SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  27
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2016
• PHT merupakan suatu cara pendekatan atau cara berpikir tentang
pengendalian OPT yang didasarkan pada dasar pertimbangan
ekologi dan efisiensi ekonomi dalam rangka pengelolaan
agroekosistem yang berwawasan lingkungan yang berkelanjutan.
• Konsep PHT muncul dan berkembang sebagai koreksi terhadap
kebijakan pengendalian hama secara konvensional, yang sangat
utama dalam manggunakan pestisida. Kebijakan ini
mengakibatkan penggunaan pestisida oleh petani yang tidak
tepat dan berlebihan, dengan cara ini dapat meningkatkan biaya
produksi dan mengakibatkan dampak samping yang merugikan
terhadap lingkungan dan kesehatan petani itu sendiri maupun
masyarakat secara luas.
• Pengendalian hayati sangat dilatarbelakangi oleh berbagai
pengetahuan dasar ekologi, terutama teori tentang pengaturan
populasi oleh pengendali alami dan keseimbangan ekosistem.
Pengendalian hayati merupakan komponen yang penting dari
program pengendalian hama terpadu (PHT)
Pengendalian
hayati
Parasitoid
Predator
Patogen
Musuh Alami
Strategi dalam pemanfaatan
Prinsip Pengendalian Hayati
Memanfaatkan musuh-musuh alaminya (agen pengendali
biologi), seperti predator, parasit dan patogen.
- Pengendalian hayati buatan, dilakukan perbanyakan musuh
alami dilaboratium.
- Pengendalian hayati secara alami, proses pengendalian
berjalan sendiri tanpa campur tangan manusia.
• Pengendalian hayati dalam pengertian ekologi didifinisikan
sebagai pengaturan populasi organisme dengan musuh-musuh
alam hingga kepadatan populasi organisme tersebut berada
dibawah rata-ratanya dibandingkan bila tanpa pengendalian.
• Musuh alami sebagai bagian dari agroekosistem memiliki
peranan menentukan dalam pengaturan dan pengendalian
populasi hama.
1. Aman  tidak menimbulkan pencemaran lingkungan dan
keracunan terhadap manusia dan ternak.
2. Tidak menyebabkan retensi hama
3. Musuh alami bekerja secara selektif terhadap inang atau
mangsanya
4. Bersifat permanen untuk jangka waktu panjang dan
murah.
1. Hasil sulit diramalkan dalam waktu yang
singkat
2. Diperlukan biaya cukup besar pada tahap awal
baik untuk penelitian maupun pengadaan
sarana dan prasarana
3. Pada saat pembiakan di Laboratorium
terkadang menghadapi kendala, karena
musuh alami menghendaki kondisi lingkungan
yang khusus.
4. Teknik aplikasi dilapangan belum banyak
dikuasi
MUSUH ALAMI
• Sebagai bagian dari
komunitas, setiap
komunitas serangga
termasuk serangga hama
dapat diserang atau
menyerang organisme lain.
• Bagi serangga yang
diserang, organisme
penyerang disebut Musuh
Alami
Pengelompokan Musuh Alami
A. Parasitoid
• Seranga yang memarasit seranga atau binatang
lainya.
• Parasitoid menyebabkan kematian pada inangnya
secara perlahan, menyerang setiap fase hidup
serangga.
 Faktor yang Mendukung Efektifitas
Parasitoid Dalam Pengendalian Hama
• Daya kelangsungan hidup yang baik
• Hanya satu atau sedikit individu inang yang
diperlukan untuk melengkapi daur hidupnya.
• Populasi parasitoid dapat bertahan meskipun
pada aras populasi inang rendah
• Sebagian parasitoid monofag atau oligofag,
sehingga memiliki kisaran inang yang sempit.
1. Berdasarkan posisinya
a. Ektoparasitoid : parasitoid yang masa siklus hidupnya
berada diluar tubuh inangnya (menempel pada tubuh
inang. ex: Compsometris spp, yang memerasit
Exopholis sp.
b. Endoparasitoid : parasitoid yang berkembang dalam
tubuh inang. Ex: Letmansia bicolor yang memerasit
telur Sexava sp.
a. Parasitoid telur : parasit yang menyerang inang pada fase telur,
bersifat endoparasit. Cth. Anagrus optabilis – wereng Coklat.
b. Parasitoid telur-larva : parasid yang berkembang mulai dari
telur sampai larva. Cth. Chelonus sp – pengerek mayang kelapa.
c. Parasitoid larva : parasit yang menyerang inang yang berada
pada fase larva atau ulat. Cth. Apenteles erionotae – larva
pengulung daun pisang.
d. Parasitoid larva – pupa : parasit yang berkembang mulai dari
