SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  63
Télécharger pour lire hors ligne
RANGKUMAN
KESEHATAN,
KESELAMATAN KERJA
DAN LINGKUNGAN
Sembadra Dyah Fitriani
12/331856/TK/39645
Pengenalan Keselamatan
Kesehatan Kerja, dan
Lingkungan (K3L)
Keselamatan Kesehatan
Kerja dan Lingkungan (K3L)
 K3l adalah satu upaya untuk menekan atau
mengurangi resiko kecelakaan dan penyakit akibat
kerja.
 Upaya kesehatan kerja adalah penyerasian
kapasitas, beban, dan lingkungan kerja agar pekerja
dapat bekerja dengan sehat.
 K3L merupakan penghargaan terhadap martabat
manusia pekerja karena dengan adanya K3L, jiwa dan
raga pekerja akan safe.
 Faktor-faktor ancaman resiko dari kecelakaan kerja
adalah:
Ketiga fakor diatas saling mempengaruhi satu sama
lain.
Keselamatan Kesehatan
Kerja dan Lingkungan (K3L)
 K3L bertujuan untuk:
- Membuat suasana menjadi sehat, aman, dan nyaman
- Membuat tenaga kerja sehat baik fisik, mentas, dan
sosial sert terhindar dari kecelakaan
- Meningkatkan produktivitas dan efisiensi perusahaan
- Menginkatkan kesejahteraan tenaga kerja
Penyakit akibat hubungan
kerja
Golongan Fisik, contohnya bising, radiasi, suhu dan
tekanan.
Golongan Kimiawi, 31 dari 100.000 bahan kimia
merupakan dapat menyebabkan penyakit.
Golongan Biologi, contohnya bakteri, virus, jamur, dan
parasit.
Golongan Fisiologik, contohnya tempat yang kurang
ergonomis, tidak sesuai dengan anatomi manusia.
Golongan Psikososial, contohnya beban terlalu berat,
pekerjaan selalu mengulang dan monotnon.
Sistem Manajemen Keselmatan
dan Kesehatan Kerja (SMK3)
 SMK3 aladah bagian dari sistem manajemen secara
keseluruhan yg meliputi struktur, organisasi,
perencanaan, tanggungjawab, pelaksanaan, prosedur,
proses dan sumber daya yg dibutuhkan bagi
pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian
dan pemeliharaan kebijakan K3 dalam rangka
pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan
kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman,
efisien dan produktif. (Per Menaker 05/Men/1996)
 Kontribusi terbesar penyebab terjadinya ecelakaan
adalah manusia. Dengan adanya SMK3, manusia yang
berdalam dalam sistem kerja akan lebih tertata
dengan adanya manajemen ini.
Masalah K3 di Negara
Berkembang
Mempunyai temperatur tinggi sehingga pekerja
lebih mudah merasa capek.
Kelembaban tinggi sehingga bakteri nyaman ting-
gal di negara berkembang.
Iklim
Sumber biaya terbatasEkonomi
Tidak semua orang menganggap safety itu penting
dan harus diprioritaskan.
Terkadang HSE salam suatu perusahaan asal-asalan
Sumber
Daya
Manusia
APD disediakan tanpa memperhatikan kenyamanan
Sehingga pekerja enggan memakainya.
Peraturan kurang tegas.
Belum terbiasa dengan K3
Fasilitas
Masalah K3 di Negara
Berkembang
Keakuratan data yang berhubungan dengan
kecelakaan kerja kurang akurat.Data
Karena bakteri suka hidup di negara berkembang
penyakit-penyakit pun bermunculan.Penyakit
Migrasi berarti mengganti pola hidup dan akan
Membuat sebagian pekerjas tressMigrasi
Tingkat pendidikan pekerja bervariasi.
Pekerja takut melaporkan keluhan K3 karena takut
Dipecat.
Pekerja
Zero Accident
 Dibawah ini merupakan piramida kecelakaan dan cost
yang ditimbulkan dari kecelakaan.
Zero Accident
 Zero accident adalah kondisi perusahaan tanpa
kecelakaan dan terbebas dari penyakit akibat kerja.
 Kinerja keselamatan kerja. Perusahaan mencatat jam
kerja tanpa kecelakaan kerja dengan cara mengalikan
jumlah karyawan dengan jam kerja karyawan. Misal:
jumlah karyawan 100 orang, jam kerja 8 jam/hari.
Dalam sehari jumlah jam kerja 100x8=800 jam. Di
Indonesia, perusahaan dapat mencapai jam kerja
dalam jumlah waktu tertentu tanpa kecelakaan
mendapat penghargaan dari Depnaker. Pencatatan ini
kembali ke angka 0 ketika seorang pekerja mengalami
kecelakaan kerja dan tidak dapat masuk selama 2x24
jam.
 Lima langkah untuk mensukseskan zero accident
adalah:
- Tentukan kebijakan (POLICY)
- Mengorganisasi staf/pekerja
- Merencanakan dan membuat standar
- Mengukur performansi
- Belajar dari pengalaman – audit dan review
Emergency
Planning and Respone
Emergency Planning and
Respone
 Tanggap darurat adalah suatu sikap untuk
mengantisipasi kemungkinan terjadinya hal-hal yang
tidak diinginkan, yang akan menimbulkan kerugian.
 Penanggulangan keadaan darurat adalah upaya
atau tindakan yang dilakukan untuk mengatasi
keadaan yang tidak dikehendaki supaya dapat
dinormalisir dan kerugian ditekan seminimal mungkin.
 Keadaan darurat adalah berubahnya suatu
kegiatan/keadaan atau situasi yang semula normal
menjadi tidak normal sebagai suatu akibat dari suatu
peristiwa yang tidak diduga atau tidak dikehendaki.
 Prosedur tanggap darurat adalah:
– Rencana/rancangan dalam menghadapi keadaan
darurat
– Pendidikan dan latihan
– Penanggulangan keadaan darurat
– Pemindahan dan penutupan
Emergency Planning and
Respone
 Penggolongan korban sesuai urgensinya adalah:
- Gawat I (ancaman maut): gangguan pernafasan
karena trauma otak, kehilangan kesadaran, luka bakar
di wajah atau di jalan pernafasan atas, penyumbatan
jalan nafas, luka berat di kepala, patah tulang hebat,
trauma torax, trauma perut, kehilangan darah, dll.
- Gawat II (maut mengancam, tetapi tidak segera):
trauma otak, perut, muka yg tidak terlalu berat, luka
bakar 9-18%, korban dengan luka sendi terbuka,
patah tulang.
- Gawat III (tidak ada ancaman maut): yang tidak
terancam cacat tetap.
K3 dan Lingkungan
K3 dan Lingkungan
 Lingkungan hidup adalah suatu sistem yang
merupakan kesatuan ruang dengan semua benda,
daya, keadaan, dan makhluk hidup termasuk
didalamnya manusia dan perilakunya, yang
mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
 Masalah ingkungan timbul karena:
- Dinamika penduduk
- Pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya yang
kurang bijaksana
- Kurang terkendalinya pemanfaatan ilmu
pengetahuan dan teknologi maju
- Benturan tata ruang
Pencemaran Udara
 Sumber titik: sumber pencemar udaranya stationer
dan mempunyai lokasi tertentu. Contohnya gas buang
sebuah pabrik.
 Sumber kawasan: sumbernya mempunyai luasan
tertentu. Contohnya adalah adanya beberapa pabrik
di suatu kawasan.
 Sumber garis: sumbernya berbentuk memenjang dan
timbul karena pencemaran terus menerus.
 Penyebab terjadinya pencemaran udara adalah:
- Alam. Bencana alam
- Manusia. Industri dan sarana transportasi.
 Polutan Karbon Monoksida (CO)
- Mempunyai sifat tidak berbau, tidak berwarna,
tidak mempunyai rasa.
- Terbentuk karena pembakaran tidak sempurna
komponen yang mengandung carbon, reaksi antara
karbon dioksioda dan komponen yang mengandung
karbon karena suhu tinggi.
- Berbicara masalah kesehatan, CO dapat
menyebabkan pening, mau munutah, sulit bernafas,
dan lemas.
Pencemaran Udara
 Kebisingan adalah bunyi yang tidak dikehendaki.
 Jenis kebisingan ada 5, yatiu kebisingan ketika
frekuensi tinggi dan rendah bercampur dan kebisingan
frekuensi rendah saja atau tinggi saja. Lalu ada yan
terputus-putus, impulsif dan impulsif berulang.
 Cara mengendalikan kebisingan adalah:
- Mengurangi kebisingan pada sumbernya
- Menenmpatkan penghalang pada jalan transmisi
- Proteksi dengan sumbat telinga
Pencemaran Air
 Sifat-sifat yang harus diteliti untuk mengetahui air yang
terkena polusi adalah:
- Nilai pH
- Suhu
- Warna, bau, dan rasa
- Jumlah padatan
- Nilai BOD, COD
- Mikroorganisme patogen
- Kandungan minyak, logam berat, dan radioaktif
 Proses penanganan air buangan adalah:
Primer
Penyaringan: bahan buangan yg besar dan
mengapung diambil.
Pengendapan dan pemisahan benda-benda kecil
Pemisahan endapan.
Sekunder
Penyaringan trikel: air buangan dialirkan ke
lapisan batu dan kerikil dg tinggi 90 – 300 cm.
Lumpur aktif: memasukkan udara dan lumpur yang
mengandung bakteri ke tanki. Bakteri ini akan
memecah senyawa menjadi lebih sederhana.
