SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  9
Télécharger pour lire hors ligne
BAB I 
PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang 
Sistem koloid merupakan suatu bentuk campuran dua atau lebih zat yang 
bersifat homogen namun memiliki ukuran partikel terdispersi yang cukup besar (1 
- 100 nm), sehingga terkena efek Tyndall. Bersifat homogen berarti partikel 
terdispersi tidak terpengaruh oleh gaya gravitasi atau gaya lain yang dikenakan 
kepadanya; sehingga tidak terjadi pengendapan, misalnya. Sifat homogen ini juga 
dimiliki oleh larutan, namun tidak dimiliki oleh campuran biasa (suspensi). 
Koloid mudah dijumpai di mana-mana: susu, agar-agar, tinta, sampo, serta awan 
merupakan contoh-contoh koloid yang dpat dijumpai sehari-hari. Sitoplasma 
dalam sel juga merupakan sistem koloid. Kimia koloid menjadi kajian tersendiri 
dalam kimia industri karena kepentingannya. 
B. Rumusan Masalah 
a. Apa yang dimaksud dengan system koloid? 
b. Jelaskan macam-macam system koloid? 
c. Bagaimana sifat-sifat koloid? 
d Bagaimana proses pembuatan sistem koloid? 
e. Apa saja komponen system koloid, bentuk partikel dan kegunaannya dalam 
kehidupan sehari-hari? 
C. Tujuan 
a. Agar pembaca dapat mengetahui system koloid. 
b. Agar pembaca mengetahui macam-macam system koloid. 
c. Agar pembaca mengetahui sifat-sifat koloid. 
d. Agar pembaca mengetahui proses pembuatan sistem koloid. 
e. Agar pembaca mengetahui komponen sistem koloid, bentuk partikel dan 
kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari. 
D. Manfaat 
a. Pembaca dapat mengetahui system koloid. 
b. Pembaca mengetahui macam-macam system koloid. 
c. Pembaca mengetahui sifat-sifat koloid.
d. Pembaca mengetahui proses pembuatan sistem koloid. 
e. Pembaca mengetahui komponen sistem koloid, bentuk partikel dan 
kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari. 
BAB II 
PEMBAHASAN 
A. Pengertian Koloid 
Koloid adalah suatu campuran zat heterogen (dua fase) antara dua zat 
atau lebih di mana partikel-partikel zat yang berukuran koloid (fase 
terdispersi/yang dipecah) tersebar secara merata di dalam zat lain (medium 
pendispersi/ pemecah). Ukuran partikel koloid berkisar antara 1-100 nm. Ukuran
yang dimaksud dapat berupa diameter, panjang, lebar, maupun tebal dari suatu 
partikel. Contoh lain dari sistem koloid adalah adalah tinta, yang terdiri dari 
serbuk-serbuk warna (padat) dengan cairan (air). Selain tinta, masih terdapat 
banyak sistem koloid yang lain, seperti mayones, hairspray, jelly, dll. 
Keadaan koloid atau sistem koloid atau suspensi koloid atau larutan 
koloid atau suatu koloid adalah suatu campuran berfasa dua yaitu fasa terdispersi 
dan fasa pendispersi dengan ukuran partikel terdispersi berkisar antara 10-7 
sampai dengan 10-4 cm. Besaran partikel yang terdispersi, tidak menjelaskan 
keadaan partikel tersebut. Partikel dapat terdiri atas atom, molekul kecil atau 
molekul yang sangat besar. Koloid emas terdiri atas partikel-partikel dengan 
bebagai ukuran, yang masing-masing mengandung jutaan atom emas atau lebih. 
Koloid belerang terdiri atas partikel-partikel yang mengandung sekitar seribu 
molekul S8. Suatu contoh molekul yang sangat besar (disebut juga molekul 
makro) ialah haemoglobin. Berat molekul dari molekul ini 66800 s.m.a dan 
mempunyai diameter sekitar 6 x 10-7. 
B. Jenis-Jenis Koloid 
Sistem koloid tersusun dari fase terdispersi yang tersebar merata dalam 
medium pendispersi. Fase terdispersi dan medium pendispersi dapat berupa zat 
padat, cair, dan gas. Berdasarkan fase terdispersinya, sistem koloid dapat 
dikelompokkan menjadi 3, yaitu: 
1. Sol (fase terdispersi padat) 
a. Sol padat adalah sol dalam medium pendispersi pada 
Contoh: paduan logam, gelas warna, intan hitam 
b. Sol cair adalah sol dalam medium pendispersi cair 
Contoh: cat, tinta, tepung dalam air, tanah liat 
c. Sol gas adalah sol dalam medium pendispersi gas 
Contoh: debu di udara, asap pembakaran 
2. Emulsi (fase terdispersi cair) 
a. Emulsi padat adalah emulsi dalam medium pendispersi padat 
Contoh: Jelly, keju, mentega, nasi 
b. Emulsi cair adalah emulsi dalam medium pendispersi cair 
Contoh: susu, mayones, krim tangan 
c. Emulsi gas adalah emulsi dalam medium pendispersi gas
Contoh: hairspray dan obat nyamuk 
3. Buih (fase terdispersi gas) 
a. Buih padat adalah buih dalam medium pendispersi padat. 
Contoh: Batu apung, marshmallow, karet busa, Styrofoam 
b. Buih cair adalah buih dalam medium pendispersi cair 
Contoh: putih telur yang dikocok, busa sabun 
Untuk pengelompokan buih, jika fase terdispersi dan medium pendispersi sama-sama 
berupa gas, campurannya tergolong larutan 
C. Sifat-Sifat Koloid 
a. Efek Tyndall 
Efek Tyndall ialah gejala penghamburan berkas sinar (cahaya) oleh 
partikel-partikel koloid. Hal ini disebabkan karena ukuran molekul koloid yang 
cukup besar. Efek tyndall ini ditemukan oleh John Tyndall (1820-1893), seorang 
