SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  12
Télécharger pour lire hors ligne
1STIKes Dharma Husada Bandung
GAMBARAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSENTRASI
BELAJAR ANAK USIA SEKOLAH DI SMP NEGERI 45
BANDUNG TAHUN 2017
Hj. Henti Sugesti, S.Kp., M.Kep1
, Jahidul Fikri Amrullah, M.Kep2
Veronika Natalia, S.Kep3
123
Program studi S1 Ilmu Keperawatan STIKes Dharma Husada Bandung
Jl. Terusan Jakarta 75 Bandung
ABSTRAK
Pendidikan dapat terwujud dengan melakukan proses pembelajaran yang diarahkan dengan cara
melakukan evaluasi hasil belajar. Salah satu tolak ukur dalam perwujudan belajar tersebut diperlukan
konsentrasi belajar. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi konsentrasi belajar yaitu lingkungan
fisik, guru, masyarakat, nutrisi sarapan pagi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran
faktor yang mempengaruhi konsentrasi belajar anak di SMP Negeri 45 Bandung. Jenis penelitian
deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian sebanyak 102 siswa, dengan teknik
total sampling sehingga diperoleh 102 responden. Instrumen pada penelitian ini menggunakan
kuesioner. Hasil penelitian menunjukan konsentrasi belajar 29,4% yaitu kurang, lingkungan fisik
kurang baik yaitu 82,4%, Hampir seluruhnya 98,0% siswa dipengaruhi oleh guru, sebagian besar
65,7% dipengaruhi oleh masyarakat yang tidak baik, asupan nutrisi yang tidak sarapan pagi yaitu
57,8%. Saran pihak sekolah dapat mengembangkan potensi guru yang lebih displin terhadap
pembelajaran di kelas, sehingga anak dapat mempersiapkan diri untuk menerima materi pembelajaran
yang akan disampaikan dan dapat meningkatan konsentrasi belajar.
Education can be realized by making the learning process that is directed in a way to evaluate
learning outcomes. One embodiment of the benchmark in the study required the concentrations
studied. Factors that may affect the concentrations studied, namely the physical environment,
teachers, communities, nutritional breakfast. This study aims to describe factors that affect children's
learning concentration at SMP Negeri 45 Bandung. The type of this research descriptive with cross
sectional approach. The study population of 102 students, with a total sampling technique in order to
obtain 102 respondents. Instruments in this study using a questionnaire. The results showed that
29.4% of the concentrations studied less, poor physical environment that is 82.4%, 98.0% of students
almost entirely influenced by teachers, 65.7% largely influenced by people who are not good, not
nutrition breakfast is 57.8%. Suggestions school teachers can develop the potential of a more
disciplined towards learning in the classroom, so that children can prepare to receive teaching
materials that will be delivered and may increase the concentrations studied.
Kata Kunci : Anak, Belajar, Konsentrasi, Usia Sekolah.
2STIKes Dharma Husada Bandung
PENDAHULUAN
Salah satu pencapaian sumber daya manusia
yang berkualitas, lebih di fokuskan untuk
membentuk manusia yang bisa menikmati
hidup sehat, mempunyai kesempatan
meningkatkan ilmu pengetahuan dan hidup
sejahtera. Peningkatan kualitas pendidikan di
Indonesia dilakukan secara terus menerus
dengan tujuan meningkatkan harkat dan
martabat manusia tidak saja untuk dirinya
tetapi untuk bangsa dan negaranya
(Purnakarya, 2010).
Belajar diperlukan konsentrasi dalam
perwujudan perhatian terpusat. Pemusatan
perhatian tertuju pada suatu objek tertentu
dengan mengabaikan masalah-masalah lain
yang tidak diperlukan. Orang yang tidak dapat
berkonsentrasi jelas tidak akan berhasil
menyimpan atau menguasai bahan pelajaran.
Oleh karena itu, setiap pelajar atau mahaanak
berusaha dengan keras agar mempunyai
konsentrasi tinggi dalam belajar (Syaiful
Bahri, 2015). Eavaluasi hasil belajar yang baik
slah satunya dengan diproduksi dari hasil
konsumsi belajar anak yang baik selama di
kelas (Slemeto, 2015).
Pencapaian tujuan pendidikan dapat terwujud
dengan melakukan proses pembelajaran yang
diarahkan untuk merubah perilaku anak
melalui peningkatan pengetahuan dan
keterampilan. Salah satu alat yang dapat
digunakan untuk mengetahui pencapaian
pembelajaran yaitu dengan cara melakukan
evaluasi hasil belajar (Pendiknas, 2014).
Hasil belajar pada anak dapat dipengaruhi
oleh faktor guru, seperti perilaku guru yang
kurang memberikan simpatik terhadap anak
didiknya dan kurang dapat menjadi teladan
seorang guru, karena tugas utama seorang
Guru adalah membelajarkan anak . Ini berarti
bahwa bila Guru bertindak mengajar, maka
diharapkan anak untuk mampu belajar. Hal-
hal seperti berikut, diantaranya Guru telah
mengajar dengan baik, ada anak yang belajar
dengan giat, anak yang berpura-pura belajar,
anak yang belajar dengan setengah hati,
bahkan adapula anak yang sesungguhnya
tidak belajar. Maka dari itu, sebagai Guru yang
professional harus berusaha mendorong anak
agar belajar dengan baik (Adi, 2015).
Peningkatan konsentrasi belajar dapat dicapai
dengan berbagai cara, salah satunya
Lingkungan dapat mempengaruhi kemampuan
dalam berkonsentrasi, kita akan dapat
memaksimalkan kemampuan konsentrasi. Jika
kita dapat mengetahui faktor apa saja yang
berpengaruh terhadap konsentrasi, kita mampu
menggunakan kemampuan kita pada saat dan
suasana yang tepat. Faktor lingkungan fisik
yang mempengaruhi konsentrasi belajar adalah
suara, pencahayaan, temperatur, dan desain
belajar (Slemeto, 2015).
Menurut Slameto (2015) konsentrasi belajar
dapat juga dipengaruhi oleh asupan nutrisi
yaitu dengan makan pagi atau biasa disebut
dengan sarapan. Makan pagi atau sarapan
mempunyai peranan penting bagi anak sekolah
usia 6-14 tahun, yaitu untuk pemenuhan gizi
dipagi hari, dimana anak-anak berangkat
kesekolah dan mempunyai aktivitas yang
sangat padat di sekolah. Apabila anak-anak
terbiasa sarapan pagi, maka akan berpengaruh
terhadap kecerdasan/intelegensi otak, terutama
daya ingat anak sehingga dapat mendukung
Konsentrasi Belajar anak ke arah yang lebih
baik. Sarapan pagi merupakan pasokan energi
untuk otak yang paling baik agar dapat
berkonsentrasi di sekolah. Ketika bangun pagi,
gula darah dalam tubuh kita rendah karena
semalaman tidak makan
Sebagai usaha memenuhi peningkatan gizi
tersebut pertama- tama anak di SMP perlu
diberi pengetahuan tentang pemenuhan gizi
yaitu manfaat makanan bagi tubuh, manfaat
makan tercakup dalam tri guna makanan yang
meliputi: (1) Memberi energi agar dapat
belajar dengan baik dan melakukan aktivitas
lain seperti olahraga, membuat kerajinan
tangan dan praktik kerja secara optimal (2)
Membangun agar anak tumbuh serta lincah
dan pintar, serta (3) Mengatur dan melindungi
badan agar tidak mudah sakit. (Kemenkes,
2014).
Menurut Rohayati (2013), perilaku makan
pagi anak di SMP harus mendapat perhatian
yang serius karena hal ini berkaitan erat
dengan status gizi dan kesehatan. Mengingat
petingnya kebiasaan sarapan terutama pada
kalangan anak di SMP menuntut anak lebih
selektif dalam memilih makanan dan lebih
memperhatikan pentingnya sarapan. Oleh
karena itu perlu dikaji bagaimana
pengetahuan, sikap dan kebiasaan sarapan pagi
anak untuk tingkat SMP sebagai bentuk
kepedulian mereka terhadap prestasi dan
sebagai penerapan pengetahuan yang mereka
peroleh.
Anak SMP sudah punya banyak data atau
informasi sebagai pembanding atau filter
terhadap informasi yang ia terima dari
3STIKes Dharma Husada Bandung
lingkungan. Dengan demikian, mulai kecil
hingga usia SMP adalah masa kritis untuk
memasukkan informasi ke pikiran bawah sadar
anak, dibandingkan pada anak SD yang masih
berumur 8-10 tahun pikiran sadar anak mulai
aktif. (Adi, 2015). Namun menurut Hurlock
(2012) batasan dan perkembangan usia untuk
anak SMP yaitu anak akan memiliki pikiran
sadar dan cukup kuat ketika saat usia 11 atau
13 tahun yaitu anak SMP, selain itu pada usia
tersebut tahap perkembangan pola fikir
terhadap anak akan cenderung labil dan dapat
memperhambat konsentrasi belajar.
Studi pendahuluan yang telah dilakukan di
SMP Negeri 45 Bandung terdapat 102 orang
anak kelas I yang terdiri dari 62 Perempuan
dan 40 orang laki-laki, berdasarkan hasil
wawancara yang telah dilakukan terhadap 10
orang, 8 dari 10 anak tersebut sering kali tidak
konsentrasi dalam belajar, karena perut dalam
keadaan kosong dan perut sakit, hal tersebut
karena mereka tidak sarapan terlebih dahulu
ketika berangkat kesekolah sehingga gizi yang
berkembang dalam tubuh mereka berkurang
selain itu mereka selalu terburu-buru dan tidak
sempat untuk melakukan sarapan pagi
dirumah. Peran orang tua juga tidak
memprioritaskan anak untuk mengingatkan
sarapan pagi dan sudah lepas dari pengawasan
orang tua mereka, peran orang tua disini tidak
terlibat dalam penelitian ini dan hanya
dipandang untuk memotivasi anak dalam
melakukan sarapan pagi, akan tetapi anak
tidak mendapatkan peran dukungan tersebut
dari orang tua mereka untuk melakukan
sarapan pagi sebelum berangkat sekolah,
alasannya para orang tua sibuk dalam
pekerjaanya. Kemudian 1 orang mengatakan
kepala selalu pusing dan perut menjadi sakit
bahkan ada 1 orang anak yang pingsan waktu
diadakan upacara bendera karena perut dalam
keadaan kosong.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
diantaranya adalah faktor eksternal yang
meiputi lingkungan, guru, masyarakat dan
nutrisi sarapan pagi, sedangkan faktor internal
diantaranya yaitu keturunan, bakat dan
intelegensi anak (Slameto, 2015).
Faktor lingkungan fisik mempunyai pengaruh
besar terhadap konsentrasi belajar pada anak
yaitu seperti kepadatan Ruang kelas yang tidak
memiliki syarat kepadatan minimal 1,75
m2/anak, ruang gerak yang tidak cukup bagi
anak-anak dan tidak terlalu padat akan
membuat anak susah bergerak dan sulit untuk
berkonsentrasi dalam belajar. Kemudian faktor
guru yang kurang memotivasi terhadap anak
untuk belajar, guru juga dapat mempengaruhi
semangat belajar yang tinggi dan dapat juga
mengendorkan keinginan belajar yang
sungguh-sungguh. Anak yang baik berusaha
mengatasi kesulitan ini dengan memusatkan
perhatian kepada bahan pelajaran, bukan
kepada kepribadian gurunya. Sebaliknya guru
yang pandai mengajar yang dapat
menimbulkan pada diri anak rasa menggemari
bahan yang diajarkannya sehingga tanpa
disuruh pun anak banyak menambah
pengetahuannya dibidang itu dengan membaca
buku-buku, majalah dan bahan cetak lainnya
(Nugroho, 2016).
Faktor yang lain yaitu faktor masyarakat dan
kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal
anak akan memengaruhi belajar anak .
Lingkungan anak yang kumuh, banyak
pengangguran dan anak terlantar juga dapat
memengaruhi aktivitas belajar anak , paling
tidak anak kesulitan ketika memerlukan
teman belajar, diskusi, atau meminjam alat-
alat belajar yang kebetulan belum dimilkinya
(Nugroho, 2016)
Konsentrasi belajar pada anak usia sekolah
yaitu kemampuan untuk memusatkan pikiran
terhadap suatu hal atau pelajaran itu pada
dasarnya ada pada setiap orang, hanya besar
kecilnya kemampuan itu berbeda-beda. Hal ini
dipengaruhi oleh keadaan orang tersebut,
lingkungan fisik, faktor guru, masyarakat, dan
asupan nutrisi yaitu sarapan pagi pemusatan
pikiran merupakan kebiasaan yang dapat
dilatih, jadi bukan bakat/pembawaan.
Berdasarkan fenomena tersebut penulis
tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul gambaran faktor yang mempengaruhi
konsentrasi belajar anak di SMP Negeri 45
Bandung .
49STIKes Dharma Husada Bandung
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah
deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan
untuk menemukan ada tidaknya hubungan
(Sugiyono, 2014). Metode deskriptif yang
bertujuan untuk mengetahui tingkat
hubungan antara dua variabel atau lebih.
Tanpa melakukan perubahan, tambahan atau
manipulasi terhadap data yang memang sudah
ada (Sugiyono, 2014). Pada penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui hubungan
kebiasaan sarapan pagi dengan Konsentrasi
Belajar .
Pendekatan waktu dalam pengumpulan data
menggunakan pendekatan cross sectional,
yaitu suatu penelitian untuk mempelajari
dinamika korelasi yang dilakukan pada satu
waktu dan satu kali, pada tempat dan waktu
yang telah ditentukan dengan tujuan untuk
mencari hubungan antara variabel independen
(faktor risiko) dengan variabel dependen
(efek) (point time approach) (Notoatmodjo,
2012). Pada penelitian ini yang digunakan
yaitu untuk mengetahui hubungan kebiasaan
sarapan pagi dengan Konsentrasi Belajar .
Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian
atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2012).
Berdasarkan data yang diperoleh populasi
dalam penelitian ini adalah jumlah anak
SMPN 45 Bandung yaitu kelas 1 sebanyak 102
orang.
Sampel
Sampling adalah suatu cara yang ditempuh
dengan pengambilan sampel yang benar-benar
sesuai dengan keseluruhan obyek penelitian
(Nursalam, 2014). Teknik pengambilan
sampel dalam penelitian ini adalah total
sampling. Total sampling adalah teknik
pengambilan sampel dimana jumlah sampel
sama dengan populasi (Sugiyono, 2014).
Jumlah sampel pada penelitian ini yaitu 102
orang.
Instrumen
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang
digunakan untuk pengumpulan data. Instrumen
yang digunakan dalam pengumpulan data
kuantitatif dalam penelitian ini berupa
kuesioner. Kuesioner adalah sejumlah
pertanyaan atau pernyataan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari
responden dalam arti laporan tentang
