Kerangka peningkatan kompetensi ptk melalui daring
1. 1
PENINGKATAN KOMPETENSI PTK PAUD DAN DIKMAS
MELALUI PEMBELAJARAN DALAM JARINGAN
oleh Ujang Rahmat
Tenaga Fungsional PP-PAUD dan Dikmas Jawa Barat
A. PENGANTAR
Pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) merupakan merupakan salah
satu unsur dari proses pendidikan di lembaga pendidikan. Terlebih pendidik,
memiliki peran penting dalam keberlangsungan proses pendidikan. Keber-
hasilan pendidikan sangat bergantung pada kualitas pendidik itu sendiri.
Pendidik yang profesional diharapkan mampu berpartisipasi dalam pemba-
ngunan nasional untuk mewujudkan insan Indonesia yang bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, unggul dalam ilmu pengetahuan dan teknologi,
memiliki jiwa estetis, etis, berbudi pekerti luhur, berjiwa sosial, dan
berkepribadian yang baik. Tidaklah berlebihan kalau dikatakan bahwa masa
depan masyarakat, bangsa, dan negara, sebagian besar ditentukan oleh
pendidik. Untuk mewujudkan peran PTK yang demikian strategis, sudah
seharusnyalah PTK memiliki semangat dan motivasi untuk senantiasa
mengembangkan profesionalismenya. PTK harus memiliki semangat dan
motivasi bahwa dirinya memiliki peran dan tanggung jawab yang besar, yaitu
sebagai agen pembelajar yang terus berupaya menumbuhkan nilai,
pembiasaan, dan karakter bangsa.
Atas dasar kondisi tersebut, untuk mewujudkan layanan mutu pen-
didikan di masyarakat, diperlukan suatu upaya agar semua pendidik pada
program PAUD dan Dikmas dengan kewenangan yang diembannya sesuai
dengan kompetensi dan kualifikasi semestinya. Salah satu yang dapat
dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut melalui program peningkatan
kompetensi PTK PAUD dan Dikmas Melalui pembelajaran dalam jaringan
(Daring). Kegiatan ini merupakan upaya sistematis dalam pemenuhan
kompetensi untuk mengoptimalkan kinerja PTK PAUD dan Dikmas dalam
pencapaian standar kompetensi lulusan yang dipersyaratkan.
Tahun 2017, PP-PAUD dan Dikmas Jawa Barat berupaya melakukan
terobosan baru dalam layanan programnya. Pembelajaran yang
memanfaatkan TIK ini diharapkan menjadi bagian dari akselerasi untuk
mempercepat layanan pendidikan, terutama pada pendidik dan tenaga
kependidikan. Melalui cara ini, akan banyak menuai manfaat dari jumlah
2. 2
sasaran yang diasumsikan (melalui daring ini) akan menekan biaya
penyelenggaraan, efektivitas penyampaian/ penguasan materi, dan kele-
luasaan waktu bagi peserta. Selebihnya, spirit dengan strategi ini adalah
menyediakan PTK PAUD dan Dikmas yang berkualitas dalam memberikan
layanan pendidikan yang bukan hanya sekedar memenuhi standar nasional,
tetapi melampaui standar nasional yang ditetapkan, bahkan dapat mencapai
standar unggulan atau standar internasional dengan penguasan ilmu, penge-
tahuan, dan teknologinya.
B. PROSES KEGIATAN
Garis besar penyelenggaraan kegiatan peningkatan kompetensi PTK PAUD
dan Dikmas melalui pembelajaran daring ini dapat dilihat dalam alur berikut
ini.
Penjelasan mengenai alur tersebut, sebegai berikut.
1. Peningkatan Kompetensi PTK PAUD dan Dikmas
Salah satu program yang digagas PP-PAUD dan Dikmas Jawa Barat tahun
2017 ini bertajuk “Peningkatan Kompetensi PTK PAUD dan Dikmas”. Sasaran
program ini melingkupi pendidik PAUD dan Dikmas yang meliputi:
a. Pamong Belajar dan Penilik
b. Program PAUD: pendamping muda, guru pendamping, guru PAUD
c. Program Kursus dan Pelatihan: Instruktur
d. Program Kesetaraan: Tutor Paket A, B, dan C
e. Program Pendidikan Keaksaraan : Tutor
3. 3
f. Pendidikan Keluarga : Tutor
g. atau sebutan lain atas jabatan pendidik ini dalam program PAUD dan
Dikmas.
Berdasarkan data yang terhimpun di PP-PAUD dan Dikmas Jawa Barat
sampai akhir Maret 2017, terdapat sejumlah usulan program, sebagai berikut.
