1. ASUHAN KEPERAWATAN
BAYI BARU LAHIR RENDAH (BBLR)
A.
KONSEP MEDIK
1. Pengertian
Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang
berat badan lahirnya kurang atau sama dengan 2500 gram dimana
masa kehamilan kurang dari 37 minggu dengan berat yang sesuai
(masa kehamilan dihitung mulai hari pertama haid terakhir dari haid
yang teratur)
2.
3.
Etiologi
Faktor–faktor yang dapat menyebabkan terjadinya persalinan
pre term (prematur) atau berat badan lahir rendah adalah :
a. Faktor ibu.
Gizi saat hamil kurang
Umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun.
Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat.
Penyakit menahun ibu : hipertensi, jantung, gangguan
pembuluh darah (perokok ).
Faktor pekerja yang terlalu berat.
b. Faktor kehamilan.
Hamil dengan hidramnion.
Hamil ganda.
Perdarahan ante partum.
Komplikasi hamil : pre-eklampsia/eklampsia, ketuban pecah
dini.
c. Faktor janin .
Cacat bawaan .
Infeksi dalam rahim.
d. Faktor yang masih belum diketahui.
Fgdsafds
4.
Manifestasi klinis
a. Sebelum bayi lahir
Pada anamnesa sering dijumpai adanya riwayat abortus,
partus prematurus dan lahir mati.
Pembesaran uterus tidak sesuai tuanya kehamilan.
Pergerakan janin yang pertama ( Queckening ) terjadi lebih
lambat,
gerakan
janin
lebih
lambat
walaupun
kehamilannya sudah agak lanjut.
Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai
menurut seharusnya .
Sering dijumpai kehamilan dengan oligohidramnion atau
bisa pula dengan hidramnion, hiperemesis gravidarum
dan pada hamil lanjut dengan toksemia gravidarum atau
perdarahan ante partum.
b. Setelah bayi lahir
Berat lahir ± < 2500 gram dan Panjang badan ± < 45 cm
Lingkaran dada ± < 30 cm dan Lingkaran kepala ± < 33
cm
Umur kehamilan ± < 37 minggu
Kepala relatif lebih besar dari badannya
Kulit tipis, transparan, lanugonya banyak
Lemak subkutan kurang, sering tampak peristaltik usus
Tangisnya lemah dan jarang
Pernapasan tidak teratur dan sering terjadi apnea
Otot-otot masih hipotonik, paha selalu dalam keadaan
abduksi
Sendi lutut dan pergelangan kaki dalam keadaan flexi
atau lurus dan kepala mengarah ke satu sisi.
Refleks tonik leher lemah dan refleks moro positif
Gerakan otot jarang akan tetapi lebih baik dari bayi cukup
bulan
Daya isap lemah terutama dalam hari-hari pertama
Kulit mengkilat, licin, pitting edema
Frekuensi nadi berkisar 100-140 / menit.
a.
b.
5. Pemeriksaan Diagnostik
a. Analisa gas darah (pH kurang dari 7,20)
b. Penilaian APGAR Score meliputi : warna kulit, frekuensi jantung,
usaha napas, tonus otot dan reflex
c. Pemeriksaan EEG DAN CT-Scan jika sudah timbul komplikasi
d. Pemeriksaan spesifik : fungsi paru, fungsi kardiovaskuler, fungsi
pencernaan
6. Penatalaksanaan Medis
Dengan memperhatikan gambaran klinik diatas dan berbagai
kemungkinan yang dapat terjadi pada bayi BBLR, maka perawatan dan
pengawasan bayi BBLR ditujukan pada pengaturan panas badan ,
pemberian makanan bayi, dan menghindari infeksi.
c.
Pengaturan suhu tubuh bayi BBLR
Bayi BBLR mudah dan cepat sekali menderita Hypotermia
bila berada di lingkungan yang dingin. Kehilangan panas
disebabkan oleh permukaan tubuh bayi yang relatif lebih luas bila
dibandingkan dengan berat badan, kurangnya jaringan lemak
dibawah kulit dan kekurangan lemak coklat ( brown fat).
