SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
Download to read offline
1 
PERBANDINGAN PERAWATAN LUKA MENGUNAKAN POVIDONE IODINE 10% 
DAN NACL 0,9% TERHADAP PROSES PENYEMBUHAN LUKA SIRKUMSISI 
DI KLINIK ANUGRAH SEHAT SENDANG AGUNG 
LAMPUNG TENGAH 
ARIS BUDI SUSILO 
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN 
STIKES AISYAH PRINGSEWU 
JL.A.Yani no 1 A Tambahrejo Kec.Gadingrejo Kabupaten Pringsewu 
Abstrak 
xii + 63 halaman+ 3 tabel + 7 lampiran + 2 gambar 
Sirkumsisi adalah bagian dari syariat Islam dimana hukumnya bagi laki-laki adalah wajib. 
Manfaat sirkumsisi adalah mempermudah pembersihan dan untuk mencegah komplikasi lebih 
lanjut, berkurangnya infeksi saluran kemih dan penyakit menular seksual terutama infeksi HIV. 
Akibat Sirkumsisi adalah luka. Penatalaksanaan luka sirkumsisi yang tepat merupakan salah satu 
faktor yang mendukung penyembuhan luka sirkum. Larutan yang digunakan untuk merawat luka 
sirkumsisi salah satunya adalah penggunaan Povidone Iodine dan Nacl . Tujuan penelitian ini 
adalah mengetahui rerata lama hari sembuh Povidone Iodine 10% dan Nacl 0,9% terhadap 
proses penyembuhan luka Sirkumsisi di Klinik Anugerah Sehat Sendang Agung Kabupaten 
Lampung Tengah. 
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain Quasi Experiment dengan Cohort Prospektif. 
Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien sirkum masal di Klinik Anugerah Sehat 
Sendang Agung yaitu sebanyak 30 orang. 
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata lama hari sembuh menggunakan Povidone Iodine 
10% adalah 7 hari dengan standar deviasi 0,655 hari. Perawatan luka dengan menggunakan Nacl 
0,9% adalah 7,87 hari dengan standar deviasi 0,352 hari. Terdapat perbedaan yang signifikan 
rata-rata lama hari perawatan antara kelompok perlakuan (Povidone Iodine 10%) dengan 
kelompok kontrol (Nacl 0,9%) p value = 0,000 (pvalue < 0,05). Povidone Iodine 10% dianjurkan 
untuk digunakan pada penatalaksanaan luka sirkumsisi. 
Kata kunci : Nacl 0,9%, Povidone Iodine 10%, perawatan luka 
Kepustakaan : 22 (1995-2014) 
A. Latar Belakang 
Sirkumsisi adalah membuang prepusium 
penis sehingga glans penis menjadi 
terbuka dan merupakan bagian dari 
tindakan bedah minor. (Purnomo, 2003). 
Sirkumsisi adalah bagian dari syariat 
Islam dimana hukum Sirkumsisi bagi 
laki-laki adalah wajib. Jumlah penduduk 
dunia tahun 2013 adalah 7.021.836.029 
dimana penganut agama Islam sebesar
2 
22.43% (www.Republika.co. id). Di 
Indonesia, Tahun 2013 diperkirakan 
penduduk Indonesia capai 250 juta, 
dimana 80%-nya adalah pemeluk agama 
islam. 
Secara medis tidak ada batasan umur 
berapa yang boleh di Sirkumsisi. Usia 
Sirkumsisi pun dipengaruhi oleh adat 
istiadat setempat. Di Arab Saudi anak 
diSirkumsisi pada usia 3-7 tahun, di 
Mesir antara 5 dan 6 tahun, di India 5 
dan 9 tahun dan di Iran biasanya umur 4 
tahun. Di Indonesia, misalnya Suku Jawa 
lazimnya melakukan Sirkumsisi anak 
pada usia sekitar 15 tahun, sedangkan 
Suku Sunda pada usia 4 tahun (Hermana, 
2000). 
Manfaat Sirkumsisi pada laki-laki 
menurut WHO, 2014 mengurangi risiko 
infeksi HIV melalui hubungan 
heteroseksual sekitar 60%. WHO 
menekankan bahwa Sirkumsisi laki-laki 
harus dianggap sebagai intervensi 
berkhasiat untuk pencegahan HIV di 
negara-negara dan wilayah dengan 
epidemi heteroseksual, HIV tinggi dan 
rendah prevalensi Sirkumsisi laki-laki. 
Di Kenya, pria yang diSirkumsisi 
berkurang resiko terjangkit HIV hingga 
53%, di Uganda 48% sedangkan di 
Afrika Selatan terjadi pengurangan 
sampai 60%. (Harsono, Anik Suwarni, 
Lilis Murtutik, 2009). Manfaat 
Sirkumsisi adalah berkurangnya infeksi 
saluran kemih dan penyakit menular 
seksual terutama infeksi HIV (Wong, 
Donna et al. 2009). Selain itu Sirkumsisi 
ini bertujuan sebagai pelaksanaan ibadah 
agama/ritual atau bertujuan medis. 
Sirkumsisi ini juga bertujuan untuk 
mempermudah pembersihan dan untuk 
mencegah komplikasi lebih lanjut 
(Hamilton, 1995). 
Salah satu teknik Sirkumsisi yang 
digunakan adalah Elektrocauter. Metode 
ini sedang marak di masyarakat dan 
lebih dikenal dengan sebutan 
“Sirkumsisi Laser”. Teknik ini 
menggunakan “elemen” yang dipanaskan 
dimana alatnya berbentuk seperti pistol 
dengan dua buah lempeng kawat di 
ujungnya yang saling berhubungan. Jika 
dialiri listrik, ujung logam akan panas 
dan memerah. Elemen yang memerah 
tersebut digunakan untuk memotong 
kulup. Kelebihan Teknik Sirkumsisi ini 
adalah cepat dan mudah menghentikan 
perdarahan yang ringan. Kekurangannya 
adalah menimbulkan bau yang 
menyengat seperti “sate” serta dapat 
menyebabkan luka bakar, metode ini 
membutuhkan energi listrik sebagai 
sumber daya dimana jika ada kebocoran 
(kerusakan) alat, dapat terjadi sengatan 
listrik yang berisiko bagi pasien maupun 
operator. Untuk proses penyembuhan, 
dibandingkan dengan cara konvensional 
itu sifatnya relatif karena tergantung dari 
sterilisasi alat yang dipakai, proses 
pengerjaannya dan kebersihan individu 
yang diSirkumsisi. 
Akibat Sirkumsisi adalah luka. 
Penatalaksanaan luka yang tepat 
merupakan salah satu faktor yang 
mendukung penyembuhan luka. Banyak 
cara yang telah dikembangkan untuk 
membantu penyembuhan luka, termasuk 
larutan pembersih yang digunakan untuk 
merawat luka dimana salah satunya 
adalah penggunaan Povidone Iodine dan 
Nacl (Istiqomah, nurul, 2010) 
Povidone Iodine merupakan kompleks 
kimia polivinilpirolidon (juga dikenal 
sebagai povidone dan PVP) dan unsur 
yodium. Povidone Iodine memiliki 
spektrum yang luas dari aktivitas 
antimikroba dengan efikasi terhadap 
bakteri, mikobakteri, jamur, protozoa 
dan virus dan dapat digunakan untuk 
mengobati luka akut dan kronis (Sibbald, 
Leaper, Queen, 2011). Menurut Schreier 
et al dalam Sibbald, Leaper, Queen, 
(2011) Iodine diyakini terkait dengan 
kemampuannya untuk cepat menembus 
dinding sel mikro-organisme. Povidone 
Iodine mempengaruhi struktur dan
3 
fungsi enzim dan protein sel dan 
kerusakan fungsi sel bakteri dengan 
menghalangi ikatan hidrogen serta 
mengubah struktur membran. Ini 
menyebabkan kematian mikroba secara 
cepat dan membantu untuk mencegah 
perkembangan resistensi bakteri. Lebih 
dari 99% dari meticillin tahan 
Staphylococcus aureus (MRSA) sel 
tewas dalam waktu 10 detik setelah 
terpapar Povidone Iodine (Lacey dan 
Catto dalam Mertz, Sibbald, Leaper, 
Queen, 2011). Yodium cadexomer 
secara signifikan mengurangi MRSA dan 
jumlah bakteri dalam ketebalan parsial 
luka (Mertz, Sibbald, Leaper, Queen, 
2011). 
Alternatif bahan lain dalam perawatan 
luka adalah Nacl . Larutan Natrium 
Klorida 0,9% Setiap liter larutan 
mengandung Natrium Klorida (Nacl 
) 9,0 g, Air untuk injeksi ad. 1.000 ml, 
Osmolaritas : 308 mOsm/l Setara dengan 
ion-ion : Na⁺ : 154 mEq/l. Cl⁻ 154 
mEq/l. Nacl merupakan garam yang 
berperan penting dalam memelihara 
tekanan osmosis darah dan jaringan. 
Peneliti melakukan pra survey pada 10 
pasien Sirkumsisi di Klinik Anugerah 
Sehat Sendang Agung. Mendapatkan 
hasil terdapat perbedaan pada lama 
kesembuhan pasien Sirkumsisi yang 
dirawat dengan mengunakan Povidone 
Iodine 10% dan Nacl 0,9% dimana dari 
5 pasien yang dirawat dirawat dengan 
Nacl 0,9% terdapat 4 pasien yang luka 
Sirkumsisi sembuh pada hari ke-8. Pada 
pasien yang dirawat dengan Povidone 
Iodine 10% terdapat 3 orang yang luka 
Sirkumsisi sembuh pada hari ke-8. 
Keputusan mengenai pilihan pengobatan 
luka melibatkan dua pertimbangan dasar, 
yaitu keamanan pengobatan, dan 
seberapa efektif pengobatan. Keamanan 
pengobatan perawatan luka dapat 
ditentukan oleh apakah pengobatan 
memperlambat kemajuan luka melalui 
tahap penyembuhan. Kemanjuran 
pengobatan perawatan luka (misalnya 
povidone-iodine) dapat dinilai secara in 
vitro dengan kemampuannya untuk 
membunuh mikroorganisme dan in vivo 
oleh apakah itu mengurangi tingkat atau 
keparahan infeksi luka (Burks RI, 1998). 
Proses fisiologis penyembuhan luka 
terdiri atas fase 4 fase, yaitu: respon 
inflamasi akut terhadap cedera, fase 
destruktif, fase proliferasi dan fase 
maturasi. Fase inflamasi mencakup 
hemostatis, pelepasan histamin dan 
mediator lain dari sel-sel yang rusak dan 
migrasi sel darah putih (leukosit 
polimorfonuklear dan magrofag ke 
tempat yang rusak tersebut). Fase 
Destruktif adalah pembersihan jaringan 
yang mati dan yng mengalami 
devitalisasi oleh leukosit 
polimorfonulear dan magrofag. Fase 
proliferasi adalah pada saat pembuluh 
darah baru, yang diperkut oleh jaringan 
ikat, menginfiltrasi luka. Fase maturasi 
mencakup re-epitelisasi, kontraksi luka 
dan reorganisasi jaringan ikat (Morison, 
2004). 
Menurut Sussman dan Jensen (2007) 
pengkajian luka adalah mengkaji adanya 
hemorarrhage, maceration, 
undermining, erytema, necrosis, 
adherence, granulation (decreased 
depth), appearance of contraction 
(reduced size), sustained contraction 
(more reduced size) dan epitelialization. 
Pengkajian luka pada penelitian ini 
dilakukan setiap hari sampai luka 
Sirkumsisi sembuh. 
Penelitian terkait adalah penelitian 
Istikomah, Nurul (2010) yang berjudul 
Perbedaan Perawatan Luka Dengan 
Menggunakan Povidone Iodine 10% Dan 
Nacl 0,9% Terhadap Proses 
Penyembuhan Luka Pada Pasien Post 
Operasi Prostatektomi Di Ruang 
Anggrek RSUD Tugurejo Semarang. 
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 
terdapat perbedaan proses penyembuhan 
luka yang signifikan antara pasien post
4 
operasi Prostatektomi yang diberikan 
perawatan luka dengan menggunakan 
Povidone Iodine 10% dan Nacl 0,9% 
dengan p value 0,040. Maka Povidone 
Iodine 10% lebih baik dari Nacl 0,9% 
didalam proses penyembuhan luka post 
operasi Prostatektomi. Ada perbedaan 
proses penyembuhan antara luka post 
operasi Prostatektomi yang dirawat 
dengan menggunakan Povidone Iodine 
10% dan Nacl 0,9%. 
Begitu pula penelitian Yuliaji Siswanto, 
dan Heni Purwaningsih, 2011 yang 
berjudul perbedaan penyembuhan luka 
jahitan antara pemberian kompres 
Povidone Iodine 10% dengan kompres 
Nacl 0,9% pada pasien post operasi 
Hernioraphy di ruang bedah RSUD KRT 
Setjonegoro Wonosobo. Berdasarkan 
hasil penelitian ada perbedaan 
penyembuhan luka pada pasien post 
operasi Hernioraphy di ruang bedah 
RSUD KRT Setjonegoro Wonosobo 
yang signifikan antara kompres Nacl 
0,9% dan kompres Povidine Iodine 10% 
(p=0,001). 
B. Tujuan Penelitian 
1. Tujuan Umum 
Diketahuinya perbandingan 
perawatan luka mengunakan 
Povidone Iodine 10% dan Nacl 0,9% 
terhadap proses penyembuhan luka 
Sirkumsisi di Klinik Anugerah Sehat 
Sendang Agung Kabupaten Lampung 
Tengah. 
2. Tujuan Khusus 
Tujuan khusus penelitian ini 
meliputi: 
a. Diketahuinya rerata lama hari 
sembuh mengunakan Povidone 
Iodine 10% terhadap proses 
penyembuhan luka Sirkumsisi di 
Klinik Anugerah Sehat Sendang 
Agung Kabupaten Lampung 
Tengah. 
b. Diketahuinya rerata lama hari 
sembuh menggunakan Nacl 0,9% 
terhadap proses penyembuhan 
luka Sirkumsisi di Klinik 
Anugerah Sehat Sendang Agung 
Kabupaten Lampung Tengah. 
Diketahuinya perbandingan 
rerata lama hari sembuh 
mengunakan Povidone Iodine 
10% dan Nacl 0,9% pada luka 
Sirkumsisi di Klinik Anugerah 
Sehat Sendang Agung Kabupaten 
Lampung Tengah 
c. Metode Penelitian 
Penelitian ini merupakan jenis penelitian 
Kuantitatif dengan Quasi 
Experiment/Eksperimen Semu dengan 
Cohort Prospektif yang bertujuan 
membandingkan perawatan luka dengan 
menggunakan Povidone Iodine 10% 
dengan Nacl 0,9% terhadap proses 
penyembuhan luka Sirkumsisi di Klinik 
Anugerah Sehat Sendang Agung 
Kabupaten Lampung Tengah. 
d. Hasil Penelitian 
1. Analisa Univariat 
Tujuan dari analisis ini untuk 
menjelaskan/mendeskripsikan 
karakteristik masing-masing variable 
yang diteliti. 
a) Perawatan Luka dengan 
menggunakan Povidone Iodine 
10% 
Berdasarkan tabel 4.1 
didapatkan hasil dari 15 
responden kelompok perlakuan 
Povidone Iodine 10% terdapat 
nilai mean (rata-rata) dan median 
(nilai tengah) 7 hari dengan 
standar deviasi 0,655 hari, lama 
hari sembuh tersingkat adalah 6 
hari dan lama hari sembuh 
terlama adalah 8 hari. 
b) Perawatan luka dengan Nacl 
