3. Keselamatan Kesehatan
Kerja dan Lingkungan (K3L)
K3l adalah satu upaya untuk menekan atau
mengurangi resiko kecelakaan dan penyakit akibat
kerja.
Upaya kesehatan kerja adalah penyerasian
kapasitas, beban, dan lingkungan kerja agar pekerja
dapat bekerja dengan sehat.
K3L merupakan penghargaan terhadap martabat
manusia pekerja karena dengan adanya K3L, jiwa dan
raga pekerja akan safe.
Faktor-faktor ancaman resiko dari kecelakaan kerja
adalah:
Ketiga fakor diatas saling mempengaruhi satu sama
lain.
4. Keselamatan Kesehatan
Kerja dan Lingkungan (K3L)
K3L bertujuan untuk:
- Membuat suasana menjadi sehat, aman, dan nyaman
- Membuat tenaga kerja sehat baik fisik, mentas, dan
sosial sert terhindar dari kecelakaan
- Meningkatkan produktivitas dan efisiensi perusahaan
- Menginkatkan kesejahteraan tenaga kerja
5. Penyakit akibat hubungan
kerja
Golongan Fisik, contohnya bising, radiasi, suhu dan
tekanan.
Golongan Kimiawi, 31 dari 100.000 bahan kimia
merupakan dapat menyebabkan penyakit.
Golongan Biologi, contohnya bakteri, virus, jamur, dan
parasit.
Golongan Fisiologik, contohnya tempat yang kurang
ergonomis, tidak sesuai dengan anatomi manusia.
Golongan Psikososial, contohnya beban terlalu berat,
pekerjaan selalu mengulang dan monotnon.
6. Sistem Manajemen Keselmatan
dan Kesehatan Kerja (SMK3)
SMK3 aladah bagian dari sistem manajemen secara
keseluruhan yg meliputi struktur, organisasi,
perencanaan, tanggungjawab, pelaksanaan, prosedur,
proses dan sumber daya yg dibutuhkan bagi
pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian
dan pemeliharaan kebijakan K3 dalam rangka
pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan
kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman,
efisien dan produktif. (Per Menaker 05/Men/1996)
Kontribusi terbesar penyebab terjadinya ecelakaan
adalah manusia. Dengan adanya SMK3, manusia yang
berdalam dalam sistem kerja akan lebih tertata
dengan adanya manajemen ini.
7. Masalah K3 di Negara
Berkembang
Mempunyai temperatur tinggi sehingga pekerja
lebih mudah merasa capek.
Kelembaban tinggi sehingga bakteri nyaman ting-
gal di negara berkembang.
Iklim
Sumber biaya terbatasEkonomi
Tidak semua orang menganggap safety itu penting
dan harus diprioritaskan.
Terkadang HSE salam suatu perusahaan asal-asalan
Sumber
Daya
Manusia
APD disediakan tanpa memperhatikan kenyamanan
Sehingga pekerja enggan memakainya.
Peraturan kurang tegas.
Belum terbiasa dengan K3
Fasilitas
8. Masalah K3 di Negara
Berkembang
Keakuratan data yang berhubungan dengan
kecelakaan kerja kurang akurat.Data
Karena bakteri suka hidup di negara berkembang
penyakit-penyakit pun bermunculan.Penyakit
Migrasi berarti mengganti pola hidup dan akan
Membuat sebagian pekerjas tressMigrasi
Tingkat pendidikan pekerja bervariasi.
Pekerja takut melaporkan keluhan K3 karena takut
Dipecat.
Pekerja
9. Zero Accident
Dibawah ini merupakan piramida kecelakaan dan cost
yang ditimbulkan dari kecelakaan.
10. Zero Accident
Zero accident adalah kondisi perusahaan tanpa
kecelakaan dan terbebas dari penyakit akibat kerja.
Kinerja keselamatan kerja. Perusahaan mencatat jam
kerja tanpa kecelakaan kerja dengan cara mengalikan
jumlah karyawan dengan jam kerja karyawan. Misal:
jumlah karyawan 100 orang, jam kerja 8 jam/hari.
