1. MakAlah geografi
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Pelajaran Geografi
(DESA CIGOMBONG)
Disusun oleh : Kelompok 3 (XII-7)
M. Hana
M. Ramdan
Mukti Hartini
Ressy Octaviani
Yayan Mulyana
PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR
DINAS PENDIDIKAN
SMAN 1 CIGOMBONG
JL. MAYJEN H.E SUKMA NO.297 CIGOMBONG BOGOR
2. KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT karena
berkat rahmat dan hidayah-Nya ”Makalah Hasil Penelitian Geografi” ini dapat kami
selesaikan. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW,
keluarga, sahabat, serta umatnya yang senantiasa mengikuti dan mengamalkan ajarannya.
Untuk menganalisa secara ilmiah tentang Desa Cigombong dan kondisi social budaya
di masyarakat Desa Cigombong memerlukan observasi langsung ke lapangan. Kajian dalam
makalah ini terdiri dari lima bab. Diawali bab pendahuluan dan diakhiri dengan bab
kesimpulan dan saran , dengan rincian sebagai berikut Bab I, merupakan bab Pendahuluan
yang berisikan : a) Latar belakang masalah, b) Rumusan masalah, c) Tujuan penelitian
d) Manfaat penelitian
Bab II, merupakan kajian teoritik tentang Desa yang meliputi Definisi desa, Unsurunsur desa, Tipe-tipe desa, Potensi desa, dan fungsi desa.
Bab III merupakan metodologi penelitian yang berisi metode penelitian dan sampel
penelitian.
Bab IV merupakan hasil dari penelitian/pembahasan.
Dan Bab V merupakan kesimpulan dan saran dan sebagai penutup dari makalah ini
kami juga melampirkan foto-foto yang berhubungan dengan kondisi lapangan (Desa
Cigombong).
Tujuan salah satu tugas mata disusunnya makalah penelitian ini selain untuk
memenuhi salah satu tugas mata pelajaran geografi, juga untuk memberikan pengetahuan
kepada kami untuk lebih memahami lebih dalam tentang kondisi sosial yang ada didalam
lingkungan Desa Cigombong.
“ Tak ada Gading yang Tak Retak” begitulah kata pepatah. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun sangat diharapkan, dan kepada Allahlah segala kekurangan makalah
ini dikembalikan, dan mudah-mudahan makalah ini bermanfaat.
Cigombong, 14 Februari 2013
Penyusun
3. DAFTAR ISI
Cover …………………………………………………………………….……………… i
Kata Pengantar …………………………………………………………………………… ii
Daftar Isi …………………………………………………………………………………. iii
Bab 1
PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
Bab 2
1
1
1
1
TINJAUAN TEORITIS
A.
B.
C.
D.
E.
F.
Bab 3
Latar Belakang Masalah ……………………………………………...
Rumusan Masalah ……………………………………………………
Tujuan Penelitian …………………………………………………….
Manfaat Penelitian …………………………………………………...
Pengertian Desa……………………………………………………….
Unsur-Unsur Desa……………………………………………….........
Tipe-Tipe Desa………………………………………………………..
Potensi Desa…………………………………………………………..
Fungsi Desa…………………………………………………………...
Ciri-Ciri Masyarakat Desa…………………………………………….
2
3
3-4
5
5
5
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian……………………………………………………. 6
B. Sampel Penelitian…………………..................................................... 7
Bab 4
HASIL PENELITIAN/PEMBAHASAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.
Bab 5
Kondisi Fisik Wilayah……………………………………………….. 8
Penduduk……………………………………………………………. 8-9
Potensi………………………………………………………………. 9
Mata Pencaharian……………………………………………………. 9-10
Pendidikan…………………………………………………………... 10
Sarana dan Prasarana………………………………………………... 10-11
KESIMPULAN & SARAN
A. Kesimpulan…………………………………………………………..
B. Saran…………………………………………………………………
LAMPIRAN
12
12
4. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
-
Penugasan dari Mata Pelajaran Geografi
-
Mengembangkan wawasan keilmuan masing-masing para anggota kelompok
-
Mencari tahu fakta tentang hal-hal yang mengenai kondisi sosial budaya yang
ada didalam masyarakat Desa Cigombong
B. Rumusan Masalah
-
Bagaimana kondisi fisik wilayah penelitian ?
-
Bagaimana keadaan penduduk ?
