SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  46
BIODEGRADASI
SENYAWA HIDROKARBON

 Nama : Novi Larasati
  NPM : A1F009039
SENYAWA ORGANIK
 Senyawa bukan siklik (hidrokarbon
  alifatik)
      Senyawa siklik
         - hidrokarbon alisiklik
         - hidrokarbon aromatik
 Senyawa heterosiklik
KLASIFIKASI
      SENYAWA HIDROKARBON (1)
    Hidrokarbon
      hidrokarbon alifatik, jenuh dan tak jenuh
      hidrokarbon alisiklik
      hidrokarbon aromatik
      hidrokarbon polisiklik aromatic (PAHs)

    Senyawa terhalogenasi
      senyawa alifatik terhalogenasi
      senyawa aromatik terhalogenasi
      eter terhalogenasi
      senyawa terhalogenasi lainnya
KLASIFIKASI
    SENYAWA HIDROKARBON (2)
3   Asam dan Ester
      - asam-asam karboksilat
      - ester dari asam-asam karboksilat

3   Senyawa-senyawa lain yang mengandung
    Oxygen
      - keton
      - aldehida
      - eter
      - alkohol

3   Senyawa-senyawa lain
CONTOH STRUKTUR
       SENYAWA ORGANIK



                                          Hidrokarbon
                Hidrokarbon aromatik   polisiklik aromatik
 Alkana


                                                Cincin
                                             benzenoid
                                             tipe bifenil
                   Organohalida
Senyawa nitro
KECEPATAN DEGRADASI
            SENYAWA ORGANIK

                                          Kondisi
    Senyawa
                             Aerobic                   Anaerobic
Acetone                         1                           1
BTEX                            1                        2 to 4
PAH’s                           1                        3 to 4




1. Cepat terdegradasi    2. Agak lambat terdegradasi
3. Lambat terdegradasi   4. Tidak terdegradasi
HIDROKARBON ALIFATIK
DEGRADASI HIDROKARBON
    ALIFATIK (JENUH MAUPUN TAK
      JENUH) DAN ALISIKLIK (1)
 Senyawa alisiklik diubah menjadi senyawa
  alifatik
 Senyawa alifatik dioksidasi secara terminal
  maupun subterminal
 Oksidasi secara terminal menghasilkan
  alkohol primer (1-alkohol)
 Oksidasi secara subterminal menghasilkan
  alkohol sekunder (2-alkohol)
DEGRADASI HIDROKARBON
    ALIFATIK (JENUH MAUPUN TAK
      JENUH) DAN ALISIKLIK (2)
 Oksidasi selanjutnya mengubah alkohol
  primer menjadi asam alkanoat (asam
  lemak)
 Asam alkanoat didegradasi melalui oksidasi
  β seperti halnya asam lemak
OKSIDASI
β (BETA)
BTEX
  Benzene, Toluene, Ethylbenzene, Xylene

 Hidrokarbon monoaromatik volatil
 Sering ditemukan bersama-sama dalam minyak
  bumi
 Penyebab utama pencemaran lingkungan
OKSIDASI BTEX
MIKROBIOLOGI DEGRADASI
     BTEX SECARA AEROBIK
• Genera utama: Pseudomonas, Burkhoderia, dan
  Xanthomonas
• Pseudomonas: kemoorganotrof, aerobik, bakteri
  berbentuk batang
• Diisolasi dari lingkungan tercmar
• Beberapa bersifat patogen
• 1968: Telah diisolasi beberapa galur Pseudomonas
  putida yang
   • Tumbuh di etilbenzena, benzena, dan toluena
   • Memiliki enzim toluena dioksigenase!
TOLUENE DIOXYGENASE




 Mengkatalisis lebih dari 108 macam reaksi, termasuk
1. Senyawa aromatik monosiklik 2. Senyawa polisiklik aromatik
3. Senyawa aromatik terhubung   4. Senyawa lainnya
   (bifenil)
MIKROBIOLOGI DEGRADASI
    BTEX SECARA ANAEROBIK
• Mikroorganisme yang mampu mendegradasi
  BTEX secara anaerobik
• Pendenitrifikasi, misalnya Thauera aromatica
• Pereduksi besi
• Pereduksi sulfat, misalnya Desulfovibrio,
  Desulfobacter
• Penghasil metana
• Biasanya memerlukan kerjasama beberapa jenis
  mikroorganisme
DEGRADASI BTEX SECARA
     ANAEROBIK
MINYAK BUMI DAN HIDROKARBON
 POLISIKLIK AROMATIK LAINNYA

 Karsinogen, mutagen
 Proses degradasi lambat
  karena
    Sifatnya hidrofobik,
     atau kelarutannya
     dalam air rendah
    Terjerap kuat pada
     partikel tanah
PEMECAHAN
HIDROKARBON
  POLISIKLIK
  AROMATIK
   SECARA
  BERTAHAP
   MELALUI
   OXIDASI
MIKROBIOLOGI DEGRADASI
HIDROKARBON POLISIKLIK AROMATIK
   Bakteri                 Jamur
      Pseudomonas             Phanerochaete