Pencemaran Air
Tersier
Adsorbsi dan pengendapan: mengalirkan air
buangan melalui lapisan karbon aktif
Elektrodialisis: menggunakan listrik dan membran
untuk menghilangkan garam organik
Osmosis berlawanan: air buangan mengalir dari
larutan yang konsentrasinya lebih rendah melalui
membran ke larutan yang konsentrasinya lebih
tinggi.
Alat Pelindung Diri
Alat Pelindung Diri (APD)
What will we learn?
1. Definisi APD
2. Hierarcy of Control
3. General Reqruitment APD menurut
OSHA
4. Tipe-tipe APD beserta
penjelasannya
Definisi Alat Pelindung Diri
 Alat pelindung diri (APD) adalah
alat maupun pakaian pelindung yang
dipakai pekerja untuk melindunginya
dari zat dan media berbahaya yang
menyebabkan injury.
 APD diterima dan digunakan oleh
hampir sebagian perusahaan di
dunia. Bahkan terdapat peraturan
bahwa pekerja harus memakai APD
untuk bisa masuk kedalam area kerja.
Hierarcy of Control
Engineering Control
Sumber kecelakaan dihilangkan atau dipindah.
Contohnya adalah mematikan mesin yang menghasilkan
kebisingan yang tinggi.
Administrative Control
Kontrol ini diberikan ketika engineering control tidak
bisa dilakukan. Metodenya adalah dengan mengubah
sistem administrasinya. Sehinga intensitas pekerja
menghadapi sumber kecelakaan berkurang Contohnya
adalah membuat shift kerja.
Menggunakan APD
Kontrol ini dilakukan ketika engineering control dan
administrative control tidak dapat diberikan.
General Reqruitment APD
menurut OSHA
 Pada suatu perusahaan, APD harus
disediakan, digunakan, dan dirawat
kebersihannya sehingga selalu dalam kondisi
yang prima apapun kondisinya.
 APD yang cacat tidak boleh digunakan
kembali.
 APD harus mempunyai desain yang aman dan
nyaman.
 Pekerja bertanggung jawab atas APD-nya
sendiri.
 APD yang diberikan pada pekerja harus
sesuai dengan lingkungan kerja dan kondisi
apa yang dihadapi pekerja.
 Pekerja harus lihai dalam memilih dan
menggunakan APD yang sesuai dengan jenis
pekerjaannya, dan kapan ia
menggunakannya
General Reqruitment APD
menurut OSHA
 Pekerja harus melaporkan hazard dan
kecelakaan sekecil mungkin menggunakan
hazard assessment yang meliputi:
- Tanggal pengisian assessment
- Hasil evaluasi tempat kerja
- Pengesahan oleh pekerja sebagai tanda
bahwa mereka dengan benar telah
melaksanakan hazard assessment.
 Pekerja harus mengetahui batasan
kemampuan sebuah APD untuk melindungi diri
mereka.
 Pekerja harus di-training ulang apabila ia
dipindah-tugaskan ke tempat lain.
Tipe-tipe APD
 Eye and face protection
 Head Protection
 Foot Protection
 Electrical Protective Devices
 Hand Protection
 Hearing Protection
 Protective Clothing
 Chemical Protective Clothing and Respiratory
Protection
Tipe-tipe APD
Eye and Face Protection
 APD tipe ini akan melindungi bagian mata
dan wajah.
 60% dari seluruh kecelakaan pada mata
diakibatkan karena pekerja tidak memakai
eye protector.
 Syarat-syarat protector:
– Resisten terhadap zat kimia dan panas
(api).
– Terbuat dari bahan yang dapat
meneruskan cahaya (pada bagian mata)
– Dapat dibersihkan dengan mudah.
 Macam-macam protector:
Mepunyai pelindung samping
Mempunyai lensa plano
Dapat mempunyai lensa spesial untuk
tujuan tertentu
1
Spectacles
Eye and Face Protection
 Ventilasi langsung berbentuk lubang-ubang kecil
(pori-pori) yang biasanya terletak pada bagian
samping dan atas.
 Ventilasi tidak langsung mempunyai baffled
ventilation yang mencegah adanya debu dan cairan
masuk kedalam mata.
 Googles yang tidak mempunyai ventilasi memiliki
kelebihan, yaitu mencegah percikan cairan masuk
keadalam mata.
 Googles yang tidak mempunyai ventilasi mempunyai
kelemahan, yaitu:
– Lensa berembun sehingga harus dibersihkan
– Area yang dicover tidak mendapatkan
pergantian udara sehingga menjadi panas
Dapat menggantikan spectacles
Ada yang tidak mempunyai ventilasi
dan ada yang mempunyai ventilasi
langsung atau tidak langsung
Dapat mempunyai lensa spesial untuk
tujuan tertentu
2
Googles
Eye and Face Protection
Sebagai secondary protector
Harus dipakai bersamaan dengan
googles atau spectacles.
Lebih berat daripada protector
lainnya, namun bila ukurannya pas
dengan kepala akan terasa sangat
nyaman.
3
Face shield
Sebagai secondary protector
Hand shield: tameng yang mengcover
bagian muka dan tubuh bagian depan
yang pemakaianannya diselipkan di
lengan bagian bawah
4
Welding
Helmet
Hand Shield
Googles dengan ventilasi
langsung.
Eye and Face Protectors
Pictures
Googles dengan ventilasi tidak
langsung .
Googles tanpa ventilasi.
Welding Helmet.
Welding Helmet.
Head Protection
 Pekerja harus menggunakan head protector (helm) di
area rawan benda jatuh atau di area yang terekspos
konduktur listrik.
 Helm harus mengikuti standar ANZI Z89.1.
 Tipe dan kelas helm sesuai dengan ANZI Z89.1
adalah:
– Type I – impact on top only
– Type II – top or off-center impact
– Class G - limited voltages
– Class E - high voltages
– Class C - no voltage protection
Head Protection
 Suspention system didalam helm bekerja sebagai
shock absorber sehingga efek benturan yang
diakibatkan oleh benda jatuh akan berkurang dan
cedera yang diderita pekerja tidak terlalu parah.
 Beberapa helm mempunya insulator dan terkadang
dapat dimodifikasi sehingga bisa dipasangkan dengan
googles, face shields, hoods atau hearing protector.
 Pemeriksaan berkala helm terhadap crack dkk
sangatlah penting untuk dilakukan. Jangan
membersihkan lapisan helm dengan cairan pembersih
yang sembarangan karena dapat mendegradasi
thermoplastic.
 Degradasi thermopastic dapat dilihat dari warna helm
yang menjadi pucat, getas, kaku, dan beberapa
bagian helm menjadi keputih-putihan. Bila helm
mengalami hal diatas, segeralah ganti helm dengan
yang baru.
Hearing Protection
 Pekerja yang terpapar kebisingan lebih dari 85 dB
HARUS menggunakan hearing protection.
 Hearing protector mempunyai 3 tipe, yaitu:
- Earplug. Tipe ini cocok dipakai di tempat kerja dengan
paparan kebisingan yang terus menerus.
- Canal cap. Tipe ini cocok dipakai di tempat kerja yang
sumber kebisingannya keluar masuk ruangan.
- Ear muffs. Tipe ini cocok untuk frekuensi tinggi.
Protection akan lebih sempurna bila pekerja juga
menggunakan earplug.
Earplug
Canal cap
Ear muffs
Respiratory Protection
 Pelindung pernafasan dipakai bila seorang pekerja
mengerjakan pekerjaan yang berbahaya. Maka dari
itu, pengujian tingkat pekerja perlu dilakukan untuk
mengetahui pekerja membutuhkan pelindung
pernafasan atau tidak.
 Pekerja harus selalu check seal dari pelindung
pernafasan (masker) untu mengetahui apakah masker
sudah terpasang dengan benar.
 Hood respiratory digunakan untuk pekerja yang
mempunyai facial hair, seperti kumis dan janggut. Untuk
aplikasi tertentu, pelindung ini menawarkan
 Rating dari pelindung pernafasan adalah:
- N → tidak tahan terhadap oil
- R → sedikit tahan terhadap oil
- P sangat tahan terhadap oil
Hand Protection
 Kecelakaan pada tangan dan jari merupakan 25%
dari jumlah kecelakaan kerja.
 Pekerja harus memakai sarung tangan bila
dihadapkan dengan:
- Zat kimia berbahaya yang dapat direap kulit
- Chemical burn
- Thermal burns
- Temperatur yang berbahaya
- Severe cuts or laceration
- Severe abrasions
- Punctures
 Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan sarung
tangan adalah:
- Jenis pekerjaan dan bahaya yang dihadapi
- Durasi kerja
- Kondisi sekarang
- Bagaimana performa kerjanya
Gloves. Terbuat dari cotton, kulitm butyl, PVC,
nitirle dan lain-lain.
Hand Protection
Jenis-jenis hand protection:
Disposable vynil. Nyaman dipakai.Elastis dan
tidak mengurangi sensitivitas tangan.
Berwarna putih agak tembus pandang dan
tebalnya 5 mm. Terbuat dari bahan vynil.
Dapat digunakan untuk pekerja yang alergi
terhadap bahan latex.
Coated loves. Memberikan perlindungan thd
potongan, abrasi, dan puncture. Terdapat
