SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  4
ASKEP KARDIOVASKULER
PENGERTIAN
kardiovaskuler adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah dalam jumlah yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan jaringan terhadap nutrien dan oksigen. Mekanisme yang mendasar tentang gagal jantung
termasuk kerusakan sifat kontraktil dari jantung, yang mengarah pada curah jantung kurang dari normal.
Kondisi umum yang mendasari termasuk aterosklerosis, hipertensi atrial, dan penyakit inflamasi atau
degeneratif otot jantung. Sejumlah faktor sistemik dapat menunjang perkembangan dan keparahan dari gagal
jantung. Peningkatan laju metabolic ( misalnya ;demam, koma, tiroktoksikosis), hipoksia dan anemia
membutuhkan suatu peningkatan curah jantung untuk memenuhi kebutuhan oksigen.
ETIOLOGI
Di negara – negara berkembang , penyebab tersering adalah penyakit arteri koroner yang menimbulkan infark
miokard dan tidak berfungsinya miokardium (kardiomiopati iskemik). Penyebab paling sering adalah
kardiomiopati alkoholik, miokarditis viral (termasuk infeksi HIV) dan kardiomiopati dilatasi tanpa penyebab pasti
(kardiomiopati idiopatik). Hipertensi tetap merupakan penyebab gagal jantung kongestif yang penting. Selain itu
penyakit katup jantung juga merupakan penyebab gagal jantung, namun saat ini agak jarang penyakit katup
jantung menyebabkan gagal jantung. Stenosis aorta masih tetap merupakan penyebab yang sering dan dapat
diperbaiki.
PATOFISIOLOGI
Ada tiga (tiga) hal utama penyebab terjadinya infark miokard akut, yaitu aterosklerosis (penyempitan),
trompus baru (penyumbatan) dan spasme dari arteri koroner.
1.Aterosklrosis :
Ateroklerosis pembuluh koroner disebabkan oleh penimbunan lipid dan jaringan fibrosa , sehingga
secara progresif mempersempit lumen pembuluh darah . Bila lumen menyempit maka resistensi terhadap aliran
darah akan meninmgkat dan membahayakan aliaran darah miokardium. Bila penyakit ini semakin lanjut maka
penyempitan lumen akan diikuti perrubahan vskuler yang mengurangi kemampuan pembuluh darahuntuk
melebar , sehingga mempengaruhi keseuimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen miokardium distal
dari lesi.
Meskipun penyempitan berlangsung progresif dan kemampuan vaskuler untuk memberikan respon juga
berkurang , manifestasi klinik belum tampak sampai proses aterogenik sudah mencapai tingkat lanjut. Lesi
yang bermakna secara klinis dapat mengakibatkan iskemik dan disfungsi miokardium biasanya menyumbat
lebih dari 70 % lumen pembuluh darah.
PEMERIKSAAAN DIAGNOTIK
Selain keluhan nyeri dada khas infark maka untuk memastikan diagnosis infark miokard akut duiperlukan
pemeriksaan penunjang, yaitu Laboratorium dan Elektrokardigram.
1.Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium menunjukkan peningkatan dari lekosit, Enzim darah( CK, CKMB), Troponim T,
SGOT/SGPT dan LDL.
Enzim CK,CKMB merningkat 6 jam setelah infark , mencapai puncak pada 18 – 24 jam dann kembali normal
setelah 72 jam.
SGOT/ SGPT meningkat dalam 12 jam setelah infark dan normal setelah 24 – 26 jam, kembali normal pada
hari ke 3 sampai hari ke 5.
2. Pemeriksdaan Elektrokardiogram
Adanya kematian jaringan miokard akan menyebabkan perubahan benuk gambaran elektrokardiografi secara
berevolusi.
Gambaran yang khas yaitu terdapat ST elevasi diikuti gelombang Q patologis dan ST Elevasi yang kemudian
menjadi Gelombang T inverted.
MANIFESTASI KLINIK
Manifestasiklinik pada infark miokard akut adalah nyeri dada hebat pada daerah retrosternal kiri, tidak