pribadinya atau hal-hal yang diketahui
(Notoatmodjo, 2012).
Pada penelitian ini penulis menggunakan
instrument atau alat ukur konsentrasi yaitu
modul Grid Concentration Exercise yang
diadopsi dari D.V Harris dan B.L Harris
(1998) dalam jurnal Puspaningrum (2013).
Berikut adalah bentuk instrument dari grid
concentraton exercise:
84 27 51 97 78 13 100 85 55 59
33 52 04 60 92 61 31 57 28 29
18 70 49 86 80 77 39 65 96 32
63 03 12 73 19 25 21 23 37 16
81 88 46 01 95 98 71 87 00 76
24 09 50 83 64 08 38 30 36 45
40 20 66 41 15 26 75 99 68 06
34 48 62 82 42 89 47 35 17 10
56 69 94 72 07 43 93 11 67 44
53 79 05 22 74 54 58 14 02 91
Sumber : Puspaningrum (2013)
Pelaksanaanya dari tes Concentration Grid
Exercise dengan tujuan untuk mengukur
tingkat konsentrasi belajar yaitu alat tulis
seperti pulpen, dan Stopwatch (menggunakan
HP). Kemudian untuk melakukan tes ini
diperlukan sebuah gambar yang memiliki 100
kotak yang memuat angka dari 0 sampai 100
secara acak. Para anak dikumpulkan secara
bersama dengan ruangan terpisah jarak satu
meter. Instruksi yang diberikan berupa
menghubungkan angka-angka tersebut secara
berurutan atau tersusun dari mulai 0 sampai
dengan 100 baik secara horizontal maupun
vertikal dalam waktu satu menit. Anak hanya
perlu memberi tanda ceklis (√) pada kotak
angka yang mereka temukan secara berurut.
Kegiatan ini dibantu oleh dua orang untuk
melihat kejujuran anak dalam menceklis
kotak angka, sedangkan Stopwatch adalah
penentuan waktu, bilamana waktu dalam 60
detik atau sudah selesai maka penceklisan
angka tersebut dihentikan yaitu 120 detik
peneliti mengumpulkan kembali dengan
jawaban seadanya, peneliti menentukan skor
hasil tes yaitu hasil kotak angka yang berhasil
didapat secara berurutan dan tersusun dengan
benar dan dinilai sebagai ketentuan berikut :
50
50STIKes Dharma Husada Bandung
Tabel 3. 3 Kriteria Penilaian Konsentrasi
belajar
No Kriteria Kategori Nilai
1. >21 Konsentrasi Sangat baik A
2. 16-20 Konsentrasi Baik B
3. 11-15 Konsentrasi Cukup C
4. 6-10 Konsentrasi Kurang D
5. <5 Konsentrasi Sangat
kurang
E
Sumber : Puspaningrum (2013)
Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian adalah suatu
hubungan atau kaitan antara konsep satu
terhadap konsep yang lainnya dari masalah
yang ingin diteliti (Notoatmodjo, S. 2012).
Kerangka konsep pada penlitian ini yaitu :
Pada penelitian ini kerangka konsep yang
diteliti yaitu hanya faktor eksternal
diantaranya lingkungan, guru, masyarakat dan
nutrisi sarapan pagi. Akan tetapi untuk faktor
internal tidak dilakukan penelitian dengan
alasan, karena pada dasarnya menurut Slameto
(2013) bahwa faktor internal tersebut dapat
dimodifikasi dan di perbaharui tergantung
anak yang ingin berungguh-sungguh belajar
dengan baik dan tekun.
Bagan 3.1 Kerangka Konsep Gambaran
faktor yang mempengaruhi Konsentrasi
Belajar Anak di SMP Negeri 45 Bandung
Variabel penelitian
Variabel pada penelitian ini terdapat 1 variabel
yang digunakan :
Variabel Independen
Variabel independen merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel
dependen. Variabel independen pada
penelitian ini yaitu faktor lingkungan fisik ,
guru, masyarakat dan nutrisi sarapan pagi,
Konsentrasi Belajar
Uji Konten
Pada penelitian ini dilakukan uji konten atau
validitas isi artinya peneliti menanyakan item
pertanyaan kepada ahli tentang Kuesioner
Konsentrasi Belajar diantaranya faktor
lingkungan fisik, guru, masyarakat yaitu
kepada ahli komunitas adalah Drs. H.
Supriadi, S.Kp.,M.Kep.,Sp.Kom, sehingga
dinyatakan sudah relevan dan sudah layak
digunakan untuk penelitian. Adapun hasil dan
masukan kontennya (Terlampir).
Teknik Pengolahan dan Analisa Data
Teknik Pengolahan data ini melalui tahap-
tahap sebagai berikut : Editing (Pengeditan
Data), Data Entry (Pemasukan Data), Cleaning
Data (Pembersihan Data)
Analisis Data
Pada analisis data ini terdiri dari dua analisis
yaitu sebagai berikut :
Analisi Univariat
Analisa yang digunakan pada penelitian ini
yaitu analisis univariat yang selanjutnya
dideskripsikan dalam bentuk tabel dan
dipaparkan sesuai harga persentase. Adapun
analisis dalam penelitian ini yaitu
menggunakan rumus persentase frekuensi
yaitu untuk mengetahui hasil persentase dalam
setiap kategori dari jawaban responden
digunakan rumus sebagai berikut:
𝑷 =
𝒇
𝑵
𝟏𝟎𝟎%
Keterangan :
P = presentase untuk setiap kategori
f = jumlah setiap kategori
N = jumlah total responden
Pada analisis univariat ini dilakukan dengan
cara menentukan nilai. Setelah terlihat dari
suatu kategori kemudian dilakukan analsis
berdasarkan distribusi frekuensi tersebut dan
menghasilkan data hasil output data dan
hasilnya ditentukan berdasarkan nilai
persentase pada setiap kategori Nilai
persantase pada tiap kategori tafsiran harga
kategori yaitu 0=Tidak ada, 1-25 =Sebagian
kecil, 26-49=Hampir separuhnya,
50=Separuhnya, 51-75=Sebagian besar, 76-
99=Hampir seluruhnya,
100=Seluruhnya(Arikunto, 2010)
51
51STIKes Dharma Husada Bandung
Hasil Penelitian
Tabel 4.1 Konsentrasi belajar pada anak Di
SMP Negeri 45 Bandung (n=102)
Konsentrasi Belajar f %
Sangat Baik 4 3.9
Baik 20 19.6
Cukup 27 26.5
Kurang 30 29.4
Sangat Kurang 21 20.6
Tabel 4.1 terlihat bahwa konsentrasi belajar
pada anak di SMP negeri 45 Bandung
didapatkan dari 102 anak menunjukan
sebagian besar 29,4% yaitu kurang.
Tabel 4.2 Lingkungan Fisik yang
mempengaruhi Konsentrasi Belajar Di
SMP Negeri 45 Bandung (n=102)
Lingkungan
Fisik
f %
Kurang baik 84 82.4
Baik 18 17.6
Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa dari
102 anak , sebagian besar 82,4% menunjukan
lingkungan fisik kurang baik terhadap
konsentrasi belajar
Tabel 4.3 Guru yang mempengaruhi
Konsentrasi Belajar Di SMP Negeri 45
Bandung (n=102)
Guru f %
Ya 2 2.0
Tidak 100 98.0
Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa hampir
seluruhnya 98,0% bahwa konsentrasi belajar
pada anak dipengaruhi oleh guru
Tabel 4.4 Masyarakat yang mempengaruhi
Konsentrasi Belajar Di SMP Negeri 45
Bandung (n=102)
Masyarakat f %
Baik 35 34.3
Tidak Baik 67 65.7
Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa
sebagian besar konsentrasi belajar pada anak
dipengaruhi oleh masyarakat yang tidak baik
yaitu 65,7%
1. Nutrisi sarapan pagi yang
mempengaruhi Konsentrasi Belajar
Tabel 4.5 Nutrisi Sarapan Pagi yang
mempengaruhi Konsentrasi Belajar Di
SMP Negeri 45 Bandung (n=102)
Nutrisi Sarapan Pagi f %
Sarapan Pagi 43 42.2
Tidak sarapan pagi 59 57.8
Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa
sebagian besar konsentrasi belajar pada anak
dipengaruhi oleh asupan nutrisi yang tidak
sarapan pagi yaitu 57,8%
Pembahasan
Konsentrasi Belajar Anak Di SMP Negeri
45 Bandung
Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan
bahwa menunjukan konsentrasi belajar pada
anak di SMP negeri 45 Bandung dari 102
siswa sebagian besar 29,4% yaitu kurang. Hal
ini dipengaruhi perkembangan intelektual
yang menghasilkan kemampuan untuk
memahami makna yang sebelumnya tidak
dimengerti, memperhatikan suatu rangsangan,
dalam jangka waktu yang lama, dan
memutuskan ketegangan emosi pada satu
objek. Demikian pula kemampuan mengingat
dan menduga mempengaruhi reaksi emosional.
Dengan demikian anak-anak menjadi reaktif
terhadap rangsangan yang tadinya tidak
mempengaruhi mereka pada usia yang lebih
muda. Peran Belajar Kegiatan belajar turut
menunjang pola perkembangan emosi pada
anak. metode belajar apa saja yang ada dan
bagaimana metode tersebut menunjang
perkembangan emosi anak (Hurlock, 2012).
Perkembangan sosial mengikuti suatu pola,
yaitu suatu urutan perilaku sosial yang teratur,
dan pola ini sama pada semua anak di dalam
suatu kelompok budaya. Umur sosialisasi yang
benar dimulai dengan masuknya anak secara
resmi ke sekolah, yaitu ke kelas 1 sekolah
dasar ataupun taman kanak-kanak.
Anak yang tadinya selalu berbuat atas
dorongan hati sekarang berusaha
menggunakan tolak ukur orang dewasa untuk
menilai orang atau situasi. Secara normal,
semua anak menempuh beberapa tahap
sosialisasi pada umur yang kurang lebih sama.
Sebagaimana pada jenis perkembangan yang
lain, anak yang pandai mengalami percepatan,
52
52STIKes Dharma Husada Bandung
sedangkan yang tidak cerdas mengalami
perlambatan. Kurangnya kesempatan untuk
melakukan hubungan sosial dan belajar
bergaul secara baik dengan orang lain juga
memperlambat perkembangan yang normal.
Setelah anak memasuki sekolah dan
melakukan hubungan yang lebih banyak
dengan anak lain dibandingkan dengan ketika
masa prasekolah, minat pada kegiatan
keluarga berkurang. Pada saat yang sama
permainan yang bersifat individual
menggantikan permainan kelompok (Hurlock,
2012)
Pada dasarnya konsentrasi merupakan
kemampuan seseorang untuk mengendalikan
kemauan, pikiran, dan perasaan. Melalui
kemampuan tersebut, seseorang akan mampu
memusatkan sebagian besar perhatian pada
objek yang dikehendaki. Pengendalian
kemauan, pikiran, dan perasaan dapat tercapai
apabila seseorang mampu menikmati kegiatan
yang sedang dilakukan (Hakim, 2012),
Lingkungan Fisik yang mempengaruhi
Konsentrasi Belajar Di SMP Negeri 45
Bandung
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
sebagian besar 82,4% menunjukan lingkungan
fisik kurang baik terhadap konsentrasi belajar.
Hal tersebut bahwa faktor lingkungan fisik
lingkungan sekolah adalah kurang.
Tidak sejalan dengan hasil penelitian Wiguna
(2016) menyatakan dari hasil penelitianya
bahwa ada Pengaruh yang positif dan
signifikan antara lingkungan sekolah dengan
konsentrasi belajar Akhlak anak, semakin
baik lingkungan sekolah maka semakin baik
konsentrasi belajar Akhlak anak . Hal ini
ditunjukkan dengan koefisien korelasi
sebesar 0,590 sementara rtabel 5% sebesar
0,972 maka dapat disimpulkan Ha diterima
dan Ho ditolak. Angka sig. (2-tailed)
0,000<0.005 maka Ho ditolak, sehingga
bisa dikatakan bahwa Pengaruh kedua
variabel tersebut signifikan antara lingkungan
sekolah dengan konsentrasi belajar Akhlak
anak kelas VIII. Adapun kontribusi
lingkungan sekolah terhadap konsentrasi
belajar akhlak anak adalah sebesar 34,8%.
Berdasarkan hasil kuesioner pada penelitian
ini bahwa menunjukan dari beberapa jawaban
pertanyaan dari anak lingkungan fisik
memiliki lingkungan sekolah bersih, rindang
dan nyaman, sehingga faktor lingkungan fisik
tidak ada Pengaruh terhadap konsentrasi
belajar pada anak .
Menurut Supriadi (2015) menyatakan bahwa
syarat lingkungan fisik yang baik yaitu itu
adalah harus memiliki kepadatan Ruang kelas
memiliki kepadatan minimal 1,75 m2/anak
bertujuan untuk memberikan kenyamanan dan
ruang gerak yang cukup bagi anak-anak, selain
itu kondisi kelas yang tidak terlalu padat
semakin memudahkan saat prosedur evakuasi
darurat dilakukan, Tingkat kebisingan
maksimal. Sebuah ruang belajar atau kelas
yang dikatakan baik hanya diperbolehkan
memiliki tingkat kebisingan maksimal 45 dB.
Kebisingan ini setara dengan suara normal dari
orang yang sedang mengobrol, kebisingan di
atas 45 desibel dikhawatirkan akan
mengganggu konsentrasi belajar anak .
Menurut pandangan peneliti bahwa tidak ada
Pengaruh yang signifikan terhadap
konsentrasi belajar artinya lingkungan fisik
sudah memenuhi syarat yaitu memberikan
kenyamanan dan ruang gerak yang cukup bagi
anak-anak untuk kegiatan belajar mengajar di
lingkungan sekolah, selain itu pencahayaan
kelas cukup terang sehingga mereka tidak
kesulitan untuk belajar di sekolah.
Guru yang mempengaruhi Konsentrasi
Belajar Di SMP Negeri 45 Bandung
Didapatkan hasil penelitian hampir seluruhnya
98,0% bahwa konsentrasi belajar pada siswa
dipengaruhi oleh guru. Hal tersebut guru sudah
dapat memberikan perhatian kepada anak ,
sehingga jika ada anak yang mengalami
kesulitan dalam pelajaran guru mampu
menjawab pertanyaan anak mengenai materi
yang diajarkan dan anak tersebut mengerti
atas jawaban tersebut.
Hasil penelitian Cahya (2014) menunjukan
hasil penelitianya anak sebelum diberi
layana bimbingan kelompok oleh guru
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
konsentrasi belajar dibandingkan sesudah
dilakukan bimbingan kelompok oleh guru.
Artinya faktor guru dapat mempengaruhi yang
signifikan terhadap konsentrasi belajar
diketahui tingkat konsentrasi belajar
(47,33%), dan setelah diberi layanan
bimbingan kelompok termasuk dalam
kategori sedang (70,41%) Adanya
peningkatan sebesar 27,19%. Dan hasil uji
wilcoxon, menunjukkan bahwa nilai Zhitung
0 < Ztabel 14, atau memiliki arti bahwa Ho
penelitian ditolak dan Ha penelitian
53
53STIKes Dharma Husada Bandung
diterima, artinya konsentrasi belajar anak
dapat ditingkatkan melalui layanan
bimbingan kelompok.
Hasil kuesioner yang didapatkan dari
penelitian ini yaitu guru mampu menjelaskan
setiap materi pelajaran yang diajarkan kepada
anak , sehingga anak tidak merasa kesulitan
dengan materi yang guru ajarkan di sekolah,
sehingga guru memberi semangat belajar
kepada anak dan kegiatan belajar sesuai
dengan jam pelajaran yang ditetapkan.
Menurut Nugroho (2016) Guru dapat
menimbulkan semangat belajar yang tinggi
dan dapat juga mengendorkan keinginan
belajar yang sungguh-sungguh. Anak yang
baik berusaha mengatasi kesulitan ini dengan
memusatkan perhatian kepada bahan
pelajaran, bukan kepada kepribadian gurunya.
Sebaliknya guru yang pandai mengajar yang
dapat menimbulkan pada diri anak rasa
menggemari bahan yang diajarkannya
sehingga tanpa disuruh pun anak banyak
menambah pengetahuannya dibidang itu
dengan membaca buku-buku, majalah dan
bahan cetak lainnya
Terkait dengan faktor eksternal, bahwa