larva sampai pupa. Cth. Thetrostichus brontispae – rontispa.
e. Parasitoid pupa : parasit yang menyerang inang yang berada
pada fase pupa atau kepompong. Cth. Opius sp – kepompong
lalat buah.
f. Parasitoid imago : parasit yang menyerang inang yang berada
pada fase imago atau serangga dewasa. Cth. Aphytis
chrysomphali – Apidiotus destruktor.
• Predator merupakan organisme yang hidup bebas
dengan memakan, membunuh atau memangsa
serangga lain
Beberapa Ordo Serangga Dalam
Kelompok Predator
• Coleoptera: misalnya Colpodes upitarsis dan C. saphyrinus (famili
Carabidae) sebagai predator ulat penggulung daun Palagium sp.
• Orthoptera, misalnya Conocephalus longipennis ( famili
Tetigonidae ) sebagai predator dari telur dan larva pengerek
batang padi dan walang sangit.
• Diptera, misalkan Philodicus javanicus dan Ommatius conopsoides
( famili Asilidae ) sebagai predator serangga lain. Syrphus serrarius
(famili Syrphidae) sebagai predator berbagai jenis aphids.
• Ordonata, misalnya Agriocnemis femina femina dan Agriocnemis
pygmaea ( famili Coecnagrionidae ) sebagai predator wereng
coklat dan ngengat hama putih palsu. Anax junius ( famili
Aeshnidae ) sebagai predator dari beberapa jenis ngengat.
• Hemiptera, misalnya Cyrtorhinus lividipenis ( famili Miridae )
sebagai predator telur dan nimfa wereng coklat dan wereng hijau
• Hyminoptera, misalnya Oecophylla smaragdina ( famili
Formasidae ) sebagai predator hama tanman jeruk.
 Patogen adalah salah satu faktor hayati yang turut serta dalam
mempengaruhi dan menekan perkembangan serangga hama.
 Beberapa patogen dalam kondisi lingkungan tertentu dapat menjadi faktor
mortalitas utama bagi populasi serangga tetapi ada banyak patogen
pengaruhnya kecil terhadap gejolak populasi serangga.
 Beberapa agen pengendali hayati dari kelompok patogen diantaranya yaitu :
virus, bakteri, jamur, dan nematoda.
1. Bakteri
 Bakteri yang biasa digunakan adalah bakteri yang menghasilkan spora.
 Bakteri penghasil spora merupakan bakteri yang sangat penting yang saat
ini banyak digunakan sebagai insektisida mikrobia.
 Contoh :
- Bacillus popiliae sebagai patogen dari kumbang jepang Popilie japonika
dan kumbang skarabia lainya
- Bacillus thuringiensis sangat efektif dalam mengendalikan larva dari ordo
Lepidoptera dan larva nyamuk.
Lanjutan….
2. Jamur
 Jamur yang menginfeksi serangga
disebut Jamur Entopatogenik.
 masuk kedalam tubuh serangga
melalui kulit atau integumen.
 beberapa jamur ada yang dapat
mempengaruhi pigmentasi serangga
dan menghasilkan toksin yang sangat
mempengaruhi fisiologis serangga.
 Penyebaran dan infeksi jamur
sangat dipengaruhi oleh beberapa
faktor antara lain kepadatan inang,
kesediaan spora, cuaca terutama
angin dan kebasahan.
 contoh : Jamur Metarhizium
anisopliae digunakan untuk
mengendalikan hama Oryctes
rhinoceros pada tanaman
kelapa dan wereng hijau yang
meyerang tanaman padi.
• Larva serangga terinfeksi oleh
virus umumnya melemah pada
saluran pencernaan makanan
ketika larva makan bagian
tanaman yang telah mengandung
polyhidra.
• Masuk ketubuh serangga
sewaktu meletakkan telur atau
melalui bagian tubuh yang terluka
 musuh alami
• Virus juga dapat ditransmisikan
lewat induk yang telah terinfeksi
melalui telur ysng diturunkan.
• Contoh : NPV ( Nucleopolyhedro
virus ) paling banyak menyerang
pada serangga ordo lepidoptera,
Hyminoptera, Diptera serta
Coleoptera
• ada banyak spesies nematoda yang
bersifat parasitik terhadap serangga
hama, baik yang bersifat parasit obligat
maupun fakultatif.
• Nematoda yang digunakan 
Entomopatogen
• Keuntungan menggunakan nematoda
entomopagen adalah kemampuan
mematikan inang sangat cepat, karena
serangan nematoda akan mengalami
kematian dalam waktu 24-48 jam
setelah aplikasi.
• Nematoda akan berkembangbiak dalam
tubuh serangga inang sampai
menghasilkan keturunan yang sangat
banyak.
• contoh : Nematoda Steinernema spp
dapat mengendalikan hama dari Ordo
Lepidoptera dan Coleoptera SiklusHidupNematoda
Entomopatogen
A. Konservasi  menjaga kelestarian musuh