terlokalisir atau tidak dapat ditunjukkan dengan jari.Rasa nyeri seperti terbakar , tertimpa beban berat , tertindih,
diremas-remas, lamanya lebih dari 30 menit , terus menerus, tidak hilang dengan istirahat, maupun dengan
pemberian nitrat. Nyeri dada dapat menjalar ke lengan kiri punggung, leher, rahang dan epigastrium, disertai
dengan mual, muntah dan keringat dingin.
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan infark miokard akut dapat dibagi atas beberapa aspek aspek yaitu:
1.Monitoring tanda- tanda vital dan kemungkinan adanya disritmia yang mengancam jiwa
2.Memberikan oksigen guna mencukupi kebutuhan akan oksigen di jaringan.
3. Pembatasan aktifitas fisik dan menghilangkan nyeri.
a. Tirah baring
b. Posisi yang nyaman
c. Tehnik relaksasi dan distaksi
KOMPLIKASI
Komplikasi yang mungkin timbul pada pasien dengan IMA antara lain :
a. Disritmia
b. Gagal jantung
c. Syok kardiogenik
d. Tromboemboli
e. Ruptur septum
f. Kematian mendadak
B. DISRITMIA
1. Pengertian
Disritmia adalah gangguan pembentukan atau penyaluran impuls listrik jantung Sehingga irama jantung
menjadi tidak normal.
2. Faktor pencetus disritmia
a. Hipoksia miokard
b. Iskemik miokard
c. Sitimulasi simpatis
d. Obat-obatan
e. Gangguan elektrolit
f. Pembesaran jantung.
GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN
A. PENGERTIAN
Acute Renal Failure (ARF) adalah suatu keadaan fisiologik dan klinik yang ditandai dengan pengurangan tiba-
tiba glomerular filtration rate (GFR) dan perubahan kemampuan fungsional ginjal untuk mempertahankan
eksresi air yang cukup untuk keseimbangan dalam tubuh. Atau sindroma klinis akibat kerusakan metabolik atau
patologik Gagal ginjal akut (acute renal failure,
ARF) merupakan suatu sindrom klinis yang ditandai dengan fungsi ginjal yang menurun secara cepat (biasanya
hitungan dalam beberapa hari) yang menyebabkan azotemia yang berkembang cepat. Laju filtrasi glomerolus
(LFG) yang menurun dengan cepat menyebabkan kadar kreatinin serum meningkat sebanyak 0,5 mg/ dl/ hari
dan kadar nitrogen urea darah sebanyak 10 mg/ dl/ hari dalam beberapa hari (Medicastore, 2008).
B. ETIOLOGI
tiga kategori utama kondisi penyebab gagal ginjal akut adalah:
a. Kondisi prerenal (hipoperfusi ginjal)
Kondisi prerenal adalah masalah aliran darah akibat hipoperfusi ginjal dan turunnya laju filtrasi glomerulus.
Kondisi klinis yang umum adalah status penipisan volume (hemoragi atau kehilangan cairan melalui saluran
gastrointestinal), vasodilatasi (sepsis atau anafilaksis), dan gangguan fungsi jantung (infark miokardium, gagal
jantung kongestif, atau syok kardiogenik)
b. Penyebab intrarenal (kerusakan actual jaringan ginjal)
Penyebab intrarenal gagal ginjal akut adalah akibat dari kerusakan struktur glomerulus atau tubulus ginjal.
Kondisi seperti rasa terbakar, cedera akibat benturan, dan infeksi serta agen nefrotoksik dapat menyebabkan
nekrosis tubulus akut (ATN) dan berhentinya fungsi renal.
c. Pasca renal
Pascarenal yang biasanya menyebabkan gagal ginjal akut biasanya akibat dari obstruksi di bagian distal ginjal.
Tekanan di tubulus ginjal meningkat, akhirnya laju filtrasi glomerulus meningkat.
C. PATOFISIOLOGI
Pembesaran prostat yang bersifat junak adalah peningkatan secara abnormal jumlah sel normal(hyperlasia)
dalam prostat, agaknya juga terjadi pembesaran sel-sel prostat(hypertrophy).
Kelenjar periurethral yang mengalami hiperplasi pada usia lanjut yang secara bertahap bertumbuh dan
