1. Obat-obatan sistem SSP
dr. Flori R. Sari, Ph.D
Departemen Farmakologi FKIK UINSH
Unit Pelayanan Laboratorium Kedokteran
dan Kerjasama Riset PPKM FKIK UINSH
2. Poisons and medicine are oftentimes the
same substance given with different
intents.
Peter Mere Latham
Indonesian black orchid (Coelogyne pandurata)2
3. Golongan obat
• Anestetik umum
• Hipnotik sedatif
• Psikotropik
• Antikonvulsi
• Obat Parkinson
• Analgesik opioid dan antagonis
• Analgesik antipiretik
• Anti-inflamasi non steroid
4. Anestetik umum
• Obat yang digunakan untuk
anestesia hilangnya
sensasi nyeri/sakit dengan
atau tanpa hilang
kesadaran.
• Ada 2 anestetik : umum
dan lokal yang bekerja di
SSP anestetik umum
• Diperkenalkan pertama kali
oleh Oliver W Holmes 1846
7. • Bergantung pada kadar SSP di saraf pusat yang ditentukan oleh transfer
anestetik dari alveoli paru ke darah dan dari darah ke jaringan SSP
• Dipengaruhi oleh :
1. Kelarutan zat anestetik
2. Kadar anestetik dalam udara yang dihirup (tekanan parsial anestetik)
3. Ventilasi paru
4. Aliran darah paru
5. Perbedaan tekanan parsial anestetik arteri dan vena
Anestetik
inhalasi
8. • Nitrogen monoksida (N2O) / gas gelak anestetik
kurang kuat, tidak berbau, mudah terbakar
• Siklopropan anestetik kuat, mudah terbakar
• Eter (dietil eter) anestetik sangat kuat, mudah
terbakar
• Halotan anestetik kuat, tidak mudah terbakar,
banyak dipakai
• Enfluran
• Isofluran
• Desfluran
• Sevofluran
• Fluroksen
• Xenon efek samping sangat minimal namun mahal
9. • Dapat digunakan secara kombinasi
maupun tunggal
• Tujuan pemberian :
1.Induksi kondisi anestesia
2.Induksi dan pemeliharaan anestesia
3.Menambah efek hipnosis anestesia
lokal
4.Menimbulkan sedasi
Anestetik intravena
10. • Barbiturat
Bekerja mendepresi SSP
Yang dipakai dalam anestesi golongan
barbiturat kerja singkat (tiopental,
metoheksital dan tiamilal)
Terasa seperti bawang putih pada saat
disuntik
Anestetik intravena
11. • Benzodiazepin
Bekerja mendepresi SSP, menyebabkan tidur
dan mengurangi cemas
Efeknya sedasi, tidak bersifat analgesik
Diazepam, lorazepam dan midazolam
Pemberian intravena dapat menimbulkan
sensasi terbakar nyeri diberikan secara
perlahan
Anestetik intravena
12. • Opioid
Bersifat anestesia analgesia
Fentanil, sulfentanil, alfentanil, remifentanil
Bersifat seperti opioid lainnya adiksi
Anestetik intravena
13. • Golongan lain
Ketamin anestetik, analgesik singkat,
diawali disosiasi mental, diakhiri dengan
emergence phenomenon (disorientasi, mimpi
buruk, ilusi)
Etomidat anestesia non analgesik
Propofol anestesia
Anestetik intravena
14. Golongan obat
• Anestetik umum
• Hipnotik sedatif
• Psikotropik
• Antikonvulsi
• Obat Parkinson
• Analgesik opioid dan antagonis
• Analgesik antipiretik
• Analgesik anti-inflamasi non steroid
15. Hipnotik sedatif
• Golongan obat yang
mendepresi SSP.
• Efek ringan berupa
sedasi, efek berat bisa
koma dan kematian
• Pada dosis terapi
efek tidur fisiologis
20. Golongan obat
• Anestetik umum
• Hipnotik sedatif
• Psikotropik
• Antikonvulsi
• Obat Parkinson
• Analgesik opioid dan antagonis
• Analgesik antipiretik
• Analgesik anti-inflamasi non steroid
21. Psikotropik
• Obat yang mempengaruhi fungsi perilaku, emosi
dan pikiran sebagian besar digunakan dalam
bidang psikiatri atau kedokteran jiwa
• 4 golongan besar :
1.Antipsikosis (major tranquilizer)
2.Antiansietas (minor tranquilizer)
3.Antidepresi
4.Antimania (mood stabilizer)
23. Antipsikotik
• Digunakan untuk pengobatan skizofrenia
• Hanya terapi simtomatik menurunkan gejala
• 3 golongan :
Fenotiazin klorpromazin (harga murah),
punya efek piramidal (distonia, akatisia,
parkinsonism, tremor perioral, diskinesia tardif)
Golongan lain haloperidol, efek samping
ekstrapiramidal
Atipikal klozapin; risperidon, tidak punya efek
ekstrapiramidal
24. Antiansietas
• Digunakan untuk pengobatan kecemasan
• Sebagian besar bersifat sedatif.
• Golongan :
1.Benzodiazepin
2.Buspiron
25. Anti-depresi
• Digunakan untuk gangguan depresi
1.Gangguan mood/distimia
2.Depresi mayor
3.Depresi tidak terklasifikasi
• Golongan obat :
1.MAO inhibitor
2.Anti-depresi trisiklik
3.SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitor)
4.SNRI (Serotonine Norepinephrine Reuptake
Inhibitor)
26. MAO inhibitor
• Anti-depresi, namun terbatas karena toksik
terhadap hati hambatan enzimnya bersifat
ireversibel.