Dalam sehari jumlah jam kerja 100x8=800 jam. Di
Indonesia, perusahaan dapat mencapai jam kerja
dalam jumlah waktu tertentu tanpa kecelakaan
mendapat penghargaan dari Depnaker. Pencatatan ini
kembali ke angka 0 ketika seorang pekerja mengalami
kecelakaan kerja dan tidak dapat masuk selama 2x24
jam.
Lima langkah untuk mensukseskan zero accident
adalah:
- Tentukan kebijakan (POLICY)
- Mengorganisasi staf/pekerja
- Merencanakan dan membuat standar
- Mengukur performansi
- Belajar dari pengalaman – audit dan review
12. Emergency Planning and
Respone
Tanggap darurat adalah suatu sikap untuk
mengantisipasi kemungkinan terjadinya hal-hal yang
tidak diinginkan, yang akan menimbulkan kerugian.
Penanggulangan keadaan darurat adalah upaya
atau tindakan yang dilakukan untuk mengatasi
keadaan yang tidak dikehendaki supaya dapat
dinormalisir dan kerugian ditekan seminimal mungkin.
Keadaan darurat adalah berubahnya suatu
kegiatan/keadaan atau situasi yang semula normal
menjadi tidak normal sebagai suatu akibat dari suatu
peristiwa yang tidak diduga atau tidak dikehendaki.
Prosedur tanggap darurat adalah:
– Rencana/rancangan dalam menghadapi keadaan
darurat
– Pendidikan dan latihan
– Penanggulangan keadaan darurat
– Pemindahan dan penutupan
13. Emergency Planning and
Respone
Penggolongan korban sesuai urgensinya adalah:
- Gawat I (ancaman maut): gangguan pernafasan
karena trauma otak, kehilangan kesadaran, luka bakar
di wajah atau di jalan pernafasan atas, penyumbatan
jalan nafas, luka berat di kepala, patah tulang hebat,
trauma torax, trauma perut, kehilangan darah, dll.
- Gawat II (maut mengancam, tetapi tidak segera):
trauma otak, perut, muka yg tidak terlalu berat, luka
bakar 9-18%, korban dengan luka sendi terbuka,
patah tulang.
- Gawat III (tidak ada ancaman maut): yang tidak
terancam cacat tetap.
15. K3 dan Lingkungan
Lingkungan hidup adalah suatu sistem yang
merupakan kesatuan ruang dengan semua benda,
daya, keadaan, dan makhluk hidup termasuk
didalamnya manusia dan perilakunya, yang
mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
Masalah ingkungan timbul karena:
- Dinamika penduduk
- Pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya yang
kurang bijaksana
- Kurang terkendalinya pemanfaatan ilmu
pengetahuan dan teknologi maju
- Benturan tata ruang
16. Pencemaran Udara
Sumber titik: sumber pencemar udaranya stationer
dan mempunyai lokasi tertentu. Contohnya gas buang
sebuah pabrik.
Sumber kawasan: sumbernya mempunyai luasan
tertentu. Contohnya adalah adanya beberapa pabrik
di suatu kawasan.
Sumber garis: sumbernya berbentuk memenjang dan
timbul karena pencemaran terus menerus.
Penyebab terjadinya pencemaran udara adalah:
- Alam. Bencana alam
- Manusia. Industri dan sarana transportasi.
Polutan Karbon Monoksida (CO)
- Mempunyai sifat tidak berbau, tidak berwarna,
tidak mempunyai rasa.
- Terbentuk karena pembakaran tidak sempurna
komponen yang mengandung carbon, reaksi antara
karbon dioksioda dan komponen yang mengandung
karbon karena suhu tinggi.
- Berbicara masalah kesehatan, CO dapat
menyebabkan pening, mau munutah, sulit bernafas,
dan lemas.
17. Pencemaran Udara
Kebisingan adalah bunyi yang tidak dikehendaki.
