SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
Higiene, Sanitasi, dan Keselamatan Kerja 
Menciptakan Kebun Binatang Sesuai dengan 
Standar Kesehatan 
Disusun oleh : 
AKH. BORIES YASIN ABDILLAH 115030800111005 
BISNIS PARIWISATA “A” 
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI 
UNIVERSITAS BRAWIJAYA 
2013
KATA PENGANTAR 
Segala puji bagi Allah SWT Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, 
rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah 
dengan judul ” Menciptakan Kebun Binatang Sesuai dengan Standar Kesehatan ”. 
Dalam penyusunan makalah ini, penulis memperoleh berbagai informasi dari 
beberapa sumber. Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen Hegiene, 
Sanitasi, dan Keselamatan Kerja yang telah memberikan bimbingan dan arahan 
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. 
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan. 
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang 
membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap 
kerangka acuan makalah ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan kepada 
para pembaca pada umumnya dan pada penulis pada khusunya 
Penulis 
Malang, 18 Desember 2013
BAB I 
PENDAHULUAN 
1.1 Latar Belakang 
Ada pepatah yang mengatakan “Men Sana In Corpore Sano”, yang artinya dalam tubuh yang 
sehat, akan terdapat jiwa yang sehat. Akan tetapi masih banyak juga orang yang sakit dan 
biasanya karena pola hidup mereka sendiri yang kurang baik dan kebiasaan yang kurang baik 
sehingga dapat melemahkan dan merusak tubuh termasuk juga binatang. 
Petunjuk praktek untuk pelaksanaan dan menjalankan Kebun Binatang ini disusun untuk 
pimpinan management kebun binatang dan staff untuk merawat semua satwa yang berada 
dikebun binatang. 
Petunjuk ini disusun untuk memberikan pengetahuan kepada operator kebun binatang dalam 
menata jalannya usaha kebun binatang untuk memberikan kesejahteraan kepada semua satwa 
dan hewan, yang menjadi pusat perhatian pengunjung. Karena kebanyakan operator atau 
pemimpin kebun binatang yang tidak memepunyai background bidang biology, zoology atau 
lingkungan, sehingga tidak mengerti apa yang dimaksudkan dengan konsep animal welfare 
(kesejahteraan hewan) dan cara merawat satwa dikebun binatang sesungguhnya. 
Pengelolaan atau operator kebun binatang harus mengerti cara-cara transportasi hewan, 
pencegahaan kebakaran dan kebersihan makanan satwa/hewan dan hal lain yang berkaitan 
dengan tata kerja kebun binatang yang baik. 
1.2 Rumusan Masalah 
1. Bagaimana cara pemberian makan dan minum yang baik pada satwa kebun binatang? 
2. Bagaimana pemberian lingkungan yang cocok dan nyaman pada satwa kebun binatang? 
3. Bagaimana pemberian kesehatan pada satwa kebun binatang? 
4. Bagaimana pemberian kesempatan untuk berprilaku atau menunjukan sifat-sifat khas 
alami bagi satwa kebun binatang? 
5. Bagaimana pemberian perlindungan dari rasa takut dan stress pada hewan? 
1.3 Tujuan 
1. Untuk mengetahui cara pemberian makan dan minum yang baik pada satwa kebun 
binatang. 
2. Untuk mengetahui lingkungan yang cocok dan nyaman pada satwa kebun binatang. 
3. Untuk mengetahui pemberian kesehatan yang baik pada satwa kebun binatang. 
4. Untuk mengetahui pemberian kesempatan dalam berperilaku bagi satwa kebun binatang. 
5. Untuk mengetahui pencegahan rasa takut dan stress pada hewan.
BAB II 
PEMBAHASAN 
Animal Welfare (kesejahteraan satwa) di Kebun Binatang 
Lima prinsip dibawah, diuraikan dengan jelas untuk memeberikan rangka kerja didalam praktek 
kebun binatang. Kelima dasar prinsip ini dari “Lima kebebasan”, Yaitu: 
1. Bebas rasa lapar dan haus (pemberian makanan cukup dan air minum bersih setiap 
harinya) 
2. Bebas rasa tidak nyaman (pemberian lingkungan akomodasi hidup yang nyaman) 
3. Bebas dari sakit dan luka (pemberian perawatan untuk satwa sakit, pencegahan penyakit) 
4. Bebas berprilaku liar alami (pemberian lingkungan hidup dan kesempatan mengutarakan 
sifat2 dsn prilaku khas alami) 
5. Bebas rasa takut dan stress (pemberian perlindungan untuk menghindari rasa takut dan 
stress) 
2.1 PEMBERIAN MAKANAN DAN MINUMAN 
Makanan dan air adalah keperluan dasar. Cara pemeberian makanan dan seringnya 
(frequency) pemberian makanan dan nutrisi dan kadar gizi perlu diperhatikan. Makanan 
dan frekuensinya harus diberikan sedemikian rupa untuk menyamai dan disesuaikan 
dengan kebiasaan dan prilaku alami satwa tersebut, begitu pula dengan keperluan gizi 
dan nutrisi, yang berbeda tergantung dari musim, jenis satwa. 
Pemberian makanan harus makanan alami, sesuai dengan makanan satwa dihutan. 
Informasi jenis makanan ini bisa dipelajari dan didapat dari ahli2 satwa. Satwa tidak 
boleh diberikan makanan manusia yang tidak normal untuk mereka, seperti makanan 
berminyak gorengan, garam, gula, minuman yang mengandung bahan kimia, makanan 
yang diolah. 
Pengunjung harus dilarang untuk tidak sembarangan memeberikan makananjenis 
tersebut, apabila pengunjung ingin memeberi makanan, pihak kebun binatang bisa 
menyediakan atau menjual makanan satwa yang alami seperti aneka sayur2an, ubi, 
jagung mentah, daun segar, buah2an atau kacang2 yang tidak digoreng atau diproses. 
Pemberian makan oleh pengunjung harus dikontrol oleh keeper atau staff, agar 
mengatur jumlah dan jadwal makannya. 
Pengunjung tidak boleh memberikan makanan semuanya dalam bungkusan plastik 
kepada satwa, karena sangat berbahaya apabila termakan. Keeper harus mencegah. 
Air minum yang diberikan harus higienis bersih dan disediakan setiap hari. Wadah 
air harus dicuci rutin untuk mencegah kuman penyakit.
Jumlah takaran dan jumlah makanan dan minuman harus cukup dan sesuai dengan 
keperluan satwa.Berdasarkan besar dan ukuran satwa, gizi2 yang diperlukan (satwa 
hamil perlu nutrisi dan gizi), kwalitet makanan dan kesehatan satwa. 
Wadah tempat makanan harus dicuci setiap hari sebelum dan sesudah dipakai. 
Makanan kering dan air minum harus disimpan dandipersiapkan dengan cara yang 
hygienis. Terutama makanan tidak boleh lembab basah (sehingga jamuran) atau terkena 
kontaminasi oleh serangga, kecoak,burung, tikus atau hama lainnya. 
Makanan basah atau minuman seperti susu segar, harus disimpan dilemari dingin 
(kulkas) supaya tidak basi atau rusak. Satwa tidak boleh diberikan makanan yang sudah 
rusak dan basi. 
Pekerja dan animal keeper harus mengikuti intruksi ketat untuk kebersihan diri 
masing masing, dan harus mengikuti praktek hygiene (kebersihan) dalam 
memepersiapkan makanan satwa, untuk menghindari cross contamination 
(penjangkitan atau penyebaran kuman) dari alat alat yang digunakan dan tempat 
memepersiapkan makanan tersebut. 
Wadah tempat makanan dan minuman untuk satwa tidak boleh dipergunakan untuk 
lainnya. Harus dicuci bersih secara rutin. 
Keeper harus memeberi pertimbangan dan pemikiran hal prilaku alami satwa 
sewaktu memeberikan makanan dan minuman. Ukuran dan model wadah tempat 
makanan dan minuman harus disesuaikan dengan kebutuhan satwa, supaya mudah 
dijangkau dan dikonsumsi. 
Cara pemberian makanan dan minuman harus memikirkan keselamatan pekerja dan 
animal keeper. 
Wadah makanan dan minuman harus ditaruh diposisi tertentu agar menghidari 
kontaminasi, supaya makanan dan minuman tidak gampang dikotori oleh satwa itu 
sendiri, atau oleh tikus, burung liar atau hama lain. 
Pekerja harus mengecek dua kali sehari, makanan dan minuman yang dikonsumsi 
satwa, menghindari pengunjung yang memberikan makanan yang tidak cocok. 
Mencatat bila ada satwa yang tidak nafsu makan atau minum dan melaporkan kepada 
dokter hewan. 
Makanan yang tidak termakan harus diambil dan dibersihkan,supaya kandang tetap 
hygienis bersih. Sampah menarik kecoak dan tikus, tikus membawa kuman, kuman 
pembawa penyakit. 
Gizi dan nutrisi harus berdasarkan jumlsh ysng cocok ysng diberikan dokter hewan. 
Semua jenis dan jadwal pemberian makanan dan minuman harus tercatat lengkap 
dibuku,dan dimasuk kan dalam daftar makanan dan minuman yang bisa diperiksa 
sewaktu waktu oleh dokter hewan.
2.2 PEMBERIAN LINGKUNGAN YANG COCOK DAN NYAMAN: 
Lingkungan tempat hidup satwa harus disesuaikan dengan kebutuhan seetiap satwa. 
Tempat hidup mereka harus termasuk tempat berteduh dari basahnya hujan, daari panas 
matahari, dingin dan tempat bernaung yang cocok. Misalnya, untuk satwa yang 
kebiasaannya mengagali lubang ditanah, harus diberi fasilitas untuk membuat lubang. 
Satwa yang bersifat memanjat,harus diberikan fasilitas memanjat tiga dimensi 
(keatas, kesamping dan kebawah). Satwa harus diberikan kesempatan menggerakan 
otot badan mereka. Suatu balance harus didapatkan untuk memeberikan fasilitas 
tersebut dengan memperhatikan soal hygigene (kebersihan) dan kebutuhan byologi 
satwa. 
Suhu, ventilasi hawa, sinar alami dan suara didalam kandang harus disesuaikan 
dengan kenyamanan dan kebaikan satwa masing2. terutama harus diperhatikan satwa2 
yang hamil dan baru mempunyai anak, mereka memerlukan ruangan tersendiri yang 
tenang. 
Satwa yang baru datang dikebun binatang harus diberikan kesempatan untuk 
menyesuaikan diri kelingkungan baru. Penyesuaian itu harus dilaksanakan bertahap 
untuk tidak membuat satwa stress. Keeper dan staff harus mempunyai pengertian 
terhadap satwa yang stress dan memperlakukan dengan sabar dan tidak membuat satwa 
bertambah takut dan stress. 
Tank atau kolam air untuk satwa harus ada pergantian hawa, dan kebersihan harus 
dijaga rutin. 
Kwalitet air harus diperiksa terutama untuk satwa air yang tinggal dikolam. Air 
genangan kotor menjadi pembiakan kuman dan wabah penyakit. 
Semua satwa yang hidup dialam terbuka harus diberikan shelter (tempat berteduh) 
yang nyaman untuk kebaikan satwa. Memepunyai ruang untuk berlindung atau 
bersembunyi, apalagi satwa yang nervous (takut) harus diberikan shelter apabila ingin 
berlindung dari perhatian ramai para pengujung. Kandang satwa harus dibuat 
sedemikian rupa agar satwa bisa bertingkah laku dan menunjukan prilaku alami, baik 
untuk lari kabur ketakutan,bersembunyi, memeanjat, berenang, dsb. 
Kandang dan pagar harus dirawat dengan rutin dan dalam kondisi yang baik, 
sehingga tidak melukai satwa dan animal keeper. 
Setiap kerusakan bangunan yang mebahayakan satwa, pekerja dan para 
pengunjung, harus diperbaiki dan merupakan tanggung jawab kebun binatang. Setiap 
kerusakan harus dilaporkan oleh pekerja dan dicatat dibuku daftar, dan pemimpin bisa 
memeriksa perbaikan yang belum dilakukan. 