ahli fisika Inggris. Oleh karena itu sifat itu disebut efek tyndall. 
Efek tyndall adalah efek yang terjadi jika suatu larutan terkena sinar. Pada 
saat larutan sejati (gambar kiri) disinari dengan cahaya, maka larutan tersebut 
tidak akan menghamburkan cahaya, sedangkan pada sistem koloid (gambar 
kanan), cahaya akan dihamburkan. hal itu terjadi karena partikel-partikel koloid 
mempunyai partikel-partikel yang relatif besar untuk dapat menghamburkan sinar 
tersebut. Sebaliknya, pada larutan sejati, partikel-partikelnya relatif kecil sehingga 
hamburan yang terjadi hanya sedikit dan sangat sulit diamati. 
b. Gerak Brown 
Gerak Brown ialah gerakan partikel-partikel koloid yang senantiasa 
bergerak lurus tapi tidak menentu (gerak acak/tidak beraturan). Jika kita amati 
koloid dibawah mikroskop ultra, maka kita akan melihat bahwa partikel-partikel 
tersebut akan bergerak membentuk zigzag. Pergerakan zigzag ini dinamakan 
gerak Brown. Partikel-partikel suatu zat senantiasa bergerak. 
Gerakan tersebut dapat bersifat acak seperti pada zat cair dan gas, atau hanya 
bervibrasi di tempat seperti pada zat padat. Untuk koloid dengan medium 
pendispersi zat cair atau gas, pergerakan partikel-partikel akan menghasilkan 
tumbukan dengan partikel-partikel koloid itu sendiri. Tumbukan tersebut 
berlangsung dari segala arah. Oleh karena ukuran partikel cukup kecil, maka
tumbukan yang terjadi cenderung tidak seimbang. Sehingga terdapat suatu 
resultan tumbukan yang menyebabkan perubahan arah gerak partikel sehingga 
terjadi gerak zigzag atau gerak Brown. Semakin kecil ukuran partikel koloid, 
semakin cepat gerak Brown terjadi. Demikian pula, semakin besar ukuran partikel 
koloid, semakin lambat gerak Brown yang terjadi. Hal ini menjelaskan mengapa 
gerak Brown sulit diamati dalam larutan dan tidak ditemukan dalam zat padat 
(suspensi). Gerak Brown juga dipengaruhi oleh suhu. Semakin tinggi suhu system 
koloid, maka semakin besar energi kinetic yang dimiliki partikel-partikel medium 
pendispersinya. Akibatnya, gerak Brown dari partikel-partikel fase terdispersinya 
semakin cepat. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah suhu system koloid, 
maka gerak Brown semakin lambat. 
c. Absorpsi 
Absorpsi ialah peristiwa penyerapan partikel atau ion atau senyawa lain 
pada permukaan partikel koloid yang disebabkan oleh luasnya permukaan 
partikel. (Catatan : Absorpsi harus dibedakan dengan absorpsi yang artinya 
penyerapan yang terjadi di dalam suatu partikel). Contoh : (i) Koloid Fe(OH)3 
bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion H+. (ii) Koloid As2S3 
bermuatan negatif karena permukaannya menyerap ion S2. 
d. Muatan koloid 
Dikenal dua macam koloid, yaitu koloid bermuatan positif dan koloid 
bermuatan negatif. 
e. Koagulasi koloid 
Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk endapan. 
Dengan terjadinya koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid. 
Koagulasi dapat terjadi secara fisik seperti pemanasan, pendinginan dan 
pengadukan atau secara kimia seperti penambahan elektrolit, pencampuran koloid 
yang berbeda muatan. 
f. Koloid pelindung 
Koloid pelindung ialah koloid yang mempunyai sifat dapat melindungi 
koloid lain dari proses koagulasi. 
g. Dialisis 
Dialisis ialah pemisahan koloid dari ion-ion pengganggu dengan cara ini 
disebut proses dialisis. 
h. Elektroforesis
Elektroferesis ialah peristiwa pemisahan partikel koloid yang bermuatan 
dengan menggunakan arus listrik. 
D. Pembuatan Sistem Koloid 
Reaksi dekomposisi rangkap 
Misalnya: 
Sol As2S3 dibuat dengan gaya mengalirkan H2S dengan perlahan-lahan melalui 
larutan As2O3 dingin sampai terbentuk sol As2S3 yang berwarna kuning terang; 
As2O3 (aq) + 3H2S(g) à As2O3 (koloid) + 3H2O(l) 
(Koloid As2S3 bermuatan negatif karena permukaannya menyerap ion S2-) 
Sol AgCl dibuat dengan mencampurkan larutan AgNO3 encer dan larutan HCl 
encer; 
AgNO3 (ag) + HCl(aq) à AgCl (koloid) + HNO3 (aq) 
Pemanasan nitrat 
Jika dipanaskan, kebanyakan nitrat cenderung mengalami dekomposisi 
membentuk oksida logam, nitrogen dioksida berupa asap coklat, dan oksigen. 
Sebagai contoh, nitrat Golongan 2 yang sederhana seperti magnesium nitrat 
mengalami dekomposisi dengan reaksi sebagai berikut : 
Pada Golongan 1, ithium nitrat mengalami proses dekomposisi yang sama - 
menghasilkan lithium oksida, nitrogen dioksida dan oksigen.Akan tetapi, nitrat 
dari unsur selain lithium dalam Golongan 1 tidak terdekomposisi sempurna 
(minimal tidak terdekomposisi pada suhu Bunsen) - menghasilkan logam nitrit 
dan oksigen, tapi tidak menghasilkan nitrogen oksida.Semua nitrat dari natrium 
sampai cesium terdekomposisi menurut reaksi di atas, satu-satunya yang 
membedakan adalah panas yang harus dialami agar reaksi bisa terjadi. Semakin ke 
bawah golongan, dekomposisi akan semakin sulit, dan dibutuhkan suhu yang 
lebih tinggi. 
Pemanasan karbonat 