Jenis kebisingan ada 5, yatiu kebisingan ketika
frekuensi tinggi dan rendah bercampur dan kebisingan
frekuensi rendah saja atau tinggi saja. Lalu ada yan
terputus-putus, impulsif dan impulsif berulang.
Cara mengendalikan kebisingan adalah:
- Mengurangi kebisingan pada sumbernya
- Menenmpatkan penghalang pada jalan transmisi
- Proteksi dengan sumbat telinga
18. Pencemaran Air
Sifat-sifat yang harus diteliti untuk mengetahui air yang
terkena polusi adalah:
- Nilai pH
- Suhu
- Warna, bau, dan rasa
- Jumlah padatan
- Nilai BOD, COD
- Mikroorganisme patogen
- Kandungan minyak, logam berat, dan radioaktif
Proses penanganan air buangan adalah:
Primer
Penyaringan: bahan buangan yg besar dan
mengapung diambil.
Pengendapan dan pemisahan benda-benda kecil
Pemisahan endapan.
Sekunder
Penyaringan trikel: air buangan dialirkan ke
lapisan batu dan kerikil dg tinggi 90 – 300 cm.
Lumpur aktif: memasukkan udara dan lumpur yang
mengandung bakteri ke tanki. Bakteri ini akan
memecah senyawa menjadi lebih sederhana.
19. Pencemaran Air
Tersier
Adsorbsi dan pengendapan: mengalirkan air
buangan melalui lapisan karbon aktif
Elektrodialisis: menggunakan listrik dan membran
untuk menghilangkan garam organik
Osmosis berlawanan: air buangan mengalir dari
larutan yang konsentrasinya lebih rendah melalui
membran ke larutan yang konsentrasinya lebih
tinggi.
21. Alat Pelindung Diri (APD)
What will we learn?
1. Definisi APD
2. Hierarcy of Control
3. General Reqruitment APD menurut
OSHA
4. Tipe-tipe APD beserta
penjelasannya
22. Definisi Alat Pelindung Diri
Alat pelindung diri (APD) adalah
alat maupun pakaian pelindung yang
dipakai pekerja untuk melindunginya
dari zat dan media berbahaya yang
menyebabkan injury.
APD diterima dan digunakan oleh
hampir sebagian perusahaan di
dunia. Bahkan terdapat peraturan
bahwa pekerja harus memakai APD
untuk bisa masuk kedalam area kerja.
23. Hierarcy of Control
Engineering Control
Sumber kecelakaan dihilangkan atau dipindah.
Contohnya adalah mematikan mesin yang menghasilkan
kebisingan yang tinggi.
Administrative Control
Kontrol ini diberikan ketika engineering control tidak
bisa dilakukan. Metodenya adalah dengan mengubah
sistem administrasinya. Sehinga intensitas pekerja
menghadapi sumber kecelakaan berkurang Contohnya
adalah membuat shift kerja.
Menggunakan APD
Kontrol ini dilakukan ketika engineering control dan
administrative control tidak dapat diberikan.
24. General Reqruitment APD
menurut OSHA
Pada suatu perusahaan, APD harus
disediakan, digunakan, dan dirawat
kebersihannya sehingga selalu dalam kondisi
yang prima apapun kondisinya.
APD yang cacat tidak boleh digunakan
kembali.
APD harus mempunyai desain yang aman dan
nyaman.
Pekerja bertanggung jawab atas APD-nya
sendiri.
APD yang diberikan pada pekerja harus
sesuai dengan lingkungan kerja dan kondisi
apa yang dihadapi pekerja.
Pekerja harus lihai dalam memilih dan
menggunakan APD yang sesuai dengan jenis
pekerjaannya, dan kapan ia
menggunakannya
25. General Reqruitment APD
menurut OSHA
Pekerja harus melaporkan hazard dan
kecelakaan sekecil mungkin menggunakan
hazard assessment yang meliputi:
- Tanggal pengisian assessment
- Hasil evaluasi tempat kerja
- Pengesahan oleh pekerja sebagai tanda
bahwa mereka dengan benar telah
melaksanakan hazard assessment.