0,9% 
Hasil penelitian didapatkan 
bahwa rerata hari perawatan pada 
kelompok perlakuan menggunakan
5 
Povidone Iodine 10% adalah 7 hari 
dengan standar deviasi 0,655 hari 
sedangkan untuk kelompok kontrol 
perawatan luka dengan Nacl 0,9% 
adalah 7,87 hari dengan standar 
deviasi 0,352 hari. Hasil uji statistik 
didapatkan nilai p value = 0,000 
berarti pada alpha 5% terlihat 
terdapat perbedaan yang signifikan 
rata-rata lama hari perawatan antara 
kelompok perlakuan (Povidone 
Iodine 10%) dengan kelompok 
kontrol (Nacl 0,9%). 
E. Pembahasan 
Pembahasan adalah kesenjangan yang 
muncul setelah peneliti melakukan 
penelitian kemudian membandingkan 
antara teori dengan hasil Penelitian. 
1. Rerata lama hari sembuh 
mengunakan Povidone Iodine 10% 
pada proses penyembuhan luka 
Sirkumsisi di Klinik Anugerah 
Sehat Sendang Agung Kabupaten 
Lampung Tengah 
Hasil penelitian yang 
dilakukan Klinik Anugerah Sehat 
Sendang Agung Kabupaten Lampung 
Tengah diperoleh hasil dari 15 
responden kelompok perlakuan 
Povidone Iodine 10% terdapat nilai 
mean (rata-rata) dan median (nilai 
tengah) 7 hari dengan standar deviasi 
0,655 hari, lama hari sembuh 
tersingkat adalah 6 hari dan lama hari 
sembuh terlama adalah 8 hari. 
Hasil penelitian ini serupa 
dengan penelitian Istiqomah, Nurul 
(2010) yang berjudul perbedaan 
perawatan luka dnegan menggunakan 
Povodine Iodine 10% dan Nacl 0,9% 
terhadap proses penyembuhan luka 
pada pasien post operasi 
prostatektomi di ruang Anggrek 
RSUD Tugurejo Semarang 
mendapatkan hasil pada pelaksanaan 
observasi perawatan luka pada hari 
ke-3 yakni pada saat luka balutan 
pertama kali dibuka, sebelum dan 
sesudah dilakukan perawatan luka 
dengan menggunakan Povodine 
Iodine 10% dari 5 responden (100%), 
didapatkan hasil 5 responden dengan 
kategori penyembuhan sempurna. 
Ada perbedaan mean perawatan luka 
sesudah dan sebelum di berikan 
Povodine Iodine 10%. Selanjutnya 
dilakukan uji-t didapatkan hasil sig 
(2- tailed) 0,033 lebih kecil dari 0,05 
yang berarti bahwa perawatan luka 
post operasi antara sebelum dan 
sesudah diberi Povodine Iodine 10% 
ada perbedaan yang bermakna. 
Dilihat dari mean sebelum dan 
sesudah pemberian Povodine Iodine 
10% terdapat rata-rata kategori 
penyembuhan yang hampir sama 
antara sesudah dan sebelum 
pemberian Povodine Iodine 10%, 
yaitu pada kategori penyembuhan 
sempurna. 
Pada penelitian ini terdapat 
lama hari sembuh tersingkat adalah 6 
hari kemungkinan dikarenakan 
orang tua mengikuti intruksi peneliti 
terkait standar operasional prosedur 
perawatan luka sirkum, minum obat 
antibiotik oral secara teratur untuk 
menghindari terjadinya infeksi yang 
pada akhirnya menghambat 
penyembuhan luka sirkumsisi. 
Pada penelitian ini terdapat 
lama hari sembuh terlama adalah 8 
hari kemungkinan disebabkan karena 
penggunaan Povidone Iodine secara 
berlebihan, kebersihan linen, 
personal hygine pasien setelah buang 
air besar/kecil tidak maksimal dan 
aktivitas anak yang berlebihan. 
Hal ini didukung oleh Sibbald 
RG, Leaper DJ, Queen D (2011) 
konsensus internasional pada 
pengelolaan luka infeksi, 
merekomendasikan penggunaan 
antiseptik dressing sebagai bagian 
dari keseluruhan rencana
6 
pengelolaan dengan indikasi untuk 
mencegah infeksi luka atau 
kekambuhan infeksi pada pasien 
risiko infeksi, mengobati infeksi 
lokal, mengobati penyebaran infeksi 
ketika penyembuhan tertunda, dan 
mengobati berbagai luka infeksi atau 
dicurigai, termasuk ulkus tekanan, 
vena tungkai ulkus, ulkus kaki 
diabetik, luka bakar ringan dan luka 
kulit badan dangkal. 
Menurut pendapat peneliti 
hendaknya Povodine Iodine 10% 
digunakan dalam perawatan luka 
terutama luka Sirkumsisi karena 
memiliki spektrum yang luas dari 
aktivitas antimikroba dengan efikasi 
terhadap bakteri, mikobakteri, jamur, 
protozoa dan virus dan dapat 
digunakan untuk mengobati luka 
akut dan kronis, mempunyai 
kelebihan dimana mampu untuk 
cepat menembus dinding sel mikro-organisme. 
Iodine Povidine 
mempengaruhi struktur dan fungsi 
enzim dan protein sel dan kerusakan 
fungsi sel bakteri dengan 
menghalangi ikatan hidrogen dan 
mengubah membran structur. Ini 
menyebabkan kematian mikroba 
secara cepat dan membantu untuk 
mencegah perkembangan resistensi 
bakteri. Sesuai konsensus 
internasional pada pengelolaan luka 
infeksi, merekomendasikan Povidone 
Iodine untuk penggunaan antiseptik 
dressing sebagai bagian dari 
keseluruhan rencana pengelolaan 
dengan indikasi untuk mencegah 
infeksi luka atau kekambuhan 
infeksi pada pasien risiko infeksi, 
mengobati infeksi lokal, mengobati 
penyebaran infeksi ketika 
penyembuhan tertunda, dan 
mengobati berbagai luka infeksi atau 
dicurigai, termasuk luka bakar 
ringan dan luka kulit badan dangkal 
injuries. Peneliti juga menyarankan 
untuk pasien agar melakukan 
istirahat untuk beberapa hari guna 
menghindari bengkak (odema), 
jangan melakukan aktifitas yang 
berlebihan seperti melompat-lompat 
atau berlari-lari karena 
memperlambat proses pengeringan 
luka, karena dapat berakibat fatal 
berisiko menimbulkan pendarahan. 
2. Rerata lama hari sembuh 
menggunakan Nacl 0,9% terhadap 
proses penyembuhan luka 
Sirkumsisi di Klinik Anugerah 
Sehat Sendang Agung Kabupaten 
Lampung Tengah 
Hasil penelitian yang 
dilakukan Klinik Anugerah Sehat 
Sendang Agung Kabupaten Lampung 
Tengah diperoleh hasil dari 15 
responden kelompok kontrol Nacl 
0,9% terdapat nilai mean (rata-rata) 
dan median (nilai tengah) 7,87 hari 
dengan standar deviasi 0,352 hari, 
lama hari sembuh tersingkat adalah 7 
hari dan lama hari sembuh terlama 
adalah 8 hari. 
Hasil penelitian ini serupa 
dengan penelitian Istiqomah, Nurul 
(2010) yang berjudul perbedaan 
perawatan luka dnegan menggunakan 
Povodine Iodine 10% dan Nacl 0,9% 
terhadap proses penyembuhan luka 
pada pasien post operasi 
prostatektomi di ruang Anggrek 
RSUD Tugurejo Semarang 
mendapatkan hasil pada pelaksanaan 
observasi perawatan luka pada hari 
ke-3 yakni saat pertama kali balutan 
dibuka, sebelum dilakukan 
perawatan luka dengan menggunakan 
Nacl 0,9% dari jumlah 5 responden 
(100%), didapatkan hasil 5 
responden dengan kategori 
penyembuhan sempurna. Pada hari 
ke-8 (posttest), setelah dilakukan 
perawatan luka dengan menggunakan 
Nacl 0,9% dari jumlah 5 responden, 
didapatkan hasil 4 (80%) responden
7 
dengan kategori penyembuhan 
sempurna 1 (20%) responden dengan 
kategori penyembuhan terganggu. 
Ada perbedaan mean perawatan luka 
sesudah dan sebelum di berikan Nacl 
0,9%. Selanjutnya dilakukan uji-t 
didapatkan hasil sig (2-tailed) 0,115 
(hasil terlampir) lebih besar dari 0,05 
yang berarti bahwa perawatan luka 
post operasi antara sebelum dan 
sesudah diberi Nacl 0,9% tidak ada 
perbedaan yang bermakna. Dilihat 
dari mean sebelum dan sesudah 
pemberian Nacl 0,9% terdapat rata-rata 
kategori penyembuhan yang 
hampir sama antara sesudah dan 
sebelum pemberian Nacl 0,9%, yaitu 
pada kategori penyembuhan 
sempurna. 
Menurut analisa peneliti 
lama hari sembuh tersingkat pada 
kelompok kontrol Nacl 0,9% adalah 
7 hari kemungkinan disebabkan 
karena kebersihan alat genital terjaga 
dan adanya upaya minimalisasi 
gesekan. 
Menurut analisa peneliti 
pada kelompok kontrol Nacl 0,9% 
lama hari sembuh terlama adalah 8 
hari kemungkinan dikarenakan masih 
adanya pantangan pasien Sirkumsisi 
mengkonsumsi makanan tertentu 
seperti ikan, telur dan daging, 
kebersihan linen, personal hygiene 
kurang maksimal dan aktivitas anak 
berlebihan. 
Hal ini didukung oleh teori 
bahwa Cairan Nacl 0,9% termasuk 
dalam cairan isotonic. Cairan 
isotonic adalah cairan yang 
osmolaritas (tingkat kepekatan) 
cairannya mendekati serum (bagian 
cair dari komponen darah), sehingga 
terus berada di dalam pembuluh 
darah. Menurut teori Liley dan 
Aucker (1999) dalam Istiqomah, 
Nurul (2010) Nacl 0,9% aman 
digunakan untuk merawat luka 
karena kandungan natrium dan 
klorida yang seimbang dan bersifat 
fisiologis atau sama seperti cairan 
tubuh. Dilihat dari aspek ekonomis 
Nacl 0,9% memiliki harga yang 
relative lebih murah dibandingkan 
dnegan Povodine Iodine 10%. 
Natrium klorida adalah larutan 
fisiologis yang ada di seluruh tubuh 
sehingga tidak ada reaksi 
hipersensitivitas dari natrium klorida. 
Normal saline aman digunakan untuk 
kondisi apapun. Henderson (1992) 
menyatakan bahwa Natrium klorida 
mempunyai Na dan Cl yang sama 
seperti plasma, larutan ini tidak 
mempengaruhi sel darah merah. Nacl 
0,9% merupakan larutan isotonis 
aman untuk tubuh, tidak iritan, 
melindungi granulasi jaringan dari 
kondisi kering, menjaga kelembapan 
disekitar luka dan membantu luka 
menjalani proses penyembuhan. 
Untuk luka bakar seperti 
Sirkumsisi dengan metode 
elektrocauter, Nacl 0,9% dianjurkan 
karena cairan ini memiliki 
konsentrasi sama dengan cairan 
tubuh, sedangkan pada luka bakar 
terjadi pelepasan panas dan 
peningkatan penguapan dari daerah 
tersebut disertai dengan hilangny 
cairan tubuh. Diharapkan dengan 
pemberian Nacl maka dehidrasi 
dapat dicegah berbeda dengan 
pemberian Povodine Iodine yang 
bertindak sebagai desinfektan, jika 
konsentrasi larutan terlalu tinggi 
maka akan memperparah dehidrasi. 
Menurut pendapat peneliti 
Nacl 0,9% digunakan sebagai 
altenatif Povodine Iodine jika terjadi 
hipersensitivitas mengingat Nacl 
0,9% termasuk dalam cairan isotonic. 
Cairan isotonic adalah cairan infuse 
yang osmolaritas (tingkat kepekatan) 
cairannya mendekati serum (bagian 
cair dari komponen darah), sehingga
8 
terus berada di dalam pembuluh 
darah. Menginat Nacl 0,9% aman 
digunakan untuk merawat luka 
karena kandungan natrium dan 
klorida yang seimbang dan bersifat 
fisiologis atau sama seperti cairan 
tubuh. Dilihat dari aspek ekonomis 
Nacl 0,9% memiliki harga yang 
relative lebih murah dibandingkan 
dnegan Povodine Iodine 10%. 
Mempunyai sifat tidak iritan, 
melindungi granulasi jaringan dari 
kondisi kering, menjaga kelembapan 
disekitar luka dan membantu luka 
menjalani proses 
penyembuhan.Untuk luka bakar 
seperti Sirkumsisi dengan metode 
elektrocauter, Nacl 0,9% dianjurkan 
karena pada luka bakar terjadi 
pelepasan panas dan peningkatan 
penguapan dari daerah tersebut 
disertai dengan hilangny cairan 
tubuh. Diharapkan dengan pemberian 
Nacl maka dehidrasi dapat dicegah 
berbeda dengan pemberian Povodine 
Iodine yang bertindak sebagai 
desinfektan, jika konsentrasi larutan 
terlalu tinggi maka akan 
memperparah dehidrasi. Hendaknya 
pasien menjaga kebersihan alat 
genital, mengkonsumsi makanan 
tinggi protein dan hindari makanan 
pedas, mie atau minuman bersoda 
karena dapat mengganggu kesehatan 
seperti gangguan pencernaan atau 
radang tenggorokan. Hal tersebut 
akan menghambat proses 
penyembuhan luka khitan karena 
konsentrasi kekebalan tubuh jadi 
terpecah untuk menyembuhkan luka 
sekaligus mengobati masalah 
kesehatan yang lain. Jadi ada baiknya 
selama masa penyembuhan tidak 
memakan makanan yang bisa 
merugikan kesehatan. Akan lebih 
baik apabila ditambahkan dengan 
memperbanyak konsumsi sayur dan 
buah-buahan. Jadi, tetap jaga pola 
makan dengan makanan bergizi dan 
protein yang mencukupi. 
3. Perbandingan rerata lama hari 
sembuh mengunakan Povidone 
Iodine 10% dan Nacl 0,9% 
terhadap proses penyembuhan 
luka Sirkumsisi di Klinik 
Anugerah Sehat Sendang Agung 
Kabupaten Lampung Tengah 
Hasil penelitian yang 
dilakukan Klinik Anugerah Sehat 
Sendang Agung Kabupaten Lampung 
Tengah diperoleh hasil rerata hari 
perawatan pada kelompok perlakuan 
menggunakan Povidone Iodine 10% 
adalah 7 hari dengan standar deviasi 
0,655 hari sedangkan untuk 
kelompok kontrol perawatan luka 
dengan Nacl 0,9% adalah 7,87 hari 
dengan standar deviasi 0,352 hari. 
Hasil uji statistik didapatkan nilai p 
value = 0,000 berarti pada alpha 5% 
terlihat terdapat perbedaan yang 
signifikan rata-rata lama hari 
perawatan antara kelompok 
perlakuan (Povidone Iodine 10%) 
dengan kelompok kontrol (Nacl 
0,9%). 
Hasil penelitian ini serupa 
dengan penelitian Istikomah, Nurul 
(2010) yang berjudul Perbedaan 