lapisan latex pada bagian ibu jari, ujung
jari, dan telapak tangan. Dapat memegang
benda yang kering maupun basah dengan
baik.
Hand Protection
Reusable latex. Dapat dipakai ulang.
Mempunyai ketebalan 18 mil dan grip-nya
bagus. Tahan terhadap deterjen, asam,
alkohol, dan lemak. Panjangnya 12 inchi dan
dapat melindungi sebagian lengan bawah
dan pergelangan tangan.
Disposable latex. Kuat, murah, dan nyaman.
Ada yang sedikit bertepung, ada yang tidak
bertepung.
Latex + Neoprene. Perlindungan terhadap
bahan-bahan kimia sangat bagus. Dibuat
dari bahan latex dan lapisan neoprene yang
anti bahan kimia. Ideal untuk dipakai di
pabrik kimia dan baterai.
Hand Protection
Butyl. Mempunyai perlindungan terhadap gas
dan uap air yang lebih baik daripada
neoprene. Keamanan terhadap senyawa
kimia beracun juga lebih baik.
PVC. Texture bagian luarnya memungkinkan
pekerja untuk memegang benda yang basah
dengan lebih baik. Mempunyai lapisan cotton
didalamnya sehingga tingkat
kenyamanannya meningkat.
Reusable nitrile. Perlindungan terhadap zat
pelarut dan petroleum sangatlah bagus.
Hand Protection
 Pekerja harus mengetahui sarung tangan jenis apa
yang cocok untuk bahan kimia yang ditangani.
 Ketebalan harus diatur supaya pekerja tidak
kehilangan sensitivitas dan rasa nyaman.
 Segera ganti sarung tangan ketika sarung tangan
tersebut menunjukan kerusakan sekecil apapun.
Foot Protection
 Pekerja yang tidak menggunakan foot protector 75%
akan mengalami injury pada kaki.
 Sepatu digunakan di area kerja untuk menghindari:
- Kejatuhan benda
- Tertusuk benda tajam
- Sengatan listrik
- Kontak dengan larutan berbahaya seperti larutan asam
Human Error
Human Error
What will we learn?
1. Definisi error dan human error
2. Mitos human error
3. Klasifikasi error
4. Tipe error
5. Kategori human error
6. Mechanism of tought
Error dan Human Error
 Error adalah sebuah kesalahan dalam merencanakan
sesuatu ataupun kesalahan dalam mengeksekusi
sebuah recana. Bila eror terus terjadi, maka dapat
mengakibatkan kecelakaan.
 Human error adalah perilaku atau keputusan manusia
yang tidak diinginkan dan berpotensi untuk
mengurangi efektivitas, keamanan, atau performa
kerja.
 Terdapat beberapa mitos yang berkaitan dengan
human error, antara lain:
- Sebagian besar kecelakaan kerja diakibatkan
human error. Mitos ini berlaku ketika sebuah
pekerjaan didominasi oleh desainer dan manajer dan
disaat ketika orang yang menyebabkan kecelakaan
berada di urutan paling belakang pada sebuah sistem,
sehingga orang yang seharusnya bisa mencegahnya
tidak bisa melakukannya.
- Kecelakaan diakibatkan oleh manusia, jadi
hilangkan saja unsur manusianya. Hal ini tidak bisa
dilakukan karena manusia berperan menjadi monitor,
back up, dan partner.
Klasifikasi Error
Error of
Omission
Error of
Comission
Mengerjakan sesuatu yang seharusnya
tidak dikerjakan
Mengerjakan sesuatu yang benar
namun prosedurnya salah.
Sequance
Error
Mengerjakan sesuatu yang urutannya
salah.
Timing Error
Mengerjakan sesuatu namun ketepatan
waktunya salah.
Kategori Human Error
Approach to Human Error
 Person approach
– Focus on individuals
– Blaming individuals
– Methods: poster campaigns,
writing another procedure,
disciplinary measures, threat
of litigation, retraining,
blaming and shaming
 System approach
– Focus on the conditions under
which individuals work (rules,
expectations, work metrics,
communication, etc.)
– Building defenses to avert
errors/poor productivity or
mitigate their effects
– Methods: creating better
systems
Fire Protection
Fire Protection
What will we learn?
1. Sistem pengendalian kebakaran
2. Segitiga api
3. Klasifikasi api
4. Alat pemadan kebakaran ringan
Sistem Pengendalian
Kebakaran
Kebakaran
 Kebakaran adalah api yang tidak dapat dikendalikan.
 Kebakaran dapat diakibatkan karena:
- Kurangnya pengetahuan dan keterangan tentang
kebakaran
- Kelalaian manusia
- Alam
- Kesengajaan
 Kebaran dapat mengakibatkan:
- Kehilangan nyawa, korban jiwa, dan cacat
- Kehilangan harta benda
- Ekonomi sosial
Kebakaran
 Faktor-faktor yang menyebabkan adanya kebakaran
dapa dilihat pada segitiga api dibawah ini.
 Untuk mengatasi kebakaran, rantai dari segitiga api
harus diputus dengan mematikan salah sau faktor atau
lebih. Contohnya adalah, menghentikan pasokan
oksigen dengan memberi karung basah pada sumber
api, mengurai bahan bakar dengan membiarkan
bahan bakar habis terbakar, dan menyirami sumber
kebakaran dengan air.
Klasifikasi Api Berdasarkan
National Fire Protection Association
Kebakaran yang mudah terbakar dan menghasilkan
arang/ karbon, contohnya kayu dan kerras.
Kebakaran pada zat cair atau gas yang mudah
Terbakar, contohnya bahan bakar dan lilin.
Kebakaran pada benda yang mengandung atau
Menghasilkan unsur listrik.
Kebakaran pada logam yang mudah terbakar.
Contohnya adalah sodium
Kebakaran karena peralatan dapur. Klasifikasi ini
baru didefiinisikan pada tahun 1998.
A
B
C
D
K/F
Klasifikasi Api Berdasarkan
Standard Australian Association
Kebakaran yang mudah terbakar dan menghasilkan
arang/ karbon, contohnya kayu dan kerras.
Kebakaran pada zat cair yang mudah
terbakar, contohnya bahan bakar.
Kebakaran pada gas. Contohnya LPG.
Kebakaran pada logam yang mudah terbakar.
Contohnya adalah sodium
Kebakaran karena benda yang menggunakan atau
Menimbulkan tenaga listrik.
A
B
C
D
E
Alat Pemadam Api Ringan
(APAR)
 APAR adalah alat pemadam api berbentuk tabung
yang mudah dioperasikan oleh satu orang dan
mudah dijinjing. APAR ditujukan untuk memadamkan
api awal kecil pada mula terjadinya.
 APAR memiliki berat antara 1 kg – 16 kg.
 Bagian-bagian APAR adalah:
Alat Pemadam Api Ringan
(APAR)
 Tabung berfungsi untuk penyimpanan zat pemadam
kebakaran. Selang berguna untuk menyalurkan isi
tabung dan isi tersebut akan dikeluarkan melalui
corong. Safety pin, lever, dan pressure gauge adalah
bagian yang berkaitan dengan tekanan dari zat yang
dikeluarkan APAR.
 APAR mempunyai beberapa jenis, yaitu:
Alat Pemadam Api Ringan
(APAR)
 Dibawah ini merupakan tabel yang berisi data yang
bisa membantu kita untuk memilih APAR mana yang
cocok dengan jenis kebakarannya.
Alat Pemadam Api Ringan
(APAR)
 Penempatan APAR yang tepat guna adalah:
•Mudah terlihat
•Mudah terjangkau
•Tersebar – tidak terkumpul
•Tidak terkunci
•Sesuai SIKON
Alat Pemadam Api Ringan
(APAR)
 APAR dibuat dalam beberapa sistem. Sistem-sistem
tersebut adalah:
Turn over. Sistem DUA BAHAN KIMIA
(turn over/ dibalik) dimana bahan
pemadamnya terdiri dari dua
bahan kimia cair yang bila
bercampur akan menghasilkan gas
CO2 sebagai gas penekan yang
akan mendorong busa sebagai hasil
reaksi.
Cartridge. Sistem CARTRIDGE
dimana bahan pemadamnya
terpisah dengan gas penekan
(cartridge). Gas penekannya
adalah CO2
Alat Pemadam Api Ringan
(APAR)
 Bagaimana cara menggunakan APAR?
- Buka kunci pengaman
- Arahkan semprotan kedasar sumber api (bukan di
lidah apinya)
- Test
- Gunakan secara tegak dan jangan melawan arah
angin
- Tekan genggaman
- Padamkan apinya!
Sistem dimana gas penekannya
dikempakan ke dalam tabung berisi
bahan pemadam.
Alat Pemadam Api Ringan
(APAR)
 Bagaimana cara merawat APAR?
PERAWATAN PEMERIKSAAN :
1. Membuka bagian APAR
2. Pemeriksaan bagian APAR
3. Pembersihan bagian yang kotor
4. Memasang kembali
5. Pengisian ulang
6. Penekanan ulang bila perlu
7. Hydrostatic-test
PERAWATAN RUTIN :
1. Sebuah label dan catatan servis
dipakai untuk mencatat tanggal
dan paraf pemeriksa
2. Segel dan indikator pemutus
dipakai dari bahan kawat halus
atau plastik halus yang mudah
putus
Alat Pemadam Api Ringan
(APAR)
PEMERIKSAAN RUTIN :
1. Apakah kelengkapan pada APAR ada dan
lengkap,
seperti : Kunci pengaman, indikator disk, label,
penutup selang
2. Apakah penunjuk tekanan OK
3. Apakah tabung tidak korosi
APD UNTUK K3