guru mempunyai peranan penting dalam
mempengaruhi prestasi belajar anak . Tugas
utama guru tentunya mendidik, mengajar,
dan menyampaikan ilmu yang sesuai
dengan bidang kompetensinya. Dari hal
tersebut maka proses pembelajaran dapat
dikatakan sangat penting atau tidak dapat
dipisahkan dengan prestasi belajar
dikarenakan hampir sebagian ilmu yang
diserap dan diterima didapat anak melaui
proses pembelajaran guru dikelas.
Bagaimana guru mengajar, mengelola kelas,
penggunaan media, dan pemahaman
karakteristik anak merupakan hal yang
penting dalam suatu proses pembelajaran di
kelas supaya materi dapat diterimadengan
baik dan dipahami. Guru merupakan
elemen kunci dalam sistem
pendidikan,disebabkan guru merupakan titik
sentral dalam pembaharuan dan peningkatan
mut pendidikan.
Peranan guru menurut Suparlan (2012),
status guru mempunyai implikasi terhadap
peran dan fungsi yang menjadi tanggung
jawabnya. Guru memiliki satu kesatuan
peran dan fungsi yang tidak terpisahkan,
antara kemampuan mendidik, membimbing,
mengajar, dan melatih. Keempat
kemampuan tersebut merupakan
kemampuan integratif, antara yang satu
dengan yang lain tidak dapat dipisahkan. Ada
2 peranan penting sebagai seorang guru
ialah sebagai seorang pendidik dan pengajar
yang harus mampu membangun dan
menerapakan informasi pengetahuan dan
teknologi secara logis, kritis, kretif, dan
inovatif secara mandiri dengan menunjukan
sikap kompetitif, sportif, dan etos kerja
untuk mendapatkan hasil yang terbaik
dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pandangan peneliti terhadap penelitian ini
yaitu guru mata pelajaran di sekolah
hendaknya dapat lebih memahami
bagaimana tingkat konsentrasi belajar para
anak ketika kegiatan belajar berlangsung
dan dapat memotivasi anak nya untuk aktif
dalam belajar, karena konsentrasi belajar anak
di kelas dapat mempengaruhi kualitas proses
pembelajaran dan pemahaman anak
terhadap pelajaran yang berpengaruh pada
hasil belajar anak .
Masyarakat yang mempengaruhi
Konsentrasi Belajar Di SMP Negeri 45
Bandung
Didapatkan hasil penelitian sebagian besar
konsentrasi belajar pada siswa dipengaruhi
oleh masyarakat yang tidak baik yaitu 65,7%.
Hal tersebut dipengaruhi oleh masyarakat
lingkungan sekolah sekitar seperti masyarakat
lingkungan sekolah sangat berisik dan dapat
menggangu konsentrasi belajar.
Sejalan dengan penelitian Haryatni (2014)
menunjukan faktor lingkungan masyarakat
didapatkan sebesar (53.88%) dan uji chi
square menunjukan terdapat Pengaruh yang
signifikan antara faktor lingkungan
masyarakat terhadap konsentrasi belajar.
Hasil kuesioner pada penelitian ini yaitu
sebagian besar orang di mengatakan bahwa
lingkungan masyarakat tidak membimbing
saya untuk berprestasi baik, sehingga sangat
memengaruhi kegiatan belajar. Ketegangan
keluarga orang tua anak dan sifat-sifat
orangtua, demografi keluarga (letak rumah),
pengelolaan keluarga, semuannya dapat
memberi dampak terhadap aktivitas belajar
anak . Pengaruh anatara masyarakat yang
harmonis akan membantu anak melakukan
aktivitas belajar dengan baik.
Menurut Nugroho (2016) Lingkungan sosial
masyarakat yaitu kondisi lingkungan
masyarakat tempat tinggal anak akan
memengaruhi belajar anak . Lingkungan anak
54
54STIKes Dharma Husada Bandung
yang kumuh, banyak pengangguran dan anak
terlantar juga dapat memengaruhi aktivitas
belajar anak , paling tidak anak kesulitan
ketika memerlukan teman belajar, diskusi, atau
meminjam alat-alat belajar yang kebetulan
belum dimilkinya.
Kegiatan anak dalam masyarakat, yakni
kegiatan anak dalam masyarakat dapat
menguntungkan terhadap perkembangan
pribadinya. Tetapi kalau kegiatan anak terlalu
banyak maka akan terganggu belajarnya,
karena ia tidak bisa mengatur waktu. Media
Massa, yang dimaksud dalam media massa
adalah bioskop, radio, TV, surat kabar, buku-
buku, komik. Dan lain-lain. Media massa yang
baik akan memberi pengaruh yang baik
terhadap anak dan juga terhadap belajarnya.
Sebaliknya media massa yang jelek juga
berpengaruh jelek terhadap anak . Selain itu
pengaruh dari teman bergaul anak lebih cepat
masuk dalam jiwanya. Teman yang baik
membawa kebaikan, seperti membawa belajar
bersama, dan teman pergaulan yang kurang
baik adalah yang suka begadang, pecandu
rokok, minum-minum maka berpengaruh sifat
buruk juga.
Bentuk kehidupan masyarakat, yakni apabila
kehidupan masyarakat yang terdiri dari orang-
orang berpendidikan, terutama anak-anaknya
rata-rata bersekolah tinggi dan moralnya baik.
Masyarakat yang terdiri dari orang-orang tidak
terpelajar, penjudi, suka mencuri dan
mempunyai kebiasaan yang tidak baik, akan
berpengaruh jelek kepada anak yang berada
dilingkungan itu (Sugihartono, 2013)
Pandangan peneliti apabila dalam kehidupan
masyarakat yang terdiri dari orang-orang
berpendidikan, terutama anak-anaknya rata-
rata bersekolah tinggi dan moralnya baik anak
dalam lingkunganya akan berpengaruh fositif
terhadap konsentrasi belajar, akan tetapi pada
masyarakat yang terdiri dari orang-orang tidak
terpelajar, penjudi, suka mencuri dan
mempunyai kebiasaan yang tidak baik, akan
berpengaruh negatif terhadap kepada anak
sehingga dapat mempengaruhi konsentrasi
belajar menjadi kurang fokus terhadap
pelajaran yang diajarkan oleh guru di sekolah.
Nutrisi Sarapan Pagi yang mempengaruhi
Konsentrasi Belajar Di SMP Negeri 45
Bandung
Didapatkan hasil penelitian sebagian besar
konsentrasi belajar pada siswa dipengaruhi
oleh asupan nutrisi yang tidak sarapan pagi
yaitu 57,8%. Anak tidak melakukan sarapan
pagi di rumah hal tersebut dipengaruhi oleh
orang tua yang tidak selalu dan setiap saat
tidak menyiapkan sarapan pagi di rumah
karena para orang tua tersebut sibuk dalam
pekerjaan di luar rumah sehingga ia tidak
sempan untuk menyediakan sarapan pagi
untuk anaknya, dan anak lebih memilih jajan
di luaran yaitu lingkungan sekolah.
Sejalan dengan hasil penelitian Andriane
(2016) tentang Pengaruh Kebiasaan Sarapan
dengan Prestasi Belajar pada Anak Kelas 4
dan 5 SD Pertiwi Kota Bandung Tahun 2016.
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
terdapat Pengaruh yang signifikan (p<0,05)
antara kebiasaan sarapan dengan prestasi
belajar.
Tidak sejalan dengan hasil penelitian yang
telah dilakukan oleh Ismanto (2016) hasil
penelitianya menyatakan tidak ada Pengaruh
antara pengetahuan sarapan pagi dengan
prestasi belajar anak, dengan pengetahuan
sarapan pagi berada pada kategori baik dan
memiliki prestasi belajar baik
Menurut Kemenkes RI (2015) Kebiasaan
sarapan merupakan asupan nutrisi yang dapat
mempengaruhi konsentrasi belajar yaitu
hendaknya di pertahankan dalam setiap orang.
Makan pagi dapat menyumbang seperempat
dari kebutuhan gizi sehari yaitu sekitar 450-
500 kalori dengan 8-9 gram protein. Kebiasaan
makan pagi termasuk dalam dasar gizi
seimbang. Bagi anak di SMP makan pagi
dapat meningkatkan konsentrasi belajar dan
mudah menyerap pelajaran sehingga
meningkatkan Konsentrasi Belajar
(Kemenkes, 2015).
Hasil kuesioner didapatkan dari jawaban
responden paling banyak jawaban yang tidak
artinya anak tidak melakukan sarapan pagi di
rumah sebelum berangkat sekolah, rata-rata
anak melakukan sarapan jam 10.00 waktu
istihat belajar.
Menurut pandangan peneliti bahwa kebiasaan
sarapan seseorang mempunyai pengaruh
terhadap prestasi belajar yang akan didapat,
karena sarapan menyediakan energi yang
dibutuhkan dalam kegiatan belajar. Sarapan
dapat meningkatkan konsentrasi, daya ingat,
dan kemampuan memecahkan masalah dalam
proses belajar yang pada akhirnya akan
mempengaruhi prestasi belajar.
55STIKes Dharma Husada Bandung
SIMPULAN
1. Konsentrasi belajar pada anak di SMP
negeri 45 Bandung didapatkan dari 102
siswa menunjukan sebagian besar 29,4%
yaitu kurang.
2. Sebagian besar 82,4% menunjukan
lingkungan fisik kurang baik terhadap
konsentrasi belajar
3. Hampir seluruhnya 98,0% bahwa
konsentrasi belajar pada siswa dipengaruhi
oleh guru
4. Sebagian besar konsentrasi belajar pada
siswa dipengaruhi oleh masyarakat yang
tidak baik yaitu 65,7%
5. Sebagian besar konsentrasi belajar pada
siswa dipengaruhi oleh asupan nutrisi yang
tidak sarapan pagi yaitu 57,8%
Saran
1. Bagi Pihak Sekolah
Diharapkan untuk pihak sekolah dapat
mengembangkan potensi guru yang lebih
displin terhadap pembelajaran di kelas,
sehingga anak dapat mempersiapkan diri
untuk menerima materi pembelajaran yang
akan disampaikan dan dapat meningkatan
konsentrasi belajar.
2. Bagi Anak
Diharapkan bagi anak untuk dapat
membiasakan dalam melakukan sarapan
pagi di rumah, karena dengan sarapan pagi
merupakan asupan nutrisi yang dapat
mempengaruhi konsentrasi belajar di
sekolah.
3. Bagi Penelitian Selanjutnya
Diharapkan bagi peneliti selanjutnya agar
menemukan fenomena yang lain terkait
konsentrasi belajar pada anak diantaranya
pengaruh penyuluhan terhadap kebiasaan
sarapan pagi, sehingga nantinya anak yang
tidak melakukan sarapan dapat
membiasakannya sarapan pagi di rumah.
DAFTAR PUSTAKA
Adi, 2015. Gizi Anak Sekolah.
Jakarta.Kompas.
Anwar Prabu, 2013. Perkembangan
Intelegensi Anak dan Pengukuran
IQnya, (Bandung : Angkasa
Bandung
Almatsier, 2013. Prinsip dasar ilmu
gizi. Jakarta : Garmedia Pustaka
Utama
Almatsier, 2014. Prinsip dasar ilmu
gizi. Edisi Revisi Jakarta :
Garmedia Pustaka Utama
Anas, 2010. Hubungan Kalori Sarapan
Dengan Kemampuan Konsentrasi
Anak Usia Sekolah Di SD Negeri
3 Canggu Diakses dari
http://ojs.unud.ac.id/index.php/co
ping. Diakses pada tanggal 20
November 2016. (Jurnal Tersedia
Online)
Anwar,2013. Sumber Daya Manusia,.
Cetakan Ke Tujuh PT. Remaja
Rosdakarya, Bandung.
Arikunto, 2014. Prosedur penelitian :
Suatu Pendekatan Praktik. (Edisi.
Revisi). Jakarta : Rineka Cipta.
Azwar, 2009. Metode Penelitian .
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Bukhari Umar.
Baharudin, 2010. Teori Belajar dan
Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media.
D.V Harris dan B.L Harris (1998)
dalam jurnal Puspaningrum,
2013. modul Grid Concentration
Exercise. Penilaian Konsentrasi
Belajar.
Dimyati, 2013. Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Elizabeth, 2013. Manfaat Sarapan Pagi
bagi Anak. PT. Rajagrafindo.
Jakarta.
Elnovriza, 2008. Hubungan Kebiasaan
Sarapan Pagi dan Jajan dengan
Status Gizi Anak Sekolah Dasar.
56
56STIKes Dharma Husada Bandung
Engkoswara, 2012. Administrasi
Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Giam, 2012. Faktor Gizi terhadap
konsentrasi pada anak. Jakarta.
EGC.
Hakim, 2012. Mengatasi Gangguan
Konsentrasi. Jakarta: Puspa
Swara.
Hidayat, 2014. Pengantar Konsep Dasar
Keperawatan, Jakarta: Salemba
Medika.
Jetvig, 2010. Sarapan Pagi. Jakarta.
EGC
Kemenkes, 2014. Peningkatan
Konsentrasi Belajar.
Khomsan, 2010. Sarapan Sehat Dan
Unsur Empat Sehat Lima
Sempurna. Jakarta. EGC
Khomsan, 2012. Sarapan Sehat Dan
Unsur Empat Sehat Lima
Sempurna. Edisi Revisi Jakarta.
EGC
Leo, 2015. Hubungan Sarapan Pagi
Dengan Konsentrasi Siswa Di
Sekolah. Diakses dari
http://ejournal.unesa.ac.id/article/
17369/68/article.pdf. Diunduh
pada tanggal 20 November 2016.
(Jurnal Tersedia Online)
Moehji, 2009. Ilmu Gizi 1 Pengetahuan
Dasar Ilmu Gizi. PT Bhratara
Niaga Media. Jakarta.
Muhilal & Damayanti, 2006. Gizi Anak
dan Remaja. EGC. Jakarta.
Notoatmodjo, S. 2012. Pengantar
Pendidikan dan Perilaku
Kesehatan. Andi Offset.
Yogyakarta.
Nugroho, 2013. Belajar Mengatasi
Hambatan Belajar. Surabaya:
Prestasi Pustaka.
Pendiknas, 2014. Perwujudan Tujuan
Pendidikan.2014
Purnakarya, 2010. Pengaruh Zat Gizi
pada Prestasi. Jakarta.
Riyanto, 2011. Aplikasi Metodologi
Penelitian Kesehatan. Nuha
Medika. Yogyakarta.
Rohani, 2010. Pengelolaan
Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Rohayati, 2013. Perilaku Makan Pagi
dan Jajan Anak Sekolah Penerima
PMTAS Di Daerah Pantai dan
Pegunungan provinsi Nusa
Tenggara Timur. Diunduh dari
http://dokumen.tips/documents/p
mtas.html. Diakses pada tanggal
20 November 2016 (Jurnal
tersedia Online)
Sardiman, 2011. Interaksi dan Motivasi
Belajar Mengajar: Bandung,
Rajawali Pers
Slameto,2015. Belajar dan Faktor-
Faktor yang Mempengaruhinya.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sediaoetama, 2013. Ilmu Gizi untuk
Mahasiswa dan Profesi. Jilid I.
Jakarta: Dian Rakyat
Soemantri, 2013. Pengaruh
Suplementasi Tablet Besi Dan
Vitamin C Terhadap Peningkatan
Kadar Hemoglobin Pada Siswa.
Diunduh dari
http://lib.unnes.ac.id/2478/1/3435
.pdf. Diakses pada tanggal 12
Oktober 2016. (Jurnal Tersedia
Online)
57
57STIKes Dharma Husada Bandung
Sopyudin, 2013. Statistik untuk
Kedokteran dan Kesehatan:
Deskriptif,. Bivariat, dan
Multivariat. Edisi 5. Jakarta :
Salemba
Sugiyono, 2014. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan
Kombinasi (Mixed Methods).
Bandung : Alfabeta
Sumadi Suryabrata, 2010. Psikologi
Pendidikan. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Supariasa, 2012. Penilaian Status Gizi.
Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Supriadi, 2015. Modul Keperawatan
Komunitas. Tidak Diterbitkan.
Surya, 2013. Konsentrasi Belajar.
Jakarta. Salemba.
Susanto, 2006. Membangun
Kompetensi Belajar. Jakarta:
Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi Departemen Pendidikan
Nasional.
Syaiful Bahri, 2015. Psikologi Belajar,
Jakarta : Rineka Cipta.
Tonienase, 2012. Sistem Tutoring
sebagai Upaya Perbaikan Hasil
Belajar. Jakarta. EGC
W.S.Winkel, 2012. Psikologi
Pengajaran. Yogyakarta : Media
Abadi.
Yusnalaini, 2014. Gizi dan Kesehatan.
Graha Ilmu. Yogyakarta