Jika dipanaskan, kebanyakan karbonat cenderung mengalami dekomposisi 
membentuk oksida logam dan karbon dioksida.Sebagai contoh, karbonat 
Golongan 2 sederhana seperti kalsium karbonat terdekomposisi sebagai berikut : 
Pada Golongan 1, lithium karbonat mengalami proses dekomposisi yang sama 
menghasilkan lithium oksida dan karbon dioksida. 
Karbonat dari unsur-unsur selain lithium pada Golongan 1 tidak terdekomposisi 
pada suhu Bunsen, walaupun pada suhu yang lebih tinggi mereka akan
terdekomposisi. Suhu dekomposisi lagi-lagi meningkat semakin ke bawah 
Golongan. 
E. Kegunaan Koloid 
Sistem koloid banyak digunakan pada kehidupan sehari-hari, terutama 
dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini disebabkan sifat karakteristik koloid yang 
penting, yaitu dapat digunakan untuk mencampur zat-zat yang tidak dapat saling 
melarutkan secara homogen dan bersifat stabil untuk produksi dalam skala besar. 
Berikut ini adalah tabel aplikasi koloid: 
Jenis industri Contoh aplikasi 
Industri makanan Keju, mentega, susu, saus salad 
Industri kosmetika dan perawatan tubuh Krim, pasta gigi, sabun 
Industri cat Cat 
Industri kebutuhan rumah tangga Sabun, deterjen 
Industri pertanian Peptisida dan insektisida 
Industri farmasi Minyak ikan, pensilin untuk suntikan 
Berikut ini adalah penjelasan mengenai aplikasi koloid : 
1. Pemutihan Gula 
Gula tebu yang masih berwarna dapat diputihkan. Dengan melarutkan gula ke 
dalam air, kemudian larutan dialirkan melalui sistem koloid tanah diatomae atau 
karbon. Partikel koloidakan mengadsorpsi zat warna tersebut. Partikel-partikel 
koloid tersebut mengadsorpsi zat warna dari gula tebu sehingga gula dapat 
berwarna putih. 
2. Penggumpalan Darah 
Darah mengandung sejumlah koloid protein yang bermuatan negatif. Jika 
terjadi luka, maka luka tersebut dapat diobati dengan pensil stiptik atau tawas 
yang mengandung ion-ion Al3+ dan Fe3+. Ion-ion tersebut membantu agar 
partikel koloid di protein bersifat netral sehingga proses penggumpalan darah 
dapat lebih mudah dilakukan. 
3. Penjernihan Air 
Air keran (PDAM) yang ada saat ini mengandung partikel-partikel koloid 
tanah liat,lumpur, dan berbagai partikel lainnya yang bermuatan negatif. Oleh 
karena itu, untuk menjadikannya layak untuk diminum, harus dilakukan beberapa 
langkah agar partikel koloid tersebut dapat dipisahkan. Hal itu dilakukan dengan
cara menambahkan tawas (Al2SO4)3.Ion Al3+ yang terdapat pada tawas tersebut 
akan terhidroslisis membentuk partikel koloid Al(OH)3 yang bermuatan positif 
melalui reaksi: 
Al3+ + 3H2O à Al(OH)3 + 3H+ 
Setelah itu, Al(OH)3 menghilangkan muatan-muatan negatif dari partikel koloid 
tanah liat/lumpur dan terjadi koagulasi pada lumpur. Lumpur tersebut kemudian 
mengendap bersama tawas yang juga mengendap karena pengaruh gravitasi. 
Berikut ini adalah skema proses penjernihan air secara lengkap. 
BAB III 
PENUTUP 
A. Kesimpulan 
- Partikel koloid dapat menghamburkan cahaya sehingga berkas cahaya yang 
melalui sistem koloid. Dapat diamati dari samping sifat partikel koloid ini disebut 
efek Tyndall. 
- Jika diamati dengan mikroskop ultra ternyata partikel koloid senantiasa 
bergerak dengan gerak patah-patah yang disebut gerak Brown. Gerak Brown 
terjadi karena tumbukan tak simetris antara molekul medium dengan partikel 
koloid. 
- Koloid dapat mengadsorpsi ion atau zat lainpada permukaannya, dan oleh karena 
luas permukaannya yang relatif besar, maka koloid mempunyai daya adsorpsi 
yang besar.
- Adsorpsi ion-ion oleh partikel koloid membuat partikel koloid menjadi 
bermuatan listrik. Muatan koloid menyebabkan gaya tolak-menolak di antara 
partikel koloid, sehingga menjadi stabil (tidak mengalami sedimentasi). 
- Muatan partikel koloid dapat ditunjukkan dengan elektroforesis, yaitu 
pergerakan partikel koloid dalam medan listrik. 
- Penggumpalan partikel koloid disebut koagulasi. Koagulasi dapat terjadi karena 
berbagai hal, misalnya pada penambahan elektrolit. Penambahan elekrolit akan 
menetralkan muatan koloid, sehingga faktor yang menstabilkannya hilang. 
- Koloid yang medium dispersinya berupa cairan dibedakan atas koloid liofil dan 
koloid liofob. Koloid liofil mempunyai interaksi yang kuat dengan mediumnya; 
sebaliknya, pada koloid liofob interaksinya tersebut tidak ada 
- Koloid dapat dibuat dengan cara dispersi atau kondensasi. Pada cara dispersi, 
bahan kasar dihaluskan kemudian didispersikan ke dalam medium dispersinya. 
Pada cara kondensasi, koloid dibuat dari larutan di mana atom atau molekul 
mengalami agregasi (pengelompokan), sehingga menjadi partikel koloid. 
- Asbut adalah suatu bentuk pencemaran yang merupakan sistem koloid. 
DAFTAR PUSTAKA 
Purba, Michael.2010.Kimia Untuk SMA Kelas XI . Jakarta: ERLANGGA 
Parning, dkk. 2006. Kimia SMA Kelas XI Semester Kedua. Jakarta : Yudhistira. 
Suharsini, Maria. 2005. Kimia dan Kecakapan Hidup. Jakarta : Ganesa Exact.

