SlideShare a Scribd company logo
1 of 169
Download to read offline
Kontributor
Zainudin dan Yuliana Nona. S.
Editor
Aris Buhari
Ilustrator
YayakYatmaka
Disain dan Tata Lekat
Yayak Yatmaka dan Obrien Tinus
Diterbitkan sebagai rangkaian kegiatan
SustaiableAgriculture and Nutrition (SAN) Project
CARE International, 2005 - 2006
Palangkaraya
2005
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I.
PERTANIAN BERKELANJUTAN DAN TEKNOLOGI PATISIPATIF
A. PENGERTIAN PERTANIAN BERKELANJUTAN ........................................ 3
B. TEKNOLOGI PARTISIPATIF............................................................. 8
C. UJI COBA ...............................................................................14
BAB II.
TEKNOLOGI PERTANIAN BERKELANJUTAN SECARA PARTISIPATIF
YANG DI KEMBANGKAN.
A. TEKNOLOGI MEMPERTAHANKAN KESUBURAN TANAH .............................23
a. Pupuk Bokashi ......................................................................23
b. Pupuk Organik Lokal/Puntal .....................................................31
c. Pupuk Cair Organik ................................................................37
e. Pengolahan Limbah Kandang Ternak.............................................45
B. TEKNOLOGI PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT ................................51
a. Pestisida Organik ...............................................................51
b. Perangkap Hama ................................................................59
C. TEKNOLOGI PERBANYAKAN TANAMAN
Okulasi Karet ....................................................................65
D. TEKNOLOGI PEMBUATAN PAKAN .....................................................75
Bokashi Pakan Ikan ..................................................................75
BAB III.
TEKNOLOGI PASCA PANEN
A. PASCA PANEN LIDAH BUAYA .........................................................83
a. Pembuatan Teh Dari Tanaman Lidah Buaya ................................83
b. Pembuatan Dodol Dari Tanaman Lidah Buaya ..............................88
c. Pembuatan Minuman Dari Lidah Buaya ......................................95
B. PEMBEKUAN LETAK TANAMAN KARET ............................................100
BAB IV.
PENGORGANISASIAN KELOMPOK
A. KELOMPOK T............................................................................107
B. FUNGSI PENGURUS KELOMPOK/REGU .............................................118
C. PETANI PEMANDU .....................................................................131
D. PEMECAHAN MASALAH ...............................................................137
D. RENCANA KERJA KELOMPOK .........................................................141
BAB V
PRINSIP DASAR FASILITASI
A. Pendidikan Orang Dewasa .........................................................147
B. Fasilitator ............................................................................155
C. Komunikasi ...........................................................................164
D. Media ................................................................................170
BAB VII.
MONITORING EVALUASI
A. Monitoring dan Evaluasi ...........................................................179
B. Pemantauan Unsur Hara Dan Ekonomi Pada Usaha Tani (Nutmon).............185
PERTANIANPERTANIANPERTANIANPERTANIANPERTANIAN
BERKELANJUTANBERKELANJUTANBERKELANJUTANBERKELANJUTANBERKELANJUTAN
DAN TEKNOLOGIDAN TEKNOLOGIDAN TEKNOLOGIDAN TEKNOLOGIDAN TEKNOLOGI
PARTISIPATIFPARTISIPATIFPARTISIPATIFPARTISIPATIFPARTISIPATIF
PENGERTIANPENGERTIANPENGERTIANPENGERTIANPENGERTIAN
PERTANIANPERTANIANPERTANIANPERTANIANPERTANIAN
BERKELANJUTANBERKELANJUTANBERKELANJUTANBERKELANJUTANBERKELANJUTAN
TEKNOLOGITEKNOLOGITEKNOLOGITEKNOLOGITEKNOLOGI
PARTISIPATIFPARTISIPATIFPARTISIPATIFPARTISIPATIFPARTISIPATIF
UJI COBAUJI COBAUJI COBAUJI COBAUJI COBA
PENGERTIAN PERTANIAN BERKELANJUTAN
3
I. Tujuan :
1. Peserta pelatihan mengetahui dan memahami pengertian pertanian
berkelanjutan
2. Peserta pelatihan mengerti dan mengetahui tujuan pertanian berkelanjutan
3. Peserta pelatihan mengetahui prinsip-prinsip dasar pertanian berkelanjutan
II. Sasaran :
1. Pengurus kelompok tani
2. Petani pemandu
3. Pengurus kelembagaan di desa (formal dan non formal)
4. Petugas lapangan
III. Waktu :
45 menit
IV. Metode :
1. Penjelasan/pemaparan
2. Curah pendapat
3. Tanya jawab
V. Alat dan Bahan :
1. Alat yang digunakan :
1. Flipchart.
2. Spidol
3. Isolasi kertas
4. Gunting
2. Bahan yang digunakan :
Alat peraga
PERTANIAN BERKELANJUTANPERTANIAN BERKELANJUTANPERTANIAN BERKELANJUTANPERTANIAN BERKELANJUTANPERTANIAN BERKELANJUTAN
DAN TEKNOLOGI PARTISIPATIFDAN TEKNOLOGI PARTISIPATIFDAN TEKNOLOGI PARTISIPATIFDAN TEKNOLOGI PARTISIPATIFDAN TEKNOLOGI PARTISIPATIF
A. PENGERTIAN PERTANIAN BERKELANJUTANA. PENGERTIAN PERTANIAN BERKELANJUTANA. PENGERTIAN PERTANIAN BERKELANJUTANA. PENGERTIAN PERTANIAN BERKELANJUTANA. PENGERTIAN PERTANIAN BERKELANJUTAN
PENGERTIAN PERTANIAN BERKELANJUTAN
4
VI. Ringkasan materi
1. Pengertian pertanian berkelanjutan
Pertanian yang mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam dan manusia
yang tersedia (tanah, air, tumbuhan, dan hewan, serta tenaga manusia,
pengetahuan dan keterampilan) yang layak secara ekologis, menguntungkan
secara ekonomis, berkeadilan sosial, manusiawi, luwes dan mengarah pada
keberlanjutan.
2. Tujuan pertanian berkelanjutan
Memanfaatkan semua input (masukan) usaha tani terutama sumberdaya
setempat seefektif mungkin, dimana semua faktor input (bahan dan alat) yang
digunakan dapat dimantapkan fungsinya dalam ruang lingkup ekologi.
3. Prinsip-prinsip dasar pertanian berkelanjutan
3. Berkeadilan sosial
Sumber daya dan kekuasaan didistribusikan sedemikian rupa sehingga
kebutuhan dasar semua anggota masyarakat terpenuhi dan hak-hak mereka
dalam penggunaan lahan, modal yang memadai, bantuan teknis serta
peluang pemasaran terjamin. Semua orang memiliki peran serta dalam
pengambilan keputusan, baik di lapangan maupun dalam masyarakat.
4. Manusiawi
Semua bentuk kehidupan (manusia, tumbuhan, hewan dan makhluk lainnya)
dihormati dan dihargai
5. Luwes
Masyarakat pedesaan mampu menyesuaikan diri dengan perubahan kondisi
usaha tani yang berlangsung secara terus-menerus.
1. Mantap Secara Ekologis
Kualitas sumber daya alam
dipertahankan dan kemampuan
agroekosistem
secara keseluruhan
(manusia, tanaman, hewan sampai
organisme tanah ditingkatkan).
2. Menguntungkan Secara Ekonomis
Usaha yang dilakukan bisa
mencukupi pemenuhan
atau pendapat sendiri,
serta mendapatkan penghasilan
yang mencukupi untuk mengembalikan
tenaga dan biaya yang dikeluarkan.
PENGERTIAN PERTANIAN BERKELANJUTAN
5
VII. Proses pelatihan
Langkah-langkah dalam penyampaian materi :
1. Sampaikan salam kepada peserta pelatihan dan jelaskan tujuan sesi kegiatan ini.
2. Lakukan curah pendapat kepada peserta pelatihan mengenai pengertian partanian
berkelanjutan.
3. Tuliskan jawaban peserta pelatihan di kertas flipchart
4. Tampilkan alat peraga I.A.1 dan alat peraga I.A.2 mengenai pengertian dan tujuan
pertanian berkelanjutan.
5. Tanyakan kembali kepada peserta pelatihan apakah ada yang kurang dipahami dari
materi yang telah disampaikan.
6. Fasilitator menjelaskan konsep dasar dari pertanian berkelanjutan dan tampilkan
alat peraga I.A.3
7. Berikan kesempatan kepada peserta pelatihan untuk menanyakan hal-hal yang
belum jelas.
8. Tutup sesi ini dengan mengucapkan terima kasih atas perhatiannya.
PENGERTIAN PERTANIAN BERKELANJUTAN
6
PENGERTIAN PERTANIAN BERKELANJUTAN
PERTANIAN BERKELANJUTAN
Pertanian yang mengoptimalkan
pemanfaatan sumber daya alam
dan manusia yang tersedia
(tanah, air, tumbuhan dan hewan,
tenaga manusia, pengetahuan dan keterampilan)
yang layak ekologis, menguntungkan secara ekonomis,
berkeadilan sosial, manusiawi, luwes dan
mengarah pada berkelanjutan.
Alat Peraga I.A.1
PENGERTIAN PERTANIAN BERKELANJUTAN
7
TUJUAN PERTANIAN BERKELANJUTAN
Alat Peraga I.A.2
PERTANIAN BERKELANJUTAN
Memanfaatkan semua input (masukan)
usaha tani terutama sumberdaya
setempat seefektif mungkin,
dimana semua faktor input (bahan dan alat)
yang digunakan dapat dimantapkan fungsinya
dalam ruang lingkup ekologi
dan menguntungkan secara ekonomi
KONSEP DASAR PERTANIAN BERKELANJUTAN
1.Mantap Secara Ekologis
2.Berkelanjutan Secara Ekonomis
3.Berkeadilan sosial
4.Manusiawi
5.Luwes
Alat Peraga I.A.3
PENGERTIAN PERTANIAN BERKELANJUTAN
8
B. TEKNOLOGI PARTISIPATIFB. TEKNOLOGI PARTISIPATIFB. TEKNOLOGI PARTISIPATIFB. TEKNOLOGI PARTISIPATIFB. TEKNOLOGI PARTISIPATIF
I. Tujuan :
1. Peserta pelatihan mengetahui dan memahami pengertian partisipasi dan tipe-
tipe partisipasi
2. Peserta pelatihan memahami pentingnya partisipasi dalam kegiatan pertanian
3. Peserta pelatihan memahami pengertian teknologi partisipatif
4. Peserta pelatihan mengetahui dan memahami pendekatan teknologi partisipatif
5. Peserta pelatihan mengetahui dan memahami konsep dasar atau tahapan dalam
melaksanakan teknologi partisipatif
II. Sasaran :
1. Pengurus kelompok tani
2. Petani pemandu
3. Pengurus kelembagaan di desa (formal dan non formal)
4. Petugas lapangan
III. Waktu :
60 menit
IV. Metode :
1. Penjelasan/pemaparan
2. Tanya jawab
3. Curah pendapat
4. Tanya jawab
V. Alat dan Bahan :
1. Alat yang digunakan :
1. Flipchart.
2. Spidol.
3. Isolasi kertas.
4. Gunting
5. Tanya jawab
2. Bahan yang digunakan :
Alat peraga
VI. Ringkasan materi
1. Pengertian partisipasi
Suatu bentuk keterlibatan dan keikut-sertaan masyarakat secara aktif dan sukarela baik
karena alasan-alasan dari dalam dirinya (intrinsik) maupun dari luar dirinya (ekstrinsik)
dalam keseluruhan proses kegiatan yang bersangkutan.
TEKNOLOGI PARTISIPATIF
9
2. Tipe-tipe partisipasi yang ada dalam masyarakat
• Pasif : karena disuruh
• Memberi informasi : menjawab kuisioner
• Konsultatif : petugas berkonsultasi dengan masyarakat untuk menentukan
masalah dan merancang solusi (jalan keluar)
• Insentif materi: tenaga dibayar dalam ujicoba atau mendapatkan
kompensasi materi
• Fungsional: membentuk kelompok untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan (dari luar)
• Interaktif: analisis bersama, menyusun rencana tindak lanjut dan
membentuk atau memperkuat lembaga/kelompok
• Mobilisasi mandiri : inisiatif independen merubah atau memperbaiki sistem
3. Partisipasi sangat penting dalam kegiatan pertanian
4. Pengertian teknologi partisipatif
Satu pendekatan dengan memfasilitasi dan mendorong para petani menerapkan
teknologi yang mengarah pada pertanian yang lebih alami, menjamin
kesinambungan pemanfaatan sumber daya yang memiliki peluang kepada
pendapatan yang relatif stabil.
Teknologi partisipatif adalah siklus, berarti bahwa kegiatan yang berjalan
dengan teknologi merupakan proses yang berulang. Percobaan merupakan
bagian penting tetapi bukan suatu tujuan. Tujuan dari semua itu adalah
mencapai pertanian yang berkelanjutan
5. Pendekatan pengembangan teknologi partisipatif
• Inovasi tingkat petani telah banyak terjadi tanpa campur tangan luar
• Penelitian: inovasi, Penyuluhan : menyampaikan, Petani: mengadopsi
• Pengembangan Teknologi Partisipatif (PTP) : mengedepankan peran petani
dalam inovasi dan perubahan didukung institusi formal (penelitian-
penyuluhan). Petani membuat keputusan, pihak luar memberikan kontribusi
yang dilakukan sejajar.
• Masyarakat dalam banyak hal dapat mengidentifikasi atau mendata dan
memodifikasi jalan keluar untuk memenuhi kebutuhan mereka.
• Petugas hanya mendukung daya inovasi, menguji dan mengembangkan
sistem usahatani berkelanjutan. Meningkatkan kendali terhadap sumber
daya alam dan kontrol atau pemantauan terhadap pengambilan keputusan
yang berpengaruh terhadap usahatani mereka.
• Menghubungkan pengembangan teknologi dengan
pengetahuan lokal milik petani.
• Ada keterbatasan pengembangan adaptasi teknologi lokal
spesifik
• Pengamatan sehari-hari petani pada usahataninya dapat
membawa keputusan tindakan usahatani (misalnya
pengunaan input/bahan dan alat)
TEKNOLOGI PARTISIPATIF
10
6. Konsep dasar atau tahapan dalam melaksanakan teknologi partisipatif melalui
pendekatan ujicoba meliputi :
1. Persiapan :
• Menentukan masyarakat sasaran.
• Mengumpulkan dan menganalisa data sekunder.
• Mendata atau inventarisasi kelembagaan yang ada.
• Menyusun agenda dan peluang RTL (Rencana Tindak Lanjut).
• Membangun hubungan dan kesepakatan kerjasama dengan masyarakat.
2. Memahami masalah dan peluang/potensi/kemampuan :
• Menyamakan pandangan tentang peluang dan masalah usahatani.
• Mendukung petani dalam pendataan/identifikasi dan analisa masalah
(sebab – akibat).
• Membahas masalah utama dan analisa penyebab.
• Mendata/inventarisasi peluang dan potensi sumberdaya.
3. Menentukan bahan/topik ujicoba :
4. Melaksanakan ujicoba :
• Menelaah ujicoba petani yang telah ada.
• Merancang ujicoba yang telah disepakati.
• Menentukan kriteria pengujicoba.
• Melaksanakan dan mengelola ujicoba.
• Pengamatan oleh petani didukung fasilitator.
• Penilaian hasil ujicoba.
• Menelaah pengalaman ujicoba.
• Menghimpun informasi untuk
analisa masalah utama.
• Menentukan cara pemecahan
masalah dengan pengalaman lokal,
keahlian petani dan keahlian dari
luar.
• Penilaian teknik terpilih dengan
pertimbangan baik dan buruknya.
• Menjelaskan pengaruh yang
diharapkan.
• Memahami perlunya pengujian.
• Menyepakati hipotesa (dugaan).
TEKNOLOGI PARTISIPATIF
11
5. Berbagi pengalaman (petani pemandu/penyuluh) :
• Mempelajari pola belajar antar petani
• Meningkatkan pertukaran antar petani, latihan antar petani (bekerja
sambil belajar), menyusun panduan teknis oleh, dan untuk petani
• Latihan petani penyuluh.
6. Mempertahankan proses pengembangan teknologi partisipatif :
• Merangsang pembentukan kelompok dan menghubungkannya dengan
kelembagaan petani yang ada.
• Menyediakan pelatihan lapangan tentang manajemen.
• Memperkuat keterkaitan kelompok tani dengan lembaga pelayanan.
• Konsolidasi dukungan kelembagaan dan kebijakan terhadap proses PTP
(pengembangan teknologi partisipatif).
• Mendokumentasikan/mencatat kegiatan dan metoda ujicoba serta
penyebarannya.
• Penilaian pengaruh teknologi dan proses PTP terhadap mata
pencaharian.
VII. Proses pelatihan
1. Sampaikan salam kepada peserta pelatihan.
2. Fasilitator menyampaikan tujuan dari penyampaian materi ini.
3. Melalui curah pendapat, fasilitator meminta peserta untuk mengemukakan
pendapat tentang pengertian partisipasi.
4. Pasilitator menjelaskan tipe-tipe partisipatif yang ada dalam masyarakat
kemudian dilanjutkan dengan penjelasan pentingnya partispasi dalam
kegiatan pertanian.
5. Fasilitator menanyakan kepada peserta
jika ada yang perlu ditanyakan atau
kurang dipahami
6. Fasilitator melanjutkan dengan menjelaskan
pengertian teknologi partisipatif kepada
peserta pelatihan dengan
menampilkan alat peraga I.B.1
7. Fasilitator menjelaskan konsep dasar atau
tahapan dalam melaksanakan teknologi
partisipatif kepada para peserta
pelatihan dengan
menampilkan alat peraga I.B.2
8. Fasiliator menanyakan kepada peserta
pelatihan apakah ada yang kurang dipahami
dari materi yang telah disampaikan.
9. Fasilitator mengucapkan terima kasih kepada
para peserta pelatihan atas perhatiannya.
TEKNOLOGI PARTISIPATIF
12
PENGERTIAN TEKNOLOGI PARTISIPATIF
Suatu pendekatan dengan memfasilitasi dan mendorong para
petani menerapkan teknologi yang mengarah pada pertanian yang
lebih alami, menjamin kesinambungan pemanfaatan sumber daya
yang memiliki peluang kepada pendapatan yang relatif stabil.
Catatan
Teknologi partisipatif adalah siklus, berarti bahwa kegiatan yang
berjalan dengan teknologi merupakan proses yang berulang.
Percobaan merupakan bagian penting tetapi bukan suatu tujuan.
Tujuan dari semua itu adalah mencapai pertanian yang
berkelanjutan
Alat Peraga I.B.1
TEKNOLOGI PARTISIPATIF
13
KONSEP DASAR ATAU TAHAPAN
DALAM MELAKSANAKAN TEKNOLOGI PARTISIPATIF
1. Persiapan.
2. Memahami masalah dan peluang/potensi/
kemampuan (PRA).
3. Mencari dan menentukan topik ujicoba (LKD).
4. Melaksanakan uji coba.
5. Berbagi pengalaman (petani pemandu/penyuluh).
6. Mempertahankan proses pengembangan teknologi
partisipatif.
Alat Peraga I.B.2
UJI COBA
14
I. Tujuan :
1. Peserta pelatihan mengetahui dan memahami pengertian ujicoba
2. peserta pelatihan mengerti dan mengetahui manfaat ujicoba
3. Peserta pelatihan mengetahui tahapan atau langkah-langkah dalam melakukan
ujicoba.
II. Sasaran :
1. Pengurus kelompok tani
2. Petani pemandu
3. Pengurus kelembagaan di desa (formal dan non formal)
4. Petugas lapangan
III. Waktu :
60 menit
IV. Metode :
1. Penjelasan/pemaparan
2. Curah pendapat
3. Tanya jawab
4. Diskusi kelompok
V. Alat dan Bahan :
1. Alat yang digunakan :
1. Flipchart
2. Spidol
3. Isolasi Kertas
2. Bahan yang digunakan:
Alat peraga
VI. Ringkasan Materi
1. Pengertian ujicoba
Pengujian sesuatu sebelum dipakai atau dilaksanakan dalam skala yang lebih
luas. Dalam hal ini gagasan atau cara baru yang ingin diterapkan itu dipelajari
dan dibandingkan dengan cara yang biasa petani lakukan dengan mencobanya
secara terbatas atau kecil-kecilan.
2. Manfaat ujicoba
1. Dapat meningkatkan keterampilan petani dalam membuktikan hal yang
baru.
C. UJICOBAC. UJICOBAC. UJICOBAC. UJICOBAC. UJICOBA
UJI COBA
15
2. Melakukan penyesuaian dengan kebutuhan dan keadaan setempat.
3. Mengurangi resiko kegagalan.
4. Membuat contoh yang bisa dipelajari dan ditiru oleh petani lain.
5. Menilai pengalaman atau teknologi yang diterapkan petani sebelumnya.
3. Tahapan atau langkah-langkah dalam melakukan ujicoba
1. Menetapkan tujuan ujicoba.
Untuk memperoleh hasil yang sesuai dengan harapan dan mengurangi resiko
• Menentukan hipotesa/dugaan dengan
menggunakan bentuk :
Jika (perlakuan atau teknologi yang
akan diujicoba)
Maka ( hasil atau keadaan
yang akan terjadi apabila
teknologi diujicoba)
Sebab (jalan keluar dari masalah pokok/
utama)
Contoh : “Jika menggunakan pupuk
bokashi, maka pertumbuhan dan hasil
tanaman cabe meningkat, sebab pupuk
bokashi mengandung unsur-unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman”
• Harus ada pembanding
• Menentukan obyek (pada jenis tanaman apa teknologi tersebut akan
diujicobakan, dan tolak ukur/indikator (apa yang perlu diamati,
misalnya: tinggi tanaman, jumlah anakan dan hasil panen).
• Kedua petak tersebut harus mempunyai luasan lahan dan keadaan tanah
yang sama.
• Petak percobaan tidak perlu terlalu besar tetapi juga tidak terlalu kecil,
karena kalau terlalu kecil perbedaaan hasil antara kedua petak itu akan
tidak jelas kelihatan.
• Pada tahap ini juga mulai disiapkan bahan-bahan dan peralatan yang
diperlukan pada saat ujicoba.
2. Menyusun rancangan ujicoba :
kegagalan, maka penetapan tujuan
ujicoba perlu didiskusikan dengan
seksama. Contoh : Tujuan ujicoba,
untuk membandingkan hasil panen
dari
penanaman biji jagung dengan
jumlah biji perlubang yang
berbeda.
UJI COBA
16
VII. Proses pelatihan :
1. Sampaikan salam kepada peserta pelatihan dan jelaskan tujuan belajar dari
sesi ini
2. Gali pengalaman peserta pelatihan melalui curah pendapat mengenai
pengertian ujicoba dan manfaat ujicoba.
3. Tulis jawaban peserta pelatihan di flipchart
4. Fasilitator menjelaskan pengertian ujicoba dengan menampilkan
alat peraga I. C.1
5. Fasiliator menjelaskan manfaat ujicoba dengan menampilkan alat peraga I.C.2
6. Berikan kesempatan kepada peserta untuk menanyakan hal-hal yang kurang
dipahami dari materi yang telah disampaikan.
7. Fasilitator membagi peserta dalam kelompok-kelompok untuk mendiskusikan
tahapan atau langkah-langkah dalam melakukan ujicoba. Waktu diskusi selama
15 menit.
8. Masing-masing kelompok memaparkan hasil diskusinya. Waktu 10 menit untuk
setiap kelompok.
9. Fasilitator menyimpulkan hasil diskusi.
10. Fasilitator menjelaskan tahapan atau langkah-langkah dalam melaukan ujicoba
dengan menampilkan alat peraga I.C.3
11. Fasilitator mengucapkan terima kasih kepada peserta pelatihan atas
perhatiannya selama pelatihan.
5. Membandingkan hasil ujicoba.
6. Menganalisa dan meyimpulkan hasil
ujicoba :
Ada 2 pertanyaan : Kalau gagal, mengapa
gagal? Dan kalau berhasil,
bagaimana hasilnya?
7. Tindak lanjut dari hasil ujicoba.
3. Melakukan ujicoba.
4. Mengamati dan mencatat perkembangan ujicoba.
Dalam melakukan kegiatan ujicoba semua
perubahan, baik pertumbuhan
dan perkembangan tanaman pada petak
percobaan diamati dan dicatat.
UJI COBA
17
PENGERTIAN UJICOBA
UJICOBA
Pengujian sesuatu
sebelum dipakai
atau dilaksanakan
dalam skala yang
lebih luas.
Dalam hal ini gagasan
atau cara baru
yang ingin diterapkan
itu dipelajari dan
dibandingkan
dengan cara yang
biasa petani lakukan
dengan mencobanya
secara terbatas atau
kecil-kecilan.
Alat Peraga I.C.1
UJI COBA
18
MANFAAT UJICOBA YAITU :
1. Dapat meningkatkan keterampilan petani dalam
membuktikan hal yang baru.
2. Melakukan penyesuaian dengan kebutuhan dan
keadaan setempat.
3. Mengurangi resiko kegagalan.
4. Membuat contoh yang bisa dipelajari dan ditiru oleh
petani lain.
5. Menilai pengalaman atau teknologi yang diterapkan
petani sebelumnya.
Alat Peraga I.C.2
UJI COBA
19
TAHAPAN ATAU LANGKAH-LANGKAH DALAM
MELAKUKAN UJICOBA ADALAH :
1. Menetapkan tujuan ujicoba.
2. Menyusun rancangan ujicoba.
3. Melakukan ujicoba.
4. Mengamati dan mencatat perkembangan ujicoba.
5. Membandingkan hasil ujicoba.
6. Menganalisa dan meyimpulkan hasil ujicoba.
7. Tindak lanjut dari hasil ujicoba.
Alat Peraga I.C.3
40
TEKNOLOGI PERTANIANTEKNOLOGI PERTANIANTEKNOLOGI PERTANIANTEKNOLOGI PERTANIANTEKNOLOGI PERTANIAN
BERKELANJUTANBERKELANJUTANBERKELANJUTANBERKELANJUTANBERKELANJUTAN
SECARA PARTISIPATIFSECARA PARTISIPATIFSECARA PARTISIPATIFSECARA PARTISIPATIFSECARA PARTISIPATIF
YANG DIKEMBANGKANYANG DIKEMBANGKANYANG DIKEMBANGKANYANG DIKEMBANGKANYANG DIKEMBANGKAN
TEKNOLOGITEKNOLOGITEKNOLOGITEKNOLOGITEKNOLOGI
PENGENDALIANPENGENDALIANPENGENDALIANPENGENDALIANPENGENDALIAN
HAMA DAN PENYAKITHAMA DAN PENYAKITHAMA DAN PENYAKITHAMA DAN PENYAKITHAMA DAN PENYAKIT
TEKNOLOGITEKNOLOGITEKNOLOGITEKNOLOGITEKNOLOGI
PERBANYAKANPERBANYAKANPERBANYAKANPERBANYAKANPERBANYAKAN
TANAMANTANAMANTANAMANTANAMANTANAMAN
TEKNOLOGITEKNOLOGITEKNOLOGITEKNOLOGITEKNOLOGI
MEMPERTAHANKANMEMPERTAHANKANMEMPERTAHANKANMEMPERTAHANKANMEMPERTAHANKAN
KESUBURAN TANAHKESUBURAN TANAHKESUBURAN TANAHKESUBURAN TANAHKESUBURAN TANAH
TEKNOLOGITEKNOLOGITEKNOLOGITEKNOLOGITEKNOLOGI
PEMBUATANPEMBUATANPEMBUATANPEMBUATANPEMBUATAN
PAKANPAKANPAKANPAKANPAKAN
42
TEKNOLOGI KOMPOS INSTAN/BOKASHI
A.A.A.A.A. TEKNOLOGI MEMPERTAHANKAN KESUBURAN TANAHTEKNOLOGI MEMPERTAHANKAN KESUBURAN TANAHTEKNOLOGI MEMPERTAHANKAN KESUBURAN TANAHTEKNOLOGI MEMPERTAHANKAN KESUBURAN TANAHTEKNOLOGI MEMPERTAHANKAN KESUBURAN TANAH
a.a.a.a.a. PUPUK BOKASHIPUPUK BOKASHIPUPUK BOKASHIPUPUK BOKASHIPUPUK BOKASHI
I. Tujuan :
1. Peserta pelatihan mengetahui dan memahami pengertian pupuk bokashi.
2. Peserta pelatihan mengetahui manfaat dan keunggulan pupuk bokashi.
3. Peserta pelatihan mengetahui jenis-jenis pupuk bokashi
4. Peserta pelatihan mengetahui cara membuat pupuk bokashi dan penggunaanya.
II. Sasaran :
1. Pengurus kelompok tani
2. Petani pemandu
3. Pengurus kelembagaan di desa (formal dan non formal)
4. Petugas lapangan
III. Waktu :
Penyampaian materi teori : 45 menit
Penyampaian materi praktek : 75 menit
Total waktu : 120 menit
IV. Metode :
1. Penjelasan/pemaparan
2. Curah pendapat
3. Tanya jawab
4. Praktek
V. Alat Dan Bahan :
Alat yang digunakan :
1. Spidol
TEKNOLOGI PERTANIAN BERKELANJUTANTEKNOLOGI PERTANIAN BERKELANJUTANTEKNOLOGI PERTANIAN BERKELANJUTANTEKNOLOGI PERTANIAN BERKELANJUTANTEKNOLOGI PERTANIAN BERKELANJUTAN
SECARA PARTISIPATIF YANG DIKEMBANGKANSECARA PARTISIPATIF YANG DIKEMBANGKANSECARA PARTISIPATIF YANG DIKEMBANGKANSECARA PARTISIPATIF YANG DIKEMBANGKANSECARA PARTISIPATIF YANG DIKEMBANGKAN
43
TEKNOLOGI KOMPOS INSTAN/BOKASHI
2. Kertas flipchart
3. Isolasi
4. Alat peraga
5. Cangkul
6. Parang
7. Ember
8. Terpal atau karung goni
Bahan yang digunakan :
1. Jerami padi, rumput, daun-daunan, sisa tanaman kacang-kacangan dan
sebagainya.
2. Dedak
3. Sekam padi
4. Gula pasir
5. EM4
6. Air
VI. Ringkasan Materi Latihan.
1. Pengertian Bokashi :
hasil fermentasi bahan organik (jerami, sampah organik, rumput-rumputan, dll)
dengan teknologi EM4 yang dapat digunakan sebagai pupuk organik untuk
menyuburkan tanah dan meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman.
Bokashi dapat dibuat dalam beberapa hari dan bisa langsung digunakan sebagai
pupuk.
2. Manfaat dan keunggulan dari pupuk bokashi :
1. Unsur hara lengkap (unsur makro dan mikro) dan memperbaiki struktur
tanah.
2. Murah karena memanfaatkan bahan lokal yang tersedia di sekitar dan dibuat
sendiri.
3. Produksi tanaman kompetitif, tidak mengakibatkan pencemaran lingkungan.
4. Tidak mengandung racun sehingga aman bagi manusia dan ternak.
5. Mudah digunakan.
3. Cara pemberian pupuk bokashi :
1. Bokashi di berikan 3-4 genggam setiap meter persegi disebar atau pada
pengolahan tanah, merata di atas permukaan tanah, pada tanah yang
kurang subur dapat diberikan lebih banyak.
2. Pada lahan sawah pemberian bokashi dilakukan pada waktu pembajakan dan
setelah tanaman padi berumur 14 hari dan 1 bulan.
4. Jenis-jenis pupuk bokashi :
1. Bokashi jerami
44
TEKNOLOGI KOMPOS INSTAN/BOKASHI
2. Bokashi pupuk kandang
3. Bokashi pupuk kandang dan arang
4. Bokashi pupuk kandang dan tanah
5. Bokashi ekpres (24 jam)
5. Langkah-langkah membuat pupuk bokashi
1. Cincang hijauan dengan menggunakan parang dengan ukuran 2 – 5cm.
2. Campurkan bahan-bahan hijauan dengan dedak.
3. Larutkan EM4 ke dalam air dengan dosis 2 tutup botol dalam 3 liter air.
4. Tambahkan gula pasir sebanyak 2 sendok makan, aduk hingga larut.
5. Siramkan perlahan-lahan ke campuran bahan, aduk hingga rata dengan
kelembaban 40 – 50% atau apabila digenggam dan dilepas tidak terburai.
6. Hamparkan bahan tersebut dan diberi alas agar tidak bersentuhan langsung
dengan tanah, dengan ketinggian tumpukan 5 – 10 cm.
7. Lakukan pembalikan dalam satu kali, selama 3 – 4 hari, apabila suhu lebih
dari 450
C.
8. Setelah 3 – 4 hari, bokashi sudah dapat digunakan dengan ciri tidak bau
busuk, ada jamur berwarna putih dan tidak terasa panas lagi.
VII. Proses Pelatihan
A. Penyampaian materi teori pupuk bokashi
1. Sampaikan salam kepada peserta pelatihan dan jelaskan tujuan
belajar dari sesi ini.
2. Lakukan curah pendapat mengenai pengertian bokashi kepada peserta
pelatihan.
3. Tuliskan jawaban peserta pelatihan di flipchart
4. Fasilitator menjelaskan pengertian bokashi dengan menampilkan
alat peraga II.A.1
5. Fasilitator menjelaskan manfaat dan keunggulan dari bokashi
kemudian tampilkan alat peraga II.A.2
6. Fasilitator menjelaskan jenis-jenis pupuk bokashi dan
tampilkan alat Peraga II.A.3
7. Berikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya.
8. Fasilitator menjelaskan alat dan bahan yang digunakan dalam membuat
pupuk bokashi dan tampilkan alat peraga II.A.4
9. Fasilitator menjelaskan langkah-langkah pembuatan pupuk bokashi dan
tampilkan alat peraga II.A.5
10. Tutup sesi dengan mengucapkan terima kasih atas perhatiannya.
B. Penyampaian materi praktek pupuk bokashi :
1. Peserta pelatihan diminta untuk berkumpul guna memperhatikan kegiatan
praktek.
45
TEKNOLOGI KOMPOS INSTAN/BOKASHI
PENGERTIAN PUPUK BOKASHI
2. Fasilitator dan peserta pelatihan mempraktekan cara pembuatan pupuk
bokashi.
3. Tanyakan kembali kepada peserta pelatihan apakah ada hal-hal yang kurang
dipahami dari praktek.
4. Tutup sesi dengan mengucapkan terima kasih atas perhatiannya.
PUPUK BOKASHI
Hasil fermentasi bahan organik (jerami, sampah organik,
rumput-rumputan, dll) dengan teknologi EM4 yang dapat
digunakan sebagai pupuk organik untuk menyuburkan
tanah dan meningkatkan pertumbuhan dan produksi
tanaman. Bokashi dapat dibuat dalam beberapa hari dan
bisa langsung digunakan sebagai pupuk.
Alat Peraga II.A.1
46
TEKNOLOGI KOMPOS INSTAN/BOKASHI
MANFAAT DAN KEUNGGULAN PUPUK BOKASHI
JENIS-JENIS BOKASHI
Alat peraga 2.A.3
1. Unsur hara lengkap (unsur makro dan mikro)
dan memperbaiki struktur tanah.
2. Murah karena memanfaatkan bahan lokal
yang tersedia di sekitar dan dibuat sendiri.
3. Produksi tanaman kompetitif, tidak
mengakibatkan pencemaran lingkungan.
4. Tidak mengandung racun (residu) sehingga
aman bagi manusia dan ternak.
5. Mudah digunakan.
• Bokashi jerami
• Bokashi pupuk kandang
• Bokashi pupuk kandang dan arang
• Bokashi pupuk kandang dan tanah
• Bokashi Ekspres (24 jam)
Alat Peraga II.A.2
Alat Peraga II.A.3
47
TEKNOLOGI KOMPOS INSTAN/BOKASHI
Handout 6.1.2
ALAT :
• Ember
• Karung
BAHAN :
• Hijauan = 1 sak
• Dedak = 2 kg
• EM4 = 2 tutup botol
• Gula = 2 sendok makan
ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN
Alat Peraga II.A.4
48
TEKNOLOGI KOMPOS INSTAN/BOKASHI
1. Cincang hijauan dengan
menggunakan parang dengan
ukuran 2 – 5cm.
2. Campurkan bahan-bahan hijauan
dengan dedak.
3. Larutkan EM4 ke dalam air
dengan dosis 2 tutup botol
dalam 3 liter air.
4. Tambahkan gula pasir sebanyak
2 sendok makan, aduk hingga
larut.
LANGKAH-LANGKAH
Alat Peraga II.A.5
49
TEKNOLOGI KOMPOS INSTAN/BOKASHI
5. Siramkan perlahan-lahan ke
campuran bahan, aduk hingga
rata dengan kelembaban 40 –
50% atau apabila digenggam
dan dilepas tidak terburai.
6. Hamaparkan bahan tersebut
dan diberi alas agar tidak
bersentuhan langsung dengan
tanah, dengan ketinggian
tumpukan 5 – 10 cm.
7. Lakukan pembalikan dalam
satu kali, selama 3 – 4 hari,
apabila suhu lebih dari 450
C.
8. Setelah 3 – 4 hari, bokashi
sudah dapat digunakan dengan
ciri tidak bau busuk, ada jamur
berwarna putih dan tidak
terasa panas lagi.
50
TEKNOLOGI PUPUK PUNTAL
b.b.b.b.b. PUPUK ORGANIK LOKAL (PUNTAL)PUPUK ORGANIK LOKAL (PUNTAL)PUPUK ORGANIK LOKAL (PUNTAL)PUPUK ORGANIK LOKAL (PUNTAL)PUPUK ORGANIK LOKAL (PUNTAL)
I. Tujuan :
1. Peserta pelatihan memahami dan mengetahui pengertian pupuk organik lokal
(puntal).
2. Peserta pelatihan mengetahui bahan dan alat untuk membuat pupuk organik
lokal (puntal).
3. Peserta pelatihan mengetahui cara membuat pupuk organik lokal (puntal)
menggunakan EM4.
II. Sasaran :
1. Petani pemandu
2. Pengurus kelompok
3. Pengurus kelembagaan desa (formal dan non formal)
4. Petugas lapangan
III. Waktu :
Penyampaian materi/praktek : 90 menit
IV. Metode :
1. Penjelasan/pemaparan
2. Diskusi/tanya jawab
3. Praktek
V. Alat Dan Bahan:
Alat yang digunakan :
1. Spidol
2. Flipchart
3. Lakban kertas
4. Lembaran alat peraga/gambar
Bahan yang digunakan :
· Gulma atau jerami padi
VI. Ringkasan Materi Latihan.
1. Pengertian puntal
Proses pembusukan gulma dengan cara memuntal (menggulung)
gulma hasil dari penyiangan pada salah satu tahapan kegiatan
mempersiapkan lahan dalam bercocok tanam padi sawah.
Pemuntalan dilakukan setelah gulma layu, yaitu dengan mengumpulkan gulma
menjadi satu gulungan yang berbentuk gundukan-gundukan kecil. Untuk
mempercepat pelapukan puntal diberikan larutan EM4 yang sudah dicairkan
dengan air.
51
TEKNOLOGI PUPUK PUNTAL
2. Alat dan bahan yang digunakan :
Alat yang digunakan untuk membuat pupuk organik lokal atau puntal :
1. Tajak
2. Ember
3. Gayung mandi
4. Parang
5. Gembor atau handsprayer
Bahan yang digunakan untuk membuat pupuk organik lokal atau puntal :
1. Gulma yang telah disiang menggunakan tajak
2. EM4 sebanyak 5 sendok makan
3. Air sebanyak 15 Liter
4. Gula pasir sebanyak 2 sendok makan
3. Tahap-tahapan pembuatan pupuk organik lokal puntal :
1. Pembersihan atau penyiangan gulma menggunakan alat tajak
2. Gulma yang telah disiang dibiarkan 2-3 hari agar layu
3. Lakukan pemuntalan pada gulma-gulma yang sudah layu.
4. Campurkan bahan-bahan EM4, gula pasir dan air dan masukan ke dalam
gembor atau handsprayer
5. Siramkan larutan EM4 yang telah dilarutkan sebanyak kurang lebih 0.5 liter
per puntalan
6. Lakukan pembalikan pada hari ke 3 (tiga) setelah diberi larutan EM4. 10 hari
pupuk organik lokal atau puntal sudah bisa digunakan.
7. Apabila puntal atau pupuk organik lokal belum lapuk sempurna maka lakukan
pencincangan. Taburkan puntal atau pupuk organik lokal keseluruh lahan
sawah.
VII. Proses latihan
Langkah-langkah penyampaian materi :
1. Sampaikan salam kepada peserta pelatihan dan jelaskan tujuan belajar pada
sesi ini
2. Fasilitator meminta peserta pelatihan untuk berkumpul di sawah yang telah di
bersihkan dari gulma menggunakan alat penyiang tajak.
2. Fasilitator menjelaskan pengertian puntal dengan menampilkan
alat peraga II.A.6
3. Faslitator memberikan kesempatan kepada semua peserta pelatihan untuk
bertanya, kalau ada penjelasan yang kurang dimengerti.
4. Fasilitator menjelaskan alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan pupuk
organik lokal atau puntal, dengan menampilkan alat peraga II.A.7
5. Fasilitator menjelaskan tahapan-tahapan pembuatan pupuk organik lokal atau
52
TEKNOLOGI PUPUK PUNTAL
puntal, dengan menampilakan alat peraga II.A.8
6. Fasilitator memberikan kesempatan bagi peserta untuk bertanya kalau ada hal-
hal yang kurang jelas.
7. Fasilitator dan peserta pelatihan mempraktekkan cara membuat puntal atau
pupuk organik lokal (puntal).
9. Setelah selesai fasilitator memberikan kesempatan kepada semua peserta
pelatihan untuk bertanya.
10. Tutup sesi ini dengan mengucapkan terima kasih atas perhatiannya selama
pelatihan.
Alat Peraga II.A.6
PENGERTIAN PUPUK ORGANIK LOKAL/PUNTAL
Alat peraPUPUK PUNTAL
Proses pembusukan
gulma dengan cara memuntal gulma
hasil dari penyiangan pada salah satu tahapan
kegiatan mempersiapkan lahan
dalam bercocok tanam padi sawah.
53
TEKNOLOGI PUPUK PUNTAL
BAHAN :
1. Gulma yang telah disiang menggunakan alat tajak
2. EM4 sebanyak 5 sendok makan
3. Air sebanyak 15 Liter
4. Gula pasir sebanyak 2 sendok makan
ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN
ALAT :
1. Tajak
2. Ember
3. Gayung mandi
4. Parang
5. Gembor/handsprayer
Alat peraga II.A.7
54
TEKNOLOGI PUPUK PUNTAL
CARA PEMBUATAN PUPUK ORGANIK LOKAL/PUNTAL
4. Campurkan bahan-bahan EM4,
gula pasir, air dan masukan
kedalam gembor atau
handsprayer
1. Pembersihan/penyiangan gulma
menggunakan alat tajak
2. Gulma yang telah disiang
dibiarkan 2-3 hari agar layu.
3. Lakukan pemuntalan pada
gulma-gulma yang sudah layu.
Alat Peraga II.A.8
