SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  12
Télécharger pour lire hors ligne
CARSINOMA COLON
A. Konsep Penyakit
1. Pengertian
Ca. colon adalah suatu tumor maligna yang muncul dari jaringan epithelial dari
colon.

2. Etiologi
Walaupun penyebab kanker usus besar, seperti kanker lainnya, masih belum
diketahui, telah dikenali beberapa factor predisposisi, antara lain : dihubungkan dengan
kebiasaan makan diet rendah serat.

3. Patofisiologi
Polip adalah pertumbuhan jaringan yang bernigna (adenoma) pada mukosa kolon,
yang dipikirkan akan menjadi permaligna dua macam polip yang utama dan lebih sering
terjadi tubular adenoma yang berstruktur seperti bola yang menempel pada dinding usus
dengan sebuah tangkai dan villous adenoma, suatu polip yang besar dan lunak dan
mempunyai tonjolan-tonjolan seperti jari tangan tapi tidak bertangkai villous adenoma
lebih sering cenderung untuk menjadi maligna (Burnner & Suddarth, 2001).
Kanker kolon dapat terjadi dalam salah satu dari dua cara. Di dalam sekum dan
kolon asendens, lesi-lesi cenderung untuk berkembang sebagai polip yang tumbuh sebagai
masa yang menyerupai bunga kol menonjol kedalam lumen kolon. Di dalam kolon
asendens terutama bagian recto sigmoid, lebih sering terjadi suatu lesi yang terhapus. Lesi
mula-mula berupa massa polipoid yang kecil. Plak ini tumbuh secara melingkar
menyebabkan penyempitan lumen (Burnner & Suddarth, 2001).

4. Manifestasi Klinik
Manifestasi tergantung pada lokasi, tipe dan perluasan, dan komplikasi.Perdarahan
sering sebagai manifestasi yang membawa klien datang berobat. Gejala awal yang lain
sering terjadi perubahan kebiasaan buang air besar, diare atau konstipasi. Selanjutnya
darah samar atau nyata dalam tinja atau pun mukus. Nyeri, anemia, anoreksia dan
penurunan berat badan
Tanda dan gejala berdasarkan lokasi kanker di usus, karsinoma kolon kiri dan
rectum cenderung menyebabkan perubahan defekasi sebagai akibat iritasi dan respon
refleks. Diare, nyeri kejang dan kembung sering terjadi. Karena lesi kolon kiri cenderung
melingkar, sering timbul gangguan obstruksi. Fese dapat kecil dan berbentuk seperti pita.
Pertumbuhan pada sigmoid aatau rectum dapat mengenai radiks saraf, pembuluh limfe,
atau vena, menimbulkan gejala-gejala pada tungkai atau perineum. Hemoroid, nyeri
pinggang bagian bawah, keinginan defekasi atau sering berkemih dapat timbul sebagai
akibat tekanan pada alat-alat tersebut.
Karsinoma kolon kanan, isi kolon berupa cairan, cenderung tetap tersamar hingga
lanjut sekali. Sedikit kecenderungan obstruksi, karena lumen usus lebih besar dan feses
encer. Anemia akibat perdarahan sering dan darah bersifat samar anilla dapat dideteksi
dengan tes guaiak. Mukus jaranag terlihat karena tercampur dengan feses. Pada orang
dewasa tumor kolon kanan kadang-kadang dapat diraba, tetapi jarang pada stadium awal.
Penderita mungkin mengalami perasaan tidak enak pada abdomen, dan kadang-kadang
pada epigastrium.

5. Penatalaksanaan
Pengobatan tergantung pada tahap penyakit dan komplikasi yang berhubungan.
Endoskopi, ultrasonografi, dan laparoskopi telah terbukti berhasil dalam pentahapan
kanker kolorektal pada periode pra operatif metode pentahapan yang dapat digunakan
secara luas dalam klasifikasi diketahui :
a. Kelas A

: Tumor dibatasi pada mukosa submukosa

b. Kelas B

: Penetrasi melalui dinding usus

c. Kelas C

: Invasi kedalam sistem limfe yang mengalir regional.

d. Kelas D

: Metastasis regional tahap lanjut dan penyebaran yang luas

Pengobatan medis untuk kanker kolorektal paling sering dalam bentuk pendukung
atau terapi lanjutan. Tarapi lanjutan biasanya diberikan selain bedah. Pilihan mencakup
kemoterapi, terapi radiasi dan imunoterapi.
Terapi radiasi sekarang digunakan pada periode praoperatif, intra operatif dan pasca
operatif untuk memperkecil tumor. Mencapai hasil yang lebih baik dari pembedahan dan
untuk mengurangi resiko kekambuhan. Untuk tumor yang tidak dapat dioperasi atau
disekresi, radiasi digunakan untuk menghilangkan gejala secara bermakna.
Pembedahan adalah tindakan primer untuk kebanyakan kanker kolon dan rectal.
Pembedahan dapat bersifat kuratif dan paliatif. Kanker yang terbatas pada satu sisi dapat
diangkat dengan kolonoskop. Suatu prosedur yang baru dikembangkan untuk
meminimalkan pembedahan pada beberapa kasus. Laparoskopi digunakan sebagai
pedoman dalam membuat keputusan di kolon. Reseksi usus di indikasikan untuk lesi kelas
A dan kelas B, serta kelas C. Pembedahan kadang dianjurkan untuk mengatasi kanker
kelas D. Tujuan pembedahan dalam situasi ini adalah palatif, apabila tumor telah
menyebar dan mencakup struktur vital sekitar operasi tidak dapat dilakukan (Burnner &
Suddarth, 2001).

