SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
TITRASI ASIDIMETRI
I. Judul Praktikum : TITRASI ASIDIMETRI
II. Prinsip Praktikum :
Boraks adalah garam yang bersifat basa lemah, sehingga dapat bereaksi
dengan HCl. Karena dalam reaksi ini dilepaskan asam borat, maka dipilih
indikator yang tidak dipengaruhinya yaitu Methyl red (MM).
III. Maksud dan Tujuan Praktikum :
 Praktikan memahami konsep dasar reaksi penggaraman dan netralisasi
 Untuk memahami konsentrasi larutan asam atau basa
IV. Reaksi :
Na2B4O7 + 2 HCl + 5 H2O 2 NaCl + 4 H3BO3
V. Landasan Teori
Asidimetri dan alkalimetri termasuk reaksi netralisasi yakni reaksi
antara ion hidrogen yang berasal dari asam dengan ion hidroksida yang berasal
dari basa untuk menghasilkan air yang bersifat netral. Netralisasi dapat juga
dikatakan sebagai reaksi antara donor proton (asam ) dengan penerima proton
(basa). Asidimetri merupakan penetapan kadar secara kuantitatif terhadap
senyawa-senyawa yang bersifat basa dengan menggunakan baku asam.
Sebaliknya, alkalimetri adalah penetapan kadar senyawa-senyawa yang
bersifat asam dengan menggunakan baku basa.
Ada 3 pengertian mengenai apa yang disebut asam dan apa yang disebut basa :
1. Menurut Arrhenius ,
Asam adalah senyawa yang jika dilarutkan dalam air akan terurai
menjadi ion hydrogen (H-) dan anion, sedangkan basa adalah senyawa yang
jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion hidroksida (OH-) dan kation.
Teori Arrhenius hanya berlaku untuk senyawa anorganik dalam pelarut air.
2. Untuk dapat berlaku dalam segala pelarut, maka Bronsted pada tahun
1923 memberikan batasan yaitu : asam adalah senyawa yang cenderung
melepaskan proton sedangkan basa adalah senyawa yang cenderung
menangkap proton.
A → H + B
Asam → proton + basa konjugasinya
3. Batasan lain diberikan oleh Lewis pada tahun 1938 yang menyatakan
bahwa asam adalah akseptor (penerima ) pasangan electron sedangkan basa
adalah donor (pemberi ) pasangan electron. Dengan batasan ini maka konsep
mengenai asam-basa berubah sama sekali yaitu : senyawa asam itu tidak harus
mengandung hydrogen. Menurut Lewis reaksi berikut adalah reaksi asam
basa:
NH3 + BF3 → H3N BF3
Secara skematis ketiga teori di atas dapat digambarkan dalam skema berikut :
Teori Asam Basa
Arrhenius Donor proton Donor hidroksida
Bronsted Donor proton Akseptor proton
Lewis Akseptor pasangan electron Donor pasangan elektron
Prinsip titrasi : Reaksi netralisasi
Reaksi umum :
  Asidimetri
Zat uji bersifat basa lemah + larutan baku asam → garam + air
Contoh :
NH4OH + HCl → NH4Cl + H2O
LARUTAN BAKU
Larutan baku adalah larutan suatu zat terlarut yang telah diketahui
konsentrasinya. Terdapat 2 macam larutan baku, yaitu:
1. Larutan baku primer
Adalah suatu larutan yang telah diketahui secara tepat konsentrasinya
melalui metode gravimetri. Nilai konsentrasi dihitung melalui perumusan
sederhana, setelah dilakukan penimbangan teliti zat pereaksi tersebut dan
dilarutkan dalam volume tertentu.
Contoh: NaCl, asam oksalat, asam benzoat.
Larutan standar primer adalah larutan standar yang konsentrasinya
diperoleh dengan cara menimbang.
Syarat-syarat larutan baku primer:
1. mudah diperoleh, dimurnikan, dikeringkan(jika mungkin pada suhu
110-120 derajat celcius) dan disimpan dalam keadaan murni.
2. tidak bersifat higroskopis dan tidak berubah berat dalam penimbangan
di udara.
3. zat tersebut dapat diuji kadar pengotornya dengan uji kualitatif dan
kepekaan tertentu.
4. sedapat mungkin mempunyai massa relatif dan massa ekivalen yang
besar, sehingga kesalahan karena penimbangan dapat diabaikan.
5. zat tersebut harus mudah larut dalam pelarut yang dipilih.
6. reaksi yang berlangsung dengan pereaksi tersebut harus bersifat
stoikiometrik dan langsung. kesalahan titrasi harus dapat diabaikan
atau dapat ditentukan secara tepat dan mudah.
2. Larutan baku sekunder
Adalah suatu larutan dimana konsentrasinya ditentukan dengan jalan
pembakuan menggunakan larutan baku primer, biasanya melalui metode
titrimetri.
Contoh: NaOH
Larutan standar sekunder adalah larutan yang konsentrasinya diperoleh
dengan cara mentitrasi dengan larutan standar primer.
Syarat-syarat larutan baku sekunder:
1. Derajat kemurnian lebih rendah daripada larutan baku primer
2. Mempunyai BE yang tinggi untuk memperkecil kesalahan
penimbangan
3. Larutannya relatif stabil dalam penyimpanan
Contoh pembuatan larutan baku
1. Pembuatan Larutan Baku Asam Klorida
Asam klorida yang sering digunakan untuk titrasi adalah dengan konsentrasi
1N; 0,5N; 0,1N. Sebelum membuat larutan baku HCl harus diperhatikan dulu
berapa persen konsentrasi HCl yang tersedia karena akan berpengaruh
terhadap perhitungan perubahan (konversi) dari persen HCl ke normalitas
HCl.
Cara membuat larutan HCl 0,1 N sebanyak 1000 ml dari HCl 37% adalah
sebagai berikut ; Pipet 8,3 ml HCl 37% encerkan dengan aquadest 1000 ml.
2. Pembuatan Larutan Baku Asam Sulfat
Larutan baku asam sulfat 0,1 N dibuat denga cara mengencerkan 4,904 gram
asam sulfat dengan air secukupnya hingga diperoleh 1000 ml larutan. Dengan
mempertimbangkan berapa persen asam sulfat yang tersedia dengan berat
jenisnya maka dapat diketahui berapa ml asam sulfat yang setara dengan 4,904
gram asam sulfat.
3. Pembuatan Larutan Baku Natrium Hidroksida
Pembuatan NaOH 0,1 N dilakukan dengan cara melarutkan 4,001 gram
natrium hidroksida sebanyak 1000 ml.
Dimuka juga sudah disebutkan bahwa larutan baku basa harus bebas karbonat,
oleh karena itu Farmakope Indonesia juga memuat cara pembuatan larutan
bebas karbonat sebagai berikut : larutan natrium hidroksida pekat dalam air
hingga diperoleh larutan hingga 40 – 60 % b/v, biarkan. Pipet beningan sambil