Contenu connexe

Tendances (13)

1
11
1
 
Koloid (kimia) wafa' mufidah xii ipa 2
Koloid (kimia) wafa' mufidah xii ipa 2Koloid (kimia) wafa' mufidah xii ipa 2
Koloid (kimia) wafa' mufidah xii ipa 2
 
Makalah koloid3
Makalah koloid3Makalah koloid3
Makalah koloid3
 
Jumran
JumranJumran
Jumran
 
Makalah koloid sma negeri 2 raha
Makalah koloid sma negeri 2 rahaMakalah koloid sma negeri 2 raha
Makalah koloid sma negeri 2 raha
 
Makalah koloid 9
Makalah koloid 9Makalah koloid 9
Makalah koloid 9
 
Makalah koloid4
Makalah koloid4Makalah koloid4
Makalah koloid4
 
Koloid
KoloidKoloid
Koloid
 
Makalah koloid,,,,
Makalah koloid,,,,Makalah koloid,,,,
Makalah koloid,,,,
 
Koloid
KoloidKoloid
Koloid
 
Laporan Kimia Koloid
Laporan Kimia KoloidLaporan Kimia Koloid
Laporan Kimia Koloid
 
Handout kimia
Handout kimiaHandout kimia
Handout kimia
 
Koloid
KoloidKoloid
Koloid
 

En vedette (17)

Makalah hubungan asfiksia dengan portus lama
Makalah hubungan asfiksia dengan portus lamaMakalah hubungan asfiksia dengan portus lama
Makalah hubungan asfiksia dengan portus lama
 
Makalah kimia tentang koloid
Makalah kimia tentang koloidMakalah kimia tentang koloid
Makalah kimia tentang koloid
 
Makalah dampak globalisasi
Makalah dampak globalisasiMakalah dampak globalisasi
Makalah dampak globalisasi
 
Makalah kesetahan dan gizi
Makalah kesetahan dan giziMakalah kesetahan dan gizi
Makalah kesetahan dan gizi
 
Kedudukan hukum islam setelah amandemen uud 1945
Kedudukan hukum islam setelah amandemen uud 1945Kedudukan hukum islam setelah amandemen uud 1945
Kedudukan hukum islam setelah amandemen uud 1945
 
Makalah kewarganegaraan upaya pembelaan negara
Makalah kewarganegaraan upaya pembelaan negaraMakalah kewarganegaraan upaya pembelaan negara
Makalah kewarganegaraan upaya pembelaan negara
 
Makalah hiv aids
Makalah hiv aidsMakalah hiv aids
Makalah hiv aids
 
Makalah hisprong
Makalah hisprongMakalah hisprong
Makalah hisprong
 
Jenis
JenisJenis
Jenis
 
Nia makalah promkes remaja
Nia makalah promkes remajaNia makalah promkes remaja
Nia makalah promkes remaja
 
Tugas makalah asri
Tugas makalah asriTugas makalah asri
Tugas makalah asri
 
Makalah konsep dasar keperawatan desentralisasi pembangunan kesehatan
Makalah konsep dasar keperawatan desentralisasi pembangunan kesehatanMakalah konsep dasar keperawatan desentralisasi pembangunan kesehatan
Makalah konsep dasar keperawatan desentralisasi pembangunan kesehatan
 
