4. http://priyambodo71.wordpress.com 4
Pendahuluan
LANDASAN FILOSOFI
Mutu obat tidak hanya sekedar lulus dari serangkaian pengujian,
tetapi yang sangat penting adalah bahwa mutu obat HARUS
DIBENTUK KE DALAM (built in) produk tersebut.
Untuk menjamin mutu suatu obat TIDAK CUKUP HANYA
mengandalkan pada suatu pengujian tertentu saja (mis. Hanya
produk akhir). Namun SELURUH PROSES harus dikendalikan
dan dipantau secara cermat
Mutu suatu Obat tergantung pada :
Bahan awal dan Bahan Pengemas
Proses Pembuatan dan Pengawasan Mutu
Bangunan/sarana produksi
Mesin dan Peralatan
Personalia yg terlibat dalam pembuatan obat
CPOB merupakan pedoman yang bertujuan untuk menjamin obat
dibuat secara konsisten, memenuhi syarat yg telah ditetapkan,
dan sesuai dgn tujuan penggunaannya.
CPOB mencakup Produksi dan Pengendalian Mutu
6. Pertama: jaminan konsistensi produksi yang
dapat menghasilkan produk dengan jaminan mutu
sepanjang ‘masa hidup’ produk tersebut,
Kedua: adanya standar dan persyaratan
berdasarkan kajian risiko yang harus dipenuhi
mulai dari bahan awal, selama proses dan akhir
produksi serta sesudah dipasarkan, dan,
Ketiga: adanya komitmen dan persamaan
persepsi dari semua pihak yang terkait, baik dari
sisi profesional dan pimpinan industri farmasi,
maupun dari sisi regulator.
Prinsip penerapan CPOB
7. 7
Aspek CPOB : 2012
1. Manajemen Mutu
2. Personalia
3. Bangunan dan Fasilitas
4. Peralatan
5. Sanitasi dan Higiene
6. Produksi
7. Pengawasan Mutu
8. Inspeksi Diri, Audit Mutu Dan Audit &
Persetujuan Pemasok
9. Penanganan Keluhan terhadap Produk dan
Penarikan Kembali Produk
10. Dokumentasi
11. Pembuatan dan Analisis Berdasarkan Kontrak
12. Kualifikasi dan Validasi
8. http://priyambodo71.wordpress.com 8
Annexes
1. Pembuatan Produk Steril
2. Produksi Produk Biologi
3. Pembuatan Gas Medisinal
4. Pembuatan Inhalasi Dosis Terukur Bertekanan
(Aerosol)
5. Pembuatan Produk Darah
6. Pembuatan Obat Investigasi untuk Uji Klinis
7. Sistem Komputerisasi
8. Cara Pembuatan Bahan Baku Aktif Obat yang Baik
9. Pembuatan Radiofarmaka
10. Penggunaan Radiasi Pengion Dalam Pembuatan
Obat
11. Sampel Pembanding dan Sampel Pertinggal
11. http://priyambodo71.wordpress.com 11
Prinsip:
Industri Farmasi Memberikan Jaminan Khasiat,
Keamanan dan Mutu Produk yang dihasilkan agar sesuai
dengan tujuan penggunaannya.
Diperlukan Manajemen Mutu yang didesain secara
menyeluruh dan diterapkan dengan benar.
Manajemen Mutu merupakan suatu aspek fungsi
manajemen yg menentukan dan mengimplementasikan
Kebijakan Mutu,
Kebijakan Mutu, adalah pernyataan formal dan tertulis
dari manajemen puncak suatu industri farmasi, yang
menyatakan arahan dan komitmen dalam hal mutu produk.
Quality Management
12. http://priyambodo71.wordpress.com
Contoh Kebijakan Mutu Perusahaan
Kebijakan Mutu PT. Berlico Mulia Farma
PT. Berlico Mulia Farma didirikan dengan sebuah misi kemanusiaan, guna
meningkatkan tingkat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat melalui
produk-produk yang berkualitas tinggi dengan harga ekonomis
Kami menyadari bahwa perusahaan mempunyai tanggung jawab terhadap para
pemakai produk kami, oleh sebab itu produk yang kami hasilkan harus
senantiasa memenuhi kualitas yang dipersyaratkan, aman bagi penggunanya
dan efektif sesuai dengan tujuan pemakaiannya.
Kami berkomitmen untuk membentuk kualitas pada tiap tahap, mulai dari
desain produk, melalui pemilihan dan pembelian bahan, pembuatan obat dan
pengawasan mutu dan penyimpanan dan distribusinya sesuai dengan
persyaratan CPOB Terkini.
