atau berbentuk gas dan dapat terpapar pada manusia. Menurut National Institute for Occupational Safety and Health (1975), arsen inorganik dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan kronis, terutama kanker. Senyawa Arsen dengan oksigen, klorin atau belerang dikenal sebagai arsen inorganik. Arsen trioksida (As2O3 atau As4O6) dan arsenat/arsenit merupakan bentuk arsen inorganik berbahaya bagi kesehatan manusia. Pada suhu di atas 1.073°C senyawa arsen trioksida dapat dihasilkan dari hasil samping produksi tembaga dan pembakaran batubara. Arsen trioksida mempunyai titik didih 465°C dan akan menyublim pada suhu lebih rendah. Kelarutan arsen trioksida dalam air rendah, kira-kira 2% pada suhu 25°C dan 8,2% pada suhu 98°C. Sedikit larut dalam asam
  • 12. membentuk asam arsenide (H3As03). Arsen trioksida sangat cepat larut dalam asam khlorida dan alkalis. 2. Arsen Organik Senyawa dengan karbon dan Hidrogen dikenal sebagai Arsen Organik. Arsen bentuk organik yang terakumulasi pada ikan dan kerang- kerangan, yaitu arsenobetaine dan arsenokolin mempunyai sifat nontoksik. Sebagaimana diketahui bahwa arsen inorganik lebih beracun dari pada arsen organik. Senyawa arsen organik sangat jarang dan mahal. Ikatan karbon- arsen sangat stabil pada kondisi pH Iingkungan dan berpotensi teroksidasi. Di dalam air senyawa ini bisa teroksidasi menjadi methylarsenic acid. Senyawa arsen organik lainnya seperti : arsenobetaime dan arsenocho/ine bisa ditemukan pada kehidupan laut dan sangat tahan terhadap degradasi secara kimiawi. Berbagai macam senyawa arsen adalah sebagai berikut: Nama Rumus Kimia Sifat fisik – kimia Arsen trioksida As2O3 atau Larut dalam air
  • 13. As4O6 dingin, hangat, basa dan HCL. Arsen Pentoksida As2O5 Sanagat mudah larut dalam air, basa dan asam. Arsen trisulfida As2S3 Sulit larut dalam air, mudah larut dalam asam dan basa. Gallium arsenida GaAs Sedeikit larut dalam air, larut dalam buffer fosfat Ph7. Arsine atau hidrogen arsenida AsH3 Gas yang tidak berwarna, tidak flamable, berbau seperti bawang putih (garlic odour). Arsenium selenida As2Se Karakteristik Arsen Arsenik adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol As dan nomor atom 33 yang terletak pada golongan VA, yang secara
  • 14. kimiawi memiliki karakteristik yang mirip dengan fosfor (P). Umumnya logam ini berwarna abu-abu, sangat rapuh, berbentuk kristal, merupakan konduktor yang buruk, berubah warna dalam udara dan ketika dipanaskan akan teroksida dengan cepat menjadi arsen oksida yang berbau seperti bawang putih. Ia adalah bahan metaloid yang terkenal beracun dan memiliki tiga bentuk alotropik; kuning, hitam dan abu-abu. Disebut alotropi adalah karena ketiga “sama” zat tersebut memiliki sifat yang berbeda, yakni mereka adalah atom yang sama tetapi berbeda struktur molekulnya. Arsenik kuning memiliki struktur seperti piramida dengan dasar segitiga, seperti gas terbentuk pada temperature tinggi. Arsenik abu-abu membentuk cincin yang dimana masing-masing cincin terdiri dari