Untuk mencegah hipotermi, perlu diusahakan lingkungan
yang cukup hangat untuk bayi dan dalam keadaan istirahat
komsumsi oksigen paling sedikit, sehingga suhu tubuh bayi tetap
normal. Bila bayi dirawat dalam inkubator, maka suhunya untuk
bayi dengan berat badan kurang dari 2000 gr adalah 35 °C dan
untuk bayi dengan BB 2000 gr sampai 2500 gr 34 °C , agar ia
dapat mempertahankan suhu tubuh sekitar 37 °C .Kelembaban
inkubator berkisar antara 50-60 persen . Kelembaban yang lebih
tinggi di perlukan pada bayi dengan sindroma gangguan
pernapasan. Suhu inkubator dapat di turunkan 1 °C per minggu
untuk bayi dengan berat badan 2000 gr dan secara berangsur
angsur ia dapat diletakkan di dalam tempat tidur bayi dengan
suhu lingkungan 27 °C - 29 °C.
Bila inkubator tidak ada,pemanasan dapat dilakukan
dengan membungkus bayi dan meletakkan botol-botol hangat di
sekitarnya atau dengan memasang lampu petromaks di dekat
tempat tidur bayi atau dengan menggunakan metode kangguru.
Bayi dalam inkubator hanya dipakaikan popok. Hal ini
penting untuk memudahkan pengawasan mengenai keadaan
umum,perubahan tingkah laku, warna kulit, pernapasan, kejang
dan sebagainya sehingga penyakit yang diderita dapat dikenal
sedini mungkin dan tindakan serta pengobatan dapat
dilaksanakan secepat – cepatnya.
Pencegahan infeksi.
Infeksi adalah masuknya bibit penyakit atau kuman
kedalam tubuh, khususnya mikroba. Bayi BBLR sangat mudah
mendapat infeksi. Infeksi terutama disebabkan oleh infeksi
nosokomial. Kerentanan terhadap infeksi disebabkan oleh kadar
imunoglobulin serum pada bayi BBLR masih rendah, aktifitas
baktersidal neotrofil, efek sitotoksik limfosit juga masih rendah
dan fungsi imun belum berpengalaman.
Infeksi lokal bayi cepat menjalar menjadi infeksi umum.
Tetapi diagnosis dini dapt ditegakkan jika cukup waspada
terhadap perubahan (kelainan) tingkah laku bayi sering
merupakan tanda infeksi umum. Perubahan tersebut antara lain :
malas menetek, gelisah, letargi, suhu tubuh meningkat, frekwensi
pernafasan meningkat, muntah, diare, berat badan mendadak
turun..
Pengaturan intake
Pengaturan intake adalah menetukan pilihan susu, cara
pemberian dan jadwal pemberian yang sesuai dengan kebutuhan
bayi BBLR
2. d.
B.
ASI (Air Susu Ibu) merupakan pilihan pertama jioka bayi
mampu mengisap. ASI juga dapat dikeluarkan dan diberikan pada
bayi jika bayi tidak cukup mengisap. Jika ASI tidak ada atau tidak
mencukupi khususnya pada bayi BBLR dapat digunakan susu
formula yang komposisinya mirip mirip ASI atau susu formula
khusus bayi BBLR.
Cara pemberian makanan bayi BBLR harus diikuti tindakan
pencegahan khusus untuk mencegah terjadinya regurgitasi dan
masuknya udara dalam usus. Pada bayi dalam inkubator dengan
kontak yang minimal, tempat tidur atau kasur inkubator harus
diangkat dan bayi dibalik pada sisi kanannya. Sedangkan pada
bayi lebih besar dapat diberi makan dalam posisi dipangku. Pada
bayi BBLR yang lebih kecil, kurang giat mengisap dan sianosis
ketika minum melalui botol atau menetek pada ibunya, makanan
diberikan melalui NGT.