Pekerja harus mengetahui batasan
kemampuan sebuah APD untuk melindungi diri
mereka.
Pekerja harus di-training ulang apabila ia
dipindah-tugaskan ke tempat lain.
26. Tipe-tipe APD
Eye and face protection
Head Protection
Foot Protection
Electrical Protective Devices
Hand Protection
Hearing Protection
Protective Clothing
Chemical Protective Clothing and Respiratory
Protection
28. Eye and Face Protection
APD tipe ini akan melindungi bagian mata
dan wajah.
60% dari seluruh kecelakaan pada mata
diakibatkan karena pekerja tidak memakai
eye protector.
Syarat-syarat protector:
– Resisten terhadap zat kimia dan panas
(api).
– Terbuat dari bahan yang dapat
meneruskan cahaya (pada bagian mata)
– Dapat dibersihkan dengan mudah.
Macam-macam protector:
Mepunyai pelindung samping
Mempunyai lensa plano
Dapat mempunyai lensa spesial untuk
tujuan tertentu
1
Spectacles
29. Eye and Face Protection
Ventilasi langsung berbentuk lubang-ubang kecil
(pori-pori) yang biasanya terletak pada bagian
samping dan atas.
Ventilasi tidak langsung mempunyai baffled
ventilation yang mencegah adanya debu dan cairan
masuk kedalam mata.
Googles yang tidak mempunyai ventilasi memiliki
kelebihan, yaitu mencegah percikan cairan masuk
keadalam mata.
Googles yang tidak mempunyai ventilasi mempunyai
kelemahan, yaitu:
– Lensa berembun sehingga harus dibersihkan
– Area yang dicover tidak mendapatkan
pergantian udara sehingga menjadi panas
Dapat menggantikan spectacles
Ada yang tidak mempunyai ventilasi
dan ada yang mempunyai ventilasi
langsung atau tidak langsung
Dapat mempunyai lensa spesial untuk
tujuan tertentu
2
Googles
30. Eye and Face Protection
Sebagai secondary protector
Harus dipakai bersamaan dengan
googles atau spectacles.
Lebih berat daripada protector
lainnya, namun bila ukurannya pas
dengan kepala akan terasa sangat
nyaman.
3
Face shield
Sebagai secondary protector
Hand shield: tameng yang mengcover
bagian muka dan tubuh bagian depan
yang pemakaianannya diselipkan di
lengan bagian bawah
4
Welding
Helmet
Hand Shield
31. Googles dengan ventilasi
langsung.
Eye and Face Protectors
Pictures
Googles dengan ventilasi tidak
langsung .
Googles tanpa ventilasi.
Welding Helmet.
Welding Helmet.
32. Head Protection
Pekerja harus menggunakan head protector (helm) di
area rawan benda jatuh atau di area yang terekspos
konduktur listrik.
Helm harus mengikuti standar ANZI Z89.1.
Tipe dan kelas helm sesuai dengan ANZI Z89.1
adalah:
– Type I – impact on top only
– Type II – top or off-center impact
– Class G - limited voltages
– Class E - high voltages
– Class C - no voltage protection
33. Head Protection
Suspention system didalam helm bekerja sebagai
shock absorber sehingga efek benturan yang
diakibatkan oleh benda jatuh akan berkurang dan
cedera yang diderita pekerja tidak terlalu parah.
Beberapa helm mempunya insulator dan terkadang
dapat dimodifikasi sehingga bisa dipasangkan dengan
googles, face shields, hoods atau hearing protector.
Pemeriksaan berkala helm terhadap crack dkk
sangatlah penting untuk dilakukan. Jangan
membersihkan lapisan helm dengan cairan pembersih
yang sembarangan karena dapat mendegradasi
thermoplastic.
Degradasi thermopastic dapat dilihat dari warna helm
yang menjadi pucat, getas, kaku, dan beberapa
bagian helm menjadi keputih-putihan. Bila helm
mengalami hal diatas, segeralah ganti helm dengan
yang baru.
34. Hearing Protection
Pekerja yang terpapar kebisingan lebih dari 85 dB
HARUS menggunakan hearing protection.