55
TEKNOLOGI PUPUK PUNTAL
5. Siramkan larutan EM4 yang telah
di larutkan sebanyak kurang lebih
0.5 liter per puntalan
6. Lakukan pembalikan pada hari ke
3 (tiga) setelah diberi larutan
EM4. 10 hari pupuk organik lokal
atau puntal sudah bisa
digunakan.
7. Apabila pupuk organik lokal atau
puntal belum lapuk sempurna,
maka lakukan pencincangan.
Taburkan pupuk organik lokal
atau puntal keseluruh lahan
sawah,
Alat peraga II.A.8
56
PUPUK CAIR
c.c.c.c.c. PUPUK CAIR ORGANIKPUPUK CAIR ORGANIKPUPUK CAIR ORGANIKPUPUK CAIR ORGANIKPUPUK CAIR ORGANIK
I. Tujuan :
1. Peserta pelatihan mengetahui dan memahami pengertian pupuk cair organik.
2. Peserta pelatihan mengetahui manfaat dan keunggulan dari pupuk cair organik
3. Peserta pelatihan mengetahui cara membuat dan penggunaan pupuk cair
organik.
II. Sasaran :
1. Petani pemandu
2. Pengurus kelompok
3. Pengurus kelembagaan Desa (formal dan non formal)
4. Petugas lapangan
III. Waktu :
Penyampaian materi teori : 30 menit
Penyampaian materi praktek : 60 menit
Total waktu : 90 menit
IV. Metode :
1. Curah pendapat
2. Penjelasan/pemaparan
3. Diskusi/tanya jawab
4. Praktek
V. Alat Dan Bahan:
Alat yang digunakan :
1. Spidol
2. Flipchart
3. Lakban kertas
4. Lembaran alat peraga/gambar
5. Karung goni
6. Keranjang air/drum
7. Batu atau potongan kayu yang berat
8. Ember
Bahan yang digunakan :
1. Daun hijauan (daun gamal, lamtoro, jenis kacang-kacangan, azolla, enceng
gondok, jerami padi)
2. Kotoran hewan (pupuk kandang)
3. EM4
4. Gula pasir
5. Air
57
PUPUK CAIR
VI. Ringkasan Materi Latihan.
Pupuk organik dalam bentuk padat biasanya sudah sering di buat dan di gunakan,
akan tetapi pupuk cair dari bahan organik jarang kita jumpai dan ketahui.
Pengalaman petani dengan menggunakan bahan-bahan organik yang ada disekitar
lahan usaha tani bisa digunakan sebagai bahan pembuatan pupuk cair organik.
1. Pengertian pupuk cair organik
Pupuk kompos yang dibuat dengan memanfaatkan sisa tamanan atau bahan
yang mengandung unsur hara N. P. dan K. dengan bentuk cair (75% adalah air)
2. Manfaat dan keunggulan dari pupuk cair organik :
1. Mudah diserap oleh tanaman karena bentuknya cair dan unsur-unsur di
dalamnya sudah terurai.
2. Tidak mengakibatkan pencemaran lingkungan (air, udara dan tanah).
3. Murah karena memanfaatkan bahan lokal yang tersedia di sekitar dan
dibuat sendiri.
4. Tidak mengandung racun atau unsur yang berbahaya sehingga aman bagi
manusia dan ternak.
5. Mudah digunakan.
58
PUPUK CAIR
3. Cara pembuatan pupuk cair organik :
1. Masukkan daun hijauan segar dan pupuk kandang ke dalam karung goni
2. Masukkan dan rendam karung goni dalam tempat tertutup (drum/keranjang)
dengan 200 liter air. Beri pemberat batu atau kayu berat agar karung
tenggelam dalam air.
3. Aduk cairan sehari sekali selama 7 (tujuh) hari. Bila sudah jadi, pupuk cair
harus berwarna coklat.
4. Larutan dicairkan apabila dirasakan terlalu pekat atau kental.
5. Masukkan cairan dalam alat penyiram atau gembor.
4. Cara penggunaan pupuk cair organik
Mengencerkan pupuk cair organik dengan air, perbandingan 1 (satu) gayung
mandi pupuk cair organik dicairkan dengan air sebanyak 10 gayung mandi .
Siramkan ke tanah sekitar perakaran tanaman setiap hari sekali, ampas dari
sisa pupuk cair organik bisa digunakan sebagai kompos padat yang
penggunaanya dibenamkan ke tanah di sekitar akar tanaman.
VII. Proses pelatihan
A. Penyampaian materi teori pupuk cair organik :
6. Fasilitator menanyakan apa manfaat dari pupuk cair organik dan mintalah
peserta untuk memberikan contoh-contoh praktis dari pengalaman mereka
tentang manfaat pupuk cair organik.
7. Fasilitator menjelaskan manfaat dan keunggulan pupuk cair organik dengan
menampilkan alat peraga II.A.10
8. Fasilitator menjelaskan alat dan bahan yang digunakan untuk membuat
pupuk cair organik dan tampilkan alat peraga II.A.11
9. Fasilitator menjelaskan cara membuat pupuk cair organik dan tampilkan
alat peraga II.A.12
10. Fasilitator menjelaskan cara penggunaan pupuk cair organik dengan
menampilkan alat peraga II.A.13
1. Sampaikan salam kepada peserta pelatihan dan jelaskan
tujuan belajar dari sesi ini.
2. Lakukan curah pendapat kepada peserta pelatihan
tentang pengertian pupuk cair organik.
Pertanyaan kunci : Apa yang dimaksud dengan pupuk
cair organik menurut Bapak/Ibu ?
Kemudian tuliskan pendapat peserta di flipchart.
3. Fasilitator menjelaskan pengertian pupuk cair organik
dengan menampilkan
alat peraga II.A.9
59
PUPUK CAIR
PENGERTIAN PUPUK CAIR ORGANIK
Handout 7.1.1.
PUPUK CAIR ORGANIK
Pupuk kompos
yang dibuat dengan
memanfaatkan tanaman
atau bahan yang mengandung
unsur hara N, P, dan K
dalam bentuk cair
(75% adalah air).
11. Berikan kesempatan kepada peserta pelatihan untuk menanyakan hal-hal
yang kurang dipahami dari materi yang disampaikan.
12. Tutup sesi ini dengan mengucapkan terima kasih atas perhatian selama
pelatihan.
B. Penyampaian materi praktek pembuatan pupuk cair organik :
1. Fasilitator meminta peserta pelatihan untuk berkumpul guna memperhatikan
kegiatan praktek.
2. Fasilitator dan peserta pelatihan mempraktekkan pembuatan pupuk cair
organik
3. Fasilitator memberikan kesempatan peserta untuk bertanya apabila ada hal-
hal yang kurang dipahami
4. Ucapkan terima kasih atas perhatian selama pelatihan
Alat Peraga II.A.9
60
PUPUK CAIR
MANFAAT DAN KEUNGGULAN PUPUK CAIR ORGANIK
MANFAAT :
1. Mudah diserap oleh tanaman karena bentuknya cair
dan unsur-unsur di dalamnya sudah terurai.
2. Tidak mengakibatkan pencemaran lingkungan (air,
udara dan tanah).
3. Murah karena memanfaatkan bahan lokal yang tersedia
di sekitar dan dibuat sendiri.
4. Tidak mengandung racun atau unsur yang berbahaya
sehingga aman bagi manusia dan ternak.
5. Mudah digunakan.
Alat Peraga II.A.10
61
PUPUK CAIR
ALAT :
• Karung Goni 1 buah
• Keranjang/drum 1 buah
• Batu pemberat 1 buah atau potongan kayu
• Ember
BAHAN :
• Daun hijauan (daun gamal, lamtoro, jenis kacang-kacangan, azolla,
eceng gondok, jerami padi) segar sebanyak 10 kg.
• Kotoran hewan (pupuk kandang) sebanyak 10 kg.
• EM4 sebanyak 5 sendok makan.
• Gula pasir sebanyak 10 sendok makan.
• Air secukupnya
ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN
Alat peraga 2.A.10Alat Peraga II.A.11
62
PUPUK CAIR
5. Masukkan cairan dalam alat
penyiram atau gembor.
Alat peraga 2.A.11.
CARA PEMBUATAN PUPUK CAIR ORGANIK
1. Masukkan daun hijauan segar
dan pupuk kandang ke dalam
karung goni.
2. Masukkan dan rendam karung
goni dalam tempat tertutup
(drum atau keranjang) dengan
200 liter air. Beri pemberat
batu atau kayu berat agar
karung tenggelam dalam air.
3. Aduk cairan sehari sekali selama
7 (tujuh) hari. Bila sudah jadi,
pupuk cair harus berwarna
coklat.
4. Larutan dicairkan apabila
dirasakan terlalu pekat atau
kental.
Alat Peraga II.A.12
63
PUPUK CAIR
PENGGUNAAN PUPUK CAIR ORGANIK
PENGGUNAAN :
Cara penggunaan pupuk cair organik yaitu
mengencerkan pupuk cair organik dengan air,
perbandingan 1 (satu) gayung mandi pupuk cair
organik dicairkan dengan air sebanyak 10
gayung mandi . Siramkan ke tanah sekitar
perakaran tanaman setiap hari sekali. Ampas
dari sisa pupuk cair organik bisa digunakan
sebagai kompos padat yang penggunaannya
dibenamkan ke tanah di sekitar akar tanaman.
Alat Peraga II.A.13
64
PENGEL.LIMBAH KANDANG TERNAK
d.d.d.d.d. PENGELOLAAN LIMBAH KANDANG TERNAK (TERNAK BESAR)PENGELOLAAN LIMBAH KANDANG TERNAK (TERNAK BESAR)PENGELOLAAN LIMBAH KANDANG TERNAK (TERNAK BESAR)PENGELOLAAN LIMBAH KANDANG TERNAK (TERNAK BESAR)PENGELOLAAN LIMBAH KANDANG TERNAK (TERNAK BESAR)
I. Tujuan :
1. Peserta pelatihan memahami dan mengetahui manfaat pengelolaan limbah
kandang ternak.
2. Peserta pelatihan mengetahui alat dan bahan yang digunakan untuk mengelola
limbah kandang ternak.
3. Peserta pelatihan mengetahui cara pengelolaan limbah kandang ternak.
II. Sasaran :
1. Petani pemandu
2. Pengurus kelompok tani
3. Pengurus kelembagaan yang ada di desa (formal maupun non formal)
4. Petugas lapangan
III. Waktu :
Penyampaian materi teori : 30 menit
IV. Metode :
1. Penjelasan/pemaparan
2. Diskusi/tanya jawab
3. Praktek
V. Alat Dan Bahan:
Alat yang digunakan :
1. Spidol
2. Flipchart
3. Lakban kertas
4. Lembaran alat peraga/gambar
VI. Ringkasan Materi Latihan
Limbah kandang ternak sapi, babi atau kambing biasanya tidak dikelola dengan
baik oleh peternak, sehingga limbah kandang ternak berupa kotoran padat, cair dan
sisa makanan ternak dibiarkan berserakan di kandang mengakibatkan kandang kotor
dan tidak sehat. Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu mengelola limbah
kandang ternak dengan baik. Caranya adalah dengan menyediakan wadah atau
tempat penampungan limbah kandang ternak.
65
PENGEL. LIMBAH KANDANG TERNAK
1. Manfaat pengelolaan limbah kandang ternak :
1. Limbah kandang ternak tidak berserakan sehingga mudah dikumpulkan dan
dimanfaatkan untuk bahan baku pembuatan kompos.
2. Limbah cair atau urine dari ternak bisa dimanfaatkan.
3. Kandang bersih dan kesehatan ternak dapat terjaga.
4. Mencegah perkembangbiakkan hama dan penyakit ternak.
2. Alat dan Bahan yang digunakan untuk mengelola limbah kandang ternak :
Alat yang digunakan
1. Cangkul
2. Linggis
3. Parang
4. Paku
5. Palu
6. Gergaji
Bahan yang digunakan
1. Limbah kandang ternak
2. Kayu
3. Atap ilalang
4. Plastik
3. Cara mengelola limbah kandang ternak :
1. Buatlah lubang sedalam lutut (50 cm) dengan lebar kira-kira sepanjang
linggis (1 m) atau kotak ukuran 1 m x 1m x 50 cm sebanyak 2 buah.
Sebaiknya letak/jarak lubang atau kotak 30 – 50 cm dari kandang.
2. Buatlah naungan di atas lubang tersebut agar pupuk kandang yang kita
kumpulkan terlindungi dari panas dan hujan.
3. Lubang penampungan atau kotak diberi plastik agar tidak bersentuhan
langsung dengan tanah dan menjaga urine atau air kencing tidak meresap ke
dalam tanah.
4. Masukkan limbah kandang ternak yang telah tercampur dengan potongan
sisa hasil tanaman atau sisa pakan ternak kedalam lubang atau kotak.
Apabila tempat penampungan pertama sudah terisi penuh, limbah bisa
dimasukan kedalam penampungan kedua, demikian seterusnya.
5. Limbah kandang ternak siap dijadikan bahan baku kompos.
VII. Proses pelatihan
Langkah-langkah penyampaian materi
1. Sampaikan salam kepada peserta pelatihan dan jelaskan tujuan belajar dari sesi ini.
2. Fasilitator menjelaskan manfaat pengelolaan limbah kandang ternak dengan
menampilkan alat peraga II.A.14
66
PENGEL.LIMBAH KANDANG TERNAK
3. Fasiliator menjelaskan alat dan bahan yang
digunakan dalam pembuatan wadah
atau tempat penampungan limbah kandang
ternak dengan menampilkan
alat peraga II.A.15
4. Fasiliator menjelaskan cara pengelolaan limbah
kandang ternak dengan menampilkan alat
peraga II.A.16
5. Berikan kesempatan kepada peserta pelatihan
untuk menanyakan hal-hal yang kurang
dipahami dari materi yang telah disampaikan.
6. Fasilitator dan peserta pelatihan
mempraktekkan cara pengelolaan limbah
kandang ternak.
7. Fasilitator mengucapkan terima kasih atas
perhatian selama pelatihan.
67
PENGEL. LIMBAH KANDANG TERNAK
MANFAAT DARI PENGELOLAAN LIMBAH TERNAK
1. Limbah kandang ternak tidak berserakan sehingga mudah
dikumpulkan dan dimanfaatkan untuk bahan baku
pembuatan kompos.
2. Limbah cair atau urine dari ternak bisa dimanfaatkan.
3. Kandang bersih dan Kesehatan ternak dapat terjaga.
4. Mencegah perkembangbiakan hama dan penyakit ternak.
Alat Peraga II.A.14
68
PENGEL.LIMBAH KANDANG TERNAK
ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN
Alat :
1. Cangkul
2. Linggis
3. Parang
4. Palu
5. Paku
6. Gergaji
Bahan :
1. Limbah kandang ternak
2. Kayu
3. Atap ilalang
4. Plastik.
Alat Peraga II.A.15
69
PENGEL. LIMBAH KANDANG TERNAK
CARA MENGELOLA LIMBAH KANDANG TERNAK
1. Buatlah lubang sedalam lutut
(50 cm) dengan lebar kira-kira
sepanjang linggis (1 m). Atau
kotak ukuran 1 m x 1m x 50 cm.
sebanyak 2 buah. Sebaiknya
jarak/letak lubang atau kotak
30 – 50 cm dari kandang,
2. Buatlah naungan di atas lubang
tersebut agar pupuk kandang
yang kita kumpulkan
terlindungi dari panas dan
hujan.
3. Lubang penampungan atau
kotak diberi plastik agar tidak
bersentuhan langsung dengan
tanah dan menjaga urine atau
air kencing tidak meresap ke
dalam tanah.
Alat Peraga II.A.16
70
PENGEL.LIMBAH KANDANG TERNAK
4. Masukkan limbah kandang
ternak yang telah tercampur
dengan potongan sisa hasil
tanaman atau sisa pakan ternak
kedalam lubang atau kotak.
Apabila tempat penampungan
pertama sudah terisi penuh,
limbah bisa dimasukkan
kedalam penampungan kedua,
demikian seterusnya.
5. Limbah kandang ternak siap
dijadikan bahan baku kompos.
Alat Peraga II.A.16
71
PESTISIDA ORGANIK
I. Tujuan :
1. Peserta pelatihan mengetahui dan memahami pengertian pestisida organik.
2. Peserta pelatihan mengetahui sifat dan ciri tanaman yang bisa dijadikan
pestisida organik.
3. Peserta pelatihan mengetahui manfaat dan keunggulan dari pestisida organik.
4. Peserta pelatihan mengetahui alat dan bahan serta cara pembuatan pestisida
organik.
II. Sasaran :
1. Pengurus kelompok tani
2. Petani pemandu
3. Pengurus kelembagaan di desa (formal dan non formal)
4. Petugas lapangan
III. Waktu :
Penyampaian materi teori : 45 menit
Penyampaian materi praktek : 45 menit
Total waktu : 90 menit
IV. Metode :
1. Penjelasan/pemaparan
2. Curah pendapat
3. Tanya jawab
4. Praktek
V. Alat dan Bahan :
1. Alat yang digunakan :
1. Flipchart
2. Gunting
3. Spidol
4. Isolasi kertas
Bahan yang digunakan :
Alat peraga
B. TEKNOLOGI PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKITB. TEKNOLOGI PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKITB. TEKNOLOGI PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKITB. TEKNOLOGI PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKITB. TEKNOLOGI PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT
a. PESTISIDA ORGANIKa. PESTISIDA ORGANIKa. PESTISIDA ORGANIKa. PESTISIDA ORGANIKa. PESTISIDA ORGANIK
72
PESTISIDA ORGANIK
VI. Ringkasan Materi
1. Pengertian pestisida organik
Ramuan yang dibuat dari tanaman atau bahan organik lainnya yang mempunyai
rasa dan aroma menyengat, mengandung racun yang dihasilkan oleh tanaman
atau hewan yang tidak disukai oleh hama dan penyakit tanaman.
2. Tiga sifat dan ciri tanaman yang bisa dijadikan bahan pestisida organik
1. Rasa (bersifat pahit atau pedas. Contoh : cabe, lengkuas, jahe, daun sirih,
bawang putih, merica, brotowali dan lain-lain.
2. Aroma (bersifat wangi atau bau busuk). Contoh : daun pandan, jerangau,
bunga kentut, daun sirsak dan lain-lain.
3. Kandungan racun yang dimilikinya. Contoh : umbi gadung, akar tuba, mindi,
tembakau dan lain-lain.
3. Manfaat dan keunggulan dari pestisida organik :
1. Tidak mengakibatkan pencemaran lingkungan (air, udara dan tanah).
2. Murah, karena memanfaatkan bahan lokal yang tersedia disekitar kita dan
bisa dibuat sendiri.
3. Tidak mengandung residu (kandungan bahan kimia berbahaya) sehingga
aman bagi manusia dan ternak.
4. Tidak menimbulkan kekebalan pada hama.
5. Mudah digunakan.
4. Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan pestisida organik :
Alat yang digunakan :
1. Pisau kecil
2. Lesung kecil
3. Botol aqua 2 buah
4. Saringan kelapa
Bahan yang digunakan :
1. Daun sirsak
2. Tembakau
3. Sabun colek
4. Brotowali
5. Air
6. dll
73
PESTISIDA ORGANIK
VII. Proses latihan :
A. Langkah-langkah penyampaian materi teori :
1. Sampaikan salam kepada peserta pelatihan dan tujuan belajar dari sesi ini.
2. Gali pengalaman dari peserta pelatihan melalui curah pendapat mengenai
pengertian pestisida organik.
3. Tuliskan jawaban peserta pelatihan di flipchart
4. Fasiliator menjelaskan mengenai pengertian pestisida organik dengan
menampilkan alat peraga II.B.1
5. Fasiliator menjelaskan 3 sifat dan ciri tanaman yang dapat dijadikan
pestisida organik dan tampilkan alat peraga II.B.2
6. Fasilitator menjelaskan manfaat dan keunggulan pestisida organik dan
tampilkan alat peraga II.B.3
7. Berikan kesempatan kepada peserta pelatihan untuk menanyakan apakah
ada materi yang kurang dipahami.
8. Fasilitator menjelaskan alat dan bahan yang
digunakan dalam praktek
pembuatan pestisida oraganik dan
tempilkan alat peraga II.B.4
9. Fasilitator menjelaskan langkah-langkah
dalam pembuatan pestisida organik dan
tampilkan alat peraga II.B.5
10. Berikan kesempatan kepada peserta pelatihan
untuk menanyakan hal-hal yang
kurang dipahami.
11. Tutup sesi ini dengan mengucapkan
terima kasih atas perhatian
selama pelatihan.
5. Cara Pembuatan Pestisida Organik :
1. Daun sirsak, tembakau dan brotowali dipotong kecil-kecil kemudian
ditumbuk sampai hancur. Setelah itu dicampur dengan air 2 liter.
2. Campuran bahan tadi disimpan dalam botol atau wadah yang sudah ditutup
rapat dan dibiarkan 1 malam.
3. Kemudian bahan atau larutan disaring dan ambil airnya.
4. Untuk 1 liter larutan yang sudah dibuat dicampur dengan 9 liter air.
5. Tambahkan sabun colek secukupnya.
6. Penyemprotan ini dapat menggunakan semprotan hand sprayer atau alat
semprot tradisional.
7. Penyemprotan dapat dilakukan 1 minggu sekali.
74
PESTISIDA ORGANIK
PENGERTIAN PESTISIDA ORGANIK
PESTISIDA ORGANIK
Ramuan yang dibuat dari tanaman atau bahan
organik lainnya yang mempunyai rasa dan aroma
menyengat, mengandung racun yang dihasilkan
oleh tanaman atau hewan yang tidak disukai oleh
hama dan penyakit tanaman.
Alat Peraga II.B.1
B. Langkah-langkah penyampaian materi praktek
1. Fasilitator meminta peseta pelatihan untuk berkumpul di dalam atau di luar
ruangan.
2. Fasilitator dan peserta pelatihan mempraktekkan cara pembuatan pestisida
oraganik.
3. Tanyakan kepada peserta pelatihan apakah ada hal-hal yang kurang
dipahami
4. Ucapkan terima kasih atas perhatiannya selama praktek.
75
PESTISIDA ORGANIK
TIGA SIFAT DAN CIRI TANAMAN
YANG BISA DIJADIKAN BAHAN PESTISIDA ORGANIK :
MANFAAT DAN KEUNGGULAN PESTISIDA ORGANIK
1. Rasa (bersifat pahit atau pedas).
Contoh : cabe, lengkuas, jahe, daun sirih, bawang
putih, merica, brotowali dan lain-lain.
2. Aroma (bersifat wangi atau bau busuk).
Contoh : daun pandan, jerangau, bunga kentut, daun
sirsak dan lain-lain.
3. Kandungan racun yang dimilikinya.
Contoh : umbi gadung, akar tuba, mindi, tembakau dan
lain-lain.
1. Tidak mengakibatkan pencemaran lingkungan
(air, udara dan tanah).
2. Murah, karena memanfaatkan bahan lokal yang
tersedia disekitar kita dan bisa dibuat sendiri.
3. Tidak mengandung residu (kandungan bahan
kimia berbahaya) sehingga aman bagi manusia
dan ternak.
4. Tidak menimbulkan kekebalan pada hama.
5. Mudah digunakan.
Alat Peraga II.B.2
Alat Peraga II.B.3
76
PESTISIDA ORGANIK
CONTOH PESTISIDA ORGANIK
Bahan :
1. Daun sirsak 50 lembar
2. Tembakau 1 lonjor.
3. Sabun colek secukupnya
4. Brotowali 0,5 m
5. Air 2 liter.
Pestisida organik ini bisa mengendalikan berbagai macam ulat (ulat Grayak),
semut, Trips dan lain-lain.
Alat :
1. Botol Aqua 2 buah.
2. lesung kecil.
3. saringan kelapa.
4. pisau kecil.
Alat Peraga II.B.4
77
PESTISIDA ORGANIK
CARA PEMBUATAN PESTISIDA ORGANIK
1. Daun sirsak, tembakau dan
brotowali dipotong kecil-kecil
kemudian ditumbuk sampai
hancur. Setelah itu dicampur
dengan air 2 liter.
2. Campuran bahan tadi disimpan
dalam botol atau wadah yang
sudah ditutup rapat dan
dibiarkan 1 malam.
3. Kemudian bahan atau larutan
disaring dan ambil airnya.
4. Untuk 1 liter larutan yang sudah
dibuat dicampur dengan 9 liter
air.
Alat Peraga II.B.5
78
PESTISIDA ORGANIK
7. Penyemprotan dapat dilakukan
1 minggu sekali.
5. Tambahkan sabun colek
secukupnya.
6. Penyemprotan dapat menggunakan
semprotan hand sprayer atau alat
semprot tradisional.
Alat Peraga II.B.5
79
PERANGKAP HAMA LALAT BUAH
I. Tujuan :
1. Peserta pelatihan mengetahui manfaat dan keunggulan perangkap
hama lalat buah.
2. Peserta pelatihan mengetahui cara dan proses pembuatan perangkap
hama lalat buah.
3. peserta pelatihan mengetahui dan mengerti penggunaan perangkap
hama lalat buah.
II. Sasaran :
1. Petani pemandu.
2. Pengurus kelompok tani.
3. Pengurus kelembagaan yang ada di desa (formal maupun non formal).
4. Petugas lapangan.
III. Waktu :
Penyampaian materi praktek : 45 menit
IV. Metode :
1. Penjelasan/pemaparan
2. Diskusi/tanya jawab
3. Simulasi/praktek
V. Alat dan Bahan :
1. Spidol
2. Flipchart
3. Lakban kertas
4. Lembaran alat peraga/gambar
VI. Ringkasan Materi Latihan
Hama lalat buah (Bactrocera sp) merupakan hama utama yang menyerang tanaman
khususnya buah. Berkembangbiaknya pada tanaman cabe, tomat, jeruk, melon,
timun, pisang dan tanaman lainnya. Kerugian yang ditimbulkan dapat
mengakibatkan penurunan hasil panen secara kuantitas maupun kualitas karena
buah menjadi busuk, sehingga tidak laku dijual/tidak diminati oleh pembeli.
Pengendalian yang biasa dilakukan yaitu menggunakan perangkap lalat buah. Alat
Perangkap lalat buah bisa dibuat dari botol plastik bekas air mineral berukuran 1
(satu) liter.
bbbbb..... PERANGKAP HAMA LALAT BUAH.
80
PERANGKAP HAMA LALAT BUAH
Senyawa pemikat yaitu metil eugenol yang berasal dari petrogenol mudah
didapatkan di pasaran. Petrogenol dalam kemasan kecil (5 cc). Kalau tidak ada
petrogenol dapat menggunakan daun tanaman selasih sebagai peggantinya.
Manfaat perangkap hama lalat buah :
1. Mengendalikan hama lalat buah
2. Harga murah
3. Mudah dibuat
4. Ramah lingkungan
5. Mudah pemakaiannya
Alat yang digunakan:
1. Pisau
2. Botol plastik
3. Corong plastik
4. Kapas
5. Kawat
Bahan yang digunakan :
1. Petrogenol atau daun tanaman selasih
2. Sabun colek/deterjen
3. Air
Cara pembuatan perangkap hama lalat buah :
1. Botol plastik dilubangi sebanyak
2 atau 4 lubang di sekelilingnya.
2. Lubang yang telah dibuat
dimasukkan corong plastik.
3. Masukkan air sabun kedalam
botol plastik setinggi ± 5 cm.
4. Ikat kapas yang telah ditetesi
dengan petrogenol atau daun selasih
di ujung kawat.
5. Masukkan kawat tersebut kedalam botol sehingga
menggantung.
Penggunaannya dengan cara
menggantungkannya
diantara tanaman dengan jarak
10 m untuk setiap perangkap hama.
Setiap 2 (dua) minggu sekali kapas yang ada
di dalam botol diganti dengan kapas yang baru,
setelah ditetesi dengan petrogenol atau daun selasih.
81
PERANGKAP HAMA LALAT BUAH
VII. Proses Penyampaian Materi.
Materi yang berbentuk teori disampaikan terlebih dahulu, setelah selesai bisa
dilanjutkan dengan materi praktek
Langkah-langkah penyampaian materi :
1. Fasilitator meminta peserta pelatihan berkumpul, fasilitator menyapaikan salam
dan tujuan belajar sesi ini.
2. Fasilitator menjelaskan maanfaat perangkap hama
lalat buah dengan menampilkan alat peraga II.B.6
3. Fasilitator menjelaskan alat dan bahan membuat perangkap hama lalat buah
dengan menampilkan alat peraga II.B.7
4. Fasilitator menjelaskan cara membuat perangkap hama lalat buah dengan
menampilkan alat peraga II.B.8
5. Fasilitator menjelaskan cara penggunaan perangkap hama lalat buah dengan
menampilkan alat peraga II.B.9
6. Berikan kesempatan kepada peserta pelatihan untuk menanyakan hal-hal yang
kurang dipahami dari materi yang telah disampaikan.
7. Fasilitator mengucapkan terima kasih kepada semua peserta atas perhatian
selama pelatihan.
MAANFAAT PERANGKAP HAMA LALAT BUAH
1. Mengendalikan hama lalat buah
2. Harga murah
3. Mudah dibuat
4. Ramah lingkungan
5. Mudah pemakaiannya
Alat Peraga II.B.6
82
PERANGKAP HAMA LALAT BUAH
ALAT DAN BAHAN
Alat yang digunakan:
1. Pisau
2. Botol plastik
3. Corong plastik
4. Kapas
5. Kawat
Bahan yang digunakan :
1. Petrogenol atau daun selasih
2. Sabun colek/deterjen
3. Air
Alat Peraga II.B.7
83
PERANGKAP HAMA LALAT BUAH
CARA MEMBUAT PERANGKAP HAMA LALAT BUAH
1. Botol plastik dilubangi sebanyak 2 atau
4 lubang di sekelilingnya.
2. Lubang yang telah dibuat dimasukkan
corong plastik.
3. Masukkan air sabun kedalam botol
plastik setinggi ± 5 cm.
4. Ikat kapas yang telah ditetesi
dengan petrogenol atau daun
selasih diujung kawat.
5. Masukkan kawat tersebut kedalam
botol sehingga menggantung.
Alat Peraga II.B.8
84
PERANGKAP HAMA LALAT BUAH
CARA PENGGUNAAN PERANGKAP HAMA LALAT BUAH
Penggunaannya dengan cara menggantungkannya
diantara tanaman dengan jarak 10 m
untuk setiap perangkap hama.
Setiap 2 minggu sekali kapas yang ada didalam botol
diganti dengan kapas yang baru,
setelah ditetesi dengan petrogenol atau daun selasih.
Alat Peraga II.B.9
85
OKULASI TANAMAN KARET
I. Tujuan :
1. Peserta pelatihan mengetahui dan memahami pengertian okulasi
tanaman karet.
2. Peserta pelatihan mengetahui syarat-syarat tanaman karet yang dapat di
jadikan sebagai batang bawah dan batang atas untuk di okulasi.
3. Peserta pelatihan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan
okulasi tanaman karet.
4. Peserta pelatihan mengetahui aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam
melakukan okulasi tanaman karet.
5. Peserta pelatihan mengetahui bahan dan alat yang digunakan dalam melakukan
okulasi tanaman karet.
6. Peserta pelatihan mengetahui tahapan-tahapan melakukan okulasi tanaman
karet.
II. Sasaran :
1. Petani pemandu
2. Pengurus kelompok
3. Pengurus kelembagaan desa (formal dan non formal)
4. Petugas lapangan
III. Waktu :
Penyampaian materi teori : 30 menit
Penyampaian materi praktek : 60 menit
Total waktu : 90 menit
IV. Metode :
1. Penjelasan/pemaparan
2. Diskusi/tanya jawab
3. Praktek
V. Alat dan Bahan :
Alat yang digunakan :
1. Spidol
2. Flipchart
3. Isolasi kertas
4. lembar alat peraga
5. Pisau okulasi
6. Plastik pembalut okulasi
7. Kain atau lap tangan yang bersih
C. TEKNOLOGI PERBANYAKAN TANAMANC. TEKNOLOGI PERBANYAKAN TANAMANC. TEKNOLOGI PERBANYAKAN TANAMANC. TEKNOLOGI PERBANYAKAN TANAMANC. TEKNOLOGI PERBANYAKAN TANAMAN
OKULASI TANAMAN KARETOKULASI TANAMAN KARETOKULASI TANAMAN KARETOKULASI TANAMAN KARETOKULASI TANAMAN KARET
86
OKULASI TANAMAN KARET
VI. Ringkasan Materi Latihan.
Bibit unggul untuk tanaman karet yang dihasilkan melalui perbanyakan okulasi
dimaksudkan agar tamanan pertumbuhanya seragam dan menghasilkan lateks
(getah karet) yang banyak.
3. Syarat-syarat tanaman karet menjadi batang atas (entres) :
1. Pertumbuhan kuat, normal dan bebas dari hama dan penyakit.
2. Memiliki sifat agronomis (produksi) lateks yang banyak.
3. Kulit tebal dan empuk (tidak keras).
4. Tahan terhadap serangan hama dan penyakit.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan okulasi tanaman karet :
1. Ketelitian dalam membuat okulasi.
2. Keterampilan pelaksana okulasi.
3. Kebersihan dalam okulasi.
5. Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam melakukan okulasi tanaman karet :
1. Pisau okulasi harus tajam dan bersih
2. Kain pembersih dan plastik pembalut harus bersih
3. Bekerja dengan cepat.
4. Kambium jangan dibiarkan terlalu lama dan mengering.
5. Bidang luka sayatan jangan kotor.
6. Kambium diusahakan melekat satu dengan yang lain.
7. Mata entris diambil dari cabang-cabang yang terlalu muda
dan tidak terlau tua.
8. Penempelan mata entris tidak terbalik.
1. Pengertian okulasi adalah perbanyakan tanaman secara vegetatif
melalui regenerasi jaringan sehingga terjadi pertautan atau
penyatuan antara mata tunas (batang atas) dengan batang bawah
tanaman karet lain. Tujuan untuk membentuk tanaman baru yang
mempunyai sifat-sifat yang lebih baik.
2. Syarat-syarat tamanan karet menjadi batang bawah :
1. Mempunyai akar kuat.
2. Tahan terhadap serangan hama dan penyakit.
3. Mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan.
4. Mempunyai kecepatan tumbuh sama dengan batang atas.
5. Tidak mengurangi mutu dan jumlah hasil pada tanaman
barunya.
Bahan yang digunakan :
1. Batang bawah tanaman karet
2. Batang atas tamanan karet
87
OKULASI TANAMAN KARET
6. Alat-alat yang digunakan untuk melakukan okulasi tanaman karet :
1. Pisau okulasi.
2. Plastik pembalut okulasi.
3. Kain atau lap tangan yang bersih.
7. Bahan yang digunakan untuk melakukan okulasi tanaman karet :
1. Batang bawah tanaman karet.
2. Batang atas tamanan karet.
8. Tahapan-tahapan pelaksanaan okulasi tanaman karet :
1. Membersihkan batang bawah menggunakan kain yang halus sehingga batang
bawah bersih.
2. Pilih batang bawah yang tidak bertunas dengan lingkar batang
minimal 1,3 cm.
3. Membuat jendela okulasi; sayat batang 5 -7 cm dengan lebar sayatan
maksimal 0,5 lingkar batang dan 1/3 lidah jendela dipotong.
4. Pengambilan mata okulasi; sayatlah mata entres yang baik dengan panjang
3-5 cm dengan lebar 1-1,5 cm atau disesuaikan dengan panjang dan lebar
jendela batang bawah. Untuk bukaan batang bawah mata okulasi disayat
bersama lapisan kayu dari arah pangkal batang entres sampai dibawah mata
tunas.
5. Cara melepas kayu dengan perisai yaitu dari bagian atas sayatan mata
entres dengan menjepitnya menggunakan pisau okulasi, lalu tarik perlahan-
lahan agar mata entres tidak tertinggal dilapisan kayu.
6. Mata okulasi siap, secepatnya jendela dibuka, segera masukkan mata okulasi
dan ditekan, ujung perisainya yang bersentuhan dengan pisau okulasi
dipotong dan dibuang.
7. Jendela okulasi dibalut dengan plastik okulasi. Untuk pembalutan bukaan
atas, dilakukan mulai dari bawah perlahan sampai keatas sedangkan
pembalutan bukaan bawah kebalikan dari pembalutan bukaan atas.
8. Setelah 3 minggu balutan dibuka. Toreh
mata okulasi (diluar mata), bila hijau
dinyatakan berhasil. Okulasi yang
berhasil diberi tanda plastik. Kalau
okulasi tidak berhasil lakukan okulasi
kembali dari bagian yang tidak kena
okulasi.
9. Sebelum dicabut bibit dipotong miring
5 - 7 cm diatas tempelan mata okulasi.
Pemotongan 1-2 minggu setelah plastik
okulasi.
88
OKULASI TANAMAN KARET
VII. Proses Penyampaian Materi.
A. Langkah-langkah penyampaian materi teori okulasi tanaman karet :
1. Sampaikan salam kepada peserta pelatihan dan jelaskan tujuan belajar
pada sesi ini.
2. Lakukan curah pendapat kepada peserta pelatihan mengenai pengertian
okulasi karet.
3. Tuliskan jawaban peserta di flipchart.
4. Kemudian jelaskan pengertian okulasi karet dan tampilkan
alat peraga II.C.1
5. Fasilitator menjelaskan syarat batang bawah dan batang atas dan tampilkan
alat peraga II.C.2
6. Beri kesempatan kepada peserta pelatihan untuk bertanya.
7. Fasilitator menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan
okulasi karet dan aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam melakukan
okulasi karet. Tampilkan alat peraga II.C.3
8. Falitatator menjelaskan alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan
okulasi tanaman karet dengan menampilkan alat peraga II.C.4
9. Fasilitator menjelaskan langkah-langkah atau tahapan – tahapan okulasi
karet dan tampilan alat peraga 2.C.5
10. Berikan kesempatan kepada peserta pelatihan untuk bertanya
11. Tutup sesi ini dengan mengucapkan terima kasih atas perhatian selama
pelatihan.
B. Langkah-langkah penyampaian materi praktek okulasi tanaman karet
1. Fasilitator meminta peserta
untuk berkumpul guna
memperhatikan kegiatan
praktek.
2. Fasilitator mempraktekkan cara
okulasi tanaman karet.
3. Berikan kesempatan kepada
peserta pelatihan pelatihan
untuk bertanya.
5. Mintalah beberapa peserta
pelatihan mempraktekkan
okulasi tanaman karet.
6. Setelah selesai kegiatan,
ucapkan terima kasih kepada
semua peserta pelatihan yang
telah membantu dalam
kegiatan praktek.
89
OKULASI TANAMAN KARET
PENGERTIAN OKULASI KARET
OKULASI KARET
Perbanyakan tanaman secara vegetatif melalui
regenerasi jaringan terjadi pertautan atau
penyatuan antara mata tunas (entres) dengan
batang bawah tanaman lain. Tujuan okulasi
untuk membentuk tanaman baru yang
mempunyai sifat-sifat yang lebih baik.
SYARAT BATANG BAWAH
SYARAT BATANG ATAS (ENTRES)
1. Mempunyai akar kuat.
2. Tahan terhadap serangan hama dan penyakit.
3. Mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan.
4. Mempunyai kecepatan tumbuh sama dengan batang atas.
5. Tidak mengurangi mutu dan jumlah hasil pada tanaman
barunya.
1. Pertumbuhan kuat, normal dan bebas dari hama dan penyakit.
2. Memiliki sifat produksi latek yang banyak.
3. Kulit tebal dan empuk (tidak keras).
4. Tahan terhadap serangan hama dan penyakit.
Alat Peraga II.C.1
Alat Peraga II.C.2
90
OKULASI TANAMAN KARET
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN
OKULASI TANAMAN KARET
ASPEK-ASPEK YANG PERLU DIPERHATIKAN
DALAM MELAKUKAN OKULASI TANAMAN KARET
Alat peraga 2.C.26
1. Ketelitian dalam membuat okulasi
tanaman karet.
2. Keterampilan pelaksana okulasi.
3. Kebersihan dalam pelaksanaan okulasi
tanaman karet.
1. Pisau okulasi harus tajam dan bersih.
2. Kain pembersih dan plastik pembalut harus
bersih.
3. Bekerja dengan cepat.
4. Kambium jangan dibiarkan terlalu lama dan
mengering
5. Bidang luka sayatan jangan kotor.
6. Kambium diusahakan melekat satu dengan
yang lainnya.
7. Mata entres jangan diambil dari cabang-
cabang yang terlalu muda dan terlalu tua.
8. Penempelan mata entres tidak terbalik.
Alat Peraga II.C.3
91
OKULASI TANAMAN KARET
ALAT DAN BAHAN
Alat yang digunakan :
1. Pisau okulasi
2. Plastik pembalut okulasi
3. Kain atau lap tangan
yang bersih
Bahan yang digunakan :
1. Batang bawah tanaman karet
2. Batang atas tamanan karet
Alat Peraga II.C.4
92
OKULASI TANAMAN KARET
LANGKAH-LANGKAH
DALAM MELAKUKAN OKULASI TANAMAN KARET
1. Membersihkan batang bawah
menggunakan kain yang halus
sehingga batang bawah bersih.
2. Pilih batang bawah yang tidak
bertunas dengan lingkar batang
minimal 1,3 cm.
3. Membuat jendela okulasi, sayat
batang 5 -7 cm dengan lebar
sayatan maksimal 0,5 lingkar
batang dan 1/3 lidah jendela
dipotong.
Alat Peraga II.C.5
93
OKULASI TANAMAN KARET
6. Mata okulasi siap, secepatnya
jendela dibuka, segera masukkan
mata okulasi dan ditekan, ujung
perisainya yang bersentuhan
dengan pisau okulasi dipotong dan
dibuang.
4. Pengambilan mata okulasi, sayatlah
mata entres yang baik dengan
panjang 3-5 cm dengan lebar
1-1,5 cm atau sesuaikan dengan
panjang dan lebar jendela batang
bawah. Untuk bukaan batang bawah
mata okulasi disayat bersama
lapisan kayu dari arah pangkal
batang entres sampai dibawah mata
tunas.
5. Cara melepas kayu dengan perisai
yaitu dari bagian atas sayatan
mata entres dengan menjepitnya
menggunakan pisau okulasi lalu
tarik perlahan-lahan agar mata
entres tidak tertinggal dilapisan
kayu.
Alat Peraga II.C.5
94
OKULASI TANAMAN KARET
7. Jendela okulasi dibalut dengan plastik
okulasi. Untuk pembalutan bukaan atas,
dilakukan mulai dari bawah perlahan
