SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  12
UPAYA PENINGKATAN KUALITAS IKAN KERAPU MACAN (Epinephelus
      fuscoguttatus) PADA PENDEDERAN BERDENSITAS TINGGI MELALUI
                  PEMANFAATAN STIMULASI ARUS BUATAN1

             Nana S.S. Udi Putra2, M. Syaichudin2, Fauzia2, Suarni3, Hasmawati3, M. Syahrir3

                                      Balai Budidaya Air Payau TAKALAR
                                            Nana_ssup@yahoo.com

                                                    ABSTRAK

        Pemanfaatan arus pada pemeliharaan ikan sistem resirkulasi telah dilakukan di BBAP Takalar.
Sistem tersebut mampu menjaga kualitas air tetap baik. Kualitas ikan kerapu macan mendapat banyak
perhatian konsumen, sehingga perlu dilakukan upaya-upaya untuk memenuhi keinginan konsumen
yang sangat mengutamakan kualitas. Perekayasaan ini dilakukan untuk mengetahui efek arus pada
sistem resirkulasi terhadap kualitas ikan kerapau macan. Ikan uji berjumlah 150 ekor yang dibagi ke
dalam dua bak dengan volume masing-masing 200 L (375 ekor/ton media air). Satu bak di diberikan
stimulasi arus degan kecepatan 0.10-0.15 m/det. Aspek kualitas ikan yang diukur adalah pertumbuhan
panjang dan berat dan kadar lemak dan protein dan hubungannya dengan tekstur daging..
        Hasil uji menunjukkan bahwa pemberian stimulasi arus memberikan kecenderungan
meningkatkan panjang dan menurunkan bobot tubuh ikan, walaupun tidak ada perbedaan nyata
antara dua perlakuan tersebut. Sedangkan untuk kandungan kadar lemak dan protein cenderung
menurun yang mengarah pada peningkatan tekstur daging ikan.

Kata kunci : kualitas air, arus, lemak, protein, tekstur


      THE EFFORT OF IMPROVING GROUPER FISH QUALITY (Epinephelus
    fuscoguttatus) ON FISH HIGH DENSITY AQUACULTURE BY WATER FLOW
                                STIMULATION
           Nana S.S. Udi Putra2, Muh. Syaichudin2, Fauzia2, Suarni3, Hasmawati3, M. Syahrir3

                                                   ABSTRACT

         Application of water flow stimulation on aquaculture by recirculation system has been
conducted at CBAD Takalar. It was stabilized water quality. Grouper fish quality is often attended by
many consumers, thus must be conducted the effort in improving fish quality for following consumers
desire. This engineering was conducted to know the application of water flow effect on recirculation
system in inproving grouperfish quality. The sample fish are 150 divided into 2 plastic pond with
volume 200 L (375 fish/ton water media). The first pond is treated by water flow stimulation with water
current 0.10 – 0.15 m/s. The quality parameter measured were length and weight body and lipid and
protein content and corresponding with flesh texture.
         The result showed that water flow stimulation tends to increase the length and decrease the
weight body, although Boths not have significantly different. Whereas fat and protein content tends to
decrease in water flow stimulation, it’s signed to improve the flesh texture.

Key words : water quality, water flow stimulation, fat, protein, texture


1
  Makalah disampaikan pada Indonesia Aquaculture 2007, Bali 30 Juli – 2 Agustus 2007
2
  Calon Perekayasa BBAP Takalar,
3
  Calon Litkayasa BBAP Takalar



                                                                                                     1
1. PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang
        Penggunaan sistem resirkulasi dengan menggabungkan sistem filtrasi biologi
dan kimia telah dilakukan di dalam pemeliharaan ikan kerapu macan dengan tetap
melakukan sistem sipon (Syaichudin dkk, 2006). Sistem ini telah mampu menjaga
stabilisasi kualitas air sehingga tetap baik. Perekayasaan terbaru telah dilakukan
dengan menambahkan stimulasi arus untuk menghindari sistem sipon. Hasil uji
sistem terbaru tersebut berhasil mengontrol stabilisasi kualitas air tetap baik
(Syaichudin. et.el., 2006). Keberhasilan-keberhasilan dalam menjaga kualitas air
seharusnya mampu meningkatkan kualitas ikan itu sendiri. Karena kualitas ikan
mendapat perhatian besar dari para konsumen, seperti tuhuh ikan yang lebih
langsing dan daging dengan tesktur yang lebih kompak (Tajerin, et.el. 2000).
       Ikan secara alamiah memang memiliki naluri menyukai arus air (Brett, 1984).
Kondisi dinamis pada air mengalir akan memberikan rangsangan bagi ikan untuk
bergerak. Aktivitas berenang sangat berkorelasi dengan kebutuhan oksigen yang
banyak, namun tak ada indikasi kelelahan bagi ikan yang terus bergerak, sehingga ini
mengindikasikan bahwa kebutuhan oksigen, karena ikan memerlukan sumber energi
yang tinggi saat berenang dapat terpenuhi. Ikan yang memiliki aktivitas gerak lebih
banyak akan memiliki kondisi kekompakan daging lebih baik dibanding dengan ikan
yang statis dan lebih banyak diam. Karena otot yang lebih banyak dilatih akan
mempunyai performance otot yang berbeda dibanding yang tidak dilatih (Tajerin et.el.
2000).
      Penebaran ikan dengan densitas yang lebih tinggi tentunya membutuhkan
daya dukung kualitas air yang lebih baik. Salah satu upaya yang dilakukan adalah
dengan memberikan tambahan arus pada media pemeliharaan. Tambahan arus
akan menambah rangsangan gerak dari ikan sehingga berdampak pada kebutuhan
energi yang lebih besar. Akan tetapi kebutuhan akan terpenuhi dengan terjadinya
penambahan kandungan oksigen akibat pergerakan air. Selain itu keberadaan arus
akan lebih mendorong berkurangnya endapan bahan organik di dalam media dan
kemudian terbuang ke dalam bak penampungan.
      Dengan demikian pemanfaatan arus pada sistem resirkulasi selain dapat
mempertahankan kualitas air juga dapat memberikan rangsangan dalam membentuk
performan tubuh ikan kerapu sehingga dapat meningkatkan kualitas ikan kerapu
macan dan dapat memenuhi keinginan konsumen.


1.2. Tujuan
     Tujuan dari perekayasaan ini adalah untuk melihat respon kelangsungan hidup,
dan kualitas ikan dengan parameter pertumbuhan dan kandungan lemak dan protein
stimulasi arus buatan pada sistem resilrkulasi pada penebaran densitas tinggi.




                                                                                    2
II.    BAHAN DAN METODE



2.1. Waktu dan Tempat

      Uji coba prekayasaan ini dilakukan pada bulan September – Oktober 2006 di
Laboratorium Basah BBAP Takalar, sedangkan analisa kualitas air selama kegiatan
perekayasaan dilakukan di Laboratorium Lingkungan BBAP Takalar.

II.2.   Bahan dan Alat

        Bahan yang digunakan :
1. Sistem resirkulasi meliputi protein skimmer, dan Filter biomekanik)
2. Benih Kerapu 150 ekor (75 ekor/bak = 375 ekor/ton))
3. Pakan Formula Kerapu
4. Bak Fiber Bulat untuk Tandon ( volume 1 ton) dan bak Fiber Kerucut untuk Uji
   Perlakuan Arus dan Non Arus (volume 250 L)
5. Pompa Air aquarium,
6. Aerator,
7. Peralatan analisa kualitas air
8. Pengukur pertumbuhan ikan (berat dan panjang)


3.3.    Persiapan Ikan Uji
       Ikan uji yang digunakan adalah ikan jenis kerapu macan Ikan kerapu yang
diujikan memiliki ukuran panjang dan berat rata-rata 8.5 cm dan 11.4 gram.


3.4.    Pembuatan Simulasi Arus Buatan dan Pelaksanaan Kegiatan
         Bak yang digunakan sebagai tempat pemeliharaan ikan adalah bak fiber yang
berukuran 1 ton. Instalasi sistem resirkulari meliputi filter mekanik, filter biologi, dan
protein skimer dan tanki aerasi. Air dialirkan dari bak pemeliharaan ke bak penamung
air kemudian dengan bantuan pompa dialirkan ke filter mekanik, kemudian menuju
filter biologi, dan terakhir ke tanki aerasi dan protein skimer. Dari filter biologi sebelum
ke dialirakan ke bak pemeliharaan ikan, aliran air dibagi dua yakni ke protein skimer
dan tanki aerasi (Gambar 1). Stimulasi arus buatan yang digunakan dilakukan pada
bak uji dengan kecepatan arus 0.1 – 0.15 m/detik.
       Ikan yang dipelihara adalah sejumlah 75 ekor per 200 liter media (375 ekor/ton
media air) termasuk ke dalam pemeliharaan padat tebar tinggi. Siponisasi harus
dilakukan pada bak penampungan dan penambahan air dilakukan untuk mengganti
volume air yang hilang karena kegiatan siponisasi. Ikan uji diberi pakan pada pagi,
siang dan sore hari.


                                                                                          3
3.5.   Pengamatan Dan Analisa Data
       Pengamatan dilakukan selama 42 hari (6 minggu) dengan parameter yang
diamati pertumbuhan berat dan panjang ikan dan kandungan protein dan lemak pada
ikan. Pengolahan data menggnakan analisis statistik uji beda t nilai tengah.




Gambar 1.   Sistem resirkulasi pemeliharaan ikan kerapu dengan menggunakan
            stimulasi arus buatan (Syaichudin, et.al, 2006).




                        III.   HASIL DAN PEMBAHASAN



                                                                             4
3.1.   Kelangsungan Hidup

      Hasil dari ujicoba ini pemeliharaan selama 42 hari menunjukkan hasil yang baik
pada tingkat kelangsungan hidup ikan. Kelangsungan hidup dari kedua perlakuan
mencapai 100%. Menunjukkan bahwa sistem resirkulasi berjalan dengan baik dalam
menjaga fluktuasi kualitas air media pemeliharaan, sebaliknya nampak bahwa tidak
ada dampak yang terlihat akibat perlakuan arus pada sistem sirkulasi ini. Yang
sangat menonjol justru adalah fungsi sistem resirkulasi berjalan dengan baik. Karena
dari hasil yang telah dilakukan bahwa perbedaan yang signifikan (P<0.005) terjadi
pada penggunaan sistem yang berbeda (sirkulasi (88.25%) dengan pergantian air
biasa (68.80%)) (Syaichudin, at,al. 2006).        Menunjukkan pula bahwa sistem
resirkulasi dapat meningkatkan jumlah penebaran ikan hingga 90% dari jumlah ikan
pada pemeliharaan biasa. Atau dengan kata lain daya dukung lingkungan media
pemeliharaan akan semakin meningkat pada sistem media pemeliharaan resirkulasi.