dicegah peresapan karbondioksida encerkan dengan air bebas karbondioksida
pekat hingga normalitasnya diketahui.
Titrasi asam basa disebut juga titrasi netralisasi asam basa, dimana jumlah
asam yang mengandung 1 mol H+ akan selalu bereaksi secara sempurna
dengan jumlah basa yang mengandung 1 mol OH-. Titik dalam titrasi dimana
jumlah asam dan basa berada dalam jumlah yang sama dan disebut titik
ekivalen.
Penentuan konsentrasi larutan asam melalui perhitungan volume titrasi
larutan basa dan garam dari asam lemah dengan larutan baku asam disebut
asidimetri. Dalam hal ini jumlah asam yang tepat ekivalen ditentukan dengan
jumlah basa yang ada. Penentuan konsentrasi larutan basa melalui perhitungan
volume titrasi larutan asam dan garam dari basa lemah dengan larutan baku
basa disebut alkalimetri. Disini jumlah basa yang tepat ekivalen secara kimia
ditentukan dengan jumlah asam yang ada.
Titik Ekivalen : Yaitu titik dimana jumlah titran dengan titrat adalah sama
secara stoikiometri
Titik Akhir : Yaitu titik dimana terjadi perubahan warna atau kekeruhan yang
menandai berakhirnya suatu titrasi. Secara teoritis titik ekivalen harus sama
dengan titik akhir.
Penggolongan Teknik Titrasi :
1. Titrasi Langsung (Direct Titration) : Larutan contoh langsung dititrasi
dengan larutan standar, misalnya titrasi antara NaOH dengan HCl
2. Titrasi Tidak Langsung ( Back Titrasion) : Cara ini digunakan jika zat
yang berbeda di dalam contoh tidak bereaksi dengan larutan baku atau
bereaksinya sangat lamban. Dalam kasus ini harus ditambahkan ke dalam
larutan contoh sejumlah tertentu zat ketiga yang berlebihan, kemudian
kelebihan zat ketiga dititrasi dengan larutan baku.
3. Titrasi Penggantian (Displacement Titration)
Cara ini dilakukan bila ion yang ditetapkan :
a. Tidak bereaksi langsung dengan larutan baku
b. Tidak bereaksi secara stiokiometri dengan larutan baku
c. Tidak saling mempengaruhi (not interact) dengan larutan penunjuk.
Jenis-Jenis Titrasi Asam Basa
Titrasi asam basa terbagi menjadi 5 jenis yaitu :
1. Asam kuat - Basa kuat
2. Asam kuat - Basa lemah
3. Asam lemah - Basa kuat
4. Asam kuat - Garam dari asam lemah
5. Basa kuat - Garam dari basa lemah
1. Titrasi Asam Kuat - Basa Kuat
Contoh :
 Asam kuat : HCl
 Basa kuat : NaOH
Persamaan Reaksi :
HCl + NaOH → NaCl +H2O
Reaksi ionnya :
[H+ ] + [OH-] → H2O
2. Titrasi Asam Kuat - Basa Lemah
Contoh :
 Asam kuat : HCl
 Basa lemah : NH4OH
Persamaan Reaksi :
HCl + NH4OH → NH4Cl + H2O
Reaksi ionnya :
[H+] + NH4OH → H2O + NH4
+
3. Titrasi Asam Lemah - Basa Kuat
Contoh :
 Asam lemah : CH3COOH
 Basa kuat : NaOH
Persamaan Reaksi :
CH3COOH + NaOH → NaCH3COO + H2O
Reaksi ionnya :
[H+]+ [OH- ] → H2O
4. Titrasi Asam Kuat - Garam dari Asam Lemah
Contoh :
 Asam kuat : HCl
 Garam dari asam lemah : NH4BO2
Persamaan Reaksi :
HCl + NH4BO2 → HBO2 + NH4Cl
Reaksi ionnya :
[H+ ]+ [BO2
-] → HBO2
5. Titrasi Basa Kuat - Garam dari Basa Lemah
Contoh :
 Basa kuat : NaOH
 Garam dari basa lemah : CH3COONH4
Persamaan Reaksi :
NaOH + CH3COONH4 → CH3COONa + NH4OH
Reaksi ionnya :
[OH-] + NH4
- → NH4OH
Beberapa indikator titrasi asam basa ada di tabel bawah ini :
Indikator Rentang
pH
Kuantitas penggunaan per
10 ml
Asam Basa
Timol biru 1,2-2,8 1-2 tetes 0,1% larutan merah kuning
Pentametoksi merah 1,2-2,3 1 tetes 0,1% dlm larutan 0%
alkohol
merah-
ungu
tak
berwarna
Tropeolin OO 1,3-3,2 1 tetes 1% larutan merah kuning
2,4-Dinitrofenol 2,4-4,0 1-2 tetes 0,1% larutan dlm
50% alkohol
tak
berwarna
kuning
Metil kuning 2,9-4,0 1 tetes 0,1% larutan dlm
90% alkohol
merah kuning
Metil oranye 3,1-4,4 1 tetes 0,1% larutan merah oranye
Bromfenol biru 3,0-4,6 1 tetes 0,1% larutan kuning biru-ungu
Tetrabromfenol biru 3,0-4,6 1 tetes 0,1% larutan kuning biru
Alizarin natrium
sulfonat
3,7-5,2 1 tetes 0,1% larutan kuning ungu
α-Naftil merah 3,7-5,0 1 tetes 0,1% larutan dlm
70% alkohol
merah kuning
p-Etoksikrisoidin 3,5-5,5 1 tetes 0,1% larutan merah kuning
Bromkresol hijau 4,0-5,6 1 tetes 0,1% larutan kuning biru
Metil merah 4,4-6,2 1 tetes 0,1% larutan merah kuning
Bromkresol ungu 5,2-6,8 1 tetes 0,1% larutan kuning ungu
Klorfenol merah 5,4-6,8 1 tetes 0,1% larutan kuning merah
Bromfenol biru 6,2-7,6 1 tetes 0,1% larutan kuning biru
p-Nitrofenol 5,0-7,0 1-5 tetes 0,1% larutan tak
berwarna
kuning
Azolitmin 5,0-8,0 5 tetes 0,5% larutan merah biru
Fenol merah 6,4-8,0 1 tetes 0,1% larutan kuning merah
Neutral merah 6,8-8,0 1 tetes 0,1% larutan dlm
70% alkohol
merah kuning
Rosolik acid 6,8-8,0 1 tetes 0,1% larutan dlm
90% alkohol
kuning merah
Kresol merah 7,2-8,8 1 tetes 0,1% larutan kuning merah
α-Naftolftalein 7,3-8,7 1-5 tetes 0,1% larutan dlm
70% alkohol
merah
mawar
hijau
Tropeolin OOO 7,6-8,9 1 tetes 0,1% larutan kuning merah
mawar
Timol biru 8,0-9,6 1-5 tetes 0,1% larutan kuning biru
Fenolftalein (pp) 8,0-10,0 1-5 tetes 0,1% larutan dlm
70% alkohol
tak
berwarna
merah
α-Naftolbenzein 9,0-11,0 1-5 tetes 0,1% larutan dlm
90% alkohol
kuning biru
Timolftalein 9,4-10,6 1 tetes 0,1% larutan dlm
90% alkohol
tak
berwarna
biru
Nile biru 10,1-11,1 1 tetes 0,1% larutan biru merah
Alizarin kuning 10,0-12,0 1 tetes 0,1% larutan kuning lilac
Salisil kuning 10,0-12,0 1-5 tetes 0,1% larutan dlm
90% alkohol
kuning oranye-
coklat
Diazo ungu 10,1-12,0 1 tetes 0,1% larutan kuning ungu
Tropeolin O 11,0-13,0 1 tetes 0,1% larutan kuning oranye-
coklat
Nitramin 11,0-13,0 1-2 tetes 0,1% larutan dlm
70% alkohol
tak
berwarna
oranye-
coklat
Poirrier’s biru 11,0-13,0 1 tetes 0,1% larutan biru ungu-pink
Asam trinitrobenzoat 12,0-13,4 1 tetes 0,1% larutan tak
berwarna
oranye-
merah
VI. Alat dan Bahan