-
Apa potensi yang dimiliki diwilayah penelitian ?
-
Kendala apa saja yang dihadapi desa cigombong dalam mengembangkan
desanya ?
A.
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui bagaimana kondisi fisik wilayah penelitian
B.
Manfaat Penelitian
-
Menambah ilmu pengetahuan/wawasan tentang desa
-
Memahami lebih dalam tentang kondisi sosial budaya yang ada didalam
wilayah penelitian
5. BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian Desa
Desa, atau udik, menurut definisi universal, adalah sebuah aglomerasi
permukiman di area perdesaan (rural). DiIndonesia, istilah desa adalah pembagian
wilayah administratif di Indonesia di bawah kecamatan, yang dipimpin oleh Kepala Desa.
Sebuah desa merupakan kumpulan dari beberapa unit pemukiman kecil yang disebut
kampung (Banten, Jawa Barat) atau dusun (Yogyakarta) atau banjar (Bali) atau jorong
(Sumatera Barat). Kepala Desa dapat disebut dengan nama lain misalnya Kepala
Kampung atau Petinggi di Kalimantan Timur, Klèbun di Madura,Pambakal di Kalimantan
Selatan, Hukum Tua di Sulawesi Utara.
Sejak diberlakukannya otonomi daerah istilah desa dapat disebut dengan nama
lain, misalnya di Sumatera Barat disebut dengan istilah nagari, dan di Papua dan Kutai
Barat, Kalimantan Timur disebut dengan istilah kampung. Begitu pula segala istilah dan
institusi di desa dapat disebut dengan nama lain sesuai dengan karakteristik adat istiadat
desa tersebut. Hal ini merupakan salah satu pengakuan dan penghormatan Pemerintah
terhadap asal usul dan adat istiadat setempat.
Pengertian Desa menurut para ahli
:
R.Bintarto. (1977)
“ Desa adalah merupakan perwujudan geografis yang ditimbulkan oleh unsur-unsur
fisiografis, sosial, ekonomis politik, kultural setempat dalam hubungan dan pengaruh
timbal balik dengan daerah lain ”.
Sutarjo Kartohadikusumo (1965)
“ Desa merupakan kesatuan hukum tempat tinggal suatu masyarakat yang berhak
menyelenggarakan rumahtangganya sendiri merupakan pemerintahan terendah di bawah
camat “.
William Ogburn dan MF Nimkoff
“ Desa adalah kesatuan organisasi kehidupan sosial di dalam daerah terbatas “.
S.D. Misra
“ Desa adalah suatu kumpulan tempat tinggal dan kumpulan daerah pertanian dengan
batas-batas tertentu yang luasnya antara 50 – 1.000 are ”.
6. Paul H Landis
“ Desa adalah suatu wilayah yang jumlah penduduknya kurang dari 2.500 jiwa “
dengan ciri-ciri sebagai berikut :
1. Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antra ribuan jiwa
2. Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukuaan terhadap kebiasaan
3. Cara berusaha (ekonomi) aalah agraris yang paling umum yang sangat
dipengaruhi alam sekitar seperti iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan
pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan.
UU no. 22 tahun 1999
“ Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan
adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem pemerintahan Nasional dan berada di
daerah Kabupaten “.
UU no. 5 tahun 1979
“ Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai
kesatuan masyarakat termasuk di dalamnya kesatuan masyarakat hukum yang
mempunyai organisasi pemerintahan terendah langsung dibawah Camat dan berhak
menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan Republik
Indonesia “.
B. Unsur-Unsur Desa
Menurut Bintarto, Ada tiga macam unsur-unsur desa yang saling terkait sehingga menjadi
suatu kesatuan. Ketiga unsur tersebut adalah:
1. Daerah, baik lahan produktif maupun non produktif termasuk luas, penggunaan, unsur
lokasi, dan batas yang merupakan lingkungan geografi setempat.
2. Penduduk, meliputi jumlah, pertambahan, kepadatan, persebaran, dan mata
pencaharian peduduk.
3.Tata kelakuan, berupa pola tata pergaulan dan ikatan pergaulan antar warga desa dan
menyangkut seluk-beluk kehidupan masyarakat desa.
7. C. Tipe-Tipe Desa
Berdasarkan tingkat pembangunan dan kemampuan mengembangkan potensi yang
dimilikinya,desa dapat diklasifikasikan menjadi berikut ini :
a. Desa swadaya
Desa swadaya adalah suatu wilayah pedesaan yang hampir seluruh
masyarakatnya mampu memenuhi kebutuhannya dengan cara mengadakan
sendiri.
