SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  20
Télécharger pour lire hors ligne
Newsletter Open Contracting1
Tantangan Keterbukaan Beneficial
Ownership bagi Negara Anggota OGP
Newsletter
Open Contracting
Seri April 2020
Mendorong Keterbukaan Perizinan
dan Masukan bagi Perda Pertambangan
di Provinsi NTB
Rizky Ananda WSR | Halaman 2
Liputan Media
Tertarik Program NTB Satu Data,
“Publish What You Pay” Bertemu Wagub
Halaman 17
Mengakses Informasi Izin Pertambangan:
Aksi Jamhur yang Menginspirasi
Abdurahman Wahid | Halaman 6
Urgensi Kebijakan Satu Data di Provinsi NTB
Meliana Lumbantoruan | Halaman 10
Peningkatan Kapasitas Masyarakat dalam
Pengawasan Pertambangan di Provinsi Nusa
Tenggara Barat
Meliana Lumbantoruan | Halaman 14
Tantangan Keterbukaan Beneficial
Ownership bagi Negara Anggota OGP
Rizky Ananda WSR | Halaman 8
2Newsletter Open Contracting
Oleh: Rizky Ananda WSR
Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan
salah satu provinsi dengan kandungan mineral lo-
gam dan non-logam yang melimpah dan tersebar
di hampir seluruh kabupaten/kota. Kini, tercatat
261 Izin Usaha Pertambangan (IUP) di NTB, yang
terdiri dari 27 IUP mineral logam dan 234 IUP ba-
tuan (Dinas ESDM NTB, 2019). Dari 27 IUP mineral
logam, nyatanya terdapat 11 IUP seluas 35.519 ha
yang terindikasi berada di kawasan hutan lindung
dan konservasi (Ditjen Minerba, KESDM, 2017).
Padahal berdasarkan UU nomor 41 tahun 1999
tentang Kehutanan, kedua wilayah tersebut tidak
boleh dimanfaatkan untuk aktivitas pertambang-
an.
Persoalan di atas menunjukkan problema dalam
tata kelola perizinan pertambangan di Provinsi
NTB, yang juga jamak ditemukan di provinsi lain
di Indonesia. Tingkat transparansi perizinan yang
rendah, yang diindikasikan dengan ketertutupan
dokumen perizinan serta proses pemberian izin,
berimbas pada minimya ruang pengawasan publik,
yang mana sedikit banyak berkontribusi pada per-
soalan yang berkembang di atas.
Terkait hal ini, Publish What You Pay (PWYP) Indo-
nesia, koalisi 35 organisasi masyarakat sipil yang
fokus mendorong perbaikan tata kelola dan pe-
manfaatan sumber daya ekstraktif (minyak, gas,
tambang dan sumber daya alam lainnya), bersama
Mendorong Keterbukaan Perizinan
dan Masukan bagi Perda Pertambangan
di Provinsi NTB
Newsletter Open Contracting3
dengan Solidaritas Masyarakat Untuk Transparan-
si Nusa Tenggara Barat (SOMASI NTB) melakukan
kajian cepat menakar peluang dan tantangan da-
lam meningkatkan transparansi perizinan tambang
di Provinsi NTB, khususnya terkait dengan inisiatif
keterbukaan dokumen perizinan tambang.
Penekanan terhadap Provinsi NTB untuk mene-
rapkan prinsip keterbukaan, termasuk di sektor
perizinan tambang, merupakan mandat Peratur-
an Daerah (Perda) nomor 10 tahun 2015 tentang
Pelayanan Informasi Publik di Lingkungan Peme-
rintahan Daerah sebagai turunan Undang-Undang
(UU) Keterbukaan Informasi Publik (KIP) yang telah
diundangkan sejak tahun 2008. Sayangnya, kajian
cepat PWYP Indonesia dan SOMASI NTB mene-
mukan masih ada inkonsistensi dan kegamangan
dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang me-
megang kewenangan di tingkat provinsi seperti
Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)
dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Ter-
padu Satu Pintu, dalam menjalankan keterbukaan
kontrak dan perizinan.
Secara spesifik, UU KIP pada pasal 11 ayat (1) huruf
e memandatkan seluruh badan publik untuk me-
nyediakan informasi publik setiap saat yang meli-
puti perjanjian badan publik dengan pihak ketiga.
Namun hingga kini, masyarakat masih kesulitan
untuk mengakses dokumen perizinan tambang.
Padahal akses informasi merupakan prasyarat
partisipasi publik dalam proses pengambilan ke-
bijakan. Keterlibatan masyarakat merupakan kom-
ponen kritikal bagi kebijakan yang melibatkan
sumber daya publik, seperti sumber daya alam,
termasuk pertambangan. Sebab, yang paling ter-
dampak atas berjalannya aktivitas pertambangan
adalah masyarakat, khususnya yang berada di
wilayah pertambangan. Sebut saja dampak pen-
cemaran lingkungan hingga potensi konflik rentan
terjadi.
Oleh karena itu, PWYP Indonesia dan SOMASI NTB
mendorong Pemerintah Daerah Provinsi NTB un-
tuk :
●● Mempercepat tindak lanjut penertiban bagi
izin tambang yang masih bermasalah, seperti
izin di hutan konservasi dan lindung maupun
izin yang masih menunggak pembayaran ke-
wajiban keuangan serta jaminan reklamasi dan
atau pascatambang. Pemerintah daerah harus
bersikap tegas dan konsisten dalam melaku-
kan penindakan.
●● Membuka dokumen perizinan pertambangan
sebagaimana mandat UU KIP yang telah ditu-
runkan dalam Perda 10/2015 dan membangun
sistem database perizinan pertambangan yang
terintegrasi dan senantiasa diperbaharui untuk
menjaga validitas data. Database ini selanjut-
nya dijadikan acuan bersama dalam pengam-
bilan keputusan dan kebijakan terkait perizinan
pertambangan maupun pembangunan secara
luas.
●● Meningkatkan konsistensi pelaksanaan KIP
dengan selalu melakukan pembaharuan Daftar
Informasi Publik (DIP) dan Standard Operation-
4Newsletter Open Contracting
al Procedure (SOP) Pelayanan Informasi untuk
menjaga kualitas pelayanan informasi. Infor-
masi merupakan hak setiap masyarakat yang
dijamin oleh UU.
●● Meningkatkan ruang partisipasi publik dalam
pengawasan pertambangan dengan memba-
ngun sistem pengaduan beserta penangan-
nnya yang efektif. Penglibatan publik dalam
pengawasan dapat meningkatkan efektifivitas
pengawasan yang seringkali terkendala, juga
kepercayaan publik atas kinerja pemerintah.
Meningkatkan Transparansi dan
Akuntabilitas Tata Kelola Tambang
NTB
Transparansi dan akuntabilitas menjadi prasaya-
rat penting dalam tata kelola pertambangan. Ka-
rena keberadaan dua prinsip tersebut merupakan
kunci keterlibatan publik dalam mengawasi sektor
pertambangan, baik terkait pemanfaatannya un-
tuk pembangunan ekonomi juga berkenaan de-
ngan eksternalitas yang ditimbulkan. Hal ini yang
mendasari Publish What You Pay (PWYP) Indone-
sia bersama dengan Solidaritas Masyarakat un-
tuk Transparansi (SOMASI) Nusa Tenggara Barat
(NTB) menyelenggarakan diskusi publik yang ber-
tajuk Transparansi dan Akuntabilitas Tata Kelola
Pertambangan di Provinsi NTB di Mataram pada
(18/6) lalu.
Sektor pertambangan masih memegang peranan
penting dalam perekonomian NTB, meski trennya
terus menurun seiring dengan pertumbuhan sek-
tor lain. Secara agregat, terdapat 278 Izin Usaha
Pertambangan (IUP) di NTB dengan luasan men-
capai lebih dari 190.000 hektar atau setara dengan
10% dari luas wilayah daratan NTB.
“NTB tak luput dari masalah pertambangan. Ada
temuan 11 izin seluas 36.519 hektar yang berada
di hutan lindung dan konservasi, yang nyata-nyata
dilarang oleh Undang-Undang (UU) 4/1999 ten-
tang Kehutanan. Persoalan ini sekaligus mene-
gaskan pentingnya pengawasan publik terhadap
sektor pertambangan. Namun bagaimana mau
ikut mengawasi, jika data izin tambang sulit dida-
patkan,” jelas Johan Rahmatulloh, peneliti SOMA-
SI NTB, ketika memberikan paparan singkat hasil
kajian keterbukaan izin tambang di NTB sebagai
pembuka diskusi.
Pernyataan Johan berpijak dari hasil kajian yang
ia lakukan bersama dengan tim PWYP Indonesia
selama lima bulan terakhir untuk melihat potret ke-
terbukaan izin tambang di NTB sekaligus peluang
perbaikannya. Johan menyampaikan bahwa UU
dengan jelas memandatkan keterbukaan informa-
si, termasuk informasi izin tambang. Namun prak-
tik di lapangan berkata lain.
“Ada temuan inkonsistensi organisasi perangkat
daerah di NTB dalam pelaksanaan mandat keter-
bukaan informasi publik. Mereka juga cenderung
saling lempar tanggung jawab dalam penyediaan
informasi. Ini yang dialami oleh komunitas dam-
pingan kami ketika mengakses dokumen izin tam-
bang,” tukas Johan.
Menanggapi temuan kajian, Mastari, Kepala Bidang
Mineral dan Batubara, Dinas Energi dan Sumber
Daya Mineral (ESDM) NTB menegaskan komitmen
Dinas ESDM dalam keterbukaan informasi. “Kami
Newsletter Open Contracting5
tidak pernah menutup-nutupi data izin tambang.
Jika ada yang meminta pasti kami beri. Namun un-
tuk dokumen izin, kami tidak berwenang membe-
rikan. Kami hanya memberikan pertimbangan tek-
nis, bukan yang menerbitkan izin,” jelas Mastari.
Sejak adanya kebijakan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu (PTSP), perizinan pertambangan di provinsi
dilimpahkan ke Dinas Penanaman Modal dan Pe-
layanan Terpadu Satu Pintu (PM-PTSP). Sementa-
ra peranan Dinas ESDM untuk menyusun pertim-
bangan teknis. Meski demikian, harusnya hal ini
tidak menghalangi Dinas ESDM untuk memberikan
dokumen izin tambang. Karena merujuk pada defi-
nisi informasi publik dalam UU KIP, informasi publik
dimaknai sebagai informasi yang dihasilkan, disim-
pan, dikelola, dikirim, dan atau diterima oleh badan
publik. Namun belum ada kesepahaman akan hal
ini di antara peserta yang hadir, khusunya dari un-
sur pemerintah.
Sementara itu, Pemerintah Provinsi NTB kini te-
ngah menyusun Peraturan Daerah (Perda) Per-
tambangan. Namun diakui oleh H. Sofwan, akade-
misi Universitas Mataram sekaligus anggota tim
Penyusun Perda, bahwa dalam draft yang tengah
difinalkan belum banyak membahas aspek trans-
paransi dan akuntabilitas. Belum ada pengaturan
tentang akses masyarakat untuk memperoleh in-
formasi terkait pertambangan. Materi mengenai
informasi masih berkutat pada pengembangan
sistem informasi dan pendataan pertambangan
sebagai tugas perangkat daerah.
Sofwan menambahkan idealnya, pemberian hak
atas informasi kepada masyarakat harus dibarengi
dengan pemberian kewajiban ke pemerintah untuk
menyediakan informasi. Hal ini untuk menjamin ak-
ses informasi yang merata. Jika tidak, hanya ma-
syarakat yang memiliki kapasitas untuk mengak-
ses yang bisa menikmati informasi tersebut.
“Saya yakin ruang masih terbuka lebar untuk pe-
nambahan aspek transparansi dan akuntabilitas
dalam draft Perda. Jika tidak, nanti kita bisa ma-
sukan dalam aturan pelaksana, seperti Peraturan
Gubernur,” tukas Sofwan.
Maryati Abdullah, Koordinator Nasional PWYP In-
donesia yang turut hadir dalam diskusi publik ter-
sebut menekankan bahwa transparansi dan akun-
tabilitas bukanlah menjadi keperluan masyarakat
sipil semata. Banyak manfaat yang bisa dipetik
oleh pemerintah dan sektor privat dari transparan-
si dan akuntabilitas dalam tata kelola pertambang-
an. Diantaranya menumbuhkan kepercayaan dari
masyarakat, mengurangi potensi korupsi, menum-
buhkan persaingan yang sehat dan adil hingga
meningkatkan kinerja ekonomi dan pembangunan.
“Banyak hal yang bisa dilakukan pemerintah untuk
menjalankan prinsip transparansi dan akuntabili-
tas. Misalnya, melakukan keterbukaan informasi
publik secara proaktif serta melakukan kolaborasi
multipihak. Bisa juga berpartisipasi dalam inisiatif
keterbukaan global,” jelas Maryati.
6Newsletter Open Contracting
Oleh: Abdurahman Wahid
Mengakses Informasi Izin Pertambangan:
Aksi Jamhur yang Menginspirasi
“Industri pertambangan telah merusak lingkung-
an,” kata Jamhur tentang kondisi lingkungan Pro-
vinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).  Publish What
You Pay (PWYP) Indonesia menyebutkan, setidak-
nya, 200 sampai 250 hektar lahan di wilayah itu
rusak akibat tambang batuan, seperti pasir, tanah
liat, andesit dan kerikil. Aktivitas tambang pa-
sir yang berlebih menyebabkan penyusutan bibir
pantai dan mengganggu kegiatan para nelayan.
Limbah bahan kimia seperti merkuri dan sianida
yang digunakan dalam pertambangan emas tak
berizin juga mencemari daerah aliran sungai dan
mengancam kesehatan masyarakat yang tinggal
di sekitarnya. Jamhur percaya, mengakses infor-
masi pertambangan adalah langkah awal untuk
memperbaiki lingkungannya yang telah rusak.
Dalam lima tahun terakhir, tercatat baru satu orang
yang mengajukan permohonan informasi terkait
izin pertambangan di tingkat Provinsi NTB. Nama-
nya Jamhur, seorang warga Kecamatan Sekotong,
Kabupaten Lombok Barat. Jamhur mengetahui
bahwa ia sebagai warga negara memiliki hak un-
tuk mengakses informasi publik dari sebuah pe-
latihan “Memahami Ruang Partisipasi Masyarakat
dalam Pengawasan Pertambangan” pada Maret
2019. Pelatihan itu diadakan Publish What You Pay
(PWYP) Indonesia bersama SOMASI NTB dalam
kerangka Program Keterbukaan Kontrak. Dua or-
ganisasi itu berupaya untuk meningkatkan parti-
Newsletter Open Contracting7
sipasi publik di sektor pertambangan dan dalam
mengakses informasi publik.
Tak lama setelah pelatihan, Jamhur didampingi
SOMASI NTB mengajukan permohonan informasi
mengenai izin tambang di wilayah Provinsi NTB
kepada Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral
(ESDM). Ia meminta beberapa dokumen sekaligus.
Setelah menunggu tujuh hari tanpa tanggapan,
Jamhur kembali mengirimkan surat permohonan
informasi yang sama kepada Dinas ESDM. Bebe-
rapa hari kemudian, barulah Dinas ESDM menghu-
bungi Jamhur dan memberitahu bahwa dokumen
yang ia minta telah tersedia.
Ilustrasi permintaan informasi oleh Jumhur. Infografis oleh: Abdurrahman Wahid
