Buku besar dan siklus pelaporan pada PT. Pointer Jobs Kontruksion, tbk. menjelaskan tentang buku besar yang berisi semua akun transaksi perusahaan dan berfungsi sebagai repositori data akuntansi. Siklus pelaporan keuangan meliputi proses pengumpulan data dari buku besar untuk menghasilkan laporan keuangan seperti neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas.
Sipi, Raditya Wijaksono, Hapzi Ali, buku besar dan siklus pelaporan, Universitas Mercu Buana, 2018
1. Buku besar dan Siklus pelaporan pada PT. Pointer Jobs Kontruksion, tbk.
General ledger (Buku besar) berisi semua account untuk pencatatan transaksi yang berkaitan
dengan
aset, kewajiban perusahaan, ekuitas pemilik, pendapatan, dan beban. Dalam software
akuntansi
modern atau ERP, buku besar bekerja sebagai repositori pusat data akuntansi ditransfer dari
semua
subledgers atau modul seperti hutang, piutang, manajemen kas, aset tetap, pembelian dan
proyek.
Buku besar adalah tulang punggung dari setiap sistem akuntansi yang memegang data
keuangan dan
non-keuangan untuk sebuah organisasi. Pengumpulan semua account berdasarkan kode akun
dikenal sebagai buku besar.
Atau Sebuah buku yang memuat kumpulan akun atau kumpulan rekening yang sumbernya dari
sebuah bukti transaksi keuangan yang dicatat menggunakan metode akuntansi baik yang sudah
dicatat dengan jurnal umum atau jurnal khusus. Untuk mempermudah pemahaman sahabat
website
bagaimana cara membuat buku besar dari sebuah transaksi, saya menyajikan untuk teman-
teman
agar lebih mudah dalam memahami posting transaksi ke buku besar.
Akan sangat sulit bila belajar akuntansi terlalu banyak teori, akan lebih mudah bila disajikan
lengkap
dengan contoh soal akuntansi dasar untuk memperkuat pemahaman dalam memposting
transaksi
ke buku besar/General ledger agar lebih mudah.
Siklus Pelaporan
I. SKEMA PENGKODEAN DATA
A. Sebuah Sistem Tanpa Kode
Perusahaan-perusahaan memproses volume besar transaksi dan akun-akun yang memiliki
atribut
2. mirip dengan perusahaan lain dalam kelas yang sama. Pada kenyataannya, atribut-atribut
umum ini
merupakan basis untuk pengklasifikasian akun-akun dan transaksi.
Pendekatan tanpa kode ini memerlukan ruang pencatatan yang luas, memakan waktu untuk
mencatat, dan jelas rentan terhadap banyak jenis kesalahan.
B. Sebuah Sistem Dengan Kode
Masalah-masalah dipecahkan atau setidaknya sangat dikurangi, dengan menggunakan kode-
kode
yang mewakili setiap item dalam akun persediaan dan pemasok.
Pentingnya pengkodean data ini adalah :
1. Dengan tepat mewakili sejumlah informasi yang kompleks yang jika tidak akan dikode akan
berantakan.
2. Menyediakan sarana akuntabilitas untuk kelengkapan transakasi yang diproses.
3. Mengidentifikasi transaksi dan akun yang unik dalam satu file.
4. Mendukung fungsi audit dengan menyediakan jejak audit yang efektif.
C. Skema Pengkodean Numerik Dan Alfabetis
Kode Sekuensial
Kode sekuensal mewakili item-item dalam tatanan yang berurutan ( menurun atau menaik).
Suatu
aplikasi yang uumu dari kode sekuensal numeric adalah dokumen sumber yang sudah diberi
nomor
sebelumnya.
Keunggulan. Pengkodean sekuensial mendukung rekonsiliasi transaksi batch, seperti pesanan
penjualan, pada akhir pemrosesan. Dengan melacak nomor taransaksi kembali kembali ke
tahaptahap
proses, pihak manajemen dapat selanjutnya manentukan penyebab dan efek dari kesalahan
tersebut. Tanpa dokumen yang diberi nomor berurutan, masalah pensortiran akan sulit
dideteksi
dan dipecahkan.
3. Kelemahan. Pengkodean sekuensal tidak membawa kandungan informasi di luar tatanan urutan
dokumen. Pengkodean sekuensial sulit diubah. Penyisipan suatu system baru pada titik tengah
tertentu memerlukan penomoran kembali item-item tersebut.
Kode Blok
Suatu kode blok numerik merupakan variasi dari pengkodean sekuensial yang mengatasi
sebagian
dari kelemahannya. Pendekatan ini dapat mewakili seluruh item-item kelas ke kisaran spesifik
dalam
skema pengkodean.
Keunggulan. Pengkodean blok memungkinkan penyisipan kode baru dalam satu blok tanpa
harus
mengorganisasikan kembali struktur kode. Misalnya, jika nomor akun biaya 626, digit pertama
menunjukkan bahwa akun ini merupakan biaya operasi. Semakin banyak digit dalam kisaran
kode,
semakin banyak item dalam blok yang dapat ditempatkan.
Kelemahan. Sama halnya dengan kode sekuensal, kandungan informasi dari kode blok tidak
langsung
kelihatan.