menekan pada sekeliling jaringan prostat yang normal yang mendorong kelenjar kedepan, dan membentuk
kapsul.
Komplikasi yang mungkin terjadi akibat pembesaran prostat termasuk hambatan aliran urin dan juga akan
mengakibatkan terjadinya urinary reflux (backward flow) yang akan menyebabkan dekompensasi uretrovesical
junction.
D. GEJALAH KLINIS
BPH biasanya terjadi secara perlahan-lahan sehingga dalam perkembangannya kadang-kadang tidak
dirasakan sebagai gangguan. Perlu diketahui bahwa pada usia lanjut, akan terjadi peningkatan frekuensi
berkemih. Bila seseorang mengeluh bahwa jumlah dan kekuatan aliran urin tidak terjadi secara normal, maka
patut dicurigai terjadinya BPH dan perlu dilakukan pengkajian lebih lanjut.
Pada BPH, aliran urin berkurang derasnya, nampak aliran melemah dan kadang-kadang hanya menetes. Klien
akan merasakan kurang puas dalam berkemih. Mungkin pula terdapat darah dalam urin.
Akibat pembesaran prostat, akan sangat berbahaya terjadinya obstuksi perkemihan yang komplit dan terjadi
retensi. Retensi dapat dipicu oleh :
1. Demam
2. Peminum alkohol
3. Infeksi
4. Hambatan pengosongan
5. Trah baring.
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Penunjang ;
1. Pemeriksaan Laboratorium
2. Laboratorium darah :
BUN, Kreatinin, elektrolit ( Na, K, Ca, Phospat ), Hematologi (Hb, trombosit, Ht, Leukosit ), protein, antibody (
kehilangan protein dan immunoglobulin )
3. Pemeriksaan Urin
Warna, PH, BJ, kekeruhan, volume, Glukosa, Protein, Sedimen, SDM, Ketan, SDP, TKK/CCT
4. Pemeriksaan EKG
Untuk melihat adanya hipertropi ventrikel kiri, tanda perikarditid, aritmia, dan gangguan elektrolit ( hiperkalemi,
hipokalsemia )
5. Pemeriksaan USG
Menilai besar dan bentuk ginjal, tebal korteks ginjal, kepadatan parenkim ginjal, anatomi system pelviokalises,
ureter proksimal, kandung kemih serta prostate
6. Pemeriksaan Radiologi
Renogram, Intravenous Pyelography, Retrograde Pyelography, Renal aretriografi dan venografi, CT Scan, MRI,
Renal Biopsi, pemeriksaan roentgen dada, pemeriksaan roentgen tulang, foto polos abdomen
F. PENATALAKSANAAN
1. Dialisis
Dialisis dapat dilakukan untuk mencegah komplikasi gagal ginjal akut yang serius, seperti hiperkalemia,
perikarditis dan kejang. Perikarditis memperbaiki abnormalitas biokimia ; menyebabkan caiarn, protein dan
natrium dapat dikonsumsi secara bebas ; menghilangkan kecendurungan perdarahan ; dan membantu
penyembuhan luka.
2. Penanganan hiperkalemia
Keseimbangan cairan dan elektrolit merupakan masalah utama pada gagal ginjal akut ; hiperkalemia
merupakan kondisi yang paling mengancam jiwa pada gangguan ini. Oleh karena itu pasien dipantau akan
adanya hiperkalemia melalui serangkaian pemeriksaan kadar elektrolit serum ( nilai kalium > 5.5 mEq/L ; SI :
5.5 mmol/L), perubahan EKG (tinggi puncak gelombang T rendah atau sangat tinggi), dan perubahan status
klinis. Pningkatan kadar kalium dapat dikurangi dengan pemberian ion pengganti resin (Natrium polistriren
sulfonat [kayexalatel]), secara oral atau melalui retensi enema.
G. KOMPLIKASI
- Infeksi : pneumonia, septikemia, infeksi nosokomial.
- Gangguan elektrolit : uremia, hiperkalemia, hiponatremia, asidosis metabolik.
- Neurologi : kejang uremik, flap, tremor, koma, iritabilitas neuromuskular, gangguan kesadaran.
- Gastrointestinal : nausea, muntah, gastritis, ulkus peptikum, perdarahan GIT.
- Hematologi : hipertensi, anemia, diatesishemoragik.
- Jantung : Payah jantung, edema paru, aritmia, efusi perikardium.
( Sarwono, 2001).

