BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam adalah salah satu ajaran yang di turukan Allah SWT kepada Nabi
Muhammad SAW melalui perantara malaikat Jibril.Pada dasarnya islam
bukan hanya sekedar agama namun juga ada beberapa aspek lain yang
mempengaruhi sepeti kebudayaan dan ilmu pengetahuan. Selain itu Islam
memiliki banyak dimensi diantaranya dimensi keimanan, akal pikiran,
ekonomi, politik, ilmu pengetahuan dan teknologi, lingkungan hidup, sejarah,
perdamaian, sampai pada kehidupan rumah tangga dan masih banyak lagi.
Oleh karena itu untuk memahami berbagai dimensi ajaran Islam
tersebut diperlukan berbagai pendekatan yang digali dari berbagai disiplin
ilmu.Di dalam Al Qur’an yang merupakan sumber ajaran Islam dijumpai
beberapa ilmu yang di jelaskan secara global dan hadits yang menjelaskan
tentang spesifikasi ilmu tersebut misalnya dijumpai ayat-ayat tentang proses
pertumbuhan dan perkembangan anatomi tubuh manusia.Untuk menjelaskan
masalah ini jelas memerlukan dukungan ilmu anatomi tubuh manusia.
Selanjutnya untuk membahas ayat-ayat yang berkenaaan dengan
masalah tanaman dan tumbuh-tumbuhan jelas memerlukan bantuan ilmu
pertanian.Dari contoh – contoh diatas menunjukkan bahwa Islam bukan hanya
sekedar agama namun juga merupakan bagian dari ilmu pengetahuan.Di era
globalisasi mulai banyak bermunculan beberapa pandangan mengenai Islam
itu sendiri.
Agama tidak boleh dipandang hanya sekedar menjadi lambang
kesalehan saja melainkan secara konsepsional menunjukkkan cara yang paling
efektif dalam memecahkan masalah. Berkenanaan dengan pemikiran
diatas,maka kita perlu mengetahui dengan jelas pendekatan-pendekatan yang
dapat digunakan dalam memahamai agama.Hal ini perlu dilakukan karena
melalui pendekatan tersebut kehadiran agama secara fugsional dapat dirasakan
oleh penganutnya.
1
Sebaliknya tanpa mengetahui berbagai macam pendekatan tersebut
agama menjadi sulit dipahami oleh masyarakat,tidak fungsional dan akhirnya
masyarakat mencari pemecahan masalah kepada selain agama dan hal ini tidak
boleh terjadi.Ditinjau dari perspektif pendekatan yang digunakan,studi Islam
menggunakan berbagai macam pendekatan. Hal ini sangat menarik untuk
dikaji agar dapat mengetahui pendekatan apa saja yang digunakan untuk
mengkaji islam.Namun apa yang dipaparkan dalam makalah ini bukan sebuah
uraian yang utuh melainkan hanya sebagian dari macam pendekatan yang
digunakan dalam mengkaji Islam yaitu di tinjau dari pendekatan teks studi
Islam.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari pendekatan dalam studi Islam?
2. Bagaimana pemahaman agama bila dilihat dari pendekatan normatif?
3. Bagaimana pemahaman agama bila dilihat dari pendekatan semantik
4. Bagaimana pemahaman agama bila dilihat dari pendekatan filologi?
5. Bagaimana pemahaman agama bila dilihat dari pendekatan hermeneutika?
6. Bagaimana pemahaman agama bila dilihat dari pendekatan wacana?
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pendekatan Studi Islam
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia,pendekatan adalah proses
perbuatan,cara mendekati,usaha dalam rangka aktivitas penelitian untuk
mengadakan hubungan dengan orang yang diteliti,metode – metode untuk
mencapai pengertian tentang masalah penelitian.
Secara termonologi Mulyanto Sumardi menyatakan bahwa pendekatan
bersifat axiomatic.Ia terdiri dari serangkaian asumsi mengenai hakikat bahasa
dan pengajaran bahasa serta belajar bahasa.Bila dikaitkan dengan pendidikan
islam pendekatan mempunyai arti serangkaian asumsi mengenai hakikat
pendidikan Islam dan pengajaran agama Islam serta belajar agama Islam.1
Selain itu ada beberapa istilah lain yang mempunyai arti yang hampir
sama dan menunjukkan tujuan yang sama dengan pendekatan yaitu theoretical
framework,conceptual framework,approach,perspective,point of fiew (sudut
pandang dan paradigm (paradigm). Semua istilah ini bisa diartikan sebagai
cara memandang dan cara menjelaskan suatu gejala/peristiwa. 2
Dari beberapa pengertian diatas arti pendekatan masih terus
diperdebatkan sehingga melahirkan dua kelompok besar.Kelompok pertama
berpendapat bahwa arti pendekatan mempunyai dua maknya yaitu dipandang
atau dihampiri dengan dan cara menghampiri atau memandang fenomena
(budaya dan sosial).Jika dipandang atau hampiri,pendekatan berarti paradigma
sedangkan cara menghampiri atau memandang,pendekatan berarti perspektif
atau sudut pandang.
Sedangkan kelompok kedua berpendapat bahwa pendekatan berarti
disiplin ilmu. Maka ketika disebut studi islam dengan pendekaan sosiologis
sama artinya dengan mengkaji islam dengan menggunakan disiplin ilmu
1
Dr. Armai Arief,M.A,Pengantar Ilmu Metodelogi Pendidikan Islam,Jakarta:Ciputat
Pers,2002,hlm.99
2
Prof. Dr. Khoiruddin Nasution, M.A., Pengantar Studi Islam, Yogyakarta: Academia
dan Tazzafa, 2009,hlm 190
3
sosiologi.Konsekuensinya, pendekatan di sini menggunakan teori atau teori-
teori dari disiplin ilmu yang di jadikan sebagai pendekatan.
Oleh karena itu arti pendekatan dalam agama bukan hanya monopoli
kalangan teolog dan normalis saja melainkan agama dapat dipahami semua
orang sesuai dengan pendekatan dan kesanggupannya sehingga apabila terjadi
perbedaan pendapat dalam memahami makna pendekatan itu sendiri
merupakan hal yang wajar namun dari semua pendapat diatas dapat dipahami
bahwa pendekatan mempunyai peranan yang sangat penting dalam studi Islam
karena terkait dengan pemahaman tentang Islam itu sendiri.
B. Pendekatan Normatif
Pendekatan normatif adalah studi islam yang memandang masalah dari
sudut legal-formal atau normatifnya.3
Legal-formal adalah hukum yang ada
hubungannya dengan halal dan haram,boleh atau tidak dan
sejenisnya.Sementara normatif adalah seluruh ajaran yang terkandung dalam
nash.Dengan demikian,pendekatan normatif mempunyai cakupan yang sangat
luas sebab seluruh pendekatan yang digunakan oleh ahli usul fikih
(usuliyin),ahli hukum islam(fuqaha),ahli tafsir (mufassirin) dan ahli hadits
(muhaddithin) ada hubungannya dengan aspek legal-formal serta ajaran islam
dari sumbernya termasuk pendekatan normatif.
Sisi lain dari pendekatan normatif secara umum ada dua teori yang
dapat digunakan bersama pendekatan normatif-teologis.Teori yang pertama
adalah hal - hal yang bertujuan untuk mengetahui kebenaran serta dapat
dibuktikan secara empirik dan eksperimental.Teori yang kedua adalah hal-hal
yang sulit dibuktikan secara empirik dan eksperimental.Untuk hal-hal yang
dapat dibuktikan secara empirik biasanya disebut masalah yang berhubungan
dengan ra’yi (penalaran).
Sedang masalah-masalah yang tidak berhubungan dengan empirik
(ghaib) biasanya diusahakan pembuktiannya dengan mendahulukan
kepercayaan.Hanya saja cukup sulit untuk menentukan hal-hal apa saja yang
3
Prof. Dr. Khoiruddin Nasution, M.A., Pengantar Studi Islam, Yogyakarta: Academia
dan Tazzafa, 2009,hlm 197
4
masuk klasifikasi empirik dan mana yang tidak terjadi sehingga menyebabkan
perbedaan pendapat dikalangan para ahli.Maka sikap yang perlu dilakukan
dengan pendekatan normatif adalah sikap kritis.
Adapun beberapa teori popular yang dapat digunakan dengan
pendekatan normatif disamping teori-teori yang digunakan oleh para
fuqaha’,usuluyin,muhaddithin dan mufassirin diantara adalah teori teologis-
filosofis yaitu pendekatan memahami Al Qur’an dengan cara
menginterpretasikannya secara logis-filosofi yakni mecari nilai-nilai objektif
dari subjektifitas Al Quran.
Teori lainnya adalah normatif-sosiologis atau sosiologis seperti yang
ditawarkan Asghar Ali Engerineer dan Tahir al-Haddad yakni dalam
memahami nash (Al Qur’an dan sunah Nabi Muhammad SAW.) selain itu ada
pemisahan antara nash normatif dengan nash sosiologis.Nash normatif adalah
nash yang tidak tergantung pada konteks. Sementara nash sosilogis adalah
nash yang pemahamannya harus disesuaikan dengan konteks waktu, tempat
dan lainnya.
Dalam aplikasinya pendekatan nomatif tekstualis tidak menemui
kendala yang berarti ketika dipakai untuk melihat dimensi islam normatif yang
bersifat Qoth’i. Persoalanya justru akan semakin rumit ketika pendekatan ini
dihadapkan pada realita dalam Al-Quran bahkan diamalkan oleh komunitas
tertentu secara luas contoh yang paling kongkrit adalah adanya ritual tertentu
dalam komunitas muslim yang sudah mentradisi secara turun temurun,seperti
slametan (Tahlilan atau kenduren).
Dari uraian tersebut terlihat bahwa pendekatan normatif tekstualis
dalam memahami agama menggunakan cara berpikir deduktif yaitu cara
berpikir yang berawal dari keyakinan yang diyakini benar dan mutlak
sehingga tidak perlu dipertanyakan lebih dulu melainkan dimulai dari
keyakinan yang selanjutnya diperkuat dengan dalil-dalil dan argumentasi.
Pendekatan normatif tektualis sebagaimana disebutkan diatas telah
menunjukan adanya kekurangan seperti eksklusif dogmatis yang berarti tidak
mau mengakui adanya paham golongan lain bahkan agama lain dan
5
sebagainya.Namun demikian melalui pendekatan norrmatift tektualis ini
seseorang akan memiliki sikap militansi dalam beragama sehingga berpegang
teguh kepada agama yang diyakininya sebagai yang benar tanpa memandang
dan meremehkan agama lainya.
C. Pendekatan Semantik
Semantik dalam bahasa Yunani adalah semantikos yang berarti
memberikan tanda.Berasal dari akar kata sema yang berarti tanda.Semantik
menurut Toshihiko Izutsu adalah kajian analitik terhadap istilah-istilah kunci
suatu bahasa dengan suatu pandangan yang akhirnya sampai pada pengertian
konseptual weltan schaung (pandangan dunia) masyarakat yang menggunakan
bahasa tersebut, tidak hanya sebagai alat bicara dan berfikir,akan tetapi yang
lebih penting lagi adalah pengkonsepan dan penafsiran dunia yang
melingkupinya.
Dalam bahasa ada banyak kosakata yang memiliki sinonim terlebih
dalam bahasa Arab.Bidang semantik memahami jaringan konseptual yang
terbentuk oleh kata-kata yang berhubungan erat sebab tidak mungkin kosakata
akan berdiri sendiri tanpa adanya kaitan dengan kosakata lain.Al-Qur’an
sering menggunakan kata yang hampir memiliki kesamaan,namun memiliki
arti yang berbeda.
Semantik merupakan istilah teknik yang menunjuk pada studi tentang
makna. Semantik berarti teori makna atau teori arti yakni cabang sistematik
bahasa yang menyelidiki makna.Semantik terdiri dari dua komponen yaitu
komponen yang mengartikan yang berbentuk bunyi-bunyi bahasa dan
komponen yang.Kedua komponen ini merupakan tanda atau lambang
sedangkan yang ditandai atau dilambangkan adalah suatu yang berada di luar
bahasa yang biasa.
Maksud dari pendekatan semantik diatas adalah kajian yang
menekankan pada aspek bahasa.Maka studi Islam dengan menggunakan
pendekatan semantik sama artinya dengan studi tentang Islam dengan
menekankan pada unsur bahasa yang dalam bahasa Arab sering disebut
6
dengan lughawi.Pendekatan ini sudah demikian popular dalam kajian tafsir
dan fiqh.Dalam penelitian hukum Islam dengan pendekatan semantik ada dua
pendekatan yang umum digunakan yakni sisi bahasa,sisi illat dan hikmah
(analogi dan hikmah).Maka yang dimaksud semantik adalah sisi bahasa yang
cakupan bahasanya demikian luas antara lain sisi struktur /
gramatikal,tunjukannya dan (3) maknawi.4
Semantik dalam studi Islam digunakan untuk mengetahui makna
sebuah kata atau kalimat dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits atau lainnya.Hal ini
sangat penting mengingat satu pendekatan dapat dimengerti apabila diketahui
artinya dengan benar.Dengan demikian,konsep atau pengertian dari kosakata
itu menjadi jelas atau memperjelas makna kata yang kabur. Menurut Az-
Zarkasyi,pendekatan ini sama saja dengan memperjelas sesuatu yang global
sehingga menentukan kemungkinan makna lain selain yang
dikehendaki,mengkhususkan yang umum atau mengikat yang mutlak
contohnya arti kata kufur adalah tutup,penutup,berkaitan dengan memberi dan
menerima keuntungan, alu bermakna “mengabaikan dengan sengaja
kenikmatan yang diperoleh” yang akhirnya bermakna “tidak berterima kasih”.
Berikut adalah contoh penerapkan teori semantik pada salah satu kata
kunci dalam Al-Qur’an yaitu kata nisaa sebagai objek terapan dari pendekatan
semantik.Kata nisaa mempunyai nama lain di Al Qur’an dalam berbagai
bentuk diantaranya niswah,nisaa ukum,nisaa ikum,nisaa uhum,nisaa
ihim,nisaa ihinna dan nisaa ana terulang sebanyak 56 kali dalam Al-Qur’an
namun kesemuanya mewakili objek perempuan meski disebutkan dalam
konteks yang berbeda-beda, seperti:
1. Tentang wanita haidh dan keadaannya
Mereka bertanya kepadamu tentang haidh.Katakanlah:"Haidh itu
adalah suatu kotoran".Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri
dari wanita di waktu haidh dan janganlah kamu mendekati
mereka,sebelum mereka suci.Apabila mereka telah suci,maka campurilah
4
Prof. Dr. Khoiruddin Nasution, M.A., Pengantar Studi Islam, Yogyakarta: Academia
dan Tazzafa, 2009, hlm. 224.
7
mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu.Sesungguhnya
Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang
yang mensucikan diri.(QS. Al-Baqarah:222)
2. Tentang wanita sebagai perhiasan
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-
apa yang diingini, Yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak
dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah
ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat
kembali yang baik (surga).”(QS. Ali-Imran:14)
3. Perempuan sebagai bagian dari proses regenerasi
Hai sekalian manusia,bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah
menciptakan kamu dari seorang diri,dan dari padanya Allah menciptakan
isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-
laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang
dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama
lain,dan (peliharalah) hubungan silaturrahim.Sesungguhnya Allah selalu
menjaga dan mengawasi kamu.(QS. An-Nisaa:1)
4. Tentang hak perempuan dalam pewarisan
Bagi orang laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-
bapa dan kerabatnya, dan bagi orang wanita ada hak bagian (pula) dari
harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak
menurut bahagian yang telah ditetapkan.(QS. An-Nisaa:7)
5. Perempuan dalam berkarir atau berkarya
Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah
kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena)
bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan,
dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan,
dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.(QS. An-Nisaa:32)
8
6. Tentang posisi dalam bidang keluarga
Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena
Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian
yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan
sebagian dari harta mereka.Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang
ta'at kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh
karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu
khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka
di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka
mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk
menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.
(QS. An-Nisaa: 34)
Dilihat dari komponennya nisaa berarti perempuan,secara umum tanpa
peduli dia kaya atau miskin,cantik atau tidak,baik beriman maupun kafir.Nisaa
yang memiliki makna dasar perempuan secara umum tersebut jika diterapkan
pada sebuah ayat akan menampakkan beberapa fungsi darinya, sebagaimana
makna relasional. Seperti jika dilihat kombinasi pada ayat-ayat di atas, akan
menunjukkan adakalanya nisaa menunjukkan pada sosok makhluk yang
memiliki potensi nafsu. Atau ada kalanya dia adalah makhluk sebagai oposisi
biner dari kaum laki-laki yang memiliki fungsi yang sama penting dalam
proses regenerasi.
Dari analisa semantik pada ayat-ayat di atas, dapat disimpulkan bahwa
penggunaan kata nisaa menunjukkan objek perempuan secara umum dengan
segala peran dan kedudukannya antara lain:
1. Dalam ranah sosial yaitu perempuan memiliki kesempatan yang sama
untuk berkarir dan mendapatkan reward atas apa yang telah dikerjakan
serta hak untuk mendapatkan harta pusaka.
2. Dalam aspek alamiah sebagai penyempurna laki-laki dalam melaksanakan
peran reproduksi dan regenerasi.
9
3. Dalam ranah spiritual yaitu perempuan memiliki potensi untuk menjadi
hamba yang unggul dengan sebuah ketaqwaan.5
D. Pendekatan Filologi
Filologi berasal dari kata dalam bahasa Yunani yaitu kata philos yang
berarti cinta dan logos yang berarti pembicaraan,kata atau ilmu.Pada kata
filologi kedua kata itu secara harfiyah membentuk arti cinta kata-kata atau
senang bertutur yang kemudian berkembang menjadi senang belajar,senang
kepada ilmu,senang kebudayaan sehingga dalam perkembangannya sekarang
filologi identik dengan senang kepada tulisan-tulisan yang bernilai tinggi’.6
Filologi adalah pengetahuan tentang sastra-sastra dalam arti luas yang
mencakup sastra bahasa dan kebudayaan.Maka filologi berguna untuk meneliti
bahasa,meneliti kajian linguistik,makna kata-kata dan penilaian terhadap
ungkapan karya sastra.7
Dalam lingkup kajian linguistik filologi sering dirujuk
sebagai ilmu untuk memahami teks dan bahasa kuno.Atas dasar anggapan
lingusitik itulah dalam tradisi akademik istilah filologi dijelaskan sebagai
kajian terhadap sebuah bahasa tertentu bersamaan dengan aspek kesusasteraan
dan konteks historis serta aspek kulturalnya.
Dalam hal ini dapat pula dijelaskan bahwa lingkup kajian filologis
meliputi kajian tentang tata bahasa,gaya bahasa,sejarah dan penafsiran tentang
pengarang serta tradisi kritikal yang dikaitkan dengan bahasa yang
disampaikan.Oleh karena itu jika filologi digunakan untuk memahami suatu
bahasa maka pendekatan yang memakai disiplin ilmu ini dimaksudkan untuk
mencari pemahaman terhadap asal usul bahasa tersebut.
Ada dua hal pokok dalam kegiatan filologi8
yaitu:
5
http://id.wikipedia.org/wiki/semantik diakses pada tanggal 26 Maret 2013 pukul 15.30
WIB.
6
http://ber-guru.blogspot.com/2012/04/pendekatan-filologi-dalam-studi-islam.html 28
Maret 2013 pukul 14.30
7
Prof. Dr. Khoiruddin Nasution, M.A., Pengantar Studi Islam, Yogyakarta: Academia
dan Tazzafa,2009,hlm. 225.
8
Prof. Dr. Khoiruddin Nasution, M.A., Pengantar Studi Islam, Yogyakarta: Academia
dan Tazzafa,2009,hlm. 225.
10
1. Penulisan atau penyalinan kembali terhadap teks asli
2. Pemahaman atau memahami teks asli yang ada
Sebagai konsekuensinya ada beberapa hal yang mungkin terjadi yaitu :
1. Kesalahan dan perubahan
Kesalahan terjadi karena beberapa kemungkinan yakni
a. Kurang memahami bahasa
b. Kurang memahami pokok persoalan teks
c. Tulisannya kurang jelas
d. Salah baca atau kurang teliti.
2. Perubahan dapat terjadi karena
a. Memang disengaja oleh penyalin dengan anggapan ada ketidak tepatan
dalam teks asli.Maka yang ingin dikaji oleh filologi adalah memahami
dan menyalin teks untuk disesuaikan dengan teks aslinya .
b. Untuk membahasakan sesuai dengan bahasa yang ada pada masa
filologi.
Istilah pendekatan filologis mencakup pengertian-pegertian
istilahakademik, baik sebagai kajian bahasa secara umum yang disebut
sebagai filologi klasik, maupun perkembangan mutakhirnya yang mengalami
penyempitan sebagai bagian dari ilmu linguistik modern.
Dalam perkembangan terakhirnya filologi menitikberatkan
pengkajiannya pada perbedaan yang ada dalam berbagai naskah sebagai suatu
penciptaan dan melihat perbedaan-perbedaan itu sebagai alternatif yang
positif.Dalam hubungan ini suatu naskah dipandang sebagai penciptaan
kembali (baru) karena mencerminkan perhatian yang aktif dari
pembacanya.Sedangkan varian-varian yang ada diartikan sebagai
pengungkapan kegiatan yang kreatif untuk memahami,menafsirkan dan
membetulkan teks bila ada yang dipandang tidak tepat.
Obyek kajian filologi adalah teks sedang sasaran kerjanya berupa
naskah.Naskah merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan
peninggalan tulisan masa lampau dan teks merupakan kandungan yang
11
tersimpan dalam suatu naskah.Naskah sering pula disebut dengan manuskrip
atau kodeks yang berarti tulisan tangan.
Naskah yang menjadi obyek kajian filologi mempunyai karaktristik
bahwa naskah tersebut tercipta dari latar social budaya yang sudah tidak ada
lagi atau yang tidak sama dengan latar social budaya masyarakat pembaca
masa kini dan kondisinya sudah rusak. Bahan yang berupa kertas dan tinta
serta bentuk tulisan, dalam perjalanan waktu telah mengalami kerusakan atau
perubahan.Gejala yang demikian ini terlihat dari munculnya berbagai variasi
bacaan dalam karya tulisan masa lampau.
Istilah pendekatan filologis mencakup pengertian-pegertian istilah
akademik, baik sebagai kajian bahasa secara umum yang disebut sebagai
filologi klasik, maupun perkembangan mutakhirnya yang mengalami
penyempitan sebagai bagian dari ilmu linguistik modern.9
1. Filologi Klasik
Lepas dari sentuhan mutakhir dalam perkembangan ilmu filologi,
pendekatan ilmiah yang memakai filologi sebagai alat analisis dalam
sejarah perkembangan kajian al-Qur’an dan ulumul al-Qur’an atau dalam
kajian Islam secara umum sudah dilakukan sejak lama lantaran materi al-
Qur’an dan Hadis tertuang dalam bahasa Arab.
2. Filologi Modern
Penelitian terhadap bidang kajian tafsir hadis melalui pendekatan
filologi dalam lingkup akademiknya secara modern dalam ilmu linguistik
modern menemukan arti pentingnya dalam mengkaji relasi transkripsi
sebuah teks dengan sumber-sumber aslinya.
E. Pendekatan Hermaneutika
Kata hermaneutika berasal dari kata yunani hermeneuien yang berarti
mengartikan, penafsirkan, menerjemahkan, bertidak sebagai penafsir10
.Dalam
mitodologi yunani ada tokoh yang namanya yang dikaitkan dengan
9
http://anwarsy.wordpress.com/2010/01/26/pendekatan-filologis/ 1 April 2013 pukul
11.00
10
Ngainun Naim,Pengantar Studi Islam,Yogyakarta:Teras,2009,hlm112
12
hermaneutika yaitu Hermes. Menurut mitos,Hermes (Nabi Idris) bertugas
untuk menafsirkan kehendak dewa dengan bantua kata-kata manusia agar
dapat memehami kehendak dewa sebab bahasa dewa tidak bisa dipahami
manusia.
Hermeneutika juga dikenal sebagai bentuk metode filsafat
kontemporer yang mencoba menguak makna teks.Teks tersebut didialogkan
oleh reader dan dikomunikasikan dengan the world of the teks.11
Munculnya pendekatan hermaneutika bertujuan untuk menunjukan
ajaran tentang aturan-aturan yang arus diikuti dalam penfsiran sebuah teks
masa lampau,khususnya teks kitab suci dan teks kitab klasik.Hermaneutika
diutuhkan karena teks merupakan symbol yang mengadung makna ketika
dilihat oleh pembaca karena pada saat itu pembaca di sudutkan pada dua
kondisi yang bersamaan yaitu Akrab atau kenal (familiar) dan asing (alien)
dengan teks.
Akan tetapi dalam abad19,hermaneutika dalam arti luas meliputi
hampir semua tema filosofis tradisional,sejauh berkaitan dengan masalah
bahasa.Dalam peluasan pengertian,Hans George Gademer meringkas teori
hermaneutika secara filosofis dalam tiga aktivitas aksistensi manusia:subtilitas
intellegendi yang berarti memahami (understsnding),subtilitas explicandi
yang berarti menjelaskan atau menguraikan makna yang tersirat menjadi
makna tersurat dan subtilitas applicandi yang berarti menerapkan atau
mengaitkan makna suatu teks dengan situasi baru dan kini.
Dalam perkembangannya sekarang ini,hermaneutika minimal
mempunyai tiga pengertian.Pengertian tersebut diantaranya:
1. Peralihan dari suatu yang relative abstrak (misalnya ide pemikiran).
2. Usaha mengalihkan dari suatu bahasa asing yang maknanya gelap tidak
diketahui bahasa lain yang tidak bisa dimengerti oleh si pembaca.
3. Memidahkan suatu ungkapan pikiran yang kurang jelas diubah menjadi
bentuk ungkapan yang lebi jelas.
11
M. Rikza Chamami, MSI, Studi Islam Kontemporer, Semarang : Pustaka Rizki Putra,
2012
13
Dalam studi hermaneutika unsur interprensi merupakan kegiatan yang
paling penting sebab interprensi merupakan landasan bagi metode
hermaneutika.Pendekatan Hermeneutik menurut F.A. Wolf memberikan
interpretasi gramatikal (aspek kebahasaan),histories (tempat dan waktu) dan
retorik (semangat kejiwaan,latar belakang,tujuan dan makna filosofis yang
terkandung dalam suatu ide).12
Salah satu yang harus dipahami adalah cara kerja interprensi bukan
dilakukan secara bebas dan semua interperenter.Kerja interpentasi harus
dilakukan dengan tertutup pada evidensi objektif yakni bertolak dari fakta
bahwa sebagian besar perbedaan ilmu sosial terdiri atas konsep
tindakan.Konsep tindakan digunakan untuk mendekripsikan tindakan yang
dilakukan dengan tujuan sedemikian rupa sehinga seseorang bisa bertanya apa
arahnya,maksud dan tujuannya atau tujuan yang hendak dilakukan.
Untuk dapat membuat interpretasi,orang lebih dulu harus mengerti
atau memahami.Namun keadaan ini bukan didasarkan atas penentuan waktu
melainkan bersifat alamiah.Sebab menurut kenyataannya bila seseorang
mengerti,ia sebenarnya telah melakukan interpretasi dan sebaliknya.Ada
kesertamertaan antara mengerti dan membuat interpretasi keduanya bukan dua
momen dalam satu proses.Mengerti dan interpretasi menimbulkan ‘lingkaran
hermeneutic’.
Menurut Sumaryono, dengan mengutip pendapat Emilio Betti,tugas
seseorang yang melakukan interpretasi adalah menjamikan persoalan mengerti
yaitu dengan cara menyelidiki setiap detail proses interpretasi.Ia juga harus
merumuskan sebuah metodologi yang akan dipergunakan untuk mengukur
seberapa jauh kemungkinan masuknya pengaruh subjektivitas terhadap
interpretasi objektif yang diharapkan.Betti mencoba memahami menurut
gayanya sendiri.Ia memeandang interpretasi sebagai sarana untuk mengerti.
Kegiatan interpretative adalah proses yang bersifat ‘triadik’
(mempunyai tiga segi yang saling berhubungan). Dalam proses ini terdapat
12
Prof. Dr. Khoiruddin Nasution, M.A., Pengantar Studi Islam, Yogyakarta: Academia
dan Tazzafa,2009,hlm. 229
14
pertentangan antara pikiran yang diarahkan pada objek dan pikiran penafsir itu
sendiri.Orang yang melakukan interpretasi harus mengenal pesan atau
kecondongan sebuah teks,lalu ia harus meresapi isi teks sehingga yang pada
mulanya ‘yang lain’ kini menjadi ‘aku’ penafsir itu sendiri.Oleh karena
itu,dapat kita pahami bahwa mengerti secara sungguh-sungguh hanya akan
berkembang bila didasarkan atas pengetahuan yang benar.
Selain itu,aspek lain dalam hermeneutic yang sangat penting adalah
bagaimana mengungkap makna sebuah teks yang asing. Teks memang
mempunyai sistem makna tersendiri dan menyuarahkan sejumlah makna.
Namun teks hanya sebuah tulisan yang belum tentu mewakili pikiran si
penulis secara akurat.
Oleh karena itu, dalam memperoleh makna yang sebenarnya dibalik
teks, dibutuhkan perhatian secara serius untuk mempertimbangkan berbagai
variabel yang ada. Ada tiga variabel yang berperan pada saat kita dihadapkan
dengan proses mengartikan, menerjemahkan dan menafsirkan pada sebuah
teks.Teks terjadi komunikatif bila tiga variabel ini diperhatikan yaitu the
world of teks,the world of author dan the world of reader.
Dalam konteks studi islam,hermeneutic biasanya dipahami sebagai
ilmu tafsir yang mendalam dan bercorak filosofis sementara apabila
menyinggung mengenai tafsir orang pasti akan teringat kepada salah satu
variabel dalam agama yaitu kitab suci. Meskipun demikian,operasionalisasi
hermeneutic secara utuh sering kali ditentang oleh umat Islam tradisional
karena membawa tiga macam aplikasi yang bertentangan dengan pendirian
para ilmuan muslim konfensional.Tiga macam implikasi tersebut adalah
1. Hermeneutic membawa implikasi tanpa konteks teks itu tidak berharga
dan bermakna sementara ide tradisional menyatakan bahwa makna yang
sebenarnya itu apa yang dimaksud oleh Allah.
2. Hermeneutika memberi penekatan kepada manusia sebagai perantara yang
menghasilkan makna, sementara ide tradisional menyatakan bahwa Tuhan
sebenarnya yang menganuhgrahkan pemahman yang benar kepada
seseorang.
15
3. Ilmuan muslim tradisional telah membuat perbedaan yang tidak
terjembatani antara teks Al Qur’an serta tafsir dan penerimanya, teks Al
Qur’an dianggap sebagai cakral sehingga makna sebenarnya tidak
mungkin bisa dicapai.
F. Pendekatan Wacana
Pendekatan wacana lebih umum disebut analisis wacana.Analisis ini
digunakan untuk melacak dan menganalisis historisitas lahirnya konsep
lengkap dengan latar belakangnya.Teori yang umum digunakan dengan
pendekatan ini adalah teori Arkeologi Ilmu Pengetahuan yang ditawarkan
Michel Foucault (1926-1984)13
Analisis wacana adalah ilmu baru yang muncul beberapa puluh tahun
belakangan ini.Aliran-aliran linguistik selama ini membatasi
penganalisisannya hanya kepada soal kalimat dan baru belakangan ini
sebagian ahli bahasa memalingkan perhatiannya kepada penganalisisan
wacana.
Seperti yang banyak dilakukan dalam penelitian mengenai organisasi
pemberitaan selama dan sesudah tahun 1960-an,analisis wacana menekankan
pada ”how the ideological significance of news is part and parcel of
the methods used to process news” (bagaimana siginifikansi ideologis berita
merupakan bagian dan menjadi paket metode yang digunakan untuk
memproses media)
Analisis wacana/pendekatan wacana adalah studi tentang stuktur pesan
dalam komunikasi.Lebih tepatnya analisis wacana berhubungan dengan aneka
fungsi (pragmatik) bahasa dalam penggunaan bahasa dan kesinambungan atau
untaian wacana.
Analisis wacana lahir dari kesadaran bahwa persoalan yang di
dalamnya terdapat cara komunikasi bukan serbatas pada penggunaan kalimat
atau bagian kalimat fungsi yang disebut wacana.Dalam upaya menganalisis
unit bahasa yang lebih besar dari kalimat tersebut,analisis wacana tidak
13
Prof. Dr. Khoiruddin Nasution, M.A., Pengantar Studi Islam, Yogyakarta: Academia
dan Tazzafa,2009,hlm. 300.
16
terlepas dari pemakaian kaidah berbagai cabang ilmu bahasa seperti halnya
semantik, sintaksis, morfologi, dan fonologi.
Dari segi analisisnya,ciri dan sifat wacana itu dapat dikemukakan
sebagai berikut14
:
1. Analisis wacana membahas kaidah memakai bahasa di dalam masyarakat
(rule of use – menurut Widdowson).
2. Analisis wacana merupakan usaha memahami makna tuturan dalam
konteks, teks, dan situasi (Firth).
3. Analisis wacana merupakan pemahaman rangkaian tuturan melalui
interprestasi semantik (Beller)’
4. Analisis wacana berkaitan dengan pemahaman bahasa dalam tindak
berbahasa (what is said from what is done – menurut Labov).
5. Analisa Wacana diarahkan kepada masalah memakai bahasa secara
fungional (functional use of language – Coulthard)
14
http://goyangkarawang.com/2010/09/pendekatan-metode-analisis-wacana-discourse-
analysis/ tanggal 31 Maret pukul 12.00 WIB
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia,pendekatan adalah proses
perbuatan,cara mendekati,usaha dalam rangka aktivitas penelitian untuk
mengadakan hubungan dengan orang yang diteliti,metode – metode untuk
mencapai pengertian tentang masalah penelitian.Pendekatan tersebut yaitu
1. Pendekatan Normatif
Pendekatan normatif adalah studi islam yang memandang masalah dari
sudut legal-formal atau normatifnya.
2. Pendekatan Semantik
pendekatan semantik adalah kajian yang menekankan pada aspek bahasa.
3. Pendekatan Filologi
Pendekatan filologi adalah pengetahuan tentang sastra-sastra dalam arti
luas yang mencakup sastra bahasa dan kebudayaan.
4. Pendekatan Hermaneutika
Pendekatan hermaneutika adalah mengartikan,penafsirkan,menerjemahkan
suatu teks.
5. Pendekatan Wacana
Analisis wacana/pendekatan wacana adalah studi tentang stuktur pesan
dalam komunikasi yang berkaitan dengan wacana.
B. Penutup
Demikian pemaparan makalah tentang Pendekatan Teks Studi
Islam.Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak
kekurangan,oleh karena itu kritik dan saran selalu kami harapkan demi
perbaikan makalah selanjutnya.Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca.
18
DAFTAR PUSTAKA
Arief Armai, Pengantar IlmuMetodologi Pendidikan Islam, Jakarta:Ciputat Pers,
2002
Chamami Rikza, Studi Islam Kontemporer, Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2012
Hasan Chalidjah, KajianPendidikan Perbandingan, Surabaya: Al-Ikhlas,1995
Naim Ngainun, Pengantar Studi Islam, Yogyakarta: Teras, 2009
Nasution Khoirudin, Pengantar Studi Islam, Yogyakarta:ACAdeMIA +
TAZZAFA,2009
http://id.wikipedia.org/wiki/semantik diakses pada tanggal 26 Maret 2013 pukul 15.30
WIB.
http://ber-guru.blogspot.com/2012/04/pendekatan-filologi-dalam-studi-islam.html
28 Maret 2013 pukul 14.30
http://anwarsy.wordpress.com/2010/01/26/pendekatan-filologis/ 1 April 2013
pukul 11.00
http://goyangkarawang.com/2010/09/pendekatan-metode-analisis-wacana-discourse-
analysis/ tanggal 31 Maret pukul 12.00 WIB
19
BIODATA PEMAKALAH
Nama : Mat Kholis
NIM : 093311021
Jurusa/Prodi : Kependidikan Islam
TTL : Demak, 10 Mei 1987
Pendidikan : MI Miftahuth Tholibin
MTs Miftahuth Tholibin
MA Miftahul Ullum
S1 IAIN Walisongo Semarang
Alamat : Waru RT 02 RW 06 Mranggen,Demak
No HP : 085727242664
Email : cholis94@yahoo.co.id
Nama : Pandini Isma Cholifah
NIM : 123911087
Jurusan/Prodi : PGMI
TTL : Semarang, 7 Juni 1994
Pendidikan : SD 05 Ngaliyan
SMP 8 Muhammadiyah
SMA N 13 Semarang
S1 IAIN Walisongo Semarang
Alamat : Pandana Merdeka B.14 RT 08 RW 03 Semarang
No HP : 08981601387
Email : pandiniisma@yahoo.com
Nama : Putri Wulan Septia Ningrum
NIM : 123911088
Jurusan/Prodi : PGMI
TTL : Semarang, 11 September 1994
Pendidikan : SD N Manyaran 01 A Semarang
SMP N 30 Semarang
20
SMA N 7 Semarang
S1 IAIN Walisongo Semarang
Alamat : Jalan Srinindito Raya No 36a RT 05 RW O1 Semarang
No HP : 08985944941
Email : pue_wulan@yahoo.com
Nama : Rajefi Ambar Lestari
NIM : 123911090
Jurusan/Prodi : PGMI
TTL : Demak, 8 Januari 1994
Pendidikan : SD N 4 Mranggen
SMP N 1 Mranggen
SMA 15 Semarang
Alamat : Jalan jatikusuman RT 07 RW 06 Mranggen, Demak
No HP : 089668216838
Email : rajefiambar@ymail.com
Nama : Rifiani Zemi
NIM : 123911093
Juurusan/Prodi : PGMI
TTL : Pekalongan, 11 Januari
Pendidikan : SD N 04 Kedungwuni
SMP N I Kedungwuni
SMA N 1 Kedungwuni
S1 IAIN Walisongo Semarang
Alamat : Jalan Capgawen Utara No 34 Kedungwuni, Pekalongan
Kos : Seragan 2, Jrakah
No HP : 08965455552
Email : zrifiani@yahoo.co.id
21
MAKALAH
PENDEKATAN TEKS STUDI ISLAM
Dipresentasikan dalam Mata Kuliah
Pengantar Studi Islam
yang diampu oleh : M. Rikza Chamami, MSI
Disusun Oleh :
Mat Kholis (093311021)
Pandini Isma C (123911087)
Putri Wulan SN (123911088)
Rajefi Ambar L (123911090)
Rifiani Zemi (123911093)
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2013
23