tiga atom, sedangkan untuk arsenik hitam terstruktur juga namun terdiri dari enam atom. Arsenik abu-abu merupakan metalloid penghantar panas yang buruk, sedangkan arsenik kuning dan hitam adalah non-logam yang sama sekali tidak menghantarkan panas. Ketika arsenik abu-abu dipanaskan melebihi 615ºC, ia akan menyublim menjadi gas kekuningan yang terdiri dari molekul As¬4, jika panas tersebut diturunkan sampai 200ºF dan dibiarkan mengembun maka akan terbentuk gas kuning arsenik yang sifatnya tidak stabil, yang pada suhu 180ºC akan kembali ke bentuk arsenic abu-abu. Jika gas tersebut mengembun pada suhu 100-200ºC maka akan membentuk arsenik hitam yang juga tidak stabil dan akan kembali ke arsenik abu-abu pada suhu 360ºC. Arsenik abu-abu dan kuning mulai terbakar pada 400ºC dan harus dipanaskan tanpa oksigen. Jika arsenik di udara kering pada suhu kamar adalah zat yang sangat stabil tapi jika ditambahkan air, sebuah oksida yang menjadi berwarna perunggu dan kemudian ditransfer ke hitam. Manfaat Senyawa Arsen Logam arsenik biasanya digunakan sebagai bahan campuran untuk mengeraskan logam lain misalnya mengeraskan Pb di pabrik aki atau melapisi kabel. Arsenik trioksid dan arsenik pentoksid biasanya dipakai di pabrik kalsium, tembaga dan pestisida . Komponen arsenik seringkali pula dipakai
  • 15. pula untuk memberi warna (pigmen) dan agen pemurni dalam pabrik gelas, sebagai bahan pengawet dalam penyamakan atau pengawet kapas, ataupun sebagai herbisida. Bahan kimia copper acetoarsenit terkenal sebagai bahan pengawet kayu. Bahan arsenilik digunakan dalam obat-obatan hewan maupun bahan tambahan makanan hewan. Gas arsen dan komponen arsenik lainnya seringkali digunakan dalam industri mikroelektronik dan industri bahan gallium arsenide. Senyawa Arsen Pada Kosmetik Arsen merupakan logam yang secara alami terdapat di kerak bumi dan secara alami dapat masuk ke dalam sumber air tanah. Di industri, arsen digunakan dalam berbagai produk seperti tekstil, pengawet, pigmen warna, pestisida. Selain itu, arsen juga terkandung pada produk kosmetik sehingga memungkinkan terjadinya penyerapan logam berat tersebut melalui kulit. Di dalam darah, arsen akan didistribusikan ke seluruh tubuh dan dapat ditemukan di hati, ginjal, paru-paru, dan limpa. Arsen cenderung terakumulasi dalam rambut, kuku, dan kulit. Badan Internasional untuk Riset Kanker/International Agency for Research on Cancer (IARC) menyatakan bahwa arsen termasuk kedalam senyawa karsinogenik. Paparan jangka panjang arsen dapat menimbulkan dampak yang berbahaya sebagai berikut : a. Pada kulit Sediaan kosmetik yang mengandung logam berat seperti arsen apabila digunakan pada kulit dan penggunaannya dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan terjadinya melanosis, yaitu adanya bintik-bintik gelap pada wajah, pada telapak kaki dan tangan terjadi penebalan kulit (hyperkeratosis), perubahan warna kulit, timbul seperti bubul (clavus), infeksi kulit (dermatitis) dan mempunyai efek pencetus kanker (karsinogenik).