Sayangnya, Jamhur hanya mendapat dokumen
berisi daftar nama perusahaan tambang di Ka-
bupaten Lombok Barat, yang kebanyakan adalah
perusahaan tambang batuan. Dinas ESDM mem-
beri saran kepada Jamhur untuk meminta sisa
dokumen lain kepada dinas pemerintah yang lain.
Jamhur pun mengikuti saran itu. Ia datang ke Di-
nas Lingkungan Hidup Provinsi NTB untuk memin-
ta dokumen analisis dampak lingkungan (AMDAL)
dan ke Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Ter-
padu Satu Pintu (PM-PTSP) untuk meminta doku-
men perizinan tambang yang lain. Namun, seperti
pengalaman sebelumnya, setelah menunggu be-
berapa waktu, ia hanya mendapatkan daftar nama
perusahan tambang.
Jamhur mengatakan, meminta informasi dan do-
kumen izin pertambangan memang tak mudah,
terlebih jika permohonan itu datang dari warga se-
pertinya. Data Komisi Informasi Provinsi NTB me-
nunjukkan, hanya ada 55 permohonan informasi
pada tahun 2015. Jumlah itu turun menjadi 22 dan
2 permohonan pada tahun 2018 dan 2019.
Meski tak mendapatkan dokumen yang diharap-
kan, upaya Jamhur itu telah menginspirasi warga
dan komunitas lain di desanya. Warga di Kecamat-
8Newsletter Open Contracting
an Sekotong kini terdorong untuk berdiskusi lebih
banyak tentang isu pertambangan dan akses in-
formasi publik. Mereka bahkan berencana untuk
meminta informasi dan dokumen di sektor lain se-
perti pelayanan publik, dana desa, dan pertanah-
an. Jumhur menyadari bahwa informasi-informasi
tersebut sangat penting bagi kehidupan sehari-
-hari mereka.
Oleh: Rizky Ananda WSR
Tantangan Keterbukaan Beneficial
Ownership bagi Negara Anggota OGP
Konferensi Global OGP
Komitmen negara-negara terkait  beneficial own-
ership dalam platform Open Government Partner-
ship (OGP) semakin menguat. Kini, 21 negara te-
lah memiliki komitmen beneficial ownership dalam
OGP. Terlebih,  Beneficial Onwership Leadership
Group, sebuah koalisi negara-negara yang akan
melaksanakan komitmen  beneficial ownership,
telah diluncurkan dalam OGP Summit di Ottawa,
(30/5) lalu. Selain mendorong pelaksanaan kebi-
jakan  beneficial ownership  yang lebih ambisius,
pembentukan koalisi ini juga dimaksudkan sebagai
hub berbagi pengetahuan dan praktik baik dalam
pelaksanaan komitmen beneficial ownership.
Pelaksanaan komitmen yang efektif menjadi kun-
ci untuk mentransformasi komitmen menjadi per-
ubahan sebagaimana yang diharapkan. Sejumlah
tantangan masih membayangi implementasi ko-
mitmen tersebut, utamanya bagi negara berkem-
bang.
Di Indonesia, payung hukum pelaksanaan kebi-
jakan beneficial ownership telah diterbitkan pada
Maret 2018. Satu tahun telah berlalu, namun in-
frastruktur pendukung kebijakan seperti sistem
pengumpulan, penyimpanan, dan pengolahan
data beneficial ownership belum siap.
Newsletter Open Contracting9
Tak hanya itu, verifikasi data  beneficial owners-
hip juga masih menjadi persoalan dalam implemen-
tasi komitmen  beneficial ownership  di Indonesia,
sebagaimana diungkapan oleh Slamet Soedarso-
no, Deputi Bidang Politik, Hukum, Pertahanan dan
Keamanan, Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional ketika membuka sesi  Knowledge Café1
,
untuk memetakan tantangan pelaksanaan ko-
mitmen beneficial ownership di OGP Summit bu-
lan lalu. Beberapa tantangan utama yang ditemui
dalam implementasi komitmen  beneficial owner-
ship yaitu:
Kemauan Politik
Kemauan politik disebut-sebut sebagai tantangan
terbesar dalam pelaksanaan komitmen beneficial
ownership. Kemauan politik secara konkrit harus
diwujudkan dengan pembuatan target yang am-
bisius, spesifik, dan bisa dicapai. Salah satunya
menyusun kerangka hukum beneficial ownership.
Penyusunan kerangka hukum  beneficial owner-
ship  yang efektif harus melibatkan seluruh pe-
mangku kepentingan, termasuk sektor privat dan
masyarakat sipil.
Kepatuhan Perusahaan
Ketika kerangka hukum  beneficial ownership  te-
lah dibentuk, hal yang perlu diperhatikan adalah
kepatuhan perusahaan. Terlebih bagi negara yang
masih menetapkan prinsip  self-reporting  dalam
pelaporan data  beneficial ownership. Untuk itu,
penjangkauan ke sektor privat diperlukan, yak-
1) Sesi Implementing Open Contracting and Beneficial Ownership to Combat Corruption in Challenging Contexts ini merupakan salah
satu sesi paralel dalam 2019 OGP Summit yang diusung oleh Publish What You Pay (PWYP) Indonesia bersama dengan The Engine
Room, Transparency International (TI) Australia dan Natural Resource Governance Institute (NRGI)
ni dengan menekankan insentif yang akan mere-
ka dapatkan dari penerapan kebijakan  beneficial
ownership. Karena pada dasarnya tidak ada sia-
papun yang mau melakukan bisnis di negara yang
berisiko.
Akurasi Data
Data menjadi hal yang krusial dalam pelaksanaan
komitmen beneficial ownership. Penting untuk me-
mastikan data  beneficial ownership  yang disam-
paikan oleh perusahaan adalah informasi yang va-
lid. Sebagai alternatif, pemerintah bisa menyusun
regulasi yang memungkinkan pemberian sanksi
ke perusahaan jika informasi yang mereka berikan
tidak tepat, seperti yang diterapkan di Slovakia.
Sehingga beban pembuktian berada di sisi peru-
sahaan.
Menghubungkan dengan Inisiatif
Keterbukaan Lain (Open Contract-
ing)
Komitmen  beneficial ownership  diyakini akan
memberikan dampak yang lebih bermakna jika di-
hubungkan dengan inisiatif keterbukaan lain, se-
perti Open Contracting. Hal ini bisa digunakan un-
tuk mengurangi potensi korupsi dalam pengadaan
barang dan jasa, serta perizinan. Namun hal ini su-
lit terealisasi karena ketersedian data yang minim.
10Newsletter Open Contracting
Oleh: Meliana Lumbantoruan
Urgensi Kebijakan Satu Data
di Provinsi NTB
Pemerintahan yang terbuka akan mendorong ter-
wujudnya partisipasi aktif masyarakat terhadap
pemerintah, serta akan mendorong terwujudnya
birokrasi yang bersih dan melayani pemenuhan
kebutuhan masyarakat. Maka dari itu, keterbuka-
an informasi dan data- data pembangunan yang
valid, lengkap dan akurat serta terintegrasi sangat
dibutuhkan sebagai salah satu instrumen penting
dalam mencapai sebuah pemerintahan yang ter-
buka dan informatif.
Ditingkat nasional, pada Juni 2019, presiden su-
dah mengeluarkan Peraturan Presiden No 39 Ta-
hun 2019 tentang Satu Data. Semangat yang ingin
disampaikan dari Perpres ini adalah harmonisasi
data-data yang diperoleh masing-masing kemen-
terian dan lembaga, agar lebih akurat, mutakhir,
terpadu, dapat dipertanggungjawabkan, mudah di-
akses, dibagikan. Pada pelaksanaannya, satu data
Indonesia akan membentuk forum satu data baik
di tingkat pusat maupun daerah. Dengan demikian
implementasi kebijakan Satu Data ini menjadi pen-
ting untuk diterapkan, dan perlu melakukan sinergi
dan integrasi semua sektor, dari pemerintah pusat
sampai dengan pemerintah daerah dan desa.
Newsletter Open Contracting11
Diskusi Publik “Implementasi Satu Data dan Tata Kelola Sektor Pertambangan di NTB, pada 29 Oktober
2019. Foto: PWYP Indonesia, 2019
Pada tanggal 29 Oktober 2019, PWYP Indonesia
mengadakan diskusi publik yang bertajuk “Imple-
mentasi Satu Data dan Tata Kelola Sektor Pertam-
bangan di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB)”.
Diskusi tersebut dihadiri oleh Kementerian Pere-
konomian - Sekretariat Extractive Industry Trans-
parency Initiative (EITI), OPD pemerintah daerah
Provinsi NTB, seperti Dinas ESDM, Dinas Komin-
fotik, DPMPTSP, Ombudsman Perwakilan NTB,
Komisi Informasi Provinsi NTB, Akademisi dari Uni-
versitas di NTB, Mahasiwa, Media dan masyaralat
sipil yang ada di NTB.
NTB Satu Data - Program Unggulan
Provinsi NTB
Kepala Dinas Kominfotik Provinsi NTB, I Gede
Putu Aryadi, dalam diskusi tersebut menyampai-
kan bahwa “ Satu data adalah salah satu elemen
penting dalam menjalankan pemerintahan, se-
hingga tidak lagi ditemukan data yang berbeda-
-beda. Data yang berbeda-beda menyebabkan
para pengambil kebijakan sulit untuk menetapkan
suatu progam yang akhirnya bisa di eksekusi de-
ngan target sasaran yang tepat” ujar I Gede Putu
Aryadi. Di Provisni NTB, program Satu Data su-
dah ada sebelum dikeluarkannya perpres 39 ta-
hun 2019, dan ini juga bagian dari program ung-
gulan yang digagas dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi NTB.
I Gede Putu Aryadi juga mengungkapkan bahwa
“sebelum adanya Program NTB satu data, sudah
ada Perda No 3 tahun 2018 tentang tata kelo-
la pemerintahan yang berbasis sistem elektronik
dan landasan yang digunakan sebelum ada Per-
pres 39. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah
Provinsi NTB dari awal sudah memiliki komitmen
untuk menjadi pemerintahan yang terbuka dengan
membuka seluruh kanal komunikasi dengan publik
untuk menyampaikan aspirasi, dan ini juga menjadi
kanal bagi pemerinta NTB untuk merekam apa saja
yang terjadi ditingkat masyarakat melalui kanal ko-
munikasi yang ada” pungkasnya.
12Newsletter Open Contracting
Program lain yang juga menjadi unggulan Provin-
si NTB adalah Sistem informasi posyandu, men-
jadi salah satu bagian untuk mendukung data di
NTB satu data. “Sistem Informasi Posyandu ini
akan diintegrasikan juga dengan sistem informa-
si bencana sehingga saat menghadapi bencana,
masyarakat sudah mempunyai pengetahuan ten-
tang kebencanaan. JIka dulu posyandu hanya me-
nangani masalah kesehatan dan balita sekarang
dikembangkan posyandu keluarga sebagai unit
layanan keluarga yang dapat tempat berdiskusi
untuk masalah sosial, bukan hanya soal kesehat-
an tetapi juga yang terkait dengan buruh migran,
narkoba, dan masalah sosial lainnya. Kedepannya,
sistem informasi posyandu tersebut akan berisi
data-data perkembangan tentang buruh migrant,
stunting, pernikahan dini, yang akan menjadi data
pendukung untuk meliha kondisi riil yang terjadi
ditengah-tengah masyarakat”, tegas I Gede.
Di sektor ekstraktif, implementasi NTB Satu Data
juga dilaksanakan dengan serius oleh peemrin-
tah Provinsi NTB. Muhammad Husni, Kepala Dinas
ESDM Provinsi NTB juga menyampaikan bahwa
“selama ini sektor ESDM di NTB mengedepankan
aspek transparansi dan keterbukaan dan sangat
terbuka terhadap masukan-masukan dari masya-
rakat. Dalam melaksanakan NTB Satu Data di sek-
tor ESDM, Dinas ESDM melakukan koordinasi dan
kolaborasi dengan berbagai pihak terkait lainnya
seperti swasta, masyarakat sipil khususnya dalam
hal pengaduan masyarakat. Srbagai contoh, keti-
ka ada oemgaduan terkait BBM, maka Dinas ESDM
akan dapat berkoordinasi dengan Pihak Pertamina,
terkait pengaduan mati listrik maka akan langsung
berkoordinasi dengan pihak PLN. Jadi pemprov
membangun kemitraan yang baik dengan semua
pihak tujuan untuk melancarkan pengaduan dari
masyarakat yang terkait dengan infomasi publik.
Pengaduan bisa melalui NTB care dan SMS Center,
maupun media sosial pemrintah lainnya” ujar Husni
dalam diskusi publik tersebut.
Berkaitan dengan integrasi NTB Satu data dengan
Satu Data Indonesia, Kadiskominfotik Provinsi NTB
menambahkan bahwa hal tersebut menjadi tan-
tangan tersendiri kedepannya. “Portal NTB satu
data selain data sektoral menangani data sekto-
ral untuk informasi bencana dan NTB satu peta.
Format dan segala macamnya harus diseragam-
kan. Yang menjadi tantangan kita bagaimana cara
membuat satu data Indonesia karena datanya dari
daerah dan itu yang harus dikoneksikan dan diin-
tegrasikan. Bagaimana menampilkan menyajikan
data yang berkualitas dalam satu sIstem” pungkas
I Gede Putu Aryadi
Satu Data Sektor ESDM dan Keter-
bukaan Pemerintahan
Salah satu semangat dari aksi Open Governme-
nent Partneship (OGP) di Indonesia ialah mendo-
rong peningkatan kualitas pelayanan publik, men-
dorong E-Government yang dimungkinkan karena
adanya satu data untuk mendorong transparansi
dan akuntabilitas. Kebijakan satu data adalah se-
bagai salah satu upaya untuk mendorong transpa-
ransi dan akuntabilitas pemerintahan.
Koordinator PWYP Indonesia, Maryati Abdullah
menegaskan bahwa “untuk mengambil kebijakan
yang tepat, cepat dan progresif karena era per-
Newsletter Open Contracting13
ubahannya sangat cepat, maka perlu melakukan
perbaikan data melalui kebijakan satu data misal-
nya kaitannya dengan ekonomi, data beras berbe-
da, data orang miskin berbeda, bagaimana cara
kita mengambil penentuan harga berbeda karena
stok berbeda. Jadi Kantor Staff Presiden (KSP)
bersama Bappenas harus menjadikan kebijak-
an satu data sebagai salah satu kebijakan untuk
perbaikan data guna mendorong pengambilan ke-
bijakan yang berkualitas, yang berkualitas bukan
hanya bagus idenya tetapi harus dijalankan karena
datanya tepat” ujar Maryati.
Keterbukaan dan kolaborasi data dalam tata ke-
lola pemerintahan tidak hanya dapat mengurangi
kebocoran, kerugian negara dan korupsi tapi juga
meningkatkan partisipasi cek and balance oleh
publik dan juga instansi lain diluar kebijakan. “Cek
and balance sangat penting bukan hanya menge-
fektifkan data tetapi ada fungsi dan control yang
kuat dalam menjalankan pemerintahan sehingga
jika diprovinsi NTB seperti komisi informasi dinas-
-dinas terkait beberapa data seperti sektor ESDM
mungkin bisa berkoordinasi dengan dinas PLN,