Contenu connexe

Tendances (9)

KEGAGALAN GINJAL AKUT
KEGAGALAN GINJAL AKUTKEGAGALAN GINJAL AKUT
KEGAGALAN GINJAL AKUT
 
Makalah arf atau gga
Makalah arf atau ggaMakalah arf atau gga
Makalah arf atau gga
 
Gagal ginjal kronik
Gagal ginjal kronikGagal ginjal kronik
Gagal ginjal kronik
 
Askep Glomerulonefritis
Askep GlomerulonefritisAskep Glomerulonefritis
Askep Glomerulonefritis
 
SIROSIS HEPAR
SIROSIS HEPARSIROSIS HEPAR
SIROSIS HEPAR
 
Lp ckd+hd+hiperkalemi tika
Lp ckd+hd+hiperkalemi tikaLp ckd+hd+hiperkalemi tika
Lp ckd+hd+hiperkalemi tika
 
Makalah gagal ginjal
Makalah gagal ginjalMakalah gagal ginjal
Makalah gagal ginjal
 
Makalah gagal jantung kongestif (chf)
Makalah gagal jantung kongestif (chf)Makalah gagal jantung kongestif (chf)
Makalah gagal jantung kongestif (chf)
 
Makalah gagal ginjal kronik
Makalah gagal ginjal kronikMakalah gagal ginjal kronik
Makalah gagal ginjal kronik
 

Similaire à ASKEP KARDIOVASKULER DAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN

Similaire à ASKEP KARDIOVASKULER DAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN (20)

Ppt_syok.pptx
Ppt_syok.pptxPpt_syok.pptx
Ppt_syok.pptx
 
Presentasi gj k
Presentasi gj kPresentasi gj k
Presentasi gj k
 
Laporan pendahuluan chf unu
Laporan pendahuluan chf unuLaporan pendahuluan chf unu
Laporan pendahuluan chf unu
 
Makalah gagal ginjal
Makalah gagal ginjalMakalah gagal ginjal
Makalah gagal ginjal
 
Makalah gagal ginjal
Makalah gagal ginjalMakalah gagal ginjal
Makalah gagal ginjal
 
Makalah gagal ginjal (2)
Makalah gagal ginjal (2)Makalah gagal ginjal (2)
Makalah gagal ginjal (2)
 
Makalah gagal ginjal
Makalah gagal ginjalMakalah gagal ginjal
Makalah gagal ginjal
 
Makalah Shock
Makalah ShockMakalah Shock
Makalah Shock
 
Makalah gagal ginjal
Makalah gagal ginjalMakalah gagal ginjal
Makalah gagal ginjal
 
Makalah gagal ginjal kronik
Makalah gagal ginjal kronikMakalah gagal ginjal kronik
Makalah gagal ginjal kronik
 
Makalah gagal ginjal kronik
Makalah gagal ginjal kronikMakalah gagal ginjal kronik
Makalah gagal ginjal kronik
 
Makalah gagal ginjal kronik
Makalah gagal ginjal kronikMakalah gagal ginjal kronik
Makalah gagal ginjal kronik
 
Makalah gagal ginjal kronik
Makalah gagal ginjal kronikMakalah gagal ginjal kronik
Makalah gagal ginjal kronik
 
Makalah gagal ginjal kronik
Makalah gagal ginjal kronikMakalah gagal ginjal kronik
Makalah gagal ginjal kronik
 
Asuhan keperawatan gadar pada acut renal failure
Asuhan keperawatan gadar pada acut renal failureAsuhan keperawatan gadar pada acut renal failure
Asuhan keperawatan gadar pada acut renal failure
 
gagal jantung kongestf
gagal jantung kongestfgagal jantung kongestf
gagal jantung kongestf
 
Laporan pendahuluan chf
Laporan pendahuluan chfLaporan pendahuluan chf
Laporan pendahuluan chf
 
202948858 makalah-syok-hipovolemik-docx
202948858 makalah-syok-hipovolemik-docx202948858 makalah-syok-hipovolemik-docx
202948858 makalah-syok-hipovolemik-docx
 
202948858 makalah-syok-hipovolemik-docx
202948858 makalah-syok-hipovolemik-docx202948858 makalah-syok-hipovolemik-docx
202948858 makalah-syok-hipovolemik-docx
 