sampai keatas sedangkan pembalutan
bukaan bawah kebalikan dari
pembalutan bukaan atas.
8. Setelah 3 minggu balutan dibuka. Toreh
mata okulasi (diluar mata), bila hijau
dinyatakan berhasil. Okulasi yang
berhasil diberi tanda plastik. Kalau
okulasi tidak berhasil lakukan okulasi
kembali dari bagian yang tidak kena
okulasi.
9. Sebelum dicabut bibit dipotong miring
5 - 7 cm diatas tempelan mata okulasi.
Pemotongan 1-2 minggu setelah plastik
okulasi.
Alat Peraga II.C.5
95
BOKASHI PAKAN IKAN
I. Tujuan :
1. Peserta pelatihan mengetahui alat dan bahan untuk membuat bokashi pakan
ikan
2. Peserta pelatihan mengetahui manfaat dan kegunaan bokashi pakan ikan.
3. Peserta pelatihan mengerti dan mengetahui cara membuat bokashi pakan ikan.
II. Sasaran :
1. Pengurus kelompok tani
2. Petani pemandu
3. Pengurus kelembagaan di desa (formal dan non formal)
4. Petugas lapangan
III. Waktu :
Penyampaian materi teori : 30 menit
Penyampaian materi praktek : 30 menit
Total waktu : 60 menit
IV. Metode :
1. Penjelasan/pemaparan
2. Tukar pengalaman
3. Praktek
V. Alat dan Bahan :
1. Flipchart
2. Spidol
3. Isolasi kertas
4. Alat peraga
VI. Ringkasan Materi
D. TEKNOLOGI PEMBUATAN PAKAN IKAND. TEKNOLOGI PEMBUATAN PAKAN IKAND. TEKNOLOGI PEMBUATAN PAKAN IKAND. TEKNOLOGI PEMBUATAN PAKAN IKAND. TEKNOLOGI PEMBUATAN PAKAN IKAN
BOKASHI PAKAN IKANBOKASHI PAKAN IKANBOKASHI PAKAN IKANBOKASHI PAKAN IKANBOKASHI PAKAN IKAN
Kegiatan usaha tani yang dipadukan
dengan pengembangan budidaya ikan,
baik itu di kolam maupun keramba
memerlukan ketersedian
pakan ikan yang cukup banyak.
Untuk mengatasi kekurangan pakan ikan
dapat di buat bokashi pakan ikan.
96
BOKASHI PAKAN IKAN
1. Manfaat dan kegunaan dari pembuatan bokashi pakan ikan :
1. Dapat dibuat setiap waktu
2. Bahan untuk membuat bokashi pakan ikan dapat diperoleh dari bahan lokal
3. Biaya murah
4. Adanya bokashi pakan ikan, tidak perlu membeli pakan pabrik
5. Ramah lingkungan (tidak mencemari air dan ikan di kolam atau keramba)
2. Alat dan bahan yang digunakan dalam membuat bokashi pakan ikan :
1. Alat yang digunakan
1. Gilingan bumbu 1 unit.
2. Nampan atau nyiru 1 unit.
3. Pisau 1 unit.
4. Lesung
5. Kertas koran bekas secukupnya
2. Bahan yang digunakan
1. Dedak 10 kg
2. Tepung jagung 1 kg.
3. Dedaunan (daun pepaya, daun ubi kayu yang telah dikeringkan 0,03 kg (30
gram).
4. Biji-bijian (biji karet, biji rambutan, kacang tanah, kacang hijau dan biji-
biji yang lain) 0,05 kg (50 gram).
5. Ikan kering yang sudah rusak 0,05 kg (50 gram)
6. Tepung rumah bekicot atau siput (dibakar dan dihaluskan) 0,05 kg (50
gram)
7. EM4 perikanan sebanyak 2 tutup botol.
8. Tepung kanji atau tepung tapioka 0,02 kg (20 gram).
9. Air secukupnya
3. Cara membuat bokashi pakan ikan :
1. Biji karet, biji rambutan, kacang tanah, kacang hijau dan biji-bij yang lain
disangrai, kemudian di tumbuk.
2. Daun pepaya dan ubi kayu ditumbuk.
3. Dedak, tepung jagung, dedaunan yang telah ditumbuk, ikan kering dan
tepung rumah bekicot atau siput disangrai.
4. Campurkan semua bahan dengan air dan Em4, aduk hingga rata.
5. Giling adonan pakan ikan , usahakan agar hasil gilingan tidak menumpuk
supaya memudahkan dalam pengeringan.
6. Jemur hasil gilingan di atas nampan atau nyiru yang telah dialasi koran
sampai kering
7. Pakan ikan siap digunakan
97
BOKASHI PAKAN IKAN
VII. Proses latihan :
Langkah-langkah penyampaian materi :
1. Sampaikan salam kepada peserta pelatihan dan jelaskan tujuan belajar dari sesi
ini
2. Fasilitator menanyakan kepada peserta apakah ada yang punya pengalaman
dalam membuat bokashi pakan ikan
3. Fasilitator menjelaskan manfaat dan kegunaan pembuatan bokashi pakan ikan
dan tampilkan alat peraga II.D.1
4. Fasiliator menjelaskan alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan bokashi
pakan ikan dan tampilkan alat peraga II.D.2
5. Fasilitator menjelaskan cara membuat bokashi pakan ikan dan tampilkan
alat peraga II.D.3
6. Berikan kesempatan kepada peserta pelatihan untuk menanyakan hal-hal yang
kurang dipahami dari materi yang disampaikan.
7. Fasilitator dan peserta pelatihan praktek membuat bokashi pakan ikan.
8. Ucapkan terima kasih atas perhatian selama pelatihan
1. Dapat dibuat setiap waktu
2. Bahan-bahan untuk
membuat bokashi pakan
ikan dapat diperoleh dari
bahan lokal
3. Biaya murah
4. Ramah lingkungan
(tidak mencemari air dan
ikan di kolam atau
keramba)
MANFAAT DAN KEGUNAAN PEMBUATAN BOKASHI PAKAN IKAN
Alat Peraga II.D.1
98
BOKASHI PAKAN IKAN
ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN
Alat yang digunakan :
1. Gilingan bumbu 1 unit.
2. Nampan atau nyiru 1 unit.
3. Pisau 1 unit.
4. Lesung
5. Kertas koran bekas secukupnya
Bahan yang digunakan :
1. Dedak 10 kg
2. Tepung jagung 1 kg.
3. Dedaunan (daun pepaya, daun ubi kayu yang telah
dikeringkan 0,03 kg (30 gram).
4. Biji-bijian (biji karet, biji rambutan, kacang tanah,
kacang hijau dan biji-biji yang lain) 0,05 kg (50 gram).
5. Ikan kering yang sudah rusak 0,05 kg (50 gram)
6. Tepung rumah bekicot atau siput (dibakar dan dihaluskan) 0,05 kg (50 gram)
7. EM4 perikanan sebanyak 2 tutup botol.
8. Tepung kanji atau tepung tapioka 0,02 kg (20 gram).
9. Air secukupnya
Alat Peraga II.D.2
99
BOKASHI PAKAN IKAN
CARA MEMBUAT BOKASHI PAKAN IKAN
Alat peraga 2.D.31
1. Biji karet, biji rambutan, kacang
tanah, kacang hijau dan biji-biji
yang lain disangrai, kemudian
ditumbuk.
2. Daun pepaya dan daun ubi kayu
ditumbuk.
3. Dedak, tepung jagung, dedaunan
yang telah ditubuk , ikan kering
dan tepung rumah bekicot atau
siput disangrai.
4. Campurkan semua bahan dengan air
dan Em4, aduk hingga rata.
Alat Peraga II.D.3
100
BOKASHI PAKAN IKAN
5. Giling adonan pakan ikan, usahakan
agar hasil gilingan tidak menumpuk
supaya memudahkan dalam
pengeringan.
6. Jemur hasil gilingan di atas nampan
atau nyiru yang telah dialasi koran
sampai kering.
7. Pakan ikan siap digunakan.
Alat peraga 2.D.31Alat Peraga II.D.3
40
TEKNOLOGI PERTANIANTEKNOLOGI PERTANIANTEKNOLOGI PERTANIANTEKNOLOGI PERTANIANTEKNOLOGI PERTANIAN
BERKELANJUTANBERKELANJUTANBERKELANJUTANBERKELANJUTANBERKELANJUTAN
SECARA PARTISIPATIFSECARA PARTISIPATIFSECARA PARTISIPATIFSECARA PARTISIPATIFSECARA PARTISIPATIF
YANG DIKEMBANGKANYANG DIKEMBANGKANYANG DIKEMBANGKANYANG DIKEMBANGKANYANG DIKEMBANGKAN
TEKNOLOGITEKNOLOGITEKNOLOGITEKNOLOGITEKNOLOGI
PENGENDALIANPENGENDALIANPENGENDALIANPENGENDALIANPENGENDALIAN
HAMA DAN PENYAKITHAMA DAN PENYAKITHAMA DAN PENYAKITHAMA DAN PENYAKITHAMA DAN PENYAKIT
TEKNOLOGITEKNOLOGITEKNOLOGITEKNOLOGITEKNOLOGI
PERBANYAKANPERBANYAKANPERBANYAKANPERBANYAKANPERBANYAKAN
TANAMANTANAMANTANAMANTANAMANTANAMAN
TEKNOLOGITEKNOLOGITEKNOLOGITEKNOLOGITEKNOLOGI
MEMPERTAHANKANMEMPERTAHANKANMEMPERTAHANKANMEMPERTAHANKANMEMPERTAHANKAN
KESUBURAN TANAHKESUBURAN TANAHKESUBURAN TANAHKESUBURAN TANAHKESUBURAN TANAH
TEKNOLOGITEKNOLOGITEKNOLOGITEKNOLOGITEKNOLOGI
PEMBUATANPEMBUATANPEMBUATANPEMBUATANPEMBUATAN
PAKANPAKANPAKANPAKANPAKAN
42
TEKNOLOGI KOMPOS INSTAN/BOKASHI
A.A.A.A.A. TEKNOLOGI MEMPERTAHANKAN KESUBURAN TANAHTEKNOLOGI MEMPERTAHANKAN KESUBURAN TANAHTEKNOLOGI MEMPERTAHANKAN KESUBURAN TANAHTEKNOLOGI MEMPERTAHANKAN KESUBURAN TANAHTEKNOLOGI MEMPERTAHANKAN KESUBURAN TANAH
a.a.a.a.a. PUPUK BOKASHIPUPUK BOKASHIPUPUK BOKASHIPUPUK BOKASHIPUPUK BOKASHI
I. Tujuan :
1. Peserta pelatihan mengetahui dan memahami pengertian pupuk bokashi.
2. Peserta pelatihan mengetahui manfaat dan keunggulan pupuk bokashi.
3. Peserta pelatihan mengetahui jenis-jenis pupuk bokashi
4. Peserta pelatihan mengetahui cara membuat pupuk bokashi dan penggunaanya.
II. Sasaran :
1. Pengurus kelompok tani
2. Petani pemandu
3. Pengurus kelembagaan di desa (formal dan non formal)
4. Petugas lapangan
III. Waktu :
Penyampaian materi teori : 45 menit
Penyampaian materi praktek : 75 menit
Total waktu : 120 menit
IV. Metode :
1. Penjelasan/pemaparan
2. Curah pendapat
3. Tanya jawab
4. Praktek
V. Alat Dan Bahan :
Alat yang digunakan :
1. Spidol
TEKNOLOGI PERTANIAN BERKELANJUTANTEKNOLOGI PERTANIAN BERKELANJUTANTEKNOLOGI PERTANIAN BERKELANJUTANTEKNOLOGI PERTANIAN BERKELANJUTANTEKNOLOGI PERTANIAN BERKELANJUTAN
SECARA PARTISIPATIF YANG DIKEMBANGKANSECARA PARTISIPATIF YANG DIKEMBANGKANSECARA PARTISIPATIF YANG DIKEMBANGKANSECARA PARTISIPATIF YANG DIKEMBANGKANSECARA PARTISIPATIF YANG DIKEMBANGKAN
43
TEKNOLOGI KOMPOS INSTAN/BOKASHI
2. Kertas flipchart
3. Isolasi
4. Alat peraga
5. Cangkul
6. Parang
7. Ember
8. Terpal atau karung goni
Bahan yang digunakan :
1. Jerami padi, rumput, daun-daunan, sisa tanaman kacang-kacangan dan
sebagainya.
2. Dedak
3. Sekam padi
4. Gula pasir
5. EM4
6. Air
VI. Ringkasan Materi Latihan.
1. Pengertian Bokashi :
hasil fermentasi bahan organik (jerami, sampah organik, rumput-rumputan, dll)
dengan teknologi EM4 yang dapat digunakan sebagai pupuk organik untuk
menyuburkan tanah dan meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman.
Bokashi dapat dibuat dalam beberapa hari dan bisa langsung digunakan sebagai
pupuk.
2. Manfaat dan keunggulan dari pupuk bokashi :
1. Unsur hara lengkap (unsur makro dan mikro) dan memperbaiki struktur
tanah.
2. Murah karena memanfaatkan bahan lokal yang tersedia di sekitar dan dibuat
sendiri.
3. Produksi tanaman kompetitif, tidak mengakibatkan pencemaran lingkungan.
4. Tidak mengandung racun sehingga aman bagi manusia dan ternak.
5. Mudah digunakan.
3. Cara pemberian pupuk bokashi :
1. Bokashi di berikan 3-4 genggam setiap meter persegi disebar atau pada
pengolahan tanah, merata di atas permukaan tanah, pada tanah yang
kurang subur dapat diberikan lebih banyak.
2. Pada lahan sawah pemberian bokashi dilakukan pada waktu pembajakan dan
setelah tanaman padi berumur 14 hari dan 1 bulan.
4. Jenis-jenis pupuk bokashi :
1. Bokashi jerami
44
TEKNOLOGI KOMPOS INSTAN/BOKASHI
2. Bokashi pupuk kandang
3. Bokashi pupuk kandang dan arang
4. Bokashi pupuk kandang dan tanah
5. Bokashi ekpres (24 jam)
5. Langkah-langkah membuat pupuk bokashi
1. Cincang hijauan dengan menggunakan parang dengan ukuran 2 – 5cm.
2. Campurkan bahan-bahan hijauan dengan dedak.
3. Larutkan EM4 ke dalam air dengan dosis 2 tutup botol dalam 3 liter air.
4. Tambahkan gula pasir sebanyak 2 sendok makan, aduk hingga larut.
5. Siramkan perlahan-lahan ke campuran bahan, aduk hingga rata dengan
kelembaban 40 – 50% atau apabila digenggam dan dilepas tidak terburai.
6. Hamparkan bahan tersebut dan diberi alas agar tidak bersentuhan langsung
dengan tanah, dengan ketinggian tumpukan 5 – 10 cm.
7. Lakukan pembalikan dalam satu kali, selama 3 – 4 hari, apabila suhu lebih
dari 450
C.
8. Setelah 3 – 4 hari, bokashi sudah dapat digunakan dengan ciri tidak bau
busuk, ada jamur berwarna putih dan tidak terasa panas lagi.
VII. Proses Pelatihan
A. Penyampaian materi teori pupuk bokashi
1. Sampaikan salam kepada peserta pelatihan dan jelaskan tujuan
belajar dari sesi ini.
2. Lakukan curah pendapat mengenai pengertian bokashi kepada peserta
pelatihan.
3. Tuliskan jawaban peserta pelatihan di flipchart
4. Fasilitator menjelaskan pengertian bokashi dengan menampilkan
alat peraga II.A.1
5. Fasilitator menjelaskan manfaat dan keunggulan dari bokashi
kemudian tampilkan alat peraga II.A.2
6. Fasilitator menjelaskan jenis-jenis pupuk bokashi dan
tampilkan alat Peraga II.A.3
7. Berikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya.
8. Fasilitator menjelaskan alat dan bahan yang digunakan dalam membuat
pupuk bokashi dan tampilkan alat peraga II.A.4
9. Fasilitator menjelaskan langkah-langkah pembuatan pupuk bokashi dan
tampilkan alat peraga II.A.5
10. Tutup sesi dengan mengucapkan terima kasih atas perhatiannya.
B. Penyampaian materi praktek pupuk bokashi :
1. Peserta pelatihan diminta untuk berkumpul guna memperhatikan kegiatan
praktek.
45
TEKNOLOGI KOMPOS INSTAN/BOKASHI
PENGERTIAN PUPUK BOKASHI
2. Fasilitator dan peserta pelatihan mempraktekan cara pembuatan pupuk
bokashi.
3. Tanyakan kembali kepada peserta pelatihan apakah ada hal-hal yang kurang
dipahami dari praktek.
4. Tutup sesi dengan mengucapkan terima kasih atas perhatiannya.
PUPUK BOKASHI
Hasil fermentasi bahan organik (jerami, sampah organik,
rumput-rumputan, dll) dengan teknologi EM4 yang dapat
digunakan sebagai pupuk organik untuk menyuburkan
tanah dan meningkatkan pertumbuhan dan produksi
tanaman. Bokashi dapat dibuat dalam beberapa hari dan
bisa langsung digunakan sebagai pupuk.
Alat Peraga II.A.1
46
TEKNOLOGI KOMPOS INSTAN/BOKASHI
MANFAAT DAN KEUNGGULAN PUPUK BOKASHI
JENIS-JENIS BOKASHI
Alat peraga 2.A.3
1. Unsur hara lengkap (unsur makro dan mikro)
dan memperbaiki struktur tanah.
2. Murah karena memanfaatkan bahan lokal
yang tersedia di sekitar dan dibuat sendiri.
3. Produksi tanaman kompetitif, tidak
mengakibatkan pencemaran lingkungan.
4. Tidak mengandung racun (residu) sehingga
aman bagi manusia dan ternak.
5. Mudah digunakan.
• Bokashi jerami
• Bokashi pupuk kandang
• Bokashi pupuk kandang dan arang
• Bokashi pupuk kandang dan tanah
• Bokashi Ekspres (24 jam)
Alat Peraga II.A.2
Alat Peraga II.A.3
47
TEKNOLOGI KOMPOS INSTAN/BOKASHI
Handout 6.1.2
ALAT :
• Ember
• Karung
BAHAN :
• Hijauan = 1 sak
• Dedak = 2 kg
• EM4 = 2 tutup botol
• Gula = 2 sendok makan
ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN
Alat Peraga II.A.4
48
TEKNOLOGI KOMPOS INSTAN/BOKASHI
1. Cincang hijauan dengan
menggunakan parang dengan
ukuran 2 – 5cm.
2. Campurkan bahan-bahan hijauan
dengan dedak.
3. Larutkan EM4 ke dalam air
dengan dosis 2 tutup botol
dalam 3 liter air.
4. Tambahkan gula pasir sebanyak
2 sendok makan, aduk hingga
larut.
LANGKAH-LANGKAH
Alat Peraga II.A.5
49
TEKNOLOGI KOMPOS INSTAN/BOKASHI
5. Siramkan perlahan-lahan ke
campuran bahan, aduk hingga
rata dengan kelembaban 40 –
50% atau apabila digenggam
dan dilepas tidak terburai.
6. Hamaparkan bahan tersebut
dan diberi alas agar tidak
bersentuhan langsung dengan
tanah, dengan ketinggian
tumpukan 5 – 10 cm.
7. Lakukan pembalikan dalam
satu kali, selama 3 – 4 hari,
apabila suhu lebih dari 450
C.
8. Setelah 3 – 4 hari, bokashi
sudah dapat digunakan dengan
ciri tidak bau busuk, ada jamur
berwarna putih dan tidak
terasa panas lagi.
50
TEKNOLOGI PUPUK PUNTAL
b.b.b.b.b. PUPUK ORGANIK LOKAL (PUNTAL)PUPUK ORGANIK LOKAL (PUNTAL)PUPUK ORGANIK LOKAL (PUNTAL)PUPUK ORGANIK LOKAL (PUNTAL)PUPUK ORGANIK LOKAL (PUNTAL)
I. Tujuan :
1. Peserta pelatihan memahami dan mengetahui pengertian pupuk organik lokal
(puntal).
2. Peserta pelatihan mengetahui bahan dan alat untuk membuat pupuk organik
lokal (puntal).
3. Peserta pelatihan mengetahui cara membuat pupuk organik lokal (puntal)
menggunakan EM4.
II. Sasaran :
1. Petani pemandu
2. Pengurus kelompok
3. Pengurus kelembagaan desa (formal dan non formal)
4. Petugas lapangan
III. Waktu :
Penyampaian materi/praktek : 90 menit
IV. Metode :
1. Penjelasan/pemaparan
2. Diskusi/tanya jawab
3. Praktek
V. Alat Dan Bahan:
Alat yang digunakan :
1. Spidol
2. Flipchart
3. Lakban kertas
4. Lembaran alat peraga/gambar
Bahan yang digunakan :
· Gulma atau jerami padi
VI. Ringkasan Materi Latihan.
1. Pengertian puntal
Proses pembusukan gulma dengan cara memuntal (menggulung)
gulma hasil dari penyiangan pada salah satu tahapan kegiatan
mempersiapkan lahan dalam bercocok tanam padi sawah.
Pemuntalan dilakukan setelah gulma layu, yaitu dengan mengumpulkan gulma
menjadi satu gulungan yang berbentuk gundukan-gundukan kecil. Untuk
mempercepat pelapukan puntal diberikan larutan EM4 yang sudah dicairkan
dengan air.
51
TEKNOLOGI PUPUK PUNTAL
2. Alat dan bahan yang digunakan :
Alat yang digunakan untuk membuat pupuk organik lokal atau puntal :
1. Tajak
2. Ember
3. Gayung mandi
4. Parang
5. Gembor atau handsprayer
Bahan yang digunakan untuk membuat pupuk organik lokal atau puntal :
1. Gulma yang telah disiang menggunakan tajak
2. EM4 sebanyak 5 sendok makan
3. Air sebanyak 15 Liter
4. Gula pasir sebanyak 2 sendok makan
3. Tahap-tahapan pembuatan pupuk organik lokal puntal :
1. Pembersihan atau penyiangan gulma menggunakan alat tajak
2. Gulma yang telah disiang dibiarkan 2-3 hari agar layu
3. Lakukan pemuntalan pada gulma-gulma yang sudah layu.
4. Campurkan bahan-bahan EM4, gula pasir dan air dan masukan ke dalam
gembor atau handsprayer
5. Siramkan larutan EM4 yang telah dilarutkan sebanyak kurang lebih 0.5 liter
per puntalan
6. Lakukan pembalikan pada hari ke 3 (tiga) setelah diberi larutan EM4. 10 hari
pupuk organik lokal atau puntal sudah bisa digunakan.
7. Apabila puntal atau pupuk organik lokal belum lapuk sempurna maka lakukan
pencincangan. Taburkan puntal atau pupuk organik lokal keseluruh lahan
sawah.
VII. Proses latihan
Langkah-langkah penyampaian materi :
1. Sampaikan salam kepada peserta pelatihan dan jelaskan tujuan belajar pada
sesi ini
2. Fasilitator meminta peserta pelatihan untuk berkumpul di sawah yang telah di
bersihkan dari gulma menggunakan alat penyiang tajak.
2. Fasilitator menjelaskan pengertian puntal dengan menampilkan
alat peraga II.A.6
3. Faslitator memberikan kesempatan kepada semua peserta pelatihan untuk
bertanya, kalau ada penjelasan yang kurang dimengerti.
4. Fasilitator menjelaskan alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan pupuk
organik lokal atau puntal, dengan menampilkan alat peraga II.A.7
5. Fasilitator menjelaskan tahapan-tahapan pembuatan pupuk organik lokal atau
52
TEKNOLOGI PUPUK PUNTAL
puntal, dengan menampilakan alat peraga II.A.8
6. Fasilitator memberikan kesempatan bagi peserta untuk bertanya kalau ada hal-
hal yang kurang jelas.
7. Fasilitator dan peserta pelatihan mempraktekkan cara membuat puntal atau
pupuk organik lokal (puntal).
9. Setelah selesai fasilitator memberikan kesempatan kepada semua peserta
pelatihan untuk bertanya.
10. Tutup sesi ini dengan mengucapkan terima kasih atas perhatiannya selama
pelatihan.
Alat Peraga II.A.6
PENGERTIAN PUPUK ORGANIK LOKAL/PUNTAL
Alat peraPUPUK PUNTAL
Proses pembusukan
gulma dengan cara memuntal gulma
hasil dari penyiangan pada salah satu tahapan
kegiatan mempersiapkan lahan
dalam bercocok tanam padi sawah.
53
TEKNOLOGI PUPUK PUNTAL
BAHAN :
1. Gulma yang telah disiang menggunakan alat tajak
2. EM4 sebanyak 5 sendok makan
3. Air sebanyak 15 Liter
4. Gula pasir sebanyak 2 sendok makan
ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN
ALAT :
1. Tajak
2. Ember
3. Gayung mandi
4. Parang
5. Gembor/handsprayer
Alat peraga II.A.7
54
TEKNOLOGI PUPUK PUNTAL
CARA PEMBUATAN PUPUK ORGANIK LOKAL/PUNTAL
4. Campurkan bahan-bahan EM4,
gula pasir, air dan masukan
kedalam gembor atau
handsprayer
1. Pembersihan/penyiangan gulma
menggunakan alat tajak
2. Gulma yang telah disiang
dibiarkan 2-3 hari agar layu.
3. Lakukan pemuntalan pada
gulma-gulma yang sudah layu.
Alat Peraga II.A.8
55
TEKNOLOGI PUPUK PUNTAL
5. Siramkan larutan EM4 yang telah
di larutkan sebanyak kurang lebih
0.5 liter per puntalan
6. Lakukan pembalikan pada hari ke
3 (tiga) setelah diberi larutan
EM4. 10 hari pupuk organik lokal
atau puntal sudah bisa
digunakan.
7. Apabila pupuk organik lokal atau
puntal belum lapuk sempurna,
maka lakukan pencincangan.
Taburkan pupuk organik lokal
atau puntal keseluruh lahan
sawah,
Alat peraga II.A.8
56
PUPUK CAIR
c.c.c.c.c. PUPUK CAIR ORGANIKPUPUK CAIR ORGANIKPUPUK CAIR ORGANIKPUPUK CAIR ORGANIKPUPUK CAIR ORGANIK
I. Tujuan :
1. Peserta pelatihan mengetahui dan memahami pengertian pupuk cair organik.
2. Peserta pelatihan mengetahui manfaat dan keunggulan dari pupuk cair organik
3. Peserta pelatihan mengetahui cara membuat dan penggunaan pupuk cair
organik.
II. Sasaran :
1. Petani pemandu
2. Pengurus kelompok
3. Pengurus kelembagaan Desa (formal dan non formal)
4. Petugas lapangan
III. Waktu :
Penyampaian materi teori : 30 menit
Penyampaian materi praktek : 60 menit
Total waktu : 90 menit
IV. Metode :
1. Curah pendapat
2. Penjelasan/pemaparan
3. Diskusi/tanya jawab
4. Praktek
V. Alat Dan Bahan:
Alat yang digunakan :
1. Spidol
2. Flipchart
3. Lakban kertas
4. Lembaran alat peraga/gambar
5. Karung goni
6. Keranjang air/drum
7. Batu atau potongan kayu yang berat
8. Ember
Bahan yang digunakan :
1. Daun hijauan (daun gamal, lamtoro, jenis kacang-kacangan, azolla, enceng
gondok, jerami padi)
2. Kotoran hewan (pupuk kandang)
3. EM4
4. Gula pasir
5. Air
57
PUPUK CAIR
VI. Ringkasan Materi Latihan.
Pupuk organik dalam bentuk padat biasanya sudah sering di buat dan di gunakan,
akan tetapi pupuk cair dari bahan organik jarang kita jumpai dan ketahui.
Pengalaman petani dengan menggunakan bahan-bahan organik yang ada disekitar
lahan usaha tani bisa digunakan sebagai bahan pembuatan pupuk cair organik.
1. Pengertian pupuk cair organik
Pupuk kompos yang dibuat dengan memanfaatkan sisa tamanan atau bahan
yang mengandung unsur hara N. P. dan K. dengan bentuk cair (75% adalah air)
2. Manfaat dan keunggulan dari pupuk cair organik :
1. Mudah diserap oleh tanaman karena bentuknya cair dan unsur-unsur di
dalamnya sudah terurai.
2. Tidak mengakibatkan pencemaran lingkungan (air, udara dan tanah).
3. Murah karena memanfaatkan bahan lokal yang tersedia di sekitar dan
dibuat sendiri.
4. Tidak mengandung racun atau unsur yang berbahaya sehingga aman bagi
manusia dan ternak.
5. Mudah digunakan.
58
PUPUK CAIR
3. Cara pembuatan pupuk cair organik :
1. Masukkan daun hijauan segar dan pupuk kandang ke dalam karung goni
2. Masukkan dan rendam karung goni dalam tempat tertutup (drum/keranjang)
dengan 200 liter air. Beri pemberat batu atau kayu berat agar karung
tenggelam dalam air.
3. Aduk cairan sehari sekali selama 7 (tujuh) hari. Bila sudah jadi, pupuk cair
harus berwarna coklat.
4. Larutan dicairkan apabila dirasakan terlalu pekat atau kental.
5. Masukkan cairan dalam alat penyiram atau gembor.
4. Cara penggunaan pupuk cair organik
Mengencerkan pupuk cair organik dengan air, perbandingan 1 (satu) gayung
mandi pupuk cair organik dicairkan dengan air sebanyak 10 gayung mandi .
Siramkan ke tanah sekitar perakaran tanaman setiap hari sekali, ampas dari
sisa pupuk cair organik bisa digunakan sebagai kompos padat yang
penggunaanya dibenamkan ke tanah di sekitar akar tanaman.
VII. Proses pelatihan
A. Penyampaian materi teori pupuk cair organik :
6. Fasilitator menanyakan apa manfaat dari pupuk cair organik dan mintalah
peserta untuk memberikan contoh-contoh praktis dari pengalaman mereka
tentang manfaat pupuk cair organik.
7. Fasilitator menjelaskan manfaat dan keunggulan pupuk cair organik dengan
menampilkan alat peraga II.A.10
8. Fasilitator menjelaskan alat dan bahan yang digunakan untuk membuat
pupuk cair organik dan tampilkan alat peraga II.A.11
9. Fasilitator menjelaskan cara membuat pupuk cair organik dan tampilkan
alat peraga II.A.12
10. Fasilitator menjelaskan cara penggunaan pupuk cair organik dengan
menampilkan alat peraga II.A.13
1. Sampaikan salam kepada peserta pelatihan dan jelaskan
tujuan belajar dari sesi ini.
2. Lakukan curah pendapat kepada peserta pelatihan
tentang pengertian pupuk cair organik.
Pertanyaan kunci : Apa yang dimaksud dengan pupuk
cair organik menurut Bapak/Ibu ?
Kemudian tuliskan pendapat peserta di flipchart.
3. Fasilitator menjelaskan pengertian pupuk cair organik
dengan menampilkan
alat peraga II.A.9
59
PUPUK CAIR
PENGERTIAN PUPUK CAIR ORGANIK
Handout 7.1.1.
PUPUK CAIR ORGANIK
Pupuk kompos
yang dibuat dengan
memanfaatkan tanaman
atau bahan yang mengandung
unsur hara N, P, dan K
dalam bentuk cair
(75% adalah air).
11. Berikan kesempatan kepada peserta pelatihan untuk menanyakan hal-hal
yang kurang dipahami dari materi yang disampaikan.
12. Tutup sesi ini dengan mengucapkan terima kasih atas perhatian selama
pelatihan.
B. Penyampaian materi praktek pembuatan pupuk cair organik :
1. Fasilitator meminta peserta pelatihan untuk berkumpul guna memperhatikan
kegiatan praktek.
2. Fasilitator dan peserta pelatihan mempraktekkan pembuatan pupuk cair
organik
3. Fasilitator memberikan kesempatan peserta untuk bertanya apabila ada hal-
hal yang kurang dipahami
4. Ucapkan terima kasih atas perhatian selama pelatihan
Alat Peraga II.A.9
60
PUPUK CAIR
MANFAAT DAN KEUNGGULAN PUPUK CAIR ORGANIK
MANFAAT :
1. Mudah diserap oleh tanaman karena bentuknya cair
dan unsur-unsur di dalamnya sudah terurai.
2. Tidak mengakibatkan pencemaran lingkungan (air,
udara dan tanah).
3. Murah karena memanfaatkan bahan lokal yang tersedia
di sekitar dan dibuat sendiri.
4. Tidak mengandung racun atau unsur yang berbahaya
sehingga aman bagi manusia dan ternak.
5. Mudah digunakan.
Alat Peraga II.A.10
61
PUPUK CAIR
ALAT :
• Karung Goni 1 buah
• Keranjang/drum 1 buah
• Batu pemberat 1 buah atau potongan kayu
• Ember
BAHAN :
• Daun hijauan (daun gamal, lamtoro, jenis kacang-kacangan, azolla,
eceng gondok, jerami padi) segar sebanyak 10 kg.
• Kotoran hewan (pupuk kandang) sebanyak 10 kg.
• EM4 sebanyak 5 sendok makan.
• Gula pasir sebanyak 10 sendok makan.
• Air secukupnya
ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN
Alat peraga 2.A.10Alat Peraga II.A.11
62
PUPUK CAIR
5. Masukkan cairan dalam alat
penyiram atau gembor.
Alat peraga 2.A.11.
CARA PEMBUATAN PUPUK CAIR ORGANIK
1. Masukkan daun hijauan segar
dan pupuk kandang ke dalam
karung goni.
2. Masukkan dan rendam karung
goni dalam tempat tertutup
(drum atau keranjang) dengan
200 liter air. Beri pemberat
batu atau kayu berat agar
karung tenggelam dalam air.
3. Aduk cairan sehari sekali selama
7 (tujuh) hari. Bila sudah jadi,
pupuk cair harus berwarna
coklat.
4. Larutan dicairkan apabila
dirasakan terlalu pekat atau
kental.
Alat Peraga II.A.12
63
PUPUK CAIR
PENGGUNAAN PUPUK CAIR ORGANIK
PENGGUNAAN :
Cara penggunaan pupuk cair organik yaitu
mengencerkan pupuk cair organik dengan air,
perbandingan 1 (satu) gayung mandi pupuk cair
organik dicairkan dengan air sebanyak 10
gayung mandi . Siramkan ke tanah sekitar
perakaran tanaman setiap hari sekali. Ampas
dari sisa pupuk cair organik bisa digunakan
sebagai kompos padat yang penggunaannya
dibenamkan ke tanah di sekitar akar tanaman.
Alat Peraga II.A.13
64
PENGEL.LIMBAH KANDANG TERNAK
d.d.d.d.d. PENGELOLAAN LIMBAH KANDANG TERNAK (TERNAK BESAR)PENGELOLAAN LIMBAH KANDANG TERNAK (TERNAK BESAR)PENGELOLAAN LIMBAH KANDANG TERNAK (TERNAK BESAR)PENGELOLAAN LIMBAH KANDANG TERNAK (TERNAK BESAR)PENGELOLAAN LIMBAH KANDANG TERNAK (TERNAK BESAR)
I. Tujuan :
1. Peserta pelatihan memahami dan mengetahui manfaat pengelolaan limbah
kandang ternak.
2. Peserta pelatihan mengetahui alat dan bahan yang digunakan untuk mengelola
limbah kandang ternak.
3. Peserta pelatihan mengetahui cara pengelolaan limbah kandang ternak.
II. Sasaran :
1. Petani pemandu
2. Pengurus kelompok tani
3. Pengurus kelembagaan yang ada di desa (formal maupun non formal)
4. Petugas lapangan
III. Waktu :
Penyampaian materi teori : 30 menit
IV. Metode :
1. Penjelasan/pemaparan
2. Diskusi/tanya jawab
3. Praktek
V. Alat Dan Bahan:
Alat yang digunakan :
1. Spidol
2. Flipchart
3. Lakban kertas
4. Lembaran alat peraga/gambar
VI. Ringkasan Materi Latihan
Limbah kandang ternak sapi, babi atau kambing biasanya tidak dikelola dengan
baik oleh peternak, sehingga limbah kandang ternak berupa kotoran padat, cair dan
sisa makanan ternak dibiarkan berserakan di kandang mengakibatkan kandang kotor
dan tidak sehat. Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu mengelola limbah
kandang ternak dengan baik. Caranya adalah dengan menyediakan wadah atau
tempat penampungan limbah kandang ternak.
65
PENGEL. LIMBAH KANDANG TERNAK
1. Manfaat pengelolaan limbah kandang ternak :
1. Limbah kandang ternak tidak berserakan sehingga mudah dikumpulkan dan
dimanfaatkan untuk bahan baku pembuatan kompos.
2. Limbah cair atau urine dari ternak bisa dimanfaatkan.
3. Kandang bersih dan kesehatan ternak dapat terjaga.
4. Mencegah perkembangbiakkan hama dan penyakit ternak.
2. Alat dan Bahan yang digunakan untuk mengelola limbah kandang ternak :
Alat yang digunakan
1. Cangkul
2. Linggis
3. Parang
4. Paku
5. Palu
6. Gergaji
Bahan yang digunakan
1. Limbah kandang ternak
2. Kayu
3. Atap ilalang
4. Plastik
3. Cara mengelola limbah kandang ternak :
1. Buatlah lubang sedalam lutut (50 cm) dengan lebar kira-kira sepanjang
linggis (1 m) atau kotak ukuran 1 m x 1m x 50 cm sebanyak 2 buah.
Sebaiknya letak/jarak lubang atau kotak 30 – 50 cm dari kandang.
2. Buatlah naungan di atas lubang tersebut agar pupuk kandang yang kita
kumpulkan terlindungi dari panas dan hujan.
3. Lubang penampungan atau kotak diberi plastik agar tidak bersentuhan
langsung dengan tanah dan menjaga urine atau air kencing tidak meresap ke
dalam tanah.
4. Masukkan limbah kandang ternak yang telah tercampur dengan potongan
sisa hasil tanaman atau sisa pakan ternak kedalam lubang atau kotak.
Apabila tempat penampungan pertama sudah terisi penuh, limbah bisa
dimasukan kedalam penampungan kedua, demikian seterusnya.
5. Limbah kandang ternak siap dijadikan bahan baku kompos.
VII. Proses pelatihan
Langkah-langkah penyampaian materi
1. Sampaikan salam kepada peserta pelatihan dan jelaskan tujuan belajar dari sesi ini.
2. Fasilitator menjelaskan manfaat pengelolaan limbah kandang ternak dengan
menampilkan alat peraga II.A.14
66
PENGEL.LIMBAH KANDANG TERNAK
3. Fasiliator menjelaskan alat dan bahan yang
digunakan dalam pembuatan wadah
atau tempat penampungan limbah kandang
ternak dengan menampilkan
alat peraga II.A.15
4. Fasiliator menjelaskan cara pengelolaan limbah
kandang ternak dengan menampilkan alat
peraga II.A.16
5. Berikan kesempatan kepada peserta pelatihan
untuk menanyakan hal-hal yang kurang
dipahami dari materi yang telah disampaikan.
6. Fasilitator dan peserta pelatihan
mempraktekkan cara pengelolaan limbah
kandang ternak.
7. Fasilitator mengucapkan terima kasih atas
perhatian selama pelatihan.
67
PENGEL. LIMBAH KANDANG TERNAK
MANFAAT DARI PENGELOLAAN LIMBAH TERNAK
1. Limbah kandang ternak tidak berserakan sehingga mudah
dikumpulkan dan dimanfaatkan untuk bahan baku
pembuatan kompos.
2. Limbah cair atau urine dari ternak bisa dimanfaatkan.
3. Kandang bersih dan Kesehatan ternak dapat terjaga.
4. Mencegah perkembangbiakan hama dan penyakit ternak.
Alat Peraga II.A.14
68
PENGEL.LIMBAH KANDANG TERNAK
ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN
Alat :
1. Cangkul
2. Linggis
3. Parang
4. Palu
5. Paku
6. Gergaji
Bahan :
1. Limbah kandang ternak
2. Kayu
3. Atap ilalang
4. Plastik.
Alat Peraga II.A.15
69
PENGEL. LIMBAH KANDANG TERNAK
CARA MENGELOLA LIMBAH KANDANG TERNAK
1. Buatlah lubang sedalam lutut
(50 cm) dengan lebar kira-kira
sepanjang linggis (1 m). Atau
kotak ukuran 1 m x 1m x 50 cm.
sebanyak 2 buah. Sebaiknya
jarak/letak lubang atau kotak
30 – 50 cm dari kandang,
2. Buatlah naungan di atas lubang
tersebut agar pupuk kandang
yang kita kumpulkan
terlindungi dari panas dan
hujan.
3. Lubang penampungan atau
kotak diberi plastik agar tidak
bersentuhan langsung dengan
tanah dan menjaga urine atau
air kencing tidak meresap ke
dalam tanah.
Alat Peraga II.A.16
70
PENGEL.LIMBAH KANDANG TERNAK
4. Masukkan limbah kandang
ternak yang telah tercampur
dengan potongan sisa hasil
tanaman atau sisa pakan ternak
kedalam lubang atau kotak.
Apabila tempat penampungan
pertama sudah terisi penuh,
limbah bisa dimasukkan
kedalam penampungan kedua,
demikian seterusnya.
5. Limbah kandang ternak siap
dijadikan bahan baku kompos.
Alat Peraga II.A.16
Pertanian Berkelanjutan dengan_Teknologi Partisipatif
Pertanian Berkelanjutan dengan_Teknologi Partisipatif
Pertanian Berkelanjutan dengan_Teknologi Partisipatif
Pertanian Berkelanjutan dengan_Teknologi Partisipatif
Pertanian Berkelanjutan dengan_Teknologi Partisipatif
Pertanian Berkelanjutan dengan_Teknologi Partisipatif
Pertanian Berkelanjutan dengan_Teknologi Partisipatif
Pertanian Berkelanjutan dengan_Teknologi Partisipatif
Pertanian Berkelanjutan dengan_Teknologi Partisipatif
Pertanian Berkelanjutan dengan_Teknologi Partisipatif
Pertanian Berkelanjutan dengan_Teknologi Partisipatif
Pertanian Berkelanjutan dengan_Teknologi Partisipatif
Pertanian Berkelanjutan dengan_Teknologi Partisipatif
Pertanian Berkelanjutan dengan_Teknologi Partisipatif
Pertanian Berkelanjutan dengan_Teknologi Partisipatif
Pertanian Berkelanjutan dengan_Teknologi Partisipatif
Pertanian Berkelanjutan dengan_Teknologi Partisipatif
Pertanian Berkelanjutan dengan_Teknologi Partisipatif
Pertanian Berkelanjutan dengan_Teknologi Partisipatif
Pertanian Berkelanjutan dengan_Teknologi Partisipatif
Pertanian Berkelanjutan dengan_Teknologi Partisipatif
Pertanian Berkelanjutan dengan_Teknologi Partisipatif
Pertanian Berkelanjutan dengan_Teknologi Partisipatif
Pertanian Berkelanjutan dengan_Teknologi Partisipatif
Pertanian Berkelanjutan dengan_Teknologi Partisipatif
Pertanian Berkelanjutan dengan_Teknologi Partisipatif
Pertanian Berkelanjutan dengan_Teknologi Partisipatif
Pertanian Berkelanjutan dengan_Teknologi Partisipatif
Pertanian Berkelanjutan dengan_Teknologi Partisipatif
Pertanian Berkelanjutan dengan_Teknologi Partisipatif
Pertanian Berkelanjutan dengan_Teknologi Partisipatif
Pertanian Berkelanjutan dengan_Teknologi Partisipatif
Pertanian Berkelanjutan dengan_Teknologi Partisipatif
Pertanian Berkelanjutan dengan_Teknologi Partisipatif
Pertanian Berkelanjutan dengan_Teknologi Partisipatif
Pertanian Berkelanjutan dengan_Teknologi Partisipatif
Pertanian Berkelanjutan dengan_Teknologi Partisipatif
Pertanian Berkelanjutan dengan_Teknologi Partisipatif
Pertanian Berkelanjutan dengan_Teknologi Partisipatif
Pertanian Berkelanjutan dengan_Teknologi Partisipatif
Pertanian Berkelanjutan dengan_Teknologi Partisipatif
Pertanian Berkelanjutan dengan_Teknologi Partisipatif
Pertanian Berkelanjutan dengan_Teknologi Partisipatif
Pertanian Berkelanjutan dengan_Teknologi Partisipatif
Pertanian Berkelanjutan dengan_Teknologi Partisipatif
Pertanian Berkelanjutan dengan_Teknologi Partisipatif
Pertanian Berkelanjutan dengan_Teknologi Partisipatif
Pertanian Berkelanjutan dengan_Teknologi Partisipatif
Pertanian Berkelanjutan dengan_Teknologi Partisipatif
Pertanian Berkelanjutan dengan_Teknologi Partisipatif
Pertanian Berkelanjutan dengan_Teknologi Partisipatif
Pertanian Berkelanjutan dengan_Teknologi Partisipatif
Pertanian Berkelanjutan dengan_Teknologi Partisipatif
Pertanian Berkelanjutan dengan_Teknologi Partisipatif