  • 16. gambar. Dampak senyawa arsen pada kulit b. Pada organ lain  Mata Efek Arsenic terhadap mata adalah gangguan penglihatan dan kontraksi mata pada bagian perifer sehingga mengganggu daya pandang (visual fields) mata.  Darah Efeknya menyebabkan kegagalan fungsi sungsum tulang dan terjadinya pancytopenia (yaitu menurunnya jumlah sel darah perifer).  Liver Paparan arsen yang cukup lama (paparan kronis) pada liver akan menyebabkan efek yang signifikan, berupa meningkatnya aktifitas enzim pada liver (enzim SGOT, SGPT, gamma GT), ichterus (penyakit kuning), liver cirrhosis (jaringan hati berubah menjadi jaringan ikat dan ascites (tertimbunnya cairan dalam ruang perut).  Ginjal Arsen akan menyebabkan kerusakan ginjal berupa renal damage (terjadi ichemia dan kerusakan jaringan).  Saluran pernapasan Paparan arsen pada saluran pernafasan akan menyebabkan timbulnya laryngitis (infeksi laryng), bronchitis (infeksi bronchus) dan dapat pula menyebabkan kanker paru.  Pembuluh darah Logam berat Arsen dapat menganggu fungsi pembuluh darah, sehingga dapat mengakibatkan penyakit arteriosclerosis (rusaknya pembuluh darah), portal hypertention (hipertensi oleh karena faktor pembuluh darah potal), udema paru dan penyakit pembuluh darah perifer (varises, penyakit bu rger).  Sistem Reproduksi Efek arsen terhadap fungsi reproduksi biasanya fatal dan dapat pula berupa cacat bayi waktu dilahirkan, lazim disebut effek malformasi.
  • 17.  Sistem Immunologi Efek pada sistem immunologi, terjadi penurunan daya tahan tubuh/ penurunan kekebalan, akibatnya peka terhadap bahan karsinogen (pencetus kanker) dan infeksi virus. Dinas kesehatan Kanada mengatakan bahwa logam berat dalam produk kosmetik adalah hal yang tidak dapat dihindari. Badan ini mengatakan bahwa konsentrasi logam berat dalam produk kosmetik dianggap berbahaya jika melampaui batas sebagai berikut Timbal: 10 ppm, Arsenik: 3 ppm, Cadmium: 3 ppm, Merkuri: 3 ppm, dan Antimony: 5 ppm. Beberapa contoh produk kosmetik yang mengandung logam berat yaitu :  Clinique Stay True Makeup foundation (Stay Ivory) — arsenik, kadmium, berilium, timah, nikel, talium.  Sephora Sculpting Powder Trio eye shadow (Brown and Pink) — berilium, timah, nikel, talium  MAC Sheerton Shimmer Blush (Springsheen) — berilium, timah, nikel, talium.  L'Oreal Bare Naturale maskara(Black/Brown) — arsenik, berilium, kadmium, timah, nikel, talium  Cover Girl Perfect Point Plus eyeliner (Black Onyx) — berilium, kadmium, timah, nikel  Almay Intense i-color Trio eye color (Trio for Blues, Brown and Dark Grey) — berilium, kadmium, timah, nikel, selenium  Benefit Benetint Pocket Pal (Red Tint and Clear Gloss) — arsenik, berilium, kadmium, timah, nickel, selenium, talium Toksisitas Arsen Bentuk arsenik yang terkenal adalah As2O3, alias arsen trioksida atau warangan.Warangan ini bentuknya berupa bubuk berwarna putih yang larut dalam air. Bentuk lainnya adalah bubuk kuning As2S3 dan bubuk merah realgar
  • 18. As4S4. Keduanya sempat populer sebagai bahan cat, namun karena toksik akhirnya mereka tidak dipakai lagi. Adapun bentuk gasnya, yang juga beracun adalah arsin (As2H3) Arsenik mampu menghambat produksi ATP, sumber energi bagi sel- sel hidup, melalui berbagai mekanisme. Di siklus Krebs arsenik menghambat enzim piruvat dehidrogenase, sehingga sintesis ATP menjadi berkurang dan malah meningkatkan produksi hidrogen peroksida(H2O2). Hidrogen peroksida ini merupakan oksidator yang sangat reaktif terhadap sel hidup, maka justru sel hidup