6. Komplikasi
Prognosis kanker kolon tergantung pada stadium penyakit saat terdeteksi dan
penanganannya. sebanyak 75 % klien kanker kolorektal mampu bertahan hidup selama 5
tahun. Daya tahan hidup buruk / lebih rendah pada usia dewasa tua (Hazzard et al., 1994).
Komplikasi primer dihubungkan dengan kanker kolorektal : (1) obstruksi usus
diikuti dengan penyempitan lumen akibat lesi; (2) perforasi dari dinding usus oleh tumor,
diikuti kontaminasi dari rongga peritoneal oleh isi usus; (3) perluasan langsung tumor ke
organ-organ yang berdekatan.
B. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Pengumpulan data
 Aktivitas dan istrahat
Gejala
Tanda

: Klien mengatakan kurang mampu melaksanakan aktivitas seperti biasa
: Kelemahan otot, mudah lelah
 Makanan dan cairan

Gejala

: Klien mengatakan nafsu makan kurang, klien mengatakan merasa

Tanda

mual dan muntah
: Penurunan berat badan, anemia, anoreksia, perut nampak kembung
 Nyeri dan kenyamanan
Gejala

: Klien mengeluh nyeri pada daerah perutnya, klien mengeluh nyeri

Tanda

pada daerah pinggang bagian bawah.
: Ekspresi wajah meringis, nyeri tekan pada daerah abdomen.perasaan
tidak enak pada daerah abdomen.

 Integritas ego
Gejala
Tanda

: Klien mengatakan khawatir dengan kondisi kesehatannya
: Nampak bingung, takut dan cemas
 Eliminasi

Gejala
Tanda

: Klien mengatakan terjadi perubahan kebiasaan BAB, diare
: konstipasi, nampak darah pada tinja ataupun mukus, nampak perut
kembung, feses encer, hemoroid
b. Pengelompokan data
Ds :
 Klien mengatakan kurang mampu melaksanakan aktivitas seperti biasa
 Klien mengatakan nafsu makan kurang
 klien mengatakan merasa mual dan muntah
 Klien mengeluh nyeri pada daerah perutnya
 klien mengeluh nyeri pada daerah pinggang bagian bawah.
 Klien mengatakan khawatir dengan kondisi kesehatannya
 Klien mengatakan terjadi perubahan kebiasaan BAB (diare)
Do :
 Kelemahan otot
 Mudah lelah
 Penurunan berat badan
 Anemia
 Perut nampak kembung
 Ekspresi wajah meringis
 Nyeri tekan pada daerah abdomen
 Perasaan tidak enak pada daerah abdomen
 Nampak bingung
 Takut dan cemas
 Konstipasi
 Nampak darah pada tinja ataupun mukus
 Feses encer
 Hemoroid
c. Analisa data
Data
Ds :
 Klien mengeluh nyeri pada
daerah perutnya
 klien mengeluh nyeri pada
daerah pinggang bagian
bawah.
Do :
 Perut nampak kembung
 Ekspresi wajah meringis
 Nyeri tekan pada daerah
abdomen
 Perasaan tidak enak pada
daerah abdomen
Ds :
 Klien mengatakan nafsu
makan kurang
 klien mengatakan merasa
mual dan muntah
Do :
 Kelemahan otot
 Penurunan berat badan
 Perut nampak kembung

Ds :
 Klien mengatakan khawatir
dengan kondisi kesehatannya
Do :
 Nampak bingung

Penyebab
Iskemia dinding usus
↓
Metabolisme aneaerob
↓
Pembentukan as.laktat
↓
Pelepasan mediator kimia (bradikinin,
histamin, prostaglandin)
↓
Modulasi, transduksi,transmisi, persepsi
↓
Nosiseptor
↓
Cortex cerebri
↓
Saraf efferent
↓
Nyeri
Persarafan yang tidak sempurna pada
usus aganglionik
↓
Menurun peristaltik usus
↓
Obstruksi
↓
Distensi abdomen
↓
Perut terasa penuh
↓
Muntah berwarna hijau
↓
Anoreksi
↓
Intake nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh.

Penyakit kanker kolon
↓

Kurang terpajang informasi tentang
penyakit
↓

Masalah
Nyeri

Perubahan nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh

Kurang pengetahuan
 Takut dan cemas

Koping individu tidak efektif
↓

Stress psikologi
↓

Kurang pengetahuan
Ds :
 Klien mengatakan terjadi
perubahan kebiasaan BAB
(diare)
Do :
 Konstipasi
 Hemoroid
 Feses encer
 Nampak darah pada tinja
ataupun mukus

Ca-colon rectal
↓
Tumbuh ke dalam lumen usus
↓
Sbg cincin anular
↓
Tekanan pd usus
↓
Penyempitan lumen usus
↓
Obstruksi usus
↓
Iritas usus
↓
Respon refleks defekasi
↓
Diare
↓

Perubahan eliminasi :

Perubahan eliminasi
2. Diagnosa keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan kerusakan jaringan kulit.
Ds :
 Klien mengeluh nyeri pada daerah perutnya
 klien mengeluh nyeri pada daerah pinggang bagian bawah.
Do :
 Perut nampak kembung
 Ekspresi wajah meringis
 Nyeri tekan pada daerah abdomen
 Perasaan tidak enak pada daerah abdomen
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia
lama/gangguan masukan saat praoperasi
Ds :
 Klien mengatakan nafsu makan kurang
 klien mengatakan merasa mual dan muntah
Do :
 Kelemahan otot
 Penurunan berat badan
 Perut nampak kembung
c. Gangguan eliminasi : konstipasi/diare berhubungan dengan penempatan ostomi pada
kolon sigmoid atau desenden.
Ds : Klien mengatakan terjadi perubahan kebiasaan BAB (diare)
Do :
 Konstipasi
 Hemoroid
 Feses encer dan nampak darah pada tinja ataupun mukus
d. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, prognosis, dan kebutuhan pengobatan
berubungan dengan kurang pemajanan; kesalahan interpretasi informasi; kurang
mengingat.
Ds : Klien mengatakan khawatir dengan kondisi kesehatannya
Do :
 Nampak bingung
 Takut dan cemas
3. Perencanaan
N
o

1

DX

I

Tujuan

Tupan :
Setelah diberikan
tindakan keperawatan
nyeri teratasi.
Tupen :
Setelah diberikan
tindakan keperawatan
selama beberapa hari
nyeri beransur-ansur
hilang dengan kriteria :
- Ekspresi wajah
tenang
- Klien tidak
mengeluh nyeri