sumber-sumber BUMN yang ada, dan harus men-
dorong ada keterbukaan kontrak dalam suatu wi-
layah” tambah Maryati.
Di level nasional, implementasi satu data juga su-
dah banyak dimulai oleh beberapa Kementerian/
Lembaga, seperti halnya inisiatif Satu Data di sek-
tor pertambangan yang ada di Kementerian Koor-
dinator Perekonomian, tepatnya yang dikelola oleh
Sekretariat EITI yang secara umum bertjuan untuk
untuk mendorong perbaikan tata kelola industri
ekstraktif.
Edy Widarto, sebagai salah satu pengurus di Sek-
retariat EITI Indonesia, menyampaikan bahwa “ se-
tidaknya ada dua hal keterkaitan satu data untuk
sektor ESDM berdasarkan standar EITI yang dite-
rapkan di Indonesia, pertama untuk tujuan nega-
ra agar bisa memberikan kemakmuran untuk rak-
yat, kedua untuk memenuhi standar global terkait
pengelolaan tata kelola industri ekstraktif yang
transparan dan akuntabel. Yang menjadi Pekerja-
an rumah kita adalah agar lebih mengaktifkan lagi
peran pemerintah, pelaku usaha serta masyarakat.
Dari Sekretariat EITI Indonesia sekarang berinisiasi
menargetkan agar bisa terjadi sistem yang meng-
integrasikan peranan pihak terkait tersebut, yang
tujuan akhirnya adalah bagaimana EITI ini dapat
memberikan berbagai data terkait dengan industri
ekstraktif yang valid dan akurat baik kepada pe-
merintah, swasta dan publik pada umumnya. Inilah
cita-cita dari EITI, yang sebenernya adalah abgian
dari mempercepat perwujudan keterbukaan pe-
merintahan dan Satu Data Indonesia” ujar Edy.
Peran dan Partisipasi Masyarakat
dalam Kebijakan Satu Data di NTB
Peran dan Partisipasi masyarakat dalam mengak-
ses infomasi dalam tata kelola di sektor sumber
daya alam (SDA) merupakan suatu amanat dari
Undang-Undang dan merupakan kewajiban bagi
siapapun. Koordinator SOMASI NTB, Dwi Arie San-
to menyatakan bahwa “idalam konstitusi kita ada
satu pesan tegas dalam kaitannya dengan penge-
lolaan SDA bahwa masyarakat dijamin hak dan ikut
berperan dalam sumber daya alam tetapi juga me-
lakukan control. Berbicara dalam konteks fungsi
kontrol dari masyarakat dan pemerintah memiliki
14Newsletter Open Contracting
mandat bahwa penting peran serta masyarakat
dalam melakukan kontrol” imbuhnya.
Dwi Arie Santo juga menekankan bahwa pada da-
sarnya publik membutuhkan transparansi, akun-
tabilitas dan menginginkan agar UU No.14 tahun
2008 dijalankan sesuai dengan aturan yang berla-
ku. Pemerintah harus membuat DIP, lalu mengaju-
kan uji konsekuensi informasi yang bisa diumum-
kan dan tidak sehingga saat masyarakat meminta
informasi sudah jelas. Hal ini juga diperkuat dalam
Perda tentang pengelolaan pertambangan mineral
dan batubara Provinsi NTB.
Dengan demikian, penting untuk dicatat bahwa
kebijakan Satu Data ini urgent dan menjadi basis
bagi pemerintah dalam mengambil kebijakan yang
tepat sasaran, dan tentunya hal ini perlu dikawal
oleh masyarakat. Pemerintah juga wajid menye-
diakan ruang partispasi bagi masyarakat dalam
pengawasan kebijakan di di semua lini sektor, ter-
masuk di sektor pertambangan.
Oleh: Meliana Lumbantoruan
Peningkatan Kapasitas Masyarakat dalam
Pengawasan Pertambangan di Provinsi
Nusa Tenggara Barat
Keterlibatan dan partisipasi aktif masyarakat sa-
ngat diperlukan dalam pengawasan kegiatan per-
tambangan, mengingat aktivitas pertambangan
dapat memicu terjadinya kerusakan lingkungan,
serta berdampak langsung terhadap kehidupan
ekonomi dan sosial masyarakat, khususnya ma-
syarakat yang tinggal di sekitar tambang. Hal ini
juga berlaku bagi masyarakat di Provinsi Nusa
Tenggara Barat (NTB). Provinsi NTB adalah salah
satu provinsi penghasil tambang, terbesar di Indo-
nesia dengan 271 Izin Usaha Pertambangan (IUP)
di Provinsi NTB per tahun 2019 (ESDM Provinsi
NTB, 2019).
Newsletter Open Contracting15
Untuk melakukan pengawasan kegiatan pertam-
bangan, selain harus dibekali dengan pengeta-
huan terkait jenis-jenis kewajiban perusahaan
tambang, masyarakat juga perlu mendapatkan in-
formasi terkait perizinan tambang yang beropera-
si di daerahnya. Dengan dimilikinya pengetahuan
akan kewajiban dan informasi perizinan perusa-
haan tambang, masyarakat akan dapat memantau
aktivitas pertambangan apakah melakukan praktik
pertambangan yang baik (good mining practices)
atau belum, aktivitas pertambangannya memiliki
izin atau tidak, dan apakah menimbulkan kerusak-
an lingkungan yang berdampak pada aspek mata
pencaharian dan kesehatan masyarakat.
Dalam Perda Nomor 9 Tahun 2019 tentang Per-
tambangan di Provinsi NTB, sudah memberikan
ruang untuk partisipasi masyarakat khususnya
terkait  Perlindungan, Pengembangan, dan Pem-
berdayaan Masyarakat, dan Pengembangan Usa-
ha Lokal.  Bahkan, pada pasal 52 ayat 1 sudah di-
nyatakan secara eksplisit bahwa masyarakat yang
terkena dampak negatif langsung dari kegiatan
usaha pertambangan berhak memperoleh gan-
ti rugi yang layak atau dapat mengajukan gugat-
an kepada pengadilan. Hal ini adalah angin segar
bagi masyarakat dan bagi perbaikan tata kelola
pertambangan di NTB. Perda ini menciptakan dan
memberikan ruang untuk terbentuknya kolaborasi
yang baik antara pemerintah dan masyarakat da-
lam pengawasan pertambangan di Provinsi NTB.
Untuk mendorong adanya partisipasi aktif masya-
rakat dalam mengawasi aktivitas pertambangan,
pada tanggal 21 November 2019 lalu, PWYP Indo-
nesia bersama dengan SOMASI NTB telah menye-
lenggarakan kegiatan pelatihan terkait pentingnya
partisipasi masyarakat dalam pengawasan akti-
vitas pertambangan sekaligus memahami instru-
men pengawasan serta pertukaran pengalaman
dengan komunitas Kendeng yang juga sudah me-
miliki banyak pengalaman dalam melakukan peng-
awasan kegiatan pertambangan. Kegiatan ini seti-
daknya dihadiri oleh masyarakat dari empat desa
sekitar tambang yaitu Desa sekotong, Taman Ayu,
Peringga Rata, dan Narmada.
Dwi Arie Santo, Koordinator SOMASI NTB menya-
takan bahwa partisipasi masyarakat dalam peng-
awasan pertambangan sangat penting, karena
selain hak masyarakat ini sudah dijamin dalam
undang-undang, juga masyarakat dan lingkung-
an sekitarnya yang paling dekat dengan dampak
aktivitas pertambangan. “Kalau bukan kita dan
masyarakat sekitar tambang yang peduli dan ter-
gerak untuk melakukan pemantauan dan peng-
awasan pertambangan, lalu siapa lagi. Padahal
dampak negatif dari maraknya tambang ilegal di
NTB sudah banyak terlihat dan dirasakan oleh ma-
syarakat”, Ungkap Aris.
Ali Muttohar, perwakilan dari Jaringan Masyara-
kat Peduli Pegunungan Kendeng (JMPPK), yang
hadir untuk berbagi pengalaman terkait strategi
dan aktivitas pemantauan dan pengawasan aktivi-
tas pertambangan di Kendeng, juga membagikan
pengetahuan terkait instrumen pemantauan yang
selama ini digunakan oleh warga di Kendeng.
“Saya Bersama masyarakat melakukan peman-
tauan kegiatan pertambangan di Kendeng meng-
gunakan aplikasi KoboCollect.  Aplikasi ini selama
16Newsletter Open Contracting
ini cukup membatu kami dalam memberikan titik
lokasi pemantauan yang kami lakukan karena di
dalamnya sudah menggunakan GPS, sehingga jika
kami mendapatkan temuan ada pelanggaran ak-
tivitas pertambangan maka titik pelanggarannya
akan jelas dengan menggunakan aplikasi ini”, ujar
Ali Muttohar yang akrab disapa dengan nama “No-
pet”.
Komunitas dari Lombok Barat dan Lombok Tengah sedang berdiskusi
dan melakukan praktik penggunaan aplikasi untuk pemantauan pertambangan.
Foto: SOMASI NTB, 2019
Respon masyarakat peserta latihan ini sangat an-
tusias, khususnya mendengar cerita pengalaman
dari masyarakat Kendeng dalam memperjuangkan
hak masyarakat dan lingkungan di Pegunungan
Kendeng, serta pengalaman dalam melakukan pe-
mantauan kegiatan pertambangan dengan meng-
gunakan aplikasi.
Meliana Lumbantoruan, Manajer Program PWYP
Indonesia, menyampaikan agar masyarakat tidak
perlu khawatir dan takut dalam melakukan peman-
tauan dan pengawasan aktivitas pertambangan,
karena secara undang-undang hak masyarakat
dijamin dan dari aturan Perda Provinsi NTB No.
9 tahun 2019 juga sudah jelas dinyatakan bahwa
masyarakat didorong untuk berpartisipasi dalam
pengawasan pertambangan. “Hasil pantauan dan
pengawasan masyarakat ini akan kita sampaikan
ke pihak-pihak terkait, untuk dapat mengambil tin-
dakan dan kebijakan konkret guna memperbaiki
tata kelola pertambangan di Provinsi NTB”, lanjut
Meliana.
Para peserta pelatihan ini diharapkan mampu dan
mau melakukan pemantauan dan pengawasan
pertambangan di daerah dan desa mereka ma-
sing-masing dengan bekal pengetahuan yang su-
dah mereka dapatkan dari pelatihan ini. Sebagai
tindak lanjut dari pelaksanaan pelatihan ini, maka
di masa mendatang akan diadakan pertemuan ru-
tin warga komunitas untuk membahas hasil temuan
dan pemantauan, serta berbagi pengalaman, ham-
batan serta tantangan yang dihadapi. Harapannya,
hasil temuan dari masyarakat ini dapat membantu
pemerintah Provinsi NTB untuk memperbaiki tata
kelola pertambangan, kelestarian lingkungan dan
perbaikan kualitas hidup masyarakat sekitar tam-
bang.
Newsletter Open Contracting17
Tertarik Program NTB Satu Data,
“Publish What You Pay” Bertemu Wagub
Mataram, MN  – Wakil Gubernur Nusa Tenggara
Barat Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah menerima audi-
ensi Yayasan Transparansi Sumberdaya Ekstrak-
tif-Publish What You Pay ( PWYP) Indonesia di
ruangannya, Senin (28/10/2019). Kedatangan Ya-
yasan tersebut berkaitan dengan program NTB
Satu Data yang sedang digagas oleh Pemprov
NTB.
“Di Pemprov (pemerintah povinsi NTB) ini, kita
mendapatkan informasi langsung dari masyara-
kat, melalui beberapa program diantaranya Jumpa
Bang Zul dan Umi Rohmi, aplikasi NTB Care, med-
sos-medsos yang kita miliki, semua OPD pun kami
wajibkan punya medsos,” terang Wakil Gubernur.
Melalui program tersebut, Pemprov NTB dapat
langsung mengelola saran, kritikan maupun in-
formasi dan dapat diolah tanpa memakan waktu
lama. “Data adalah sesuatu yang penting di era
ini, data itu adalah harta untuk merencanakan NTB
kedepan, satu data adalah acuan semua perang-
kat untuk bersinergi dengan baik,” tutur Wagub.
Umi Rohmi, sapaan akrabnya mengatakan, salah
satu program yang dapat dijadikan sebagai sum-
ber data adalah program Revitalisasi Posyandu.
18Newsletter Open Contracting
“Posyandu adalah jalur untuk pendataan, kare-
na kegiatan posyandu dilaksanakan setiap bulan
pada tingkat dusun dan dibarengi dengan penda-
taan oleh para kader,” kata Ummi Rohmi.
Selain Revitalisasi Posyandu, Umi Rohmi juga me-
nyampaikan informasi terkait pariwisata dan pro-
gram zero waste yang sedang dijalankan.
Pencanangan program satu data yang digagas
oleh Provinsi NTB mendapat apresiasi oleh Yaya-
san Transparansi Sumberdaya Ekstraktif-Publish
What You Pay Indonesia.
Direktur Publish What You Pay Indonesia, Marya-
ti Abdullah mengungkapkan ketertarikannya pada
program NTB yang satu ini. Ia berencana mengun-
dang Wakil Gubernur NTB untuk hadir dalam aca-
ra Implementasi Satu Data dan Tata Kelola Sektor
ESDM yang juga dihadiri oleh perwakilan Kemenko
Perekonomian, Edy Widarto.
Publish What You Pay Indonesia merupakan koalisi
masyarakat sipil untuk transparansi dan akuntabi-
litas tata kelola sumber daya ekstraktif migas, per-
tambangan dan sumber daya alam yang terafiliasi
dalam kampanye Publish What You Pay di tingkat
global. (hs-ntb/mn-07)
Sumber: https://mataramnews.co.id/18544/tertarik-pro-
gram-ntb-satu-data-publish-what-you-pay-bertemu-
-wagub/ , diterbitkan pada 28 Oktober 2019
Newsletter Open Contracting19
20Newsletter Open Contracting
Publish What You Pay (PWYP) Indonesia merupakan lembaga koalisi nasional yang concern pada
transparansi, akuntabilitas, perbaikan tata kelola ekstraktif, pertambangan, dan sumber daya alam.
Berdiri sejak tahun 2007, dan terdaftar sebagai badan hukum Indonesia sejak tahun 2012 dengan
nama Yayasan Transparansi Sumberdaya Ekstraktif, dan terafiliasi dalam kampanye Publish What
You Pay di tingkat global. PWYP Indonesia mendorong transparansi dan akuntabilitas di sepanjang
rantai sumberdaya ekstraktif, dari tahap pengembangan kontrak dan operasi pertambangan (pub-
lish why you pay and how you extract), tahap produksi dan pendapatan dari industri (publish what
you pay), hingga tahap pengeluaran pendapatan untuk pembangunan berkelanjutan dan kesejah-
teraan sosial (publish what you earn and how you spent).
Newsletter Open Contracting ini disusun oleh Tim dari kantor sekretariat nasional Publish What
You Pay Indonesia bersama dengan SOMASI NTB. Dicetak atas dukungan hibah tidak mengikat
dari Hivos melalui Program Open Contracting. Isi merupakan tanggung jawab Publish What You
Pay Indonesia dan tidak mencerminkan pendapat dan sikap dari Hivos.
Alamat
Jl. Tebet Timur Dalam VIII K No. 12, RT 001/009,
Tebet Timur, Tebet, Kota Jakarta Selatan, DKI
Jakarta 12820
Social Media
pwypindonesia — Instagram
pwyp_indonesia — Twitter
Publish What You Pay Indonesia — Facebook
Publish What You Pay Indonesia — Linkedin
Kontak
sekretariat@pwypindonesia.org — Email
www.pwypindonesia.org — Website
Publish What You Pay Indonesia
[Yayasan Transparasi Sumberdaya Ekstraktif]