Mutu produk dapat kami tegakkan dengan senantiasa menggunakan bahan
awal yang telah memenuhi spesifikasi, proses produksi dan pengawasan mutu
yang telah tervalidasi, bangunan dan sarana penunjang yang terkualifikasi,
mesin dan peralatan yang terkualifikasi serta karyawan dan operator yang
terlatih dengan terencana dan berkesinambungan.
Yogyakarta, 1 Januari 2007
Direktur Utama
13. http://priyambodo71.wordpress.com 13
Untuk dapat melaksanakan Kebijakan Mutu, dibutuhkan 2
Unsur Dasar, yaitu :
Infrastruktur atau Sistem, mencakup struktur Organisasi,
Prosedur, Proses dan Sumber Daya
Tindakan sistematis diperlukan untuk mendapat kepastian
dengan tingkat kepercayaan yang tinggi, sehingga produk
yang dihasilkan akan selalu memenuhi persyaratan yang
telah ditetapkan Pemastian Mutu (Quality
Assurance/QA)
Quality Management
14. http://priyambodo71.wordpress.com 14
Konsep Quality Management
Manajemen Mutu Memberikan arahan kebijakan tentang mutu
Pemastian Mutu
Tindakan sistematis untuk melaksanakan
Sistem mutu
CPOB
Pengawasan Mutu
Menghindarkan atau meminimalkan resiko yg
tidak dapat dideteksi melalui serangkaian
tes, misalnya kontaminasi dan tercampurnya
produk (Cross contamination & Mix-up)
Bagian dari CPOB yg fokus pada
pelaksanaan pengujian lingkungan, fasilitas,
bahan, komponen dan produk sesuai dg
standar
15. http://priyambodo71.wordpress.com 15
Quality Assurance (QA)
QA (Quality Assurance) adalah suatu konsep yang luas yang
mencakup semua aspek yang secara kolektif maupun individual
mempengaruhi mutu, dari konsep design hingga product
tersebut ditangan konsumen
(all aspect that collectively or individually influence product quality
from design concept to consumer use)
QA – TOTAL ASPECT – INCLUDES (e.g.) PRODUCT DESIGN & DEVELOPMENT
GMP – All Aspect of Manufacture, a.l :
PURCHASING
PRODUCTION
ENGINEERING
QC
QA
G.C.P.
G.D.P.
G.L.P.
16. Quality Assurance (QA)
QA merupakan :
Pola pikir (an attitude of mind)
Kerja team (a team work)
Tanggung jawab SETIAP ORANG dalam perusahaan
(everyone responsibility in the company)
c-GMP mengamanatkan, Bagian/Departemen QA berperan
sebagai “polisi” yang mandiri untuk memantau keseluruhan
proses pembuatan obat mulai dari pembelian bahan hingga
distribusi obat jadi
17. http://priyambodo71.wordpress.com 17
Quality Management System
Pengelolaan menyeluruh seluruh komponen (sumber daya) dalam industri
agar tujuan mutu, yaitu jaminan terhadap khasiat, keamanan dan mutu
produk tercapai Quality Management System
JAMINAN
Khasiat
Keamanan
Mutu
Dalam organisasi industri farmasi, bagian Pemastian Mutu menggulirkan
Sistem Mutu dari perusahaan dan memastikan penerapan CPOB dalam
setiap langkah pembuatan obat
Tujuan
18. http://priyambodo71.wordpress.com 18
Quality Management System
Ruang lingkup (scope) QMS
Struktur organisasi mutu pemisahan kewenangan/fungsi QA
(Pemastian Mutu) dengan QC (Pengawasan Mutu)
Personalia Kualifikasi dan Program Pelatihan termasuk program
Sanitasi & Hygiene
Sistem Dokumentasi
Sistem Pelulusan Batch
Penanganan terhadap perubahan, penyimpangan dan prosedur
pengolahan ulang
Kualifikasi dan Validasi Rencana Induk Validasi, Protokol & Laporan
Validasi
Program Inspeksi diri & Audit Mutu
Penanganan Keluhan terhadap produk, Penarikan kembali produk,
dan Produk Kembalian
19. http://priyambodo71.wordpress.com 19
Pengkajian Mutu Produk
Tujuan :
Untuk membuktikan KONSISTENSI proses, kesesuaian dari
spesifikasi bhn awal, bhn pengemas dan obat jadi;
Melihat TREN;
Mengidentifikasi perbaikan yg diperlukan untuk produk dan
proses
Pengkajian Mutu Produk dilakukan secara berkala
Pengkajian Produk Tahunan (PPT)
PPT dilakukan terhadap SEMUA produk/obat yg dibuat
dalam satu tahun lebih dari 3 batch/tahun
PPT dilakukan oleh bagian Penjaminan Mutu (QA), dibantu
oleh Bagian Pengawasan Mutu dan Bagian Produksi
20. http://priyambodo71.wordpress.com 20
Pengkajian Mutu Produk
Aspek-aspek yg harus diperhatikan :
Jumlah bets yg dibuat dalam 1 tahun
Jumlah dan prosentase (%) yg ditolak/diproses ulang dan bila
ada bets yg bermasalah
Hasil dari pengujian analisa dan mikrobiologi dari produk akhir
dan/atau pemeriksaan selama proses serta pemantauan
lingkungan (terutama untuk produk steril)
Status validasi proses
Penyimpangan dan hasil dari penyelidikan terhadap
penyimpangan
Keluhan produk yg diterima
Teguran kritis dari Pemerintah (BPOM)/penarikan kembali obat
jadi
Data Stabilitas (termasuk masalah stabilitas produk yang
potensial)
21. http://priyambodo71.wordpress.com 21
Manajemen Resiko Mutu
Manajemen Resiko Mutu adalah Suatu proses sistematis
untuk melakukan penilaian, pengendalian dan pengkajian
resiko terhadap mutu suatu produk.
Aplikasi : Proaktif atau Retrospektif
Tujuan :
memastikan bahwa evaluasi terhadap mutu dilakukan
berdasarkan pengalaman secara ilmiah, pengalaman
dengan proses dan pada akhirnya terkait pada
perlindungan pasien
Pelaksana : QA Manager
22. Manajemen Risiko Mutu (QRM)
Sebuah proses sistematis untuk,
mengontrol, mengkomunikasi, menilai, dan
mengkaji resiko terhadap kualitas produk
obat selama siklus hidup produk.
Manajemen risiko mutu adalah sebuah
proses yang mendukung pengambilan
keputusan berbasis ilmu pengetahuan dan
pengetahuan praktis yang diintegrasikan ke
dalam sistem mutu
24. http://priyambodo71.wordpress.com 24
Personalia
Syarat Personnel yg terlibat dalam pembuatan Obat:
Sehat, dibuktikan dgn pemeriksaan kesehatan fisik dan mental
pada saat perekrutan dan dilakukan secara berkala, terutama
untuk personalia yg bekerja di bagian produksi, pengawasan
mutu (QC), petugas kebersihan, dan teknisi dari mulai
karyawan biasa hingga tingkat manajerial
Kualified dan berpengalaman,
Personnel Kunci :
Kepala bagian Produksi
Kepala bagian Pengawasan Mutu
Kepala bagian Penjaminan Mutu
Masing-masing harus “independen” (tdk saling bertanggung jawab),
diberi kewenangan penuh dan sarana yg memadai untuk dpt
melaksanakan tugasnya secara efektif
Jumlah personnel memadai
25. http://priyambodo71.wordpress.com 25
Personnel Kunci
Kepala Bagian Produksi
Kualifikasi
Harus seorang Apoteker Terdaftar (Registered Pharmacist)
Pengalaman praktis Min. 5 tahun bekerja di bagian Produksi
Obat
Memiliki pengalaman dan pengetahuan mengenai peralatan
yang digunakan dalam pembuatan obat
Menguasai CPOB
Penguasaan Bahasa Inggris dengan baik
Ketrampilan kepemimpinan (tersertifikasi)
Tugas Utama
Bertanggung-jawab atas pelaksanaan pembuatan obat agar obat
yang dibuat memenuhi spesifikasi kualitas yang telah ditetapkan
dan dibuat sesuai dengan peraturan CPOB dalam batas dan
biaya yang telah ditetapkan
26. http://priyambodo71.wordpress.com 26
Kepala Bagian Pengawasan Mutu (QC)
Kualifikasi
Harus seorang saintis dalam IPA, diutamakan Apoteker
Pengalaman praktis Min. 5 tahun bekerja dalam laboratorium
analisis kimiawi, pengujian mikrobiologi dan bahan pengemas.
Memiliki pengalaman dalam menyiapkan peralatan
laboratorium dan menggunakan metode termutakhir
Memiliki kemampuan dalam menyiapkan metode analisis.
Memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam CPOB, In
Process Control (IPC), dan pengujian stabilitas.