Rencana tindakan
Intervensi

Rasional

1) Kaji nyeri, catat lokasi, 1) Membantu mengevaluasi derajat
karakteristik, intensitas (skala
ketidaknyamanan dan keefektifan
0-10).
analgesik atau dapat menyatakan
terjadinya komplikasi, mis; karena
nyeri abdominal biasanya terasa
secara bertahap pada hari ketigakeempat Menurunkan ansietas /
takut
dapat
meningkatkan
relaksasi / kenyamanan.
2) Dorong penggunaan teknik 2) Menurunkan kekakuan otot/sendi.
relaksasi, mis; bimbingan
Ambulasi mengembalikan organ
imajinasi, visualisasi. Berikan
ke
posisi
normal
dan
aktivitas senggang
meningkatkan kembalinya fungsi
ke tingkat normal.
3) Bantu melakukan latihan 3) Diduga inflamasi peritoneal, yang
rentang gerak dan dorong
memerlukan intervensi medik
ambulasi dini. Hindari posisi
cepat.
duduk lama.
4) Selidiki dan laporkan adanya 4) Menurunkan nyeri, meningkatkan
kekakuan otot abdominal,
kenyamanan, khususnya setelah
kehati-hatian
yang
tak
perbaikan AP.
disengaja, dan nyeri tekan.
5) Berikan obat sesuai indikasi, 5) Menurunkan
ketidaknyamanan
mis;
narkotik,
analgesik,
lokal, menurunkan edema dan
analgesik dikontrol pasien
meningkatkan penyembuhan luka
(ADP).
perineal.

Implementasi

1. Memantau
nyeri,
catat
lokasi,
karakteristik,
intensitas (skala 010).
2. Mengajukan
penggunaan teknik
relaksasi,
mis;
bimbingan
imajinasi,
visualisasi. Berikan
aktivitas senggang.
3. Membantu
melakukan latihan
rentang gerak dan
dorong
ambulasi
dini. Hindari posisi
duduk lama.
4. Melaporkan adanya
kekakuan
otot
abdominal, kehatihatian yang tak
disengaja, dan nyeri
tekan.
5. Memberikan obat
sesuai indikasi, mis;
2

II

Tupan :
1. Lakukan pengkajian nutrisi 1.
Setelah
diberikan
dengan seksama.
tindakan
keperawatan
gangguan nutrisi teratasi
2. Auskultasi bising usus.
2.

1.

Tupen :
Setelah
diberikan
tindakan
keperawatan
selama beberapa hari
nutrisi
beransur-ansur
terpenuhi
dengan
kriteria :
- Nafsu
makan
meningkat
- Berat badan normal
- Porsi
makan
dihabiskan

3.

3.
4.

5.

6.

Mengidentifikasi
kekurangan/kebutuhan
untuk
membantu memilih intervensi.
Kembalinya
fungsi
usus
menunjukkan kesiapan untuk
memulai makan lagi.
Mulai dengan makan cairan 3. Menurunkan
insiden
kram
perlahan.
abdomen, mual.
Identifikasi
bau
yang 4. Sensitivitas terhadap makanan
ditimbulkan oleh makanan
tidak umum setelah bedah usus,
(mis; kol, ikan, kacangpasien dapat mencoba berbagai
kacangan) dan sementara
makanan sebelum menentukan
batasi diet.
apakah ini membuat masalah.
Anjurkan
pasien 5. Dapat membantu menurunkan
meningkatkan
pengunaan
pembentukan bau.
yogurt dan mentega susu.
Diskusikan
mekanisme 6. Minum
melalui
sedotan,
menelan udara sebagai faktor
mengorok, ansietas, merokok,
pembentukan
flatus
dan
sakit gigi, dan meneguk makanan
beberapa cara pasien yang
meningkatkan produk flatus,
dapat mengontrol latihan.
terlalu banyak flatus tidak hanya
perlu untuk pengosongan sering,
tetapi dapat menjadi faktor
penyebab bocoran dari banyaknya
tekanan dalam kantung.

2.

4.

5.

6.

narkotik, analgesik,
analgesik dikontrol
pasien (ADP).
Melakukan
pengkajian nutrisi
dengan seksama.
Menghitung bising
usus.
Mulai
dengan
makan
cairan
perlahan.
Mengidentifikasi
bau
yang
ditimbulkan
oleh
makanan (mis; kol,
ikan,
kacangkacangan)
dan
sementara
batasi
diet.
Menganjurkan
pasien
meningkatkan
pengunaan yogurt
dan mentega susu
Mendiskusikan
mekanisme
menelan
udara
sebagai
faktor
pembentukan flatus
7. Konsul dengan ahli diet.

8. Tingkatkan diet dari cairan
sampai makanan rendah residu
bila masukan oral dimulai.
9. Berikan
centeral/parenteral
diindikasikan.

3

III

makanan
bila

7. Membantu mengkaji kebutuhan
ntrisi pasien dalam penambahan
pencernaan dan fungsi usus.

dan beberapa cara
pasien yang dapat
mengontrol latihan.
7. Konsul dengan ahli
8. Diet
rendah
sisa
dapat
diet.
dipertahankan selama 6-8 minggu 8. Meningkatkan diet
pertama untuk memberikan waktu
dari cairan sampai
yang adekuat untuk penyembuhan
makanan
rendah
usus.
residu bila masukan
9. Pada kelemahan/tidak toleran pada
oral dimulai.
masukan per oral hiperlimentasi 9. Memberikan
digunakan menambah kebutuhan
makanan
komponen pada penyembuhan dan
centeral/parenteral
mencegah status katabolisme.
bila diindikasikan.

Tupan :
1. Pastikan kebiasan defekasi 1. Membantu bila pembentukan
Setelah
dilakukan
pasien dan gaya hidup
jadwal irigasi efektif untuk pasien
tindakan keperawatan
sebelumnya.
dengan kolostomi.
gangguan
eliminasi 2. Selidiki awitan/tak adanya 2. Ileus
paralitik/adinamik
teratasi
keluaran. Auskultasi bising
pascaoperasi biasanya membaik
usus.
dalam 48-72 jam dan ileostomi
Tupen :
harus mulai mengaliri dalam 12Setelah
diberikan
24 jam. Pelambatan dapat
tindakan keperawatan
menandakan ileus atau obstruksi
selama beberapa hari
statis menetap, yang dapat terjadi
eliminasi
beransur
pascaoperasi
karena
edema,
ansur normal dengan
ketidaktepatan
pemasangan
kriteria :
kantung, prolaps, atau stenosis
- Pola eleminasi
stoma.

