SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  3
Join Date: Aug 2010
                                                              Location: Lovely Island
            gustu290990                                       Posts: 2,722
            Silver Member                                     Thanks: 23
                                                              Thanked 78 Times in 54 Posts



     Nonton Video Mesum Bisa Mengakibatkan Penyimpangan Seks?
Monday, 27 December 2010 | 14:37 WIB

Quote:




Topik efek negatif bahan-bahan pornografi (termasuk di film, buku, video, internet) telah
menjadi bahan kajian pada sejumlah studi. Berikut beberapa contoh:

* Sebuah studi di pada 1987 menemukan bahwa wanita yang teraniaya, atau menjadi subyek
pelecehan seksual, memiliki pasangan yang kerap melihat pornografi.

* Penelitian dengan metode meta-analisis pada 1995 menemukan bahwa pornografi diperkirakan
memperkuat perilaku agresif dan sikap negatif terhadap perempuan.

* Sebuah studi di Amerika Serikat menyebutkan bahwa remaja yang mengonsumsi pornografi:
dua pertiga dari laki-laki dan 40 persen perempuan ingin mencoba beberapa perilaku yang
mereka saksikan. Dan, 31 persen dari laki-laki dan 18 persen dari perempuan mengaku
melakukan beberapa adegan seksual yang mereka lihat di bahan-bahan pornografi dalam
beberapa hari setelah melihat.

* Sebuah studi pada 1993 menemukan: eksposur terhadap bahan seksual yang merangsang dapat
menyebabkan perilaku agresif pada remaja. Bahan-bahan yang berisi kekerasan seksual
menyebabkan perilaku agresif yang lebih besar dan berdampak negatif pada sikap pria terhadap
perempuan.

* Evaluasi pada 1984 menyebutkan meningkatnya jumlah kasus pemerkosaan di berbagai negara
sangat berkolerasi dengan liberalisasi pembatasan pornografi.

Canadian Institute for Education on the Family, pada 2004, melakukan
penelitian mengenai hal ini. Dalam ringkasan penelitian, Peter Stock, penulis
studi ini mengatakan bahwa masyarakat Kanada telah menjadi masyarakat
yang semakin pornografi dalam beberapa dekade terakhir yang berimplikasi
mengganggu anak-anak yang dibesarkan di dalamnya. Sejumlah studi ilmiah
telah menunjukkan korelasi kuat antara paparan pornografi dan perilaku
seksual yang menyimpang oleh anak-anak.

Ada pula penelitian yang menyatakan bahwa pornografi merugikan anak-
anak. Alasannya perkembangan seksual seorang anak terjadi secara bertahap
dari masa kanak-kanak. Paparan terhadap pornografi membentuk perspektif
seksual anak dengan menyediakan informasi mengenai aktivitas seksual.
Namun, jenis informasi yang diberikan oleh pornografi tidak dengan perspektif
seksual yang normal.

Mengutip studi pada 2004 yang dilakukan Institut Kesehatan Anak Nasional
Amerika Serikat, menyatakan bahwa menonton seks di TV diperkirakan bisa
mempercepat inisiasi seksual remaja.

Kaitannya dengan ledakan pertumbuhan internet, peneliti mengatakan
pornografi bebas yang tersedia di internet merupakan ancaman bagi
keselamatan anak-anak. Mengutip sebuah penelitian lain, Peter Stock
mengatakan bahwa satu dari lima anak, berusia antara 10 dan 17, menerima
ajakan seksual melalui Internet pada tahun 1999. Beberapa peneltian juga
telah menyimpulkan bahwa banyak industri pornografi, dengan miliaran dolar,
memfokuskan sasaran anak laki-lagi usia 12-17 tahun, dengan tujuan
menciptakan kecanduan-- seperti halnya strategi pemasaran yang diduga
biasa dilakukan industri rokok.

Tampaknya, di kalangan peneliti, topik ini masih menimbulkan perdebatan.
Penelitian lain pada akhir 2009, seperti yang dimuat di ScienceDaily, 1
Desember 2009, mengungkapkan hal yang berbeda. Simon Louis Lajeunesse,
kandidat doktor dan dosen di School of Social Work Université de Montréal,
Kanada, melakukan penelitian mengenai pengaruh pornografi pada pria usia
20-an tahun.

"Kami mulai penelitian dengan mencari pria usia dua puluhan yang tidak
pernah mengkonsumsi pornografi. Kami tidak dapat menemukan apa pun," ujar
Lajeunesse.

Lebih jauh, kemudian ia mewawancarai 20 mahasiswa laki-laki heteroseksual
yang mengkonsumsi pornografi.