alami
 Musuh alami mempunyai daya kendali terhadap
hama cukup tinggi dan tidak menimbulkan dampak
negatif terhadap lingkungan  musuh alami perlu
dijaga kelestariaanya.
 Tujuan  menghindari tindakan-tindakan yang
dapat mengganggu kelestarian populasi musuh
alami.
 Ex : memakai sistem tanam yang lebih beraneka
ragam, menanam dan melestarikan tanaman
berbunga sebagai makanan dari musuh alami,
menekan pemakaian pestisida yang berlebihan
serta melestarikan tanaman liar yang mendukung
inang alternatif parasitoid atau mangsa alternatif
predator.
 Pelepasan musuh alami sebaiknya dilakukan saat
kondisi lingkungan mendukung aktifitasnya,
misalnya pagi atau sore hari
 pelepasan dilakukan saat populasi hama mulai
meningkat meninggalkan batas keseimbangan
alami.
B. Introduksi  memasukan populasi
musuh alami yang digunakan dalam jumlah
banyak sebagai pengendali.
 langkah – langkah introduksi musuh
alami :
1. Penjelajahan / Ekplorasi di negeri asal
2. Pengiriman parasitoid dan predator
dari negeri asal
3. Karantina parasitoid dan predator
yang diimpor di dalam negeri
4. Perbanyakan parasitoid dan predator
di laboratorium
5. Pelepasan dan pemapanan parasitoid
dan predator yang diimpor
6. Evaluasi efektivitas pengendali hayati
C. Augmentasi  peningkatan jumlah dan kemampuan musuh
alami  terkait pelepasan / penambahan.
 Pelepasan secara augmentasi ini akan berhasil bila dilakukan
secara periodik.
 3 cara pelepasan pereodik :
1. Pelepasan inokulatif  satu kali dalam satu musim atau dalam
satu tahun.
Tujuannya : musuh alami dapat mengadakan kolonisasi dan
menyebarluas secara alami sehingga dapat menjaga
keseimbangan.
2. Pelepasan Suplemen  setelah kegiatan sampling diketahui
populasi hama mulai meninggalkan populasi musuh alaminya.
Tujuannya : membantu musuh alami yang sudah ada agar
kembali berfungsi dan dapat mengendalikan populasi hama.
3. Pelepasan inundatif / pelepasan massal  pelepasan musuh
alami dalam jumlah yang besar.
Tujuannya : menurunkan populasi hama secara cepat terutama
setelah ratusan ribu atau jutaan individu parasitoid atau predator
dilepaskan.
Keterpaduan Dengan Komponen PHT Lain
• Pengendalian hayati sangat menentukan semua usaha teknik
pengendalian yang lain secara bersamaan yang ditujukan untuk
mempertahankan dan memperkuat berfungsi dari musuh alami
sehingga populasi hama tetap berada dibawah ambang ekonomi.
• Memadukan semua teknik atau metode pengendalian hama secara
optimal baik secara ekologis maupun secara ekonomis,
• Selain PHt ekologi ada juga teknologi PHT dengan cara :
1. Pengelolaan ekosistem dengan cara bercocok tanam,
2. penggunaan varietas yang tahan hama OPT,
3. pengendalian secara fisik atau mekanik, Pengendalian secara
genetik (jantan mandul), penggunaan pestisida secara selektif,
4. penggunaan OPT dengan peraturan atau karantina.
1. Prinsip pengendalian hayati adalah pengendalian serangga hama
dengan cara biologi, yaitu dengan memanfaatkan musuh-musuh
alaminya( agen pengendali biologi ), seperti predator, parasitoid dan
patogen.
2. Parasitoid digolongkan menjadi 2 yaitu berdasarkan posisinya (
Ektoparasitoid dan Endoparasitoid ) dan Berdasarkan fese tumbuh
inang yang diserang ( Parasitoid telur, telur-larva, larva, larva – pupa,
pupa, dan imago ).
3. Beberapa ordo serangga pada kelompok parasitoid yaitu Coleoptera,
Orthoptera, Diptera, Ordonata, Hemiptera, dan Hyminoptera.
4. Beberapa agen pengendali hayati dari kelompok patogen diantaranya
yaitu : virus, bakteri, jamur, dan nematoda dsb.
5. strategi pengendalian hayati yang dapat dilakukan yaitu upaya
konservasi musuh alami, introduksi musuh alami, dan augmentasi.
6. Memadukan semua teknik atau metode pengendalian hama secara
optimal akan memberikan keuntungan baik secara ekologis maupun
secara ekonomis.
Pustaka
sunarno. 2012. Pengendalian Hayati ( Biologi Control ) Sebagai Salah Satu
Komponen Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Jurnal Volume 1 : nomor
2 . Universitas Halmahera.
OPT PHT