Contenu connexe

Tendances

Peraturan Daerah Jawa Timur Nomor 08 Tahun 2011 Tentang Pelayanan Publik
Peraturan Daerah Jawa Timur Nomor 08 Tahun 2011 Tentang Pelayanan PublikPeraturan Daerah Jawa Timur Nomor 08 Tahun 2011 Tentang Pelayanan Publik
Peraturan Daerah Jawa Timur Nomor 08 Tahun 2011 Tentang Pelayanan PublikImmanuel Yosua
 
Modul Penyelenggaraan Pelayanan Publik di Desa karya Bayu Setyo Nugroho
Modul Penyelenggaraan Pelayanan Publik di Desa karya Bayu Setyo NugrohoModul Penyelenggaraan Pelayanan Publik di Desa karya Bayu Setyo Nugroho
Modul Penyelenggaraan Pelayanan Publik di Desa karya Bayu Setyo NugrohoGedhe Foundation
 
Notulen 22 jan 2018
Notulen 22 jan 2018Notulen 22 jan 2018
Notulen 22 jan 2018Imam Pirdaus
 
Uas sosiologi soal lalu lintas
Uas sosiologi soal lalu lintasUas sosiologi soal lalu lintas
Uas sosiologi soal lalu lintasBrigita Manohara
 
Kedaulatan Rakyat 29 Maret 2014
Kedaulatan Rakyat 29 Maret 2014Kedaulatan Rakyat 29 Maret 2014
Kedaulatan Rakyat 29 Maret 2014hastapurnama
 
Jurnal blu jamsoskes
Jurnal blu jamsoskesJurnal blu jamsoskes
Jurnal blu jamsoskesmamazidane
 
Release media aman 17 maret 2016
Release media aman 17 maret 2016Release media aman 17 maret 2016
Release media aman 17 maret 2016Panji Kharisma Jaya
 
Press release jelang psikotest capim kpk 270719
Press release jelang psikotest capim kpk 270719Press release jelang psikotest capim kpk 270719
Press release jelang psikotest capim kpk 270719JabbarRamdhani
 
Implementasi kebijakan standar pelayanan minimal perwujudan kinerja pemerint...
Implementasi kebijakan standar pelayanan minimal  perwujudan kinerja pemerint...Implementasi kebijakan standar pelayanan minimal  perwujudan kinerja pemerint...
Implementasi kebijakan standar pelayanan minimal perwujudan kinerja pemerint...Researcher Syndicate68
 
Kebijakan pelayanan publik slide
Kebijakan pelayanan publik  slideKebijakan pelayanan publik  slide
Kebijakan pelayanan publik slideMuhammad Khamdan
 
POWER POINT SIDANG SKRIPSI TENTANG PELAYANAN PUBLIK
POWER POINT SIDANG SKRIPSI TENTANG PELAYANAN PUBLIKPOWER POINT SIDANG SKRIPSI TENTANG PELAYANAN PUBLIK
POWER POINT SIDANG SKRIPSI TENTANG PELAYANAN PUBLIKIca Diennissa
 
Perda Jatim No 11 Tahun 2005 Tentang Pelayanan Publik
Perda Jatim No 11 Tahun 2005 Tentang Pelayanan PublikPerda Jatim No 11 Tahun 2005 Tentang Pelayanan Publik
Perda Jatim No 11 Tahun 2005 Tentang Pelayanan PublikImmanuel Yosua
 
Renstra 2010 2014 pa muara labuh
Renstra 2010 2014 pa muara labuhRenstra 2010 2014 pa muara labuh
Renstra 2010 2014 pa muara labuhpamuaralabuh
 

Tendances (20)

Peraturan Daerah Jawa Timur Nomor 08 Tahun 2011 Tentang Pelayanan Publik
Peraturan Daerah Jawa Timur Nomor 08 Tahun 2011 Tentang Pelayanan PublikPeraturan Daerah Jawa Timur Nomor 08 Tahun 2011 Tentang Pelayanan Publik
Peraturan Daerah Jawa Timur Nomor 08 Tahun 2011 Tentang Pelayanan Publik
 
Modul Penyelenggaraan Pelayanan Publik di Desa karya Bayu Setyo Nugroho
Modul Penyelenggaraan Pelayanan Publik di Desa karya Bayu Setyo NugrohoModul Penyelenggaraan Pelayanan Publik di Desa karya Bayu Setyo Nugroho
Modul Penyelenggaraan Pelayanan Publik di Desa karya Bayu Setyo Nugroho
 
Pelayanan terpadu
Pelayanan terpaduPelayanan terpadu
Pelayanan terpadu
 
Borneo mengugat
Borneo mengugatBorneo mengugat
Borneo mengugat
 
Prinsip prinsip-pelayanan-publik2
Prinsip prinsip-pelayanan-publik2Prinsip prinsip-pelayanan-publik2
Prinsip prinsip-pelayanan-publik2
 
Notulen 22 jan 2018
Notulen 22 jan 2018Notulen 22 jan 2018
Notulen 22 jan 2018
 
Uas sosiologi soal lalu lintas
Uas sosiologi soal lalu lintasUas sosiologi soal lalu lintas
Uas sosiologi soal lalu lintas
 
Kedaulatan Rakyat 29 Maret 2014
Kedaulatan Rakyat 29 Maret 2014Kedaulatan Rakyat 29 Maret 2014
Kedaulatan Rakyat 29 Maret 2014
 
Jurnal blu jamsoskes
Jurnal blu jamsoskesJurnal blu jamsoskes
Jurnal blu jamsoskes
 
Standard pelayanan minimum pdf
Standard pelayanan minimum pdfStandard pelayanan minimum pdf
Standard pelayanan minimum pdf
 
Release media aman 17 maret 2016
Release media aman 17 maret 2016Release media aman 17 maret 2016
Release media aman 17 maret 2016
 
Press release jelang psikotest capim kpk 270719
Press release jelang psikotest capim kpk 270719Press release jelang psikotest capim kpk 270719
Press release jelang psikotest capim kpk 270719
 
Implementasi kebijakan standar pelayanan minimal perwujudan kinerja pemerint...
Implementasi kebijakan standar pelayanan minimal  perwujudan kinerja pemerint...Implementasi kebijakan standar pelayanan minimal  perwujudan kinerja pemerint...
Implementasi kebijakan standar pelayanan minimal perwujudan kinerja pemerint...
 
Kebijakan pelayanan publik slide
Kebijakan pelayanan publik  slideKebijakan pelayanan publik  slide
Kebijakan pelayanan publik slide
 
POWER POINT SIDANG SKRIPSI TENTANG PELAYANAN PUBLIK
POWER POINT SIDANG SKRIPSI TENTANG PELAYANAN PUBLIKPOWER POINT SIDANG SKRIPSI TENTANG PELAYANAN PUBLIK
POWER POINT SIDANG SKRIPSI TENTANG PELAYANAN PUBLIK
 
Standar pelayanan publik
Standar pelayanan publikStandar pelayanan publik
Standar pelayanan publik
 
Efektivitas kelembagaan ptsp (marsono )
Efektivitas  kelembagaan  ptsp (marsono )Efektivitas  kelembagaan  ptsp (marsono )
Efektivitas kelembagaan ptsp (marsono )
 
Uu 25 2009
Uu 25 2009Uu 25 2009
Uu 25 2009
 
Perda Jatim No 11 Tahun 2005 Tentang Pelayanan Publik
Perda Jatim No 11 Tahun 2005 Tentang Pelayanan PublikPerda Jatim No 11 Tahun 2005 Tentang Pelayanan Publik
Perda Jatim No 11 Tahun 2005 Tentang Pelayanan Publik
 
Renstra 2010 2014 pa muara labuh
Renstra 2010 2014 pa muara labuhRenstra 2010 2014 pa muara labuh
Renstra 2010 2014 pa muara labuh
 

Similaire à Newletter - Open Contracting - April 2020

Bulletin setapak-edisi-2
Bulletin setapak-edisi-2Bulletin setapak-edisi-2
Bulletin setapak-edisi-2Aksi SETAPAK
 
Mencegah Korupsi Sektor Pertambangan Agenda Penyelamatan SDA Indonesia
Mencegah Korupsi Sektor Pertambangan Agenda Penyelamatan SDA IndonesiaMencegah Korupsi Sektor Pertambangan Agenda Penyelamatan SDA Indonesia
Mencegah Korupsi Sektor Pertambangan Agenda Penyelamatan SDA IndonesiaPublish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Korsup KPK dan Penataan Izin Usaha Pertambangan Sektor Mineral dan Batubara
Korsup KPK dan Penataan Izin Usaha Pertambangan Sektor Mineral dan BatubaraKorsup KPK dan Penataan Izin Usaha Pertambangan Sektor Mineral dan Batubara
Korsup KPK dan Penataan Izin Usaha Pertambangan Sektor Mineral dan BatubaraPublish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Icel lima-tahun-pemberlakuan-uu-keterbukaan-informasi-publik
Icel lima-tahun-pemberlakuan-uu-keterbukaan-informasi-publikIcel lima-tahun-pemberlakuan-uu-keterbukaan-informasi-publik
Icel lima-tahun-pemberlakuan-uu-keterbukaan-informasi-publikAksi SETAPAK
 
MEMASUKI MUSIM SEMI PENGELOLAAN HUTAN DAN LAHAN GAMBUT INDONESIA: KESEMPATAN...
MEMASUKI MUSIM SEMI PENGELOLAAN HUTAN DAN LAHAN GAMBUT INDONESIA:  KESEMPATAN...MEMASUKI MUSIM SEMI PENGELOLAAN HUTAN DAN LAHAN GAMBUT INDONESIA:  KESEMPATAN...
MEMASUKI MUSIM SEMI PENGELOLAAN HUTAN DAN LAHAN GAMBUT INDONESIA: KESEMPATAN...septianm
 
Berita setapak-edisi-1
Berita setapak-edisi-1Berita setapak-edisi-1
Berita setapak-edisi-1Aksi SETAPAK
 
Makalah ekonomi bahan gaian mineral acak
Makalah ekonomi bahan gaian mineral acakMakalah ekonomi bahan gaian mineral acak
Makalah ekonomi bahan gaian mineral acakDeny Tandidatu
 
Siaran Pers "Ketertutupan Informasi Pintu Kebocoran Penerimaaan Sektor Tambang"
Siaran Pers "Ketertutupan Informasi Pintu Kebocoran Penerimaaan Sektor Tambang"Siaran Pers "Ketertutupan Informasi Pintu Kebocoran Penerimaaan Sektor Tambang"
Siaran Pers "Ketertutupan Informasi Pintu Kebocoran Penerimaaan Sektor Tambang"Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Catatan Akhir Tahun 2011 : Karpet Merah Bagi Investor Perusak Lingkungan
Catatan Akhir Tahun 2011 : Karpet Merah Bagi Investor Perusak LingkunganCatatan Akhir Tahun 2011 : Karpet Merah Bagi Investor Perusak Lingkungan
Catatan Akhir Tahun 2011 : Karpet Merah Bagi Investor Perusak LingkunganGiorgio JoJo
 

Similaire à Newletter - Open Contracting - April 2020 (20)

Resource Governance News Edisi Agustus 2016
Resource Governance News Edisi Agustus 2016Resource Governance News Edisi Agustus 2016
Resource Governance News Edisi Agustus 2016
 
Transparansi Tata Kelola Pertambangan
Transparansi Tata Kelola PertambanganTransparansi Tata Kelola Pertambangan
Transparansi Tata Kelola Pertambangan
 