More Related Content

Similar to Pertanian Berkelanjutan dengan_Teknologi Partisipatif

4 RPS_KULTUR JARINGAN_IPR.pdf
4 RPS_KULTUR JARINGAN_IPR.pdf4 RPS_KULTUR JARINGAN_IPR.pdf
4 RPS_KULTUR JARINGAN_IPR.pdfBayuAdirianto4
 
Metode penyuluhan pertanian seri 3.
Metode penyuluhan pertanian seri 3.Metode penyuluhan pertanian seri 3.
Metode penyuluhan pertanian seri 3.wika_wibowo
 
Firdaus rpp ukin penyebab gangguan dankerusakan
Firdaus rpp ukin penyebab gangguan dankerusakanFirdaus rpp ukin penyebab gangguan dankerusakan
Firdaus rpp ukin penyebab gangguan dankerusakanfirdausptk
 
Kontrak kuliah penyuluhan pertanian
Kontrak kuliah penyuluhan pertanianKontrak kuliah penyuluhan pertanian
Kontrak kuliah penyuluhan pertanianHerry Mulyadie
 
Kls xi rpp 02 sebaran brg tbgn ok
Kls xi rpp 02 sebaran brg tbgn okKls xi rpp 02 sebaran brg tbgn ok
Kls xi rpp 02 sebaran brg tbgn okWawan Ihwanul Hakim
 
Kls xi rpp 02 sebaran brg tbgn ok
Kls xi rpp 02 sebaran brg tbgn okKls xi rpp 02 sebaran brg tbgn ok
Kls xi rpp 02 sebaran brg tbgn okWawan Ihwanul Hakim
 
Contoh RP Microteaching.docx
Contoh RP Microteaching.docxContoh RP Microteaching.docx
Contoh RP Microteaching.docxiswanto16
 
Rpp prakarya pengolahan kelas vii sepester 2
Rpp prakarya pengolahan kelas vii sepester 2Rpp prakarya pengolahan kelas vii sepester 2
Rpp prakarya pengolahan kelas vii sepester 2Desty Erni
 
Metode penyuluhan partisipatif
Metode penyuluhan partisipatifMetode penyuluhan partisipatif
Metode penyuluhan partisipatifJanuario Marcal
 
Panduan Identifikasi High Conservation Value di Indonesia.
Panduan Identifikasi High Conservation Value di Indonesia.Panduan Identifikasi High Conservation Value di Indonesia.
Panduan Identifikasi High Conservation Value di Indonesia.ParaditaHasanah1
 
RPS-Mikrobiologi Semester 2 By Kampus La
RPS-Mikrobiologi Semester 2 By Kampus LaRPS-Mikrobiologi Semester 2 By Kampus La
RPS-Mikrobiologi Semester 2 By Kampus Lapurnamawirawan92
 
Rpp Project Based Learning Bioteknologi
Rpp Project Based Learning BioteknologiRpp Project Based Learning Bioteknologi
Rpp Project Based Learning BioteknologiSelly Noviyanty Yunus
 
Kls xi rpp 01 flora dan fauna oke
Kls xi rpp 01 flora dan fauna okeKls xi rpp 01 flora dan fauna oke
Kls xi rpp 01 flora dan fauna okeWawan Ihwanul Hakim
 
Kerja kursus (p elajar) 2
Kerja kursus (p elajar) 2Kerja kursus (p elajar) 2
Kerja kursus (p elajar) 2Bomoh Gelap
 
1-Modul Ajar IPAS_Revisi ke-5-Tuk Supervisi(12).docx
1-Modul Ajar IPAS_Revisi ke-5-Tuk Supervisi(12).docx1-Modul Ajar IPAS_Revisi ke-5-Tuk Supervisi(12).docx
1-Modul Ajar IPAS_Revisi ke-5-Tuk Supervisi(12).docxjjasmineteaa
 

Similar to Pertanian Berkelanjutan dengan_Teknologi Partisipatif (20)

5.1.1 agribisnis tph
5.1.1 agribisnis tph5.1.1 agribisnis tph
5.1.1 agribisnis tph
 
4 RPS_KULTUR JARINGAN_IPR.pdf
4 RPS_KULTUR JARINGAN_IPR.pdf4 RPS_KULTUR JARINGAN_IPR.pdf
4 RPS_KULTUR JARINGAN_IPR.pdf
 
Metode penyuluhan pertanian seri 3.
Metode penyuluhan pertanian seri 3.Metode penyuluhan pertanian seri 3.
Metode penyuluhan pertanian seri 3.
 