Perawatan Luka Dengan 
Menggunakan Povodine Iodine 10% 
Dan Nacl 0,9% Terhadap Proses 
Penyembuhan Luka Pada Pasien Post 
Operasi Prostatektomi Di Ruang 
Anggrek RSUD Tugurejo Semarang. 
Hasil independent t-test 
menunjukkan terdapat perbedaan 
proses penyembuhan luka yang 
signifikan antara pasien post operasi 
prostatektomi yang diberikan 
perawatan luka dengan menggunakan 
betadine 10% dan Nacl 0,9% dengan 
p value 0,040. Maka betadine 10% 
lebih baik dari Nacl 0,9% didalam 
proses penyembuhan luka post 
operasi prostatektomi. Begitu pula
9 
hasil penelitian Siswanto dan 
Purwaningsih (2011) yang berjudul 
perbedaan penyembuhan luka jahitan 
antara pemberian kompres Povidone 
Iodine 10% dengan kompres Nacl 
0,9% pada pasien post operasi 
Hernioraphy di Ruang Bedah RSUD 
KRT Setjonegoro Wonosobo 
mendapatkan hasil penelitian tentang 
kategori perawatan luka dengan 
menggunakan Nacl 0,9% didapatkan 
bahwa pada responden kelompok 
Nacl terbanyak kategori sembuh 
primer sebesar 7 responden (63,6%) 
dan tidak ada yang sembuh tersier. 
Sedangkan menggunakan Povodine 
Iodine 10% didapatkan bahwa pada 
responden kelompok Povidone 
Iodine terbanyak kategori sembuh 
sekunder sebesar 6 responden 
(54,5%) dan terdapat 4 responden 
(36,4%) yang masuk kategori 
sembuh tersier. Ada perbedaan 
penyembuhan luka pada pasien post 
operasi hernioraphy di ruang bedah 
RSUD KRT Setjonegoro Wonosobo 
yang signifikan antara kompres Nacl 
0,9% dan kompres Povodine Iodine 
10% (p=0,001). 
Namun hasil penelitian ini 
berbeda dengan penelitian Uli 
Rimadhani Masruroh (2010) yang 
berjudul pengaruh penggunaan 
larutan Nacl 0,9% dengan larutan 
betadine 10% terhadap proses 
penyembuhan luka post operasi di 
Rumah Sakit Umum Daerah 
Ambarawa Semarang mendapatkan 
hasil tidak ada perbedaan yang 
bermakna terhadap pengaruh 
penggunaan Larutan Nacl 0,9% 
dengan Betadine 10% setelah 
dilakukan intervensi pada luka post 
operasi. 
Menurut analisa peneliti hasil 
rata-rata hari perawatan pada 
kelompok perlakuan menggunakan 
Povidone Iodine 10% adalah 7 hari 
dengan standar deviasi 0,655 
sedangkan pada kelompok kontrol 
perawatan luka dengan Nacl 0,9% 
adalah 7,87 hari dengan standar 
deviasi 0,352 hari kemungkinan 
dikarenakan perawatan luka di rumah 
sterilisasi perawatan luka kurang 
terjaga sehingga masih dibutuhkan 
antiseptik. Luka yang dirawat di 
rumah oleh keluarga kurang bisa 
termonitor kebersihannya terkait 
kegiatan buang air besar/buang air 
kecil, ditambah aktivitas (gerak) 
pasien sirkum yang sulit dibatasi. 
Hal ini didukung oleh teori 
Morison (2004) menyatakan proses 
fisiologis penyembuhan luka terdiri 
atas fase 4 fase, yaitu: respon 
inflamasi akut terhadap cedera, fase 
destruktif, fase proliferasi dan fase 
maturasi. Fase inflamasi mencakup 
hemostatis, pelepasan histamin dan 
mediator lain dari sel-sel yang rusak 
dan migrasi sel darah putih (leukosit 
polimorfonuklear dan magrofag ke 
tempat yang rusak tersebut). Fase 
Destruktif adalah pembersihan 
jaringan yang mati dan yng 
mengalami devitalisasi oleh leukosit 
polimorfonulear dan magrofag. Fase 
proliferasi adalah pada saat 
pembuluh darah baru, yang diperkuat 
oleh jaringan ikat, menginfiltrasi 
luka. Fase maturasi mencakup re-epitelisasi, 
kontraksi luka dan 
reorganisasi jaringan ikat. 
Teori lain menyebutkan 
penyembuhan luka yang dapat dibagi 
dalam tiga fase, yaitu Fase 
Inflamasi. Fase inflamasi 
berlangsung sejak terjadinya luka 
sampai kira-kira hari kelima. 
Pembuluh darah yang terputus pada 
luka akan menyebabkan pendarahan 
dan tubuh akan berusaha 
menghentikannya dengan 
vasokonstriksi, pengerutan ujung 
pembuluh yang putus (retraksi), dan
10 
reaksi hemostatis. Hemostatis terjadi 
karena trombosit yang keluar dari 
pembuluh darah saling melengket, 
dan bersama jala fibrin yang 
terbentuk, membekukan darah yang 
keluar dari pembuluh darah. 
Sementara itu, terjadinya reaksi 
inflamasi. Sel mast dalam jaringan 
ikat menghasilkan serotonin dan 
histamin yang meningkatkan 
permeabilitas kapiler sehingga terjadi 
eksudasi, penyebutkan sel radang, 
disertai vasodilatasi setempat yang 
menyebabkan udem dan 
pembengkakan. Tanda dan gejala 
klinis reaksi radang menjadi jelas 
yang berupa warna kemerahan 
karena kapiler melebar (rubor), rasa 
hangat (kalor), nyeri (dolor), dan 
pembengkakan (tumor). Aktivitas 
seluler yang terjadi adalah 
pergerakan leukosit menembus 
dinding pembuluh darah (diapedesis) 
menuju luka karena daya kemotaksis. 
Leukosit mengeluarkan enzim 
hidrolitik yang membantu mencerna 
bakteri dan kotoran luka. Limfosit 
dan monosit yang kemudian muncul 
ikut menghancurkan dan memakan 
kotoran luka dan bakteri. Fase ini 
disebut juga fase lambat karena 
reaksi pembentukan kolagen baru 
sedikit dan luka hanya dipertautkan 
oleh fibrin yang amat lemah 
Fase Proliferasi. Fase 
proliferasi disebut juga fase 
fibroplasia karena yang menonjol 
adalah proses proliferasi fibroblast. 
Fase ini berlangsung dari akhir fase 
inflamasi sampai kira-kira akhir 
minggu ketiga. Fibrolblast berasal 
dari sel mesenkim yang belum 
berdiferensiasi, menghasilkan 
mukopolisakarida, asam aminoglisin, 
dan prolin yang merupakan bahan 
dasar kolagen serat yang akan 
mempertautkan tepi luka. Pada fase 
ini, serat-serat dibentuk dan 
dihancurkan kembali untuk 
penyesuaian diri dengan tegangan 
pada luka yang cenderung mengerut. 
Sifat ini, bersama dengan sifat 
kontraktil miofibroblast, 
menyebabkan tarikan pada tepi luka. 
Pada akhir fase ini, kekuatan 
regangan luka mencapai 25% 
jaringan normal. Nantinya, dalam 
proses penyudahan, kekuatan serat 
kolagen bertambah karena ikatan 
intramolekul dan antarmolekul. Pada 
fase fibroplasia ini, luka dipenuhi sel 
radang, fibroblast, dan kolagen, 
membentuk jaringan berwarna 
kemerahan dengan permukaan yang 
berbenjol halus yang disebut jaringan 
granulasi. Epitel tepi luka yang 
terdiri atas sel basal terlepas dari 
dasarnya dan berpindah mengisi 
permukaan luka. Tempatnya 
kemudian diisi oleh sel baru yang 
terbentuk dari proses mitosis. Proses 
migrasi hanya terjadi ke arah yang 
lebih rendah atau datar. Proses ini 
baru berhenti setelah epitel saling 
menyentuh dan menutup seluruh 
permukaan luka. Dengan tertutupnya 
permukaan luka, proses fibroplasia 
dengan pembentukan jaringan 
granulasi juga akan berhenti dan 
mulailah proses pematangan dalam 
fase penudahan. 
Fase Penyudahan. Fase ini 
terjadi proses pematangan yang 
terdiri atas penyerapan kembali 
jaringan yang berlebih, pengerutan 
sesuai dengan gaya gravitasi, dan 
akhirnya perupaan kembali jaringan 
yang baru terbentuk. Fase ini dapat 
berlangsung berbulan-bulan dan 
dinyatakan berakhir kalau semua 
tanda radang sudah lenyap. Tubuh 
berusaha menormalkan kembali 
semua yang menjadi abnormal 
karena proses penyembuhan. Udem 
dan sel radang diserap, sel muda 
menjadi matang, kapiler baru
11 
menutup dan diserap, sel muda 
menjadi matang, kapiler baru 
menutup dan diserap kembali, 
kolagen yang berlebih diserap dan 
sisanya mengerut sesuai dengan 
regangan yang ada. Selama proses ini 
dihasilkan jaringan parut yang pucat, 
tipis, dan lemas, serta mudah 
digerakkan dari dasar. Terlihat 
pengerutan maksimal pada luka. 
Pada akhir fase ini, perupaaan luka 
kulit mampu menahan regangan kira-kira 
80% kemampuan kulit normal. 
Hal ini tercapai kira-kira 3-6 bulan 
setelah penyembuhan. Perupaan luka 
tulang memerlukan waktu satu tahun 
atau lebih untuk membentuk jaringan 
yang normal secara histologi atau 
secara bentuk. 
Menurut Sussman dan Jensen 
(2007) pengkajian luka adalah 
mengkaji adanya hemorarrhage, 
maceration, undermining, erytema, 
necrosis, adherence, granulation 
(decreased depth), appearance of 
contraction (reduced size), sustained 
contraction (more reduced size) dan 
epitelialization. Pengkajian luka pada 
penelitian ini dilakukan setiap hari 
sampai luka Sirkumsisi sembuh. 
Menurut pendapat peneliti 
Nacl pada perawatan luka sirkum 
lebih kurang efektif karena tidak 
mengontrol area sekitar luka sirkum 
(peneliti tidak mengontrol saat pasien 
BAK/BAB). Penggunaan sarung 
selama 7 hari pada pasien membuat 
pasien terkontaminasi bakteri. 
Bakteri akan hilang dengan 
penggunaan Povidone Iodine 
walaupun Povidone Iodine memiliki 
efek negatif menghambat proliferasi 
sel namun ini lebih baik daripada 
luka pasien terinfeksi. 
F. Kesimpulan 
1. Rerata luka hari sembuh 
menggunakan Povidone Iodine 10% 
adalah adalah 7 hari dengan standar 
deviasi 0,655 hari, lama hari sembuh 
tersingkat adalah 6 hari dan lama hari 
sembuh terlama adalah 8 hari. 
2. Rerata luka hari sembuh 
menggunakan Nacl 0,9% adalah 7,87 
hari dengan standar deviasi 0,352 
hari, dengan lama hari sembuh 
tersingkat adalah 7 hari dan lama hari 
sembuh terlama adalah 8 hari 
3. Terdapat perbedaan yang signifikan 
rerata lama hari perawatan antara 
kelompok perlakuan (Povidone 
Iodine 10%) dengan kelompok 
kontrol (Nacl 0,9%) p value = 0,000 
(p value < 0,05). 
DAFTAR PUSTAKA 
Arifianto. (2012). Orangtua Cermat, Anak 
Sehat. Gagas Media Jakarta 
Benson, Ralph C . Pernol. Martin L. (2009). 
Buku Saku Obstetri dan Gineologi 
edisi 9. EGC. Jakarta 
Basuki. (2010). Teknik Sirkumsisi. Malang: 
RSSA Malang 
Djauji, Syamsuridjal. (2012) . Raih kembali 
kesehatan, Mencegah berbagai 
penyakit Hidup Sehat untuk 
keluarga. Kompas Media Group. 
Jakarta 
Hermana, 2000. Hubungan dukungan 
keluarga dengan motivasi anak usia 
sekolah (7-12 tahun) untuk 
melakukan sirkumsisi Di Desa 
Bedingin Kecamatan Sambit 
Kabupaten Ponorogo. 
Haws. Paulette S. (2008). Asuhan Neonatus 
Rujukan Cepat.EGC. Jakarta 
Harsono, Anik Suwarni, Lilis Murtutik. 
(2009). Perbedaan penyembuhan 
luka post sikumsisi dengan metode
12 
eletro couter dan metode 
konvensional pada pasien sirkumsisi 
di Poliklinik Morodadi Boyolali 
Hamilton, Persis Mary.(1995). Dasar-Dasar 
Keperawatan Maternitas. EGC. 
Jakarta 
Hastono, Santoso.Priyo .(2007). Analisis 
Data. Jakarta, Penerbit Pustaka 
Fakultas Kesehatan. Masyarakat-UI 
Istikomah, Nurul. (2010). Perbedaan 
Perawatan Luka Dengan 
Menggunakan Povodine Iodine 10% 
Dan NaCl 0,9% Terhadap Proses 
Penyembuhan Luka Pada Pasien 
Post Operasi Prostatektomi Di 
Ruang Anggrek RSUD Tugurejo 
Semarang 
JM Stevens, F Bordui, Vab der Weyde. 
(1999). Ilmu Keperawatan Jilid 2 
Edisi 2. EGC. Jakarta. 
Mansjoer, Arif. (2000). Kapita Selekta 
Kedokteran Edisi 3, Medica. 
Aesculpalus, FKUI, Jakarta. 
Purnomo, BB (2007). Dasar-dasar Urologi. 
Jakarta: CV Agung Seto 
Republika. Co.id.(2014) Hari ini Islam jadi 
agama terbesar di Dunia artikel 
dalam 
http://www.republika.co.id/berita/du 
nia-islam/hikmah/14/01/13/mzbetu-hari- 
ini-islam-jadi-agama-terbesar-di- 
dunia 
Uli rimadhani masruroh. (2010). Pengaruh 
penggunaan larutan Nacl 0,9% 
dengan larutan betadine 10% 
terhadap proses penyembuhan luka 
post operasi di rumah sakit umum 
daerah ambarawa semarang 
WHO.(2014). Male circumcision for HIV 
prevention dalam 
http://www.who.int/hiv/topics/maleci 
rcumcision/en/ 
WHO, (2014). WHO Prequalification of 
Male Circumcision Devices Dalam 
http://www.who.int/diagnostics_labo 
ratory/evaluations/prequalification_ 
male_circumcision_devices/en/ 
------.(2014). New data on male circumcision 
and HIV prevention: Policy and 
programme implications dalam 
http://www.who.int/hiv/pub/malecirc 
umcision/research_implications/en/ 
------. (2014). Demand for male circumcision 
rises in a bid to prevent HIV dalam 
http://www.who.int/bulletin/volumes 
/84/7/news10706/en/ 
------. (2014). Male circumcision for HIV 
control Dalam 
http://www.who.int/reproductiveheal 
th/topics/rtis/male_circumcision/en/ 
Wong, Donna L et al. (2009). BukuAjar 
Keperawatan Pediatrik volume 1. 
EGC. Jakarta 
Yuliaji Siswanto, Heni Purwaningsih, (2011) 
Perbedaan penyembuhan luka 
jahitan antara pemberian kompres 
povidone iodine 10% dengan 
kompres nacl 0,9% pada pasien post 
operasi hernioraphy di ruang bedah 
RSUD KRT Setjonegoro Wonosobo 
Penulis penanggung jawab 
Hardono, S.Kep., Ns., M.Kep, Didi 
Suswanto, M.Kes