A. Alat :
1. Neraca / Timbangan
2. Buret
3. Bulb
4. Labu ukur
5. Pipet ukur
6. Erlenmeyer
7. Labu semprot
8. Statif + Klaim
9. Corong
B. Bahan :
 Padatan boraks ( Na2B4O7. H2 O)
 Larutan HCl 0,1 N
 Indikator MR
VII. Prosedur :
 Dibuat 100 ml larutan baku primer
 Dipipet 10 ml larutan tersebut ke dalam labu erlenmeyer
 Ditambahkan 3-5 tetes indikator Pp
 Dititrasi dengan NaOH 0,1 N dalam buret sampai titik akhir (larutan
merah muda seulas)
 Dilakukan dua kali.
VIII. Data Pengamatan dan Perhitungan :
Pembakuan HCl dengan baku primer boraks
Vol. Boraks ( 𝑉1) = 10 ml
N. Boraks ( 𝑁1) = 0.1 N
Pengerjaan Vol. HCl (ml) N. HCl
Simplo 5 ml -
Duplo 5 ml -
Rata-rata 5 ml 0.2 N
N. HCl ?
V1N1 = V2N2
(10 ml) (0.1 N) = (5 ml) N2
N2 =
10 ml x 0.1 N
5 ml
N2 = 0.2 N
IX. Pembahasan
Pada percobaan kali ini melibatkan boraks ( Na2B4O7.H2O) 0.1 N
sebagai larutan baku primer, asam klorida (HCl) sebagai larutan sekunder, dan
indikator methyl red sebagai indikator visual.
Pada langkah awal disiapkan larutan baku primer ( Na2B4O7.H2O) 0.1
N sebanyak 100 ml lalu dipipet menggunakan pipet ukur sebanyak 10 ml dan
masukkan ke dalam labu erlenmeyer. Setelah itu ditambahkan 3-5 tetes methyl
red kemudian titrasi dengan larutan HCl yang berada di buret sampai terjadi
perubahan warna dari bening menjadi merah muda seulas. Perubahan warna
menjadi merah muda seulas menandakan bahwa sudah mencapai titik akhir
titrasi. Lihat perubahan volume HCl yang berada dalan buret, kemudian
catatlah perubahan volumenya. Lakukanlah titrasi sebanyak 2-3 kali dan
jangan lupa selalu catat perubahan volume HCl di buret.
Pada percobaan pertama ternyata volume HCl yang dihabiskan untuk
mencapai titik akhir titrasi sebanyak 5 ml dan pada percobaan kedua volume
HCl yang dihabiskan juga sebanyak 5 ml. Jadi rata-rata volume HCl yang
dihabiskan adalah 5 ml. Telah diketahui rata-rata volume HCl 5 ml, volume
( Na2B4O7. H2O) 0.1 N sebanyak 10 ml. Kemudian masukkan ke dalam
rumus : V1N1 = V2N2 dari hasil perhitungan tersebut didapatkan hasil
normalitas HCl yaitu 0.2 N.
X. Kesimpulan
Dari hasil percobaan asidimetri yang telah dilakukan dapat
disimpulkan normalitas HCl dalam titrasi yaitu 0.2 N dengan volume rata-rata
5 ml.
XI. Tugas
1. Apa yang dimaksud larutan Buffer?
2. Sebutkan macam-macam indikator asam-basa?
3. Gambarkan kurva dibawah ini :
a. Asam kuat-basa lemah
b. Asam kuat-basa kuat
c. Asam lemah-basa lemah
Jawaban :
1. Larutan Buffer adalah suatu larutan yang mempunyai harga pH tetap dan
mampu mempertahankan perubahan pH jika ditambah sedikit asam atau
sedikit basa. Larutan Buffer secara umum dapat dibuat dengan
mencampurkan asam lemah dengan basa konjugasinya atau basa lemah
dengan asam konjugasinya.
2. Tabel dibawah ini adalah tabel macam-macam indikator asam-basa.
Indikator Rentang
pH
Kuantitas penggunaan
per 10 ml
Asam Basa
Timol biru 1,2-2,8 1-2 tetes 0,1% larutan merah kuning
Pentametoksi
merah
1,2-2,3 1 tetes 0,1% dlm larutan
0% alkohol
merah-
ungu
tak
berwarna
Tropeolin OO 1,3-3,2 1 tetes 1% larutan merah kuning
2,4-
Dinitrofenol
2,4-4,0 1-2 tetes 0,1% larutan dlm
50% alkohol
tak
berwarna
kuning
Metil kuning 2,9-4,0 1 tetes 0,1% larutan dlm
90% alkohol
merah kuning
Metil oranye 3,1-4,4 1 tetes 0,1% larutan merah oranye
Bromfenol biru 3,0-4,6 1 tetes 0,1% larutan kuning biru-ungu
Tetrabromfenol
biru
3,0-4,6 1 tetes 0,1% larutan kuning biru
Alizarin
natrium
sulfonat
3,7-5,2 1 tetes 0,1% larutan kuning ungu
α-Naftil merah 3,7-5,0 1 tetes 0,1% larutan dlm
70% alkohol
merah kuning
p-
Etoksikrisoidin
3,5-5,5 1 tetes 0,1% larutan merah kuning
Bromkresol
hijau
4,0-5,6 1 tetes 0,1% larutan kuning biru
Metil merah 4,4-6,2 1 tetes 0,1% larutan merah kuning
Bromkresol
ungu
5,2-6,8 1 tetes 0,1% larutan kuning ungu
Klorfenol
merah
5,4-6,8 1 tetes 0,1% larutan kuning merah
Bromfenol biru 6,2-7,6 1 tetes 0,1% larutan kuning biru
p-Nitrofenol 5,0-7,0 1-5 tetes 0,1% larutan tak
berwarna
kuning
Azolitmin 5,0-8,0 5 tetes 0,5% larutan merah biru
Fenol merah 6,4-8,0 1 tetes 0,1% larutan kuning merah
Neutral merah 6,8-8,0 1 tetes 0,1% larutan dlm
70% alkohol
merah kuning
Rosolik acid 6,8-8,0 1 tetes 0,1% larutan dlm
90% alkohol
kuning merah
Kresol merah 7,2-8,8 1 tetes 0,1% larutan kuning merah
α-Naftolftalein 7,3-8,7 1-5 tetes 0,1% larutan dlm
70% alkohol
merah
mawar
hijau
Tropeolin
OOO
7,6-8,9 1 tetes 0,1% larutan kuning merah
mawar
Timol biru 8,0-9,6 1-5 tetes 0,1% larutan kuning biru
Fenolftalein
(pp)
8,0-10,0 1-5 tetes 0,1% larutan dlm
70% alkohol
tak
berwarna
merah
α-
Naftolbenzein
9,0-11,0 1-5 tetes 0,1% larutan dlm
90% alkohol
kuning biru
Timolftalein 9,4-10,6 1 tetes 0,1% larutan dlm
90% alkohol
tak
berwarna
biru
Nile biru 10,1-11,1 1 tetes 0,1% larutan biru merah
Alizarin
kuning
10,0-12,0 1 tetes 0,1% larutan kuning lilac
Salisil kuning 10,0-12,0 1-5 tetes 0,1% larutan dlm
90% alkohol
kuning oranye-
coklat
Diazo ungu 10,1-12,0 1 tetes 0,1% larutan kuning ungu
Tropeolin O 11,0-13,0 1 tetes 0,1% larutan kuning oranye-
coklat
Nitramin 11,0-13,0 1-2 tetes 0,1% larutan dlm
70% alkohol
tak
berwarna
oranye-
coklat
Poirrier’s biru 11,0-13,0 1 tetes 0,1% larutan biru ungu-pink
Asam
trinitrobenzoat
12,0-13,4 1 tetes 0,1% larutan tak
berwarna
oranye-
merah
3. Inilah kurva titrasi yang dihasilkan ketika asam kuat dititrasi dengan basa
lemah:
Inilah contoh kurva titrasi yang dihasilkan ketika asam kuat (titrat)
dititrasi dengan basa kuat (titran).
Kurva titrasi asam lemah dan basa lemah adalah sebagai berikut:
XII. Daftar Pustaka
http://graciez-pharmacy.blogspot.com/2012/11/asidi-alkalimetri.html
http://fidz91.blogspot.com/2010/08/teori-dasar-alkalimetri.html