Kode alfabetis
Kode alfabetis dapat digunakan untuk banyak tujuan yang sama seperti kode numerik. Karakter
alfabetis dapat ditempatkan secara berurutan (dalam urutan alfabetis) atau dapat digunakan
dalam
teknik pengkodean blok atau grup.
Keunggulan. Kapasitas untuk mewakili sejumlah besar item meningkat secara dramatis melalui
penggunaan kode alfabetis murni atau karakter alfabetis yang digabungkan dengan kode
numeric
(kode alfanumerik).
Kelemahan. Sulit merasionalisasi makna kode-kode yang telah ditetapkan secara sekuensial.
Mensortir record yang dikodekan secara alfabetis cenderung lebih sulit bagi pemakai.
4. Kode Mnemonik
Kode Mnemonik adalah karakter alfabetis dalam bentuk akronim dan kombinasi lainnya yang
bermakna.
Keunggulan. Skema Mnemonik membuat pemakai tidak perlu mengingat artinya; kode itu
sendiri
membawa informasi tingkat tinggi tentang item yang mewakilinya.
Kelemahan. Walaupun kode Mnemonik berguna untuk mewakili kelas-kelas item, kemampuan
mereka terbatas dalam mewakili item-item dalam satu kelas.
II. SISTEM BUKU BESAR UMUM
A. Voucher Jurnal
Sebuah voucher jurnal, yang dapat digunakan untuk mewakili rangkuman transaksi yang serupa
atau
suatu transaksi yang unik, mengidentifikasi jumlah keuangan dan akun buku besar umum yang
dipengaruhi. Transaksi rutin, jurnal penyesuaian dan jurnal penutup, semuanya dimasukkan ke
buku
besar umum dari voucher jurnal. Karena voucher jurnal harus disetujui oleh manajer yang
bertanggung jawab, mreka menyediakan control yang efektif terhadap jurnal buku besar umum
yang
tidak diotorisasi. Jurnal buku besar umum tradisional tidak digunakan dalam sistem ini yang
menggunakan voucher jurnal. Kebanyakan organisasi talah mengganti buku besar umum
denagan
file voucher jurnal.
B. Database GLS
Database GLS terdiri atas sejumlah file transaksi, file induk, file referensi dan file arsip.
File induk buku besar umum merupakan file utama dalam database GLS. Basis dari file ini
adalah
kode daftar akun perusahaan.
File Sejarah Buku Besar Umum memiliki format yang sama dengan induk GL. Tujuan utama file
ini
5. adalah untuk mewakili laporan keuangan komparatif dengan basis historis.
File Voucher Jurnal Historis berisi voucher jurnal untuk periode masa lalu. Informasi histories ini
mendukung tanggung jawab kepengurusan manajemen untuk menghitung utilisasi sumber
daya.
File Pusat Pertanggungjawaban berisi data pendapatan, pengeluaran dan utilisasi sumber daya
lainnya untuk setiap pusat pertanggungjawaban dalam organisasi.
File Anggaran Induk berisi jumlah anggaran untuk pendapatan, biaya, dan sumber daya lainnya
untuk pusat-pusat pertanggungjawaban.
III. SISTEM PELAPORAN KEUANGAN
Tanggung jawab untuk memberikan infomasi ke pihak eksternal ditepkan oleh standar hukum.
Kebanyakan dari informasi ini ada dalam bentuk laporan keuangan tradisional, pengembalian
pajak
dan dokumen-dokumen yang diperlukan agen-agen penetap Undang-undang.
Penerima utama dari informasi laporan keuangan adalah para pemakai eksternal, seperti para
pmegang saham, kreditur dan agen-agen pemerintah. Informasi pelaporan keuangan harus
disiapkan dan disajikan semua organisasi dengan cara-cara yang diterima umum dan dipahami
pemakai eksternal.
A.Pemakai canggih dengan kebutuhan Infornasi Homogen.
Karena komunitas pemakai eksternal sangat besar dan kebutuhan informasi individualnya
bervariasi,
laporan keuangan diarahkan ke audience umum. Dengan kata lain, diasumsikan bahwa pemakai
laporan keuangan memahami konvensi-konvensi dan prinsip-prinsio akuntansi yang diterapkan
dan
bahwa laporan tersebut memiliki kandungan informasi yang berguna.
B. Aktivitas FRS
Sumber-sumber input untuk FRS terdiri atas file induk buku besar umum saat ini, file histories
buku
besar umum, dan input langsung ( jurnal penyesuaian dan jurnal penutup) dari kelompok
pelaporan
6. keuangan. Output yang paling umum dari FRS dalah laporan keuangan, termasuk neraca,
laporan
laba rugi dan laporan arus kas. Laporan-laporan ini, berdasarkan file induk besar umum,
dikirimkan
kepada para pemegang saham, kreditur dan pihak investor luar lainnya.
C. PROSES AKUNTANSI KEUANGAN
FRS pada kenyataannya merupakan langkah terkhir dalam seluruh proses akuntansi keuangan
ynag
dimulai dari siklus transaksi. Untuk menempatkannya dalam perspektif yang tepat, kita harus
mempertimbngkan proses ini dalam hubungannya dalam subsistem informasi lainnya.
Berikut ini transaksi yang terjadi pada PT. Pointer Jobs Kontruksion, tbk.