Contenu connexe

Tendances

Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannyaPermasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannyajhesica purba
 
Kisi-Kisi Soal Instrumen Penilaian Ranah Kognitif
Kisi-Kisi Soal Instrumen Penilaian Ranah KognitifKisi-Kisi Soal Instrumen Penilaian Ranah Kognitif
Kisi-Kisi Soal Instrumen Penilaian Ranah KognitifAni Mahisarani
 
penilaian acuan norma (PAN) dan penilaian acuan patokan (PAP)
penilaian acuan norma (PAN) dan penilaian acuan patokan (PAP)penilaian acuan norma (PAN) dan penilaian acuan patokan (PAP)
penilaian acuan norma (PAN) dan penilaian acuan patokan (PAP)universitas negeri padang
 
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloomKata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloommasterkukuh
 
Tema 1, diriku 1-kurikulum 2013-buku guru-bse kelas 1 sd
Tema 1, diriku 1-kurikulum 2013-buku guru-bse kelas 1 sdTema 1, diriku 1-kurikulum 2013-buku guru-bse kelas 1 sd
Tema 1, diriku 1-kurikulum 2013-buku guru-bse kelas 1 sdAbdul Latip
 
Instrumen Observasi - Wawancara Sekolah Luar Biasa
Instrumen Observasi - Wawancara Sekolah Luar BiasaInstrumen Observasi - Wawancara Sekolah Luar Biasa
Instrumen Observasi - Wawancara Sekolah Luar BiasaRoHim MohaMad
 
Ppt teori belajar dan pembelajaran
Ppt teori belajar dan pembelajaranPpt teori belajar dan pembelajaran
Ppt teori belajar dan pembelajaranUNIMUS
 
TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)
TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)
TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)vina serevina
 
Sintak berbagai model pembelajaran
Sintak berbagai model pembelajaranSintak berbagai model pembelajaran
Sintak berbagai model pembelajaranrestya21
 
Konsep Pendidikan Holistik
Konsep Pendidikan HolistikKonsep Pendidikan Holistik
Konsep Pendidikan HolistikLSP3I
 
SIstem input-proses-output-outcome pendidikan bermutu
SIstem input-proses-output-outcome pendidikan bermutuSIstem input-proses-output-outcome pendidikan bermutu
SIstem input-proses-output-outcome pendidikan bermutuDenny Kodrat
 
PENENTUAN SKOR DAN MENGOLAH DATA HASIL PENGUKURAN DAN PENILAIAN
PENENTUAN SKOR DAN MENGOLAH DATA HASIL PENGUKURAN DAN PENILAIANPENENTUAN SKOR DAN MENGOLAH DATA HASIL PENGUKURAN DAN PENILAIAN
PENENTUAN SKOR DAN MENGOLAH DATA HASIL PENGUKURAN DAN PENILAIANLinda Rosita
 
Lembar observasi aktifitas pengelolaan pembelajaran
Lembar  observasi aktifitas pengelolaan pembelajaranLembar  observasi aktifitas pengelolaan pembelajaran
Lembar observasi aktifitas pengelolaan pembelajaranOperator Warnet Vast Raha
 
Power point pengelolaan kelas
Power point pengelolaan kelasPower point pengelolaan kelas
Power point pengelolaan kelasremintha
 

Tendances (20)

Skala bertingkat
Skala bertingkatSkala bertingkat
Skala bertingkat
 
Profil penulis
Profil penulisProfil penulis
Profil penulis
 
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannyaPermasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
 
Kisi-Kisi Soal Instrumen Penilaian Ranah Kognitif
Kisi-Kisi Soal Instrumen Penilaian Ranah KognitifKisi-Kisi Soal Instrumen Penilaian Ranah Kognitif
Kisi-Kisi Soal Instrumen Penilaian Ranah Kognitif
 
penilaian acuan norma (PAN) dan penilaian acuan patokan (PAP)
penilaian acuan norma (PAN) dan penilaian acuan patokan (PAP)penilaian acuan norma (PAN) dan penilaian acuan patokan (PAP)
penilaian acuan norma (PAN) dan penilaian acuan patokan (PAP)
 
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloomKata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
 
Tema 1, diriku 1-kurikulum 2013-buku guru-bse kelas 1 sd
Tema 1, diriku 1-kurikulum 2013-buku guru-bse kelas 1 sdTema 1, diriku 1-kurikulum 2013-buku guru-bse kelas 1 sd
Tema 1, diriku 1-kurikulum 2013-buku guru-bse kelas 1 sd
 
Silabus
SilabusSilabus
Silabus
 
Instrumen Observasi - Wawancara Sekolah Luar Biasa
Instrumen Observasi - Wawancara Sekolah Luar BiasaInstrumen Observasi - Wawancara Sekolah Luar Biasa
Instrumen Observasi - Wawancara Sekolah Luar Biasa
 
Ppt teori belajar dan pembelajaran
Ppt teori belajar dan pembelajaranPpt teori belajar dan pembelajaran
Ppt teori belajar dan pembelajaran
 
TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)
TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)
TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)
 
Sintak berbagai model pembelajaran
Sintak berbagai model pembelajaranSintak berbagai model pembelajaran
Sintak berbagai model pembelajaran
 
Konsep Pendidikan Holistik
Konsep Pendidikan HolistikKonsep Pendidikan Holistik
Konsep Pendidikan Holistik
 
SIstem input-proses-output-outcome pendidikan bermutu
SIstem input-proses-output-outcome pendidikan bermutuSIstem input-proses-output-outcome pendidikan bermutu
SIstem input-proses-output-outcome pendidikan bermutu
 
Refleksi Diri
Refleksi DiriRefleksi Diri
Refleksi Diri
 
PENENTUAN SKOR DAN MENGOLAH DATA HASIL PENGUKURAN DAN PENILAIAN
PENENTUAN SKOR DAN MENGOLAH DATA HASIL PENGUKURAN DAN PENILAIANPENENTUAN SKOR DAN MENGOLAH DATA HASIL PENGUKURAN DAN PENILAIAN
PENENTUAN SKOR DAN MENGOLAH DATA HASIL PENGUKURAN DAN PENILAIAN
 
Penilaian Afektif
Penilaian AfektifPenilaian Afektif
Penilaian Afektif
 
PPT Pengembangan Kognitif AUD
PPT Pengembangan Kognitif AUD PPT Pengembangan Kognitif AUD
PPT Pengembangan Kognitif AUD
 
Lembar observasi aktifitas pengelolaan pembelajaran
Lembar  observasi aktifitas pengelolaan pembelajaranLembar  observasi aktifitas pengelolaan pembelajaran
Lembar observasi aktifitas pengelolaan pembelajaran
 
Power point pengelolaan kelas
Power point pengelolaan kelasPower point pengelolaan kelas
Power point pengelolaan kelas
 

Similaire à SEKOLAH-KONSENTRASI

Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitianratih azza
 
IDENTIFIKASI MASALAH KESULITAN BELAJAR SISWA.pptx
IDENTIFIKASI MASALAH KESULITAN BELAJAR SISWA.pptxIDENTIFIKASI MASALAH KESULITAN BELAJAR SISWA.pptx
IDENTIFIKASI MASALAH KESULITAN BELAJAR SISWA.pptxUMN AL WASHLIYAH
 
Artikel anak 2 jajanan sehat
Artikel anak  2 jajanan sehatArtikel anak  2 jajanan sehat
Artikel anak 2 jajanan sehatRia Zuri
 
Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga
Jurnal Pendidikan Jasmani dan OlahragaJurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga
Jurnal Pendidikan Jasmani dan OlahragaMuhammadKosyim
 
Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemberian asi eksklu...
Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi  keberhasilan  pemberian  asi eksklu...Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi  keberhasilan  pemberian  asi eksklu...
Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemberian asi eksklu...Septian Muna Barakati
 
Karya tulis model pelatihan tutor paud unt jambore ptk paudni 2011
Karya tulis model pelatihan tutor paud unt jambore ptk paudni 2011Karya tulis model pelatihan tutor paud unt jambore ptk paudni 2011
Karya tulis model pelatihan tutor paud unt jambore ptk paudni 2011Susilowati Boediono
 
Karya tulis model pelatihan tutor paud unt jambore ptk paudni 2011
Karya tulis model pelatihan tutor paud unt jambore ptk paudni 2011Karya tulis model pelatihan tutor paud unt jambore ptk paudni 2011
Karya tulis model pelatihan tutor paud unt jambore ptk paudni 2011Susilowati Boediono
 
Tahap 1 metpen
Tahap 1 metpenTahap 1 metpen
Tahap 1 metpenbelleswan
 
Makalah faktor faktor yang mempengaruhi belajar (kelompok 10)
Makalah faktor faktor yang mempengaruhi belajar (kelompok 10)Makalah faktor faktor yang mempengaruhi belajar (kelompok 10)
Makalah faktor faktor yang mempengaruhi belajar (kelompok 10)Winda010293
 
1. makalah pendidikan sains untuk paud
1. makalah pendidikan sains untuk paud1. makalah pendidikan sains untuk paud
1. makalah pendidikan sains untuk paudAzizah18595
 
Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah, Pendidikan Orang..ppt
Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah, Pendidikan Orang..pptPendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah, Pendidikan Orang..ppt
Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah, Pendidikan Orang..pptAmiraWidi
 
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...Harsidi Side
 
Tugas Individu Overview Materi.pptx
Tugas Individu Overview Materi.pptxTugas Individu Overview Materi.pptx
Tugas Individu Overview Materi.pptxHestiWijayanti5
 
Laporan akhir perilaku gaya hidup sehat terhadap pencapaian prestasi akademik...
Laporan akhir perilaku gaya hidup sehat terhadap pencapaian prestasi akademik...Laporan akhir perilaku gaya hidup sehat terhadap pencapaian prestasi akademik...
Laporan akhir perilaku gaya hidup sehat terhadap pencapaian prestasi akademik...belleswan
 
Jurnal pola asuh pada usia dini
Jurnal pola asuh pada usia diniJurnal pola asuh pada usia dini
Jurnal pola asuh pada usia dininrukmana rukmana
 
Teori belajar kuantum pada pendidikan anak usia dini
Teori belajar kuantum pada pendidikan anak usia diniTeori belajar kuantum pada pendidikan anak usia dini
Teori belajar kuantum pada pendidikan anak usia diniJerry Makawimbang
 

Similaire à SEKOLAH-KONSENTRASI (20)

Artikel Ilmiah Non Penelitian
Artikel Ilmiah Non PenelitianArtikel Ilmiah Non Penelitian
Artikel Ilmiah Non Penelitian
 
Abahhhh
AbahhhhAbahhhh
Abahhhh
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitian
 
IDENTIFIKASI MASALAH KESULITAN BELAJAR SISWA.pptx
IDENTIFIKASI MASALAH KESULITAN BELAJAR SISWA.pptxIDENTIFIKASI MASALAH KESULITAN BELAJAR SISWA.pptx
IDENTIFIKASI MASALAH KESULITAN BELAJAR SISWA.pptx
 
Artikel anak 2 jajanan sehat
Artikel anak  2 jajanan sehatArtikel anak  2 jajanan sehat
Artikel anak 2 jajanan sehat
 
Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga
Jurnal Pendidikan Jasmani dan OlahragaJurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga
Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga
 
Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemberian asi eksklu...
Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi  keberhasilan  pemberian  asi eksklu...Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi  keberhasilan  pemberian  asi eksklu...
Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemberian asi eksklu...
 