Bulletin setapak-edisi-2
Bulletin setapak-edisi-2Bulletin setapak-edisi-2
Bulletin setapak-edisi-2
 
Catatan Akhir Tahun 2015: Reformasi Tata Kelola Migas dan Tambang
Catatan Akhir Tahun 2015: Reformasi Tata Kelola Migas dan TambangCatatan Akhir Tahun 2015: Reformasi Tata Kelola Migas dan Tambang
Catatan Akhir Tahun 2015: Reformasi Tata Kelola Migas dan Tambang
 
Siaran Pers : Kegiatan Pertambangan Harus Transparan dan Akuntabel
Siaran Pers : Kegiatan Pertambangan Harus Transparan dan AkuntabelSiaran Pers : Kegiatan Pertambangan Harus Transparan dan Akuntabel
Siaran Pers : Kegiatan Pertambangan Harus Transparan dan Akuntabel
 
Mencegah Korupsi Sektor Pertambangan Agenda Penyelamatan SDA Indonesia
Mencegah Korupsi Sektor Pertambangan Agenda Penyelamatan SDA IndonesiaMencegah Korupsi Sektor Pertambangan Agenda Penyelamatan SDA Indonesia
Mencegah Korupsi Sektor Pertambangan Agenda Penyelamatan SDA Indonesia
 
Newsletter Voicing for Life April 2020
Newsletter Voicing for Life April 2020Newsletter Voicing for Life April 2020
Newsletter Voicing for Life April 2020
 
Korsup KPK dan Penataan Izin Usaha Pertambangan Sektor Mineral dan Batubara
Korsup KPK dan Penataan Izin Usaha Pertambangan Sektor Mineral dan BatubaraKorsup KPK dan Penataan Izin Usaha Pertambangan Sektor Mineral dan Batubara
Korsup KPK dan Penataan Izin Usaha Pertambangan Sektor Mineral dan Batubara
 
Icel lima-tahun-pemberlakuan-uu-keterbukaan-informasi-publik
Icel lima-tahun-pemberlakuan-uu-keterbukaan-informasi-publikIcel lima-tahun-pemberlakuan-uu-keterbukaan-informasi-publik
Icel lima-tahun-pemberlakuan-uu-keterbukaan-informasi-publik
 
MEMASUKI MUSIM SEMI PENGELOLAAN HUTAN DAN LAHAN GAMBUT INDONESIA: KESEMPATAN...
MEMASUKI MUSIM SEMI PENGELOLAAN HUTAN DAN LAHAN GAMBUT INDONESIA:  KESEMPATAN...MEMASUKI MUSIM SEMI PENGELOLAAN HUTAN DAN LAHAN GAMBUT INDONESIA:  KESEMPATAN...
MEMASUKI MUSIM SEMI PENGELOLAAN HUTAN DAN LAHAN GAMBUT INDONESIA: KESEMPATAN...
 
Menggali Kehancuran di Sunda Kecil
Menggali Kehancuran di Sunda KecilMenggali Kehancuran di Sunda Kecil
Menggali Kehancuran di Sunda Kecil
 
Carut Marut Tambang di Bumi Celebes
Carut Marut Tambang di Bumi CelebesCarut Marut Tambang di Bumi Celebes
Carut Marut Tambang di Bumi Celebes
 
Berita setapak-edisi-1
Berita setapak-edisi-1Berita setapak-edisi-1
Berita setapak-edisi-1
 
Catatan Akhir Tahun 2013 : Tata Kelola Migas & Tambang di Indonesia
Catatan Akhir Tahun 2013 : Tata Kelola Migas & Tambang di IndonesiaCatatan Akhir Tahun 2013 : Tata Kelola Migas & Tambang di Indonesia
Catatan Akhir Tahun 2013 : Tata Kelola Migas & Tambang di Indonesia
 
Sengkarut Tambang Mendulang Malang
Sengkarut Tambang Mendulang MalangSengkarut Tambang Mendulang Malang
Sengkarut Tambang Mendulang Malang
 
Makalah ekonomi bahan gaian mineral acak
Makalah ekonomi bahan gaian mineral acakMakalah ekonomi bahan gaian mineral acak
Makalah ekonomi bahan gaian mineral acak
 
Laporan akhir tahun ppid 2018
Laporan akhir tahun ppid 2018Laporan akhir tahun ppid 2018
Laporan akhir tahun ppid 2018
 
Siaran Pers "Ketertutupan Informasi Pintu Kebocoran Penerimaaan Sektor Tambang"
Siaran Pers "Ketertutupan Informasi Pintu Kebocoran Penerimaaan Sektor Tambang"Siaran Pers "Ketertutupan Informasi Pintu Kebocoran Penerimaaan Sektor Tambang"
Siaran Pers "Ketertutupan Informasi Pintu Kebocoran Penerimaaan Sektor Tambang"
 
Mengeruk Bumi Memanen Ironi
Mengeruk Bumi Memanen IroniMengeruk Bumi Memanen Ironi
Mengeruk Bumi Memanen Ironi
 
Catatan Akhir Tahun 2011 : Karpet Merah Bagi Investor Perusak Lingkungan
Catatan Akhir Tahun 2011 : Karpet Merah Bagi Investor Perusak LingkunganCatatan Akhir Tahun 2011 : Karpet Merah Bagi Investor Perusak Lingkungan
Catatan Akhir Tahun 2011 : Karpet Merah Bagi Investor Perusak Lingkungan
 

Plus de Publish What You Pay (PWYP) Indonesia

Akses Informasi Publik dan Keterbukaan Kontrak/Izin Industri Ekstraktif di 6 ...
Akses Informasi Publik dan Keterbukaan Kontrak/Izin Industri Ekstraktif di 6 ...Akses Informasi Publik dan Keterbukaan Kontrak/Izin Industri Ekstraktif di 6 ...
Akses Informasi Publik dan Keterbukaan Kontrak/Izin Industri Ekstraktif di 6 ...Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Opportunities and Challenges of Contract Transparancy in the Implementation o...
Opportunities and Challenges of Contract Transparancy in the Implementation o...Opportunities and Challenges of Contract Transparancy in the Implementation o...
Opportunities and Challenges of Contract Transparancy in the Implementation o...Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Acces to Public Information and Openess of Extractive Industry Contract / lic...
Acces to Public Information and Openess of Extractive Industry Contract / lic...Acces to Public Information and Openess of Extractive Industry Contract / lic...
Acces to Public Information and Openess of Extractive Industry Contract / lic...Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Tata Kelola Pelayanan Informasi Publik pada Masa Darurat Kesehatan Masyarakat...
Tata Kelola Pelayanan Informasi Publik pada Masa Darurat Kesehatan Masyarakat...Tata Kelola Pelayanan Informasi Publik pada Masa Darurat Kesehatan Masyarakat...
Tata Kelola Pelayanan Informasi Publik pada Masa Darurat Kesehatan Masyarakat...Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Peluang dan Tantangan Keterbukaan Kontrak dalam Pelaksanaan Standar EITI
Peluang dan Tantangan Keterbukaan Kontrak dalam Pelaksanaan Standar EITIPeluang dan Tantangan Keterbukaan Kontrak dalam Pelaksanaan Standar EITI
Peluang dan Tantangan Keterbukaan Kontrak dalam Pelaksanaan Standar EITIPublish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Legal Framework of Contract Disclosure of Oil and Gas, Mineral and Coal Secto...
Legal Framework of Contract Disclosure of Oil and Gas, Mineral and Coal Secto...Legal Framework of Contract Disclosure of Oil and Gas, Mineral and Coal Secto...
Legal Framework of Contract Disclosure of Oil and Gas, Mineral and Coal Secto...Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Oil and Gas Industry & The Challenges of Corruption Prevention in Indonesia
Oil and Gas Industry & The Challenges  of Corruption Prevention in IndonesiaOil and Gas Industry & The Challenges  of Corruption Prevention in Indonesia
Oil and Gas Industry & The Challenges of Corruption Prevention in IndonesiaPublish What You Pay (PWYP) Indonesia
 

Plus de Publish What You Pay (PWYP) Indonesia (20)

Newsletter Voicing for Life April 2020 - English Version
Newsletter Voicing for Life April 2020 - English VersionNewsletter Voicing for Life April 2020 - English Version
Newsletter Voicing for Life April 2020 - English Version
 
Newsletter Voicing for Life Desember 2019
Newsletter Voicing for Life Desember 2019Newsletter Voicing for Life Desember 2019
Newsletter Voicing for Life Desember 2019
 
Newsletter Voicing for Life Desember 2019 - English Version
Newsletter Voicing for Life Desember 2019 - English VersionNewsletter Voicing for Life Desember 2019 - English Version
Newsletter Voicing for Life Desember 2019 - English Version
 
Revenue and Fiscal System of Oil and Gas in Indonesia
Revenue and Fiscal System of Oil and Gas in IndonesiaRevenue and Fiscal System of Oil and Gas in Indonesia
Revenue and Fiscal System of Oil and Gas in Indonesia
 
Keterbukaan Kontrak dalam EITI
Keterbukaan Kontrak dalam EITIKeterbukaan Kontrak dalam EITI
Keterbukaan Kontrak dalam EITI
 
Akses Informasi Publik dan Keterbukaan Kontrak/Izin Industri Ekstraktif di 6 ...
Akses Informasi Publik dan Keterbukaan Kontrak/Izin Industri Ekstraktif di 6 ...Akses Informasi Publik dan Keterbukaan Kontrak/Izin Industri Ekstraktif di 6 ...
Akses Informasi Publik dan Keterbukaan Kontrak/Izin Industri Ekstraktif di 6 ...
 
Opportunities and Challenges of Contract Transparancy in the Implementation o...
Opportunities and Challenges of Contract Transparancy in the Implementation o...Opportunities and Challenges of Contract Transparancy in the Implementation o...
Opportunities and Challenges of Contract Transparancy in the Implementation o...
 
Acces to Public Information and Openess of Extractive Industry Contract / lic...
Acces to Public Information and Openess of Extractive Industry Contract / lic...Acces to Public Information and Openess of Extractive Industry Contract / lic...
Acces to Public Information and Openess of Extractive Industry Contract / lic...
 
Newsletter - Open Contracting - July 2020
Newsletter - Open Contracting - July 2020Newsletter - Open Contracting - July 2020
Newsletter - Open Contracting - July 2020
 
Newsletter - Open Contracting - May 2020
Newsletter - Open Contracting - May 2020Newsletter - Open Contracting - May 2020
Newsletter - Open Contracting - May 2020
 
Newsletter - Open Contracting - April 2020
Newsletter - Open Contracting - April 2020Newsletter - Open Contracting - April 2020
Newsletter - Open Contracting - April 2020
 
Newsletter - Open Contracting - Desember 2019
Newsletter - Open Contracting - Desember 2019Newsletter - Open Contracting - Desember 2019
Newsletter - Open Contracting - Desember 2019
 
Tata Kelola Pelayanan Informasi Publik pada Masa Darurat Kesehatan Masyarakat...
Tata Kelola Pelayanan Informasi Publik pada Masa Darurat Kesehatan Masyarakat...Tata Kelola Pelayanan Informasi Publik pada Masa Darurat Kesehatan Masyarakat...
Tata Kelola Pelayanan Informasi Publik pada Masa Darurat Kesehatan Masyarakat...
 
Kerangka Hukum keterbukaan Kontrak Migas dan Minerba di indonesia
Kerangka Hukum keterbukaan Kontrak Migas dan Minerba di indonesiaKerangka Hukum keterbukaan Kontrak Migas dan Minerba di indonesia
Kerangka Hukum keterbukaan Kontrak Migas dan Minerba di indonesia
 
Contract Disclosure and Beneficial Ownership Transparency
Contract Disclosure and Beneficial Ownership TransparencyContract Disclosure and Beneficial Ownership Transparency
Contract Disclosure and Beneficial Ownership Transparency
 
Peluang dan Tantangan Keterbukaan Kontrak dalam Pelaksanaan Standar EITI
Peluang dan Tantangan Keterbukaan Kontrak dalam Pelaksanaan Standar EITIPeluang dan Tantangan Keterbukaan Kontrak dalam Pelaksanaan Standar EITI
Peluang dan Tantangan Keterbukaan Kontrak dalam Pelaksanaan Standar EITI
 
Legal Framework of Contract Disclosure of Oil and Gas, Mineral and Coal Secto...
Legal Framework of Contract Disclosure of Oil and Gas, Mineral and Coal Secto...Legal Framework of Contract Disclosure of Oil and Gas, Mineral and Coal Secto...
Legal Framework of Contract Disclosure of Oil and Gas, Mineral and Coal Secto...
 