Apabila ada kerusakan kandang akan memebuat celaka satwa, dan tidak bisa segera 
diperbaiki, satwa harus dipindahkan kekandang yang lebih aman, sampai kerusakan itu 
diperbaiki. 
Tumbuhan2 liar yang beracun yang tumbuh didalam kandang yang bisa 
mencelakakan satwa bila termakan harus disingkirkan segera.
Kolam atau tempat satwa berkubang harus mempunyai tempat berinjak untuk 
keluar dan masuk kolam dengan mudah. 
Setiap bahan bangunan baik cat, produk lain atau makanan, harus tidak 
mengandung kimia atau racun untuk satwa. Keselamatan dan kesehatan satwa harus 
diperhatikan. 
Kebun binatang harus memepunyai fasilitas back-up (penyanggah) dan kesiagaan 
stok makanan untuk mencegah atau antisipasi keadaan darurat. Persediaan simpanan air 
minum yang cukup, persediaan stok simpanan untuk makanan satwa yang cukup, staff 
darurat, dokter hewan, obat2an darurat dll. Persediaan ini harus senantiasa diperiksa 
dan diperbaharui. 
Persediaan dasar harud ada untuk perawatan dan maintenance kebun binatang 
apabila ada kondisi darurat, untuk menjamin agar satwa tidak menjadi korban sewaktu 
ada keadaan darurat. 
Alat2 kerja dan perlengkapan harus disimpan setelah dipakai agar tidak melukai 
satwa. 
Sampah harus dibersihkan rutin setiap hari untuk mencegah bahaya termakan dan 
penyakit. 
Standar hygienis harus ditentukan oleh pemimpin dan diterapkan, baik kebersihan 
diri para staff dan ruang kerja untuk merawat satwa perlu dijaga. 
Perhatian utama harus diberikan oleh pimpinan dan management kebun binatang, 
cara2 metode pembersihaan alat2, kandang, makanan dan minuman, untuk mengurangi 
bahaya terjangkitnya penyakit. Untuk satwa air aquatic, perlu dijaga kwalitet air 
kolamnya. 
Perlengkapan2 dan bahan pembersih yang cocok harus disediakan senantiasa oleh 
pimpinan, begitu pula dengan persediaan air bersih dan alat2 kerja lainnya. 
Nasihat2 tehnis dari dokter harus selalu didapatkan dan diikuti tentang pembersihan 
rutin, sanitasi kebun binatang, kebersihan kandang dan area lainya. Penting sekali 
memperhatikan apabila ada penyakit yang menjalar (infectious diseases), mengetahui 
satwa yang sakit. Mencegah penjalaran penyakit itu kesatwa lain atau kemanusia, 
dengan memindahkan satwa sakit keruangan terpisah untuk diobati dan menjaga 
kebersihan total dilingkungan kebun binatang. 
Sanitasi got (drainage) untuk semua saluran air tertutup dan terbuka, harus efesien 
dan lancar, tidak ada genangan air yang menjadi sarang kuman dan penyakit. 
2.3 PEMBERIAN PERAWATAN KESEHATAN SATWA 
Luka: tempat tinggal satwa harus dirancang sedemikian rupa untuk mengurangi 
bahaya luka terhadap satwa. Kandang harus mempunyai ruangan yang dirancang 
supaya satwa bisa memisahkan diri apabila ada perkelahian oleh satwa. Enclosure 
akomodasi satwa harus dirancang untuk mencegah supaya tidak ada ancaman dari 
satwa lain. Perlu dijaga agar satwa yang ditaruh dalam satu enclosure atau akomodasi,
tidak tidak saling melukai dan berkelahi. Satwa harus diperkenalkan bertahap untuk 
bersosialisasi. 
Penyakit: pengobatan dari dokter hewan yang ahli dan pencegahan penyakit harus 
diberikan dengan seksama. Setiap upaya harus diberikan untuk memberikan makanan 
yang cocok, longkungan dan akomodasi yang bersih, untuk mencegah berjangkitnya 
kuman berkembang biak menjadi wabah penyakit yang bisa menukar kesatwa lain atau 
menular kemanusia. 
Pengecekan dan observasi kesehatan rutin: kondisi, kesehatan dan prilaku semua 
satwa harus diperiksa paling sedikit dua kali sehari oleh staff yang bertanggung jawab 
atau wakilnya. Setiap satwa sakit harus dijadikan suatu kasus yang harus diselidiki 
sebabnya, apakah karena stress, luka atau sebab lainnya. Perlu sekali satwa sakit 
diberikan pengobatan oleh dokter hewan. Daftar harian mencatat oleh setiap animal 
keeper yang bertanggung jawab, tentang perubahaan makanan, kesehatan satwa, atau 
prilaku dan aktivitas lain, agar pengobatan mempunyai data penting ini. 
Peralatan dan fasilitas klinik dan dokter hewan: peralatan klinik dan kedokteran 
untuk pengecekan kesehatan dan pengobatan satwa harus lengkap dengan unut 
sterilisasi untuk menjaga hygienis yang baik, cadangan obat2an yang selalu tersedia. 
Kebersihan kandang (enclosure) akomodasi untuk menjaga kesehatan: 
Ukuran dan rancangan kandang harus disesuaikan dengan keperluan satwa. 
Menghidari menempatkan satwa sembarangan sehingga terjadi dominasi atau 
perkelahian. 
Tidak menaruh satwa dikandang sempit sehingga tidak mempunyai ruangan 
untuk bergerak atau menunjuk prilaku normal (memanjat, terbang, dsb), atau 
menaruh beberapa satwa disatu kandang sehingga menjadi wabah penyakit. 
Membersihkan kandang dan saluran air didalamnya dengan rutin. 
Pohon yang tumbuh didalam kandang harus diperiksa agar tidak rubuh atau 
mencelakai satwa dan keeper, pohon dan tumbuh2an dalam kandang tidak boleh 
beracun. 
Jarak antara pengunjung dan satwa harus cukup jauh agar menghindari 
bahaya atau penjalaran penyakit menular. 
Perawatan kesehatan satwa: 
pimpinan harus mempunyai program yang comprehensive untuk perawatan yang 
dijaga dan dikontrol oleh seorang dokter hewan yang ahli dan berpengalaman 
dengan perawatan satwa liar ataau mempunyai keahlian zoology. Tidak semua 
dokter hewan berpengalaman dan mempunyai keahlian dalam terhadap semua 
satwa2 yang ada dikebun binatang. Setiap satwa membutuhkan perlakuan dan 
perawatan yang berlainan. Dokter hewan yang ditunuk harus mempunyai kode etik 
berdedikasi dan minat dalam untuk memberikan perawatan baik terhadap satwa. 
Dokter hewan yang ditunjuk harus bertanggung jawab untuk memberikan inpeksi 
kesehatan rutin.
Memberi intruksi jelas kepada keeper dan staff untuk cara perawatan dan 
pengobatan satwa. 
Memberi vaccines, obat anti cacing, dan obat2an lain untuk pencegahan penyakit 
yang sesuai. 
Mengambil sample darah dan kotoran satwa untuk diperiksa dilabolatorium. 
Menyimpan data2 kesehatan satwa, persiapan untuk mengobati satwa yang sakit, 
memberi diagnosis yang cepat dan tepat 
Mengecek cara perawatan satwa sehari-harinya, gizi, nutrisi, kebersihan dll 
Tingkat perawatan satwa harus disesuaikan dengan kebutuhan animal welfare 
satwa. 
Dan data informasi harus tertulis dan disimpan untuk kebun binatang, bisa dilihat 
sewaktu-waktu oleh yang berkepentingan. Misalnya; ibat2an pencegahan penyakit 
yang diberikan, operasi, dan metode pengobatan lainnya. Penemuan hasil pathology 
dan hasil post morten apabila ada kematian satwa untuk mengetahui sebab2 dan 
penyakit. 
Pimpinan dan direktur kebun binatang harus menjaga kesiagaan dokter hewan 
untuk memberikan pengobata apabila ada keperluan darurat. Apabila ada satwa 
yang sakit berat dan menderita sudah tidak bisa disembuhkan lagi dan dalam 
keadaan sakit, maka dokter hewan harus bisa memberikan euthasia, tanpa membuat 
sakit dan agar satwa tidak menderita kesakitan yang berkepanjangan. 
Satwa yang mati harus diselidiki sebab kematiannya, apabila ada penyakit 
menular mengambil tindakan pencegahan penularan. Laporan dan data labolatorium 
harus disimpan. 
Isolasi dan karantina: 
Sampah dari klinik dari pemeriksaan kesehatan dan pengobatan satwa harus 
dibuang sesuai dengan peraturan pemerintah daerah. Sampah yang mengandung 
kuman harus dimusnahkan atau dibakar ditempat khusus, diluar kebun binatang. 
Kesehatan orang orang yang bekerja dikebun binatang dan animal keeper juga 
harus diperhatikan agar tidak terjadi penularan penyakit manusia kesatwa dan 
sebaliknya. Primata dan satwa lain mudah ketularan penyakit hepatitis dan tbc dari 
manusia. Oleh karena itu tanggung jawab dari pemimpin kebun binatang harus 
mutlak untuk menyediakan alat perlengkapan dan bahan2 pembersih yang cocok, 
menjaga agar kebersihan dilaksanakan oleh semua pihak. 
Pekerja dan animal keeper harus dicek kesehatannya setiap tahun, untuk 
mencegah tertular penyakit dari satwa dan sebaliknya. 
2.4 PEMBERIAN KESEMPATAN UNTUK BERPRILAKU ATAU MENUNJUKAN 
SIFAT-SIFAT KHAS ALAMI (MOST NORMAL BEHAVIOR) 
Setiap satwa harus diberikan kesempatan untuk mengexpresi atau menunjuk sifat prilaku alami 
yang sangat normal untuk mereka. Dalam konsep ini semua satwa harus memiliki 
fasilitas ”enrichment” dan ”husbandry” (pemeliharaan) yang baik.
Perkawinan dan pembiakan hanya boleh dilakukan apabila fasilitas mengijinkan dan mencukupi, 
dan adanya pengawasan dan perawatan dari dokter hewan, untuk mencegah kecelakaan atau 
kematian induk atau bayi satwa. 
Pimpinan dan pengelola kebun binatang harus mendapat pengetahuan biology, zoology, dan 
informasi tehnis lengkap yang mutahir dari LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) atau 
universitas kedokter hewanan, tentang cara pemeliharaan dan perawatan (husbandry), terutama 
jenis2 satwa yang jarang dan susah ditemui. Penanganan yang salah atau kekurang informasi 
tehnis akan mengakibatkan satwa menjadi sakit, bahkan mati. 
Akomodasi untuk satwa harus dirancang berdasarkan kehidupan satwa dihutan alami, dan harus 
bisa memenuhi keperluan physiology (badan) dan phychological (mental) satwa yang dipelihara. 
Akomodasi kandang harus dilengkapi dengan keperluan satwa, dengan tempat alas tidur (jerami 
kering bersih, daun2an bersih yang diganti rutin), batang2 pohon besar yang bercabang untuk 
memanjat dan berayun, lahan atau tanah tempat mereka membuaat lubang, kotak buatan untuk 
membuat sarang, kolam mereka. Fasilitas kandang harus memenuhi kebutuhan satwa dari masa 
mereka kecil atau sampai mereka tumbuh besar dan dewasa. 
Kelompok social satwa harus diperhatikan agar cocok. Satwa yang biasa hidup berkelompok 
harus diberikan untuk hidup bersama, tidak hidup menyendiri, untuk menghidari stress. 
Pembentukan kelompok ini harus diawasi dan dijaga pada musim tertentu, untuk menghidaru 
perkelahian. 
Satwa tidak boleh dibiarkan semaunya atau kawin dengan saudara sendiri. Staff dan animal 
keeper harus tahu, kapan dan cara memisahkansatwa betina dan jantan pada waktu musim 
berkembang biak, apabila mereka masih ada pertalian darah. Perkawinan antara satwa yang 
masih bersaudara sangat buruk untuk kesehatan. 
Keeper harus belajar memberikan program enrichment yang cocok untuk satwa, program ini 
bertujuan memberikan aktivitas kepada satwa yang hidup dikurung dikebun bunatang. Satwa 
yang tidak mempunyai kegiatan dan menjadi bosan, akan menjadi stress. Satwa yang stress 
akhirnya tidak suka makan atau gampang sakit. Maka disuatu zoo yang baik, keeper dengan giat 