      Achromobacter           Cunninghamella

      Arthrobacter            Penicillium

      Mycobacterium           Candida

      Flavobacterium          Sporobolomyces

      Corneybacterium         Cladosporium

      Aeromonas

      Anthrobacter

      Rhodoccus

      Acinetobacter
TIDAK SATUPUN
       MIKROORGANISME MAMPU
          MENGATASI SEMUA
   Fenantrena
      Arthrobacter polychromogens,
       Mycobacterium sp., Phanerochaete
       chrysosporium dan Bacillus sp.
   Naftalena
      Bacillus sp., dan Phanerochaete
       chrysosporium
   Fluorantena dan pirena yang telah terdegradasi
    secara parsial
      Mycobacterium sp.
PEMECAHAN BERTAHAP
    HIDROKARBON POLISIKLIK AROMATIK
   Oksidasi parsial oleh
    jamur busuk putih
    (white rot fungi),
    mengubah
    hidrokarbon polisiklik
    aromatik menjadi
    lebih larut air dan
    tersedia bagi jasad
    hidup,
   bakteri kemudian
    melanjutkan proses
    degradasinya
JAMUR BUSUK PUTIH
     (White Rot fungi, Basidiomycota)
   Merasmiellus troyanus, Pleurotus spp.,
    Phanerochaete spp., Trametes versicolor
   Memiliki sistem ligninolitik
   Pembusukan dipercepat oleh
     adanya media tumbuh padat, misalnya seresah,

      yang berfungsi sebagai sumber karbon
     Penambahan surfaktan (Tween 80)

        Akan tetapi memunculkan masalah

         pembuangan limbahnya
STUDI KASUS:
          Phanerochaete chrysosporium
   Mampu mendegradasi berbagai senyawa hidrofobik
    pencemar tanah yang persisten
   Kemampuan degradasi yang luas ditemukan di tahun
    1980an
   Bukan mikroorganisme tanah sehingga tidak
    dikhawatirkan akan merajai lingkungan tanah
   Membutuhkan tambahan sumber C, misalnya tongkol
    jagung, gambut, cacahan kayu atau jerami
      Nisbah C:N=80:1 (jerami) hingg 350:1 (cacahan kayu)

      Peningkatan nisbah C:N di tanah kaya N mengubah

       lingkungan yang menguntungkan bagi P.
       chryososporium
OKSIDASI DAN PELARUTAN
HIDROKARBON POLISIKLIK AROMATIK
 OLEH Phanerochaete chrysosporium :
   Peroksidase: lignin peroksidase (LiP), manganese-
    dependent peroksidase (MnP) and laccase (L)
   Reaksi keseluruhan: oksidasi hidrokarbon polisiklik
    aromatik oleh peroksidase menjadi quinon; dan dilanjutkan
    menjadi CO2
   Hasil metabolisme seperti quinon 1000- to 100,000 x lebih
    larut daripada senyawa asalnya
      Antrasena dioksidasi menjadi 9,10-antraquinon kemudian
       menjadi asam ftalat
      Fenantrena dioksidasi menjadi 9,10-fenantrena quinon
       kemudian menjadi asam 1'1'-bifenil-2,2'-dikarboksilat
       (asam bifenit)
      Pirena dan benzo[α]pirena dioksidasi secara parsial
       menjadi beberapa jenis isomer quinon
Dix and Webster, 1995
Dix and Webster, 1995
Dix and Webster, 1995
PERANAN JAMUR DALAM BIOREMEDIASI
   Senyawa terklorinasi atau termetilasi dapat
    didegradasi oleh jamur – terutama jamur
    pendegradasio lignin
      Dapat mendegradasi senyawa rekalsitran

      Mekanisme

         demetilasi dan/atau reduktif deklorinasi

         pemecahan cincin aromatic

         CO dan/atau CH dan CO sebagai hasil
             2            4       2
          oksidasi akhir
JAMUR BUKAN PEMBUSUK PUTIH
 Deuteromycota
   Aspergillus niger, Penicillium glabrum,

    P. janthinellum, zygomycete,
    Cunninghamella elegans
 Basidiomycete
   Crinipellis stipitaria
MEKANISME DEGRADASI HIDROKARBON
 POLISIKLIK AROMATIK PADA JAMUR
     BUKAN PEMBUSUK PUTIH

   Sistem enzim monooksigenase Sitokrom P-450
    pada jamur bukan pembusuk putih memiliki
    kemiripan dengan sistem yang dimiliki mamalia
      langkah 1. pembentukan monofenol, difenol,

       dihidrodiol dan quinon
      langkah 2. terbentuk gugus tambahan yang

       larut air (misalnya sulfat, glukuronida, ksilosida,
       glukosida). Senyawa ini merupakan hasil
       detoksikasi pada jamur dan mamalia.
CONTOH DEGRADASI HIDROKARBON
      POLISIKLIK AROMATIK OLEH JAMUR
          BUKAN PEMBUSUK PUTIH
   bahan peledak pirena
      Crinipellis stipitaria

   2,4,6-trinitrotoluena (TNT)
      Galur basidiomycetes pembusuk kayu dan

        seresah, misalnya Clitocybula dusenii,
        Stropharia rugosa-annulata, Phanerochaete
        chrysosporium
   Gliseril trinitrat (nitrogliserin-1,2,3-propanatriol
    trinitrat) – bahan mesiu
      Penicillum corylophilum
STRUKTUR
    KIMIA
  PESTISIDA
  AROMATIK
TERKLORINASI
KECEPATAN DEGRADASI SENYAWA
    ORGANIK TERKLORINASI
                                             Kondisi
       Senyawa
                               Aerobik                  Anaerobik
PCB sangat
tersubstitusi                       4                       2
Kurang tersubstitusi                2                       4
Etena terklorinasi
PCE                                 4                     1-2
TCE                                 3                     1-2
DCEs                               3                      2-3
Vinil klorida                     1-2                     3-4

1. Highly biodegradable   2. Moderately biodegradable
3. Slow biodegradation    4. Not biodegraded
DEKLORINASI DAN DEMETILASI
DECAMBA SECARA REDUKTIF
2,4-D DAN 2,4,5-T
      (2,4,5-trichlorophenoxyacetic acid)

   Dapat didegradasi oleh
    jamur pendegradasi
    lignin Diachromitus
    squalens
PENTACHLOROPHENOL (PCP)