Keterbukaan Kontrak dan Pengungkapan Beneficial Ownership
Keterbukaan Kontrak dan Pengungkapan Beneficial OwnershipKeterbukaan Kontrak dan Pengungkapan Beneficial Ownership
Keterbukaan Kontrak dan Pengungkapan Beneficial Ownership
 
Oil and Gas Industry & The Challenges of Corruption Prevention in Indonesia
Oil and Gas Industry & The Challenges  of Corruption Prevention in IndonesiaOil and Gas Industry & The Challenges  of Corruption Prevention in Indonesia
Oil and Gas Industry & The Challenges of Corruption Prevention in Indonesia
 
Industri migas dan tantangan pencegahan celah korupsi di indonesia
Industri migas dan tantangan pencegahan celah korupsi di indonesiaIndustri migas dan tantangan pencegahan celah korupsi di indonesia
Industri migas dan tantangan pencegahan celah korupsi di indonesia
 

Newletter - Open Contracting - April 2020

  • 1. Newsletter Open Contracting1 Tantangan Keterbukaan Beneficial Ownership bagi Negara Anggota OGP Newsletter Open Contracting Seri April 2020 Mendorong Keterbukaan Perizinan dan Masukan bagi Perda Pertambangan di Provinsi NTB Rizky Ananda WSR | Halaman 2 Liputan Media Tertarik Program NTB Satu Data, “Publish What You Pay” Bertemu Wagub Halaman 17 Mengakses Informasi Izin Pertambangan: Aksi Jamhur yang Menginspirasi Abdurahman Wahid | Halaman 6 Urgensi Kebijakan Satu Data di Provinsi NTB Meliana Lumbantoruan | Halaman 10 Peningkatan Kapasitas Masyarakat dalam Pengawasan Pertambangan di Provinsi Nusa Tenggara Barat Meliana Lumbantoruan | Halaman 14 Tantangan Keterbukaan Beneficial Ownership bagi Negara Anggota OGP Rizky Ananda WSR | Halaman 8
  • 2. 2Newsletter Open Contracting Oleh: Rizky Ananda WSR Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan salah satu provinsi dengan kandungan mineral lo- gam dan non-logam yang melimpah dan tersebar di hampir seluruh kabupaten/kota. Kini, tercatat 261 Izin Usaha Pertambangan (IUP) di NTB, yang terdiri dari 27 IUP mineral logam dan 234 IUP ba- tuan (Dinas ESDM NTB, 2019). Dari 27 IUP mineral logam, nyatanya terdapat 11 IUP seluas 35.519 ha yang terindikasi berada di kawasan hutan lindung dan konservasi (Ditjen Minerba, KESDM, 2017). Padahal berdasarkan UU nomor 41 tahun 1999 tentang Kehutanan, kedua wilayah tersebut tidak boleh dimanfaatkan untuk aktivitas pertambang- an. Persoalan di atas menunjukkan problema dalam tata kelola perizinan pertambangan di Provinsi NTB, yang juga jamak ditemukan di provinsi lain di Indonesia. Tingkat transparansi perizinan yang rendah, yang diindikasikan dengan ketertutupan dokumen perizinan serta proses pemberian izin, berimbas pada minimya ruang pengawasan publik, yang mana sedikit banyak berkontribusi pada per- soalan yang berkembang di atas. Terkait hal ini, Publish What You Pay (PWYP) Indo- nesia, koalisi 35 organisasi masyarakat sipil yang fokus mendorong perbaikan tata kelola dan pe- manfaatan sumber daya ekstraktif (minyak, gas, tambang dan sumber daya alam lainnya), bersama Mendorong Keterbukaan Perizinan dan Masukan bagi Perda Pertambangan di Provinsi NTB
  • 3. Newsletter Open Contracting3 dengan Solidaritas Masyarakat Untuk Transparan- si Nusa Tenggara Barat (SOMASI NTB) melakukan kajian cepat menakar peluang dan tantangan da- lam meningkatkan transparansi perizinan tambang di Provinsi NTB, khususnya terkait dengan inisiatif keterbukaan dokumen perizinan tambang. Penekanan terhadap Provinsi NTB untuk mene- rapkan prinsip keterbukaan, termasuk di sektor perizinan tambang, merupakan mandat Peratur- an Daerah (Perda) nomor 10 tahun 2015 tentang Pelayanan Informasi Publik di Lingkungan Peme- rintahan Daerah sebagai turunan Undang-Undang (UU) Keterbukaan Informasi Publik (KIP) yang telah diundangkan sejak tahun 2008. Sayangnya, kajian cepat PWYP Indonesia dan SOMASI NTB mene- mukan masih ada inkonsistensi dan kegamangan dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang me- megang kewenangan di tingkat provinsi seperti Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Ter- padu Satu Pintu, dalam menjalankan keterbukaan kontrak dan perizinan. Secara spesifik, UU KIP pada pasal 11 ayat (1) huruf e memandatkan seluruh badan publik untuk me- nyediakan informasi publik setiap saat yang meli- puti perjanjian badan publik dengan pihak ketiga. Namun hingga kini, masyarakat masih kesulitan untuk mengakses dokumen perizinan tambang. Padahal akses informasi merupakan prasyarat partisipasi publik dalam proses pengambilan ke- bijakan. Keterlibatan masyarakat merupakan kom- ponen kritikal bagi kebijakan yang melibatkan sumber daya publik, seperti sumber daya alam, termasuk pertambangan. Sebab, yang paling ter- dampak atas berjalannya aktivitas pertambangan adalah masyarakat, khususnya yang berada di wilayah pertambangan. Sebut saja dampak pen- cemaran lingkungan hingga potensi konflik rentan terjadi. Oleh karena itu, PWYP Indonesia dan SOMASI NTB mendorong Pemerintah Daerah Provinsi NTB un- tuk : ●● Mempercepat tindak lanjut penertiban bagi izin tambang yang masih bermasalah, seperti izin di hutan konservasi dan lindung maupun izin yang masih menunggak pembayaran ke- wajiban keuangan serta jaminan reklamasi dan atau pascatambang. Pemerintah daerah harus bersikap tegas dan konsisten dalam melaku- kan penindakan. ●● Membuka dokumen perizinan pertambangan sebagaimana mandat UU KIP yang telah ditu- runkan dalam Perda 10/2015 dan membangun sistem database perizinan pertambangan yang terintegrasi dan senantiasa diperbaharui untuk menjaga validitas data. Database ini selanjut- nya dijadikan acuan bersama dalam pengam- bilan keputusan dan kebijakan terkait perizinan pertambangan maupun pembangunan secara luas. ●● Meningkatkan konsistensi pelaksanaan KIP dengan selalu melakukan pembaharuan Daftar Informasi Publik (DIP) dan Standard Operation-
  • 4. 4Newsletter Open Contracting al Procedure (SOP) Pelayanan Informasi untuk menjaga kualitas pelayanan informasi. Infor- masi merupakan hak setiap masyarakat yang dijamin oleh UU. ●● Meningkatkan ruang partisipasi publik dalam pengawasan pertambangan dengan memba- ngun sistem pengaduan beserta penangan- nnya yang efektif. Penglibatan publik dalam pengawasan dapat meningkatkan efektifivitas pengawasan yang seringkali terkendala, juga kepercayaan publik atas kinerja pemerintah. Meningkatkan Transparansi dan Akuntabilitas Tata Kelola Tambang NTB Transparansi dan akuntabilitas menjadi prasaya- rat penting dalam tata kelola pertambangan. Ka- rena keberadaan dua prinsip tersebut merupakan kunci keterlibatan publik dalam mengawasi sektor pertambangan, baik terkait pemanfaatannya un- tuk pembangunan ekonomi juga berkenaan de- ngan eksternalitas yang ditimbulkan. Hal ini yang mendasari Publish What You Pay (PWYP) Indone- sia bersama dengan Solidaritas Masyarakat un- tuk Transparansi (SOMASI) Nusa Tenggara Barat (NTB) menyelenggarakan diskusi publik yang ber- tajuk Transparansi dan Akuntabilitas Tata Kelola Pertambangan di Provinsi NTB di Mataram pada (18/6) lalu. Sektor pertambangan masih memegang peranan penting dalam perekonomian NTB, meski trennya terus menurun seiring dengan pertumbuhan sek- tor lain. Secara agregat, terdapat 278 Izin Usaha Pertambangan (IUP) di NTB dengan luasan men- capai lebih dari 190.000 hektar atau setara dengan 10% dari luas wilayah daratan NTB. “NTB tak luput dari masalah pertambangan. Ada temuan 11 izin seluas 36.519 hektar yang berada di hutan lindung dan konservasi, yang nyata-nyata dilarang oleh Undang-Undang (UU) 4/1999 ten- tang Kehutanan. Persoalan ini sekaligus mene- gaskan pentingnya pengawasan publik terhadap sektor pertambangan. Namun bagaimana mau ikut mengawasi, jika data izin tambang sulit dida- patkan,” jelas Johan Rahmatulloh, peneliti SOMA- SI NTB, ketika memberikan paparan singkat hasil kajian keterbukaan izin tambang di NTB sebagai pembuka diskusi. Pernyataan Johan berpijak dari hasil kajian yang ia lakukan bersama dengan tim PWYP Indonesia selama lima bulan terakhir untuk melihat potret ke- terbukaan izin tambang di NTB sekaligus peluang perbaikannya. Johan menyampaikan bahwa UU dengan jelas memandatkan keterbukaan informa- si, termasuk informasi izin tambang. Namun prak- tik di lapangan berkata lain. “Ada temuan inkonsistensi organisasi perangkat daerah di NTB dalam pelaksanaan mandat keter- bukaan informasi publik. Mereka juga cenderung saling lempar tanggung jawab dalam penyediaan informasi. Ini yang dialami oleh komunitas dam- pingan kami ketika mengakses dokumen izin tam- bang,” tukas Johan. Menanggapi temuan kajian, Mastari, Kepala Bidang Mineral dan Batubara, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) NTB menegaskan komitmen Dinas ESDM dalam keterbukaan informasi. “Kami
  • 5. Newsletter Open Contracting5 tidak pernah menutup-nutupi data izin tambang. Jika ada yang meminta pasti kami beri. Namun un- tuk dokumen izin, kami tidak berwenang membe- rikan. Kami hanya memberikan pertimbangan tek- nis, bukan yang menerbitkan izin,” jelas Mastari. Sejak adanya kebijakan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP), perizinan pertambangan di provinsi dilimpahkan ke Dinas Penanaman Modal dan Pe- layanan Terpadu Satu Pintu (PM-PTSP). Sementa- ra peranan Dinas ESDM untuk menyusun pertim- bangan teknis. Meski demikian, harusnya hal ini tidak menghalangi Dinas ESDM untuk memberikan dokumen izin tambang. Karena merujuk pada defi- nisi informasi publik dalam UU KIP, informasi publik dimaknai sebagai informasi yang dihasilkan, disim- pan, dikelola, dikirim, dan atau diterima oleh badan publik. Namun belum ada kesepahaman akan hal ini di antara peserta yang hadir, khusunya dari un- sur pemerintah. Sementara itu, Pemerintah Provinsi NTB kini te- ngah menyusun Peraturan Daerah (Perda) Per- tambangan. Namun diakui oleh H. Sofwan, akade- misi Universitas Mataram sekaligus anggota tim Penyusun Perda, bahwa dalam draft yang tengah difinalkan belum banyak membahas aspek trans- paransi dan akuntabilitas. Belum ada pengaturan tentang akses masyarakat untuk memperoleh in- formasi terkait pertambangan. Materi mengenai informasi masih berkutat pada pengembangan sistem informasi dan pendataan pertambangan sebagai tugas perangkat daerah. Sofwan menambahkan idealnya, pemberian hak atas informasi kepada masyarakat harus dibarengi dengan pemberian kewajiban ke pemerintah untuk menyediakan informasi. Hal ini untuk menjamin ak- ses informasi yang merata. Jika tidak, hanya ma- syarakat yang memiliki kapasitas untuk mengak- ses yang bisa menikmati informasi tersebut. “Saya yakin ruang masih terbuka lebar untuk pe- nambahan aspek transparansi dan akuntabilitas dalam draft Perda. Jika tidak, nanti kita bisa ma- sukan dalam aturan pelaksana, seperti Peraturan Gubernur,” tukas Sofwan. Maryati Abdullah, Koordinator Nasional PWYP In- donesia yang turut hadir dalam diskusi publik ter- sebut menekankan bahwa transparansi dan akun- tabilitas bukanlah menjadi keperluan masyarakat sipil semata. Banyak manfaat yang bisa dipetik oleh pemerintah dan sektor privat dari transparan- si dan akuntabilitas dalam tata kelola pertambang- an. Diantaranya menumbuhkan kepercayaan dari masyarakat, mengurangi potensi korupsi, menum- buhkan persaingan yang sehat dan adil hingga meningkatkan kinerja ekonomi dan pembangunan. “Banyak hal yang bisa dilakukan pemerintah untuk menjalankan prinsip transparansi dan akuntabili- tas. Misalnya, melakukan keterbukaan informasi publik secara proaktif serta melakukan kolaborasi multipihak. Bisa juga berpartisipasi dalam inisiatif keterbukaan global,” jelas Maryati.
  • 6. 6Newsletter Open Contracting Oleh: Abdurahman Wahid Mengakses Informasi Izin Pertambangan: Aksi Jamhur yang Menginspirasi “Industri pertambangan telah merusak lingkung- an,” kata Jamhur tentang kondisi lingkungan Pro- vinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).  Publish What You Pay (PWYP) Indonesia menyebutkan, setidak- nya, 200 sampai 250 hektar lahan di wilayah itu rusak akibat tambang batuan, seperti pasir, tanah liat, andesit dan kerikil. Aktivitas tambang pa- sir yang berlebih menyebabkan penyusutan bibir pantai dan mengganggu kegiatan para nelayan. Limbah bahan kimia seperti merkuri dan sianida yang digunakan dalam pertambangan emas tak berizin juga mencemari daerah aliran sungai dan mengancam kesehatan masyarakat yang tinggal di sekitarnya. Jamhur percaya, mengakses infor- masi pertambangan adalah langkah awal untuk memperbaiki lingkungannya yang telah rusak. Dalam lima tahun terakhir, tercatat baru satu orang yang mengajukan permohonan informasi terkait izin pertambangan di tingkat Provinsi NTB. Nama- nya Jamhur, seorang warga Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat. Jamhur mengetahui bahwa ia sebagai warga negara memiliki hak un- tuk mengakses informasi publik dari sebuah pe- latihan “Memahami Ruang Partisipasi Masyarakat dalam Pengawasan Pertambangan” pada Maret 2019. Pelatihan itu diadakan Publish What You Pay (PWYP) Indonesia bersama SOMASI NTB dalam kerangka Program Keterbukaan Kontrak. Dua or- ganisasi itu berupaya untuk meningkatkan parti-