Pengaturan pernapasan
Jalan napas merupakan jalan udara melalui hidung, pharing,
trachea, bronchiolus, bronchiolus respiratorius, dan duktus
alveeolaris ke alveoli. Terhambatnya jalan nafas akan
menimbulkan asfiksia, hipoksia dan akhirnya kematian. Selain itu
bayi BBLR tidak dapat beradaptasi dengan asfiksia yang terjadi
selama proses kelahiran sehingga dapat lahir dengan asfiska
perinatal. Bayi BBLR juga berisiko mengalami serangan apneu
dan defisiensi surfakatan, sehingga tidak dapat memperoleh
oksigen yang cukup yang sebelumnya di peroleh dari plasenta.
Dalam kondisi seperti ini diperlukan pembersihan jalan nafas
segera setelah lahir (aspirasi lendir), dibaringkan pada posisi
miring, merangsang pernapasan dengan menepuk atau menjentik
tumit. Bila tindakan ini gagal, dilakukan ventilasi, intubasi
endotrakheal, pijatan jantung dan pemberian natrium bikarbonat
dan pemberian oksigen dan selama pemberian intake dicegah
terjadinya aspirasi. Dengan tindakan ini dapat mencegah
sekaligus mengatasi asfiksia sehingga memperkecil kematian
bayi BBLR.
KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Pengumpulan Data
Aktifitas istirahat
Gejala
: Ibu klien mengatakan anaknya tidur terus
sekitar 20 jam, menangis
Tanda
: Tampak meringis, gerakan mata cepat (REM)
Sirkulasi
Tanda
: Rata-rata nadi apikal 120-160 dpm, dapat
berfluktuasi 70-100 dpm (tidur) sampai 180
dpm (menangis), nadi perifer mungkin lemah,
nadi brachialis dan radialis lebih muda
dipalpasi daripada nadi femoralis, mur-mur
jantung
Eliminasi
Gejala
Tanda
Ibu klien mengatakan anaknya kencing terus,
Abdomen lunak tanpa distensi, bising usus
aktif, urine tidak berwarna atau kuning pucat
Makanan / Cairan
Gejala
: Ibu klien mengatakan nafsu untuk disusui
kurang
Tanda
:
:
:
Neurosensori
Tanda
:
Pernafasan
Gejala
:
Tanda
Keamanan
Gejala
:
Tanda
b.
:
:
Seksualitas
Tanda
:
Data obyektif :
Tampak meringis, gerakan mata cepat (REM)
Rata-rata nadi apikal 120-160 dpm, dapat berfluktuasi 70100 dpm (tidur) sampai 180 dpm (menangis), nadi perifer
mungkin lemah, nadi brachialis dan radialis lebih muda
dipalpasi daripada nadi femoralis, mur-mur jantung
Abdomen lunak tanpa distensi, urine tidak berwarna atau
kuning pucat
Berat badan rata-rata 2500 – 4000 g, kurang dari dari 2500 g
menunjukkan KMK (premature, sindrom rublla, gamely) lebih
dari 4000 g menunjukkan BMK (diabetes maternal atau
dapat dihubungkan dengan herediter), pada mulut terdapat
saliva banyak
caput suksadaneum, mata dan kelopak mata mungkin
edema, strabismus dan fenomena mata boneka mungkin
ada, lipatan epicantus, adanya reflex (moro, plantar, palmar,
babinski) letargi hipotonia, parese
Takipnea, pola pernapasan diafragmatik dan abdominal,
pernapasan dangkal dan cuping hidung, retraksi dinding
dada dan ronchi pada inspirasi
Kulit Nampak kemerahan atau kebiruan, cepat hematom
tampak sehari setelah kelahiran
Wanita : labia vagina agak kemerahan atau edema, tanda
vagina/hymen dapat terlihat, dan pada pria : testis turun,
scrotum tertutup dengan rugae, fimosis juga biasa terjadi
Kulit tipis, transparan, lanugonya banyak
Lemak subkutan kurang, sering tampak peristaltik usus
Berat badan rata-rata 2500 – 4000 g, kurang
dari dari 2500 g menunjukkan KMK