Firdaus rpp ukin penyebab gangguan dankerusakan
Firdaus rpp ukin penyebab gangguan dankerusakanFirdaus rpp ukin penyebab gangguan dankerusakan
Firdaus rpp ukin penyebab gangguan dankerusakan
 
Kontrak kuliah penyuluhan pertanian
Kontrak kuliah penyuluhan pertanianKontrak kuliah penyuluhan pertanian
Kontrak kuliah penyuluhan pertanian
 
Kls xi rpp 02 sebaran brg tbgn ok
Kls xi rpp 02 sebaran brg tbgn okKls xi rpp 02 sebaran brg tbgn ok
Kls xi rpp 02 sebaran brg tbgn ok
 
Kls xi rpp 02 sebaran brg tbgn ok
Kls xi rpp 02 sebaran brg tbgn okKls xi rpp 02 sebaran brg tbgn ok
Kls xi rpp 02 sebaran brg tbgn ok
 
Contoh RP Microteaching.docx
Contoh RP Microteaching.docxContoh RP Microteaching.docx
Contoh RP Microteaching.docx
 
Geografi sma xi rpp xi 6
Geografi sma xi rpp xi 6Geografi sma xi rpp xi 6
Geografi sma xi rpp xi 6
 
Rpp prakarya pengolahan kelas vii sepester 2
Rpp prakarya pengolahan kelas vii sepester 2Rpp prakarya pengolahan kelas vii sepester 2
Rpp prakarya pengolahan kelas vii sepester 2
 
Metode penyuluhan partisipatif
Metode penyuluhan partisipatifMetode penyuluhan partisipatif
Metode penyuluhan partisipatif
 
Panduan Identifikasi High Conservation Value di Indonesia.
Panduan Identifikasi High Conservation Value di Indonesia.Panduan Identifikasi High Conservation Value di Indonesia.
Panduan Identifikasi High Conservation Value di Indonesia.
 
RPS-Mikrobiologi Semester 2 By Kampus La
RPS-Mikrobiologi Semester 2 By Kampus LaRPS-Mikrobiologi Semester 2 By Kampus La
RPS-Mikrobiologi Semester 2 By Kampus La
 
Rpp Project Based Learning Bioteknologi
Rpp Project Based Learning BioteknologiRpp Project Based Learning Bioteknologi
Rpp Project Based Learning Bioteknologi
 
Kls xi rpp 01 flora dan fauna oke
Kls xi rpp 01 flora dan fauna okeKls xi rpp 01 flora dan fauna oke
Kls xi rpp 01 flora dan fauna oke
 
Rpt sn-thn-2-2018
Rpt sn-thn-2-2018Rpt sn-thn-2-2018
Rpt sn-thn-2-2018
 
Kls xi rpp 06 kearifan sda oke
Kls xi rpp 06 kearifan sda okeKls xi rpp 06 kearifan sda oke
Kls xi rpp 06 kearifan sda oke
 
slide_pertanian_terpadu.ppt
slide_pertanian_terpadu.pptslide_pertanian_terpadu.ppt
slide_pertanian_terpadu.ppt
 
Kerja kursus (p elajar) 2
Kerja kursus (p elajar) 2Kerja kursus (p elajar) 2
Kerja kursus (p elajar) 2
 
1-Modul Ajar IPAS_Revisi ke-5-Tuk Supervisi(12).docx
1-Modul Ajar IPAS_Revisi ke-5-Tuk Supervisi(12).docx1-Modul Ajar IPAS_Revisi ke-5-Tuk Supervisi(12).docx
1-Modul Ajar IPAS_Revisi ke-5-Tuk Supervisi(12).docx
 