More Related Content

What's hot

Laporan Praktikum Pembakuan HCl
Laporan Praktikum Pembakuan HClLaporan Praktikum Pembakuan HCl
Laporan Praktikum Pembakuan HClyassintaeka
 
Laporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri docLaporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri docaufia w
 
Laporan alkalimetri bu yuni
Laporan alkalimetri bu yuniLaporan alkalimetri bu yuni
Laporan alkalimetri bu yuniaji indras
 
Laporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriLaporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriRidha Faturachmi
 
Praktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonPraktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonDwi Atika Atika
 
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilatidentifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilatzakirafi
 
Titrasi kompleksometri
Titrasi kompleksometriTitrasi kompleksometri
Titrasi kompleksometrilee_walker94
 
LaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik KimiaLaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik KimiaRidha Faturachmi
 
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...risyanti ALENTA
 
Argentometri adalah
Argentometri adalahArgentometri adalah
Argentometri adalahaji indras
 
LAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetriLAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetriqlp
 
1. identifikasi karbohidrat
1. identifikasi karbohidrat1. identifikasi karbohidrat
1. identifikasi karbohidratalvi lmp
 
Laporan lengkap aspirin
Laporan lengkap aspirin Laporan lengkap aspirin
Laporan lengkap aspirin CarlosEnvious
 

What's hot (20)

Laporan Praktikum Pembakuan HCl
Laporan Praktikum Pembakuan HClLaporan Praktikum Pembakuan HCl
Laporan Praktikum Pembakuan HCl
 
Iodometri dan iodimetri
Iodometri dan iodimetriIodometri dan iodimetri
Iodometri dan iodimetri
 
Laporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri docLaporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri doc
 
Laporan alkalimetri bu yuni
Laporan alkalimetri bu yuniLaporan alkalimetri bu yuni
Laporan alkalimetri bu yuni
 
Amina
AminaAmina
Amina
 
Laporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriLaporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum Permanganometri
 
Titrasi kompleksometri
Titrasi kompleksometriTitrasi kompleksometri
Titrasi kompleksometri
 
Praktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonPraktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid keton
 
Iodometri
IodometriIodometri
Iodometri
 
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilatidentifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
 
Klt ku
Klt kuKlt ku
Klt ku
 
Titrasi kompleksometri
Titrasi kompleksometriTitrasi kompleksometri
Titrasi kompleksometri
 
LaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik KimiaLaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
 
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
 
Titrasi nitrimetri
Titrasi nitrimetriTitrasi nitrimetri
Titrasi nitrimetri
 
Argentometri adalah
Argentometri adalahArgentometri adalah
Argentometri adalah
 
Protein
ProteinProtein
Protein
 
LAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetriLAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetri
 
1. identifikasi karbohidrat
1. identifikasi karbohidrat1. identifikasi karbohidrat
1. identifikasi karbohidrat
 
Laporan lengkap aspirin
Laporan lengkap aspirin Laporan lengkap aspirin
Laporan lengkap aspirin
 

Similar to Laporan Praktikum Asidimetri

Laporan Praktikum Titrasi Asam Basa
Laporan Praktikum Titrasi Asam Basa Laporan Praktikum Titrasi Asam Basa
Laporan Praktikum Titrasi Asam Basa Bima Bagaskara
 
Laporan praktikum asidialkalimetri
Laporan praktikum asidialkalimetri Laporan praktikum asidialkalimetri
Laporan praktikum asidialkalimetri zaeied
 
Materi Kesetimbangan kimia
Materi Kesetimbangan kimiaMateri Kesetimbangan kimia
Materi Kesetimbangan kimiaPutri Humaerah
 
Laporan praktikum kimia asam basa
Laporan praktikum kimia asam basaLaporan praktikum kimia asam basa
Laporan praktikum kimia asam basaQueena N.A.S
 
Laporan Praktikum Kimia_Titrasi asam basa
Laporan Praktikum Kimia_Titrasi asam basaLaporan Praktikum Kimia_Titrasi asam basa
Laporan Praktikum Kimia_Titrasi asam basaFeren Jr
 
