Dokumen tersebut membahas tentang hutan di Indonesia, termasuk fungsi, jenis, dan masalah hutan. Fungsi hutan antara lain sebagai penyangga lingkungan, sumber daya alam, dan mendorong pembangunan. Jenis hutan di Indonesia terdiri dari hutan produksi, lindung, konservasi, dan wisata. Masalah utama hutan Indonesia adalah deforestasi dan kebakaran hutan yang semakin parah.
4. Hutan yang ada di Indonesia menurut fungsinya dibedakan
menjadi beberapa jenis diantaranya terdiri dari:
15,5% 15,5% hutan
hutan
konversi
konversi
1177%% h huutatann p prorodduukkssi it etetatapp
16,1% 16,1% hutan hutan produksi
produksi
terbatas
terbatas
1155,1,1%% b beeruruppaa h huutatann l ilnindduunngg
9,8% suaka alam dan hutan
wisata
9,8% suaka alam dan hutan
wisata
Hutan Produksi Tetap 17.8%
Hutan Produksi Terbatas
15.6%
Lahan Binaan 25.0%
Hutan Lindung 15.6% Hutan Konvensional 16.1%
Taman Nasional & Cagar Alam
9.9%
Hutan Produksi Tetap Hutan Produksi Terbatas Hutan Konvensional
Hutan Lindung Taman Nasional & Cagar Alam Lahan Binaan
5. FFuunnggssii HHuuttaann
Hutan lindung
Kawasan hutan yang karena sifat-sifat alamnya diperuntukkan guna
pengaturan tata air dan pencegahan bencana banjir dan erosi, serta untuk
pemeliharaan kesuburan tanah.
Hutan produksi
Kawasan hutan yang diperuntukkan guna memproduksi hasil hutan
untuk keperluan masyarakat pada umumnya dan khususnya untuk
pembangunan, industri dan ekspor.
• HHuuttaann pprroodduukkssii ddeennggaann ppeenngggguunnaaaann tteerrbbaattaass,, yyaaiittuu hhuuttaann pprroodduukkssii yyaanngg hhaannyyaa
ddaappaatt ddii eekkssppllooiittaassii ddeennggaann ccaarraa tteebbaanngg ppiilliihh..
• HHuuttaann pprroodduukkssii ddeennggaann ppeenneebbaannggaann bbeebbaass yyaanngg ddiiaarrttiikkaann sseebbaaggaaii hhuuttaann
pprroodduukkssii yyaanngg ddaappaatt ddiieekkssppllooiittaassii bbaaiikk ddeennggaann tteebbaanngg ppiilliihh mmaauuppuunn ddeennggaann ccaarraa
tteebbaanngg hhaabbiiss ddiisseerrttaaii ddeennggaann ppeemmbbiibbiittaann aallaamm aattaauu ddeennggaann ppeemmbbiibbiittaann bbuuaattaann..
6. Lanjutan…
Hutan suaka alam
Merupakan kawasan hutan yang karena sifatnya yang khas diperuntukkan
secara khusus untuk perlindungan alam hayati lainnya antara lain dapat
dibagi dalam bebrapa jenis yaitu:
• Hutan suaka alam yang berhubungan dengan alamnya yang khas, tteerrmmaassuukk aallaamm hheewwaannii ddaann
aallaamm nnaabbaattii yyaanngg ppeerrlluu ddiilliinndduunnggii uunnttuukk kkeeppeennttiinnggaann iillmmuu ppeennggeettaahhuuaann ddaann kkeebbuuddaayyaaaann yyaanngg
sseellaannjjuuttnnyyaa ddiisseebbuutt ccaaggaarr aallaamm..
• HHuuttaann ssuuaakkaa aallaamm yyaanngg ddiitteettaappkkaann sseebbaaggaaii ssuuaattuu tteemmppaatt hhiidduupp mmaarrggaassaattwwaa yyaanngg mmeemmppuunnyyaaii
nniillaaii kkhhaass bbaaggii iillmmuu ppeennggeettaahhuuaann ddaann kkeebbuuddaayyaaaann sseerrttaa mmeerruuppaakkaann kkeekkaayyaaaann ddaann kkeebbaannggggaaaann
nnaassiioonnaall yyaanngg kkeemmuuddiiaann ddiisseebbuutt mmaarrggaassaattwwaa..