  • 7. Newsletter Open Contracting7 sipasi publik di sektor pertambangan dan dalam mengakses informasi publik. Tak lama setelah pelatihan, Jamhur didampingi SOMASI NTB mengajukan permohonan informasi mengenai izin tambang di wilayah Provinsi NTB kepada Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Ia meminta beberapa dokumen sekaligus. Setelah menunggu tujuh hari tanpa tanggapan, Jamhur kembali mengirimkan surat permohonan informasi yang sama kepada Dinas ESDM. Bebe- rapa hari kemudian, barulah Dinas ESDM menghu- bungi Jamhur dan memberitahu bahwa dokumen yang ia minta telah tersedia. Ilustrasi permintaan informasi oleh Jumhur. Infografis oleh: Abdurrahman Wahid Sayangnya, Jamhur hanya mendapat dokumen berisi daftar nama perusahaan tambang di Ka- bupaten Lombok Barat, yang kebanyakan adalah perusahaan tambang batuan. Dinas ESDM mem- beri saran kepada Jamhur untuk meminta sisa dokumen lain kepada dinas pemerintah yang lain. Jamhur pun mengikuti saran itu. Ia datang ke Di- nas Lingkungan Hidup Provinsi NTB untuk memin- ta dokumen analisis dampak lingkungan (AMDAL) dan ke Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Ter- padu Satu Pintu (PM-PTSP) untuk meminta doku- men perizinan tambang yang lain. Namun, seperti pengalaman sebelumnya, setelah menunggu be- berapa waktu, ia hanya mendapatkan daftar nama perusahan tambang. Jamhur mengatakan, meminta informasi dan do- kumen izin pertambangan memang tak mudah, terlebih jika permohonan itu datang dari warga se- pertinya. Data Komisi Informasi Provinsi NTB me- nunjukkan, hanya ada 55 permohonan informasi pada tahun 2015. Jumlah itu turun menjadi 22 dan 2 permohonan pada tahun 2018 dan 2019. Meski tak mendapatkan dokumen yang diharap- kan, upaya Jamhur itu telah menginspirasi warga dan komunitas lain di desanya. Warga di Kecamat-
  • 8. 8Newsletter Open Contracting an Sekotong kini terdorong untuk berdiskusi lebih banyak tentang isu pertambangan dan akses in- formasi publik. Mereka bahkan berencana untuk meminta informasi dan dokumen di sektor lain se- perti pelayanan publik, dana desa, dan pertanah- an. Jumhur menyadari bahwa informasi-informasi tersebut sangat penting bagi kehidupan sehari- -hari mereka. Oleh: Rizky Ananda WSR Tantangan Keterbukaan Beneficial Ownership bagi Negara Anggota OGP Konferensi Global OGP Komitmen negara-negara terkait  beneficial own- ership dalam platform Open Government Partner- ship (OGP) semakin menguat. Kini, 21 negara te- lah memiliki komitmen beneficial ownership dalam OGP. Terlebih,  Beneficial Onwership Leadership Group, sebuah koalisi negara-negara yang akan melaksanakan komitmen  beneficial ownership, telah diluncurkan dalam OGP Summit di Ottawa, (30/5) lalu. Selain mendorong pelaksanaan kebi- jakan  beneficial ownership  yang lebih ambisius, pembentukan koalisi ini juga dimaksudkan sebagai hub berbagi pengetahuan dan praktik baik dalam pelaksanaan komitmen beneficial ownership. Pelaksanaan komitmen yang efektif menjadi kun- ci untuk mentransformasi komitmen menjadi per- ubahan sebagaimana yang diharapkan. Sejumlah tantangan masih membayangi implementasi ko- mitmen tersebut, utamanya bagi negara berkem- bang. Di Indonesia, payung hukum pelaksanaan kebi- jakan beneficial ownership telah diterbitkan pada Maret 2018. Satu tahun telah berlalu, namun in- frastruktur pendukung kebijakan seperti sistem pengumpulan, penyimpanan, dan pengolahan data beneficial ownership belum siap.
  • 9. Newsletter Open Contracting9 Tak hanya itu, verifikasi data  beneficial owners- hip juga masih menjadi persoalan dalam implemen- tasi komitmen  beneficial ownership  di Indonesia, sebagaimana diungkapan oleh Slamet Soedarso- no, Deputi Bidang Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional ketika membuka sesi  Knowledge Café1 , untuk memetakan tantangan pelaksanaan ko- mitmen beneficial ownership di OGP Summit bu- lan lalu. Beberapa tantangan utama yang ditemui dalam implementasi komitmen  beneficial owner- ship yaitu: Kemauan Politik Kemauan politik disebut-sebut sebagai tantangan terbesar dalam pelaksanaan komitmen beneficial ownership. Kemauan politik secara konkrit harus diwujudkan dengan pembuatan target yang am- bisius, spesifik, dan bisa dicapai. Salah satunya menyusun kerangka hukum beneficial ownership. Penyusunan kerangka hukum  beneficial owner- ship  yang efektif harus melibatkan seluruh pe- mangku kepentingan, termasuk sektor privat dan masyarakat sipil. Kepatuhan Perusahaan Ketika kerangka hukum  beneficial ownership  te- lah dibentuk, hal yang perlu diperhatikan adalah kepatuhan perusahaan. Terlebih bagi negara yang masih menetapkan prinsip  self-reporting  dalam pelaporan data  beneficial ownership. Untuk itu, penjangkauan ke sektor privat diperlukan, yak- 1) Sesi Implementing Open Contracting and Beneficial Ownership to Combat Corruption in Challenging Contexts ini merupakan salah satu sesi paralel dalam 2019 OGP Summit yang diusung oleh Publish What You Pay (PWYP) Indonesia bersama dengan The Engine Room, Transparency International (TI) Australia dan Natural Resource Governance Institute (NRGI) ni dengan menekankan insentif yang akan mere- ka dapatkan dari penerapan kebijakan  beneficial ownership. Karena pada dasarnya tidak ada sia- papun yang mau melakukan bisnis di negara yang berisiko. Akurasi Data Data menjadi hal yang krusial dalam pelaksanaan komitmen beneficial ownership. Penting untuk me- mastikan data  beneficial ownership  yang disam- paikan oleh perusahaan adalah informasi yang va- lid. Sebagai alternatif, pemerintah bisa menyusun regulasi yang memungkinkan pemberian sanksi ke perusahaan jika informasi yang mereka berikan tidak tepat, seperti yang diterapkan di Slovakia. Sehingga beban pembuktian berada di sisi peru- sahaan. Menghubungkan dengan Inisiatif Keterbukaan Lain (Open Contract- ing) Komitmen  beneficial ownership  diyakini akan memberikan dampak yang lebih bermakna jika di- hubungkan dengan inisiatif keterbukaan lain, se- perti Open Contracting. Hal ini bisa digunakan un- tuk mengurangi potensi korupsi dalam pengadaan barang dan jasa, serta perizinan. Namun hal ini su- lit terealisasi karena ketersedian data yang minim.
  • 10. 10Newsletter Open Contracting Oleh: Meliana Lumbantoruan Urgensi Kebijakan Satu Data di Provinsi NTB Pemerintahan yang terbuka akan mendorong ter- wujudnya partisipasi aktif masyarakat terhadap pemerintah, serta akan mendorong terwujudnya birokrasi yang bersih dan melayani pemenuhan kebutuhan masyarakat. Maka dari itu, keterbuka- an informasi dan data- data pembangunan yang valid, lengkap dan akurat serta terintegrasi sangat dibutuhkan sebagai salah satu instrumen penting dalam mencapai sebuah pemerintahan yang ter- buka dan informatif. Ditingkat nasional, pada Juni 2019, presiden su- dah mengeluarkan Peraturan Presiden No 39 Ta- hun 2019 tentang Satu Data. Semangat yang ingin disampaikan dari Perpres ini adalah harmonisasi data-data yang diperoleh masing-masing kemen- terian dan lembaga, agar lebih akurat, mutakhir, terpadu, dapat dipertanggungjawabkan, mudah di- akses, dibagikan. Pada pelaksanaannya, satu data Indonesia akan membentuk forum satu data baik di tingkat pusat maupun daerah. Dengan demikian implementasi kebijakan Satu Data ini menjadi pen- ting untuk diterapkan, dan perlu melakukan sinergi dan integrasi semua sektor, dari pemerintah pusat sampai dengan pemerintah daerah dan desa.
  • 11. Newsletter Open Contracting11 Diskusi Publik “Implementasi Satu Data dan Tata Kelola Sektor Pertambangan di NTB, pada 29 Oktober 2019. Foto: PWYP Indonesia, 2019 Pada tanggal 29 Oktober 2019, PWYP Indonesia mengadakan diskusi publik yang bertajuk “Imple- mentasi Satu Data dan Tata Kelola Sektor Pertam- bangan di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB)”. Diskusi tersebut dihadiri oleh Kementerian Pere- konomian - Sekretariat Extractive Industry Trans- parency Initiative (EITI), OPD pemerintah daerah Provinsi NTB, seperti Dinas ESDM, Dinas Komin- fotik, DPMPTSP, Ombudsman Perwakilan NTB, Komisi Informasi Provinsi NTB, Akademisi dari Uni- versitas di NTB, Mahasiwa, Media dan masyaralat sipil yang ada di NTB. NTB Satu Data - Program Unggulan Provinsi NTB Kepala Dinas Kominfotik Provinsi NTB, I Gede Putu Aryadi, dalam diskusi tersebut menyampai- kan bahwa “ Satu data adalah salah satu elemen penting dalam menjalankan pemerintahan, se- hingga tidak lagi ditemukan data yang berbeda- -beda. Data yang berbeda-beda menyebabkan para pengambil kebijakan sulit untuk menetapkan suatu progam yang akhirnya bisa di eksekusi de- ngan target sasaran yang tepat” ujar I Gede Putu Aryadi. Di Provisni NTB, program Satu Data su- dah ada sebelum dikeluarkannya perpres 39 ta- hun 2019, dan ini juga bagian dari program ung- gulan yang digagas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi NTB. I Gede Putu Aryadi juga mengungkapkan bahwa “sebelum adanya Program NTB satu data, sudah ada Perda No 3 tahun 2018 tentang tata kelo- la pemerintahan yang berbasis sistem elektronik dan landasan yang digunakan sebelum ada Per- pres 39. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah Provinsi NTB dari awal sudah memiliki komitmen untuk menjadi pemerintahan yang terbuka dengan membuka seluruh kanal komunikasi dengan publik untuk menyampaikan aspirasi, dan ini juga menjadi kanal bagi pemerinta NTB untuk merekam apa saja yang terjadi ditingkat masyarakat melalui kanal ko- munikasi yang ada” pungkasnya.
  • 12. 12Newsletter Open Contracting Program lain yang juga menjadi unggulan Provin- si NTB adalah Sistem informasi posyandu, men- jadi salah satu bagian untuk mendukung data di NTB satu data. “Sistem Informasi Posyandu ini akan diintegrasikan juga dengan sistem informa- si bencana sehingga saat menghadapi bencana, masyarakat sudah mempunyai pengetahuan ten- tang kebencanaan. JIka dulu posyandu hanya me- nangani masalah kesehatan dan balita sekarang dikembangkan posyandu keluarga sebagai unit layanan keluarga yang dapat tempat berdiskusi untuk masalah sosial, bukan hanya soal kesehat- an tetapi juga yang terkait dengan buruh migran, narkoba, dan masalah sosial lainnya. Kedepannya, sistem informasi posyandu tersebut akan berisi data-data perkembangan tentang buruh migrant, stunting, pernikahan dini, yang akan menjadi data pendukung untuk meliha kondisi riil yang terjadi ditengah-tengah masyarakat”, tegas I Gede. Di sektor ekstraktif, implementasi NTB Satu Data juga dilaksanakan dengan serius oleh peemrin- tah Provinsi NTB. Muhammad Husni, Kepala Dinas ESDM Provinsi NTB juga menyampaikan bahwa “selama ini sektor ESDM di NTB mengedepankan aspek transparansi dan keterbukaan dan sangat terbuka terhadap masukan-masukan dari masya- rakat. Dalam melaksanakan NTB Satu Data di sek- tor ESDM, Dinas ESDM melakukan koordinasi dan kolaborasi dengan berbagai pihak terkait lainnya seperti swasta, masyarakat sipil khususnya dalam hal pengaduan masyarakat. Srbagai contoh, keti- ka ada oemgaduan terkait BBM, maka Dinas ESDM akan dapat berkoordinasi dengan Pihak Pertamina, terkait pengaduan mati listrik maka akan langsung berkoordinasi dengan pihak PLN. Jadi pemprov membangun kemitraan yang baik dengan semua pihak tujuan untuk melancarkan pengaduan dari masyarakat yang terkait dengan infomasi publik. Pengaduan bisa melalui NTB care dan SMS Center, maupun media sosial pemrintah lainnya” ujar Husni dalam diskusi publik tersebut. Berkaitan dengan integrasi NTB Satu data dengan Satu Data Indonesia, Kadiskominfotik Provinsi NTB menambahkan bahwa hal tersebut menjadi tan- tangan tersendiri kedepannya. “Portal NTB satu data selain data sektoral menangani data sekto- ral untuk informasi bencana dan NTB satu peta. Format dan segala macamnya harus diseragam- kan. Yang menjadi tantangan kita bagaimana cara membuat satu data Indonesia karena datanya dari daerah dan itu yang harus dikoneksikan dan diin- tegrasikan. Bagaimana menampilkan menyajikan data yang berkualitas dalam satu sIstem” pungkas I Gede Putu Aryadi Satu Data Sektor ESDM dan Keter- bukaan Pemerintahan Salah satu semangat dari aksi Open Governme- nent Partneship (OGP) di Indonesia ialah mendo- rong peningkatan kualitas pelayanan publik, men- dorong E-Government yang dimungkinkan karena adanya satu data untuk mendorong transparansi dan akuntabilitas. Kebijakan satu data adalah se- bagai salah satu upaya untuk mendorong transpa- ransi dan akuntabilitas pemerintahan. Koordinator PWYP Indonesia, Maryati Abdullah menegaskan bahwa “untuk mengambil kebijakan yang tepat, cepat dan progresif karena era per-