(premature, sindrom rublla, gamely) lebih dari
4000 g menunjukkan BMK (diabetes maternal
atau dapat dihubungkan dengan herediter),
pada mulut terdapat saliva banyak
Caput suksadaneum mungkin ada selama 3-4
hari, mata dan kelopak mata mungkin edema,
strabismus dan fenomena mata boneka
mungkin ada, lipatan epicantus, adanya reflex
(moro, plantar, palmar, babinski), letargi
hipotonia, parese
Ibu klien mengatakan anaknya bernapas
dengan cepat, sesak
Takipnea sementar dapat terlihat, pola
pernapasan diafragmatik dan abdominal
dengan gerakan sinkron dari dada dan
abdomen, pernapasan dangkal dan cuping
hidung, retraksi dinding dada dan ronchi pada
inspirasi dan ekspirasi
Ibu klien mengatakan kulit anaknya
kemerahan
Kulit Nampak kemerahan atau kebiruan,
cepat hematom tampak sehari setelah
kelahiran
Ibu klien mengatakan anaknya kurus dan kecil
Ibu klien mengatakan anaknya bernapas dengan cepat,
sesak
Ibu klien mengatakan kulit anaknya kemerahan
Ibu klien mengatakan bayinya dingin
c.
Analisa Data
Data
Wanita : labia vagina agak kemerahan atau
edema, tanda vagina/hymen dapat terlihat,
dan pada pria : testis turun, scrotum tertutup
dengan rugae, fimosis juga biasa terjadi
Ds :
Ibu
klien
mengatakan
anaknya kurus dan
kecil
Pengelompokan Data
Data subyektif :
Ibu klien mengatakan anaknya tidur terus sekitar 20 jam,
menangis
Ibu klien mengatakan anaknya kencing terus,
Ibu klien mengatakan anaknya nampak kebiruan
Ibu klien mengatakan nafsu untuk disusui kurang
Do :
Berat badan ratarata 2500 – 4000 g
Kurang dari dari
2500
g
menunjukkan KMK
Kemungkinan penyebab
Kehamilan 34 – 36 minggu
Fungsi pencernaan belum
sempurna
Tidak efektifnya
Reflek neuromuskuler
Reflek isap menurun dan
Metabolisme menurun
Masalah
Gangguan
kebutuhan
nutrisi
3.
(premature,
sindrom
rublla,
gamely)
Pada
mulut
terdapat
saliva
banyak
Ds :
Ibu
klien
mengatakan
anaknya dingin
Do :
Kulit
tipis,
transparan,
lanugonya banyak
Lemak
subkutan
kurang
Ds :
Ibu
klien
mengatakan
anaknya bernapas
dengan
cepat,
sesak
Do :
Takipnea sementar
dapat terlihat
pola
pernapasan
diafragmatik
dan
abdominal
Pernapasan
dangkal dan cuping
hidung,
retraksi
dinding dada dan
ronchi
pada
inspirasi
dan
ekspirasi
Ds : Do : -
Asupan nutrisi menurun
Intake nutrisi inadekuat
Kehamilan 34 – 36 minggu
Pusat pengatur suhu badan
belum sempurna
Bayi permatur dan BBLR
Pusat pengaturan suhu
badan belum sempurna
Produksi panas kurang
hipotermi
Kehamilan 34 – 36 minggu
Fungsi organ pernapasan
belum sempurna
Surfaktan paru-paru kurang
Difusi O2 dan CO2
terganggu
napas periodek dan apneu
Pola napas tak efektif
Proses penularan infeksi
silang
Dari host ke Agent
Risiko terjadi infeksi
Hipotermi
d.
2.
Gangguan
pola napas tak
efektif
Diagnosa keperawatan
a. Gangguan pola napas tak efektif berhubungan dengan fungsi
organ pernapasan belum sempurna ditandai dengan :
Ds :
Ibu klien mengatakan anaknya bernapas dengan cepat,
sesak
Do :
Takipnea sementar dapat terlihat
Pola pernapasan diafragmatik dan abdominal dengan
gerakan sinkron dari dada dan abdomen
Pernapasan dangkal dan cuping hidung, retraksi dinding
dada dan ronchi pada inspirasi dan ekspirasi
b. Hipotermi berhubungan dengan produksi dan penyekat panas
kurang ditandai dengan :
Ds :
IBU klien mengatakan anaknya dingin
c.