Penguasaan Bahasa Inggris dengan baik
Ketrampilan kepemimpinan (tersertifikasi)
Tugas Utama
Meluluskan atau menolak bahan awal, bahan pengemas dan
produk ruahan menurut spesifikasi yang telah ditetapkan
27. http://priyambodo71.wordpress.com 27
Kepala Bagian Pemastian Mutu (QA)
Kualifikasi
Harus seorang Apoteker Terdaftar
Pengalaman praktis Min. 5 tahun bekerja di industri farmasi.
Memiliki pengalaman dan pengetahuan di bidang pembuatan obat serta
pengujian fisis dan analisa kimia
Memiliki pengetahuan mengenai peralatan yang digunakan dalam
pembuatan obat dan laboratorium terkini.
Memiliki pengetahuan mengenai CPOB baik nasional maupun internasional
Penguasaan Bahasa Inggris dengan baik
Ketrampilan kepemimpinan (tersertifikasi)
Tugas Utama
Memantau kinerja sistem mutu dan prosedur serta menilai efektifitasnya dan
mendorong perbaikan
Melakukan penilaian terhadap keluhan teknik farmasi dan mengambil
keputusan serta tindakan atas hasil penilaian, bila perlu bekerja sama dengan
pihak lain.
Memastikan penyelenggaraan Program Validasi
Memastikan pengelolaan penyimpangan, penerapan sistem pengendalian
dan perubahan
Melakukan Pelulusan atau Penolakan akhir/obat jadi
28. http://priyambodo71.wordpress.com 28
Personalia
Tanggung Jawab QA Manager
Merumuskan dan menetapkan Kebijakan Mutu (quality policy) perusahaan
Merumuskan dan menetapkan Sistem Manajemen Mutu (Quality
Management System) perusahaan
Melakukan overview (pengkajian) dan menyetujui seluruh sistem
dokumentasi perusahaan (Protap, spesifikasi, master batch, batch record,
protokol dan laporan validasi, program kalibrasi, audit lingkungan, dll)
Melakukan evaluasi terhadap materi pelatihan karyawan, terutama yang
terkait dengan CPOB
Bertanggung jawab terhadap program Inspeksi diri maupun external
inspection (thd pemasok, contract manufacture, etc)
Melakukan pengkajian dan persetujuan terhadap perubahan proses, bahan
maupun metode serta menyetujui seluruh perubahan sebelum diterapkan
Menyusun dan menetapkan sistem pelulusan bahan awal, produk antara, dan
obat jadi
Memberikan persetujuan terhadap laporan penyimpangan.
32. http://priyambodo71.wordpress.com 32
Struktur Organisasi Industri Farmasi
President Director
HRD Manager Finance ManagerPlant Manager Marketing Manager
Production
Manager
Technical
Manager
R&D Manager QC/Lab
Manager
QA ManagerPPIC Manager
Production
Supervisor
Packaging
Supervisor
Validation Off.
Int. Auditor
Product dev.
Packaging dev.
Registration Off.
Lab. Supervisor
Microbiology
IPC Spv. Product Stability
Model D
33. http://priyambodo71.wordpress.com 33
Pelatihan
Seluruh Personil yang oleh karena tugasnya harus berada di area Produksi,
Gudang dan Laboratorium HARUS mendapat pelatihan
Program & materi Pelatihan disiapkan oleh masing-masing Kepala Bagian
dan dikoordinasikan oleh QA Manager
Program Pelatihan mencakup :
Materi umum
CPOB Dasar (mikrobiologi dan higiene perorangan)
CPOB Spesifik (terutama untuk yg bekerja di bagian produksi steril)
Pemahaman semua PROTAP, Metode Analisa, dan prosedur lain
Pengetahuan mengenai sifat bahan/produk, cara pengolahan dan pengemasan
Harus dibuat “Catatan Pelatihan” untuk setiap karyawan
34. http://priyambodo71.wordpress.com 34
Materi Pelatihan
Materi Umum:
Pengenalan Perusahaan : Sejarah perusahaan, Struktur Organisasi,
Peraturan/Tata Tertib Pabrik, dll
Pengenalan Produk
Uraian Tugas Karyawan ybs.
Pengenalan Pabrik/tempat kerja
CPOB Dasar
Kekhususan industri farmasi
Higiene Perorangan : Pakaian kerja & kelengkapan (masker, tutup kepala,
sarung tangan, dsb.), Cuci tangan, Ketika sakit, dsb.
Kebersihan secara umum
Keselamatan & Kesehatan Kerja (K-3)
P3K
Penanganan Bahan Berbahaya
Penanggulangan Kebakaran
Pelatihan Khusus (misal penanganan produk steril, penisilin, dll)
Pelatihan di Tempat
Pelatihan Tambahan