More Related Content

Similar to PERBANDINGAN PERAWATAN

5D_Kelompok 1_Makalah Tinjauan Teori Katarak.pdf
5D_Kelompok 1_Makalah Tinjauan Teori Katarak.pdf5D_Kelompok 1_Makalah Tinjauan Teori Katarak.pdf
5D_Kelompok 1_Makalah Tinjauan Teori Katarak.pdfIndah12Safitri20
 
JURDING PFT SNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNN
JURDING PFT SNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNJURDING PFT SNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNN
JURDING PFT SNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNChairulLatief2
 
efektivitas nistatin pada kandidemia
efektivitas nistatin pada kandidemiaefektivitas nistatin pada kandidemia
efektivitas nistatin pada kandidemiashelvytucunan1
 
Konsep perawatan luka bersih dan angkat jahitan
Konsep perawatan luka bersih dan angkat jahitanKonsep perawatan luka bersih dan angkat jahitan
Konsep perawatan luka bersih dan angkat jahitanSulistia Rini
 
PEDOMAN ORGANISASI TIM KESELAMATAN PASIEN RS,f.pdf
PEDOMAN ORGANISASI TIM KESELAMATAN PASIEN RS,f.pdfPEDOMAN ORGANISASI TIM KESELAMATAN PASIEN RS,f.pdf
PEDOMAN ORGANISASI TIM KESELAMATAN PASIEN RS,f.pdffifinoktaviani
 
Info Kita Online Maret
Info Kita Online MaretInfo Kita Online Maret
Info Kita Online Maretppidkemenkes
 
Ersi setiani.21340027 p.ppt.proposal
Ersi setiani.21340027 p.ppt.proposalErsi setiani.21340027 p.ppt.proposal
Ersi setiani.21340027 p.ppt.proposalsukkmaladewilaura
 
Presentation of my mini research
Presentation of my mini researchPresentation of my mini research
Presentation of my mini researchSandra Aja
 
Efek Radiasi dan Proteksi Radiasi pada Pasien Pediatrik [2018]
Efek Radiasi dan Proteksi Radiasi pada Pasien Pediatrik [2018]Efek Radiasi dan Proteksi Radiasi pada Pasien Pediatrik [2018]
Efek Radiasi dan Proteksi Radiasi pada Pasien Pediatrik [2018]sunarya afaf
 
Asuhan Keperawatan lanjut usia gangguan sistem penglihatan katarak dengan int...
Asuhan Keperawatan lanjut usia gangguan sistem penglihatan katarak dengan int...Asuhan Keperawatan lanjut usia gangguan sistem penglihatan katarak dengan int...
Asuhan Keperawatan lanjut usia gangguan sistem penglihatan katarak dengan int...Universitas Katolik Musi Charitas
 
Mencegah VAP ( Ventilator Associated Pneumonia )
Mencegah VAP ( Ventilator Associated Pneumonia )Mencegah VAP ( Ventilator Associated Pneumonia )
Mencegah VAP ( Ventilator Associated Pneumonia )Bambang Fadhil
 

Similar to PERBANDINGAN PERAWATAN (20)

5D_Kelompok 1_Makalah Tinjauan Teori Katarak.pdf
5D_Kelompok 1_Makalah Tinjauan Teori Katarak.pdf5D_Kelompok 1_Makalah Tinjauan Teori Katarak.pdf
5D_Kelompok 1_Makalah Tinjauan Teori Katarak.pdf
 
JURDING PFT SNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNN
JURDING PFT SNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNJURDING PFT SNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNN
JURDING PFT SNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNN
 
Proposal poli ganggren
Proposal poli ganggrenProposal poli ganggren
Proposal poli ganggren
 
efektivitas nistatin pada kandidemia
efektivitas nistatin pada kandidemiaefektivitas nistatin pada kandidemia
efektivitas nistatin pada kandidemia
 
Bab 1 3
Bab 1 3Bab 1 3
Bab 1 3
 
Bab 1 3
Bab 1 3Bab 1 3
Bab 1 3
 
K3 01.ppt
K3 01.pptK3 01.ppt
K3 01.ppt
 
MAKALAH KELOMPOK 3.docx
MAKALAH KELOMPOK 3.docxMAKALAH KELOMPOK 3.docx
MAKALAH KELOMPOK 3.docx
 
Konsep perawatan luka bersih dan angkat jahitan
Konsep perawatan luka bersih dan angkat jahitanKonsep perawatan luka bersih dan angkat jahitan
Konsep perawatan luka bersih dan angkat jahitan
 
Cheilitis angularis etio mekaa
Cheilitis angularis etio mekaaCheilitis angularis etio mekaa
Cheilitis angularis etio mekaa
 
PEDOMAN ORGANISASI TIM KESELAMATAN PASIEN RS,f.pdf
PEDOMAN ORGANISASI TIM KESELAMATAN PASIEN RS,f.pdfPEDOMAN ORGANISASI TIM KESELAMATAN PASIEN RS,f.pdf
PEDOMAN ORGANISASI TIM KESELAMATAN PASIEN RS,f.pdf
 
Info Kita Online Maret
Info Kita Online MaretInfo Kita Online Maret
Info Kita Online Maret
 
Regenerasi
RegenerasiRegenerasi
Regenerasi
 
Ersi setiani.21340027 p.ppt.proposal
Ersi setiani.21340027 p.ppt.proposalErsi setiani.21340027 p.ppt.proposal
Ersi setiani.21340027 p.ppt.proposal
 
Presentation of my mini research
Presentation of my mini researchPresentation of my mini research
Presentation of my mini research
 
Efek Radiasi dan Proteksi Radiasi pada Pasien Pediatrik [2018]
Efek Radiasi dan Proteksi Radiasi pada Pasien Pediatrik [2018]Efek Radiasi dan Proteksi Radiasi pada Pasien Pediatrik [2018]
Efek Radiasi dan Proteksi Radiasi pada Pasien Pediatrik [2018]
 
Asuhan Keperawatan lanjut usia gangguan sistem penglihatan katarak dengan int...
Asuhan Keperawatan lanjut usia gangguan sistem penglihatan katarak dengan int...Asuhan Keperawatan lanjut usia gangguan sistem penglihatan katarak dengan int...
Asuhan Keperawatan lanjut usia gangguan sistem penglihatan katarak dengan int...
 
Mencegah VAP ( Ventilator Associated Pneumonia )
Mencegah VAP ( Ventilator Associated Pneumonia )Mencegah VAP ( Ventilator Associated Pneumonia )
Mencegah VAP ( Ventilator Associated Pneumonia )
 
Laporan pkm fogging
Laporan pkm foggingLaporan pkm fogging
Laporan pkm fogging
 
1. ppt seminar proposal tesis
1. ppt seminar proposal tesis 1. ppt seminar proposal tesis
1. ppt seminar proposal tesis
 

More from sapakademik

Konsep sehat sakit keperawatan transkultural
Konsep sehat sakit keperawatan transkulturalKonsep sehat sakit keperawatan transkultural
Konsep sehat sakit keperawatan transkulturalsapakademik
 
Komunikasi keperawatan transkultural
Komunikasi keperawatan transkulturalKomunikasi keperawatan transkultural
Komunikasi keperawatan transkulturalsapakademik
 
Kaldik 2014 2015 ganjil
Kaldik 2014 2015 ganjilKaldik 2014 2015 ganjil
Kaldik 2014 2015 ganjilsapakademik
 
Daftar buku perpustakaan stikes aisyah pringsewu tahun 2011
Daftar buku perpustakaan stikes aisyah pringsewu tahun 2011Daftar buku perpustakaan stikes aisyah pringsewu tahun 2011
Daftar buku perpustakaan stikes aisyah pringsewu tahun 2011sapakademik
 
Beasiswa ppa bbm
Beasiswa ppa bbmBeasiswa ppa bbm
Beasiswa ppa bbmsapakademik
 
Panduan akses siakad mahasiswa
Panduan akses siakad mahasiswaPanduan akses siakad mahasiswa
Panduan akses siakad mahasiswasapakademik
 
Jadwal pengawas UTS Ganjil T.A 2014-2015
Jadwal pengawas UTS Ganjil T.A 2014-2015Jadwal pengawas UTS Ganjil T.A 2014-2015
Jadwal pengawas UTS Ganjil T.A 2014-2015sapakademik
 
JADWAL UTS SEMESTER GANJIL T.A 2014-2015
JADWAL UTS SEMESTER GANJIL T.A 2014-2015JADWAL UTS SEMESTER GANJIL T.A 2014-2015
JADWAL UTS SEMESTER GANJIL T.A 2014-2015sapakademik
 
Silabus bahasa inggris semester 5
Silabus bahasa inggris semester 5Silabus bahasa inggris semester 5
Silabus bahasa inggris semester 5sapakademik
 
Contoh pengisian krs d4 bidan pendidik
Contoh pengisian krs d4 bidan pendidikContoh pengisian krs d4 bidan pendidik
Contoh pengisian krs d4 bidan pendidiksapakademik
 
Contoh pengisian krs s1 keperawatan
Contoh pengisian krs s1 keperawatanContoh pengisian krs s1 keperawatan
Contoh pengisian krs s1 keperawatansapakademik
 
Jurnal Hery Wismono
Jurnal Hery WismonoJurnal Hery Wismono
Jurnal Hery Wismonosapakademik
 
Jurnal Fitria Ramadani
Jurnal Fitria RamadaniJurnal Fitria Ramadani
Jurnal Fitria Ramadanisapakademik
 
Jurnal deni asnawi
Jurnal deni asnawiJurnal deni asnawi
Jurnal deni asnawisapakademik
 
Jurnal Cindra Ramadhani Sampurna
Jurnal Cindra Ramadhani SampurnaJurnal Cindra Ramadhani Sampurna
Jurnal Cindra Ramadhani Sampurnasapakademik
 
Jurnal ari prastiono
Jurnal ari prastionoJurnal ari prastiono
Jurnal ari prastionosapakademik
 
Jurnal cecep kuswanto
Jurnal cecep kuswantoJurnal cecep kuswanto
Jurnal cecep kuswantosapakademik
 

More from sapakademik (20)

Konsep sehat sakit keperawatan transkultural
Konsep sehat sakit keperawatan transkulturalKonsep sehat sakit keperawatan transkultural
Konsep sehat sakit keperawatan transkultural
 
Komunikasi keperawatan transkultural
Komunikasi keperawatan transkulturalKomunikasi keperawatan transkultural
Komunikasi keperawatan transkultural
 
Kaldik 2014 2015 ganjil
Kaldik 2014 2015 ganjilKaldik 2014 2015 ganjil
Kaldik 2014 2015 ganjil
 
Daftar buku perpustakaan stikes aisyah pringsewu tahun 2011
Daftar buku perpustakaan stikes aisyah pringsewu tahun 2011Daftar buku perpustakaan stikes aisyah pringsewu tahun 2011
Daftar buku perpustakaan stikes aisyah pringsewu tahun 2011
 
Beasiswa ppa bbm
Beasiswa ppa bbmBeasiswa ppa bbm
Beasiswa ppa bbm
 
Beasiswa ppa
Beasiswa ppaBeasiswa ppa
Beasiswa ppa
 
Panduan akses siakad mahasiswa
Panduan akses siakad mahasiswaPanduan akses siakad mahasiswa
Panduan akses siakad mahasiswa
 
Jadwal pengawas UTS Ganjil T.A 2014-2015
Jadwal pengawas UTS Ganjil T.A 2014-2015Jadwal pengawas UTS Ganjil T.A 2014-2015
Jadwal pengawas UTS Ganjil T.A 2014-2015
 
JADWAL UTS SEMESTER GANJIL T.A 2014-2015
JADWAL UTS SEMESTER GANJIL T.A 2014-2015JADWAL UTS SEMESTER GANJIL T.A 2014-2015
JADWAL UTS SEMESTER GANJIL T.A 2014-2015
 
Silabus bahasa inggris semester 5
Silabus bahasa inggris semester 5Silabus bahasa inggris semester 5
Silabus bahasa inggris semester 5
 
Contoh pengisian krs d4 bidan pendidik
Contoh pengisian krs d4 bidan pendidikContoh pengisian krs d4 bidan pendidik
Contoh pengisian krs d4 bidan pendidik
 
Contoh pengisian krs s1 keperawatan
Contoh pengisian krs s1 keperawatanContoh pengisian krs s1 keperawatan
Contoh pengisian krs s1 keperawatan
 
Jurnal Hery Wismono
Jurnal Hery WismonoJurnal Hery Wismono
Jurnal Hery Wismono
 
Jurnal Fitria Ramadani
Jurnal Fitria RamadaniJurnal Fitria Ramadani
Jurnal Fitria Ramadani
 
Jurnal firnando
Jurnal firnandoJurnal firnando
Jurnal firnando
 
Jurnal elyasari
Jurnal elyasariJurnal elyasari
Jurnal elyasari
 
Jurnal deni asnawi
Jurnal deni asnawiJurnal deni asnawi
Jurnal deni asnawi
 
Jurnal Cindra Ramadhani Sampurna
Jurnal Cindra Ramadhani SampurnaJurnal Cindra Ramadhani Sampurna
Jurnal Cindra Ramadhani Sampurna
 
Jurnal ari prastiono
Jurnal ari prastionoJurnal ari prastiono
Jurnal ari prastiono
 
Jurnal cecep kuswanto
Jurnal cecep kuswantoJurnal cecep kuswanto
Jurnal cecep kuswanto
 

Recently uploaded

Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikThomasAntonWibowo
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 

Recently uploaded (20)

Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 

PERBANDINGAN PERAWATAN

  • 1. 1 PERBANDINGAN PERAWATAN LUKA MENGUNAKAN POVIDONE IODINE 10% DAN NACL 0,9% TERHADAP PROSES PENYEMBUHAN LUKA SIRKUMSISI DI KLINIK ANUGRAH SEHAT SENDANG AGUNG LAMPUNG TENGAH ARIS BUDI SUSILO PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN STIKES AISYAH PRINGSEWU JL.A.Yani no 1 A Tambahrejo Kec.Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Abstrak xii + 63 halaman+ 3 tabel + 7 lampiran + 2 gambar Sirkumsisi adalah bagian dari syariat Islam dimana hukumnya bagi laki-laki adalah wajib. Manfaat sirkumsisi adalah mempermudah pembersihan dan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut, berkurangnya infeksi saluran kemih dan penyakit menular seksual terutama infeksi HIV. Akibat Sirkumsisi adalah luka. Penatalaksanaan luka sirkumsisi yang tepat merupakan salah satu faktor yang mendukung penyembuhan luka sirkum. Larutan yang digunakan untuk merawat luka sirkumsisi salah satunya adalah penggunaan Povidone Iodine dan Nacl . Tujuan penelitian ini adalah mengetahui rerata lama hari sembuh Povidone Iodine 10% dan Nacl 0,9% terhadap proses penyembuhan luka Sirkumsisi di Klinik Anugerah Sehat Sendang Agung Kabupaten Lampung Tengah. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain Quasi Experiment dengan Cohort Prospektif. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien sirkum masal di Klinik Anugerah Sehat Sendang Agung yaitu sebanyak 30 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata lama hari sembuh menggunakan Povidone Iodine 10% adalah 7 hari dengan standar deviasi 0,655 hari. Perawatan luka dengan menggunakan Nacl 0,9% adalah 7,87 hari dengan standar deviasi 0,352 hari. Terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata lama hari perawatan antara kelompok perlakuan (Povidone Iodine 10%) dengan kelompok kontrol (Nacl 0,9%) p value = 0,000 (pvalue < 0,05). Povidone Iodine 10% dianjurkan untuk digunakan pada penatalaksanaan luka sirkumsisi. Kata kunci : Nacl 0,9%, Povidone Iodine 10%, perawatan luka Kepustakaan : 22 (1995-2014) A. Latar Belakang Sirkumsisi adalah membuang prepusium penis sehingga glans penis menjadi terbuka dan merupakan bagian dari tindakan bedah minor. (Purnomo, 2003). Sirkumsisi adalah bagian dari syariat Islam dimana hukum Sirkumsisi bagi laki-laki adalah wajib. Jumlah penduduk dunia tahun 2013 adalah 7.021.836.029 dimana penganut agama Islam sebesar
  • 2. 2 22.43% (www.Republika.co. id). Di Indonesia, Tahun 2013 diperkirakan penduduk Indonesia capai 250 juta, dimana 80%-nya adalah pemeluk agama islam. Secara medis tidak ada batasan umur berapa yang boleh di Sirkumsisi. Usia Sirkumsisi pun dipengaruhi oleh adat istiadat setempat. Di Arab Saudi anak diSirkumsisi pada usia 3-7 tahun, di Mesir antara 5 dan 6 tahun, di India 5 dan 9 tahun dan di Iran biasanya umur 4 tahun. Di Indonesia, misalnya Suku Jawa lazimnya melakukan Sirkumsisi anak pada usia sekitar 15 tahun, sedangkan Suku Sunda pada usia 4 tahun (Hermana, 2000). Manfaat Sirkumsisi pada laki-laki menurut WHO, 2014 mengurangi risiko infeksi HIV melalui hubungan heteroseksual sekitar 60%. WHO menekankan bahwa Sirkumsisi laki-laki harus dianggap sebagai intervensi berkhasiat untuk pencegahan HIV di negara-negara dan wilayah dengan epidemi heteroseksual, HIV tinggi dan rendah prevalensi Sirkumsisi laki-laki. Di Kenya, pria yang diSirkumsisi berkurang resiko terjangkit HIV hingga 53%, di Uganda 48% sedangkan di Afrika Selatan terjadi pengurangan sampai 60%. (Harsono, Anik Suwarni, Lilis Murtutik, 2009). Manfaat Sirkumsisi adalah berkurangnya infeksi saluran kemih dan penyakit menular seksual terutama infeksi HIV (Wong, Donna et al. 2009). Selain itu Sirkumsisi ini bertujuan sebagai pelaksanaan ibadah agama/ritual atau bertujuan medis. Sirkumsisi ini juga bertujuan untuk mempermudah pembersihan dan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut (Hamilton, 1995). Salah satu teknik Sirkumsisi yang digunakan adalah Elektrocauter. Metode ini sedang marak di masyarakat dan lebih dikenal dengan sebutan “Sirkumsisi Laser”. Teknik ini menggunakan “elemen” yang dipanaskan dimana alatnya berbentuk seperti pistol dengan dua buah lempeng kawat di ujungnya yang saling berhubungan. Jika dialiri listrik, ujung logam akan panas dan memerah. Elemen yang memerah tersebut digunakan untuk memotong kulup. Kelebihan Teknik Sirkumsisi ini adalah cepat dan mudah menghentikan perdarahan yang ringan. Kekurangannya adalah menimbulkan bau yang menyengat seperti “sate” serta dapat menyebabkan luka bakar, metode ini membutuhkan energi listrik sebagai sumber daya dimana jika ada kebocoran (kerusakan) alat, dapat terjadi sengatan listrik yang berisiko bagi pasien maupun operator. Untuk proses penyembuhan, dibandingkan dengan cara konvensional itu sifatnya relatif karena tergantung dari sterilisasi alat yang dipakai, proses pengerjaannya dan kebersihan individu yang diSirkumsisi. Akibat Sirkumsisi adalah luka. Penatalaksanaan luka yang tepat merupakan salah satu faktor yang mendukung penyembuhan luka. Banyak cara yang telah dikembangkan untuk membantu penyembuhan luka, termasuk larutan pembersih yang digunakan untuk merawat luka dimana salah satunya adalah penggunaan Povidone Iodine dan Nacl (Istiqomah, nurul, 2010) Povidone Iodine merupakan kompleks kimia polivinilpirolidon (juga dikenal sebagai povidone dan PVP) dan unsur yodium. Povidone Iodine memiliki spektrum yang luas dari aktivitas antimikroba dengan efikasi terhadap bakteri, mikobakteri, jamur, protozoa dan virus dan dapat digunakan untuk mengobati luka akut dan kronis (Sibbald, Leaper, Queen, 2011). Menurut Schreier et al dalam Sibbald, Leaper, Queen, (2011) Iodine diyakini terkait dengan kemampuannya untuk cepat menembus dinding sel mikro-organisme. Povidone Iodine mempengaruhi struktur dan
  • 3. 3 fungsi enzim dan protein sel dan kerusakan fungsi sel bakteri dengan menghalangi ikatan hidrogen serta mengubah struktur membran. Ini menyebabkan kematian mikroba secara cepat dan membantu untuk mencegah perkembangan resistensi bakteri. Lebih dari 99% dari meticillin tahan Staphylococcus aureus (MRSA) sel tewas dalam waktu 10 detik setelah terpapar Povidone Iodine (Lacey dan Catto dalam Mertz, Sibbald, Leaper, Queen, 2011). Yodium cadexomer secara signifikan mengurangi MRSA dan jumlah bakteri dalam ketebalan parsial luka (Mertz, Sibbald, Leaper, Queen, 2011). Alternatif bahan lain dalam perawatan luka adalah Nacl . Larutan Natrium Klorida 0,9% Setiap liter larutan mengandung Natrium Klorida (Nacl ) 9,0 g, Air untuk injeksi ad. 1.000 ml, Osmolaritas : 308 mOsm/l Setara dengan ion-ion : Na⁺ : 154 mEq/l. Cl⁻ 154 mEq/l. Nacl merupakan garam yang berperan penting dalam memelihara tekanan osmosis darah dan jaringan. Peneliti melakukan pra survey pada 10 pasien Sirkumsisi di Klinik Anugerah Sehat Sendang Agung. Mendapatkan hasil terdapat perbedaan pada lama kesembuhan pasien Sirkumsisi yang dirawat dengan mengunakan Povidone Iodine 10% dan Nacl 0,9% dimana dari 5 pasien yang dirawat dirawat dengan Nacl 0,9% terdapat 4 pasien yang luka Sirkumsisi sembuh pada hari ke-8. Pada pasien yang dirawat dengan Povidone Iodine 10% terdapat 3 orang yang luka Sirkumsisi sembuh pada hari ke-8. Keputusan mengenai pilihan pengobatan luka melibatkan dua pertimbangan dasar, yaitu keamanan pengobatan, dan seberapa efektif pengobatan. Keamanan pengobatan perawatan luka dapat ditentukan oleh apakah pengobatan memperlambat kemajuan luka melalui tahap penyembuhan. Kemanjuran pengobatan perawatan luka (misalnya povidone-iodine) dapat dinilai secara in vitro dengan kemampuannya untuk membunuh mikroorganisme dan in vivo oleh apakah itu mengurangi tingkat atau keparahan infeksi luka (Burks RI, 1998). Proses fisiologis penyembuhan luka terdiri atas fase 4 fase, yaitu: respon inflamasi akut terhadap cedera, fase destruktif, fase proliferasi dan fase maturasi. Fase inflamasi mencakup hemostatis, pelepasan histamin dan mediator lain dari sel-sel yang rusak dan migrasi sel darah putih (leukosit polimorfonuklear dan magrofag ke tempat yang rusak tersebut). Fase Destruktif adalah pembersihan jaringan yang mati dan yng mengalami devitalisasi oleh leukosit polimorfonulear dan magrofag. Fase proliferasi adalah pada saat pembuluh darah baru, yang diperkut oleh jaringan ikat, menginfiltrasi luka. Fase maturasi mencakup re-epitelisasi, kontraksi luka dan reorganisasi jaringan ikat (Morison, 2004). Menurut Sussman dan Jensen (2007) pengkajian luka adalah mengkaji adanya hemorarrhage, maceration, undermining, erytema, necrosis, adherence, granulation (decreased depth), appearance of contraction (reduced size), sustained contraction (more reduced size) dan epitelialization. Pengkajian luka pada penelitian ini dilakukan setiap hari sampai luka Sirkumsisi sembuh. Penelitian terkait adalah penelitian Istikomah, Nurul (2010) yang berjudul Perbedaan Perawatan Luka Dengan Menggunakan Povidone Iodine 10% Dan Nacl 0,9% Terhadap Proses Penyembuhan Luka Pada Pasien Post Operasi Prostatektomi Di Ruang Anggrek RSUD Tugurejo Semarang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan proses penyembuhan luka yang signifikan antara pasien post
  • 4. 4 operasi Prostatektomi yang diberikan perawatan luka dengan menggunakan Povidone Iodine 10% dan Nacl 0,9% dengan p value 0,040. Maka Povidone Iodine 10% lebih baik dari Nacl 0,9% didalam proses penyembuhan luka post operasi Prostatektomi. Ada perbedaan proses penyembuhan antara luka post operasi Prostatektomi yang dirawat dengan menggunakan Povidone Iodine 10% dan Nacl 0,9%. Begitu pula penelitian Yuliaji Siswanto, dan Heni Purwaningsih, 2011 yang berjudul perbedaan penyembuhan luka jahitan antara pemberian kompres Povidone Iodine 10% dengan kompres Nacl 0,9% pada pasien post operasi Hernioraphy di ruang bedah RSUD KRT Setjonegoro Wonosobo. Berdasarkan hasil penelitian ada perbedaan penyembuhan luka pada pasien post operasi Hernioraphy di ruang bedah RSUD KRT Setjonegoro Wonosobo yang signifikan antara kompres Nacl 0,9% dan kompres Povidine Iodine 10% (p=0,001). B. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Diketahuinya perbandingan perawatan luka mengunakan Povidone Iodine 10% dan Nacl 0,9% terhadap proses penyembuhan luka Sirkumsisi di Klinik Anugerah Sehat Sendang Agung Kabupaten Lampung Tengah. 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus penelitian ini meliputi: a. Diketahuinya rerata lama hari sembuh mengunakan Povidone Iodine 10% terhadap proses penyembuhan luka Sirkumsisi di Klinik Anugerah Sehat Sendang Agung Kabupaten Lampung Tengah. b. Diketahuinya rerata lama hari sembuh menggunakan Nacl 0,9% terhadap proses penyembuhan luka Sirkumsisi di Klinik Anugerah Sehat Sendang Agung Kabupaten Lampung Tengah. Diketahuinya perbandingan rerata lama hari sembuh mengunakan Povidone Iodine 10% dan Nacl 0,9% pada luka Sirkumsisi di Klinik Anugerah Sehat Sendang Agung Kabupaten Lampung Tengah c. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian Kuantitatif dengan Quasi Experiment/Eksperimen Semu dengan Cohort Prospektif yang bertujuan membandingkan perawatan luka dengan menggunakan Povidone Iodine 10% dengan Nacl 0,9% terhadap proses penyembuhan luka Sirkumsisi di Klinik Anugerah Sehat Sendang Agung Kabupaten Lampung Tengah. d. Hasil Penelitian 1. Analisa Univariat Tujuan dari analisis ini untuk menjelaskan/mendeskripsikan karakteristik masing-masing variable yang diteliti. a) Perawatan Luka dengan menggunakan Povidone Iodine 10% Berdasarkan tabel 4.1 didapatkan hasil dari 15 responden kelompok perlakuan Povidone Iodine 10% terdapat nilai mean (rata-rata) dan median (nilai tengah) 7 hari dengan standar deviasi 0,655 hari, lama hari sembuh tersingkat adalah 6 hari dan lama hari sembuh terlama adalah 8 hari. b) Perawatan luka dengan Nacl 0,9% Hasil penelitian didapatkan bahwa rerata hari perawatan pada kelompok perlakuan menggunakan
