SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  4
Télécharger pour lire hors ligne
- 9 -
Info Singkat
© 2009, Pusat Penelitian
Badan Keahlian DPR RI
www.pengkajian.dpr.go.id
ISSN 2088-2351
Vol. VIII, No. 09/I/P3DI/Mei/2016KESEJAHTERAAN SOSIAL
Kajian Singkat terhadap Isu Aktual dan Strategis
Majalah
KONDISI SOSIAL EKONOMI DAN
KEKERASAN SEKSUAL PADA ANAK
Mohammad Teja*)
Abstrak
Kekerasan seksual terhadap anak penerus bangsa ini terus bermunculan. Kondisi sosial
ekonomi masyarakat menjadi salah satu faktor penyebab peningkatan kasus tersebut.
Tulisan ini mengulas kondisi sosial ekonomi pelaku dan upaya pencegahan tindak kekerasan
seksual. Pemerintah telah membentuk Satgas antikekerasan anak sebagai salah satu upaya
pencegahan. Diharapkan satgas ini melibatkan partisipasi masyarakat setempat karena
mereka yang lebih memahami situasi dan kondisi di wilayahnya. Selain itu, Pemerintah
diharapkan dapat mengatasi masalah kemiskinan, rendahnya pendidikan, pengangguran,
serta membatasi pornografi dan minuman keras (miras). DPR perlu memberikan ruang
gerak yang luas untuk dilakukannya pembaruan hukum dengan menambah hukuman bagi
pelaku kekerasan seksual pada anak.
Pendahuluan
Kasus kekerasan seksual pada anak
kembali ramai dibicarakan. Berawal dari
kasus Y (14 tahun), seorang anak Dusun
Kasie Kasubun di Provinsi Bengkulu yang
ditemukan tewas di bawah jurang karena
kasus pembunuhan dan perkosaan yang
dilakukan secara bergantian. Kasus ini
melibatkan 14 orang pelaku pria yang
beberapa di antaranya masih di bawah
umur. Kemudian kasus pemerkosaan
FL (17 tahun) di Lampung Utara, yang
juga berujung kematian. Kasus di Bogor,
anak perempuan berumur 2,5 tahun
yang diperkosa tetangganya sendiri dan
ditemukan tewas di kebun belakang
rumahnya. Di daerah lain, juga terjadi
pemerkosaan yang dilakukan oleh 5 orang
anak di Cirebon yang masih berstatus
pelajar, yang kali ini korbannya adalah
anak perempuan berumur 14 tahun yang
dipaksa menenggak minuman keras (miras)
oleh pelaku kemudian diperkosa secara
bergantian. Muncul kembali kejadian di
Surabaya pemerkosaan kepada siswi SMP
yang berusia 13 tahun oleh 8 orang pelajar
yang tinggal dalam kawasan yang sama
dengan korban.
Kasus-kasus kekerasan seksual
terhadap anak yang terus bermunculan,
menuntut perhatian dari pemerintah.
Data yang dirilis oleh Komisi Nasional
Perlindungan Anak menunjukkan bahwa
kekerasan terhadap anak meningkat pada
2015. Terdapat sebanyak 2.898 laporan
*) Peneliti Muda Sosiologi pada Bidang Kesejahteraan Sosial, Pusat Penelitian, Badan Keahlian DPR RI.
Email: teja@dpr.go.id
- 10 -
kekerasan terhadap anak, 62 persen di
antaranya merupakan kejahatan seksual.
Data ini meningkat dari tahun sebelumnya
sebanyak 2.737 laporan dan tidak menutup
kemungkinan masih banyak kejadian-
kejadian yang tidak terlaporkan.
Kondisi ini cukup memprihatinkan,
karena kekerasan seksual pada anak tidak
hanya dilakukan oleh orang dewasa tetapi
juga anak-anak. Selain itu, kebanyakan
pelaku adalah orang dekat korban atau
berada di lingkungan yang sama. Tulisan
ini akan mengulas penyebab kekerasan
seksual dari kondisi sosial ekonomi pelaku
dan korban, serta upaya apa yang sebaiknya
dilakukan untuk pencegahan terjadinya
kembali kekerasan seksual pada anak.
Penyebab Kejahatan Seksual
terhadap Anak
Kejadian luar biasa kejahatan seksual
pada anak yang terjadi di negeri ini dan di
negara-negara lainnya bukan tanpa sebab.
Berangkat dari kasus Y, beberapa faktor
yang memicu kekerasan seksual pada anak
adalah:
1. Kemiskinan
Kekerasan seksual terjadi di sekitar
masyarakat yang secara sosial ekonomi
miskin. Hal ini dapat dicermati melalui
kasus-kasus yang kemudian bermunculan
sebelum dan sesudah pemerkosaan yang
berakhir dengan pembunuhan.
Seperti pada kasus Y, data Badan
Pusat Statistik 2015 menunjukkan bahwa
Bengkulu adalah provinsi termiskin di
Sumatera. Prosentase penduduk miskin di
Bengkulu adalah 17,16 persen, berada di
atas rata-rata nasional yaitu 11,13 persen.
Dari 1.533 desa dan kelurahan di Bengkulu,
48 persennya atau 670 desa adalah desa
terisolir yang masuk dalam kategori Desa
Tertinggal. Kabupaten Rejang Lebong adalah
kabupaten termiskin di Bengkulu, dengan
40 persen atau sekitar 91 ribu jiwa hidup di
bawah garis kemiskinan. Daerah Padang
Ulak Tanding, Desa Kasie Kasubun tempat
Y tinggal merupakan daerah termiskin di
Kabupaten Rejang Lebong. Kebanyakan dari
masyarakatnya adalah pekerja kebun dengan
penghasilan rata-rata 30 ribu rupiah perhari.
Kemiskinan akan mengakibatkan
orang atau masyarakat mengabaikan
lingkungannya, termasuk keluarga dan
anak-anak mereka. Padahal keluarga adalah
lembaga sosial terkecil yang menjadi dasar
awal sebelum beranjak ke lingkungan yang
lebih besar.
2. Pendidikan dalam Keluarga
Faktor pendidikan dalam keluarga
dapat menjadi pemicu terjadinya
pelanggaran yang berbuntut kekerasan pada
anak. Anak sebagai kelompok yang rentan,
tidak berdaya, dan masih memerlukan
perlindungan orang dewasa tetapi justru
menjadi korban kebiadaban orang dewasa
dan juga teman sebayanya. Harapannya
adalah keluarga menjadi basis kekuatan
moral dalam menanamkan nilai-nilai
kehidupan, meskipun pendidikan dalam
keluarga berbeda dengan pendidikan
formal. Melalui keluarga, anak mempelajari
banyak hal, berinteraksi dengan orang
lain, menyatakan keinginan dan perasaan,
menyampaikan pendapat, bertutur kata,
bersikap, berperilaku, hingga bagaimana
menganut nilai-nilai tertentu sebagai
prinsip hidupnya. Rendahnya kualitas
pribadi pelaku tindak kekerasan seksual
pada anak menunjukkan bahwa keluarga
yang diharapkan memberikan dasar
pembangunan kepribadian anak tidak
menjalankan fungsinya dengan benar,
termasuk juga fungsi kontrol keluarga dan
lingkungan keluarga tidak terpenuhi dengan
baik. Oleh karena itu, ketahanan keluarga
penting dibangun, berdasarkan pandangan
bahwa terdapat hubungan yang kuat antara
kualitas keluarga dengan kualitas manusia
yang dihasilkannya.
Di desa tempat Y tinggal, banyak anak
yang tingkat pendidikannya masih rendah.
Mayoritas hanya sampai sekolah dasar
atau sekolah menengah pertama. Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten
Rejang Lebong adalah 66 poin, dan desa
tempat Y tinggal, tingkat IPM nya jauh lebih
rendah, karena jauh dari akses pelayanan
dasar. Pendidikan formal merupakan faktor
penting bagi anak dalam membentuk sikap
mental dan karakter dalam menjalani
kehidupannya.
3.	 Pornografi	dan	Minuman	Keras
Banyak kasus-kasus kekerasan seksual
pada anak bersumber dari tontonan,
- 11 -
gambar, dan bacaan pornografi. Seperti
pada kasus Y, para pelaku menonton film
porno dan mengonsumsi miras sebelum
memperkosa Y. Hampir 50 persen pelaku
melakukan kekerasan seksual karena
seringnya menonton film porno. Ini
mengindikasikan masih bebasnya anak
mengakses situs-situs dan film porno, baik
melalui media sosial/internet maupun
penjualan ilegal kaset video porno di
pasaran. Lebih parahnya lagi, orang tua