Pertanian Berkelanjutan dengan_Teknologi Partisipatif

  • 1.
  • 2. Kontributor Zainudin dan Yuliana Nona. S. Editor Aris Buhari Ilustrator YayakYatmaka Disain dan Tata Lekat Yayak Yatmaka dan Obrien Tinus Diterbitkan sebagai rangkaian kegiatan SustaiableAgriculture and Nutrition (SAN) Project CARE International, 2005 - 2006 Palangkaraya 2005
  • 3. Kata Pengantar Daftar Isi BAB I. PERTANIAN BERKELANJUTAN DAN TEKNOLOGI PATISIPATIF A. PENGERTIAN PERTANIAN BERKELANJUTAN ........................................ 3 B. TEKNOLOGI PARTISIPATIF............................................................. 8 C. UJI COBA ...............................................................................14 BAB II. TEKNOLOGI PERTANIAN BERKELANJUTAN SECARA PARTISIPATIF YANG DI KEMBANGKAN. A. TEKNOLOGI MEMPERTAHANKAN KESUBURAN TANAH .............................23 a. Pupuk Bokashi ......................................................................23 b. Pupuk Organik Lokal/Puntal .....................................................31 c. Pupuk Cair Organik ................................................................37 e. Pengolahan Limbah Kandang Ternak.............................................45 B. TEKNOLOGI PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT ................................51 a. Pestisida Organik ...............................................................51 b. Perangkap Hama ................................................................59 C. TEKNOLOGI PERBANYAKAN TANAMAN Okulasi Karet ....................................................................65 D. TEKNOLOGI PEMBUATAN PAKAN .....................................................75 Bokashi Pakan Ikan ..................................................................75 BAB III. TEKNOLOGI PASCA PANEN A. PASCA PANEN LIDAH BUAYA .........................................................83 a. Pembuatan Teh Dari Tanaman Lidah Buaya ................................83 b. Pembuatan Dodol Dari Tanaman Lidah Buaya ..............................88 c. Pembuatan Minuman Dari Lidah Buaya ......................................95 B. PEMBEKUAN LETAK TANAMAN KARET ............................................100 BAB IV. PENGORGANISASIAN KELOMPOK A. KELOMPOK T............................................................................107 B. FUNGSI PENGURUS KELOMPOK/REGU .............................................118 C. PETANI PEMANDU .....................................................................131 D. PEMECAHAN MASALAH ...............................................................137 D. RENCANA KERJA KELOMPOK .........................................................141
  • 4. BAB V PRINSIP DASAR FASILITASI A. Pendidikan Orang Dewasa .........................................................147 B. Fasilitator ............................................................................155 C. Komunikasi ...........................................................................164 D. Media ................................................................................170 BAB VII. MONITORING EVALUASI A. Monitoring dan Evaluasi ...........................................................179 B. Pemantauan Unsur Hara Dan Ekonomi Pada Usaha Tani (Nutmon).............185
  • 5. PERTANIANPERTANIANPERTANIANPERTANIANPERTANIAN BERKELANJUTANBERKELANJUTANBERKELANJUTANBERKELANJUTANBERKELANJUTAN DAN TEKNOLOGIDAN TEKNOLOGIDAN TEKNOLOGIDAN TEKNOLOGIDAN TEKNOLOGI PARTISIPATIFPARTISIPATIFPARTISIPATIFPARTISIPATIFPARTISIPATIF PENGERTIANPENGERTIANPENGERTIANPENGERTIANPENGERTIAN PERTANIANPERTANIANPERTANIANPERTANIANPERTANIAN BERKELANJUTANBERKELANJUTANBERKELANJUTANBERKELANJUTANBERKELANJUTAN TEKNOLOGITEKNOLOGITEKNOLOGITEKNOLOGITEKNOLOGI PARTISIPATIFPARTISIPATIFPARTISIPATIFPARTISIPATIFPARTISIPATIF UJI COBAUJI COBAUJI COBAUJI COBAUJI COBA
  • 6.
  • 7. PENGERTIAN PERTANIAN BERKELANJUTAN 3 I. Tujuan : 1. Peserta pelatihan mengetahui dan memahami pengertian pertanian berkelanjutan 2. Peserta pelatihan mengerti dan mengetahui tujuan pertanian berkelanjutan 3. Peserta pelatihan mengetahui prinsip-prinsip dasar pertanian berkelanjutan II. Sasaran : 1. Pengurus kelompok tani 2. Petani pemandu 3. Pengurus kelembagaan di desa (formal dan non formal) 4. Petugas lapangan III. Waktu : 45 menit IV. Metode : 1. Penjelasan/pemaparan 2. Curah pendapat 3. Tanya jawab V. Alat dan Bahan : 1. Alat yang digunakan : 1. Flipchart. 2. Spidol 3. Isolasi kertas 4. Gunting 2. Bahan yang digunakan : Alat peraga PERTANIAN BERKELANJUTANPERTANIAN BERKELANJUTANPERTANIAN BERKELANJUTANPERTANIAN BERKELANJUTANPERTANIAN BERKELANJUTAN DAN TEKNOLOGI PARTISIPATIFDAN TEKNOLOGI PARTISIPATIFDAN TEKNOLOGI PARTISIPATIFDAN TEKNOLOGI PARTISIPATIFDAN TEKNOLOGI PARTISIPATIF A. PENGERTIAN PERTANIAN BERKELANJUTANA. PENGERTIAN PERTANIAN BERKELANJUTANA. PENGERTIAN PERTANIAN BERKELANJUTANA. PENGERTIAN PERTANIAN BERKELANJUTANA. PENGERTIAN PERTANIAN BERKELANJUTAN
  • 8. PENGERTIAN PERTANIAN BERKELANJUTAN 4 VI. Ringkasan materi 1. Pengertian pertanian berkelanjutan Pertanian yang mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam dan manusia yang tersedia (tanah, air, tumbuhan, dan hewan, serta tenaga manusia, pengetahuan dan keterampilan) yang layak secara ekologis, menguntungkan secara ekonomis, berkeadilan sosial, manusiawi, luwes dan mengarah pada keberlanjutan. 2. Tujuan pertanian berkelanjutan Memanfaatkan semua input (masukan) usaha tani terutama sumberdaya setempat seefektif mungkin, dimana semua faktor input (bahan dan alat) yang digunakan dapat dimantapkan fungsinya dalam ruang lingkup ekologi. 3. Prinsip-prinsip dasar pertanian berkelanjutan 3. Berkeadilan sosial Sumber daya dan kekuasaan didistribusikan sedemikian rupa sehingga kebutuhan dasar semua anggota masyarakat terpenuhi dan hak-hak mereka dalam penggunaan lahan, modal yang memadai, bantuan teknis serta peluang pemasaran terjamin. Semua orang memiliki peran serta dalam pengambilan keputusan, baik di lapangan maupun dalam masyarakat. 4. Manusiawi Semua bentuk kehidupan (manusia, tumbuhan, hewan dan makhluk lainnya) dihormati dan dihargai 5. Luwes Masyarakat pedesaan mampu menyesuaikan diri dengan perubahan kondisi usaha tani yang berlangsung secara terus-menerus. 1. Mantap Secara Ekologis Kualitas sumber daya alam dipertahankan dan kemampuan agroekosistem secara keseluruhan (manusia, tanaman, hewan sampai organisme tanah ditingkatkan). 2. Menguntungkan Secara Ekonomis Usaha yang dilakukan bisa mencukupi pemenuhan atau pendapat sendiri, serta mendapatkan penghasilan yang mencukupi untuk mengembalikan tenaga dan biaya yang dikeluarkan.
  • 9. PENGERTIAN PERTANIAN BERKELANJUTAN 5 VII. Proses pelatihan Langkah-langkah dalam penyampaian materi : 1. Sampaikan salam kepada peserta pelatihan dan jelaskan tujuan sesi kegiatan ini. 2. Lakukan curah pendapat kepada peserta pelatihan mengenai pengertian partanian berkelanjutan. 3. Tuliskan jawaban peserta pelatihan di kertas flipchart 4. Tampilkan alat peraga I.A.1 dan alat peraga I.A.2 mengenai pengertian dan tujuan pertanian berkelanjutan. 5. Tanyakan kembali kepada peserta pelatihan apakah ada yang kurang dipahami dari materi yang telah disampaikan. 6. Fasilitator menjelaskan konsep dasar dari pertanian berkelanjutan dan tampilkan alat peraga I.A.3 7. Berikan kesempatan kepada peserta pelatihan untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas. 8. Tutup sesi ini dengan mengucapkan terima kasih atas perhatiannya.
  • 10. PENGERTIAN PERTANIAN BERKELANJUTAN 6 PENGERTIAN PERTANIAN BERKELANJUTAN PERTANIAN BERKELANJUTAN Pertanian yang mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam dan manusia yang tersedia (tanah, air, tumbuhan dan hewan, tenaga manusia, pengetahuan dan keterampilan) yang layak ekologis, menguntungkan secara ekonomis, berkeadilan sosial, manusiawi, luwes dan mengarah pada berkelanjutan. Alat Peraga I.A.1
  • 11. PENGERTIAN PERTANIAN BERKELANJUTAN 7 TUJUAN PERTANIAN BERKELANJUTAN Alat Peraga I.A.2 PERTANIAN BERKELANJUTAN Memanfaatkan semua input (masukan) usaha tani terutama sumberdaya setempat seefektif mungkin, dimana semua faktor input (bahan dan alat) yang digunakan dapat dimantapkan fungsinya dalam ruang lingkup ekologi dan menguntungkan secara ekonomi KONSEP DASAR PERTANIAN BERKELANJUTAN 1.Mantap Secara Ekologis 2.Berkelanjutan Secara Ekonomis 3.Berkeadilan sosial 4.Manusiawi 5.Luwes Alat Peraga I.A.3
  • 12. PENGERTIAN PERTANIAN BERKELANJUTAN 8 B. TEKNOLOGI PARTISIPATIFB. TEKNOLOGI PARTISIPATIFB. TEKNOLOGI PARTISIPATIFB. TEKNOLOGI PARTISIPATIFB. TEKNOLOGI PARTISIPATIF I. Tujuan : 1. Peserta pelatihan mengetahui dan memahami pengertian partisipasi dan tipe- tipe partisipasi 2. Peserta pelatihan memahami pentingnya partisipasi dalam kegiatan pertanian 3. Peserta pelatihan memahami pengertian teknologi partisipatif 4. Peserta pelatihan mengetahui dan memahami pendekatan teknologi partisipatif 5. Peserta pelatihan mengetahui dan memahami konsep dasar atau tahapan dalam melaksanakan teknologi partisipatif II. Sasaran : 1. Pengurus kelompok tani 2. Petani pemandu 3. Pengurus kelembagaan di desa (formal dan non formal) 4. Petugas lapangan III. Waktu : 60 menit IV. Metode : 1. Penjelasan/pemaparan 2. Tanya jawab 3. Curah pendapat 4. Tanya jawab V. Alat dan Bahan : 1. Alat yang digunakan : 1. Flipchart. 2. Spidol. 3. Isolasi kertas. 4. Gunting 5. Tanya jawab 2. Bahan yang digunakan : Alat peraga VI. Ringkasan materi 1. Pengertian partisipasi Suatu bentuk keterlibatan dan keikut-sertaan masyarakat secara aktif dan sukarela baik karena alasan-alasan dari dalam dirinya (intrinsik) maupun dari luar dirinya (ekstrinsik) dalam keseluruhan proses kegiatan yang bersangkutan.
  • 13. TEKNOLOGI PARTISIPATIF 9 2. Tipe-tipe partisipasi yang ada dalam masyarakat • Pasif : karena disuruh • Memberi informasi : menjawab kuisioner • Konsultatif : petugas berkonsultasi dengan masyarakat untuk menentukan masalah dan merancang solusi (jalan keluar) • Insentif materi: tenaga dibayar dalam ujicoba atau mendapatkan kompensasi materi • Fungsional: membentuk kelompok untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan (dari luar) • Interaktif: analisis bersama, menyusun rencana tindak lanjut dan membentuk atau memperkuat lembaga/kelompok • Mobilisasi mandiri : inisiatif independen merubah atau memperbaiki sistem 3. Partisipasi sangat penting dalam kegiatan pertanian 4. Pengertian teknologi partisipatif Satu pendekatan dengan memfasilitasi dan mendorong para petani menerapkan teknologi yang mengarah pada pertanian yang lebih alami, menjamin kesinambungan pemanfaatan sumber daya yang memiliki peluang kepada pendapatan yang relatif stabil. Teknologi partisipatif adalah siklus, berarti bahwa kegiatan yang berjalan dengan teknologi merupakan proses yang berulang. Percobaan merupakan bagian penting tetapi bukan suatu tujuan. Tujuan dari semua itu adalah mencapai pertanian yang berkelanjutan 5. Pendekatan pengembangan teknologi partisipatif • Inovasi tingkat petani telah banyak terjadi tanpa campur tangan luar • Penelitian: inovasi, Penyuluhan : menyampaikan, Petani: mengadopsi • Pengembangan Teknologi Partisipatif (PTP) : mengedepankan peran petani dalam inovasi dan perubahan didukung institusi formal (penelitian- penyuluhan). Petani membuat keputusan, pihak luar memberikan kontribusi yang dilakukan sejajar. • Masyarakat dalam banyak hal dapat mengidentifikasi atau mendata dan memodifikasi jalan keluar untuk memenuhi kebutuhan mereka. • Petugas hanya mendukung daya inovasi, menguji dan mengembangkan sistem usahatani berkelanjutan. Meningkatkan kendali terhadap sumber daya alam dan kontrol atau pemantauan terhadap pengambilan keputusan yang berpengaruh terhadap usahatani mereka. • Menghubungkan pengembangan teknologi dengan pengetahuan lokal milik petani. • Ada keterbatasan pengembangan adaptasi teknologi lokal spesifik • Pengamatan sehari-hari petani pada usahataninya dapat membawa keputusan tindakan usahatani (misalnya pengunaan input/bahan dan alat)
  • 14. TEKNOLOGI PARTISIPATIF 10 6. Konsep dasar atau tahapan dalam melaksanakan teknologi partisipatif melalui pendekatan ujicoba meliputi : 1. Persiapan : • Menentukan masyarakat sasaran. • Mengumpulkan dan menganalisa data sekunder. • Mendata atau inventarisasi kelembagaan yang ada. • Menyusun agenda dan peluang RTL (Rencana Tindak Lanjut). • Membangun hubungan dan kesepakatan kerjasama dengan masyarakat. 2. Memahami masalah dan peluang/potensi/kemampuan : • Menyamakan pandangan tentang peluang dan masalah usahatani. • Mendukung petani dalam pendataan/identifikasi dan analisa masalah (sebab – akibat). • Membahas masalah utama dan analisa penyebab. • Mendata/inventarisasi peluang dan potensi sumberdaya. 3. Menentukan bahan/topik ujicoba : 4. Melaksanakan ujicoba : • Menelaah ujicoba petani yang telah ada. • Merancang ujicoba yang telah disepakati. • Menentukan kriteria pengujicoba. • Melaksanakan dan mengelola ujicoba. • Pengamatan oleh petani didukung fasilitator. • Penilaian hasil ujicoba. • Menelaah pengalaman ujicoba. • Menghimpun informasi untuk analisa masalah utama. • Menentukan cara pemecahan masalah dengan pengalaman lokal, keahlian petani dan keahlian dari luar. • Penilaian teknik terpilih dengan pertimbangan baik dan buruknya. • Menjelaskan pengaruh yang diharapkan. • Memahami perlunya pengujian. • Menyepakati hipotesa (dugaan).
  • 15. TEKNOLOGI PARTISIPATIF 11 5. Berbagi pengalaman (petani pemandu/penyuluh) : • Mempelajari pola belajar antar petani • Meningkatkan pertukaran antar petani, latihan antar petani (bekerja sambil belajar), menyusun panduan teknis oleh, dan untuk petani • Latihan petani penyuluh. 6. Mempertahankan proses pengembangan teknologi partisipatif : • Merangsang pembentukan kelompok dan menghubungkannya dengan kelembagaan petani yang ada. • Menyediakan pelatihan lapangan tentang manajemen. • Memperkuat keterkaitan kelompok tani dengan lembaga pelayanan. • Konsolidasi dukungan kelembagaan dan kebijakan terhadap proses PTP (pengembangan teknologi partisipatif). • Mendokumentasikan/mencatat kegiatan dan metoda ujicoba serta penyebarannya. • Penilaian pengaruh teknologi dan proses PTP terhadap mata pencaharian. VII. Proses pelatihan 1. Sampaikan salam kepada peserta pelatihan. 2. Fasilitator menyampaikan tujuan dari penyampaian materi ini. 3. Melalui curah pendapat, fasilitator meminta peserta untuk mengemukakan pendapat tentang pengertian partisipasi. 4. Pasilitator menjelaskan tipe-tipe partisipatif yang ada dalam masyarakat kemudian dilanjutkan dengan penjelasan pentingnya partispasi dalam kegiatan pertanian. 5. Fasilitator menanyakan kepada peserta jika ada yang perlu ditanyakan atau kurang dipahami 6. Fasilitator melanjutkan dengan menjelaskan pengertian teknologi partisipatif kepada peserta pelatihan dengan menampilkan alat peraga I.B.1 7. Fasilitator menjelaskan konsep dasar atau tahapan dalam melaksanakan teknologi partisipatif kepada para peserta pelatihan dengan menampilkan alat peraga I.B.2 8. Fasiliator menanyakan kepada peserta pelatihan apakah ada yang kurang dipahami dari materi yang telah disampaikan. 9. Fasilitator mengucapkan terima kasih kepada para peserta pelatihan atas perhatiannya.
  • 16. TEKNOLOGI PARTISIPATIF 12 PENGERTIAN TEKNOLOGI PARTISIPATIF Suatu pendekatan dengan memfasilitasi dan mendorong para petani menerapkan teknologi yang mengarah pada pertanian yang lebih alami, menjamin kesinambungan pemanfaatan sumber daya yang memiliki peluang kepada pendapatan yang relatif stabil. Catatan Teknologi partisipatif adalah siklus, berarti bahwa kegiatan yang berjalan dengan teknologi merupakan proses yang berulang. Percobaan merupakan bagian penting tetapi bukan suatu tujuan. Tujuan dari semua itu adalah mencapai pertanian yang berkelanjutan Alat Peraga I.B.1
  • 17. TEKNOLOGI PARTISIPATIF 13 KONSEP DASAR ATAU TAHAPAN DALAM MELAKSANAKAN TEKNOLOGI PARTISIPATIF 1. Persiapan. 2. Memahami masalah dan peluang/potensi/ kemampuan (PRA). 3. Mencari dan menentukan topik ujicoba (LKD). 4. Melaksanakan uji coba. 5. Berbagi pengalaman (petani pemandu/penyuluh). 6. Mempertahankan proses pengembangan teknologi partisipatif. Alat Peraga I.B.2
  • 18. UJI COBA 14 I. Tujuan : 1. Peserta pelatihan mengetahui dan memahami pengertian ujicoba 2. peserta pelatihan mengerti dan mengetahui manfaat ujicoba 3. Peserta pelatihan mengetahui tahapan atau langkah-langkah dalam melakukan ujicoba. II. Sasaran : 1. Pengurus kelompok tani 2. Petani pemandu 3. Pengurus kelembagaan di desa (formal dan non formal) 4. Petugas lapangan III. Waktu : 60 menit IV. Metode : 1. Penjelasan/pemaparan 2. Curah pendapat 3. Tanya jawab 4. Diskusi kelompok V. Alat dan Bahan : 1. Alat yang digunakan : 1. Flipchart 2. Spidol 3. Isolasi Kertas 2. Bahan yang digunakan: Alat peraga VI. Ringkasan Materi 1. Pengertian ujicoba Pengujian sesuatu sebelum dipakai atau dilaksanakan dalam skala yang lebih luas. Dalam hal ini gagasan atau cara baru yang ingin diterapkan itu dipelajari dan dibandingkan dengan cara yang biasa petani lakukan dengan mencobanya secara terbatas atau kecil-kecilan. 2. Manfaat ujicoba 1. Dapat meningkatkan keterampilan petani dalam membuktikan hal yang baru. C. UJICOBAC. UJICOBAC. UJICOBAC. UJICOBAC. UJICOBA
  • 19. UJI COBA 15 2. Melakukan penyesuaian dengan kebutuhan dan keadaan setempat. 3. Mengurangi resiko kegagalan. 4. Membuat contoh yang bisa dipelajari dan ditiru oleh petani lain. 5. Menilai pengalaman atau teknologi yang diterapkan petani sebelumnya. 3. Tahapan atau langkah-langkah dalam melakukan ujicoba 1. Menetapkan tujuan ujicoba. Untuk memperoleh hasil yang sesuai dengan harapan dan mengurangi resiko • Menentukan hipotesa/dugaan dengan menggunakan bentuk : Jika (perlakuan atau teknologi yang akan diujicoba) Maka ( hasil atau keadaan yang akan terjadi apabila teknologi diujicoba) Sebab (jalan keluar dari masalah pokok/ utama) Contoh : “Jika menggunakan pupuk bokashi, maka pertumbuhan dan hasil tanaman cabe meningkat, sebab pupuk bokashi mengandung unsur-unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman” • Harus ada pembanding • Menentukan obyek (pada jenis tanaman apa teknologi tersebut akan diujicobakan, dan tolak ukur/indikator (apa yang perlu diamati, misalnya: tinggi tanaman, jumlah anakan dan hasil panen). • Kedua petak tersebut harus mempunyai luasan lahan dan keadaan tanah yang sama. • Petak percobaan tidak perlu terlalu besar tetapi juga tidak terlalu kecil, karena kalau terlalu kecil perbedaaan hasil antara kedua petak itu akan tidak jelas kelihatan. • Pada tahap ini juga mulai disiapkan bahan-bahan dan peralatan yang diperlukan pada saat ujicoba. 2. Menyusun rancangan ujicoba : kegagalan, maka penetapan tujuan ujicoba perlu didiskusikan dengan seksama. Contoh : Tujuan ujicoba, untuk membandingkan hasil panen dari penanaman biji jagung dengan jumlah biji perlubang yang berbeda.
  • 20. UJI COBA 16 VII. Proses pelatihan : 1. Sampaikan salam kepada peserta pelatihan dan jelaskan tujuan belajar dari sesi ini 2. Gali pengalaman peserta pelatihan melalui curah pendapat mengenai pengertian ujicoba dan manfaat ujicoba. 3. Tulis jawaban peserta pelatihan di flipchart 4. Fasilitator menjelaskan pengertian ujicoba dengan menampilkan alat peraga I. C.1 5. Fasiliator menjelaskan manfaat ujicoba dengan menampilkan alat peraga I.C.2 6. Berikan kesempatan kepada peserta untuk menanyakan hal-hal yang kurang dipahami dari materi yang telah disampaikan. 7. Fasilitator membagi peserta dalam kelompok-kelompok untuk mendiskusikan tahapan atau langkah-langkah dalam melakukan ujicoba. Waktu diskusi selama 15 menit. 8. Masing-masing kelompok memaparkan hasil diskusinya. Waktu 10 menit untuk setiap kelompok. 9. Fasilitator menyimpulkan hasil diskusi. 10. Fasilitator menjelaskan tahapan atau langkah-langkah dalam melaukan ujicoba dengan menampilkan alat peraga I.C.3 11. Fasilitator mengucapkan terima kasih kepada peserta pelatihan atas perhatiannya selama pelatihan. 5. Membandingkan hasil ujicoba. 6. Menganalisa dan meyimpulkan hasil ujicoba : Ada 2 pertanyaan : Kalau gagal, mengapa gagal? Dan kalau berhasil, bagaimana hasilnya? 7. Tindak lanjut dari hasil ujicoba. 3. Melakukan ujicoba. 4. Mengamati dan mencatat perkembangan ujicoba. Dalam melakukan kegiatan ujicoba semua perubahan, baik pertumbuhan dan perkembangan tanaman pada petak percobaan diamati dan dicatat.
  • 21. UJI COBA 17 PENGERTIAN UJICOBA UJICOBA Pengujian sesuatu sebelum dipakai atau dilaksanakan dalam skala yang lebih luas. Dalam hal ini gagasan atau cara baru yang ingin diterapkan itu dipelajari dan dibandingkan dengan cara yang biasa petani lakukan dengan mencobanya secara terbatas atau kecil-kecilan. Alat Peraga I.C.1
  • 22. UJI COBA 18 MANFAAT UJICOBA YAITU : 1. Dapat meningkatkan keterampilan petani dalam membuktikan hal yang baru. 2. Melakukan penyesuaian dengan kebutuhan dan keadaan setempat. 3. Mengurangi resiko kegagalan. 4. Membuat contoh yang bisa dipelajari dan ditiru oleh petani lain. 5. Menilai pengalaman atau teknologi yang diterapkan petani sebelumnya. Alat Peraga I.C.2
  • 23. UJI COBA 19 TAHAPAN ATAU LANGKAH-LANGKAH DALAM MELAKUKAN UJICOBA ADALAH : 1. Menetapkan tujuan ujicoba. 2. Menyusun rancangan ujicoba. 3. Melakukan ujicoba. 4. Mengamati dan mencatat perkembangan ujicoba. 5. Membandingkan hasil ujicoba. 6. Menganalisa dan meyimpulkan hasil ujicoba. 7. Tindak lanjut dari hasil ujicoba. Alat Peraga I.C.3
  • 24. 40 TEKNOLOGI PERTANIANTEKNOLOGI PERTANIANTEKNOLOGI PERTANIANTEKNOLOGI PERTANIANTEKNOLOGI PERTANIAN BERKELANJUTANBERKELANJUTANBERKELANJUTANBERKELANJUTANBERKELANJUTAN SECARA PARTISIPATIFSECARA PARTISIPATIFSECARA PARTISIPATIFSECARA PARTISIPATIFSECARA PARTISIPATIF YANG DIKEMBANGKANYANG DIKEMBANGKANYANG DIKEMBANGKANYANG DIKEMBANGKANYANG DIKEMBANGKAN TEKNOLOGITEKNOLOGITEKNOLOGITEKNOLOGITEKNOLOGI PENGENDALIANPENGENDALIANPENGENDALIANPENGENDALIANPENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKITHAMA DAN PENYAKITHAMA DAN PENYAKITHAMA DAN PENYAKITHAMA DAN PENYAKIT TEKNOLOGITEKNOLOGITEKNOLOGITEKNOLOGITEKNOLOGI PERBANYAKANPERBANYAKANPERBANYAKANPERBANYAKANPERBANYAKAN TANAMANTANAMANTANAMANTANAMANTANAMAN TEKNOLOGITEKNOLOGITEKNOLOGITEKNOLOGITEKNOLOGI MEMPERTAHANKANMEMPERTAHANKANMEMPERTAHANKANMEMPERTAHANKANMEMPERTAHANKAN KESUBURAN TANAHKESUBURAN TANAHKESUBURAN TANAHKESUBURAN TANAHKESUBURAN TANAH TEKNOLOGITEKNOLOGITEKNOLOGITEKNOLOGITEKNOLOGI PEMBUATANPEMBUATANPEMBUATANPEMBUATANPEMBUATAN PAKANPAKANPAKANPAKANPAKAN
  • 25.
  • 26. 42 TEKNOLOGI KOMPOS INSTAN/BOKASHI A.A.A.A.A. TEKNOLOGI MEMPERTAHANKAN KESUBURAN TANAHTEKNOLOGI MEMPERTAHANKAN KESUBURAN TANAHTEKNOLOGI MEMPERTAHANKAN KESUBURAN TANAHTEKNOLOGI MEMPERTAHANKAN KESUBURAN TANAHTEKNOLOGI MEMPERTAHANKAN KESUBURAN TANAH a.a.a.a.a. PUPUK BOKASHIPUPUK BOKASHIPUPUK BOKASHIPUPUK BOKASHIPUPUK BOKASHI I. Tujuan : 1. Peserta pelatihan mengetahui dan memahami pengertian pupuk bokashi. 2. Peserta pelatihan mengetahui manfaat dan keunggulan pupuk bokashi. 3. Peserta pelatihan mengetahui jenis-jenis pupuk bokashi 4. Peserta pelatihan mengetahui cara membuat pupuk bokashi dan penggunaanya. II. Sasaran : 1. Pengurus kelompok tani 2. Petani pemandu 3. Pengurus kelembagaan di desa (formal dan non formal) 4. Petugas lapangan III. Waktu : Penyampaian materi teori : 45 menit Penyampaian materi praktek : 75 menit Total waktu : 120 menit IV. Metode : 1. Penjelasan/pemaparan 2. Curah pendapat 3. Tanya jawab 4. Praktek V. Alat Dan Bahan : Alat yang digunakan : 1. Spidol TEKNOLOGI PERTANIAN BERKELANJUTANTEKNOLOGI PERTANIAN BERKELANJUTANTEKNOLOGI PERTANIAN BERKELANJUTANTEKNOLOGI PERTANIAN BERKELANJUTANTEKNOLOGI PERTANIAN BERKELANJUTAN SECARA PARTISIPATIF YANG DIKEMBANGKANSECARA PARTISIPATIF YANG DIKEMBANGKANSECARA PARTISIPATIF YANG DIKEMBANGKANSECARA PARTISIPATIF YANG DIKEMBANGKANSECARA PARTISIPATIF YANG DIKEMBANGKAN
  • 27. 43 TEKNOLOGI KOMPOS INSTAN/BOKASHI 2. Kertas flipchart 3. Isolasi 4. Alat peraga 5. Cangkul 6. Parang 7. Ember 8. Terpal atau karung goni Bahan yang digunakan : 1. Jerami padi, rumput, daun-daunan, sisa tanaman kacang-kacangan dan sebagainya. 2. Dedak 3. Sekam padi 4. Gula pasir 5. EM4 6. Air VI. Ringkasan Materi Latihan. 1. Pengertian Bokashi : hasil fermentasi bahan organik (jerami, sampah organik, rumput-rumputan, dll) dengan teknologi EM4 yang dapat digunakan sebagai pupuk organik untuk menyuburkan tanah dan meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman. Bokashi dapat dibuat dalam beberapa hari dan bisa langsung digunakan sebagai pupuk. 2. Manfaat dan keunggulan dari pupuk bokashi : 1. Unsur hara lengkap (unsur makro dan mikro) dan memperbaiki struktur tanah. 2. Murah karena memanfaatkan bahan lokal yang tersedia di sekitar dan dibuat sendiri. 3. Produksi tanaman kompetitif, tidak mengakibatkan pencemaran lingkungan. 4. Tidak mengandung racun sehingga aman bagi manusia dan ternak. 5. Mudah digunakan. 3. Cara pemberian pupuk bokashi : 1. Bokashi di berikan 3-4 genggam setiap meter persegi disebar atau pada pengolahan tanah, merata di atas permukaan tanah, pada tanah yang kurang subur dapat diberikan lebih banyak. 2. Pada lahan sawah pemberian bokashi dilakukan pada waktu pembajakan dan setelah tanaman padi berumur 14 hari dan 1 bulan. 4. Jenis-jenis pupuk bokashi : 1. Bokashi jerami
  • 28. 44 TEKNOLOGI KOMPOS INSTAN/BOKASHI 2. Bokashi pupuk kandang 3. Bokashi pupuk kandang dan arang 4. Bokashi pupuk kandang dan tanah 5. Bokashi ekpres (24 jam) 5. Langkah-langkah membuat pupuk bokashi 1. Cincang hijauan dengan menggunakan parang dengan ukuran 2 – 5cm. 2. Campurkan bahan-bahan hijauan dengan dedak. 3. Larutkan EM4 ke dalam air dengan dosis 2 tutup botol dalam 3 liter air. 4. Tambahkan gula pasir sebanyak 2 sendok makan, aduk hingga larut. 5. Siramkan perlahan-lahan ke campuran bahan, aduk hingga rata dengan kelembaban 40 – 50% atau apabila digenggam dan dilepas tidak terburai. 6. Hamparkan bahan tersebut dan diberi alas agar tidak bersentuhan langsung dengan tanah, dengan ketinggian tumpukan 5 – 10 cm. 7. Lakukan pembalikan dalam satu kali, selama 3 – 4 hari, apabila suhu lebih dari 450 C. 8. Setelah 3 – 4 hari, bokashi sudah dapat digunakan dengan ciri tidak bau busuk, ada jamur berwarna putih dan tidak terasa panas lagi. VII. Proses Pelatihan A. Penyampaian materi teori pupuk bokashi 1. Sampaikan salam kepada peserta pelatihan dan jelaskan tujuan belajar dari sesi ini. 2. Lakukan curah pendapat mengenai pengertian bokashi kepada peserta pelatihan. 3. Tuliskan jawaban peserta pelatihan di flipchart 4. Fasilitator menjelaskan pengertian bokashi dengan menampilkan alat peraga II.A.1 5. Fasilitator menjelaskan manfaat dan keunggulan dari bokashi kemudian tampilkan alat peraga II.A.2 6. Fasilitator menjelaskan jenis-jenis pupuk bokashi dan tampilkan alat Peraga II.A.3 7. Berikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya. 8. Fasilitator menjelaskan alat dan bahan yang digunakan dalam membuat pupuk bokashi dan tampilkan alat peraga II.A.4 9. Fasilitator menjelaskan langkah-langkah pembuatan pupuk bokashi dan tampilkan alat peraga II.A.5 10. Tutup sesi dengan mengucapkan terima kasih atas perhatiannya. B. Penyampaian materi praktek pupuk bokashi : 1. Peserta pelatihan diminta untuk berkumpul guna memperhatikan kegiatan praktek.
  • 29. 45 TEKNOLOGI KOMPOS INSTAN/BOKASHI PENGERTIAN PUPUK BOKASHI 2. Fasilitator dan peserta pelatihan mempraktekan cara pembuatan pupuk bokashi. 3. Tanyakan kembali kepada peserta pelatihan apakah ada hal-hal yang kurang dipahami dari praktek. 4. Tutup sesi dengan mengucapkan terima kasih atas perhatiannya. PUPUK BOKASHI Hasil fermentasi bahan organik (jerami, sampah organik, rumput-rumputan, dll) dengan teknologi EM4 yang dapat digunakan sebagai pupuk organik untuk menyuburkan tanah dan meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman. Bokashi dapat dibuat dalam beberapa hari dan bisa langsung digunakan sebagai pupuk. Alat Peraga II.A.1
  • 30. 46 TEKNOLOGI KOMPOS INSTAN/BOKASHI MANFAAT DAN KEUNGGULAN PUPUK BOKASHI JENIS-JENIS BOKASHI Alat peraga 2.A.3 1. Unsur hara lengkap (unsur makro dan mikro) dan memperbaiki struktur tanah. 2. Murah karena memanfaatkan bahan lokal yang tersedia di sekitar dan dibuat sendiri. 3. Produksi tanaman kompetitif, tidak mengakibatkan pencemaran lingkungan. 4. Tidak mengandung racun (residu) sehingga aman bagi manusia dan ternak. 5. Mudah digunakan. • Bokashi jerami • Bokashi pupuk kandang • Bokashi pupuk kandang dan arang • Bokashi pupuk kandang dan tanah • Bokashi Ekspres (24 jam) Alat Peraga II.A.2 Alat Peraga II.A.3
  • 31. 47 TEKNOLOGI KOMPOS INSTAN/BOKASHI Handout 6.1.2 ALAT : • Ember • Karung BAHAN : • Hijauan = 1 sak • Dedak = 2 kg • EM4 = 2 tutup botol • Gula = 2 sendok makan ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN Alat Peraga II.A.4
  • 32. 48 TEKNOLOGI KOMPOS INSTAN/BOKASHI 1. Cincang hijauan dengan menggunakan parang dengan ukuran 2 – 5cm. 2. Campurkan bahan-bahan hijauan dengan dedak. 3. Larutkan EM4 ke dalam air dengan dosis 2 tutup botol dalam 3 liter air. 4. Tambahkan gula pasir sebanyak 2 sendok makan, aduk hingga larut. LANGKAH-LANGKAH Alat Peraga II.A.5
  • 33. 49 TEKNOLOGI KOMPOS INSTAN/BOKASHI 5. Siramkan perlahan-lahan ke campuran bahan, aduk hingga rata dengan kelembaban 40 – 50% atau apabila digenggam dan dilepas tidak terburai. 6. Hamaparkan bahan tersebut dan diberi alas agar tidak bersentuhan langsung dengan tanah, dengan ketinggian tumpukan 5 – 10 cm. 7. Lakukan pembalikan dalam satu kali, selama 3 – 4 hari, apabila suhu lebih dari 450 C. 8. Setelah 3 – 4 hari, bokashi sudah dapat digunakan dengan ciri tidak bau busuk, ada jamur berwarna putih dan tidak terasa panas lagi.
  • 34. 50 TEKNOLOGI PUPUK PUNTAL b.b.b.b.b. PUPUK ORGANIK LOKAL (PUNTAL)PUPUK ORGANIK LOKAL (PUNTAL)PUPUK ORGANIK LOKAL (PUNTAL)PUPUK ORGANIK LOKAL (PUNTAL)PUPUK ORGANIK LOKAL (PUNTAL) I. Tujuan : 1. Peserta pelatihan memahami dan mengetahui pengertian pupuk organik lokal (puntal). 2. Peserta pelatihan mengetahui bahan dan alat untuk membuat pupuk organik lokal (puntal). 3. Peserta pelatihan mengetahui cara membuat pupuk organik lokal (puntal) menggunakan EM4. II. Sasaran : 1. Petani pemandu 2. Pengurus kelompok 3. Pengurus kelembagaan desa (formal dan non formal) 4. Petugas lapangan III. Waktu : Penyampaian materi/praktek : 90 menit IV. Metode : 1. Penjelasan/pemaparan 2. Diskusi/tanya jawab 3. Praktek V. Alat Dan Bahan: Alat yang digunakan : 1. Spidol 2. Flipchart 3. Lakban kertas 4. Lembaran alat peraga/gambar Bahan yang digunakan : · Gulma atau jerami padi VI. Ringkasan Materi Latihan. 1. Pengertian puntal Proses pembusukan gulma dengan cara memuntal (menggulung) gulma hasil dari penyiangan pada salah satu tahapan kegiatan mempersiapkan lahan dalam bercocok tanam padi sawah. Pemuntalan dilakukan setelah gulma layu, yaitu dengan mengumpulkan gulma menjadi satu gulungan yang berbentuk gundukan-gundukan kecil. Untuk mempercepat pelapukan puntal diberikan larutan EM4 yang sudah dicairkan dengan air.
  • 35. 51 TEKNOLOGI PUPUK PUNTAL 2. Alat dan bahan yang digunakan : Alat yang digunakan untuk membuat pupuk organik lokal atau puntal : 1. Tajak 2. Ember 3. Gayung mandi 4. Parang 5. Gembor atau handsprayer Bahan yang digunakan untuk membuat pupuk organik lokal atau puntal : 1. Gulma yang telah disiang menggunakan tajak 2. EM4 sebanyak 5 sendok makan 3. Air sebanyak 15 Liter 4. Gula pasir sebanyak 2 sendok makan 3. Tahap-tahapan pembuatan pupuk organik lokal puntal : 1. Pembersihan atau penyiangan gulma menggunakan alat tajak 2. Gulma yang telah disiang dibiarkan 2-3 hari agar layu 3. Lakukan pemuntalan pada gulma-gulma yang sudah layu. 4. Campurkan bahan-bahan EM4, gula pasir dan air dan masukan ke dalam gembor atau handsprayer 5. Siramkan larutan EM4 yang telah dilarutkan sebanyak kurang lebih 0.5 liter per puntalan 6. Lakukan pembalikan pada hari ke 3 (tiga) setelah diberi larutan EM4. 10 hari pupuk organik lokal atau puntal sudah bisa digunakan. 7. Apabila puntal atau pupuk organik lokal belum lapuk sempurna maka lakukan pencincangan. Taburkan puntal atau pupuk organik lokal keseluruh lahan sawah. VII. Proses latihan Langkah-langkah penyampaian materi : 1. Sampaikan salam kepada peserta pelatihan dan jelaskan tujuan belajar pada sesi ini 2. Fasilitator meminta peserta pelatihan untuk berkumpul di sawah yang telah di bersihkan dari gulma menggunakan alat penyiang tajak. 2. Fasilitator menjelaskan pengertian puntal dengan menampilkan alat peraga II.A.6 3. Faslitator memberikan kesempatan kepada semua peserta pelatihan untuk bertanya, kalau ada penjelasan yang kurang dimengerti. 4. Fasilitator menjelaskan alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan pupuk organik lokal atau puntal, dengan menampilkan alat peraga II.A.7 5. Fasilitator menjelaskan tahapan-tahapan pembuatan pupuk organik lokal atau
  • 36. 52 TEKNOLOGI PUPUK PUNTAL puntal, dengan menampilakan alat peraga II.A.8 6. Fasilitator memberikan kesempatan bagi peserta untuk bertanya kalau ada hal- hal yang kurang jelas. 7. Fasilitator dan peserta pelatihan mempraktekkan cara membuat puntal atau pupuk organik lokal (puntal). 9. Setelah selesai fasilitator memberikan kesempatan kepada semua peserta pelatihan untuk bertanya. 10. Tutup sesi ini dengan mengucapkan terima kasih atas perhatiannya selama pelatihan. Alat Peraga II.A.6 PENGERTIAN PUPUK ORGANIK LOKAL/PUNTAL Alat peraPUPUK PUNTAL Proses pembusukan gulma dengan cara memuntal gulma hasil dari penyiangan pada salah satu tahapan kegiatan mempersiapkan lahan dalam bercocok tanam padi sawah.
  • 37. 53 TEKNOLOGI PUPUK PUNTAL BAHAN : 1. Gulma yang telah disiang menggunakan alat tajak 2. EM4 sebanyak 5 sendok makan 3. Air sebanyak 15 Liter 4. Gula pasir sebanyak 2 sendok makan ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN ALAT : 1. Tajak 2. Ember 3. Gayung mandi 4. Parang 5. Gembor/handsprayer Alat peraga II.A.7
  • 38. 54 TEKNOLOGI PUPUK PUNTAL CARA PEMBUATAN PUPUK ORGANIK LOKAL/PUNTAL 4. Campurkan bahan-bahan EM4, gula pasir, air dan masukan kedalam gembor atau handsprayer 1. Pembersihan/penyiangan gulma menggunakan alat tajak 2. Gulma yang telah disiang dibiarkan 2-3 hari agar layu. 3. Lakukan pemuntalan pada gulma-gulma yang sudah layu. Alat Peraga II.A.8
  • 39. 55 TEKNOLOGI PUPUK PUNTAL 5. Siramkan larutan EM4 yang telah di larutkan sebanyak kurang lebih 0.5 liter per puntalan 6. Lakukan pembalikan pada hari ke 3 (tiga) setelah diberi larutan EM4. 10 hari pupuk organik lokal atau puntal sudah bisa digunakan. 7. Apabila pupuk organik lokal atau puntal belum lapuk sempurna, maka lakukan pencincangan. Taburkan pupuk organik lokal atau puntal keseluruh lahan sawah, Alat peraga II.A.8
  • 40. 56 PUPUK CAIR c.c.c.c.c. PUPUK CAIR ORGANIKPUPUK CAIR ORGANIKPUPUK CAIR ORGANIKPUPUK CAIR ORGANIKPUPUK CAIR ORGANIK I. Tujuan : 1. Peserta pelatihan mengetahui dan memahami pengertian pupuk cair organik. 2. Peserta pelatihan mengetahui manfaat dan keunggulan dari pupuk cair organik 3. Peserta pelatihan mengetahui cara membuat dan penggunaan pupuk cair organik. II. Sasaran : 1. Petani pemandu 2. Pengurus kelompok 3. Pengurus kelembagaan Desa (formal dan non formal) 4. Petugas lapangan III. Waktu : Penyampaian materi teori : 30 menit Penyampaian materi praktek : 60 menit Total waktu : 90 menit IV. Metode : 1. Curah pendapat 2. Penjelasan/pemaparan 3. Diskusi/tanya jawab 4. Praktek V. Alat Dan Bahan: Alat yang digunakan : 1. Spidol 2. Flipchart 3. Lakban kertas 4. Lembaran alat peraga/gambar 5. Karung goni 6. Keranjang air/drum 7. Batu atau potongan kayu yang berat 8. Ember Bahan yang digunakan : 1. Daun hijauan (daun gamal, lamtoro, jenis kacang-kacangan, azolla, enceng gondok, jerami padi) 2. Kotoran hewan (pupuk kandang) 3. EM4 4. Gula pasir 5. Air
  • 41. 57 PUPUK CAIR VI. Ringkasan Materi Latihan. Pupuk organik dalam bentuk padat biasanya sudah sering di buat dan di gunakan, akan tetapi pupuk cair dari bahan organik jarang kita jumpai dan ketahui. Pengalaman petani dengan menggunakan bahan-bahan organik yang ada disekitar lahan usaha tani bisa digunakan sebagai bahan pembuatan pupuk cair organik. 1. Pengertian pupuk cair organik Pupuk kompos yang dibuat dengan memanfaatkan sisa tamanan atau bahan yang mengandung unsur hara N. P. dan K. dengan bentuk cair (75% adalah air) 2. Manfaat dan keunggulan dari pupuk cair organik : 1. Mudah diserap oleh tanaman karena bentuknya cair dan unsur-unsur di dalamnya sudah terurai. 2. Tidak mengakibatkan pencemaran lingkungan (air, udara dan tanah). 3. Murah karena memanfaatkan bahan lokal yang tersedia di sekitar dan dibuat sendiri. 4. Tidak mengandung racun atau unsur yang berbahaya sehingga aman bagi manusia dan ternak. 5. Mudah digunakan.
  • 42. 58 PUPUK CAIR 3. Cara pembuatan pupuk cair organik : 1. Masukkan daun hijauan segar dan pupuk kandang ke dalam karung goni 2. Masukkan dan rendam karung goni dalam tempat tertutup (drum/keranjang) dengan 200 liter air. Beri pemberat batu atau kayu berat agar karung tenggelam dalam air. 3. Aduk cairan sehari sekali selama 7 (tujuh) hari. Bila sudah jadi, pupuk cair harus berwarna coklat. 4. Larutan dicairkan apabila dirasakan terlalu pekat atau kental. 5. Masukkan cairan dalam alat penyiram atau gembor. 4. Cara penggunaan pupuk cair organik Mengencerkan pupuk cair organik dengan air, perbandingan 1 (satu) gayung mandi pupuk cair organik dicairkan dengan air sebanyak 10 gayung mandi . Siramkan ke tanah sekitar perakaran tanaman setiap hari sekali, ampas dari sisa pupuk cair organik bisa digunakan sebagai kompos padat yang penggunaanya dibenamkan ke tanah di sekitar akar tanaman. VII. Proses pelatihan A. Penyampaian materi teori pupuk cair organik : 6. Fasilitator menanyakan apa manfaat dari pupuk cair organik dan mintalah peserta untuk memberikan contoh-contoh praktis dari pengalaman mereka tentang manfaat pupuk cair organik. 7. Fasilitator menjelaskan manfaat dan keunggulan pupuk cair organik dengan menampilkan alat peraga II.A.10 8. Fasilitator menjelaskan alat dan bahan yang digunakan untuk membuat pupuk cair organik dan tampilkan alat peraga II.A.11 9. Fasilitator menjelaskan cara membuat pupuk cair organik dan tampilkan alat peraga II.A.12 10. Fasilitator menjelaskan cara penggunaan pupuk cair organik dengan menampilkan alat peraga II.A.13 1. Sampaikan salam kepada peserta pelatihan dan jelaskan tujuan belajar dari sesi ini. 2. Lakukan curah pendapat kepada peserta pelatihan tentang pengertian pupuk cair organik. Pertanyaan kunci : Apa yang dimaksud dengan pupuk cair organik menurut Bapak/Ibu ? Kemudian tuliskan pendapat peserta di flipchart. 3. Fasilitator menjelaskan pengertian pupuk cair organik dengan menampilkan alat peraga II.A.9
  • 43. 59 PUPUK CAIR PENGERTIAN PUPUK CAIR ORGANIK Handout 7.1.1. PUPUK CAIR ORGANIK Pupuk kompos yang dibuat dengan memanfaatkan tanaman atau bahan yang mengandung unsur hara N, P, dan K dalam bentuk cair (75% adalah air). 11. Berikan kesempatan kepada peserta pelatihan untuk menanyakan hal-hal yang kurang dipahami dari materi yang disampaikan. 12. Tutup sesi ini dengan mengucapkan terima kasih atas perhatian selama pelatihan. B. Penyampaian materi praktek pembuatan pupuk cair organik : 1. Fasilitator meminta peserta pelatihan untuk berkumpul guna memperhatikan kegiatan praktek. 2. Fasilitator dan peserta pelatihan mempraktekkan pembuatan pupuk cair organik 3. Fasilitator memberikan kesempatan peserta untuk bertanya apabila ada hal- hal yang kurang dipahami 4. Ucapkan terima kasih atas perhatian selama pelatihan Alat Peraga II.A.9
  • 44. 60 PUPUK CAIR MANFAAT DAN KEUNGGULAN PUPUK CAIR ORGANIK MANFAAT : 1. Mudah diserap oleh tanaman karena bentuknya cair dan unsur-unsur di dalamnya sudah terurai. 2. Tidak mengakibatkan pencemaran lingkungan (air, udara dan tanah). 3. Murah karena memanfaatkan bahan lokal yang tersedia di sekitar dan dibuat sendiri. 4. Tidak mengandung racun atau unsur yang berbahaya sehingga aman bagi manusia dan ternak. 5. Mudah digunakan. Alat Peraga II.A.10
  • 45. 61 PUPUK CAIR ALAT : • Karung Goni 1 buah • Keranjang/drum 1 buah • Batu pemberat 1 buah atau potongan kayu • Ember BAHAN : • Daun hijauan (daun gamal, lamtoro, jenis kacang-kacangan, azolla, eceng gondok, jerami padi) segar sebanyak 10 kg. • Kotoran hewan (pupuk kandang) sebanyak 10 kg. • EM4 sebanyak 5 sendok makan. • Gula pasir sebanyak 10 sendok makan. • Air secukupnya ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN Alat peraga 2.A.10Alat Peraga II.A.11
  • 46. 62 PUPUK CAIR 5. Masukkan cairan dalam alat penyiram atau gembor. Alat peraga 2.A.11. CARA PEMBUATAN PUPUK CAIR ORGANIK 1. Masukkan daun hijauan segar dan pupuk kandang ke dalam karung goni. 2. Masukkan dan rendam karung goni dalam tempat tertutup (drum atau keranjang) dengan 200 liter air. Beri pemberat batu atau kayu berat agar karung tenggelam dalam air. 3. Aduk cairan sehari sekali selama 7 (tujuh) hari. Bila sudah jadi, pupuk cair harus berwarna coklat. 4. Larutan dicairkan apabila dirasakan terlalu pekat atau kental. Alat Peraga II.A.12
  • 47. 63 PUPUK CAIR PENGGUNAAN PUPUK CAIR ORGANIK PENGGUNAAN : Cara penggunaan pupuk cair organik yaitu mengencerkan pupuk cair organik dengan air, perbandingan 1 (satu) gayung mandi pupuk cair organik dicairkan dengan air sebanyak 10 gayung mandi . Siramkan ke tanah sekitar perakaran tanaman setiap hari sekali. Ampas dari sisa pupuk cair organik bisa digunakan sebagai kompos padat yang penggunaannya dibenamkan ke tanah di sekitar akar tanaman. Alat Peraga II.A.13
  • 48. 64 PENGEL.LIMBAH KANDANG TERNAK d.d.d.d.d. PENGELOLAAN LIMBAH KANDANG TERNAK (TERNAK BESAR)PENGELOLAAN LIMBAH KANDANG TERNAK (TERNAK BESAR)PENGELOLAAN LIMBAH KANDANG TERNAK (TERNAK BESAR)PENGELOLAAN LIMBAH KANDANG TERNAK (TERNAK BESAR)PENGELOLAAN LIMBAH KANDANG TERNAK (TERNAK BESAR) I. Tujuan : 1. Peserta pelatihan memahami dan mengetahui manfaat pengelolaan limbah kandang ternak. 2. Peserta pelatihan mengetahui alat dan bahan yang digunakan untuk mengelola limbah kandang ternak. 3. Peserta pelatihan mengetahui cara pengelolaan limbah kandang ternak. II. Sasaran : 1. Petani pemandu 2. Pengurus kelompok tani 3. Pengurus kelembagaan yang ada di desa (formal maupun non formal) 4. Petugas lapangan III. Waktu : Penyampaian materi teori : 30 menit IV. Metode : 1. Penjelasan/pemaparan 2. Diskusi/tanya jawab 3. Praktek V. Alat Dan Bahan: Alat yang digunakan : 1. Spidol 2. Flipchart 3. Lakban kertas 4. Lembaran alat peraga/gambar VI. Ringkasan Materi Latihan Limbah kandang ternak sapi, babi atau kambing biasanya tidak dikelola dengan baik oleh peternak, sehingga limbah kandang ternak berupa kotoran padat, cair dan sisa makanan ternak dibiarkan berserakan di kandang mengakibatkan kandang kotor dan tidak sehat. Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu mengelola limbah kandang ternak dengan baik. Caranya adalah dengan menyediakan wadah atau tempat penampungan limbah kandang ternak.
  • 49. 65 PENGEL. LIMBAH KANDANG TERNAK 1. Manfaat pengelolaan limbah kandang ternak : 1. Limbah kandang ternak tidak berserakan sehingga mudah dikumpulkan dan dimanfaatkan untuk bahan baku pembuatan kompos. 2. Limbah cair atau urine dari ternak bisa dimanfaatkan. 3. Kandang bersih dan kesehatan ternak dapat terjaga. 4. Mencegah perkembangbiakkan hama dan penyakit ternak. 2. Alat dan Bahan yang digunakan untuk mengelola limbah kandang ternak : Alat yang digunakan 1. Cangkul 2. Linggis 3. Parang 4. Paku 5. Palu 6. Gergaji Bahan yang digunakan 1. Limbah kandang ternak 2. Kayu 3. Atap ilalang 4. Plastik 3. Cara mengelola limbah kandang ternak : 1. Buatlah lubang sedalam lutut (50 cm) dengan lebar kira-kira sepanjang linggis (1 m) atau kotak ukuran 1 m x 1m x 50 cm sebanyak 2 buah. Sebaiknya letak/jarak lubang atau kotak 30 – 50 cm dari kandang. 2. Buatlah naungan di atas lubang tersebut agar pupuk kandang yang kita kumpulkan terlindungi dari panas dan hujan. 3. Lubang penampungan atau kotak diberi plastik agar tidak bersentuhan langsung dengan tanah dan menjaga urine atau air kencing tidak meresap ke dalam tanah. 4. Masukkan limbah kandang ternak yang telah tercampur dengan potongan sisa hasil tanaman atau sisa pakan ternak kedalam lubang atau kotak. Apabila tempat penampungan pertama sudah terisi penuh, limbah bisa dimasukan kedalam penampungan kedua, demikian seterusnya. 5. Limbah kandang ternak siap dijadikan bahan baku kompos. VII. Proses pelatihan Langkah-langkah penyampaian materi 1. Sampaikan salam kepada peserta pelatihan dan jelaskan tujuan belajar dari sesi ini. 2. Fasilitator menjelaskan manfaat pengelolaan limbah kandang ternak dengan menampilkan alat peraga II.A.14
  • 50. 66 PENGEL.LIMBAH KANDANG TERNAK 3. Fasiliator menjelaskan alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan wadah atau tempat penampungan limbah kandang ternak dengan menampilkan alat peraga II.A.15 4. Fasiliator menjelaskan cara pengelolaan limbah kandang ternak dengan menampilkan alat peraga II.A.16 5. Berikan kesempatan kepada peserta pelatihan untuk menanyakan hal-hal yang kurang dipahami dari materi yang telah disampaikan. 6. Fasilitator dan peserta pelatihan mempraktekkan cara pengelolaan limbah kandang ternak. 7. Fasilitator mengucapkan terima kasih atas perhatian selama pelatihan.
  • 51. 67 PENGEL. LIMBAH KANDANG TERNAK MANFAAT DARI PENGELOLAAN LIMBAH TERNAK 1. Limbah kandang ternak tidak berserakan sehingga mudah dikumpulkan dan dimanfaatkan untuk bahan baku pembuatan kompos. 2. Limbah cair atau urine dari ternak bisa dimanfaatkan. 3. Kandang bersih dan Kesehatan ternak dapat terjaga. 4. Mencegah perkembangbiakan hama dan penyakit ternak. Alat Peraga II.A.14
  • 52. 68 PENGEL.LIMBAH KANDANG TERNAK ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN Alat : 1. Cangkul 2. Linggis 3. Parang 4. Palu 5. Paku 6. Gergaji Bahan : 1. Limbah kandang ternak 2. Kayu 3. Atap ilalang 4. Plastik. Alat Peraga II.A.15
  • 53. 69 PENGEL. LIMBAH KANDANG TERNAK CARA MENGELOLA LIMBAH KANDANG TERNAK 1. Buatlah lubang sedalam lutut (50 cm) dengan lebar kira-kira sepanjang linggis (1 m). Atau kotak ukuran 1 m x 1m x 50 cm. sebanyak 2 buah. Sebaiknya jarak/letak lubang atau kotak 30 – 50 cm dari kandang, 2. Buatlah naungan di atas lubang tersebut agar pupuk kandang yang kita kumpulkan terlindungi dari panas dan hujan. 3. Lubang penampungan atau kotak diberi plastik agar tidak bersentuhan langsung dengan tanah dan menjaga urine atau air kencing tidak meresap ke dalam tanah. Alat Peraga II.A.16
  • 54. 70 PENGEL.LIMBAH KANDANG TERNAK 4. Masukkan limbah kandang ternak yang telah tercampur dengan potongan sisa hasil tanaman atau sisa pakan ternak kedalam lubang atau kotak. Apabila tempat penampungan pertama sudah terisi penuh, limbah bisa dimasukkan kedalam penampungan kedua, demikian seterusnya. 5. Limbah kandang ternak siap dijadikan bahan baku kompos. Alat Peraga II.A.16
  • 55. 71 PESTISIDA ORGANIK I. Tujuan : 1. Peserta pelatihan mengetahui dan memahami pengertian pestisida organik. 2. Peserta pelatihan mengetahui sifat dan ciri tanaman yang bisa dijadikan pestisida organik. 3. Peserta pelatihan mengetahui manfaat dan keunggulan dari pestisida organik. 4. Peserta pelatihan mengetahui alat dan bahan serta cara pembuatan pestisida organik. II. Sasaran : 1. Pengurus kelompok tani 2. Petani pemandu 3. Pengurus kelembagaan di desa (formal dan non formal) 4. Petugas lapangan III. Waktu : Penyampaian materi teori : 45 menit Penyampaian materi praktek : 45 menit Total waktu : 90 menit IV. Metode : 1. Penjelasan/pemaparan 2. Curah pendapat 3. Tanya jawab 4. Praktek V. Alat dan Bahan : 1. Alat yang digunakan : 1. Flipchart 2. Gunting 3. Spidol 4. Isolasi kertas Bahan yang digunakan : Alat peraga B. TEKNOLOGI PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKITB. TEKNOLOGI PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKITB. TEKNOLOGI PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKITB. TEKNOLOGI PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKITB. TEKNOLOGI PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT a. PESTISIDA ORGANIKa. PESTISIDA ORGANIKa. PESTISIDA ORGANIKa. PESTISIDA ORGANIKa. PESTISIDA ORGANIK
  • 56. 72 PESTISIDA ORGANIK VI. Ringkasan Materi 1. Pengertian pestisida organik Ramuan yang dibuat dari tanaman atau bahan organik lainnya yang mempunyai rasa dan aroma menyengat, mengandung racun yang dihasilkan oleh tanaman atau hewan yang tidak disukai oleh hama dan penyakit tanaman. 2. Tiga sifat dan ciri tanaman yang bisa dijadikan bahan pestisida organik 1. Rasa (bersifat pahit atau pedas. Contoh : cabe, lengkuas, jahe, daun sirih, bawang putih, merica, brotowali dan lain-lain. 2. Aroma (bersifat wangi atau bau busuk). Contoh : daun pandan, jerangau, bunga kentut, daun sirsak dan lain-lain. 3. Kandungan racun yang dimilikinya. Contoh : umbi gadung, akar tuba, mindi, tembakau dan lain-lain. 3. Manfaat dan keunggulan dari pestisida organik : 1. Tidak mengakibatkan pencemaran lingkungan (air, udara dan tanah). 2. Murah, karena memanfaatkan bahan lokal yang tersedia disekitar kita dan bisa dibuat sendiri. 3. Tidak mengandung residu (kandungan bahan kimia berbahaya) sehingga aman bagi manusia dan ternak. 4. Tidak menimbulkan kekebalan pada hama. 5. Mudah digunakan. 4. Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan pestisida organik : Alat yang digunakan : 1. Pisau kecil 2. Lesung kecil 3. Botol aqua 2 buah 4. Saringan kelapa Bahan yang digunakan : 1. Daun sirsak 2. Tembakau 3. Sabun colek 4. Brotowali 5. Air 6. dll
  • 57. 73 PESTISIDA ORGANIK VII. Proses latihan : A. Langkah-langkah penyampaian materi teori : 1. Sampaikan salam kepada peserta pelatihan dan tujuan belajar dari sesi ini. 2. Gali pengalaman dari peserta pelatihan melalui curah pendapat mengenai pengertian pestisida organik. 3. Tuliskan jawaban peserta pelatihan di flipchart 4. Fasiliator menjelaskan mengenai pengertian pestisida organik dengan menampilkan alat peraga II.B.1 5. Fasiliator menjelaskan 3 sifat dan ciri tanaman yang dapat dijadikan pestisida organik dan tampilkan alat peraga II.B.2 6. Fasilitator menjelaskan manfaat dan keunggulan pestisida organik dan tampilkan alat peraga II.B.3 7. Berikan kesempatan kepada peserta pelatihan untuk menanyakan apakah ada materi yang kurang dipahami. 8. Fasilitator menjelaskan alat dan bahan yang digunakan dalam praktek pembuatan pestisida oraganik dan tempilkan alat peraga II.B.4 9. Fasilitator menjelaskan langkah-langkah dalam pembuatan pestisida organik dan tampilkan alat peraga II.B.5 10. Berikan kesempatan kepada peserta pelatihan untuk menanyakan hal-hal yang kurang dipahami. 11. Tutup sesi ini dengan mengucapkan terima kasih atas perhatian selama pelatihan. 5. Cara Pembuatan Pestisida Organik : 1. Daun sirsak, tembakau dan brotowali dipotong kecil-kecil kemudian ditumbuk sampai hancur. Setelah itu dicampur dengan air 2 liter. 2. Campuran bahan tadi disimpan dalam botol atau wadah yang sudah ditutup rapat dan dibiarkan 1 malam. 3. Kemudian bahan atau larutan disaring dan ambil airnya. 4. Untuk 1 liter larutan yang sudah dibuat dicampur dengan 9 liter air. 5. Tambahkan sabun colek secukupnya. 6. Penyemprotan ini dapat menggunakan semprotan hand sprayer atau alat semprot tradisional. 7. Penyemprotan dapat dilakukan 1 minggu sekali.
  • 58. 74 PESTISIDA ORGANIK PENGERTIAN PESTISIDA ORGANIK PESTISIDA ORGANIK Ramuan yang dibuat dari tanaman atau bahan organik lainnya yang mempunyai rasa dan aroma menyengat, mengandung racun yang dihasilkan oleh tanaman atau hewan yang tidak disukai oleh hama dan penyakit tanaman. Alat Peraga II.B.1 B. Langkah-langkah penyampaian materi praktek 1. Fasilitator meminta peseta pelatihan untuk berkumpul di dalam atau di luar ruangan. 2. Fasilitator dan peserta pelatihan mempraktekkan cara pembuatan pestisida oraganik. 3. Tanyakan kepada peserta pelatihan apakah ada hal-hal yang kurang dipahami 4. Ucapkan terima kasih atas perhatiannya selama praktek.
  • 59. 75 PESTISIDA ORGANIK TIGA SIFAT DAN CIRI TANAMAN YANG BISA DIJADIKAN BAHAN PESTISIDA ORGANIK : MANFAAT DAN KEUNGGULAN PESTISIDA ORGANIK 1. Rasa (bersifat pahit atau pedas). Contoh : cabe, lengkuas, jahe, daun sirih, bawang putih, merica, brotowali dan lain-lain. 2. Aroma (bersifat wangi atau bau busuk). Contoh : daun pandan, jerangau, bunga kentut, daun sirsak dan lain-lain. 3. Kandungan racun yang dimilikinya. Contoh : umbi gadung, akar tuba, mindi, tembakau dan lain-lain. 1. Tidak mengakibatkan pencemaran lingkungan (air, udara dan tanah). 2. Murah, karena memanfaatkan bahan lokal yang tersedia disekitar kita dan bisa dibuat sendiri. 3. Tidak mengandung residu (kandungan bahan kimia berbahaya) sehingga aman bagi manusia dan ternak. 4. Tidak menimbulkan kekebalan pada hama. 5. Mudah digunakan. Alat Peraga II.B.2 Alat Peraga II.B.3
  • 60. 76 PESTISIDA ORGANIK CONTOH PESTISIDA ORGANIK Bahan : 1. Daun sirsak 50 lembar 2. Tembakau 1 lonjor. 3. Sabun colek secukupnya 4. Brotowali 0,5 m 5. Air 2 liter. Pestisida organik ini bisa mengendalikan berbagai macam ulat (ulat Grayak), semut, Trips dan lain-lain. Alat : 1. Botol Aqua 2 buah. 2. lesung kecil. 3. saringan kelapa. 4. pisau kecil. Alat Peraga II.B.4
  • 61. 77 PESTISIDA ORGANIK CARA PEMBUATAN PESTISIDA ORGANIK 1. Daun sirsak, tembakau dan brotowali dipotong kecil-kecil kemudian ditumbuk sampai hancur. Setelah itu dicampur dengan air 2 liter. 2. Campuran bahan tadi disimpan dalam botol atau wadah yang sudah ditutup rapat dan dibiarkan 1 malam. 3. Kemudian bahan atau larutan disaring dan ambil airnya. 4. Untuk 1 liter larutan yang sudah dibuat dicampur dengan 9 liter air. Alat Peraga II.B.5
  • 62. 78 PESTISIDA ORGANIK 7. Penyemprotan dapat dilakukan 1 minggu sekali. 5. Tambahkan sabun colek secukupnya. 6. Penyemprotan dapat menggunakan semprotan hand sprayer atau alat semprot tradisional. Alat Peraga II.B.5
  • 63. 79 PERANGKAP HAMA LALAT BUAH I. Tujuan : 1. Peserta pelatihan mengetahui manfaat dan keunggulan perangkap hama lalat buah. 2. Peserta pelatihan mengetahui cara dan proses pembuatan perangkap hama lalat buah. 3. peserta pelatihan mengetahui dan mengerti penggunaan perangkap hama lalat buah. II. Sasaran : 1. Petani pemandu. 2. Pengurus kelompok tani. 3. Pengurus kelembagaan yang ada di desa (formal maupun non formal). 4. Petugas lapangan. III. Waktu : Penyampaian materi praktek : 45 menit IV. Metode : 1. Penjelasan/pemaparan 2. Diskusi/tanya jawab 3. Simulasi/praktek V. Alat dan Bahan : 1. Spidol 2. Flipchart 3. Lakban kertas 4. Lembaran alat peraga/gambar VI. Ringkasan Materi Latihan Hama lalat buah (Bactrocera sp) merupakan hama utama yang menyerang tanaman khususnya buah. Berkembangbiaknya pada tanaman cabe, tomat, jeruk, melon, timun, pisang dan tanaman lainnya. Kerugian yang ditimbulkan dapat mengakibatkan penurunan hasil panen secara kuantitas maupun kualitas karena buah menjadi busuk, sehingga tidak laku dijual/tidak diminati oleh pembeli. Pengendalian yang biasa dilakukan yaitu menggunakan perangkap lalat buah. Alat Perangkap lalat buah bisa dibuat dari botol plastik bekas air mineral berukuran 1 (satu) liter. bbbbb..... PERANGKAP HAMA LALAT BUAH.
  • 64. 80 PERANGKAP HAMA LALAT BUAH Senyawa pemikat yaitu metil eugenol yang berasal dari petrogenol mudah didapatkan di pasaran. Petrogenol dalam kemasan kecil (5 cc). Kalau tidak ada petrogenol dapat menggunakan daun tanaman selasih sebagai peggantinya. Manfaat perangkap hama lalat buah : 1. Mengendalikan hama lalat buah 2. Harga murah 3. Mudah dibuat 4. Ramah lingkungan 5. Mudah pemakaiannya Alat yang digunakan: 1. Pisau 2. Botol plastik 3. Corong plastik 4. Kapas 5. Kawat Bahan yang digunakan : 1. Petrogenol atau daun tanaman selasih 2. Sabun colek/deterjen 3. Air Cara pembuatan perangkap hama lalat buah : 1. Botol plastik dilubangi sebanyak 2 atau 4 lubang di sekelilingnya. 2. Lubang yang telah dibuat dimasukkan corong plastik. 3. Masukkan air sabun kedalam botol plastik setinggi ± 5 cm. 4. Ikat kapas yang telah ditetesi dengan petrogenol atau daun selasih di ujung kawat. 5. Masukkan kawat tersebut kedalam botol sehingga menggantung. Penggunaannya dengan cara menggantungkannya diantara tanaman dengan jarak 10 m untuk setiap perangkap hama. Setiap 2 (dua) minggu sekali kapas yang ada di dalam botol diganti dengan kapas yang baru, setelah ditetesi dengan petrogenol atau daun selasih.
  • 65. 81 PERANGKAP HAMA LALAT BUAH VII. Proses Penyampaian Materi. Materi yang berbentuk teori disampaikan terlebih dahulu, setelah selesai bisa dilanjutkan dengan materi praktek Langkah-langkah penyampaian materi : 1. Fasilitator meminta peserta pelatihan berkumpul, fasilitator menyapaikan salam dan tujuan belajar sesi ini. 2. Fasilitator menjelaskan maanfaat perangkap hama lalat buah dengan menampilkan alat peraga II.B.6 3. Fasilitator menjelaskan alat dan bahan membuat perangkap hama lalat buah dengan menampilkan alat peraga II.B.7 4. Fasilitator menjelaskan cara membuat perangkap hama lalat buah dengan menampilkan alat peraga II.B.8 5. Fasilitator menjelaskan cara penggunaan perangkap hama lalat buah dengan menampilkan alat peraga II.B.9 6. Berikan kesempatan kepada peserta pelatihan untuk menanyakan hal-hal yang kurang dipahami dari materi yang telah disampaikan. 7. Fasilitator mengucapkan terima kasih kepada semua peserta atas perhatian selama pelatihan. MAANFAAT PERANGKAP HAMA LALAT BUAH 1. Mengendalikan hama lalat buah 2. Harga murah 3. Mudah dibuat 4. Ramah lingkungan 5. Mudah pemakaiannya Alat Peraga II.B.6
  • 66. 82 PERANGKAP HAMA LALAT BUAH ALAT DAN BAHAN Alat yang digunakan: 1. Pisau 2. Botol plastik 3. Corong plastik 4. Kapas 5. Kawat Bahan yang digunakan : 1. Petrogenol atau daun selasih 2. Sabun colek/deterjen 3. Air Alat Peraga II.B.7
  • 67. 83 PERANGKAP HAMA LALAT BUAH CARA MEMBUAT PERANGKAP HAMA LALAT BUAH 1. Botol plastik dilubangi sebanyak 2 atau 4 lubang di sekelilingnya. 2. Lubang yang telah dibuat dimasukkan corong plastik. 3. Masukkan air sabun kedalam botol plastik setinggi ± 5 cm. 4. Ikat kapas yang telah ditetesi dengan petrogenol atau daun selasih diujung kawat. 5. Masukkan kawat tersebut kedalam botol sehingga menggantung. Alat Peraga II.B.8
  • 68. 84 PERANGKAP HAMA LALAT BUAH CARA PENGGUNAAN PERANGKAP HAMA LALAT BUAH Penggunaannya dengan cara menggantungkannya diantara tanaman dengan jarak 10 m untuk setiap perangkap hama. Setiap 2 minggu sekali kapas yang ada didalam botol diganti dengan kapas yang baru, setelah ditetesi dengan petrogenol atau daun selasih. Alat Peraga II.B.9
  • 69. 85 OKULASI TANAMAN KARET I. Tujuan : 1. Peserta pelatihan mengetahui dan memahami pengertian okulasi tanaman karet. 2. Peserta pelatihan mengetahui syarat-syarat tanaman karet yang dapat di jadikan sebagai batang bawah dan batang atas untuk di okulasi. 3. Peserta pelatihan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan okulasi tanaman karet. 4. Peserta pelatihan mengetahui aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam melakukan okulasi tanaman karet. 5. Peserta pelatihan mengetahui bahan dan alat yang digunakan dalam melakukan okulasi tanaman karet. 6. Peserta pelatihan mengetahui tahapan-tahapan melakukan okulasi tanaman karet. II. Sasaran : 1. Petani pemandu 2. Pengurus kelompok 3. Pengurus kelembagaan desa (formal dan non formal) 4. Petugas lapangan III. Waktu : Penyampaian materi teori : 30 menit Penyampaian materi praktek : 60 menit Total waktu : 90 menit IV. Metode : 1. Penjelasan/pemaparan 2. Diskusi/tanya jawab 3. Praktek V. Alat dan Bahan : Alat yang digunakan : 1. Spidol 2. Flipchart 3. Isolasi kertas 4. lembar alat peraga 5. Pisau okulasi 6. Plastik pembalut okulasi 7. Kain atau lap tangan yang bersih C. TEKNOLOGI PERBANYAKAN TANAMANC. TEKNOLOGI PERBANYAKAN TANAMANC. TEKNOLOGI PERBANYAKAN TANAMANC. TEKNOLOGI PERBANYAKAN TANAMANC. TEKNOLOGI PERBANYAKAN TANAMAN OKULASI TANAMAN KARETOKULASI TANAMAN KARETOKULASI TANAMAN KARETOKULASI TANAMAN KARETOKULASI TANAMAN KARET
  • 70. 86 OKULASI TANAMAN KARET VI. Ringkasan Materi Latihan. Bibit unggul untuk tanaman karet yang dihasilkan melalui perbanyakan okulasi dimaksudkan agar tamanan pertumbuhanya seragam dan menghasilkan lateks (getah karet) yang banyak. 3. Syarat-syarat tanaman karet menjadi batang atas (entres) : 1. Pertumbuhan kuat, normal dan bebas dari hama dan penyakit. 2. Memiliki sifat agronomis (produksi) lateks yang banyak. 3. Kulit tebal dan empuk (tidak keras). 4. Tahan terhadap serangan hama dan penyakit. 4. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan okulasi tanaman karet : 1. Ketelitian dalam membuat okulasi. 2. Keterampilan pelaksana okulasi. 3. Kebersihan dalam okulasi. 5. Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam melakukan okulasi tanaman karet : 1. Pisau okulasi harus tajam dan bersih 2. Kain pembersih dan plastik pembalut harus bersih 3. Bekerja dengan cepat. 4. Kambium jangan dibiarkan terlalu lama dan mengering. 5. Bidang luka sayatan jangan kotor. 6. Kambium diusahakan melekat satu dengan yang lain. 7. Mata entris diambil dari cabang-cabang yang terlalu muda dan tidak terlau tua. 8. Penempelan mata entris tidak terbalik. 1. Pengertian okulasi adalah perbanyakan tanaman secara vegetatif melalui regenerasi jaringan sehingga terjadi pertautan atau penyatuan antara mata tunas (batang atas) dengan batang bawah tanaman karet lain. Tujuan untuk membentuk tanaman baru yang mempunyai sifat-sifat yang lebih baik. 2. Syarat-syarat tamanan karet menjadi batang bawah : 1. Mempunyai akar kuat. 2. Tahan terhadap serangan hama dan penyakit. 3. Mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan. 4. Mempunyai kecepatan tumbuh sama dengan batang atas. 5. Tidak mengurangi mutu dan jumlah hasil pada tanaman barunya. Bahan yang digunakan : 1. Batang bawah tanaman karet 2. Batang atas tamanan karet
  • 71. 87 OKULASI TANAMAN KARET 6. Alat-alat yang digunakan untuk melakukan okulasi tanaman karet : 1. Pisau okulasi. 2. Plastik pembalut okulasi. 3. Kain atau lap tangan yang bersih. 7. Bahan yang digunakan untuk melakukan okulasi tanaman karet : 1. Batang bawah tanaman karet. 2. Batang atas tamanan karet. 8. Tahapan-tahapan pelaksanaan okulasi tanaman karet : 1. Membersihkan batang bawah menggunakan kain yang halus sehingga batang bawah bersih. 2. Pilih batang bawah yang tidak bertunas dengan lingkar batang minimal 1,3 cm. 3. Membuat jendela okulasi; sayat batang 5 -7 cm dengan lebar sayatan maksimal 0,5 lingkar batang dan 1/3 lidah jendela dipotong. 4. Pengambilan mata okulasi; sayatlah mata entres yang baik dengan panjang 3-5 cm dengan lebar 1-1,5 cm atau disesuaikan dengan panjang dan lebar jendela batang bawah. Untuk bukaan batang bawah mata okulasi disayat bersama lapisan kayu dari arah pangkal batang entres sampai dibawah mata tunas. 5. Cara melepas kayu dengan perisai yaitu dari bagian atas sayatan mata entres dengan menjepitnya menggunakan pisau okulasi, lalu tarik perlahan- lahan agar mata entres tidak tertinggal dilapisan kayu. 6. Mata okulasi siap, secepatnya jendela dibuka, segera masukkan mata okulasi dan ditekan, ujung perisainya yang bersentuhan dengan pisau okulasi dipotong dan dibuang. 7. Jendela okulasi dibalut dengan plastik okulasi. Untuk pembalutan bukaan atas, dilakukan mulai dari bawah perlahan sampai keatas sedangkan pembalutan bukaan bawah kebalikan dari pembalutan bukaan atas. 8. Setelah 3 minggu balutan dibuka. Toreh mata okulasi (diluar mata), bila hijau dinyatakan berhasil. Okulasi yang berhasil diberi tanda plastik. Kalau okulasi tidak berhasil lakukan okulasi kembali dari bagian yang tidak kena okulasi. 9. Sebelum dicabut bibit dipotong miring 5 - 7 cm diatas tempelan mata okulasi. Pemotongan 1-2 minggu setelah plastik okulasi.
  • 72. 88 OKULASI TANAMAN KARET VII. Proses Penyampaian Materi. A. Langkah-langkah penyampaian materi teori okulasi tanaman karet : 1. Sampaikan salam kepada peserta pelatihan dan jelaskan tujuan belajar pada sesi ini. 2. Lakukan curah pendapat kepada peserta pelatihan mengenai pengertian okulasi karet. 3. Tuliskan jawaban peserta di flipchart. 4. Kemudian jelaskan pengertian okulasi karet dan tampilkan alat peraga II.C.1 5. Fasilitator menjelaskan syarat batang bawah dan batang atas dan tampilkan alat peraga II.C.2 6. Beri kesempatan kepada peserta pelatihan untuk bertanya. 7. Fasilitator menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan okulasi karet dan aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam melakukan okulasi karet. Tampilkan alat peraga II.C.3 8. Falitatator menjelaskan alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan okulasi tanaman karet dengan menampilkan alat peraga II.C.4 9. Fasilitator menjelaskan langkah-langkah atau tahapan – tahapan okulasi karet dan tampilan alat peraga 2.C.5 10. Berikan kesempatan kepada peserta pelatihan untuk bertanya 11. Tutup sesi ini dengan mengucapkan terima kasih atas perhatian selama pelatihan. B. Langkah-langkah penyampaian materi praktek okulasi tanaman karet 1. Fasilitator meminta peserta untuk berkumpul guna memperhatikan kegiatan praktek. 2. Fasilitator mempraktekkan cara okulasi tanaman karet. 3. Berikan kesempatan kepada peserta pelatihan pelatihan untuk bertanya. 5. Mintalah beberapa peserta pelatihan mempraktekkan okulasi tanaman karet. 6. Setelah selesai kegiatan, ucapkan terima kasih kepada semua peserta pelatihan yang telah membantu dalam kegiatan praktek.
  • 73. 89 OKULASI TANAMAN KARET PENGERTIAN OKULASI KARET OKULASI KARET Perbanyakan tanaman secara vegetatif melalui regenerasi jaringan terjadi pertautan atau penyatuan antara mata tunas (entres) dengan batang bawah tanaman lain. Tujuan okulasi untuk membentuk tanaman baru yang mempunyai sifat-sifat yang lebih baik. SYARAT BATANG BAWAH SYARAT BATANG ATAS (ENTRES) 1. Mempunyai akar kuat. 2. Tahan terhadap serangan hama dan penyakit. 3. Mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan. 4. Mempunyai kecepatan tumbuh sama dengan batang atas. 5. Tidak mengurangi mutu dan jumlah hasil pada tanaman barunya. 1. Pertumbuhan kuat, normal dan bebas dari hama dan penyakit. 2. Memiliki sifat produksi latek yang banyak. 3. Kulit tebal dan empuk (tidak keras). 4. Tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Alat Peraga II.C.1 Alat Peraga II.C.2