Pada tanggal 7 Januari 2016, Perusahaan membeli sebuah Mobil Dump Truck seharga
Rp.250.000.000,- secara tunai. Mobil tersebut rencananya akan di gunakan untuk menunjang
aktivitas operasi perusahaan
Jurnal Umum
untuk transaksi yang terjadi di hari berikutnya, anda harus menambahkan kolom di buku besar
sesuai Nomor akun (Ref) transaksi. Fungsi dari buku besar seperti yang saya sampaikan di atas,
yaitu
untuk mengelompokan besarnya saldo dalam 1 nama akun. Pada contoh di atas menjelaskan
bagaimana membuat buku besar sesuai dengan transaksi yg terjadi pada 7 jan 2016.
Buku besar akun Kendaraan : 1310
Nama akun yang diposting dalam buku besar akun Kendaraan di masukan (Entry) dengan akun
Kas.
Logikanya, Kendaran masuk (Debit) di sebabkan adanya transaksi menggunakan Kas
Perusahaan.
Buku besar akun kas : 111
Nama akun yang diposting dalam buku besar akun kas di masukan (Entry) dengan akun
kendaraan.
Logikanya, kas keluar (Kredit) di sebabkan adanya transaksi pembelian Kendaraan.
7. Contoh soal akuntansi semua transaksi yang terjadi pada PT. Pointer Jobs Kontruksion, tbk.
Dan berikut ini adalah Buku besar /General Ledger dari semua transaksi untuk bulan januari
2017
Buku Besar PT. Pointer Jobs Kontruksion, tbk.
Bulan Januari
Akun Kas : 111
Tanggal Nama Akun Ref Debit Kredit Saldo
Januari
1 Modal 2,200,000,000
2,200,000,000
7 Kendaraan Truk 250,000,000
1,950,000,000
10 Uang muka Peralatan 39,970,000
1,910,030,000
15 Tanah & Bangunan 1,430,000,000
480,030,000
17 Perlengkapan Kantor 30,280,000
449,750,000
18 Kendaraan Escavator 275,000,000
174,750,000
19 Biaya Asuransi 2,959,000
8. 171,791,000
21 Biaya listrik, tlp & air 1,014,300
170,776,700
30 Pendapatan Jasa 950,000,000
1,120,776,700
31 Biaya Gaji 150,000,000
970,776,700
Akun Piutang : 112
Tanggal Nama Akun Ref Debit Kredit Saldo
Januari 30 Pendapatan Jasa 300,000,000
300,000,000
Akun Perlengkapan : 113
Tanggal Nama Akun Ref Debit Kredit Saldo
Januari 17 Kas 30,280,000
30,280,000
Akun Peralatan : 114
Tanggal Nama Akun Ref Debit Kredit Saldo
Januari 10 Hutang Usaha 10,030,000
10,030,000
Akun Uang muka Pembayaran : 115
9. Tanggal Nama Akun Ref Debit Kredit Saldo
Januari
10 Kas 39,970,000
39,970,000
18 Kas 275,000,000
314,970,000
Akun Pajak : 116
Tanggal Nama Akun Ref Debit Kredit Saldo
Januari 15 Kas 130,000,000
130,000,000
Akun Tanah & Bangunan : 1201
Tanggal Nama Akun Ref Debit Kredit Saldo
Januari 15 Kas 1,300,000,000 1,300,000,000
Akun Kendaraan : 1302
Tanggal Nama Akun Ref Debit Kredit Saldo
Januari
7 Kas 250,000,000
250,000,000
18 Hutang usaha 175,000,000
425,000,000
Akun hutang usaha : 211
10. Tanggal Nama Akun Ref Debit Kredit Saldo
Januari
10 Peralatan 10,030,000
(10,030,000)
18 Kendaraan 175,000,000
(185,030,000)
Akun Modal : 312
Tanggal Nama Akun Ref Debit Kredit Saldo
Januari
1 Kas Tn. Ali 500,000,000
(500,000,000)
Kas Tn. Jobs
700,000,000 (1,200,000,000)
Kas Tn.Rino Nasution
1,000,000,000 (2,200,000,000)
Akun Pendapatan jasa : 411
Tanggal Nama Akun Ref Debit Kredit Saldo
Januari
30 Kas 950,000,000
(950,000,000)
11. piutang usaha 300,000,000 (1,250,000,000)
Akun biaya asuransi : 511
Tanggal Nama Akun Ref Debit Kredit Saldo
Januari 19 Kas 2,959,000
2,959,000
Akun biaya Telephone : 512
Tanggal Nama Akun Ref Debit Kredit Saldo
Januari 21 Kas 210,700
210,700
Akun biaya Listrik : 513
Tanggal Nama Akun Ref Debit Kredit Saldo
Januari 21 Kas 450,900
450,900
Akun biaya Air: 514
Tanggal Nama Akun Ref Debit Kredit Saldo
Januari 21 Kas 352,700
352,700
Akun biaya Gaji : 515
Tanggal Nama Akun Ref Debit Kredit Saldo
Januari 31 Kas 150,000,000
150,000,000
12. BUKU BESAR/ General Ledger
Buku besar adalah buku utama pencatatan transaksi keuangan yang mengkonsolidasikan
masukan dari semua jurnal akuntansi. Buku besar merupakan dasar pembuatan laporan neraca
dan laporan laba rugi. Buku besar dapat memberikan informasi saldo ataupun nilai transaksi
untuk setiap kode perkiraan dalam suatu periode akuntansi tertentu.