memberikan aneka ragam program enrichment setiap harinya. 
Program enrichment harus dicatat dan dimasukan daftar, untuk membuat jadwal. Bahan dan 
materi enrichment harus alami, tidak boleh tajam atau melukai satwa. Biasanya enrichment 
terdiri dari pelbagai bentuk. Misalnya enrichment aktifitas pencarian makan, makanan disebar 
dan disembunyikan, sehingga satwa harus ”bekerja” mencari makanan, baik mengorek dari 
lubang2 makanan atau pun dari kantung2 yang digantung didalam kandang. Karena didalam 
habitatnya, satwa semua mempunyai aktifitas mencari makanan. 
Enrichment mainan, bisa diberikan baik berupa tempat2 memanjat, ranting2 dan daun2 segar 
untuk membuat sarang atau alas tidur. Bola2 rotan yang tidak membahayakan, bola karet yang 
besar untuk bermain. Ayunan enrichment macam ini untuk memberikan hiburan dan permainan 
kepada satwa.
2.5 PEMBERIAN PERLINDUNGAN DARI RASA TAKUT DAN STRESS 
Hal2 yang harus dicek adalah: susunan kelompok satwa, jumlah persentasi antara 
jantan dan betina, jumlah satwa perkandang, besarnya ruangan akomodasi, peralatan 
hidup baik di alam terbuka dan kandang tertutup. Satwa harus mendapat kebebasan hidup 
dialam terbuka dan tidak tinggal terkurung lama. 
Susunan dan rancangan akomodasi harus memberikan fasilitas untuk berorilaku 
normal sebanyak mungkin, dan memberikan tempat atau ruangan untuk berlindung, 
apabila satwa ingin menyendiri atau berlindung dari satwa lain dan pengunjung. 
Satwa yang tidak bisa hidup rukun dalam satu kandang harus segera dipisahkan, setiap 
perkelahian dan aniaya membuat satwa stress. Perlu sekali keeper mengecek dengan 
rutin, mencatat setiap perkelahian tersebut untuk mengambil tindakan, demi keamanan 
satwa dan keeper. 
Satwa2 hanya boleh dipegang oleh staff yang berpengalaman. Penanganan ini harus 
sehati-hati mungkin untuk melindungi satwa dari kecemasan, ketakutan dan stress. Satwa 
yang takut gampang stress, bahkan bisa menggigit dan menyerang. Misal beberapa 
satwa yang nervous, perlu ditutupi matanya dengan kain lembut supaya tenang, pada 
waktu dipindahkan. 
Setiap satwa harus dilindungi dari pengunjung2 yang iseng atau menyakiti satwa. 
Keeper harus bertindak cepat untuk mencegah pengunjung yang membuat satwa stress. 
Satwa tidak boleh diprovokasi atau ditantang sewaktu ditonton. Satwa yang gugup dan 
nervous harus punya tempat untuk berlindung agar tidak stress. 
Induk2 dan bayinya harus diberikan akomodasi yang tenang dan luas, dengan shelter 
(tempat bersembunyi), karena gangguan dari pengunjung yang terlalu banyak, akan 
memebuat stress. 
Satwa2 tidak boleh dibiarkan hidup menyendiri kelamaan apabila tidak sakit, karena 
akan susah hidup berkelompok dan stress. Mereka bisa dikumpulkan sesuai dengan 
musim tertentu. 
Merokok didepan satwa harus dilarang, terlebi-lebih memberi rokok kepada orangutan 
Transportasi dan pemindahan satwa liar hidup 
Satwa hanya bisa diberikan atau ditransfer kepada pihak yang mampu bertanggung jawab penuh 
untuk memberikan fasilitas dan keahlian yang menjamin kesejahteraan satwa. Harus ada ijin sah 
dan pengetahuan dalam mengenai perawatan satwa tersebut. 
Fasilitas untuk memindahkan satwa, menaikan, memesukan kedalam box transit, transportasi 
satwa dari dalam kebun binatang atau keluar dari kebun binatang ketujuan didalam dan diluar 
kebun binatang harus tersedia. Harus mematuhi peraturan CITES (Convention on International 
Trade in Endangered Species) dan BKSDA.
Transpor harus mematuhi peraturan IATA dan MAFF, m mperhatikan agar satwa tidak stress 
dan terluka, mengerti prilaku dan sifat satwa alami untuk menengani lebih baik. 
Konversi, Pendidikan dan Riset 
Dimana terdapatnya satwa, taman marga satwa (zoo) harus aktif ikut dalam 
management prigram species. Program ini harus memberi kontribusi pengertian dan 
pendidikan jauh mengenai konservasi satwa dialam habitat liar. 
Zoo harus mendemonstrasikan peranan dalam konservasi yang bisa diukur, baik dari 
segi edukasi dan riset. 
Area yang diperiksa adalah: 
Kebijakan strategy konservasi dan pendidikan, bagaimana ini dikaitkan dengan strategy 
kebun binatang dunia 
Suatu kebun binatang harus mempunyai strategy pendidikan yang tertulis dan aktif ikut 
dalam program, pendidikan dan mengajar masyarakat untuk melindungisatwa dialam 
habitatnya, memperlakukan satwa dengan sayang, memberi informasi yang tepat dan 
akurat mengenai nama ilmiah satwa, dan sifat2 prilaku satwa, makanan alami serta sifat 
biology satwa. Perlu sekali dalam informasi ini ditulis jelas status konservasi satwa ini. 
Ancaman apa yang ada terhadap populasi satwa dialam, misalnya karena hilangnya hutan 
dan sebagainya. 
Kebun binatang harus memperlihatkan upaya riset yang bisa dilaksanakan dengan 
membangun jembatan untuk bekerja sama dengan pihak pendidikan tinggi, seperti 
universitas kedokteran hewan, demi kesejahteraan dan perlindungan satwa. Tentu riset, 
baik berupa pengumpulan data, pengamatan satwa atau lainnya harus memenuhi peraturan 
yang berada, etikal. Metode2 riset harus disetujui terlebih dulu, mengutamakan 
keselamatan dan kesejahteraan satwa. Hasil riset ini harus diterbitkan untuk keperluan 
masyarakat dan bisa diperiksa apabila perlu. 
Daftar Stock Satwa (Stock Records) 
Daftar data stock harus disimpan dan selalu diperbaharui, harus dicatat oleh staff atau 
keeper untuk mengenal kelompok satwa, jumlah, kelamin, dsb. Satwa harus gampang 
dikenal oleh staff. 
Daftar ini harus disimpan dengan baik2 dann ada dupllikat/copy supaya terjaga, boleh 
dicatat dikartu atau dicomputer, tetapi bisa dilihat oleh semua staff. 
Nama latin biology satwa harus tepat dan jelas, usia satwa tanggal lahir,asalnya dan 
sumber satwa tsb didatangkan, orang tua (induk dan ayah), saudara2nya, tanggal masuk 
kebun binatang, tanggal meninggalkan kebun binatang dan apabila ditransfer, nama jelas 
kemana satwa tersebut dipindahkan. Tanda2 penganal khas satwa, berat badan,kesehatan 
umumnya, sifat dan prilaku khas, tanggal mati, sebab2 kematian beserta laporan dokter 
hewan, tanggal lolos, sebab2nya, jenis makanan, jadwal makan dan takarannya, sejarah
satwa, tanggal dilahirkan, data anak2 yang dilahirkan dan kelaminya, dsb. Kebun binatang 
harus memeriksa dan membuat sensus satwa setiap tanggal 1 january tiap tahun. 
Staff dan latihan / training 
Jumlah staff dan pengalaman masing2 dan training/ latihan harus mencukupi untuk menjamin 
standar ini dilaksanakan dengan penuh senantiasa. Rota kerja harus dibuat dan dirancang agar 
mempunyai cadangan staff cukup untuk menghadapi hari libur, staff sakit, atau absent. 
Daftar pekerjaan dan tugas harus dicatat teratur, dan staff yang bekerja dengan satwa harus 
dicatat dan diberikan petunjuk intruksi jelas tentang tanggung jawab dan daftar tugas masing-masing. 
Seorang staff yang terampil harus ditunjuk sebagai penanggung jawab harian. 
Semua staff dan keeper harus mampu menunjukan keahlian dalam melaksanakan tugas dan 
intruksi, dan harus diberikan kesempatan untuk mendapat training (latihan) yang resmi untuk 
mencapai kwalifikasi, menambah keprofesionalan, dan untuk menjalankan tugas dengan baik. 
Training dan update harus selalu diberikan dengan rutin, mengenai pengetahuan tehnis dan cara-cara 
baru dalam merawat dan menagani satwa. 
Pimpinan dan direktur kebun binatang harus mengecek bahwa staff tidak mepunyai sejarah atau 
latar belakang yang pernah menganiaya atau menyakiti satwa dan hewan. 
Fasilitas untuk Publik Pengunjung 
Kotak darurat 
Kotak darurat harus senantias diperiksa isinya komplit dan senantiasa tersedia. Staff bertugas 
harus berlatih memberikan bantuan darurat, apabila diperlukan selamat ada pengunjung masuk. 
Latihan (Training) untuk satwa: 
Tiga faktor mengapa satwa harus dilatih dikebun binatang 
Untuk membantu process penangkapan, yang sesuai dengan perawatan rutin harian. 
Misalnya untuk memeindahkan satwa supaya kandang bisa dibersihkan. 
Menambah kesejahteraan satwa, misalnya dengan melatih satwa agar mudah diajak 
untuk pemeriksaan kesehatan tanpa berontak, bahkan tanpa obat anestetik. 
Agar satwa bisa berpartisipasi bila ditunjjukan oleh pengunjung sebagai suatu 
pendidikan
Tujuan training atau latihan harus jelas dan terang, dengan memperhatikan unsur: 
Kesejahteraan satwa 
Keselamatan staff keeper 
Keselamatan pengunjung 
Setiap latihan harus memberikan hasil demi kesejahteraan satwa. 
Tehnik dan cara latihan harus berdasarkan positive reinforcement (bantuan positif), dengan cara 
memberi imbalan makanan sewaktu latihan untuk melatih satwa berbuat sesuatu. Memberi 
elusan sayang apabila satwa mengikuti latihan. Apabila satwa tidak menurt, tidak boleh hukum 
atau dipukul sama sekali. Tujuan positif reinforcement adalah menyanjung hal positif dan 
mendiamkan hal negative. Latihan harus dilaksanakan dengan hati hati agar tidak membuat 
satwa stress. Tidak boleh terlalu lama dan membosankan. 
Setiap latihan harus dicatat jelas, tanggal dan metode cara latihan, jangka waktu latihan, 
hasil2nya. Latihan harus mengutamakan keselamatan keeper dan satwa, dan tidak menyakitkan. 
Staff harus mendapat keahlian training dari orang2 profesional yang sudah berpengalaman 
melatih satwa yang memakai cara positive reinforcement.
BAB III 
PENUTUP 
3.1 Kesimpulan 
Higiene dan sanitasi mempunyai hubungan yang erat dan tidak dapat dipisahkan antara 
satu dengan yang lain. Higiene dan sanitasi merupakan usaha kesehatan masyarakat yang 
bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit pada manusia. Usaha kesehatan masyarakat 
yang mempelajari pengaruh kondisi lingkungan terhadap kesehatan manusia, upaya 
mencegah timbulnya penyakit karena pengaruh lingkungan kesehatan tersebut, serta 
membuat kondisi lingkungan yang sedemikian rupa sehingga terjamin pemeliharaan 
kesehatan lingkungan disebut higiene (Depkes RI, 2009). 
Sanitasi makanan adalah salah satu usaha pencegahan yang menitik beratkan kegiatan 
dan tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dan minuman dari segala bahaya 
yang dapat mengganggu kesehatan mulai dari sebelum makanan diproduksi, selama proses 
pengolahan, penyiapan, pengangkutan, penyajian, sampai pada saat makanan dan minuman 
tersebut siap untuk dikonsumsikan kepada pasien.(Direktorat Hygiene dan Sanitasi, Dinjen 
Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular).
DAFTAR PUSTAKA 
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21139/4/Chapter%20II.pdf 
http://www.isaw.or.id/standar-dasar-praktek-kebun-binatang/