Makalah protein nabati
Makalah protein nabatiMakalah protein nabati
Makalah protein nabati
 
Makalah kesling pembuangan sampah
Makalah kesling pembuangan sampahMakalah kesling pembuangan sampah
Makalah kesling pembuangan sampah
 
Tugas individu makalah imunoglobulin
Tugas individu makalah imunoglobulinTugas individu makalah imunoglobulin
Tugas individu makalah imunoglobulin
 
Makalah sejarah sepak bola
Makalah sejarah sepak bolaMakalah sejarah sepak bola
Makalah sejarah sepak bola
 
Makalah kimia unsur
Makalah kimia unsurMakalah kimia unsur
Makalah kimia unsur
 

Similaire à Makalah koloid sma 1 raha (20)

Makalah sistem koloid
Makalah sistem koloidMakalah sistem koloid
Makalah sistem koloid
 
Makalah sistem koloid
Makalah sistem koloidMakalah sistem koloid
Makalah sistem koloid
 
Makalah koloid sma 1 raha
Makalah koloid sma 1 rahaMakalah koloid sma 1 raha
Makalah koloid sma 1 raha
 
Makalah koloid sma negeri 2 raha
Makalah koloid sma negeri 2 rahaMakalah koloid sma negeri 2 raha
Makalah koloid sma negeri 2 raha
 
Makalah koloid3
Makalah koloid3Makalah koloid3
Makalah koloid3
 
Jumran
JumranJumran
Jumran
 
Makalah koloid3
Makalah koloid3Makalah koloid3
Makalah koloid3
 
Makalah koloid sma negeri 2 raha
Makalah koloid sma negeri 2 rahaMakalah koloid sma negeri 2 raha
Makalah koloid sma negeri 2 raha
 
Sistem koloid okho
Sistem koloid okhoSistem koloid okho
Sistem koloid okho
 
Sistem koloid okho
Sistem koloid okhoSistem koloid okho
Sistem koloid okho
 
Sistem koloid okho
Sistem koloid okhoSistem koloid okho
Sistem koloid okho
 
Koloid
KoloidKoloid
Koloid
 
MAKALAH_KOLOID_LENGKAP.pdf
MAKALAH_KOLOID_LENGKAP.pdfMAKALAH_KOLOID_LENGKAP.pdf
MAKALAH_KOLOID_LENGKAP.pdf
 
Koloid
KoloidKoloid
Koloid
 
koloid.pptx
koloid.pptxkoloid.pptx
koloid.pptx
 
Makalah koloid 9
Makalah koloid 9Makalah koloid 9
Makalah koloid 9
 
Kimia Kelas 11 - 17. KOLOID.pdf
Kimia Kelas 11 - 17. KOLOID.pdfKimia Kelas 11 - 17. KOLOID.pdf
Kimia Kelas 11 - 17. KOLOID.pdf
 
Makalah koloid4
Makalah koloid4Makalah koloid4
Makalah koloid4
 
Koloid (kimia) wafa' mufidah xii ipa 2
Koloid (kimia) wafa' mufidah xii ipa 2Koloid (kimia) wafa' mufidah xii ipa 2
Koloid (kimia) wafa' mufidah xii ipa 2
 
Koloid kimia
Koloid kimiaKoloid kimia
Koloid kimia
 

Plus de Septian Muna Barakati (20)

Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
 
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
 
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
 
Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA
 
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
 
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
 
Dokomen polisi
Dokomen polisiDokomen polisi
Dokomen polisi
 
Dokumen perusahaan
Dokumen perusahaanDokumen perusahaan
Dokumen perusahaan
 
Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3
 
Dosa besar
Dosa besarDosa besar
Dosa besar
 
Ekosistem padang lamun
Ekosistem padang lamunEkosistem padang lamun
Ekosistem padang lamun
 
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi pendudukFaktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
 
E
EE
E
 
Faktor
FaktorFaktor
Faktor
 
Fho...................
Fho...................Fho...................
Fho...................
 
555555555555555 (2)
555555555555555 (2)555555555555555 (2)
555555555555555 (2)
 
99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya
 
10 impact of global warming
10 impact of global warming10 impact of global warming
10 impact of global warming
 
