1. TUGAS PESTISIDA DAN BIOPESTISIDA PERTANIAN
INSEKTISIDA DAN FUNGISIDA
Semester Genap
2013/2014
Nurma Hudda Fauzaniar NIM. A1L012174
Elis Aris Tianawati NIM. A1L012193
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2014
2. PESTISIDA: INSEKTISIDA DAN FUNGISIDA
Pestisida berasal dari kata Pest yang berarti hama, dan Cide yang berarti
membunuh. Maka, Pestisida merupakan substansi kimia yang digunakan untuk
membunuh atau mengendalikan berbagai hama. Secara sederhana pestisida dapat
diartikan sebagai pembunuh hama. Pestisida mencakup bahan-bahan kimia yang
digunakan untuk mengendalikan populasi jasad hidup yang merugikan manusia,
tumbuhan, ternak dan sebagainya yang diusahakan manusia.
Pada umumnya pestisida digunakan untuk pengendalian jasad pengganggu
tersebut adalah racun yang berbahaya, tentu saja dapat mengancam kesehatan manusia.
Untuk itu penggunaan pestisida yang tidak bijaksana jelas akan menimbulkan efek
samping bagi kesehatan manusia, sumberdaya hayati dan lingkungan hidup.
Dalam praktek, pestisida digunakan bersama-sama dengan bahan lain, misalnya
dicampur minyak untuk melarutkannya, air pengencer tepung untuk mempermudah
dalam pengenceran atau penyebaran dan penyemprotannya, bubuk yang dicampurkan
sebagai pengencer (dalam formulasi dust), atraktan (misalnya feromon) sebagai bahan
penarik dan pengumpan, bahan yang bersifat sinergis sebagai penambah daya racun, dan
sebagainya.
Berbagai pestisida yang dikenal terutama dalam bidang pertanian, kesehatan
masyarakat dan kesehatan veteriner adalah insektsida (racun serangga), fungisida (racun
cendawan atau jamur), herbisida (racun gulma), akarisida (racun tungau dan caplak),
rodentisida (racun binatang pengerat), nematisida atau nematosoda (racun nematoda),
helmintisida (pembunuh cacing) dan termitisida (insektisida pembunuh rayap). Namun,
yang akan dibahas dalam tulisan ini hanya insektisida dan fungisida.
INSEKTISIDA
Insektisida berasal dari kata Latin Insectum yang berarti potongan, keratan, atau
segmen tubuh. Insektisida adalah semua zat atau substansi yang dapat digunakan untuk
membunuh serangga. Dengan demikian substansi lain yang digunakan untuk
mengendalikan populasi serangga hama tetapi tidak sampai membunuh bukan tergolong
3. insektisida, substansi semacam ini misalnya bahan pengikat (attractant), pengusir atau
penolak (repellant), dan bahan kimia pemandul (chemosterilant). Meskipun demikian
dijumpai batasan lain sehingga kadang-kadang attractant dan repellant digolongkan
insektisida.
Dosis insektisida sangat penting untuk diketahui karena insektisida sendiri pada
dasarnya adalah racun pembunuh atau penghambat proses yang berlangsung dalam
sistem hidup khususnya serangga atau artropoda lainnya. Karena insektisida pada
umumnya juga merupakan bahan racun bagi sistem hidup lainnya, termasuk manusia,
tindakan-tindakan dalam pembuatan dan terutamapemakaian insektisida perlu
diperhatikan. Adanya informasi mengenai dosis efektif suatu insektisida merupakan
faktor penting dalam aplikasi terutama penggunaan insektisida secara efektif, efisien dan
ekonomis serta pertimbangan-pertimbangan keamanan manusia dan lingkungan
hidupnya.
Menurut cara bekerjanya, insektisida digolongkan menjadi 3, yaitu: racun perut,
racun kontak dan racun napas (fumigant). Sedangkan menurut jenis atau bahan kimianya
digolongkan menjadi 2, yaitu: insektisida organik dan anorganik.