Karya tulis model pelatihan tutor paud unt jambore ptk paudni 2011
Karya tulis model pelatihan tutor paud unt jambore ptk paudni 2011Karya tulis model pelatihan tutor paud unt jambore ptk paudni 2011
Karya tulis model pelatihan tutor paud unt jambore ptk paudni 2011
 
Karya tulis model pelatihan tutor paud unt jambore ptk paudni 2011
Karya tulis model pelatihan tutor paud unt jambore ptk paudni 2011Karya tulis model pelatihan tutor paud unt jambore ptk paudni 2011
Karya tulis model pelatihan tutor paud unt jambore ptk paudni 2011
 
Tahap 1 metpen
Tahap 1 metpenTahap 1 metpen
Tahap 1 metpen
 
Makalah faktor faktor yang mempengaruhi belajar (kelompok 10)
Makalah faktor faktor yang mempengaruhi belajar (kelompok 10)Makalah faktor faktor yang mempengaruhi belajar (kelompok 10)
Makalah faktor faktor yang mempengaruhi belajar (kelompok 10)
 
Mslh bljr
Mslh bljrMslh bljr
Mslh bljr
 
1. makalah pendidikan sains untuk paud
1. makalah pendidikan sains untuk paud1. makalah pendidikan sains untuk paud
1. makalah pendidikan sains untuk paud
 
Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah, Pendidikan Orang..ppt
Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah, Pendidikan Orang..pptPendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah, Pendidikan Orang..ppt
Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah, Pendidikan Orang..ppt
 
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...
 
Tugas Individu Overview Materi.pptx
Tugas Individu Overview Materi.pptxTugas Individu Overview Materi.pptx
Tugas Individu Overview Materi.pptx
 
Laporan akhir perilaku gaya hidup sehat terhadap pencapaian prestasi akademik...
Laporan akhir perilaku gaya hidup sehat terhadap pencapaian prestasi akademik...Laporan akhir perilaku gaya hidup sehat terhadap pencapaian prestasi akademik...
Laporan akhir perilaku gaya hidup sehat terhadap pencapaian prestasi akademik...
 
Jurnal pola asuh pada usia dini
Jurnal pola asuh pada usia diniJurnal pola asuh pada usia dini
Jurnal pola asuh pada usia dini
 
topik-1-alam-belajar
topik-1-alam-belajartopik-1-alam-belajar
topik-1-alam-belajar
 
Teori belajar kuantum pada pendidikan anak usia dini
Teori belajar kuantum pada pendidikan anak usia diniTeori belajar kuantum pada pendidikan anak usia dini
Teori belajar kuantum pada pendidikan anak usia dini
 

Plus de nrukmana rukmana

Jurnal Pola makan dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil
Jurnal Pola makan dengan kejadian hipertensi pada ibu hamilJurnal Pola makan dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil
Jurnal Pola makan dengan kejadian hipertensi pada ibu hamilnrukmana rukmana
 
PERILAKU MAKAN BERDASARKAN PRAKTIK BUDAYA SUNDA PADA IBU HAMIL
PERILAKU MAKAN BERDASARKAN PRAKTIK  BUDAYA SUNDA PADA IBU HAMILPERILAKU MAKAN BERDASARKAN PRAKTIK  BUDAYA SUNDA PADA IBU HAMIL
PERILAKU MAKAN BERDASARKAN PRAKTIK BUDAYA SUNDA PADA IBU HAMILnrukmana rukmana
 
Jurnal hubungan motivasi kerja dengan kinerja perawat
Jurnal hubungan motivasi kerja dengan kinerja perawatJurnal hubungan motivasi kerja dengan kinerja perawat
Jurnal hubungan motivasi kerja dengan kinerja perawatnrukmana rukmana
 
Jurnal evaluasi perencanaan program imunisasi campak
Jurnal evaluasi perencanaan program imunisasi campakJurnal evaluasi perencanaan program imunisasi campak
Jurnal evaluasi perencanaan program imunisasi campaknrukmana rukmana
 
Jurnal evaluasi perencanaan program imunisasi campak
Jurnal evaluasi perencanaan program imunisasi campakJurnal evaluasi perencanaan program imunisasi campak
Jurnal evaluasi perencanaan program imunisasi campaknrukmana rukmana
 
Jurnal faktor risiko diare pada klinik sanitasi
Jurnal faktor risiko diare pada klinik sanitasiJurnal faktor risiko diare pada klinik sanitasi
Jurnal faktor risiko diare pada klinik sanitasinrukmana rukmana
 
Jurnal status gizi yang berhubungan dengan kejadian diare
Jurnal status gizi yang berhubungan dengan kejadian diareJurnal status gizi yang berhubungan dengan kejadian diare
Jurnal status gizi yang berhubungan dengan kejadian diarenrukmana rukmana
 
Jurnal persepsi tentang imunisasi booster balita usia 24 bulan
Jurnal persepsi tentang imunisasi booster balita usia 24 bulanJurnal persepsi tentang imunisasi booster balita usia 24 bulan
Jurnal persepsi tentang imunisasi booster balita usia 24 bulannrukmana rukmana
 
Jurnal perilaku ibu dalam pemberian makan balita
Jurnal perilaku ibu dalam pemberian makan balitaJurnal perilaku ibu dalam pemberian makan balita
Jurnal perilaku ibu dalam pemberian makan balitanrukmana rukmana
 
Jurnal pemberdayaan mayaraka
Jurnal pemberdayaan mayarakaJurnal pemberdayaan mayaraka
Jurnal pemberdayaan mayarakanrukmana rukmana
 
Jurnal pantangan prilaku makan pada ibu hamil
Jurnal pantangan prilaku makan pada ibu hamilJurnal pantangan prilaku makan pada ibu hamil
Jurnal pantangan prilaku makan pada ibu hamilnrukmana rukmana
 
Jurnal pantangan perilaku pada ibu post partum
Jurnal pantangan perilaku pada ibu post partumJurnal pantangan perilaku pada ibu post partum
Jurnal pantangan perilaku pada ibu post partumnrukmana rukmana
 
Jurnal motivasi perawat indonesia untuk bekerja ke jepang
Jurnal motivasi perawat indonesia untuk bekerja ke jepangJurnal motivasi perawat indonesia untuk bekerja ke jepang
Jurnal motivasi perawat indonesia untuk bekerja ke jepangnrukmana rukmana
 
Jurnal hubungan sanitasi lingkungan fisik dengan kejadian diare pada balita
Jurnal hubungan sanitasi lingkungan fisik dengan kejadian diare pada balitaJurnal hubungan sanitasi lingkungan fisik dengan kejadian diare pada balita
Jurnal hubungan sanitasi lingkungan fisik dengan kejadian diare pada balitanrukmana rukmana
 

Plus de nrukmana rukmana (20)

Jurnal pengetahuan masker
Jurnal pengetahuan maskerJurnal pengetahuan masker
Jurnal pengetahuan masker
 
Jurnal pengetahuan masker
Jurnal pengetahuan maskerJurnal pengetahuan masker
Jurnal pengetahuan masker
 
Jurnal Pola makan dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil
Jurnal Pola makan dengan kejadian hipertensi pada ibu hamilJurnal Pola makan dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil
Jurnal Pola makan dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil
 
PERILAKU MAKAN BERDASARKAN PRAKTIK BUDAYA SUNDA PADA IBU HAMIL
PERILAKU MAKAN BERDASARKAN PRAKTIK  BUDAYA SUNDA PADA IBU HAMILPERILAKU MAKAN BERDASARKAN PRAKTIK  BUDAYA SUNDA PADA IBU HAMIL
PERILAKU MAKAN BERDASARKAN PRAKTIK BUDAYA SUNDA PADA IBU HAMIL
 
Jurnal hubungan motivasi kerja dengan kinerja perawat
Jurnal hubungan motivasi kerja dengan kinerja perawatJurnal hubungan motivasi kerja dengan kinerja perawat
Jurnal hubungan motivasi kerja dengan kinerja perawat
 
Jurnal evaluasi perencanaan program imunisasi campak
Jurnal evaluasi perencanaan program imunisasi campakJurnal evaluasi perencanaan program imunisasi campak
Jurnal evaluasi perencanaan program imunisasi campak
 
Jurnal evaluasi perencanaan program imunisasi campak
Jurnal evaluasi perencanaan program imunisasi campakJurnal evaluasi perencanaan program imunisasi campak
Jurnal evaluasi perencanaan program imunisasi campak
 
Jurnal faktor risiko diare pada klinik sanitasi
Jurnal faktor risiko diare pada klinik sanitasiJurnal faktor risiko diare pada klinik sanitasi
Jurnal faktor risiko diare pada klinik sanitasi
 
Bentuk jurnal penelitian
Bentuk jurnal penelitianBentuk jurnal penelitian
Bentuk jurnal penelitian
 
Jurnal status gizi yang berhubungan dengan kejadian diare
Jurnal status gizi yang berhubungan dengan kejadian diareJurnal status gizi yang berhubungan dengan kejadian diare
Jurnal status gizi yang berhubungan dengan kejadian diare
 
Jurnal persepsi tentang imunisasi booster balita usia 24 bulan
Jurnal persepsi tentang imunisasi booster balita usia 24 bulanJurnal persepsi tentang imunisasi booster balita usia 24 bulan
Jurnal persepsi tentang imunisasi booster balita usia 24 bulan
 
Jurnal perilaku ibu dalam pemberian makan balita
Jurnal perilaku ibu dalam pemberian makan balitaJurnal perilaku ibu dalam pemberian makan balita
Jurnal perilaku ibu dalam pemberian makan balita
 
Jurnal penelitian omsk
Jurnal penelitian omskJurnal penelitian omsk
Jurnal penelitian omsk
 
Jurnal pemberdayaan mayaraka
Jurnal pemberdayaan mayarakaJurnal pemberdayaan mayaraka
Jurnal pemberdayaan mayaraka
 
Jurnal pantangan prilaku makan pada ibu hamil
Jurnal pantangan prilaku makan pada ibu hamilJurnal pantangan prilaku makan pada ibu hamil
Jurnal pantangan prilaku makan pada ibu hamil
 
Jurnal pantangan perilaku pada ibu post partum
Jurnal pantangan perilaku pada ibu post partumJurnal pantangan perilaku pada ibu post partum
Jurnal pantangan perilaku pada ibu post partum
 
Jurnal motivasi perawat indonesia untuk bekerja ke jepang
Jurnal motivasi perawat indonesia untuk bekerja ke jepangJurnal motivasi perawat indonesia untuk bekerja ke jepang
Jurnal motivasi perawat indonesia untuk bekerja ke jepang
 
Jurnal klinik sanitasi
Jurnal klinik sanitasiJurnal klinik sanitasi
Jurnal klinik sanitasi
 
Jurnal karies gigi
Jurnal karies gigiJurnal karies gigi
Jurnal karies gigi
 
Jurnal hubungan sanitasi lingkungan fisik dengan kejadian diare pada balita
Jurnal hubungan sanitasi lingkungan fisik dengan kejadian diare pada balitaJurnal hubungan sanitasi lingkungan fisik dengan kejadian diare pada balita
Jurnal hubungan sanitasi lingkungan fisik dengan kejadian diare pada balita
 

Dernier

Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptAyuMustika17
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppticha582186
 
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxghinaalmiranurdiani
 
dr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdf
dr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdfdr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdf
dr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdfMeboix
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilancahyadewi17
 
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxB-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxUswaTulFajri
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxnadiasariamd
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxLinaWinarti1
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxrobert531746
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiAviyudaPrabowo1
 
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptRaniNarti
 
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...WulanNovianti7
 
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.pptPPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.pptTriUmiana1
 
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFPENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFRisaFatmasari
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 

Dernier (16)

Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
 
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
 
dr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdf
dr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdfdr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdf
dr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdf
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
 
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxB-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
 
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
 
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
 
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.pptPPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
 
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFPENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 

