Dokumen tersebut menjelaskan peran guru sebagai pendidik (mualim), pemberi petunjuk (mursyid), pendidik (muaddib), pembersih hati (muzakki), dan pencerah (mutli) berdasarkan ayat-ayat Al-Quran. Dokumen tersebut juga mencontohkan kisah nasihat bijak Luqman kepada anaknya.
3. Sebagai Mualim
– َوَُمُكُمِّلعُيََوَمكك ِِّكْلَوَبَِّككَْلَكمُكُمِّلعُيََمَولُُوُكََكمَْبَونُملكعَ
“dan yang mengajarkan kamu kandungan Kitab (Al-Qur'an) serta Hikmat kebijaksanaan,
dan mengajarkan kamu apa yang belum kamu ketahui.” (Al-Baqarah: 151)
Mualim
Al-Kitab
Al-Hikmah
Mualim
Ilmu
Amal
4. Sebagai Mursyid
–َعََُكنَأ ٰىلَعكُعِّبَََّأكلَه ٰىوسُمَُهَْبلقَتكمِّلُعَبَّمَِّمِّنمِّلًادْشُر
– Nabi Musa berkata kepadanya, “Bolehkah aku mengikutmu, dengan syarat
engkau mengajarku dari apa yang telah diajarkan oleh Allah kepadamu, ilmu
yang menjadi petunjuk bagiku?” (Al-Kahfi: 66)
5. Sebagai Muaddib
– تأديبي فأحسن ربي َّبنيدأ
“Tuhanku telah mendidikku, maka menjadi baiklah pendidikanku”. (Ibnu Hibban)
– احسنوا و اوالدكم ّبوادأادابهم
“Didiklah anak-anak kamu dengan pendidikan yang baik” (Ibnu Majah)
6. Sebagai Muzakki
(Pembersih hati)
– َِّسُفكَُأكنَِّم اوًلُسَركمِّهيِّفَثعَبكذِّإَينُِِّّمؤكُمكْىَللَعُ ََّلَّللَّنَمكدقَِّْهَِّبَآيكمِّهكيلوَعُلكََيكمِّهِّّلَعُيَو ْمِّيهِّّكَزُيَوُمُهُمََبَِّككْل
ٍَلَليَضِّفَُْلكبَقكنِّولَمُُبَككنِّإَوَمكك ِِّكْلوٍَينِّبُم
– Sesungguhnya Allah telah memberi kurnia kepada orang-orang yang beriman,
ketika Allah mengutus di antara mereka seorang rasul dari golongan mereka
sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan
(jiwa) mereka dan mengajarkan mereka al-Kitab dan al-hikmah. (Ali-Imran: 164)
7. Sebagai Mutli
– َكمُككَُِّم اوًلُسَركمُكيِّفَبُكلس كربَأمكَوُلكَيََِّبَآيكمُككيلعََبَِّككَْلُمُكُمِّلعُيَوكمُكيِّكَُيبَوَُوََمكك ِِّكْل
– Sebagaimana Kami telah mengutus kepadamu Rasul di antara kamu yang
membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan
mengajarkan kepadamu al-Kitab dan al-hikmah
8. Kisah Luqman
–َكشَيكنمَۚوَِّ َّ ََِّّلل كرُككشَلِّنَأَمكك ِِّكَْلبنمكقَُْبُكيََآكدقْوَرفَككنمَۖوَِّهِّسكفَُُِّْرُككشبَيمَُِّّإَف كرُكَفٌَّيَُِّغ ََّلَّللَّنِّإَيدِّمِ
Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmah kepada Luqman, “Bersyukurlah kepada
Allah, siapa yang bersyukur, maka sesungguhnya ia besyukur untuk dirinya sendiri; siapa
yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”.
– َِّۖ َّبَّللِّبَكك ِّركشًَََُلَّيُُبَبَُيهُظِّعَيوُهَوِّهُِّكب ًَِّلُبنمكقَُْبلَقكذِّإوَيمِّظَعمكلُظَْك كرَِّلْشَّنِّإ
Dan ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya ketika ia memberi pelajaran
kepadanya, “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya
mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar” (Luqman : 12-13)