Ciri-ciri desa swadaya :
1) Daerahnya terisolir dengan daerah lainnya.
2) Penduduknya jarang.
3) Mata pencaharian homogen yang bersifat agraris.
4) Bersifat tertutup.
5) Masyarakat memegang teguh adat.
6) Teknologi masih rendah.
7) Sarana dan prasarana sangat kurang.
b. Desa swakarya adalah peralihan atau transisi dari desa swadaya menuju desa
swasembada.
Ciri-ciri desa swakarya
1. Kebiasaan atau adat istiadat sudah tidak mengikat penuh.
2. Sudah mulai menpergunakan alat-alat dan teknologi
3. Desa swakarya sudha tidak terisolasi lagi walau letaknya jauh dari pusat
perekonomian.
4. Telah memiliki tingkat perekonomian, pendidikan, jalur lalu lintas dan
prasaran lain.
5. Jalu lalu lintas antara desa dan kota sudah agak lancar.
c. Desa swasembada adalah desa yang masyarkatnya telah mampu
memanfaatkan dan mengembangkan sumber daya alam dan potensinya sesuai
dengan kegiatan pembangunan regional.
Ciri-ciri desa swasembada
8. a. kebanyakan berlokasi di ibukota kecamatan.
b. penduduknya padat-padat.
c. tidak terikat dengan adat istiadat
d. telah memiliki fasilitas-fasilitas yang memadan dan labih maju dari desa
lain.
e. partisipasi masyarakatnya sudah lebih efektif.
Berdasarkan aktivitas atau mata pencaharian penduduknya, desa terdiri dari:
Desa agraris, adalah desa yang mata pencaharian utama penduduknya
adalah di bidang pertanian dan perkebunanan.
Desa industri, adalah desa yang mata pencaharian utama penduduknya
adalah di bidang industri kecil rumah tangga.
Desa nelayan, adalah desa yang mata pencaharian utama penduduknya
adalah di bidang perikanan dan pertambakan.
Berdasarkan luas wilayahnya :
1. Desa terkecil, luasnya wilayah kurang dari 2 km2
2. Desa kecil, luasnya wilayah antara 2 km2 - 4 km2
3. Desa sedang, luasnya wilayah antara 4 km2 - 6 km2
4. Desa besar, luasnya wilayah antara 6 km2 - 8 km2
5.
Desa terbesar, luasnya wilayah antara 8 km2 -10 km2
Berdasarkan kepadatan penduduknya :
1. Desa terkecil, kepadatan penduduknya kurang dari 100 jiwa/km2
2. Desa kecil, kepadatan penduduknya antara 100-500 jiwa/km2
3. Desa sedang, kepadatan penduduknya antara 500-1.500 jiwa/km2
4. Desa besar, kepadatan penduduknya antara 1.500-3.000 jiwa/km2
5. Desa terbesar, kepadatan penduduknya antara 3.000-4.500 jiwa/km2
9. Berdasarkan jumlah penduduknya :
1. Desa terkecil, penduduknya berjumlah kurang dari 800 orang
2. Desa kecil, penduduknya berjumlah antara 800 – 1600 orang
D. Potensi
Potensi desa dibagi menjadi 2 macam yaitu:
Potensi fisik yang meliputi; tanah air, iklim dan cuaca, flora dan fauna
Potensi non fisik, meliputi; masyarakat desa, lembaga-lembaga sosial desa,
dan aparatur desa, jika potensi dimanfaatkan dengan baik, desa akan
berkembang dan desa akan memiliki fungsi, bagi daerah lain maupun bagi
kota.
E. Fungsi Desa
Fungsi desa adalah sebagai berikut:
Desa sebagai hinterland (pemasok kebutuhan bagi kota)
Desa merupakan sumber tenaga kerja kasar bagi perkotaan
Desa merupakan mitra bagi pembangunan kota
Desa sebagai bentuk pemerintahan terkecil di wilayah Kesatuan Negara
Republik Indonesia
F. Ciri-ciri Masyarakat Desa
Kehidupan keagamaan di kota berkurang dibandingkan dengan kehidupan
keagamaan di desa.
Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus
bergantung pada orang lain. Yang penting disini adalah manusia perorangan
atau individu.