TITRASI_ASAM_BASA_PENGERTIAN_TITRASI_KIMIA
TITRASI_ASAM_BASA_PENGERTIAN_TITRASI_KIMIATITRASI_ASAM_BASA_PENGERTIAN_TITRASI_KIMIA
TITRASI_ASAM_BASA_PENGERTIAN_TITRASI_KIMIAIntanPurnamasari93
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENENTUAN KADAR HCl
LAPORAN PRAKTIKUM  PENENTUAN KADAR HClLAPORAN PRAKTIKUM  PENENTUAN KADAR HCl
LAPORAN PRAKTIKUM PENENTUAN KADAR HClAulia Rizqi
 
Larutan Asam,Larutan Basa, dan Larutan Neutral
Larutan Asam,Larutan Basa, dan Larutan NeutralLarutan Asam,Larutan Basa, dan Larutan Neutral
Larutan Asam,Larutan Basa, dan Larutan NeutralFriskilla Suwita
 
Bab iii larutan penyangga
Bab iii larutan penyanggaBab iii larutan penyangga
Bab iii larutan penyanggaAndreas Cahyadi
 
BAB VI LARUTAN rev.docx
BAB VI LARUTAN rev.docxBAB VI LARUTAN rev.docx
BAB VI LARUTAN rev.docxSigitPurnomo65
 
235984104-titrasi-asam-basa-ppt (1).ppt
235984104-titrasi-asam-basa-ppt (1).ppt235984104-titrasi-asam-basa-ppt (1).ppt
235984104-titrasi-asam-basa-ppt (1).pptPujiWulandari16
 

Similar to Laporan Praktikum Asidimetri (20)

Alkalimetri
AlkalimetriAlkalimetri
Alkalimetri
 
Laporan Praktikum Titrasi Asam Basa
Laporan Praktikum Titrasi Asam Basa Laporan Praktikum Titrasi Asam Basa
Laporan Praktikum Titrasi Asam Basa
 
Kimia volumetri
Kimia volumetriKimia volumetri
Kimia volumetri
 
Laporan praktikum asidialkalimetri
Laporan praktikum asidialkalimetri Laporan praktikum asidialkalimetri
Laporan praktikum asidialkalimetri
 
Materi Kesetimbangan kimia
Materi Kesetimbangan kimiaMateri Kesetimbangan kimia
Materi Kesetimbangan kimia
 
Laporan praktikum kimia asam basa
Laporan praktikum kimia asam basaLaporan praktikum kimia asam basa
Laporan praktikum kimia asam basa
 
Titrasi asam basa
Titrasi asam basaTitrasi asam basa
Titrasi asam basa
 
Laporan Praktikum Kimia_Titrasi asam basa
Laporan Praktikum Kimia_Titrasi asam basaLaporan Praktikum Kimia_Titrasi asam basa
Laporan Praktikum Kimia_Titrasi asam basa
 
TITRASI_ASAM_BASA_PENGERTIAN_TITRASI_KIMIA
TITRASI_ASAM_BASA_PENGERTIAN_TITRASI_KIMIATITRASI_ASAM_BASA_PENGERTIAN_TITRASI_KIMIA
TITRASI_ASAM_BASA_PENGERTIAN_TITRASI_KIMIA
 
Laporan Praktikum Kimia - Titrasi Asam Basa
Laporan Praktikum Kimia - Titrasi Asam BasaLaporan Praktikum Kimia - Titrasi Asam Basa
Laporan Praktikum Kimia - Titrasi Asam Basa
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENENTUAN KADAR HCl
LAPORAN PRAKTIKUM  PENENTUAN KADAR HClLAPORAN PRAKTIKUM  PENENTUAN KADAR HCl
LAPORAN PRAKTIKUM PENENTUAN KADAR HCl
 
Makalah titrasi asam basa
Makalah titrasi asam basaMakalah titrasi asam basa
Makalah titrasi asam basa
 
Larutan Asam,Larutan Basa, dan Larutan Neutral
Larutan Asam,Larutan Basa, dan Larutan NeutralLarutan Asam,Larutan Basa, dan Larutan Neutral
Larutan Asam,Larutan Basa, dan Larutan Neutral
 
Percobaan 2 kimdas
Percobaan 2 kimdasPercobaan 2 kimdas
Percobaan 2 kimdas
 
Laporan titrasi
Laporan titrasiLaporan titrasi
Laporan titrasi
 
Kimia p h
Kimia p hKimia p h
Kimia p h
 
Tugas makalah kimia
Tugas makalah kimiaTugas makalah kimia
Tugas makalah kimia
 
Bab iii larutan penyangga
Bab iii larutan penyanggaBab iii larutan penyangga
Bab iii larutan penyangga
 
BAB VI LARUTAN rev.docx
BAB VI LARUTAN rev.docxBAB VI LARUTAN rev.docx
BAB VI LARUTAN rev.docx
 
235984104-titrasi-asam-basa-ppt (1).ppt
235984104-titrasi-asam-basa-ppt (1).ppt235984104-titrasi-asam-basa-ppt (1).ppt
235984104-titrasi-asam-basa-ppt (1).ppt
 

Recently uploaded

Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfMetode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfArvinThamsir1
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppttaniaalda710
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfMODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfihsan386426
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfYogiCahyoPurnomo
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxRemigius1984
 
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdfAnonymous6yIobha8QY
 

Recently uploaded (8)

Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfMetode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfMODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
 