itulah yang diserang. Sel yang diserang arsenik akan mengalami nekrosis dan kematian dengan segera. Keracunan arsenik dapat terjadi dalam 2 cara, yaitu akut dan kronik. Akut berarti arsenik diberikan dalam satu dosis tunggal yang sangat besar dan langsung mematikan. Dosis ini kira-kira sebesar 120-200 mg pada orang dewasa atau 2 mg/kgBB pada orang dengan berat badan kurang dari 60 kg. Gejala keracunan akut terdiri atas mual muntah hebat yang disertai sakit perut. Napas berbau seperti bawang putih. Kadang langsung kejang-kejang dan koma. Tekanan darah turun dan tampak seperti dehidrasi berat. Sedangkan gejala keracunan kronik mula-mula mengalami gejala keracunan seperti keracunan akut, tapi lama-kelamaan datang gejala tambahannya. Penderita akan mengalami perubahan warna kulit menjadi kelabu atau kehitaman, gangguan fungsi hati, fungsi jantung, fungsi paru-paru, dan fungsi ginjal. Fungsi saraf tepi juga terganggu secara simetris. Tapi yang paling jelas adalah kukunya, di mana terlihat garis-garis horizontal bersusun- susun.Garis ini disebut Mees’ lines. Pendeteksian Arsenik Dalam bentuk unsur, arsenik sebenarnya tidak berbahaya.Akan tetapi, jika dalam bentuk senyawa oksidanya, arsen dioksida (As2O3), unsur ini bersifat racun. Senyawa arsen oksida berbentuk serbuk putih yang larut dalam air, tidak berasa, dan sukar dideteksi jika telah lama digunakan.
  • 19. Keracunan arsenik dapat dideteksi dengan cara sebagai berikut :  Uji Mars Pada tahun 1832, James Marsh menemukan cara mendeteksi adanya arsenik dalam suatu sampel. Sejak itu, penipuan merebut harta warisan menggunakan racun arsenik sulit dilakukan. Untuk menghargai jasa James Marsh, uji deteksi arsenik ini dinamakan Uji Marsh. Dalam Uji Marsh ini diperlukan larutan asam sulfat (H2SO4) dan padatan seng (Zn). Campuran antara larutan asam sulfat dan padatan logam seng akan menghasilkan gas hidrogen (H2). Jika arsen oksida terdapat dalam sampel, arsen oksida akan bereaksi dengan gas hidrogen membentuk suatu gas beracun yang bernama gas arsin (AsH3). Ketika dipanaskan, gas arsin akan terurai menjadi uap arsenik dan gas hidrogen. Ketika uap arsenik menyentuh “cincin logam” pada daerah dingin di tabung, akan timbul kilauan cahaya khas logam arsenik. Kilauan khas tersebut dikenal dengan cermin arsenik (arsenic mirror).  Neutron Activation Analysis (NAA) NAA ditemukan pada tahun 1936 ketika Hevesy dan Levi menemukan bahwa sampel yang mengandung unsur tanah jarang menjadi sangat radioaktif setelah terkena sinar neutron.NAA mengukur karakter sinar gamma yang dipancarkan oleh isotop pada sampel melalui iradiasi termal.Setelah iradiasi dan peluruhan radioaktif, spektrum sinar gamma dideteksi. Setiap unsur mempunyai spektrum sinar gamma yang khas sehingga dapat diketahui jenis unsur dalam sample beserta kadarnya. Upaya Pencegahan Timbulnya Efek Merugikan Akibat Penggunaan Kosmetik a. Cermat dalam memilih dan membeli kosmetik sesuai kebutuhan  Konsumen lebih rasional dan selektif dalam memilih kosmetik dan tidak mudah terbujuk iklan atau promosi yang berlebihan.  Pilihlah kosmetik yang sesuai fungsi, tujuan dan manfaatnya  Pertimbangkan untung-rugi dalam memilih kosmetik