236409749 makalah-blok-29-syok-hipovolemik
236409749 makalah-blok-29-syok-hipovolemik236409749 makalah-blok-29-syok-hipovolemik
236409749 makalah-blok-29-syok-hipovolemik
 

Plus de Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

Plus de Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

ASKEP KARDIOVASKULER DAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN

  • 1. ASKEP KARDIOVASKULER PENGERTIAN kardiovaskuler adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap nutrien dan oksigen. Mekanisme yang mendasar tentang gagal jantung termasuk kerusakan sifat kontraktil dari jantung, yang mengarah pada curah jantung kurang dari normal. Kondisi umum yang mendasari termasuk aterosklerosis, hipertensi atrial, dan penyakit inflamasi atau degeneratif otot jantung. Sejumlah faktor sistemik dapat menunjang perkembangan dan keparahan dari gagal jantung. Peningkatan laju metabolic ( misalnya ;demam, koma, tiroktoksikosis), hipoksia dan anemia membutuhkan suatu peningkatan curah jantung untuk memenuhi kebutuhan oksigen. ETIOLOGI Di negara – negara berkembang , penyebab tersering adalah penyakit arteri koroner yang menimbulkan infark miokard dan tidak berfungsinya miokardium (kardiomiopati iskemik). Penyebab paling sering adalah kardiomiopati alkoholik, miokarditis viral (termasuk infeksi HIV) dan kardiomiopati dilatasi tanpa penyebab pasti (kardiomiopati idiopatik). Hipertensi tetap merupakan penyebab gagal jantung kongestif yang penting. Selain itu penyakit katup jantung juga merupakan penyebab gagal jantung, namun saat ini agak jarang penyakit katup jantung menyebabkan gagal jantung. Stenosis aorta masih tetap merupakan penyebab yang sering dan dapat diperbaiki. PATOFISIOLOGI Ada tiga (tiga) hal utama penyebab terjadinya infark miokard akut, yaitu aterosklerosis (penyempitan), trompus baru (penyumbatan) dan spasme dari arteri koroner. 1.Aterosklrosis : Ateroklerosis pembuluh koroner disebabkan oleh penimbunan lipid dan jaringan fibrosa , sehingga secara progresif mempersempit lumen pembuluh darah . Bila lumen menyempit maka resistensi terhadap aliran darah akan meninmgkat dan membahayakan aliaran darah miokardium. Bila penyakit ini semakin lanjut maka penyempitan lumen akan diikuti perrubahan vskuler yang mengurangi kemampuan pembuluh darahuntuk melebar , sehingga mempengaruhi keseuimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen miokardium distal dari lesi. Meskipun penyempitan berlangsung progresif dan kemampuan vaskuler untuk memberikan respon juga berkurang , manifestasi klinik belum tampak sampai proses aterogenik sudah mencapai tingkat lanjut. Lesi yang bermakna secara klinis dapat mengakibatkan iskemik dan disfungsi miokardium biasanya menyumbat lebih dari 70 % lumen pembuluh darah. PEMERIKSAAAN DIAGNOTIK Selain keluhan nyeri dada khas infark maka untuk memastikan diagnosis infark miokard akut duiperlukan pemeriksaan penunjang, yaitu Laboratorium dan Elektrokardigram. 1.Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan laboratorium menunjukkan peningkatan dari lekosit, Enzim darah( CK, CKMB), Troponim T, SGOT/SGPT dan LDL. Enzim CK,CKMB merningkat 6 jam setelah infark , mencapai puncak pada 18 – 24 jam dann kembali normal setelah 72 jam. SGOT/ SGPT meningkat dalam 12 jam setelah infark dan normal setelah 24 – 26 jam, kembali normal pada hari ke 3 sampai hari ke 5. 2. Pemeriksdaan Elektrokardiogram Adanya kematian jaringan miokard akan menyebabkan perubahan benuk gambaran elektrokardiografi secara berevolusi. Gambaran yang khas yaitu terdapat ST elevasi diikuti gelombang Q patologis dan ST Elevasi yang kemudian menjadi Gelombang T inverted.