 Herbisida yang digunakan sejak 1920an
 Lebih meracun dibandingkan DDT
 Dapat didegradasi oleh Lentinus edodes
  (shiitake mushroom)
ATRAZIN
       (2-chloro-4-ethylamino-6-
     sopropyldiamino-1,3,5-triazine)




 Herbisida yang sering digunakan
 Sering mencemari air tanah
 Dapat didegradsi oleh Pleurotus pulmonarius
SENYAWA BI DAN DIFENIL
PENGARUH SUBSTITUSI TERHADAP
      SENYAWA BIFENIL
DEGRADASI DDT PADA KONDISI
   AEROB DAN ANAEROB
BIFENIL TERPOLIKLORINASI
(POLYCHORINATED BIPHENYLS, PCBS)
 Cairan hidraulik, pembunuh api, pemlastik,
  pelarut organik, busa karet, serat gelas,
  senyawa penahan air, bahan penahan suara
 Diakumulasi di jaringan adipose
    Mengakibatkan iritasi, gangguan

     reproduksi dan cacat lahir, dan merusak
     jaringan ginjal, syaraf, dan sistem imun
 Sangat stabil
DEGRADASI PCB
   Pemanasan (1200oC)
      Hasil degradasi (dioxin) lebih berbahaya daripada

       PCB
   Tahan transformasi biologis
      kecepatan biodegradasi menurun dengan

       bertambahnya jumlah atom Cl-
      karbazol dan katekol dioksigenase

      Monooksigenase sitokrom P450 tertentu

      Enzim yang diproduksi oleh jamur pendegradasi

       lignin: laccase dan peroksidase lainnya
   Pendegradasi PCB: Phanerochaete chrysosporium,
    Nocardia, Pseudomonas, Alcaligenes, Acinetobacter.
PROSES DEGRADASI PCB:
1. DEHALOGENASI OLEH BAKTERI ANAEROBIK:
   DEKLORINASI REDUKTIF

    Penggantian Cl oleh H
      Hasil akhir bifenil

         Dapat dimetabolisme

          oleh berbagai spesies
          bakteri
      Pelarutan dipacu oleh

       produksi biosurfaktant
       sebelum proses deklorinasi
      Hasil akhir: degradasi PCBs

       menjadi CBAs
PROSES DEGRADASI PCB:
    2. DEGRADASI OKSIDATIF SENYAWA YANG
       KURANG BERHALOGEN
   Aerobik: molekul oksigen atau radikal perioksida
    (OOH) seperti hidrogen perioksida) hingga degradasi
    menyeluruh dari PCB
      Hasil: asam dan alkohol berstruktur cincin

       tunggal seperti katekol, asam salisilat, dan asam
       benzoat
      Beberapa hasil antara dapat lebih toksik daripada

       senyawa asalnya
   Galur: Burkholderia cepacia LB400 , Pseudomonas
    pseudoalacalignes KF707
      lanjutan deklorinasi, pemutusan struktur cincin C,

       dan mineralisasi lanjut hingga sangat
       menurunkan toksisitas
   Hasil akhir: mineralisasi CBAs menjadi CO2
BENZO[a] PIRENE, BENZ[a]ANTRASENA,
    BENZO[b]FLUORANTENA DAN KRISENA



   Membutuhkan sumber
    karbon tambahan, co-
    metabolism
Terima Kasih

Contenu connexe

Tendances

Presentasi Ppt Alkaloid
Presentasi Ppt AlkaloidPresentasi Ppt Alkaloid
Presentasi Ppt AlkaloidALLKuliah
 
Makalah celup iii
Makalah celup iiiMakalah celup iii
Makalah celup iiiEtsha
 
makalah lobelin
makalah lobelin makalah lobelin
makalah lobelin aufia w
 
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan alkaloida (ekstrak ...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan alkaloida (ekstrak ...Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan alkaloida (ekstrak ...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan alkaloida (ekstrak ...anandajpz
 
Sanitasi dan Penanganan Limbah Laboratorium
Sanitasi dan Penanganan Limbah LaboratoriumSanitasi dan Penanganan Limbah Laboratorium
Sanitasi dan Penanganan Limbah LaboratoriumBapake Icha Kukuh Andin
 
Pembuatan senyawa organik asam pikrat
Pembuatan senyawa organik asam pikratPembuatan senyawa organik asam pikrat
Pembuatan senyawa organik asam pikratwindi ade
 
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan polifenol dan tanin...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan polifenol dan tanin...Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan polifenol dan tanin...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan polifenol dan tanin...anandajpz
 
Farmakoqnosi Terpenoid
Farmakoqnosi TerpenoidFarmakoqnosi Terpenoid
Farmakoqnosi Terpenoiddinana88
 
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan flavonoida (Ekstrak...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan flavonoida (Ekstrak...Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan flavonoida (Ekstrak...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan flavonoida (Ekstrak...anandajpz
 
Presentasi alkaloid
Presentasi alkaloid Presentasi alkaloid
Presentasi alkaloid ALLKuliah
 
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan glikosida saponin, ...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan glikosida saponin, ...Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan glikosida saponin, ...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan glikosida saponin, ...anandajpz
 

Tendances (17)

Presentasi Ppt Alkaloid
Presentasi Ppt AlkaloidPresentasi Ppt Alkaloid
Presentasi Ppt Alkaloid
 
Golongan alkaloid
Golongan alkaloidGolongan alkaloid
Golongan alkaloid
 
Karya ilmiah
Karya ilmiahKarya ilmiah
Karya ilmiah
 
Makalah celup iii
Makalah celup iiiMakalah celup iii
Makalah celup iii
 
makalah lobelin
makalah lobelin makalah lobelin
makalah lobelin
 
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan alkaloida (ekstrak ...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan alkaloida (ekstrak ...Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan alkaloida (ekstrak ...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan alkaloida (ekstrak ...
 
