Ekstrak tomat dari empat varietas di Portugal dinilai untuk kandungan nutrisi dan aktivitas antioksidan. Tomat bulat memiliki aktivitas antioksidan tertinggi berdasarkan nilai EC50 dan kandungan senyawa fenolik, karotenoid, dan vitamin C. Varietas tomat kuning mengandung fruktosa, glukosa, asam lemak, dan tokoferol yang lebih tinggi dari varietas lainnya. Penelitian menunjukkan tomat dari pertanian timur laut Portugal kaya
Komposisi nutrisi dan aktivitas antioksidan dari tomat
1.
2. 0 Sampel: 4 varietas tomat pekarangan rumah di
Portugis.
0 Metoda: Teknik kromatografi
0 Komponen yang dianalisis :
,
1. Nutrisi makro
2. Antioksidan
hidrofil
3. Antioksidan
lipofilik
setiap profil gula dan asam lemak
vitamin C, fenolik, flavonol dan
anthocyanin
tokoferol, β-karoten dan Likopen.
10. 1. PROSEDUR PENETAPAN KANDUNGAN
Tocopherols
HPLC
detektor
fluoresen.
eksitasi 290 nm
emisi 330 nm
Kolom fase
normal
Polyamide II
250 × 4.6
mm; pada
30ºC.
Fase gerak:
n-hexane &
ethyl acetate
(70:30, v/v)
Laju alir: 1
ml/min.
Perhitungan
sesuai
respon
fluoresen
C Tocopherol
mg per 100 g
sampel.
11. 1. PROSEDUR PENETAPAN KANDUNGAN
Tocopherols
HPLC
detektor
fluoresen.
eksitasi 290 nm
emisi 330 nm
Kolom fase
normal
Polyamide II
250 × 4.6
mm; pada
30ºC.
Fase gerak:
n-hexane &
ethyl acetate
(70:30, v/v)
Laju alir: 1
ml/min.
Perhitungan
sesuai
respon
fluoresen
C Tocopherol
mg per 100 g
sampel.
12. 1. PROSEDUR PENETAPAN KANDUNGAN
Tocopherols
HPLC
detektor
fluoresen.
eksitasi 290 nm
emisi 330 nm
Kolom fase
normal
Polyamide II
250 × 4.6
mm; pada
30ºC.
Fase gerak:
n-hexane &
ethyl acetate
(70:30, v/v)
Laju alir: 1
ml/min.
Perhitungan
sesuai
respon
fluoresen
C Tocopherol
mg per 100 g
sampel.
13. 1. PROSEDUR PENETAPAN KANDUNGAN
Tocopherols
HPLC
detektor
fluoresen.
eksitasi 290 nm
emisi 330 nm
Kolom fase
normal
Polyamide II
250 × 4.6
mm; pada
30ºC.
Fase gerak:
n-hexane &
ethyl acetate
(70:30, v/v)
Laju alir: 1
ml/min.
C Tocopherol
dalam mg
per 100 g
sampel
segar.
14. 2. Ascorbic acid
0 Menggunakan 2,6-dichloroindophenol
0 Absorban spektrofotometer pada 515 nm
0 Perhitungan berdasarkan kurva kalibrasi asam L-
askorbat otentik (0.006-0.1 mg/ml), dinyatakan
sebagai mg asam askorbat per 100 g berat segar.
15. 3. Carotenoids.
β-carotene dan lycopene
Pengukuran absorban
pada
453, 505, 645, dan 663
nm
Perhitungan:
β-carotene (mg/100 ml) = 0.216 × A663 – 1.220 × A645 - 0.304 × A505 + 0.452 × A453;
lycopene (mg/100 ml) = − 0.0458 × A663 + 0.204 × A645 - 0.304 × A505 + 0.452 × A453,
Dinyatakan dalam
mg per 100 g berat
kering
16. 4. Phenolics.
0 Aduk bubuk kering halus (20 mesh; ~1g) dengan 50 ml
metanol pada 25 ºC, 150 rpm selama 1 jam.
0 Filtrasi dengan kertas Whatman No. 4.
0 Residu diekstrak dengan penambahan metanol 50 ml.
0 Ekstrak dievaporasi pada 35ºC dibawah tekanan lebih
(rotary evaporator Büchi R- 210),
0 Dilarutkan ulang pada metanol di 50 mg/ml
0 Disimpan pada 4 ºC untuk analisis fenolat dan
antioksidan.
17. 0 Ekstrak dikonsentrasikan pada 0.625 mg/ml (250 μl)
dicampur dengan HCl 0.1% pada 95% ethanol (250
μl) dan HCl 2% (4550 μl).
0 Setelah 15 menit absorben diukur pada 280, 360 and
520 nm.
0 Absorban (A) pada 280 nm digunakan untuk
mengestimasi kandungan fenolat, A360 nm
digunakan untuk mengestimasi flavonols, dan A520
nm digunakan untuk mengestimasi anthocyanins
(Mazza et al., 1999).
18. 0 Chlorogenic acid : untuk menghitung kurva standard
(0.2-3.2 mM) dan hasil dinyakatakan dalam mg
chlorogenic acid equivalents (ClAE) per g ekstrak.
0 Quercetin: untuk menghitung standard kurva (0.2-3.2
mM) dan hasil dinyatakan dalam mg quercetin
equivalents (QE) per g ekstrak.
0 Malvidin 3-glucoside : untuk menghitung kurva
standard (0.1-2.3 mM) dan hasil dinyatakan dalam mg
malvidin 3-glucoside equivalents (ME) per g ekstrak.
Hasil dinyatakan dalam mg/ g esktrak
20. 1. DPPH radical-scavenging activity
0 DPPH pemulungan radikal aktivitas.
0 ELX800 Microplate Reader (Bio-Tek).
0 Campuran reaksi dalam setiap satu dari 96 sumur terdiri
dari satu konsentrasi berbeda dari ekstrak (30 μl) dan
larutan metanolat dengan air (80: 20 v/v, 270 μl)
mengandung radikal DPPH (6 × 10-5 mol/l).
0 Campuran didiamkan selama 60 menit di dalam gelap.
0 Penurunan radikal DPPH adalah ditentukan dengan
mengukur penyerapan pada 515 nm (Pinela dkk., 2011).
21. 0 The radical scavenging activity (RSA) dihitung sebagai
persentase perubahan warna DPPH
persamaan:
% RSA = [(ADPPH-AS)/ADPPH] × 100
menggunakan
AS: absorban larutan ketika ekstrak sampel ditambahkan
pada level tertentu,
ADPPH: absorban larutan DPPH.
0 Konsentrasi ekstrak: 50% aktivitas pemulungan radikal
(EC50) dihitung dari grafik % RSA terhadap konsentrasi
ekstraksi.
0 Trolox sebagai standard.
22. 2. Reducing power
Trolox sebagai Standard
0 Konsentrasi berbeda ekstrak (0.5 ml) dicampur
dengan buffer natrium fosfat (200 mmol/l, pH
6.6, 0.5 ml) dan kalium ferricyanide (1% w/v, 0.5
ml).
0 Campuran diinkubasi di 50 ºC selama 20 menit, dan
asam trikloroasetat (10% w/v, 0.5 ml) ditambahkan.
0 Campuran (0.8 ml) dituangkan dalam 48well, seperti juga air deionisasi (0.8 ml) dan feri
klorida (0,1% w/v, 0.16 ml), dan absorbansi diukur
pada 690 nm.
0 Konsentrasi ekstrak yang menyediakan 0,5 absorbansi
(EC50) dihitung dari grafik absorbansi di 690 nm
terhadap konsentrasi ekstrak .
23. 3. Inhibition of β-carotene bleaching
0 β-carotene (2 mg) dilarutkan pada chloroform (10 ml).
0 2 mL dipipet ke labu.
0 Setelah klorofom diuapkan pada 40ºC keadaan
vakum, linoleic acid (40 mg), pengemulsi Tween 80 (400
mg), dan air distilasi (100 ml) ditambahkan ke labu dengan
pengadukan yang kuat.
0 Aliquots (4.8 ml) emulsi ini dipindahkan ke dalam tabung
yang berbeda mengandung konsentrasi ekstrak berbeda
(0.2 ml).
0 Tabung diguncang dan diinkubasi di 50ºC dalam penangas
air.
0 Emulsi ditambahkan ke setiap tabung sesegera
mungkin, absorban zero tie diukur di 470 nm.
24. 0 Inhibisi pemutihan Β-karoten dihitung menggunakan
persamaan berikut:
(konten β-karoten setelah 2jam uji /konten βkaroten awal) x 100.
0 Konsentrasi
Ekstrak
menyediakan aktivitas
antioksidan 50% (EC50) dihitung dengan interpolasi
dari grafik inhibisi pemutihan β-karoten terhadap
konsentrasi ekstrak .
25. 4. Inhibition of lipid peroxidation
using thiobarbituric acid reactive substances (TBARS).
0 Otak diperoleh dari porcine (Sus scrofa), dibedah dan
dihomogenisasi dengan Polytron pada buffer Tris–HCl
es (20 mM, pH 7,4) untuk menghasilkan homogenasi
jaringan otak 1:2 (w/v) yang disentrifugasi pada
3000g (Centorion K24OR sentrifugasi direfrijerasi)
selama 10 menit.
0 Aliquot (0, 1 ml) supernatant diinkubasi dengan
konsentrasi berbeda dari ekstrak (0.2 ml) dengan
pemberian FeSO4 (10 μM; 0.1 ml) dan asam askorbat
(0,1 μM; 0.1 ml) pada 37 ºC selama 1 jam.
26. 0 Reaksi dihentikan oleh penambahan asam trikloroasetat
(28% w/v, 0.5 ml), diikuti asam thiobarbiturat (TBA, 2%,
w/v, 0.38 ml), dan campuran kemudian dipanaskan pada 80
ºC selama 20 menit.
0 Setelah sentrifugasi 3000 g selama 10 menit untuk
memindahkan protein precipitasi, intensitas warna
malondialdehyde kompleks (MDA)-TBA pada supernatan
diukur dengan absorbansinya di 532 nm.
0 Rasio inhibisi (%) dihitung menggunakan rumus berikut:
inhibisi rasio (%) = [(A – B) /A] x 100%,
A dan B: absorbansi kontrol dan larutan senyawa.
0 Konsentrasi ekstrak yang menyediakan 50% inhibisi
peroksidasi lemak (EC50) dihitung dari grafik persentase
penghambatan TBARS terhadap konsentrasi ekstrak.
0 Trolox digunakan sebagai standar.
27. Analisis Statistik
ANOVA, uji HSD Tukey
α = 0.05
0 Untuk masing-masing 3 ekstrak diperoleh dan semua
pengujian dilakukan secara triplo (3 ulangan)
0 Hasil dinyatakan sebagai nilai rata-rata dan standard
deviasi.
0 Hasil dianalisis menggunakan one-way analysis of
variance (ANOVA) diikuti uji HSD Tukey menggunakan
α = 0.05.
0 Analisis dilakukan menggunakan Program SPSS 16.0.
28. Kesimpulan
0 Pedoman Diet untuk memerangi penyakit kronis, termasuk
kanker dan penyakit arteri koroner, merekomendasikan
peningkatan asupan makanan dari tumbuhan, termasuk
buah-buahan dan sayur-sayuran sebagai sumber kaya
antioksidan.
0 Tomat sebagai salah satu tanaman pangan yang paling
serbaguna dan digunakan secara luas bisa memainkan peran
penting dalam pangan manusia.
0 Tomat dari pertanian Portugis kaya sumber senyawa
antioksidan seperti asam askorbat, karotenoid, khususnya
Lycopene, dan senyawa fenolik.
0 Tomat terbukti menjadi yang paling kuat dalam aktivitas
antioksidan, senyawa fenolik dan karotenoid.
0 Varietas lokal dikenal sebagai tomat kuning diungkapkan
komposisi
nutrisinya
menarik,
mencakup
fruktosa, glukosa, α-linolenat dan total tingkat Tokoferol
yang lebih tinggi.
29.
30. DPPH
0 Untuk menguji adanya aktivitas antioksidan dapat
menggunakan metode DPPH.
0 Pengamatan terhadap penangkapan radikal DPPH
dapat dilakukan dengan mengamati penurunan
absorbansi.
0 Hal ini dapat terjadi oleh karena adanya reduksi
radikal oleh antioksidan (AH) atau bereaksi dengan
senyawa radikal lainnya (Yu dkk., 2002 : 1620).