Hearing protector mempunyai 3 tipe, yaitu:
- Earplug. Tipe ini cocok dipakai di tempat kerja dengan
paparan kebisingan yang terus menerus.
- Canal cap. Tipe ini cocok dipakai di tempat kerja yang
sumber kebisingannya keluar masuk ruangan.
- Ear muffs. Tipe ini cocok untuk frekuensi tinggi.
Protection akan lebih sempurna bila pekerja juga
menggunakan earplug.
Earplug
Canal cap
Ear muffs
35. Respiratory Protection
Pelindung pernafasan dipakai bila seorang pekerja
mengerjakan pekerjaan yang berbahaya. Maka dari
itu, pengujian tingkat pekerja perlu dilakukan untuk
mengetahui pekerja membutuhkan pelindung
pernafasan atau tidak.
Pekerja harus selalu check seal dari pelindung
pernafasan (masker) untu mengetahui apakah masker
sudah terpasang dengan benar.
Hood respiratory digunakan untuk pekerja yang
mempunyai facial hair, seperti kumis dan janggut. Untuk
aplikasi tertentu, pelindung ini menawarkan
Rating dari pelindung pernafasan adalah:
- N → tidak tahan terhadap oil
- R → sedikit tahan terhadap oil
- P sangat tahan terhadap oil
36. Hand Protection
Kecelakaan pada tangan dan jari merupakan 25%
dari jumlah kecelakaan kerja.
Pekerja harus memakai sarung tangan bila
dihadapkan dengan:
- Zat kimia berbahaya yang dapat direap kulit
- Chemical burn
- Thermal burns
- Temperatur yang berbahaya
- Severe cuts or laceration
- Severe abrasions
- Punctures
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan sarung
tangan adalah:
- Jenis pekerjaan dan bahaya yang dihadapi
- Durasi kerja
- Kondisi sekarang
- Bagaimana performa kerjanya
37. Gloves. Terbuat dari cotton, kulitm butyl, PVC,
nitirle dan lain-lain.
Hand Protection
Jenis-jenis hand protection:
Disposable vynil. Nyaman dipakai.Elastis dan
tidak mengurangi sensitivitas tangan.
Berwarna putih agak tembus pandang dan
tebalnya 5 mm. Terbuat dari bahan vynil.
Dapat digunakan untuk pekerja yang alergi
terhadap bahan latex.
Coated loves. Memberikan perlindungan thd
potongan, abrasi, dan puncture. Terdapat
lapisan latex pada bagian ibu jari, ujung
jari, dan telapak tangan. Dapat memegang
benda yang kering maupun basah dengan
baik.
38. Hand Protection
Reusable latex. Dapat dipakai ulang.
Mempunyai ketebalan 18 mil dan grip-nya
bagus. Tahan terhadap deterjen, asam,
alkohol, dan lemak. Panjangnya 12 inchi dan
dapat melindungi sebagian lengan bawah
dan pergelangan tangan.
Disposable latex. Kuat, murah, dan nyaman.
Ada yang sedikit bertepung, ada yang tidak
bertepung.
Latex + Neoprene. Perlindungan terhadap
bahan-bahan kimia sangat bagus. Dibuat
dari bahan latex dan lapisan neoprene yang
anti bahan kimia. Ideal untuk dipakai di
pabrik kimia dan baterai.
39. Hand Protection
Butyl. Mempunyai perlindungan terhadap gas
dan uap air yang lebih baik daripada
neoprene. Keamanan terhadap senyawa
kimia beracun juga lebih baik.
PVC. Texture bagian luarnya memungkinkan
pekerja untuk memegang benda yang basah
dengan lebih baik. Mempunyai lapisan cotton
didalamnya sehingga tingkat
kenyamanannya meningkat.
Reusable nitrile. Perlindungan terhadap zat
pelarut dan petroleum sangatlah bagus.
40. Hand Protection
Pekerja harus mengetahui sarung tangan jenis apa
yang cocok untuk bahan kimia yang ditangani.