Sanitasi dan Penanganan Limbah Laboratorium
Sanitasi dan Penanganan Limbah LaboratoriumSanitasi dan Penanganan Limbah Laboratorium
Sanitasi dan Penanganan Limbah Laboratorium
 
Ratnawati k
Ratnawati kRatnawati k
Ratnawati k
 
Celup poliester dg zw disperse net
Celup poliester dg zw disperse   netCelup poliester dg zw disperse   net
Celup poliester dg zw disperse net
 
Pembuatan senyawa organik asam pikrat
Pembuatan senyawa organik asam pikratPembuatan senyawa organik asam pikrat
Pembuatan senyawa organik asam pikrat
 
Alkaloid fenolik
Alkaloid fenolikAlkaloid fenolik
Alkaloid fenolik
 
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan polifenol dan tanin...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan polifenol dan tanin...Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan polifenol dan tanin...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan polifenol dan tanin...
 
Farmakoqnosi Terpenoid
Farmakoqnosi TerpenoidFarmakoqnosi Terpenoid
Farmakoqnosi Terpenoid
 
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan flavonoida (Ekstrak...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan flavonoida (Ekstrak...Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan flavonoida (Ekstrak...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan flavonoida (Ekstrak...
 
K3 and Patient Safety "Penanganan limbah di laboratorium"
K3 and Patient Safety "Penanganan limbah di laboratorium"K3 and Patient Safety "Penanganan limbah di laboratorium"
K3 and Patient Safety "Penanganan limbah di laboratorium"
 
Presentasi alkaloid
Presentasi alkaloid Presentasi alkaloid
Presentasi alkaloid
 
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan glikosida saponin, ...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan glikosida saponin, ...Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan glikosida saponin, ...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan glikosida saponin, ...
 

En vedette

Al kahf aks_www.alkalam.pk
Al kahf aks_www.alkalam.pkAl kahf aks_www.alkalam.pk
Al kahf aks_www.alkalam.pkSadia_Munir
 
Teknis budidaya mangga
Teknis budidaya manggaTeknis budidaya mangga
Teknis budidaya manggasujononasa
 
09 membuat hyperlink
09 membuat hyperlink09 membuat hyperlink
09 membuat hyperlinkAmiroh S.Kom
 
Fennell jeff final presentation
Fennell jeff   final presentationFennell jeff   final presentation
Fennell jeff final presentationjefefennell
 
Akulturasi
AkulturasiAkulturasi
AkulturasiTAN KEW
 
Circulation
CirculationCirculation
Circulationanggah12
 
Modul terbentuknya awan
Modul terbentuknya awanModul terbentuknya awan
Modul terbentuknya awanainur rahmah
 
CV Päivitys 2 2015
CV Päivitys 2 2015CV Päivitys 2 2015
CV Päivitys 2 2015Soili Husso
 
Bab 2 sistem reproduksi kls 9i
Bab 2 sistem reproduksi kls 9iBab 2 sistem reproduksi kls 9i
Bab 2 sistem reproduksi kls 9iNining Mtsnkra
 
Simpulan bahasa untuk murid tahun dua
Simpulan bahasa untuk murid tahun duaSimpulan bahasa untuk murid tahun dua
Simpulan bahasa untuk murid tahun duaShiro
 
Aforismes i poemes
Aforismes i poemesAforismes i poemes
Aforismes i poemesannacasellas
 
Mitra Sunda - Mangle 2440
Mitra Sunda - Mangle 2440Mitra Sunda - Mangle 2440
Mitra Sunda - Mangle 2440mitra_sunda
 
Assalamu`alaikum
Assalamu`alaikumAssalamu`alaikum
Assalamu`alaikumpurwanto H
 

En vedette (20)

Fonetik
FonetikFonetik
Fonetik
 
Al kahf aks_www.alkalam.pk
Al kahf aks_www.alkalam.pkAl kahf aks_www.alkalam.pk
Al kahf aks_www.alkalam.pk
 
ANFAS
ANFASANFAS
ANFAS
 
Teknis budidaya mangga
Teknis budidaya manggaTeknis budidaya mangga
Teknis budidaya mangga
 
09 membuat hyperlink
09 membuat hyperlink09 membuat hyperlink
09 membuat hyperlink
 
Biogeokimia
Biogeokimia Biogeokimia
Biogeokimia
 
Fennell jeff final presentation
Fennell jeff   final presentationFennell jeff   final presentation
Fennell jeff final presentation
 
Bab ekologi1
Bab ekologi1Bab ekologi1
Bab ekologi1
 
Akulturasi
AkulturasiAkulturasi
Akulturasi
 
Circulation
CirculationCirculation
Circulation
 
Modul terbentuknya awan
Modul terbentuknya awanModul terbentuknya awan
Modul terbentuknya awan
 
CV Päivitys 2 2015
CV Päivitys 2 2015CV Päivitys 2 2015
CV Päivitys 2 2015
 
8. echinodermata
8. echinodermata8. echinodermata
8. echinodermata
 
Bab 2 sistem reproduksi kls 9i
Bab 2 sistem reproduksi kls 9iBab 2 sistem reproduksi kls 9i
Bab 2 sistem reproduksi kls 9i
 
Simpulan bahasa untuk murid tahun dua
Simpulan bahasa untuk murid tahun duaSimpulan bahasa untuk murid tahun dua
Simpulan bahasa untuk murid tahun dua
 
Aforismes i poemes
Aforismes i poemesAforismes i poemes
Aforismes i poemes
 
Mitra Sunda - Mangle 2440
Mitra Sunda - Mangle 2440Mitra Sunda - Mangle 2440
Mitra Sunda - Mangle 2440
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Assalamu`alaikum
Assalamu`alaikumAssalamu`alaikum
Assalamu`alaikum
 