3.2.   Pertumbuhan Ikan

      Hasil pengukuran pertumbuhan bobot ikan selama pengamatan (42 hari)
menunjukkan terjadi peningkatan antara 7.04 -25.18 gr pada stimulasi arus dan
15.61-21.44 gr pada tanpa stimulasi arus Tabel 1. Pada akhir pengamatan terdapat
respons yang sangat beragam pada pertumbuhan berat dengan stimulasi arus
dibandingkan dengan pada tanpa stimulasi arus dilihat dari rentang berat akhir yang
diperoleh. Hasil ini juga pemberian stimulasi arus tidak memberikan dampak yang
signifikan secara statistik terhadap pertumbuhan berat ikan (P>0.05). Akan tetapi
kecenderungan yang terlihat semakin menurun walaupun bobot ikan dengan
perlakuan arus masih lebih berat secara regresi seperti yang terlihat pada Gambar 2,
sejak      minggu pertama hingga minggu akhir pemeliharaan (hari ke-42)
memperlihatkan bahwa pertumbuhan berat pada wadah yang diberi stimulasi arus
cenderung lebih tinggi dibanding dengan ikan tanpa pemberian stimulasi arus, walau
pada akhir masa pemeliharaan (hari ke-42) menunjukkan bahwa pertumbuhan berat
pada ikan yang diberi stimulasi arus mulai menurun dibandingkan dengan ikan tanpa
stimulasi arus (Tabel 1). Hasil yang diperoleh Tajerin et.al, (2000) pada perlakuan
stimulasi arus pada ikan mas selama 3 bulan (120 hari) menunjukkan bahwa bobot
ikan yang diberi arus deras (0.75 -1.2 m/det) memiliki berat yang lebih rendah dan
berbeda secara signifikan dibandingkan dengan yang tidak. Dari data tersebut dapat
dijelaskan terindikasi bahwa pada 35 hari pertama ikan masih memiliki cadangan
sumber energi yang cukup untuk bergerak akibat arus dan mulai menurun pada hari
ke-42 dan dimungkinkan kecepatan arus belum begitu besar dampaknya terhadap
aktivitas pergerakan ikan terutama berkaitan dengan tingkat konsumsi energi.
Walaupun arus akan memberikan dampak yang signifikan pada nilai retensi lemak
yang lebih tinggi, sebaliknya retensi protein menurun (Tajerin, et, al, 2000), sebagai
akibat dari kebutuhan energi ikan yang meningkat dengan meningkatnya bobot tubuh
ikan (Afandi, 1992), akan tetapi lemak yang diserap oleh ikan kembali dirombak untuk


                                                                                    5
keperluan energi gerak yang dibutuhkan ikan, bahkan bila kurang tercukupi akan
mengkatabolisme protein untuk kebutuhan energi (Jangkaru, 1974, Ganong, 1980,
Lovell. 1989), bahkan akan berdampak pada terhambatnya pembentukan jaringan
tubuh ikan (Lovell, 1989). Dengan kata lain bahwa kandungan lemak dan protein
pada ikan yang diberi stimulasi arus akan lebih rendah dibanding yang tidak diberi
stimulasi arus (Tajerin, et.al, 2000). Sehingga penjelasan ini juga sejalan dengan
hasil yang diperoleh bahwa ikan yang diberi stimulasi arus mempunyai variasi bobot
tubuh yang tinggi seperti nampak pada standar deviasi pada Tabel 1.


        Tabel 1. Pertumbuhan mutlak ikan dengan dan tanpa srtimulasi arus.

                                                                      Pertumbuhan
   Perlakuan                                    Bobot (gr)                               Panjang (cm)
                                  Awal            Akhir       Pertumb.         Awal           Akhir         Pertumb.


     Arus                     11.40±1.21        28.88±6.23   17.48±6.61      8.58±0.48    11.59±0.76        3.01±0.88

    Tanpa
                              11.40±1.21        29.96±1.70   18.56±2.23      8.58±0.48    11.55±0.37        2.97±0.70
     Arus

       Perbedaan yang tidak signifikan mengindikasikan bahwa perlakuan arus yang
diberikan juga tidak signifikan, sehingga memungkinkan untuk dilakukan peningkatan
kecepatan arus.


                            0.5
                                    Y(arus)= 0.0103x + 0.0008
                            0.4              R(arus)2 = 0.9904
        Panjang Ikan (cm)




                                    Y(non arus) = 0.0103x - 0.0365
                            0.3              R(non arus)2 = 0.9747


                            0.2

                                                                             Arus
                            0.1
                                                                             N-arus

                             0
                                         7          14           21          28          35            42
                                                     Periode Pengamatan (Hari ke-)



   Gambar 2. Pertumbuhan bobot ikan dengan dan tanpa stimulasi arus buatan.




                                                                                                                        6
Hasil yang diperoleh selama pengamatan menunjukkan bahwa pertumbuhan
panjang ikan uji tidak berbeda nyata antara yang diberi stimulasi arus ataupun tidak.
Pertumbuhan panjang ikan pada stimulasi arus cenderung lebih panjang
dibandingkan pada ikan yang tidak diberi stimulasi arus (Gambar 3). Pertumbuhan
panjang pada ikan yang diberi stimulasi arus ada pada kisaran 1.0-4.0 cm dan tanpa
arus 1.9-4.5 cm. Terdapat variasi yang lebih besar ditemukan pada pertumbuhan
panjang ikan yang diberi stimulasi arus. Sebagai akibat stimulan arus yang membuat
ikan terus bergerak, akan tetapi sangat bergantung pada respon individu ikan.

         Hasil ini sangat berbeda dampaknya dengan pertambahan bobot ikan.
Pergerakan ikan akan merangsang otot-otot ikan teradaptasi dan membuat otot
berkembang (Tajerin, at. el, 2000), akan tetapi proses pergerakan dan pertumbuhan
ikan sangat terkait dengan pemenuhan sumber enegi. Kecernaan protein akan
sangat tergantung pada kandungan oksigen dalam air (Afandi, 1992). Bila terpenuhi
akan memberikan peluang pada ikan untuk tumbuh dengan baik dan apabila
sebaliknya akan membuat ikan pertumbuhannya tidak sempurna, karena protein
yang jadi sumber bahan pembentukan jaringan tubuh terkuras untuk pembentukan
sumber energi (Jangkaru, 1974; Lovell, 1989). Sebaliknya bagi ikan yang tidak
terangsang untuk bergerak tidak memberikan stimulasi pada otot untuk berkembang
lebih cepat, walaupun protein tercukupi. Hasil yang sama diperoleh Tajerin, et. al.
(2000) pada pemeliharaan ikan mas dengan stimulasi arus deras (0.75 - 1.2 m/det),
terdapat kecenderungan pertumbuhan panjang yang lebih baik walaupun tidak
terdapat perbedaan yang nyata. Dari hasil tersebut juga mengindikasikan bahwa
aktivitas fisik yang dilakukan terus menerus dalam jangka waktu yang lama dapat
merangsang terjadinya perkembangan jaringan otot (Tajerin, et. al, 2000), dan
berdampak pada ikan terlihat langsing karena lebih panjang dan padat.




                                  3
        Pertumbuhan Berat (gr)




                                       Y(arus) = 0.4214x - 0.118
                                 2.5               2
                                           R(arus) = 0.9939

                                  2    Y(non arus) = 0.4484x - 0.3694
                                                        2
                                              R(non arus) = 0.9253
                                 1.5

                                  1
                                                                           Arus
                                 0.5                                       N-arus

                                  0
                                          7             14       21      28         35   42
                                                       Periode Pengamatan (Hari ke-)


  Gambar 3. Pertumbuhan panjang ikan dengan dan tanpa stimulasi arus buatan.


                                                                                              7
3.3.    Kandungan Lemak dan Protein

     Lemak yang terdeteksi di dalam daging sesungguhnya adalah lemak yang
sebagian besar berasal dari jaringan lemak, bukan dari otot daging, karena daging
ikan tersusun oleh jaringan otot, jaringan pengikat, dan jaringan lemak (Zaitsev et, al,
1969). Jaringan lemak dan jaringan pengikat berperan dalam menyatukan dan
mengikat serat-serat jaringan otot.

     Kandungan lemak dalam daging ikan kerapu adalah sebesar 5.44 ± 0.27 %
pada ikan yang diberi perlakuan arus dan 6.22 ± 0.67 % ikan yang tidak diberi
perlakuan (Lihat Tabel 2 dan Gambar 4). Tidak terdapat perbedaan yang signifikan
antara lemak di dalam daging ikan yang di beri stimulasi arus dan yang tidak diberi
arus (P<0.01). Walau demikian lemak di dalam ikan yang diberi stimulasi arus lebih
sedikit dibandingkan dengan lemak di dalam ikan yang tidak diberi stimulasi arus.
Hasil ini sejalan dengan yang telah diperoleh Tajerin et. al. (2000) pada hasil analisis
kandungan lemak ikan mas yang diberi perlakuan arus,

Tabel. 2.   Kandungan Lemak dan Protein Daging pada Ikan Kerapu Dengan dan
            Tanpa Stimulasi Arus pada akhir pemeliharaan.

                       Kandungan           Kandungan
       Perlakuan                                                Keterangan
                       Lemak (%)             Protein

          Arus          5.44 ± 0.27        79.07 ± 6.23            P>0.05

       Tanpa Arus       6.22 ± 0.67        84.64 ± 2.04

      Berkurangnya kandungan lemak di dalam daging ikan yang diberi stimulasi arus
disebabkan oleh penggunaan lemak yang cukup tinggi sebagai sumber energi saat
melakukan proses pergerakan renang yang terus menerus, sebagai akibat dari
penggunaan energi yang tinggi. Kebutuhan energi akan semakin tinggi dengan
meningkatnya aktivitas ikan berenang, karena ikan terus bergerak yang berarti terus
terjadi kontraksi otot dalam aktivitasnya. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan
bahwa perlakuan stimulasi arus akan menurunkan kandungan lemak di dalam daging
ikan kerapu walaupun tidak ada perbedaan yang signifikan.