Kelahiran dengan Partus
Buatan
Kehidupan bayi didunia luar
Kontak dengan berbagai
mikroorganisme
Daya tahan tubuh masih
rentan
Prioritas masalah
1) Gangguan pola napas tak efektif
2) Hipotermi
3) Gangguan kebutuhan nutrisi
4) Resiko terjadi infeksi
Resiko terjadi
infeksi
d.
Do :
Kulit tipis, transparan, lanugonya banyak
Lemak subkutan kurang, sering tampak peristaltik usus
Gangguan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan asupan nutrisi
yang kurang ditandai dengan
Ds :
Ibu klien mengatakan anaknya kurus dan kecil
Do :
Berat badan rata-rata 2500 – 4000 g
Kurang dari dari 2500 g menunjukkan KMK (premature,
sindrom rublla, gamely)
Pada mulut terdapat saliva banyak
Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan sistim imun yang
belum sempurna ditandai dengan :
Ds : Do
3. Rencana Keperawatan
Dx 1
: Gangguan pola napas tak efektif
Tujuan
: Mempertahankan pola pernapasan periodik (periode
apneik berakhir 5-10 detik diikuti dengan periodik pendek
ventilasi cepat
Kriteria
: Membran mukosa merah muda
Prekwensi jantung normal.
Intervensi
Rasional
1. Kaji frekwensi pernapasan dan 1. Membantu
dalam
pola pernapasan, perhatikan
membedakan
periode
adanya apnea dan perubahan
perputaran
pernapasan
frekwensi jantung tonus otot
normal dari serangan apneik
dan warna kulit berkenaan
sejati, yang terutama sering
dengan
prosedur
atau
terjadi
sebelum
gestasi
perawatan.
Lakukan
minggu ke 30
pemantauan
jantung
dan
peranapasan yang kontinyu
2. Isap
jalan
napas
sesuai 2. Menghilangkan mukus yang
kebutuhan
menyumbat jalan napas
3. Tinjau
ulang
riwayat
ibu 3. Magnesium
sulfat
dan
terhadap obat – obatan yang
narkotik menekan pusat
dapat memperberat depresi
pernapasan dan aktivitas
pernapasan pada bayi
SSP
4.
Posisikan bayi pada abdomen
atau posisi terlentang dengan
gulungan popok dibawah bahu
untuk menghasilkan sedikit
hiperekstensi
4.
5.
Berikan rangsang taktil yang
segera ( mis : gosokkan
punggung bayi ) bila terjadi
Apnea. Perhatikan
adanya
sianosis,
bradikardia
atau
hipotonia.
Tempatkan bayi pada matras
yang bergolombang
5.
6.
6.
7.
7.
Pantau
pemeriksaan
laboratorium ( GDA, glukosa
serum, elektrorit, kultur, dan
kadar obat )sesuai indikasi
8.
Beri oksigen sesuai indikasi.
8.
Posisi
ini
dapat
memudahkan
pernapasan
dan menurunkan episode
apneik khususnya pada
adanya hipoksia, asidosis
metabolik atau hiperkapnia.
Merangsang SSP untuk
meningkatkan
gerakan
tubuh
dan
kembalinya
pernapasan spontan.
Gerakan
memberikan
rangsangan, yang dapat
menurunkan
kejadian
apneik.
Hipoksia, asidosis metabolik,
hiperkapnia,
hipoglikemia,
hipokalsemia, dan sepsis
dapat meperberat serangan
apneik.
Perbaikan kadar oksigen
dan karbon dioksida dapat
meningkatkan
fungsi
pernapasan
4. Dx 2
Tujuan
:
:
Gangguan kebutuhan nutrisi
Mencerna masukan nutrisi adekuat untuk penambahan
berat badan
Kriteria
: Berat badan meningkat 750 – 1000 gr / bulan
Berat badan naik 30 gr / hari
Intervensi
Rasional
1.