Uji golongan darah
Uji golongan darahUji golongan darah
Uji golongan darah
 

Similaire à Biodegradasi Senyawa Organik

LIMBAH DAN MINTIGASI LINGKUNGAN
LIMBAH DAN MINTIGASI LINGKUNGANLIMBAH DAN MINTIGASI LINGKUNGAN
LIMBAH DAN MINTIGASI LINGKUNGANAl-reQia Sains
 
Laporan Pratikum P1 Hidrokarbon_Nur Qolbi_D131211027_Kelompok 2.pdf
Laporan Pratikum P1 Hidrokarbon_Nur Qolbi_D131211027_Kelompok 2.pdfLaporan Pratikum P1 Hidrokarbon_Nur Qolbi_D131211027_Kelompok 2.pdf
Laporan Pratikum P1 Hidrokarbon_Nur Qolbi_D131211027_Kelompok 2.pdfnurqolbi1
 
jenis-jenis limbah.ppt
jenis-jenis limbah.pptjenis-jenis limbah.ppt
jenis-jenis limbah.pptNingCah
 
Ekologi biogeokimia ppt
Ekologi biogeokimia pptEkologi biogeokimia ppt
Ekologi biogeokimia pptGoogle
 
Slide-CIV-306-CIV-306-Kualitas-Air-P7.pptx
Slide-CIV-306-CIV-306-Kualitas-Air-P7.pptxSlide-CIV-306-CIV-306-Kualitas-Air-P7.pptx
Slide-CIV-306-CIV-306-Kualitas-Air-P7.pptxAiniZahra12
 
Slide-CIV-306-CIV-306-Kualitas-Air-P7.pptx
Slide-CIV-306-CIV-306-Kualitas-Air-P7.pptxSlide-CIV-306-CIV-306-Kualitas-Air-P7.pptx
Slide-CIV-306-CIV-306-Kualitas-Air-P7.pptxAbdulAzisSTMSi
 
Pemanfaatan bioethanol dari limbah kulit jeruk
Pemanfaatan bioethanol dari limbah kulit jerukPemanfaatan bioethanol dari limbah kulit jeruk
Pemanfaatan bioethanol dari limbah kulit jerukmulaangga
 
Peran bakteri dalam pengolahan limbah
Peran bakteri dalam pengolahan limbahPeran bakteri dalam pengolahan limbah
Peran bakteri dalam pengolahan limbahDzikri Imaduddin
 
Tugas kesling
Tugas keslingTugas kesling
Tugas keslingindosasmi
 
Metabolisme mikroba mikroorganisme
Metabolisme mikroba mikroorganismeMetabolisme mikroba mikroorganisme
Metabolisme mikroba mikroorganismeJun Mahardika
 
Kimia lingkungan - Pencemaran PAH
Kimia lingkungan  - Pencemaran PAHKimia lingkungan  - Pencemaran PAH
Kimia lingkungan - Pencemaran PAHUtami Irawati
 
Karakteristik air limbah
Karakteristik air limbahKarakteristik air limbah
Karakteristik air limbahEchi Chii
 
FIRST AMBAR WATI_01211750010007.pptx
FIRST AMBAR WATI_01211750010007.pptxFIRST AMBAR WATI_01211750010007.pptx
FIRST AMBAR WATI_01211750010007.pptxFirstiaAmbar
 

Similaire à Biodegradasi Senyawa Organik (20)

LIMBAH DAN MINTIGASI LINGKUNGAN
LIMBAH DAN MINTIGASI LINGKUNGANLIMBAH DAN MINTIGASI LINGKUNGAN
LIMBAH DAN MINTIGASI LINGKUNGAN
 
Laporan Pratikum P1 Hidrokarbon_Nur Qolbi_D131211027_Kelompok 2.pdf
Laporan Pratikum P1 Hidrokarbon_Nur Qolbi_D131211027_Kelompok 2.pdfLaporan Pratikum P1 Hidrokarbon_Nur Qolbi_D131211027_Kelompok 2.pdf
Laporan Pratikum P1 Hidrokarbon_Nur Qolbi_D131211027_Kelompok 2.pdf
 
jenis-jenis limbah.ppt
jenis-jenis limbah.pptjenis-jenis limbah.ppt
jenis-jenis limbah.ppt
 
Ekologi biogeokimia ppt
Ekologi biogeokimia pptEkologi biogeokimia ppt
Ekologi biogeokimia ppt
 
Kel ipa
Kel ipaKel ipa
Kel ipa
 
Slide-CIV-306-CIV-306-Kualitas-Air-P7.pptx
Slide-CIV-306-CIV-306-Kualitas-Air-P7.pptxSlide-CIV-306-CIV-306-Kualitas-Air-P7.pptx
Slide-CIV-306-CIV-306-Kualitas-Air-P7.pptx
 
Slide-CIV-306-CIV-306-Kualitas-Air-P7.pptx
Slide-CIV-306-CIV-306-Kualitas-Air-P7.pptxSlide-CIV-306-CIV-306-Kualitas-Air-P7.pptx
Slide-CIV-306-CIV-306-Kualitas-Air-P7.pptx
 
Makalah sumber energi
Makalah sumber energiMakalah sumber energi
Makalah sumber energi
 
Makalah sumber energi
Makalah sumber energiMakalah sumber energi
Makalah sumber energi
 
Makalah sumber energi
Makalah sumber energiMakalah sumber energi
Makalah sumber energi
 
Pemanfaatan bioethanol dari limbah kulit jeruk
Pemanfaatan bioethanol dari limbah kulit jerukPemanfaatan bioethanol dari limbah kulit jeruk
Pemanfaatan bioethanol dari limbah kulit jeruk
 
Limbah
LimbahLimbah
Limbah
 
Dampak air
Dampak airDampak air
Dampak air
 
Analisis data air
Analisis data airAnalisis data air
Analisis data air
 
Peran bakteri dalam pengolahan limbah
Peran bakteri dalam pengolahan limbahPeran bakteri dalam pengolahan limbah
Peran bakteri dalam pengolahan limbah
 