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
 

Laporan Praktikum Asidimetri

  • 1. TITRASI ASIDIMETRI I. Judul Praktikum : TITRASI ASIDIMETRI II. Prinsip Praktikum : Boraks adalah garam yang bersifat basa lemah, sehingga dapat bereaksi dengan HCl. Karena dalam reaksi ini dilepaskan asam borat, maka dipilih indikator yang tidak dipengaruhinya yaitu Methyl red (MM). III. Maksud dan Tujuan Praktikum :  Praktikan memahami konsep dasar reaksi penggaraman dan netralisasi  Untuk memahami konsentrasi larutan asam atau basa IV. Reaksi : Na2B4O7 + 2 HCl + 5 H2O 2 NaCl + 4 H3BO3 V. Landasan Teori Asidimetri dan alkalimetri termasuk reaksi netralisasi yakni reaksi antara ion hidrogen yang berasal dari asam dengan ion hidroksida yang berasal dari basa untuk menghasilkan air yang bersifat netral. Netralisasi dapat juga dikatakan sebagai reaksi antara donor proton (asam ) dengan penerima proton (basa). Asidimetri merupakan penetapan kadar secara kuantitatif terhadap senyawa-senyawa yang bersifat basa dengan menggunakan baku asam. Sebaliknya, alkalimetri adalah penetapan kadar senyawa-senyawa yang bersifat asam dengan menggunakan baku basa. Ada 3 pengertian mengenai apa yang disebut asam dan apa yang disebut basa : 1. Menurut Arrhenius , Asam adalah senyawa yang jika dilarutkan dalam air akan terurai menjadi ion hydrogen (H-) dan anion, sedangkan basa adalah senyawa yang jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion hidroksida (OH-) dan kation. Teori Arrhenius hanya berlaku untuk senyawa anorganik dalam pelarut air.
  • 2. 2. Untuk dapat berlaku dalam segala pelarut, maka Bronsted pada tahun 1923 memberikan batasan yaitu : asam adalah senyawa yang cenderung melepaskan proton sedangkan basa adalah senyawa yang cenderung menangkap proton. A → H + B Asam → proton + basa konjugasinya 3. Batasan lain diberikan oleh Lewis pada tahun 1938 yang menyatakan bahwa asam adalah akseptor (penerima ) pasangan electron sedangkan basa adalah donor (pemberi ) pasangan electron. Dengan batasan ini maka konsep mengenai asam-basa berubah sama sekali yaitu : senyawa asam itu tidak harus mengandung hydrogen. Menurut Lewis reaksi berikut adalah reaksi asam basa: NH3 + BF3 → H3N BF3 Secara skematis ketiga teori di atas dapat digambarkan dalam skema berikut : Teori Asam Basa Arrhenius Donor proton Donor hidroksida Bronsted Donor proton Akseptor proton Lewis Akseptor pasangan electron Donor pasangan elektron Prinsip titrasi : Reaksi netralisasi Reaksi umum :   Asidimetri Zat uji bersifat basa lemah + larutan baku asam → garam + air Contoh : NH4OH + HCl → NH4Cl + H2O
  • 3. LARUTAN BAKU Larutan baku adalah larutan suatu zat terlarut yang telah diketahui konsentrasinya. Terdapat 2 macam larutan baku, yaitu: 1. Larutan baku primer Adalah suatu larutan yang telah diketahui secara tepat konsentrasinya melalui metode gravimetri. Nilai konsentrasi dihitung melalui perumusan sederhana, setelah dilakukan penimbangan teliti zat pereaksi tersebut dan dilarutkan dalam volume tertentu. Contoh: NaCl, asam oksalat, asam benzoat. Larutan standar primer adalah larutan standar yang konsentrasinya diperoleh dengan cara menimbang. Syarat-syarat larutan baku primer: 1. mudah diperoleh, dimurnikan, dikeringkan(jika mungkin pada suhu 110-120 derajat celcius) dan disimpan dalam keadaan murni. 2. tidak bersifat higroskopis dan tidak berubah berat dalam penimbangan di udara. 3. zat tersebut dapat diuji kadar pengotornya dengan uji kualitatif dan kepekaan tertentu. 4. sedapat mungkin mempunyai massa relatif dan massa ekivalen yang besar, sehingga kesalahan karena penimbangan dapat diabaikan. 5. zat tersebut harus mudah larut dalam pelarut yang dipilih. 6. reaksi yang berlangsung dengan pereaksi tersebut harus bersifat stoikiometrik dan langsung. kesalahan titrasi harus dapat diabaikan atau dapat ditentukan secara tepat dan mudah. 2. Larutan baku sekunder Adalah suatu larutan dimana konsentrasinya ditentukan dengan jalan pembakuan menggunakan larutan baku primer, biasanya melalui metode titrimetri. Contoh: NaOH Larutan standar sekunder adalah larutan yang konsentrasinya diperoleh dengan cara mentitrasi dengan larutan standar primer.
  • 4. Syarat-syarat larutan baku sekunder: 1. Derajat kemurnian lebih rendah daripada larutan baku primer 2. Mempunyai BE yang tinggi untuk memperkecil kesalahan penimbangan 3. Larutannya relatif stabil dalam penyimpanan Contoh pembuatan larutan baku 1. Pembuatan Larutan Baku Asam Klorida Asam klorida yang sering digunakan untuk titrasi adalah dengan konsentrasi 1N; 0,5N; 0,1N. Sebelum membuat larutan baku HCl harus diperhatikan dulu berapa persen konsentrasi HCl yang tersedia karena akan berpengaruh terhadap perhitungan perubahan (konversi) dari persen HCl ke normalitas HCl. Cara membuat larutan HCl 0,1 N sebanyak 1000 ml dari HCl 37% adalah sebagai berikut ; Pipet 8,3 ml HCl 37% encerkan dengan aquadest 1000 ml. 2. Pembuatan Larutan Baku Asam Sulfat Larutan baku asam sulfat 0,1 N dibuat denga cara mengencerkan 4,904 gram asam sulfat dengan air secukupnya hingga diperoleh 1000 ml larutan. Dengan mempertimbangkan berapa persen asam sulfat yang tersedia dengan berat jenisnya maka dapat diketahui berapa ml asam sulfat yang setara dengan 4,904 gram asam sulfat. 3. Pembuatan Larutan Baku Natrium Hidroksida Pembuatan NaOH 0,1 N dilakukan dengan cara melarutkan 4,001 gram natrium hidroksida sebanyak 1000 ml. Dimuka juga sudah disebutkan bahwa larutan baku basa harus bebas karbonat, oleh karena itu Farmakope Indonesia juga memuat cara pembuatan larutan bebas karbonat sebagai berikut : larutan natrium hidroksida pekat dalam air hingga diperoleh larutan hingga 40 – 60 % b/v, biarkan. Pipet beningan sambil dicegah peresapan karbondioksida encerkan dengan air bebas karbondioksida pekat hingga normalitasnya diketahui.