More Related Content

What's hot

Revisi SOP Pemasangan Gaun
Revisi SOP Pemasangan GaunRevisi SOP Pemasangan Gaun
Revisi SOP Pemasangan GaunLucky Vrisandy
 
Gizi pada dewasa & lansia
Gizi pada dewasa & lansiaGizi pada dewasa & lansia
Gizi pada dewasa & lansiaAgnescia Sera
 
Mini Project ANGGA.pdf
Mini Project ANGGA.pdfMini Project ANGGA.pdf
Mini Project ANGGA.pdfAnggaZHAN2
 
Pemenuhan kebutuhan nutrisi melalui ngt
Pemenuhan kebutuhan nutrisi melalui ngtPemenuhan kebutuhan nutrisi melalui ngt
Pemenuhan kebutuhan nutrisi melalui ngtdicky452
 
Pert 6 ffq dan dietary history
Pert 6 ffq dan dietary historyPert 6 ffq dan dietary history
Pert 6 ffq dan dietary historyDhila Faya
 
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhialTerapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhialSulistia Rini
 
Asuhan keperawatan
Asuhan keperawatanAsuhan keperawatan
Asuhan keperawatanari saputra
 
Konsep kebutuhan dasar manusia oleh haryani
Konsep kebutuhan dasar manusia  oleh haryaniKonsep kebutuhan dasar manusia  oleh haryani
Konsep kebutuhan dasar manusia oleh haryanitio123
 
54098757 asuhan-keperawatan-lansia
54098757 asuhan-keperawatan-lansia54098757 asuhan-keperawatan-lansia
54098757 asuhan-keperawatan-lansiaAbi Muhlies
 
Deni lp eliminasi
Deni lp eliminasiDeni lp eliminasi
Deni lp eliminasinissaicha2
 
Manual seleksi pohon plus
Manual seleksi pohon plusManual seleksi pohon plus
Manual seleksi pohon plusSmart EduCafe
 
Makalah Status GIZI
Makalah Status GIZIMakalah Status GIZI
Makalah Status GIZIApapunituzar
 

What's hot (20)

Revisi SOP Pemasangan Gaun
Revisi SOP Pemasangan GaunRevisi SOP Pemasangan Gaun
Revisi SOP Pemasangan Gaun
 
DASAR ILMU GIZI
DASAR ILMU GIZIDASAR ILMU GIZI
DASAR ILMU GIZI
 
Leaflet ginjal hd AKPER PEMKAB MUNA
Leaflet ginjal hd AKPER PEMKAB MUNALeaflet ginjal hd AKPER PEMKAB MUNA
Leaflet ginjal hd AKPER PEMKAB MUNA
 
Rufaidah al asalmiya
Rufaidah al asalmiyaRufaidah al asalmiya
Rufaidah al asalmiya
 
Gizi pada dewasa & lansia
Gizi pada dewasa & lansiaGizi pada dewasa & lansia
Gizi pada dewasa & lansia
 
Kebutuhan gizi
Kebutuhan giziKebutuhan gizi
Kebutuhan gizi
 
Mini Project ANGGA.pdf
Mini Project ANGGA.pdfMini Project ANGGA.pdf
Mini Project ANGGA.pdf
 
Pemenuhan kebutuhan nutrisi melalui ngt
Pemenuhan kebutuhan nutrisi melalui ngtPemenuhan kebutuhan nutrisi melalui ngt
Pemenuhan kebutuhan nutrisi melalui ngt
 
Bentuk+Makanan.ppt
Bentuk+Makanan.pptBentuk+Makanan.ppt
Bentuk+Makanan.ppt
 
Pert 6 ffq dan dietary history
Pert 6 ffq dan dietary historyPert 6 ffq dan dietary history
Pert 6 ffq dan dietary history
 
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhialTerapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
 
Asuhan keperawatan
Asuhan keperawatanAsuhan keperawatan
Asuhan keperawatan
 
Konsep kebutuhan dasar manusia oleh haryani
Konsep kebutuhan dasar manusia  oleh haryaniKonsep kebutuhan dasar manusia  oleh haryani
Konsep kebutuhan dasar manusia oleh haryani
 
54098757 asuhan-keperawatan-lansia
54098757 asuhan-keperawatan-lansia54098757 asuhan-keperawatan-lansia
54098757 asuhan-keperawatan-lansia
 
Deni lp eliminasi
Deni lp eliminasiDeni lp eliminasi
Deni lp eliminasi
 
Alsin pemupukan
Alsin pemupukanAlsin pemupukan
Alsin pemupukan
 
Makalah proses keperawatan
Makalah proses keperawatanMakalah proses keperawatan
Makalah proses keperawatan
 
Manual seleksi pohon plus
Manual seleksi pohon plusManual seleksi pohon plus
Manual seleksi pohon plus
 
Makalah Status GIZI
Makalah Status GIZIMakalah Status GIZI
Makalah Status GIZI
 
Cagar Alam
Cagar AlamCagar Alam
Cagar Alam
 

Similar to ZOO_KESEHATAN

Bahan Pendalaman Naskah Akademi Undang-Undang Veteriner - Pokja PPV PDHI, 22 ...
Bahan Pendalaman Naskah Akademi Undang-Undang Veteriner - Pokja PPV PDHI, 22 ...Bahan Pendalaman Naskah Akademi Undang-Undang Veteriner - Pokja PPV PDHI, 22 ...
Bahan Pendalaman Naskah Akademi Undang-Undang Veteriner - Pokja PPV PDHI, 22 ...Tata Naipospos
 
laporan singkat anfiswan mencit
laporan singkat anfiswan mencitlaporan singkat anfiswan mencit
laporan singkat anfiswan mencitIrpandi Uciha
 
1. Animal-welfare-dan-ASUH.pptx
1. Animal-welfare-dan-ASUH.pptx1. Animal-welfare-dan-ASUH.pptx
1. Animal-welfare-dan-ASUH.pptxAugustRidlofRiwu
 
Laporan Field Lab Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Ob...
Laporan Field Lab Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Ob...Laporan Field Lab Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Ob...
Laporan Field Lab Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Ob...Vina Widya Putri
 
Ppt pak fikri perbaikan
Ppt pak fikri perbaikanPpt pak fikri perbaikan
Ppt pak fikri perbaikanFKM-AP2013
 
Prinsip Higiene Sanitasi Makanan.pptx
Prinsip Higiene Sanitasi Makanan.pptxPrinsip Higiene Sanitasi Makanan.pptx
Prinsip Higiene Sanitasi Makanan.pptxWinduPratama4
 
Workshop Penguatan Hukum Kesejahteraan Hewan - CIVAS-BAWA-JAN, Jakarta, 18 Ma...
Workshop Penguatan Hukum Kesejahteraan Hewan - CIVAS-BAWA-JAN, Jakarta, 18 Ma...Workshop Penguatan Hukum Kesejahteraan Hewan - CIVAS-BAWA-JAN, Jakarta, 18 Ma...
Workshop Penguatan Hukum Kesejahteraan Hewan - CIVAS-BAWA-JAN, Jakarta, 18 Ma...Tata Naipospos
 
7 pipk budidaya
7 pipk budidaya7 pipk budidaya
7 pipk budidayaapriandrea
 
Makalah teknologi penaganan dan pengolahan pakan
Makalah teknologi penaganan dan pengolahan pakanMakalah teknologi penaganan dan pengolahan pakan
Makalah teknologi penaganan dan pengolahan pakanPTPN VI
 
Hygiene_and_Sanitasi_Makanan.ppt
Hygiene_and_Sanitasi_Makanan.pptHygiene_and_Sanitasi_Makanan.ppt
Hygiene_and_Sanitasi_Makanan.ppthamrirendi27
 
Hygiene_and_Sanitasi_Makanan (1).ppt
Hygiene_and_Sanitasi_Makanan (1).pptHygiene_and_Sanitasi_Makanan (1).ppt
Hygiene_and_Sanitasi_Makanan (1).ppthamrirendi27
 
BUDIDAYA_IKAN_NILA_ppt.pptx
BUDIDAYA_IKAN_NILA_ppt.pptxBUDIDAYA_IKAN_NILA_ppt.pptx
BUDIDAYA_IKAN_NILA_ppt.pptxErdipratamaerdi
 
POLA HIDUP SEHAT
POLA HIDUP SEHATPOLA HIDUP SEHAT
POLA HIDUP SEHATcayani yan
 
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).pptx
Perilaku Hidup Bersih  dan Sehat (PHBS).pptxPerilaku Hidup Bersih  dan Sehat (PHBS).pptx
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).pptxIKadekSukadana1
 
AT Modul 2 kb 3
AT Modul 2 kb 3AT Modul 2 kb 3
AT Modul 2 kb 3PPGhybrid3
 

Similar to ZOO_KESEHATAN (20)

Bahan Pendalaman Naskah Akademi Undang-Undang Veteriner - Pokja PPV PDHI, 22 ...
Bahan Pendalaman Naskah Akademi Undang-Undang Veteriner - Pokja PPV PDHI, 22 ...Bahan Pendalaman Naskah Akademi Undang-Undang Veteriner - Pokja PPV PDHI, 22 ...
Bahan Pendalaman Naskah Akademi Undang-Undang Veteriner - Pokja PPV PDHI, 22 ...
 
laporan singkat anfiswan mencit
laporan singkat anfiswan mencitlaporan singkat anfiswan mencit
laporan singkat anfiswan mencit
 
1. Animal-welfare-dan-ASUH.pptx
1. Animal-welfare-dan-ASUH.pptx1. Animal-welfare-dan-ASUH.pptx
1. Animal-welfare-dan-ASUH.pptx
 
Penanganan hewan coba
Penanganan hewan cobaPenanganan hewan coba
Penanganan hewan coba
 
Laporan Field Lab Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Ob...
Laporan Field Lab Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Ob...Laporan Field Lab Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Ob...
Laporan Field Lab Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Ob...
 