2 Laporan neraca
Neraca atau laporan posisi keuangan adalah bagian dari laporan keuangan suatu entitas yang
dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menunjukkan posisi keuangan entitas tersebut
pada akhir periode tersebut
Neraca terdiri dari tiga unsur, yaitu aset, liabilitas, dan ekuitas yang dihubungkan dengan
persamaan akuntansi berikut:
aset = liabilitas + ekuitas
3 NERACA ASET LIABILITAS EKUITAS/SAHAM
Aset atau aktiva adalah sumber ekonomi yang diharapkan memberikan manfaat usaha di
kemudian hari. Aset dimasukkan dalam neraca dengan saldo normal debit
LIABILITAS
Liabilitas (bahasa Inggris: liability) adalah utang yang harus dilunasi atau pelayanan yang harus
dilakukan pada masa datang pada pihak lain. Liabilitas adalah kebalikan dari aset yang
merupakan sesuatu yang dimiliki. Contoh liabilitas adalah uang yang dipinjam dari pihak lain,
giro atau cek yang belum dibayarkan, dan pajak penjualan yang belum dibayarkan ke negara.
EKUITAS/SAHAM
Saham adalah satuan nilai atau pembukuan dalam berbagai instrumen finansial yang mengacu
pada bagian kepemilikan sebuah perusahaan
4 LIABILITAS
Liabilitas dimasukkan dalam neraca dengan saldo normal kredit, dan biasanya dibagi menjadi
dua kelompok, yaitu:
Liabilitas jangka pendek - liabilitas yang dapat diharapkan untuk dilunasi dalam jangka pendek
(satu tahun atau kurang). Biasanya terdiri dari utang pembayaran (hutang dagang, gaji, pajak,
dan sebagainya), pendapatan ditangguhkan, bagian dari utang jangka panjang yang jatuh
tempo dalam tahun berjalan, obligasi jangka pendek (misalnya dari pembelian peralatan), dan
lain-lain.
Liabilitas jangka panjang - liabilitas yang penyelesaiannya melebihi satu periode akuntansi (lebih
dari satu tahun). Biasanya terdiri dari utang jangka panjang, obligasi pensiun, dan lain-lain.
5. LAPORAN LABA/RUGI
Laporan laba rugi (Inggris:Income Statement atau Profit and Loss Statement) adalah bagian dari
laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang
13. menjabarkan unsur-unsur pendapatan dan beban perusahaan sehingga menghasilkan suatu
laba (atau rugi) bersih.
Unsur-unsur laporan laporan laba rugi biasanya terdiri dari:
Pendapatan dari penjualan
Dikurangi Beban pokok penjualan
Laba/rugi kotor
Dikurangi Beban usaha
Laba/rugi usaha
Ditambah atau dikurangi Penghaslan/beban lain
Laba/rugi sebelum pajak
Dikurangi Beban pajak
Laba/rugi bersih
6 SISTEM AKUNTANSI
sistem akuntansi adalah metode dan prosedur untuk mencatat dan melaporkan informasi
keuangan yang disediakan bagi perusahaan atau suatu organisasi bisnis. Sistem akuntansi yang
diterapkan dalam perusahaan besar sangat kompleks. Kompleksitas sistem tersebut disebabkan
oleh kekhususan dari sistem yang dirancang untuk suatu organisasi bisnis sebagai akibat dari
adanya perbedaan kebutuhan akan informasi oleh manajer, bentuk dan jalan transaksi laporan
keuangan. Sistem akuntansi terdiri atas dokumen bukti transaksi, alat-alat pencatatan, laporan
dan prosedur yang digunakan perusahaan untuk mencatat transaksi-transaksi serta melaporkan
hasilnya. Operasi suatu sistem akuntansi meliputi tiga tahapan:
Harus mengenal dokumen bukti transaksi yang digunakan oleh perusahaan, baik mengenai
jumlah fisik mupun jumlah rupiahnya, serta data penting lainnya yang berkaitan dengan
transaksi perusahaan.
Harus mengelompokkan dan mencatat data yang tercantum dalam dokumen bukti transaksi
kedalam catatan-catatan akuntansi.
Harus meringkas informasi yang tercantum dalam catatan-catatan akuntansi menjadi laporan-
laporan untuk manajemen dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.
7 JURNAL
Dalam akuntansi dan pembukuan, jurnal adalah semua transaksi keuangan suatu badan usaha
atau organisasi yang dicatat secara kronologis dan bertujuan untuk pendataan, termasuk di
dalamnya jumlah transaksi, nama-nama transaksi baik memengaruhi atau dipengaruhi, dan
waktu transaksi berjalan. Proses pencatatan ini disebut penjurnalan. Jurnal dikenal juga sebagai
buku pemasukan utama books of original entry karena menjadi tempat terjadinya pencatatan
transaksi pertama[4] atau penyesuaian pemasukan adjusting entries
8 JENIS-JENIS JURNAL
14. Setiap entitas memiliki cara sendiri untuk mencatat setiap transaksi yang sedang berjalan,
tetapi secara umum dibagi menjadi 2 jenis:
Jurnal umum
Jurnal khusus, dipergunakan untuk mencatat transaksi-transaksi secara spesifik berdasarkan
jenis, sesuai kebutuhan perusahaan. Jenis jurnal khusus yang sering dipergunakan adalah:
Jurnal penjualan ( semua penjualan secara kredit)
Jurnal penerimaan kas (semua penerimaan kas secara tunai)
Jurnal pengeluaran kas ( Semua pengeluaran kas secara tunai)
Jurnal pembelian (semua pembelian secara kredit)
Jurnal umum. Dipergunakan untuk mencatat transaksi-transaksi yang tidak masuk dalam jurnal
khusus, misalnya pencatatan depresiasi aset tetap.