• Tidak boleh dikombinasi dengan obat SSP lain,
antihipertensi dan makanan yang
mengandung tiramin (keju).
• Sudah sangat jarang digunakan
• Isokarboksazid, nialamid, moklobemid
27. Anti-depresi trisiklik
• Disebut trisiklik karena terdiri dari tiga cincin.
• Memperbaiki mood, perbaikan nafsu makan
dan tidur, berkurangnya pikiran morbid
pada pasien depresi. Pada manusia normal
memberi efek sebaliknya cemas, lelah.
• Efek toksik hiperpireksia, hipertensi,
konvulsi dan koma
• Imipramin dan amitriptilin
28. SSRI
• Bekerja jangka panjang
• Efek samping lebih minimal
• Berbahaya bila dikombinasi dengan MAO
inhibitor
• Fluoksetin, paroksetin, sertralin, sitalopram
29. Mood stabilizer
• Mencegah naik turunnya mood pada
gangguan bipolar (manik-depresif)
• Golongan :
1.Litium indeks terapi rendah, hati-hati
dengan toksisitas
2.Asam valproat dan karbamazepin
30. Golongan obat
• Anestetik umum
• Hipnotik sedatif
• Psikotropik
• Antikonvulsi
• Obat Parkinson
• Analgesik opioid dan antagonis
• Analgesik antipiretik
• Analgesik anti-inflamasi non steroid
31. Anti-konvulsi
• Digunakan untuk mencegah dan mengobati bangkitan
(kejang) epileptik maupun non-epileptik.
• Mekanisme : inhibisi GABA-ergik dan penurunan
eksitasi
• Golongan :
1. Hidantoin
2. Barbiturat
3. Oksazolindindion
4. Suksimid
5. Karbamazepin
6. Benzodiazepin
7. Asam valproat
34. Golongan obat
• Anestetik umum
• Hipnotik sedatif
• Psikotropik
• Antikonvulsi
• Obat Parkinson
• Analgesik opioid dan antagonis
• Analgesik antipiretik
• Anti-inflamasi non steroid
35. Anti-parkinson
• Trias parkinson :
tremor, rigiditas,
akinesia yang disertai
kelainan postur tubuh
dan gaya berjalan.
• Gangguan pada gerak
halus : menyuap
makanan,
mengancingkan baju,
menulis
37. Dopaminergik sentral
• Levodopa memperbaiki rigiditas, mood.
Efek samping : mual muntah, gangguan gerak,
pembekuan gerak, gangguan psikis.
Pemberian paling baik per oral
• Agonis dopamin bromokriptin, efektivitas
baik, diberikan sebagai pengganti levodopa
38. Antikolinergik
• Obat utama triheksifenidil
• Jarang digunakan karena ada levodopa, efek
samping sentral
• Efek samping sentral : ataksia, hipertermia,
gangguan mental, amnesia, delusi, halusinasi
• Golongan lain yang lebih aman anti-histamin
(difenhidramin) dan turunan fenotiazin
(prometazin) bekerja lewat efek sedasi
40. Golongan obat
• Anestetik umum
• Hipnotik sedatif
• Psikotropik
• Antikonvulsi
• Obat Parkinson
• Analgesik opioid dan antagonis
• Analgesik antipiretik
• Anti-inflamasi non steroid
42. Morfin dan alkaloid opium
• Getah Papaver somniferum L
• Efek utama : analgesia dan narkosis
• Indikasi : nyeri hebat infark miokard,
kanker, nyeri kolik
• Efek samping : toleransi (adiksi), depresi
nafas, intoksikasi akut
• Dibagi 2 golongan :
1.Fenantren Morfin dan kodein
2.Benzilisokinolik noskapin dan papaverin
43. Fenilpiperidin
• Obat utama meperidin (petidin)
• Efek : analgesik, sedasi, euforia
• Toleransi timbul lebih lambat dari morfin
• Meperidin, alfaprodin hidroklorida,
difenoksilat, loperamid (toleransi sangat
jarang), fentanil
44. Metadon
• Analgesik kuat
• Ketergantungan timbul karena efeknya
sebagai anti-analgesik, sedatif.
• Propoksifen
45. Antagonis opioid
• Kompetisi di reseptor opioid sering
digunakan untuk terapi intoksikasi morfin.
• Nalokson (antagonis murni, sediaan
parenteral), naltrekson (bisa diberikan secara
oral).
46. Agonis parsial
• Mirip efek opioid lain namun tidak
mendepresi napas karena hanya parsial
• Pentazosin, buprenorfin, tramadol
47. Golongan obat
• Anestetik umum
• Hipnotik sedatif
• Psikotropik
• Antikonvulsi
• Obat Parkinson
• Analgesik opioid dan antagonis
• Analgesik antipiretik
• Anti-inflamasi non steroid
50. AINS
• Menghambat enzim siklooksigenase
menurunkan inflamasi dan radang, tapi juga
berefek pada lambung.
• Sebagian besar bersifat anti-piretik, analgesik
dan anti-inflamasi beda sediaan beda
khasiat (contoh : asam mefenamat
analgesik kuat tapi anti-piretik lemah,
paracetamol anti-piretik kuat tapi analgesik
lemah).
51. Salisilat
• Asetosal atau aspirin
• Efektif sebagai analgesik maupun antipiretik
• Efek samping : saluran cerna,
memperpanjang masa perdarahan.
• Sering disalahgunakan
52. Paraamino fenol (Parasetamol)
• Antipiretik kuat, analgesik lemah, tidak
bekerja sebagai anti-inflamasi.
• Toksisitas akut : nekrosis hati pada dosis 10 –
15 gram.