Pembagian kerja di antara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai
batas-batas yang nyata.
Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak
diperoleh warga kota dari pada warga desa.
10. BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.
Metodologi Penelitian
1. Setting Penelitian
a. Waktu Penelitian : Penelitian ini dilaksanakan pada hari Jum’at, tanggal 8
Februari 2013.
b. Tempat Penelitian : Penelitian ini dilaksanakan di Desa Cigombong,
sebuah kecamatan di Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa
Barat,Indonesia, merupakan pemekaran dari Kecamatan
Cijeruk pada tahun 2006.
2. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah masyarakat Desa Cigombong dan keadaan geografis
Desa Cigombong, serta potensi-potensi yang dimiliki desa tersebut yang dapat
dikembangkan.
3. Sumber Data
Data-data yang kami peroleh merupakan hasil wawancara dengan aparatur desa
cigombong.
1. Teknik pengumpulan data
Observasi
Observasi dalam penelitian ini dilakukan oleh peneliti dan pengamat.
Observasi dalam penelitian ini adalah observasi langsung yaitu penelitian
dan pengamat melihat dan mengamati secara langsung, kemudian mencatat
perilaku dan kejadian yang terjadi pada keadaan sebenarnya.
11. Wawancara
Wawancara pada penelitian ini menggunakan interview tidak berstruktur
karena peneliti memandang model ini adalah yang paling luwes, dimana
subyek diberi kebebasan untuk menguraikan jawabannya dan ungkapan –
ungkapan pandangannya secara santai namun serius dan sesuai faktanya.
Interview ini digunakan untuk mendapatkan data tentang pendapat kepala
desa mengenai keadaan-keadaan social budaya yang ada dilokasi.
2. Alat pengumpul data
Lembar observasi
Lembar observasi atau kuesioner yang sifatnya open euded (terbuka) dan
lentur, sehingga dapat menggali data sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan.
Pedoman wawancara
Teknik wawancara dilakukan dengan akrab dan terbuka serta mendalam,
dengan ini diharapkan dapat menangkap informasi secara utuh oleh karena itu,
teknik wawancara itu sering disebut wawancara mendalam (in-depthinterviewing (HB. Sutopo, 2002).
Validasi Data
Data yang telah berhasil digali, dikumpulkan dan dicatat dalam kegiatan
penelitian, harus di usahakan kemantapan kebenarannya. Oleh karena itu,
setiap peneliti harus dapat memilih dan menentukan cara – cara yang tepat
untuk mengembangkan valisasi data yang diperolehnya yakni dengan teknik
triangulasi (HB. Sutopo, 2002).
B.
Sampel Penelitian
Sampel dalam penelitian ini adalah penduduk desa cigombong yang keseluruhan
jumlahnya ada 5687 jiwa.
12. Jenis dan Sumber Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini terdiri atas dua jenis :
1. Data primer yaitu data yang diperoleh dari penduduk langsung dengan mengajukan
pertanyaan secara tertulis untuk mendapatkan jawaban diperlukan oleh peneliti.
2. Data sekunder yaitu data penunjang yang diperoleh dari lembaga pemerintah setempat
dan instansi terkait lainnya.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Observasi, yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara pengamatan
langsung pada objek penelitian.
2. Wawancara adalah kegiatan diskusi antara peneliti dengan narasumber untuk
mendapatkan informasi
13. BAB IV
HASIL PENELITIAN/PEMBAHASAN
A. Kondisi Fisik Wilayah
1)
Keterangan Umum
1. Luas Desa
2. Batas Wilayah
a. Sebelah Utara
b. Sebelah Selatan
c. Sebelah Barat
d. Sebelah Timur
2)
3)
: 101 Ha
: Desa Ciburuy
: Kab. Sukabumi
: Desa Tugu Jaya
: Desa Wates Jaya
Kondisi Geografis
1. Ketinggian dari permukaan laut
2. Curah hujan rata-rata/tahun
3. Keadaaan Suhu
: 600 m
: 2750 mm
: 30oc
Jarak Pusat Pemerintahan
1. Ke ibukota kabupaten/kota madya
2. Ke ibukota provini
3. Ke ibukota Negara RI
: 40 km
: 80 km
: 75 km
4)
Wilayah Administratif
Jumlah Dusun
Jumlah RW
Jumlah RT
Jumlah Poskamling
Jumlah Posyandu
: 2
: 5
: 25
: 20
: 17
B. Penduduk
1)
Jumlah Penduduk
Jumlah Penduduk Seluruhnya
Laki-laki
Perempuan
Kepala Keluarga
Kepadatan Penduduk
: 5687 jiwa
: 2382 jiwa
: 3305 jiwa
: 1372 jiwa
: 54/km
14. 2)
Jumlah Penduduk dirinci menurut gol.usia dan jenis kelamin
Golongan Umur
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
0-12 bulan
13 bulan-4tahun
5-6 tahun
7-12 tahun
13-15 tahun
16-18 tahun
19-25 tahun
26-35 tahun
36-45 tahun
46-50 tahun
51-60 tahun
61-75 tahun
Lebih dari 76thn
183
151
160
140
201
207
234
252
248
190
179
188
154
234
236
207
242
271
281
296
281
292
252
261
242
210
417
387
367
387
372
488
530
533
540
442
440
430
364
3)
C.