9 MEMPERMUDAH JURNAL Jurnal dibagi menjadi 2 bagian,yaitu:
Transaksi belum dibayar ( prepayments ),terdiri dari beban belum dibayar (prepaid expenses)
dan pendapatan (unearned revenues)
Transaksi dibayar ( accruals ),terdiri dari beban dibayar dan pendapatan (accrued revenues)
Sistem Pelaporan Keuangan (Financial Reporting System/FRS)
Tanggung jawab untuk memberikan informasi ke pihak eksternal ditetapkan oleh standar
hukum dan professional. Kebanyakan dari informasi ini ada dalam bentuk laporan keuangan
tradisional, pengembalian pajak, dan dokumen-dokumen yang diperlukan oleh lembaga yang
menerapkan peraturan tersebut.
Penerima utama dari informasi laporan keuangan adalah para pengguna eksternal, seperti
pemegang saham, kreditor, dan pejabat pemerintah. Secara umum dapat dikatakan bahwa
para pengguna informasi luar tertarik dengan kinerja perusahaan secara keseluruhan. Oleh
karena itu, mereka memerlukan informasi yang memungkinkan merekamengamati tren kinerja
selama beberapa waktu dan melakukan perbandingan di antara perusahaan yang berbeda.
Proses Akuntansi Keuangan
FRS pada kenyataannya merupakan langkah terakhir dalam seluruh proses akuntansi keuangan
(financial accounting process) yang dimulai dari siklus transaksi. Proses akuntansi keuangan
dimulai dari status bersih di awal tahun fiskal yang baru. Hanya akun-akun permanen neraca
yang merupakan kelanjutan dari tahun sebelumnya. Dari titik ini, prosesnya dilanjutkan dengan
langkah-langkah berukut:
Mencatat transaksi,
Mencatat di jurnal khusus,
Membukukan ke buku besar pembantu,
Membukukan ke buku besar umum,
Menyiapkan neraca percobaan yang belum disesuaikan,
15. Membuat jurnal penyesuaian,
Menjurnal dan membukukan ayat jurnal penyesuaian,
Menyiapakan neraca percobaan yang telah disesuaikan,
Menyiapakan laporan keuangan,
Menjurnal dan membukukan ayat jurnal penutup, dan
Menyiapakan neraca percobaan pascapenutupan.
Tampilan antarsistem dari Proses Akuntansi Keuangan
Mengendalikan GL/FRS
Eksposur Potensial dalam sistem ini terdiri atas:
Jejak audit yang tidak sempurna,
Akses yang tidak diotorisasi ke buku besar umum,
Akun buku besar umum yang tidak seimbang dengan akun buku besar pembantu, dan
Saldo akun buku besar umum yang salah karena voucher jurnal yang salah atau tidak
diotorisasi.
Jika tidak dikendalikan, eksposur di atas dapat menyebabkan laporan yang salah dan dapat
menyesatkan para pengguna, serta dapat menyebabkan kerugian keuangan yang signifikan bagi
perusahaan dan sanksi dari pihak yang berwenang karena tuntutan hukum yang dapat timbul.
isu Pengendalian GL/FRS
a. Otorisasi tramsaksi
Voucher jurnal harus diautorisasi dengan benar oleh manajer yang bertanggung jawab di
departemen sumber.
b. Pemisahan Tugas
Petugas administrasi buku besar umum tidak boleh:
Memiliki tanggung jawab untuk melakukan pembukuan untuk jurnal khusus atau buku besar
pembantu,
Menyiapkan voucher jurnal, dan
Bertanggung jawab dalam mengawasi aktiva fisik.
c. Pengendalian Akses
Akses yang tidak diautorisasi kea kun-akun buku besar umum dapat menghasilkan kesalahan,
penipuan, dan salah penyajian dalam laporan keuangan. Pengendalian akses memiliki dua
elemen, yaitu
Akses langsung, dikurangi dengan memastikan bahwa voucher jurnal dibukukan hanya oleh
individu yang diautorisasi.
16. Akses tidak langsung, dikurangi dengan pemberian nomor dan pencatatan dokumen-dokumen
pada sumbernya.
d. Catatan Akuntansi
Jejak audit adalah jaringan dokumen, jurnal, dan buku besar yang didesain untuk memastikan
bahwa suatu transaksi dapat secara akurat ditelusuri melalui sistem tersebut dari awal sampai
disposisi akhirnya.
e. Verifikasi Independen
GL/FRS departemen secara independen merekonsiliasikan dan membukukan voucher jurnal ke
akun-akun buku besar umum. GL/FRS menghasilkan dua laporan operasional yang menjadi
bukti akan keakuratan proses ini yaitu daftar voucher jurnal dan laporan perubahan buku besar
umum. Daftar voucher jurnal menyediakan perincian yang relevan tentang setiap voucher
jurnal yang diterima oleh GL/FRS sebagai input. Laporan perubahan buku besar umum
menyajikan pengaruh transaksi voucher jurnal pada akun buku besar umum.