Contenu connexe

Tendances

konservasi plasma nutfah
konservasi plasma nutfahkonservasi plasma nutfah
konservasi plasma nutfahagronomy
 
Pengendalian OPT secara kimiawi
Pengendalian OPT secara kimiawiPengendalian OPT secara kimiawi
Pengendalian OPT secara kimiawiPy Bayu
 
PENGENDALIAN HAMA TERPADU.ppt
PENGENDALIAN HAMA TERPADU.pptPENGENDALIAN HAMA TERPADU.ppt
PENGENDALIAN HAMA TERPADU.pptirhamakbar7
 
F2. gmo & biosafety protocol
F2. gmo & biosafety protocolF2. gmo & biosafety protocol
F2. gmo & biosafety protocolWahyu Yuns
 
Pestisida nabati (ratna k. ppb 3 c)
Pestisida nabati (ratna k. ppb 3 c)Pestisida nabati (ratna k. ppb 3 c)
Pestisida nabati (ratna k. ppb 3 c)tani57
 
Identifikasi musuh alami
Identifikasi musuh alamiIdentifikasi musuh alami
Identifikasi musuh alamimuditateach
 
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN Repository Ipb
 
Laporan praktikum besar benih
Laporan praktikum besar benihLaporan praktikum besar benih
Laporan praktikum besar benihTidar University
 
IDENTIFIKASI GULMA
IDENTIFIKASI GULMAIDENTIFIKASI GULMA
IDENTIFIKASI GULMANovia Dwi
 
Penyakit Pada Tanaman Kelapa Sawit dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kelapa Sawit dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Kelapa Sawit dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kelapa Sawit dan Teknik PengendaliannyaAnkardiansyah Pandu Pradana
 
pengenalan agens pengendali hayati
pengenalan agens pengendali hayatipengenalan agens pengendali hayati
pengenalan agens pengendali hayatiTidar University
 
PENGENDALIAN HAYATI
PENGENDALIAN HAYATIPENGENDALIAN HAYATI
PENGENDALIAN HAYATIsumitrojait
 
7 Penyakit Kelapa Sawit Eksotik
7 Penyakit Kelapa Sawit Eksotik7 Penyakit Kelapa Sawit Eksotik
7 Penyakit Kelapa Sawit Eksotiksat rahayuwati
 

Tendances (20)

Kultur teknis
Kultur teknisKultur teknis
Kultur teknis
 
konservasi plasma nutfah
konservasi plasma nutfahkonservasi plasma nutfah
konservasi plasma nutfah
 
Pengendalian OPT secara kimiawi
Pengendalian OPT secara kimiawiPengendalian OPT secara kimiawi
Pengendalian OPT secara kimiawi
 
PENGENDALIAN HAMA TERPADU.ppt
PENGENDALIAN HAMA TERPADU.pptPENGENDALIAN HAMA TERPADU.ppt
PENGENDALIAN HAMA TERPADU.ppt
 
Dasar Dasar Agronomi
Dasar Dasar AgronomiDasar Dasar Agronomi
Dasar Dasar Agronomi
 
F2. gmo & biosafety protocol
F2. gmo & biosafety protocolF2. gmo & biosafety protocol
F2. gmo & biosafety protocol
 
Pestisida nabati (ratna k. ppb 3 c)
Pestisida nabati (ratna k. ppb 3 c)Pestisida nabati (ratna k. ppb 3 c)
Pestisida nabati (ratna k. ppb 3 c)
 
Komunitas
KomunitasKomunitas
Komunitas
 
Laporan kjt
Laporan kjtLaporan kjt
Laporan kjt
 
Identifikasi musuh alami
Identifikasi musuh alamiIdentifikasi musuh alami
Identifikasi musuh alami
 
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN
 
Laporan praktikum besar benih
Laporan praktikum besar benihLaporan praktikum besar benih
Laporan praktikum besar benih
 
Pengendalian hama
Pengendalian hamaPengendalian hama
Pengendalian hama
 
IDENTIFIKASI GULMA
IDENTIFIKASI GULMAIDENTIFIKASI GULMA
IDENTIFIKASI GULMA
 
Penyakit Pada Tanaman Kelapa Sawit dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kelapa Sawit dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Kelapa Sawit dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kelapa Sawit dan Teknik Pengendaliannya
 
pengenalan agens pengendali hayati
pengenalan agens pengendali hayatipengenalan agens pengendali hayati
pengenalan agens pengendali hayati
 
Penyerapan dan Transpor Zat Hara
Penyerapan dan Transpor Zat HaraPenyerapan dan Transpor Zat Hara
Penyerapan dan Transpor Zat Hara
 
PENGENDALIAN HAYATI
PENGENDALIAN HAYATIPENGENDALIAN HAYATI
PENGENDALIAN HAYATI
 
Budidaya tanaman semusim
Budidaya tanaman semusimBudidaya tanaman semusim
Budidaya tanaman semusim
 
7 Penyakit Kelapa Sawit Eksotik
7 Penyakit Kelapa Sawit Eksotik7 Penyakit Kelapa Sawit Eksotik
7 Penyakit Kelapa Sawit Eksotik
 

Similaire à OPT PHT

Ppt materi 1 3 p. hayati-anisa septiani bumulo
Ppt materi 1 3  p. hayati-anisa septiani bumuloPpt materi 1 3  p. hayati-anisa septiani bumulo
Ppt materi 1 3 p. hayati-anisa septiani bumuloanisasptiany
 
5 ely korlina-pengendalian hayatii
5 ely korlina-pengendalian hayatii5 ely korlina-pengendalian hayatii
5 ely korlina-pengendalian hayatiixie_yeuw_jack
 