Kaji pola minum bayi dan 1. Untuk menentukan berapa
kebutuhan-kebutuhan nutrisi
kebutuhan
nutrisi bayi
Kaji volume, durasi dan
perhari atau kebutuhan
upaya selama pemberian
minum
(cc/
KgBb
)
minum, kaji respon bayi.
sehingga dapat diberikan
Kaji masukan kalori / nutrisi
nutrisi
sesuai
dengan
yang
lalu,
kenaikan
/
kebutuhannya dengan tidak
penurunan BB selalu dicatat
terlepas
dari intervensi
yang lain yang dapat
meningkatkan
kenaikan
berat badan bayi.
2.
Ajarkan pada orang tua tentang 2. Setelah pulang nanti orang
tehnik –tehnik pemberian Asi/
tua tidak kaku dan sudah
Pasi yang efektif
terbiasa memberikan Asi /
Pasi
pada
bayi,
dan
mengerti kapan bayi sudah
mulai haus : misal pada
saat menangis.
3.
Berikan Intervensi spesifik untuk 3. Pemberian minum/ makan
meningkatkan
pemberian
lewat sendok agar anak
makanan peroral yang efektif :
tidak bigung dengan putting
Pemberian dengan sendok
susu ibu, dan pemberian
secara bertahap
secara
bertahap
Kontroll
stimulasi
setiap
mengurangi risiko aspirasi.
pemberian makanan
Asi yang kandungannya
Anjurkan pada ibu untuk sering
lebih baik dari makan
–sering meneteki anaknya
pengganti Asi.
4.
Tingkatkan tidur dan kurangi
pemakaian energi yang berlebih
4. Tidur yang banyak akan
membuat
energi
yang
masuk dirubah menjadi
lemak
sehingga
dapat
dipakai sebagai cadangan
5.
Berikan pemberian makan /
makanan.
nutrisi dengan proses adaptasi 5. Mengadaptasikan
bayi
secara bergantian ASI- PASI
dengan putting susu supaya
( sesuai keb. Perhari X BB :
tidak bigung, dan melatih
Pemberian susuai umur masa
reflek mengisap yang baik.
kehamilan.
Mengetahui kenaikan BB
bayi
dan
keefektifan
pemberian nutrisi baik asi
maupun
Pasi
dan
mengetahui
Jumlah
6.
Timbang BB bayi sebelum dan
pemasukan.
sesudah makan
Dx 3
Tujuan
Kriteria
1.
2.
3.
4.
:
:
:
6.
Untuk megetahui seberapa
banyak asupan nutrisi yang
masuk
Hipotermi
Mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal
Bebas dari tanda – tanda stres dingin atau
hipotermia
Suhu tubuh : 36,5 – 37,50C
Intervensi
Rasional
Minitor tanda – tanda vital bayi 1. Mengetahui fungsi vital
setiap 4 jam .
organ – organ tubuh
terutama
termostat
regulator suhu tubuh.
Minitor suhu bayi
2. Fluktuasi suhu tubuh pada
a. Jika subuh dibawah normal :
bayi sering terjadi, dengan
mengenali
suhu
tubuh
Selimuti
dengan
2
( panas atau dingin ) maka
selimut.
akan
dapat
dihindari
Pasang tutup kepala.
terjadinya
komplikasi
b. Jika suhu di atas normal :
hypothermia
atau
Lepaskan selimut.
hyperthermia
Lepaskan tutup kepala.
Keringkan setiap bagian untuk 3. Kehilangan panas pada
bayi terjadi sangat cepat,
mengurangi evaporasi Kurangi dan
peningkatan suhu 10 C suhu
hindarkan sumber – sumber
tubuh akan kehilangan 12
kehilangan panas pada bayi
cc / jam.
seperti
Dengan intervensi tersebut
Evap
maka dapat direncanakan
orasi : Saat mandi, sipakan
dengan baik hala – hal yang
lingkungan yang hangat.
perlu diperhatikan untuk
Konv
mengurangi
sumber
–
eksi : Hindari aliran udara
sumber kehilangan panas
( pendingin udara, jendela,
pada bayi.
kipas angin ) yang langsung
mengenai bayi.