Contenu connexe

Tendances

KOMUNIKASI K3 .ppt
KOMUNIKASI K3 .pptKOMUNIKASI K3 .ppt
KOMUNIKASI K3 .pptYubiRestu
 
Identifikasi Bahaya - K3
Identifikasi Bahaya - K3Identifikasi Bahaya - K3
Identifikasi Bahaya - K3Al Marson
 
Pengawasan Norma K3 Lingkungan Kerja
Pengawasan Norma K3 Lingkungan KerjaPengawasan Norma K3 Lingkungan Kerja
Pengawasan Norma K3 Lingkungan KerjaAl Marson
 
Identifikasi Bahaya dan Penilaian Resiko
Identifikasi Bahaya dan Penilaian ResikoIdentifikasi Bahaya dan Penilaian Resiko
Identifikasi Bahaya dan Penilaian ResikoHerry Prakoso
 
K3 Lingkungan Kerja
K3 Lingkungan KerjaK3 Lingkungan Kerja
K3 Lingkungan KerjaJoko Isnanto
 
Materi safety riding
Materi  safety ridingMateri  safety riding
Materi safety ridingAl Marson
 
Penyakit Akibat Kerja - K3
Penyakit Akibat Kerja - K3Penyakit Akibat Kerja - K3
Penyakit Akibat Kerja - K3Al Marson
 
1. keselamatan kerja.ppt
1. keselamatan kerja.ppt 1. keselamatan kerja.ppt
1. keselamatan kerja.ppt Winarso Arso
 
K3 Angkat Angkut
K3 Angkat AngkutK3 Angkat Angkut
K3 Angkat AngkutAl Marson
 
1 Analisis Situasi Kasman.ppt
1 Analisis Situasi Kasman.ppt1 Analisis Situasi Kasman.ppt
1 Analisis Situasi Kasman.pptWAHIDA9
 
K3 pertambangan
K3 pertambanganK3 pertambangan
K3 pertambanganIpung Noor
 
Keselamatan Kesehatan Kerja Dan Lingkungan
Keselamatan Kesehatan Kerja Dan LingkunganKeselamatan Kesehatan Kerja Dan Lingkungan
Keselamatan Kesehatan Kerja Dan LingkunganRochmad Putra
 
PPT Mitigasi Bencana Gempa (2).pptx
PPT Mitigasi Bencana Gempa (2).pptxPPT Mitigasi Bencana Gempa (2).pptx
PPT Mitigasi Bencana Gempa (2).pptxSandraOgie
 
PP 50 2012 Penerapan SMK3
PP 50 2012 Penerapan SMK3PP 50 2012 Penerapan SMK3
PP 50 2012 Penerapan SMK3Herry Prakoso
 
BAB 5 Kesimpulan dan Saran (Contoh Karya Ilmiah)
BAB 5 Kesimpulan dan Saran (Contoh Karya Ilmiah)BAB 5 Kesimpulan dan Saran (Contoh Karya Ilmiah)
BAB 5 Kesimpulan dan Saran (Contoh Karya Ilmiah)Tuti Rina Lestari
 
Dasar hukum keselamatan dan kesehatan kerja
Dasar hukum keselamatan dan kesehatan kerjaDasar hukum keselamatan dan kesehatan kerja
Dasar hukum keselamatan dan kesehatan kerjaTito Riyanto
 

Tendances (20)

KOMUNIKASI K3 .ppt
KOMUNIKASI K3 .pptKOMUNIKASI K3 .ppt
KOMUNIKASI K3 .ppt
 
Identifikasi Bahaya - K3
Identifikasi Bahaya - K3Identifikasi Bahaya - K3
Identifikasi Bahaya - K3
 
K3 presentation
K3 presentationK3 presentation
K3 presentation
 
Audit k3
Audit k3Audit k3
Audit k3
 
Pengawasan Norma K3 Lingkungan Kerja
Pengawasan Norma K3 Lingkungan KerjaPengawasan Norma K3 Lingkungan Kerja
Pengawasan Norma K3 Lingkungan Kerja
 
Identifikasi Bahaya dan Penilaian Resiko
Identifikasi Bahaya dan Penilaian ResikoIdentifikasi Bahaya dan Penilaian Resiko
Identifikasi Bahaya dan Penilaian Resiko
 
K3 Lingkungan Kerja
K3 Lingkungan KerjaK3 Lingkungan Kerja
K3 Lingkungan Kerja
 
Materi safety riding
Materi  safety ridingMateri  safety riding
Materi safety riding
 
Penyakit Akibat Kerja - K3
Penyakit Akibat Kerja - K3Penyakit Akibat Kerja - K3
Penyakit Akibat Kerja - K3
 
1. keselamatan kerja.ppt
1. keselamatan kerja.ppt 1. keselamatan kerja.ppt
1. keselamatan kerja.ppt
 
K3 Angkat Angkut
K3 Angkat AngkutK3 Angkat Angkut
K3 Angkat Angkut
 
hazard di tempat kerja
hazard di tempat kerjahazard di tempat kerja
hazard di tempat kerja
 
1 Analisis Situasi Kasman.ppt
1 Analisis Situasi Kasman.ppt1 Analisis Situasi Kasman.ppt
1 Analisis Situasi Kasman.ppt
 
Laporan k3
Laporan k3Laporan k3
Laporan k3
 
K3 pertambangan
K3 pertambanganK3 pertambangan
K3 pertambangan
 
Keselamatan Kesehatan Kerja Dan Lingkungan
Keselamatan Kesehatan Kerja Dan LingkunganKeselamatan Kesehatan Kerja Dan Lingkungan
Keselamatan Kesehatan Kerja Dan Lingkungan
 
PPT Mitigasi Bencana Gempa (2).pptx
PPT Mitigasi Bencana Gempa (2).pptxPPT Mitigasi Bencana Gempa (2).pptx
PPT Mitigasi Bencana Gempa (2).pptx
 
PP 50 2012 Penerapan SMK3
PP 50 2012 Penerapan SMK3PP 50 2012 Penerapan SMK3
PP 50 2012 Penerapan SMK3
 
BAB 5 Kesimpulan dan Saran (Contoh Karya Ilmiah)
BAB 5 Kesimpulan dan Saran (Contoh Karya Ilmiah)BAB 5 Kesimpulan dan Saran (Contoh Karya Ilmiah)
BAB 5 Kesimpulan dan Saran (Contoh Karya Ilmiah)
 
Dasar hukum keselamatan dan kesehatan kerja
Dasar hukum keselamatan dan kesehatan kerjaDasar hukum keselamatan dan kesehatan kerja
Dasar hukum keselamatan dan kesehatan kerja
 

En vedette

Materi k3 prosedur keselamatan kerja dan simbol bahaya
Materi k3 prosedur keselamatan kerja dan simbol bahayaMateri k3 prosedur keselamatan kerja dan simbol bahaya
Materi k3 prosedur keselamatan kerja dan simbol bahayaSyaifi Al-Mahfudzi
 
Alat Pelindung Diri - K3
Alat Pelindung Diri - K3Alat Pelindung Diri - K3
Alat Pelindung Diri - K3Al Marson
 
K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)Herry Prakoso
 
Pengertian & Penjelasan K3
Pengertian & Penjelasan K3Pengertian & Penjelasan K3
Pengertian & Penjelasan K3lionfas
 
Tunjangan, kompensasi non finansial dan isu tunjangan
Tunjangan, kompensasi non finansial dan isu tunjanganTunjangan, kompensasi non finansial dan isu tunjangan
Tunjangan, kompensasi non finansial dan isu tunjanganUlfa Kudo
 
Peraturan menteri-kesehatan-nomor-340-tentang-klasifikasi-rumah-sakit
Peraturan menteri-kesehatan-nomor-340-tentang-klasifikasi-rumah-sakitPeraturan menteri-kesehatan-nomor-340-tentang-klasifikasi-rumah-sakit
Peraturan menteri-kesehatan-nomor-340-tentang-klasifikasi-rumah-sakitratu ayu
 
Pencegahan kecelakaan kerja
Pencegahan kecelakaan kerjaPencegahan kecelakaan kerja
Pencegahan kecelakaan kerjaSoni Fariski
 
Lampiran standarpelayananminimal spm
Lampiran standarpelayananminimal spmLampiran standarpelayananminimal spm
Lampiran standarpelayananminimal spmhelmi1984
 
Makalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
Makalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3)Makalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
Makalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3)Lilis Suryani Arta
 