  • 74. 90 OKULASI TANAMAN KARET FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN OKULASI TANAMAN KARET ASPEK-ASPEK YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM MELAKUKAN OKULASI TANAMAN KARET Alat peraga 2.C.26 1. Ketelitian dalam membuat okulasi tanaman karet. 2. Keterampilan pelaksana okulasi. 3. Kebersihan dalam pelaksanaan okulasi tanaman karet. 1. Pisau okulasi harus tajam dan bersih. 2. Kain pembersih dan plastik pembalut harus bersih. 3. Bekerja dengan cepat. 4. Kambium jangan dibiarkan terlalu lama dan mengering 5. Bidang luka sayatan jangan kotor. 6. Kambium diusahakan melekat satu dengan yang lainnya. 7. Mata entres jangan diambil dari cabang- cabang yang terlalu muda dan terlalu tua. 8. Penempelan mata entres tidak terbalik. Alat Peraga II.C.3
  • 75. 91 OKULASI TANAMAN KARET ALAT DAN BAHAN Alat yang digunakan : 1. Pisau okulasi 2. Plastik pembalut okulasi 3. Kain atau lap tangan yang bersih Bahan yang digunakan : 1. Batang bawah tanaman karet 2. Batang atas tamanan karet Alat Peraga II.C.4
  • 76. 92 OKULASI TANAMAN KARET LANGKAH-LANGKAH DALAM MELAKUKAN OKULASI TANAMAN KARET 1. Membersihkan batang bawah menggunakan kain yang halus sehingga batang bawah bersih. 2. Pilih batang bawah yang tidak bertunas dengan lingkar batang minimal 1,3 cm. 3. Membuat jendela okulasi, sayat batang 5 -7 cm dengan lebar sayatan maksimal 0,5 lingkar batang dan 1/3 lidah jendela dipotong. Alat Peraga II.C.5
  • 77. 93 OKULASI TANAMAN KARET 6. Mata okulasi siap, secepatnya jendela dibuka, segera masukkan mata okulasi dan ditekan, ujung perisainya yang bersentuhan dengan pisau okulasi dipotong dan dibuang. 4. Pengambilan mata okulasi, sayatlah mata entres yang baik dengan panjang 3-5 cm dengan lebar 1-1,5 cm atau sesuaikan dengan panjang dan lebar jendela batang bawah. Untuk bukaan batang bawah mata okulasi disayat bersama lapisan kayu dari arah pangkal batang entres sampai dibawah mata tunas. 5. Cara melepas kayu dengan perisai yaitu dari bagian atas sayatan mata entres dengan menjepitnya menggunakan pisau okulasi lalu tarik perlahan-lahan agar mata entres tidak tertinggal dilapisan kayu. Alat Peraga II.C.5
  • 78. 94 OKULASI TANAMAN KARET 7. Jendela okulasi dibalut dengan plastik okulasi. Untuk pembalutan bukaan atas, dilakukan mulai dari bawah perlahan sampai keatas sedangkan pembalutan bukaan bawah kebalikan dari pembalutan bukaan atas. 8. Setelah 3 minggu balutan dibuka. Toreh mata okulasi (diluar mata), bila hijau dinyatakan berhasil. Okulasi yang berhasil diberi tanda plastik. Kalau okulasi tidak berhasil lakukan okulasi kembali dari bagian yang tidak kena okulasi. 9. Sebelum dicabut bibit dipotong miring 5 - 7 cm diatas tempelan mata okulasi. Pemotongan 1-2 minggu setelah plastik okulasi. Alat Peraga II.C.5
  • 79. 95 BOKASHI PAKAN IKAN I. Tujuan : 1. Peserta pelatihan mengetahui alat dan bahan untuk membuat bokashi pakan ikan 2. Peserta pelatihan mengetahui manfaat dan kegunaan bokashi pakan ikan. 3. Peserta pelatihan mengerti dan mengetahui cara membuat bokashi pakan ikan. II. Sasaran : 1. Pengurus kelompok tani 2. Petani pemandu 3. Pengurus kelembagaan di desa (formal dan non formal) 4. Petugas lapangan III. Waktu : Penyampaian materi teori : 30 menit Penyampaian materi praktek : 30 menit Total waktu : 60 menit IV. Metode : 1. Penjelasan/pemaparan 2. Tukar pengalaman 3. Praktek V. Alat dan Bahan : 1. Flipchart 2. Spidol 3. Isolasi kertas 4. Alat peraga VI. Ringkasan Materi D. TEKNOLOGI PEMBUATAN PAKAN IKAND. TEKNOLOGI PEMBUATAN PAKAN IKAND. TEKNOLOGI PEMBUATAN PAKAN IKAND. TEKNOLOGI PEMBUATAN PAKAN IKAND. TEKNOLOGI PEMBUATAN PAKAN IKAN BOKASHI PAKAN IKANBOKASHI PAKAN IKANBOKASHI PAKAN IKANBOKASHI PAKAN IKANBOKASHI PAKAN IKAN Kegiatan usaha tani yang dipadukan dengan pengembangan budidaya ikan, baik itu di kolam maupun keramba memerlukan ketersedian pakan ikan yang cukup banyak. Untuk mengatasi kekurangan pakan ikan dapat di buat bokashi pakan ikan.
  • 80. 96 BOKASHI PAKAN IKAN 1. Manfaat dan kegunaan dari pembuatan bokashi pakan ikan : 1. Dapat dibuat setiap waktu 2. Bahan untuk membuat bokashi pakan ikan dapat diperoleh dari bahan lokal 3. Biaya murah 4. Adanya bokashi pakan ikan, tidak perlu membeli pakan pabrik 5. Ramah lingkungan (tidak mencemari air dan ikan di kolam atau keramba) 2. Alat dan bahan yang digunakan dalam membuat bokashi pakan ikan : 1. Alat yang digunakan 1. Gilingan bumbu 1 unit. 2. Nampan atau nyiru 1 unit. 3. Pisau 1 unit. 4. Lesung 5. Kertas koran bekas secukupnya 2. Bahan yang digunakan 1. Dedak 10 kg 2. Tepung jagung 1 kg. 3. Dedaunan (daun pepaya, daun ubi kayu yang telah dikeringkan 0,03 kg (30 gram). 4. Biji-bijian (biji karet, biji rambutan, kacang tanah, kacang hijau dan biji- biji yang lain) 0,05 kg (50 gram). 5. Ikan kering yang sudah rusak 0,05 kg (50 gram) 6. Tepung rumah bekicot atau siput (dibakar dan dihaluskan) 0,05 kg (50 gram) 7. EM4 perikanan sebanyak 2 tutup botol. 8. Tepung kanji atau tepung tapioka 0,02 kg (20 gram). 9. Air secukupnya 3. Cara membuat bokashi pakan ikan : 1. Biji karet, biji rambutan, kacang tanah, kacang hijau dan biji-bij yang lain disangrai, kemudian di tumbuk. 2. Daun pepaya dan ubi kayu ditumbuk. 3. Dedak, tepung jagung, dedaunan yang telah ditumbuk, ikan kering dan tepung rumah bekicot atau siput disangrai. 4. Campurkan semua bahan dengan air dan Em4, aduk hingga rata. 5. Giling adonan pakan ikan , usahakan agar hasil gilingan tidak menumpuk supaya memudahkan dalam pengeringan. 6. Jemur hasil gilingan di atas nampan atau nyiru yang telah dialasi koran sampai kering 7. Pakan ikan siap digunakan
  • 81. 97 BOKASHI PAKAN IKAN VII. Proses latihan : Langkah-langkah penyampaian materi : 1. Sampaikan salam kepada peserta pelatihan dan jelaskan tujuan belajar dari sesi ini 2. Fasilitator menanyakan kepada peserta apakah ada yang punya pengalaman dalam membuat bokashi pakan ikan 3. Fasilitator menjelaskan manfaat dan kegunaan pembuatan bokashi pakan ikan dan tampilkan alat peraga II.D.1 4. Fasiliator menjelaskan alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan bokashi pakan ikan dan tampilkan alat peraga II.D.2 5. Fasilitator menjelaskan cara membuat bokashi pakan ikan dan tampilkan alat peraga II.D.3 6. Berikan kesempatan kepada peserta pelatihan untuk menanyakan hal-hal yang kurang dipahami dari materi yang disampaikan. 7. Fasilitator dan peserta pelatihan praktek membuat bokashi pakan ikan. 8. Ucapkan terima kasih atas perhatian selama pelatihan 1. Dapat dibuat setiap waktu 2. Bahan-bahan untuk membuat bokashi pakan ikan dapat diperoleh dari bahan lokal 3. Biaya murah 4. Ramah lingkungan (tidak mencemari air dan ikan di kolam atau keramba) MANFAAT DAN KEGUNAAN PEMBUATAN BOKASHI PAKAN IKAN Alat Peraga II.D.1
  • 82. 98 BOKASHI PAKAN IKAN ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN Alat yang digunakan : 1. Gilingan bumbu 1 unit. 2. Nampan atau nyiru 1 unit. 3. Pisau 1 unit. 4. Lesung 5. Kertas koran bekas secukupnya Bahan yang digunakan : 1. Dedak 10 kg 2. Tepung jagung 1 kg. 3. Dedaunan (daun pepaya, daun ubi kayu yang telah dikeringkan 0,03 kg (30 gram). 4. Biji-bijian (biji karet, biji rambutan, kacang tanah, kacang hijau dan biji-biji yang lain) 0,05 kg (50 gram). 5. Ikan kering yang sudah rusak 0,05 kg (50 gram) 6. Tepung rumah bekicot atau siput (dibakar dan dihaluskan) 0,05 kg (50 gram) 7. EM4 perikanan sebanyak 2 tutup botol. 8. Tepung kanji atau tepung tapioka 0,02 kg (20 gram). 9. Air secukupnya Alat Peraga II.D.2
  • 83. 99 BOKASHI PAKAN IKAN CARA MEMBUAT BOKASHI PAKAN IKAN Alat peraga 2.D.31 1. Biji karet, biji rambutan, kacang tanah, kacang hijau dan biji-biji yang lain disangrai, kemudian ditumbuk. 2. Daun pepaya dan daun ubi kayu ditumbuk. 3. Dedak, tepung jagung, dedaunan yang telah ditubuk , ikan kering dan tepung rumah bekicot atau siput disangrai. 4. Campurkan semua bahan dengan air dan Em4, aduk hingga rata. Alat Peraga II.D.3
  • 84. 100 BOKASHI PAKAN IKAN 5. Giling adonan pakan ikan, usahakan agar hasil gilingan tidak menumpuk supaya memudahkan dalam pengeringan. 6. Jemur hasil gilingan di atas nampan atau nyiru yang telah dialasi koran sampai kering. 7. Pakan ikan siap digunakan. Alat peraga 2.D.31Alat Peraga II.D.3
  • 85. 40 TEKNOLOGI PERTANIANTEKNOLOGI PERTANIANTEKNOLOGI PERTANIANTEKNOLOGI PERTANIANTEKNOLOGI PERTANIAN BERKELANJUTANBERKELANJUTANBERKELANJUTANBERKELANJUTANBERKELANJUTAN SECARA PARTISIPATIFSECARA PARTISIPATIFSECARA PARTISIPATIFSECARA PARTISIPATIFSECARA PARTISIPATIF YANG DIKEMBANGKANYANG DIKEMBANGKANYANG DIKEMBANGKANYANG DIKEMBANGKANYANG DIKEMBANGKAN TEKNOLOGITEKNOLOGITEKNOLOGITEKNOLOGITEKNOLOGI PENGENDALIANPENGENDALIANPENGENDALIANPENGENDALIANPENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKITHAMA DAN PENYAKITHAMA DAN PENYAKITHAMA DAN PENYAKITHAMA DAN PENYAKIT TEKNOLOGITEKNOLOGITEKNOLOGITEKNOLOGITEKNOLOGI PERBANYAKANPERBANYAKANPERBANYAKANPERBANYAKANPERBANYAKAN TANAMANTANAMANTANAMANTANAMANTANAMAN TEKNOLOGITEKNOLOGITEKNOLOGITEKNOLOGITEKNOLOGI MEMPERTAHANKANMEMPERTAHANKANMEMPERTAHANKANMEMPERTAHANKANMEMPERTAHANKAN KESUBURAN TANAHKESUBURAN TANAHKESUBURAN TANAHKESUBURAN TANAHKESUBURAN TANAH TEKNOLOGITEKNOLOGITEKNOLOGITEKNOLOGITEKNOLOGI PEMBUATANPEMBUATANPEMBUATANPEMBUATANPEMBUATAN PAKANPAKANPAKANPAKANPAKAN
  • 86.
  • 87. 42 TEKNOLOGI KOMPOS INSTAN/BOKASHI A.A.A.A.A. TEKNOLOGI MEMPERTAHANKAN KESUBURAN TANAHTEKNOLOGI MEMPERTAHANKAN KESUBURAN TANAHTEKNOLOGI MEMPERTAHANKAN KESUBURAN TANAHTEKNOLOGI MEMPERTAHANKAN KESUBURAN TANAHTEKNOLOGI MEMPERTAHANKAN KESUBURAN TANAH a.a.a.a.a. PUPUK BOKASHIPUPUK BOKASHIPUPUK BOKASHIPUPUK BOKASHIPUPUK BOKASHI I. Tujuan : 1. Peserta pelatihan mengetahui dan memahami pengertian pupuk bokashi. 2. Peserta pelatihan mengetahui manfaat dan keunggulan pupuk bokashi. 3. Peserta pelatihan mengetahui jenis-jenis pupuk bokashi 4. Peserta pelatihan mengetahui cara membuat pupuk bokashi dan penggunaanya. II. Sasaran : 1. Pengurus kelompok tani 2. Petani pemandu 3. Pengurus kelembagaan di desa (formal dan non formal) 4. Petugas lapangan III. Waktu : Penyampaian materi teori : 45 menit Penyampaian materi praktek : 75 menit Total waktu : 120 menit IV. Metode : 1. Penjelasan/pemaparan 2. Curah pendapat 3. Tanya jawab 4. Praktek V. Alat Dan Bahan : Alat yang digunakan : 1. Spidol TEKNOLOGI PERTANIAN BERKELANJUTANTEKNOLOGI PERTANIAN BERKELANJUTANTEKNOLOGI PERTANIAN BERKELANJUTANTEKNOLOGI PERTANIAN BERKELANJUTANTEKNOLOGI PERTANIAN BERKELANJUTAN SECARA PARTISIPATIF YANG DIKEMBANGKANSECARA PARTISIPATIF YANG DIKEMBANGKANSECARA PARTISIPATIF YANG DIKEMBANGKANSECARA PARTISIPATIF YANG DIKEMBANGKANSECARA PARTISIPATIF YANG DIKEMBANGKAN
  • 88. 43 TEKNOLOGI KOMPOS INSTAN/BOKASHI 2. Kertas flipchart 3. Isolasi 4. Alat peraga 5. Cangkul 6. Parang 7. Ember 8. Terpal atau karung goni Bahan yang digunakan : 1. Jerami padi, rumput, daun-daunan, sisa tanaman kacang-kacangan dan sebagainya. 2. Dedak 3. Sekam padi 4. Gula pasir 5. EM4 6. Air VI. Ringkasan Materi Latihan. 1. Pengertian Bokashi : hasil fermentasi bahan organik (jerami, sampah organik, rumput-rumputan, dll) dengan teknologi EM4 yang dapat digunakan sebagai pupuk organik untuk menyuburkan tanah dan meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman. Bokashi dapat dibuat dalam beberapa hari dan bisa langsung digunakan sebagai pupuk. 2. Manfaat dan keunggulan dari pupuk bokashi : 1. Unsur hara lengkap (unsur makro dan mikro) dan memperbaiki struktur tanah. 2. Murah karena memanfaatkan bahan lokal yang tersedia di sekitar dan dibuat sendiri. 3. Produksi tanaman kompetitif, tidak mengakibatkan pencemaran lingkungan. 4. Tidak mengandung racun sehingga aman bagi manusia dan ternak. 5. Mudah digunakan. 3. Cara pemberian pupuk bokashi : 1. Bokashi di berikan 3-4 genggam setiap meter persegi disebar atau pada pengolahan tanah, merata di atas permukaan tanah, pada tanah yang kurang subur dapat diberikan lebih banyak. 2. Pada lahan sawah pemberian bokashi dilakukan pada waktu pembajakan dan setelah tanaman padi berumur 14 hari dan 1 bulan. 4. Jenis-jenis pupuk bokashi : 1. Bokashi jerami
  • 89. 44 TEKNOLOGI KOMPOS INSTAN/BOKASHI 2. Bokashi pupuk kandang 3. Bokashi pupuk kandang dan arang 4. Bokashi pupuk kandang dan tanah 5. Bokashi ekpres (24 jam) 5. Langkah-langkah membuat pupuk bokashi 1. Cincang hijauan dengan menggunakan parang dengan ukuran 2 – 5cm. 2. Campurkan bahan-bahan hijauan dengan dedak. 3. Larutkan EM4 ke dalam air dengan dosis 2 tutup botol dalam 3 liter air. 4. Tambahkan gula pasir sebanyak 2 sendok makan, aduk hingga larut. 5. Siramkan perlahan-lahan ke campuran bahan, aduk hingga rata dengan kelembaban 40 – 50% atau apabila digenggam dan dilepas tidak terburai. 6. Hamparkan bahan tersebut dan diberi alas agar tidak bersentuhan langsung dengan tanah, dengan ketinggian tumpukan 5 – 10 cm. 7. Lakukan pembalikan dalam satu kali, selama 3 – 4 hari, apabila suhu lebih dari 450 C. 8. Setelah 3 – 4 hari, bokashi sudah dapat digunakan dengan ciri tidak bau busuk, ada jamur berwarna putih dan tidak terasa panas lagi. VII. Proses Pelatihan A. Penyampaian materi teori pupuk bokashi 1. Sampaikan salam kepada peserta pelatihan dan jelaskan tujuan belajar dari sesi ini. 2. Lakukan curah pendapat mengenai pengertian bokashi kepada peserta pelatihan. 3. Tuliskan jawaban peserta pelatihan di flipchart 4. Fasilitator menjelaskan pengertian bokashi dengan menampilkan alat peraga II.A.1 5. Fasilitator menjelaskan manfaat dan keunggulan dari bokashi kemudian tampilkan alat peraga II.A.2 6. Fasilitator menjelaskan jenis-jenis pupuk bokashi dan tampilkan alat Peraga II.A.3 7. Berikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya. 8. Fasilitator menjelaskan alat dan bahan yang digunakan dalam membuat pupuk bokashi dan tampilkan alat peraga II.A.4 9. Fasilitator menjelaskan langkah-langkah pembuatan pupuk bokashi dan tampilkan alat peraga II.A.5 10. Tutup sesi dengan mengucapkan terima kasih atas perhatiannya. B. Penyampaian materi praktek pupuk bokashi : 1. Peserta pelatihan diminta untuk berkumpul guna memperhatikan kegiatan praktek.
  • 90. 45 TEKNOLOGI KOMPOS INSTAN/BOKASHI PENGERTIAN PUPUK BOKASHI 2. Fasilitator dan peserta pelatihan mempraktekan cara pembuatan pupuk bokashi. 3. Tanyakan kembali kepada peserta pelatihan apakah ada hal-hal yang kurang dipahami dari praktek. 4. Tutup sesi dengan mengucapkan terima kasih atas perhatiannya. PUPUK BOKASHI Hasil fermentasi bahan organik (jerami, sampah organik, rumput-rumputan, dll) dengan teknologi EM4 yang dapat digunakan sebagai pupuk organik untuk menyuburkan tanah dan meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman. Bokashi dapat dibuat dalam beberapa hari dan bisa langsung digunakan sebagai pupuk. Alat Peraga II.A.1
  • 91. 46 TEKNOLOGI KOMPOS INSTAN/BOKASHI MANFAAT DAN KEUNGGULAN PUPUK BOKASHI JENIS-JENIS BOKASHI Alat peraga 2.A.3 1. Unsur hara lengkap (unsur makro dan mikro) dan memperbaiki struktur tanah. 2. Murah karena memanfaatkan bahan lokal yang tersedia di sekitar dan dibuat sendiri. 3. Produksi tanaman kompetitif, tidak mengakibatkan pencemaran lingkungan. 4. Tidak mengandung racun (residu) sehingga aman bagi manusia dan ternak. 5. Mudah digunakan. • Bokashi jerami • Bokashi pupuk kandang • Bokashi pupuk kandang dan arang • Bokashi pupuk kandang dan tanah • Bokashi Ekspres (24 jam) Alat Peraga II.A.2 Alat Peraga II.A.3
  • 92. 47 TEKNOLOGI KOMPOS INSTAN/BOKASHI Handout 6.1.2 ALAT : • Ember • Karung BAHAN : • Hijauan = 1 sak • Dedak = 2 kg • EM4 = 2 tutup botol • Gula = 2 sendok makan ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN Alat Peraga II.A.4
  • 93. 48 TEKNOLOGI KOMPOS INSTAN/BOKASHI 1. Cincang hijauan dengan menggunakan parang dengan ukuran 2 – 5cm. 2. Campurkan bahan-bahan hijauan dengan dedak. 3. Larutkan EM4 ke dalam air dengan dosis 2 tutup botol dalam 3 liter air. 4. Tambahkan gula pasir sebanyak 2 sendok makan, aduk hingga larut. LANGKAH-LANGKAH Alat Peraga II.A.5
  • 94. 49 TEKNOLOGI KOMPOS INSTAN/BOKASHI 5. Siramkan perlahan-lahan ke campuran bahan, aduk hingga rata dengan kelembaban 40 – 50% atau apabila digenggam dan dilepas tidak terburai. 6. Hamaparkan bahan tersebut dan diberi alas agar tidak bersentuhan langsung dengan tanah, dengan ketinggian tumpukan 5 – 10 cm. 7. Lakukan pembalikan dalam satu kali, selama 3 – 4 hari, apabila suhu lebih dari 450 C. 8. Setelah 3 – 4 hari, bokashi sudah dapat digunakan dengan ciri tidak bau busuk, ada jamur berwarna putih dan tidak terasa panas lagi.
  • 95. 50 TEKNOLOGI PUPUK PUNTAL b.b.b.b.b. PUPUK ORGANIK LOKAL (PUNTAL)PUPUK ORGANIK LOKAL (PUNTAL)PUPUK ORGANIK LOKAL (PUNTAL)PUPUK ORGANIK LOKAL (PUNTAL)PUPUK ORGANIK LOKAL (PUNTAL) I. Tujuan : 1. Peserta pelatihan memahami dan mengetahui pengertian pupuk organik lokal (puntal). 2. Peserta pelatihan mengetahui bahan dan alat untuk membuat pupuk organik lokal (puntal). 3. Peserta pelatihan mengetahui cara membuat pupuk organik lokal (puntal) menggunakan EM4. II. Sasaran : 1. Petani pemandu 2. Pengurus kelompok 3. Pengurus kelembagaan desa (formal dan non formal) 4. Petugas lapangan III. Waktu : Penyampaian materi/praktek : 90 menit IV. Metode : 1. Penjelasan/pemaparan 2. Diskusi/tanya jawab 3. Praktek V. Alat Dan Bahan: Alat yang digunakan : 1. Spidol 2. Flipchart 3. Lakban kertas 4. Lembaran alat peraga/gambar Bahan yang digunakan : · Gulma atau jerami padi VI. Ringkasan Materi Latihan. 1. Pengertian puntal Proses pembusukan gulma dengan cara memuntal (menggulung) gulma hasil dari penyiangan pada salah satu tahapan kegiatan mempersiapkan lahan dalam bercocok tanam padi sawah. Pemuntalan dilakukan setelah gulma layu, yaitu dengan mengumpulkan gulma menjadi satu gulungan yang berbentuk gundukan-gundukan kecil. Untuk mempercepat pelapukan puntal diberikan larutan EM4 yang sudah dicairkan dengan air.
  • 96. 51 TEKNOLOGI PUPUK PUNTAL 2. Alat dan bahan yang digunakan : Alat yang digunakan untuk membuat pupuk organik lokal atau puntal : 1. Tajak 2. Ember 3. Gayung mandi 4. Parang 5. Gembor atau handsprayer Bahan yang digunakan untuk membuat pupuk organik lokal atau puntal : 1. Gulma yang telah disiang menggunakan tajak 2. EM4 sebanyak 5 sendok makan 3. Air sebanyak 15 Liter 4. Gula pasir sebanyak 2 sendok makan 3. Tahap-tahapan pembuatan pupuk organik lokal puntal : 1. Pembersihan atau penyiangan gulma menggunakan alat tajak 2. Gulma yang telah disiang dibiarkan 2-3 hari agar layu 3. Lakukan pemuntalan pada gulma-gulma yang sudah layu. 4. Campurkan bahan-bahan EM4, gula pasir dan air dan masukan ke dalam gembor atau handsprayer 5. Siramkan larutan EM4 yang telah dilarutkan sebanyak kurang lebih 0.5 liter per puntalan 6. Lakukan pembalikan pada hari ke 3 (tiga) setelah diberi larutan EM4. 10 hari pupuk organik lokal atau puntal sudah bisa digunakan. 7. Apabila puntal atau pupuk organik lokal belum lapuk sempurna maka lakukan pencincangan. Taburkan puntal atau pupuk organik lokal keseluruh lahan sawah. VII. Proses latihan Langkah-langkah penyampaian materi : 1. Sampaikan salam kepada peserta pelatihan dan jelaskan tujuan belajar pada sesi ini 2. Fasilitator meminta peserta pelatihan untuk berkumpul di sawah yang telah di bersihkan dari gulma menggunakan alat penyiang tajak. 2. Fasilitator menjelaskan pengertian puntal dengan menampilkan alat peraga II.A.6 3. Faslitator memberikan kesempatan kepada semua peserta pelatihan untuk bertanya, kalau ada penjelasan yang kurang dimengerti. 4. Fasilitator menjelaskan alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan pupuk organik lokal atau puntal, dengan menampilkan alat peraga II.A.7 5. Fasilitator menjelaskan tahapan-tahapan pembuatan pupuk organik lokal atau
  • 97. 52 TEKNOLOGI PUPUK PUNTAL puntal, dengan menampilakan alat peraga II.A.8 6. Fasilitator memberikan kesempatan bagi peserta untuk bertanya kalau ada hal- hal yang kurang jelas. 7. Fasilitator dan peserta pelatihan mempraktekkan cara membuat puntal atau pupuk organik lokal (puntal). 9. Setelah selesai fasilitator memberikan kesempatan kepada semua peserta pelatihan untuk bertanya. 10. Tutup sesi ini dengan mengucapkan terima kasih atas perhatiannya selama pelatihan. Alat Peraga II.A.6 PENGERTIAN PUPUK ORGANIK LOKAL/PUNTAL Alat peraPUPUK PUNTAL Proses pembusukan gulma dengan cara memuntal gulma hasil dari penyiangan pada salah satu tahapan kegiatan mempersiapkan lahan dalam bercocok tanam padi sawah.
  • 98. 53 TEKNOLOGI PUPUK PUNTAL BAHAN : 1. Gulma yang telah disiang menggunakan alat tajak 2. EM4 sebanyak 5 sendok makan 3. Air sebanyak 15 Liter 4. Gula pasir sebanyak 2 sendok makan ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN ALAT : 1. Tajak 2. Ember 3. Gayung mandi 4. Parang 5. Gembor/handsprayer Alat peraga II.A.7
  • 99. 54 TEKNOLOGI PUPUK PUNTAL CARA PEMBUATAN PUPUK ORGANIK LOKAL/PUNTAL 4. Campurkan bahan-bahan EM4, gula pasir, air dan masukan kedalam gembor atau handsprayer 1. Pembersihan/penyiangan gulma menggunakan alat tajak 2. Gulma yang telah disiang dibiarkan 2-3 hari agar layu. 3. Lakukan pemuntalan pada gulma-gulma yang sudah layu. Alat Peraga II.A.8
  • 100. 55 TEKNOLOGI PUPUK PUNTAL 5. Siramkan larutan EM4 yang telah di larutkan sebanyak kurang lebih 0.5 liter per puntalan 6. Lakukan pembalikan pada hari ke 3 (tiga) setelah diberi larutan EM4. 10 hari pupuk organik lokal atau puntal sudah bisa digunakan. 7. Apabila pupuk organik lokal atau puntal belum lapuk sempurna, maka lakukan pencincangan. Taburkan pupuk organik lokal atau puntal keseluruh lahan sawah, Alat peraga II.A.8
  • 101. 56 PUPUK CAIR c.c.c.c.c. PUPUK CAIR ORGANIKPUPUK CAIR ORGANIKPUPUK CAIR ORGANIKPUPUK CAIR ORGANIKPUPUK CAIR ORGANIK I. Tujuan : 1. Peserta pelatihan mengetahui dan memahami pengertian pupuk cair organik. 2. Peserta pelatihan mengetahui manfaat dan keunggulan dari pupuk cair organik 3. Peserta pelatihan mengetahui cara membuat dan penggunaan pupuk cair organik. II. Sasaran : 1. Petani pemandu 2. Pengurus kelompok 3. Pengurus kelembagaan Desa (formal dan non formal) 4. Petugas lapangan III. Waktu : Penyampaian materi teori : 30 menit Penyampaian materi praktek : 60 menit Total waktu : 90 menit IV. Metode : 1. Curah pendapat 2. Penjelasan/pemaparan 3. Diskusi/tanya jawab 4. Praktek V. Alat Dan Bahan: Alat yang digunakan : 1. Spidol 2. Flipchart 3. Lakban kertas 4. Lembaran alat peraga/gambar 5. Karung goni 6. Keranjang air/drum 7. Batu atau potongan kayu yang berat 8. Ember Bahan yang digunakan : 1. Daun hijauan (daun gamal, lamtoro, jenis kacang-kacangan, azolla, enceng gondok, jerami padi) 2. Kotoran hewan (pupuk kandang) 3. EM4 4. Gula pasir 5. Air
  • 102. 57 PUPUK CAIR VI. Ringkasan Materi Latihan. Pupuk organik dalam bentuk padat biasanya sudah sering di buat dan di gunakan, akan tetapi pupuk cair dari bahan organik jarang kita jumpai dan ketahui. Pengalaman petani dengan menggunakan bahan-bahan organik yang ada disekitar lahan usaha tani bisa digunakan sebagai bahan pembuatan pupuk cair organik. 1. Pengertian pupuk cair organik Pupuk kompos yang dibuat dengan memanfaatkan sisa tamanan atau bahan yang mengandung unsur hara N. P. dan K. dengan bentuk cair (75% adalah air) 2. Manfaat dan keunggulan dari pupuk cair organik : 1. Mudah diserap oleh tanaman karena bentuknya cair dan unsur-unsur di dalamnya sudah terurai. 2. Tidak mengakibatkan pencemaran lingkungan (air, udara dan tanah). 3. Murah karena memanfaatkan bahan lokal yang tersedia di sekitar dan dibuat sendiri. 4. Tidak mengandung racun atau unsur yang berbahaya sehingga aman bagi manusia dan ternak. 5. Mudah digunakan.
  • 103. 58 PUPUK CAIR 3. Cara pembuatan pupuk cair organik : 1. Masukkan daun hijauan segar dan pupuk kandang ke dalam karung goni 2. Masukkan dan rendam karung goni dalam tempat tertutup (drum/keranjang) dengan 200 liter air. Beri pemberat batu atau kayu berat agar karung tenggelam dalam air. 3. Aduk cairan sehari sekali selama 7 (tujuh) hari. Bila sudah jadi, pupuk cair harus berwarna coklat. 4. Larutan dicairkan apabila dirasakan terlalu pekat atau kental. 5. Masukkan cairan dalam alat penyiram atau gembor. 4. Cara penggunaan pupuk cair organik Mengencerkan pupuk cair organik dengan air, perbandingan 1 (satu) gayung mandi pupuk cair organik dicairkan dengan air sebanyak 10 gayung mandi . Siramkan ke tanah sekitar perakaran tanaman setiap hari sekali, ampas dari sisa pupuk cair organik bisa digunakan sebagai kompos padat yang penggunaanya dibenamkan ke tanah di sekitar akar tanaman. VII. Proses pelatihan A. Penyampaian materi teori pupuk cair organik : 6. Fasilitator menanyakan apa manfaat dari pupuk cair organik dan mintalah peserta untuk memberikan contoh-contoh praktis dari pengalaman mereka tentang manfaat pupuk cair organik. 7. Fasilitator menjelaskan manfaat dan keunggulan pupuk cair organik dengan menampilkan alat peraga II.A.10 8. Fasilitator menjelaskan alat dan bahan yang digunakan untuk membuat pupuk cair organik dan tampilkan alat peraga II.A.11 9. Fasilitator menjelaskan cara membuat pupuk cair organik dan tampilkan alat peraga II.A.12 10. Fasilitator menjelaskan cara penggunaan pupuk cair organik dengan menampilkan alat peraga II.A.13 1. Sampaikan salam kepada peserta pelatihan dan jelaskan tujuan belajar dari sesi ini. 2. Lakukan curah pendapat kepada peserta pelatihan tentang pengertian pupuk cair organik. Pertanyaan kunci : Apa yang dimaksud dengan pupuk cair organik menurut Bapak/Ibu ? Kemudian tuliskan pendapat peserta di flipchart. 3. Fasilitator menjelaskan pengertian pupuk cair organik dengan menampilkan alat peraga II.A.9
  • 104. 59 PUPUK CAIR PENGERTIAN PUPUK CAIR ORGANIK Handout 7.1.1. PUPUK CAIR ORGANIK Pupuk kompos yang dibuat dengan memanfaatkan tanaman atau bahan yang mengandung unsur hara N, P, dan K dalam bentuk cair (75% adalah air). 11. Berikan kesempatan kepada peserta pelatihan untuk menanyakan hal-hal yang kurang dipahami dari materi yang disampaikan. 12. Tutup sesi ini dengan mengucapkan terima kasih atas perhatian selama pelatihan. B. Penyampaian materi praktek pembuatan pupuk cair organik : 1. Fasilitator meminta peserta pelatihan untuk berkumpul guna memperhatikan kegiatan praktek. 2. Fasilitator dan peserta pelatihan mempraktekkan pembuatan pupuk cair organik 3. Fasilitator memberikan kesempatan peserta untuk bertanya apabila ada hal- hal yang kurang dipahami 4. Ucapkan terima kasih atas perhatian selama pelatihan Alat Peraga II.A.9
  • 105. 60 PUPUK CAIR MANFAAT DAN KEUNGGULAN PUPUK CAIR ORGANIK MANFAAT : 1. Mudah diserap oleh tanaman karena bentuknya cair dan unsur-unsur di dalamnya sudah terurai. 2. Tidak mengakibatkan pencemaran lingkungan (air, udara dan tanah). 3. Murah karena memanfaatkan bahan lokal yang tersedia di sekitar dan dibuat sendiri. 4. Tidak mengandung racun atau unsur yang berbahaya sehingga aman bagi manusia dan ternak. 5. Mudah digunakan. Alat Peraga II.A.10
  • 106. 61 PUPUK CAIR ALAT : • Karung Goni 1 buah • Keranjang/drum 1 buah • Batu pemberat 1 buah atau potongan kayu • Ember BAHAN : • Daun hijauan (daun gamal, lamtoro, jenis kacang-kacangan, azolla, eceng gondok, jerami padi) segar sebanyak 10 kg. • Kotoran hewan (pupuk kandang) sebanyak 10 kg. • EM4 sebanyak 5 sendok makan. • Gula pasir sebanyak 10 sendok makan. • Air secukupnya ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN Alat peraga 2.A.10Alat Peraga II.A.11
  • 107. 62 PUPUK CAIR 5. Masukkan cairan dalam alat penyiram atau gembor. Alat peraga 2.A.11. CARA PEMBUATAN PUPUK CAIR ORGANIK 1. Masukkan daun hijauan segar dan pupuk kandang ke dalam karung goni. 2. Masukkan dan rendam karung goni dalam tempat tertutup (drum atau keranjang) dengan 200 liter air. Beri pemberat batu atau kayu berat agar karung tenggelam dalam air. 3. Aduk cairan sehari sekali selama 7 (tujuh) hari. Bila sudah jadi, pupuk cair harus berwarna coklat. 4. Larutan dicairkan apabila dirasakan terlalu pekat atau kental. Alat Peraga II.A.12
  • 108. 63 PUPUK CAIR PENGGUNAAN PUPUK CAIR ORGANIK PENGGUNAAN : Cara penggunaan pupuk cair organik yaitu mengencerkan pupuk cair organik dengan air, perbandingan 1 (satu) gayung mandi pupuk cair organik dicairkan dengan air sebanyak 10 gayung mandi . Siramkan ke tanah sekitar perakaran tanaman setiap hari sekali. Ampas dari sisa pupuk cair organik bisa digunakan sebagai kompos padat yang penggunaannya dibenamkan ke tanah di sekitar akar tanaman. Alat Peraga II.A.13
  • 109. 64 PENGEL.LIMBAH KANDANG TERNAK d.d.d.d.d. PENGELOLAAN LIMBAH KANDANG TERNAK (TERNAK BESAR)PENGELOLAAN LIMBAH KANDANG TERNAK (TERNAK BESAR)PENGELOLAAN LIMBAH KANDANG TERNAK (TERNAK BESAR)PENGELOLAAN LIMBAH KANDANG TERNAK (TERNAK BESAR)PENGELOLAAN LIMBAH KANDANG TERNAK (TERNAK BESAR) I. Tujuan : 1. Peserta pelatihan memahami dan mengetahui manfaat pengelolaan limbah kandang ternak. 2. Peserta pelatihan mengetahui alat dan bahan yang digunakan untuk mengelola limbah kandang ternak. 3. Peserta pelatihan mengetahui cara pengelolaan limbah kandang ternak. II. Sasaran : 1. Petani pemandu 2. Pengurus kelompok tani 3. Pengurus kelembagaan yang ada di desa (formal maupun non formal) 4. Petugas lapangan III. Waktu : Penyampaian materi teori : 30 menit IV. Metode : 1. Penjelasan/pemaparan 2. Diskusi/tanya jawab 3. Praktek V. Alat Dan Bahan: Alat yang digunakan : 1. Spidol 2. Flipchart 3. Lakban kertas 4. Lembaran alat peraga/gambar VI. Ringkasan Materi Latihan Limbah kandang ternak sapi, babi atau kambing biasanya tidak dikelola dengan baik oleh peternak, sehingga limbah kandang ternak berupa kotoran padat, cair dan sisa makanan ternak dibiarkan berserakan di kandang mengakibatkan kandang kotor dan tidak sehat. Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu mengelola limbah kandang ternak dengan baik. Caranya adalah dengan menyediakan wadah atau tempat penampungan limbah kandang ternak.
  • 110. 65 PENGEL. LIMBAH KANDANG TERNAK 1. Manfaat pengelolaan limbah kandang ternak : 1. Limbah kandang ternak tidak berserakan sehingga mudah dikumpulkan dan dimanfaatkan untuk bahan baku pembuatan kompos. 2. Limbah cair atau urine dari ternak bisa dimanfaatkan. 3. Kandang bersih dan kesehatan ternak dapat terjaga. 4. Mencegah perkembangbiakkan hama dan penyakit ternak. 2. Alat dan Bahan yang digunakan untuk mengelola limbah kandang ternak : Alat yang digunakan 1. Cangkul 2. Linggis 3. Parang 4. Paku 5. Palu 6. Gergaji Bahan yang digunakan 1. Limbah kandang ternak 2. Kayu 3. Atap ilalang 4. Plastik 3. Cara mengelola limbah kandang ternak : 1. Buatlah lubang sedalam lutut (50 cm) dengan lebar kira-kira sepanjang linggis (1 m) atau kotak ukuran 1 m x 1m x 50 cm sebanyak 2 buah. Sebaiknya letak/jarak lubang atau kotak 30 – 50 cm dari kandang. 2. Buatlah naungan di atas lubang tersebut agar pupuk kandang yang kita kumpulkan terlindungi dari panas dan hujan. 3. Lubang penampungan atau kotak diberi plastik agar tidak bersentuhan langsung dengan tanah dan menjaga urine atau air kencing tidak meresap ke dalam tanah. 4. Masukkan limbah kandang ternak yang telah tercampur dengan potongan sisa hasil tanaman atau sisa pakan ternak kedalam lubang atau kotak. Apabila tempat penampungan pertama sudah terisi penuh, limbah bisa dimasukan kedalam penampungan kedua, demikian seterusnya. 5. Limbah kandang ternak siap dijadikan bahan baku kompos. VII. Proses pelatihan Langkah-langkah penyampaian materi 1. Sampaikan salam kepada peserta pelatihan dan jelaskan tujuan belajar dari sesi ini. 2. Fasilitator menjelaskan manfaat pengelolaan limbah kandang ternak dengan menampilkan alat peraga II.A.14
  • 111. 66 PENGEL.LIMBAH KANDANG TERNAK 3. Fasiliator menjelaskan alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan wadah atau tempat penampungan limbah kandang ternak dengan menampilkan alat peraga II.A.15 4. Fasiliator menjelaskan cara pengelolaan limbah kandang ternak dengan menampilkan alat peraga II.A.16 5. Berikan kesempatan kepada peserta pelatihan untuk menanyakan hal-hal yang kurang dipahami dari materi yang telah disampaikan. 6. Fasilitator dan peserta pelatihan mempraktekkan cara pengelolaan limbah kandang ternak. 7. Fasilitator mengucapkan terima kasih atas perhatian selama pelatihan.
  • 112. 67 PENGEL. LIMBAH KANDANG TERNAK MANFAAT DARI PENGELOLAAN LIMBAH TERNAK 1. Limbah kandang ternak tidak berserakan sehingga mudah dikumpulkan dan dimanfaatkan untuk bahan baku pembuatan kompos. 2. Limbah cair atau urine dari ternak bisa dimanfaatkan. 3. Kandang bersih dan Kesehatan ternak dapat terjaga. 4. Mencegah perkembangbiakan hama dan penyakit ternak. Alat Peraga II.A.14
  • 113. 68 PENGEL.LIMBAH KANDANG TERNAK ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN Alat : 1. Cangkul 2. Linggis 3. Parang 4. Palu 5. Paku 6. Gergaji Bahan : 1. Limbah kandang ternak 2. Kayu 3. Atap ilalang 4. Plastik. Alat Peraga II.A.15
  • 114. 69 PENGEL. LIMBAH KANDANG TERNAK CARA MENGELOLA LIMBAH KANDANG TERNAK 1. Buatlah lubang sedalam lutut (50 cm) dengan lebar kira-kira sepanjang linggis (1 m). Atau kotak ukuran 1 m x 1m x 50 cm. sebanyak 2 buah. Sebaiknya jarak/letak lubang atau kotak 30 – 50 cm dari kandang, 2. Buatlah naungan di atas lubang tersebut agar pupuk kandang yang kita kumpulkan terlindungi dari panas dan hujan. 3. Lubang penampungan atau kotak diberi plastik agar tidak bersentuhan langsung dengan tanah dan menjaga urine atau air kencing tidak meresap ke dalam tanah. Alat Peraga II.A.16
  • 115. 70 PENGEL.LIMBAH KANDANG TERNAK 4. Masukkan limbah kandang ternak yang telah tercampur dengan potongan sisa hasil tanaman atau sisa pakan ternak kedalam lubang atau kotak. Apabila tempat penampungan pertama sudah terisi penuh, limbah bisa dimasukkan kedalam penampungan kedua, demikian seterusnya. 5. Limbah kandang ternak siap dijadikan bahan baku kompos. Alat Peraga II.A.16