C. Sistem Pelaporan Manajemen (Management Reporting System/MRS)
MRS menghasilkan informasi keuangan dan nonkeuangan yang dibutuhkan manajemen untuk
“perencanaan, pengevaluasian, dan pengendalian”. Pelaporan manajemen sering disebut
pelaporan diskresioner karena tidak dimandatkan seperti pelaporan keuangan.
Faktor yang Memengaruhi MRS
Merancang sistem pelaporan manajemen yang efektif memerlukan pemahaman akan apa yang
dilakukan oleh para manajer dan jenis-jenis masalah yang dihadapinya. Topik berikut ini
memberikan wawasan mengenai faktor-faktor yang memengaruhi kebutuhan informasi
manajemen: proses pengambilan keputusan, prinsip-prinsip manajemen, fungsi, tingkat dan
jenis keputusan manajemen, struktur masalah, akuntansi pertanggungjawaban dan
pertimbangan perilaku.
a. Prinsip-Prinsip Manajemen
Prinsip manajemen memberikan wewenang pada kebutuhan informasi manajemen.
Formalisasi Pekerjaan
Pihak manajemen harus menstruktur perusahaan di sekitar pekerjaan yang dilakukannya,
bukannya di sekitar individu dengan keahlian yang unik. Wilayah perusahaan dibagi ke
pekerjaan yang mewakili posisi pekerjaan penuh waktu dan setiap posisi harus dengan jelas
mendefinisikan batasan tanggung jawab. Tujuannya adalah untuk menghindari suatu struktur
organisasi dimana kinerja, kemampuan, dan eksistensi berkelanjutan perusahaan bergantung
pada individu tertentu. Implikasi untuk MRS, formalisasi pekerjaan suatu perusahaan
memungkinkan spesifikasi informasi yang diperlukan untuk mendukung pekerjaan tersebut.
Tanggung Jawab dan Wewenang
Prinsip tanggung jawab (responsibility) merujuk pada kewajiban individu untuk mencapai hasil
yang diinginkan. Tanggung jawab sangat terkait dengan wewenang (authority), yaitu
memberikan wewenang untuk mengambil keputusan dalam batas-batas tanggung jawab itu.
17. Dalam organisasi bisnis, manajer mendelegasikan tanggung jawab dan wewenang ke bawah
melalui hirearki organisasi dari atasan ke para bawahannya. Implikasi untuk MRS, prinsip
tanggung jawab dan wewenang mendefinisikan jalur pelaporan vertikal perusahaan dimana
informasi mengalir.
Jangkauan Pengendalian
Jangkauan pengendalian (span of control) seorang manajer merujuk pada jumlah bawahan yang
langsung di bawah pengendaliannya. Ukuran jangkauan berpengaruh pada struktur fisik
perusahaan. Implikasi untuk MRS, para manajer dengan jangkauan pengendalian sempit
memerlukan laporan yang lebih terperinci. Sedangkan para manajer dengan tanggung jawab
pengendalian luas beroperasi paling efektif dengan informasi yang lebih ringkas.
Manajemen Dengan Pengecualian
Prinsip Manajemen dengan pengecualian (management by exception) menunjukkan bahwa
manajer harus membatasi perhatian mereka pada wilayah-wilayah yang berpotensi bermasalah
(yaitu, pengecualian) daripada terlihat dalam aktivitas atau keputusan. Implikasi untuk MRS,
Laporan-laporan harus mendukung manajemen dengan pengecualian melalui pemusatan
perhatian pada perubahan faktor-faktor kunci yang menunjukkan gejala ada masalah. Perincian
yang tidak perlu dapat mengalihkan perhatian ke fakta-fakta yang seharusnya tidak ada
laporan.
b. Fungsi, Tingkat, Dan Jenis Keputusan Manajemen
Fungsi perencanaan dan pengendalian manajemen secara mendasar mempengaruhi sistem
pelaporan manajemen. Fungsi perencanaan berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang
aktivitas-aktivitas akan datang dari suatu perusahaan yaitu keputusan jangka panjang atau
jangka pendek. Perencanaan jangka panjang melibatkan berbagai pekerjaan, termasuk
penetapan tujuan perusahaan, rencana pertumbuhan dan ukuran optimal perusahaan, dan
memutuskan tingkat diversifikasi di antara produk-produk perusahaan. Perencanaan jangka
pendek melibatkan implementasi rencana-rencana tertentu yang diperlukan untuk mencapai
tujuan rencana jangka panjang. Fungsi pengendalian memastikan bahwa aktivitas-aktivitas
suatu perusahaan sesuai dengan rencana. Pengendalian yang efektif mengambil tempat dalam
kerangka waktu saat ini dan digerakkan oleh informasi umpan balik yang memberi saran pada
manajer tentang status kegiatan operasi yang sedang dikendalikannya. Keputusan perencanaan
dan pengendalian sering diklasifikasikan dalam empat kategori:
1) Keputusan Perencanaan Strategis
Para manajer tingkat atas melakukan keputusan perencanaan strategis, termasuk:
Menetapkan maksud dan tujuan perusahaan
Menentukan ruang lingkup aktivitas bisnis
Menentukan atau memodifikasi struktur organisasi
Menetapkan filosofi manajemen
Keputusan perencanaan strategis memiliki ciri sebagai berikut:
18. Kerangka waktunya jangka panjang
Informasi yang lebih ringkas
Cenderung tidak berulang
Keputusan strategis berkaitan dengan ketidakpastian tingkat tinggi
Ruang lingkupnya luas dan sangat memengaruhi perusahaan
Keputusan strategis memerlukan sumber informasi eksternal maupun internal
2) Keputusan Perencanaan Taktis
Keputusan perencanaan taktis berada di bawah keputusan strategis dan dibuat oleh
manajemen tengah. Jangka waktu keputusan ini lebih pendek, lebih spesifik, berulang, hasilnya
lebih pasti, dan kurang berpengaruh pada perusahaan dibandingkan keputusan strategis.