1. Memastikan
kebiasan defekasi
pasien dan gaya
hidup sebelumnya.
2. Menyelidiki
awitan/tak adanya
keluaran.
Auskultasi bising
usus.
3. Meninjau
ulang
pola
diet
dan
jumlah/tipe
masukan cairan.
4. Meninjau
ulang
sesuai kebutuhan
fisik dan gaya hidup
dengan ketepatan
jumlah dan
konsistensi.

4

IV

Tupan :
Setelah
tindakan
kurang
teratasi

diberikan
keperawatan
pengetahuan

Tupen :
Setelah
diberikan
tindakan keperawatan
selama beberapa hari
pengetahan klien akan

3. Tinjau ulang pola diet dan 3. Masukan adekuat dari serat dan
fisiologi kolon dan
jumlah/tipe masukan cairan.
makanan kasar membuatkan bulk,
diskusikan
dan cairan adalah faktor penting
penatalaksanaan
dalam menentukan konsistensi
ostomi
sigmoid,
feses.
bila tepat.
4. Tinjau ulang fisiologi kolon 4. Pengetahuan ini membuat pasien 5. Mendemonstrasikan
dan
diskusikan
memahami kebutuhan perawatan
penggunaan
penatalaksanaan
ostomi
individu.
peralatan
irigasi
sigmoid, bila tepat.
untuk
5. Demonstrasikan penggunaan 5. Irigasi dapat dilakukan setiap hari
menginjeksikan
peralatan
irigasi
untuk
atau sebelum aktivitas khusus.
salin normal per
menginjeksikan salin normal
progokol
sampai
per
progokol
sampai
pengurangan
pengurangan didapatkan.
didapatkan.
6. Libatkan
pasien
dalam 6. Rehabilitasi dapat dipermudah 6. Melibatkan pasien
perawatan
ostomi
secara
dengan mendorong pasien mandiri
dalam
perawatan
bertahap.
dan terkontrol.
ostomi
secara
bertahap.
1. Evaluasi kemampuan emosi 1. Faktor-faktor ini mempengaruhi 1. Mengevaluasi
dan fisik pasien.
kemampuan
pasien
untuk
kemampuan emosi
menguasai
tugas-tugas
dan
dan fisik pasien.
keinginan
untuk
melakukan 2. konsultasi
pasien
tanggung jawab perawatan ostomi.
mengenai
2. Konsulkan pasien mengenai 2. Pasien dengan ostomi mempunyai
pengguanaan obatpengguanaan obat-obatan dan
2 kunci masalah, mis; perubahan
obatan dan masalah
masalah berkenaan dengan
disintegrasi dan absorbsi obat oral
berkenaan dengan
perubahan fungsi usus. Rujuk
dan efek samping merugikan atau
perubahan fungsi
pada ahli farmasi untuk
tak biasanya.
usus. Rujuk pada
penyuluhan/anjurkan dengan
ahli farmasi untuk
penyakit beransur ansur
tepat.
penyuluhan/anjurka
bertambah
3. Tekankan
perlunya
n dengan tepat.
Kriteria :
pemantauan ketat tentang 3. Pemantauan gejala klinis dan 3. Menekankan
Klien dengan benar
kondisi kesehatan kronis yang
kadar darah serum diindikasikan
perlunya
melakukan
prosedur
memerlukan obat oral rutin.
karena perubahan absorbsi obat
pemantauan ketat
yang
diperlukan
memerlukan
penilaian
dosis
tentang
kondisi
menjelaskan
alasan
periodik.
kesehatan
kronis
tindakan.
yang memerlukan
obat oral rutin.

Contenu connexe

Tendances (20)

Prematur
PrematurPrematur
Prematur
 
Stroke non hemoragik
Stroke non hemoragikStroke non hemoragik
Stroke non hemoragik
 
Asuhan Keperawatan dengan Klien Anemia
Asuhan Keperawatan dengan Klien AnemiaAsuhan Keperawatan dengan Klien Anemia
Asuhan Keperawatan dengan Klien Anemia
 
Makalah kanker kolon print
Makalah kanker kolon printMakalah kanker kolon print
Makalah kanker kolon print
 
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
 
Kanker kolon
Kanker kolonKanker kolon
Kanker kolon
 
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITISASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS
 
Analisa data gagal jantung
Analisa data gagal jantungAnalisa data gagal jantung
Analisa data gagal jantung
 
Askep hepatitis AKPER PEMDA MUNA
Askep hepatitis AKPER PEMDA MUNA Askep hepatitis AKPER PEMDA MUNA
Askep hepatitis AKPER PEMDA MUNA
 
Kumpulan nanda nic noc r cl
Kumpulan nanda nic noc r clKumpulan nanda nic noc r cl
Kumpulan nanda nic noc r cl
 
Askep diare
Askep diareAskep diare
Askep diare
 
pathway dhfPathway dhf
pathway dhfPathway dhfpathway dhfPathway dhf
pathway dhfPathway dhf
 
Lp dispepsia
Lp dispepsiaLp dispepsia
Lp dispepsia
 
Pathways ggk
Pathways ggkPathways ggk
Pathways ggk
 
Asuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumoniaAsuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumonia
 
Askep kelg dgn hiv.
Askep kelg dgn hiv.Askep kelg dgn hiv.
Askep kelg dgn hiv.
 