Ppt pak fikri perbaikan
Ppt pak fikri perbaikanPpt pak fikri perbaikan
Ppt pak fikri perbaikan
 
Prinsip Higiene Sanitasi Makanan.pptx
Prinsip Higiene Sanitasi Makanan.pptxPrinsip Higiene Sanitasi Makanan.pptx
Prinsip Higiene Sanitasi Makanan.pptx
 
Workshop Penguatan Hukum Kesejahteraan Hewan - CIVAS-BAWA-JAN, Jakarta, 18 Ma...
Workshop Penguatan Hukum Kesejahteraan Hewan - CIVAS-BAWA-JAN, Jakarta, 18 Ma...Workshop Penguatan Hukum Kesejahteraan Hewan - CIVAS-BAWA-JAN, Jakarta, 18 Ma...
Workshop Penguatan Hukum Kesejahteraan Hewan - CIVAS-BAWA-JAN, Jakarta, 18 Ma...
 
TAKSONOMI VERTEBRATA: FUNGSI BAHAN OBAT DARI VERTEBRATA
TAKSONOMI VERTEBRATA: FUNGSI BAHAN OBAT DARI VERTEBRATATAKSONOMI VERTEBRATA: FUNGSI BAHAN OBAT DARI VERTEBRATA
TAKSONOMI VERTEBRATA: FUNGSI BAHAN OBAT DARI VERTEBRATA
 
Fisiologi Hewan
Fisiologi HewanFisiologi Hewan
Fisiologi Hewan
 
7 pipk budidaya
7 pipk budidaya7 pipk budidaya
7 pipk budidaya
 
Makalah teknologi penaganan dan pengolahan pakan
Makalah teknologi penaganan dan pengolahan pakanMakalah teknologi penaganan dan pengolahan pakan
Makalah teknologi penaganan dan pengolahan pakan
 
Hygiene_and_Sanitasi_Makanan.ppt
Hygiene_and_Sanitasi_Makanan.pptHygiene_and_Sanitasi_Makanan.ppt
Hygiene_and_Sanitasi_Makanan.ppt
 
Hygiene_and_Sanitasi_Makanan (1).ppt
Hygiene_and_Sanitasi_Makanan (1).pptHygiene_and_Sanitasi_Makanan (1).ppt
Hygiene_and_Sanitasi_Makanan (1).ppt
 
Bpfr vero
Bpfr veroBpfr vero
Bpfr vero
 
Orang utan 1
Orang utan 1Orang utan 1
Orang utan 1
 
BUDIDAYA_IKAN_NILA_ppt.pptx
BUDIDAYA_IKAN_NILA_ppt.pptxBUDIDAYA_IKAN_NILA_ppt.pptx
BUDIDAYA_IKAN_NILA_ppt.pptx
 
POLA HIDUP SEHAT
POLA HIDUP SEHATPOLA HIDUP SEHAT
POLA HIDUP SEHAT
 
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).pptx
Perilaku Hidup Bersih  dan Sehat (PHBS).pptxPerilaku Hidup Bersih  dan Sehat (PHBS).pptx
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).pptx
 
AT Modul 2 kb 3
AT Modul 2 kb 3AT Modul 2 kb 3
AT Modul 2 kb 3
 

Recently uploaded

KIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anak
KIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anakKIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anak
KIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anakelin560994
 
444028203-Penyusunan-Renstra-Puskesmas.ppt
444028203-Penyusunan-Renstra-Puskesmas.ppt444028203-Penyusunan-Renstra-Puskesmas.ppt
444028203-Penyusunan-Renstra-Puskesmas.pptMUHAMMADHASINUDDIN
 
ppt napza untuk SEKOLAH DASAR DAN CARA MENCEGAHNYA.pptx
ppt napza untuk SEKOLAH DASAR DAN CARA MENCEGAHNYA.pptxppt napza untuk SEKOLAH DASAR DAN CARA MENCEGAHNYA.pptx
ppt napza untuk SEKOLAH DASAR DAN CARA MENCEGAHNYA.pptxmarnitahm32
 
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfAlanRahmat
 
ASKEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN A DENGAN KASUSPTIK (1).pptx
ASKEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN A DENGAN KASUSPTIK (1).pptxASKEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN A DENGAN KASUSPTIK (1).pptx
ASKEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN A DENGAN KASUSPTIK (1).pptxicursudbogor
 
Uji Validitas dan Realibilitas SPSS dan Contoh
Uji Validitas dan Realibilitas SPSS dan ContohUji Validitas dan Realibilitas SPSS dan Contoh
Uji Validitas dan Realibilitas SPSS dan ContohARDS5
 
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatanMetode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatanMeiRianitaElfridaSin
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptssuser940815
 
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatankebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatanMeiRianitaElfridaSin
 
kelompok rentan pada perempuan dan a.ppt
kelompok rentan pada perempuan dan a.pptkelompok rentan pada perempuan dan a.ppt
kelompok rentan pada perempuan dan a.pptssuser8a13d21
 
Situs Resmi Tembak Ikan JDB Deposit Jenius Terpercaya Dan Terbaik
Situs Resmi Tembak Ikan JDB Deposit Jenius Terpercaya Dan TerbaikSitus Resmi Tembak Ikan JDB Deposit Jenius Terpercaya Dan Terbaik
Situs Resmi Tembak Ikan JDB Deposit Jenius Terpercaya Dan Terbaikonline resmi
 
LAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICA.pdf
LAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICA.pdfLAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICA.pdf
LAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICA.pdfNurlianiNurliani4
 
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...MAKSIPUASA1
 
PPT Anemia pada ibu hamil untuk proposal.pptx
PPT Anemia pada ibu hamil untuk proposal.pptxPPT Anemia pada ibu hamil untuk proposal.pptx
PPT Anemia pada ibu hamil untuk proposal.pptxresthy1
 
ASUHAN KEFARMASIAN DOSIS.ppt dosis obat.
ASUHAN KEFARMASIAN DOSIS.ppt dosis obat.ASUHAN KEFARMASIAN DOSIS.ppt dosis obat.
ASUHAN KEFARMASIAN DOSIS.ppt dosis obat.haslinahaslina3
 
persentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypi
persentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypipersentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypi
persentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypianisaEndrasari
 

Recently uploaded (16)

KIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anak
KIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anakKIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anak
KIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anak
 
444028203-Penyusunan-Renstra-Puskesmas.ppt
444028203-Penyusunan-Renstra-Puskesmas.ppt444028203-Penyusunan-Renstra-Puskesmas.ppt
444028203-Penyusunan-Renstra-Puskesmas.ppt
 
ppt napza untuk SEKOLAH DASAR DAN CARA MENCEGAHNYA.pptx
ppt napza untuk SEKOLAH DASAR DAN CARA MENCEGAHNYA.pptxppt napza untuk SEKOLAH DASAR DAN CARA MENCEGAHNYA.pptx
ppt napza untuk SEKOLAH DASAR DAN CARA MENCEGAHNYA.pptx
 
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
 
ASKEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN A DENGAN KASUSPTIK (1).pptx
ASKEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN A DENGAN KASUSPTIK (1).pptxASKEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN A DENGAN KASUSPTIK (1).pptx
ASKEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN A DENGAN KASUSPTIK (1).pptx
 
Uji Validitas dan Realibilitas SPSS dan Contoh
Uji Validitas dan Realibilitas SPSS dan ContohUji Validitas dan Realibilitas SPSS dan Contoh
Uji Validitas dan Realibilitas SPSS dan Contoh
 
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatanMetode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
 
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatankebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
 
kelompok rentan pada perempuan dan a.ppt
kelompok rentan pada perempuan dan a.pptkelompok rentan pada perempuan dan a.ppt
kelompok rentan pada perempuan dan a.ppt
 
Situs Resmi Tembak Ikan JDB Deposit Jenius Terpercaya Dan Terbaik
Situs Resmi Tembak Ikan JDB Deposit Jenius Terpercaya Dan TerbaikSitus Resmi Tembak Ikan JDB Deposit Jenius Terpercaya Dan Terbaik
Situs Resmi Tembak Ikan JDB Deposit Jenius Terpercaya Dan Terbaik
 
LAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICA.pdf
LAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICA.pdfLAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICA.pdf
LAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICA.pdf
 
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
 
PPT Anemia pada ibu hamil untuk proposal.pptx
PPT Anemia pada ibu hamil untuk proposal.pptxPPT Anemia pada ibu hamil untuk proposal.pptx
PPT Anemia pada ibu hamil untuk proposal.pptx
 
ASUHAN KEFARMASIAN DOSIS.ppt dosis obat.
ASUHAN KEFARMASIAN DOSIS.ppt dosis obat.ASUHAN KEFARMASIAN DOSIS.ppt dosis obat.
ASUHAN KEFARMASIAN DOSIS.ppt dosis obat.
 
persentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypi
persentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypipersentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypi
persentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypi
 

