2. JENIS BAHAYA
RESIKO KONSEKUENSI FOTO
Faktor Psikososial
Jam kerja yang
lama atau
istirahat yang
kurang
• Kelelahan
• Sulit
berkonsentrasi
Tuntutan kontrak
untuk bekerja
lebih cepat
• Stres
PEKERJAAN : Tukang atau Kuli Bangunan
PENELITIAN : Dilakukan di Lingkungan Gedung Baru SMA NEGERI 8 Pekanbaru (di sebelah kelas X IPA 5), pada
tanggal 9 Januari 2013 pukul 13.00 WIB – 13.30 WIB, dengan mendapatkan izin.
OBJEK : Para kuli bangunan SMAN 8 Pekanbaru
KRITERIA RESIKO : Kriteria resiko di dasarkan kepada fakta, kemungkinan terjadi, dan keparahan dari akibatnya, yang
di buat dalam bentuk skala kuantitas.
DOKUMENTASI : Berupa Foto
TUJUAN : Mengidentifikasi potensi-potensi bahaya pada suatu proyek
bangunan.
3. JENIS BAHAYA
RESIKO KONSEKUENSI FOTO
Faktor Fisik
Terpapar cahaya
mathari yang terik.
Kanker kulit.
Kulit teras panas
dan berpenyakit.
Tidak memakai alat
pelindung sesuai
APD yang telah
ditentukan.
Terkena alat, terpercik pecahan
benda keras, tertimpa, jatuh.
Terluka, patah
tulang, gegar otak.
JENIS BAHAYA
RESIKO KONSEKUENSI FOTO
Faktor Biologis
o Bakteri
o Virus
Infeksi virus dan bakteri pada kulit dan
pernafasan
Terkena penyaki
seperti tbc atau
batuk pilek
o Jamur Infeksi jamur pada kulit
Terinfksi jaur pada
kulit (gatal-gatal)
4. 2. Analisa Semi Kualitatif
Tingkat Keparahan
Kemungkinan Terjadi
Jarang Terjadi
(1)
Kurang mungkin terjadi
(2)
Mungkin terjadi
(3)
Sangat Mungkin terjadi
(4)
Hampir Pasti terjadi
(5)
(1)
Tidak ada pengaruh
(2)
Pengaruh sangat ringan
§ Jam kerja yang lama/
istirahat kurang.
(Skor 2)
(3)
Pengaruh ringan
§ Terpapar teriknya cahaya
matahari
§ Tekanan dari atasan dalam
bekerja
§ Tangan mengangkat benda
berat atau menarik tali dsb.
( Skor 6)
5. Tingkat Keparahan
Kemungkinan Terjadi
Jarang Terjadi
(1)
Kurang mungkin terjadi
(2)
Mungkin terjadi
(3)
Sangat Mungkin terjadi
(4)
Hampir Pasti terjadi
(5)
(4)
Pengaruh serius
Faktor Biologis
§ Bakteri
§ Virus
§ Jamur
( Skor 12 )
§ Berdiri atau
membungkuk terlalu lama
pada saat mengaduk semen
dsb.
§ Kandungan Bahan kimia
di dalam peralatan
bangunan
(Skor 16)
(5)
Pengaruh fatal
Tidak menggunakan
Pelindung yang sesuai
dengan Standar
(Skor 20 )
6. NO. HAZARD SKOR TAFSIRAN
1.
Tidak menggunakan Pelindung yang sesuai
dengan Standar
20
§ Sangat mungkin terjadi
§ Pengaruh fatal
2.
§ Berdiri atau membungkuk terlalu lama pada
saat mengaduk semen dsb.
§ Kandungan Bahan kimia di dalam peralatan
bangunan
16
§ Sangat mungkin terjadi
§ Pengaruh serius
3.
1. Bakteri
2. Virus
3. Jamur
12
§ Mungkin terjadi
§ Pengaruh serius
4.
§ Pencahayaan yang kurang
§ Tekanan dari atasan dalam bekerja
§ Tangan mengangkat benda berat atau menarik
tali dsb.
6
§ Mungkin terjadi
§ Pengaruh Ringan
5. Jam kerja yang lama/ istirahat kurang. 2
§ Jarang terjadi
§ Pengaruh sangat ringan
D. Evaluasi Risiko
Dari tabel analisa semikualitatif ditentukan prioritas risiko sebagai berikut:
7. NO. HAZARD PENGENDALIAN
1.
1. Tidak menggunakan Pelindung yang sesuai dengan
Standar
§ Harus melengkapi diri dengan pelindung yang sesuai standar untuk menghindari akibat
fatal.
2.
§ Berdiri atau membungkuk terlalu lama pada saat mengaduk
semen dsb.
§ Sesekali duduk di kursi yang nyaman untuk menghindari sakit pada sistem rangka.
3. § Kandungan Bahan kimia di dalam peralatan bangunan
§ Seharusnya atasan atau pihak tender menyediakan alat pelidung tubuh dari bahan kimia
bangunan tersebut.
4.
1. Bakteri
2. Virus
3. Jamur
§ Membersihkan bekas pengerjaan.
5.
§
Terpapar teriknya sinar matahari
§ Dipasang lampu listrik yang memada atau bekerja ditempat yang disinari matahari.
6. § Tekanan dari atasan dalam bekerja
§ Atasan seharusnya mendukung pekerjaan anggotanya.
7 § Tangan mengangkat benda berat atau menarik tali dsb. 1. Sebaiknya pekerjaan berat di lakukan secara bersama sama dengan tukang lainnya
8. § Jam kerja yang lama/ istirahat kurang.
§ Bekerja dengan memakai shift pagi dan sore, agar pekerja dapat bekerja dengan
maksimal dan tidak mudah lelah
E. Pengendalian Risiko
8. F. Penutup
A. Kesimpulan
1. Dalam hal menjalankan proyek bangunan seharusnya menjalankan program K3 yang telah diatur dalam UU No 1 Tahun
1970 Tentang Keselamatan Kerja. Yang merupakan standar yng telah dibentuk badan pemerintahan Republik Indonesia.
2. Tetapi dalam pembangunan gedung tersebut (yang dibahas pada makalah ini), masih banyak ditemukan
ketidakstandaran dalam menjalankan sebuah proyek bangunan. Dapat dilihat dari masih banyaknya potensi bahaya (hazard)
yang tidak dihindari dengan meggunakan APD.
3. Setelah dilakukan penelitian, ditemukan sedikitnya delapan potensi bahaya (hazard) yang terdapat ada proyek tersebut.
Yang memilii skor tertinggi, yaitu 20 ialah tidak digunsksnnys APD pada saat berada di lokas proyek. Dan skor yang terendah
yaitu jam kerja yang terlalu tinggi aau waktu istirahat yang kurang.
B. Saran
1. Menanamkan kepada para pekerja bangunan tentang betapa pentingnya K3 terhadap keselamatan dan kesehatan
mereka.
2. Melakukan rapat pagi sebelum bekerja (briefing) mengenai apa yang akan dilakukan hari ini dan mengenai potensi-
potensi bahaya (hazards).
3. Diadakannya pengawasan atau pemeriksaan oleh pihak pengawas terhadap standar yang harus dipenuhi oleh para
pekerja .