Teks tersebut membahas cara-cara untuk mendeteksi berita hoax dengan memeriksa sumber berita, mengecek kebenaran fakta, melaporkan berita hoaks, serta menggunakan aplikasi khusus untuk mengidentifikasi berita hoaks.
2. Pemahaman hoax menurut wikipedia adalah sebuah
pemberitaan palsu usaha untuk menipu atau
mengakali pembaca/pendengarnya untuk
mempercayai sesuatu, padahal pencipta berita palsu
tersebut tahu bahwa berita tersebut adalah palsu.
Salajh satu contoh umum adalah mengklaim suatu
barang atau kejadian dengan suatu sebutan yang
berbeda dengan barang/kejadian sejatinya. Hoax
adalah suatu kata yang digunakan untuk menunjukan
pemberitaan palsu atau usaha untuk menipu atau
mengakali pembaca/ pendengar untuk mempercayai
suatu yang biasanya digunakan dalam forum internet
seperti FB, twetter, blog dan yang paling sering
adalah forum kaskus
3. Fakta adalah keadaan, kejadian, atau peristiwa yang benar
dan bisa
dibuktikan. Termasuk di dalamnya ucapan pendapat atau
penilaian orang atas
sesuatu. Dalam kode etik jurnalistik, pasal 3 ayat (30)
dijelaskan antara lain,
“…di dalam menyusun suatu berita, wartawan Indonesia
harus membedakan
antara kejadian (fact) dan pendapat (opini) sehingga tidak
mencampuradukkan
yang satu dengan yang lain untuk mencegah penyiaran
berita-berita yang
diputarbalikkan atau dibubuhi secara tidak wajar.”
4. Fakta atau faktual
Teks berita harus berisi fakta atau peristiwa nyata. Bila kejadian yang
disampaikan bukan fakta, maka hal tersebut tidak dapat disebut
sebagai berita.
Dalam membuat sebuah teks berita, baik itu berita tentang politik,
pendidikan ataupun contoh teks berita yang lainnya, kita harus
menulis sesuai dengan pedomannya agar yang dihasilkan
menarik dan tentunya sejalan dengan koridor yang ada.
Rumus dalam menulis berita bagi seorang wartawan ataupun
pembaca berita adalah 5 W + 1 H. Apakah kepanjangan 5W1H
itu? Mungkin sebagian dari kalian sudah tahu apa kepanjangan
dari 5 W + 1 H.
Sebenarnya itu merupakan singkatan dari pertanyaan dalam
bahasa inggris seperti : what, where, when, who, why dan how.
Dan jika diartikan ke dalam bahasa indonesia menjadi apa,
dimana, kapan, siapa, mengapa dan bagaimana.
What : Menanyakan apa yang di informasikan
Where : Dimana peristiwa itu terjadi
When : Kapan peristiwa itu terjadi
5. penampakan awan berbentuk naga di langit ciawi
Pada Jumat, 21 Desember 2012, Detikcom menurut berita cukup menghebohkan,
“Awan Berbentuk Ular Naga Menggantung di Langit Ciawi”. Diilustrasikan,
gumpalan awan membentuk ular naga, lengkap dari badan hingga kepala, seolah
hendak menerkam mangsa. Peristiwa itu terjadi di arah tol jagorawi menuju
Puncak, Jumat (21/12/2012) sekitar pukul 17.15 WIB. Gumpalan awan aneh itu
muncul secara tiba-tiba usai hujan deras.
Sontak fenomena alam menabjubkan itu menghebohkan warga dunia maya dan
beredar luas melalui BBM. Namun sejam kemudian Detikcom meralat dan
mengakui bahwa berita itu hanya Hoax, apalagi banyak warga setempat mengaku
tak tahu menahu dengan kejadian tersebut.