10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global
 
5 w 1h penyakit hiv
5 w 1h  penyakit hiv5 w 1h  penyakit hiv
5 w 1h penyakit hiv
 

Makalah koloid sma 1 raha

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem koloid merupakan suatu bentuk campuran dua atau lebih zat yang bersifat homogen namun memiliki ukuran partikel terdispersi yang cukup besar (1 - 100 nm), sehingga terkena efek Tyndall. Bersifat homogen berarti partikel terdispersi tidak terpengaruh oleh gaya gravitasi atau gaya lain yang dikenakan kepadanya; sehingga tidak terjadi pengendapan, misalnya. Sifat homogen ini juga dimiliki oleh larutan, namun tidak dimiliki oleh campuran biasa (suspensi). Koloid mudah dijumpai di mana-mana: susu, agar-agar, tinta, sampo, serta awan merupakan contoh-contoh koloid yang dpat dijumpai sehari-hari. Sitoplasma dalam sel juga merupakan sistem koloid. Kimia koloid menjadi kajian tersendiri dalam kimia industri karena kepentingannya. B. Rumusan Masalah a. Apa yang dimaksud dengan system koloid? b. Jelaskan macam-macam system koloid? c. Bagaimana sifat-sifat koloid? d Bagaimana proses pembuatan sistem koloid? e. Apa saja komponen system koloid, bentuk partikel dan kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari? C. Tujuan a. Agar pembaca dapat mengetahui system koloid. b. Agar pembaca mengetahui macam-macam system koloid. c. Agar pembaca mengetahui sifat-sifat koloid. d. Agar pembaca mengetahui proses pembuatan sistem koloid. e. Agar pembaca mengetahui komponen sistem koloid, bentuk partikel dan kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari. D. Manfaat a. Pembaca dapat mengetahui system koloid. b. Pembaca mengetahui macam-macam system koloid. c. Pembaca mengetahui sifat-sifat koloid.
  • 2. d. Pembaca mengetahui proses pembuatan sistem koloid. e. Pembaca mengetahui komponen sistem koloid, bentuk partikel dan kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari. BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Koloid Koloid adalah suatu campuran zat heterogen (dua fase) antara dua zat atau lebih di mana partikel-partikel zat yang berukuran koloid (fase terdispersi/yang dipecah) tersebar secara merata di dalam zat lain (medium pendispersi/ pemecah). Ukuran partikel koloid berkisar antara 1-100 nm. Ukuran
  • 3. yang dimaksud dapat berupa diameter, panjang, lebar, maupun tebal dari suatu partikel. Contoh lain dari sistem koloid adalah adalah tinta, yang terdiri dari serbuk-serbuk warna (padat) dengan cairan (air). Selain tinta, masih terdapat banyak sistem koloid yang lain, seperti mayones, hairspray, jelly, dll. Keadaan koloid atau sistem koloid atau suspensi koloid atau larutan koloid atau suatu koloid adalah suatu campuran berfasa dua yaitu fasa terdispersi dan fasa pendispersi dengan ukuran partikel terdispersi berkisar antara 10-7 sampai dengan 10-4 cm. Besaran partikel yang terdispersi, tidak menjelaskan keadaan partikel tersebut. Partikel dapat terdiri atas atom, molekul kecil atau molekul yang sangat besar. Koloid emas terdiri atas partikel-partikel dengan bebagai ukuran, yang masing-masing mengandung jutaan atom emas atau lebih. Koloid belerang terdiri atas partikel-partikel yang mengandung sekitar seribu molekul S8. Suatu contoh molekul yang sangat besar (disebut juga molekul makro) ialah haemoglobin. Berat molekul dari molekul ini 66800 s.m.a dan mempunyai diameter sekitar 6 x 10-7. B. Jenis-Jenis Koloid Sistem koloid tersusun dari fase terdispersi yang tersebar merata dalam medium pendispersi. Fase terdispersi dan medium pendispersi dapat berupa zat padat, cair, dan gas. Berdasarkan fase terdispersinya, sistem koloid dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu: 1. Sol (fase terdispersi padat) a. Sol padat adalah sol dalam medium pendispersi pada Contoh: paduan logam, gelas warna, intan hitam b. Sol cair adalah sol dalam medium pendispersi cair Contoh: cat, tinta, tepung dalam air, tanah liat c. Sol gas adalah sol dalam medium pendispersi gas Contoh: debu di udara, asap pembakaran 2. Emulsi (fase terdispersi cair) a. Emulsi padat adalah emulsi dalam medium pendispersi padat Contoh: Jelly, keju, mentega, nasi b. Emulsi cair adalah emulsi dalam medium pendispersi cair Contoh: susu, mayones, krim tangan c. Emulsi gas adalah emulsi dalam medium pendispersi gas