dan lingkungan masyarakat tidak mau
peduli terhadap lingkungan tempat
anaknya bersosialisasi. Sama halnya dengan
kemudahan anak untuk membeli miras di
pasaran. Kesadaran penjual untuk tidak
menjual minuman keras kepada anak di
bawah umur seakan tidak ada dan dianggap
sudah biasa.
Pencegahan Kejahatan Seksual
Anak Melalui Partisipasi
Masyarakat
Pasal 34 dan 35 Konvensi Hak-Hak
Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa meminta
negara untuk melindungi anak dari segala
bentuk eksploitasi dan pelecehan seksual.
Temasuk ancaman kepada anak untuk tidak
melakukan aktivitas seksual, prostitusi anak,
dan eksploitasi anak dalam menciptakan
pornografi dianggap melawan hukum.
Pemerintah Indonesia telah meratifikasi
konvensi tersebut dengan Keputusan
Presiden Nomor 36 Tahun 1996. Hal ini
berarti, Pemerintah Indonesia mempunyai
kewajiban untuk melindungi anak dari
segala bentuk kejahatan seksual terhadap
anak.
Pentingnya menekan angka kekerasan
seksual terhadap anak mengharuskan
masyarakat dan pemerintah bekerja
keras untuk mencegah dan menangani
kasus-kasus kejahatan seksual pada
anak. Tuntutan kepada masyarakat untuk
lebih produktif dan tanggap terhadap
lingkungannya sendiri tentunya menjadi
faktor penting, selain penguatan perangkat
hukum dalam melindungi anak.
Partisipasi masyarakat merupakan alat
dan tujuan pembangunan masyarakat, yang
berfungsi sebagai penggerak dan nahkoda
bagi perubahan sosial yang paling efektif.
Partisipasi memiliki inti kebersamaan
dan saling memberikan sumbangan
atas kepentingan dan masalah bersama.
Masyarakat dapat berpartisipasi dalam
menjaga, mengawasi, dan melaporkan
ketidakwajaran orang atau sekelompok
orang yang meresahkan atau melakukan
kegiatan menyimpang yang mengganggu
masyarakat kepada pihak terdekat yang
bertanggung jawab dalam lingkungannya.
Peran masyarakat dan orang tua dalam
satu lingkungan menjadi penting karena
merekalah yang menjadi garda terdepan
dalam perlindungan anak.
Akan tetapi, untuk memunculkan
dan mengembangkan partisipasi
masyarakat tersebut dibutuhkan kerja
keras pemerintah, baik pusat maupun
daerah, untuk menjadi dan mencari pemicu
penggerak keikutsertaan masyarakat
dalam mengubah kondisi sosialnya. Terkait
dengan masalah kekerasan seksual anak ini,
Kementerian Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan Anak saat ini sudah
membentuk satuan tugas (Satgas) anti
kekerasan anak yang rencananya akan
dibentuk hingga ke tingkat desa (RT/RW) di
30 kota dan kabupaten di Indonesia. Satgas
ini bertugas mendeteksi dan menangani
bersama kasus-kasus kekerasan anak
sampai ke pihak kepolisian (Pusat Pelayanan
Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan
Anak/P2TP2A).
Agar satgas anti kekerasan anak ini
dapat bekerja efektif dalam mencegah
terjadinya kekerasan pada anak, maka
diperlukan kerja sama yang baik antara
satgas tersebut dengan masyarakat
setempat. Sangat penting untuk
memasukkan masyarakat setempat sebagai
anggota dari satgas, karena merekalah
yang memahami kondisi masyarakat
di sekitarnya. Selain tentunya perlu
dibangkitkan kembali rasa kepedulian
masyarakat terhadap kondisi sekitarnya.
Rasa kepedulian ini dapat menjadi
modal dalam membangkitkan partisipasi
masyarakat terhadap kondisi yang ada di
sekitarnya.
Selain dibentuk satgas anti kekerasan
anak, Pemerintah juga hendaknya mengatasi
masalah kemiskinan, pendidikan, dan
pengangguran yang selama ini juga menjadi
pemicu terjadinya kekerasan seksual pada
anak. Perlu ada aturan yang tegas terkait
pornografi. Pemerintah seharusnya dapat
memblokir situs-situs pornografi yang
hingga saat ini masih mudah diakses melalui
- 12 -
“cara lain” oleh masyarakat. Sedangkan
terkait miras, Pemerintah perlu mengatur
lebih ketat peredarannya, yang dampak
negatifnya dirasakan lebih banyak daripada
dampak positifnya.
Penutup
Kasus kekerasan seksual pada anak
terus saja meningkat setiap tahunnya.
Kondisi sosial ekonomi pelaku, seperti
kemiskinan, rendahnya tingkat
pendidikan formal, pendidikan dalam
keluarga yang terabaikan, serta peredaran
pornografi dan miras menjadi pemicu
pelaku melakukan tindak kekerasan seksual
terhadap anak. Untuk itu perlu ada upaya
pencegahan.
Tindakan pencegahan kekerasan
seksual pada anak menjadi pekerjaan
rumah Pemerintah bersama masyarakat.
Saat ini Pemerintah telah membentuk
satgas anti kekerasan anak, namun belum
sampai tingkat RT/RW. Untuk mendorong
partisipasi masyarakat dalam upaya
pencegahan tersebut, maka Pemerintah
perlu melibatkan masyarakat sekitar
menjadi anggota dalam satgas. Selain
pembentukan satgas, hal lain yang juga
harus dilakukan Pemerintah adalah
mengatasi masalah kemiskinan, rendahnya
tingkat pendidikan, pengangguran, serta
membatasi peredaran pornografi dan miras.
Penjatuhan hukuman yang seberat-
beratnya bagi pelaku kejahatan ini juga
penting dilaksanakan. DPR RI perlu
memberikan ruang diskusi yang cukup
terkait dengan pembahasan pembaruan
hukum perlindungan anak. Khususnya
penambahan atau memperberat hukuman
bagi pelaku kekerasan seksual anak melalui
kebiri, penambahan masa hukuman badan,
sanksi sosial, sampai dengan hukuman mati.
Referensi
“Budi Setiawan Mengatakan Yuyun, Ikon
Kemiskinan Bengkulu”, http://www.
bengkulutime.com/2016/05/budi-
setiawan-mengatakan-yuyun-ikon.html,
diakses 11-5-2016
“Darurat Kekerasan Seksual”, Republika, 11
Mei 2016. hal. 1.
“Indonesia Darurat Kekerasan Seksual
Anak”, http://www.republika.co.id/
berita/nasional/umum/15/10/09/
nvyiqc354-indonesia-darurat-kekerasan-
seksual-anak, diakses 11-5-2016
“Marak Terjadi Kekerasan Anak, Pemerintah
Bentuk Satgas Tingkat RT/RW”, 15 Mei
2016, http://fajar.co.id/2016/05/15/
m a r a k - t e r j a d i - k e k e r a s a n - a n a k -
pemerintah-bentuk-satgas-tingkat-
rtrw/, diakses 16 Mei 2016.
“Menghapus Kekerasan Seksual”, Republika,
12-5-2016. hal. 7.
“Menteri Yohana: Satgas Perlindungan Anak
Harus sampai RT/RW”, Tempo.co,
senin, 25 April 2016, https://m.tempo.
co/read/news/2016/04/25/058765517/
menteri-yohana-satgas-perlindungan-
anak-harus-sampai-rt-rw, diakses 16 Mei
2016.
“Percepat Perlindungan Perempuan”. Media
Indonesia, 4 Mei 2016, hal. 2.
“Satgas Perlindungan Anak Akan Ada
di 30 Kota”, Minggu, 8 Mei 2016,
h t t p : / / n e w s . o k e z o n e . c o m /
read/2016/05/08/340/1382884/satgas-
perlindungan-anak-akan-ada-di-30-
kota, diakses 16 Mei 2016.
"Kekerasan Seksual Anak Dominasi Laporan
LPSK”, http://www.cnnindonesia.com/
nasional/20150730151027-20-69131/
kekerasan-seksual-anak-dominasi-
laporan-ke-lpsk/, diakses 11-5-2016
Prianter Jaya Hairi, “Problem Kekerasan
Seksual: Menelaah Arah Kebijakan
Pemerintah dalam Pembangunannya”,
Jurnal Ilmiah Hukum, Negara &
Hukum, P3DI Sekjen DPR RI, Vol.6. No.
1, Juni 2015. hal. 12-13.
Taufik Hidayat dan Yoka Pramadi,
“Peningkatan Partisipasi Masyarakat
dalam Perencanaan Nasional”,
dalam, “Ilmu Sosial di Indonesia,
Perkembangan dan Tantangan, Jakarta:
Obor, 2016. hal. 307.