Askep hepatitis
Askep hepatitisAskep hepatitis
Askep hepatitis
 
Askep kehamilan dengan DM gestasional
Askep kehamilan dengan DM gestasional Askep kehamilan dengan DM gestasional
Askep kehamilan dengan DM gestasional
 
Abses hepar AKPER PEMKAB MUNA
Abses hepar AKPER PEMKAB MUNA Abses hepar AKPER PEMKAB MUNA
Abses hepar AKPER PEMKAB MUNA
 
Makalah bab i kista ovarium
Makalah bab i kista ovarium Makalah bab i kista ovarium
Makalah bab i kista ovarium
 

Similaire à Ca. kolon AKPER PEMKAB MUNA

Similaire à Ca. kolon AKPER PEMKAB MUNA (20)

Asuhan keperawatan colorektal
Asuhan keperawatan colorektalAsuhan keperawatan colorektal
Asuhan keperawatan colorektal
 
Makalah kanker kolon print
Makalah kanker kolon printMakalah kanker kolon print
Makalah kanker kolon print
 
fdokumen.com_ca-kolon.ppt
fdokumen.com_ca-kolon.pptfdokumen.com_ca-kolon.ppt
fdokumen.com_ca-kolon.ppt
 
Ca colon muhammad sobri maulana
Ca colon muhammad sobri maulanaCa colon muhammad sobri maulana
Ca colon muhammad sobri maulana
 
Kolelitiasis AKPER PEMKAB MUNA
Kolelitiasis AKPER PEMKAB MUNA Kolelitiasis AKPER PEMKAB MUNA
Kolelitiasis AKPER PEMKAB MUNA
 
Kolelitiasis
KolelitiasisKolelitiasis
Kolelitiasis
 
CO COLON KEL 3.pptx
CO COLON KEL 3.pptxCO COLON KEL 3.pptx
CO COLON KEL 3.pptx
 
Askep pencernaan akhir
Askep pencernaan akhirAskep pencernaan akhir
Askep pencernaan akhir
 
Askep ca. colorektal
Askep ca. colorektalAskep ca. colorektal
Askep ca. colorektal
 
IBD kel 4.pptx
IBD kel 4.pptxIBD kel 4.pptx
IBD kel 4.pptx
 
PPT KANKER GASTER Hariady Salam.pptx
PPT KANKER GASTER Hariady Salam.pptxPPT KANKER GASTER Hariady Salam.pptx
PPT KANKER GASTER Hariady Salam.pptx
 
CA Rectum
CA RectumCA Rectum
CA Rectum
 
Ca. ginjal
Ca. ginjalCa. ginjal
Ca. ginjal
 
Ca. ginjal AKPER PEMKAB MUNA
Ca. ginjal AKPER PEMKAB MUNA Ca. ginjal AKPER PEMKAB MUNA
Ca. ginjal AKPER PEMKAB MUNA
 
Colorektal.pptx
Colorektal.pptxColorektal.pptx
Colorektal.pptx
 
PATOFISIOLOGI DAN ASUHAN KEPERAWATAN GERD.pptx
PATOFISIOLOGI  DAN ASUHAN  KEPERAWATAN  GERD.pptxPATOFISIOLOGI  DAN ASUHAN  KEPERAWATAN  GERD.pptx
PATOFISIOLOGI DAN ASUHAN KEPERAWATAN GERD.pptx
 
materi KANKER KOLON / kanker usus besar.pptx
materi KANKER KOLON / kanker usus besar.pptxmateri KANKER KOLON / kanker usus besar.pptx
materi KANKER KOLON / kanker usus besar.pptx
 
Askep husna 2 b AKPER PEMKAB MUNA
Askep husna  2 b  AKPER PEMKAB MUNA Askep husna  2 b  AKPER PEMKAB MUNA
Askep husna 2 b AKPER PEMKAB MUNA
 
Asuhan keperawatan klien dengan appendicitis AKPER MUNA
Asuhan keperawatan klien dengan appendicitis AKPER MUNA Asuhan keperawatan klien dengan appendicitis AKPER MUNA
Asuhan keperawatan klien dengan appendicitis AKPER MUNA
 
Askep Kolitis Ulseratif
Askep Kolitis UlseratifAskep Kolitis Ulseratif
Askep Kolitis Ulseratif
 

Plus de Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

Plus de Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Ca. kolon AKPER PEMKAB MUNA