10 aturan keselamatan forklift
10 aturan keselamatan forklift10 aturan keselamatan forklift
10 aturan keselamatan forkliftmasruhan
 
Ergonomik di tempat kerja
Ergonomik di tempat kerjaErgonomik di tempat kerja
Ergonomik di tempat kerjaHamidi Saidin
 
Pencegahan kecelakaan kerja
Pencegahan kecelakaan kerjaPencegahan kecelakaan kerja
Pencegahan kecelakaan kerjatitis007
 
Laporan Praktek Kunjungan Lapang AK3 Umum
Laporan Praktek Kunjungan Lapang AK3 UmumLaporan Praktek Kunjungan Lapang AK3 Umum
Laporan Praktek Kunjungan Lapang AK3 UmumAl Marson
 

En vedette (20)

Materi k3 prosedur keselamatan kerja dan simbol bahaya
Materi k3 prosedur keselamatan kerja dan simbol bahayaMateri k3 prosedur keselamatan kerja dan simbol bahaya
Materi k3 prosedur keselamatan kerja dan simbol bahaya
 
Alat Pelindung Diri - K3
Alat Pelindung Diri - K3Alat Pelindung Diri - K3
Alat Pelindung Diri - K3
 
K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
 
Pengertian & Penjelasan K3
Pengertian & Penjelasan K3Pengertian & Penjelasan K3
Pengertian & Penjelasan K3
 
Permenaker+apar
Permenaker+aparPermenaker+apar
Permenaker+apar
 
Tunjangan, kompensasi non finansial dan isu tunjangan
Tunjangan, kompensasi non finansial dan isu tunjanganTunjangan, kompensasi non finansial dan isu tunjangan
Tunjangan, kompensasi non finansial dan isu tunjangan
 
Power Point Hubungan Internal Kekaryawanan
Power Point Hubungan Internal KekaryawananPower Point Hubungan Internal Kekaryawanan
Power Point Hubungan Internal Kekaryawanan
 
Peraturan menteri-kesehatan-nomor-340-tentang-klasifikasi-rumah-sakit
Peraturan menteri-kesehatan-nomor-340-tentang-klasifikasi-rumah-sakitPeraturan menteri-kesehatan-nomor-340-tentang-klasifikasi-rumah-sakit
Peraturan menteri-kesehatan-nomor-340-tentang-klasifikasi-rumah-sakit
 
Pencegahan kecelakaan kerja
Pencegahan kecelakaan kerjaPencegahan kecelakaan kerja
Pencegahan kecelakaan kerja
 
Lampiran standarpelayananminimal spm
Lampiran standarpelayananminimal spmLampiran standarpelayananminimal spm
Lampiran standarpelayananminimal spm
 
Katalog safety poster eksklusif 2016
Katalog safety poster eksklusif 2016Katalog safety poster eksklusif 2016
Katalog safety poster eksklusif 2016
 
Makalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
Makalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3)Makalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
Makalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
 
Rambu rambu k3
Rambu rambu k3Rambu rambu k3
Rambu rambu k3
 
Ppt k3 konstruksi
Ppt k3 konstruksiPpt k3 konstruksi
Ppt k3 konstruksi
 
Hazard Ditempak Kerja
Hazard Ditempak KerjaHazard Ditempak Kerja
Hazard Ditempak Kerja
 
10 aturan keselamatan forklift
10 aturan keselamatan forklift10 aturan keselamatan forklift
10 aturan keselamatan forklift
 
Ergonomik di tempat kerja
Ergonomik di tempat kerjaErgonomik di tempat kerja
Ergonomik di tempat kerja
 
Rambu K3
Rambu K3Rambu K3
Rambu K3
 
Pencegahan kecelakaan kerja
Pencegahan kecelakaan kerjaPencegahan kecelakaan kerja
Pencegahan kecelakaan kerja
 
Laporan Praktek Kunjungan Lapang AK3 Umum
Laporan Praktek Kunjungan Lapang AK3 UmumLaporan Praktek Kunjungan Lapang AK3 Umum
Laporan Praktek Kunjungan Lapang AK3 Umum
 

Similaire à APD UNTUK K3

k3lh_x_tkj.pptx
k3lh_x_tkj.pptxk3lh_x_tkj.pptx
k3lh_x_tkj.pptxsarwoedi29
 
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)_ Materi Training "MANAJEMEN PERSONALIA"
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)_ Materi Training "MANAJEMEN PERSONALIA"Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)_ Materi Training "MANAJEMEN PERSONALIA"
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)_ Materi Training "MANAJEMEN PERSONALIA"Kanaidi ken
 
Dasar-2 K3-Member.ppt
Dasar-2 K3-Member.pptDasar-2 K3-Member.ppt
Dasar-2 K3-Member.pptrhamset
 
BST SMK3 for Safety in work place industrial and manufacturing.pdf
BST SMK3 for Safety in work place industrial and manufacturing.pdfBST SMK3 for Safety in work place industrial and manufacturing.pdf
BST SMK3 for Safety in work place industrial and manufacturing.pdfriyandharma1
 
K3.01 pengantar k3
K3.01 pengantar k3K3.01 pengantar k3
K3.01 pengantar k3raysa hasdi
 
1. Prinsip Dasar K3-REV.ppt
1. Prinsip Dasar K3-REV.ppt1. Prinsip Dasar K3-REV.ppt
1. Prinsip Dasar K3-REV.pptFaisal Rahman
 
Dasar kesehatan kerja.sesi3
Dasar kesehatan kerja.sesi3Dasar kesehatan kerja.sesi3
Dasar kesehatan kerja.sesi3Agus Candra
 
Slide-PRO205-PRO205-Slide-11-program.pdf
Slide-PRO205-PRO205-Slide-11-program.pdfSlide-PRO205-PRO205-Slide-11-program.pdf
Slide-PRO205-PRO205-Slide-11-program.pdfDimasBayuAdiPutra1
 
Tugas bahasa inggris
Tugas bahasa inggrisTugas bahasa inggris
Tugas bahasa inggrisdhilabe
 
Kesehatan Kerja di Labkes.PDF
Kesehatan Kerja di Labkes.PDFKesehatan Kerja di Labkes.PDF
Kesehatan Kerja di Labkes.PDFYohanita Tengku
 
DASAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 2023 Mesin Produksi.pptx
DASAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 2023 Mesin Produksi.pptxDASAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 2023 Mesin Produksi.pptx
DASAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 2023 Mesin Produksi.pptxMamas Jowo
 
Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )
Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )
Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )Dzul Fiqri
 
presentationk3-170216142258.pdf
presentationk3-170216142258.pdfpresentationk3-170216142258.pdf
presentationk3-170216142258.pdfwiwik57
 
Artikel 30403013
Artikel 30403013Artikel 30403013
Artikel 30403013Deni Darma
 
K3LH presentasion (yuliana)
K3LH presentasion (yuliana)K3LH presentasion (yuliana)
K3LH presentasion (yuliana)Yuliana
 
1-konsepk3rs-111218133026-phpapp01 (1).pdf
1-konsepk3rs-111218133026-phpapp01 (1).pdf1-konsepk3rs-111218133026-phpapp01 (1).pdf
1-konsepk3rs-111218133026-phpapp01 (1).pdfIrnaMegawaty3
 

Similaire à APD UNTUK K3 (20)

k3lh_x_tkj.pptx
k3lh_x_tkj.pptxk3lh_x_tkj.pptx
k3lh_x_tkj.pptx
 
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)_ Materi Training "MANAJEMEN PERSONALIA"
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)_ Materi Training "MANAJEMEN PERSONALIA"Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)_ Materi Training "MANAJEMEN PERSONALIA"
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)_ Materi Training "MANAJEMEN PERSONALIA"
 
HRM K3.pdf
HRM K3.pdfHRM K3.pdf
HRM K3.pdf
 
HRM K3.pdf
HRM K3.pdfHRM K3.pdf
HRM K3.pdf
 
Dasar-2 K3-Member.ppt
Dasar-2 K3-Member.pptDasar-2 K3-Member.ppt
Dasar-2 K3-Member.ppt
 
BST SMK3 for Safety in work place industrial and manufacturing.pdf
BST SMK3 for Safety in work place industrial and manufacturing.pdfBST SMK3 for Safety in work place industrial and manufacturing.pdf
BST SMK3 for Safety in work place industrial and manufacturing.pdf
 
K3.01 pengantar k3
K3.01 pengantar k3K3.01 pengantar k3
K3.01 pengantar k3
 
K3 Ketenagakerjaan
K3 KetenagakerjaanK3 Ketenagakerjaan
K3 Ketenagakerjaan
 
1. Prinsip Dasar K3-REV.ppt
1. Prinsip Dasar K3-REV.ppt1. Prinsip Dasar K3-REV.ppt
1. Prinsip Dasar K3-REV.ppt
 
Dasar kesehatan kerja.sesi3
Dasar kesehatan kerja.sesi3Dasar kesehatan kerja.sesi3
Dasar kesehatan kerja.sesi3
 
Slide-PRO205-PRO205-Slide-11-program.pdf
Slide-PRO205-PRO205-Slide-11-program.pdfSlide-PRO205-PRO205-Slide-11-program.pdf
Slide-PRO205-PRO205-Slide-11-program.pdf
 