  • 13. Newsletter Open Contracting13 ubahannya sangat cepat, maka perlu melakukan perbaikan data melalui kebijakan satu data misal- nya kaitannya dengan ekonomi, data beras berbe- da, data orang miskin berbeda, bagaimana cara kita mengambil penentuan harga berbeda karena stok berbeda. Jadi Kantor Staff Presiden (KSP) bersama Bappenas harus menjadikan kebijak- an satu data sebagai salah satu kebijakan untuk perbaikan data guna mendorong pengambilan ke- bijakan yang berkualitas, yang berkualitas bukan hanya bagus idenya tetapi harus dijalankan karena datanya tepat” ujar Maryati. Keterbukaan dan kolaborasi data dalam tata ke- lola pemerintahan tidak hanya dapat mengurangi kebocoran, kerugian negara dan korupsi tapi juga meningkatkan partisipasi cek and balance oleh publik dan juga instansi lain diluar kebijakan. “Cek and balance sangat penting bukan hanya menge- fektifkan data tetapi ada fungsi dan control yang kuat dalam menjalankan pemerintahan sehingga jika diprovinsi NTB seperti komisi informasi dinas- -dinas terkait beberapa data seperti sektor ESDM mungkin bisa berkoordinasi dengan dinas PLN, sumber-sumber BUMN yang ada, dan harus men- dorong ada keterbukaan kontrak dalam suatu wi- layah” tambah Maryati. Di level nasional, implementasi satu data juga su- dah banyak dimulai oleh beberapa Kementerian/ Lembaga, seperti halnya inisiatif Satu Data di sek- tor pertambangan yang ada di Kementerian Koor- dinator Perekonomian, tepatnya yang dikelola oleh Sekretariat EITI yang secara umum bertjuan untuk untuk mendorong perbaikan tata kelola industri ekstraktif. Edy Widarto, sebagai salah satu pengurus di Sek- retariat EITI Indonesia, menyampaikan bahwa “ se- tidaknya ada dua hal keterkaitan satu data untuk sektor ESDM berdasarkan standar EITI yang dite- rapkan di Indonesia, pertama untuk tujuan nega- ra agar bisa memberikan kemakmuran untuk rak- yat, kedua untuk memenuhi standar global terkait pengelolaan tata kelola industri ekstraktif yang transparan dan akuntabel. Yang menjadi Pekerja- an rumah kita adalah agar lebih mengaktifkan lagi peran pemerintah, pelaku usaha serta masyarakat. Dari Sekretariat EITI Indonesia sekarang berinisiasi menargetkan agar bisa terjadi sistem yang meng- integrasikan peranan pihak terkait tersebut, yang tujuan akhirnya adalah bagaimana EITI ini dapat memberikan berbagai data terkait dengan industri ekstraktif yang valid dan akurat baik kepada pe- merintah, swasta dan publik pada umumnya. Inilah cita-cita dari EITI, yang sebenernya adalah abgian dari mempercepat perwujudan keterbukaan pe- merintahan dan Satu Data Indonesia” ujar Edy. Peran dan Partisipasi Masyarakat dalam Kebijakan Satu Data di NTB Peran dan Partisipasi masyarakat dalam mengak- ses infomasi dalam tata kelola di sektor sumber daya alam (SDA) merupakan suatu amanat dari Undang-Undang dan merupakan kewajiban bagi siapapun. Koordinator SOMASI NTB, Dwi Arie San- to menyatakan bahwa “idalam konstitusi kita ada satu pesan tegas dalam kaitannya dengan penge- lolaan SDA bahwa masyarakat dijamin hak dan ikut berperan dalam sumber daya alam tetapi juga me- lakukan control. Berbicara dalam konteks fungsi kontrol dari masyarakat dan pemerintah memiliki
  • 14. 14Newsletter Open Contracting mandat bahwa penting peran serta masyarakat dalam melakukan kontrol” imbuhnya. Dwi Arie Santo juga menekankan bahwa pada da- sarnya publik membutuhkan transparansi, akun- tabilitas dan menginginkan agar UU No.14 tahun 2008 dijalankan sesuai dengan aturan yang berla- ku. Pemerintah harus membuat DIP, lalu mengaju- kan uji konsekuensi informasi yang bisa diumum- kan dan tidak sehingga saat masyarakat meminta informasi sudah jelas. Hal ini juga diperkuat dalam Perda tentang pengelolaan pertambangan mineral dan batubara Provinsi NTB. Dengan demikian, penting untuk dicatat bahwa kebijakan Satu Data ini urgent dan menjadi basis bagi pemerintah dalam mengambil kebijakan yang tepat sasaran, dan tentunya hal ini perlu dikawal oleh masyarakat. Pemerintah juga wajid menye- diakan ruang partispasi bagi masyarakat dalam pengawasan kebijakan di di semua lini sektor, ter- masuk di sektor pertambangan. Oleh: Meliana Lumbantoruan Peningkatan Kapasitas Masyarakat dalam Pengawasan Pertambangan di Provinsi Nusa Tenggara Barat Keterlibatan dan partisipasi aktif masyarakat sa- ngat diperlukan dalam pengawasan kegiatan per- tambangan, mengingat aktivitas pertambangan dapat memicu terjadinya kerusakan lingkungan, serta berdampak langsung terhadap kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat, khususnya ma- syarakat yang tinggal di sekitar tambang. Hal ini juga berlaku bagi masyarakat di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Provinsi NTB adalah salah satu provinsi penghasil tambang, terbesar di Indo- nesia dengan 271 Izin Usaha Pertambangan (IUP) di Provinsi NTB per tahun 2019 (ESDM Provinsi NTB, 2019).
  • 15. Newsletter Open Contracting15 Untuk melakukan pengawasan kegiatan pertam- bangan, selain harus dibekali dengan pengeta- huan terkait jenis-jenis kewajiban perusahaan tambang, masyarakat juga perlu mendapatkan in- formasi terkait perizinan tambang yang beropera- si di daerahnya. Dengan dimilikinya pengetahuan akan kewajiban dan informasi perizinan perusa- haan tambang, masyarakat akan dapat memantau aktivitas pertambangan apakah melakukan praktik pertambangan yang baik (good mining practices) atau belum, aktivitas pertambangannya memiliki izin atau tidak, dan apakah menimbulkan kerusak- an lingkungan yang berdampak pada aspek mata pencaharian dan kesehatan masyarakat. Dalam Perda Nomor 9 Tahun 2019 tentang Per- tambangan di Provinsi NTB, sudah memberikan ruang untuk partisipasi masyarakat khususnya terkait  Perlindungan, Pengembangan, dan Pem- berdayaan Masyarakat, dan Pengembangan Usa- ha Lokal.  Bahkan, pada pasal 52 ayat 1 sudah di- nyatakan secara eksplisit bahwa masyarakat yang terkena dampak negatif langsung dari kegiatan usaha pertambangan berhak memperoleh gan- ti rugi yang layak atau dapat mengajukan gugat- an kepada pengadilan. Hal ini adalah angin segar bagi masyarakat dan bagi perbaikan tata kelola pertambangan di NTB. Perda ini menciptakan dan memberikan ruang untuk terbentuknya kolaborasi yang baik antara pemerintah dan masyarakat da- lam pengawasan pertambangan di Provinsi NTB. Untuk mendorong adanya partisipasi aktif masya- rakat dalam mengawasi aktivitas pertambangan, pada tanggal 21 November 2019 lalu, PWYP Indo- nesia bersama dengan SOMASI NTB telah menye- lenggarakan kegiatan pelatihan terkait pentingnya partisipasi masyarakat dalam pengawasan akti- vitas pertambangan sekaligus memahami instru- men pengawasan serta pertukaran pengalaman dengan komunitas Kendeng yang juga sudah me- miliki banyak pengalaman dalam melakukan peng- awasan kegiatan pertambangan. Kegiatan ini seti- daknya dihadiri oleh masyarakat dari empat desa sekitar tambang yaitu Desa sekotong, Taman Ayu, Peringga Rata, dan Narmada. Dwi Arie Santo, Koordinator SOMASI NTB menya- takan bahwa partisipasi masyarakat dalam peng- awasan pertambangan sangat penting, karena selain hak masyarakat ini sudah dijamin dalam undang-undang, juga masyarakat dan lingkung- an sekitarnya yang paling dekat dengan dampak aktivitas pertambangan. “Kalau bukan kita dan masyarakat sekitar tambang yang peduli dan ter- gerak untuk melakukan pemantauan dan peng- awasan pertambangan, lalu siapa lagi. Padahal dampak negatif dari maraknya tambang ilegal di NTB sudah banyak terlihat dan dirasakan oleh ma- syarakat”, Ungkap Aris. Ali Muttohar, perwakilan dari Jaringan Masyara- kat Peduli Pegunungan Kendeng (JMPPK), yang hadir untuk berbagi pengalaman terkait strategi dan aktivitas pemantauan dan pengawasan aktivi- tas pertambangan di Kendeng, juga membagikan pengetahuan terkait instrumen pemantauan yang selama ini digunakan oleh warga di Kendeng. “Saya Bersama masyarakat melakukan peman- tauan kegiatan pertambangan di Kendeng meng- gunakan aplikasi KoboCollect.  Aplikasi ini selama
  • 16. 16Newsletter Open Contracting ini cukup membatu kami dalam memberikan titik lokasi pemantauan yang kami lakukan karena di dalamnya sudah menggunakan GPS, sehingga jika kami mendapatkan temuan ada pelanggaran ak- tivitas pertambangan maka titik pelanggarannya akan jelas dengan menggunakan aplikasi ini”, ujar Ali Muttohar yang akrab disapa dengan nama “No- pet”. Komunitas dari Lombok Barat dan Lombok Tengah sedang berdiskusi dan melakukan praktik penggunaan aplikasi untuk pemantauan pertambangan. Foto: SOMASI NTB, 2019 Respon masyarakat peserta latihan ini sangat an- tusias, khususnya mendengar cerita pengalaman dari masyarakat Kendeng dalam memperjuangkan hak masyarakat dan lingkungan di Pegunungan Kendeng, serta pengalaman dalam melakukan pe- mantauan kegiatan pertambangan dengan meng- gunakan aplikasi. Meliana Lumbantoruan, Manajer Program PWYP Indonesia, menyampaikan agar masyarakat tidak perlu khawatir dan takut dalam melakukan peman- tauan dan pengawasan aktivitas pertambangan, karena secara undang-undang hak masyarakat dijamin dan dari aturan Perda Provinsi NTB No. 9 tahun 2019 juga sudah jelas dinyatakan bahwa masyarakat didorong untuk berpartisipasi dalam pengawasan pertambangan. “Hasil pantauan dan pengawasan masyarakat ini akan kita sampaikan ke pihak-pihak terkait, untuk dapat mengambil tin- dakan dan kebijakan konkret guna memperbaiki tata kelola pertambangan di Provinsi NTB”, lanjut Meliana. Para peserta pelatihan ini diharapkan mampu dan mau melakukan pemantauan dan pengawasan pertambangan di daerah dan desa mereka ma- sing-masing dengan bekal pengetahuan yang su- dah mereka dapatkan dari pelatihan ini. Sebagai tindak lanjut dari pelaksanaan pelatihan ini, maka di masa mendatang akan diadakan pertemuan ru- tin warga komunitas untuk membahas hasil temuan dan pemantauan, serta berbagi pengalaman, ham- batan serta tantangan yang dihadapi. Harapannya, hasil temuan dari masyarakat ini dapat membantu pemerintah Provinsi NTB untuk memperbaiki tata kelola pertambangan, kelestarian lingkungan dan perbaikan kualitas hidup masyarakat sekitar tam- bang.
  • 17. Newsletter Open Contracting17 Tertarik Program NTB Satu Data, “Publish What You Pay” Bertemu Wagub Mataram, MN  – Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah menerima audi- ensi Yayasan Transparansi Sumberdaya Ekstrak- tif-Publish What You Pay ( PWYP) Indonesia di ruangannya, Senin (28/10/2019). Kedatangan Ya- yasan tersebut berkaitan dengan program NTB Satu Data yang sedang digagas oleh Pemprov NTB. “Di Pemprov (pemerintah povinsi NTB) ini, kita mendapatkan informasi langsung dari masyara- kat, melalui beberapa program diantaranya Jumpa Bang Zul dan Umi Rohmi, aplikasi NTB Care, med- sos-medsos yang kita miliki, semua OPD pun kami wajibkan punya medsos,” terang Wakil Gubernur. Melalui program tersebut, Pemprov NTB dapat langsung mengelola saran, kritikan maupun in- formasi dan dapat diolah tanpa memakan waktu lama. “Data adalah sesuatu yang penting di era ini, data itu adalah harta untuk merencanakan NTB kedepan, satu data adalah acuan semua perang- kat untuk bersinergi dengan baik,” tutur Wagub. Umi Rohmi, sapaan akrabnya mengatakan, salah satu program yang dapat dijadikan sebagai sum- ber data adalah program Revitalisasi Posyandu.
  • 18. 18Newsletter Open Contracting “Posyandu adalah jalur untuk pendataan, kare- na kegiatan posyandu dilaksanakan setiap bulan pada tingkat dusun dan dibarengi dengan penda- taan oleh para kader,” kata Ummi Rohmi. Selain Revitalisasi Posyandu, Umi Rohmi juga me- nyampaikan informasi terkait pariwisata dan pro- gram zero waste yang sedang dijalankan. Pencanangan program satu data yang digagas oleh Provinsi NTB mendapat apresiasi oleh Yaya- san Transparansi Sumberdaya Ekstraktif-Publish What You Pay Indonesia. Direktur Publish What You Pay Indonesia, Marya- ti Abdullah mengungkapkan ketertarikannya pada program NTB yang satu ini. Ia berencana mengun- dang Wakil Gubernur NTB untuk hadir dalam aca- ra Implementasi Satu Data dan Tata Kelola Sektor ESDM yang juga dihadiri oleh perwakilan Kemenko Perekonomian, Edy Widarto. Publish What You Pay Indonesia merupakan koalisi masyarakat sipil untuk transparansi dan akuntabi- litas tata kelola sumber daya ekstraktif migas, per- tambangan dan sumber daya alam yang terafiliasi dalam kampanye Publish What You Pay di tingkat global. (hs-ntb/mn-07) Sumber: https://mataramnews.co.id/18544/tertarik-pro- gram-ntb-satu-data-publish-what-you-pay-bertemu- -wagub/ , diterbitkan pada 28 Oktober 2019
  • 20. 20Newsletter Open Contracting Publish What You Pay (PWYP) Indonesia merupakan lembaga koalisi nasional yang concern pada transparansi, akuntabilitas, perbaikan tata kelola ekstraktif, pertambangan, dan sumber daya alam. Berdiri sejak tahun 2007, dan terdaftar sebagai badan hukum Indonesia sejak tahun 2012 dengan nama Yayasan Transparansi Sumberdaya Ekstraktif, dan terafiliasi dalam kampanye Publish What You Pay di tingkat global. PWYP Indonesia mendorong transparansi dan akuntabilitas di sepanjang rantai sumberdaya ekstraktif, dari tahap pengembangan kontrak dan operasi pertambangan (pub- lish why you pay and how you extract), tahap produksi dan pendapatan dari industri (publish what you pay), hingga tahap pengeluaran pendapatan untuk pembangunan berkelanjutan dan kesejah- teraan sosial (publish what you earn and how you spent). Newsletter Open Contracting ini disusun oleh Tim dari kantor sekretariat nasional Publish What You Pay Indonesia bersama dengan SOMASI NTB. Dicetak atas dukungan hibah tidak mengikat dari Hivos melalui Program Open Contracting. Isi merupakan tanggung jawab Publish What You Pay Indonesia dan tidak mencerminkan pendapat dan sikap dari Hivos. Alamat Jl. Tebet Timur Dalam VIII K No. 12, RT 001/009, Tebet Timur, Tebet, Kota Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12820 Social Media pwypindonesia — Instagram pwyp_indonesia — Twitter Publish What You Pay Indonesia — Facebook Publish What You Pay Indonesia — Linkedin Kontak sekretariat@pwypindonesia.org — Email www.pwypindonesia.org — Website Publish What You Pay Indonesia [Yayasan Transparasi Sumberdaya Ekstraktif]