Hutan wisata
Kawasan hutan yang diperuntukkan secara khusus untuk dibina dan
dipelihara guna kepentingan pariwisata atau perburuan, yaitu:
• HHuuttaann wwiissaattaa yyaanngg mmeemmiilliikkii kkeeiinnddaahhaann aallaamm bbaaiikk kkeeiinnddaahhaann nnaabbaattii,, kkeeiinnddaahhaann hheewwaannii,, mmaauuppuunn
kkeeiinnddaahhaann aallaammnnyyaa sseennddiirrii mmeemmiilliikkii ccoorraakk yyaanngg kkhhaass uunnttuukk ddiimmaannffaaaattkkaann bbaaggii kkeeppeennttiinnggaann
rreekkrreeaassii ddaann kkeebbuuddaayyaaaann.. HHuuttaann sseeppeerrttii iinnii ddiisseebbuutt sseebbaaggaaii ttaammaann wwiissaattaa..
• HHuuttaann wwiissaattaa yyaanngg ddii ddaallaammnnyyaa tteerrddaappaatt ssaattwwaa bbaarruu yyaanngg mmeemmuunnggkkiinnkkaann ddiisseelleennggggaarraakkaannnnyyaa
ppeerrbbuurruuaann yyaanngg tteerraattuurr bbaaggii kkeeppeennttiinnggaann rreekkrreeaassii,, yyaanngg sseellaannjjuuttnnyyaa ddiisseebbuutt ttaammaann bbaarruu..
7. Manfaat Hutan
Hutan sebagai keanekaragaman hayati
Keanekaragaman hayati (bio d ive rs ity ) mengacu kepada keanekaan
dan kelimpahan gen, jenis dan populasi makhluk hidup, tumbuhan,
hewan dan mikro organisme, serta ekositem dimana makhluk hidup
itu berada (Soerjani, 1997)
Keanekaragaman hayati ini harus dimaknai secara jelas, karena ada
beberapa pengertian dan syarat yang perlu diketahui, yakni:
Keanekaragaman hayati memberi makna kekayaan gen, jenis, populasi dan ekosistem.
Misalnya dari segi gen, kita mempunyai keanekaragaman yang tinggi dari jenis pisang, seperti:
pisang tanduk, pisang kijang, pisang emas, pisang susu, pisang kepok, pisang oli, pisang raja,
pisang ambon, pisang klutuk, pisang barangan, dan sebagainya.
Gen, jenis populasi atau ekosistem itu harus menempati “relungnya” yang sesuai, misalnya
harimau itu tempatnya memang di hutan, bukan berkeliaran di tengah kota, ikan berada di
perairan, burung umumnya berada di udara, dan seterusnya.
Peningkatan keanekaragaman dengan jenis eksotik tanpa pertimbangan yang masak dapat
menimbulkan malapetaka, seperti kasus kelinci yang diimpor ke Australia, yang merusak budi
daya tanaman, yang kemudian di atasi dengan impor srigala merah yang ternyata
menimbulkan masalah baru karena banyak memangsa Marsupialia (kanguru kecil) yang
dilindungi.
8. Tafsiran Jenis KKeelloommppookk MMaakkhhlluukk hhiidduupp
yyaanngg AAddaa ddii IInnddoonneessiiaa ddaann DDuunniiaa
Kelompok Dunia Indonesia Prosentase
Hewan menyusui
Burung
Reptil
Amfibi
Ikan
Keong
Serangga
Tumbuhan biji
Paku-pakuan
Lumut
Ganggang
Jamur
Bakteri/ganggang biru
40.000
8.900
8.000
6.000
38.000
150.000
1.250.000
300.000
13.000
16.000
21.000
100.000
2.700
3.000
1.500
2.000
1.000
8.500
20.000
250.000
25.000
1.250
1.500
1.800
12.000
300
7,5
16,9
25,0
16,7
22,4
13,3
20,0
8,3
9,6
9,4
8,6
12,0
11,1
Jumlah 1.953.600 327.850 180,8
9. Lanjutan…
Hutan sebagai fungsi ekologi
Hutan dengan vegetasinya mempunyai keterkaitan yang erat dengan
ekologi seperti: penyangga keseimbangan suhu dan iklim, menjaga aliran
air, pencegah erosi, penyebab O2 dan sebagainya.