     Sepertihalnya pada kandungan lemak, kandungan protein daging ikan kerapu
pada ikan yang diberi stimulasi arus relatif lebih rendah dibanding dengan ikan tanpa
diberi stimulasi arus, namun tidak perbedaan yang signifikan dari keduanya
(P>0.005). Seperti terlihat pada Tabel 2 di atas dan Gambar 4 di bawah bahwa
kandungan protein yang diberi perlakuan arus ada pada kisaran 79.07 ± 6.23 % dan
yang tidak diberi stimulasi arus sebesar 84.64 ± 2.04 %. Keberadan protein dalam
daging ikan juga sangat berkaitan dengan aktivitas hidup ikan itu sendiri. Nampak
bahwa kandungan protein pada ikan yang di beri stimulasi arus terkuras oleh aktivitas
ikan, kandungan protein yang ada pada tubuh ikan terambil untuk keperluan suplai
energi yang tidak tercukupi oleh sumber bahan energi lainnya (Jangkaru, 1974,
Ganong, 1980, Lovell. 1989).


                                                                                      8
Ada perbedaan hasil yang diperoleh pada efek arus terhadap kandungan protein
yang diperoleh. Pada ikan kerapu pada perlakuan stimulasi arus kandungan protein
semakin berkurang sedangkan pada ikan mas sebaliknya semakin meningkat. Ini
dimungkinkan sangat berkaitan dengan karakteristik ikannya. Hasil yang diperoleh
mejadi sangat menarik karena kandungan lemak ikan kerapu relatif rendah, berada
di bawah 10 persen sedangkan ikan mas yang diteliti oleh Tajerin et, al,. (2000) lebih
dari 10 % kecuali pada ikan yang diberi arus deras >0.75 m/det. Sehingga
dimungkinkan protein memberikan peran dalam penyediaan suplai energi dalam
aktivitasnya, yang berakibat pada menurunya nilai kandungan protein pada ikan yang
diberi stimulasi arus.


                      79.07           84.64                                      100


                                                                                 80




                                                                                       Prosentase (%)
                                                                                 60


                                                                                 40


                                                   5.44           6.22           20


                                                                                 0
                              Arus        Tanpa arus      Arus      Tanpa arus

                                     Protein                     Lemak



Gambar 4.    Kandungan Protein dan Lemak Daging pada Ikan Kerapu Dengan dan
             Tanpa Stimulasi Arus.



3.4.   Tekstur Daging

     Dalam aktivitas fisik kehidupan ikan akan sangat terkait dengan jaringan otot
dalam tubuhnya. Ikan memiliki otot merah, otot pink dan putih (Tajerin, et.al,. (2000).
memaparkan bahwa proporsi otot merah, pink, dan putih akan sangat berkaitan
dengan aktivitas ikan. Ikan beraktvitas tinggi atau aktivitas berenangnya semakin
intensif memiliki proporsi otot merah yang sangat besar di banding dengan jenis otot
lainnya (Bruoghton, et.al,. 1981; Tajerin, et.al,. 2000) karena secara nyata otot merah
mempunyai peran yang dominan dalam konstraksi otot. Proporsi otot merah yang
tinggi akan meningkatkan kekompakkan dan kekenyalan otot daging                    ikan
(Bruoghton, et.al,. 1981). Karena ada hubungan yang sangat erat antara kandungan
proporsi otot merah atau putih dengan kondisi nilai rata-rata tekstur daging ikan.
Terjadi hubungan yang positif antara kondisi tektur daging dengan keberadaan otot
merah dan sebaliknya bersifat negatif dengan keberadaan otot putih (Sanger, et. al,.
1988; Gill, et.al,. 1989; dan Tajerin, et.al., 2000)


                                                                                                        9
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan lemak daging ikan kerapu yang
diberi perlakuan stimulasi arus lebih rendah dibanding dengan yang tidak diberi
stimulasi arus (Tabel 2). Hasil uji Tajerin et, al,. (2000) pada ikan mas
memperlihatkan bahwa ada hubungan negatif yang sangat kuat antara kondisi tektur
daging dengan kandungan lemak yang dimilikinya. Dengan demikian terdapat
indikasi kuat bahwa ikan kerapu yang diberi stimulasi arus memiliki tekstur daging
yang lebih kompak dan kenyal dibandingkan dengan ikan kerapu yang tidak diberi
stimulasi arus, walaupun secara statistik tidak signifikan.




                                                                               10
IV.   KESIMPULAN DAN SARAN



4.1. Kesimpulan

     Sistem resirkulasi dapat menstabilisasi kualitas air media pemeliharaan
sehingga meningkatkan kelangsungan hidup ikan hingga 100% dan tidak ada
pengaruh yang kuat akibat perlakuan arus. Pemberian stimulasi arus pada ikan
kerapu dapat memberikan dampak pada kecenderungan penambahan panjang dan
penurunan bobot ikan, walaupun bobot ikan masih lebih tinggi dibanding dengan
tanpa perlakuan arus. Perlakuan arus juga akan menurunkan kandungan lemak dan
protein daging, serta semakin meningkatnya tekstur daging ikan. Perlakuan arus
buatan pada kecepatan 0.10 – 0.15 m/det belum memberikan respon yang nyata bagi
peningkatan kualitas ikan.



4.2. Saran

        Perlu dilakukan pemberian perlakuan stimulasi arus dengan kecepatan yang
lebih tinggi denagan waktu pemeliharaan yang lebih lama untuk melihat hasil yang
lebih signifikan dan pengukuran lebih detail kondisi tekstur daging ikan..




                                                                             11
PUSTAKA


Afandi, R. 1192. . Fisiologi Ikan. Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat. IPB. 215pp.
Bruoghton, N.M. G. Goldspink, and N.V. Jones. 1981. Histological Difference in The
      Lateral Musculature of Group Roach, Rutilus rutilus (L) From Different
      Habitats. JK. Fish Biol. 18:117-122.
Brett, J.R. 1972. The Respiratory Metabilsm and Swimming Perormance of young
       sockeye salmon. Journal of the Fisheries Research Board of Canad.
       21:1183-1226.
Ganong, W.F. 1980. Review of Medical Phisyilogy. Liagne Medical Publications, Los
     Altos, California USA. 763pp.
Gill. H.S., A.H. Weatherley, R. Lee, and D. Legere. 1989. Histochemical
       caracterization of muscle of five teleost species. J. Fish Biol. 34:375-386.
Jangkaru, Z. 1974. Makanan Ikan. Correspodence Course Centre. Ditjend Perikanan
      Deptan. Jakarta. 72pp.
Lovell., T. 1989. Nutrients And Feeding of Fish. Van Nostrand Reinhold, New York.
       260pp.
Sanger, A.M. 1992. Quantitative fine Structural Diversification of Red and With
     Muscle Fibres in Cyprinids. Environmental Biology of Fish 33:97-104.

Syaichudin, M; A. Gafur; Nana S.S. Udi Putra; Hamka, Maqbul. 2006. Efektifitas
      Produksi Benih Kerapu Bermutu Melalui Padat Tebar Tinggi pada Pendederan
      Sistem Resirkulasi. Prosiding Makalah Ekspos Hasil-hasil kajian Teknologi
      BBAP Takalar 18 Desember 2006.
Tajerin, I Nengah S. Rabengnatar, dan Baden Muharram. 2000. Pengaruh Kecepatan
       Arus Air dalam Kolam Terhadap Tekstur Daging Ikan Mas Jurnal Penelitian
       Perikanan Indonesia 6 (2): 53-61.
Zitsev,V., I. Kizevetter,; L. Lagunov, T. Makarova, L. Minder and V. Podsevalov 1969.
       Fish Curing and Processing. Mir Publisher. Moscow. 370pp.




                                                                                     12

Contenu connexe

Tendances

PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP GELONDONGAN IKAN KANCRA (Labeobarbus douro...
PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP GELONDONGAN IKAN KANCRA (Labeobarbus douro...PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP GELONDONGAN IKAN KANCRA (Labeobarbus douro...
PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP GELONDONGAN IKAN KANCRA (Labeobarbus douro...Repository Ipb
 
Nutritional genomics untuk efisiensi pakan2
Nutritional genomics untuk efisiensi pakan2Nutritional genomics untuk efisiensi pakan2
Nutritional genomics untuk efisiensi pakan2Ibnu Sahidhir
 
Residu oksitetrasiklin dalam tubuh ikan dan sedimen kolam
Residu oksitetrasiklin dalam tubuh ikan dan sedimen kolamResidu oksitetrasiklin dalam tubuh ikan dan sedimen kolam
Residu oksitetrasiklin dalam tubuh ikan dan sedimen kolamdamar_kp3
 
PENGELOLAAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
PENGELOLAAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEIPENGELOLAAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
PENGELOLAAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEIMustain Adinugroho
 
PENGARUH ALKALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN LARVA IKAN P...
PENGARUH ALKALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN LARVA IKAN P...PENGARUH ALKALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN LARVA IKAN P...
PENGARUH ALKALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN LARVA IKAN P...Repository Ipb
 
Budidaya udang vannamei
Budidaya udang vannameiBudidaya udang vannamei
Budidaya udang vannameiHanapi Suteja
 
MANIPULASI HORMON DAN SUHU UNTUK PRODUKSI JANTAN HOMOGAMETIK (XX) DALAM RANGK...
MANIPULASI HORMON DAN SUHU UNTUK PRODUKSI JANTAN HOMOGAMETIK (XX) DALAM RANGK...MANIPULASI HORMON DAN SUHU UNTUK PRODUKSI JANTAN HOMOGAMETIK (XX) DALAM RANGK...
MANIPULASI HORMON DAN SUHU UNTUK PRODUKSI JANTAN HOMOGAMETIK (XX) DALAM RANGK...Repository Ipb
 
Terjemahan Jurnal
Terjemahan JurnalTerjemahan Jurnal
Terjemahan JurnalSaniati Goa
 
Efektivitas Filter Cartridge Sederhana
Efektivitas  Filter Cartridge SederhanaEfektivitas  Filter Cartridge Sederhana
Efektivitas Filter Cartridge SederhanaBBAP takalar
 
PEMANTAUAN PERTUMBUHAN DAN POPULASI PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
PEMANTAUAN PERTUMBUHAN DAN POPULASI PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEIPEMANTAUAN PERTUMBUHAN DAN POPULASI PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
PEMANTAUAN PERTUMBUHAN DAN POPULASI PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEIMustain Adinugroho
 
RESISTENSI TERHADAP STRES DAN RESPONS IMUNITAS IKAN GURAMI (Osphronemus goura...
RESISTENSI TERHADAP STRES DAN RESPONS IMUNITAS IKAN GURAMI (Osphronemus goura...RESISTENSI TERHADAP STRES DAN RESPONS IMUNITAS IKAN GURAMI (Osphronemus goura...
RESISTENSI TERHADAP STRES DAN RESPONS IMUNITAS IKAN GURAMI (Osphronemus goura...Repository Ipb
 