Cendawan sebagai musuh alami
Cendawan sebagai musuh alamiCendawan sebagai musuh alami
Cendawan sebagai musuh alamiHaris Setiawan
 
Biologi jamur : klasifikasi, karakter, dan fungsi jamur. istik, .pptx
Biologi jamur  : klasifikasi, karakter, dan fungsi jamur. istik,   .pptxBiologi jamur  : klasifikasi, karakter, dan fungsi jamur. istik,   .pptx
Biologi jamur : klasifikasi, karakter, dan fungsi jamur. istik, .pptxvinm2245
 
Pengendali hayat iiii
Pengendali hayat iiiiPengendali hayat iiii
Pengendali hayat iiiiDina akib
 
laoran praktikum dasperlintan
laoran praktikum dasperlintanlaoran praktikum dasperlintan
laoran praktikum dasperlintanJosua Hutapea
 
Makalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayatiMakalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayatiWarnet Raha
 
Makalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayatiMakalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayatiWarnet Raha
 
pestisida dan teknik aplikasi pest. hayati dan pest. nabati
pestisida dan teknik aplikasi pest. hayati dan pest. nabatipestisida dan teknik aplikasi pest. hayati dan pest. nabati
pestisida dan teknik aplikasi pest. hayati dan pest. nabatiEla Afellay
 
SERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMAN
SERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMANSERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMAN
SERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMANJosua Sitorus
 
PPT-UEU-Vektor-Penyakit-dan-Pengendalian-Pertemuan-5.pptx
PPT-UEU-Vektor-Penyakit-dan-Pengendalian-Pertemuan-5.pptxPPT-UEU-Vektor-Penyakit-dan-Pengendalian-Pertemuan-5.pptx
PPT-UEU-Vektor-Penyakit-dan-Pengendalian-Pertemuan-5.pptxssuser389a2e
 
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMAAcara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMAAlfian Nopara Saifudin
 

Similaire à OPT PHT (20)

Ppt materi 1 3 p. hayati-anisa septiani bumulo
Ppt materi 1 3  p. hayati-anisa septiani bumuloPpt materi 1 3  p. hayati-anisa septiani bumulo
Ppt materi 1 3 p. hayati-anisa septiani bumulo
 
Pengendalian Hayati
Pengendalian HayatiPengendalian Hayati
Pengendalian Hayati
 
Bahaya Kimia.pptx
Bahaya Kimia.pptxBahaya Kimia.pptx
Bahaya Kimia.pptx
 
5 ely korlina-pengendalian hayatii
5 ely korlina-pengendalian hayatii5 ely korlina-pengendalian hayatii
5 ely korlina-pengendalian hayatii
 
Cendawan sebagai musuh alami
Cendawan sebagai musuh alamiCendawan sebagai musuh alami
Cendawan sebagai musuh alami
 
Makalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayatiMakalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayati
 
Makalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayatiMakalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayati
 
Biologi jamur : klasifikasi, karakter, dan fungsi jamur. istik, .pptx
Biologi jamur  : klasifikasi, karakter, dan fungsi jamur. istik,   .pptxBiologi jamur  : klasifikasi, karakter, dan fungsi jamur. istik,   .pptx
Biologi jamur : klasifikasi, karakter, dan fungsi jamur. istik, .pptx
 
Pengendali hayat iiii
Pengendali hayat iiiiPengendali hayat iiii
Pengendali hayat iiii
 
laoran praktikum dasperlintan
laoran praktikum dasperlintanlaoran praktikum dasperlintan
laoran praktikum dasperlintan
 
Parasitologi
ParasitologiParasitologi
Parasitologi
 
Pengendalian hayati
Pengendalian hayatiPengendalian hayati
Pengendalian hayati
 
Makalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayatiMakalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayati
 
Makalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayatiMakalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayati
 
Makalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayatiMakalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayati
 
pestisida dan teknik aplikasi pest. hayati dan pest. nabati
pestisida dan teknik aplikasi pest. hayati dan pest. nabatipestisida dan teknik aplikasi pest. hayati dan pest. nabati
pestisida dan teknik aplikasi pest. hayati dan pest. nabati
 
Jamur
JamurJamur
Jamur
 
SERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMAN
SERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMANSERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMAN
SERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMAN
 
PPT-UEU-Vektor-Penyakit-dan-Pengendalian-Pertemuan-5.pptx
PPT-UEU-Vektor-Penyakit-dan-Pengendalian-Pertemuan-5.pptxPPT-UEU-Vektor-Penyakit-dan-Pengendalian-Pertemuan-5.pptx
PPT-UEU-Vektor-Penyakit-dan-Pengendalian-Pertemuan-5.pptx
 
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMAAcara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
 

Dernier

Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaAbdiera
 
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamuAdab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamuKarticha
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...Riyan Hidayatullah
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...NiswatuzZahroh
 
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlinePPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlineMMario4
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanssuserc81826
 
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxAksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxdonny761155
 
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaAbdiera
 
Product Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptx
Product Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptxProduct Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptx
Product Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptxKaista Glow
 
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaruSilvanaAyu
 
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaAbdiera
 
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxGandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxHansTobing
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]Abdiera
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfPelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfEmeldaSpd
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]Abdiera
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfWahyudinST
 
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfJaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfHendroGunawan8
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxFardanassegaf
 
Kualifikasi dan Kompetensi Guru Profesi Kependidikan .pptx
Kualifikasi dan Kompetensi Guru Profesi Kependidikan .pptxKualifikasi dan Kompetensi Guru Profesi Kependidikan .pptx
Kualifikasi dan Kompetensi Guru Profesi Kependidikan .pptxSelviPanggua1
 

Dernier (20)

Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamuAdab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
 
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlinePPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
 
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxAksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
 
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 
Product Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptx
Product Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptxProduct Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptx
Product Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptx
 
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
 
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxGandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfPelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
 
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfJaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
 
Kualifikasi dan Kompetensi Guru Profesi Kependidikan .pptx
Kualifikasi dan Kompetensi Guru Profesi Kependidikan .pptxKualifikasi dan Kompetensi Guru Profesi Kependidikan .pptx
Kualifikasi dan Kompetensi Guru Profesi Kependidikan .pptx
 