Ketebalan harus diatur supaya pekerja tidak
kehilangan sensitivitas dan rasa nyaman.
Segera ganti sarung tangan ketika sarung tangan
tersebut menunjukan kerusakan sekecil apapun.
41. Foot Protection
Pekerja yang tidak menggunakan foot protector 75%
akan mengalami injury pada kaki.
Sepatu digunakan di area kerja untuk menghindari:
- Kejatuhan benda
- Tertusuk benda tajam
- Sengatan listrik
- Kontak dengan larutan berbahaya seperti larutan asam
43. Human Error
What will we learn?
1. Definisi error dan human error
2. Mitos human error
3. Klasifikasi error
4. Tipe error
5. Kategori human error
6. Mechanism of tought
44. Error dan Human Error
Error adalah sebuah kesalahan dalam merencanakan
sesuatu ataupun kesalahan dalam mengeksekusi
sebuah recana. Bila eror terus terjadi, maka dapat
mengakibatkan kecelakaan.
Human error adalah perilaku atau keputusan manusia
yang tidak diinginkan dan berpotensi untuk
mengurangi efektivitas, keamanan, atau performa
kerja.
Terdapat beberapa mitos yang berkaitan dengan
human error, antara lain:
- Sebagian besar kecelakaan kerja diakibatkan
human error. Mitos ini berlaku ketika sebuah
pekerjaan didominasi oleh desainer dan manajer dan
disaat ketika orang yang menyebabkan kecelakaan
berada di urutan paling belakang pada sebuah sistem,
sehingga orang yang seharusnya bisa mencegahnya
tidak bisa melakukannya.
- Kecelakaan diakibatkan oleh manusia, jadi
hilangkan saja unsur manusianya. Hal ini tidak bisa
dilakukan karena manusia berperan menjadi monitor,
back up, dan partner.
45. Klasifikasi Error
Error of
Omission
Error of
Comission
Mengerjakan sesuatu yang seharusnya
tidak dikerjakan
Mengerjakan sesuatu yang benar
namun prosedurnya salah.
Sequance
Error
Mengerjakan sesuatu yang urutannya
salah.
Timing Error
Mengerjakan sesuatu namun ketepatan
waktunya salah.
47. Approach to Human Error
Person approach
– Focus on individuals
– Blaming individuals
– Methods: poster campaigns,
writing another procedure,
disciplinary measures, threat
of litigation, retraining,
blaming and shaming
System approach
– Focus on the conditions under
which individuals work (rules,
expectations, work metrics,
communication, etc.)
– Building defenses to avert
errors/poor productivity or
mitigate their effects
– Methods: creating better
systems
51. Kebakaran
Kebakaran adalah api yang tidak dapat dikendalikan.
Kebakaran dapat diakibatkan karena:
- Kurangnya pengetahuan dan keterangan tentang
kebakaran
- Kelalaian manusia
- Alam
- Kesengajaan
Kebaran dapat mengakibatkan:
- Kehilangan nyawa, korban jiwa, dan cacat
- Kehilangan harta benda
- Ekonomi sosial
52. Kebakaran
Faktor-faktor yang menyebabkan adanya kebakaran
dapa dilihat pada segitiga api dibawah ini.
Untuk mengatasi kebakaran, rantai dari segitiga api
harus diputus dengan mematikan salah sau faktor atau
lebih. Contohnya adalah, menghentikan pasokan
oksigen dengan memberi karung basah pada sumber
api, mengurai bahan bakar dengan membiarkan
bahan bakar habis terbakar, dan menyirami sumber
kebakaran dengan air.
53. Klasifikasi Api Berdasarkan
National Fire Protection Association
Kebakaran yang mudah terbakar dan menghasilkan
arang/ karbon, contohnya kayu dan kerras.
Kebakaran pada zat cair atau gas yang mudah
Terbakar, contohnya bahan bakar dan lilin.
Kebakaran pada benda yang mengandung atau
Menghasilkan unsur listrik.
Kebakaran pada logam yang mudah terbakar.