PENGARUH TEKNIK ADAPTASI SALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHA...
PENGARUH TEKNIK ADAPTASI SALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHA...PENGARUH TEKNIK ADAPTASI SALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHA...
PENGARUH TEKNIK ADAPTASI SALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHA...Repository Ipb
 
Meminimalkan ganti air dalam akuakultur
Meminimalkan ganti air dalam akuakulturMeminimalkan ganti air dalam akuakultur
Meminimalkan ganti air dalam akuakulturIbnu Sahidhir
 
Andrew hidayat 93209-id-kajian-perbedaan-konsentrasi-larutan-gar
 Andrew hidayat   93209-id-kajian-perbedaan-konsentrasi-larutan-gar Andrew hidayat   93209-id-kajian-perbedaan-konsentrasi-larutan-gar
Andrew hidayat 93209-id-kajian-perbedaan-konsentrasi-larutan-garAndrew Hidayat
 
COVER SKRIPSI - BEBAN KERJA OSMOTIK, PERUBAHAN OSMOEFEKTOR DAN EFISIENSI PEMA...
COVER SKRIPSI - BEBAN KERJA OSMOTIK, PERUBAHAN OSMOEFEKTOR DAN EFISIENSI PEMA...COVER SKRIPSI - BEBAN KERJA OSMOTIK, PERUBAHAN OSMOEFEKTOR DAN EFISIENSI PEMA...
COVER SKRIPSI - BEBAN KERJA OSMOTIK, PERUBAHAN OSMOEFEKTOR DAN EFISIENSI PEMA...Mustain Adinugroho
 
PRODUKSI TOKOLAN UDANG VANAMEI (Litopenaeus vannamei) DALAM HAPA DENGAN PADAT...
PRODUKSI TOKOLAN UDANG VANAMEI (Litopenaeus vannamei) DALAM HAPA DENGAN PADAT...PRODUKSI TOKOLAN UDANG VANAMEI (Litopenaeus vannamei) DALAM HAPA DENGAN PADAT...
PRODUKSI TOKOLAN UDANG VANAMEI (Litopenaeus vannamei) DALAM HAPA DENGAN PADAT...Repository Ipb
 

Tendances (19)

PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP GELONDONGAN IKAN KANCRA (Labeobarbus douro...
PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP GELONDONGAN IKAN KANCRA (Labeobarbus douro...PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP GELONDONGAN IKAN KANCRA (Labeobarbus douro...
PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP GELONDONGAN IKAN KANCRA (Labeobarbus douro...
 
Nutritional genomics untuk efisiensi pakan2
Nutritional genomics untuk efisiensi pakan2Nutritional genomics untuk efisiensi pakan2
Nutritional genomics untuk efisiensi pakan2
 
Residu oksitetrasiklin dalam tubuh ikan dan sedimen kolam
Residu oksitetrasiklin dalam tubuh ikan dan sedimen kolamResidu oksitetrasiklin dalam tubuh ikan dan sedimen kolam
Residu oksitetrasiklin dalam tubuh ikan dan sedimen kolam
 
PENGELOLAAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
PENGELOLAAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEIPENGELOLAAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
PENGELOLAAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
 
1299 2564-1-pb
1299 2564-1-pb1299 2564-1-pb
1299 2564-1-pb
 
PENGARUH ALKALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN LARVA IKAN P...
PENGARUH ALKALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN LARVA IKAN P...PENGARUH ALKALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN LARVA IKAN P...
PENGARUH ALKALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN LARVA IKAN P...
 
Terjemahan Jurnal
Terjemahan JurnalTerjemahan Jurnal
Terjemahan Jurnal
 
Budidaya udang vannamei
Budidaya udang vannameiBudidaya udang vannamei
Budidaya udang vannamei
 
MANIPULASI HORMON DAN SUHU UNTUK PRODUKSI JANTAN HOMOGAMETIK (XX) DALAM RANGK...
MANIPULASI HORMON DAN SUHU UNTUK PRODUKSI JANTAN HOMOGAMETIK (XX) DALAM RANGK...MANIPULASI HORMON DAN SUHU UNTUK PRODUKSI JANTAN HOMOGAMETIK (XX) DALAM RANGK...
MANIPULASI HORMON DAN SUHU UNTUK PRODUKSI JANTAN HOMOGAMETIK (XX) DALAM RANGK...
 
Terjemahan Jurnal
Terjemahan JurnalTerjemahan Jurnal
Terjemahan Jurnal
 
Kajian respon kekebalan tubuh dan pertumbuhankakap putih
Kajian respon kekebalan tubuh dan pertumbuhankakap putihKajian respon kekebalan tubuh dan pertumbuhankakap putih
Kajian respon kekebalan tubuh dan pertumbuhankakap putih
 
Efektivitas Filter Cartridge Sederhana
Efektivitas  Filter Cartridge SederhanaEfektivitas  Filter Cartridge Sederhana
Efektivitas Filter Cartridge Sederhana
 
PEMANTAUAN PERTUMBUHAN DAN POPULASI PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
PEMANTAUAN PERTUMBUHAN DAN POPULASI PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEIPEMANTAUAN PERTUMBUHAN DAN POPULASI PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
PEMANTAUAN PERTUMBUHAN DAN POPULASI PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
 
RESISTENSI TERHADAP STRES DAN RESPONS IMUNITAS IKAN GURAMI (Osphronemus goura...
RESISTENSI TERHADAP STRES DAN RESPONS IMUNITAS IKAN GURAMI (Osphronemus goura...RESISTENSI TERHADAP STRES DAN RESPONS IMUNITAS IKAN GURAMI (Osphronemus goura...
RESISTENSI TERHADAP STRES DAN RESPONS IMUNITAS IKAN GURAMI (Osphronemus goura...
 
PENGARUH TEKNIK ADAPTASI SALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHA...
PENGARUH TEKNIK ADAPTASI SALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHA...PENGARUH TEKNIK ADAPTASI SALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHA...
PENGARUH TEKNIK ADAPTASI SALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHA...
 
Meminimalkan ganti air dalam akuakultur
Meminimalkan ganti air dalam akuakulturMeminimalkan ganti air dalam akuakultur
Meminimalkan ganti air dalam akuakultur
 
Andrew hidayat 93209-id-kajian-perbedaan-konsentrasi-larutan-gar
 Andrew hidayat   93209-id-kajian-perbedaan-konsentrasi-larutan-gar Andrew hidayat   93209-id-kajian-perbedaan-konsentrasi-larutan-gar
Andrew hidayat 93209-id-kajian-perbedaan-konsentrasi-larutan-gar
 
COVER SKRIPSI - BEBAN KERJA OSMOTIK, PERUBAHAN OSMOEFEKTOR DAN EFISIENSI PEMA...
COVER SKRIPSI - BEBAN KERJA OSMOTIK, PERUBAHAN OSMOEFEKTOR DAN EFISIENSI PEMA...COVER SKRIPSI - BEBAN KERJA OSMOTIK, PERUBAHAN OSMOEFEKTOR DAN EFISIENSI PEMA...
COVER SKRIPSI - BEBAN KERJA OSMOTIK, PERUBAHAN OSMOEFEKTOR DAN EFISIENSI PEMA...
 
PRODUKSI TOKOLAN UDANG VANAMEI (Litopenaeus vannamei) DALAM HAPA DENGAN PADAT...
PRODUKSI TOKOLAN UDANG VANAMEI (Litopenaeus vannamei) DALAM HAPA DENGAN PADAT...PRODUKSI TOKOLAN UDANG VANAMEI (Litopenaeus vannamei) DALAM HAPA DENGAN PADAT...
PRODUKSI TOKOLAN UDANG VANAMEI (Litopenaeus vannamei) DALAM HAPA DENGAN PADAT...
 

Similaire à IKAN KERAPU

Presentasi Budidaya Sistem Bioflok.pptx
Presentasi Budidaya Sistem Bioflok.pptxPresentasi Budidaya Sistem Bioflok.pptx
Presentasi Budidaya Sistem Bioflok.pptxAdinDin2
 
KAJIAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA UDANG VANAME DENGAN SISTEM PERGILIRAN PAKA...
KAJIAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA  UDANG VANAME DENGAN SISTEM PERGILIRAN PAKA...KAJIAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA  UDANG VANAME DENGAN SISTEM PERGILIRAN PAKA...
KAJIAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA UDANG VANAME DENGAN SISTEM PERGILIRAN PAKA...Hilmansyah16
 
PENAMPILAN REPRODUKSI DAN KUALITAS LARVA RAJUNGAN DENGAN PEMBERIAN BIOMASS A...
PENAMPILAN REPRODUKSI DAN KUALITAS LARVA  RAJUNGAN DENGAN PEMBERIAN BIOMASS A...PENAMPILAN REPRODUKSI DAN KUALITAS LARVA  RAJUNGAN DENGAN PEMBERIAN BIOMASS A...
PENAMPILAN REPRODUKSI DAN KUALITAS LARVA RAJUNGAN DENGAN PEMBERIAN BIOMASS A...lisa ruliaty 631971
 
EVALUASI PENEBARAN UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii) DI WADUK DARMA, JA...
EVALUASI PENEBARAN UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii) DI WADUK DARMA, JA...EVALUASI PENEBARAN UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii) DI WADUK DARMA, JA...
EVALUASI PENEBARAN UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii) DI WADUK DARMA, JA...Repository Ipb
 
PENGARUH TEKNIK ADAPTASI SALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHA...
PENGARUH TEKNIK ADAPTASI SALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHA...PENGARUH TEKNIK ADAPTASI SALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHA...
PENGARUH TEKNIK ADAPTASI SALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHA...Repository Ipb
 
PENGARUH ALKALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN LARVA IKAN P...
PENGARUH ALKALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN LARVA IKAN P...PENGARUH ALKALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN LARVA IKAN P...
PENGARUH ALKALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN LARVA IKAN P...Repository Ipb
 
Aplikasi sistem resirkulasi pada induk kepiting bakau (Scylla olivacea)
Aplikasi sistem resirkulasi pada induk kepiting bakau (Scylla olivacea)Aplikasi sistem resirkulasi pada induk kepiting bakau (Scylla olivacea)
Aplikasi sistem resirkulasi pada induk kepiting bakau (Scylla olivacea)CRABERS
 
Pengaruh asupan makanan undur
Pengaruh asupan makanan undurPengaruh asupan makanan undur
Pengaruh asupan makanan undurNery Azni Ch
 
Pipih suptijah kajianefekdayahambat
Pipih suptijah kajianefekdayahambatPipih suptijah kajianefekdayahambat
Pipih suptijah kajianefekdayahambatbrawijaya university
 