  • 1. CARSINOMA COLON A. Konsep Penyakit 1. Pengertian Ca. colon adalah suatu tumor maligna yang muncul dari jaringan epithelial dari colon. 2. Etiologi Walaupun penyebab kanker usus besar, seperti kanker lainnya, masih belum diketahui, telah dikenali beberapa factor predisposisi, antara lain : dihubungkan dengan kebiasaan makan diet rendah serat. 3. Patofisiologi Polip adalah pertumbuhan jaringan yang bernigna (adenoma) pada mukosa kolon, yang dipikirkan akan menjadi permaligna dua macam polip yang utama dan lebih sering terjadi tubular adenoma yang berstruktur seperti bola yang menempel pada dinding usus dengan sebuah tangkai dan villous adenoma, suatu polip yang besar dan lunak dan mempunyai tonjolan-tonjolan seperti jari tangan tapi tidak bertangkai villous adenoma lebih sering cenderung untuk menjadi maligna (Burnner & Suddarth, 2001). Kanker kolon dapat terjadi dalam salah satu dari dua cara. Di dalam sekum dan kolon asendens, lesi-lesi cenderung untuk berkembang sebagai polip yang tumbuh sebagai masa yang menyerupai bunga kol menonjol kedalam lumen kolon. Di dalam kolon asendens terutama bagian recto sigmoid, lebih sering terjadi suatu lesi yang terhapus. Lesi mula-mula berupa massa polipoid yang kecil. Plak ini tumbuh secara melingkar menyebabkan penyempitan lumen (Burnner & Suddarth, 2001). 4. Manifestasi Klinik Manifestasi tergantung pada lokasi, tipe dan perluasan, dan komplikasi.Perdarahan sering sebagai manifestasi yang membawa klien datang berobat. Gejala awal yang lain sering terjadi perubahan kebiasaan buang air besar, diare atau konstipasi. Selanjutnya
  • 2. darah samar atau nyata dalam tinja atau pun mukus. Nyeri, anemia, anoreksia dan penurunan berat badan Tanda dan gejala berdasarkan lokasi kanker di usus, karsinoma kolon kiri dan rectum cenderung menyebabkan perubahan defekasi sebagai akibat iritasi dan respon refleks. Diare, nyeri kejang dan kembung sering terjadi. Karena lesi kolon kiri cenderung melingkar, sering timbul gangguan obstruksi. Fese dapat kecil dan berbentuk seperti pita. Pertumbuhan pada sigmoid aatau rectum dapat mengenai radiks saraf, pembuluh limfe, atau vena, menimbulkan gejala-gejala pada tungkai atau perineum. Hemoroid, nyeri pinggang bagian bawah, keinginan defekasi atau sering berkemih dapat timbul sebagai akibat tekanan pada alat-alat tersebut. Karsinoma kolon kanan, isi kolon berupa cairan, cenderung tetap tersamar hingga lanjut sekali. Sedikit kecenderungan obstruksi, karena lumen usus lebih besar dan feses encer. Anemia akibat perdarahan sering dan darah bersifat samar anilla dapat dideteksi dengan tes guaiak. Mukus jaranag terlihat karena tercampur dengan feses. Pada orang dewasa tumor kolon kanan kadang-kadang dapat diraba, tetapi jarang pada stadium awal. Penderita mungkin mengalami perasaan tidak enak pada abdomen, dan kadang-kadang pada epigastrium. 5. Penatalaksanaan Pengobatan tergantung pada tahap penyakit dan komplikasi yang berhubungan. Endoskopi, ultrasonografi, dan laparoskopi telah terbukti berhasil dalam pentahapan kanker kolorektal pada periode pra operatif metode pentahapan yang dapat digunakan secara luas dalam klasifikasi diketahui : a. Kelas A : Tumor dibatasi pada mukosa submukosa b. Kelas B : Penetrasi melalui dinding usus c. Kelas C : Invasi kedalam sistem limfe yang mengalir regional. d. Kelas D : Metastasis regional tahap lanjut dan penyebaran yang luas Pengobatan medis untuk kanker kolorektal paling sering dalam bentuk pendukung atau terapi lanjutan. Tarapi lanjutan biasanya diberikan selain bedah. Pilihan mencakup kemoterapi, terapi radiasi dan imunoterapi. Terapi radiasi sekarang digunakan pada periode praoperatif, intra operatif dan pasca
  • 3. operatif untuk memperkecil tumor. Mencapai hasil yang lebih baik dari pembedahan dan untuk mengurangi resiko kekambuhan. Untuk tumor yang tidak dapat dioperasi atau disekresi, radiasi digunakan untuk menghilangkan gejala secara bermakna. Pembedahan adalah tindakan primer untuk kebanyakan kanker kolon dan rectal. Pembedahan dapat bersifat kuratif dan paliatif. Kanker yang terbatas pada satu sisi dapat diangkat dengan kolonoskop. Suatu prosedur yang baru dikembangkan untuk meminimalkan pembedahan pada beberapa kasus. Laparoskopi digunakan sebagai pedoman dalam membuat keputusan di kolon. Reseksi usus di indikasikan untuk lesi kelas A dan kelas B, serta kelas C. Pembedahan kadang dianjurkan untuk mengatasi kanker kelas D. Tujuan pembedahan dalam situasi ini adalah palatif, apabila tumor telah menyebar dan mencakup struktur vital sekitar operasi tidak dapat dilakukan (Burnner & Suddarth, 2001). 6. Komplikasi Prognosis kanker kolon tergantung pada stadium penyakit saat terdeteksi dan penanganannya. sebanyak 75 % klien kanker kolorektal mampu bertahan hidup selama 5 tahun. Daya tahan hidup buruk / lebih rendah pada usia dewasa tua (Hazzard et al., 1994). Komplikasi primer dihubungkan dengan kanker kolorektal : (1) obstruksi usus diikuti dengan penyempitan lumen akibat lesi; (2) perforasi dari dinding usus oleh tumor, diikuti kontaminasi dari rongga peritoneal oleh isi usus; (3) perluasan langsung tumor ke organ-organ yang berdekatan. B. Konsep Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian a. Pengumpulan data  Aktivitas dan istrahat Gejala Tanda : Klien mengatakan kurang mampu melaksanakan aktivitas seperti biasa : Kelemahan otot, mudah lelah  Makanan dan cairan Gejala : Klien mengatakan nafsu makan kurang, klien mengatakan merasa Tanda mual dan muntah : Penurunan berat badan, anemia, anoreksia, perut nampak kembung  Nyeri dan kenyamanan