Tugas kesling
Tugas keslingTugas kesling
Tugas kesling
 
Metabolisme mikroba mikroorganisme
Metabolisme mikroba mikroorganismeMetabolisme mikroba mikroorganisme
Metabolisme mikroba mikroorganisme
 
Kimia lingkungan - Pencemaran PAH
Kimia lingkungan  - Pencemaran PAHKimia lingkungan  - Pencemaran PAH
Kimia lingkungan - Pencemaran PAH
 
Karakteristik air limbah
Karakteristik air limbahKarakteristik air limbah
Karakteristik air limbah
 
FIRST AMBAR WATI_01211750010007.pptx
FIRST AMBAR WATI_01211750010007.pptxFIRST AMBAR WATI_01211750010007.pptx
FIRST AMBAR WATI_01211750010007.pptx
 

Biodegradasi Senyawa Organik

  • 1. BIODEGRADASI SENYAWA HIDROKARBON Nama : Novi Larasati NPM : A1F009039
  • 2. SENYAWA ORGANIK  Senyawa bukan siklik (hidrokarbon alifatik)  Senyawa siklik - hidrokarbon alisiklik - hidrokarbon aromatik Senyawa heterosiklik
  • 3. KLASIFIKASI SENYAWA HIDROKARBON (1)  Hidrokarbon  hidrokarbon alifatik, jenuh dan tak jenuh  hidrokarbon alisiklik  hidrokarbon aromatik  hidrokarbon polisiklik aromatic (PAHs)  Senyawa terhalogenasi  senyawa alifatik terhalogenasi  senyawa aromatik terhalogenasi  eter terhalogenasi  senyawa terhalogenasi lainnya
  • 4. KLASIFIKASI SENYAWA HIDROKARBON (2) 3 Asam dan Ester - asam-asam karboksilat - ester dari asam-asam karboksilat 3 Senyawa-senyawa lain yang mengandung Oxygen - keton - aldehida - eter - alkohol 3 Senyawa-senyawa lain
  • 5. CONTOH STRUKTUR SENYAWA ORGANIK Hidrokarbon Hidrokarbon aromatik polisiklik aromatik Alkana Cincin benzenoid tipe bifenil Organohalida Senyawa nitro
  • 6. KECEPATAN DEGRADASI SENYAWA ORGANIK Kondisi Senyawa Aerobic Anaerobic Acetone 1 1 BTEX 1 2 to 4 PAH’s 1 3 to 4 1. Cepat terdegradasi 2. Agak lambat terdegradasi 3. Lambat terdegradasi 4. Tidak terdegradasi
  • 8. DEGRADASI HIDROKARBON ALIFATIK (JENUH MAUPUN TAK JENUH) DAN ALISIKLIK (1)  Senyawa alisiklik diubah menjadi senyawa alifatik  Senyawa alifatik dioksidasi secara terminal maupun subterminal  Oksidasi secara terminal menghasilkan alkohol primer (1-alkohol)  Oksidasi secara subterminal menghasilkan alkohol sekunder (2-alkohol)
  • 9. DEGRADASI HIDROKARBON ALIFATIK (JENUH MAUPUN TAK JENUH) DAN ALISIKLIK (2)  Oksidasi selanjutnya mengubah alkohol primer menjadi asam alkanoat (asam lemak)  Asam alkanoat didegradasi melalui oksidasi β seperti halnya asam lemak
  • 11. BTEX Benzene, Toluene, Ethylbenzene, Xylene  Hidrokarbon monoaromatik volatil  Sering ditemukan bersama-sama dalam minyak bumi  Penyebab utama pencemaran lingkungan
  • 13. MIKROBIOLOGI DEGRADASI BTEX SECARA AEROBIK • Genera utama: Pseudomonas, Burkhoderia, dan Xanthomonas • Pseudomonas: kemoorganotrof, aerobik, bakteri berbentuk batang • Diisolasi dari lingkungan tercmar • Beberapa bersifat patogen • 1968: Telah diisolasi beberapa galur Pseudomonas putida yang • Tumbuh di etilbenzena, benzena, dan toluena • Memiliki enzim toluena dioksigenase!
  • 14. TOLUENE DIOXYGENASE Mengkatalisis lebih dari 108 macam reaksi, termasuk 1. Senyawa aromatik monosiklik 2. Senyawa polisiklik aromatik 3. Senyawa aromatik terhubung 4. Senyawa lainnya (bifenil)
  • 15. MIKROBIOLOGI DEGRADASI BTEX SECARA ANAEROBIK • Mikroorganisme yang mampu mendegradasi BTEX secara anaerobik • Pendenitrifikasi, misalnya Thauera aromatica • Pereduksi besi • Pereduksi sulfat, misalnya Desulfovibrio, Desulfobacter • Penghasil metana • Biasanya memerlukan kerjasama beberapa jenis mikroorganisme
  • 17. MINYAK BUMI DAN HIDROKARBON POLISIKLIK AROMATIK LAINNYA  Karsinogen, mutagen  Proses degradasi lambat karena  Sifatnya hidrofobik, atau kelarutannya dalam air rendah  Terjerap kuat pada partikel tanah
  • 18. PEMECAHAN HIDROKARBON POLISIKLIK AROMATIK SECARA BERTAHAP MELALUI OXIDASI
  • 19. MIKROBIOLOGI DEGRADASI HIDROKARBON POLISIKLIK AROMATIK  Bakteri  Jamur  Pseudomonas  Phanerochaete  Achromobacter  Cunninghamella  Arthrobacter  Penicillium  Mycobacterium  Candida  Flavobacterium  Sporobolomyces  Corneybacterium  Cladosporium  Aeromonas  Anthrobacter  Rhodoccus  Acinetobacter
  • 20. TIDAK SATUPUN MIKROORGANISME MAMPU MENGATASI SEMUA  Fenantrena  Arthrobacter polychromogens, Mycobacterium sp., Phanerochaete chrysosporium dan Bacillus sp.  Naftalena  Bacillus sp., dan Phanerochaete chrysosporium  Fluorantena dan pirena yang telah terdegradasi secara parsial  Mycobacterium sp.
  • 21. PEMECAHAN BERTAHAP HIDROKARBON POLISIKLIK AROMATIK  Oksidasi parsial oleh jamur busuk putih (white rot fungi), mengubah hidrokarbon polisiklik aromatik menjadi lebih larut air dan tersedia bagi jasad hidup,  bakteri kemudian melanjutkan proses degradasinya
  • 22. JAMUR BUSUK PUTIH (White Rot fungi, Basidiomycota)  Merasmiellus troyanus, Pleurotus spp., Phanerochaete spp., Trametes versicolor  Memiliki sistem ligninolitik  Pembusukan dipercepat oleh  adanya media tumbuh padat, misalnya seresah, yang berfungsi sebagai sumber karbon  Penambahan surfaktan (Tween 80)  Akan tetapi memunculkan masalah pembuangan limbahnya