3) Keputusan Pengendalian Manajemen
Salah satu kegiatan pengendalian manajemen adalah memotivasi para manajer di semua
wilayah fungsional untuk menggunakan sumber daya, termasuk bahan baku, personel, dan
aktiva keuangan, seproduktif mungkin.
4) Keputusan Pengendalian Operasional
Pengendalian operasional memastikan bahwa perusahaan beroperasi sesuai dengan kriteria
yang telah ditetapkan sebelumnya. Keputusan pengendalian operasional lebih sempit dan lebih
terfokus daripada keputusan strategis dan taktis karena berkaitan dengan pekerjaan
operasional rutin. Keputusan pengendalian operasional memiliki tiga elemen dasar:
Standar merupakan tingkat kinerja yang ditetapkan sebelumnya yang diyakini oleh para
manajer dapat dicapai. Misalnya volume penjualan, pengendalian kualitas terhadap produksi,
biaya barang persediaan, penggunaan bahan baku daam proses produksi produk, dan biaya
tenaga kerja dalam produksi. Setelah ditetapkan, standar menjadi dasar evaluasi kinerja.
Evaluasi Kinerja. Pengambil keputusan membandingkan kinerja operasioanl yang dipertanyakan
dnegan standar yang ada. Perbedaan di antara dua hal ini disebut varian (variance). Jika aktual
lebih besar dari standar, varian dikatakan tidak menguntungkan. Jika aktual kurang dari standar,
varian dikatakan menguntungkan.
Pengambilan Tindakan Perbaikan. Setelah membandingkan kinerja dengan standar yang ada,
manajer mengambil tindakan untuk mengatasi setiap kondisiyang di luar kendali.
c. Struktur Masalah
Struktur suatu masalah mencerminkan seberapa baik pengambil keputusan memahami
masalah tersebut. Struktur masalah memiliki tiga elemen:
Data-nilai yang digunakan untuk mewakili factor-faktor yang relevan dengan masalah tersebut.
Prosedur-urutan langkah-langkah atau peraturan keputusan yang digunakan untuk
memecahkan masalah.
19. Tujuan-hasil yang ingin dicapai oleh pengambilan keputusan dengan memecahkan masalah
tersebut.
Ketika ketiga elemen tersebut diketahui dengan pasti, masalah akan menjadi terstruktur.
Masalah Tidak Terstruktur
Masalah tidak terstruktur adalah masalah yang tidak memiliki teknik solusi tertentu. Kebutuhan
data tidak pasti, prosedurnya tidak spesifik, atau tujuan solusi belum sepenuhnya dikembangka
d. Jenis Laporan Manajemen
Laporan merupakan sarana formal untuk membawa informasi kepada para manajer. Laporan
manajemen dapat berbentuk fisik sesuai dengan yang diinginkan atau dibutuhkan oleh
penggunanya. Dapat berupa dokumen kertas atau gambar elektronik yang disajikan di terminal
computer, dapat berisi informasi verbal, numerik, atau grafis, atau kombinasinya.
Tujuan Laporan
Laporan dikatakan berguna apabila memiliki kandungan informasi. Nilainya adalah dampaknya
terhadap para pengguna. Ada dua tujuan pelaporan umum:
Mengurangi tingkat ketidakpastian yang berkaitan dengan suatu masalah yang dihadapi
pengambil keputusan
Memengaruhi perilaku pengambil keputusan dengan cara yang positif
Laporan yang gagal mencapai tujuan ini berarti kurang kandungan informasinya dan tidak
bernilai.
Pelaporan Terprogram
Laporan terprogram memberikan informasi untuk memecahkan masalah yang telah diantisipasi
pengguna. Terdapat dua subkelas laporan terprogram:
Laporan terjadwal. Dihasilkan ileh sistem pelaporan manajemen menurut kerangka waktu yang
ditetapkan (harian,mingguan,kuartalan,dsb)
Laporan menurut permintaan. Digerakkan oleh peristiwa, bukan oleh kerangka waktu.
Atribut Laporan
Agar efektif, suat laporan harus memiliki atribut berikut ini:
Setiap elemen informasi dalam suatu laporan harus mendukung keoutusan manajer.
Laporan harus diringkas sesuai dengan tingkat manajer dalam hierarki perusahaan.