Pemantauan Budidaya Udang Vaname Sistem Tradisional Di Makassar
Pemantauan Budidaya Udang Vaname Sistem Tradisional Di MakassarPemantauan Budidaya Udang Vaname Sistem Tradisional Di Makassar
Pemantauan Budidaya Udang Vaname Sistem Tradisional Di MakassarBBAP takalar
 
Jojo subagja semah domestikasi
Jojo subagja semah domestikasiJojo subagja semah domestikasi
Jojo subagja semah domestikasiJojo Subagja
 

Similaire à IKAN KERAPU (20)

Presentasi Budidaya Sistem Bioflok.pptx
Presentasi Budidaya Sistem Bioflok.pptxPresentasi Budidaya Sistem Bioflok.pptx
Presentasi Budidaya Sistem Bioflok.pptx
 
KAJIAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA UDANG VANAME DENGAN SISTEM PERGILIRAN PAKA...
KAJIAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA  UDANG VANAME DENGAN SISTEM PERGILIRAN PAKA...KAJIAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA  UDANG VANAME DENGAN SISTEM PERGILIRAN PAKA...
KAJIAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA UDANG VANAME DENGAN SISTEM PERGILIRAN PAKA...
 
ppt body.pptx
ppt body.pptxppt body.pptx
ppt body.pptx
 
BAB I.pdf
BAB I.pdfBAB I.pdf
BAB I.pdf
 
PENAMPILAN REPRODUKSI DAN KUALITAS LARVA RAJUNGAN DENGAN PEMBERIAN BIOMASS A...
PENAMPILAN REPRODUKSI DAN KUALITAS LARVA  RAJUNGAN DENGAN PEMBERIAN BIOMASS A...PENAMPILAN REPRODUKSI DAN KUALITAS LARVA  RAJUNGAN DENGAN PEMBERIAN BIOMASS A...
PENAMPILAN REPRODUKSI DAN KUALITAS LARVA RAJUNGAN DENGAN PEMBERIAN BIOMASS A...
 
PPT SEMPROL.pptx
PPT SEMPROL.pptxPPT SEMPROL.pptx
PPT SEMPROL.pptx
 
EVALUASI PENEBARAN UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii) DI WADUK DARMA, JA...
EVALUASI PENEBARAN UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii) DI WADUK DARMA, JA...EVALUASI PENEBARAN UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii) DI WADUK DARMA, JA...
EVALUASI PENEBARAN UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii) DI WADUK DARMA, JA...
 
Siti maryam
Siti maryamSiti maryam
Siti maryam
 
PENGARUH TEKNIK ADAPTASI SALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHA...
PENGARUH TEKNIK ADAPTASI SALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHA...PENGARUH TEKNIK ADAPTASI SALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHA...
PENGARUH TEKNIK ADAPTASI SALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHA...
 
Observasi kolam
Observasi kolamObservasi kolam
Observasi kolam
 
PENGARUH ALKALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN LARVA IKAN P...
PENGARUH ALKALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN LARVA IKAN P...PENGARUH ALKALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN LARVA IKAN P...
PENGARUH ALKALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN LARVA IKAN P...
 
PENDEDERAN IKAN PATIN
PENDEDERAN IKAN PATINPENDEDERAN IKAN PATIN
PENDEDERAN IKAN PATIN
 
Pembesaran ikan
Pembesaran ikanPembesaran ikan
Pembesaran ikan
 
Aplikasi sistem resirkulasi pada induk kepiting bakau (Scylla olivacea)
Aplikasi sistem resirkulasi pada induk kepiting bakau (Scylla olivacea)Aplikasi sistem resirkulasi pada induk kepiting bakau (Scylla olivacea)
Aplikasi sistem resirkulasi pada induk kepiting bakau (Scylla olivacea)
 
Pengaruh asupan makanan undur
Pengaruh asupan makanan undurPengaruh asupan makanan undur
Pengaruh asupan makanan undur
 
Pipih suptijah kajianefekdayahambat
Pipih suptijah kajianefekdayahambatPipih suptijah kajianefekdayahambat
Pipih suptijah kajianefekdayahambat
 
Pemantauan Budidaya Udang Vaname Sistem Tradisional Di Makassar
Pemantauan Budidaya Udang Vaname Sistem Tradisional Di MakassarPemantauan Budidaya Udang Vaname Sistem Tradisional Di Makassar
Pemantauan Budidaya Udang Vaname Sistem Tradisional Di Makassar
 
Jojo subagja semah domestikasi
Jojo subagja semah domestikasiJojo subagja semah domestikasi
Jojo subagja semah domestikasi
 
PPT PIP WULAN (1).pptx
PPT PIP WULAN (1).pptxPPT PIP WULAN (1).pptx
PPT PIP WULAN (1).pptx
 
Dampak lingkungan pada kegiatan budidaya perikanan di china
Dampak lingkungan pada kegiatan budidaya perikanan di chinaDampak lingkungan pada kegiatan budidaya perikanan di china
Dampak lingkungan pada kegiatan budidaya perikanan di china
 

Plus de BBAP takalar

Pembenihan ikan terbang
Pembenihan ikan terbangPembenihan ikan terbang
Pembenihan ikan terbangBBAP takalar
 
Pembenihan ikan terbang
Pembenihan ikan terbangPembenihan ikan terbang
Pembenihan ikan terbangBBAP takalar
 
Manjemen kualitas air
Manjemen kualitas airManjemen kualitas air
Manjemen kualitas airBBAP takalar
 
Budidaya lawi lawi di tambak
Budidaya lawi lawi di tambakBudidaya lawi lawi di tambak
Budidaya lawi lawi di tambakBBAP takalar
 
Budidaya ikan nila di tambak
Budidaya ikan nila di tambakBudidaya ikan nila di tambak
Budidaya ikan nila di tambakBBAP takalar
 
Performa 4 strain nila di tambak
Performa 4 strain nila di tambakPerforma 4 strain nila di tambak
Performa 4 strain nila di tambakBBAP takalar
 
Budidaya lawi lawi (caulerpa sp) di Tambak
Budidaya lawi lawi (caulerpa sp) di TambakBudidaya lawi lawi (caulerpa sp) di Tambak
Budidaya lawi lawi (caulerpa sp) di TambakBBAP takalar
 
Ultraviolet Sebagai Alat Disinfektan Penting Di Pembenihan
Ultraviolet Sebagai Alat Disinfektan Penting Di PembenihanUltraviolet Sebagai Alat Disinfektan Penting Di Pembenihan
Ultraviolet Sebagai Alat Disinfektan Penting Di PembenihanBBAP takalar
 
Daya Tahan Beberapa Jenis Bakteri Terhadap Uv
Daya Tahan Beberapa Jenis Bakteri Terhadap UvDaya Tahan Beberapa Jenis Bakteri Terhadap Uv
Daya Tahan Beberapa Jenis Bakteri Terhadap UvBBAP takalar
 
Identifikasi Kawasan Tambak Udang Dan Kepiting Di Pallime Bone
Identifikasi Kawasan  Tambak  Udang Dan  Kepiting  Di  Pallime  BoneIdentifikasi Kawasan  Tambak  Udang Dan  Kepiting  Di  Pallime  Bone
Identifikasi Kawasan Tambak Udang Dan Kepiting Di Pallime BoneBBAP takalar
 
M A N J E M E N K U A L I T A S A I R D A N T A N A H
M A N J E M E N  K U A L I T A S  A I R  D A N  T A N A HM A N J E M E N  K U A L I T A S  A I R  D A N  T A N A H
M A N J E M E N K U A L I T A S A I R D A N T A N A HBBAP takalar
 
Monitoring Kualitas Ikan Dan Lingkungan Kawasan Budidaya
Monitoring  Kualitas  Ikan Dan  Lingkungan  Kawasan  BudidayaMonitoring  Kualitas  Ikan Dan  Lingkungan  Kawasan  Budidaya
Monitoring Kualitas Ikan Dan Lingkungan Kawasan BudidayaBBAP takalar
 
Kemampuan Reduksi U V 4 L Terhadap Populasi Beberapa Jenis Bakteri
Kemampuan  Reduksi  U V 4 L  Terhadap  Populasi  Beberapa  Jenis  BakteriKemampuan  Reduksi  U V 4 L  Terhadap  Populasi  Beberapa  Jenis  Bakteri
Kemampuan Reduksi U V 4 L Terhadap Populasi Beberapa Jenis BakteriBBAP takalar
 
Kualitas Lahan Tambak Sinjai Timur Pasca Bencana
Kualitas Lahan Tambak Sinjai Timur Pasca BencanaKualitas Lahan Tambak Sinjai Timur Pasca Bencana
Kualitas Lahan Tambak Sinjai Timur Pasca BencanaBBAP takalar
 
Ultraviolet Sebagai Alat Disinfektan Penting Di Pembenihan
Ultraviolet Sebagai Alat Disinfektan Penting Di PembenihanUltraviolet Sebagai Alat Disinfektan Penting Di Pembenihan
Ultraviolet Sebagai Alat Disinfektan Penting Di PembenihanBBAP takalar
 
Disain Uv 3 In 1 Untuk Mereduksi Bakteri
Disain Uv 3 In 1 Untuk Mereduksi BakteriDisain Uv 3 In 1 Untuk Mereduksi Bakteri
Disain Uv 3 In 1 Untuk Mereduksi BakteriBBAP takalar
 
Application Of Probiotic And Molases
Application Of Probiotic And MolasesApplication Of Probiotic And Molases
Application Of Probiotic And MolasesBBAP takalar
 
Application Of Probiotic And Molases
Application Of Probiotic And MolasesApplication Of Probiotic And Molases
Application Of Probiotic And MolasesBBAP takalar
 
Uji Efektivitas UV Dalam Mereduksi Beberapa Bakteri Pathogen Dari Sumber Med...
Uji Efektivitas UV  Dalam Mereduksi Beberapa Bakteri Pathogen Dari Sumber Med...Uji Efektivitas UV  Dalam Mereduksi Beberapa Bakteri Pathogen Dari Sumber Med...
Uji Efektivitas UV Dalam Mereduksi Beberapa Bakteri Pathogen Dari Sumber Med...BBAP takalar
 
Efektivitas UV Sederhana dalam mereduksi Populasi Bakteri
Efektivitas UV Sederhana dalam mereduksi Populasi BakteriEfektivitas UV Sederhana dalam mereduksi Populasi Bakteri
Efektivitas UV Sederhana dalam mereduksi Populasi BakteriBBAP takalar
 

Plus de BBAP takalar (20)

Pembenihan ikan terbang
Pembenihan ikan terbangPembenihan ikan terbang
Pembenihan ikan terbang
 