Angkatan Kerja
- Produktif
- Nonproduktif
: 1316 jiwa
: 1786 jiwa
Potensi
Potensi Fisik
Manusia
: Masyarakat berpotensi menjadi orang yang
mengembangkan kegiatan ekonomi terbukti
dengan mayoritas mata pencaharian penduduk
sebagai pedagang.
Air
: Sistem pengairan kurang karena tidak ada
sumber air alami seperti sungai dsb.
Potensi nonfisik
:
1. Aparatur desa sebagai sumber kelancaran
jalannya pemerintahan.
2. Pasar umum sebagai sumber pendapatan
ekonomi masyarakat desa (Pasar cigombong)
3. Sarana transportasi yang cukup untuk
perhubungan dengan wilayah lain.
D. Mata Pencaharian
1. Guru
2. PNS Abri
3. Menteri Kesehatan
: 39 jiwa
: 24 jiwa
: 4 jiwa
15. 4. Bidan
5. Dokter
6. Pensiunan Abri
7. Dagang
8. Tukang Kayu
9. Tukang Batu
10. Tukang Jahit
11. Tukang Cukur
: 4
: 2
: 40
: 68
: 10
: 12
: 15
: 5
jiwa
jiwa
jiwa
jiwa
jiwa
jiwa
jiwa
jiwa
E. Pendidikan
Buta huruf
Tidak tamat SD
Tamat SD
Tamat SMP
Tamat SMA
Tamat Akademi (D1-D3)
Tamat Sarjana (S1)
Tamat Doktor (S2)
:
: 63 jiwa
: 694 jiwa
: 612 jiwa
: 632 jiwa
: 18 jiwa
: 20 jiwa
: 12 jiwa
F. Sarana dan Prasarana
A.
Perhubungan
Terminal
Jalan
Jembatan
Gorong-gorong
Stasiun KA
Wartel
B.
: : 1
: : 1
: 1
: 12
Buah
Buah
Buah
Buah
Pendidikan
TK
SD
MI
SLTP
MTS
SMU
SMK
MAN
Pondok Pesantren
Perguruan Tinggi/Akademi
: 6 Buah
: 6 Buah
: 2 Buah
: : : : : : : -
17. BAB V
KESIMPULAN dan SARAN
A. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan yaitu :
Secara universal desa dapat diartikan sebagai sebuah aglomerasi
permukiman di area perdesaan (rural).
Unsur-unsur desa terdiri dari :
Daerah
Penduduk
Tata Kehiduan
Tipe-tipe menurut perkembangannya :
Desa Swadaya
Desa Swakarya
Desa Swasembada
Potensi Desa dibagi menjadi dua, yaitu :
Potensi fisik
Potensi nonfsik
Fungsi Desa :
Desa sebagai hinterland (pemasok kebutuhan bagi kota)
Desa merupakan sumber tenaga kerja kasar bagi perkotaan
Desa merupakan mitra bagi pembangunan kota
Desa sebagai bentuk pemerintahan terkecil di wilayah Kesatuan Negara
Republik Indonesia
B. Saran
Demi terwujudnya desa yang berkualitas baik sumber daya manusia, maupun sumber
daya alamnya dibutuhkan rasa saling mendukung dan bergotong-royong dari semua
unsur baik aparatur desa yang mengatur jalannya pemerintahan didesa, maupun
penduduk yang berperan sebagai pemeran yang nyata dalam kemajuan didesa
tersebut.