  • 20. b. Cermat dalam menggunakan kosmetik  Konsumen memperhatikan dengan baik kegunaan dan cara penggunaan produk  Jika konsumen sedang hamil, konsultasikan pemilihan kosmetik yang aman ke dokter kandungan atau dokter kulit  Sebelum menggunakan kosmetik, sebaiknya lakukan dahulu uji kepekaan kosmetik yang akan dipakai dengan cara sebagai berikut :  Tempatkan beberapa tetes produk ke plester, lalu pasang plester pada kulit lengan bawah bagian dalam  Biarkan plester selama 24jam, kemudian lepaskan dan periksa apakah terjadi reaksi. Selama periode tersebut, jaga jangan sampai plester tersebut menjadi basah  Jika terjadi kemerahan, gatal, melepuh, atau nyeri pada bagian kulit yang ditutupi plester, maka kemungkinan pengguna produk sensitif atau alergi terhadap produk atau beberapa komponen dalam produk tersebut  Jika tidak terjadi reaksi, maka produk tesebut aman untuk digunakan  Jika kemerahan, gatal, melepuh, nyeri atau gejala lain yang terjadi tidak hilang atau memburuk setelah mencuci bagian yang diuji, segera konsultasikan dengan dokter  Jangan gunakan kosmetik milik orang lain, yang belum tentu cocok dengan jenis kulit kita  Simpan kosmetik dengan baik  Bila timbul iritasi atau efek samping lainnya segera hentikan penggunaan kosmetik  Konsultasikan kedokter kulit bila efek samping yang terjadi semakin parah c. Cermat membaca informasi yang tercantum pada label/kemasan kosmetik
  • 21.  Konsumen memperhatikan informasi yang tersedia pada label seperti cara penggunaan, kegunaan, komposisi, tanggal kadaluarsa atau peringatan lain (bila ada)  Dianjurkan pula untuk mencari informasi lengkap mengenai produk kosmetika tersebut  Untuk produk kosmetika yang teregistrasi diwajibkan mencantumkan nomor izin edar. Sedangkan produk yang ternotifikasi pencantuman nomor notifikasi tidak diwajibkan, namun nama dan alamat produsen harus tercantum dengan jelas pada label BAB III
  • 22. PENUTUP 3.1 Kesimpulan  Arsen adalah unsur metaloid dalam tabel periodik yang memiliki simbol As dan nomor atom 33 . Biasanya arsen berwarna abu-abu dengan penampakan seperti logam (steel-gray). Selain abu-abu dapat juga berwarna kuning, coklat, dan hitam.  Arsen yang terkandung pada produk kosmetik memungkinkan terjadinya penyerapan logam berat tersebut melalui kulit.  Apabila kosmetik yang mengandung senyawa arsen digunakan dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan terjadinya melanosis, yaitu adanya bintik-bintik gelap pada wajah, pada telapak kaki dan tangan terjadi penebalan kulit (hyperkeratosis), perubahan warna kulit, timbul seperti bubul (clavus), infeksi kulit (dermatitis) dan mempunyai efek pencetus kanker (karsinogenik).  Keracunan arsenik dapat dideteksi dengan uji mars dan Neutron Activation Analysis (NAA) 3.2 Saran  Konsumen hendaknya lebih berhati-hati dalam memilih produk kosmetik  cermat dalam memilih dan membeli kosmetik sesuai kebutuhan  sebelum membeli produk kosmetik hendaknya dibaca informasi mengenai kosmetik seperti komposisi, tanggal kadaluarsa, petunjuk penggunaan agar terhindar dari zat-zat yang dapat membahayakan konsumen DAFTAR PUSTAKA
  • 23. BPOM, “ Public warning tentang Kosmetika yang Mengandung Bahan Berbahaya dan zat warna yang dilarang” No: KH.00.01.3352, tanggal. 7 Sept. 2006, http://www.pom.go.id DARMONO, “Logam dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup”, Cetakan Pertama, UI Press, Jakarta 1995. Fatma Latifah, Trenggono Retno (2007). “Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik”. Jakarta: Penerbit Gramedia Pustaka Utama Heavy Metal Hazard, The Health Risk of Hidden Heavy Metals in Face Make Up (May 2011), Enviromental Defence Canada (http://www.greenbiz.com/sites/default/files/HeavyMetalHazard_May16_ 0.pdf) Mardjono Mahar, “Farmakologi dan Terapi”, Cetakan Kelima, FKUI, Jakarta 2011