Pembenihan ikan terbang
Pembenihan ikan terbangPembenihan ikan terbang
Pembenihan ikan terbang
 
Manjemen kualitas air
Manjemen kualitas airManjemen kualitas air
Manjemen kualitas air
 
Budidaya lawi lawi di tambak
Budidaya lawi lawi di tambakBudidaya lawi lawi di tambak
Budidaya lawi lawi di tambak
 
Budidaya ikan nila di tambak
Budidaya ikan nila di tambakBudidaya ikan nila di tambak
Budidaya ikan nila di tambak
 
Performa 4 strain nila di tambak
Performa 4 strain nila di tambakPerforma 4 strain nila di tambak
Performa 4 strain nila di tambak
 
Budidaya lawi lawi (caulerpa sp) di Tambak
Budidaya lawi lawi (caulerpa sp) di TambakBudidaya lawi lawi (caulerpa sp) di Tambak
Budidaya lawi lawi (caulerpa sp) di Tambak
 
Ultraviolet Sebagai Alat Disinfektan Penting Di Pembenihan
Ultraviolet Sebagai Alat Disinfektan Penting Di PembenihanUltraviolet Sebagai Alat Disinfektan Penting Di Pembenihan
Ultraviolet Sebagai Alat Disinfektan Penting Di Pembenihan
 
Daya Tahan Beberapa Jenis Bakteri Terhadap Uv
Daya Tahan Beberapa Jenis Bakteri Terhadap UvDaya Tahan Beberapa Jenis Bakteri Terhadap Uv
Daya Tahan Beberapa Jenis Bakteri Terhadap Uv
 
Identifikasi Kawasan Tambak Udang Dan Kepiting Di Pallime Bone
Identifikasi Kawasan  Tambak  Udang Dan  Kepiting  Di  Pallime  BoneIdentifikasi Kawasan  Tambak  Udang Dan  Kepiting  Di  Pallime  Bone
Identifikasi Kawasan Tambak Udang Dan Kepiting Di Pallime Bone
 
M A N J E M E N K U A L I T A S A I R D A N T A N A H
M A N J E M E N  K U A L I T A S  A I R  D A N  T A N A HM A N J E M E N  K U A L I T A S  A I R  D A N  T A N A H
M A N J E M E N K U A L I T A S A I R D A N T A N A H
 
Monitoring Kualitas Ikan Dan Lingkungan Kawasan Budidaya
Monitoring  Kualitas  Ikan Dan  Lingkungan  Kawasan  BudidayaMonitoring  Kualitas  Ikan Dan  Lingkungan  Kawasan  Budidaya
Monitoring Kualitas Ikan Dan Lingkungan Kawasan Budidaya
 
Kemampuan Reduksi U V 4 L Terhadap Populasi Beberapa Jenis Bakteri
Kemampuan  Reduksi  U V 4 L  Terhadap  Populasi  Beberapa  Jenis  BakteriKemampuan  Reduksi  U V 4 L  Terhadap  Populasi  Beberapa  Jenis  Bakteri
Kemampuan Reduksi U V 4 L Terhadap Populasi Beberapa Jenis Bakteri
 
Kualitas Lahan Tambak Sinjai Timur Pasca Bencana
Kualitas Lahan Tambak Sinjai Timur Pasca BencanaKualitas Lahan Tambak Sinjai Timur Pasca Bencana
Kualitas Lahan Tambak Sinjai Timur Pasca Bencana
 
Ultraviolet Sebagai Alat Disinfektan Penting Di Pembenihan
Ultraviolet Sebagai Alat Disinfektan Penting Di PembenihanUltraviolet Sebagai Alat Disinfektan Penting Di Pembenihan
Ultraviolet Sebagai Alat Disinfektan Penting Di Pembenihan
 
Disain Uv 3 In 1 Untuk Mereduksi Bakteri
Disain Uv 3 In 1 Untuk Mereduksi BakteriDisain Uv 3 In 1 Untuk Mereduksi Bakteri
Disain Uv 3 In 1 Untuk Mereduksi Bakteri
 
Application Of Probiotic And Molases
Application Of Probiotic And MolasesApplication Of Probiotic And Molases
Application Of Probiotic And Molases
 
Application Of Probiotic And Molases
Application Of Probiotic And MolasesApplication Of Probiotic And Molases
Application Of Probiotic And Molases
 
Uji Efektivitas UV Dalam Mereduksi Beberapa Bakteri Pathogen Dari Sumber Med...
Uji Efektivitas UV  Dalam Mereduksi Beberapa Bakteri Pathogen Dari Sumber Med...Uji Efektivitas UV  Dalam Mereduksi Beberapa Bakteri Pathogen Dari Sumber Med...
Uji Efektivitas UV Dalam Mereduksi Beberapa Bakteri Pathogen Dari Sumber Med...
 
Efektivitas UV Sederhana dalam mereduksi Populasi Bakteri
Efektivitas UV Sederhana dalam mereduksi Populasi BakteriEfektivitas UV Sederhana dalam mereduksi Populasi Bakteri
Efektivitas UV Sederhana dalam mereduksi Populasi Bakteri
 

IKAN KERAPU

  • 1. UPAYA PENINGKATAN KUALITAS IKAN KERAPU MACAN (Epinephelus fuscoguttatus) PADA PENDEDERAN BERDENSITAS TINGGI MELALUI PEMANFAATAN STIMULASI ARUS BUATAN1 Nana S.S. Udi Putra2, M. Syaichudin2, Fauzia2, Suarni3, Hasmawati3, M. Syahrir3 Balai Budidaya Air Payau TAKALAR Nana_ssup@yahoo.com ABSTRAK Pemanfaatan arus pada pemeliharaan ikan sistem resirkulasi telah dilakukan di BBAP Takalar. Sistem tersebut mampu menjaga kualitas air tetap baik. Kualitas ikan kerapu macan mendapat banyak perhatian konsumen, sehingga perlu dilakukan upaya-upaya untuk memenuhi keinginan konsumen yang sangat mengutamakan kualitas. Perekayasaan ini dilakukan untuk mengetahui efek arus pada sistem resirkulasi terhadap kualitas ikan kerapau macan. Ikan uji berjumlah 150 ekor yang dibagi ke dalam dua bak dengan volume masing-masing 200 L (375 ekor/ton media air). Satu bak di diberikan stimulasi arus degan kecepatan 0.10-0.15 m/det. Aspek kualitas ikan yang diukur adalah pertumbuhan panjang dan berat dan kadar lemak dan protein dan hubungannya dengan tekstur daging.. Hasil uji menunjukkan bahwa pemberian stimulasi arus memberikan kecenderungan meningkatkan panjang dan menurunkan bobot tubuh ikan, walaupun tidak ada perbedaan nyata antara dua perlakuan tersebut. Sedangkan untuk kandungan kadar lemak dan protein cenderung menurun yang mengarah pada peningkatan tekstur daging ikan. Kata kunci : kualitas air, arus, lemak, protein, tekstur THE EFFORT OF IMPROVING GROUPER FISH QUALITY (Epinephelus fuscoguttatus) ON FISH HIGH DENSITY AQUACULTURE BY WATER FLOW STIMULATION Nana S.S. Udi Putra2, Muh. Syaichudin2, Fauzia2, Suarni3, Hasmawati3, M. Syahrir3 ABSTRACT Application of water flow stimulation on aquaculture by recirculation system has been conducted at CBAD Takalar. It was stabilized water quality. Grouper fish quality is often attended by many consumers, thus must be conducted the effort in improving fish quality for following consumers desire. This engineering was conducted to know the application of water flow effect on recirculation system in inproving grouperfish quality. The sample fish are 150 divided into 2 plastic pond with volume 200 L (375 fish/ton water media). The first pond is treated by water flow stimulation with water current 0.10 – 0.15 m/s. The quality parameter measured were length and weight body and lipid and protein content and corresponding with flesh texture. The result showed that water flow stimulation tends to increase the length and decrease the weight body, although Boths not have significantly different. Whereas fat and protein content tends to decrease in water flow stimulation, it’s signed to improve the flesh texture. Key words : water quality, water flow stimulation, fat, protein, texture 1 Makalah disampaikan pada Indonesia Aquaculture 2007, Bali 30 Juli – 2 Agustus 2007 2 Calon Perekayasa BBAP Takalar, 3 Calon Litkayasa BBAP Takalar 1
  • 2. 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Penggunaan sistem resirkulasi dengan menggabungkan sistem filtrasi biologi dan kimia telah dilakukan di dalam pemeliharaan ikan kerapu macan dengan tetap melakukan sistem sipon (Syaichudin dkk, 2006). Sistem ini telah mampu menjaga stabilisasi kualitas air sehingga tetap baik. Perekayasaan terbaru telah dilakukan dengan menambahkan stimulasi arus untuk menghindari sistem sipon. Hasil uji sistem terbaru tersebut berhasil mengontrol stabilisasi kualitas air tetap baik (Syaichudin. et.el., 2006). Keberhasilan-keberhasilan dalam menjaga kualitas air seharusnya mampu meningkatkan kualitas ikan itu sendiri. Karena kualitas ikan mendapat perhatian besar dari para konsumen, seperti tuhuh ikan yang lebih langsing dan daging dengan tesktur yang lebih kompak (Tajerin, et.el. 2000). Ikan secara alamiah memang memiliki naluri menyukai arus air (Brett, 1984). Kondisi dinamis pada air mengalir akan memberikan rangsangan bagi ikan untuk bergerak. Aktivitas berenang sangat berkorelasi dengan kebutuhan oksigen yang banyak, namun tak ada indikasi kelelahan bagi ikan yang terus bergerak, sehingga ini mengindikasikan bahwa kebutuhan oksigen, karena ikan memerlukan sumber energi yang tinggi saat berenang dapat terpenuhi. Ikan yang memiliki aktivitas gerak lebih banyak akan memiliki kondisi kekompakan daging lebih baik dibanding dengan ikan yang statis dan lebih banyak diam. Karena otot yang lebih banyak dilatih akan mempunyai performance otot yang berbeda dibanding yang tidak dilatih (Tajerin et.el. 2000). Penebaran ikan dengan densitas yang lebih tinggi tentunya membutuhkan daya dukung kualitas air yang lebih baik. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan memberikan tambahan arus pada media pemeliharaan. Tambahan arus akan menambah rangsangan gerak dari ikan sehingga berdampak pada kebutuhan energi yang lebih besar. Akan tetapi kebutuhan akan terpenuhi dengan terjadinya penambahan kandungan oksigen akibat pergerakan air. Selain itu keberadaan arus akan lebih mendorong berkurangnya endapan bahan organik di dalam media dan kemudian terbuang ke dalam bak penampungan. Dengan demikian pemanfaatan arus pada sistem resirkulasi selain dapat mempertahankan kualitas air juga dapat memberikan rangsangan dalam membentuk performan tubuh ikan kerapu sehingga dapat meningkatkan kualitas ikan kerapu macan dan dapat memenuhi keinginan konsumen. 1.2. Tujuan Tujuan dari perekayasaan ini adalah untuk melihat respon kelangsungan hidup, dan kualitas ikan dengan parameter pertumbuhan dan kandungan lemak dan protein stimulasi arus buatan pada sistem resilrkulasi pada penebaran densitas tinggi. 2
  • 3. II. BAHAN DAN METODE 2.1. Waktu dan Tempat Uji coba prekayasaan ini dilakukan pada bulan September – Oktober 2006 di Laboratorium Basah BBAP Takalar, sedangkan analisa kualitas air selama kegiatan perekayasaan dilakukan di Laboratorium Lingkungan BBAP Takalar. II.2. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan : 1. Sistem resirkulasi meliputi protein skimmer, dan Filter biomekanik) 2. Benih Kerapu 150 ekor (75 ekor/bak = 375 ekor/ton)) 3. Pakan Formula Kerapu 4. Bak Fiber Bulat untuk Tandon ( volume 1 ton) dan bak Fiber Kerucut untuk Uji Perlakuan Arus dan Non Arus (volume 250 L) 5. Pompa Air aquarium, 6. Aerator, 7. Peralatan analisa kualitas air 8. Pengukur pertumbuhan ikan (berat dan panjang) 3.3. Persiapan Ikan Uji Ikan uji yang digunakan adalah ikan jenis kerapu macan Ikan kerapu yang diujikan memiliki ukuran panjang dan berat rata-rata 8.5 cm dan 11.4 gram. 3.4. Pembuatan Simulasi Arus Buatan dan Pelaksanaan Kegiatan Bak yang digunakan sebagai tempat pemeliharaan ikan adalah bak fiber yang berukuran 1 ton. Instalasi sistem resirkulari meliputi filter mekanik, filter biologi, dan protein skimer dan tanki aerasi. Air dialirkan dari bak pemeliharaan ke bak penamung air kemudian dengan bantuan pompa dialirkan ke filter mekanik, kemudian menuju filter biologi, dan terakhir ke tanki aerasi dan protein skimer. Dari filter biologi sebelum ke dialirakan ke bak pemeliharaan ikan, aliran air dibagi dua yakni ke protein skimer dan tanki aerasi (Gambar 1). Stimulasi arus buatan yang digunakan dilakukan pada bak uji dengan kecepatan arus 0.1 – 0.15 m/detik. Ikan yang dipelihara adalah sejumlah 75 ekor per 200 liter media (375 ekor/ton media air) termasuk ke dalam pemeliharaan padat tebar tinggi. Siponisasi harus dilakukan pada bak penampungan dan penambahan air dilakukan untuk mengganti volume air yang hilang karena kegiatan siponisasi. Ikan uji diberi pakan pada pagi, siang dan sore hari. 3
  • 4. 3.5. Pengamatan Dan Analisa Data Pengamatan dilakukan selama 42 hari (6 minggu) dengan parameter yang diamati pertumbuhan berat dan panjang ikan dan kandungan protein dan lemak pada ikan. Pengolahan data menggnakan analisis statistik uji beda t nilai tengah. Gambar 1. Sistem resirkulasi pemeliharaan ikan kerapu dengan menggunakan stimulasi arus buatan (Syaichudin, et.al, 2006). III. HASIL DAN PEMBAHASAN 4
  • 5. 3.1. Kelangsungan Hidup Hasil dari ujicoba ini pemeliharaan selama 42 hari menunjukkan hasil yang baik pada tingkat kelangsungan hidup ikan. Kelangsungan hidup dari kedua perlakuan mencapai 100%. Menunjukkan bahwa sistem resirkulasi berjalan dengan baik dalam menjaga fluktuasi kualitas air media pemeliharaan, sebaliknya nampak bahwa tidak ada dampak yang terlihat akibat perlakuan arus pada sistem sirkulasi ini. Yang sangat menonjol justru adalah fungsi sistem resirkulasi berjalan dengan baik. Karena dari hasil yang telah dilakukan bahwa perbedaan yang signifikan (P<0.005) terjadi pada penggunaan sistem yang berbeda (sirkulasi (88.25%) dengan pergantian air biasa (68.80%)) (Syaichudin, at,al. 2006). Menunjukkan pula bahwa sistem resirkulasi dapat meningkatkan jumlah penebaran ikan hingga 90% dari jumlah ikan pada pemeliharaan biasa. Atau dengan kata lain daya dukung lingkungan media pemeliharaan akan semakin meningkat pada sistem media pemeliharaan resirkulasi. 3.2. Pertumbuhan Ikan Hasil pengukuran pertumbuhan bobot ikan selama pengamatan (42 hari) menunjukkan terjadi peningkatan antara 7.04 -25.18 gr pada stimulasi arus dan 15.61-21.44 gr pada tanpa stimulasi arus Tabel 1. Pada akhir pengamatan terdapat respons yang sangat beragam pada pertumbuhan berat dengan stimulasi arus dibandingkan dengan pada tanpa stimulasi arus dilihat dari rentang berat akhir yang diperoleh. Hasil ini juga pemberian stimulasi arus tidak memberikan dampak yang signifikan secara statistik terhadap pertumbuhan berat ikan (P>0.05). Akan tetapi kecenderungan yang terlihat semakin menurun walaupun bobot ikan dengan perlakuan arus masih lebih berat secara regresi seperti yang terlihat pada Gambar 2, sejak minggu pertama hingga minggu akhir pemeliharaan (hari ke-42) memperlihatkan bahwa pertumbuhan berat pada wadah yang diberi stimulasi arus cenderung lebih tinggi dibanding dengan ikan tanpa pemberian stimulasi arus, walau pada akhir masa pemeliharaan (hari ke-42) menunjukkan bahwa pertumbuhan berat pada ikan yang diberi stimulasi arus mulai menurun dibandingkan dengan ikan tanpa stimulasi arus (Tabel 1). Hasil yang diperoleh Tajerin et.al, (2000) pada perlakuan stimulasi arus pada ikan mas selama 3 bulan (120 hari) menunjukkan bahwa bobot ikan yang diberi arus deras (0.75 -1.2 m/det) memiliki berat yang lebih rendah dan berbeda secara signifikan dibandingkan dengan yang tidak. Dari data tersebut dapat dijelaskan terindikasi bahwa pada 35 hari pertama ikan masih memiliki cadangan sumber energi yang cukup untuk bergerak akibat arus dan mulai menurun pada hari ke-42 dan dimungkinkan kecepatan arus belum begitu besar dampaknya terhadap aktivitas pergerakan ikan terutama berkaitan dengan tingkat konsumsi energi. Walaupun arus akan memberikan dampak yang signifikan pada nilai retensi lemak yang lebih tinggi, sebaliknya retensi protein menurun (Tajerin, et, al, 2000), sebagai akibat dari kebutuhan energi ikan yang meningkat dengan meningkatnya bobot tubuh ikan (Afandi, 1992), akan tetapi lemak yang diserap oleh ikan kembali dirombak untuk 5