  • 5. 5 Povidone Iodine 10% adalah 7 hari dengan standar deviasi 0,655 hari sedangkan untuk kelompok kontrol perawatan luka dengan Nacl 0,9% adalah 7,87 hari dengan standar deviasi 0,352 hari. Hasil uji statistik didapatkan nilai p value = 0,000 berarti pada alpha 5% terlihat terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata lama hari perawatan antara kelompok perlakuan (Povidone Iodine 10%) dengan kelompok kontrol (Nacl 0,9%). E. Pembahasan Pembahasan adalah kesenjangan yang muncul setelah peneliti melakukan penelitian kemudian membandingkan antara teori dengan hasil Penelitian. 1. Rerata lama hari sembuh mengunakan Povidone Iodine 10% pada proses penyembuhan luka Sirkumsisi di Klinik Anugerah Sehat Sendang Agung Kabupaten Lampung Tengah Hasil penelitian yang dilakukan Klinik Anugerah Sehat Sendang Agung Kabupaten Lampung Tengah diperoleh hasil dari 15 responden kelompok perlakuan Povidone Iodine 10% terdapat nilai mean (rata-rata) dan median (nilai tengah) 7 hari dengan standar deviasi 0,655 hari, lama hari sembuh tersingkat adalah 6 hari dan lama hari sembuh terlama adalah 8 hari. Hasil penelitian ini serupa dengan penelitian Istiqomah, Nurul (2010) yang berjudul perbedaan perawatan luka dnegan menggunakan Povodine Iodine 10% dan Nacl 0,9% terhadap proses penyembuhan luka pada pasien post operasi prostatektomi di ruang Anggrek RSUD Tugurejo Semarang mendapatkan hasil pada pelaksanaan observasi perawatan luka pada hari ke-3 yakni pada saat luka balutan pertama kali dibuka, sebelum dan sesudah dilakukan perawatan luka dengan menggunakan Povodine Iodine 10% dari 5 responden (100%), didapatkan hasil 5 responden dengan kategori penyembuhan sempurna. Ada perbedaan mean perawatan luka sesudah dan sebelum di berikan Povodine Iodine 10%. Selanjutnya dilakukan uji-t didapatkan hasil sig (2- tailed) 0,033 lebih kecil dari 0,05 yang berarti bahwa perawatan luka post operasi antara sebelum dan sesudah diberi Povodine Iodine 10% ada perbedaan yang bermakna. Dilihat dari mean sebelum dan sesudah pemberian Povodine Iodine 10% terdapat rata-rata kategori penyembuhan yang hampir sama antara sesudah dan sebelum pemberian Povodine Iodine 10%, yaitu pada kategori penyembuhan sempurna. Pada penelitian ini terdapat lama hari sembuh tersingkat adalah 6 hari kemungkinan dikarenakan orang tua mengikuti intruksi peneliti terkait standar operasional prosedur perawatan luka sirkum, minum obat antibiotik oral secara teratur untuk menghindari terjadinya infeksi yang pada akhirnya menghambat penyembuhan luka sirkumsisi. Pada penelitian ini terdapat lama hari sembuh terlama adalah 8 hari kemungkinan disebabkan karena penggunaan Povidone Iodine secara berlebihan, kebersihan linen, personal hygine pasien setelah buang air besar/kecil tidak maksimal dan aktivitas anak yang berlebihan. Hal ini didukung oleh Sibbald RG, Leaper DJ, Queen D (2011) konsensus internasional pada pengelolaan luka infeksi, merekomendasikan penggunaan antiseptik dressing sebagai bagian dari keseluruhan rencana
  • 6. 6 pengelolaan dengan indikasi untuk mencegah infeksi luka atau kekambuhan infeksi pada pasien risiko infeksi, mengobati infeksi lokal, mengobati penyebaran infeksi ketika penyembuhan tertunda, dan mengobati berbagai luka infeksi atau dicurigai, termasuk ulkus tekanan, vena tungkai ulkus, ulkus kaki diabetik, luka bakar ringan dan luka kulit badan dangkal. Menurut pendapat peneliti hendaknya Povodine Iodine 10% digunakan dalam perawatan luka terutama luka Sirkumsisi karena memiliki spektrum yang luas dari aktivitas antimikroba dengan efikasi terhadap bakteri, mikobakteri, jamur, protozoa dan virus dan dapat digunakan untuk mengobati luka akut dan kronis, mempunyai kelebihan dimana mampu untuk cepat menembus dinding sel mikro-organisme. Iodine Povidine mempengaruhi struktur dan fungsi enzim dan protein sel dan kerusakan fungsi sel bakteri dengan menghalangi ikatan hidrogen dan mengubah membran structur. Ini menyebabkan kematian mikroba secara cepat dan membantu untuk mencegah perkembangan resistensi bakteri. Sesuai konsensus internasional pada pengelolaan luka infeksi, merekomendasikan Povidone Iodine untuk penggunaan antiseptik dressing sebagai bagian dari keseluruhan rencana pengelolaan dengan indikasi untuk mencegah infeksi luka atau kekambuhan infeksi pada pasien risiko infeksi, mengobati infeksi lokal, mengobati penyebaran infeksi ketika penyembuhan tertunda, dan mengobati berbagai luka infeksi atau dicurigai, termasuk luka bakar ringan dan luka kulit badan dangkal injuries. Peneliti juga menyarankan untuk pasien agar melakukan istirahat untuk beberapa hari guna menghindari bengkak (odema), jangan melakukan aktifitas yang berlebihan seperti melompat-lompat atau berlari-lari karena memperlambat proses pengeringan luka, karena dapat berakibat fatal berisiko menimbulkan pendarahan. 2. Rerata lama hari sembuh menggunakan Nacl 0,9% terhadap proses penyembuhan luka Sirkumsisi di Klinik Anugerah Sehat Sendang Agung Kabupaten Lampung Tengah Hasil penelitian yang dilakukan Klinik Anugerah Sehat Sendang Agung Kabupaten Lampung Tengah diperoleh hasil dari 15 responden kelompok kontrol Nacl 0,9% terdapat nilai mean (rata-rata) dan median (nilai tengah) 7,87 hari dengan standar deviasi 0,352 hari, lama hari sembuh tersingkat adalah 7 hari dan lama hari sembuh terlama adalah 8 hari. Hasil penelitian ini serupa dengan penelitian Istiqomah, Nurul (2010) yang berjudul perbedaan perawatan luka dnegan menggunakan Povodine Iodine 10% dan Nacl 0,9% terhadap proses penyembuhan luka pada pasien post operasi prostatektomi di ruang Anggrek RSUD Tugurejo Semarang mendapatkan hasil pada pelaksanaan observasi perawatan luka pada hari ke-3 yakni saat pertama kali balutan dibuka, sebelum dilakukan perawatan luka dengan menggunakan Nacl 0,9% dari jumlah 5 responden (100%), didapatkan hasil 5 responden dengan kategori penyembuhan sempurna. Pada hari ke-8 (posttest), setelah dilakukan perawatan luka dengan menggunakan Nacl 0,9% dari jumlah 5 responden, didapatkan hasil 4 (80%) responden
  • 7. 7 dengan kategori penyembuhan sempurna 1 (20%) responden dengan kategori penyembuhan terganggu. Ada perbedaan mean perawatan luka sesudah dan sebelum di berikan Nacl 0,9%. Selanjutnya dilakukan uji-t didapatkan hasil sig (2-tailed) 0,115 (hasil terlampir) lebih besar dari 0,05 yang berarti bahwa perawatan luka post operasi antara sebelum dan sesudah diberi Nacl 0,9% tidak ada perbedaan yang bermakna. Dilihat dari mean sebelum dan sesudah pemberian Nacl 0,9% terdapat rata-rata kategori penyembuhan yang hampir sama antara sesudah dan sebelum pemberian Nacl 0,9%, yaitu pada kategori penyembuhan sempurna. Menurut analisa peneliti lama hari sembuh tersingkat pada kelompok kontrol Nacl 0,9% adalah 7 hari kemungkinan disebabkan karena kebersihan alat genital terjaga dan adanya upaya minimalisasi gesekan. Menurut analisa peneliti pada kelompok kontrol Nacl 0,9% lama hari sembuh terlama adalah 8 hari kemungkinan dikarenakan masih adanya pantangan pasien Sirkumsisi mengkonsumsi makanan tertentu seperti ikan, telur dan daging, kebersihan linen, personal hygiene kurang maksimal dan aktivitas anak berlebihan. Hal ini didukung oleh teori bahwa Cairan Nacl 0,9% termasuk dalam cairan isotonic. Cairan isotonic adalah cairan yang osmolaritas (tingkat kepekatan) cairannya mendekati serum (bagian cair dari komponen darah), sehingga terus berada di dalam pembuluh darah. Menurut teori Liley dan Aucker (1999) dalam Istiqomah, Nurul (2010) Nacl 0,9% aman digunakan untuk merawat luka karena kandungan natrium dan klorida yang seimbang dan bersifat fisiologis atau sama seperti cairan tubuh. Dilihat dari aspek ekonomis Nacl 0,9% memiliki harga yang relative lebih murah dibandingkan dnegan Povodine Iodine 10%. Natrium klorida adalah larutan fisiologis yang ada di seluruh tubuh sehingga tidak ada reaksi hipersensitivitas dari natrium klorida. Normal saline aman digunakan untuk kondisi apapun. Henderson (1992) menyatakan bahwa Natrium klorida mempunyai Na dan Cl yang sama seperti plasma, larutan ini tidak mempengaruhi sel darah merah. Nacl 0,9% merupakan larutan isotonis aman untuk tubuh, tidak iritan, melindungi granulasi jaringan dari kondisi kering, menjaga kelembapan disekitar luka dan membantu luka menjalani proses penyembuhan. Untuk luka bakar seperti Sirkumsisi dengan metode elektrocauter, Nacl 0,9% dianjurkan karena cairan ini memiliki konsentrasi sama dengan cairan tubuh, sedangkan pada luka bakar terjadi pelepasan panas dan peningkatan penguapan dari daerah tersebut disertai dengan hilangny cairan tubuh. Diharapkan dengan pemberian Nacl maka dehidrasi dapat dicegah berbeda dengan pemberian Povodine Iodine yang bertindak sebagai desinfektan, jika konsentrasi larutan terlalu tinggi maka akan memperparah dehidrasi. Menurut pendapat peneliti Nacl 0,9% digunakan sebagai altenatif Povodine Iodine jika terjadi hipersensitivitas mengingat Nacl 0,9% termasuk dalam cairan isotonic. Cairan isotonic adalah cairan infuse yang osmolaritas (tingkat kepekatan) cairannya mendekati serum (bagian cair dari komponen darah), sehingga
  • 8. 8 terus berada di dalam pembuluh darah. Menginat Nacl 0,9% aman digunakan untuk merawat luka karena kandungan natrium dan klorida yang seimbang dan bersifat fisiologis atau sama seperti cairan tubuh. Dilihat dari aspek ekonomis Nacl 0,9% memiliki harga yang relative lebih murah dibandingkan dnegan Povodine Iodine 10%. Mempunyai sifat tidak iritan, melindungi granulasi jaringan dari kondisi kering, menjaga kelembapan disekitar luka dan membantu luka menjalani proses penyembuhan.Untuk luka bakar seperti Sirkumsisi dengan metode elektrocauter, Nacl 0,9% dianjurkan karena pada luka bakar terjadi pelepasan panas dan peningkatan penguapan dari daerah tersebut disertai dengan hilangny cairan tubuh. Diharapkan dengan pemberian Nacl maka dehidrasi dapat dicegah berbeda dengan pemberian Povodine Iodine yang bertindak sebagai desinfektan, jika konsentrasi larutan terlalu tinggi maka akan memperparah dehidrasi. Hendaknya pasien menjaga kebersihan alat genital, mengkonsumsi makanan tinggi protein dan hindari makanan pedas, mie atau minuman bersoda karena dapat mengganggu kesehatan seperti gangguan pencernaan atau radang tenggorokan. Hal tersebut akan menghambat proses penyembuhan luka khitan karena konsentrasi kekebalan tubuh jadi terpecah untuk menyembuhkan luka sekaligus mengobati masalah kesehatan yang lain. Jadi ada baiknya selama masa penyembuhan tidak memakan makanan yang bisa merugikan kesehatan. Akan lebih baik apabila ditambahkan dengan memperbanyak konsumsi sayur dan buah-buahan. Jadi, tetap jaga pola makan dengan makanan bergizi dan protein yang mencukupi. 3. Perbandingan rerata lama hari sembuh mengunakan Povidone Iodine 10% dan Nacl 0,9% terhadap proses penyembuhan luka Sirkumsisi di Klinik Anugerah Sehat Sendang Agung Kabupaten Lampung Tengah Hasil penelitian yang dilakukan Klinik Anugerah Sehat Sendang Agung Kabupaten Lampung Tengah diperoleh hasil rerata hari perawatan pada kelompok perlakuan menggunakan Povidone Iodine 10% adalah 7 hari dengan standar deviasi 0,655 hari sedangkan untuk kelompok kontrol perawatan luka dengan Nacl 0,9% adalah 7,87 hari dengan standar deviasi 0,352 hari. Hasil uji statistik didapatkan nilai p value = 0,000 berarti pada alpha 5% terlihat terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata lama hari perawatan antara kelompok perlakuan (Povidone Iodine 10%) dengan kelompok kontrol (Nacl 0,9%). Hasil penelitian ini serupa dengan penelitian Istikomah, Nurul (2010) yang berjudul Perbedaan Perawatan Luka Dengan Menggunakan Povodine Iodine 10% Dan Nacl 0,9% Terhadap Proses Penyembuhan Luka Pada Pasien Post Operasi Prostatektomi Di Ruang Anggrek RSUD Tugurejo Semarang. Hasil independent t-test menunjukkan terdapat perbedaan proses penyembuhan luka yang signifikan antara pasien post operasi prostatektomi yang diberikan perawatan luka dengan menggunakan betadine 10% dan Nacl 0,9% dengan p value 0,040. Maka betadine 10% lebih baik dari Nacl 0,9% didalam proses penyembuhan luka post operasi prostatektomi. Begitu pula