No Peningkatan Kompetensi yang Diusulkan Jumlah
1 PAUD Tingkat Dasar 8 kota/Kabupaten
2 PAUD Tingkat Lanjutan & Mahir 8 kota/Kabupaten
3 Persiapan Ujian Program Kesetaraan 3 kota/Kabupaten
4 Jabatan Fungsional Penilik 3 kota/kabupaten
Data tersebut di atas, tentunya masih dinamis, kemungkinan untuk
bertambah, baik topik peningkatan kompetensinya maupun kabupaten/kota
lainnya, terutama di Provinsi Jawa Barat dan DKI Jakarta. Dari usulan
tersebut, PP-PAUD dan Dikmas Jawa Barat mencoba mengkolaborasikannya
dengan data pemetaan mutu. Kolaborasi ini untuk menentukan topik
peningkatan kompetensi yang menjadi bagian dari fasilitasi PP-PAUD dan
Dikmas Jawa Barat.
Menanggapi usulan kegiatan peningkatan kompetensi tersebut, PP-PAUD
dan Dikmas Jawa Barat, salah satunya menggunakan program in house
training (IHT). Memang, melalui program IHT ini belumlah seutuhnya dapat
memenuhi secara keseluruhan usulan. Namun, program yang sudah berjalan
pada tahun ke-4, masih tetap diminati dan dirasakan efektif hasilnya oleh
pemanfaatnya. Namun demikian, 2017 ini, konsep IHT sedikit memiliki
perubahan dari sisi ketuntasan. Proses kegiatan (dengan asumsi “kekuatan”
anggaran) yang dirancang sekira 4 hari ini, tidak lantas tuntas. Pembelajaran
(proses pelatihan) berikutnya ditandaklanjuti dengan kegiatan daring. Dengan
demikian, dari sisi jumlah jam pelajaran atas materi yang dibelajarkan pun,
tidak terikat hanya 32 JP, jika menggunakan rasional sehari adalah 8 JP.
Berdasarkan kondisi anggaran, rasional waktu dan ketenagaan yang
dimiliki, sejumlah usulan yang masuk itu menjadi bagian “perencanaan” tahun
2017, diprioritaskan untuk program diklat berjenjang PAUD dan Persiapan
Ujian Program Kesetaraan.
4. 4
2. Orientasi Pengelola
Orientasi pengelola ini bagian dari “pengorganisasian” yang menjadi entry
point fasilitasi yang dilakukan PP-PAUD dan Dikmas Jawa Barat. Orientasi
menjadi penting dilaksanakan dengan pertimbangan bahwa program
peningkatan kompetensi PAUD dan Dikmas yang memanfaatkan TIK ini
pertama kali dilakukan. Kegiatan yang melibatkan organisasi mitra/forum PTK
di tingkat kota/kabupaten ini bertujuan untuk:
a. menyamakan persepsi tentang tujuan dan bentuk program peningkatan
kompetensi PTK PAUD dan Dikmas melalui pembelajaran daring; dan
b. memberikan pemahaman kepada calon pengelola yang berada di 33
kota/kabupaten yang berada di wilayah koordinasi kerja PP-PAUD dan
Dikmas Jawa Barat.
Adapun yang menjadi materi pokok/aktivitas yang dilakukan dalam
kegiatan orientasi pengelola ini sebagai berikut.
a. Penetapan pengelola (yang ditandai dengan SK dari Kepala PP-PAUD dan
Dikmas Jawa Barat)
b. Kesepakatan penentuan jumlah sasaran, waktu, dan tempat pelaksanaan
c. Pemahaman umum materi peningkatan kompetensi
d. Pemahaman tata cara pembelajaran/pelatihan melalui pemanfaatan
jaringan internet dan intranet.
e. Penentuan dan penyiapan sarana dan prasarana pendukung kegiatan
diklat yang dilaksanakan dengan daring dan luring.
Setelah kegiatan orientasi dilakukan, maka pihak PP-PAUD dan Dikmas
Jawa Barat dapat memperoleh informasi:
a. Tiga puluh tiga pengelola yang dapat berfungsi sebagai satelit atau
jaringan kemitraan dengan unsur kota/kabupaten yang siap membantu
dan menjadi bagian dari penyelenggara kegiatan peningkatan kompetensi
PTK PAUD dan Dikmas.
b. Diperolehnya data mengenai jumlah sasaran dari ke-33 satelit yang telah
disanggupi untuk menjadi sasaran kegiatan.
c. Diperolehnya data sebagai input dalam rancangan kegiatan (anggaran,
sarana, dan prasarana) sebagai pendukung kegiatan.