  • 2. MANIFESTASI KLINIK Manifestasiklinik pada infark miokard akut adalah nyeri dada hebat pada daerah retrosternal kiri, tidak terlokalisir atau tidak dapat ditunjukkan dengan jari.Rasa nyeri seperti terbakar , tertimpa beban berat , tertindih, diremas-remas, lamanya lebih dari 30 menit , terus menerus, tidak hilang dengan istirahat, maupun dengan pemberian nitrat. Nyeri dada dapat menjalar ke lengan kiri punggung, leher, rahang dan epigastrium, disertai dengan mual, muntah dan keringat dingin. PENATALAKSANAAN Penatalaksanaan infark miokard akut dapat dibagi atas beberapa aspek aspek yaitu: 1.Monitoring tanda- tanda vital dan kemungkinan adanya disritmia yang mengancam jiwa 2.Memberikan oksigen guna mencukupi kebutuhan akan oksigen di jaringan. 3. Pembatasan aktifitas fisik dan menghilangkan nyeri. a. Tirah baring b. Posisi yang nyaman c. Tehnik relaksasi dan distaksi KOMPLIKASI Komplikasi yang mungkin timbul pada pasien dengan IMA antara lain : a. Disritmia b. Gagal jantung c. Syok kardiogenik d. Tromboemboli e. Ruptur septum f. Kematian mendadak B. DISRITMIA 1. Pengertian Disritmia adalah gangguan pembentukan atau penyaluran impuls listrik jantung Sehingga irama jantung menjadi tidak normal. 2. Faktor pencetus disritmia a. Hipoksia miokard b. Iskemik miokard c. Sitimulasi simpatis d. Obat-obatan e. Gangguan elektrolit f. Pembesaran jantung. GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN A. PENGERTIAN Acute Renal Failure (ARF) adalah suatu keadaan fisiologik dan klinik yang ditandai dengan pengurangan tiba- tiba glomerular filtration rate (GFR) dan perubahan kemampuan fungsional ginjal untuk mempertahankan eksresi air yang cukup untuk keseimbangan dalam tubuh. Atau sindroma klinis akibat kerusakan metabolik atau patologik Gagal ginjal akut (acute renal failure, ARF) merupakan suatu sindrom klinis yang ditandai dengan fungsi ginjal yang menurun secara cepat (biasanya hitungan dalam beberapa hari) yang menyebabkan azotemia yang berkembang cepat. Laju filtrasi glomerolus (LFG) yang menurun dengan cepat menyebabkan kadar kreatinin serum meningkat sebanyak 0,5 mg/ dl/ hari dan kadar nitrogen urea darah sebanyak 10 mg/ dl/ hari dalam beberapa hari (Medicastore, 2008). B. ETIOLOGI tiga kategori utama kondisi penyebab gagal ginjal akut adalah: a. Kondisi prerenal (hipoperfusi ginjal) Kondisi prerenal adalah masalah aliran darah akibat hipoperfusi ginjal dan turunnya laju filtrasi glomerulus. Kondisi klinis yang umum adalah status penipisan volume (hemoragi atau kehilangan cairan melalui saluran
  • 3. gastrointestinal), vasodilatasi (sepsis atau anafilaksis), dan gangguan fungsi jantung (infark miokardium, gagal jantung kongestif, atau syok kardiogenik) b. Penyebab intrarenal (kerusakan actual jaringan ginjal) Penyebab intrarenal gagal ginjal akut adalah akibat dari kerusakan struktur glomerulus atau tubulus ginjal. Kondisi seperti rasa terbakar, cedera akibat benturan, dan infeksi serta agen nefrotoksik dapat menyebabkan nekrosis tubulus akut (ATN) dan berhentinya fungsi renal. c. Pasca renal Pascarenal yang biasanya menyebabkan gagal ginjal akut biasanya akibat dari obstruksi di bagian distal ginjal. Tekanan di tubulus ginjal meningkat, akhirnya laju filtrasi glomerulus meningkat. C. PATOFISIOLOGI Pembesaran prostat yang bersifat junak adalah peningkatan secara abnormal jumlah sel normal(hyperlasia) dalam prostat, agaknya juga terjadi pembesaran sel-sel prostat(hypertrophy). Kelenjar periurethral yang mengalami