ZOO_KESEHATAN

  • 1. Higiene, Sanitasi, dan Keselamatan Kerja Menciptakan Kebun Binatang Sesuai dengan Standar Kesehatan Disusun oleh : AKH. BORIES YASIN ABDILLAH 115030800111005 BISNIS PARIWISATA “A” FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2013
  • 2. KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul ” Menciptakan Kebun Binatang Sesuai dengan Standar Kesehatan ”. Dalam penyusunan makalah ini, penulis memperoleh berbagai informasi dari beberapa sumber. Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen Hegiene, Sanitasi, dan Keselamatan Kerja yang telah memberikan bimbingan dan arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap kerangka acuan makalah ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan kepada para pembaca pada umumnya dan pada penulis pada khusunya Penulis Malang, 18 Desember 2013
  • 3. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ada pepatah yang mengatakan “Men Sana In Corpore Sano”, yang artinya dalam tubuh yang sehat, akan terdapat jiwa yang sehat. Akan tetapi masih banyak juga orang yang sakit dan biasanya karena pola hidup mereka sendiri yang kurang baik dan kebiasaan yang kurang baik sehingga dapat melemahkan dan merusak tubuh termasuk juga binatang. Petunjuk praktek untuk pelaksanaan dan menjalankan Kebun Binatang ini disusun untuk pimpinan management kebun binatang dan staff untuk merawat semua satwa yang berada dikebun binatang. Petunjuk ini disusun untuk memberikan pengetahuan kepada operator kebun binatang dalam menata jalannya usaha kebun binatang untuk memberikan kesejahteraan kepada semua satwa dan hewan, yang menjadi pusat perhatian pengunjung. Karena kebanyakan operator atau pemimpin kebun binatang yang tidak memepunyai background bidang biology, zoology atau lingkungan, sehingga tidak mengerti apa yang dimaksudkan dengan konsep animal welfare (kesejahteraan hewan) dan cara merawat satwa dikebun binatang sesungguhnya. Pengelolaan atau operator kebun binatang harus mengerti cara-cara transportasi hewan, pencegahaan kebakaran dan kebersihan makanan satwa/hewan dan hal lain yang berkaitan dengan tata kerja kebun binatang yang baik. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana cara pemberian makan dan minum yang baik pada satwa kebun binatang? 2. Bagaimana pemberian lingkungan yang cocok dan nyaman pada satwa kebun binatang? 3. Bagaimana pemberian kesehatan pada satwa kebun binatang? 4. Bagaimana pemberian kesempatan untuk berprilaku atau menunjukan sifat-sifat khas alami bagi satwa kebun binatang? 5. Bagaimana pemberian perlindungan dari rasa takut dan stress pada hewan? 1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui cara pemberian makan dan minum yang baik pada satwa kebun binatang. 2. Untuk mengetahui lingkungan yang cocok dan nyaman pada satwa kebun binatang. 3. Untuk mengetahui pemberian kesehatan yang baik pada satwa kebun binatang. 4. Untuk mengetahui pemberian kesempatan dalam berperilaku bagi satwa kebun binatang. 5. Untuk mengetahui pencegahan rasa takut dan stress pada hewan.
  • 4. BAB II PEMBAHASAN Animal Welfare (kesejahteraan satwa) di Kebun Binatang Lima prinsip dibawah, diuraikan dengan jelas untuk memeberikan rangka kerja didalam praktek kebun binatang. Kelima dasar prinsip ini dari “Lima kebebasan”, Yaitu: 1. Bebas rasa lapar dan haus (pemberian makanan cukup dan air minum bersih setiap harinya) 2. Bebas rasa tidak nyaman (pemberian lingkungan akomodasi hidup yang nyaman) 3. Bebas dari sakit dan luka (pemberian perawatan untuk satwa sakit, pencegahan penyakit) 4. Bebas berprilaku liar alami (pemberian lingkungan hidup dan kesempatan mengutarakan sifat2 dsn prilaku khas alami) 5. Bebas rasa takut dan stress (pemberian perlindungan untuk menghindari rasa takut dan stress) 2.1 PEMBERIAN MAKANAN DAN MINUMAN Makanan dan air adalah keperluan dasar. Cara pemeberian makanan dan seringnya (frequency) pemberian makanan dan nutrisi dan kadar gizi perlu diperhatikan. Makanan dan frekuensinya harus diberikan sedemikian rupa untuk menyamai dan disesuaikan dengan kebiasaan dan prilaku alami satwa tersebut, begitu pula dengan keperluan gizi dan nutrisi, yang berbeda tergantung dari musim, jenis satwa. Pemberian makanan harus makanan alami, sesuai dengan makanan satwa dihutan. Informasi jenis makanan ini bisa dipelajari dan didapat dari ahli2 satwa. Satwa tidak boleh diberikan makanan manusia yang tidak normal untuk mereka, seperti makanan berminyak gorengan, garam, gula, minuman yang mengandung bahan kimia, makanan yang diolah. Pengunjung harus dilarang untuk tidak sembarangan memeberikan makananjenis tersebut, apabila pengunjung ingin memeberi makanan, pihak kebun binatang bisa menyediakan atau menjual makanan satwa yang alami seperti aneka sayur2an, ubi, jagung mentah, daun segar, buah2an atau kacang2 yang tidak digoreng atau diproses. Pemberian makan oleh pengunjung harus dikontrol oleh keeper atau staff, agar mengatur jumlah dan jadwal makannya. Pengunjung tidak boleh memberikan makanan semuanya dalam bungkusan plastik kepada satwa, karena sangat berbahaya apabila termakan. Keeper harus mencegah. Air minum yang diberikan harus higienis bersih dan disediakan setiap hari. Wadah air harus dicuci rutin untuk mencegah kuman penyakit.
  • 5. Jumlah takaran dan jumlah makanan dan minuman harus cukup dan sesuai dengan keperluan satwa.Berdasarkan besar dan ukuran satwa, gizi2 yang diperlukan (satwa hamil perlu nutrisi dan gizi), kwalitet makanan dan kesehatan satwa. Wadah tempat makanan harus dicuci setiap hari sebelum dan sesudah dipakai. Makanan kering dan air minum harus disimpan dandipersiapkan dengan cara yang hygienis. Terutama makanan tidak boleh lembab basah (sehingga jamuran) atau terkena kontaminasi oleh serangga, kecoak,burung, tikus atau hama lainnya. Makanan basah atau minuman seperti susu segar, harus disimpan dilemari dingin (kulkas) supaya tidak basi atau rusak. Satwa tidak boleh diberikan makanan yang sudah rusak dan basi. Pekerja dan animal keeper harus mengikuti intruksi ketat untuk kebersihan diri masing masing, dan harus mengikuti praktek hygiene (kebersihan) dalam memepersiapkan makanan satwa, untuk menghindari cross contamination (penjangkitan atau penyebaran kuman) dari alat alat yang digunakan dan tempat memepersiapkan makanan tersebut. Wadah tempat makanan dan minuman untuk satwa tidak boleh dipergunakan untuk lainnya. Harus dicuci bersih secara rutin. Keeper harus memeberi pertimbangan dan pemikiran hal prilaku alami satwa sewaktu memeberikan makanan dan minuman. Ukuran dan model wadah tempat makanan dan minuman harus disesuaikan dengan kebutuhan satwa, supaya mudah dijangkau dan dikonsumsi. Cara pemberian makanan dan minuman harus memikirkan keselamatan pekerja dan animal keeper. Wadah makanan dan minuman harus ditaruh diposisi tertentu agar menghidari kontaminasi, supaya makanan dan minuman tidak gampang dikotori oleh satwa itu sendiri, atau oleh tikus, burung liar atau hama lain. Pekerja harus mengecek dua kali sehari, makanan dan minuman yang dikonsumsi satwa, menghindari pengunjung yang memberikan makanan yang tidak cocok. Mencatat bila ada satwa yang tidak nafsu makan atau minum dan melaporkan kepada dokter hewan. Makanan yang tidak termakan harus diambil dan dibersihkan,supaya kandang tetap hygienis bersih. Sampah menarik kecoak dan tikus, tikus membawa kuman, kuman pembawa penyakit. Gizi dan nutrisi harus berdasarkan jumlsh ysng cocok ysng diberikan dokter hewan. Semua jenis dan jadwal pemberian makanan dan minuman harus tercatat lengkap dibuku,dan dimasuk kan dalam daftar makanan dan minuman yang bisa diperiksa sewaktu waktu oleh dokter hewan.
  • 6. 2.2 PEMBERIAN LINGKUNGAN YANG COCOK DAN NYAMAN: Lingkungan tempat hidup satwa harus disesuaikan dengan kebutuhan seetiap satwa. Tempat hidup mereka harus termasuk tempat berteduh dari basahnya hujan, daari panas matahari, dingin dan tempat bernaung yang cocok. Misalnya, untuk satwa yang kebiasaannya mengagali lubang ditanah, harus diberi fasilitas untuk membuat lubang. Satwa yang bersifat memanjat,harus diberikan fasilitas memanjat tiga dimensi (keatas, kesamping dan kebawah). Satwa harus diberikan kesempatan menggerakan otot badan mereka. Suatu balance harus didapatkan untuk memeberikan fasilitas tersebut dengan memperhatikan soal hygigene (kebersihan) dan kebutuhan byologi satwa. Suhu, ventilasi hawa, sinar alami dan suara didalam kandang harus disesuaikan dengan kenyamanan dan kebaikan satwa masing2. terutama harus diperhatikan satwa2 yang hamil dan baru mempunyai anak, mereka memerlukan ruangan tersendiri yang tenang. Satwa yang baru datang dikebun binatang harus diberikan kesempatan untuk menyesuaikan diri kelingkungan baru. Penyesuaian itu harus dilaksanakan bertahap untuk tidak membuat satwa stress. Keeper dan staff harus mempunyai pengertian terhadap satwa yang stress dan memperlakukan dengan sabar dan tidak membuat satwa bertambah takut dan stress. Tank atau kolam air untuk satwa harus ada pergantian hawa, dan kebersihan harus dijaga rutin. Kwalitet air harus diperiksa terutama untuk satwa air yang tinggal dikolam. Air genangan kotor menjadi pembiakan kuman dan wabah penyakit. Semua satwa yang hidup dialam terbuka harus diberikan shelter (tempat berteduh) yang nyaman untuk kebaikan satwa. Memepunyai ruang untuk berlindung atau bersembunyi, apalagi satwa yang nervous (takut) harus diberikan shelter apabila ingin berlindung dari perhatian ramai para pengujung. Kandang satwa harus dibuat sedemikian rupa agar satwa bisa bertingkah laku dan menunjukan prilaku alami, baik untuk lari kabur ketakutan,bersembunyi, memeanjat, berenang, dsb. Kandang dan pagar harus dirawat dengan rutin dan dalam kondisi yang baik, sehingga tidak melukai satwa dan animal keeper. Setiap kerusakan bangunan yang mebahayakan satwa, pekerja dan para pengunjung, harus diperbaiki dan merupakan tanggung jawab kebun binatang. Setiap kerusakan harus dilaporkan oleh pekerja dan dicatat dibuku daftar, dan pemimpin bisa memeriksa perbaikan yang belum dilakukan. Apabila ada kerusakan kandang akan memebuat celaka satwa, dan tidak bisa segera diperbaiki, satwa harus dipindahkan kekandang yang lebih aman, sampai kerusakan itu diperbaiki. Tumbuhan2 liar yang beracun yang tumbuh didalam kandang yang bisa mencelakakan satwa bila termakan harus disingkirkan segera.