Kond
uksi : Hangatkan seluruh
barang – barang dan bahan –
bahan
untuk
perawatan
( baju, sprei, dll ) dan Kurangi
4. Inkubator
dapat
benda – benda diruangan
dimanajemenkan
sesuai
yang menyerap panas (logam
dengan kebutuhan dan
).
kondisi bayi.
Radia
si : Pertahan suhu ruangan.
Pertahankan suhu incubator.
Dx 4
Tujuan
Kriteria
1.
2.
:
:
:
Resiko infeksi
Bebas dari tanda-tanda terjadi infeksi
Menujukkan pemulihan tepat waktu pada puntung
tali pusat dan sisi
Intervensi
Rasional
Kaji factor – factor yang dapat 1. Untuk
menentukan
membawa infeksi,seperti :
intervensi
yang
akan
diberikan pada bayi.
Tindakan non steril.
Pengunjung yang banyak
Lingkungan kotor dll.
Posisi saat memberi minum
Cuci tangan sebelum dan
sesudah menyentuh bayi dan
melakukan tindakan.
2.
3.
Pertahankan tindakan tekhnik
antiseptik dalam setiap tindakan
(seperti : sterilisasi alat dan
desinfeksi ).
3.
4.
Pisah bayi – bayi yang
mengalami penyakit infeksi.
Rawat bekas tali pusat dengan
menggunakan bethadine dan
dibungkus dengan kasa steril.
4.
Lindungi bayi yang mengalami
defisit imun dari infeksi :
Instruksikan pengunjung
untuk
cuci
tangan
sebelum mendekati bayi.
Batasi pengunjung bila
memungkinkan.
Batasi alat – alat infasif
( IV, NGT, specimen Lab
dll ) untuk yang benar –
benar perlu saja.
Kurangi
kerentanan
individu
terhadap
infeksi
seperti
:
pertahankan masukan nutrisi ASI
dan PASI
6.
5.
6.
7.
5.
7.
Mencegah
masuknya
organisme – organisme
penyebab infeksi (cros
infeksi).
Meminimalkan
dan
membunuh bakteri, jamur
dan
untuk
mencegah
infeksi akibat kontaminasi
nasokomial.
Mengurangi
risiko
penularan penyakit pada
bayi lain.
Mencegah masuknya
kuman
dan
berkembangnya
bakteri
oleh karena media yang
lembab.
Mengurangi kontak dengan
agen penyebab infeksi dan
sumber infeksi.
Nutrisi yang baik, daya
tahan tubuh meningkat dan
infeksi tidak terjadi.
6. 4. Patoway
Faktor ibu :
- Toxemia gravidarum
- Perdarahan
- trauma fisik
Faktor kehamilan :
- kehamilan ganda
- Kelainan kromosom
- perdarahan antepartus
Faktor janin :
- cacat bawaan
- infeksi pada rahim
Bayi Lahir dgn BB rendah
(prematuritas murni dysmatur)
Pusat pengaturan suhu panas badan
belum sempurna
Pengaturan pernafasan belum
sempurna
Pencernaan blm
sempurna
Penurunan sist. Imun
Tjd penguapan yg sempurna o.k luas
Badan yang besar
Surfaktan paru-paru masih kurang
Penyerapan makan
lemah.
rentan terjadi infeksi
Kehilangan panas
Difusi O2 dan CO2 terganggu Aktivitas otot pencernaan
Ventilasi paru menurun
makanan menurun
Hipotermi
Ventilasi paru menurun
Sesak
Resti infeksi
Merangsang prod. HCl meningkat
Mual,muntah
Regurgitasi isi lambung
Anoreksia
Perubahan status kesehatan
Perubahan pola
napas tdk efektif
6
Risiko aspirasi
Nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh