Metode grouting merupakan proses menyuntikkan campuran air dan semen ke dalam tanah melalui lubang bor untuk mengisi rongga dan meningkatkan daya dukung tanah. Grouting dapat diterapkan pada pondasi tiang bor dengan menyuntikkan cairan ke dalam pipa-pipa yang dipasang di tiang bor untuk meningkatkan daya dukung tiang.
Teknik Fondasi 2 - Metode Grouting Pada Konstruksi Pondasi Tiang Bor Untuk Meningkatkan Daya Dukung Tanah
1. Metode Grouting Pada Konstruksi Pondasi Tiang Bor Untuk
Meningkatkan Daya Dukung Tanah
Nousseva Renna 5415164015
Abstrak
Untuk mengatasi beban struktural yang besar serta kondisi tanah yang kurang
menguntungkan, pondasi tiang bor merupakan pondasi yang tepat, namun untuk
meminimalisasi resiko kegagalan saat pekerjaan konstruksi pondasi tiang bor, dapat
diterapkan metode grouting pada tiang bor untuk meningkatkan daya dukung tanah.
Grouting merupakan suatu proses dimana campuran air dan semen (sementasi) akan disuntik
kedalam rongga, rekah, dan retakan tanah. Campuran tersebut dalam waktu tertentu akan
menjadi padat secara fisika maupun kimiawi sehingga dapat meningkatkan daya dukung
tanah.
Kata kunci : Grouting, Pondasi tiang bor, Daya dukung, Tanah, Sementasi
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Setiap daerah pasti memiliki beraneka ragam tanah, begitupun tanah yang berada
di daerah dingin akan berbeda dengan tanah di daerah yang gersang, tanah di lereng
curam pun akan berbeda dengan tanah di daerah datar. Dalam merencanakan
pembangunan suatu konstruksi hal penting yang harus deketahui salah satunya adalah
daya dukung tanah. Daya dukung tanah akan menjadi suatu acuan untuk pembuatan
pondasi. Suatu tanah yang memiliki daya dukung tanah yang rendah akan berbahaya
bagi suatu konstruksi, untuk itu salah satu cara untuk meningkatkan daya dukung
tanah adalah dengan melakukan penguatan tanah menggunakan metode grouting.
Untuk mengatasi beban struktural yang sangat besar dari suatu gedung serta
kondisi tanah di lokasi gedung yang kurang menguntungkan secara teknis, pondasi
tiang bor merupakan sistem pondasi yang paling tepat karena tiang bor dapat dibuat
dengan diameter yang besar dengan panjang tiang yang dapat disesuaikan dengan
kebutuhan. Disamping itu, tiang bor dapat menembus lensa atau lapisan tanah yang
keras, serta proses konstruksinya tidak menimbulkan gangguan suara maupun getaran
yang signifikan.
Namun demikian, mengingat keterbatasan kemampuan mesin bor yang tersedia
saat ini serta untuk meminimalisasi resiko kegagalan saat proses konstruksi pondasi
tiang bor, diameter dan panjang tiang tetap perlu dibatasi. Inovasi berupa penerapan
grouting pada tiang bor merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan daya
dukung.
2. 1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat dirumuskan
beberapa permasalahan yaitu :
1. Apa itu metode grouting?
2. Apa saja jenis-jenis metode grouting?
3. Penerapan grounting pada pondasi tiang bor
1.3 Landasan Teori
Grouting merupakan suatu proses dimana campuran air dan semen akan disuntik
kedalam rongga, rekah, dan retakan tanah. Cairan tersebut dalam waktu tertentu akan
menjadi padat secara fisika maupun kimiawi. Setelah melakukan instalasi pipa grout
pada tiang bor dapat dilakukan pembuatan alur grout pada selimut beton dengan
menginjeksikan air bertekanan kedalam pipa-pipa grout terlebih dahulu, yang
umumnya dilakukan saat umur beton relatif muda, yaitu antara 6 hingga sekitar 30
jam. Air bertekanan ini pertama akan memecah membran yang menutup lubang-
lubang TAM dan kemudian membentuk rekahan-rekahan pada selimut beton tiang
bor. Rekahan ini yang kemudian akan berfungsi sebagai alur untuk cairan grouting.
2. Pembahasan
Metode grouting merupakan suatu proses dimana campuran air dan semen akan
disuntik kedalam tanah menggunakan lubang bor, dengan demikian semen akan mengisi
dan menutup rongga-rongga atau pori-pori yang terdapat pada tanah atau batuan sehingga
daya dukung tanah menjadi meningkat. Grouting dapat meningkatkan stabilitas
konstruksi dan tanah dengan cara menginjeksikan bahan grouting ke dalam lubang bor
atau retakan suatu konstruksi dan tanah yang tidak stabil, dalam proses ini pori-pori tanah
akan terisi dengan bahan grouting. Pada tanah pengisian pori-pori tanah oleh bahan
grouting akan membatasi permeabilitas dan memperbaiki sifat-sifat komprebilitas dan
kekuatan tanah serta meningkatkan daya dukung tanah.
2.1 Jenis – Jenis Grouting
Menurut Warner (2005), Grouting dapat dibedakan menjadi 6 tipe, yaitu:
a. Sementasi Penembusan (Permeation Grouting)
Grouting penembusan atau penetrasi meliputi pengisian retakan, rekahan
atau rongga pada pori - pori tanah. Jenis Grouting ini bertujuan untuk mengisi
ruang pori (rongga), tanpa merubah formasi serta konfigurasi maupun volume
rongga. Grouting jenis ini dapat dilakukan untuk tujuan penguatan formasi,
3. menghentikan aliran air yang melaluinya, maupun kombinasi keduanya. Grouting
penembusan atau penetrasi ini dapat meningkatkan kohesi tanah.
b. Sementasi Pemadatan (Compaction Grouting)
Grouting pemadatan dilakukan dengan cara menginjeksi material Grouting
yang sangat kaku (stiff) pada tekanan tinggi ke dalam tanah. Grouting pemadatan
merupakan mekanisme perbaikan yang bertujuan untuk meningkatkan daya
dukung tanah. Karena volume struktur pori tanah berkurang, maka
permeabilitasnya juga akan berkurang. Meskipun begitu, Grouting pemadatan
tidak dapat sepenuhnya mencegah terjadinya rembesan. Grouting pemadatan
mampu meningkatkan beban tanah untuk mengompakkan atau memadatkannya.
c. Sementasi Rekahan (Fracture Grouting)
Grouting rekahan dilakukan pada rekahan hidrolik yang terdapat pada tanah
dengan fluida suspensi atau material Grouting slurry, untuk menghasilkan
hubungan antar lensa Grouting dan memberikan penguatan kembali
(reinforcement). Umumnya Grouting rekahan digunakan pada tanah dengan
permeabilitas rendah. Grouting rekahan dapat dilakukan pada beberapa jenis
tanah dan kedalam, terutama sangat baik pada material lempung.
d. Sementasi Campuran / Jet (Mixing /Jet Grouting)
Grouting jet dilakukan dengan cara mengikis tanah menggunakan jet
bertekanan tinggi dan injeksi serentak ke dalam tanah yang terganggu dengan jet
monitor. Grouting tipe ini juga dapat digunakan untuk melakukan penyemenan di
sekeliling tiang atau pondasi.
e. Sementasi Isi (Fill Grouting)
Semua rongga yang dihasilkan secara alami maupun buatan, kadang-kadang
membutuhkan suatu pengisian atau penutupan. Pada jaman dahulu, pengisian
dilakukan menggunakan peralatan yang sama dengan alat Grouting tipe lainnya.
Saat ini, Grouting isi dilakukan menggunakan peralatan khusus dengan campuran
concrete atau mortar.
f. Sementasi Vakum (Vacuum Grouting)
Umumnya pekerjaan Grouting dilakukan dengan cara mendorong material
Grouting ke dalam formasi dengan tekanan tinggi. Akan tetapi, pada kondisi
tertentu hasilnya tidak memuaskan. Oleh karena itu, vakum digunakan untuk
menyedot material Grouting masuk ke dalam bagian yang mengalami kerusakan.
Kerusakan tersebut harus diisolasi dari tekanan barometrik terlebih dahulu,
4. sehingga dengan kondisi yang vakum, material Grouting akan tersedot dan
tertarik ke dalam kerusakan tersebut.
Sketsa mesin bor tipe rotasi sesuai Gambar 1 dan skhema alat grouting
(sementasi) sesuai yang terlihat pada Gambar 2 dan di bawah ini.
Gambar 1. Sketsa Mesin Bor Tipe Rotasi (Rotary Type Drills)
Gambar 2. Skema Alat Grouting (Sementasi)
2.2 Bahan Cairan Grouting
Bahan yang dipergunakan untuk cairan injeksi (bubur sementasi) pada
pekerjaan grouting terdiri dari:
1. Air
Air yang digunakan harus bebas dari kotoran, benda-benda organik, asam,
alkali dan kotoran lain. Air dengan tempratur di atas 30˚C tidak boleh
dipergunakan dengan maksud untuk membatasi kenaikan tempratur dalam
grouting. Juga perlu diingat bahwa persediaan air untuk keperluan injeksi hrus
cukup, karena apabila kekurangan air berakibat fatal, yaitu dapat tersumbatnya
5. mesin, selang, rangkaian pipa injeksi dan lubang injeksi oleh pemadatan cairan
injeksi di dalamnya
2. Semen
Macam dari semen yang dipergunakan adalah semen tahan sulfat dengan
syarat harus diangkut ketempat dengan ada tanda-tanda tertentu, kemasan bagus
dan tertutup rapat pada kantong kertas atau bungkus lainnya, penyimpanan semua
semen harus digudang yang tahan air dan kedap udara yang khusus dilengkapi
untuk maksud tersebut.
3. Pasir
Bahan ini terutama dipergunakan untuk menanggulangi kebocoran
permukaan yang cukup besar. Bila pada saat ini pelaksanaan grouting terjadi
kebocoran permukaan, maka grouting dihentukan dan tempat yang bocor ditutup
dengan campuran pasir dan semen. Pasir harus bersih dari berbutir sama dan bila
dites pada ayakan BS 812, butir-butir tidak akan melampaui batasan-batasan,
sesuai Tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1. Syarat Pasir Material Grouting
Sumber : Konsultan Puslitbang Pengairan Bandung
4. Bentonit
Bahan ini berguna untuk memperlancar aliran cairan injeksi yang masuk
ke dalam lubang injeksi. Pada pembuatan campuran bentonite yang diijinkan
hanyalah 2,0% dari berat semen yang digunakan.
2.3 Penerapan Grounting Pada Pondasi Tiang Bor
Aplikasi grouting pada tiang bor untuk meningkatkan daya dukung tiang dapat
terjadi melalui beberapa mekanisme, tergantung dari jenis tanah dan jenis grounting.
Secara umum, pemberian grouting bertekanan akan mendesak tanah disekeliling
tiang bor dan memberikan efek kompaksi atau pemadatan tanah, dimana hal ini
terjadi pada tanah lempungan dengan permeabilitas rendah. Grounting juga secara
teoritis akan menghasilkan dimensi tiang bor yang lebih besar, sehingga luas selimut
6. tiang bor dengan grouting menjadi semakin luas. Pada tanah dengan permeabilitas
besar, misalnya tanah pasiran, cairan grout dapat masuk ke dalam pori tanah dan akan
meningkatkan kuat gesernya. Geometri dari permukaan selimut tiang bor yang terbentuk
akibat grouting juga dapat meningkatnya daya dukung tiang bor.
Berkaitan dengan penggunaan bentonit slurry, penggunaan grouting pada
selimut tiang bor juga dapat mengurangi resiko berkurangnya tahanan selimut tiang
bor akibat terbentuknya lapisan bentonite (mudcake) yang terlalu tebal. Injeksi dari
grouting bertekanan pada selimut tiang bor dapat merusak dan menghancurkan
mudcake tersebut, sehingga resiko berkurangnya tahanan selimut tiang bor akibat
keberadaan mudcake yang terlalu tebal juga dapat dihindari.