  • 7. Kolam atau tempat satwa berkubang harus mempunyai tempat berinjak untuk keluar dan masuk kolam dengan mudah. Setiap bahan bangunan baik cat, produk lain atau makanan, harus tidak mengandung kimia atau racun untuk satwa. Keselamatan dan kesehatan satwa harus diperhatikan. Kebun binatang harus memepunyai fasilitas back-up (penyanggah) dan kesiagaan stok makanan untuk mencegah atau antisipasi keadaan darurat. Persediaan simpanan air minum yang cukup, persediaan stok simpanan untuk makanan satwa yang cukup, staff darurat, dokter hewan, obat2an darurat dll. Persediaan ini harus senantiasa diperiksa dan diperbaharui. Persediaan dasar harud ada untuk perawatan dan maintenance kebun binatang apabila ada kondisi darurat, untuk menjamin agar satwa tidak menjadi korban sewaktu ada keadaan darurat. Alat2 kerja dan perlengkapan harus disimpan setelah dipakai agar tidak melukai satwa. Sampah harus dibersihkan rutin setiap hari untuk mencegah bahaya termakan dan penyakit. Standar hygienis harus ditentukan oleh pemimpin dan diterapkan, baik kebersihan diri para staff dan ruang kerja untuk merawat satwa perlu dijaga. Perhatian utama harus diberikan oleh pimpinan dan management kebun binatang, cara2 metode pembersihaan alat2, kandang, makanan dan minuman, untuk mengurangi bahaya terjangkitnya penyakit. Untuk satwa air aquatic, perlu dijaga kwalitet air kolamnya. Perlengkapan2 dan bahan pembersih yang cocok harus disediakan senantiasa oleh pimpinan, begitu pula dengan persediaan air bersih dan alat2 kerja lainnya. Nasihat2 tehnis dari dokter harus selalu didapatkan dan diikuti tentang pembersihan rutin, sanitasi kebun binatang, kebersihan kandang dan area lainya. Penting sekali memperhatikan apabila ada penyakit yang menjalar (infectious diseases), mengetahui satwa yang sakit. Mencegah penjalaran penyakit itu kesatwa lain atau kemanusia, dengan memindahkan satwa sakit keruangan terpisah untuk diobati dan menjaga kebersihan total dilingkungan kebun binatang. Sanitasi got (drainage) untuk semua saluran air tertutup dan terbuka, harus efesien dan lancar, tidak ada genangan air yang menjadi sarang kuman dan penyakit. 2.3 PEMBERIAN PERAWATAN KESEHATAN SATWA Luka: tempat tinggal satwa harus dirancang sedemikian rupa untuk mengurangi bahaya luka terhadap satwa. Kandang harus mempunyai ruangan yang dirancang supaya satwa bisa memisahkan diri apabila ada perkelahian oleh satwa. Enclosure akomodasi satwa harus dirancang untuk mencegah supaya tidak ada ancaman dari satwa lain. Perlu dijaga agar satwa yang ditaruh dalam satu enclosure atau akomodasi,
  • 8. tidak tidak saling melukai dan berkelahi. Satwa harus diperkenalkan bertahap untuk bersosialisasi. Penyakit: pengobatan dari dokter hewan yang ahli dan pencegahan penyakit harus diberikan dengan seksama. Setiap upaya harus diberikan untuk memberikan makanan yang cocok, longkungan dan akomodasi yang bersih, untuk mencegah berjangkitnya kuman berkembang biak menjadi wabah penyakit yang bisa menukar kesatwa lain atau menular kemanusia. Pengecekan dan observasi kesehatan rutin: kondisi, kesehatan dan prilaku semua satwa harus diperiksa paling sedikit dua kali sehari oleh staff yang bertanggung jawab atau wakilnya. Setiap satwa sakit harus dijadikan suatu kasus yang harus diselidiki sebabnya, apakah karena stress, luka atau sebab lainnya. Perlu sekali satwa sakit diberikan pengobatan oleh dokter hewan. Daftar harian mencatat oleh setiap animal keeper yang bertanggung jawab, tentang perubahaan makanan, kesehatan satwa, atau prilaku dan aktivitas lain, agar pengobatan mempunyai data penting ini. Peralatan dan fasilitas klinik dan dokter hewan: peralatan klinik dan kedokteran untuk pengecekan kesehatan dan pengobatan satwa harus lengkap dengan unut sterilisasi untuk menjaga hygienis yang baik, cadangan obat2an yang selalu tersedia. Kebersihan kandang (enclosure) akomodasi untuk menjaga kesehatan: Ukuran dan rancangan kandang harus disesuaikan dengan keperluan satwa. Menghidari menempatkan satwa sembarangan sehingga terjadi dominasi atau perkelahian. Tidak menaruh satwa dikandang sempit sehingga tidak mempunyai ruangan untuk bergerak atau menunjuk prilaku normal (memanjat, terbang, dsb), atau menaruh beberapa satwa disatu kandang sehingga menjadi wabah penyakit. Membersihkan kandang dan saluran air didalamnya dengan rutin. Pohon yang tumbuh didalam kandang harus diperiksa agar tidak rubuh atau mencelakai satwa dan keeper, pohon dan tumbuh2an dalam kandang tidak boleh beracun. Jarak antara pengunjung dan satwa harus cukup jauh agar menghindari bahaya atau penjalaran penyakit menular. Perawatan kesehatan satwa: pimpinan harus mempunyai program yang comprehensive untuk perawatan yang dijaga dan dikontrol oleh seorang dokter hewan yang ahli dan berpengalaman dengan perawatan satwa liar ataau mempunyai keahlian zoology. Tidak semua dokter hewan berpengalaman dan mempunyai keahlian dalam terhadap semua satwa2 yang ada dikebun binatang. Setiap satwa membutuhkan perlakuan dan perawatan yang berlainan. Dokter hewan yang ditunuk harus mempunyai kode etik berdedikasi dan minat dalam untuk memberikan perawatan baik terhadap satwa. Dokter hewan yang ditunjuk harus bertanggung jawab untuk memberikan inpeksi kesehatan rutin.
  • 9. Memberi intruksi jelas kepada keeper dan staff untuk cara perawatan dan pengobatan satwa. Memberi vaccines, obat anti cacing, dan obat2an lain untuk pencegahan penyakit yang sesuai. Mengambil sample darah dan kotoran satwa untuk diperiksa dilabolatorium. Menyimpan data2 kesehatan satwa, persiapan untuk mengobati satwa yang sakit, memberi diagnosis yang cepat dan tepat Mengecek cara perawatan satwa sehari-harinya, gizi, nutrisi, kebersihan dll Tingkat perawatan satwa harus disesuaikan dengan kebutuhan animal welfare satwa. Dan data informasi harus tertulis dan disimpan untuk kebun binatang, bisa dilihat sewaktu-waktu oleh yang berkepentingan. Misalnya; ibat2an pencegahan penyakit yang diberikan, operasi, dan metode pengobatan lainnya. Penemuan hasil pathology dan hasil post morten apabila ada kematian satwa untuk mengetahui sebab2 dan penyakit. Pimpinan dan direktur kebun binatang harus menjaga kesiagaan dokter hewan untuk memberikan pengobata apabila ada keperluan darurat. Apabila ada satwa yang sakit berat dan menderita sudah tidak bisa disembuhkan lagi dan dalam keadaan sakit, maka dokter hewan harus bisa memberikan euthasia, tanpa membuat sakit dan agar satwa tidak menderita kesakitan yang berkepanjangan. Satwa yang mati harus diselidiki sebab kematiannya, apabila ada penyakit menular mengambil tindakan pencegahan penularan. Laporan dan data labolatorium harus disimpan. Isolasi dan karantina: Sampah dari klinik dari pemeriksaan kesehatan dan pengobatan satwa harus dibuang sesuai dengan peraturan pemerintah daerah. Sampah yang mengandung kuman harus dimusnahkan atau dibakar ditempat khusus, diluar kebun binatang. Kesehatan orang orang yang bekerja dikebun binatang dan animal keeper juga harus diperhatikan agar tidak terjadi penularan penyakit manusia kesatwa dan sebaliknya. Primata dan satwa lain mudah ketularan penyakit hepatitis dan tbc dari manusia. Oleh karena itu tanggung jawab dari pemimpin kebun binatang harus mutlak untuk menyediakan alat perlengkapan dan bahan2 pembersih yang cocok, menjaga agar kebersihan dilaksanakan oleh semua pihak. Pekerja dan animal keeper harus dicek kesehatannya setiap tahun, untuk mencegah tertular penyakit dari satwa dan sebaliknya. 2.4 PEMBERIAN KESEMPATAN UNTUK BERPRILAKU ATAU MENUNJUKAN SIFAT-SIFAT KHAS ALAMI (MOST NORMAL BEHAVIOR) Setiap satwa harus diberikan kesempatan untuk mengexpresi atau menunjuk sifat prilaku alami yang sangat normal untuk mereka. Dalam konsep ini semua satwa harus memiliki fasilitas ”enrichment” dan ”husbandry” (pemeliharaan) yang baik.
  • 10. Perkawinan dan pembiakan hanya boleh dilakukan apabila fasilitas mengijinkan dan mencukupi, dan adanya pengawasan dan perawatan dari dokter hewan, untuk mencegah kecelakaan atau kematian induk atau bayi satwa. Pimpinan dan pengelola kebun binatang harus mendapat pengetahuan biology, zoology, dan informasi tehnis lengkap yang mutahir dari LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) atau universitas kedokter hewanan, tentang cara pemeliharaan dan perawatan (husbandry), terutama jenis2 satwa yang jarang dan susah ditemui. Penanganan yang salah atau kekurang informasi tehnis akan mengakibatkan satwa menjadi sakit, bahkan mati. Akomodasi untuk satwa harus dirancang berdasarkan kehidupan satwa dihutan alami, dan harus bisa memenuhi keperluan physiology (badan) dan phychological (mental) satwa yang dipelihara. Akomodasi kandang harus dilengkapi dengan keperluan satwa, dengan tempat alas tidur (jerami kering bersih, daun2an bersih yang diganti rutin), batang2 pohon besar yang bercabang untuk memanjat dan berayun, lahan atau tanah tempat mereka membuaat lubang, kotak buatan untuk membuat sarang, kolam mereka. Fasilitas kandang harus memenuhi kebutuhan satwa dari masa mereka kecil atau sampai mereka tumbuh besar dan dewasa. Kelompok social satwa harus diperhatikan agar cocok. Satwa yang biasa hidup berkelompok harus diberikan untuk hidup bersama, tidak hidup menyendiri, untuk menghidari stress. Pembentukan kelompok ini harus diawasi dan dijaga pada musim tertentu, untuk menghidaru perkelahian. Satwa tidak boleh dibiarkan semaunya atau kawin dengan saudara sendiri. Staff dan animal keeper harus tahu, kapan dan cara memisahkansatwa betina dan jantan pada waktu musim berkembang biak, apabila mereka masih ada pertalian darah. Perkawinan antara satwa yang masih bersaudara sangat buruk untuk kesehatan. Keeper harus belajar memberikan program enrichment yang cocok untuk satwa, program ini bertujuan memberikan aktivitas kepada satwa yang hidup dikurung dikebun bunatang. Satwa yang tidak mempunyai kegiatan dan menjadi bosan, akan menjadi stress. Satwa yang stress akhirnya tidak suka makan atau gampang sakit. Maka disuatu zoo yang baik, keeper dengan giat memberikan aneka ragam program enrichment setiap harinya. Program enrichment harus dicatat dan dimasukan daftar, untuk membuat jadwal. Bahan dan materi enrichment harus alami, tidak boleh tajam atau melukai satwa. Biasanya enrichment terdiri dari pelbagai bentuk. Misalnya enrichment aktifitas pencarian makan, makanan disebar dan disembunyikan, sehingga satwa harus ”bekerja” mencari makanan, baik mengorek dari lubang2 makanan atau pun dari kantung2 yang digantung didalam kandang. Karena didalam habitatnya, satwa semua mempunyai aktifitas mencari makanan. Enrichment mainan, bisa diberikan baik berupa tempat2 memanjat, ranting2 dan daun2 segar untuk membuat sarang atau alas tidur. Bola2 rotan yang tidak membahayakan, bola karet yang besar untuk bermain. Ayunan enrichment macam ini untuk memberikan hiburan dan permainan kepada satwa.