6. Banjir
Sungai Ciliwung Meluap, 2 Desa Terendam Banjir Setinggi 3 Meter
Terjadi banjir bandang disekitar sungai ciliwung, banjir tersebut
diduga karena hujan yang turun sangat deras dari jam 19.00 WIB
hingga pagi jam 09.00 WIB. 2 Desa terendam dan banyak keluarga
yang mengungsi di kampung sebelah.
Sekitar 137 kepala keluarga kehilangan tempat tinggalnya karena
banjir. Pemerintah segera memberikan bantuan berupa tempat
pengungsian air bersih, makanan, minuman, obat-obatan dan pakaian.
Sebelumnya juga pernah terjadi banjir di desa ini sekitar dua tahun
yang lalu, tetapi banjir tahun ini lebih besar dibandingkan dengan
tahun kemarin. Salah satu penyebabnya juga diduga karena kebiasaan
masyarakat sekitar yang membuang sampah sembarangan di sungai
ciliwung sehingga terjadi banjir ketika musim hujan datang.
7.
8. Pertama, perhatikan judul pada artikel. Jika judulnya provokatif, segera cek kebenaran
informasi yang disampaikan dengan membaca artikel dari sumber lain. Di sini warga
bisa memanfaatkan mesin pencari Google untuk melakukan pengecekan.
Kedua, cek sumber beritanya. Pastikan apakah medianya kredibel atau tidak. Septiaji
mengimbau agar warga meninggalkan berita hoax jika berasal dari media tak kredibel
dan baca konten dari media yang terpercaya.
Pada tahap ini, warga juga bisa mengecek tautan (link) berita tersebut. Pastikan link itu
berasal dari media yang kredibel, karena terkadang penjahat siber membuat alamat
domain yang mencatut sebuah nama media massa besar, hanya saja domainnya tidak
akurat.
Ketiga, cek fotonya. Bukan tidak mungkin penjahat siber membuat konten hoax dalam
bentuk foto. Jika ditemukan hal macam ini, warga bisa melakukan download atau
screenshot foto itu, kemudian melakukan pencarian berbasis gambar dengan Google
Images.
Dari sana akan muncul sejumlah gambar serupa. Di sini warga bisa melakukan
penelusuran sumber serta cerita asli dari foto tersebut. Jika terbukti telah terjadi
manipulasi gambar dengan tujuan menyesatkan, lebih tidak usah membagikan ulang
konten hoax tersebut.
9. Keempat, jika masyarakat mengalami kebingungan mengenai suatu
berita, silahkan bergabung dengan grup anti konten hoax yang ada di
Facebook, seperti grup Forum Anti Fitnah, Hasut dan Hoax. Para
relawan dalam grup ini akan dengan senang hati menjawab setiap
pertanyaan masyarakat.
Kelima, masyarakat bisa mengunjungi www.data.turnbackhoax.id
atau memanfaatkan aplikasi Turn Back Hoax di browser Chrome
untuk mencari sebuah berita itu hoax atau benar berdasar fakta.
Layanan ini juga bisa dimanfaatkan oleh masyarakat untuk melapor
berita yang menyesatkan.
10. Melebih-lebihkan peristiwa
Berita hoax seringkali bernada negatif. Entah menyerang pemerintahan,
menghujat suatu kaum, atau menjelek-jelekkan sesuatu dengan dalih
keagamaan. Tapi, berita hoax tidak selalu bernada negatif. Ada juga
berita hoax yang tersebar dengan melebih-lebihkan suatu peristiwa tertentu
yang sedang booming. Misalnya, ketika kamu diiming-imingi aplikasi yang
dapat melihat siapa saja yang orang yang kepo Facebook kamu. Hal tersebut
terbukti tidak benar dan kamu malah akan masuk ke jebakan mereka yang
ingin mencuri data akun Facebook kamu.
Lihat kata yang dipakai
Biasanya, untuk mengelabuhi seseorang, berita palsu sering menyisipkan kata-
kata pemicu yang dapat membuat orang tertarik untuk membacanya, seperti
menakjubkan, awas, luar biasa, heboh, dan sebagainya.