Contenu connexe

Tendances

Panduan Partisipasi Anak dan Orang Muda
Panduan Partisipasi Anak dan Orang MudaPanduan Partisipasi Anak dan Orang Muda
Panduan Partisipasi Anak dan Orang MudaECPAT Indonesia
 
Pemantauan media ECPAT 2018
Pemantauan media ECPAT 2018Pemantauan media ECPAT 2018
Pemantauan media ECPAT 2018ECPAT Indonesia
 
Eksploitasi Seksual Komersia Anak di Indonesia
Eksploitasi Seksual Komersia Anak di IndonesiaEksploitasi Seksual Komersia Anak di Indonesia
Eksploitasi Seksual Komersia Anak di IndonesiaECPAT Indonesia
 
Makalah kewarganegaraan anak jalanan
Makalah kewarganegaraan anak jalananMakalah kewarganegaraan anak jalanan
Makalah kewarganegaraan anak jalananMelanda Kucing
 
Memerangi Pariwisata Sex Anak: TANYA & JAWAB
Memerangi Pariwisata Sex Anak: TANYA & JAWABMemerangi Pariwisata Sex Anak: TANYA & JAWAB
Memerangi Pariwisata Sex Anak: TANYA & JAWABECPAT Indonesia
 
Catatan Akhir Tahun ECPAT Indonesia dari Tim Peleyanan Hukum
Catatan Akhir Tahun ECPAT Indonesia dari Tim Peleyanan HukumCatatan Akhir Tahun ECPAT Indonesia dari Tim Peleyanan Hukum
Catatan Akhir Tahun ECPAT Indonesia dari Tim Peleyanan HukumECPAT Indonesia
 
Instrumen Internasional Tentang Hak dan Perlindungan Anak dari Bahaya Eksploi...
Instrumen Internasional Tentang Hak dan Perlindungan Anak dari Bahaya Eksploi...Instrumen Internasional Tentang Hak dan Perlindungan Anak dari Bahaya Eksploi...
Instrumen Internasional Tentang Hak dan Perlindungan Anak dari Bahaya Eksploi...ECPAT Indonesia
 
Ringkasan topik terperinci anak jalanan
Ringkasan topik terperinci anak jalananRingkasan topik terperinci anak jalanan
Ringkasan topik terperinci anak jalananKambrose13
 
Tindakan yang diambil
Tindakan yang diambilTindakan yang diambil
Tindakan yang diambilSitiNajihah21
 
PPT peran mahasiswa mencegah korupsi
PPT peran mahasiswa mencegah korupsiPPT peran mahasiswa mencegah korupsi
PPT peran mahasiswa mencegah korupsiirfan baihaqi
 
Apa kata kita Mengenai RUU PKS
Apa kata kita Mengenai RUU PKS Apa kata kita Mengenai RUU PKS
Apa kata kita Mengenai RUU PKS budayamandiri
 
Presentasi anak jalanan
Presentasi anak jalananPresentasi anak jalanan
Presentasi anak jalananAstana Maulana
 
Karya Tulis Ilmiah Seks Bebas dan Penutupan Lokalisasi Ngujang
Karya Tulis Ilmiah Seks Bebas dan Penutupan Lokalisasi NgujangKarya Tulis Ilmiah Seks Bebas dan Penutupan Lokalisasi Ngujang
Karya Tulis Ilmiah Seks Bebas dan Penutupan Lokalisasi NgujangArga Puspita Aji
 
Eksploitasi Seksual Pada Anak Online
Eksploitasi Seksual Pada Anak OnlineEksploitasi Seksual Pada Anak Online
Eksploitasi Seksual Pada Anak OnlineECPAT Indonesia
 
Laporan Akhir Tahun 2018 ECPAT Indonesia
Laporan Akhir Tahun 2018 ECPAT IndonesiaLaporan Akhir Tahun 2018 ECPAT Indonesia
Laporan Akhir Tahun 2018 ECPAT IndonesiaECPAT Indonesia
 

Tendances (20)

Panduan Partisipasi Anak dan Orang Muda
Panduan Partisipasi Anak dan Orang MudaPanduan Partisipasi Anak dan Orang Muda
Panduan Partisipasi Anak dan Orang Muda
 
Pemantauan media ECPAT 2018
Pemantauan media ECPAT 2018Pemantauan media ECPAT 2018
Pemantauan media ECPAT 2018
 