Tugas bahasa inggris
Tugas bahasa inggrisTugas bahasa inggris
Tugas bahasa inggris
 
Kesehatan Kerja di Labkes.PDF
Kesehatan Kerja di Labkes.PDFKesehatan Kerja di Labkes.PDF
Kesehatan Kerja di Labkes.PDF
 
DASAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 2023 Mesin Produksi.pptx
DASAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 2023 Mesin Produksi.pptxDASAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 2023 Mesin Produksi.pptx
DASAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 2023 Mesin Produksi.pptx
 
Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )
Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )
Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )
 
presentationk3-170216142258.pdf
presentationk3-170216142258.pdfpresentationk3-170216142258.pdf
presentationk3-170216142258.pdf
 
Artikel 30403013
Artikel 30403013Artikel 30403013
Artikel 30403013
 
K3LH presentasion (yuliana)
K3LH presentasion (yuliana)K3LH presentasion (yuliana)
K3LH presentasion (yuliana)
 
1-konsepk3rs-111218133026-phpapp01 (1).pdf
1-konsepk3rs-111218133026-phpapp01 (1).pdf1-konsepk3rs-111218133026-phpapp01 (1).pdf
1-konsepk3rs-111218133026-phpapp01 (1).pdf
 
sanitasi DAN k3rs
sanitasi DAN k3rs sanitasi DAN k3rs
sanitasi DAN k3rs
 

Dernier

Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxFardanassegaf
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdfsandi625870
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaAbdiera
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaEzraCalva
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPPOWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPAnaNoorAfdilla
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdfWahyudinST
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 

Dernier (20)

Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPPOWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 