  • 4. Gejala : Klien mengeluh nyeri pada daerah perutnya, klien mengeluh nyeri Tanda pada daerah pinggang bagian bawah. : Ekspresi wajah meringis, nyeri tekan pada daerah abdomen.perasaan tidak enak pada daerah abdomen.  Integritas ego Gejala Tanda : Klien mengatakan khawatir dengan kondisi kesehatannya : Nampak bingung, takut dan cemas  Eliminasi Gejala Tanda : Klien mengatakan terjadi perubahan kebiasaan BAB, diare : konstipasi, nampak darah pada tinja ataupun mukus, nampak perut kembung, feses encer, hemoroid b. Pengelompokan data Ds :  Klien mengatakan kurang mampu melaksanakan aktivitas seperti biasa  Klien mengatakan nafsu makan kurang  klien mengatakan merasa mual dan muntah  Klien mengeluh nyeri pada daerah perutnya  klien mengeluh nyeri pada daerah pinggang bagian bawah.  Klien mengatakan khawatir dengan kondisi kesehatannya  Klien mengatakan terjadi perubahan kebiasaan BAB (diare) Do :  Kelemahan otot  Mudah lelah  Penurunan berat badan  Anemia  Perut nampak kembung  Ekspresi wajah meringis  Nyeri tekan pada daerah abdomen  Perasaan tidak enak pada daerah abdomen  Nampak bingung  Takut dan cemas  Konstipasi
  • 5.  Nampak darah pada tinja ataupun mukus  Feses encer  Hemoroid c. Analisa data Data Ds :  Klien mengeluh nyeri pada daerah perutnya  klien mengeluh nyeri pada daerah pinggang bagian bawah. Do :  Perut nampak kembung  Ekspresi wajah meringis  Nyeri tekan pada daerah abdomen  Perasaan tidak enak pada daerah abdomen Ds :  Klien mengatakan nafsu makan kurang  klien mengatakan merasa mual dan muntah Do :  Kelemahan otot  Penurunan berat badan  Perut nampak kembung Ds :  Klien mengatakan khawatir dengan kondisi kesehatannya Do :  Nampak bingung Penyebab Iskemia dinding usus ↓ Metabolisme aneaerob ↓ Pembentukan as.laktat ↓ Pelepasan mediator kimia (bradikinin, histamin, prostaglandin) ↓ Modulasi, transduksi,transmisi, persepsi ↓ Nosiseptor ↓ Cortex cerebri ↓ Saraf efferent ↓ Nyeri Persarafan yang tidak sempurna pada usus aganglionik ↓ Menurun peristaltik usus ↓ Obstruksi ↓ Distensi abdomen ↓ Perut terasa penuh ↓ Muntah berwarna hijau ↓ Anoreksi ↓ Intake nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Penyakit kanker kolon ↓ Kurang terpajang informasi tentang penyakit ↓ Masalah Nyeri Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Kurang pengetahuan
  • 6.  Takut dan cemas Koping individu tidak efektif ↓ Stress psikologi ↓ Kurang pengetahuan Ds :  Klien mengatakan terjadi perubahan kebiasaan BAB (diare) Do :  Konstipasi  Hemoroid  Feses encer  Nampak darah pada tinja ataupun mukus Ca-colon rectal ↓ Tumbuh ke dalam lumen usus ↓ Sbg cincin anular ↓ Tekanan pd usus ↓ Penyempitan lumen usus ↓ Obstruksi usus ↓ Iritas usus ↓ Respon refleks defekasi ↓ Diare ↓ Perubahan eliminasi : Perubahan eliminasi 2. Diagnosa keperawatan a. Nyeri berhubungan dengan kerusakan jaringan kulit. Ds :  Klien mengeluh nyeri pada daerah perutnya  klien mengeluh nyeri pada daerah pinggang bagian bawah. Do :  Perut nampak kembung  Ekspresi wajah meringis  Nyeri tekan pada daerah abdomen  Perasaan tidak enak pada daerah abdomen b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia lama/gangguan masukan saat praoperasi Ds :  Klien mengatakan nafsu makan kurang  klien mengatakan merasa mual dan muntah Do :
  • 7.  Kelemahan otot  Penurunan berat badan  Perut nampak kembung c. Gangguan eliminasi : konstipasi/diare berhubungan dengan penempatan ostomi pada kolon sigmoid atau desenden. Ds : Klien mengatakan terjadi perubahan kebiasaan BAB (diare) Do :  Konstipasi  Hemoroid  Feses encer dan nampak darah pada tinja ataupun mukus d. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, prognosis, dan kebutuhan pengobatan berubungan dengan kurang pemajanan; kesalahan interpretasi informasi; kurang mengingat. Ds : Klien mengatakan khawatir dengan kondisi kesehatannya Do :  Nampak bingung  Takut dan cemas
  • 8. 3. Perencanaan N o 1 DX I Tujuan Tupan : Setelah diberikan tindakan keperawatan nyeri teratasi. Tupen : Setelah diberikan tindakan keperawatan selama beberapa hari nyeri beransur-ansur hilang dengan kriteria : - Ekspresi wajah tenang - Klien tidak mengeluh nyeri Rencana tindakan Intervensi Rasional 1) Kaji nyeri, catat lokasi, 1) Membantu mengevaluasi derajat karakteristik, intensitas (skala ketidaknyamanan dan keefektifan 0-10). analgesik atau dapat menyatakan terjadinya komplikasi, mis; karena nyeri abdominal biasanya terasa secara bertahap pada hari ketigakeempat Menurunkan ansietas / takut dapat meningkatkan relaksasi / kenyamanan. 2) Dorong penggunaan teknik 2) Menurunkan kekakuan otot/sendi. relaksasi, mis; bimbingan Ambulasi mengembalikan organ imajinasi, visualisasi. Berikan ke posisi normal dan aktivitas senggang meningkatkan kembalinya fungsi ke tingkat normal. 3) Bantu melakukan latihan 3) Diduga inflamasi peritoneal, yang rentang gerak dan dorong memerlukan intervensi medik ambulasi dini. Hindari posisi cepat. duduk lama. 4) Selidiki dan laporkan adanya 4) Menurunkan nyeri, meningkatkan kekakuan otot abdominal, kenyamanan, khususnya setelah kehati-hatian yang tak perbaikan AP. disengaja, dan nyeri tekan. 5) Berikan obat sesuai indikasi, 5) Menurunkan ketidaknyamanan mis; narkotik, analgesik, lokal, menurunkan edema dan analgesik dikontrol pasien meningkatkan penyembuhan luka (ADP). perineal. Implementasi 1. Memantau nyeri, catat lokasi, karakteristik, intensitas (skala 010). 2. Mengajukan penggunaan teknik relaksasi, mis; bimbingan imajinasi, visualisasi. Berikan aktivitas senggang. 3. Membantu melakukan latihan rentang gerak dan dorong ambulasi dini. Hindari posisi duduk lama. 4. Melaporkan adanya kekakuan otot abdominal, kehatihatian yang tak disengaja, dan nyeri tekan. 5. Memberikan obat sesuai indikasi, mis;