OPT PHT

  • 2. • PHT merupakan suatu cara pendekatan atau cara berpikir tentang pengendalian OPT yang didasarkan pada dasar pertimbangan ekologi dan efisiensi ekonomi dalam rangka pengelolaan agroekosistem yang berwawasan lingkungan yang berkelanjutan. • Konsep PHT muncul dan berkembang sebagai koreksi terhadap kebijakan pengendalian hama secara konvensional, yang sangat utama dalam manggunakan pestisida. Kebijakan ini mengakibatkan penggunaan pestisida oleh petani yang tidak tepat dan berlebihan, dengan cara ini dapat meningkatkan biaya produksi dan mengakibatkan dampak samping yang merugikan terhadap lingkungan dan kesehatan petani itu sendiri maupun masyarakat secara luas. • Pengendalian hayati sangat dilatarbelakangi oleh berbagai pengetahuan dasar ekologi, terutama teori tentang pengaturan populasi oleh pengendali alami dan keseimbangan ekosistem. Pengendalian hayati merupakan komponen yang penting dari program pengendalian hama terpadu (PHT)
  • 4. Prinsip Pengendalian Hayati Memanfaatkan musuh-musuh alaminya (agen pengendali biologi), seperti predator, parasit dan patogen. - Pengendalian hayati buatan, dilakukan perbanyakan musuh alami dilaboratium. - Pengendalian hayati secara alami, proses pengendalian berjalan sendiri tanpa campur tangan manusia. • Pengendalian hayati dalam pengertian ekologi didifinisikan sebagai pengaturan populasi organisme dengan musuh-musuh alam hingga kepadatan populasi organisme tersebut berada dibawah rata-ratanya dibandingkan bila tanpa pengendalian. • Musuh alami sebagai bagian dari agroekosistem memiliki peranan menentukan dalam pengaturan dan pengendalian populasi hama.
  • 5. 1. Aman  tidak menimbulkan pencemaran lingkungan dan keracunan terhadap manusia dan ternak. 2. Tidak menyebabkan retensi hama 3. Musuh alami bekerja secara selektif terhadap inang atau mangsanya 4. Bersifat permanen untuk jangka waktu panjang dan murah.
  • 6. 1. Hasil sulit diramalkan dalam waktu yang singkat 2. Diperlukan biaya cukup besar pada tahap awal baik untuk penelitian maupun pengadaan sarana dan prasarana 3. Pada saat pembiakan di Laboratorium terkadang menghadapi kendala, karena musuh alami menghendaki kondisi lingkungan yang khusus. 4. Teknik aplikasi dilapangan belum banyak dikuasi
  • 7. MUSUH ALAMI • Sebagai bagian dari komunitas, setiap komunitas serangga termasuk serangga hama dapat diserang atau menyerang organisme lain. • Bagi serangga yang diserang, organisme penyerang disebut Musuh Alami
  • 9. A. Parasitoid • Seranga yang memarasit seranga atau binatang lainya. • Parasitoid menyebabkan kematian pada inangnya secara perlahan, menyerang setiap fase hidup serangga.
  • 10.  Faktor yang Mendukung Efektifitas Parasitoid Dalam Pengendalian Hama • Daya kelangsungan hidup yang baik • Hanya satu atau sedikit individu inang yang diperlukan untuk melengkapi daur hidupnya. • Populasi parasitoid dapat bertahan meskipun pada aras populasi inang rendah • Sebagian parasitoid monofag atau oligofag, sehingga memiliki kisaran inang yang sempit.
  • 11. 1. Berdasarkan posisinya a. Ektoparasitoid : parasitoid yang masa siklus hidupnya berada diluar tubuh inangnya (menempel pada tubuh inang. ex: Compsometris spp, yang memerasit Exopholis sp. b. Endoparasitoid : parasitoid yang berkembang dalam tubuh inang. Ex: Letmansia bicolor yang memerasit telur Sexava sp.
  • 12. a. Parasitoid telur : parasit yang menyerang inang pada fase telur, bersifat endoparasit. Cth. Anagrus optabilis – wereng Coklat. b. Parasitoid telur-larva : parasid yang berkembang mulai dari telur sampai larva. Cth. Chelonus sp – pengerek mayang kelapa. c. Parasitoid larva : parasit yang menyerang inang yang berada pada fase larva atau ulat. Cth. Apenteles erionotae – larva pengulung daun pisang. d. Parasitoid larva – pupa : parasit yang berkembang mulai dari larva sampai pupa. Cth. Thetrostichus brontispae – rontispa. e. Parasitoid pupa : parasit yang menyerang inang yang berada pada fase pupa atau kepompong. Cth. Opius sp – kepompong lalat buah. f. Parasitoid imago : parasit yang menyerang inang yang berada pada fase imago atau serangga dewasa. Cth. Aphytis chrysomphali – Apidiotus destruktor.
  • 13. • Predator merupakan organisme yang hidup bebas dengan memakan, membunuh atau memangsa serangga lain
  • 14. Beberapa Ordo Serangga Dalam Kelompok Predator • Coleoptera: misalnya Colpodes upitarsis dan C. saphyrinus (famili Carabidae) sebagai predator ulat penggulung daun Palagium sp. • Orthoptera, misalnya Conocephalus longipennis ( famili Tetigonidae ) sebagai predator dari telur dan larva pengerek batang padi dan walang sangit. • Diptera, misalkan Philodicus javanicus dan Ommatius conopsoides ( famili Asilidae ) sebagai predator serangga lain. Syrphus serrarius (famili Syrphidae) sebagai predator berbagai jenis aphids. • Ordonata, misalnya Agriocnemis femina femina dan Agriocnemis pygmaea ( famili Coecnagrionidae ) sebagai predator wereng coklat dan ngengat hama putih palsu. Anax junius ( famili Aeshnidae ) sebagai predator dari beberapa jenis ngengat. • Hemiptera, misalnya Cyrtorhinus lividipenis ( famili Miridae ) sebagai predator telur dan nimfa wereng coklat dan wereng hijau • Hyminoptera, misalnya Oecophylla smaragdina ( famili Formasidae ) sebagai predator hama tanman jeruk.
  • 15.  Patogen adalah salah satu faktor hayati yang turut serta dalam mempengaruhi dan menekan perkembangan serangga hama.  Beberapa patogen dalam kondisi lingkungan tertentu dapat menjadi faktor mortalitas utama bagi populasi serangga tetapi ada banyak patogen pengaruhnya kecil terhadap gejolak populasi serangga.  Beberapa agen pengendali hayati dari kelompok patogen diantaranya yaitu : virus, bakteri, jamur, dan nematoda. 1. Bakteri  Bakteri yang biasa digunakan adalah bakteri yang menghasilkan spora.  Bakteri penghasil spora merupakan bakteri yang sangat penting yang saat ini banyak digunakan sebagai insektisida mikrobia.  Contoh : - Bacillus popiliae sebagai patogen dari kumbang jepang Popilie japonika dan kumbang skarabia lainya - Bacillus thuringiensis sangat efektif dalam mengendalikan larva dari ordo Lepidoptera dan larva nyamuk.