3. Pelaksanaan Peningkatan Kompetensi PTK PAUD dan Dikmas
Proses peningkatan kompetensi ini akan mengkolaborasikan dalam 2
bentuk: dalam jaringan dan luar jaringan. Bukan tanpa alasan, kedua bentuk
5. 5
ini dipilih, dengan pertimbangan:
a. Dengan sistem daring, terdapat spirit memperkenalkan dan membiasakan
PTK untuk melek IT.
b. Masih adanya luring, untuk tetap menjangkau beberapa daerah/kondisi
yang tidak memungkinkan “tersentuh” jaringan internet.
Dengan kata lain, kedua bentuk itu dapat dimaknai dengan penerapan model
pembelajaran kombinasi (blended learning). Harapannya, tercapainya tujuan
pembelajaran secara efisien dan efektif karena kedua model memiliki
keunggulan masing-masing. Model pembelajaran tatap muka dengan metode
konvensional memungkinkan pembelajaran berlangsung secara interaktif
dengan menggunakan berbagai pendekatan, strategi serta metode
pembelajaran. Sementara itu, dengan metode daring dapat memberikan
materi secara daring tanpa batasan ruang dan waktu. Selain itu, PTK yang
menjadi peserta lebih banyak memperoleh dan mengolah informasi dari
berbagai sumber, sehingga hal ini dapat menunjang proses pembelajaran.
Berbagai penelitian juga menunjukkan bahwa blended learning lebih efektif
dibandingkan dengan pembelajaran konvensional dengan sistem tatap muka
maupun dengan sistem e-learning atau pembelajaran daring. Tingkat
efektifitas tersebut ditunjang dengan kelebihan yang dimiliki oleh
pembelajaran dengan sistem pembauran (blended learning), sebagai berikut:
a. Penyampaian pembelajaran dapat dilaksanakan kapan saja dan dimana
saja dengan memanfaatkan sistem jaringan internet.
b. Peserta pelatihan memiliki keleluasan untuk mempelajari materi atau
bahan ajar secara mandiri dengan memanfaatkan bahan ajar yang
tersimpan secara online.
c. Kegiatan diskusi berlangsung secara daring/luring dan berlangsung pada
luar jam pelajaran, kegiatan diskusi dapat berlangsung, baik antara
peserta dengan fasilitator maupun antara antar peserta itu sendiri.
d. Fasilitator dapat mengelola dan mengontrol pembelajaran yang dilakukan
peserta pada jam yang sudah ditentukan dalam jadwal.
e. Fasilitator dapat meminta kepada peserta untuk mengkaji materi pelatihan
sebelum pembelajaran tatap muka berlangsung dengan menyiapkan
tugas-tugas pendukung.
f. Target pencapaian materi-materi ajar dapat dicapai sesaui dengan target
yang ditetapkan
g. Pembelajaran menjadi luwes dan tidak kaku
6. 6
Namun demikian, tentunya pembelajaran dengan konsep kombinasi/
pembauran selain memiliki kelebihan-kelebihan di atas juga memiliki
kekurangan atau tantangan, antara lain:
a. Fasilitator perlu memiliki keterampilan dalam menyelenggarakan e-
learning
b. Fasilitator perlu menyiapkan waktu untuk mengembangkan dan mengelola
pembelajaran, seperti mengembangkan materi, menyiapkan assesment,
melakukan penilaian, serta menjawab atau memberikan pernyataan pada
forum yang disampaikan oleh peserta pelatihan.
c. Fasilitator perlu menyiapkan referensi digital sebagai acuan peserta dan
referensi digital yang terintegrasi dengan pembelajaran tatap muka.
d. Tidak meratanya sarana dan prasarana pendukung dan rendahnya
pemahaman tentang teknologi.
e. Diperlukan strategi pembelajaran oleh pengajar untuk memaksimalkan
potensi blended learning.
Untuk kelancaran skenario tersebut, PP-PAUD dan Dikmas Jawa Barat
berencana akan menggunakan sistem MOOC yang dikerjasamakan dengan
pihak-pihak yang kompeten. Massive Open Online Course (MOOC) adalah
sistem pembelajaran berupa kursus online secara besar-besaran dan terbuka
dengan tujuan untuk memungkinkan partisipasi tak terbatas dan dapat
diakses melalui web. Selain menyediakan materi kursus tradisional seperti
video, pembacaan dan pembahasan masalah, MOOCs juga menyediakan
forum pengguna interaktif yang membantu dalam membangun komunitas
untuk peserta pelatihan, fasilitator, atau pihak terkait lainnya.
Implementasi dengan pemanfaatan teknologi informasi dengan metode
blended learning ini, terurai dalam tiga aktivitas: tatap muka, tutorial, dan
mandiri. Kegiatan mandiri (dari total jam pelajaran pelatihan), mendapati
jumlah jam pelajaran yang cukup banyak dibandingkan tutorial dan tatap
muka. Pun demikian, dalam konfigurasi daring dan luring, aktivitas daring
memperoleh porsi dominan dibangkan luring. Ketiga aktivitas tersebut, secara
bersama-sama dilakukan oleh PP-PAUD dan Dikmas Jawa Barat dan
organisasi mitra pada tingkat kota/kabupaten yang telah disepakati ketika
kegiatan orientasi.