SEKOLAH-KONSENTRASI

  • 1. 1STIKes Dharma Husada Bandung GAMBARAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSENTRASI BELAJAR ANAK USIA SEKOLAH DI SMP NEGERI 45 BANDUNG TAHUN 2017 Hj. Henti Sugesti, S.Kp., M.Kep1 , Jahidul Fikri Amrullah, M.Kep2 Veronika Natalia, S.Kep3 123 Program studi S1 Ilmu Keperawatan STIKes Dharma Husada Bandung Jl. Terusan Jakarta 75 Bandung ABSTRAK Pendidikan dapat terwujud dengan melakukan proses pembelajaran yang diarahkan dengan cara melakukan evaluasi hasil belajar. Salah satu tolak ukur dalam perwujudan belajar tersebut diperlukan konsentrasi belajar. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi konsentrasi belajar yaitu lingkungan fisik, guru, masyarakat, nutrisi sarapan pagi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor yang mempengaruhi konsentrasi belajar anak di SMP Negeri 45 Bandung. Jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian sebanyak 102 siswa, dengan teknik total sampling sehingga diperoleh 102 responden. Instrumen pada penelitian ini menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukan konsentrasi belajar 29,4% yaitu kurang, lingkungan fisik kurang baik yaitu 82,4%, Hampir seluruhnya 98,0% siswa dipengaruhi oleh guru, sebagian besar 65,7% dipengaruhi oleh masyarakat yang tidak baik, asupan nutrisi yang tidak sarapan pagi yaitu 57,8%. Saran pihak sekolah dapat mengembangkan potensi guru yang lebih displin terhadap pembelajaran di kelas, sehingga anak dapat mempersiapkan diri untuk menerima materi pembelajaran yang akan disampaikan dan dapat meningkatan konsentrasi belajar. Education can be realized by making the learning process that is directed in a way to evaluate learning outcomes. One embodiment of the benchmark in the study required the concentrations studied. Factors that may affect the concentrations studied, namely the physical environment, teachers, communities, nutritional breakfast. This study aims to describe factors that affect children's learning concentration at SMP Negeri 45 Bandung. The type of this research descriptive with cross sectional approach. The study population of 102 students, with a total sampling technique in order to obtain 102 respondents. Instruments in this study using a questionnaire. The results showed that 29.4% of the concentrations studied less, poor physical environment that is 82.4%, 98.0% of students almost entirely influenced by teachers, 65.7% largely influenced by people who are not good, not nutrition breakfast is 57.8%. Suggestions school teachers can develop the potential of a more disciplined towards learning in the classroom, so that children can prepare to receive teaching materials that will be delivered and may increase the concentrations studied. Kata Kunci : Anak, Belajar, Konsentrasi, Usia Sekolah.
  • 2. 2STIKes Dharma Husada Bandung PENDAHULUAN Salah satu pencapaian sumber daya manusia yang berkualitas, lebih di fokuskan untuk membentuk manusia yang bisa menikmati hidup sehat, mempunyai kesempatan meningkatkan ilmu pengetahuan dan hidup sejahtera. Peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia dilakukan secara terus menerus dengan tujuan meningkatkan harkat dan martabat manusia tidak saja untuk dirinya tetapi untuk bangsa dan negaranya (Purnakarya, 2010). Belajar diperlukan konsentrasi dalam perwujudan perhatian terpusat. Pemusatan perhatian tertuju pada suatu objek tertentu dengan mengabaikan masalah-masalah lain yang tidak diperlukan. Orang yang tidak dapat berkonsentrasi jelas tidak akan berhasil menyimpan atau menguasai bahan pelajaran. Oleh karena itu, setiap pelajar atau mahaanak berusaha dengan keras agar mempunyai konsentrasi tinggi dalam belajar (Syaiful Bahri, 2015). Eavaluasi hasil belajar yang baik slah satunya dengan diproduksi dari hasil konsumsi belajar anak yang baik selama di kelas (Slemeto, 2015). Pencapaian tujuan pendidikan dapat terwujud dengan melakukan proses pembelajaran yang diarahkan untuk merubah perilaku anak melalui peningkatan pengetahuan dan keterampilan. Salah satu alat yang dapat digunakan untuk mengetahui pencapaian pembelajaran yaitu dengan cara melakukan evaluasi hasil belajar (Pendiknas, 2014). Hasil belajar pada anak dapat dipengaruhi oleh faktor guru, seperti perilaku guru yang kurang memberikan simpatik terhadap anak didiknya dan kurang dapat menjadi teladan seorang guru, karena tugas utama seorang Guru adalah membelajarkan anak . Ini berarti bahwa bila Guru bertindak mengajar, maka diharapkan anak untuk mampu belajar. Hal- hal seperti berikut, diantaranya Guru telah mengajar dengan baik, ada anak yang belajar dengan giat, anak yang berpura-pura belajar, anak yang belajar dengan setengah hati, bahkan adapula anak yang sesungguhnya tidak belajar. Maka dari itu, sebagai Guru yang professional harus berusaha mendorong anak agar belajar dengan baik (Adi, 2015). Peningkatan konsentrasi belajar dapat dicapai dengan berbagai cara, salah satunya Lingkungan dapat mempengaruhi kemampuan dalam berkonsentrasi, kita akan dapat memaksimalkan kemampuan konsentrasi. Jika kita dapat mengetahui faktor apa saja yang berpengaruh terhadap konsentrasi, kita mampu menggunakan kemampuan kita pada saat dan suasana yang tepat. Faktor lingkungan fisik yang mempengaruhi konsentrasi belajar adalah suara, pencahayaan, temperatur, dan desain belajar (Slemeto, 2015). Menurut Slameto (2015) konsentrasi belajar dapat juga dipengaruhi oleh asupan nutrisi yaitu dengan makan pagi atau biasa disebut dengan sarapan. Makan pagi atau sarapan mempunyai peranan penting bagi anak sekolah usia 6-14 tahun, yaitu untuk pemenuhan gizi dipagi hari, dimana anak-anak berangkat kesekolah dan mempunyai aktivitas yang sangat padat di sekolah. Apabila anak-anak terbiasa sarapan pagi, maka akan berpengaruh terhadap kecerdasan/intelegensi otak, terutama daya ingat anak sehingga dapat mendukung Konsentrasi Belajar anak ke arah yang lebih baik. Sarapan pagi merupakan pasokan energi untuk otak yang paling baik agar dapat berkonsentrasi di sekolah. Ketika bangun pagi, gula darah dalam tubuh kita rendah karena semalaman tidak makan Sebagai usaha memenuhi peningkatan gizi tersebut pertama- tama anak di SMP perlu diberi pengetahuan tentang pemenuhan gizi yaitu manfaat makanan bagi tubuh, manfaat makan tercakup dalam tri guna makanan yang meliputi: (1) Memberi energi agar dapat belajar dengan baik dan melakukan aktivitas lain seperti olahraga, membuat kerajinan tangan dan praktik kerja secara optimal (2) Membangun agar anak tumbuh serta lincah dan pintar, serta (3) Mengatur dan melindungi badan agar tidak mudah sakit. (Kemenkes, 2014). Menurut Rohayati (2013), perilaku makan pagi anak di SMP harus mendapat perhatian yang serius karena hal ini berkaitan erat dengan status gizi dan kesehatan. Mengingat petingnya kebiasaan sarapan terutama pada kalangan anak di SMP menuntut anak lebih selektif dalam memilih makanan dan lebih memperhatikan pentingnya sarapan. Oleh karena itu perlu dikaji bagaimana pengetahuan, sikap dan kebiasaan sarapan pagi anak untuk tingkat SMP sebagai bentuk kepedulian mereka terhadap prestasi dan sebagai penerapan pengetahuan yang mereka peroleh. Anak SMP sudah punya banyak data atau informasi sebagai pembanding atau filter terhadap informasi yang ia terima dari
  • 3. 3STIKes Dharma Husada Bandung lingkungan. Dengan demikian, mulai kecil hingga usia SMP adalah masa kritis untuk memasukkan informasi ke pikiran bawah sadar anak, dibandingkan pada anak SD yang masih berumur 8-10 tahun pikiran sadar anak mulai aktif. (Adi, 2015). Namun menurut Hurlock (2012) batasan dan perkembangan usia untuk anak SMP yaitu anak akan memiliki pikiran sadar dan cukup kuat ketika saat usia 11 atau 13 tahun yaitu anak SMP, selain itu pada usia tersebut tahap perkembangan pola fikir terhadap anak akan cenderung labil dan dapat memperhambat konsentrasi belajar. Studi pendahuluan yang telah dilakukan di SMP Negeri 45 Bandung terdapat 102 orang anak kelas I yang terdiri dari 62 Perempuan dan 40 orang laki-laki, berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan terhadap 10 orang, 8 dari 10 anak tersebut sering kali tidak konsentrasi dalam belajar, karena perut dalam keadaan kosong dan perut sakit, hal tersebut karena mereka tidak sarapan terlebih dahulu ketika berangkat kesekolah sehingga gizi yang berkembang dalam tubuh mereka berkurang selain itu mereka selalu terburu-buru dan tidak sempat untuk melakukan sarapan pagi dirumah. Peran orang tua juga tidak memprioritaskan anak untuk mengingatkan sarapan pagi dan sudah lepas dari pengawasan orang tua mereka, peran orang tua disini tidak terlibat dalam penelitian ini dan hanya dipandang untuk memotivasi anak dalam melakukan sarapan pagi, akan tetapi anak tidak mendapatkan peran dukungan tersebut dari orang tua mereka untuk melakukan sarapan pagi sebelum berangkat sekolah, alasannya para orang tua sibuk dalam pekerjaanya. Kemudian 1 orang mengatakan kepala selalu pusing dan perut menjadi sakit bahkan ada 1 orang anak yang pingsan waktu diadakan upacara bendera karena perut dalam keadaan kosong. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi diantaranya adalah faktor eksternal yang meiputi lingkungan, guru, masyarakat dan nutrisi sarapan pagi, sedangkan faktor internal diantaranya yaitu keturunan, bakat dan intelegensi anak (Slameto, 2015). Faktor lingkungan fisik mempunyai pengaruh besar terhadap konsentrasi belajar pada anak yaitu seperti kepadatan Ruang kelas yang tidak memiliki syarat kepadatan minimal 1,75 m2/anak, ruang gerak yang tidak cukup bagi anak-anak dan tidak terlalu padat akan membuat anak susah bergerak dan sulit untuk berkonsentrasi dalam belajar. Kemudian faktor guru yang kurang memotivasi terhadap anak untuk belajar, guru juga dapat mempengaruhi semangat belajar yang tinggi dan dapat juga mengendorkan keinginan belajar yang sungguh-sungguh. Anak yang baik berusaha mengatasi kesulitan ini dengan memusatkan perhatian kepada bahan pelajaran, bukan kepada kepribadian gurunya. Sebaliknya guru yang pandai mengajar yang dapat menimbulkan pada diri anak rasa menggemari bahan yang diajarkannya sehingga tanpa disuruh pun anak banyak menambah pengetahuannya dibidang itu dengan membaca buku-buku, majalah dan bahan cetak lainnya (Nugroho, 2016). Faktor yang lain yaitu faktor masyarakat dan kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal anak akan memengaruhi belajar anak . Lingkungan anak yang kumuh, banyak pengangguran dan anak terlantar juga dapat memengaruhi aktivitas belajar anak , paling tidak anak kesulitan ketika memerlukan teman belajar, diskusi, atau meminjam alat- alat belajar yang kebetulan belum dimilkinya (Nugroho, 2016) Konsentrasi belajar pada anak usia sekolah yaitu kemampuan untuk memusatkan pikiran terhadap suatu hal atau pelajaran itu pada dasarnya ada pada setiap orang, hanya besar kecilnya kemampuan itu berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh keadaan orang tersebut, lingkungan fisik, faktor guru, masyarakat, dan asupan nutrisi yaitu sarapan pagi pemusatan pikiran merupakan kebiasaan yang dapat dilatih, jadi bukan bakat/pembawaan. Berdasarkan fenomena tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul gambaran faktor yang mempengaruhi konsentrasi belajar anak di SMP Negeri 45 Bandung .
  • 4. 49STIKes Dharma Husada Bandung METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan (Sugiyono, 2014). Metode deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih. Tanpa melakukan perubahan, tambahan atau manipulasi terhadap data yang memang sudah ada (Sugiyono, 2014). Pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan kebiasaan sarapan pagi dengan Konsentrasi Belajar . Pendekatan waktu dalam pengumpulan data menggunakan pendekatan cross sectional, yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi yang dilakukan pada satu waktu dan satu kali, pada tempat dan waktu yang telah ditentukan dengan tujuan untuk mencari hubungan antara variabel independen (faktor risiko) dengan variabel dependen (efek) (point time approach) (Notoatmodjo, 2012). Pada penelitian ini yang digunakan yaitu untuk mengetahui hubungan kebiasaan sarapan pagi dengan Konsentrasi Belajar . Populasi Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2012). Berdasarkan data yang diperoleh populasi dalam penelitian ini adalah jumlah anak SMPN 45 Bandung yaitu kelas 1 sebanyak 102 orang. Sampel Sampling adalah suatu cara yang ditempuh dengan pengambilan sampel yang benar-benar sesuai dengan keseluruhan obyek penelitian (Nursalam, 2014). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling. Total sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan populasi (Sugiyono, 2014). Jumlah sampel pada penelitian ini yaitu 102 orang. Instrumen Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk pengumpulan data. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data kuantitatif dalam penelitian ini berupa kuesioner. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan atau pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahui (Notoatmodjo, 2012). Pada penelitian ini penulis menggunakan instrument atau alat ukur konsentrasi yaitu modul Grid Concentration Exercise yang diadopsi dari D.V Harris dan B.L Harris (1998) dalam jurnal Puspaningrum (2013). Berikut adalah bentuk instrument dari grid concentraton exercise: 84 27 51 97 78 13 100 85 55 59 33 52 04 60 92 61 31 57 28 29 18 70 49 86 80 77 39 65 96 32 63 03 12 73 19 25 21 23 37 16 81 88 46 01 95 98 71 87 00 76 24 09 50 83 64 08 38 30 36 45 40 20 66 41 15 26 75 99 68 06 34 48 62 82 42 89 47 35 17 10 56 69 94 72 07 43 93 11 67 44 53 79 05 22 74 54 58 14 02 91 Sumber : Puspaningrum (2013) Pelaksanaanya dari tes Concentration Grid Exercise dengan tujuan untuk mengukur tingkat konsentrasi belajar yaitu alat tulis seperti pulpen, dan Stopwatch (menggunakan HP). Kemudian untuk melakukan tes ini diperlukan sebuah gambar yang memiliki 100 kotak yang memuat angka dari 0 sampai 100 secara acak. Para anak dikumpulkan secara bersama dengan ruangan terpisah jarak satu meter. Instruksi yang diberikan berupa menghubungkan angka-angka tersebut secara berurutan atau tersusun dari mulai 0 sampai dengan 100 baik secara horizontal maupun vertikal dalam waktu satu menit. Anak hanya perlu memberi tanda ceklis (√) pada kotak angka yang mereka temukan secara berurut. Kegiatan ini dibantu oleh dua orang untuk melihat kejujuran anak dalam menceklis kotak angka, sedangkan Stopwatch adalah penentuan waktu, bilamana waktu dalam 60 detik atau sudah selesai maka penceklisan angka tersebut dihentikan yaitu 120 detik peneliti mengumpulkan kembali dengan jawaban seadanya, peneliti menentukan skor hasil tes yaitu hasil kotak angka yang berhasil didapat secara berurutan dan tersusun dengan benar dan dinilai sebagai ketentuan berikut :