  • 6. keperluan energi gerak yang dibutuhkan ikan, bahkan bila kurang tercukupi akan mengkatabolisme protein untuk kebutuhan energi (Jangkaru, 1974, Ganong, 1980, Lovell. 1989), bahkan akan berdampak pada terhambatnya pembentukan jaringan tubuh ikan (Lovell, 1989). Dengan kata lain bahwa kandungan lemak dan protein pada ikan yang diberi stimulasi arus akan lebih rendah dibanding yang tidak diberi stimulasi arus (Tajerin, et.al, 2000). Sehingga penjelasan ini juga sejalan dengan hasil yang diperoleh bahwa ikan yang diberi stimulasi arus mempunyai variasi bobot tubuh yang tinggi seperti nampak pada standar deviasi pada Tabel 1. Tabel 1. Pertumbuhan mutlak ikan dengan dan tanpa srtimulasi arus. Pertumbuhan Perlakuan Bobot (gr) Panjang (cm) Awal Akhir Pertumb. Awal Akhir Pertumb. Arus 11.40±1.21 28.88±6.23 17.48±6.61 8.58±0.48 11.59±0.76 3.01±0.88 Tanpa 11.40±1.21 29.96±1.70 18.56±2.23 8.58±0.48 11.55±0.37 2.97±0.70 Arus Perbedaan yang tidak signifikan mengindikasikan bahwa perlakuan arus yang diberikan juga tidak signifikan, sehingga memungkinkan untuk dilakukan peningkatan kecepatan arus. 0.5 Y(arus)= 0.0103x + 0.0008 0.4 R(arus)2 = 0.9904 Panjang Ikan (cm) Y(non arus) = 0.0103x - 0.0365 0.3 R(non arus)2 = 0.9747 0.2 Arus 0.1 N-arus 0 7 14 21 28 35 42 Periode Pengamatan (Hari ke-) Gambar 2. Pertumbuhan bobot ikan dengan dan tanpa stimulasi arus buatan. 6
  • 7. Hasil yang diperoleh selama pengamatan menunjukkan bahwa pertumbuhan panjang ikan uji tidak berbeda nyata antara yang diberi stimulasi arus ataupun tidak. Pertumbuhan panjang ikan pada stimulasi arus cenderung lebih panjang dibandingkan pada ikan yang tidak diberi stimulasi arus (Gambar 3). Pertumbuhan panjang pada ikan yang diberi stimulasi arus ada pada kisaran 1.0-4.0 cm dan tanpa arus 1.9-4.5 cm. Terdapat variasi yang lebih besar ditemukan pada pertumbuhan panjang ikan yang diberi stimulasi arus. Sebagai akibat stimulan arus yang membuat ikan terus bergerak, akan tetapi sangat bergantung pada respon individu ikan. Hasil ini sangat berbeda dampaknya dengan pertambahan bobot ikan. Pergerakan ikan akan merangsang otot-otot ikan teradaptasi dan membuat otot berkembang (Tajerin, at. el, 2000), akan tetapi proses pergerakan dan pertumbuhan ikan sangat terkait dengan pemenuhan sumber enegi. Kecernaan protein akan sangat tergantung pada kandungan oksigen dalam air (Afandi, 1992). Bila terpenuhi akan memberikan peluang pada ikan untuk tumbuh dengan baik dan apabila sebaliknya akan membuat ikan pertumbuhannya tidak sempurna, karena protein yang jadi sumber bahan pembentukan jaringan tubuh terkuras untuk pembentukan sumber energi (Jangkaru, 1974; Lovell, 1989). Sebaliknya bagi ikan yang tidak terangsang untuk bergerak tidak memberikan stimulasi pada otot untuk berkembang lebih cepat, walaupun protein tercukupi. Hasil yang sama diperoleh Tajerin, et. al. (2000) pada pemeliharaan ikan mas dengan stimulasi arus deras (0.75 - 1.2 m/det), terdapat kecenderungan pertumbuhan panjang yang lebih baik walaupun tidak terdapat perbedaan yang nyata. Dari hasil tersebut juga mengindikasikan bahwa aktivitas fisik yang dilakukan terus menerus dalam jangka waktu yang lama dapat merangsang terjadinya perkembangan jaringan otot (Tajerin, et. al, 2000), dan berdampak pada ikan terlihat langsing karena lebih panjang dan padat. 3 Pertumbuhan Berat (gr) Y(arus) = 0.4214x - 0.118 2.5 2 R(arus) = 0.9939 2 Y(non arus) = 0.4484x - 0.3694 2 R(non arus) = 0.9253 1.5 1 Arus 0.5 N-arus 0 7 14 21 28 35 42 Periode Pengamatan (Hari ke-) Gambar 3. Pertumbuhan panjang ikan dengan dan tanpa stimulasi arus buatan. 7
  • 8. 3.3. Kandungan Lemak dan Protein Lemak yang terdeteksi di dalam daging sesungguhnya adalah lemak yang sebagian besar berasal dari jaringan lemak, bukan dari otot daging, karena daging ikan tersusun oleh jaringan otot, jaringan pengikat, dan jaringan lemak (Zaitsev et, al, 1969). Jaringan lemak dan jaringan pengikat berperan dalam menyatukan dan mengikat serat-serat jaringan otot. Kandungan lemak dalam daging ikan kerapu adalah sebesar 5.44 ± 0.27 % pada ikan yang diberi perlakuan arus dan 6.22 ± 0.67 % ikan yang tidak diberi perlakuan (Lihat Tabel 2 dan Gambar 4). Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara lemak di dalam daging ikan yang di beri stimulasi arus dan yang tidak diberi arus (P<0.01). Walau demikian lemak di dalam ikan yang diberi stimulasi arus lebih sedikit dibandingkan dengan lemak di dalam ikan yang tidak diberi stimulasi arus. Hasil ini sejalan dengan yang telah diperoleh Tajerin et. al. (2000) pada hasil analisis kandungan lemak ikan mas yang diberi perlakuan arus, Tabel. 2. Kandungan Lemak dan Protein Daging pada Ikan Kerapu Dengan dan Tanpa Stimulasi Arus pada akhir pemeliharaan. Kandungan Kandungan Perlakuan Keterangan Lemak (%) Protein Arus 5.44 ± 0.27 79.07 ± 6.23 P>0.05 Tanpa Arus 6.22 ± 0.67 84.64 ± 2.04 Berkurangnya kandungan lemak di dalam daging ikan yang diberi stimulasi arus disebabkan oleh penggunaan lemak yang cukup tinggi sebagai sumber energi saat melakukan proses pergerakan renang yang terus menerus, sebagai akibat dari penggunaan energi yang tinggi. Kebutuhan energi akan semakin tinggi dengan meningkatnya aktivitas ikan berenang, karena ikan terus bergerak yang berarti terus terjadi kontraksi otot dalam aktivitasnya. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa perlakuan stimulasi arus akan menurunkan kandungan lemak di dalam daging ikan kerapu walaupun tidak ada perbedaan yang signifikan. Sepertihalnya pada kandungan lemak, kandungan protein daging ikan kerapu pada ikan yang diberi stimulasi arus relatif lebih rendah dibanding dengan ikan tanpa diberi stimulasi arus, namun tidak perbedaan yang signifikan dari keduanya (P>0.005). Seperti terlihat pada Tabel 2 di atas dan Gambar 4 di bawah bahwa kandungan protein yang diberi perlakuan arus ada pada kisaran 79.07 ± 6.23 % dan yang tidak diberi stimulasi arus sebesar 84.64 ± 2.04 %. Keberadan protein dalam daging ikan juga sangat berkaitan dengan aktivitas hidup ikan itu sendiri. Nampak bahwa kandungan protein pada ikan yang di beri stimulasi arus terkuras oleh aktivitas ikan, kandungan protein yang ada pada tubuh ikan terambil untuk keperluan suplai energi yang tidak tercukupi oleh sumber bahan energi lainnya (Jangkaru, 1974, Ganong, 1980, Lovell. 1989). 8
  • 9. Ada perbedaan hasil yang diperoleh pada efek arus terhadap kandungan protein yang diperoleh. Pada ikan kerapu pada perlakuan stimulasi arus kandungan protein semakin berkurang sedangkan pada ikan mas sebaliknya semakin meningkat. Ini dimungkinkan sangat berkaitan dengan karakteristik ikannya. Hasil yang diperoleh mejadi sangat menarik karena kandungan lemak ikan kerapu relatif rendah, berada di bawah 10 persen sedangkan ikan mas yang diteliti oleh Tajerin et, al,. (2000) lebih dari 10 % kecuali pada ikan yang diberi arus deras >0.75 m/det. Sehingga dimungkinkan protein memberikan peran dalam penyediaan suplai energi dalam aktivitasnya, yang berakibat pada menurunya nilai kandungan protein pada ikan yang diberi stimulasi arus. 79.07 84.64 100 80 Prosentase (%) 60 40 5.44 6.22 20 0 Arus Tanpa arus Arus Tanpa arus Protein Lemak Gambar 4. Kandungan Protein dan Lemak Daging pada Ikan Kerapu Dengan dan Tanpa Stimulasi Arus. 3.4. Tekstur Daging Dalam aktivitas fisik kehidupan ikan akan sangat terkait dengan jaringan otot dalam tubuhnya. Ikan memiliki otot merah, otot pink dan putih (Tajerin, et.al,. (2000). memaparkan bahwa proporsi otot merah, pink, dan putih akan sangat berkaitan dengan aktivitas ikan. Ikan beraktvitas tinggi atau aktivitas berenangnya semakin intensif memiliki proporsi otot merah yang sangat besar di banding dengan jenis otot lainnya (Bruoghton, et.al,. 1981; Tajerin, et.al,. 2000) karena secara nyata otot merah mempunyai peran yang dominan dalam konstraksi otot. Proporsi otot merah yang tinggi akan meningkatkan kekompakkan dan kekenyalan otot daging ikan (Bruoghton, et.al,. 1981). Karena ada hubungan yang sangat erat antara kandungan proporsi otot merah atau putih dengan kondisi nilai rata-rata tekstur daging ikan. Terjadi hubungan yang positif antara kondisi tektur daging dengan keberadaan otot merah dan sebaliknya bersifat negatif dengan keberadaan otot putih (Sanger, et. al,. 1988; Gill, et.al,. 1989; dan Tajerin, et.al., 2000) 9
  • 10. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan lemak daging ikan kerapu yang diberi perlakuan stimulasi arus lebih rendah dibanding dengan yang tidak diberi stimulasi arus (Tabel 2). Hasil uji Tajerin et, al,. (2000) pada ikan mas memperlihatkan bahwa ada hubungan negatif yang sangat kuat antara kondisi tektur daging dengan kandungan lemak yang dimilikinya. Dengan demikian terdapat indikasi kuat bahwa ikan kerapu yang diberi stimulasi arus memiliki tekstur daging yang lebih kompak dan kenyal dibandingkan dengan ikan kerapu yang tidak diberi stimulasi arus, walaupun secara statistik tidak signifikan. 10
  • 11. IV. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan Sistem resirkulasi dapat menstabilisasi kualitas air media pemeliharaan sehingga meningkatkan kelangsungan hidup ikan hingga 100% dan tidak ada pengaruh yang kuat akibat perlakuan arus. Pemberian stimulasi arus pada ikan kerapu dapat memberikan dampak pada kecenderungan penambahan panjang dan penurunan bobot ikan, walaupun bobot ikan masih lebih tinggi dibanding dengan tanpa perlakuan arus. Perlakuan arus juga akan menurunkan kandungan lemak dan protein daging, serta semakin meningkatnya tekstur daging ikan. Perlakuan arus buatan pada kecepatan 0.10 – 0.15 m/det belum memberikan respon yang nyata bagi peningkatan kualitas ikan. 4.2. Saran Perlu dilakukan pemberian perlakuan stimulasi arus dengan kecepatan yang lebih tinggi denagan waktu pemeliharaan yang lebih lama untuk melihat hasil yang lebih signifikan dan pengukuran lebih detail kondisi tekstur daging ikan.. 11
  • 12. PUSTAKA Afandi, R. 1192. . Fisiologi Ikan. Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat. IPB. 215pp. Bruoghton, N.M. G. Goldspink, and N.V. Jones. 1981. Histological Difference in The Lateral Musculature of Group Roach, Rutilus rutilus (L) From Different Habitats. JK. Fish Biol. 18:117-122. Brett, J.R. 1972. The Respiratory Metabilsm and Swimming Perormance of young sockeye salmon. Journal of the Fisheries Research Board of Canad. 21:1183-1226. Ganong, W.F. 1980. Review of Medical Phisyilogy. Liagne Medical Publications, Los Altos, California USA. 763pp. Gill. H.S., A.H. Weatherley, R. Lee, and D. Legere. 1989. Histochemical caracterization of muscle of five teleost species. J. Fish Biol. 34:375-386. Jangkaru, Z. 1974. Makanan Ikan. Correspodence Course Centre. Ditjend Perikanan Deptan. Jakarta. 72pp. Lovell., T. 1989. Nutrients And Feeding of Fish. Van Nostrand Reinhold, New York. 260pp. Sanger, A.M. 1992. Quantitative fine Structural Diversification of Red and With Muscle Fibres in Cyprinids. Environmental Biology of Fish 33:97-104. Syaichudin, M; A. Gafur; Nana S.S. Udi Putra; Hamka, Maqbul. 2006. Efektifitas Produksi Benih Kerapu Bermutu Melalui Padat Tebar Tinggi pada Pendederan Sistem Resirkulasi. Prosiding Makalah Ekspos Hasil-hasil kajian Teknologi BBAP Takalar 18 Desember 2006. Tajerin, I Nengah S. Rabengnatar, dan Baden Muharram. 2000. Pengaruh Kecepatan Arus Air dalam Kolam Terhadap Tekstur Daging Ikan Mas Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia 6 (2): 53-61. Zitsev,V., I. Kizevetter,; L. Lagunov, T. Makarova, L. Minder and V. Podsevalov 1969. Fish Curing and Processing. Mir Publisher. Moscow. 370pp. 12