Peningkatan daya dukung tiang bor akibat grouting bergantung pada banyak
faktor seperti diuraikan diatas, termasuk kriteria besarnya tekanan grouting yang
disyaratkan, kriteria volume grouting yang diinjeksikan, metode atau tahapan grout,
karakteristik cairan grout dan kekentalan cairan grouting. Karena itu, metode yang
paling baik untuk menentukan peningkatan kapasitas tiang bor akibat grouting, baik
unit tahanan friksi maupun unit tahanan ujung tiang bor, adalah dengan melakukan
uji skala penuh pada tiang bor yang diinstrumentasi, yang dilakukan pada tiang bor
konvensional dan tiang bor dengan grouting di lokasi rencana.
Injeksi dilakukan melalui pipa-pipa grout khusus, yang terlebih dahulu
disiapkan dan dipasang pada keranjang tulangan tiang bor sebelum dilakukan cor
beton. Pada pipa-pipa grout tersebut, sebelumnya telah disiapkan lubang di bagian-
bagian yang dikehendaki dengan interval tertentu. Lubang-lubang tersebut juga
terlebih dahulu ditutup dengan membran, dimana sistem ini dikenal sebagai sistem
“tube-a-manchette” (TAM).
Grounting pada tiang bor dapat dilakukan pada dasar tiang, pada sebagian atau
seluruh selimut tiang, ataupun keduanya, dengan mengatur instalasi pipa TAM.
Gambar berikut menunjukkan skema pipa grout dengan TAM, dimana jumlah, arah
dan lokasi lubang untuk grout dapat dibuat sesuai kebutuhan.
Gambar 3. Skema pipa grout dengan TAM (tube-a-manchette)
7. Membran dari TAM pada dasarnya memiliki dua fungsi. Fungsi pertama
adalah untuk mencegah beton atau air semen masuk ke dalam pipa grout melalui
lubang-lubang yang sudah disiapkan tersebut saat tiang bor dicor. Fungsi kedua
adalah agar cairan yang diinjeksikan kemudian dari dalam pipa grout dapat keluar
melalui lubang yang sudah disiapkan, merobek membran tersebut, memecah selimut
beton yang mulai mengeras dan mengalirkan cairan yang diinjeksikan keluar dari
tiang bor ke dalam tanah.
3. Penutup
3.1Kesimpulan
Metode grouting merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk
meningkatkan daya dukung tanah pada tanah yang kurang menguntungkan. Cara kerja
metode grouting adalah dengan menginjeksikan cairan sementasi kedalam tanah
menggunakan lubang bor, dengan demikian semen akan mengisi dan menutup rongga-
rongga atau pori-pori yang terdapat pada tanah.
Grounting pada tiang bor dapat dilakukan pada dasar tiang, pada sebagian atau
seluruh selimut tiang, ataupun keduanya, dengan mengatur instalasi pipa TAM yang
berfungsi untuk mencegah beton atau air semen masuk ke dalam pipa grout dan agar
cairan yang diinjeksikan kemudian dari dalam pipa grout dapat keluar melalui lubang
yang sudah disiapkan.
3.2Saran
Metode grouting ini dapat menjadi salah satu alternatif untuk meningkatkan
daya dukung tanah pada tanah yang kurang baik, namun grounting pada dasar tiang
bor tetap perlu diperhitungkan dalam perencanaan.
Daftar Pustaka
Aulia, Harizona. 2012. Pengenalan Grouting. Semarang : Teknik Geologi UNDIP.
Handoko, Stephen G dan Panjaitan, Dolok H. 2016. Inovasi Desain dan Konstruksi Pondasi
Tiang Bor Dalam Untuk Gedung Indonesia-1.
Manalu, Agnes Maria Mutiha. 2012. Peningkatan Daya Dukung Tanah Urugan Dengan
Metode Grouting di SMK Teuku Umar Semarang, Jawa Tengah.
Udiana, I Made. 2012. Desain Campuran Semen dan Air Pada Pekerjaan Grouting Proyek
Bendungan. Jurnal Teknik Sipil Vol. II No.2.