Evaluasi kurikulum adalah proses untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi program pendidikan melalui penilaian terhadap rancangan, implementasi, dan hasil yang dicapai. Evaluasi kurikulum harus bersifat objektif, komprehensif, dan berkelanjutan guna memperbaiki substansi dan implementasi kurikulum."
2. Pengertian Evaluasi Kurikulum
Pembuatan pertimbangan berdasarkan
seperangkat keriteria yang disepakati dan
dapat dipertanggung jawabkan.
Suatu proses/kegiatan untuk mengetahui atau
menentukan efektivitas dan efisiensi program
pendidikan, implementasi dan hasil yg dicapai.
3. Lanjutan
Evaluasi merupakan suatu kegiatan untuk
mengetahui dan memutuskan apakah
program yang telah ditentukan sesuai dengan
tujuan semula.
“penerapan prosedur ilmiah yang sistematis
untuk menilai rancangan, implementasi dan
efektifitas suatu program”.
4. Prinsip Evaluasi Kurikulum
Bersifat Objektif, dalam arti berpijak
pada keadaan yang sebenarnya,
bersumber dari data yang nyata dan
akurat, yang diperoleh melalui
instrumen yang andal.
Bersifat komprehensif, mencakup
semua dimensi atau aspek yang
terdapat dalam ruang lingkup
kurikulum.
5. Prinsip Evaluasi Kurikulum
Kooperatif dan bertanggung jawab dalam perencanaan.
Pelaksanaan dan keberhasilan suatu program evaluasi kurikulum
merupakan tanggung jawab bersama pihak pihak yang terlibat
dalam proses pendidikan seperti guru, kepala sekolah, orang tua,
bahkan siswa itu sendiri, disamping merupakan tanggung jawab
utama lembaga penelitian dan pengembangan.
Efesien, khususnya dalam penggunaan waktu, biaya, tenaga, dan
peralatan yang menjadi unsur penunjang.
Berkesinambungan, Hal ini diperlukan mengingat tuntunan dari
dalam dan luar sistem sekolah, yang meminta diadakannya
perbaikan kurikulum.
12. Permasalahan Kurikulum 2006
Konten kurikulum masih terlalu padat yang
ditunjukkan dengan banyaknya matapelajaran dan
banyak materi yang keluasan dan tingkat
kesukarannya melampaui tingkat perkembangan
usia anak.
Kurikulum belum sepenuhnya berbasis kompetensi
sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan
pendidikan nasional.
Kompetensi belum menggambarkan secara
holistik domain sikap, keterampilan, dan
pengetahuan.
Beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai
dengan perkembangan kebutuhan (misalnya
pendidikan karakter, metodologi pembelajaran
12
13. Permasalahan Kurikulum 2006
Kurikulum belum peka dan tanggap terhadap
perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal,
nasional, maupun global.
Standar proses pembelajaran belum
menggambarkan urutan pembelajaran yang rinci
sehingga membuka peluang penafsiran yang
beraneka ragam dan berujung pada pembelajaran
yang berpusat pada guru.
Standar penilaian belum mengarahkan pada
penilaian berbasis kompetensi (proses dan hasil)
dan belum secara tegas menuntut adanya remediasi
secara berkala.
Dengan KTSP memerlukan dokumen kurikulum
yang lebih rinci agar tidak menimbulkan multi tafsir.
13