  • 17. 2. Jamur  Jamur yang menginfeksi serangga disebut Jamur Entopatogenik.  masuk kedalam tubuh serangga melalui kulit atau integumen.  beberapa jamur ada yang dapat mempengaruhi pigmentasi serangga dan menghasilkan toksin yang sangat mempengaruhi fisiologis serangga.  Penyebaran dan infeksi jamur sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain kepadatan inang, kesediaan spora, cuaca terutama angin dan kebasahan.  contoh : Jamur Metarhizium anisopliae digunakan untuk mengendalikan hama Oryctes rhinoceros pada tanaman kelapa dan wereng hijau yang meyerang tanaman padi.
  • 18. • Larva serangga terinfeksi oleh virus umumnya melemah pada saluran pencernaan makanan ketika larva makan bagian tanaman yang telah mengandung polyhidra. • Masuk ketubuh serangga sewaktu meletakkan telur atau melalui bagian tubuh yang terluka  musuh alami • Virus juga dapat ditransmisikan lewat induk yang telah terinfeksi melalui telur ysng diturunkan. • Contoh : NPV ( Nucleopolyhedro virus ) paling banyak menyerang pada serangga ordo lepidoptera, Hyminoptera, Diptera serta Coleoptera
  • 19. • ada banyak spesies nematoda yang bersifat parasitik terhadap serangga hama, baik yang bersifat parasit obligat maupun fakultatif. • Nematoda yang digunakan  Entomopatogen • Keuntungan menggunakan nematoda entomopagen adalah kemampuan mematikan inang sangat cepat, karena serangan nematoda akan mengalami kematian dalam waktu 24-48 jam setelah aplikasi. • Nematoda akan berkembangbiak dalam tubuh serangga inang sampai menghasilkan keturunan yang sangat banyak. • contoh : Nematoda Steinernema spp dapat mengendalikan hama dari Ordo Lepidoptera dan Coleoptera SiklusHidupNematoda Entomopatogen
  • 20. A. Konservasi  menjaga kelestarian musuh alami  Musuh alami mempunyai daya kendali terhadap hama cukup tinggi dan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan  musuh alami perlu dijaga kelestariaanya.  Tujuan  menghindari tindakan-tindakan yang dapat mengganggu kelestarian populasi musuh alami.  Ex : memakai sistem tanam yang lebih beraneka ragam, menanam dan melestarikan tanaman berbunga sebagai makanan dari musuh alami, menekan pemakaian pestisida yang berlebihan serta melestarikan tanaman liar yang mendukung inang alternatif parasitoid atau mangsa alternatif predator.  Pelepasan musuh alami sebaiknya dilakukan saat kondisi lingkungan mendukung aktifitasnya, misalnya pagi atau sore hari  pelepasan dilakukan saat populasi hama mulai meningkat meninggalkan batas keseimbangan alami.
  • 21. B. Introduksi  memasukan populasi musuh alami yang digunakan dalam jumlah banyak sebagai pengendali.  langkah – langkah introduksi musuh alami : 1. Penjelajahan / Ekplorasi di negeri asal 2. Pengiriman parasitoid dan predator dari negeri asal 3. Karantina parasitoid dan predator yang diimpor di dalam negeri 4. Perbanyakan parasitoid dan predator di laboratorium 5. Pelepasan dan pemapanan parasitoid dan predator yang diimpor 6. Evaluasi efektivitas pengendali hayati
  • 22.
  • 23. C. Augmentasi  peningkatan jumlah dan kemampuan musuh alami  terkait pelepasan / penambahan.  Pelepasan secara augmentasi ini akan berhasil bila dilakukan secara periodik.  3 cara pelepasan pereodik : 1. Pelepasan inokulatif  satu kali dalam satu musim atau dalam satu tahun. Tujuannya : musuh alami dapat mengadakan kolonisasi dan menyebarluas secara alami sehingga dapat menjaga keseimbangan. 2. Pelepasan Suplemen  setelah kegiatan sampling diketahui populasi hama mulai meninggalkan populasi musuh alaminya. Tujuannya : membantu musuh alami yang sudah ada agar kembali berfungsi dan dapat mengendalikan populasi hama. 3. Pelepasan inundatif / pelepasan massal  pelepasan musuh alami dalam jumlah yang besar. Tujuannya : menurunkan populasi hama secara cepat terutama setelah ratusan ribu atau jutaan individu parasitoid atau predator dilepaskan.
  • 24. Keterpaduan Dengan Komponen PHT Lain • Pengendalian hayati sangat menentukan semua usaha teknik pengendalian yang lain secara bersamaan yang ditujukan untuk mempertahankan dan memperkuat berfungsi dari musuh alami sehingga populasi hama tetap berada dibawah ambang ekonomi. • Memadukan semua teknik atau metode pengendalian hama secara optimal baik secara ekologis maupun secara ekonomis, • Selain PHt ekologi ada juga teknologi PHT dengan cara : 1. Pengelolaan ekosistem dengan cara bercocok tanam, 2. penggunaan varietas yang tahan hama OPT, 3. pengendalian secara fisik atau mekanik, Pengendalian secara genetik (jantan mandul), penggunaan pestisida secara selektif, 4. penggunaan OPT dengan peraturan atau karantina.
  • 25. 1. Prinsip pengendalian hayati adalah pengendalian serangga hama dengan cara biologi, yaitu dengan memanfaatkan musuh-musuh alaminya( agen pengendali biologi ), seperti predator, parasitoid dan patogen. 2. Parasitoid digolongkan menjadi 2 yaitu berdasarkan posisinya ( Ektoparasitoid dan Endoparasitoid ) dan Berdasarkan fese tumbuh inang yang diserang ( Parasitoid telur, telur-larva, larva, larva – pupa, pupa, dan imago ). 3. Beberapa ordo serangga pada kelompok parasitoid yaitu Coleoptera, Orthoptera, Diptera, Ordonata, Hemiptera, dan Hyminoptera. 4. Beberapa agen pengendali hayati dari kelompok patogen diantaranya yaitu : virus, bakteri, jamur, dan nematoda dsb. 5. strategi pengendalian hayati yang dapat dilakukan yaitu upaya konservasi musuh alami, introduksi musuh alami, dan augmentasi. 6. Memadukan semua teknik atau metode pengendalian hama secara optimal akan memberikan keuntungan baik secara ekologis maupun secara ekonomis.
  • 26. Pustaka sunarno. 2012. Pengendalian Hayati ( Biologi Control ) Sebagai Salah Satu Komponen Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Jurnal Volume 1 : nomor 2 . Universitas Halmahera.