  • 4. Contoh: hairspray dan obat nyamuk 3. Buih (fase terdispersi gas) a. Buih padat adalah buih dalam medium pendispersi padat. Contoh: Batu apung, marshmallow, karet busa, Styrofoam b. Buih cair adalah buih dalam medium pendispersi cair Contoh: putih telur yang dikocok, busa sabun Untuk pengelompokan buih, jika fase terdispersi dan medium pendispersi sama-sama berupa gas, campurannya tergolong larutan C. Sifat-Sifat Koloid a. Efek Tyndall Efek Tyndall ialah gejala penghamburan berkas sinar (cahaya) oleh partikel-partikel koloid. Hal ini disebabkan karena ukuran molekul koloid yang cukup besar. Efek tyndall ini ditemukan oleh John Tyndall (1820-1893), seorang ahli fisika Inggris. Oleh karena itu sifat itu disebut efek tyndall. Efek tyndall adalah efek yang terjadi jika suatu larutan terkena sinar. Pada saat larutan sejati (gambar kiri) disinari dengan cahaya, maka larutan tersebut tidak akan menghamburkan cahaya, sedangkan pada sistem koloid (gambar kanan), cahaya akan dihamburkan. hal itu terjadi karena partikel-partikel koloid mempunyai partikel-partikel yang relatif besar untuk dapat menghamburkan sinar tersebut. Sebaliknya, pada larutan sejati, partikel-partikelnya relatif kecil sehingga hamburan yang terjadi hanya sedikit dan sangat sulit diamati. b. Gerak Brown Gerak Brown ialah gerakan partikel-partikel koloid yang senantiasa bergerak lurus tapi tidak menentu (gerak acak/tidak beraturan). Jika kita amati koloid dibawah mikroskop ultra, maka kita akan melihat bahwa partikel-partikel tersebut akan bergerak membentuk zigzag. Pergerakan zigzag ini dinamakan gerak Brown. Partikel-partikel suatu zat senantiasa bergerak. Gerakan tersebut dapat bersifat acak seperti pada zat cair dan gas, atau hanya bervibrasi di tempat seperti pada zat padat. Untuk koloid dengan medium pendispersi zat cair atau gas, pergerakan partikel-partikel akan menghasilkan tumbukan dengan partikel-partikel koloid itu sendiri. Tumbukan tersebut berlangsung dari segala arah. Oleh karena ukuran partikel cukup kecil, maka
  • 5. tumbukan yang terjadi cenderung tidak seimbang. Sehingga terdapat suatu resultan tumbukan yang menyebabkan perubahan arah gerak partikel sehingga terjadi gerak zigzag atau gerak Brown. Semakin kecil ukuran partikel koloid, semakin cepat gerak Brown terjadi. Demikian pula, semakin besar ukuran partikel koloid, semakin lambat gerak Brown yang terjadi. Hal ini menjelaskan mengapa gerak Brown sulit diamati dalam larutan dan tidak ditemukan dalam zat padat (suspensi). Gerak Brown juga dipengaruhi oleh suhu. Semakin tinggi suhu system koloid, maka semakin besar energi kinetic yang dimiliki partikel-partikel medium pendispersinya. Akibatnya, gerak Brown dari partikel-partikel fase terdispersinya semakin cepat. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah suhu system koloid, maka gerak Brown semakin lambat. c. Absorpsi Absorpsi ialah peristiwa penyerapan partikel atau ion atau senyawa lain pada permukaan partikel koloid yang disebabkan oleh luasnya permukaan partikel. (Catatan : Absorpsi harus dibedakan dengan absorpsi yang artinya penyerapan yang terjadi di dalam suatu partikel). Contoh : (i) Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion H+. (ii) Koloid As2S3 bermuatan negatif karena permukaannya menyerap ion S2. d. Muatan koloid Dikenal dua macam koloid, yaitu koloid bermuatan positif dan koloid bermuatan negatif. e. Koagulasi koloid Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk endapan. Dengan terjadinya koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid. Koagulasi dapat terjadi secara fisik seperti pemanasan, pendinginan dan pengadukan atau secara kimia seperti penambahan elektrolit, pencampuran koloid yang berbeda muatan. f. Koloid pelindung Koloid pelindung ialah koloid yang mempunyai sifat dapat melindungi koloid lain dari proses koagulasi. g. Dialisis Dialisis ialah pemisahan koloid dari ion-ion pengganggu dengan cara ini disebut proses dialisis. h. Elektroforesis
  • 6. Elektroferesis ialah peristiwa pemisahan partikel koloid yang bermuatan dengan menggunakan arus listrik. D. Pembuatan Sistem Koloid Reaksi dekomposisi rangkap Misalnya: Sol As2S3 dibuat dengan gaya mengalirkan H2S dengan perlahan-lahan melalui larutan As2O3 dingin sampai terbentuk sol As2S3 yang berwarna kuning terang; As2O3 (aq) + 3H2S(g) à As2O3 (koloid) + 3H2O(l) (Koloid As2S3 bermuatan negatif karena permukaannya menyerap ion S2-) Sol AgCl dibuat dengan mencampurkan larutan AgNO3 encer dan larutan HCl encer; AgNO3 (ag) + HCl(aq) à AgCl (koloid) + HNO3 (aq) Pemanasan nitrat Jika dipanaskan, kebanyakan nitrat cenderung mengalami dekomposisi membentuk oksida logam, nitrogen dioksida berupa asap coklat, dan oksigen. Sebagai contoh, nitrat Golongan 2 yang sederhana seperti magnesium nitrat mengalami dekomposisi dengan reaksi sebagai berikut : Pada Golongan 1, ithium nitrat mengalami proses dekomposisi yang sama - menghasilkan lithium oksida, nitrogen dioksida dan oksigen.Akan tetapi, nitrat dari unsur selain lithium dalam Golongan 1 tidak terdekomposisi sempurna (minimal tidak terdekomposisi pada suhu Bunsen) - menghasilkan logam nitrit dan oksigen, tapi tidak menghasilkan nitrogen oksida.Semua nitrat dari natrium sampai cesium terdekomposisi menurut reaksi di atas, satu-satunya yang membedakan adalah panas yang harus dialami agar reaksi bisa terjadi. Semakin ke bawah golongan, dekomposisi akan semakin sulit, dan dibutuhkan suhu yang lebih tinggi. Pemanasan karbonat Jika dipanaskan, kebanyakan karbonat cenderung mengalami dekomposisi membentuk oksida logam dan karbon dioksida.Sebagai contoh, karbonat Golongan 2 sederhana seperti kalsium karbonat terdekomposisi sebagai berikut : Pada Golongan 1, lithium karbonat mengalami proses dekomposisi yang sama menghasilkan lithium oksida dan karbon dioksida. Karbonat dari unsur-unsur selain lithium pada Golongan 1 tidak terdekomposisi pada suhu Bunsen, walaupun pada suhu yang lebih tinggi mereka akan