"Mereka berbagi sejarah seksual mereka, dimulai dengan kontak pertama
mereka dengan pornografi, pada masa awal remaja mereka. Tidak satu pun
subyek memiliki patologi seksualitas.Bahkan, semua praktek-praktek seksual
mereka sangat konvensional," kata Lajeunesse.

Penelitian ini menyimpulkan bahwa 90 persen pornografi dikonsumsi di Internet,
sedangkan 10 persen berasal dari toko video. Rata-rata, pria lajang menonton
pornografi tiga kali seminggu selama 40 menit. Lajeunesse menemukan
kebanyakan anak laki-laki mencari materi pornografi pada usia 10 tahun.
Namun, mereka segera membuang apa yang tidak mereka sukai.

Lajeunesse menyangkal pengaruh buruk yang sering dikaitkan dengan
pornografi sementara banyak penelitian lain mengatakan pornografi bisa
berdampak buruk termasuk terhadap perilaku seksual.

http://forum.vivanews.com/showthread.php?t=57080

Contenu connexe

En vedette (7)

Enersave barriers powerpoint for website
Enersave barriers powerpoint for websiteEnersave barriers powerpoint for website
Enersave barriers powerpoint for website
 
Semana 11
Semana 11Semana 11
Semana 11
 
Paremvasi perioristikes endonoukleases
Paremvasi perioristikes endonoukleasesParemvasi perioristikes endonoukleases
Paremvasi perioristikes endonoukleases
 
WaatûRballé
WaatûRballéWaatûRballé
WaatûRballé
 
Kitchbot markerpro 料理實驗
Kitchbot markerpro 料理實驗Kitchbot markerpro 料理實驗
Kitchbot markerpro 料理實驗
 
Ly 2011 đề thi thử số 6
Ly 2011  đề thi thử số 6Ly 2011  đề thi thử số 6
Ly 2011 đề thi thử số 6
 
ιός του AIDS (Ιωσηφίνα Τ.)
ιός του AIDS (Ιωσηφίνα Τ.)ιός του AIDS (Ιωσηφίνα Τ.)
ιός του AIDS (Ιωσηφίνα Τ.)
 

Plus de profhariko

Plus de profhariko (19)

Statistika
StatistikaStatistika
Statistika
 
Format penilaian
Format penilaianFormat penilaian
Format penilaian
 
(konek)
(konek)(konek)
(konek)
 
(konges)
(konges)(konges)
(konges)
 
(korem)
(korem)(korem)
(korem)
 
(konbe)
(konbe)(konbe)
(konbe)
 
(konself)
(konself)(konself)
(konself)
 
(konstran)
(konstran)(konstran)
(konstran)
 
(kopsin)
(kopsin)(kopsin)
(kopsin)
 
N2. (konego)
N2. (konego)N2. (konego)
N2. (konego)
 
N1. (kopsak)
N1. (kopsak)N1. (kopsak)
N1. (kopsak)
 
N4. (konstran)
N4. (konstran)N4. (konstran)
N4. (konstran)
 
N3. (kopsin)
N3. (kopsin)N3. (kopsin)
N3. (kopsin)
 
N2. (konego)
N2. (konego)N2. (konego)
N2. (konego)
 
N1. (kopsak)
N1. (kopsak)N1. (kopsak)
N1. (kopsak)
 
N10. (konek)
N10. (konek)N10. (konek)
N10. (konek)
 
N9. (konges)
N9. (konges)N9. (konges)
N9. (konges)
 
Hakikat manusia nemurut islam dan barat
Hakikat manusia nemurut islam dan baratHakikat manusia nemurut islam dan barat
Hakikat manusia nemurut islam dan barat
 