  • 23. STUDI KASUS: Phanerochaete chrysosporium  Mampu mendegradasi berbagai senyawa hidrofobik pencemar tanah yang persisten  Kemampuan degradasi yang luas ditemukan di tahun 1980an  Bukan mikroorganisme tanah sehingga tidak dikhawatirkan akan merajai lingkungan tanah  Membutuhkan tambahan sumber C, misalnya tongkol jagung, gambut, cacahan kayu atau jerami  Nisbah C:N=80:1 (jerami) hingg 350:1 (cacahan kayu)  Peningkatan nisbah C:N di tanah kaya N mengubah lingkungan yang menguntungkan bagi P. chryososporium
  • 24. OKSIDASI DAN PELARUTAN HIDROKARBON POLISIKLIK AROMATIK OLEH Phanerochaete chrysosporium :  Peroksidase: lignin peroksidase (LiP), manganese- dependent peroksidase (MnP) and laccase (L)  Reaksi keseluruhan: oksidasi hidrokarbon polisiklik aromatik oleh peroksidase menjadi quinon; dan dilanjutkan menjadi CO2  Hasil metabolisme seperti quinon 1000- to 100,000 x lebih larut daripada senyawa asalnya  Antrasena dioksidasi menjadi 9,10-antraquinon kemudian menjadi asam ftalat  Fenantrena dioksidasi menjadi 9,10-fenantrena quinon kemudian menjadi asam 1'1'-bifenil-2,2'-dikarboksilat (asam bifenit)  Pirena dan benzo[α]pirena dioksidasi secara parsial menjadi beberapa jenis isomer quinon
  • 28. PERANAN JAMUR DALAM BIOREMEDIASI  Senyawa terklorinasi atau termetilasi dapat didegradasi oleh jamur – terutama jamur pendegradasio lignin  Dapat mendegradasi senyawa rekalsitran  Mekanisme  demetilasi dan/atau reduktif deklorinasi  pemecahan cincin aromatic  CO dan/atau CH dan CO sebagai hasil 2 4 2 oksidasi akhir
  • 29. JAMUR BUKAN PEMBUSUK PUTIH  Deuteromycota  Aspergillus niger, Penicillium glabrum, P. janthinellum, zygomycete, Cunninghamella elegans  Basidiomycete  Crinipellis stipitaria
  • 30. MEKANISME DEGRADASI HIDROKARBON POLISIKLIK AROMATIK PADA JAMUR BUKAN PEMBUSUK PUTIH  Sistem enzim monooksigenase Sitokrom P-450 pada jamur bukan pembusuk putih memiliki kemiripan dengan sistem yang dimiliki mamalia  langkah 1. pembentukan monofenol, difenol, dihidrodiol dan quinon  langkah 2. terbentuk gugus tambahan yang larut air (misalnya sulfat, glukuronida, ksilosida, glukosida). Senyawa ini merupakan hasil detoksikasi pada jamur dan mamalia.
  • 31. CONTOH DEGRADASI HIDROKARBON POLISIKLIK AROMATIK OLEH JAMUR BUKAN PEMBUSUK PUTIH  bahan peledak pirena  Crinipellis stipitaria  2,4,6-trinitrotoluena (TNT)  Galur basidiomycetes pembusuk kayu dan seresah, misalnya Clitocybula dusenii, Stropharia rugosa-annulata, Phanerochaete chrysosporium  Gliseril trinitrat (nitrogliserin-1,2,3-propanatriol trinitrat) – bahan mesiu  Penicillum corylophilum
  • 32. STRUKTUR KIMIA PESTISIDA AROMATIK TERKLORINASI
  • 33. KECEPATAN DEGRADASI SENYAWA ORGANIK TERKLORINASI Kondisi Senyawa Aerobik Anaerobik PCB sangat tersubstitusi 4 2 Kurang tersubstitusi 2 4 Etena terklorinasi PCE 4 1-2 TCE 3 1-2 DCEs 3 2-3 Vinil klorida 1-2 3-4 1. Highly biodegradable 2. Moderately biodegradable 3. Slow biodegradation 4. Not biodegraded
  • 35. 2,4-D DAN 2,4,5-T (2,4,5-trichlorophenoxyacetic acid)  Dapat didegradasi oleh jamur pendegradasi lignin Diachromitus squalens
  • 36. PENTACHLOROPHENOL (PCP)  Herbisida yang digunakan sejak 1920an  Lebih meracun dibandingkan DDT  Dapat didegradasi oleh Lentinus edodes (shiitake mushroom)
  • 37. ATRAZIN (2-chloro-4-ethylamino-6- sopropyldiamino-1,3,5-triazine)  Herbisida yang sering digunakan  Sering mencemari air tanah  Dapat didegradsi oleh Pleurotus pulmonarius
  • 38. SENYAWA BI DAN DIFENIL
  • 39. PENGARUH SUBSTITUSI TERHADAP SENYAWA BIFENIL
  • 40. DEGRADASI DDT PADA KONDISI AEROB DAN ANAEROB
  • 41. BIFENIL TERPOLIKLORINASI (POLYCHORINATED BIPHENYLS, PCBS)  Cairan hidraulik, pembunuh api, pemlastik, pelarut organik, busa karet, serat gelas, senyawa penahan air, bahan penahan suara  Diakumulasi di jaringan adipose  Mengakibatkan iritasi, gangguan reproduksi dan cacat lahir, dan merusak jaringan ginjal, syaraf, dan sistem imun  Sangat stabil
  • 42. DEGRADASI PCB  Pemanasan (1200oC)  Hasil degradasi (dioxin) lebih berbahaya daripada PCB  Tahan transformasi biologis  kecepatan biodegradasi menurun dengan bertambahnya jumlah atom Cl-  karbazol dan katekol dioksigenase  Monooksigenase sitokrom P450 tertentu  Enzim yang diproduksi oleh jamur pendegradasi lignin: laccase dan peroksidase lainnya  Pendegradasi PCB: Phanerochaete chrysosporium, Nocardia, Pseudomonas, Alcaligenes, Acinetobacter.
  • 43. PROSES DEGRADASI PCB: 1. DEHALOGENASI OLEH BAKTERI ANAEROBIK: DEKLORINASI REDUKTIF  Penggantian Cl oleh H  Hasil akhir bifenil  Dapat dimetabolisme oleh berbagai spesies bakteri  Pelarutan dipacu oleh produksi biosurfaktant sebelum proses deklorinasi  Hasil akhir: degradasi PCBs menjadi CBAs
  • 44. PROSES DEGRADASI PCB: 2. DEGRADASI OKSIDATIF SENYAWA YANG KURANG BERHALOGEN  Aerobik: molekul oksigen atau radikal perioksida (OOH) seperti hidrogen perioksida) hingga degradasi menyeluruh dari PCB  Hasil: asam dan alkohol berstruktur cincin tunggal seperti katekol, asam salisilat, dan asam benzoat  Beberapa hasil antara dapat lebih toksik daripada senyawa asalnya  Galur: Burkholderia cepacia LB400 , Pseudomonas pseudoalacalignes KF707  lanjutan deklorinasi, pemutusan struktur cincin C, dan mineralisasi lanjut hingga sangat menurunkan toksisitas  Hasil akhir: mineralisasi CBAs menjadi CO2
  • 45. BENZO[a] PIRENE, BENZ[a]ANTRASENA, BENZO[b]FLUORANTENA DAN KRISENA  Membutuhkan sumber karbon tambahan, co- metabolism

