SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  15
1
Ditulis Oleh:
 Aldilah
 Augistri Fatihah
 Cahya Ercy Dwiputri
 Dini fathia
 Gilang Abdi Permana
 M. Farid Rusydy
 M. Adhan Ramadhan
 Miftahul Huda
 Rizky Ayu Nabila
 Vira Aprillia
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan
rahmatnya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Makalah ini kami
susun guna memenuhi tugas mata pelajaran Pendidikan Kewarga Negaraan (PKN).
Makalah ini berisikan tentang Budaya Politik bangsa Indonesia dari zaman
dulu sampai saat ini. Makalah ini disusun dengan maksud dapat menambah wawasan
kami selaku pelajar, serta dapat menambah ilmu pengetahuan tentang Budaya Politik
bangsa Indonesia.
Selain itu, kami juga mengharapkan kritik dan saran atas penyusunan
makalah ini. Dengan kritik dan saran yang membangun, maka penyusun dapat
melakukan penyusunan makalah yang lebih baik lagi di masa yang akan dating.
Semoga dengan makalah ini, wawasan serta ilmu pengetahuan tentang
Budaya Politik bangsa Indonesia dapat bertambah, khususnya bagi penyusun dan
umumnya bagi semua yang menyimak makalah ini.
Palembang, 22 Januari 2016
Penulis
3
DAFTAR ISI
Halaman Judul..........................................................................................................................1
Kata Pengantar.........................................................................................................................2
Daftar Isi...................................................................................................................................3
BAB I: Pendahuluan
Latar Belakang................................................................................................4
BAB II: Isi
2.1. Pengertian Budaya Politik..........................................................5-6
2.2. Tipe Budaya Politik..................................................................6-8
2.3. Budaya Politik di Indonesia.....................................................8-9
2.5. Sosialisasi Politik........................................................................10
2.5.2. Fungsi Sosial Politik....................................................11
2.5.3. Metode Sosialisasi Politik...........................................11
2.5.4. Proses Sosialisasi Politik.............................................11
2.5.5. Agen Sosialisasi Politik..........................................11-13
2.6. Budaya Politik Partisipan
2.6.1. Bentuk-Bentuk Budaya Partisipan......................13-14
BAB III: Kesimpulan dan Saran............................................................................................15
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Setiap Negara tentu memiliki kebudayaannya masing-masing, termasuk
dalam bidang politik. Menurut Almond dan Verba, budaya politik merupakan
suatu orientasi yang khas warga Negara terhadap simbol-simbol dan lembaga
kenegaraan dalam suatu sistem politik dan aneka ragam bagiannya, serta peranan
warga Negara yang berada dalam sistem itu.
Budaya politik dapat dipandang sebagai landasan sistem politik, yang
memberi jiwa atau warna pada sistem politik dan memberikan arah pada peran-
peran politik yang dilakukan oleh struktur politik.
Hakikat dan ciri budaya politik menyangkut masalah nilai-nilai adalah prinsip
dasar yang melandasi suatu pandangan hidup yang berhubungan dengan masalah
tujuan.
Selain itu, budaya politik juga dipandang sangat penting didalam
terbentuknya suatu negara. Karena budaya politik dapat menjadi acuan dalam
melakukan berbagai kegiatan politik disuatu negara.
5
BAB II
ISI
2.1. Pengertian Budaya Politik
a. Alan R. Ball
Budaya politik adalah suatu susunan yang terdiri dari sikap, kepercayaan,
emosi dan nilai-nilai masyarakat yang berhubungan dengan sistem politik dan
isu-isu politik.
b. Austin Ranney
Budaya politik adalah seperangkat pandangan-pandangan tentang politik dan
pemerintahan yang dipegang secara bersama-sama; sebuah pola orientasi-
orientasi terhadap objek-objek politik.
c. Gabriel A. Almond dan G. Bingham Powell, Jr.
Budaya politik berisikan sikap, keyakinan, nilai dan keterampilan yang
berlaku bagi seluruh populasi, juga kecenderungan dan pola-pola khusus yang
terdapat pada bagian-bagian tertentu dari populasi.
d. Sidney Verba
Budaya politik adalah suatu sistem kepercayaan empirik, simbol-simbol
ekspresif dan nilai-nilai yang menegaskan suatu situasi dimana tindakan
politik dilakukan.
e. Gabriel A. Almond
Budaya politik adalah dimensi psikologis dari sebuah sistem politik yang juga
memiliki peranan penting berjalannya sebuah sistem politik.
f. Miriam Budiardjo
Budaya politik adalah keseluruhan dari pandangan-pandangan politik, seperti
norma-norma, pola-pola orientasi terhadap politik dan pandangan hidup pada
umumnya.
g. Marbun.
Budaya politik adalah pandangan politik yang mempengaruhi sikap, orientasi,
dan pilihan politik seseorang, dan budaya politik ini lebih mengutamakan
dimensi psikologis dari suatu sistem politik yaitu sikap, sistem kepercayaan,
simbol yang dimiliki individu dan yang dilaksanakan dalam masyarakat.
h. Larry Diamond.
Budaya politik adalah keyakinan, sikap, nilai-nilai, ide-ide, sentimen dan
evaluasi suatu masyarakat tentang sistem politik negeri mereka dan peran
masing masing individu dalam sistem itu.
i. Mochtar massoed.
6
Budaya politik adalah sikap dan orientasi warga suatu negara terhadap
kehidupan pemerintahan negara dan politiknya.
j. Roy Macridis
Budaya politik adalah sebagai tujuan bersama dan peraturan yang diterima
bersama.
l. Dennis Kavanagh
Budaya politik adalah sebagai pernyataan untuk menyatakan lingkungan
perasaan dan sikap bagaimana sistem politik itu berlangsung.
m. Rusadi Kantaprawira
Budaya politik merupakan persepsi manusia, pola sikapnya terhadap berbagai
masalah politik dan peristiwa politik terbawa pula ke dalam pembentukan
struktur dan proses kegiatan politik masyarakat maupun pemerintah(an),
karena sistem politik itu sendiri adalah interrelasi antara manusia yang
menyangkut soal kekuasaan, aturan dan wewenang (Kantaprawira, 1999:26).
o. White ( 1979 )
Budaya politik sebagai matriks sikap dan perilaku dimana system politik
berada.
p. Aaron Wildavskus
Budaya politik secara luas menjelaskan orang-orang yang menganut nilai-
nilai, keyakinan – keyakinan, dan pilihan – pilihan yang melegitimasi jalan
hidup yang berbeda-beda (menekankan pada keterbukaan terhadap berbagai
pendekatan dalam kajian budaya politik)
2.2. Tipe Budaya Politik
1. Budaya politik parokial
Budaya politik parokial biasanya terdapat pada sistem politik tradisional dan
sederhana dengan ciri khas spesialisasi masih sangat kecil. Dengan demikian,
pelaku-pelaku politik belum memiliki pengkhususan tugas.Masyarakat dengan
budaya parokial tidak mengharapkan apa pun dari sistem politik termasuk melakukan
perubahan-perubahan.
Selain itu, di Indonesia, unsur-unsur budaya lokal masih sangat melekat pada
masyarakat tradisional atau masyarakat pedalaman. Pranata, tata nilai, dan unsur-
unsur adat lebih banyak dipegang teguh daripada persoalan pembagian peran politik.
Pemimpin adat atau kepala suku yang nota bene adalah pemimpin politik, dapat
berfungsi pula sebagai pemimpin agama atau pemimpin sosial masyarakat bagi
kepentingankepentingan ekonomi.
Ciri-ciri budaya politik parokial adalah sebagai berikut.
7
 Budaya politik ini berlangsung dalam masyarakat yang masih tradisional dan
sederhana.
 Belum terlihat peran-peran politik yang khusus; peran politik dilakukan serempak
bersamaan dengan peran ekonomi, keagamaan, dan lain-lain.
 Kesadaran anggota masyarakat akan adanya pusat kewenangan atau kekuasaan
dalam masyarakatnya cenderung rendah.
 Warga cenderung tidak menaruh minat terhadap objek-objek politik yang luas,
kecuali yang ada di sekitarnya.
 Warga tidak banyak berharap atau tidak memiliki harapan-harapan tertentu dari
sistem politik tempat ia berada.
2. Budaya Politik Kaula
Menurut Mochtar Masoed dan Colin Mac Andrews (2000), budaya politik
kaula/subjek menunjuk pada orang-orang yang secara pasif patuh pada pejabat-
pejabat pemerintahan dan undang-undang, tetapi tidak melibatkan diri dalam politik
ataupun memberikan suara dalam pemilihan.
Budaya politik kaula/subjek memiliki frekuensi yang tinggi terhadap sistem
politiknya. Namun, perhatian dan intensitas orientasi mereka terhadap aspek
masukan dan partisipasinya dalam aspek keluaran sangat rendah. Hal ini
menunjukkan bahwa telah adanya otoritas dari pemerintah. Posisi kaula/subjek tidak
ikut menentukan apa-apa terhadap perubahan politik. Masyarakat beranggapan
bahwa dirinya adalah subjek yang tidak berdaya untuk memengaruhi atau mengubah
sistem.
Dengan demikian, secara umum mereka menerima segala keputusan dan
kebijaksanaan yang diambil oleh pejabat yang berwenang dalam masyarakat.
Bahkan, rakyat memiliki keyakinan bahwa apa pun keputusan/ kebijakan pejabat
adalah mutlak, tidak dapat diubah-ubah atau dikoreksi, apalagi ditentang.
Prinsip yang dipegang adalah mematuhi perintah, menerima, loyal, dan setia
terhadap anjuran, perintah, serta kebijakan penguasa.
Ciri-ciri budaya politik subjek adalah sebagai berikut.
 Warga menyadari sepenuhnya akan otoritasi pemerintah.
 Tidak banyak warga yang memberi masukan dan tuntutan kepada pemerintah, tetapi
mereka cukup puas untuk menerima apa yang berasal dari pemerintah.
 Warga bersikap menerima saja putusan yang dianggapnya sebagai sesuatu yang tidak
boleh dikoreksi, apalagi ditentang.
 Sikap warga sebagai aktor politik adalah pasif; artinya warga tidak mampu berbuat
banyak untuk berpartisipasi dalam kehidupan politik.
8
 Warga menaruh kesadaran, minat, dan perhatian terhadap sistem politik pada
umumnya dan terutama terhadap objek politik output, sedangkan kesadarannya
terhadap input dan kesadarannya sebagai aktor politik masih rendah.
3. Budaya Politik Partisipan
Menurut pendapat Almond dan Verba (1966), budaya politik partisipan
adalah suatu bentuk budaya yang berprinsip bahwa anggota masyarakat
diorientasikan secara eksplisit terhadap sistem sebagai keseluruhan dan terhadap
struktur dan proses politik serta administratif.
Dalam budaya politik partisipan, orientasi politik warga terhadap keseluruhan
objek politik, baik umum, input dan output, maupun pribadinya dapat dikatakan
tinggi.
Ciri-ciri dari budaya politik partisipan adalah sebagai berikut:
 Warga menyadari akan hak dan tanggung jawabnya dan mampu mempergunakan
hak itu serta menanggung kewajibannya.
 Warga tidak menerima begitu saja keadaan, tunduk pada keadaan, berdisiplin tetapi
dapat menilai dengan penuh kesadaran semua objek politik, baik keseluruhan, input,
output maupun posisi dirinya sendiri.
 Anggota masyarakat sangat partisipatif terhadap semua objek politik, baik menerima
maupun menolak suatu objek politik.
 Masyarakat menyadari bahwa ia adalah warga negara yang aktif dan berperan
sebagai aktivis.
 Kehidupan politik dianggap sebagai sarana transaksi, seperti halnya penjual dan
pembeli. Warga dapat menerima berdasarkan kesadaran, tetapi juga mampu menolak
berdasarkan penilaiannya sendiri.
2.3. Budaya Politik di Indonesia
Affan Gaffar (1999) dalam bukunya Politik Indonesia Transisi Menuju
Demokrasi mengatakan bahwa budaya politik Indonesia memiliki tiga ciri dominan
yaitu sebagai berikut:
1. Hirarki yang Tegar/Ketat
Masyarakat Jawa, dan sebagian besar masyarakat lain di Indonesia, pada
dasarnya bersifat hirarkis. Stratifikasi sosial yang hirarkis ini tampak dari adanya
pemilahan tegas antara penguasa (wong gedhe) dengan rakyat kebanyakan (wong
cilik). Masing-masing terpisah melalui tatanan hirarkis yang sangat ketat. Alam
pikiran dan tatacara sopan santun diekspresikan sedemikian rupa sesuai dengan asal
usul kelas masing-masing. Penguasa dapat menggunakan bahasa 'kasar' kepada
9
rakyat kebanyakan. Sebaliknya, rakyat harus mengekspresikan diri kepada penguasa
dalam bahasa 'halus'. Dalam kehidupan politik, pengaruh stratifikasi
sosial semacam itu antara lain tercemin pada cara penguasa memandang diri dan
rakyatnya.
2. Kecendrungan Patronage
Pola hubungan Patronage merupakan salah satu budaya politik yang
menonjol di Indonesia. Pola hubungan ini bersifat individual. Dalam kehidupan
politik, tumbuhnya budaya politiksemacam ini tampak misalnya di
kalangan pelaku politik. Mereka lebih memilih mencari dukungan dari atas daripada
menggali dukungn dari basisnya.
3. Kecendrungan Neo-patrimonisalistik
Salah satu kecendrungan dalam kehidupan politik di Indonesia adalah
adanya kecendrungan munculnya budaya politik yang bersifat neo-
patrimonisalistik; artinya meskipun memiliki atribut yang bersifat modern dan
rasionalistik zeperti birokrasi, perilaku negara masih memperlihatkan tradisi dan
budaya politik yang berkarakter patrimonial.
Adapun sistem politik Indonesia sesuai dengan amanat UUD 1945 pasal 1 ayat
(2) adalah sistem politik demokrasi, yaitu kedaulatan di tangan rakyat dan
dilaksanakan menurut undang-undang dasar. Budaya politik yang sesuai, selaras, dan
sebangun dengan sistem.
Budaya politik yang berkembang di Indonesia adalah budaya politik campuran,
artinya gabungan dari ketiga tipe budaya politik di atas. Hal ini disebabkan karena
adanya beberapa ciri dari masyarakat Indonesia seperti adanya sub-budaya yang
beraneka ragam, hal ini karena Indonesia memiliki budaya sendiri sendiri. Selain itu
kecenderungan masyarakat Indonesia yang masih kuat ikatan primordial yang
dikenali melalui indikator berupa sentimen kedaerahan, kesukuan, dan keagamaan.
Nazarudin Samsudin menyatakan dalam sebuah budaya ciri utama yang menjadi
identitas adalah sesuatu nilai atau orientasi yang menonjol dan diakui oleh
masyarakat atau bangsa secara keseluruhan. Jadi simbol yang selama initelah diakui
dan dikenal masyarakat adalah Bhinneka Tunggal Ika, maka budaya politik kita di
Indonesia adakah Bhinneka Tunggal Ika.
2.5. Sosialisasi Politik
2.5.1. Pengertian
 Kenneth P. Langton,
Sosialisasi politik adalah cara bagaimana masyarakat meneruskan kebudayaan
politiknya.
10
 Gabriel A. Almond
Sosialisasi politik adalah proses dimana sikap-sikap politik dan pola–pola tingkah
laku diperoleh atau dibentuk, dan merupakan sarana bagi generasi muda untuk
menyampaikan patokan politik dan keyakinan politik.
 Richard E. Dawson
Sosialisasi politik adalah pewarisan pengetahuan , nilai dan pandangan politik
darimorang tua, guru dan sarana sosialisasi lainnya bagi warga baru dan yang
beranjak dewasa.
 Dennis Kavanagh
Sosialisasi politik adalah istilah untuk mengganbarkan proses dimana seseorang
mempelajari dan menumbuhkan pandangannya tentang politik.
 Ramlan Surbakti
Sosialisasi politik adalah proses pembentukan sikap dan orientasi politik anggota
masyarakatnya.
 Alfian
Sosialisasi politik adalah usaha sadar untuk mengubah proses sosialisasi politik
masyarakat, sehingga mereka mengalami dan menghayati nilai-nilai yang terkandung
dalam suatu sistem politik yang ideal yang hendak dibangun.
2.5.2. Fungsi Sosial Politik
Adapun fungsi sosialisasi politik antara lain untuk meningkatkan
pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang kehidupan politik, serta
mendorong timbulnya partisipasi secara maksimal dalam sistem politiknya. Hal itu
sejalan dengan konsep demokrasi, yaitu pemerintahan dari, oleh, dan untuk rakyat
yang berarti rakyat harus berpartisipasi dalam kehidupan politik. Dalam bukunya
yang berjudul Pengantar Sosiologi Politik, Michael Rush dan Phillip Althoff
mengemukakan fungsi sosialisasi sebagai berikut:
A. Melatih Individu
Sosialisasi politik melatih individu dalam memasukkan nilai-nilai politik
yang berlaku di dalam sebuah sistem politik. Pembelajaran mengenai pemahaman
sistem politik suatu negara pun diajarkan di bangku sekolah. Hal ini dilakukan untuk
menanamkan pemahaman kepada semua warga negara sebagai subjek dan objek
politik. Dalam proses pembelajaran politik tersebut dimungkinkan individu untuk
menerima atau melakukan suatu penolakan atas tindakan pemerintah, mematuhi
hukum, melibatkan diri dalam politik, ataupun memilih dalam pemilihan umum.
B. Memelihara Sistem Politik
Sosialisasi politik juga berfungsi untuk memelihara sistem politik dan
pemerintahan yang resmi. Setiap warga negara harus mengetahui hal-hal yang
berkaitan dengan sistem politik. Pemahaman tersebut dapat dimulai dari hal-hal yang
mudah sifatnya, seperti warna bendera sendiri, lagu kebangsaan sendiri, bahasa
11
sendiri, ataupun pemerintah yang tengah memerintahnya sendiri. Melalui
pemahaman tersebut, setiap warga negara dapat memiliki identitas kebangsaan yang
jelas
2.5.3. Metode Sosialisasi Politik
1. Imitasi
Peniruan terhadap tingkah laku individu-individu lain. Imitasi penting dalam
sosialisasi masa kanak-kanak. Pada remaja dan dewasa, imitasi lebih
banyakbercampur dengan kedua mekanisme lainnya, sehingga satu derajat
peniruannya terdapat pula pada instruksi mupun motivasi.
2. Instruksi
Peristiwa penjelasan diri seseornag dengan sengaja dapat ditempatkan dalam
suatu situasi yang intruktif sifatnya.
3. Motivasi
Sebagaimana dijelaskan Le Vine merupakan tingkah laku yang tepat yang
cocok yang dipelajari melalui proses coba-coba dan gagal (trial and error).
2.5.4. Proses Sosialisasi Politik
Sosialisasi politik diawali pada masa kanak-kanak atau Berdasarkan hasil riset
David Easton dan Robert Hess, proses sosialisasi politik meliputi empat tahap
sebagai berikut:
1. Pengenalan otoritas melalui individu tertentu, seperti orang tua, anak,
presiden, dan polisi.
2. Perkembangan pembedaan antara otoritas internal dan yang eksternal, yaitu
antara pejabat swasta dan pejabat pemerintah.
3. Pengenalan mengenai institusi-institusi politik yang impersonal, seperti
kongres (parlemen), Mahkamah Agung, dan pemungutan suara (pemilu).
4. Perkembangan pembedaan antara situasi-situasi politik dan mereka yang
terlibat dalam aktivitas yang disosialisasikan dengan institusi-institusi ini.
Cara kerja sosialisasi pengembangan budaya politik yang meliputi tiga cara berikut.
1. Imitasi, proses sosialisasi melalui peniruan terhadap perilaku yang
ditampilkan individu-individu lain. Sosialisasi pada masa kanakkanak
merupakan hal yang amat penting.
2. Instruksi, mengacu pada proses sosialisasi melalui proses pembelajaran
formal, informal, maupun nonformal.
3. Motivasi, proses sosialisasi yang berkaitan dengan pengalaman individu.
2.5.5. Agen Sosialisasi Politik
1. Keluarga (Family)
Wadah penanaman (sosialisasi) nilai-nilai politik yang paling efisien dan
efektif adalah di dalam keluarga. Dimulai dari keluarga inilah antara orang tua
dengan anak, sering terjadi ”obrolan” politik ringan tentang segala hal sehingga
tanpa disadari terjadi transfer pengetahuan dan nilai-nilai politik tertentu yang
12
diserap oleh si anak. Misalnya, seorang ibu menceritakan kepada anaknya tentang
pentingnya memberikan suara dalam pengambilan kebijakan bersama. Melalui cerita
dari sang ibu, seorang anak akan selalu mengingat pentingnya memberikan suara
dalam pengambilan kebijakan bersama seperti pemilihan ketua OSIS
2. Sekolah
Di sekolah melalui pelajaran civics education (pendidikan kewarganegaraan),
siswa dan gurunya saling bertukar informasi dan berinteraksi dalam membahas
topik-topik tertentu yang mengandung nilai-nilai politik teoretis maupun praktis.
Dengan demikian, siswa telah memperoleh pengetahuan awal tentang kehidupan
berpolitik secara dini dan nilai-nilai politik yang benar dari sudut pandang akademis.
Misalnya, guru memberikan informasi tentang budaya politik bangsa Indonesia pada
era Orde Baru. Dari informasi guru, siswa menjadi tahu bentuk dan ciri budaya
politik Indonesia pada era Orde Baru.
3. Partai Politik
Salah satu fungsi dari partai politik adalah dapat memainkan peran sebagai
sosialisasi politik. Ini berarti partai politik tersebut setelah merekrut anggota kader
maupun simpatisannya secara periodik maupun pada saat kampanye, mampu
menanamkan nilai-nilai dan norma-norma dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Partai politik harus mampu menciptakan ”image” memperjuangkan kepentingan
umum agar mendapat dukungan luas dari masyarakat dan senantiasa dapat
memenangkan pemilu. Partai politik mempunyai beberapa tujuan khusus sebagai
berikut:
 Meningkatkan partisipasi politik anggota dan masyarakat dalam rangka
penyelenggaraan kegiatan politik dan pemerintahan.
 Memperjuangkan cita-cita partai politik dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
 Membangun etika dan budaya politik dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
4. Peer Group atau Teman Sepermainan (Teman Sebaya)
Peer group adalah teman-teman sepermainan atau teman sebaya yang
mengelilingi seorang individu. Apa yang dilakukan oleh temanteman sepermainan
tentu sangat mempengaruhi beberapa tindakan seorang individu. Dalam hal
sosialisasi politik, contoh bentuk pengaruh peer group adalah pandangan teman
sepermainan terhadap seorang tokoh politik atau sebuah partai politik. Pandangan
peer group ini bisa mempengaruhi pandangan individu lain.
5. Media Massa
Berita-berita yang dikemas dalam media massa baik audio visual (televisi),
surat kabar cetak, internet, ataupun radio, yang berisikan perilaku pemerintah
ataupun partai politik banyak mempengaruhi perilaku politik setiap individu.
Meskipun tidak memiliki kedalaman, tetapi media massa mampu menyita perhatian
individu karena sifatnya yang terkadang menarik atau cenderung ”berlebihan”.
6. Pemerintah
Pemerintah merupakan agen yang mempunyai kepentingan langsung atas
sosialisasi politik. Hal ini karena pemerintah adalah pelaksana sistem politik dan
13
stabilitasnya. Pemerintah biasanya melibatkan diri dalam politik pendidikan, yaitu
melalui beberapa mata pelajaran yang ditujukan untuk memperkenalkan siswa
kepada sistem politik negara, pemimpin, lagu kebangsaan, dan sejenisnya.
Pemerintah secara tidak langsung juga melakukan sosialisasi politik melalui
tindakan-tindakannya. Melalui tindakan pemerintah, orientasi afektif individu bisa
terpengaruh. Hal ini secara otomatis juga mempengaruhi budaya politik individu
yang bersangkutan.
Dalam menjabarkan tujuan khusus pada tiap-tiap partai politik tidaklah sama.
Yang penting, tidak bertentangan dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia sebagai asas partai politik.
2.6. Budaya Politik Partisipan
Partisipan yaitu orang yang ikut berpastisipasi dalam satu kegiatan. Menurut
Miriam Budiardjo partisipasi politik adalah kegiatan seseorang dalam partai politik.
Pembangunan nasional pada hakikatnya merupakan pembangunan manusia
Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat indonesia. Oleh karena
itu, peningkatan partisipasi rakyat dalam pembangunan nasional mutlat di perlukan.
Organisasi sosial dan masyarakat merupakan sarana untuk menyalurkan
pendapat, aspirasi dan dukungan terhadap program pembangunan yang sedang di
jalankan.
2.6.1. Bentuk-Bentuk Budaya Partisipan
Partisipan politik merupakan penentuan sikap dan keterlibatan setiap individu
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dalam rangka mencapai-capai cita-cita
bangsa. Bentuknya di bedakan dalam kegiatan politik berbentuk konvensional dan
non konvensional. Menurut Almond, bentuk politik di bedakan :
a. Konvensional
 Pemberian suara (voting)
 Diskusi kelompok
 Kegiatan Kampanye
 Membentuk dan bergabung dalam kelompok kepentingan
 Komunikasi individual dengan pejabat politik/admistrasi
b. Non Konvensional
 Demokrasi
 Konfrontasi
 Mogok
 Tindak kekerasan politik terhadap harta
 Tindak kekerasan politik terhadap Manusia
 Perang gerilya/revolusi
c. Budaya politik tidak sesuai dengan semangat pembangun politik bangsa
Adapun budaya politik yang bertentangan dengan semangat pembangunan
politik bangsa antara lain :
14
1. Terjadi demonstrasi yang mengganggu ketemtraman umum
2. Timbul konflik di berbagai wilayah karena ketidak adilan.
3. tindak kekerasan
4. Aksi mogok oleh elemen masyarakat
5. Berbagai macam pelanggaran HAM
d. Budaya politik partisipan dalam kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara
Contoh :
1. menjauhkan diri dari perbuatan –perbuatan yang melanggar perbuatan hukum
2. menciptakan disiplin dalam segala aspek kehidupan
3. berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan pembangunan
4. membangun hak pilih dengan sebaik-baiknya
5. bermusyawarah untuk menyelesaikan segala permasalahan
6. taat dan patuh terhaddap aturan yang berlaku.
Contoh lainnya adalah:
1. kritis memilih partai politik anggota parlemen
2. kritis memilih presiden dan wakil presiden
3. kritisme dalam mewujudkan pemilu Luber dan Jurdil
Untuk mewujudkan pemilu yang luber dan jurdil diantaranya sebagai berikut
1. peraturan pemilu tidak membuka peluang untuk kecurangan
2. peraturan pelaksanaan pemilu yang membuat petunjuk teknis dan petunjuk
pelaksanaan pemilu tidak membuaka peluang kecurangan
3. harus mandiri dan independen
4. parpol harus memiliki persiapan yang memadai
5. lembaga pemilu harus aktif
15
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. KESIMPULAN
1. Budaya politik dipandang sangat penting di dalam suatu negara, budaya
politik dapat menjadi suatu landasan dan titik acuan dalam menjalan suatu
pemerintahan.
2. Budaya politik merupakan perilaku suatu masyarakat dalam kehidupan bernegara,
peneyelenggaraan administrasi negara.
3. Tipe-tipe budaya politik yang berkembang dalam masyarakat Indonesia ada 3
macam, yaitu budaya politik parokial, budaya politik kaulka, dan budaya politik
partisipan.
4. Budaya politik partisipan perlu di sosialisasikan kepada segenap rakyat agar
dapat berperan serta secara aktif.
5.
3.2. SARAN
1. Dalam berpolitik sebaikya dilakukan menurut kaidah-kaidah dan aturan-
aturan yang sesuai agar tercipta integrasi nasional. Karena bangsa Indonesia
terdiri dari berbagai macam suku, ras, agama, dan budaya.
2. Setiap warga negara, dalam kesehariannya hampir selalu bersentuhan dengan
aspek-aspek politik praktis baik yang bersimbol maupun tidak. Dalam proses
pelaksanaannya dapat terjadi secara langsung atau tidak langsung dengan
praktik-praktik politik. Maka diharapkan kepada warga negara yang
berbudaya politik partisipan dan berorientasi setia atau mendukung sistem
politik nasional

Contenu connexe

Tendances

Sistem & sistem politik menurut david easton
Sistem & sistem politik menurut david eastonSistem & sistem politik menurut david easton
Sistem & sistem politik menurut david eastondinnianggra
 
PERAN PARTAI POLITIK DALAM PEMILIHAN UMUM (PEMILU) DI INDONESIA
PERAN PARTAI POLITIK DALAM PEMILIHAN UMUM (PEMILU) DI INDONESIA  PERAN PARTAI POLITIK DALAM PEMILIHAN UMUM (PEMILU) DI INDONESIA
PERAN PARTAI POLITIK DALAM PEMILIHAN UMUM (PEMILU) DI INDONESIA vina irodatul afiyah
 
Kekuasaan, kewenangan dan legitimasi politik
Kekuasaan, kewenangan dan legitimasi politikKekuasaan, kewenangan dan legitimasi politik
Kekuasaan, kewenangan dan legitimasi politikWandi Suhardi
 
Hakikat demokrasi
Hakikat demokrasiHakikat demokrasi
Hakikat demokrasiabd_
 
Demokrasi pada masa reformasi
Demokrasi pada masa reformasiDemokrasi pada masa reformasi
Demokrasi pada masa reformasiNisa Ghaisani
 
Konsep Dasar Politik dan Pemerintahan
Konsep Dasar Politik dan PemerintahanKonsep Dasar Politik dan Pemerintahan
Konsep Dasar Politik dan PemerintahanSiti Hardiyanti
 
Makalah demokrasi di indonesia
Makalah demokrasi di indonesiaMakalah demokrasi di indonesia
Makalah demokrasi di indonesiaWarnet Raha
 
Sistem Politik Indonesia: Sebuah Pengantar
Sistem Politik Indonesia: Sebuah Pengantar Sistem Politik Indonesia: Sebuah Pengantar
Sistem Politik Indonesia: Sebuah Pengantar Tri Widodo W. UTOMO
 
Kehidupan Sosial-Budaya Sistem Demokrasi Liberal
Kehidupan Sosial-Budaya Sistem Demokrasi LiberalKehidupan Sosial-Budaya Sistem Demokrasi Liberal
Kehidupan Sosial-Budaya Sistem Demokrasi Liberalshafirahany22
 
Hubungan ilmu politik dengan ilmu sosial lainya
Hubungan ilmu politik dengan ilmu sosial lainyaHubungan ilmu politik dengan ilmu sosial lainya
Hubungan ilmu politik dengan ilmu sosial lainyaRifai Ahmad
 
Bentuk negara dan pemerintahan
Bentuk negara dan pemerintahanBentuk negara dan pemerintahan
Bentuk negara dan pemerintahanBayu Rizky Aditya
 
Kewenangan dan legitimasi
Kewenangan dan legitimasiKewenangan dan legitimasi
Kewenangan dan legitimasiListy Yoohoo
 
Pengantar ilmu politik
Pengantar ilmu politikPengantar ilmu politik
Pengantar ilmu politiknona aliya
 
Perkembangan ham di indonesia
Perkembangan ham di indonesiaPerkembangan ham di indonesia
Perkembangan ham di indonesiaArief Marbot
 
(Paper v) pendekatan pendekatan ilmu politik
(Paper v) pendekatan pendekatan ilmu politik(Paper v) pendekatan pendekatan ilmu politik
(Paper v) pendekatan pendekatan ilmu politikYusuf Abror
 
Kelompok sosial
Kelompok sosialKelompok sosial
Kelompok sosialomcivics
 

Tendances (20)

Ppt Demokrasi Indonesia
Ppt Demokrasi IndonesiaPpt Demokrasi Indonesia
Ppt Demokrasi Indonesia
 
Sistem & sistem politik menurut david easton
Sistem & sistem politik menurut david eastonSistem & sistem politik menurut david easton
Sistem & sistem politik menurut david easton
 
PERAN PARTAI POLITIK DALAM PEMILIHAN UMUM (PEMILU) DI INDONESIA
PERAN PARTAI POLITIK DALAM PEMILIHAN UMUM (PEMILU) DI INDONESIA  PERAN PARTAI POLITIK DALAM PEMILIHAN UMUM (PEMILU) DI INDONESIA
PERAN PARTAI POLITIK DALAM PEMILIHAN UMUM (PEMILU) DI INDONESIA
 
Kekuasaan, kewenangan dan legitimasi politik
Kekuasaan, kewenangan dan legitimasi politikKekuasaan, kewenangan dan legitimasi politik
Kekuasaan, kewenangan dan legitimasi politik
 
Budaya Politik
Budaya PolitikBudaya Politik
Budaya Politik
 
Hakikat demokrasi
Hakikat demokrasiHakikat demokrasi
Hakikat demokrasi
 
Demokrasi pada masa reformasi
Demokrasi pada masa reformasiDemokrasi pada masa reformasi
Demokrasi pada masa reformasi
 
Konsep Dasar Politik dan Pemerintahan
Konsep Dasar Politik dan PemerintahanKonsep Dasar Politik dan Pemerintahan
Konsep Dasar Politik dan Pemerintahan
 
Partisipasi politik
Partisipasi politikPartisipasi politik
Partisipasi politik
 
Makalah demokrasi di indonesia
Makalah demokrasi di indonesiaMakalah demokrasi di indonesia
Makalah demokrasi di indonesia
 
Sistem Politik Indonesia: Sebuah Pengantar
Sistem Politik Indonesia: Sebuah Pengantar Sistem Politik Indonesia: Sebuah Pengantar
Sistem Politik Indonesia: Sebuah Pengantar
 
Kehidupan Sosial-Budaya Sistem Demokrasi Liberal
Kehidupan Sosial-Budaya Sistem Demokrasi LiberalKehidupan Sosial-Budaya Sistem Demokrasi Liberal
Kehidupan Sosial-Budaya Sistem Demokrasi Liberal
 
Hubungan ilmu politik dengan ilmu sosial lainya
Hubungan ilmu politik dengan ilmu sosial lainyaHubungan ilmu politik dengan ilmu sosial lainya
Hubungan ilmu politik dengan ilmu sosial lainya
 
Bentuk negara dan pemerintahan
Bentuk negara dan pemerintahanBentuk negara dan pemerintahan
Bentuk negara dan pemerintahan
 
Kewenangan dan legitimasi
Kewenangan dan legitimasiKewenangan dan legitimasi
Kewenangan dan legitimasi
 
Pengantar ilmu politik
Pengantar ilmu politikPengantar ilmu politik
Pengantar ilmu politik
 
Antropologi kepribadian
Antropologi kepribadianAntropologi kepribadian
Antropologi kepribadian
 
Perkembangan ham di indonesia
Perkembangan ham di indonesiaPerkembangan ham di indonesia
Perkembangan ham di indonesia
 
(Paper v) pendekatan pendekatan ilmu politik
(Paper v) pendekatan pendekatan ilmu politik(Paper v) pendekatan pendekatan ilmu politik
(Paper v) pendekatan pendekatan ilmu politik
 
Kelompok sosial
Kelompok sosialKelompok sosial
Kelompok sosial
 

En vedette

Budaya Politik di Indonesia
Budaya Politik di IndonesiaBudaya Politik di Indonesia
Budaya Politik di IndonesiaFikri Fahmi
 
Contoh RPP 2013 - Masalah pokok ekonomi
Contoh RPP 2013 - Masalah pokok ekonomiContoh RPP 2013 - Masalah pokok ekonomi
Contoh RPP 2013 - Masalah pokok ekonomiMentari Ritonga
 
Keanekaragaman budaya indonesia
Keanekaragaman budaya indonesiaKeanekaragaman budaya indonesia
Keanekaragaman budaya indonesiaNaila N. K
 
270110130006 erika silviani b tugas ke 3 keanekaragaman budaya dan bahasa daerah
270110130006 erika silviani b tugas ke 3 keanekaragaman budaya dan bahasa daerah270110130006 erika silviani b tugas ke 3 keanekaragaman budaya dan bahasa daerah
270110130006 erika silviani b tugas ke 3 keanekaragaman budaya dan bahasa daerahErika Silviani
 
keanekaragaman Budaya
keanekaragaman Budayakeanekaragaman Budaya
keanekaragaman BudayaDini Saputri
 
Budaya Politik di Indonesia Kelas XI SMA
Budaya Politik di Indonesia Kelas XI SMABudaya Politik di Indonesia Kelas XI SMA
Budaya Politik di Indonesia Kelas XI SMAanggaferdian
 
(Tugas Presentasi IPS) Potensi Keberagaman Budaya di Indonesia
(Tugas Presentasi IPS) Potensi Keberagaman Budaya di Indonesia(Tugas Presentasi IPS) Potensi Keberagaman Budaya di Indonesia
(Tugas Presentasi IPS) Potensi Keberagaman Budaya di IndonesiaMira Sari
 
Bentuk bentuk keragaman suku bangsa dan budaya
Bentuk bentuk keragaman suku bangsa dan budayaBentuk bentuk keragaman suku bangsa dan budaya
Bentuk bentuk keragaman suku bangsa dan budayasdn kertajaya 03
 
Keanekaragaman KERAGAMAN BUDAYA INDONESIA 34 PROVINSI DAN GAMBARNYA
Keanekaragaman KERAGAMAN BUDAYA INDONESIA 34 PROVINSI DAN GAMBARNYAKeanekaragaman KERAGAMAN BUDAYA INDONESIA 34 PROVINSI DAN GAMBARNYA
Keanekaragaman KERAGAMAN BUDAYA INDONESIA 34 PROVINSI DAN GAMBARNYANaila N. K
 
Pendekatan Good Governance sesuai dengan budaya Indonesia, Riyoko Yudhi Wibowo
Pendekatan Good Governance sesuai dengan budaya Indonesia, Riyoko Yudhi WibowoPendekatan Good Governance sesuai dengan budaya Indonesia, Riyoko Yudhi Wibowo
Pendekatan Good Governance sesuai dengan budaya Indonesia, Riyoko Yudhi WibowoRiyoko Yudhi Wibowo
 
keragaman suku bangsa (banun 12005185)
keragaman suku bangsa (banun 12005185)keragaman suku bangsa (banun 12005185)
keragaman suku bangsa (banun 12005185)12005185
 

En vedette (12)

Budaya Politik di Indonesia
Budaya Politik di IndonesiaBudaya Politik di Indonesia
Budaya Politik di Indonesia
 
Budaya politik-utk-print
Budaya politik-utk-printBudaya politik-utk-print
Budaya politik-utk-print
 
Contoh RPP 2013 - Masalah pokok ekonomi
Contoh RPP 2013 - Masalah pokok ekonomiContoh RPP 2013 - Masalah pokok ekonomi
Contoh RPP 2013 - Masalah pokok ekonomi
 
Keanekaragaman budaya indonesia
Keanekaragaman budaya indonesiaKeanekaragaman budaya indonesia
Keanekaragaman budaya indonesia
 
270110130006 erika silviani b tugas ke 3 keanekaragaman budaya dan bahasa daerah
270110130006 erika silviani b tugas ke 3 keanekaragaman budaya dan bahasa daerah270110130006 erika silviani b tugas ke 3 keanekaragaman budaya dan bahasa daerah
270110130006 erika silviani b tugas ke 3 keanekaragaman budaya dan bahasa daerah
 
keanekaragaman Budaya
keanekaragaman Budayakeanekaragaman Budaya
keanekaragaman Budaya
 
Budaya Politik di Indonesia Kelas XI SMA
Budaya Politik di Indonesia Kelas XI SMABudaya Politik di Indonesia Kelas XI SMA
Budaya Politik di Indonesia Kelas XI SMA
 
(Tugas Presentasi IPS) Potensi Keberagaman Budaya di Indonesia
(Tugas Presentasi IPS) Potensi Keberagaman Budaya di Indonesia(Tugas Presentasi IPS) Potensi Keberagaman Budaya di Indonesia
(Tugas Presentasi IPS) Potensi Keberagaman Budaya di Indonesia
 
Bentuk bentuk keragaman suku bangsa dan budaya
Bentuk bentuk keragaman suku bangsa dan budayaBentuk bentuk keragaman suku bangsa dan budaya
Bentuk bentuk keragaman suku bangsa dan budaya
 
Keanekaragaman KERAGAMAN BUDAYA INDONESIA 34 PROVINSI DAN GAMBARNYA
Keanekaragaman KERAGAMAN BUDAYA INDONESIA 34 PROVINSI DAN GAMBARNYAKeanekaragaman KERAGAMAN BUDAYA INDONESIA 34 PROVINSI DAN GAMBARNYA
Keanekaragaman KERAGAMAN BUDAYA INDONESIA 34 PROVINSI DAN GAMBARNYA
 
Pendekatan Good Governance sesuai dengan budaya Indonesia, Riyoko Yudhi Wibowo
Pendekatan Good Governance sesuai dengan budaya Indonesia, Riyoko Yudhi WibowoPendekatan Good Governance sesuai dengan budaya Indonesia, Riyoko Yudhi Wibowo
Pendekatan Good Governance sesuai dengan budaya Indonesia, Riyoko Yudhi Wibowo
 
keragaman suku bangsa (banun 12005185)
keragaman suku bangsa (banun 12005185)keragaman suku bangsa (banun 12005185)
keragaman suku bangsa (banun 12005185)
 

Similaire à MAKALAH BUDAYA POLITIK DI INDONESIA - PPKN KELAS XI

Political culture (Budaya Politik)
Political culture (Budaya Politik)Political culture (Budaya Politik)
Political culture (Budaya Politik)Raja Matridi Aeksalo
 
Bab i budaya pol di ind
Bab i budaya pol di indBab i budaya pol di ind
Bab i budaya pol di indSRIJOKOWALUYO
 
Pendidikan kewarganegaraan (budaya politik)
Pendidikan kewarganegaraan (budaya politik)Pendidikan kewarganegaraan (budaya politik)
Pendidikan kewarganegaraan (budaya politik)Levana dhea Lumi
 
Materi pkn smk kelas xi semester 1
Materi pkn smk kelas xi semester 1Materi pkn smk kelas xi semester 1
Materi pkn smk kelas xi semester 1Santos Tos
 
Bab i budaya politik
Bab i budaya politikBab i budaya politik
Bab i budaya politikaditurki
 
Bab i budaya politik
Bab i budaya politikBab i budaya politik
Bab i budaya politikAwis Mirad
 
Budaya politik(pp kn) paket c
Budaya politik(pp kn) paket cBudaya politik(pp kn) paket c
Budaya politik(pp kn) paket cPKBMARRIZKY
 
Budaya politik(pp kn) paket c
Budaya politik(pp kn) paket cBudaya politik(pp kn) paket c
Budaya politik(pp kn) paket cPKBMARRIZKY
 
Materi pkn kelas 11
Materi pkn kelas 11Materi pkn kelas 11
Materi pkn kelas 11fhnx
 
Pkn bab 1 fi xedited
Pkn bab 1 fi xeditedPkn bab 1 fi xedited
Pkn bab 1 fi xeditedIlham Abror
 

Similaire à MAKALAH BUDAYA POLITIK DI INDONESIA - PPKN KELAS XI (20)

Budaya politik
Budaya politikBudaya politik
Budaya politik
 
PKN KD. 1.1
PKN KD. 1.1PKN KD. 1.1
PKN KD. 1.1
 
Political culture (Budaya Politik)
Political culture (Budaya Politik)Political culture (Budaya Politik)
Political culture (Budaya Politik)
 
Budaya
BudayaBudaya
Budaya
 
Bab i budaya pol di ind
Bab i budaya pol di indBab i budaya pol di ind
Bab i budaya pol di ind
 
Pendidikan kewarganegaraan (budaya politik)
Pendidikan kewarganegaraan (budaya politik)Pendidikan kewarganegaraan (budaya politik)
Pendidikan kewarganegaraan (budaya politik)
 
Materi pkn smk kelas xi semester 1
Materi pkn smk kelas xi semester 1Materi pkn smk kelas xi semester 1
Materi pkn smk kelas xi semester 1
 
Budaya pPolitik
Budaya pPolitikBudaya pPolitik
Budaya pPolitik
 
Bab i budaya politik
Bab i budaya politikBab i budaya politik
Bab i budaya politik
 
Budaya politik indonesia
Budaya politik indonesiaBudaya politik indonesia
Budaya politik indonesia
 
Bab 1 budaya_politik
Bab 1 budaya_politikBab 1 budaya_politik
Bab 1 budaya_politik
 
Modul p kn kelas xi
Modul p kn kelas xiModul p kn kelas xi
Modul p kn kelas xi
 
Bab i budaya politik
Bab i budaya politikBab i budaya politik
Bab i budaya politik
 
Budaya politik(pp kn) paket c
Budaya politik(pp kn) paket cBudaya politik(pp kn) paket c
Budaya politik(pp kn) paket c
 
Budaya politik(pp kn) paket c
Budaya politik(pp kn) paket cBudaya politik(pp kn) paket c
Budaya politik(pp kn) paket c
 
Materi pkn kelas 11
Materi pkn kelas 11Materi pkn kelas 11
Materi pkn kelas 11
 
Budaya politik
Budaya politikBudaya politik
Budaya politik
 
PKN Kd. 1.1
PKN Kd. 1.1PKN Kd. 1.1
PKN Kd. 1.1
 
Bab 1 kelas xi
Bab 1 kelas xiBab 1 kelas xi
Bab 1 kelas xi
 
Pkn bab 1 fi xedited
Pkn bab 1 fi xeditedPkn bab 1 fi xedited
Pkn bab 1 fi xedited
 

Plus de RIZKY AYU NABILA

SOAL LATIHAN TKPA SBMPTN 2016 KODE 337
SOAL LATIHAN TKPA SBMPTN 2016 KODE 337 SOAL LATIHAN TKPA SBMPTN 2016 KODE 337
SOAL LATIHAN TKPA SBMPTN 2016 KODE 337 RIZKY AYU NABILA
 
SOAL SBMPTN 2016 TKPA 2016 KODE 322
SOAL SBMPTN 2016 TKPA 2016 KODE 322 SOAL SBMPTN 2016 TKPA 2016 KODE 322
SOAL SBMPTN 2016 TKPA 2016 KODE 322 RIZKY AYU NABILA
 
SOAL SBMPTN 2016 TKD SAINTEK KODE 226
SOAL SBMPTN 2016 TKD SAINTEK KODE 226SOAL SBMPTN 2016 TKD SAINTEK KODE 226
SOAL SBMPTN 2016 TKD SAINTEK KODE 226RIZKY AYU NABILA
 
SOAL TKPA SBMPTN 2016 [ SELEKSI BERSAMA MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI ] KODE 321
SOAL TKPA SBMPTN 2016 [ SELEKSI BERSAMA MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI ] KODE 321SOAL TKPA SBMPTN 2016 [ SELEKSI BERSAMA MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI ] KODE 321
SOAL TKPA SBMPTN 2016 [ SELEKSI BERSAMA MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI ] KODE 321RIZKY AYU NABILA
 
PKN - SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIA KELAS XII IPA SMA
PKN - SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIA KELAS XII IPA SMAPKN - SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIA KELAS XII IPA SMA
PKN - SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIA KELAS XII IPA SMARIZKY AYU NABILA
 
Powerpoint Bahasa Indonesia bab II - Pendidikan
Powerpoint Bahasa Indonesia bab II - PendidikanPowerpoint Bahasa Indonesia bab II - Pendidikan
Powerpoint Bahasa Indonesia bab II - PendidikanRIZKY AYU NABILA
 
PERANG DUNIA DAN PBB - SEJARAH DUNIA KELAS XII IPA SEMESTER I
PERANG DUNIA DAN PBB - SEJARAH DUNIA KELAS XII IPA SEMESTER IPERANG DUNIA DAN PBB - SEJARAH DUNIA KELAS XII IPA SEMESTER I
PERANG DUNIA DAN PBB - SEJARAH DUNIA KELAS XII IPA SEMESTER IRIZKY AYU NABILA
 
Seni Budaya kelas XII IPA - Aliran Seni Rupa Abstrakionisme Powerpoint
Seni Budaya kelas XII IPA - Aliran Seni Rupa Abstrakionisme PowerpointSeni Budaya kelas XII IPA - Aliran Seni Rupa Abstrakionisme Powerpoint
Seni Budaya kelas XII IPA - Aliran Seni Rupa Abstrakionisme PowerpointRIZKY AYU NABILA
 
BIOLOGI KELAS XII SEMESTER I - BAB II ENZIM DAN METABOLISME MAKHLUK HIDUP POW...
BIOLOGI KELAS XII SEMESTER I - BAB II ENZIM DAN METABOLISME MAKHLUK HIDUP POW...BIOLOGI KELAS XII SEMESTER I - BAB II ENZIM DAN METABOLISME MAKHLUK HIDUP POW...
BIOLOGI KELAS XII SEMESTER I - BAB II ENZIM DAN METABOLISME MAKHLUK HIDUP POW...RIZKY AYU NABILA
 
Makalah Agama - Pernikahan
Makalah Agama - PernikahanMakalah Agama - Pernikahan
Makalah Agama - PernikahanRIZKY AYU NABILA
 
Makalah Perkecambahan Biji Kacang Hijau dan Biji Jagung
Makalah Perkecambahan Biji Kacang Hijau dan Biji JagungMakalah Perkecambahan Biji Kacang Hijau dan Biji Jagung
Makalah Perkecambahan Biji Kacang Hijau dan Biji JagungRIZKY AYU NABILA
 
SOAL DAN PEMBAHASAN BIOLOGI BAB SISTEM REPRODUKSI
SOAL DAN PEMBAHASAN BIOLOGI BAB SISTEM REPRODUKSISOAL DAN PEMBAHASAN BIOLOGI BAB SISTEM REPRODUKSI
SOAL DAN PEMBAHASAN BIOLOGI BAB SISTEM REPRODUKSIRIZKY AYU NABILA
 
MAKALAH AGAMA ISLAM KELAS XI SMA - BERPERILAKU TERPUJI (Menghargai Karya Oran...
MAKALAH AGAMA ISLAM KELAS XI SMA - BERPERILAKU TERPUJI (Menghargai Karya Oran...MAKALAH AGAMA ISLAM KELAS XI SMA - BERPERILAKU TERPUJI (Menghargai Karya Oran...
MAKALAH AGAMA ISLAM KELAS XI SMA - BERPERILAKU TERPUJI (Menghargai Karya Oran...RIZKY AYU NABILA
 

Plus de RIZKY AYU NABILA (17)

List of-irregular-verbs
List of-irregular-verbsList of-irregular-verbs
List of-irregular-verbs
 
SOAL LATIHAN TKPA SBMPTN 2016 KODE 337
SOAL LATIHAN TKPA SBMPTN 2016 KODE 337 SOAL LATIHAN TKPA SBMPTN 2016 KODE 337
SOAL LATIHAN TKPA SBMPTN 2016 KODE 337
 
Alice's in wonderful
Alice's in wonderfulAlice's in wonderful
Alice's in wonderful
 
SOAL SBMPTN 2016 TKPA 2016 KODE 322
SOAL SBMPTN 2016 TKPA 2016 KODE 322 SOAL SBMPTN 2016 TKPA 2016 KODE 322
SOAL SBMPTN 2016 TKPA 2016 KODE 322
 
SOAL SBMPTN 2016 TKD SAINTEK KODE 226
SOAL SBMPTN 2016 TKD SAINTEK KODE 226SOAL SBMPTN 2016 TKD SAINTEK KODE 226
SOAL SBMPTN 2016 TKD SAINTEK KODE 226
 
SOAL TKPA SBMPTN 2016 [ SELEKSI BERSAMA MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI ] KODE 321
SOAL TKPA SBMPTN 2016 [ SELEKSI BERSAMA MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI ] KODE 321SOAL TKPA SBMPTN 2016 [ SELEKSI BERSAMA MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI ] KODE 321
SOAL TKPA SBMPTN 2016 [ SELEKSI BERSAMA MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI ] KODE 321
 
PKN - SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIA KELAS XII IPA SMA
PKN - SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIA KELAS XII IPA SMAPKN - SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIA KELAS XII IPA SMA
PKN - SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIA KELAS XII IPA SMA
 
Powerpoint Bahasa Indonesia bab II - Pendidikan
Powerpoint Bahasa Indonesia bab II - PendidikanPowerpoint Bahasa Indonesia bab II - Pendidikan
Powerpoint Bahasa Indonesia bab II - Pendidikan
 
PERANG DUNIA DAN PBB - SEJARAH DUNIA KELAS XII IPA SEMESTER I
PERANG DUNIA DAN PBB - SEJARAH DUNIA KELAS XII IPA SEMESTER IPERANG DUNIA DAN PBB - SEJARAH DUNIA KELAS XII IPA SEMESTER I
PERANG DUNIA DAN PBB - SEJARAH DUNIA KELAS XII IPA SEMESTER I
 
Seni Budaya kelas XII IPA - Aliran Seni Rupa Abstrakionisme Powerpoint
Seni Budaya kelas XII IPA - Aliran Seni Rupa Abstrakionisme PowerpointSeni Budaya kelas XII IPA - Aliran Seni Rupa Abstrakionisme Powerpoint
Seni Budaya kelas XII IPA - Aliran Seni Rupa Abstrakionisme Powerpoint
 
BIOLOGI KELAS XII SEMESTER I - BAB II ENZIM DAN METABOLISME MAKHLUK HIDUP POW...
BIOLOGI KELAS XII SEMESTER I - BAB II ENZIM DAN METABOLISME MAKHLUK HIDUP POW...BIOLOGI KELAS XII SEMESTER I - BAB II ENZIM DAN METABOLISME MAKHLUK HIDUP POW...
BIOLOGI KELAS XII SEMESTER I - BAB II ENZIM DAN METABOLISME MAKHLUK HIDUP POW...
 
Makalah Agama - Pernikahan
Makalah Agama - PernikahanMakalah Agama - Pernikahan
Makalah Agama - Pernikahan
 
Makalah Perkecambahan Biji Kacang Hijau dan Biji Jagung
Makalah Perkecambahan Biji Kacang Hijau dan Biji JagungMakalah Perkecambahan Biji Kacang Hijau dan Biji Jagung
Makalah Perkecambahan Biji Kacang Hijau dan Biji Jagung
 
SOAL DAN PEMBAHASAN BIOLOGI BAB SISTEM REPRODUKSI
SOAL DAN PEMBAHASAN BIOLOGI BAB SISTEM REPRODUKSISOAL DAN PEMBAHASAN BIOLOGI BAB SISTEM REPRODUKSI
SOAL DAN PEMBAHASAN BIOLOGI BAB SISTEM REPRODUKSI
 
Jendela berdebu
Jendela berdebuJendela berdebu
Jendela berdebu
 
MAKALAH AGAMA ISLAM KELAS XI SMA - BERPERILAKU TERPUJI (Menghargai Karya Oran...
MAKALAH AGAMA ISLAM KELAS XI SMA - BERPERILAKU TERPUJI (Menghargai Karya Oran...MAKALAH AGAMA ISLAM KELAS XI SMA - BERPERILAKU TERPUJI (Menghargai Karya Oran...
MAKALAH AGAMA ISLAM KELAS XI SMA - BERPERILAKU TERPUJI (Menghargai Karya Oran...
 
PPT Manfaat bawang putih
PPT Manfaat bawang putih PPT Manfaat bawang putih
PPT Manfaat bawang putih
 

Dernier

Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptAcemediadotkoM1
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPPOWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPAnaNoorAfdilla
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 

Dernier (20)

Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPPOWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 

MAKALAH BUDAYA POLITIK DI INDONESIA - PPKN KELAS XI

  • 1. 1 Ditulis Oleh:  Aldilah  Augistri Fatihah  Cahya Ercy Dwiputri  Dini fathia  Gilang Abdi Permana  M. Farid Rusydy  M. Adhan Ramadhan  Miftahul Huda  Rizky Ayu Nabila  Vira Aprillia
  • 2. 2 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmatnya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Makalah ini kami susun guna memenuhi tugas mata pelajaran Pendidikan Kewarga Negaraan (PKN). Makalah ini berisikan tentang Budaya Politik bangsa Indonesia dari zaman dulu sampai saat ini. Makalah ini disusun dengan maksud dapat menambah wawasan kami selaku pelajar, serta dapat menambah ilmu pengetahuan tentang Budaya Politik bangsa Indonesia. Selain itu, kami juga mengharapkan kritik dan saran atas penyusunan makalah ini. Dengan kritik dan saran yang membangun, maka penyusun dapat melakukan penyusunan makalah yang lebih baik lagi di masa yang akan dating. Semoga dengan makalah ini, wawasan serta ilmu pengetahuan tentang Budaya Politik bangsa Indonesia dapat bertambah, khususnya bagi penyusun dan umumnya bagi semua yang menyimak makalah ini. Palembang, 22 Januari 2016 Penulis
  • 3. 3 DAFTAR ISI Halaman Judul..........................................................................................................................1 Kata Pengantar.........................................................................................................................2 Daftar Isi...................................................................................................................................3 BAB I: Pendahuluan Latar Belakang................................................................................................4 BAB II: Isi 2.1. Pengertian Budaya Politik..........................................................5-6 2.2. Tipe Budaya Politik..................................................................6-8 2.3. Budaya Politik di Indonesia.....................................................8-9 2.5. Sosialisasi Politik........................................................................10 2.5.2. Fungsi Sosial Politik....................................................11 2.5.3. Metode Sosialisasi Politik...........................................11 2.5.4. Proses Sosialisasi Politik.............................................11 2.5.5. Agen Sosialisasi Politik..........................................11-13 2.6. Budaya Politik Partisipan 2.6.1. Bentuk-Bentuk Budaya Partisipan......................13-14 BAB III: Kesimpulan dan Saran............................................................................................15
  • 4. 4 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Setiap Negara tentu memiliki kebudayaannya masing-masing, termasuk dalam bidang politik. Menurut Almond dan Verba, budaya politik merupakan suatu orientasi yang khas warga Negara terhadap simbol-simbol dan lembaga kenegaraan dalam suatu sistem politik dan aneka ragam bagiannya, serta peranan warga Negara yang berada dalam sistem itu. Budaya politik dapat dipandang sebagai landasan sistem politik, yang memberi jiwa atau warna pada sistem politik dan memberikan arah pada peran- peran politik yang dilakukan oleh struktur politik. Hakikat dan ciri budaya politik menyangkut masalah nilai-nilai adalah prinsip dasar yang melandasi suatu pandangan hidup yang berhubungan dengan masalah tujuan. Selain itu, budaya politik juga dipandang sangat penting didalam terbentuknya suatu negara. Karena budaya politik dapat menjadi acuan dalam melakukan berbagai kegiatan politik disuatu negara.
  • 5. 5 BAB II ISI 2.1. Pengertian Budaya Politik a. Alan R. Ball Budaya politik adalah suatu susunan yang terdiri dari sikap, kepercayaan, emosi dan nilai-nilai masyarakat yang berhubungan dengan sistem politik dan isu-isu politik. b. Austin Ranney Budaya politik adalah seperangkat pandangan-pandangan tentang politik dan pemerintahan yang dipegang secara bersama-sama; sebuah pola orientasi- orientasi terhadap objek-objek politik. c. Gabriel A. Almond dan G. Bingham Powell, Jr. Budaya politik berisikan sikap, keyakinan, nilai dan keterampilan yang berlaku bagi seluruh populasi, juga kecenderungan dan pola-pola khusus yang terdapat pada bagian-bagian tertentu dari populasi. d. Sidney Verba Budaya politik adalah suatu sistem kepercayaan empirik, simbol-simbol ekspresif dan nilai-nilai yang menegaskan suatu situasi dimana tindakan politik dilakukan. e. Gabriel A. Almond Budaya politik adalah dimensi psikologis dari sebuah sistem politik yang juga memiliki peranan penting berjalannya sebuah sistem politik. f. Miriam Budiardjo Budaya politik adalah keseluruhan dari pandangan-pandangan politik, seperti norma-norma, pola-pola orientasi terhadap politik dan pandangan hidup pada umumnya. g. Marbun. Budaya politik adalah pandangan politik yang mempengaruhi sikap, orientasi, dan pilihan politik seseorang, dan budaya politik ini lebih mengutamakan dimensi psikologis dari suatu sistem politik yaitu sikap, sistem kepercayaan, simbol yang dimiliki individu dan yang dilaksanakan dalam masyarakat. h. Larry Diamond. Budaya politik adalah keyakinan, sikap, nilai-nilai, ide-ide, sentimen dan evaluasi suatu masyarakat tentang sistem politik negeri mereka dan peran masing masing individu dalam sistem itu. i. Mochtar massoed.
  • 6. 6 Budaya politik adalah sikap dan orientasi warga suatu negara terhadap kehidupan pemerintahan negara dan politiknya. j. Roy Macridis Budaya politik adalah sebagai tujuan bersama dan peraturan yang diterima bersama. l. Dennis Kavanagh Budaya politik adalah sebagai pernyataan untuk menyatakan lingkungan perasaan dan sikap bagaimana sistem politik itu berlangsung. m. Rusadi Kantaprawira Budaya politik merupakan persepsi manusia, pola sikapnya terhadap berbagai masalah politik dan peristiwa politik terbawa pula ke dalam pembentukan struktur dan proses kegiatan politik masyarakat maupun pemerintah(an), karena sistem politik itu sendiri adalah interrelasi antara manusia yang menyangkut soal kekuasaan, aturan dan wewenang (Kantaprawira, 1999:26). o. White ( 1979 ) Budaya politik sebagai matriks sikap dan perilaku dimana system politik berada. p. Aaron Wildavskus Budaya politik secara luas menjelaskan orang-orang yang menganut nilai- nilai, keyakinan – keyakinan, dan pilihan – pilihan yang melegitimasi jalan hidup yang berbeda-beda (menekankan pada keterbukaan terhadap berbagai pendekatan dalam kajian budaya politik) 2.2. Tipe Budaya Politik 1. Budaya politik parokial Budaya politik parokial biasanya terdapat pada sistem politik tradisional dan sederhana dengan ciri khas spesialisasi masih sangat kecil. Dengan demikian, pelaku-pelaku politik belum memiliki pengkhususan tugas.Masyarakat dengan budaya parokial tidak mengharapkan apa pun dari sistem politik termasuk melakukan perubahan-perubahan. Selain itu, di Indonesia, unsur-unsur budaya lokal masih sangat melekat pada masyarakat tradisional atau masyarakat pedalaman. Pranata, tata nilai, dan unsur- unsur adat lebih banyak dipegang teguh daripada persoalan pembagian peran politik. Pemimpin adat atau kepala suku yang nota bene adalah pemimpin politik, dapat berfungsi pula sebagai pemimpin agama atau pemimpin sosial masyarakat bagi kepentingankepentingan ekonomi. Ciri-ciri budaya politik parokial adalah sebagai berikut.
  • 7. 7  Budaya politik ini berlangsung dalam masyarakat yang masih tradisional dan sederhana.  Belum terlihat peran-peran politik yang khusus; peran politik dilakukan serempak bersamaan dengan peran ekonomi, keagamaan, dan lain-lain.  Kesadaran anggota masyarakat akan adanya pusat kewenangan atau kekuasaan dalam masyarakatnya cenderung rendah.  Warga cenderung tidak menaruh minat terhadap objek-objek politik yang luas, kecuali yang ada di sekitarnya.  Warga tidak banyak berharap atau tidak memiliki harapan-harapan tertentu dari sistem politik tempat ia berada. 2. Budaya Politik Kaula Menurut Mochtar Masoed dan Colin Mac Andrews (2000), budaya politik kaula/subjek menunjuk pada orang-orang yang secara pasif patuh pada pejabat- pejabat pemerintahan dan undang-undang, tetapi tidak melibatkan diri dalam politik ataupun memberikan suara dalam pemilihan. Budaya politik kaula/subjek memiliki frekuensi yang tinggi terhadap sistem politiknya. Namun, perhatian dan intensitas orientasi mereka terhadap aspek masukan dan partisipasinya dalam aspek keluaran sangat rendah. Hal ini menunjukkan bahwa telah adanya otoritas dari pemerintah. Posisi kaula/subjek tidak ikut menentukan apa-apa terhadap perubahan politik. Masyarakat beranggapan bahwa dirinya adalah subjek yang tidak berdaya untuk memengaruhi atau mengubah sistem. Dengan demikian, secara umum mereka menerima segala keputusan dan kebijaksanaan yang diambil oleh pejabat yang berwenang dalam masyarakat. Bahkan, rakyat memiliki keyakinan bahwa apa pun keputusan/ kebijakan pejabat adalah mutlak, tidak dapat diubah-ubah atau dikoreksi, apalagi ditentang. Prinsip yang dipegang adalah mematuhi perintah, menerima, loyal, dan setia terhadap anjuran, perintah, serta kebijakan penguasa. Ciri-ciri budaya politik subjek adalah sebagai berikut.  Warga menyadari sepenuhnya akan otoritasi pemerintah.  Tidak banyak warga yang memberi masukan dan tuntutan kepada pemerintah, tetapi mereka cukup puas untuk menerima apa yang berasal dari pemerintah.  Warga bersikap menerima saja putusan yang dianggapnya sebagai sesuatu yang tidak boleh dikoreksi, apalagi ditentang.  Sikap warga sebagai aktor politik adalah pasif; artinya warga tidak mampu berbuat banyak untuk berpartisipasi dalam kehidupan politik.
  • 8. 8  Warga menaruh kesadaran, minat, dan perhatian terhadap sistem politik pada umumnya dan terutama terhadap objek politik output, sedangkan kesadarannya terhadap input dan kesadarannya sebagai aktor politik masih rendah. 3. Budaya Politik Partisipan Menurut pendapat Almond dan Verba (1966), budaya politik partisipan adalah suatu bentuk budaya yang berprinsip bahwa anggota masyarakat diorientasikan secara eksplisit terhadap sistem sebagai keseluruhan dan terhadap struktur dan proses politik serta administratif. Dalam budaya politik partisipan, orientasi politik warga terhadap keseluruhan objek politik, baik umum, input dan output, maupun pribadinya dapat dikatakan tinggi. Ciri-ciri dari budaya politik partisipan adalah sebagai berikut:  Warga menyadari akan hak dan tanggung jawabnya dan mampu mempergunakan hak itu serta menanggung kewajibannya.  Warga tidak menerima begitu saja keadaan, tunduk pada keadaan, berdisiplin tetapi dapat menilai dengan penuh kesadaran semua objek politik, baik keseluruhan, input, output maupun posisi dirinya sendiri.  Anggota masyarakat sangat partisipatif terhadap semua objek politik, baik menerima maupun menolak suatu objek politik.  Masyarakat menyadari bahwa ia adalah warga negara yang aktif dan berperan sebagai aktivis.  Kehidupan politik dianggap sebagai sarana transaksi, seperti halnya penjual dan pembeli. Warga dapat menerima berdasarkan kesadaran, tetapi juga mampu menolak berdasarkan penilaiannya sendiri. 2.3. Budaya Politik di Indonesia Affan Gaffar (1999) dalam bukunya Politik Indonesia Transisi Menuju Demokrasi mengatakan bahwa budaya politik Indonesia memiliki tiga ciri dominan yaitu sebagai berikut: 1. Hirarki yang Tegar/Ketat Masyarakat Jawa, dan sebagian besar masyarakat lain di Indonesia, pada dasarnya bersifat hirarkis. Stratifikasi sosial yang hirarkis ini tampak dari adanya pemilahan tegas antara penguasa (wong gedhe) dengan rakyat kebanyakan (wong cilik). Masing-masing terpisah melalui tatanan hirarkis yang sangat ketat. Alam pikiran dan tatacara sopan santun diekspresikan sedemikian rupa sesuai dengan asal usul kelas masing-masing. Penguasa dapat menggunakan bahasa 'kasar' kepada
  • 9. 9 rakyat kebanyakan. Sebaliknya, rakyat harus mengekspresikan diri kepada penguasa dalam bahasa 'halus'. Dalam kehidupan politik, pengaruh stratifikasi sosial semacam itu antara lain tercemin pada cara penguasa memandang diri dan rakyatnya. 2. Kecendrungan Patronage Pola hubungan Patronage merupakan salah satu budaya politik yang menonjol di Indonesia. Pola hubungan ini bersifat individual. Dalam kehidupan politik, tumbuhnya budaya politiksemacam ini tampak misalnya di kalangan pelaku politik. Mereka lebih memilih mencari dukungan dari atas daripada menggali dukungn dari basisnya. 3. Kecendrungan Neo-patrimonisalistik Salah satu kecendrungan dalam kehidupan politik di Indonesia adalah adanya kecendrungan munculnya budaya politik yang bersifat neo- patrimonisalistik; artinya meskipun memiliki atribut yang bersifat modern dan rasionalistik zeperti birokrasi, perilaku negara masih memperlihatkan tradisi dan budaya politik yang berkarakter patrimonial. Adapun sistem politik Indonesia sesuai dengan amanat UUD 1945 pasal 1 ayat (2) adalah sistem politik demokrasi, yaitu kedaulatan di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut undang-undang dasar. Budaya politik yang sesuai, selaras, dan sebangun dengan sistem. Budaya politik yang berkembang di Indonesia adalah budaya politik campuran, artinya gabungan dari ketiga tipe budaya politik di atas. Hal ini disebabkan karena adanya beberapa ciri dari masyarakat Indonesia seperti adanya sub-budaya yang beraneka ragam, hal ini karena Indonesia memiliki budaya sendiri sendiri. Selain itu kecenderungan masyarakat Indonesia yang masih kuat ikatan primordial yang dikenali melalui indikator berupa sentimen kedaerahan, kesukuan, dan keagamaan. Nazarudin Samsudin menyatakan dalam sebuah budaya ciri utama yang menjadi identitas adalah sesuatu nilai atau orientasi yang menonjol dan diakui oleh masyarakat atau bangsa secara keseluruhan. Jadi simbol yang selama initelah diakui dan dikenal masyarakat adalah Bhinneka Tunggal Ika, maka budaya politik kita di Indonesia adakah Bhinneka Tunggal Ika. 2.5. Sosialisasi Politik 2.5.1. Pengertian  Kenneth P. Langton, Sosialisasi politik adalah cara bagaimana masyarakat meneruskan kebudayaan politiknya.
  • 10. 10  Gabriel A. Almond Sosialisasi politik adalah proses dimana sikap-sikap politik dan pola–pola tingkah laku diperoleh atau dibentuk, dan merupakan sarana bagi generasi muda untuk menyampaikan patokan politik dan keyakinan politik.  Richard E. Dawson Sosialisasi politik adalah pewarisan pengetahuan , nilai dan pandangan politik darimorang tua, guru dan sarana sosialisasi lainnya bagi warga baru dan yang beranjak dewasa.  Dennis Kavanagh Sosialisasi politik adalah istilah untuk mengganbarkan proses dimana seseorang mempelajari dan menumbuhkan pandangannya tentang politik.  Ramlan Surbakti Sosialisasi politik adalah proses pembentukan sikap dan orientasi politik anggota masyarakatnya.  Alfian Sosialisasi politik adalah usaha sadar untuk mengubah proses sosialisasi politik masyarakat, sehingga mereka mengalami dan menghayati nilai-nilai yang terkandung dalam suatu sistem politik yang ideal yang hendak dibangun. 2.5.2. Fungsi Sosial Politik Adapun fungsi sosialisasi politik antara lain untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang kehidupan politik, serta mendorong timbulnya partisipasi secara maksimal dalam sistem politiknya. Hal itu sejalan dengan konsep demokrasi, yaitu pemerintahan dari, oleh, dan untuk rakyat yang berarti rakyat harus berpartisipasi dalam kehidupan politik. Dalam bukunya yang berjudul Pengantar Sosiologi Politik, Michael Rush dan Phillip Althoff mengemukakan fungsi sosialisasi sebagai berikut: A. Melatih Individu Sosialisasi politik melatih individu dalam memasukkan nilai-nilai politik yang berlaku di dalam sebuah sistem politik. Pembelajaran mengenai pemahaman sistem politik suatu negara pun diajarkan di bangku sekolah. Hal ini dilakukan untuk menanamkan pemahaman kepada semua warga negara sebagai subjek dan objek politik. Dalam proses pembelajaran politik tersebut dimungkinkan individu untuk menerima atau melakukan suatu penolakan atas tindakan pemerintah, mematuhi hukum, melibatkan diri dalam politik, ataupun memilih dalam pemilihan umum. B. Memelihara Sistem Politik Sosialisasi politik juga berfungsi untuk memelihara sistem politik dan pemerintahan yang resmi. Setiap warga negara harus mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan sistem politik. Pemahaman tersebut dapat dimulai dari hal-hal yang mudah sifatnya, seperti warna bendera sendiri, lagu kebangsaan sendiri, bahasa
  • 11. 11 sendiri, ataupun pemerintah yang tengah memerintahnya sendiri. Melalui pemahaman tersebut, setiap warga negara dapat memiliki identitas kebangsaan yang jelas 2.5.3. Metode Sosialisasi Politik 1. Imitasi Peniruan terhadap tingkah laku individu-individu lain. Imitasi penting dalam sosialisasi masa kanak-kanak. Pada remaja dan dewasa, imitasi lebih banyakbercampur dengan kedua mekanisme lainnya, sehingga satu derajat peniruannya terdapat pula pada instruksi mupun motivasi. 2. Instruksi Peristiwa penjelasan diri seseornag dengan sengaja dapat ditempatkan dalam suatu situasi yang intruktif sifatnya. 3. Motivasi Sebagaimana dijelaskan Le Vine merupakan tingkah laku yang tepat yang cocok yang dipelajari melalui proses coba-coba dan gagal (trial and error). 2.5.4. Proses Sosialisasi Politik Sosialisasi politik diawali pada masa kanak-kanak atau Berdasarkan hasil riset David Easton dan Robert Hess, proses sosialisasi politik meliputi empat tahap sebagai berikut: 1. Pengenalan otoritas melalui individu tertentu, seperti orang tua, anak, presiden, dan polisi. 2. Perkembangan pembedaan antara otoritas internal dan yang eksternal, yaitu antara pejabat swasta dan pejabat pemerintah. 3. Pengenalan mengenai institusi-institusi politik yang impersonal, seperti kongres (parlemen), Mahkamah Agung, dan pemungutan suara (pemilu). 4. Perkembangan pembedaan antara situasi-situasi politik dan mereka yang terlibat dalam aktivitas yang disosialisasikan dengan institusi-institusi ini. Cara kerja sosialisasi pengembangan budaya politik yang meliputi tiga cara berikut. 1. Imitasi, proses sosialisasi melalui peniruan terhadap perilaku yang ditampilkan individu-individu lain. Sosialisasi pada masa kanakkanak merupakan hal yang amat penting. 2. Instruksi, mengacu pada proses sosialisasi melalui proses pembelajaran formal, informal, maupun nonformal. 3. Motivasi, proses sosialisasi yang berkaitan dengan pengalaman individu. 2.5.5. Agen Sosialisasi Politik 1. Keluarga (Family) Wadah penanaman (sosialisasi) nilai-nilai politik yang paling efisien dan efektif adalah di dalam keluarga. Dimulai dari keluarga inilah antara orang tua dengan anak, sering terjadi ”obrolan” politik ringan tentang segala hal sehingga tanpa disadari terjadi transfer pengetahuan dan nilai-nilai politik tertentu yang
  • 12. 12 diserap oleh si anak. Misalnya, seorang ibu menceritakan kepada anaknya tentang pentingnya memberikan suara dalam pengambilan kebijakan bersama. Melalui cerita dari sang ibu, seorang anak akan selalu mengingat pentingnya memberikan suara dalam pengambilan kebijakan bersama seperti pemilihan ketua OSIS 2. Sekolah Di sekolah melalui pelajaran civics education (pendidikan kewarganegaraan), siswa dan gurunya saling bertukar informasi dan berinteraksi dalam membahas topik-topik tertentu yang mengandung nilai-nilai politik teoretis maupun praktis. Dengan demikian, siswa telah memperoleh pengetahuan awal tentang kehidupan berpolitik secara dini dan nilai-nilai politik yang benar dari sudut pandang akademis. Misalnya, guru memberikan informasi tentang budaya politik bangsa Indonesia pada era Orde Baru. Dari informasi guru, siswa menjadi tahu bentuk dan ciri budaya politik Indonesia pada era Orde Baru. 3. Partai Politik Salah satu fungsi dari partai politik adalah dapat memainkan peran sebagai sosialisasi politik. Ini berarti partai politik tersebut setelah merekrut anggota kader maupun simpatisannya secara periodik maupun pada saat kampanye, mampu menanamkan nilai-nilai dan norma-norma dari satu generasi ke generasi berikutnya. Partai politik harus mampu menciptakan ”image” memperjuangkan kepentingan umum agar mendapat dukungan luas dari masyarakat dan senantiasa dapat memenangkan pemilu. Partai politik mempunyai beberapa tujuan khusus sebagai berikut:  Meningkatkan partisipasi politik anggota dan masyarakat dalam rangka penyelenggaraan kegiatan politik dan pemerintahan.  Memperjuangkan cita-cita partai politik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.  Membangun etika dan budaya politik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. 4. Peer Group atau Teman Sepermainan (Teman Sebaya) Peer group adalah teman-teman sepermainan atau teman sebaya yang mengelilingi seorang individu. Apa yang dilakukan oleh temanteman sepermainan tentu sangat mempengaruhi beberapa tindakan seorang individu. Dalam hal sosialisasi politik, contoh bentuk pengaruh peer group adalah pandangan teman sepermainan terhadap seorang tokoh politik atau sebuah partai politik. Pandangan peer group ini bisa mempengaruhi pandangan individu lain. 5. Media Massa Berita-berita yang dikemas dalam media massa baik audio visual (televisi), surat kabar cetak, internet, ataupun radio, yang berisikan perilaku pemerintah ataupun partai politik banyak mempengaruhi perilaku politik setiap individu. Meskipun tidak memiliki kedalaman, tetapi media massa mampu menyita perhatian individu karena sifatnya yang terkadang menarik atau cenderung ”berlebihan”. 6. Pemerintah Pemerintah merupakan agen yang mempunyai kepentingan langsung atas sosialisasi politik. Hal ini karena pemerintah adalah pelaksana sistem politik dan
  • 13. 13 stabilitasnya. Pemerintah biasanya melibatkan diri dalam politik pendidikan, yaitu melalui beberapa mata pelajaran yang ditujukan untuk memperkenalkan siswa kepada sistem politik negara, pemimpin, lagu kebangsaan, dan sejenisnya. Pemerintah secara tidak langsung juga melakukan sosialisasi politik melalui tindakan-tindakannya. Melalui tindakan pemerintah, orientasi afektif individu bisa terpengaruh. Hal ini secara otomatis juga mempengaruhi budaya politik individu yang bersangkutan. Dalam menjabarkan tujuan khusus pada tiap-tiap partai politik tidaklah sama. Yang penting, tidak bertentangan dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia sebagai asas partai politik. 2.6. Budaya Politik Partisipan Partisipan yaitu orang yang ikut berpastisipasi dalam satu kegiatan. Menurut Miriam Budiardjo partisipasi politik adalah kegiatan seseorang dalam partai politik. Pembangunan nasional pada hakikatnya merupakan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat indonesia. Oleh karena itu, peningkatan partisipasi rakyat dalam pembangunan nasional mutlat di perlukan. Organisasi sosial dan masyarakat merupakan sarana untuk menyalurkan pendapat, aspirasi dan dukungan terhadap program pembangunan yang sedang di jalankan. 2.6.1. Bentuk-Bentuk Budaya Partisipan Partisipan politik merupakan penentuan sikap dan keterlibatan setiap individu dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dalam rangka mencapai-capai cita-cita bangsa. Bentuknya di bedakan dalam kegiatan politik berbentuk konvensional dan non konvensional. Menurut Almond, bentuk politik di bedakan : a. Konvensional  Pemberian suara (voting)  Diskusi kelompok  Kegiatan Kampanye  Membentuk dan bergabung dalam kelompok kepentingan  Komunikasi individual dengan pejabat politik/admistrasi b. Non Konvensional  Demokrasi  Konfrontasi  Mogok  Tindak kekerasan politik terhadap harta  Tindak kekerasan politik terhadap Manusia  Perang gerilya/revolusi c. Budaya politik tidak sesuai dengan semangat pembangun politik bangsa Adapun budaya politik yang bertentangan dengan semangat pembangunan politik bangsa antara lain :
  • 14. 14 1. Terjadi demonstrasi yang mengganggu ketemtraman umum 2. Timbul konflik di berbagai wilayah karena ketidak adilan. 3. tindak kekerasan 4. Aksi mogok oleh elemen masyarakat 5. Berbagai macam pelanggaran HAM d. Budaya politik partisipan dalam kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara Contoh : 1. menjauhkan diri dari perbuatan –perbuatan yang melanggar perbuatan hukum 2. menciptakan disiplin dalam segala aspek kehidupan 3. berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan pembangunan 4. membangun hak pilih dengan sebaik-baiknya 5. bermusyawarah untuk menyelesaikan segala permasalahan 6. taat dan patuh terhaddap aturan yang berlaku. Contoh lainnya adalah: 1. kritis memilih partai politik anggota parlemen 2. kritis memilih presiden dan wakil presiden 3. kritisme dalam mewujudkan pemilu Luber dan Jurdil Untuk mewujudkan pemilu yang luber dan jurdil diantaranya sebagai berikut 1. peraturan pemilu tidak membuka peluang untuk kecurangan 2. peraturan pelaksanaan pemilu yang membuat petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan pemilu tidak membuaka peluang kecurangan 3. harus mandiri dan independen 4. parpol harus memiliki persiapan yang memadai 5. lembaga pemilu harus aktif
  • 15. 15 BAB III KESIMPULAN DAN SARAN 3.1. KESIMPULAN 1. Budaya politik dipandang sangat penting di dalam suatu negara, budaya politik dapat menjadi suatu landasan dan titik acuan dalam menjalan suatu pemerintahan. 2. Budaya politik merupakan perilaku suatu masyarakat dalam kehidupan bernegara, peneyelenggaraan administrasi negara. 3. Tipe-tipe budaya politik yang berkembang dalam masyarakat Indonesia ada 3 macam, yaitu budaya politik parokial, budaya politik kaulka, dan budaya politik partisipan. 4. Budaya politik partisipan perlu di sosialisasikan kepada segenap rakyat agar dapat berperan serta secara aktif. 5. 3.2. SARAN 1. Dalam berpolitik sebaikya dilakukan menurut kaidah-kaidah dan aturan- aturan yang sesuai agar tercipta integrasi nasional. Karena bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, ras, agama, dan budaya. 2. Setiap warga negara, dalam kesehariannya hampir selalu bersentuhan dengan aspek-aspek politik praktis baik yang bersimbol maupun tidak. Dalam proses pelaksanaannya dapat terjadi secara langsung atau tidak langsung dengan praktik-praktik politik. Maka diharapkan kepada warga negara yang berbudaya politik partisipan dan berorientasi setia atau mendukung sistem politik nasional