Eksploitasi Seksual Komersia Anak di Indonesia
Eksploitasi Seksual Komersia Anak di IndonesiaEksploitasi Seksual Komersia Anak di Indonesia
Eksploitasi Seksual Komersia Anak di Indonesia
 
Makalah kewarganegaraan anak jalanan
Makalah kewarganegaraan anak jalananMakalah kewarganegaraan anak jalanan
Makalah kewarganegaraan anak jalanan
 
Corruption and Fraud
Corruption and FraudCorruption and Fraud
Corruption and Fraud
 
Memerangi Pariwisata Sex Anak: TANYA & JAWAB
Memerangi Pariwisata Sex Anak: TANYA & JAWABMemerangi Pariwisata Sex Anak: TANYA & JAWAB
Memerangi Pariwisata Sex Anak: TANYA & JAWAB
 
Catatan Akhir Tahun ECPAT Indonesia dari Tim Peleyanan Hukum
Catatan Akhir Tahun ECPAT Indonesia dari Tim Peleyanan HukumCatatan Akhir Tahun ECPAT Indonesia dari Tim Peleyanan Hukum
Catatan Akhir Tahun ECPAT Indonesia dari Tim Peleyanan Hukum
 
Instrumen Internasional Tentang Hak dan Perlindungan Anak dari Bahaya Eksploi...
Instrumen Internasional Tentang Hak dan Perlindungan Anak dari Bahaya Eksploi...Instrumen Internasional Tentang Hak dan Perlindungan Anak dari Bahaya Eksploi...
Instrumen Internasional Tentang Hak dan Perlindungan Anak dari Bahaya Eksploi...
 
Isu 2penculikanknk2
Isu 2penculikanknk2Isu 2penculikanknk2
Isu 2penculikanknk2
 
Ringkasan topik terperinci anak jalanan
Ringkasan topik terperinci anak jalananRingkasan topik terperinci anak jalanan
Ringkasan topik terperinci anak jalanan
 
Paedofil
PaedofilPaedofil
Paedofil
 
Tindakan yang diambil
Tindakan yang diambilTindakan yang diambil
Tindakan yang diambil
 
PPT peran mahasiswa mencegah korupsi
PPT peran mahasiswa mencegah korupsiPPT peran mahasiswa mencegah korupsi
PPT peran mahasiswa mencegah korupsi
 
Investigasi kasus korupsi
Investigasi kasus korupsi Investigasi kasus korupsi
Investigasi kasus korupsi
 
Apa kata kita Mengenai RUU PKS
Apa kata kita Mengenai RUU PKS Apa kata kita Mengenai RUU PKS
Apa kata kita Mengenai RUU PKS
 
Presentasi anak jalanan
Presentasi anak jalananPresentasi anak jalanan
Presentasi anak jalanan
 
Karya Tulis Ilmiah Seks Bebas dan Penutupan Lokalisasi Ngujang
Karya Tulis Ilmiah Seks Bebas dan Penutupan Lokalisasi NgujangKarya Tulis Ilmiah Seks Bebas dan Penutupan Lokalisasi Ngujang
Karya Tulis Ilmiah Seks Bebas dan Penutupan Lokalisasi Ngujang
 
Eksploitasi Seksual Pada Anak Online
Eksploitasi Seksual Pada Anak OnlineEksploitasi Seksual Pada Anak Online
Eksploitasi Seksual Pada Anak Online
 
Laporan Akhir Tahun 2018 ECPAT Indonesia
Laporan Akhir Tahun 2018 ECPAT IndonesiaLaporan Akhir Tahun 2018 ECPAT Indonesia
Laporan Akhir Tahun 2018 ECPAT Indonesia
 
Kebiri Bukan Solusi
Kebiri Bukan SolusiKebiri Bukan Solusi
Kebiri Bukan Solusi
 

Similaire à 9_Kondisi Sosial Ekonomi dan Kekerasan Seksual pada Anak

Perlindungan dan penegakan hukum terhadap kasus kekerasan seksual pada anak
Perlindungan dan penegakan hukum terhadap kasus kekerasan seksual pada anakPerlindungan dan penegakan hukum terhadap kasus kekerasan seksual pada anak
Perlindungan dan penegakan hukum terhadap kasus kekerasan seksual pada anakTrini Handayani
 
MENAGIH PEMERINTAH UNTUK MEMBERIKAN PEMENUHAN HAK-HAK (KOMPENSASI) BAGI KORBA...
MENAGIH PEMERINTAH UNTUK MEMBERIKAN PEMENUHAN HAK-HAK (KOMPENSASI) BAGI KORBA...MENAGIH PEMERINTAH UNTUK MEMBERIKAN PEMENUHAN HAK-HAK (KOMPENSASI) BAGI KORBA...
MENAGIH PEMERINTAH UNTUK MEMBERIKAN PEMENUHAN HAK-HAK (KOMPENSASI) BAGI KORBA...ECPAT Indonesia
 
14_Akhiri Mendidik Anak Dengan Kekerasan
14_Akhiri Mendidik Anak Dengan Kekerasan14_Akhiri Mendidik Anak Dengan Kekerasan
14_Akhiri Mendidik Anak Dengan Kekerasansakuramochi
 
Esei Kesantunan Masyarakat Malaysia (GSB1012)
Esei Kesantunan Masyarakat Malaysia (GSB1012)Esei Kesantunan Masyarakat Malaysia (GSB1012)
Esei Kesantunan Masyarakat Malaysia (GSB1012)Ahmad Fahmi
 
Cabaran sosialisasi keluarga
Cabaran sosialisasi keluargaCabaran sosialisasi keluarga
Cabaran sosialisasi keluargaasyikin hashim
 
contoh Kritikan jurnal
contoh Kritikan jurnalcontoh Kritikan jurnal
contoh Kritikan jurnalRohana Hamid
 
jurnal ekspolitasi anak jalanan dalam fiqh jinayah.docx
jurnal ekspolitasi anak jalanan dalam fiqh jinayah.docxjurnal ekspolitasi anak jalanan dalam fiqh jinayah.docx
jurnal ekspolitasi anak jalanan dalam fiqh jinayah.docxRiskyAmnur
 
Peran dan Batasan Pekerja Sosial dalam Perlindungan Anak - PPA.pdf
Peran dan Batasan Pekerja Sosial dalam Perlindungan Anak - PPA.pdfPeran dan Batasan Pekerja Sosial dalam Perlindungan Anak - PPA.pdf
Peran dan Batasan Pekerja Sosial dalam Perlindungan Anak - PPA.pdfIsmailAlmariza1
 
Tugas sosiologi (kenakalan remaja) untuk mata pelajaran Sosiologi SMA
Tugas sosiologi (kenakalan remaja) untuk mata pelajaran Sosiologi SMATugas sosiologi (kenakalan remaja) untuk mata pelajaran Sosiologi SMA
Tugas sosiologi (kenakalan remaja) untuk mata pelajaran Sosiologi SMAAgnes Yodo
 
Makalah character building(ank jlanan)
Makalah character building(ank jlanan)Makalah character building(ank jlanan)
Makalah character building(ank jlanan)Susyapriyani
 
masalah sex bebas
masalah sex bebasmasalah sex bebas
masalah sex bebasyahyafly3
 
Pembuangan bayi
Pembuangan bayiPembuangan bayi
Pembuangan bayiArra Asri
 
KEJAHATAN SEKSUAL MENGINTAI ANAK by Anthony Dio Martin
KEJAHATAN SEKSUAL MENGINTAI ANAK by Anthony Dio MartinKEJAHATAN SEKSUAL MENGINTAI ANAK by Anthony Dio Martin
KEJAHATAN SEKSUAL MENGINTAI ANAK by Anthony Dio Martinadmartin
 
New word 2007 document
New word 2007 documentNew word 2007 document
New word 2007 documentafhsar
 
Hakikat ANAK dan Problematikanya
Hakikat ANAK dan Problematikanya Hakikat ANAK dan Problematikanya
Hakikat ANAK dan Problematikanya Rita Pranawati
 
Policy brief abh
Policy brief abhPolicy brief abh
Policy brief abhBe Susantyo
 

Similaire à 9_Kondisi Sosial Ekonomi dan Kekerasan Seksual pada Anak (20)

Perlindungan dan penegakan hukum terhadap kasus kekerasan seksual pada anak
Perlindungan dan penegakan hukum terhadap kasus kekerasan seksual pada anakPerlindungan dan penegakan hukum terhadap kasus kekerasan seksual pada anak
Perlindungan dan penegakan hukum terhadap kasus kekerasan seksual pada anak
 
MENAGIH PEMERINTAH UNTUK MEMBERIKAN PEMENUHAN HAK-HAK (KOMPENSASI) BAGI KORBA...
MENAGIH PEMERINTAH UNTUK MEMBERIKAN PEMENUHAN HAK-HAK (KOMPENSASI) BAGI KORBA...MENAGIH PEMERINTAH UNTUK MEMBERIKAN PEMENUHAN HAK-HAK (KOMPENSASI) BAGI KORBA...
MENAGIH PEMERINTAH UNTUK MEMBERIKAN PEMENUHAN HAK-HAK (KOMPENSASI) BAGI KORBA...
 
14_Akhiri Mendidik Anak Dengan Kekerasan
14_Akhiri Mendidik Anak Dengan Kekerasan14_Akhiri Mendidik Anak Dengan Kekerasan
14_Akhiri Mendidik Anak Dengan Kekerasan
 
Esei Kesantunan Masyarakat Malaysia (GSB1012)
Esei Kesantunan Masyarakat Malaysia (GSB1012)Esei Kesantunan Masyarakat Malaysia (GSB1012)
Esei Kesantunan Masyarakat Malaysia (GSB1012)
 
Stop pronografi
Stop pronografiStop pronografi
Stop pronografi
 
10178 27513-1-sm
10178 27513-1-sm10178 27513-1-sm
10178 27513-1-sm
 
Cabaran sosialisasi keluarga
Cabaran sosialisasi keluargaCabaran sosialisasi keluarga
Cabaran sosialisasi keluarga
 
contoh Kritikan jurnal
contoh Kritikan jurnalcontoh Kritikan jurnal
contoh Kritikan jurnal
 
jurnal ekspolitasi anak jalanan dalam fiqh jinayah.docx
jurnal ekspolitasi anak jalanan dalam fiqh jinayah.docxjurnal ekspolitasi anak jalanan dalam fiqh jinayah.docx
jurnal ekspolitasi anak jalanan dalam fiqh jinayah.docx
 
Peran dan Batasan Pekerja Sosial dalam Perlindungan Anak - PPA.pdf
Peran dan Batasan Pekerja Sosial dalam Perlindungan Anak - PPA.pdfPeran dan Batasan Pekerja Sosial dalam Perlindungan Anak - PPA.pdf
Peran dan Batasan Pekerja Sosial dalam Perlindungan Anak - PPA.pdf
 
Tugas sosiologi (kenakalan remaja) untuk mata pelajaran Sosiologi SMA
Tugas sosiologi (kenakalan remaja) untuk mata pelajaran Sosiologi SMATugas sosiologi (kenakalan remaja) untuk mata pelajaran Sosiologi SMA
Tugas sosiologi (kenakalan remaja) untuk mata pelajaran Sosiologi SMA
 
Makalah character building(ank jlanan)
Makalah character building(ank jlanan)Makalah character building(ank jlanan)
Makalah character building(ank jlanan)
 
masalah sex bebas
masalah sex bebasmasalah sex bebas
masalah sex bebas
 
Pembuangan bayi
Pembuangan bayiPembuangan bayi
Pembuangan bayi
 
Bullying pornografi
Bullying pornografiBullying pornografi
Bullying pornografi
 
Ringkasan
RingkasanRingkasan
Ringkasan
 
KEJAHATAN SEKSUAL MENGINTAI ANAK by Anthony Dio Martin
KEJAHATAN SEKSUAL MENGINTAI ANAK by Anthony Dio MartinKEJAHATAN SEKSUAL MENGINTAI ANAK by Anthony Dio Martin
KEJAHATAN SEKSUAL MENGINTAI ANAK by Anthony Dio Martin
 
New word 2007 document
New word 2007 documentNew word 2007 document
New word 2007 document
 
Hakikat ANAK dan Problematikanya
Hakikat ANAK dan Problematikanya Hakikat ANAK dan Problematikanya
Hakikat ANAK dan Problematikanya
 
Policy brief abh
Policy brief abhPolicy brief abh
Policy brief abh
 

Plus de sakuramochi

10_Upaya Perlindungan Terhadap Penyintas Kejahatan Seksual
10_Upaya Perlindungan Terhadap Penyintas Kejahatan Seksual10_Upaya Perlindungan Terhadap Penyintas Kejahatan Seksual
10_Upaya Perlindungan Terhadap Penyintas Kejahatan Seksualsakuramochi
 
8_Dampak Negatif Reklamasi Teluk Jakarta
8_Dampak Negatif Reklamasi Teluk Jakarta8_Dampak Negatif Reklamasi Teluk Jakarta
8_Dampak Negatif Reklamasi Teluk Jakartasakuramochi
 
7_Dampak Sosial TBO
7_Dampak Sosial TBO7_Dampak Sosial TBO
7_Dampak Sosial TBOsakuramochi
 
6_Aborsi dan Hak Kespro Perempuan
6_Aborsi dan Hak Kespro Perempuan6_Aborsi dan Hak Kespro Perempuan
6_Aborsi dan Hak Kespro Perempuansakuramochi
 
4_Kontroversi Izin Lingkungan Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung
4_Kontroversi Izin Lingkungan Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung4_Kontroversi Izin Lingkungan Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung
4_Kontroversi Izin Lingkungan Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandungsakuramochi
 
11_Wacana WNA menjadi Rektor di PTN
11_Wacana WNA menjadi Rektor di PTN11_Wacana WNA menjadi Rektor di PTN
11_Wacana WNA menjadi Rektor di PTNsakuramochi
 
12_Antisipasi Bencana Hidrometeorlogi di Indonesia
12_Antisipasi Bencana Hidrometeorlogi di Indonesia12_Antisipasi Bencana Hidrometeorlogi di Indonesia
12_Antisipasi Bencana Hidrometeorlogi di Indonesiasakuramochi
 