  • 5. Titrasi asam basa disebut juga titrasi netralisasi asam basa, dimana jumlah asam yang mengandung 1 mol H+ akan selalu bereaksi secara sempurna dengan jumlah basa yang mengandung 1 mol OH-. Titik dalam titrasi dimana jumlah asam dan basa berada dalam jumlah yang sama dan disebut titik ekivalen. Penentuan konsentrasi larutan asam melalui perhitungan volume titrasi larutan basa dan garam dari asam lemah dengan larutan baku asam disebut asidimetri. Dalam hal ini jumlah asam yang tepat ekivalen ditentukan dengan jumlah basa yang ada. Penentuan konsentrasi larutan basa melalui perhitungan volume titrasi larutan asam dan garam dari basa lemah dengan larutan baku basa disebut alkalimetri. Disini jumlah basa yang tepat ekivalen secara kimia ditentukan dengan jumlah asam yang ada. Titik Ekivalen : Yaitu titik dimana jumlah titran dengan titrat adalah sama secara stoikiometri Titik Akhir : Yaitu titik dimana terjadi perubahan warna atau kekeruhan yang menandai berakhirnya suatu titrasi. Secara teoritis titik ekivalen harus sama dengan titik akhir. Penggolongan Teknik Titrasi : 1. Titrasi Langsung (Direct Titration) : Larutan contoh langsung dititrasi dengan larutan standar, misalnya titrasi antara NaOH dengan HCl 2. Titrasi Tidak Langsung ( Back Titrasion) : Cara ini digunakan jika zat yang berbeda di dalam contoh tidak bereaksi dengan larutan baku atau bereaksinya sangat lamban. Dalam kasus ini harus ditambahkan ke dalam larutan contoh sejumlah tertentu zat ketiga yang berlebihan, kemudian kelebihan zat ketiga dititrasi dengan larutan baku. 3. Titrasi Penggantian (Displacement Titration) Cara ini dilakukan bila ion yang ditetapkan : a. Tidak bereaksi langsung dengan larutan baku b. Tidak bereaksi secara stiokiometri dengan larutan baku c. Tidak saling mempengaruhi (not interact) dengan larutan penunjuk.
  • 6. Jenis-Jenis Titrasi Asam Basa Titrasi asam basa terbagi menjadi 5 jenis yaitu : 1. Asam kuat - Basa kuat 2. Asam kuat - Basa lemah 3. Asam lemah - Basa kuat 4. Asam kuat - Garam dari asam lemah 5. Basa kuat - Garam dari basa lemah 1. Titrasi Asam Kuat - Basa Kuat Contoh :  Asam kuat : HCl  Basa kuat : NaOH Persamaan Reaksi : HCl + NaOH → NaCl +H2O Reaksi ionnya : [H+ ] + [OH-] → H2O 2. Titrasi Asam Kuat - Basa Lemah Contoh :  Asam kuat : HCl  Basa lemah : NH4OH Persamaan Reaksi : HCl + NH4OH → NH4Cl + H2O Reaksi ionnya : [H+] + NH4OH → H2O + NH4 + 3. Titrasi Asam Lemah - Basa Kuat Contoh :  Asam lemah : CH3COOH  Basa kuat : NaOH Persamaan Reaksi : CH3COOH + NaOH → NaCH3COO + H2O
  • 7. Reaksi ionnya : [H+]+ [OH- ] → H2O 4. Titrasi Asam Kuat - Garam dari Asam Lemah Contoh :  Asam kuat : HCl  Garam dari asam lemah : NH4BO2 Persamaan Reaksi : HCl + NH4BO2 → HBO2 + NH4Cl Reaksi ionnya : [H+ ]+ [BO2 -] → HBO2 5. Titrasi Basa Kuat - Garam dari Basa Lemah Contoh :  Basa kuat : NaOH  Garam dari basa lemah : CH3COONH4 Persamaan Reaksi : NaOH + CH3COONH4 → CH3COONa + NH4OH Reaksi ionnya : [OH-] + NH4 - → NH4OH Beberapa indikator titrasi asam basa ada di tabel bawah ini : Indikator Rentang pH Kuantitas penggunaan per 10 ml Asam Basa Timol biru 1,2-2,8 1-2 tetes 0,1% larutan merah kuning Pentametoksi merah 1,2-2,3 1 tetes 0,1% dlm larutan 0% alkohol merah- ungu tak berwarna Tropeolin OO 1,3-3,2 1 tetes 1% larutan merah kuning 2,4-Dinitrofenol 2,4-4,0 1-2 tetes 0,1% larutan dlm 50% alkohol tak berwarna kuning Metil kuning 2,9-4,0 1 tetes 0,1% larutan dlm 90% alkohol merah kuning Metil oranye 3,1-4,4 1 tetes 0,1% larutan merah oranye Bromfenol biru 3,0-4,6 1 tetes 0,1% larutan kuning biru-ungu Tetrabromfenol biru 3,0-4,6 1 tetes 0,1% larutan kuning biru Alizarin natrium sulfonat 3,7-5,2 1 tetes 0,1% larutan kuning ungu
  • 8. α-Naftil merah 3,7-5,0 1 tetes 0,1% larutan dlm 70% alkohol merah kuning p-Etoksikrisoidin 3,5-5,5 1 tetes 0,1% larutan merah kuning Bromkresol hijau 4,0-5,6 1 tetes 0,1% larutan kuning biru Metil merah 4,4-6,2 1 tetes 0,1% larutan merah kuning Bromkresol ungu 5,2-6,8 1 tetes 0,1% larutan kuning ungu Klorfenol merah 5,4-6,8 1 tetes 0,1% larutan kuning merah Bromfenol biru 6,2-7,6 1 tetes 0,1% larutan kuning biru p-Nitrofenol 5,0-7,0 1-5 tetes 0,1% larutan tak berwarna kuning Azolitmin 5,0-8,0 5 tetes 0,5% larutan merah biru Fenol merah 6,4-8,0 1 tetes 0,1% larutan kuning merah Neutral merah 6,8-8,0 1 tetes 0,1% larutan dlm 70% alkohol merah kuning Rosolik acid 6,8-8,0 1 tetes 0,1% larutan dlm 90% alkohol kuning merah Kresol merah 7,2-8,8 1 tetes 0,1% larutan kuning merah α-Naftolftalein 7,3-8,7 1-5 tetes 0,1% larutan dlm 70% alkohol merah mawar hijau Tropeolin OOO 7,6-8,9 1 tetes 0,1% larutan kuning merah mawar Timol biru 8,0-9,6 1-5 tetes 0,1% larutan kuning biru Fenolftalein (pp) 8,0-10,0 1-5 tetes 0,1% larutan dlm 70% alkohol tak berwarna merah α-Naftolbenzein 9,0-11,0 1-5 tetes 0,1% larutan dlm 90% alkohol kuning biru Timolftalein 9,4-10,6 1 tetes 0,1% larutan dlm 90% alkohol tak berwarna biru Nile biru 10,1-11,1 1 tetes 0,1% larutan biru merah Alizarin kuning 10,0-12,0 1 tetes 0,1% larutan kuning lilac Salisil kuning 10,0-12,0 1-5 tetes 0,1% larutan dlm 90% alkohol kuning oranye- coklat Diazo ungu 10,1-12,0 1 tetes 0,1% larutan kuning ungu Tropeolin O 11,0-13,0 1 tetes 0,1% larutan kuning oranye- coklat Nitramin 11,0-13,0 1-2 tetes 0,1% larutan dlm 70% alkohol tak berwarna oranye- coklat Poirrier’s biru 11,0-13,0 1 tetes 0,1% larutan biru ungu-pink Asam trinitrobenzoat 12,0-13,4 1 tetes 0,1% larutan tak berwarna oranye- merah VI. Alat dan Bahan A. Alat : 1. Neraca / Timbangan 2. Buret