  • 5. 50 50STIKes Dharma Husada Bandung Tabel 3. 3 Kriteria Penilaian Konsentrasi belajar No Kriteria Kategori Nilai 1. >21 Konsentrasi Sangat baik A 2. 16-20 Konsentrasi Baik B 3. 11-15 Konsentrasi Cukup C 4. 6-10 Konsentrasi Kurang D 5. <5 Konsentrasi Sangat kurang E Sumber : Puspaningrum (2013) Kerangka Konsep Kerangka konsep penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya dari masalah yang ingin diteliti (Notoatmodjo, S. 2012). Kerangka konsep pada penlitian ini yaitu : Pada penelitian ini kerangka konsep yang diteliti yaitu hanya faktor eksternal diantaranya lingkungan, guru, masyarakat dan nutrisi sarapan pagi. Akan tetapi untuk faktor internal tidak dilakukan penelitian dengan alasan, karena pada dasarnya menurut Slameto (2013) bahwa faktor internal tersebut dapat dimodifikasi dan di perbaharui tergantung anak yang ingin berungguh-sungguh belajar dengan baik dan tekun. Bagan 3.1 Kerangka Konsep Gambaran faktor yang mempengaruhi Konsentrasi Belajar Anak di SMP Negeri 45 Bandung Variabel penelitian Variabel pada penelitian ini terdapat 1 variabel yang digunakan : Variabel Independen Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen. Variabel independen pada penelitian ini yaitu faktor lingkungan fisik , guru, masyarakat dan nutrisi sarapan pagi, Konsentrasi Belajar Uji Konten Pada penelitian ini dilakukan uji konten atau validitas isi artinya peneliti menanyakan item pertanyaan kepada ahli tentang Kuesioner Konsentrasi Belajar diantaranya faktor lingkungan fisik, guru, masyarakat yaitu kepada ahli komunitas adalah Drs. H. Supriadi, S.Kp.,M.Kep.,Sp.Kom, sehingga dinyatakan sudah relevan dan sudah layak digunakan untuk penelitian. Adapun hasil dan masukan kontennya (Terlampir). Teknik Pengolahan dan Analisa Data Teknik Pengolahan data ini melalui tahap- tahap sebagai berikut : Editing (Pengeditan Data), Data Entry (Pemasukan Data), Cleaning Data (Pembersihan Data) Analisis Data Pada analisis data ini terdiri dari dua analisis yaitu sebagai berikut : Analisi Univariat Analisa yang digunakan pada penelitian ini yaitu analisis univariat yang selanjutnya dideskripsikan dalam bentuk tabel dan dipaparkan sesuai harga persentase. Adapun analisis dalam penelitian ini yaitu menggunakan rumus persentase frekuensi yaitu untuk mengetahui hasil persentase dalam setiap kategori dari jawaban responden digunakan rumus sebagai berikut: 𝑷 = 𝒇 𝑵 𝟏𝟎𝟎% Keterangan : P = presentase untuk setiap kategori f = jumlah setiap kategori N = jumlah total responden Pada analisis univariat ini dilakukan dengan cara menentukan nilai. Setelah terlihat dari suatu kategori kemudian dilakukan analsis berdasarkan distribusi frekuensi tersebut dan menghasilkan data hasil output data dan hasilnya ditentukan berdasarkan nilai persentase pada setiap kategori Nilai persantase pada tiap kategori tafsiran harga kategori yaitu 0=Tidak ada, 1-25 =Sebagian kecil, 26-49=Hampir separuhnya, 50=Separuhnya, 51-75=Sebagian besar, 76- 99=Hampir seluruhnya, 100=Seluruhnya(Arikunto, 2010)
  • 6. 51 51STIKes Dharma Husada Bandung Hasil Penelitian Tabel 4.1 Konsentrasi belajar pada anak Di SMP Negeri 45 Bandung (n=102) Konsentrasi Belajar f % Sangat Baik 4 3.9 Baik 20 19.6 Cukup 27 26.5 Kurang 30 29.4 Sangat Kurang 21 20.6 Tabel 4.1 terlihat bahwa konsentrasi belajar pada anak di SMP negeri 45 Bandung didapatkan dari 102 anak menunjukan sebagian besar 29,4% yaitu kurang. Tabel 4.2 Lingkungan Fisik yang mempengaruhi Konsentrasi Belajar Di SMP Negeri 45 Bandung (n=102) Lingkungan Fisik f % Kurang baik 84 82.4 Baik 18 17.6 Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa dari 102 anak , sebagian besar 82,4% menunjukan lingkungan fisik kurang baik terhadap konsentrasi belajar Tabel 4.3 Guru yang mempengaruhi Konsentrasi Belajar Di SMP Negeri 45 Bandung (n=102) Guru f % Ya 2 2.0 Tidak 100 98.0 Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa hampir seluruhnya 98,0% bahwa konsentrasi belajar pada anak dipengaruhi oleh guru Tabel 4.4 Masyarakat yang mempengaruhi Konsentrasi Belajar Di SMP Negeri 45 Bandung (n=102) Masyarakat f % Baik 35 34.3 Tidak Baik 67 65.7 Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa sebagian besar konsentrasi belajar pada anak dipengaruhi oleh masyarakat yang tidak baik yaitu 65,7% 1. Nutrisi sarapan pagi yang mempengaruhi Konsentrasi Belajar Tabel 4.5 Nutrisi Sarapan Pagi yang mempengaruhi Konsentrasi Belajar Di SMP Negeri 45 Bandung (n=102) Nutrisi Sarapan Pagi f % Sarapan Pagi 43 42.2 Tidak sarapan pagi 59 57.8 Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa sebagian besar konsentrasi belajar pada anak dipengaruhi oleh asupan nutrisi yang tidak sarapan pagi yaitu 57,8% Pembahasan Konsentrasi Belajar Anak Di SMP Negeri 45 Bandung Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan bahwa menunjukan konsentrasi belajar pada anak di SMP negeri 45 Bandung dari 102 siswa sebagian besar 29,4% yaitu kurang. Hal ini dipengaruhi perkembangan intelektual yang menghasilkan kemampuan untuk memahami makna yang sebelumnya tidak dimengerti, memperhatikan suatu rangsangan, dalam jangka waktu yang lama, dan memutuskan ketegangan emosi pada satu objek. Demikian pula kemampuan mengingat dan menduga mempengaruhi reaksi emosional. Dengan demikian anak-anak menjadi reaktif terhadap rangsangan yang tadinya tidak mempengaruhi mereka pada usia yang lebih muda. Peran Belajar Kegiatan belajar turut menunjang pola perkembangan emosi pada anak. metode belajar apa saja yang ada dan bagaimana metode tersebut menunjang perkembangan emosi anak (Hurlock, 2012). Perkembangan sosial mengikuti suatu pola, yaitu suatu urutan perilaku sosial yang teratur, dan pola ini sama pada semua anak di dalam suatu kelompok budaya. Umur sosialisasi yang benar dimulai dengan masuknya anak secara resmi ke sekolah, yaitu ke kelas 1 sekolah dasar ataupun taman kanak-kanak. Anak yang tadinya selalu berbuat atas dorongan hati sekarang berusaha menggunakan tolak ukur orang dewasa untuk menilai orang atau situasi. Secara normal, semua anak menempuh beberapa tahap sosialisasi pada umur yang kurang lebih sama. Sebagaimana pada jenis perkembangan yang lain, anak yang pandai mengalami percepatan,
  • 7. 52 52STIKes Dharma Husada Bandung sedangkan yang tidak cerdas mengalami perlambatan. Kurangnya kesempatan untuk melakukan hubungan sosial dan belajar bergaul secara baik dengan orang lain juga memperlambat perkembangan yang normal. Setelah anak memasuki sekolah dan melakukan hubungan yang lebih banyak dengan anak lain dibandingkan dengan ketika masa prasekolah, minat pada kegiatan keluarga berkurang. Pada saat yang sama permainan yang bersifat individual menggantikan permainan kelompok (Hurlock, 2012) Pada dasarnya konsentrasi merupakan kemampuan seseorang untuk mengendalikan kemauan, pikiran, dan perasaan. Melalui kemampuan tersebut, seseorang akan mampu memusatkan sebagian besar perhatian pada objek yang dikehendaki. Pengendalian kemauan, pikiran, dan perasaan dapat tercapai apabila seseorang mampu menikmati kegiatan yang sedang dilakukan (Hakim, 2012), Lingkungan Fisik yang mempengaruhi Konsentrasi Belajar Di SMP Negeri 45 Bandung Berdasarkan hasil penelitian didapatkan sebagian besar 82,4% menunjukan lingkungan fisik kurang baik terhadap konsentrasi belajar. Hal tersebut bahwa faktor lingkungan fisik lingkungan sekolah adalah kurang. Tidak sejalan dengan hasil penelitian Wiguna (2016) menyatakan dari hasil penelitianya bahwa ada Pengaruh yang positif dan signifikan antara lingkungan sekolah dengan konsentrasi belajar Akhlak anak, semakin baik lingkungan sekolah maka semakin baik konsentrasi belajar Akhlak anak . Hal ini ditunjukkan dengan koefisien korelasi sebesar 0,590 sementara rtabel 5% sebesar 0,972 maka dapat disimpulkan Ha diterima dan Ho ditolak. Angka sig. (2-tailed) 0,000<0.005 maka Ho ditolak, sehingga bisa dikatakan bahwa Pengaruh kedua variabel tersebut signifikan antara lingkungan sekolah dengan konsentrasi belajar Akhlak anak kelas VIII. Adapun kontribusi lingkungan sekolah terhadap konsentrasi belajar akhlak anak adalah sebesar 34,8%. Berdasarkan hasil kuesioner pada penelitian ini bahwa menunjukan dari beberapa jawaban pertanyaan dari anak lingkungan fisik memiliki lingkungan sekolah bersih, rindang dan nyaman, sehingga faktor lingkungan fisik tidak ada Pengaruh terhadap konsentrasi belajar pada anak . Menurut Supriadi (2015) menyatakan bahwa syarat lingkungan fisik yang baik yaitu itu adalah harus memiliki kepadatan Ruang kelas memiliki kepadatan minimal 1,75 m2/anak bertujuan untuk memberikan kenyamanan dan ruang gerak yang cukup bagi anak-anak, selain itu kondisi kelas yang tidak terlalu padat semakin memudahkan saat prosedur evakuasi darurat dilakukan, Tingkat kebisingan maksimal. Sebuah ruang belajar atau kelas yang dikatakan baik hanya diperbolehkan memiliki tingkat kebisingan maksimal 45 dB. Kebisingan ini setara dengan suara normal dari orang yang sedang mengobrol, kebisingan di atas 45 desibel dikhawatirkan akan mengganggu konsentrasi belajar anak . Menurut pandangan peneliti bahwa tidak ada Pengaruh yang signifikan terhadap konsentrasi belajar artinya lingkungan fisik sudah memenuhi syarat yaitu memberikan kenyamanan dan ruang gerak yang cukup bagi anak-anak untuk kegiatan belajar mengajar di lingkungan sekolah, selain itu pencahayaan kelas cukup terang sehingga mereka tidak kesulitan untuk belajar di sekolah. Guru yang mempengaruhi Konsentrasi Belajar Di SMP Negeri 45 Bandung Didapatkan hasil penelitian hampir seluruhnya 98,0% bahwa konsentrasi belajar pada siswa dipengaruhi oleh guru. Hal tersebut guru sudah dapat memberikan perhatian kepada anak , sehingga jika ada anak yang mengalami kesulitan dalam pelajaran guru mampu menjawab pertanyaan anak mengenai materi yang diajarkan dan anak tersebut mengerti atas jawaban tersebut. Hasil penelitian Cahya (2014) menunjukan hasil penelitianya anak sebelum diberi layana bimbingan kelompok oleh guru memiliki pengaruh yang signifikan terhadap konsentrasi belajar dibandingkan sesudah dilakukan bimbingan kelompok oleh guru. Artinya faktor guru dapat mempengaruhi yang signifikan terhadap konsentrasi belajar diketahui tingkat konsentrasi belajar (47,33%), dan setelah diberi layanan bimbingan kelompok termasuk dalam kategori sedang (70,41%) Adanya peningkatan sebesar 27,19%. Dan hasil uji wilcoxon, menunjukkan bahwa nilai Zhitung 0 < Ztabel 14, atau memiliki arti bahwa Ho penelitian ditolak dan Ha penelitian