13_Optimalisasi Peran orang Tua dalam Pengembangan Karakter Siswa di Tahun Aj...
13_Optimalisasi Peran orang Tua dalam Pengembangan Karakter Siswa di Tahun Aj...13_Optimalisasi Peran orang Tua dalam Pengembangan Karakter Siswa di Tahun Aj...
13_Optimalisasi Peran orang Tua dalam Pengembangan Karakter Siswa di Tahun Aj...sakuramochi
 
15_Wacana Penerapan Full Day School Untuk Siswa SD dan SMP
15_Wacana Penerapan Full Day School Untuk Siswa SD dan SMP15_Wacana Penerapan Full Day School Untuk Siswa SD dan SMP
15_Wacana Penerapan Full Day School Untuk Siswa SD dan SMPsakuramochi
 
16_Kendali Jumlah Perokok Untuk Melindungi Kesehatan Perempuan
16_Kendali Jumlah Perokok Untuk Melindungi Kesehatan Perempuan16_Kendali Jumlah Perokok Untuk Melindungi Kesehatan Perempuan
16_Kendali Jumlah Perokok Untuk Melindungi Kesehatan Perempuansakuramochi
 
1_Upaya Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim
1_Upaya Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim1_Upaya Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim
1_Upaya Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklimsakuramochi
 
2 Melawan Terorisme Melalui Sosialisasi dan Pendidikan
2 Melawan Terorisme Melalui Sosialisasi dan Pendidikan2 Melawan Terorisme Melalui Sosialisasi dan Pendidikan
2 Melawan Terorisme Melalui Sosialisasi dan Pendidikansakuramochi
 
3 Mewaspadai Ancaman Virus Zika di Indonesia
3 Mewaspadai Ancaman Virus Zika di Indonesia3 Mewaspadai Ancaman Virus Zika di Indonesia
3 Mewaspadai Ancaman Virus Zika di Indonesiasakuramochi
 

Plus de sakuramochi (13)

10_Upaya Perlindungan Terhadap Penyintas Kejahatan Seksual
10_Upaya Perlindungan Terhadap Penyintas Kejahatan Seksual10_Upaya Perlindungan Terhadap Penyintas Kejahatan Seksual
10_Upaya Perlindungan Terhadap Penyintas Kejahatan Seksual
 
8_Dampak Negatif Reklamasi Teluk Jakarta
8_Dampak Negatif Reklamasi Teluk Jakarta8_Dampak Negatif Reklamasi Teluk Jakarta
8_Dampak Negatif Reklamasi Teluk Jakarta
 
7_Dampak Sosial TBO
7_Dampak Sosial TBO7_Dampak Sosial TBO
7_Dampak Sosial TBO
 
6_Aborsi dan Hak Kespro Perempuan
6_Aborsi dan Hak Kespro Perempuan6_Aborsi dan Hak Kespro Perempuan
6_Aborsi dan Hak Kespro Perempuan
 
4_Kontroversi Izin Lingkungan Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung
4_Kontroversi Izin Lingkungan Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung4_Kontroversi Izin Lingkungan Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung
4_Kontroversi Izin Lingkungan Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung
 
11_Wacana WNA menjadi Rektor di PTN
11_Wacana WNA menjadi Rektor di PTN11_Wacana WNA menjadi Rektor di PTN
11_Wacana WNA menjadi Rektor di PTN
 
12_Antisipasi Bencana Hidrometeorlogi di Indonesia
12_Antisipasi Bencana Hidrometeorlogi di Indonesia12_Antisipasi Bencana Hidrometeorlogi di Indonesia
12_Antisipasi Bencana Hidrometeorlogi di Indonesia
 
13_Optimalisasi Peran orang Tua dalam Pengembangan Karakter Siswa di Tahun Aj...
13_Optimalisasi Peran orang Tua dalam Pengembangan Karakter Siswa di Tahun Aj...13_Optimalisasi Peran orang Tua dalam Pengembangan Karakter Siswa di Tahun Aj...
13_Optimalisasi Peran orang Tua dalam Pengembangan Karakter Siswa di Tahun Aj...
 
15_Wacana Penerapan Full Day School Untuk Siswa SD dan SMP
15_Wacana Penerapan Full Day School Untuk Siswa SD dan SMP15_Wacana Penerapan Full Day School Untuk Siswa SD dan SMP
15_Wacana Penerapan Full Day School Untuk Siswa SD dan SMP
 
16_Kendali Jumlah Perokok Untuk Melindungi Kesehatan Perempuan
16_Kendali Jumlah Perokok Untuk Melindungi Kesehatan Perempuan16_Kendali Jumlah Perokok Untuk Melindungi Kesehatan Perempuan
16_Kendali Jumlah Perokok Untuk Melindungi Kesehatan Perempuan
 
1_Upaya Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim
1_Upaya Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim1_Upaya Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim
1_Upaya Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim
 
2 Melawan Terorisme Melalui Sosialisasi dan Pendidikan
2 Melawan Terorisme Melalui Sosialisasi dan Pendidikan2 Melawan Terorisme Melalui Sosialisasi dan Pendidikan
2 Melawan Terorisme Melalui Sosialisasi dan Pendidikan
 
3 Mewaspadai Ancaman Virus Zika di Indonesia
3 Mewaspadai Ancaman Virus Zika di Indonesia3 Mewaspadai Ancaman Virus Zika di Indonesia
3 Mewaspadai Ancaman Virus Zika di Indonesia
 