APD UNTUK K3

  • 3. Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L)  K3l adalah satu upaya untuk menekan atau mengurangi resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja.  Upaya kesehatan kerja adalah penyerasian kapasitas, beban, dan lingkungan kerja agar pekerja dapat bekerja dengan sehat.  K3L merupakan penghargaan terhadap martabat manusia pekerja karena dengan adanya K3L, jiwa dan raga pekerja akan safe.  Faktor-faktor ancaman resiko dari kecelakaan kerja adalah: Ketiga fakor diatas saling mempengaruhi satu sama lain.
  • 4. Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L)  K3L bertujuan untuk: - Membuat suasana menjadi sehat, aman, dan nyaman - Membuat tenaga kerja sehat baik fisik, mentas, dan sosial sert terhindar dari kecelakaan - Meningkatkan produktivitas dan efisiensi perusahaan - Menginkatkan kesejahteraan tenaga kerja
  • 5. Penyakit akibat hubungan kerja Golongan Fisik, contohnya bising, radiasi, suhu dan tekanan. Golongan Kimiawi, 31 dari 100.000 bahan kimia merupakan dapat menyebabkan penyakit. Golongan Biologi, contohnya bakteri, virus, jamur, dan parasit. Golongan Fisiologik, contohnya tempat yang kurang ergonomis, tidak sesuai dengan anatomi manusia. Golongan Psikososial, contohnya beban terlalu berat, pekerjaan selalu mengulang dan monotnon.
  • 6. Sistem Manajemen Keselmatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)  SMK3 aladah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yg meliputi struktur, organisasi, perencanaan, tanggungjawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yg dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan K3 dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. (Per Menaker 05/Men/1996)  Kontribusi terbesar penyebab terjadinya ecelakaan adalah manusia. Dengan adanya SMK3, manusia yang berdalam dalam sistem kerja akan lebih tertata dengan adanya manajemen ini.
  • 7. Masalah K3 di Negara Berkembang Mempunyai temperatur tinggi sehingga pekerja lebih mudah merasa capek. Kelembaban tinggi sehingga bakteri nyaman ting- gal di negara berkembang. Iklim Sumber biaya terbatasEkonomi Tidak semua orang menganggap safety itu penting dan harus diprioritaskan. Terkadang HSE salam suatu perusahaan asal-asalan Sumber Daya Manusia APD disediakan tanpa memperhatikan kenyamanan Sehingga pekerja enggan memakainya. Peraturan kurang tegas. Belum terbiasa dengan K3 Fasilitas
  • 8. Masalah K3 di Negara Berkembang Keakuratan data yang berhubungan dengan kecelakaan kerja kurang akurat.Data Karena bakteri suka hidup di negara berkembang penyakit-penyakit pun bermunculan.Penyakit Migrasi berarti mengganti pola hidup dan akan Membuat sebagian pekerjas tressMigrasi Tingkat pendidikan pekerja bervariasi. Pekerja takut melaporkan keluhan K3 karena takut Dipecat. Pekerja
  • 9. Zero Accident  Dibawah ini merupakan piramida kecelakaan dan cost yang ditimbulkan dari kecelakaan.
  • 10. Zero Accident  Zero accident adalah kondisi perusahaan tanpa kecelakaan dan terbebas dari penyakit akibat kerja.  Kinerja keselamatan kerja. Perusahaan mencatat jam kerja tanpa kecelakaan kerja dengan cara mengalikan jumlah karyawan dengan jam kerja karyawan. Misal: jumlah karyawan 100 orang, jam kerja 8 jam/hari. Dalam sehari jumlah jam kerja 100x8=800 jam. Di Indonesia, perusahaan dapat mencapai jam kerja dalam jumlah waktu tertentu tanpa kecelakaan mendapat penghargaan dari Depnaker. Pencatatan ini kembali ke angka 0 ketika seorang pekerja mengalami kecelakaan kerja dan tidak dapat masuk selama 2x24 jam.  Lima langkah untuk mensukseskan zero accident adalah: - Tentukan kebijakan (POLICY) - Mengorganisasi staf/pekerja - Merencanakan dan membuat standar - Mengukur performansi - Belajar dari pengalaman – audit dan review
  • 12. Emergency Planning and Respone  Tanggap darurat adalah suatu sikap untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, yang akan menimbulkan kerugian.  Penanggulangan keadaan darurat adalah upaya atau tindakan yang dilakukan untuk mengatasi keadaan yang tidak dikehendaki supaya dapat dinormalisir dan kerugian ditekan seminimal mungkin.  Keadaan darurat adalah berubahnya suatu kegiatan/keadaan atau situasi yang semula normal menjadi tidak normal sebagai suatu akibat dari suatu peristiwa yang tidak diduga atau tidak dikehendaki.  Prosedur tanggap darurat adalah: – Rencana/rancangan dalam menghadapi keadaan darurat – Pendidikan dan latihan – Penanggulangan keadaan darurat – Pemindahan dan penutupan
  • 13. Emergency Planning and Respone  Penggolongan korban sesuai urgensinya adalah: - Gawat I (ancaman maut): gangguan pernafasan karena trauma otak, kehilangan kesadaran, luka bakar di wajah atau di jalan pernafasan atas, penyumbatan jalan nafas, luka berat di kepala, patah tulang hebat, trauma torax, trauma perut, kehilangan darah, dll. - Gawat II (maut mengancam, tetapi tidak segera): trauma otak, perut, muka yg tidak terlalu berat, luka bakar 9-18%, korban dengan luka sendi terbuka, patah tulang. - Gawat III (tidak ada ancaman maut): yang tidak terancam cacat tetap.
  • 15. K3 dan Lingkungan  Lingkungan hidup adalah suatu sistem yang merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup termasuk didalamnya manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.  Masalah ingkungan timbul karena: - Dinamika penduduk - Pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya yang kurang bijaksana - Kurang terkendalinya pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi maju - Benturan tata ruang
  • 16. Pencemaran Udara  Sumber titik: sumber pencemar udaranya stationer dan mempunyai lokasi tertentu. Contohnya gas buang sebuah pabrik.  Sumber kawasan: sumbernya mempunyai luasan tertentu. Contohnya adalah adanya beberapa pabrik di suatu kawasan.  Sumber garis: sumbernya berbentuk memenjang dan timbul karena pencemaran terus menerus.  Penyebab terjadinya pencemaran udara adalah: - Alam. Bencana alam - Manusia. Industri dan sarana transportasi.  Polutan Karbon Monoksida (CO) - Mempunyai sifat tidak berbau, tidak berwarna, tidak mempunyai rasa. - Terbentuk karena pembakaran tidak sempurna komponen yang mengandung carbon, reaksi antara karbon dioksioda dan komponen yang mengandung karbon karena suhu tinggi. - Berbicara masalah kesehatan, CO dapat menyebabkan pening, mau munutah, sulit bernafas, dan lemas.
  • 17. Pencemaran Udara  Kebisingan adalah bunyi yang tidak dikehendaki.  Jenis kebisingan ada 5, yatiu kebisingan ketika frekuensi tinggi dan rendah bercampur dan kebisingan frekuensi rendah saja atau tinggi saja. Lalu ada yan terputus-putus, impulsif dan impulsif berulang.  Cara mengendalikan kebisingan adalah: - Mengurangi kebisingan pada sumbernya - Menenmpatkan penghalang pada jalan transmisi - Proteksi dengan sumbat telinga
  • 18. Pencemaran Air  Sifat-sifat yang harus diteliti untuk mengetahui air yang terkena polusi adalah: - Nilai pH - Suhu - Warna, bau, dan rasa - Jumlah padatan - Nilai BOD, COD - Mikroorganisme patogen - Kandungan minyak, logam berat, dan radioaktif  Proses penanganan air buangan adalah: Primer Penyaringan: bahan buangan yg besar dan mengapung diambil. Pengendapan dan pemisahan benda-benda kecil Pemisahan endapan. Sekunder Penyaringan trikel: air buangan dialirkan ke lapisan batu dan kerikil dg tinggi 90 – 300 cm. Lumpur aktif: memasukkan udara dan lumpur yang mengandung bakteri ke tanki. Bakteri ini akan memecah senyawa menjadi lebih sederhana.
  • 19. Pencemaran Air Tersier Adsorbsi dan pengendapan: mengalirkan air buangan melalui lapisan karbon aktif Elektrodialisis: menggunakan listrik dan membran untuk menghilangkan garam organik Osmosis berlawanan: air buangan mengalir dari larutan yang konsentrasinya lebih rendah melalui membran ke larutan yang konsentrasinya lebih tinggi.
  • 21. Alat Pelindung Diri (APD) What will we learn? 1. Definisi APD 2. Hierarcy of Control 3. General Reqruitment APD menurut OSHA 4. Tipe-tipe APD beserta penjelasannya
  • 22. Definisi Alat Pelindung Diri  Alat pelindung diri (APD) adalah alat maupun pakaian pelindung yang dipakai pekerja untuk melindunginya dari zat dan media berbahaya yang menyebabkan injury.  APD diterima dan digunakan oleh hampir sebagian perusahaan di dunia. Bahkan terdapat peraturan bahwa pekerja harus memakai APD untuk bisa masuk kedalam area kerja.
  • 23. Hierarcy of Control Engineering Control Sumber kecelakaan dihilangkan atau dipindah. Contohnya adalah mematikan mesin yang menghasilkan kebisingan yang tinggi. Administrative Control Kontrol ini diberikan ketika engineering control tidak bisa dilakukan. Metodenya adalah dengan mengubah sistem administrasinya. Sehinga intensitas pekerja menghadapi sumber kecelakaan berkurang Contohnya adalah membuat shift kerja. Menggunakan APD Kontrol ini dilakukan ketika engineering control dan administrative control tidak dapat diberikan.
  • 24. General Reqruitment APD menurut OSHA  Pada suatu perusahaan, APD harus disediakan, digunakan, dan dirawat kebersihannya sehingga selalu dalam kondisi yang prima apapun kondisinya.  APD yang cacat tidak boleh digunakan kembali.  APD harus mempunyai desain yang aman dan nyaman.  Pekerja bertanggung jawab atas APD-nya sendiri.  APD yang diberikan pada pekerja harus sesuai dengan lingkungan kerja dan kondisi apa yang dihadapi pekerja.  Pekerja harus lihai dalam memilih dan menggunakan APD yang sesuai dengan jenis pekerjaannya, dan kapan ia menggunakannya
  • 25. General Reqruitment APD menurut OSHA  Pekerja harus melaporkan hazard dan kecelakaan sekecil mungkin menggunakan hazard assessment yang meliputi: - Tanggal pengisian assessment - Hasil evaluasi tempat kerja - Pengesahan oleh pekerja sebagai tanda bahwa mereka dengan benar telah melaksanakan hazard assessment.  Pekerja harus mengetahui batasan kemampuan sebuah APD untuk melindungi diri mereka.  Pekerja harus di-training ulang apabila ia dipindah-tugaskan ke tempat lain.
  • 26. Tipe-tipe APD  Eye and face protection  Head Protection  Foot Protection  Electrical Protective Devices  Hand Protection  Hearing Protection  Protective Clothing  Chemical Protective Clothing and Respiratory Protection
  • 28. Eye and Face Protection  APD tipe ini akan melindungi bagian mata dan wajah.  60% dari seluruh kecelakaan pada mata diakibatkan karena pekerja tidak memakai eye protector.  Syarat-syarat protector: – Resisten terhadap zat kimia dan panas (api). – Terbuat dari bahan yang dapat meneruskan cahaya (pada bagian mata) – Dapat dibersihkan dengan mudah.  Macam-macam protector: Mepunyai pelindung samping Mempunyai lensa plano Dapat mempunyai lensa spesial untuk tujuan tertentu 1 Spectacles
  • 29. Eye and Face Protection  Ventilasi langsung berbentuk lubang-ubang kecil (pori-pori) yang biasanya terletak pada bagian samping dan atas.  Ventilasi tidak langsung mempunyai baffled ventilation yang mencegah adanya debu dan cairan masuk kedalam mata.  Googles yang tidak mempunyai ventilasi memiliki kelebihan, yaitu mencegah percikan cairan masuk keadalam mata.  Googles yang tidak mempunyai ventilasi mempunyai kelemahan, yaitu: – Lensa berembun sehingga harus dibersihkan – Area yang dicover tidak mendapatkan pergantian udara sehingga menjadi panas Dapat menggantikan spectacles Ada yang tidak mempunyai ventilasi dan ada yang mempunyai ventilasi langsung atau tidak langsung Dapat mempunyai lensa spesial untuk tujuan tertentu 2 Googles
  • 30. Eye and Face Protection Sebagai secondary protector Harus dipakai bersamaan dengan googles atau spectacles. Lebih berat daripada protector lainnya, namun bila ukurannya pas dengan kepala akan terasa sangat nyaman. 3 Face shield Sebagai secondary protector Hand shield: tameng yang mengcover bagian muka dan tubuh bagian depan yang pemakaianannya diselipkan di lengan bagian bawah 4 Welding Helmet Hand Shield