Terakhir, peran PP-PAUD dan Dikmas Jawa Barat dalam melakukan
monitoring, evaluasi, dan pengendalian terhadap keberlangsungan program
7. 7
ini, dapat memastikan bahwa lulusan yang telah mengikuti kegiatan
peningkatan kompetensi dapat diantarkan untuk proses sertifikasi kompetensi
kepada lembaga/instansi yang kompeten di bidangnya.
C. TANTANGAN PROGRAM
1. Pelaksanaan pelatihan tidak sekedar memberikan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan belaka pada pesertanya. Lebih dari itu, jaminan kualitas
terhadap kompetensi yang telah dimiliki peserta tersebut, tertuang dalam
sebuah “tulisan”. Untuk proses tersebut, undang-undang telah
mengamanatkan bahwa kegiatan uji kompetensinya menjadi salah satu
prasyaratnya. Namun demikian, ketersediaan lembaga atau perangkat
yang menunjang uji kompetensi ini, belumlah memadai semestinya.
Faktanya:
a. masih terbatasnya Tempat Uji Kompetensi, ditinjau dari sisi jenis,
lokasi dan jumlah PTK;
b. daring dalam pelatihan belum diiringi dengan daring dalam uji
kompetensi yang akhirnya mengakibatkan “mandeg”nya jumlah
antrean yang akan mengikuti kegiatan uji kompetensi.
2. Di masa yang akan datang harus disiapkan peraturan perundangan yang
secara khusus mengatur tentang peningkatan kompetensi PTK PAUD dan
Dikmas melalui pembelajaran dalam jaringan. Pemerintah dalam hal ini
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bekerja sama dengan
Kementerian yang lain seperti Kementerian Komunikasi dan Informatika,
membuat sebuah peraturan bersama yang mengatur kegiatan pening-
katan kompetensi ini. Kemenkominfo merupakan kementerian yang
mempunyai kewenangan regulasi tentang jaringan dan akses internet,
sehingga diharapakan jaringan internet yang merupakan salah satu syarat
pendukungan pelatihan dapat memberikan dukungan yang kuat.
Kemenkominfo dapat memberikan memberikan bantuan penyediaan akses
jaringan internet yang kuat yang merata di seluruh Indonesia. Dengan
demikian, program melalui pemanfaatan teknologi dan informasi ini dapat
berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
3. Pragmatisme setelah memperoleh sertifikat kompetensi. Upaya men-
dorong PTK untuk melakukan uji kompetensi yang akhirnya mendapatkan
sertifikat, tentunya bukan hal yang mudah. Perlu pemikiran dan
penanganan dari berbagai pihak terkait lainnya. Dari aspek PTK, sudah
8. 8
tentu akan memunculkan pertanyaan yang manusiawi: untuk apa dan apa
yang akan terjadi.
D. PENUTUP
Dunia seolah seperti di dalam gelas kaca, maka keluarkanlah ia. Tujuannya,
agar dunia itu lekas belajar mengenali lingkungan sekitarnya, sehingga ia cepat
berkembang. Era keterbukaan dan kolaborasi telah datang. Tepat waktu kiranya,
edukasi daring itu hadir bagi PTK PAUD dan Dikmas, turut serta membentuk
karakter bangsa, di saat era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) segera diber-
lakukan.
Peningkatan kompetensi PTK PAUD dan Dikmas melalui pembelajaran dalam
jaringan merupakan salah satu program pelatihan bagi pendidik dan tenaga
kependidikan dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan
komunikasi. Dengan kemajuan ini, PTK tidak lagi hanya belajar secara
konvensional dengan mendengarkan ceramah dari fasilitator/narasumber. Guru
dilatih untuk belajar secara mandiri dengan membaca modul secara Daring.
Sebagai program baru dari PP-PAUD dan Dikmas Jawa Barat, efektifitas dan
tingkat keberhasilannya memang belum dapat diuji. Akan tetapi, kami
mempunyai keyakinan bahwa bentuk peningkatan kompetensi ini sesuai dengan
tuntutan dan kemajuan seperti saat ini. Meskipun demikian, apapun itu,
keberhasilan terobosan program yang memanfaatkan jaringan internet ini sangat
ditentukan oleh beberapa faktor, seperti konten yang memang dibutuhkan PTK,
jaringan internet yang mendukung, peralatan teknologi informasi dan komunikasi
yang harus ada, dan yang paling utama adalah motivasi dan kemauan dari PTK
PAUD dan Dikmas itu sendiri untuk berdaya dan profesional.