Insektisida dapat diperdagangkan dalam berbagai bentuk atau formulasi,
diantaranya Soluble Powder (SP), Emulsifiable Concentrate (EC), Wettable Powder
(WP), Granule, Dust, Solution, Fumigant dan Aerosol. Formulasi-formulasi tersebut
sebenarnya merupakan bahan aktif dengan bahan pencampur sebagai carrier serta zat-zat
pembantu lain dengan maksud memperbaiki kerja insektisida, misalnya: Spreading dan
Wetting agent, Adhesive atau Stickers, Safeners, Synergist, Emulsifiers atau Emulsifying
agent.
Cara penggunaan insektisida bergantung kepada formulasi, hama, tanaman dan
keadaan setempat. Cara-cara yang biasa dilakukan di lapang adalah penyemprotan
(spraying), pengabutan, pengembusan (dusting), penyebaran butiran dan fumigasi.
Menurut Teguh Santoso (1980), untuk melakukan pemberantasan hama dengan
insektisida, maka perlu sekali diperhatikan: konsentrasi, dosis, volume semprot dan
waktu pemberian yang tepat.
Toksisitasi insektisida dan racun lainnya terhadap organisme tertentu dinyatakan
dalam LD50 (LD, Lethal Dose atau takaran yang mematikan). LD50 menunjukan
4. banyaknya racun per satuan berat organisme yang dapat membunuh 50% dari populasi
jenis binatang yang digunakan untuk pengujian, biasanya dinyatakan sebagai berat
bahan racun dalam miligram, per kg berat satu ekor binatang uji.
FUNGISIDA
Pengertian Fungisida bila dilihat dari asal katanya, merupakan gabungan kata
fungi dan sida. Fungi berarti jamur atau kapang dan Sida berarti Racun. Jadi fungisida
adalah bahan untuk meracuni atau mematikan jamur yang merupakan penyakit tanaman.
Fungisida adalah Bahan kimia yang dapat mematikan patogen, dapat
disemprotkan untuk membunuh patogen yang ada atau untuk mencegah terhadap patogen
yang akan datang dari daerah lain.
Telah banyak fungisida digunakan untuk memberantas bermacam-macam
penyakit tanaman, tetapi penggunaan di bidang kehutanan masih terbatas, biasanya
hanya pada persemaian-persemaian, terutama dalam menghadapi penyakit-penyakit
lodoh (damping off).
Fungisida berdasarkan penggunaannya dapat dibagi menjadi :
Fungisida pelindung
Fungisida ini digunakan untuk melindungi tanaman atau biji-biji di persemaian
agar tidak diserang cendawan
Fungisida pemberantas
Fungisida yang digunakan untuk memberantas atau membunuh patogen.
Fungisida pengobatan
Fungisida yang digunakan untuk menyembuhkan tanaman yang sedang sakit.
Pemakaian fungisida di lapangan biasanya dengan jalan penyemprotan,
penghembusan, dan fumigasi.
5. PUSTAKA
Anonim. 2013. Pengertian dan Fungsi Fungisida. Online. Diakses pada 17 Maret 2014.
http://pengertian-definisi.blogspot.com/2013/03/pengertian-dan-fungsi-fungisida.html
Flint, Mary Louise dan Robert van den Bosch. 1992. Pengendalian Hama Terpadu. Kanisius
: Yogyakarta.
Kartasapoetra, A.G. 1990. Hama Tanaman Pangan dan Perkebunan. Bumi Aksara : Jakarta.
Santoso, Teguh. 1980. Diktat Dasar Perlindungan Tanaman (Bagian Ilmu Hama Tanaman).
Fakultas Pertanian IPB : Bogor.
Sudarmo, Subiyakto. 1991. Pestisida. Kanisius : Yogyakarta.
Tarumingkeng, Rudy C. 1992. Insektisida : Sifat, Mekanisme dan Dampak Penggunaannya.
PT Sinar Surya Megah Perkasa : Jakarta.