  • 8. 53 53STIKes Dharma Husada Bandung diterima, artinya konsentrasi belajar anak dapat ditingkatkan melalui layanan bimbingan kelompok. Hasil kuesioner yang didapatkan dari penelitian ini yaitu guru mampu menjelaskan setiap materi pelajaran yang diajarkan kepada anak , sehingga anak tidak merasa kesulitan dengan materi yang guru ajarkan di sekolah, sehingga guru memberi semangat belajar kepada anak dan kegiatan belajar sesuai dengan jam pelajaran yang ditetapkan. Menurut Nugroho (2016) Guru dapat menimbulkan semangat belajar yang tinggi dan dapat juga mengendorkan keinginan belajar yang sungguh-sungguh. Anak yang baik berusaha mengatasi kesulitan ini dengan memusatkan perhatian kepada bahan pelajaran, bukan kepada kepribadian gurunya. Sebaliknya guru yang pandai mengajar yang dapat menimbulkan pada diri anak rasa menggemari bahan yang diajarkannya sehingga tanpa disuruh pun anak banyak menambah pengetahuannya dibidang itu dengan membaca buku-buku, majalah dan bahan cetak lainnya Terkait dengan faktor eksternal, bahwa guru mempunyai peranan penting dalam mempengaruhi prestasi belajar anak . Tugas utama guru tentunya mendidik, mengajar, dan menyampaikan ilmu yang sesuai dengan bidang kompetensinya. Dari hal tersebut maka proses pembelajaran dapat dikatakan sangat penting atau tidak dapat dipisahkan dengan prestasi belajar dikarenakan hampir sebagian ilmu yang diserap dan diterima didapat anak melaui proses pembelajaran guru dikelas. Bagaimana guru mengajar, mengelola kelas, penggunaan media, dan pemahaman karakteristik anak merupakan hal yang penting dalam suatu proses pembelajaran di kelas supaya materi dapat diterimadengan baik dan dipahami. Guru merupakan elemen kunci dalam sistem pendidikan,disebabkan guru merupakan titik sentral dalam pembaharuan dan peningkatan mut pendidikan. Peranan guru menurut Suparlan (2012), status guru mempunyai implikasi terhadap peran dan fungsi yang menjadi tanggung jawabnya. Guru memiliki satu kesatuan peran dan fungsi yang tidak terpisahkan, antara kemampuan mendidik, membimbing, mengajar, dan melatih. Keempat kemampuan tersebut merupakan kemampuan integratif, antara yang satu dengan yang lain tidak dapat dipisahkan. Ada 2 peranan penting sebagai seorang guru ialah sebagai seorang pendidik dan pengajar yang harus mampu membangun dan menerapakan informasi pengetahuan dan teknologi secara logis, kritis, kretif, dan inovatif secara mandiri dengan menunjukan sikap kompetitif, sportif, dan etos kerja untuk mendapatkan hasil yang terbaik dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Pandangan peneliti terhadap penelitian ini yaitu guru mata pelajaran di sekolah hendaknya dapat lebih memahami bagaimana tingkat konsentrasi belajar para anak ketika kegiatan belajar berlangsung dan dapat memotivasi anak nya untuk aktif dalam belajar, karena konsentrasi belajar anak di kelas dapat mempengaruhi kualitas proses pembelajaran dan pemahaman anak terhadap pelajaran yang berpengaruh pada hasil belajar anak . Masyarakat yang mempengaruhi Konsentrasi Belajar Di SMP Negeri 45 Bandung Didapatkan hasil penelitian sebagian besar konsentrasi belajar pada siswa dipengaruhi oleh masyarakat yang tidak baik yaitu 65,7%. Hal tersebut dipengaruhi oleh masyarakat lingkungan sekolah sekitar seperti masyarakat lingkungan sekolah sangat berisik dan dapat menggangu konsentrasi belajar. Sejalan dengan penelitian Haryatni (2014) menunjukan faktor lingkungan masyarakat didapatkan sebesar (53.88%) dan uji chi square menunjukan terdapat Pengaruh yang signifikan antara faktor lingkungan masyarakat terhadap konsentrasi belajar. Hasil kuesioner pada penelitian ini yaitu sebagian besar orang di mengatakan bahwa lingkungan masyarakat tidak membimbing saya untuk berprestasi baik, sehingga sangat memengaruhi kegiatan belajar. Ketegangan keluarga orang tua anak dan sifat-sifat orangtua, demografi keluarga (letak rumah), pengelolaan keluarga, semuannya dapat memberi dampak terhadap aktivitas belajar anak . Pengaruh anatara masyarakat yang harmonis akan membantu anak melakukan aktivitas belajar dengan baik. Menurut Nugroho (2016) Lingkungan sosial masyarakat yaitu kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal anak akan memengaruhi belajar anak . Lingkungan anak
  • 9. 54 54STIKes Dharma Husada Bandung yang kumuh, banyak pengangguran dan anak terlantar juga dapat memengaruhi aktivitas belajar anak , paling tidak anak kesulitan ketika memerlukan teman belajar, diskusi, atau meminjam alat-alat belajar yang kebetulan belum dimilkinya. Kegiatan anak dalam masyarakat, yakni kegiatan anak dalam masyarakat dapat menguntungkan terhadap perkembangan pribadinya. Tetapi kalau kegiatan anak terlalu banyak maka akan terganggu belajarnya, karena ia tidak bisa mengatur waktu. Media Massa, yang dimaksud dalam media massa adalah bioskop, radio, TV, surat kabar, buku- buku, komik. Dan lain-lain. Media massa yang baik akan memberi pengaruh yang baik terhadap anak dan juga terhadap belajarnya. Sebaliknya media massa yang jelek juga berpengaruh jelek terhadap anak . Selain itu pengaruh dari teman bergaul anak lebih cepat masuk dalam jiwanya. Teman yang baik membawa kebaikan, seperti membawa belajar bersama, dan teman pergaulan yang kurang baik adalah yang suka begadang, pecandu rokok, minum-minum maka berpengaruh sifat buruk juga. Bentuk kehidupan masyarakat, yakni apabila kehidupan masyarakat yang terdiri dari orang- orang berpendidikan, terutama anak-anaknya rata-rata bersekolah tinggi dan moralnya baik. Masyarakat yang terdiri dari orang-orang tidak terpelajar, penjudi, suka mencuri dan mempunyai kebiasaan yang tidak baik, akan berpengaruh jelek kepada anak yang berada dilingkungan itu (Sugihartono, 2013) Pandangan peneliti apabila dalam kehidupan masyarakat yang terdiri dari orang-orang berpendidikan, terutama anak-anaknya rata- rata bersekolah tinggi dan moralnya baik anak dalam lingkunganya akan berpengaruh fositif terhadap konsentrasi belajar, akan tetapi pada masyarakat yang terdiri dari orang-orang tidak terpelajar, penjudi, suka mencuri dan mempunyai kebiasaan yang tidak baik, akan berpengaruh negatif terhadap kepada anak sehingga dapat mempengaruhi konsentrasi belajar menjadi kurang fokus terhadap pelajaran yang diajarkan oleh guru di sekolah. Nutrisi Sarapan Pagi yang mempengaruhi Konsentrasi Belajar Di SMP Negeri 45 Bandung Didapatkan hasil penelitian sebagian besar konsentrasi belajar pada siswa dipengaruhi oleh asupan nutrisi yang tidak sarapan pagi yaitu 57,8%. Anak tidak melakukan sarapan pagi di rumah hal tersebut dipengaruhi oleh orang tua yang tidak selalu dan setiap saat tidak menyiapkan sarapan pagi di rumah karena para orang tua tersebut sibuk dalam pekerjaan di luar rumah sehingga ia tidak sempan untuk menyediakan sarapan pagi untuk anaknya, dan anak lebih memilih jajan di luaran yaitu lingkungan sekolah. Sejalan dengan hasil penelitian Andriane (2016) tentang Pengaruh Kebiasaan Sarapan dengan Prestasi Belajar pada Anak Kelas 4 dan 5 SD Pertiwi Kota Bandung Tahun 2016. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat Pengaruh yang signifikan (p<0,05) antara kebiasaan sarapan dengan prestasi belajar. Tidak sejalan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Ismanto (2016) hasil penelitianya menyatakan tidak ada Pengaruh antara pengetahuan sarapan pagi dengan prestasi belajar anak, dengan pengetahuan sarapan pagi berada pada kategori baik dan memiliki prestasi belajar baik Menurut Kemenkes RI (2015) Kebiasaan sarapan merupakan asupan nutrisi yang dapat mempengaruhi konsentrasi belajar yaitu hendaknya di pertahankan dalam setiap orang. Makan pagi dapat menyumbang seperempat dari kebutuhan gizi sehari yaitu sekitar 450- 500 kalori dengan 8-9 gram protein. Kebiasaan makan pagi termasuk dalam dasar gizi seimbang. Bagi anak di SMP makan pagi dapat meningkatkan konsentrasi belajar dan mudah menyerap pelajaran sehingga meningkatkan Konsentrasi Belajar (Kemenkes, 2015). Hasil kuesioner didapatkan dari jawaban responden paling banyak jawaban yang tidak artinya anak tidak melakukan sarapan pagi di rumah sebelum berangkat sekolah, rata-rata anak melakukan sarapan jam 10.00 waktu istihat belajar. Menurut pandangan peneliti bahwa kebiasaan sarapan seseorang mempunyai pengaruh terhadap prestasi belajar yang akan didapat, karena sarapan menyediakan energi yang dibutuhkan dalam kegiatan belajar. Sarapan dapat meningkatkan konsentrasi, daya ingat, dan kemampuan memecahkan masalah dalam proses belajar yang pada akhirnya akan mempengaruhi prestasi belajar.
  • 10. 55STIKes Dharma Husada Bandung SIMPULAN 1. Konsentrasi belajar pada anak di SMP negeri 45 Bandung didapatkan dari 102 siswa menunjukan sebagian besar 29,4% yaitu kurang. 2. Sebagian besar 82,4% menunjukan lingkungan fisik kurang baik terhadap konsentrasi belajar 3. Hampir seluruhnya 98,0% bahwa konsentrasi belajar pada siswa dipengaruhi oleh guru 4. Sebagian besar konsentrasi belajar pada siswa dipengaruhi oleh masyarakat yang tidak baik yaitu 65,7% 5. Sebagian besar konsentrasi belajar pada siswa dipengaruhi oleh asupan nutrisi yang tidak sarapan pagi yaitu 57,8% Saran 1. Bagi Pihak Sekolah Diharapkan untuk pihak sekolah dapat mengembangkan potensi guru yang lebih displin terhadap pembelajaran di kelas, sehingga anak dapat mempersiapkan diri untuk menerima materi pembelajaran yang akan disampaikan dan dapat meningkatan konsentrasi belajar. 2. Bagi Anak Diharapkan bagi anak untuk dapat membiasakan dalam melakukan sarapan pagi di rumah, karena dengan sarapan pagi merupakan asupan nutrisi yang dapat mempengaruhi konsentrasi belajar di sekolah. 3. Bagi Penelitian Selanjutnya Diharapkan bagi peneliti selanjutnya agar menemukan fenomena yang lain terkait konsentrasi belajar pada anak diantaranya pengaruh penyuluhan terhadap kebiasaan sarapan pagi, sehingga nantinya anak yang tidak melakukan sarapan dapat membiasakannya sarapan pagi di rumah. DAFTAR PUSTAKA Adi, 2015. Gizi Anak Sekolah. Jakarta.Kompas. Anwar Prabu, 2013. Perkembangan Intelegensi Anak dan Pengukuran IQnya, (Bandung : Angkasa Bandung Almatsier, 2013. Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta : Garmedia Pustaka Utama Almatsier, 2014. Prinsip dasar ilmu gizi. Edisi Revisi Jakarta : Garmedia Pustaka Utama Anas, 2010. Hubungan Kalori Sarapan Dengan Kemampuan Konsentrasi Anak Usia Sekolah Di SD Negeri 3 Canggu Diakses dari http://ojs.unud.ac.id/index.php/co ping. Diakses pada tanggal 20 November 2016. (Jurnal Tersedia Online) Anwar,2013. Sumber Daya Manusia,. Cetakan Ke Tujuh PT. Remaja Rosdakarya, Bandung. Arikunto, 2014. Prosedur penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. (Edisi. Revisi). Jakarta : Rineka Cipta. Azwar, 2009. Metode Penelitian . Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Bukhari Umar. Baharudin, 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar- Ruzz Media. D.V Harris dan B.L Harris (1998) dalam jurnal Puspaningrum, 2013. modul Grid Concentration Exercise. Penilaian Konsentrasi Belajar. Dimyati, 2013. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta. Elizabeth, 2013. Manfaat Sarapan Pagi bagi Anak. PT. Rajagrafindo. Jakarta. Elnovriza, 2008. Hubungan Kebiasaan Sarapan Pagi dan Jajan dengan Status Gizi Anak Sekolah Dasar.
  • 11. 56 56STIKes Dharma Husada Bandung Engkoswara, 2012. Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Giam, 2012. Faktor Gizi terhadap konsentrasi pada anak. Jakarta. EGC. Hakim, 2012. Mengatasi Gangguan Konsentrasi. Jakarta: Puspa Swara. Hidayat, 2014. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika. Jetvig, 2010. Sarapan Pagi. Jakarta. EGC Kemenkes, 2014. Peningkatan Konsentrasi Belajar. Khomsan, 2010. Sarapan Sehat Dan Unsur Empat Sehat Lima Sempurna. Jakarta. EGC Khomsan, 2012. Sarapan Sehat Dan Unsur Empat Sehat Lima Sempurna. Edisi Revisi Jakarta. EGC Leo, 2015. Hubungan Sarapan Pagi Dengan Konsentrasi Siswa Di Sekolah. Diakses dari http://ejournal.unesa.ac.id/article/ 17369/68/article.pdf. Diunduh pada tanggal 20 November 2016. (Jurnal Tersedia Online) Moehji, 2009. Ilmu Gizi 1 Pengetahuan Dasar Ilmu Gizi. PT Bhratara Niaga Media. Jakarta. Muhilal & Damayanti, 2006. Gizi Anak dan Remaja. EGC. Jakarta. Notoatmodjo, S. 2012. Pengantar Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Andi Offset. Yogyakarta. Nugroho, 2013. Belajar Mengatasi Hambatan Belajar. Surabaya: Prestasi Pustaka. Pendiknas, 2014. Perwujudan Tujuan Pendidikan.2014 Purnakarya, 2010. Pengaruh Zat Gizi pada Prestasi. Jakarta. Riyanto, 2011. Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Nuha Medika. Yogyakarta. Rohani, 2010. Pengelolaan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta. Rohayati, 2013. Perilaku Makan Pagi dan Jajan Anak Sekolah Penerima PMTAS Di Daerah Pantai dan Pegunungan provinsi Nusa Tenggara Timur. Diunduh dari http://dokumen.tips/documents/p mtas.html. Diakses pada tanggal 20 November 2016 (Jurnal tersedia Online) Sardiman, 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar: Bandung, Rajawali Pers Slameto,2015. Belajar dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta. Sediaoetama, 2013. Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi. Jilid I. Jakarta: Dian Rakyat Soemantri, 2013. Pengaruh Suplementasi Tablet Besi Dan Vitamin C Terhadap Peningkatan Kadar Hemoglobin Pada Siswa. Diunduh dari http://lib.unnes.ac.id/2478/1/3435 .pdf. Diakses pada tanggal 12 Oktober 2016. (Jurnal Tersedia Online)
  • 12. 57 57STIKes Dharma Husada Bandung Sopyudin, 2013. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan: Deskriptif,. Bivariat, dan Multivariat. Edisi 5. Jakarta : Salemba Sugiyono, 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Methods). Bandung : Alfabeta Sumadi Suryabrata, 2010. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Supariasa, 2012. Penilaian Status Gizi. Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Supriadi, 2015. Modul Keperawatan Komunitas. Tidak Diterbitkan. Surya, 2013. Konsentrasi Belajar. Jakarta. Salemba. Susanto, 2006. Membangun Kompetensi Belajar. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Syaiful Bahri, 2015. Psikologi Belajar, Jakarta : Rineka Cipta. Tonienase, 2012. Sistem Tutoring sebagai Upaya Perbaikan Hasil Belajar. Jakarta. EGC W.S.Winkel, 2012. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta : Media Abadi. Yusnalaini, 2014. Gizi dan Kesehatan. Graha Ilmu. Yogyakarta