Judul menggunakan harapan yang akan terjawab
Informasi-informasi semacam ini pasti kamu sering melihatnya di Facebook.
Ada saja teman kamu yang menshare atau ikut komentar yang akhirnya artikel
tersebut masuk ke timeline kamu.
Ciri yang dimaksud ialah penggunaan kata-kata pemberi harapan atau doa
meskipun info yang dimaksud belum benar adanya. Contohnya seperti kamu
diajak untuk ikut berkomentar 'Amin' atau mengetik angka-angka tertentu.
Misalnya "Ketik angka 9 lalu lihat pohonnya akan mengeluarkan sesuatu", atau
"Ketik Amin maka anak ini akan selamat dari perang", dan sebagainya.
11. Waspada ajakan "sebarkan"
Hati-hati kalau sudah mendapatkan broadcast message tentang apa pun yang
ujung-ujungnya diakhiri dengan tulisan, “sebarkan!”. Biasanya “berita”
semacam ini berupa nasihat, imbauan, sampai “dakwah” yang didukung
dengan kutipan ayat-ayat tertentu agar kamu meyakini kebenarannya.
Biarpun ada kutipan ayatnya, bukan berarti kamu terbuai untuk tidak
mengecek kebenarannya. Intinya, kalau sudah ada yang bilang sebarkan,
kamu jangan asal menyebarkan, cek terlebih dahulu kebenarannya.
Tidak logis
Isinya sering bertentangan dengan logika umum dan ilmu pengetahuan. Bisa
juga terdapat kontradiksi dengan fakta yang sudah umum diketahui. Intinya
kamu akan dibuat lebih penasaran dan seakan terbawa dengan informasi
tersebut.
Cek kebenaran gambar
Sama seperti hoax pada uraian tulisan, ciri utama foto hoax yaitu foto tersebut
hanya diambil pada satu sudut pandang. Ciri foto hoax apabila dicari di google
maka hanya akan ditemukan gambar yang sama yang di dipotret pada sudut
yang sama alias foto tersebut aslinya hanya ada satu saja.
Sebagian besar foto hoax telah dimodifikasi menggunakan photoshop agar
tampak meyakinkan. Selain itu foto hoax biasanya memanfaatkan nama
tempat, agama, suku, kelompok, simbol, perkumpulan, perusahaan ataupun
nama negara tertentu agar lebih menyakinkan.
12. Hati-hati dengan judul provokatif
Berita hoax kerapkali membubuhi judul sensasional yang provokatif,
misalnya dengan langsung menudingkan jari ke pihak tertentu. Isinya pun
bisa dicomot dari berita media resmi, hanya saja diubah-ubah agar
menimbulkan persepsi sesuai yang dikehendaki sang pembuat hoax.
Karena itu, apabila menjumpai berita denga judul provokatif, sebaiknya
cari referensi berupa berita serupa dari situs online resmi, kemudian
bandingkan isinya, apakah sama atau berbeda. Dengan begini, setidaknya
pembaca bisa memperoleh kesimpulan yang lebih berimbang.
Cermati alamat situs
Untuk informasi yang diperoleh dari website atau mencantumkan link,
cermatilah alamat URL situs dimaksud. Apabila berasal dari situs yang
belum terverifikasi sebagai institusi pers resmi -misalnya
menggunakan domain blog, maka informasinya bisa dibilang
meragukan.
Menurut catatan Dewan Pers, di Indonesia terdapat sekitar 43.000 situs
di Indonesia yang mengklaim sebagai portal berita.
Dari jumlah tersebut, yang sudah terverifikasi sebagai situs berita
resmi tak sampai 300. Artinya terdapat setidaknya puluhan ribu situs
yang berpotensi menyebarkan berita palsu di internet yang mesti
diwaspadai.
13. Periksa fakta
Dari mana berita berasal? Siapa sumbernya? Apakah dari institusi resmi
seperti KPK atau Polri? Sebaiknya jangan lekas percaya apabila informasi
bersal dari pegiat ormas, tokoh politik, atau pengamat. Perhatikan
keberimbangan sumber berita. Jika hanya ada satu sumber, pembaca tidak
bisa mendapatkan gambaran yang utuh.
Hal lain yang perlu diamati adalah perbedaan antara berita yang dibuat
berdasarkan fakta dan opini. Fakta adalah peristiwa yang terjadi dengan
kesaksian dan bukti, sementara opini adalah pendapat dan kesan dari
penulis berita sehingga memiliki kecenderungan untuk bersifat subyektif.
Cek keaslian foto
Di era teknologi digital, bukan hanya konten berupa teks yang bisa
dimanipulasi, melainkan juga konten lain berupa foto atau video. Ada kalanya
pembuat berita palsu juga mengedit foto untuk memprovokasi pembaca.
Cara untuk mengecek keaslian foto bisa dengan memanfaatkan mesin pencari
Google, yakni dengan melakukan drag-and-drop ke kolom pencarian Google
Images. Hasil pencarian akan menyajikan gambar-gambar serupa yang
terdapat di internet sehingga bisa dibandingkan.
14. Ikut serta grup diskusi anti-hoax
Di Facebook terdapat sejumlah fanpage dan grup diskusi
anti hoax, misalnya Forum Anti Fitnah, Hasut, dan Hoax
(FAFHH), Fanpage & Group Indonesian Hoax Buster,
Fanpage Indonesian Hoaxes, dan Grup Sekoci.
Di grup-grup diskusi ini, netizen bisa ikut bertanya apakah
suatu informasi merupakan hoax atau bukan, sekaligus
melihat klarifikasi yang sudah diberikan oleh orang lain.
Semua anggota bisa ikut berkontribusi sehingga grup
berfungsi layaknya crowdsourcing yang memanfaatkan
tenaga banyak orang.
15. Cara melaporkan hoax
Apabila menjumpai informasi hoax, bagaimana cara
mencegahnya supaya tidak merugikan orang banyak? Pengguna
internet bisa melaporkan hoax tersebut melalui sarana yang
tersedia di masing-masing media.
Untuk Facebook, gunakan fitur Report Status dan kategorikan
informasi hoax sebagai hatespeech/harrasment/rude/threatening,
atau kategori lain yang sesuai. Jika ada banyak aduan dari
netizen, biasanya Facebook akan menghapus status tersebut.
Untuk Google, bisa menggunakan fitur feedback untuk
melaporkan situs dari hasil pencarian apabila mengandung
informasi palsu. Twitter memiliki fitur Report Tweet untuk
melaporkan twit yang negatif, demikian juga dengan Instagram.
Pengguna internet dapat mengadukan konten negatif ke
Kementerian Komunikasi dan Informatika dengan melayangkan
e-mail ke alamat aduankonten@mail.kominfo.go.id.
16. Aplikasi yang sudah tersedia untuk
mengidentifikasi berita hoax
adalah data.turnbackhoax.id untuk menampung
berita berita hoax dan bisa menjadi database berita
hoax untuk masyarakat
17. Ada juga di forum Untuk Facebook, gunakan fitur
Report Status dan kategorikan informasi hoax
sebagai hatespeech/harrasment/rude/threatening, atau
kategori lain yang sesuai. Jika ada banyak aduan
dari netizen, biasanya Facebook akan menghapus
status tersebut.rum forum FB
18. Bisa juga memakai aplikasi yang bisa
mengidentifikas gambar bila mana berita tersebut
berupa gambar apakah gambar tersebut editan
atau asli yang di unggah secara langsung tanpa
ada editan dari gambar tersebut
19. Bila menemukan berita validasi terlebih dahulu
berita tersebut memakai matode 5w+1h, sumber
yang di percaya, tempat kejadian, waktu kejadian
berita tersebut
Bila menemukan gambar di teliti dulu apakah
gambar tersebut benar real atau di edit terlebih
dahulu