  • 11. 2.5 PEMBERIAN PERLINDUNGAN DARI RASA TAKUT DAN STRESS Hal2 yang harus dicek adalah: susunan kelompok satwa, jumlah persentasi antara jantan dan betina, jumlah satwa perkandang, besarnya ruangan akomodasi, peralatan hidup baik di alam terbuka dan kandang tertutup. Satwa harus mendapat kebebasan hidup dialam terbuka dan tidak tinggal terkurung lama. Susunan dan rancangan akomodasi harus memberikan fasilitas untuk berorilaku normal sebanyak mungkin, dan memberikan tempat atau ruangan untuk berlindung, apabila satwa ingin menyendiri atau berlindung dari satwa lain dan pengunjung. Satwa yang tidak bisa hidup rukun dalam satu kandang harus segera dipisahkan, setiap perkelahian dan aniaya membuat satwa stress. Perlu sekali keeper mengecek dengan rutin, mencatat setiap perkelahian tersebut untuk mengambil tindakan, demi keamanan satwa dan keeper. Satwa2 hanya boleh dipegang oleh staff yang berpengalaman. Penanganan ini harus sehati-hati mungkin untuk melindungi satwa dari kecemasan, ketakutan dan stress. Satwa yang takut gampang stress, bahkan bisa menggigit dan menyerang. Misal beberapa satwa yang nervous, perlu ditutupi matanya dengan kain lembut supaya tenang, pada waktu dipindahkan. Setiap satwa harus dilindungi dari pengunjung2 yang iseng atau menyakiti satwa. Keeper harus bertindak cepat untuk mencegah pengunjung yang membuat satwa stress. Satwa tidak boleh diprovokasi atau ditantang sewaktu ditonton. Satwa yang gugup dan nervous harus punya tempat untuk berlindung agar tidak stress. Induk2 dan bayinya harus diberikan akomodasi yang tenang dan luas, dengan shelter (tempat bersembunyi), karena gangguan dari pengunjung yang terlalu banyak, akan memebuat stress. Satwa2 tidak boleh dibiarkan hidup menyendiri kelamaan apabila tidak sakit, karena akan susah hidup berkelompok dan stress. Mereka bisa dikumpulkan sesuai dengan musim tertentu. Merokok didepan satwa harus dilarang, terlebi-lebih memberi rokok kepada orangutan Transportasi dan pemindahan satwa liar hidup Satwa hanya bisa diberikan atau ditransfer kepada pihak yang mampu bertanggung jawab penuh untuk memberikan fasilitas dan keahlian yang menjamin kesejahteraan satwa. Harus ada ijin sah dan pengetahuan dalam mengenai perawatan satwa tersebut. Fasilitas untuk memindahkan satwa, menaikan, memesukan kedalam box transit, transportasi satwa dari dalam kebun binatang atau keluar dari kebun binatang ketujuan didalam dan diluar kebun binatang harus tersedia. Harus mematuhi peraturan CITES (Convention on International Trade in Endangered Species) dan BKSDA.
  • 12. Transpor harus mematuhi peraturan IATA dan MAFF, m mperhatikan agar satwa tidak stress dan terluka, mengerti prilaku dan sifat satwa alami untuk menengani lebih baik. Konversi, Pendidikan dan Riset Dimana terdapatnya satwa, taman marga satwa (zoo) harus aktif ikut dalam management prigram species. Program ini harus memberi kontribusi pengertian dan pendidikan jauh mengenai konservasi satwa dialam habitat liar. Zoo harus mendemonstrasikan peranan dalam konservasi yang bisa diukur, baik dari segi edukasi dan riset. Area yang diperiksa adalah: Kebijakan strategy konservasi dan pendidikan, bagaimana ini dikaitkan dengan strategy kebun binatang dunia Suatu kebun binatang harus mempunyai strategy pendidikan yang tertulis dan aktif ikut dalam program, pendidikan dan mengajar masyarakat untuk melindungisatwa dialam habitatnya, memperlakukan satwa dengan sayang, memberi informasi yang tepat dan akurat mengenai nama ilmiah satwa, dan sifat2 prilaku satwa, makanan alami serta sifat biology satwa. Perlu sekali dalam informasi ini ditulis jelas status konservasi satwa ini. Ancaman apa yang ada terhadap populasi satwa dialam, misalnya karena hilangnya hutan dan sebagainya. Kebun binatang harus memperlihatkan upaya riset yang bisa dilaksanakan dengan membangun jembatan untuk bekerja sama dengan pihak pendidikan tinggi, seperti universitas kedokteran hewan, demi kesejahteraan dan perlindungan satwa. Tentu riset, baik berupa pengumpulan data, pengamatan satwa atau lainnya harus memenuhi peraturan yang berada, etikal. Metode2 riset harus disetujui terlebih dulu, mengutamakan keselamatan dan kesejahteraan satwa. Hasil riset ini harus diterbitkan untuk keperluan masyarakat dan bisa diperiksa apabila perlu. Daftar Stock Satwa (Stock Records) Daftar data stock harus disimpan dan selalu diperbaharui, harus dicatat oleh staff atau keeper untuk mengenal kelompok satwa, jumlah, kelamin, dsb. Satwa harus gampang dikenal oleh staff. Daftar ini harus disimpan dengan baik2 dann ada dupllikat/copy supaya terjaga, boleh dicatat dikartu atau dicomputer, tetapi bisa dilihat oleh semua staff. Nama latin biology satwa harus tepat dan jelas, usia satwa tanggal lahir,asalnya dan sumber satwa tsb didatangkan, orang tua (induk dan ayah), saudara2nya, tanggal masuk kebun binatang, tanggal meninggalkan kebun binatang dan apabila ditransfer, nama jelas kemana satwa tersebut dipindahkan. Tanda2 penganal khas satwa, berat badan,kesehatan umumnya, sifat dan prilaku khas, tanggal mati, sebab2 kematian beserta laporan dokter hewan, tanggal lolos, sebab2nya, jenis makanan, jadwal makan dan takarannya, sejarah
  • 13. satwa, tanggal dilahirkan, data anak2 yang dilahirkan dan kelaminya, dsb. Kebun binatang harus memeriksa dan membuat sensus satwa setiap tanggal 1 january tiap tahun. Staff dan latihan / training Jumlah staff dan pengalaman masing2 dan training/ latihan harus mencukupi untuk menjamin standar ini dilaksanakan dengan penuh senantiasa. Rota kerja harus dibuat dan dirancang agar mempunyai cadangan staff cukup untuk menghadapi hari libur, staff sakit, atau absent. Daftar pekerjaan dan tugas harus dicatat teratur, dan staff yang bekerja dengan satwa harus dicatat dan diberikan petunjuk intruksi jelas tentang tanggung jawab dan daftar tugas masing-masing. Seorang staff yang terampil harus ditunjuk sebagai penanggung jawab harian. Semua staff dan keeper harus mampu menunjukan keahlian dalam melaksanakan tugas dan intruksi, dan harus diberikan kesempatan untuk mendapat training (latihan) yang resmi untuk mencapai kwalifikasi, menambah keprofesionalan, dan untuk menjalankan tugas dengan baik. Training dan update harus selalu diberikan dengan rutin, mengenai pengetahuan tehnis dan cara-cara baru dalam merawat dan menagani satwa. Pimpinan dan direktur kebun binatang harus mengecek bahwa staff tidak mepunyai sejarah atau latar belakang yang pernah menganiaya atau menyakiti satwa dan hewan. Fasilitas untuk Publik Pengunjung Kotak darurat Kotak darurat harus senantias diperiksa isinya komplit dan senantiasa tersedia. Staff bertugas harus berlatih memberikan bantuan darurat, apabila diperlukan selamat ada pengunjung masuk. Latihan (Training) untuk satwa: Tiga faktor mengapa satwa harus dilatih dikebun binatang Untuk membantu process penangkapan, yang sesuai dengan perawatan rutin harian. Misalnya untuk memeindahkan satwa supaya kandang bisa dibersihkan. Menambah kesejahteraan satwa, misalnya dengan melatih satwa agar mudah diajak untuk pemeriksaan kesehatan tanpa berontak, bahkan tanpa obat anestetik. Agar satwa bisa berpartisipasi bila ditunjjukan oleh pengunjung sebagai suatu pendidikan
  • 14. Tujuan training atau latihan harus jelas dan terang, dengan memperhatikan unsur: Kesejahteraan satwa Keselamatan staff keeper Keselamatan pengunjung Setiap latihan harus memberikan hasil demi kesejahteraan satwa. Tehnik dan cara latihan harus berdasarkan positive reinforcement (bantuan positif), dengan cara memberi imbalan makanan sewaktu latihan untuk melatih satwa berbuat sesuatu. Memberi elusan sayang apabila satwa mengikuti latihan. Apabila satwa tidak menurt, tidak boleh hukum atau dipukul sama sekali. Tujuan positif reinforcement adalah menyanjung hal positif dan mendiamkan hal negative. Latihan harus dilaksanakan dengan hati hati agar tidak membuat satwa stress. Tidak boleh terlalu lama dan membosankan. Setiap latihan harus dicatat jelas, tanggal dan metode cara latihan, jangka waktu latihan, hasil2nya. Latihan harus mengutamakan keselamatan keeper dan satwa, dan tidak menyakitkan. Staff harus mendapat keahlian training dari orang2 profesional yang sudah berpengalaman melatih satwa yang memakai cara positive reinforcement.
  • 15. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Higiene dan sanitasi mempunyai hubungan yang erat dan tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain. Higiene dan sanitasi merupakan usaha kesehatan masyarakat yang bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit pada manusia. Usaha kesehatan masyarakat yang mempelajari pengaruh kondisi lingkungan terhadap kesehatan manusia, upaya mencegah timbulnya penyakit karena pengaruh lingkungan kesehatan tersebut, serta membuat kondisi lingkungan yang sedemikian rupa sehingga terjamin pemeliharaan kesehatan lingkungan disebut higiene (Depkes RI, 2009). Sanitasi makanan adalah salah satu usaha pencegahan yang menitik beratkan kegiatan dan tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dan minuman dari segala bahaya yang dapat mengganggu kesehatan mulai dari sebelum makanan diproduksi, selama proses pengolahan, penyiapan, pengangkutan, penyajian, sampai pada saat makanan dan minuman tersebut siap untuk dikonsumsikan kepada pasien.(Direktorat Hygiene dan Sanitasi, Dinjen Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular).
  • 16. DAFTAR PUSTAKA http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21139/4/Chapter%20II.pdf http://www.isaw.or.id/standar-dasar-praktek-kebun-binatang/