Notes de l'éditeur

  1. Dechloromonas - anaerobic degrader of benzene. Uses perchlorate to break benezne into CO2 given NO3 is available. Benzene is a solvent in many chemical manufacturing processes, such as production of paints and waxes. Also in vehicle exhaust fumes.
  2. DDT (1,1,1-trichloro-2,2-bis(4-chlorophenyl)ethane - hydrophobic) PCPs shown to cause reproductive toxicity, birth defects, behavior changes in animals
  3. **water insoluble, chemically stable, highly persistant, geochemical half-life of several years; highly chlorinated PCBs rate of PCB biodegradatiaon decreases with increasing number of Cl - atoms in the molecule PCBs containing 2 Cl atoms in the ortho-position of a single ring or on different rings of the biphyenyl molecule confer resistance to biodegradation, with the exception of 2,4,6-trichlorobiphenyl a single ring saturated with Cl atoms is degraded faster than PCBs containing the same total number of Cl atoms on both rings PCBs containing chlorides at 2 and 3 positions, such as 2, 2', 3, 3'-tetrachlobiphenyl, 2, 2', 3, 5'-tetrachlorobiphenyl, and 2, 2', 3', 4, 5-pentachlorobiphenyl, are susceptible to microbial attack initial oxygenation followed by ring-cleavage of the biphenyl molecules occurs with a non-chlorinated or less chlorinated ring ring cleavages accelerate through the unsubstituted ring
  4. Reductive chlorination: this step lowers the toxicity and lipophilicity of higher-chlorinated PCBS, making them more water-soluble, and renders them susceptible to aerobic breakdown (works only for PCBs with 5 or fewer Cl). The ultimate dechlorinated product, biphenyl, is realtively non-toxic and can be completely metabolized by many types of bacteria. Dehalogenase preferentially removes meta- and para-chlorines from higher-chlorinated congeners, thus lowering the amount of coplanar (dioxin-like) congeners). Most anaerobic dehalogenating bacteria leave monochlorobiphenyls, chlorophenol, or chlorobenzoic acid as end products. Aerobic (biphenyl dioxygenase-mediated) PCB breakdown leaves chlorobenzoates as end products. Reductive dehalogenation of these is veyr important for complete PCB catabolism and C cycling into bacterial metabolic pathways. (Pseudomonas sp.)
  5. Aerobic PCB degradation: (uses either molecular oxygen or perioxide radical (OOH) species such as hydrogen perioxide) complete degradation of PCB to single ring acids and alcohols such as catechol, salicylic acid, and benzoic acid summarized by Wittich (1998). Certain intermediates may be as toxic or more toxic than parent compounds. Strains: Burkholderia cepacia strain LB400 , Pseudomonas pseudoalacalignes KF707