  • 9. 9 hasil penelitian Siswanto dan Purwaningsih (2011) yang berjudul perbedaan penyembuhan luka jahitan antara pemberian kompres Povidone Iodine 10% dengan kompres Nacl 0,9% pada pasien post operasi Hernioraphy di Ruang Bedah RSUD KRT Setjonegoro Wonosobo mendapatkan hasil penelitian tentang kategori perawatan luka dengan menggunakan Nacl 0,9% didapatkan bahwa pada responden kelompok Nacl terbanyak kategori sembuh primer sebesar 7 responden (63,6%) dan tidak ada yang sembuh tersier. Sedangkan menggunakan Povodine Iodine 10% didapatkan bahwa pada responden kelompok Povidone Iodine terbanyak kategori sembuh sekunder sebesar 6 responden (54,5%) dan terdapat 4 responden (36,4%) yang masuk kategori sembuh tersier. Ada perbedaan penyembuhan luka pada pasien post operasi hernioraphy di ruang bedah RSUD KRT Setjonegoro Wonosobo yang signifikan antara kompres Nacl 0,9% dan kompres Povodine Iodine 10% (p=0,001). Namun hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Uli Rimadhani Masruroh (2010) yang berjudul pengaruh penggunaan larutan Nacl 0,9% dengan larutan betadine 10% terhadap proses penyembuhan luka post operasi di Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa Semarang mendapatkan hasil tidak ada perbedaan yang bermakna terhadap pengaruh penggunaan Larutan Nacl 0,9% dengan Betadine 10% setelah dilakukan intervensi pada luka post operasi. Menurut analisa peneliti hasil rata-rata hari perawatan pada kelompok perlakuan menggunakan Povidone Iodine 10% adalah 7 hari dengan standar deviasi 0,655 sedangkan pada kelompok kontrol perawatan luka dengan Nacl 0,9% adalah 7,87 hari dengan standar deviasi 0,352 hari kemungkinan dikarenakan perawatan luka di rumah sterilisasi perawatan luka kurang terjaga sehingga masih dibutuhkan antiseptik. Luka yang dirawat di rumah oleh keluarga kurang bisa termonitor kebersihannya terkait kegiatan buang air besar/buang air kecil, ditambah aktivitas (gerak) pasien sirkum yang sulit dibatasi. Hal ini didukung oleh teori Morison (2004) menyatakan proses fisiologis penyembuhan luka terdiri atas fase 4 fase, yaitu: respon inflamasi akut terhadap cedera, fase destruktif, fase proliferasi dan fase maturasi. Fase inflamasi mencakup hemostatis, pelepasan histamin dan mediator lain dari sel-sel yang rusak dan migrasi sel darah putih (leukosit polimorfonuklear dan magrofag ke tempat yang rusak tersebut). Fase Destruktif adalah pembersihan jaringan yang mati dan yng mengalami devitalisasi oleh leukosit polimorfonulear dan magrofag. Fase proliferasi adalah pada saat pembuluh darah baru, yang diperkuat oleh jaringan ikat, menginfiltrasi luka. Fase maturasi mencakup re-epitelisasi, kontraksi luka dan reorganisasi jaringan ikat. Teori lain menyebutkan penyembuhan luka yang dapat dibagi dalam tiga fase, yaitu Fase Inflamasi. Fase inflamasi berlangsung sejak terjadinya luka sampai kira-kira hari kelima. Pembuluh darah yang terputus pada luka akan menyebabkan pendarahan dan tubuh akan berusaha menghentikannya dengan vasokonstriksi, pengerutan ujung pembuluh yang putus (retraksi), dan
  • 10. 10 reaksi hemostatis. Hemostatis terjadi karena trombosit yang keluar dari pembuluh darah saling melengket, dan bersama jala fibrin yang terbentuk, membekukan darah yang keluar dari pembuluh darah. Sementara itu, terjadinya reaksi inflamasi. Sel mast dalam jaringan ikat menghasilkan serotonin dan histamin yang meningkatkan permeabilitas kapiler sehingga terjadi eksudasi, penyebutkan sel radang, disertai vasodilatasi setempat yang menyebabkan udem dan pembengkakan. Tanda dan gejala klinis reaksi radang menjadi jelas yang berupa warna kemerahan karena kapiler melebar (rubor), rasa hangat (kalor), nyeri (dolor), dan pembengkakan (tumor). Aktivitas seluler yang terjadi adalah pergerakan leukosit menembus dinding pembuluh darah (diapedesis) menuju luka karena daya kemotaksis. Leukosit mengeluarkan enzim hidrolitik yang membantu mencerna bakteri dan kotoran luka. Limfosit dan monosit yang kemudian muncul ikut menghancurkan dan memakan kotoran luka dan bakteri. Fase ini disebut juga fase lambat karena reaksi pembentukan kolagen baru sedikit dan luka hanya dipertautkan oleh fibrin yang amat lemah Fase Proliferasi. Fase proliferasi disebut juga fase fibroplasia karena yang menonjol adalah proses proliferasi fibroblast. Fase ini berlangsung dari akhir fase inflamasi sampai kira-kira akhir minggu ketiga. Fibrolblast berasal dari sel mesenkim yang belum berdiferensiasi, menghasilkan mukopolisakarida, asam aminoglisin, dan prolin yang merupakan bahan dasar kolagen serat yang akan mempertautkan tepi luka. Pada fase ini, serat-serat dibentuk dan dihancurkan kembali untuk penyesuaian diri dengan tegangan pada luka yang cenderung mengerut. Sifat ini, bersama dengan sifat kontraktil miofibroblast, menyebabkan tarikan pada tepi luka. Pada akhir fase ini, kekuatan regangan luka mencapai 25% jaringan normal. Nantinya, dalam proses penyudahan, kekuatan serat kolagen bertambah karena ikatan intramolekul dan antarmolekul. Pada fase fibroplasia ini, luka dipenuhi sel radang, fibroblast, dan kolagen, membentuk jaringan berwarna kemerahan dengan permukaan yang berbenjol halus yang disebut jaringan granulasi. Epitel tepi luka yang terdiri atas sel basal terlepas dari dasarnya dan berpindah mengisi permukaan luka. Tempatnya kemudian diisi oleh sel baru yang terbentuk dari proses mitosis. Proses migrasi hanya terjadi ke arah yang lebih rendah atau datar. Proses ini baru berhenti setelah epitel saling menyentuh dan menutup seluruh permukaan luka. Dengan tertutupnya permukaan luka, proses fibroplasia dengan pembentukan jaringan granulasi juga akan berhenti dan mulailah proses pematangan dalam fase penudahan. Fase Penyudahan. Fase ini terjadi proses pematangan yang terdiri atas penyerapan kembali jaringan yang berlebih, pengerutan sesuai dengan gaya gravitasi, dan akhirnya perupaan kembali jaringan yang baru terbentuk. Fase ini dapat berlangsung berbulan-bulan dan dinyatakan berakhir kalau semua tanda radang sudah lenyap. Tubuh berusaha menormalkan kembali semua yang menjadi abnormal karena proses penyembuhan. Udem dan sel radang diserap, sel muda menjadi matang, kapiler baru
  • 11. 11 menutup dan diserap, sel muda menjadi matang, kapiler baru menutup dan diserap kembali, kolagen yang berlebih diserap dan sisanya mengerut sesuai dengan regangan yang ada. Selama proses ini dihasilkan jaringan parut yang pucat, tipis, dan lemas, serta mudah digerakkan dari dasar. Terlihat pengerutan maksimal pada luka. Pada akhir fase ini, perupaaan luka kulit mampu menahan regangan kira-kira 80% kemampuan kulit normal. Hal ini tercapai kira-kira 3-6 bulan setelah penyembuhan. Perupaan luka tulang memerlukan waktu satu tahun atau lebih untuk membentuk jaringan yang normal secara histologi atau secara bentuk. Menurut Sussman dan Jensen (2007) pengkajian luka adalah mengkaji adanya hemorarrhage, maceration, undermining, erytema, necrosis, adherence, granulation (decreased depth), appearance of contraction (reduced size), sustained contraction (more reduced size) dan epitelialization. Pengkajian luka pada penelitian ini dilakukan setiap hari sampai luka Sirkumsisi sembuh. Menurut pendapat peneliti Nacl pada perawatan luka sirkum lebih kurang efektif karena tidak mengontrol area sekitar luka sirkum (peneliti tidak mengontrol saat pasien BAK/BAB). Penggunaan sarung selama 7 hari pada pasien membuat pasien terkontaminasi bakteri. Bakteri akan hilang dengan penggunaan Povidone Iodine walaupun Povidone Iodine memiliki efek negatif menghambat proliferasi sel namun ini lebih baik daripada luka pasien terinfeksi. F. Kesimpulan 1. Rerata luka hari sembuh menggunakan Povidone Iodine 10% adalah adalah 7 hari dengan standar deviasi 0,655 hari, lama hari sembuh tersingkat adalah 6 hari dan lama hari sembuh terlama adalah 8 hari. 2. Rerata luka hari sembuh menggunakan Nacl 0,9% adalah 7,87 hari dengan standar deviasi 0,352 hari, dengan lama hari sembuh tersingkat adalah 7 hari dan lama hari sembuh terlama adalah 8 hari 3. Terdapat perbedaan yang signifikan rerata lama hari perawatan antara kelompok perlakuan (Povidone Iodine 10%) dengan kelompok kontrol (Nacl 0,9%) p value = 0,000 (p value < 0,05). DAFTAR PUSTAKA Arifianto. (2012). Orangtua Cermat, Anak Sehat. Gagas Media Jakarta Benson, Ralph C . Pernol. Martin L. (2009). Buku Saku Obstetri dan Gineologi edisi 9. EGC. Jakarta Basuki. (2010). Teknik Sirkumsisi. Malang: RSSA Malang Djauji, Syamsuridjal. (2012) . Raih kembali kesehatan, Mencegah berbagai penyakit Hidup Sehat untuk keluarga. Kompas Media Group. Jakarta Hermana, 2000. Hubungan dukungan keluarga dengan motivasi anak usia sekolah (7-12 tahun) untuk melakukan sirkumsisi Di Desa Bedingin Kecamatan Sambit Kabupaten Ponorogo. Haws. Paulette S. (2008). Asuhan Neonatus Rujukan Cepat.EGC. Jakarta Harsono, Anik Suwarni, Lilis Murtutik. (2009). Perbedaan penyembuhan luka post sikumsisi dengan metode
  • 12. 12 eletro couter dan metode konvensional pada pasien sirkumsisi di Poliklinik Morodadi Boyolali Hamilton, Persis Mary.(1995). Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas. EGC. Jakarta Hastono, Santoso.Priyo .(2007). Analisis Data. Jakarta, Penerbit Pustaka Fakultas Kesehatan. Masyarakat-UI Istikomah, Nurul. (2010). Perbedaan Perawatan Luka Dengan Menggunakan Povodine Iodine 10% Dan NaCl 0,9% Terhadap Proses Penyembuhan Luka Pada Pasien Post Operasi Prostatektomi Di Ruang Anggrek RSUD Tugurejo Semarang JM Stevens, F Bordui, Vab der Weyde. (1999). Ilmu Keperawatan Jilid 2 Edisi 2. EGC. Jakarta. Mansjoer, Arif. (2000). Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3, Medica. Aesculpalus, FKUI, Jakarta. Purnomo, BB (2007). Dasar-dasar Urologi. Jakarta: CV Agung Seto Republika. Co.id.(2014) Hari ini Islam jadi agama terbesar di Dunia artikel dalam http://www.republika.co.id/berita/du nia-islam/hikmah/14/01/13/mzbetu-hari- ini-islam-jadi-agama-terbesar-di- dunia Uli rimadhani masruroh. (2010). Pengaruh penggunaan larutan Nacl 0,9% dengan larutan betadine 10% terhadap proses penyembuhan luka post operasi di rumah sakit umum daerah ambarawa semarang WHO.(2014). Male circumcision for HIV prevention dalam http://www.who.int/hiv/topics/maleci rcumcision/en/ WHO, (2014). WHO Prequalification of Male Circumcision Devices Dalam http://www.who.int/diagnostics_labo ratory/evaluations/prequalification_ male_circumcision_devices/en/ ------.(2014). New data on male circumcision and HIV prevention: Policy and programme implications dalam http://www.who.int/hiv/pub/malecirc umcision/research_implications/en/ ------. (2014). Demand for male circumcision rises in a bid to prevent HIV dalam http://www.who.int/bulletin/volumes /84/7/news10706/en/ ------. (2014). Male circumcision for HIV control Dalam http://www.who.int/reproductiveheal th/topics/rtis/male_circumcision/en/ Wong, Donna L et al. (2009). BukuAjar Keperawatan Pediatrik volume 1. EGC. Jakarta Yuliaji Siswanto, Heni Purwaningsih, (2011) Perbedaan penyembuhan luka jahitan antara pemberian kompres povidone iodine 10% dengan kompres nacl 0,9% pada pasien post operasi hernioraphy di ruang bedah RSUD KRT Setjonegoro Wonosobo Penulis penanggung jawab Hardono, S.Kep., Ns., M.Kep, Didi Suswanto, M.Kes