Bk di dalam negeri
Bk di dalam negeriBk di dalam negeri
Bk di dalam negeri
 

Nonton video mesum bisa mengakibatkan penyimpangan seks

  • 1. Join Date: Aug 2010 Location: Lovely Island gustu290990 Posts: 2,722 Silver Member Thanks: 23 Thanked 78 Times in 54 Posts Nonton Video Mesum Bisa Mengakibatkan Penyimpangan Seks? Monday, 27 December 2010 | 14:37 WIB Quote: Topik efek negatif bahan-bahan pornografi (termasuk di film, buku, video, internet) telah menjadi bahan kajian pada sejumlah studi. Berikut beberapa contoh: * Sebuah studi di pada 1987 menemukan bahwa wanita yang teraniaya, atau menjadi subyek pelecehan seksual, memiliki pasangan yang kerap melihat pornografi. * Penelitian dengan metode meta-analisis pada 1995 menemukan bahwa pornografi diperkirakan memperkuat perilaku agresif dan sikap negatif terhadap perempuan. * Sebuah studi di Amerika Serikat menyebutkan bahwa remaja yang mengonsumsi pornografi: dua pertiga dari laki-laki dan 40 persen perempuan ingin mencoba beberapa perilaku yang mereka saksikan. Dan, 31 persen dari laki-laki dan 18 persen dari perempuan mengaku melakukan beberapa adegan seksual yang mereka lihat di bahan-bahan pornografi dalam beberapa hari setelah melihat. * Sebuah studi pada 1993 menemukan: eksposur terhadap bahan seksual yang merangsang dapat
  • 2. menyebabkan perilaku agresif pada remaja. Bahan-bahan yang berisi kekerasan seksual menyebabkan perilaku agresif yang lebih besar dan berdampak negatif pada sikap pria terhadap perempuan. * Evaluasi pada 1984 menyebutkan meningkatnya jumlah kasus pemerkosaan di berbagai negara sangat berkolerasi dengan liberalisasi pembatasan pornografi. Canadian Institute for Education on the Family, pada 2004, melakukan penelitian mengenai hal ini. Dalam ringkasan penelitian, Peter Stock, penulis studi ini mengatakan bahwa masyarakat Kanada telah menjadi masyarakat yang semakin pornografi dalam beberapa dekade terakhir yang berimplikasi mengganggu anak-anak yang dibesarkan di dalamnya. Sejumlah studi ilmiah telah menunjukkan korelasi kuat antara paparan pornografi dan perilaku seksual yang menyimpang oleh anak-anak. Ada pula penelitian yang menyatakan bahwa pornografi merugikan anak- anak. Alasannya perkembangan seksual seorang anak terjadi secara bertahap dari masa kanak-kanak. Paparan terhadap pornografi membentuk perspektif seksual anak dengan menyediakan informasi mengenai aktivitas seksual. Namun, jenis informasi yang diberikan oleh pornografi tidak dengan perspektif seksual yang normal. Mengutip studi pada 2004 yang dilakukan Institut Kesehatan Anak Nasional Amerika Serikat, menyatakan bahwa menonton seks di TV diperkirakan bisa mempercepat inisiasi seksual remaja. Kaitannya dengan ledakan pertumbuhan internet, peneliti mengatakan pornografi bebas yang tersedia di internet merupakan ancaman bagi keselamatan anak-anak. Mengutip sebuah penelitian lain, Peter Stock mengatakan bahwa satu dari lima anak, berusia antara 10 dan 17, menerima ajakan seksual melalui Internet pada tahun 1999. Beberapa peneltian juga telah menyimpulkan bahwa banyak industri pornografi, dengan miliaran dolar, memfokuskan sasaran anak laki-lagi usia 12-17 tahun, dengan tujuan menciptakan kecanduan-- seperti halnya strategi pemasaran yang diduga biasa dilakukan industri rokok. Tampaknya, di kalangan peneliti, topik ini masih menimbulkan perdebatan. Penelitian lain pada akhir 2009, seperti yang dimuat di ScienceDaily, 1 Desember 2009, mengungkapkan hal yang berbeda. Simon Louis Lajeunesse, kandidat doktor dan dosen di School of Social Work Université de Montréal, Kanada, melakukan penelitian mengenai pengaruh pornografi pada pria usia 20-an tahun. "Kami mulai penelitian dengan mencari pria usia dua puluhan yang tidak
  • 3. pernah mengkonsumsi pornografi. Kami tidak dapat menemukan apa pun," ujar Lajeunesse. Lebih jauh, kemudian ia mewawancarai 20 mahasiswa laki-laki heteroseksual yang mengkonsumsi pornografi. "Mereka berbagi sejarah seksual mereka, dimulai dengan kontak pertama mereka dengan pornografi, pada masa awal remaja mereka. Tidak satu pun subyek memiliki patologi seksualitas.Bahkan, semua praktek-praktek seksual mereka sangat konvensional," kata Lajeunesse. Penelitian ini menyimpulkan bahwa 90 persen pornografi dikonsumsi di Internet, sedangkan 10 persen berasal dari toko video. Rata-rata, pria lajang menonton pornografi tiga kali seminggu selama 40 menit. Lajeunesse menemukan kebanyakan anak laki-laki mencari materi pornografi pada usia 10 tahun. Namun, mereka segera membuang apa yang tidak mereka sukai. Lajeunesse menyangkal pengaruh buruk yang sering dikaitkan dengan pornografi sementara banyak penelitian lain mengatakan pornografi bisa berdampak buruk termasuk terhadap perilaku seksual. http://forum.vivanews.com/showthread.php?t=57080