  • 9. 3. Bulb 4. Labu ukur 5. Pipet ukur 6. Erlenmeyer 7. Labu semprot 8. Statif + Klaim 9. Corong B. Bahan :  Padatan boraks ( Na2B4O7. H2 O)  Larutan HCl 0,1 N  Indikator MR VII. Prosedur :  Dibuat 100 ml larutan baku primer  Dipipet 10 ml larutan tersebut ke dalam labu erlenmeyer  Ditambahkan 3-5 tetes indikator Pp  Dititrasi dengan NaOH 0,1 N dalam buret sampai titik akhir (larutan merah muda seulas)  Dilakukan dua kali. VIII. Data Pengamatan dan Perhitungan : Pembakuan HCl dengan baku primer boraks Vol. Boraks ( 𝑉1) = 10 ml N. Boraks ( 𝑁1) = 0.1 N Pengerjaan Vol. HCl (ml) N. HCl Simplo 5 ml - Duplo 5 ml - Rata-rata 5 ml 0.2 N N. HCl ? V1N1 = V2N2
  • 10. (10 ml) (0.1 N) = (5 ml) N2 N2 = 10 ml x 0.1 N 5 ml N2 = 0.2 N IX. Pembahasan Pada percobaan kali ini melibatkan boraks ( Na2B4O7.H2O) 0.1 N sebagai larutan baku primer, asam klorida (HCl) sebagai larutan sekunder, dan indikator methyl red sebagai indikator visual. Pada langkah awal disiapkan larutan baku primer ( Na2B4O7.H2O) 0.1 N sebanyak 100 ml lalu dipipet menggunakan pipet ukur sebanyak 10 ml dan masukkan ke dalam labu erlenmeyer. Setelah itu ditambahkan 3-5 tetes methyl red kemudian titrasi dengan larutan HCl yang berada di buret sampai terjadi perubahan warna dari bening menjadi merah muda seulas. Perubahan warna menjadi merah muda seulas menandakan bahwa sudah mencapai titik akhir titrasi. Lihat perubahan volume HCl yang berada dalan buret, kemudian catatlah perubahan volumenya. Lakukanlah titrasi sebanyak 2-3 kali dan jangan lupa selalu catat perubahan volume HCl di buret. Pada percobaan pertama ternyata volume HCl yang dihabiskan untuk mencapai titik akhir titrasi sebanyak 5 ml dan pada percobaan kedua volume HCl yang dihabiskan juga sebanyak 5 ml. Jadi rata-rata volume HCl yang dihabiskan adalah 5 ml. Telah diketahui rata-rata volume HCl 5 ml, volume ( Na2B4O7. H2O) 0.1 N sebanyak 10 ml. Kemudian masukkan ke dalam rumus : V1N1 = V2N2 dari hasil perhitungan tersebut didapatkan hasil normalitas HCl yaitu 0.2 N. X. Kesimpulan Dari hasil percobaan asidimetri yang telah dilakukan dapat disimpulkan normalitas HCl dalam titrasi yaitu 0.2 N dengan volume rata-rata 5 ml.
  • 11. XI. Tugas 1. Apa yang dimaksud larutan Buffer? 2. Sebutkan macam-macam indikator asam-basa? 3. Gambarkan kurva dibawah ini : a. Asam kuat-basa lemah b. Asam kuat-basa kuat c. Asam lemah-basa lemah Jawaban : 1. Larutan Buffer adalah suatu larutan yang mempunyai harga pH tetap dan mampu mempertahankan perubahan pH jika ditambah sedikit asam atau sedikit basa. Larutan Buffer secara umum dapat dibuat dengan mencampurkan asam lemah dengan basa konjugasinya atau basa lemah dengan asam konjugasinya. 2. Tabel dibawah ini adalah tabel macam-macam indikator asam-basa. Indikator Rentang pH Kuantitas penggunaan per 10 ml Asam Basa Timol biru 1,2-2,8 1-2 tetes 0,1% larutan merah kuning Pentametoksi merah 1,2-2,3 1 tetes 0,1% dlm larutan 0% alkohol merah- ungu tak berwarna Tropeolin OO 1,3-3,2 1 tetes 1% larutan merah kuning 2,4- Dinitrofenol 2,4-4,0 1-2 tetes 0,1% larutan dlm 50% alkohol tak berwarna kuning Metil kuning 2,9-4,0 1 tetes 0,1% larutan dlm 90% alkohol merah kuning Metil oranye 3,1-4,4 1 tetes 0,1% larutan merah oranye Bromfenol biru 3,0-4,6 1 tetes 0,1% larutan kuning biru-ungu Tetrabromfenol biru 3,0-4,6 1 tetes 0,1% larutan kuning biru Alizarin natrium sulfonat 3,7-5,2 1 tetes 0,1% larutan kuning ungu α-Naftil merah 3,7-5,0 1 tetes 0,1% larutan dlm 70% alkohol merah kuning p- Etoksikrisoidin 3,5-5,5 1 tetes 0,1% larutan merah kuning Bromkresol hijau 4,0-5,6 1 tetes 0,1% larutan kuning biru Metil merah 4,4-6,2 1 tetes 0,1% larutan merah kuning Bromkresol ungu 5,2-6,8 1 tetes 0,1% larutan kuning ungu
  • 12. Klorfenol merah 5,4-6,8 1 tetes 0,1% larutan kuning merah Bromfenol biru 6,2-7,6 1 tetes 0,1% larutan kuning biru p-Nitrofenol 5,0-7,0 1-5 tetes 0,1% larutan tak berwarna kuning Azolitmin 5,0-8,0 5 tetes 0,5% larutan merah biru Fenol merah 6,4-8,0 1 tetes 0,1% larutan kuning merah Neutral merah 6,8-8,0 1 tetes 0,1% larutan dlm 70% alkohol merah kuning Rosolik acid 6,8-8,0 1 tetes 0,1% larutan dlm 90% alkohol kuning merah Kresol merah 7,2-8,8 1 tetes 0,1% larutan kuning merah α-Naftolftalein 7,3-8,7 1-5 tetes 0,1% larutan dlm 70% alkohol merah mawar hijau Tropeolin OOO 7,6-8,9 1 tetes 0,1% larutan kuning merah mawar Timol biru 8,0-9,6 1-5 tetes 0,1% larutan kuning biru Fenolftalein (pp) 8,0-10,0 1-5 tetes 0,1% larutan dlm 70% alkohol tak berwarna merah α- Naftolbenzein 9,0-11,0 1-5 tetes 0,1% larutan dlm 90% alkohol kuning biru Timolftalein 9,4-10,6 1 tetes 0,1% larutan dlm 90% alkohol tak berwarna biru Nile biru 10,1-11,1 1 tetes 0,1% larutan biru merah Alizarin kuning 10,0-12,0 1 tetes 0,1% larutan kuning lilac Salisil kuning 10,0-12,0 1-5 tetes 0,1% larutan dlm 90% alkohol kuning oranye- coklat Diazo ungu 10,1-12,0 1 tetes 0,1% larutan kuning ungu Tropeolin O 11,0-13,0 1 tetes 0,1% larutan kuning oranye- coklat Nitramin 11,0-13,0 1-2 tetes 0,1% larutan dlm 70% alkohol tak berwarna oranye- coklat Poirrier’s biru 11,0-13,0 1 tetes 0,1% larutan biru ungu-pink Asam trinitrobenzoat 12,0-13,4 1 tetes 0,1% larutan tak berwarna oranye- merah
  • 13. 3. Inilah kurva titrasi yang dihasilkan ketika asam kuat dititrasi dengan basa lemah: Inilah contoh kurva titrasi yang dihasilkan ketika asam kuat (titrat) dititrasi dengan basa kuat (titran). Kurva titrasi asam lemah dan basa lemah adalah sebagai berikut: