SlideShare a Scribd company logo
1 of 48
Paradigma
Pemberdayaan
Masyarakat
RULLY INDRAWAN, lahir di Bogor 26 Maret 1961.
Dosen PNS (IVE) Kopertis IV dpk Unpas, menjadi Guru Besar sejak 2001. Saat ini menjabat
Asdir I Pasca Sarjana Unpas, Staf Ahli Dewan Pertimbangan Presiden RI Bidang Pembangunan dan
Otda. Anggota Komite Perencana Propinsi Jabar, Reviewer Penelitian Dikti Kemendikbud, Ketua
Litbang Paguyuban Pasundan, Ketua I Dekopinwil Jabar, Tim Koperasi Award Nasional dlsb.
Rektor IKOPIN (2007-2011).
Unpas, Pembantu Rektor II (2004-
2008); Pembantu Rektor I (2003-
2004); Ketua Lemlit (1994-2004);
Sekretaris Lemlit (1991-1994); dan
Sek.Jur. Ekonomi Koperasi FKIP
(1985-1991).
Penghargaaan:
Dosen Teladan I Kopertis Wilayah IV dan Finalis Dosen Teladan Nasional (1991).
Bakti Koperasi dari Presiden RI sebagai Rektor IKOPIN (2011).
Satya Lencana Pembangunan bidang Perkoperasian dari Presiden RI (2012)
rullyindrawan.wordpress.com
Profesor Assistent di Waseda
University Tokyo Jepang (2008-2010).
Wakil Ketua Forum Penelitian Kantor
Menpera RI (2008-2010). Staf Ahli
Ketua DPD RI (2007-2010).
Ketua Korpri Kopertis Wilayah IV
(2007-2010). Tim Revitalisasi
Koperasi Nasional (2011-2012).
Sistimatika
1Kemiskinan,
Pengangguran,
Ketimpangan, dan
Ketergantungan
2Dari Paradigma
Pembangunan ke
Paradigma
Pemberdayaan
3Pengenalan
Paradigma
Pemberdayaan
Masyarakat
4Koperasi dalam
Program
Pemberdayaan
Masyarakat
Kemiskinan,
Pengangguran,
Ketimpangan, dan
Ketergantungan
Pendapatan
per Capita (US$)
772 922 1098 1186 1318 1663 1938 2270 2350 3005 3543
• Namun pertumbuhan ekonomi belum cukup cepat: (a) Dibandingkan periode 1985-1995;
(b) Dibandingkan negara lain seperti India dan Cina
• Meskipun terjadi penurunan tingkat kemiskinan dan pengangguran, namun kesenjangan
meningkat.
3.6 4.5 4.8 5 5.7 5.5 6.3 6
4.6
6.2 6.5
8.1
9.1 9.6 9.9 10.26 10.45 9.75
8.46 8.14 7.41 6.8
18.4 18.2 17.4 16.7 16.0
17.8
16.6
15.4
14.2 13.3 12.5
33
32 32
33 33
36
35
37
38
41
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Gini
Indeks (%)
Tingkat
Kemiskinan (%)
Pertumbuhan
Ekonomi (% p.a)
Tingkat
Pengangguran (%)
5
Sumber: Suahasil Nazara, FEUI & TNP2K, 2012, Managing Opportunity, Bahan Pertemuan Terbatas tentang Penanggulangan Kemiskinan di
Kantor Wantimpres, Jakarta
Pengeluaran/kapita
(Rp/bulan)
Proporsi
Penduduk (%)
Jumlah
Penduduk (Juta)
2003 2010 2003 2010
< 225 ribu 21.9 14 47.1 33.0
225 ribu - 360 ribu 40.4 29.3 86.9 69.1
360 ribu - 720 ribu 32.1 38.5 69.0 90.9
720 ribu - 1,1 juta 3.9 11.7 8.4 27.6
1,1 juta - 1,8 juta 1.3 5 2.8 11.8
1,8 juta - 3,6 juta 0.3 1.3 0.6 3.1
> 3,6 juta 0.1 0.2 0.2 0.5
Miskin &
Rentan
Kelas
Menengah
Kaya
6
Sumber: Suahasil Nazara, FEUI & TNP2K, 2012, Managing Opportunity, Bahan Pertemuan Terbatas tentang
Penanggulangan Kemiskinan di Kantor Wantimpres, Jakarta
7
Tren penduduk miskin nasional turun 1996-2011
Persentase Penduduk Miskin Menurut Provinsi (2011)
3.7 4.2
5.3 5.8 6.3 6.6 6.8 7.4
8.5 8.5 8.6 8.7 9.0 9.2
10.310.711.3
13.914.214.214.6
15.815.816.1
16.917.5
18.8
19.619.7
21.2
23.0
31.9 32.0
0
5
10
15
20
25
30
35
Jakarta
Bali
Kalsel
Babel
Banten
Kalteng
Kaltim
Keppri
Riau
Sulut
Kalbar
Jambi
Sumbar
Malut
Sulsel
Jabar
Sumut
Sulbar
Jatim
Sumsel
Sultra
Jateng
Sulteng
Yogya
Lampung
Bengkulu
Gorontalo
Aceh
NTB
NTT
Maluku
P.Barat
Papua
Disparitas Tingkat
Kemiskinan Antar Provinsi
Sangat Tinggi
(Jakarta = 3,75%, Papua =
31,98%, Indonesia =
12.49%)
Contoh: Maluku
investasi 6,3%
terhadap
PDRB, sedangkan
nasional 32% (2010)
12.5
Disparitas tingkat kemiskinan antar provinsi tinggi
8
1. Tren penduduk miskin nasional turun 1996-
2011;
2. Angka kedalaman kemiskinan mengalami
kenaikan;
3. Tren ketimpangan pendapatan memburuk;
4. Disparitas tingkat kemiskinan antar provinsi
tinggi (2010).
9
11
Tahun Gini Ratio Rasio Q5/Q1
2006 0,36 4,81
2007 0,38 5,93
2008 0,37 5,96
2009 0,37 5,85
2010 0,38 6,28
Sejak 2006, rasio 20% penduduk terkaya terhadap 20% penduduk termiskin
naik dari 4,8 menjadi 6,3 kali;
 Majalah bisnis Forbes Asia pada Desember
2011 mempublikasikan 40 orang terkaya di
Indonesia dengan minimum kekayaan
sebesar US$ 630 juta.
 Bila dijumlahkan kekayaan mereka sebesar
US$ 85 milyar itu setara dengan 10% dari
GDP, naik 18% dari tahun sebelumnya,
sementara pertumbuhan GDP “hanya” 6,5%.
12
 Jepang, negara dengan ekonomi terbesar
ketiga di dunia, banyak perusahaan berkelas
dunia yang menempati urutan teratas
perusahaan besar di dunia.
 Akan tetapi, berapa banyak orang Jepang
yang masuk dalam 500 orang terkaya di
dunia berdasarkan majalah Fortune?
 Hampir tidak ada, sekalipun ada, berapa
banyak bila dibandingkan dengan GDP dan
pendapatan per kapita negara tersebut?
13
1. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
turun, namun Tingkat Setengah
Pengangguran (TSP) naik;
2. Periode 2007-2011, 60% TPT berusia 15-24
tahun;
3. Struktur Lapangan Kerja tak seimbang
dengan Struktur Ekonomi;
4. Di pedesaan 72% rumah tangga miskin
bekerja di pertanian dengan tanah sebagai
satu-satunya aset yang dimilikinya.
14
I. Youth unemployment tinggi (21,4%)
II. Partisipasi wanita dalam tenaga kerja rendah;
III. Under-employment tinggi, kerja kurang 35 jam/mg;
IV. Informal Employment tinggi (59,0% 2010);
V. Produktivitas tenaga kerja tumbuh rendah.
VI. Employment to population ratio tinggi, produktivitas
tenaga kerja rendah. Tertinggi: DKI Jakarta, Kaltim.
VII. Annual sektoral growth rate dgn annual sectoral
employment growth rate timpang;
VIII.Bila pengusaha punya 1 assosiasi, buruh punya banyak
serikat yg diusulkan untuk diverifikasi dan dibatasi di
Pusat dan Daerah untuk mengefektifkan Tripartite Sistem;
Rincian 2005 2010
Pengangguran Terbuka (tidak sedang bekerja) 11,9 juta (11,2%) 8,3 juta (7.1%)
Jumlah ½ pengangguran (bekerja <35 jam seminggu) 28,9 juta (30,8%) 33,3 juta (30.7%)
27
28,3
29,6
30,9
32,2
33,5
1/2Penganggur(jutaorg)
7
8
9
10
11
12
PenganggurTerbuka(jutaorg)
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
27,7
28,9
29,2
27,9
28,9 29,1
30,4
31,1
31,6
33,3
8,0
9,1
9,9
10,3
11,9
10,9
10,0
9,4
9,0
8,3
Setengah Penganggur Penganggur Terbuka
1/2 PENGANGGUR DAN PENGANGGUR TERBUKA
Tahun 2001 - 2010
16
Pertumbuhan ekonomi meningkat, pengangguran terbuka turun
tapi ½ Pengangguran meningkat
-
500,000
1,000,000
1,500,000
2,000,000
2,500,000
3,000,000
3,500,000
2007 2008 2009 2010 2011 *)
Jumlahpenganggur
Penganggur menurut kelompok umur (total 8 juta)
15 - 19
20 - 24
25 - 29
30 - 34
35 - 39
40 - 44
45 - 49
50 - 54
55 +
31%
29%
17
Putus Asa
(TPT 15-24 th)
%
2007 (Ø) 35
2008 (Ø) 29
2009 (Ø) 28
2010 (Ø) 29
Ø = rata-rata nilai
Februari dan Agustus
18
Subsidi
Energi
Kemiskinan
Pengangguran
KetimpanganKETERGANTUNGAN
Struktural
Kultural
Pengangguran Kemiskinan Ketimpangan
SISTEM
SOSIAL
REKONTRUKSI
SOSIAL
KELEMBAGAAN
EKONOMI
Perubahan
Paradigma dari
Pembangunan ke
Pemberdayaan
Otokratis
Demokratis
Reformasi Birokrasi
Supremasi hukum
Pengakuan budaya kelompok
Ekonomi Pasar
Mobilitas vertikal tebuka
Sistem politik terbuka
Desentralisasi
Kekebasan Press
Kekebasan Berbicara dan berserikat
Neo KKN
Extra Ordinary of Law
Konflik Budaya
Homo homini lupus (traficking)
Kejutan budaya
political disaffection
Korupsi berjamaah
Anarkhis/Radikalisme
Laisez faire
Pusat
Daerah
Krisis Ekonomi
1998
Krisis Ekonomi
2008
Krisis Ekonomi
Asia
Krisis Ekonomi
Global
•Utang Luar Negeri
•Privatisasi
•Eksport
•Ekonomi Rakyat
KEMANDIRIAN EKONOMI
NASIONAL
Mindset Produksi Lokal
Pemberdayaan
Masyarakat KelembagaanPemihakan
PembiayaanPendidikan
Kemiskinan
Pengangguran
Ketergantungan
ACFTA
UMKM
Aspek Konsep pembangunan Konsep pemberdayaan
Bentuk program Crashed program yang bersifat jangka
pendek, temporal, dan parsial.
Empowerment jangka menengah dan panjang,
berkesinambungan, dan utuh.
Arus ide Topdown, terutama dari pemerintah
mulai dari perencanaan, pelaksanaan,
dan indikator evaluasi.
Bottom up. Masy sebagai pelaku aktif, pihak
luar = fasilitator.
Pembagian dana Semua dikuasai pelaksana
dari luar.
Ada blok dana sendiri untuk masyarakat
Struktur kekuasaan Didominasi oleh pemerintah dan elite
lokal.
Kekuasaan terdistribusi di seluruh lapisan,
termasuk perempuan dan lapisan termiskin.
Asumsi terhadap
program
Merupakan aktivitas pokok. Hanya sebagai strategi antara untuk tujuan
yang lebih luas dan panjang
Bentuk evaluasi Sentralitas. Hanya mempelajari
hambatan-hambatan yang dijumpai
dalam pelaksanaan.
Perlu evaluasi normatif dan hasil untuk
memahami kedalaman permasalahan.
Penggunahasil evaluasi Hanya untuk pelaksana (pemerintah). Untuk seluruh pihak yang terlibat, terutama
untuk masyarakat yang diberdayakan.
Objek evaluasi Terutama hasil yang dicapai pada
pemanfaat.
Seluruh pihak: donor, lembaga pemerintah,
pembina, pelaksana, dan pemanfaat
Pengenalan Konsep
Pemberdayaan
Masyarakat
Pemberdayaan adalah
proses, Cara, Perbuatan sesuatu
agar berdaya (berkemampuan;
berkekuatan)
(Depdiknas. Kamus besar bahasa Indonesia. BP 2002)
Proses Capacity Building
dalam Peningkatan fungsi
dan peran
Membangun kapasitas
masyarakat sebagai modal
sosial
Menyediakan dana
untuk pembiayaan usaha
masyarakat melalui Block
grand/ BLM
Meningkatkan kelompok
wirausahawan di tingkat
masyarakat
Membuat
Mampu
(enabling)
Memperlancar
(fasilitating)
Berkonsultasi
(concultation
Bekerja sama
(collaborating)
Membimbing
(mentoring)
Mendukung
(supporting)
Source: Rissel’s model of the critical components of community empowerment and the process by which it can be achieved
(from Rissel, 1994: 43).
Menciptakan
suasana yang
memungkinkan
potensi masyarakat
berkembang
Memperkuat potensi
atau daya yang
dimiliki oleh
masyarakat
Pembangunan
prasarana dan
sarana yang dapat
diakses oleh
masyarakat pada
lapisan paling bawah
Perlindungan dan
pemihakan kepada
usaha rakyat
Pemetaan
Potensi
Analisis Potensi
Penyusunan
Desain Model
Sosialisasi dan
Diseminasi
Pembentukan
Kelompok Usaha
Produktif dan
Kreatif
Penguatan
Kelembagaan
Keuangan Mikro
Konsultasi dan
Pendampingan
Monitoring dan
Evaluasi
Tindak Lanjut
dan
Pengembangan
Planning for the
community
Planning with the
community
Planning by the
community
Keterbatasan
Wawasan
Lemahnya etos
kerja
pendamping
Mental
Ketergantungan
Mementingkan
kepentingan
sendiri
Takut Berubah
Lembaga
ekonomi
Masyarakat
Tata Kelola
Kebutuhan
Nyata
Masyarakat
Partisipasi
Masyarakat
Dukungan
Kebijakan
Pemerintah
1. Perkuat komitmen konstitusional dalam pembelajaran ekonomi,
2. Perbanyak dan tingkatkan penelitian ekonomi berkarakter kerakyatan,
3. Beri kesempatan seluas-luasnya generasi muda untuk memperdalam ekonomi
Kerakyatan secara benar
1. Mengkaji ulang berbagai regulasi yang merengut kedaulatan rakyat
2. Menasionalisasi aset strategis utk kepentingan bangsa,
3. Revitalisasi koperasi
4. Lindungi produksi dalam negeri
1. Penciptaan desa sebagai place prosperity
2. Membangun lembaga penjamin kredit usaha desa,
3. Perkuat lembaga ekonomi pedesaan guna meningkatkan aksesibilitas
pembiayaan sektor riil di akar rumput
1. Kembangkan kearifan lokal melalui pemeliharaan infrastruktur
ekonomi asli masyarakat,
2. Sinergikan natural capital, human capital, sosial capital untuk
kepentingan masyarakat banyak,
3. Bangun koperasi sejati yang didasari oleh partisipasi anggota
Pendidikan
Pemihakan
Pembiayaan
Kelembagaan
Lembaga Keuangan
Mikro dalam
Program
Pemberdayaan
Perpres 15/2010 & Kepres 10/2011
KLASTER I
Raskin
(Kesra/Bulog), Jamkes
mas (Depkes), Beasiswa
(Diknas), PKH cash
transfer conditional
(Depsos)
KLASTER II
Sosial, community
based: PNPM
(Kesra)
KLASTER III
Pemberdayaan
Usaha Ekonomi
Mikro dan Kecil
KLASTER IV
Pro Rakyat: Rumah Sangat Murah, Kendaraan
Angkutan Umum, Air Bersih, Listrik, Kehidupan
Nelayan, Kehidupan Masyarakat Miskin
38
1994/95
(milyar)
1995/96
(milyar)
1996/97
(milyar)
1997/98
(milyar)
Total
Anggaran 412,66 441,88 441,08 132,02 1,427,64
39
PNPM MANDIRI*)
TAHUN ANGGARAN
(Triliun Rupiah)
2010 12,18
2011 13,14
2012 13,60
2013 13,40
*) Terdiri atas PNPM Perkotaan, PNPM Perdesaan, PPIP/RIS, PISEW
IDT
40
Pengentasan kemiskinan yang berkelanjutan
Terlibat dalam
Kegiatan Produksi
Terlibat dalam
Lapangan kerja
Penghidupan
(livelihood)
Yang diperlukan:
- Modal
- Pengetahuan
- Infrastruktur
- Pemberdayaan
- Regulasi yang
- Pro poor
Koordinasi antar sektor dan tkt
Pemerintah
Mensinergikan perencaan dan
Penganggaran program-program
terkait agar pro poor
Penyempurnaan Desain Program-
Program Penanggulangan kemiskinan:
 Harmonisasi program-program
Pemberdayaan masyarakat
 Pengembangan sistem
jaminan sosial masyarakat
miskin
 Pengembangan akses
pelayanan dasar
 Keterlibatan dlm Dunia
kerja sebagian besar
informal
 Yang dibutuhkan:
peningkatan
keterampilan &
regulasi pasar kerja yang
mendukung
Dukungan yang diperlukan
- Bantuan pendapatan bila
dibawah garis kemiskinan
-Memutuskan rantai
kemiskinan mil perbaikan
antar generasi (PKH)
• Dana Pemberdayaan Masyarakat yang bersumber dari
APBN/APBD tidak cukup kuat untuk menjadi satu-satunya
sumber pembiayaan usaha produktif;
• Dana masuk ke pedesaan sangat rendah dan bersifat
situasional, dan malahan cenderung timbul gejala “back
wash effect”;
• Memanfaatkan bank-bank yang sudah ada sebagai sumber
pembiayaan dan pelaksana kredit program pemberdayaan
membutuhkan persyaratan yang masih sulit dijangkau oleh
kelompok sasaran;
• Belum terelasikannya Lembaga Penjamin Kredit yang
mendukung usaha mikro, kecil, dan menengah;
• Terjadi upaya sistimatis untuk melemahkan koperasi
sebagai sumber pembiayaan masyarakat.
Pendukung Permasalahan
1. Lahir dari kebutuhan nyata anggota
2. Didanai melalui setoran anggota
3. Dikelola oleh anggota
4. Mendukung usaha anggota
5. Melakukan pendidikan anggota
6. Berpotensi untuk membangun
jaringan bisnis antar anggota
7. Balas jasa atas partisipasi
8. UU baru yang lebih terbuka
9. Pengalaman masa krisis
10. Pengalaman di negara lain
1. Bantuan pemerintah bersifat artifical
dan bermuatan kepentingan;
2. Citra buruk
3. Stigmatisasi poilitik masa lalu
4. Dasar hukum yang dimiliki lemah dan
mudahnya dimasuki oleh pelaku yang
berniat mencari keuntungan dan tidak
bertanggung jawab,
5. Lemahnya posisi dalam melakukan
transaksi dan perjanjian perbankan;
6. Lambatnya kaderisasi
7. Lemahnya dukungan kebijakan
pendidikan di persekolahan formal
8. Lemahnya koordinasi antar institusi
pelaksana kegiatan pemberdayaan
• Sekitar 50 persen hasil pertanian global dipasarkan melalui koperasi.
• ICA dalam Laporan Global 300 tahun 2011, yang mengumumkan bahwa 300
terbesar koperasi di dunia mampu menciptakan pendapatan kolektif sebesar
$ 1,6 triliun, yang berarti sebanding dengan PDB ekonomi kesembilan terbesar
di dunia.
• Perancis adalah negara dengan kontribusi koperasi terbesar yakni 28%, disusul
USA sebesar 16%. Perusahaan koperasi pun menggeliat menjadi raksasa
eknomi dunia, sebut saja Credit Agricole Group (koperasi di Perancis yang
bergerak di simpan pinjam) penghasilan satu tahun sekitar 103,5 triliun
rupiah. Masih di Perancis Groupe Caisse D'Epargne yang mencapai 58,50
triliun rupiah. Atau Zen-Noh (National Federation of Agricultural Co-
operatives) Jepang sebesar 56,99 triliun rupiah.
• Sekjen PBB, Ban Ki-moon, menyatakan bahwa "Cooperatives are a reminder to
the international community that it is possible to pursue both economic
viability and social responsibility”.
Sumber data: BPR (Bank Indonesia, Des. 2010), BPRS (Bank Indonesia, Des. 2010), BMT (Pinbuk, 2010; Dekopinda Jabar, 2010; Inkopsyah, 2010, Bank
Indonesia, 2010, Dinas Kop dan UKM Jabar, 2010; Smecda, 2009; Jalins, 2010 & Dinas Kop dan Pasar Kab Garut, 2010), KSP (Dinas Kop dan UKM Jabar, 2010; Kemenkop
UKM, 2010; Induk KSP, 2009, Smecda, 2005-2009; Deptan, 2010: Dinas Kop dan UKM Kab Bandung, 2010; Dekopinda, 2010). Kopdit (Dinas Kop UKM Kab Bandung,2010;
Dekopinda, 2010; Puskopdit Jabar, 2010; Puskopdit Bogor-Banten, 2010). PDPK (Biro Perekonomian Pemprov Jabar, 2010). LKM-A (Dinas Kop dan UKM Jabar, 2010).
LKM-S (Dinas Kop dan UKM Jabar, 2010). BKD (Bank Indonesia, 2010). LKM Program (Dinas Kop UKMJabar, 2010), Bumdes (Dinas Kop UKM, 2010)
LKM Program : UPK-BKM, BKM PWK, LPM, BPE B2KK
NO Jenis LKM Populasi LKM
Sampel
Responden
1 Bank Perkreditan Rakyat 376 37
2 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah 28 12
3 Baitul Maal wa Tamwil (KJKS) 560 30
4 Koperasi Simpan Pinjam 499 27
5 Koperasi Kredit (CU) 106 15
6 PDPK 42 10
7 LKM-Agribisnis 30 5
8 LKM-Sosial 30 5
9 BKD 521 22
10 LKM-Program 61 7
11 Bumdes 16 5
2269 175Total
BPR BMT KSP KOPDIT PDPK LKMA LKMS BKD
LKM
Program
BUMDes
Rata-rata
Pinjaman
(Ribuan Rp.)
13,005.06 2,886.71 40,399.13 7,504.42 3,486.16 928.20 1,269.89 668.98 665.36 599.23
Rata-rata
Peminjam
1,916 539 831 964 592 117 40 210 253 70
- Peminjam laki-
laki
66% 54% 57% 52% 68% 59% 53% 37% 27% 60%
- Peminjam
perempuan
34% 46% 43% 48% 32% 41% 47% 63% 73% 40%
Rata-rata
Simpanan
(ribuan Rp.)
1,347.25 823.95 976.72 3,496.28 618.05 336.69 128.58 221.83 40.48 11.90
Rata-rata
penyimpan
4,914 1,079 999 1,091 1,035 114 93 125 224 13
- Penyimpan
laki-laki
55% 44% 42% 52% 64% 61% 47% 40% 23% 67%
- Penyimpan
perempuan
45% 56% 58% 48% 36% 39% 53% 60% 77% 33%
(Sumber: Bank Indonesia “Penelitian Pemetaan Dan Identifikasi Kebutuhan Peningkatan Kapasitas LKM Jabar 2011”)
(orang)
(orang)
(org)
(org)
(orang)
(org)
Koperasi (KSP dan Kopdit) berperan besar dalam menghimpun dana masyarakat dan
menyalurkan pinjaman
46
LKM
BANK
BPR
Landasan Hukum : UU 10/1998 ttg Perbankan
Perijinan : Bank Indonesia
Pengawasan : Bank Indonesia sesuai UU 23/1999
BRI Unit Desa
Landasan Hukum : UU 10/1998 ttg Perbankan
Perijinan : Bank Indonesia
Pengawasan : BRI atas nama Bank Indonesia
LDKP (Lembaga Dana dan Kredit Pedesaan)
Landasan Hukum : Peraturan Daerah Tk I
Perijinan : Pemerintah Daerah Tk I
Pengawasan : BPD
KSP (Koperasi Simpan Pinjam) dan USP (Unit Simpan Pinjam)
Landasan Hukum : UU 25/1992 ttg Perkoperasian
Perijinan : Meneg Koperasi dan UKM
Pengawasan : Meneg Koperasi dan UKM
BKD (Badan Kredit Desa)
Lembaga berbasis keswadayaan binaan BRI
LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat),
KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) dan ARISAN
FORMAL
NON
FORMAL
LPBK beroperasi menyalurkan
kredit kepada kelompok
sasaran/anggota KSM yang
adalah juga pemilik LPBK
Lembaga pembiayaan (Bank)
beroperasi sebagai penggerak
dan pengambil inisiatif awal
dalam pem-berian kredit
Dalam melayani UPM LPBK
atau KSM bergerak mendekati
Bank dan sebaliknya
Bank mencoba menjangkau
UPM
UPM mengorganisasikan
dirinya agar memiliki akses ke
sumber pembiayaan
Usaha Produktif Masyarakat (UPM)
mendapatkan fasilitasi akses ke
sumber pembiayaan
Fungsi fasilitasi pembiayaan
didorong oleh inisiatif LPBK
atau KSM
Fungsi fasilitasi pembiayaan
merupakan inisiatif Bank
Fungsi fasilitasi pembiayaan
hanya merupakan salah satu
aktivitas kelompok
Fungsi fasilitasi pembiayaan
merupakan penugasan dan tugas
satu-satunya (paling tidak pada
tahap awal)
Masing-masing pelaku tetap
sebagai pemilik masing-
masing asset
Bank tetap sebagai pemilik
sistem dan subsistem
intermediary
Pemakai jasa adalah juga
pemilik LPBK berikut assetnya
Pemakai jasa semata-mata
merupakan kelompok
sasaran, bukan pemilik LPKP
Bank dan LSM merupakan co-
actor LPBK yang
diorganisasikan oleh MBR
dalam rangka pemberian
kredit
LPKP beroperasi menyalurkan
kredit kepada kelompok sasaran /
anggota KSM yang akan difasilitasi
Karakteristik
Pengembangan linkage antara
LPBK dengan Perbankan
Pengoperasian Lembaga
Pembiayaan Formal (Bank)
sbg. Intermediary
Pembentukan Lembaga
Pembiayaan Berbasis
Komunitas (LPBK)
Pembentukan Lembaga Penyalur
Kredit Produktif
Fokus
SKENARIO
Catatan: Masing-masing skenario memiliki problem dan hambatan
LSM = Lembaga Swadaya Masyarakat; KSM = Kelompok Swadaya Masyarakat; UPM = Usaha Produktif Masyarakat
SEWA = Self Employed Women’s Association; CESA=Centre for Agriculture Services
Badan Pengelola CoBILD
(Indonesia)
Grameen Bank, (Bangla-
Desh); SEWA Bank (India); Self-
Managed Village Banks
(Gambia and Mali)
Syndicate Bank of India
(India); CESA (Ecuador);
Agricul-ture Development
Bank (Nepal); BRI (nd.)
Diviseema (India); the Bank
Bukopin through its Swamitra
program (Indonesia)
Contoh
1 2 3 4
What’s Your Message?HATUR NUHUN

More Related Content

What's hot

Mekanisme Perencanaan Pembangunan Daerah
Mekanisme Perencanaan Pembangunan DaerahMekanisme Perencanaan Pembangunan Daerah
Mekanisme Perencanaan Pembangunan DaerahRandy Wrihatnolo
 
Hubungan Pusat-Daerah dalam Sistem Perencanaan
Hubungan Pusat-Daerah dalam Sistem PerencanaanHubungan Pusat-Daerah dalam Sistem Perencanaan
Hubungan Pusat-Daerah dalam Sistem PerencanaanDadang Solihin
 
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...Dadang Solihin
 
Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Dadang Solihin
 
SUMBER KEGAGALAN & HAMBATAN DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
SUMBER KEGAGALAN & HAMBATANDALAM PERENCANAANPEMBANGUNAN DAERAHSUMBER KEGAGALAN & HAMBATANDALAM PERENCANAANPEMBANGUNAN DAERAH
SUMBER KEGAGALAN & HAMBATAN DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAHSiti Sahati
 
Konsep dan Isu Pembangunan
Konsep dan Isu PembangunanKonsep dan Isu Pembangunan
Konsep dan Isu PembangunanSiti Sahati
 
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan Proses
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan ProsesPerencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan Proses
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan ProsesDadang Solihin
 
Part 7 (teori pembangunan dunia ketiga ok)
Part 7 (teori pembangunan dunia ketiga ok)Part 7 (teori pembangunan dunia ketiga ok)
Part 7 (teori pembangunan dunia ketiga ok)nurul khaiva
 
SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)
SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)
SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)Tri Widodo W. UTOMO
 
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan Daerah
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan DaerahIsu dan Masalah Perencanaan Pembangunan Daerah
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan DaerahDadang Solihin
 
Workshop Klaster Industri Kota Palu
Workshop Klaster Industri Kota PaluWorkshop Klaster Industri Kota Palu
Workshop Klaster Industri Kota PaluTatang Taufik
 
Teori dan Indikator Pembangunan
Teori dan Indikator Pembangunan Teori dan Indikator Pembangunan
Teori dan Indikator Pembangunan Dadang Solihin
 
Organisasi & Manajemen Pemerintahan
Organisasi & Manajemen PemerintahanOrganisasi & Manajemen Pemerintahan
Organisasi & Manajemen PemerintahanTri Widodo W. UTOMO
 
Materi perencanaan regional
Materi perencanaan regionalMateri perencanaan regional
Materi perencanaan regionalLocal Government
 
Teori Pertumbuhan Ekonomi
Teori Pertumbuhan EkonomiTeori Pertumbuhan Ekonomi
Teori Pertumbuhan Ekonomimsahuleka
 
Perencanaan Pembangunan dengan Pendekatan Politik Berorientasi pada Kepenting...
Perencanaan Pembangunan dengan Pendekatan Politik Berorientasi pada Kepenting...Perencanaan Pembangunan dengan Pendekatan Politik Berorientasi pada Kepenting...
Perencanaan Pembangunan dengan Pendekatan Politik Berorientasi pada Kepenting...Dadang Solihin
 

What's hot (20)

Mekanisme Perencanaan Pembangunan Daerah
Mekanisme Perencanaan Pembangunan DaerahMekanisme Perencanaan Pembangunan Daerah
Mekanisme Perencanaan Pembangunan Daerah
 
Pembangunan regional mteri pak iman
Pembangunan regional mteri pak imanPembangunan regional mteri pak iman
Pembangunan regional mteri pak iman
 
Hubungan Pusat-Daerah dalam Sistem Perencanaan
Hubungan Pusat-Daerah dalam Sistem PerencanaanHubungan Pusat-Daerah dalam Sistem Perencanaan
Hubungan Pusat-Daerah dalam Sistem Perencanaan
 
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...
 
Pengertian pembangunan menurut para ahli
Pengertian pembangunan menurut para ahliPengertian pembangunan menurut para ahli
Pengertian pembangunan menurut para ahli
 
Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
 
Indeks daya saing wilayah
Indeks daya saing wilayahIndeks daya saing wilayah
Indeks daya saing wilayah
 
SUMBER KEGAGALAN & HAMBATAN DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
SUMBER KEGAGALAN & HAMBATANDALAM PERENCANAANPEMBANGUNAN DAERAHSUMBER KEGAGALAN & HAMBATANDALAM PERENCANAANPEMBANGUNAN DAERAH
SUMBER KEGAGALAN & HAMBATAN DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
 
Konsep dan Isu Pembangunan
Konsep dan Isu PembangunanKonsep dan Isu Pembangunan
Konsep dan Isu Pembangunan
 
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan Proses
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan ProsesPerencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan Proses
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan Proses
 
Part 7 (teori pembangunan dunia ketiga ok)
Part 7 (teori pembangunan dunia ketiga ok)Part 7 (teori pembangunan dunia ketiga ok)
Part 7 (teori pembangunan dunia ketiga ok)
 
Proyeksi penduduk
Proyeksi pendudukProyeksi penduduk
Proyeksi penduduk
 
SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)
SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)
SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)
 
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan Daerah
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan DaerahIsu dan Masalah Perencanaan Pembangunan Daerah
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan Daerah
 
Workshop Klaster Industri Kota Palu
Workshop Klaster Industri Kota PaluWorkshop Klaster Industri Kota Palu
Workshop Klaster Industri Kota Palu
 
Teori dan Indikator Pembangunan
Teori dan Indikator Pembangunan Teori dan Indikator Pembangunan
Teori dan Indikator Pembangunan
 
Organisasi & Manajemen Pemerintahan
Organisasi & Manajemen PemerintahanOrganisasi & Manajemen Pemerintahan
Organisasi & Manajemen Pemerintahan
 
Materi perencanaan regional
Materi perencanaan regionalMateri perencanaan regional
Materi perencanaan regional
 
Teori Pertumbuhan Ekonomi
Teori Pertumbuhan EkonomiTeori Pertumbuhan Ekonomi
Teori Pertumbuhan Ekonomi
 
Perencanaan Pembangunan dengan Pendekatan Politik Berorientasi pada Kepenting...
Perencanaan Pembangunan dengan Pendekatan Politik Berorientasi pada Kepenting...Perencanaan Pembangunan dengan Pendekatan Politik Berorientasi pada Kepenting...
Perencanaan Pembangunan dengan Pendekatan Politik Berorientasi pada Kepenting...
 

Viewers also liked

Strategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakat
Strategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakatStrategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakat
Strategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakatAlexandrya Hening
 
Program Keluarga Harapan (Pkh)
Program Keluarga Harapan (Pkh)Program Keluarga Harapan (Pkh)
Program Keluarga Harapan (Pkh)khoiril anwar
 
Tugas pokok dan fungsi operator pkh (diklat 2013) 2
Tugas pokok dan fungsi operator pkh (diklat 2013) 2Tugas pokok dan fungsi operator pkh (diklat 2013) 2
Tugas pokok dan fungsi operator pkh (diklat 2013) 2Nadie Odhie
 
Peran pemerintah dan posisi dekopin dlm uu koperasi
Peran pemerintah dan posisi dekopin dlm uu koperasiPeran pemerintah dan posisi dekopin dlm uu koperasi
Peran pemerintah dan posisi dekopin dlm uu koperasiRully Indrawan
 
Peran pendamping pkh
Peran pendamping pkhPeran pendamping pkh
Peran pendamping pkhHabibullah
 
Ppt pemberdayaan masyarakat 2014 ss w (2)
Ppt pemberdayaan masyarakat 2014 ss w (2)Ppt pemberdayaan masyarakat 2014 ss w (2)
Ppt pemberdayaan masyarakat 2014 ss w (2)Salma Van Licht
 

Viewers also liked (6)

Strategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakat
Strategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakatStrategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakat
Strategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakat
 
Program Keluarga Harapan (Pkh)
Program Keluarga Harapan (Pkh)Program Keluarga Harapan (Pkh)
Program Keluarga Harapan (Pkh)
 
Tugas pokok dan fungsi operator pkh (diklat 2013) 2
Tugas pokok dan fungsi operator pkh (diklat 2013) 2Tugas pokok dan fungsi operator pkh (diklat 2013) 2
Tugas pokok dan fungsi operator pkh (diklat 2013) 2
 
Peran pemerintah dan posisi dekopin dlm uu koperasi
Peran pemerintah dan posisi dekopin dlm uu koperasiPeran pemerintah dan posisi dekopin dlm uu koperasi
Peran pemerintah dan posisi dekopin dlm uu koperasi
 
Peran pendamping pkh
Peran pendamping pkhPeran pendamping pkh
Peran pendamping pkh
 
Ppt pemberdayaan masyarakat 2014 ss w (2)
Ppt pemberdayaan masyarakat 2014 ss w (2)Ppt pemberdayaan masyarakat 2014 ss w (2)
Ppt pemberdayaan masyarakat 2014 ss w (2)
 

Similar to PARADIGMA PEMBERDAYAAN

Proceedings Magister Ilmu Ekonomi 2013
Proceedings Magister Ilmu Ekonomi 2013Proceedings Magister Ilmu Ekonomi 2013
Proceedings Magister Ilmu Ekonomi 2013Muhammad Harto
 
Menggagas dan Menggiatkan Proses Multistakeholder untuk Penanggulangan Kemis...
Menggagas dan Menggiatkan Proses Multistakeholder  untuk Penanggulangan Kemis...Menggagas dan Menggiatkan Proses Multistakeholder  untuk Penanggulangan Kemis...
Menggagas dan Menggiatkan Proses Multistakeholder untuk Penanggulangan Kemis...Dr. Astia Dendi
 
Kementerian-Koperasi-dan-Usaha-Kecil-dan-Menengah-Republik-Indonesia-KUKM-2.pptx
Kementerian-Koperasi-dan-Usaha-Kecil-dan-Menengah-Republik-Indonesia-KUKM-2.pptxKementerian-Koperasi-dan-Usaha-Kecil-dan-Menengah-Republik-Indonesia-KUKM-2.pptx
Kementerian-Koperasi-dan-Usaha-Kecil-dan-Menengah-Republik-Indonesia-KUKM-2.pptxNdikron
 
Paparan Wamen PPN Bappenas - RBSummit
Paparan Wamen PPN Bappenas - RBSummitPaparan Wamen PPN Bappenas - RBSummit
Paparan Wamen PPN Bappenas - RBSummitKurniawan Saputra
 
Makalah Dampak Kemiskinan IPAS.docx
Makalah Dampak Kemiskinan IPAS.docxMakalah Dampak Kemiskinan IPAS.docx
Makalah Dampak Kemiskinan IPAS.docxByOneNet
 
tifa_persoalanketimpangan_erani_0.pptx
tifa_persoalanketimpangan_erani_0.pptxtifa_persoalanketimpangan_erani_0.pptx
tifa_persoalanketimpangan_erani_0.pptxAruel Gtl
 
Dasar Awam 2
Dasar Awam 2Dasar Awam 2
Dasar Awam 2aimm reka
 
Menggerakkan denyut nadi_kopwan_dlm_meng_global_9
Menggerakkan denyut nadi_kopwan_dlm_meng_global_9Menggerakkan denyut nadi_kopwan_dlm_meng_global_9
Menggerakkan denyut nadi_kopwan_dlm_meng_global_9Rosyid Ridho
 
lmplementasi Nilai-nilai Kebangsaan yang Bersumber dari Sesanti Bhinneka Tung...
lmplementasi Nilai-nilai Kebangsaan yang Bersumber dari Sesanti Bhinneka Tung...lmplementasi Nilai-nilai Kebangsaan yang Bersumber dari Sesanti Bhinneka Tung...
lmplementasi Nilai-nilai Kebangsaan yang Bersumber dari Sesanti Bhinneka Tung...Dadang Solihin
 
Pengembangan ekonomi lokal berbasis blue economy revisi
Pengembangan ekonomi lokal berbasis blue economy revisiPengembangan ekonomi lokal berbasis blue economy revisi
Pengembangan ekonomi lokal berbasis blue economy revisiSugeng Budiharsono
 
Sukma perkembangan ekonomi daerah
Sukma perkembangan ekonomi daerahSukma perkembangan ekonomi daerah
Sukma perkembangan ekonomi daerahSukma Wijaya
 
Refleksi perbankan syariah 2014
Refleksi perbankan syariah 2014Refleksi perbankan syariah 2014
Refleksi perbankan syariah 2014Wiku Suryomurti
 
Sustainable livelihood approach Pada Nelayan di Jawa Timur
Sustainable livelihood approach Pada Nelayan di Jawa TimurSustainable livelihood approach Pada Nelayan di Jawa Timur
Sustainable livelihood approach Pada Nelayan di Jawa TimurTri Cahyono
 
Kependudukan dan pengangguran
Kependudukan dan pengangguranKependudukan dan pengangguran
Kependudukan dan pengangguranmuktiimam
 
Distribusi pendapatan dan pemerataan pembangunan
Distribusi pendapatan dan pemerataan pembangunanDistribusi pendapatan dan pemerataan pembangunan
Distribusi pendapatan dan pemerataan pembangunanBazari Azhar Azizi
 

Similar to PARADIGMA PEMBERDAYAAN (20)

Proceedings Magister Ilmu Ekonomi 2013
Proceedings Magister Ilmu Ekonomi 2013Proceedings Magister Ilmu Ekonomi 2013
Proceedings Magister Ilmu Ekonomi 2013
 
PROCEEDINGS MIE 2013
PROCEEDINGS MIE 2013PROCEEDINGS MIE 2013
PROCEEDINGS MIE 2013
 
Menggagas dan Menggiatkan Proses Multistakeholder untuk Penanggulangan Kemis...
Menggagas dan Menggiatkan Proses Multistakeholder  untuk Penanggulangan Kemis...Menggagas dan Menggiatkan Proses Multistakeholder  untuk Penanggulangan Kemis...
Menggagas dan Menggiatkan Proses Multistakeholder untuk Penanggulangan Kemis...
 
Kementerian-Koperasi-dan-Usaha-Kecil-dan-Menengah-Republik-Indonesia-KUKM-2.pptx
Kementerian-Koperasi-dan-Usaha-Kecil-dan-Menengah-Republik-Indonesia-KUKM-2.pptxKementerian-Koperasi-dan-Usaha-Kecil-dan-Menengah-Republik-Indonesia-KUKM-2.pptx
Kementerian-Koperasi-dan-Usaha-Kecil-dan-Menengah-Republik-Indonesia-KUKM-2.pptx
 
Penanggulangan Kemiskinan & Upaya Mensinergikan Peran Multipihak
Penanggulangan Kemiskinan & Upaya Mensinergikan Peran Multipihak Penanggulangan Kemiskinan & Upaya Mensinergikan Peran Multipihak
Penanggulangan Kemiskinan & Upaya Mensinergikan Peran Multipihak
 
Paparan Wamen PPN Bappenas - RBSummit
Paparan Wamen PPN Bappenas - RBSummitPaparan Wamen PPN Bappenas - RBSummit
Paparan Wamen PPN Bappenas - RBSummit
 
Makalah Dampak Kemiskinan IPAS.docx
Makalah Dampak Kemiskinan IPAS.docxMakalah Dampak Kemiskinan IPAS.docx
Makalah Dampak Kemiskinan IPAS.docx
 
tifa_persoalanketimpangan_erani_0.pptx
tifa_persoalanketimpangan_erani_0.pptxtifa_persoalanketimpangan_erani_0.pptx
tifa_persoalanketimpangan_erani_0.pptx
 
Dasar Awam 2
Dasar Awam 2Dasar Awam 2
Dasar Awam 2
 
Menggerakkan denyut nadi_kopwan_dlm_meng_global_9
Menggerakkan denyut nadi_kopwan_dlm_meng_global_9Menggerakkan denyut nadi_kopwan_dlm_meng_global_9
Menggerakkan denyut nadi_kopwan_dlm_meng_global_9
 
lmplementasi Nilai-nilai Kebangsaan yang Bersumber dari Sesanti Bhinneka Tung...
lmplementasi Nilai-nilai Kebangsaan yang Bersumber dari Sesanti Bhinneka Tung...lmplementasi Nilai-nilai Kebangsaan yang Bersumber dari Sesanti Bhinneka Tung...
lmplementasi Nilai-nilai Kebangsaan yang Bersumber dari Sesanti Bhinneka Tung...
 
Kemiskinan dan Kesenjangan (Perekonomian Indonesia BAB 3)
Kemiskinan dan Kesenjangan (Perekonomian Indonesia BAB 3)Kemiskinan dan Kesenjangan (Perekonomian Indonesia BAB 3)
Kemiskinan dan Kesenjangan (Perekonomian Indonesia BAB 3)
 
Pengembangan ekonomi lokal berbasis blue economy revisi
Pengembangan ekonomi lokal berbasis blue economy revisiPengembangan ekonomi lokal berbasis blue economy revisi
Pengembangan ekonomi lokal berbasis blue economy revisi
 
Sukma perkembangan ekonomi daerah
Sukma perkembangan ekonomi daerahSukma perkembangan ekonomi daerah
Sukma perkembangan ekonomi daerah
 
Refleksi perbankan syariah 2014
Refleksi perbankan syariah 2014Refleksi perbankan syariah 2014
Refleksi perbankan syariah 2014
 
Pengertian pembangunan menurut para ahli
Pengertian pembangunan menurut para ahliPengertian pembangunan menurut para ahli
Pengertian pembangunan menurut para ahli
 
Sustainable livelihood approach Pada Nelayan di Jawa Timur
Sustainable livelihood approach Pada Nelayan di Jawa TimurSustainable livelihood approach Pada Nelayan di Jawa Timur
Sustainable livelihood approach Pada Nelayan di Jawa Timur
 
Profile-tentang-INFID
Profile-tentang-INFIDProfile-tentang-INFID
Profile-tentang-INFID
 
Kependudukan dan pengangguran
Kependudukan dan pengangguranKependudukan dan pengangguran
Kependudukan dan pengangguran
 
Distribusi pendapatan dan pemerataan pembangunan
Distribusi pendapatan dan pemerataan pembangunanDistribusi pendapatan dan pemerataan pembangunan
Distribusi pendapatan dan pemerataan pembangunan
 

More from Rully Indrawan

Skema pembiayaan riset, 2013
Skema pembiayaan riset, 2013Skema pembiayaan riset, 2013
Skema pembiayaan riset, 2013Rully Indrawan
 
Mengelola dana penelitian
Mengelola dana penelitianMengelola dana penelitian
Mengelola dana penelitianRully Indrawan
 
Kiat lolos dalam usulan dp2 m
Kiat lolos dalam usulan dp2 mKiat lolos dalam usulan dp2 m
Kiat lolos dalam usulan dp2 mRully Indrawan
 
Permasalahan Pembangunan: kemiskinan dan Ketidakadilan
Permasalahan Pembangunan: kemiskinan dan KetidakadilanPermasalahan Pembangunan: kemiskinan dan Ketidakadilan
Permasalahan Pembangunan: kemiskinan dan KetidakadilanRully Indrawan
 
Konsep Pembangunan Ekonomi
Konsep Pembangunan EkonomiKonsep Pembangunan Ekonomi
Konsep Pembangunan EkonomiRully Indrawan
 
Penelitian dan Profesionalisme guru
Penelitian dan Profesionalisme guru Penelitian dan Profesionalisme guru
Penelitian dan Profesionalisme guru Rully Indrawan
 
Instrumen strategis perencanaan pendidikan di Jabar
Instrumen strategis perencanaan  pendidikan di JabarInstrumen strategis perencanaan  pendidikan di Jabar
Instrumen strategis perencanaan pendidikan di JabarRully Indrawan
 
Manajemen Lembaga penelitian
Manajemen Lembaga penelitianManajemen Lembaga penelitian
Manajemen Lembaga penelitianRully Indrawan
 
koperasi dan pembangunan SDM
koperasi dan pembangunan SDM  koperasi dan pembangunan SDM
koperasi dan pembangunan SDM Rully Indrawan
 
Globalisasi pendidikan ekonomi
Globalisasi pendidikan ekonomi Globalisasi pendidikan ekonomi
Globalisasi pendidikan ekonomi Rully Indrawan
 
Asuransi ciayumajakuning
Asuransi ciayumajakuning Asuransi ciayumajakuning
Asuransi ciayumajakuning Rully Indrawan
 

More from Rully Indrawan (20)

Skema pembiayaan riset, 2013
Skema pembiayaan riset, 2013Skema pembiayaan riset, 2013
Skema pembiayaan riset, 2013
 
Mengelola dana penelitian
Mengelola dana penelitianMengelola dana penelitian
Mengelola dana penelitian
 
Pemetaan dp2m
Pemetaan dp2mPemetaan dp2m
Pemetaan dp2m
 
Kiat lolos dalam usulan dp2 m
Kiat lolos dalam usulan dp2 mKiat lolos dalam usulan dp2 m
Kiat lolos dalam usulan dp2 m
 
Kiat nulis di jurnal
Kiat nulis di jurnalKiat nulis di jurnal
Kiat nulis di jurnal
 
orasi ilmia
orasi ilmiaorasi ilmia
orasi ilmia
 
Permasalahan Pembangunan: kemiskinan dan Ketidakadilan
Permasalahan Pembangunan: kemiskinan dan KetidakadilanPermasalahan Pembangunan: kemiskinan dan Ketidakadilan
Permasalahan Pembangunan: kemiskinan dan Ketidakadilan
 
Konsep Pembangunan Ekonomi
Konsep Pembangunan EkonomiKonsep Pembangunan Ekonomi
Konsep Pembangunan Ekonomi
 
Pengembangan UMKM
Pengembangan UMKM  Pengembangan UMKM
Pengembangan UMKM
 
Penelitian dan Profesionalisme guru
Penelitian dan Profesionalisme guru Penelitian dan Profesionalisme guru
Penelitian dan Profesionalisme guru
 
Instrumen strategis perencanaan pendidikan di Jabar
Instrumen strategis perencanaan  pendidikan di JabarInstrumen strategis perencanaan  pendidikan di Jabar
Instrumen strategis perencanaan pendidikan di Jabar
 
Paradigma baru PT
Paradigma baru  PT Paradigma baru  PT
Paradigma baru PT
 
Kosika
KosikaKosika
Kosika
 
Artikel jurnal ilmiah
Artikel jurnal ilmiahArtikel jurnal ilmiah
Artikel jurnal ilmiah
 
Manajemen Lembaga penelitian
Manajemen Lembaga penelitianManajemen Lembaga penelitian
Manajemen Lembaga penelitian
 
koperasi dan pembangunan SDM
koperasi dan pembangunan SDM  koperasi dan pembangunan SDM
koperasi dan pembangunan SDM
 
Globalisasi pendidikan ekonomi
Globalisasi pendidikan ekonomi Globalisasi pendidikan ekonomi
Globalisasi pendidikan ekonomi
 
Kompas pasca BHP
Kompas pasca BHP Kompas pasca BHP
Kompas pasca BHP
 
Asuransi ciayumajakuning
Asuransi ciayumajakuning Asuransi ciayumajakuning
Asuransi ciayumajakuning
 
Hibah pasca
Hibah pasca Hibah pasca
Hibah pasca
 

PARADIGMA PEMBERDAYAAN

  • 2. RULLY INDRAWAN, lahir di Bogor 26 Maret 1961. Dosen PNS (IVE) Kopertis IV dpk Unpas, menjadi Guru Besar sejak 2001. Saat ini menjabat Asdir I Pasca Sarjana Unpas, Staf Ahli Dewan Pertimbangan Presiden RI Bidang Pembangunan dan Otda. Anggota Komite Perencana Propinsi Jabar, Reviewer Penelitian Dikti Kemendikbud, Ketua Litbang Paguyuban Pasundan, Ketua I Dekopinwil Jabar, Tim Koperasi Award Nasional dlsb. Rektor IKOPIN (2007-2011). Unpas, Pembantu Rektor II (2004- 2008); Pembantu Rektor I (2003- 2004); Ketua Lemlit (1994-2004); Sekretaris Lemlit (1991-1994); dan Sek.Jur. Ekonomi Koperasi FKIP (1985-1991). Penghargaaan: Dosen Teladan I Kopertis Wilayah IV dan Finalis Dosen Teladan Nasional (1991). Bakti Koperasi dari Presiden RI sebagai Rektor IKOPIN (2011). Satya Lencana Pembangunan bidang Perkoperasian dari Presiden RI (2012) rullyindrawan.wordpress.com Profesor Assistent di Waseda University Tokyo Jepang (2008-2010). Wakil Ketua Forum Penelitian Kantor Menpera RI (2008-2010). Staf Ahli Ketua DPD RI (2007-2010). Ketua Korpri Kopertis Wilayah IV (2007-2010). Tim Revitalisasi Koperasi Nasional (2011-2012).
  • 3. Sistimatika 1Kemiskinan, Pengangguran, Ketimpangan, dan Ketergantungan 2Dari Paradigma Pembangunan ke Paradigma Pemberdayaan 3Pengenalan Paradigma Pemberdayaan Masyarakat 4Koperasi dalam Program Pemberdayaan Masyarakat
  • 5. Pendapatan per Capita (US$) 772 922 1098 1186 1318 1663 1938 2270 2350 3005 3543 • Namun pertumbuhan ekonomi belum cukup cepat: (a) Dibandingkan periode 1985-1995; (b) Dibandingkan negara lain seperti India dan Cina • Meskipun terjadi penurunan tingkat kemiskinan dan pengangguran, namun kesenjangan meningkat. 3.6 4.5 4.8 5 5.7 5.5 6.3 6 4.6 6.2 6.5 8.1 9.1 9.6 9.9 10.26 10.45 9.75 8.46 8.14 7.41 6.8 18.4 18.2 17.4 16.7 16.0 17.8 16.6 15.4 14.2 13.3 12.5 33 32 32 33 33 36 35 37 38 41 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Gini Indeks (%) Tingkat Kemiskinan (%) Pertumbuhan Ekonomi (% p.a) Tingkat Pengangguran (%) 5 Sumber: Suahasil Nazara, FEUI & TNP2K, 2012, Managing Opportunity, Bahan Pertemuan Terbatas tentang Penanggulangan Kemiskinan di Kantor Wantimpres, Jakarta
  • 6. Pengeluaran/kapita (Rp/bulan) Proporsi Penduduk (%) Jumlah Penduduk (Juta) 2003 2010 2003 2010 < 225 ribu 21.9 14 47.1 33.0 225 ribu - 360 ribu 40.4 29.3 86.9 69.1 360 ribu - 720 ribu 32.1 38.5 69.0 90.9 720 ribu - 1,1 juta 3.9 11.7 8.4 27.6 1,1 juta - 1,8 juta 1.3 5 2.8 11.8 1,8 juta - 3,6 juta 0.3 1.3 0.6 3.1 > 3,6 juta 0.1 0.2 0.2 0.5 Miskin & Rentan Kelas Menengah Kaya 6 Sumber: Suahasil Nazara, FEUI & TNP2K, 2012, Managing Opportunity, Bahan Pertemuan Terbatas tentang Penanggulangan Kemiskinan di Kantor Wantimpres, Jakarta
  • 7. 7 Tren penduduk miskin nasional turun 1996-2011
  • 8. Persentase Penduduk Miskin Menurut Provinsi (2011) 3.7 4.2 5.3 5.8 6.3 6.6 6.8 7.4 8.5 8.5 8.6 8.7 9.0 9.2 10.310.711.3 13.914.214.214.6 15.815.816.1 16.917.5 18.8 19.619.7 21.2 23.0 31.9 32.0 0 5 10 15 20 25 30 35 Jakarta Bali Kalsel Babel Banten Kalteng Kaltim Keppri Riau Sulut Kalbar Jambi Sumbar Malut Sulsel Jabar Sumut Sulbar Jatim Sumsel Sultra Jateng Sulteng Yogya Lampung Bengkulu Gorontalo Aceh NTB NTT Maluku P.Barat Papua Disparitas Tingkat Kemiskinan Antar Provinsi Sangat Tinggi (Jakarta = 3,75%, Papua = 31,98%, Indonesia = 12.49%) Contoh: Maluku investasi 6,3% terhadap PDRB, sedangkan nasional 32% (2010) 12.5 Disparitas tingkat kemiskinan antar provinsi tinggi 8
  • 9. 1. Tren penduduk miskin nasional turun 1996- 2011; 2. Angka kedalaman kemiskinan mengalami kenaikan; 3. Tren ketimpangan pendapatan memburuk; 4. Disparitas tingkat kemiskinan antar provinsi tinggi (2010). 9
  • 10.
  • 11. 11 Tahun Gini Ratio Rasio Q5/Q1 2006 0,36 4,81 2007 0,38 5,93 2008 0,37 5,96 2009 0,37 5,85 2010 0,38 6,28 Sejak 2006, rasio 20% penduduk terkaya terhadap 20% penduduk termiskin naik dari 4,8 menjadi 6,3 kali;
  • 12.  Majalah bisnis Forbes Asia pada Desember 2011 mempublikasikan 40 orang terkaya di Indonesia dengan minimum kekayaan sebesar US$ 630 juta.  Bila dijumlahkan kekayaan mereka sebesar US$ 85 milyar itu setara dengan 10% dari GDP, naik 18% dari tahun sebelumnya, sementara pertumbuhan GDP “hanya” 6,5%. 12
  • 13.  Jepang, negara dengan ekonomi terbesar ketiga di dunia, banyak perusahaan berkelas dunia yang menempati urutan teratas perusahaan besar di dunia.  Akan tetapi, berapa banyak orang Jepang yang masuk dalam 500 orang terkaya di dunia berdasarkan majalah Fortune?  Hampir tidak ada, sekalipun ada, berapa banyak bila dibandingkan dengan GDP dan pendapatan per kapita negara tersebut? 13
  • 14. 1. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) turun, namun Tingkat Setengah Pengangguran (TSP) naik; 2. Periode 2007-2011, 60% TPT berusia 15-24 tahun; 3. Struktur Lapangan Kerja tak seimbang dengan Struktur Ekonomi; 4. Di pedesaan 72% rumah tangga miskin bekerja di pertanian dengan tanah sebagai satu-satunya aset yang dimilikinya. 14
  • 15. I. Youth unemployment tinggi (21,4%) II. Partisipasi wanita dalam tenaga kerja rendah; III. Under-employment tinggi, kerja kurang 35 jam/mg; IV. Informal Employment tinggi (59,0% 2010); V. Produktivitas tenaga kerja tumbuh rendah. VI. Employment to population ratio tinggi, produktivitas tenaga kerja rendah. Tertinggi: DKI Jakarta, Kaltim. VII. Annual sektoral growth rate dgn annual sectoral employment growth rate timpang; VIII.Bila pengusaha punya 1 assosiasi, buruh punya banyak serikat yg diusulkan untuk diverifikasi dan dibatasi di Pusat dan Daerah untuk mengefektifkan Tripartite Sistem;
  • 16. Rincian 2005 2010 Pengangguran Terbuka (tidak sedang bekerja) 11,9 juta (11,2%) 8,3 juta (7.1%) Jumlah ½ pengangguran (bekerja <35 jam seminggu) 28,9 juta (30,8%) 33,3 juta (30.7%) 27 28,3 29,6 30,9 32,2 33,5 1/2Penganggur(jutaorg) 7 8 9 10 11 12 PenganggurTerbuka(jutaorg) 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 27,7 28,9 29,2 27,9 28,9 29,1 30,4 31,1 31,6 33,3 8,0 9,1 9,9 10,3 11,9 10,9 10,0 9,4 9,0 8,3 Setengah Penganggur Penganggur Terbuka 1/2 PENGANGGUR DAN PENGANGGUR TERBUKA Tahun 2001 - 2010 16 Pertumbuhan ekonomi meningkat, pengangguran terbuka turun tapi ½ Pengangguran meningkat
  • 17. - 500,000 1,000,000 1,500,000 2,000,000 2,500,000 3,000,000 3,500,000 2007 2008 2009 2010 2011 *) Jumlahpenganggur Penganggur menurut kelompok umur (total 8 juta) 15 - 19 20 - 24 25 - 29 30 - 34 35 - 39 40 - 44 45 - 49 50 - 54 55 + 31% 29% 17 Putus Asa (TPT 15-24 th) % 2007 (Ø) 35 2008 (Ø) 29 2009 (Ø) 28 2010 (Ø) 29 Ø = rata-rata nilai Februari dan Agustus
  • 22. Otokratis Demokratis Reformasi Birokrasi Supremasi hukum Pengakuan budaya kelompok Ekonomi Pasar Mobilitas vertikal tebuka Sistem politik terbuka Desentralisasi Kekebasan Press Kekebasan Berbicara dan berserikat Neo KKN Extra Ordinary of Law Konflik Budaya Homo homini lupus (traficking) Kejutan budaya political disaffection Korupsi berjamaah Anarkhis/Radikalisme Laisez faire Pusat Daerah
  • 23. Krisis Ekonomi 1998 Krisis Ekonomi 2008 Krisis Ekonomi Asia Krisis Ekonomi Global •Utang Luar Negeri •Privatisasi •Eksport •Ekonomi Rakyat KEMANDIRIAN EKONOMI NASIONAL Mindset Produksi Lokal Pemberdayaan Masyarakat KelembagaanPemihakan PembiayaanPendidikan Kemiskinan Pengangguran Ketergantungan ACFTA UMKM
  • 24. Aspek Konsep pembangunan Konsep pemberdayaan Bentuk program Crashed program yang bersifat jangka pendek, temporal, dan parsial. Empowerment jangka menengah dan panjang, berkesinambungan, dan utuh. Arus ide Topdown, terutama dari pemerintah mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan indikator evaluasi. Bottom up. Masy sebagai pelaku aktif, pihak luar = fasilitator. Pembagian dana Semua dikuasai pelaksana dari luar. Ada blok dana sendiri untuk masyarakat Struktur kekuasaan Didominasi oleh pemerintah dan elite lokal. Kekuasaan terdistribusi di seluruh lapisan, termasuk perempuan dan lapisan termiskin. Asumsi terhadap program Merupakan aktivitas pokok. Hanya sebagai strategi antara untuk tujuan yang lebih luas dan panjang Bentuk evaluasi Sentralitas. Hanya mempelajari hambatan-hambatan yang dijumpai dalam pelaksanaan. Perlu evaluasi normatif dan hasil untuk memahami kedalaman permasalahan. Penggunahasil evaluasi Hanya untuk pelaksana (pemerintah). Untuk seluruh pihak yang terlibat, terutama untuk masyarakat yang diberdayakan. Objek evaluasi Terutama hasil yang dicapai pada pemanfaat. Seluruh pihak: donor, lembaga pemerintah, pembina, pelaksana, dan pemanfaat
  • 26. Pemberdayaan adalah proses, Cara, Perbuatan sesuatu agar berdaya (berkemampuan; berkekuatan) (Depdiknas. Kamus besar bahasa Indonesia. BP 2002) Proses Capacity Building dalam Peningkatan fungsi dan peran
  • 27. Membangun kapasitas masyarakat sebagai modal sosial Menyediakan dana untuk pembiayaan usaha masyarakat melalui Block grand/ BLM Meningkatkan kelompok wirausahawan di tingkat masyarakat
  • 29.
  • 30. Source: Rissel’s model of the critical components of community empowerment and the process by which it can be achieved (from Rissel, 1994: 43).
  • 31. Menciptakan suasana yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat Pembangunan prasarana dan sarana yang dapat diakses oleh masyarakat pada lapisan paling bawah Perlindungan dan pemihakan kepada usaha rakyat
  • 32. Pemetaan Potensi Analisis Potensi Penyusunan Desain Model Sosialisasi dan Diseminasi Pembentukan Kelompok Usaha Produktif dan Kreatif Penguatan Kelembagaan Keuangan Mikro Konsultasi dan Pendampingan Monitoring dan Evaluasi Tindak Lanjut dan Pengembangan
  • 33. Planning for the community Planning with the community Planning by the community
  • 36. 1. Perkuat komitmen konstitusional dalam pembelajaran ekonomi, 2. Perbanyak dan tingkatkan penelitian ekonomi berkarakter kerakyatan, 3. Beri kesempatan seluas-luasnya generasi muda untuk memperdalam ekonomi Kerakyatan secara benar 1. Mengkaji ulang berbagai regulasi yang merengut kedaulatan rakyat 2. Menasionalisasi aset strategis utk kepentingan bangsa, 3. Revitalisasi koperasi 4. Lindungi produksi dalam negeri 1. Penciptaan desa sebagai place prosperity 2. Membangun lembaga penjamin kredit usaha desa, 3. Perkuat lembaga ekonomi pedesaan guna meningkatkan aksesibilitas pembiayaan sektor riil di akar rumput 1. Kembangkan kearifan lokal melalui pemeliharaan infrastruktur ekonomi asli masyarakat, 2. Sinergikan natural capital, human capital, sosial capital untuk kepentingan masyarakat banyak, 3. Bangun koperasi sejati yang didasari oleh partisipasi anggota Pendidikan Pemihakan Pembiayaan Kelembagaan
  • 38. Perpres 15/2010 & Kepres 10/2011 KLASTER I Raskin (Kesra/Bulog), Jamkes mas (Depkes), Beasiswa (Diknas), PKH cash transfer conditional (Depsos) KLASTER II Sosial, community based: PNPM (Kesra) KLASTER III Pemberdayaan Usaha Ekonomi Mikro dan Kecil KLASTER IV Pro Rakyat: Rumah Sangat Murah, Kendaraan Angkutan Umum, Air Bersih, Listrik, Kehidupan Nelayan, Kehidupan Masyarakat Miskin 38
  • 39. 1994/95 (milyar) 1995/96 (milyar) 1996/97 (milyar) 1997/98 (milyar) Total Anggaran 412,66 441,88 441,08 132,02 1,427,64 39 PNPM MANDIRI*) TAHUN ANGGARAN (Triliun Rupiah) 2010 12,18 2011 13,14 2012 13,60 2013 13,40 *) Terdiri atas PNPM Perkotaan, PNPM Perdesaan, PPIP/RIS, PISEW IDT
  • 40. 40 Pengentasan kemiskinan yang berkelanjutan Terlibat dalam Kegiatan Produksi Terlibat dalam Lapangan kerja Penghidupan (livelihood) Yang diperlukan: - Modal - Pengetahuan - Infrastruktur - Pemberdayaan - Regulasi yang - Pro poor Koordinasi antar sektor dan tkt Pemerintah Mensinergikan perencaan dan Penganggaran program-program terkait agar pro poor Penyempurnaan Desain Program- Program Penanggulangan kemiskinan:  Harmonisasi program-program Pemberdayaan masyarakat  Pengembangan sistem jaminan sosial masyarakat miskin  Pengembangan akses pelayanan dasar  Keterlibatan dlm Dunia kerja sebagian besar informal  Yang dibutuhkan: peningkatan keterampilan & regulasi pasar kerja yang mendukung Dukungan yang diperlukan - Bantuan pendapatan bila dibawah garis kemiskinan -Memutuskan rantai kemiskinan mil perbaikan antar generasi (PKH)
  • 41. • Dana Pemberdayaan Masyarakat yang bersumber dari APBN/APBD tidak cukup kuat untuk menjadi satu-satunya sumber pembiayaan usaha produktif; • Dana masuk ke pedesaan sangat rendah dan bersifat situasional, dan malahan cenderung timbul gejala “back wash effect”; • Memanfaatkan bank-bank yang sudah ada sebagai sumber pembiayaan dan pelaksana kredit program pemberdayaan membutuhkan persyaratan yang masih sulit dijangkau oleh kelompok sasaran; • Belum terelasikannya Lembaga Penjamin Kredit yang mendukung usaha mikro, kecil, dan menengah; • Terjadi upaya sistimatis untuk melemahkan koperasi sebagai sumber pembiayaan masyarakat.
  • 42. Pendukung Permasalahan 1. Lahir dari kebutuhan nyata anggota 2. Didanai melalui setoran anggota 3. Dikelola oleh anggota 4. Mendukung usaha anggota 5. Melakukan pendidikan anggota 6. Berpotensi untuk membangun jaringan bisnis antar anggota 7. Balas jasa atas partisipasi 8. UU baru yang lebih terbuka 9. Pengalaman masa krisis 10. Pengalaman di negara lain 1. Bantuan pemerintah bersifat artifical dan bermuatan kepentingan; 2. Citra buruk 3. Stigmatisasi poilitik masa lalu 4. Dasar hukum yang dimiliki lemah dan mudahnya dimasuki oleh pelaku yang berniat mencari keuntungan dan tidak bertanggung jawab, 5. Lemahnya posisi dalam melakukan transaksi dan perjanjian perbankan; 6. Lambatnya kaderisasi 7. Lemahnya dukungan kebijakan pendidikan di persekolahan formal 8. Lemahnya koordinasi antar institusi pelaksana kegiatan pemberdayaan
  • 43. • Sekitar 50 persen hasil pertanian global dipasarkan melalui koperasi. • ICA dalam Laporan Global 300 tahun 2011, yang mengumumkan bahwa 300 terbesar koperasi di dunia mampu menciptakan pendapatan kolektif sebesar $ 1,6 triliun, yang berarti sebanding dengan PDB ekonomi kesembilan terbesar di dunia. • Perancis adalah negara dengan kontribusi koperasi terbesar yakni 28%, disusul USA sebesar 16%. Perusahaan koperasi pun menggeliat menjadi raksasa eknomi dunia, sebut saja Credit Agricole Group (koperasi di Perancis yang bergerak di simpan pinjam) penghasilan satu tahun sekitar 103,5 triliun rupiah. Masih di Perancis Groupe Caisse D'Epargne yang mencapai 58,50 triliun rupiah. Atau Zen-Noh (National Federation of Agricultural Co- operatives) Jepang sebesar 56,99 triliun rupiah. • Sekjen PBB, Ban Ki-moon, menyatakan bahwa "Cooperatives are a reminder to the international community that it is possible to pursue both economic viability and social responsibility”.
  • 44. Sumber data: BPR (Bank Indonesia, Des. 2010), BPRS (Bank Indonesia, Des. 2010), BMT (Pinbuk, 2010; Dekopinda Jabar, 2010; Inkopsyah, 2010, Bank Indonesia, 2010, Dinas Kop dan UKM Jabar, 2010; Smecda, 2009; Jalins, 2010 & Dinas Kop dan Pasar Kab Garut, 2010), KSP (Dinas Kop dan UKM Jabar, 2010; Kemenkop UKM, 2010; Induk KSP, 2009, Smecda, 2005-2009; Deptan, 2010: Dinas Kop dan UKM Kab Bandung, 2010; Dekopinda, 2010). Kopdit (Dinas Kop UKM Kab Bandung,2010; Dekopinda, 2010; Puskopdit Jabar, 2010; Puskopdit Bogor-Banten, 2010). PDPK (Biro Perekonomian Pemprov Jabar, 2010). LKM-A (Dinas Kop dan UKM Jabar, 2010). LKM-S (Dinas Kop dan UKM Jabar, 2010). BKD (Bank Indonesia, 2010). LKM Program (Dinas Kop UKMJabar, 2010), Bumdes (Dinas Kop UKM, 2010) LKM Program : UPK-BKM, BKM PWK, LPM, BPE B2KK NO Jenis LKM Populasi LKM Sampel Responden 1 Bank Perkreditan Rakyat 376 37 2 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah 28 12 3 Baitul Maal wa Tamwil (KJKS) 560 30 4 Koperasi Simpan Pinjam 499 27 5 Koperasi Kredit (CU) 106 15 6 PDPK 42 10 7 LKM-Agribisnis 30 5 8 LKM-Sosial 30 5 9 BKD 521 22 10 LKM-Program 61 7 11 Bumdes 16 5 2269 175Total
  • 45. BPR BMT KSP KOPDIT PDPK LKMA LKMS BKD LKM Program BUMDes Rata-rata Pinjaman (Ribuan Rp.) 13,005.06 2,886.71 40,399.13 7,504.42 3,486.16 928.20 1,269.89 668.98 665.36 599.23 Rata-rata Peminjam 1,916 539 831 964 592 117 40 210 253 70 - Peminjam laki- laki 66% 54% 57% 52% 68% 59% 53% 37% 27% 60% - Peminjam perempuan 34% 46% 43% 48% 32% 41% 47% 63% 73% 40% Rata-rata Simpanan (ribuan Rp.) 1,347.25 823.95 976.72 3,496.28 618.05 336.69 128.58 221.83 40.48 11.90 Rata-rata penyimpan 4,914 1,079 999 1,091 1,035 114 93 125 224 13 - Penyimpan laki-laki 55% 44% 42% 52% 64% 61% 47% 40% 23% 67% - Penyimpan perempuan 45% 56% 58% 48% 36% 39% 53% 60% 77% 33% (Sumber: Bank Indonesia “Penelitian Pemetaan Dan Identifikasi Kebutuhan Peningkatan Kapasitas LKM Jabar 2011”) (orang) (orang) (org) (org) (orang) (org) Koperasi (KSP dan Kopdit) berperan besar dalam menghimpun dana masyarakat dan menyalurkan pinjaman
  • 46. 46 LKM BANK BPR Landasan Hukum : UU 10/1998 ttg Perbankan Perijinan : Bank Indonesia Pengawasan : Bank Indonesia sesuai UU 23/1999 BRI Unit Desa Landasan Hukum : UU 10/1998 ttg Perbankan Perijinan : Bank Indonesia Pengawasan : BRI atas nama Bank Indonesia LDKP (Lembaga Dana dan Kredit Pedesaan) Landasan Hukum : Peraturan Daerah Tk I Perijinan : Pemerintah Daerah Tk I Pengawasan : BPD KSP (Koperasi Simpan Pinjam) dan USP (Unit Simpan Pinjam) Landasan Hukum : UU 25/1992 ttg Perkoperasian Perijinan : Meneg Koperasi dan UKM Pengawasan : Meneg Koperasi dan UKM BKD (Badan Kredit Desa) Lembaga berbasis keswadayaan binaan BRI LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat), KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) dan ARISAN FORMAL NON FORMAL
  • 47. LPBK beroperasi menyalurkan kredit kepada kelompok sasaran/anggota KSM yang adalah juga pemilik LPBK Lembaga pembiayaan (Bank) beroperasi sebagai penggerak dan pengambil inisiatif awal dalam pem-berian kredit Dalam melayani UPM LPBK atau KSM bergerak mendekati Bank dan sebaliknya Bank mencoba menjangkau UPM UPM mengorganisasikan dirinya agar memiliki akses ke sumber pembiayaan Usaha Produktif Masyarakat (UPM) mendapatkan fasilitasi akses ke sumber pembiayaan Fungsi fasilitasi pembiayaan didorong oleh inisiatif LPBK atau KSM Fungsi fasilitasi pembiayaan merupakan inisiatif Bank Fungsi fasilitasi pembiayaan hanya merupakan salah satu aktivitas kelompok Fungsi fasilitasi pembiayaan merupakan penugasan dan tugas satu-satunya (paling tidak pada tahap awal) Masing-masing pelaku tetap sebagai pemilik masing- masing asset Bank tetap sebagai pemilik sistem dan subsistem intermediary Pemakai jasa adalah juga pemilik LPBK berikut assetnya Pemakai jasa semata-mata merupakan kelompok sasaran, bukan pemilik LPKP Bank dan LSM merupakan co- actor LPBK yang diorganisasikan oleh MBR dalam rangka pemberian kredit LPKP beroperasi menyalurkan kredit kepada kelompok sasaran / anggota KSM yang akan difasilitasi Karakteristik Pengembangan linkage antara LPBK dengan Perbankan Pengoperasian Lembaga Pembiayaan Formal (Bank) sbg. Intermediary Pembentukan Lembaga Pembiayaan Berbasis Komunitas (LPBK) Pembentukan Lembaga Penyalur Kredit Produktif Fokus SKENARIO Catatan: Masing-masing skenario memiliki problem dan hambatan LSM = Lembaga Swadaya Masyarakat; KSM = Kelompok Swadaya Masyarakat; UPM = Usaha Produktif Masyarakat SEWA = Self Employed Women’s Association; CESA=Centre for Agriculture Services Badan Pengelola CoBILD (Indonesia) Grameen Bank, (Bangla- Desh); SEWA Bank (India); Self- Managed Village Banks (Gambia and Mali) Syndicate Bank of India (India); CESA (Ecuador); Agricul-ture Development Bank (Nepal); BRI (nd.) Diviseema (India); the Bank Bukopin through its Swamitra program (Indonesia) Contoh 1 2 3 4

Editor's Notes

  1. This presentation demonstrates the new capabilities of PowerPoint and it is best viewed in Slide Show. These slides are designed to give you great ideas for the presentations you’ll create in PowerPoint 2010!For more sample templates, click the File tab, and then on the New tab, click Sample Templates.
  2. 65 % penduduk desa miskin, 70%petani http://pnpm-mandiri.org/index.php?option=com_content&amp;view=article&amp;id=130&amp;Itemid=65&amp;lang=in
  3. Pematahan argumen populis: WB/wapres/Bappenas says jumlah sedikit: but spirraling problem can exist (to mitigate “populis”, vote getter, idea)
  4. LKM Program adalah LKM yang berbasis pada program pemerintahContoh: UPPKS, UPK-BKM, BKM PWK, BPE B2KK