Contohnya adalah sodium
Kebakaran karena peralatan dapur. Klasifikasi ini
baru didefiinisikan pada tahun 1998.
A
B
C
D
K/F
54. Klasifikasi Api Berdasarkan
Standard Australian Association
Kebakaran yang mudah terbakar dan menghasilkan
arang/ karbon, contohnya kayu dan kerras.
Kebakaran pada zat cair yang mudah
terbakar, contohnya bahan bakar.
Kebakaran pada gas. Contohnya LPG.
Kebakaran pada logam yang mudah terbakar.
Contohnya adalah sodium
Kebakaran karena benda yang menggunakan atau
Menimbulkan tenaga listrik.
A
B
C
D
E
55. Alat Pemadam Api Ringan
(APAR)
APAR adalah alat pemadam api berbentuk tabung
yang mudah dioperasikan oleh satu orang dan
mudah dijinjing. APAR ditujukan untuk memadamkan
api awal kecil pada mula terjadinya.
APAR memiliki berat antara 1 kg – 16 kg.
Bagian-bagian APAR adalah:
56. Alat Pemadam Api Ringan
(APAR)
Tabung berfungsi untuk penyimpanan zat pemadam
kebakaran. Selang berguna untuk menyalurkan isi
tabung dan isi tersebut akan dikeluarkan melalui
corong. Safety pin, lever, dan pressure gauge adalah
bagian yang berkaitan dengan tekanan dari zat yang
dikeluarkan APAR.
APAR mempunyai beberapa jenis, yaitu:
57. Alat Pemadam Api Ringan
(APAR)
Dibawah ini merupakan tabel yang berisi data yang
bisa membantu kita untuk memilih APAR mana yang
cocok dengan jenis kebakarannya.
58. Alat Pemadam Api Ringan
(APAR)
Penempatan APAR yang tepat guna adalah:
•Mudah terlihat
•Mudah terjangkau
•Tersebar – tidak terkumpul
•Tidak terkunci
•Sesuai SIKON
59. Alat Pemadam Api Ringan
(APAR)
APAR dibuat dalam beberapa sistem. Sistem-sistem
tersebut adalah:
Turn over. Sistem DUA BAHAN KIMIA
(turn over/ dibalik) dimana bahan
pemadamnya terdiri dari dua
bahan kimia cair yang bila
bercampur akan menghasilkan gas
CO2 sebagai gas penekan yang
akan mendorong busa sebagai hasil
reaksi.
Cartridge. Sistem CARTRIDGE
dimana bahan pemadamnya
terpisah dengan gas penekan
(cartridge). Gas penekannya
adalah CO2
60. Alat Pemadam Api Ringan
(APAR)
Bagaimana cara menggunakan APAR?
- Buka kunci pengaman
- Arahkan semprotan kedasar sumber api (bukan di
lidah apinya)
- Test
- Gunakan secara tegak dan jangan melawan arah
angin
- Tekan genggaman
- Padamkan apinya!
Sistem dimana gas penekannya
dikempakan ke dalam tabung berisi
bahan pemadam.
61. Alat Pemadam Api Ringan
(APAR)
Bagaimana cara merawat APAR?
PERAWATAN PEMERIKSAAN :
1. Membuka bagian APAR
2. Pemeriksaan bagian APAR
3. Pembersihan bagian yang kotor
4. Memasang kembali
5. Pengisian ulang
6. Penekanan ulang bila perlu
7. Hydrostatic-test
PERAWATAN RUTIN :
1. Sebuah label dan catatan servis
dipakai untuk mencatat tanggal
dan paraf pemeriksa
2. Segel dan indikator pemutus
dipakai dari bahan kawat halus
atau plastik halus yang mudah
putus
62. Alat Pemadam Api Ringan
(APAR)
PEMERIKSAAN RUTIN :
1. Apakah kelengkapan pada APAR ada dan
lengkap,
seperti : Kunci pengaman, indikator disk, label,
penutup selang
2. Apakah penunjuk tekanan OK
3. Apakah tabung tidak korosi