9_Kondisi Sosial Ekonomi dan Kekerasan Seksual pada Anak

  • 1. - 9 - Info Singkat © 2009, Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI www.pengkajian.dpr.go.id ISSN 2088-2351 Vol. VIII, No. 09/I/P3DI/Mei/2016KESEJAHTERAAN SOSIAL Kajian Singkat terhadap Isu Aktual dan Strategis Majalah KONDISI SOSIAL EKONOMI DAN KEKERASAN SEKSUAL PADA ANAK Mohammad Teja*) Abstrak Kekerasan seksual terhadap anak penerus bangsa ini terus bermunculan. Kondisi sosial ekonomi masyarakat menjadi salah satu faktor penyebab peningkatan kasus tersebut. Tulisan ini mengulas kondisi sosial ekonomi pelaku dan upaya pencegahan tindak kekerasan seksual. Pemerintah telah membentuk Satgas antikekerasan anak sebagai salah satu upaya pencegahan. Diharapkan satgas ini melibatkan partisipasi masyarakat setempat karena mereka yang lebih memahami situasi dan kondisi di wilayahnya. Selain itu, Pemerintah diharapkan dapat mengatasi masalah kemiskinan, rendahnya pendidikan, pengangguran, serta membatasi pornografi dan minuman keras (miras). DPR perlu memberikan ruang gerak yang luas untuk dilakukannya pembaruan hukum dengan menambah hukuman bagi pelaku kekerasan seksual pada anak. Pendahuluan Kasus kekerasan seksual pada anak kembali ramai dibicarakan. Berawal dari kasus Y (14 tahun), seorang anak Dusun Kasie Kasubun di Provinsi Bengkulu yang ditemukan tewas di bawah jurang karena kasus pembunuhan dan perkosaan yang dilakukan secara bergantian. Kasus ini melibatkan 14 orang pelaku pria yang beberapa di antaranya masih di bawah umur. Kemudian kasus pemerkosaan FL (17 tahun) di Lampung Utara, yang juga berujung kematian. Kasus di Bogor, anak perempuan berumur 2,5 tahun yang diperkosa tetangganya sendiri dan ditemukan tewas di kebun belakang rumahnya. Di daerah lain, juga terjadi pemerkosaan yang dilakukan oleh 5 orang anak di Cirebon yang masih berstatus pelajar, yang kali ini korbannya adalah anak perempuan berumur 14 tahun yang dipaksa menenggak minuman keras (miras) oleh pelaku kemudian diperkosa secara bergantian. Muncul kembali kejadian di Surabaya pemerkosaan kepada siswi SMP yang berusia 13 tahun oleh 8 orang pelajar yang tinggal dalam kawasan yang sama dengan korban. Kasus-kasus kekerasan seksual terhadap anak yang terus bermunculan, menuntut perhatian dari pemerintah. Data yang dirilis oleh Komisi Nasional Perlindungan Anak menunjukkan bahwa kekerasan terhadap anak meningkat pada 2015. Terdapat sebanyak 2.898 laporan *) Peneliti Muda Sosiologi pada Bidang Kesejahteraan Sosial, Pusat Penelitian, Badan Keahlian DPR RI. Email: teja@dpr.go.id
  • 2. - 10 - kekerasan terhadap anak, 62 persen di antaranya merupakan kejahatan seksual. Data ini meningkat dari tahun sebelumnya sebanyak 2.737 laporan dan tidak menutup kemungkinan masih banyak kejadian- kejadian yang tidak terlaporkan. Kondisi ini cukup memprihatinkan, karena kekerasan seksual pada anak tidak hanya dilakukan oleh orang dewasa tetapi juga anak-anak. Selain itu, kebanyakan pelaku adalah orang dekat korban atau berada di lingkungan yang sama. Tulisan ini akan mengulas penyebab kekerasan seksual dari kondisi sosial ekonomi pelaku dan korban, serta upaya apa yang sebaiknya dilakukan untuk pencegahan terjadinya kembali kekerasan seksual pada anak. Penyebab Kejahatan Seksual terhadap Anak Kejadian luar biasa kejahatan seksual pada anak yang terjadi di negeri ini dan di negara-negara lainnya bukan tanpa sebab. Berangkat dari kasus Y, beberapa faktor yang memicu kekerasan seksual pada anak adalah: 1. Kemiskinan Kekerasan seksual terjadi di sekitar masyarakat yang secara sosial ekonomi miskin. Hal ini dapat dicermati melalui kasus-kasus yang kemudian bermunculan sebelum dan sesudah pemerkosaan yang berakhir dengan pembunuhan. Seperti pada kasus Y, data Badan Pusat Statistik 2015 menunjukkan bahwa Bengkulu adalah provinsi termiskin di Sumatera. Prosentase penduduk miskin di Bengkulu adalah 17,16 persen, berada di atas rata-rata nasional yaitu 11,13 persen. Dari 1.533 desa dan kelurahan di Bengkulu, 48 persennya atau 670 desa adalah desa terisolir yang masuk dalam kategori Desa Tertinggal. Kabupaten Rejang Lebong adalah kabupaten termiskin di Bengkulu, dengan 40 persen atau sekitar 91 ribu jiwa hidup di bawah garis kemiskinan. Daerah Padang Ulak Tanding, Desa Kasie Kasubun tempat Y tinggal merupakan daerah termiskin di Kabupaten Rejang Lebong. Kebanyakan dari masyarakatnya adalah pekerja kebun dengan penghasilan rata-rata 30 ribu rupiah perhari. Kemiskinan akan mengakibatkan orang atau masyarakat mengabaikan lingkungannya, termasuk keluarga dan anak-anak mereka. Padahal keluarga adalah lembaga sosial terkecil yang menjadi dasar awal sebelum beranjak ke lingkungan yang lebih besar. 2. Pendidikan dalam Keluarga Faktor pendidikan dalam keluarga dapat menjadi pemicu terjadinya pelanggaran yang berbuntut kekerasan pada anak. Anak sebagai kelompok yang rentan, tidak berdaya, dan masih memerlukan perlindungan orang dewasa tetapi justru menjadi korban kebiadaban orang dewasa dan juga teman sebayanya. Harapannya adalah keluarga menjadi basis kekuatan moral dalam menanamkan nilai-nilai kehidupan, meskipun pendidikan dalam keluarga berbeda dengan pendidikan formal. Melalui keluarga, anak mempelajari banyak hal, berinteraksi dengan orang lain, menyatakan keinginan dan perasaan, menyampaikan pendapat, bertutur kata, bersikap, berperilaku, hingga bagaimana menganut nilai-nilai tertentu sebagai prinsip hidupnya. Rendahnya kualitas pribadi pelaku tindak kekerasan seksual pada anak menunjukkan bahwa keluarga yang diharapkan memberikan dasar pembangunan kepribadian anak tidak menjalankan fungsinya dengan benar, termasuk juga fungsi kontrol keluarga dan lingkungan keluarga tidak terpenuhi dengan baik. Oleh karena itu, ketahanan keluarga penting dibangun, berdasarkan pandangan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara kualitas keluarga dengan kualitas manusia yang dihasilkannya. Di desa tempat Y tinggal, banyak anak yang tingkat pendidikannya masih rendah. Mayoritas hanya sampai sekolah dasar atau sekolah menengah pertama. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Rejang Lebong adalah 66 poin, dan desa tempat Y tinggal, tingkat IPM nya jauh lebih rendah, karena jauh dari akses pelayanan dasar. Pendidikan formal merupakan faktor penting bagi anak dalam membentuk sikap mental dan karakter dalam menjalani kehidupannya. 3. Pornografi dan Minuman Keras Banyak kasus-kasus kekerasan seksual pada anak bersumber dari tontonan,
