Teks tersebut meringkas buku karya Herbert Feith dan Lance Castles yang membahas perkembangan pemikiran politik Indonesia pada masa pergerakan 1945-1965. Buku tersebut membagi periode politik Indonesia menjadi tiga yaitu revolusi bersenjata 1945-1949, liberal 1950-1959, dan demokrasi terpimpin 1959-1965.
2. CRITICAL REVIEW
Herbert Feith dan Lance Castles
Indonesia Berpikir Politik : 1945-1965
3. Awal Mula Tumbuhnya Pemikiran
Politik Indonesia 1945-1965
Media massa memegang peranan besar .
Banyak pemikir politik menjadi sadar karena
pengaruh media massa .
Mulai lahir organisasi-organisasi seperti Budi
Utomo, Sarekat Islam, Muhammadiyah,
Partai Komunis Indonesia, dan lain-lain.
Selain itu muncul juga para pemikir seperti
Tjipto Mangunkusumo, Tjokroaminoto, Ki
Hajar Dewantara, Soekarno, Hatta, Natsir,
Sjahrir, dan Alijahbana.
4. Konsekuensi dari Perkembangan
Pemikiran Politik
Untuk mengkristalisasi perbedaan laten dalam
pandangan politik dan filosofis, dan untuk
memulai periode perdebatan ideologi dan
konflik. Seperti pada tahun 20an perdebatan
antara komunisme dan Islam. Dan pada tahun
30an antara nasionalisme sekular dan Islam
Perdebatan ini dibumbui oleh pihak yang tertarik
pada dinamisme budaya barat dan mereka yang
ingin menghidupkan dan mengembangkan
kembali tradisi politik dan filosofis yang
bertentangan dengan barat.
5. Herbert Feith dan Lance Castles
dalam Bukunya “Indonesia Berpikir
Politik : 1945-1965”
Membagi Periode Politik di Indonesia Menjadi
Tiga
Periode Revolusi Bersenjata (1945-1949).
Periode Kedua atau “Liberal” (1950-1959).
Periode Demokrasi Terpimpin (1959-1965).
6. Politik Pemikiran Mengantarkan
Indonesia pada Perubahan Pendekatan
Perjuangan
Dari perjuangan yang semata-mata
mengandalkan pertempuran fisik menjadi
perjuangan wacana dan pemikiran melalui
organisasi-organisasi yang terstruktur dan
modern. Modernisasi pemikiran yang muncul
dan berkembang dengan sangat cepat pada awal
abad XX telah menyulut semangat nasionalisme
masyarakat untuk melakuan gerakan melawan
tirani pemerintahan Hindia Belanda.
7. Lima Aliran Pemikiran
1959-1965
Tradisi Jawa PNI dan NU
Islam NU dan Masyumi
Nasionalisme radikal PNI
Komunisme , dan PKI
Sosialisme Demokratis Masyumi dan PSI
8. Feith dalam bukunya mengatakan bahwa:
PKI dan PSI adalah partai yang paling sukses
dalam berbicara atau menyuarakan
pendapatnya.
Mengenai sumbu kiri kanan politik di
Indonesia Feith meletakkan:
PKI, jauh disebelah kiri Masyumi.
PNI di tengah dan sedikit ke kiri, dan
NU di kanan namun agak ke pusat.
Salah satu kontribusi paling penting Feith
adalah identifikasi tentang Tradisi Jawa
sebagai aliran politik yang mempunyai peran
penting di Indonesia.
9. Kegagalan Feith dalam
Menjastifikasi Pemikiran politik
Mendasarkan Tradisi Jawa sebagai aliran
yang terpisah
Menggolongkan sosialisme demokratis
sebagai aliran yang terpisah
Padahal pada kenyataannya arus lain dapat
mempengaruhi kelompok politik tertentu,
seperti:
Nasionalis Radikal PKI
Marxisme PNI
10. Kelemahan lain dari Feith adalah kurang
menghargai arus dan kekuatan politik lain
dan juga tidak dapat menjelaskan posisi
Pancasila yang sebenarnya.
Feith mengakui bahwa ia tidak dapat
menempatkan militer pada peta, sementara
ia dapat menemukan presiden Soekarno
dapat digolongkan menjadi nasionalis
radikal, disisi lain ia tidak dapat
menempatkan para pemimpin lain seperti
Hatta dan Jenderal Nasution.
11. Keunggulan Feith
Buku karya Feith dan Castles merupakan
buku yang komprehensif dalam membahas
politik periode 1945-1965
Feith dapat menunjukkan beberapa
karakteristik umum oleh arus-arus yang
berbeda.