hiperplasi pada usia lanjut yang secara bertahap bertumbuh dan menekan pada sekeliling jaringan prostat yang normal yang mendorong kelenjar kedepan, dan membentuk kapsul. Komplikasi yang mungkin terjadi akibat pembesaran prostat termasuk hambatan aliran urin dan juga akan mengakibatkan terjadinya urinary reflux (backward flow) yang akan menyebabkan dekompensasi uretrovesical junction. D. GEJALAH KLINIS BPH biasanya terjadi secara perlahan-lahan sehingga dalam perkembangannya kadang-kadang tidak dirasakan sebagai gangguan. Perlu diketahui bahwa pada usia lanjut, akan terjadi peningkatan frekuensi berkemih. Bila seseorang mengeluh bahwa jumlah dan kekuatan aliran urin tidak terjadi secara normal, maka patut dicurigai terjadinya BPH dan perlu dilakukan pengkajian lebih lanjut. Pada BPH, aliran urin berkurang derasnya, nampak aliran melemah dan kadang-kadang hanya menetes. Klien akan merasakan kurang puas dalam berkemih. Mungkin pula terdapat darah dalam urin. Akibat pembesaran prostat, akan sangat berbahaya terjadinya obstuksi perkemihan yang komplit dan terjadi retensi. Retensi dapat dipicu oleh : 1. Demam 2. Peminum alkohol 3. Infeksi 4. Hambatan pengosongan 5. Trah baring. E. PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan Penunjang ; 1. Pemeriksaan Laboratorium 2. Laboratorium darah : BUN, Kreatinin, elektrolit ( Na, K, Ca, Phospat ), Hematologi (Hb, trombosit, Ht, Leukosit ), protein, antibody ( kehilangan protein dan immunoglobulin ) 3. Pemeriksaan Urin Warna, PH, BJ, kekeruhan, volume, Glukosa, Protein, Sedimen, SDM, Ketan, SDP, TKK/CCT 4. Pemeriksaan EKG Untuk melihat adanya hipertropi ventrikel kiri, tanda perikarditid, aritmia, dan gangguan elektrolit ( hiperkalemi, hipokalsemia ) 5. Pemeriksaan USG Menilai besar dan bentuk ginjal, tebal korteks ginjal, kepadatan parenkim ginjal, anatomi system pelviokalises, ureter proksimal, kandung kemih serta prostate 6. Pemeriksaan Radiologi Renogram, Intravenous Pyelography, Retrograde Pyelography, Renal aretriografi dan venografi, CT Scan, MRI, Renal Biopsi, pemeriksaan roentgen dada, pemeriksaan roentgen tulang, foto polos abdomen
  • 4. F. PENATALAKSANAAN 1. Dialisis Dialisis dapat dilakukan untuk mencegah komplikasi gagal ginjal akut yang serius, seperti hiperkalemia, perikarditis dan kejang. Perikarditis memperbaiki abnormalitas biokimia ; menyebabkan caiarn, protein dan natrium dapat dikonsumsi secara bebas ; menghilangkan kecendurungan perdarahan ; dan membantu penyembuhan luka. 2. Penanganan hiperkalemia Keseimbangan cairan dan elektrolit merupakan masalah utama pada gagal ginjal akut ; hiperkalemia merupakan kondisi yang paling mengancam jiwa pada gangguan ini. Oleh karena itu pasien dipantau akan adanya hiperkalemia melalui serangkaian pemeriksaan kadar elektrolit serum ( nilai kalium > 5.5 mEq/L ; SI : 5.5 mmol/L), perubahan EKG (tinggi puncak gelombang T rendah atau sangat tinggi), dan perubahan status klinis. Pningkatan kadar kalium dapat dikurangi dengan pemberian ion pengganti resin (Natrium polistriren sulfonat [kayexalatel]), secara oral atau melalui retensi enema. G. KOMPLIKASI - Infeksi : pneumonia, septikemia, infeksi nosokomial. - Gangguan elektrolit : uremia, hiperkalemia, hiponatremia, asidosis metabolik. - Neurologi : kejang uremik, flap, tremor, koma, iritabilitas neuromuskular, gangguan kesadaran. - Gastrointestinal : nausea, muntah, gastritis, ulkus peptikum, perdarahan GIT. - Hematologi : hipertensi, anemia, diatesishemoragik. - Jantung : Payah jantung, edema paru, aritmia, efusi perikardium. ( Sarwono, 2001).