Menurut Houghton dan Woodwell (1989) neraca pengurangan dan
penambahan CO2 adalah sebagai berikut:
• Neraca difusi fisika-kimia dari laut mengakibatkan pengurangan CO2
sebanyak 4 miliar m ton/tahun
• Neraca pernafasan melepas 50 m ton CO2/tahun, dan fotosintesa
menyerap 100 m ton CO2/tahun, sehingga tumbuhan menyebabkan
pengurangan 50 m ton CO2/tahun
• Pengurangan 50 m ton/tahun dari “pernafasan” tanah (dari limbah,
kegiatan pertanian lahan organik, dan sebagainya)
• Pelepasan CO2 dari energi fosil, sebagian besar dari industri sebanyak 5 m
ton/tahun.
10. Lanjutan…
Hutan sebagai pendorong pembangunan
Sektor kehutanan adalah
penghasil devisa non migas nomor
dua setelah tekstil. Di samping itu
sektor hutan juga mempekerjakan
± 300.000 orang pekerja secara
langsung dan 700.000 orang
secara tidak langsung.
Sampai september 1999, ada
422 pemegang Hak
Penguasaan Hutan (HPH) aktif
menguasai sekitar 51 juta
hektar hutan usaha yang
terbagi dalam 35 grup besar
11. Hak Penguasaan Hutan (HPH) dan Luas Lahan yang Dikuasainya
NO NAMA JUMLAH LUAS (Ha) PEMILIK/PJB
1
Siak Raya Grup
4 Perusahaan
329.000
Sumarta
2
Bhara Induk Grup
5 Perusahaan
345.000
M. Jannal
3
Bumi Indah Raya
4 Perusahaan
427.000
Soenaryo. P
4
Hutrindo Prajen
5 Perusahaan
438.000
Akie Setiawan
5
Tanjung Raya Grup
6 Perusahaan
476.000
HA. Bakrie
6
Kayu Mas Grup
6 Perusahaan
519.000
Tekman K
7
Dayak Besar Grup
6 Perusahaan
544.000
Yusuf Hamka
8
Benua Indah Grup
5 Perusahaan
563.000
Budiono
9
Sumber Mas Grup
6 Perusahaan
597.000
Yos Sutomo
10
Bumi Raya Utama
6 Perusahaan
609.455
Pintarso, Adiyamto
11
Hutrindo Wanabangun
6 Perusahaan
649.000
Alex Karampis
12
Raya Garuda Mas
8 Perusahaan
659.500
Sukanto Tanoto
13
Dayak Sakti Grup
7 Perusahaan
672.000
Windya Rachman
14
Sumarlindo Grup
6 Perusahaan
796.300
Winarto Oetomo
15
Panca Eka Bina Plywood
8 Perusahaan
835.000
Supendi
16
Kalamur
8 Perusahaan
969.500
Anthony Salim
17
PT Satya Djaya Raya
7 Perusahaan
1.026.000
Asbert Lyman
18
Surya Dumai
8 Perusahaan
1.108.000
Martias
19
Kalimanis Grup
6 Perusahaan
1.352.000
Bob Hasan
20
Budhi Nusa
7 Perusahaan
1.190.700
Burhan Uray
21
Korindo
8 Perusahaan
1.493.500
In Yong Sun
22
Alas Kusuma
15 Perusahaan
2.189.000
PO. Suwandi
23
Djayanti
20 Perusahaan
2.805.500
Burhan Uray
24
Kayu Lapis Indonesia
17 Perusahaan
3.142.800
Andi Sutanto H.
25
Barito Pasific
39 Perusahaan
3.536.800
Prajogo P.
12. Masalah HHuuttaann IInnddoonneessiiaa
Masalah yang paling serius yang dihadapi oleh hutan Indonesia adalah
masalah deforestasi atau penyusutan luas hutan. sistem eksploitasi yang
dijalankan selama ini, telah menyebabkan kawasan hutan menyusut
dengan sangat cepat, Indonesia telah kehilangan 72% hutan asli dalam
kurun waktu tidak lebih dari tiga dekade, dengan tingkat deforestasi yang
tertinggi di dunia.
Kebakaran Kebakaran hutan hutan skala skala besar besar adalah
adalah
sebuah sebuah fenomena fenomena yang yang cenderung
cenderung
menjadi menjadi rutin rutin dalam dalam 20 20 tahun tahun terakhir.
terakhir.