  • 7. terdekomposisi. Suhu dekomposisi lagi-lagi meningkat semakin ke bawah Golongan. E. Kegunaan Koloid Sistem koloid banyak digunakan pada kehidupan sehari-hari, terutama dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini disebabkan sifat karakteristik koloid yang penting, yaitu dapat digunakan untuk mencampur zat-zat yang tidak dapat saling melarutkan secara homogen dan bersifat stabil untuk produksi dalam skala besar. Berikut ini adalah tabel aplikasi koloid: Jenis industri Contoh aplikasi Industri makanan Keju, mentega, susu, saus salad Industri kosmetika dan perawatan tubuh Krim, pasta gigi, sabun Industri cat Cat Industri kebutuhan rumah tangga Sabun, deterjen Industri pertanian Peptisida dan insektisida Industri farmasi Minyak ikan, pensilin untuk suntikan Berikut ini adalah penjelasan mengenai aplikasi koloid : 1. Pemutihan Gula Gula tebu yang masih berwarna dapat diputihkan. Dengan melarutkan gula ke dalam air, kemudian larutan dialirkan melalui sistem koloid tanah diatomae atau karbon. Partikel koloidakan mengadsorpsi zat warna tersebut. Partikel-partikel koloid tersebut mengadsorpsi zat warna dari gula tebu sehingga gula dapat berwarna putih. 2. Penggumpalan Darah Darah mengandung sejumlah koloid protein yang bermuatan negatif. Jika terjadi luka, maka luka tersebut dapat diobati dengan pensil stiptik atau tawas yang mengandung ion-ion Al3+ dan Fe3+. Ion-ion tersebut membantu agar partikel koloid di protein bersifat netral sehingga proses penggumpalan darah dapat lebih mudah dilakukan. 3. Penjernihan Air Air keran (PDAM) yang ada saat ini mengandung partikel-partikel koloid tanah liat,lumpur, dan berbagai partikel lainnya yang bermuatan negatif. Oleh karena itu, untuk menjadikannya layak untuk diminum, harus dilakukan beberapa langkah agar partikel koloid tersebut dapat dipisahkan. Hal itu dilakukan dengan
  • 8. cara menambahkan tawas (Al2SO4)3.Ion Al3+ yang terdapat pada tawas tersebut akan terhidroslisis membentuk partikel koloid Al(OH)3 yang bermuatan positif melalui reaksi: Al3+ + 3H2O à Al(OH)3 + 3H+ Setelah itu, Al(OH)3 menghilangkan muatan-muatan negatif dari partikel koloid tanah liat/lumpur dan terjadi koagulasi pada lumpur. Lumpur tersebut kemudian mengendap bersama tawas yang juga mengendap karena pengaruh gravitasi. Berikut ini adalah skema proses penjernihan air secara lengkap. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan - Partikel koloid dapat menghamburkan cahaya sehingga berkas cahaya yang melalui sistem koloid. Dapat diamati dari samping sifat partikel koloid ini disebut efek Tyndall. - Jika diamati dengan mikroskop ultra ternyata partikel koloid senantiasa bergerak dengan gerak patah-patah yang disebut gerak Brown. Gerak Brown terjadi karena tumbukan tak simetris antara molekul medium dengan partikel koloid. - Koloid dapat mengadsorpsi ion atau zat lainpada permukaannya, dan oleh karena luas permukaannya yang relatif besar, maka koloid mempunyai daya adsorpsi yang besar.
  • 9. - Adsorpsi ion-ion oleh partikel koloid membuat partikel koloid menjadi bermuatan listrik. Muatan koloid menyebabkan gaya tolak-menolak di antara partikel koloid, sehingga menjadi stabil (tidak mengalami sedimentasi). - Muatan partikel koloid dapat ditunjukkan dengan elektroforesis, yaitu pergerakan partikel koloid dalam medan listrik. - Penggumpalan partikel koloid disebut koagulasi. Koagulasi dapat terjadi karena berbagai hal, misalnya pada penambahan elektrolit. Penambahan elekrolit akan menetralkan muatan koloid, sehingga faktor yang menstabilkannya hilang. - Koloid yang medium dispersinya berupa cairan dibedakan atas koloid liofil dan koloid liofob. Koloid liofil mempunyai interaksi yang kuat dengan mediumnya; sebaliknya, pada koloid liofob interaksinya tersebut tidak ada - Koloid dapat dibuat dengan cara dispersi atau kondensasi. Pada cara dispersi, bahan kasar dihaluskan kemudian didispersikan ke dalam medium dispersinya. Pada cara kondensasi, koloid dibuat dari larutan di mana atom atau molekul mengalami agregasi (pengelompokan), sehingga menjadi partikel koloid. - Asbut adalah suatu bentuk pencemaran yang merupakan sistem koloid. DAFTAR PUSTAKA Purba, Michael.2010.Kimia Untuk SMA Kelas XI . Jakarta: ERLANGGA Parning, dkk. 2006. Kimia SMA Kelas XI Semester Kedua. Jakarta : Yudhistira. Suharsini, Maria. 2005. Kimia dan Kecakapan Hidup. Jakarta : Ganesa Exact.