Berorientasi Pengecualian. Laporan-laporan pengendalian harus mengidentifikasi aktivitas yang
berisiko keluar dari pengendalian, dan harus mengabaikan aktivitas yang dibawah
pengendalian.
Informasi dalam laporan harus bebas dari kesalahan yang mengganggu.
Informs harus selengkap mungkin
20. Tepat Waktu. Informasi yang tepat waktu, yaitu cukup lengkap dan akurat, lebih berharga
daripada informasi yang sempurna tetapi terlambat untuk digunakan.
Informasi dalam suatu laporan harus disajikan sesingkat mungkin.
Pelaporan Khusus
Manajer dengan latar belakang komputer terbatas dapat dengan cepat menghasilkan laporan
khusus dari terminal atau komputer miko, tanpa bantuan tenaga profesional pemrosesan data.
Informasi adalah inti dari operasi bisnis dan manajer dapat menggunakan data yang disimpan
untuk memperoleh wawasan berharga tentang bisnis mereka. Sumber data ini ditampung
untuk mendukung kebutuhan pelaporan khusus melalui konsep penggalian data. Penggalian
data adalah proses memilih, mengeksplorasi, dan memodelkan sejumlah besar data untuk
membuka relasi dan pola global yang ada dlaam basis data berukuran besar tetapi tersembunyi.
Dua pendekatan umum untuk penggalian data yaitu:
Model Verifikasi, menggunakan teknik penggalian mendalam untuk memverifikasi atau
menolak hipotesis pengguna.
Model Penemuan, menggunakan penggalian data untuk menemukan informasi yang tidak
diketahui tetapi penting, yang tersembunyi dalam data.
Ciri utama dari inisiatif penggalian data yang sukses adalah gudang data dari arsip data
operasional.. gudang data merupakan sistem manajemen basis data relasional yang telah
didesain secara khusus untuk memenuhi kebutuhan penggalian data.
e. Akuntansi Pertanggungjawaban
Sebagian besar pelaporan manajemen melibatkan akuntansi pertanggungjawaban. Konsep ini
menyatakan bahwa setiap peristiwa ekonomi yang memengaruhi perusahaan adalah
tanggungjawab manajer, dan dapat dilacak ke masing-masing manajer.
Penetapan Tujuan Keuangan: Proses Anggaran
Proses anggaran membantu pihak manajemen mencapai tujuan keuangannya dengan
membentuk tujuan yang dapat diukur untuk setiap segmen perusahaan.
Pengukuran Dan Pelaporan Kinerja
Pengukuran kinerja dan pelaporannya dilakukan di setiap segmen operasional dalam
perusahaan.
Pusat Pertanggungjawaban
Untuk mencapai akuntabilitas, aktivitas bisnis secara teratur mengorganisasikan kegiatan
operasi ke dalam unit-unit yang disebut sebagai pusat pertanggungjawaban. Bentuk yang paling
umum dari pusat pertanggungjawaban adalah:
Pusat Biaya. Merupakan suatu unit organisasi dengan tanggungjawab terhadap manajemen
biaya dalam batas-batas anggaran.
Pusat Laba. Manajer pusat laba bertanggungjawab untuk mengendalikan biaya dan
menghasilkan pendapatan.
21. Pusat Investasi. Manajer pusat investasi memiliki wewenang umum untuk mengambil
keputusan yang secara mendasar memengaruhi perusahaan.
f. Pertimbangan Perilaku
Keserasian Tujuan
Sistem pelaporan manajemen yang terstruktur rapi berperan penting dalam meningkatkan dan
mempertahankan keserasian tujuan. Di sisi lain, MRS yang dirancang dengan buruk dapat
menimbulkan tindakan-tindakan yang disfungsional yang bertentangan dengan tujuan
perusahaan.
Informasi Yang Berlebihan
Informasi yang berlebihan muncul ketika seorang manajer menerima informasi berlebih dari
yang dapat dicernanya. Informasi yang berlebihan akan membuat manajer mengabaikan
informasi formalnya dan bergantung pada petunjuk-petunjuk informal dalam membuat
keputusan. Jadi, sistem informasi formal digantikan oleh heuristis, tips, prasangka, dan dugaan.
Keputusan yang dihasilkan kemungkinan besar tidak akan optimal dan disfungsional.
Ukuran Kinerja Yang Tidak Tepat
Salah satu tujuan laporan adalah untuk menstimulasi perilaku yang konsisten dengan tujuan
perusahaan. Tetapi ketika ukuran kinerja yang tidak tepat digunakan, laporan akan
berpengaruh sebaliknya. Pengukuran kinerja yang efektif mempertimbangkan semua aspek
yang relevan dengan tanggungjawab seorang manajer. Selain mengukur kinerja umum (seperti
ROI), pihak manajemen harus mengukur tren variabel utama seperti penjualan, harga pokok
penjualan, biaya operasional, dan tingkat aktiva. Terdapat ukuran nonkeuangan yang menjadi
indikator kinerja manajemen, termasuk kepemimpinan produk, pengembangan personel, sikap
pegawai, dan tanggungjawab publik.
https://slideplayer.info/slide/2617885/
https://dindasekarc.wordpress.com/2015/11/23/sistem-buku-besar-umum-pelaporan-
keuangan-dan-pelaporan-manajemen/
https://www.triharyono.com/2016/11/soal-akuntansi-posting-ke-general-ledger-atau-
bukubesar.html