Kecenderungan Kecenderungan tersebut tersebut ditunjukkan
ditunjukkan
dengan dengan siklus siklus kebakaran kebakaran hutan hutan yang
yang
semakin semakin pendek pendek dan dan meluas meluas setiap
setiap
tahun
tahun
Masih segar dalam ingatan kita
pada tahun 1982, kebakaran
hutan di Kalimantan Timur yang
menghanguskan lebih dari 3 juta
hektar, lalu berturut-turut
kebakaran hutan yang terjadi
pada tahun 1991, 1994 dan mulai
tahun 1997 terjadi kebakaran
hutan hampir setiap tahun
Masih segar dalam ingatan kita
pada tahun 1982, kebakaran
hutan di Kalimantan Timur yang
menghanguskan lebih dari 3 juta
hektar, lalu berturut-turut
kebakaran hutan yang terjadi
pada tahun 1991, 1994 dan mulai
tahun 1997 terjadi kebakaran
hutan hampir setiap tahun
13. Menurut Renata Simanatupang masalah kehutanan di
Indonesia disebabkan oleh beberapa hal antara lain:
LLoogg IIlleeggaall
Berdasarkan data DEPHUTBUN,
kebutuhan bahan baku kayu bulat
mencapai 60 juta m3, sementara
kemampuan hutan memasok kayu
hanya sebesar 30 juta m3,
selebihnya berasal dari kayu ilegal
Produk Kayu Bulat Nasional (m3)
Tahun RKT IPK HTI Total RKT, IPK,
HTI
Total Nasional
1993/1994
1994/1995
1995/1996
1996/1997
1997/1998
1998/1999
25.186.291
17.308.658
16.493.933
13.751.646
15.597.546
10.179.406
-
4.708.696
5.398.195
7.454.189
10.038.228
6.056.179
-
-
-
-
425.892
445.356
25.186.291
22.017.353
21.892.129
21.205.835
28.981.667
16.680.938
26.848.010
24.027.277
24.850.061
26.069.282
29.149.419
17.242.999
14. Lanjutan…
Kelebihan KKaappaassiittaass IInndduussttrrii
Menurut Bank Dunia, kapasitas
terpasang industri seperti plywood,
pulp dan kertas meningkat terlalu
cepat yaitu dua kali lipat selama
1970-1990, sementara kenaikan
produksi dari kertas, pulp, dan
paper board hampir tiga kali
lipatnya. Hal ini terjadi karena
mengikuti perkembangan pasar
dunia, dimana peningkatan ekspor
dari kedua industri itu cukup besar
selama dua tahun terakhir.
15. Lanjutan…
KKN ddii SSeekkttoorr KKeehhuuttaannaann
Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa di masa orde baru, HPH
menjadi jatah petinggi-petinggi militer. Kemudian HPH itu berpindah
ke tangan penguasa, dan selanjutnya HPH juga diberikan kepada
kalangan dekat mantan presiden Soeharto. Demikian parahnya
kasus KKN mengakar di sektor kehutanan sehingga seringkali
berbagai peraturan yang dikeluarkan tidak berjalan dengan efektif.
Para “raja hutan” mendapat hak konversi lahan hutan menjadi
perkebunan kelapa sawit. Kembali menurut Skepti, mereka mendapat
hak istimewa itu adalah Sukanto Tanoto (PT. Indah Indo Sawit), Eka
Tjipta Widjaja dan Soehargo Gondokusumo (Dharmala grup), grup
Prasetya Mulya, Basuki Angko Subroto (Gunung Sewu), Tay Jui
Chuan (Pulau Sambu) dan Sjamsul Nursalim yang mendapat ijin
mengkonversi hutan bakau di Sumatera Selatan menjadi tambak
udang
16. Lanjutan…
Terbatasnya Hak Masyarakat AAkkaann HHuuttaann
Dalam prakteknya, pemberian HPH sering kali mengabaikan hak rakyat atas
hutan adat yang telah mereka tinggali atau memanfaatkan hutan untuk
memenuhi hidup mereka. Walaupun di satu sisi usaha perkayuan memang
menyerap tenaga kerja, tetapi di sisi lain yang merasakan dampak negatif akibat
kerusakan hutan adalah masyarakat sekitar hutan, sementara para pengusaha
HPH menggunakan penghasilannya tidak untuk mengembangkan hutan tapi
untuk berekspansi di sektor lain.
TTeekkaannaann DDuunniiaa IInntteerrnnaassiioonnaall
Dunia atau IMF kadang bertentangan dengan kondisi yang dikritiknya.
Misalnya, Bank Dunia menyoroti tentang maraknya pencurian kayu dan log
ilegal, tapi menuntut dibukanya pintu ekspor kayu kelondongan dengan
pajak 0%. Di sini terlihat sekali bahwa Bank Dunia menginginkan
diberlakukannya kebijakan yang menguntungkan pasar internasional.