  • 3. - 11 - gambar, dan bacaan pornografi. Seperti pada kasus Y, para pelaku menonton film porno dan mengonsumsi miras sebelum memperkosa Y. Hampir 50 persen pelaku melakukan kekerasan seksual karena seringnya menonton film porno. Ini mengindikasikan masih bebasnya anak mengakses situs-situs dan film porno, baik melalui media sosial/internet maupun penjualan ilegal kaset video porno di pasaran. Lebih parahnya lagi, orang tua dan lingkungan masyarakat tidak mau peduli terhadap lingkungan tempat anaknya bersosialisasi. Sama halnya dengan kemudahan anak untuk membeli miras di pasaran. Kesadaran penjual untuk tidak menjual minuman keras kepada anak di bawah umur seakan tidak ada dan dianggap sudah biasa. Pencegahan Kejahatan Seksual Anak Melalui Partisipasi Masyarakat Pasal 34 dan 35 Konvensi Hak-Hak Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa meminta negara untuk melindungi anak dari segala bentuk eksploitasi dan pelecehan seksual. Temasuk ancaman kepada anak untuk tidak melakukan aktivitas seksual, prostitusi anak, dan eksploitasi anak dalam menciptakan pornografi dianggap melawan hukum. Pemerintah Indonesia telah meratifikasi konvensi tersebut dengan Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1996. Hal ini berarti, Pemerintah Indonesia mempunyai kewajiban untuk melindungi anak dari segala bentuk kejahatan seksual terhadap anak. Pentingnya menekan angka kekerasan seksual terhadap anak mengharuskan masyarakat dan pemerintah bekerja keras untuk mencegah dan menangani kasus-kasus kejahatan seksual pada anak. Tuntutan kepada masyarakat untuk lebih produktif dan tanggap terhadap lingkungannya sendiri tentunya menjadi faktor penting, selain penguatan perangkat hukum dalam melindungi anak. Partisipasi masyarakat merupakan alat dan tujuan pembangunan masyarakat, yang berfungsi sebagai penggerak dan nahkoda bagi perubahan sosial yang paling efektif. Partisipasi memiliki inti kebersamaan dan saling memberikan sumbangan atas kepentingan dan masalah bersama. Masyarakat dapat berpartisipasi dalam menjaga, mengawasi, dan melaporkan ketidakwajaran orang atau sekelompok orang yang meresahkan atau melakukan kegiatan menyimpang yang mengganggu masyarakat kepada pihak terdekat yang bertanggung jawab dalam lingkungannya. Peran masyarakat dan orang tua dalam satu lingkungan menjadi penting karena merekalah yang menjadi garda terdepan dalam perlindungan anak. Akan tetapi, untuk memunculkan dan mengembangkan partisipasi masyarakat tersebut dibutuhkan kerja keras pemerintah, baik pusat maupun daerah, untuk menjadi dan mencari pemicu penggerak keikutsertaan masyarakat dalam mengubah kondisi sosialnya. Terkait dengan masalah kekerasan seksual anak ini, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak saat ini sudah membentuk satuan tugas (Satgas) anti kekerasan anak yang rencananya akan dibentuk hingga ke tingkat desa (RT/RW) di 30 kota dan kabupaten di Indonesia. Satgas ini bertugas mendeteksi dan menangani bersama kasus-kasus kekerasan anak sampai ke pihak kepolisian (Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak/P2TP2A). Agar satgas anti kekerasan anak ini dapat bekerja efektif dalam mencegah terjadinya kekerasan pada anak, maka diperlukan kerja sama yang baik antara satgas tersebut dengan masyarakat setempat. Sangat penting untuk memasukkan masyarakat setempat sebagai anggota dari satgas, karena merekalah yang memahami kondisi masyarakat di sekitarnya. Selain tentunya perlu dibangkitkan kembali rasa kepedulian masyarakat terhadap kondisi sekitarnya. Rasa kepedulian ini dapat menjadi modal dalam membangkitkan partisipasi masyarakat terhadap kondisi yang ada di sekitarnya. Selain dibentuk satgas anti kekerasan anak, Pemerintah juga hendaknya mengatasi masalah kemiskinan, pendidikan, dan pengangguran yang selama ini juga menjadi pemicu terjadinya kekerasan seksual pada anak. Perlu ada aturan yang tegas terkait pornografi. Pemerintah seharusnya dapat memblokir situs-situs pornografi yang hingga saat ini masih mudah diakses melalui
  • 4. - 12 - “cara lain” oleh masyarakat. Sedangkan terkait miras, Pemerintah perlu mengatur lebih ketat peredarannya, yang dampak negatifnya dirasakan lebih banyak daripada dampak positifnya. Penutup Kasus kekerasan seksual pada anak terus saja meningkat setiap tahunnya. Kondisi sosial ekonomi pelaku, seperti kemiskinan, rendahnya tingkat pendidikan formal, pendidikan dalam keluarga yang terabaikan, serta peredaran pornografi dan miras menjadi pemicu pelaku melakukan tindak kekerasan seksual terhadap anak. Untuk itu perlu ada upaya pencegahan. Tindakan pencegahan kekerasan seksual pada anak menjadi pekerjaan rumah Pemerintah bersama masyarakat. Saat ini Pemerintah telah membentuk satgas anti kekerasan anak, namun belum sampai tingkat RT/RW. Untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam upaya pencegahan tersebut, maka Pemerintah perlu melibatkan masyarakat sekitar menjadi anggota dalam satgas. Selain pembentukan satgas, hal lain yang juga harus dilakukan Pemerintah adalah mengatasi masalah kemiskinan, rendahnya tingkat pendidikan, pengangguran, serta membatasi peredaran pornografi dan miras. Penjatuhan hukuman yang seberat- beratnya bagi pelaku kejahatan ini juga penting dilaksanakan. DPR RI perlu memberikan ruang diskusi yang cukup terkait dengan pembahasan pembaruan hukum perlindungan anak. Khususnya penambahan atau memperberat hukuman bagi pelaku kekerasan seksual anak melalui kebiri, penambahan masa hukuman badan, sanksi sosial, sampai dengan hukuman mati. Referensi “Budi Setiawan Mengatakan Yuyun, Ikon Kemiskinan Bengkulu”, http://www. bengkulutime.com/2016/05/budi- setiawan-mengatakan-yuyun-ikon.html, diakses 11-5-2016 “Darurat Kekerasan Seksual”, Republika, 11 Mei 2016. hal. 1. “Indonesia Darurat Kekerasan Seksual Anak”, http://www.republika.co.id/ berita/nasional/umum/15/10/09/ nvyiqc354-indonesia-darurat-kekerasan- seksual-anak, diakses 11-5-2016 “Marak Terjadi Kekerasan Anak, Pemerintah Bentuk Satgas Tingkat RT/RW”, 15 Mei 2016, http://fajar.co.id/2016/05/15/ m a r a k - t e r j a d i - k e k e r a s a n - a n a k - pemerintah-bentuk-satgas-tingkat- rtrw/, diakses 16 Mei 2016. “Menghapus Kekerasan Seksual”, Republika, 12-5-2016. hal. 7. “Menteri Yohana: Satgas Perlindungan Anak Harus sampai RT/RW”, Tempo.co, senin, 25 April 2016, https://m.tempo. co/read/news/2016/04/25/058765517/ menteri-yohana-satgas-perlindungan- anak-harus-sampai-rt-rw, diakses 16 Mei 2016. “Percepat Perlindungan Perempuan”. Media Indonesia, 4 Mei 2016, hal. 2. “Satgas Perlindungan Anak Akan Ada di 30 Kota”, Minggu, 8 Mei 2016, h t t p : / / n e w s . o k e z o n e . c o m / read/2016/05/08/340/1382884/satgas- perlindungan-anak-akan-ada-di-30- kota, diakses 16 Mei 2016. "Kekerasan Seksual Anak Dominasi Laporan LPSK”, http://www.cnnindonesia.com/ nasional/20150730151027-20-69131/ kekerasan-seksual-anak-dominasi- laporan-ke-lpsk/, diakses 11-5-2016 Prianter Jaya Hairi, “Problem Kekerasan Seksual: Menelaah Arah Kebijakan Pemerintah dalam Pembangunannya”, Jurnal Ilmiah Hukum, Negara & Hukum, P3DI Sekjen DPR RI, Vol.6. No. 1, Juni 2015. hal. 12-13. Taufik Hidayat dan Yoka Pramadi, “Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Perencanaan Nasional”, dalam, “Ilmu Sosial di Indonesia, Perkembangan dan Tantangan, Jakarta: Obor, 2016. hal. 307.