  • 31. Googles dengan ventilasi langsung. Eye and Face Protectors Pictures Googles dengan ventilasi tidak langsung . Googles tanpa ventilasi. Welding Helmet. Welding Helmet.
  • 32. Head Protection  Pekerja harus menggunakan head protector (helm) di area rawan benda jatuh atau di area yang terekspos konduktur listrik.  Helm harus mengikuti standar ANZI Z89.1.  Tipe dan kelas helm sesuai dengan ANZI Z89.1 adalah: – Type I – impact on top only – Type II – top or off-center impact – Class G - limited voltages – Class E - high voltages – Class C - no voltage protection
  • 33. Head Protection  Suspention system didalam helm bekerja sebagai shock absorber sehingga efek benturan yang diakibatkan oleh benda jatuh akan berkurang dan cedera yang diderita pekerja tidak terlalu parah.  Beberapa helm mempunya insulator dan terkadang dapat dimodifikasi sehingga bisa dipasangkan dengan googles, face shields, hoods atau hearing protector.  Pemeriksaan berkala helm terhadap crack dkk sangatlah penting untuk dilakukan. Jangan membersihkan lapisan helm dengan cairan pembersih yang sembarangan karena dapat mendegradasi thermoplastic.  Degradasi thermopastic dapat dilihat dari warna helm yang menjadi pucat, getas, kaku, dan beberapa bagian helm menjadi keputih-putihan. Bila helm mengalami hal diatas, segeralah ganti helm dengan yang baru.
  • 34. Hearing Protection  Pekerja yang terpapar kebisingan lebih dari 85 dB HARUS menggunakan hearing protection.  Hearing protector mempunyai 3 tipe, yaitu: - Earplug. Tipe ini cocok dipakai di tempat kerja dengan paparan kebisingan yang terus menerus. - Canal cap. Tipe ini cocok dipakai di tempat kerja yang sumber kebisingannya keluar masuk ruangan. - Ear muffs. Tipe ini cocok untuk frekuensi tinggi. Protection akan lebih sempurna bila pekerja juga menggunakan earplug. Earplug Canal cap Ear muffs
  • 35. Respiratory Protection  Pelindung pernafasan dipakai bila seorang pekerja mengerjakan pekerjaan yang berbahaya. Maka dari itu, pengujian tingkat pekerja perlu dilakukan untuk mengetahui pekerja membutuhkan pelindung pernafasan atau tidak.  Pekerja harus selalu check seal dari pelindung pernafasan (masker) untu mengetahui apakah masker sudah terpasang dengan benar.  Hood respiratory digunakan untuk pekerja yang mempunyai facial hair, seperti kumis dan janggut. Untuk aplikasi tertentu, pelindung ini menawarkan  Rating dari pelindung pernafasan adalah: - N → tidak tahan terhadap oil - R → sedikit tahan terhadap oil - P sangat tahan terhadap oil
  • 36. Hand Protection  Kecelakaan pada tangan dan jari merupakan 25% dari jumlah kecelakaan kerja.  Pekerja harus memakai sarung tangan bila dihadapkan dengan: - Zat kimia berbahaya yang dapat direap kulit - Chemical burn - Thermal burns - Temperatur yang berbahaya - Severe cuts or laceration - Severe abrasions - Punctures  Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan sarung tangan adalah: - Jenis pekerjaan dan bahaya yang dihadapi - Durasi kerja - Kondisi sekarang - Bagaimana performa kerjanya
  • 37. Gloves. Terbuat dari cotton, kulitm butyl, PVC, nitirle dan lain-lain. Hand Protection Jenis-jenis hand protection: Disposable vynil. Nyaman dipakai.Elastis dan tidak mengurangi sensitivitas tangan. Berwarna putih agak tembus pandang dan tebalnya 5 mm. Terbuat dari bahan vynil. Dapat digunakan untuk pekerja yang alergi terhadap bahan latex. Coated loves. Memberikan perlindungan thd potongan, abrasi, dan puncture. Terdapat lapisan latex pada bagian ibu jari, ujung jari, dan telapak tangan. Dapat memegang benda yang kering maupun basah dengan baik.
  • 38. Hand Protection Reusable latex. Dapat dipakai ulang. Mempunyai ketebalan 18 mil dan grip-nya bagus. Tahan terhadap deterjen, asam, alkohol, dan lemak. Panjangnya 12 inchi dan dapat melindungi sebagian lengan bawah dan pergelangan tangan. Disposable latex. Kuat, murah, dan nyaman. Ada yang sedikit bertepung, ada yang tidak bertepung. Latex + Neoprene. Perlindungan terhadap bahan-bahan kimia sangat bagus. Dibuat dari bahan latex dan lapisan neoprene yang anti bahan kimia. Ideal untuk dipakai di pabrik kimia dan baterai.
  • 39. Hand Protection Butyl. Mempunyai perlindungan terhadap gas dan uap air yang lebih baik daripada neoprene. Keamanan terhadap senyawa kimia beracun juga lebih baik. PVC. Texture bagian luarnya memungkinkan pekerja untuk memegang benda yang basah dengan lebih baik. Mempunyai lapisan cotton didalamnya sehingga tingkat kenyamanannya meningkat. Reusable nitrile. Perlindungan terhadap zat pelarut dan petroleum sangatlah bagus.
  • 40. Hand Protection  Pekerja harus mengetahui sarung tangan jenis apa yang cocok untuk bahan kimia yang ditangani.  Ketebalan harus diatur supaya pekerja tidak kehilangan sensitivitas dan rasa nyaman.  Segera ganti sarung tangan ketika sarung tangan tersebut menunjukan kerusakan sekecil apapun.
  • 41. Foot Protection  Pekerja yang tidak menggunakan foot protector 75% akan mengalami injury pada kaki.  Sepatu digunakan di area kerja untuk menghindari: - Kejatuhan benda - Tertusuk benda tajam - Sengatan listrik - Kontak dengan larutan berbahaya seperti larutan asam
  • 43. Human Error What will we learn? 1. Definisi error dan human error 2. Mitos human error 3. Klasifikasi error 4. Tipe error 5. Kategori human error 6. Mechanism of tought
  • 44. Error dan Human Error  Error adalah sebuah kesalahan dalam merencanakan sesuatu ataupun kesalahan dalam mengeksekusi sebuah recana. Bila eror terus terjadi, maka dapat mengakibatkan kecelakaan.  Human error adalah perilaku atau keputusan manusia yang tidak diinginkan dan berpotensi untuk mengurangi efektivitas, keamanan, atau performa kerja.  Terdapat beberapa mitos yang berkaitan dengan human error, antara lain: - Sebagian besar kecelakaan kerja diakibatkan human error. Mitos ini berlaku ketika sebuah pekerjaan didominasi oleh desainer dan manajer dan disaat ketika orang yang menyebabkan kecelakaan berada di urutan paling belakang pada sebuah sistem, sehingga orang yang seharusnya bisa mencegahnya tidak bisa melakukannya. - Kecelakaan diakibatkan oleh manusia, jadi hilangkan saja unsur manusianya. Hal ini tidak bisa dilakukan karena manusia berperan menjadi monitor, back up, dan partner.
  • 45. Klasifikasi Error Error of Omission Error of Comission Mengerjakan sesuatu yang seharusnya tidak dikerjakan Mengerjakan sesuatu yang benar namun prosedurnya salah. Sequance Error Mengerjakan sesuatu yang urutannya salah. Timing Error Mengerjakan sesuatu namun ketepatan waktunya salah.
  • 47. Approach to Human Error  Person approach – Focus on individuals – Blaming individuals – Methods: poster campaigns, writing another procedure, disciplinary measures, threat of litigation, retraining, blaming and shaming  System approach – Focus on the conditions under which individuals work (rules, expectations, work metrics, communication, etc.) – Building defenses to avert errors/poor productivity or mitigate their effects – Methods: creating better systems
  • 49. Fire Protection What will we learn? 1. Sistem pengendalian kebakaran 2. Segitiga api 3. Klasifikasi api 4. Alat pemadan kebakaran ringan
  • 51. Kebakaran  Kebakaran adalah api yang tidak dapat dikendalikan.  Kebakaran dapat diakibatkan karena: - Kurangnya pengetahuan dan keterangan tentang kebakaran - Kelalaian manusia - Alam - Kesengajaan  Kebaran dapat mengakibatkan: - Kehilangan nyawa, korban jiwa, dan cacat - Kehilangan harta benda - Ekonomi sosial
  • 52. Kebakaran  Faktor-faktor yang menyebabkan adanya kebakaran dapa dilihat pada segitiga api dibawah ini.  Untuk mengatasi kebakaran, rantai dari segitiga api harus diputus dengan mematikan salah sau faktor atau lebih. Contohnya adalah, menghentikan pasokan oksigen dengan memberi karung basah pada sumber api, mengurai bahan bakar dengan membiarkan bahan bakar habis terbakar, dan menyirami sumber kebakaran dengan air.
  • 53. Klasifikasi Api Berdasarkan National Fire Protection Association Kebakaran yang mudah terbakar dan menghasilkan arang/ karbon, contohnya kayu dan kerras. Kebakaran pada zat cair atau gas yang mudah Terbakar, contohnya bahan bakar dan lilin. Kebakaran pada benda yang mengandung atau Menghasilkan unsur listrik. Kebakaran pada logam yang mudah terbakar. Contohnya adalah sodium Kebakaran karena peralatan dapur. Klasifikasi ini baru didefiinisikan pada tahun 1998. A B C D K/F
  • 54. Klasifikasi Api Berdasarkan Standard Australian Association Kebakaran yang mudah terbakar dan menghasilkan arang/ karbon, contohnya kayu dan kerras. Kebakaran pada zat cair yang mudah terbakar, contohnya bahan bakar. Kebakaran pada gas. Contohnya LPG. Kebakaran pada logam yang mudah terbakar. Contohnya adalah sodium Kebakaran karena benda yang menggunakan atau Menimbulkan tenaga listrik. A B C D E
  • 55. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)  APAR adalah alat pemadam api berbentuk tabung yang mudah dioperasikan oleh satu orang dan mudah dijinjing. APAR ditujukan untuk memadamkan api awal kecil pada mula terjadinya.  APAR memiliki berat antara 1 kg – 16 kg.  Bagian-bagian APAR adalah:
  • 56. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)  Tabung berfungsi untuk penyimpanan zat pemadam kebakaran. Selang berguna untuk menyalurkan isi tabung dan isi tersebut akan dikeluarkan melalui corong. Safety pin, lever, dan pressure gauge adalah bagian yang berkaitan dengan tekanan dari zat yang dikeluarkan APAR.  APAR mempunyai beberapa jenis, yaitu:
  • 57. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)  Dibawah ini merupakan tabel yang berisi data yang bisa membantu kita untuk memilih APAR mana yang cocok dengan jenis kebakarannya.
  • 58. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)  Penempatan APAR yang tepat guna adalah: •Mudah terlihat •Mudah terjangkau •Tersebar – tidak terkumpul •Tidak terkunci •Sesuai SIKON
  • 59. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)  APAR dibuat dalam beberapa sistem. Sistem-sistem tersebut adalah: Turn over. Sistem DUA BAHAN KIMIA (turn over/ dibalik) dimana bahan pemadamnya terdiri dari dua bahan kimia cair yang bila bercampur akan menghasilkan gas CO2 sebagai gas penekan yang akan mendorong busa sebagai hasil reaksi. Cartridge. Sistem CARTRIDGE dimana bahan pemadamnya terpisah dengan gas penekan (cartridge). Gas penekannya adalah CO2
  • 60. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)  Bagaimana cara menggunakan APAR? - Buka kunci pengaman - Arahkan semprotan kedasar sumber api (bukan di lidah apinya) - Test - Gunakan secara tegak dan jangan melawan arah angin - Tekan genggaman - Padamkan apinya! Sistem dimana gas penekannya dikempakan ke dalam tabung berisi bahan pemadam.
  • 61. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)  Bagaimana cara merawat APAR? PERAWATAN PEMERIKSAAN : 1. Membuka bagian APAR 2. Pemeriksaan bagian APAR 3. Pembersihan bagian yang kotor 4. Memasang kembali 5. Pengisian ulang 6. Penekanan ulang bila perlu 7. Hydrostatic-test PERAWATAN RUTIN : 1. Sebuah label dan catatan servis dipakai untuk mencatat tanggal dan paraf pemeriksa 2. Segel dan indikator pemutus dipakai dari bahan kawat halus atau plastik halus yang mudah putus
  • 62. Alat Pemadam Api Ringan (APAR) PEMERIKSAAN RUTIN : 1. Apakah kelengkapan pada APAR ada dan lengkap, seperti : Kunci pengaman, indikator disk, label, penutup selang 2. Apakah penunjuk tekanan OK 3. Apakah tabung tidak korosi