  • 9. 2 II Tupan : 1. Lakukan pengkajian nutrisi 1. Setelah diberikan dengan seksama. tindakan keperawatan gangguan nutrisi teratasi 2. Auskultasi bising usus. 2. 1. Tupen : Setelah diberikan tindakan keperawatan selama beberapa hari nutrisi beransur-ansur terpenuhi dengan kriteria : - Nafsu makan meningkat - Berat badan normal - Porsi makan dihabiskan 3. 3. 4. 5. 6. Mengidentifikasi kekurangan/kebutuhan untuk membantu memilih intervensi. Kembalinya fungsi usus menunjukkan kesiapan untuk memulai makan lagi. Mulai dengan makan cairan 3. Menurunkan insiden kram perlahan. abdomen, mual. Identifikasi bau yang 4. Sensitivitas terhadap makanan ditimbulkan oleh makanan tidak umum setelah bedah usus, (mis; kol, ikan, kacangpasien dapat mencoba berbagai kacangan) dan sementara makanan sebelum menentukan batasi diet. apakah ini membuat masalah. Anjurkan pasien 5. Dapat membantu menurunkan meningkatkan pengunaan pembentukan bau. yogurt dan mentega susu. Diskusikan mekanisme 6. Minum melalui sedotan, menelan udara sebagai faktor mengorok, ansietas, merokok, pembentukan flatus dan sakit gigi, dan meneguk makanan beberapa cara pasien yang meningkatkan produk flatus, dapat mengontrol latihan. terlalu banyak flatus tidak hanya perlu untuk pengosongan sering, tetapi dapat menjadi faktor penyebab bocoran dari banyaknya tekanan dalam kantung. 2. 4. 5. 6. narkotik, analgesik, analgesik dikontrol pasien (ADP). Melakukan pengkajian nutrisi dengan seksama. Menghitung bising usus. Mulai dengan makan cairan perlahan. Mengidentifikasi bau yang ditimbulkan oleh makanan (mis; kol, ikan, kacangkacangan) dan sementara batasi diet. Menganjurkan pasien meningkatkan pengunaan yogurt dan mentega susu Mendiskusikan mekanisme menelan udara sebagai faktor pembentukan flatus
  • 10. 7. Konsul dengan ahli diet. 8. Tingkatkan diet dari cairan sampai makanan rendah residu bila masukan oral dimulai. 9. Berikan centeral/parenteral diindikasikan. 3 III makanan bila 7. Membantu mengkaji kebutuhan ntrisi pasien dalam penambahan pencernaan dan fungsi usus. dan beberapa cara pasien yang dapat mengontrol latihan. 7. Konsul dengan ahli 8. Diet rendah sisa dapat diet. dipertahankan selama 6-8 minggu 8. Meningkatkan diet pertama untuk memberikan waktu dari cairan sampai yang adekuat untuk penyembuhan makanan rendah usus. residu bila masukan 9. Pada kelemahan/tidak toleran pada oral dimulai. masukan per oral hiperlimentasi 9. Memberikan digunakan menambah kebutuhan makanan komponen pada penyembuhan dan centeral/parenteral mencegah status katabolisme. bila diindikasikan. Tupan : 1. Pastikan kebiasan defekasi 1. Membantu bila pembentukan Setelah dilakukan pasien dan gaya hidup jadwal irigasi efektif untuk pasien tindakan keperawatan sebelumnya. dengan kolostomi. gangguan eliminasi 2. Selidiki awitan/tak adanya 2. Ileus paralitik/adinamik teratasi keluaran. Auskultasi bising pascaoperasi biasanya membaik usus. dalam 48-72 jam dan ileostomi Tupen : harus mulai mengaliri dalam 12Setelah diberikan 24 jam. Pelambatan dapat tindakan keperawatan menandakan ileus atau obstruksi selama beberapa hari statis menetap, yang dapat terjadi eliminasi beransur pascaoperasi karena edema, ansur normal dengan ketidaktepatan pemasangan kriteria : kantung, prolaps, atau stenosis - Pola eleminasi stoma. 1. Memastikan kebiasan defekasi pasien dan gaya hidup sebelumnya. 2. Menyelidiki awitan/tak adanya keluaran. Auskultasi bising usus. 3. Meninjau ulang pola diet dan jumlah/tipe masukan cairan. 4. Meninjau ulang
  • 11. sesuai kebutuhan fisik dan gaya hidup dengan ketepatan jumlah dan konsistensi. 4 IV Tupan : Setelah tindakan kurang teratasi diberikan keperawatan pengetahuan Tupen : Setelah diberikan tindakan keperawatan selama beberapa hari pengetahan klien akan 3. Tinjau ulang pola diet dan 3. Masukan adekuat dari serat dan fisiologi kolon dan jumlah/tipe masukan cairan. makanan kasar membuatkan bulk, diskusikan dan cairan adalah faktor penting penatalaksanaan dalam menentukan konsistensi ostomi sigmoid, feses. bila tepat. 4. Tinjau ulang fisiologi kolon 4. Pengetahuan ini membuat pasien 5. Mendemonstrasikan dan diskusikan memahami kebutuhan perawatan penggunaan penatalaksanaan ostomi individu. peralatan irigasi sigmoid, bila tepat. untuk 5. Demonstrasikan penggunaan 5. Irigasi dapat dilakukan setiap hari menginjeksikan peralatan irigasi untuk atau sebelum aktivitas khusus. salin normal per menginjeksikan salin normal progokol sampai per progokol sampai pengurangan pengurangan didapatkan. didapatkan. 6. Libatkan pasien dalam 6. Rehabilitasi dapat dipermudah 6. Melibatkan pasien perawatan ostomi secara dengan mendorong pasien mandiri dalam perawatan bertahap. dan terkontrol. ostomi secara bertahap. 1. Evaluasi kemampuan emosi 1. Faktor-faktor ini mempengaruhi 1. Mengevaluasi dan fisik pasien. kemampuan pasien untuk kemampuan emosi menguasai tugas-tugas dan dan fisik pasien. keinginan untuk melakukan 2. konsultasi pasien tanggung jawab perawatan ostomi. mengenai 2. Konsulkan pasien mengenai 2. Pasien dengan ostomi mempunyai pengguanaan obatpengguanaan obat-obatan dan 2 kunci masalah, mis; perubahan obatan dan masalah masalah berkenaan dengan disintegrasi dan absorbsi obat oral berkenaan dengan perubahan fungsi usus. Rujuk dan efek samping merugikan atau perubahan fungsi pada ahli farmasi untuk tak biasanya. usus. Rujuk pada penyuluhan/anjurkan dengan ahli farmasi untuk
  • 12. penyakit beransur ansur tepat. penyuluhan/anjurka bertambah 3. Tekankan perlunya n dengan tepat. Kriteria : pemantauan ketat tentang 3. Pemantauan gejala klinis dan 3. Menekankan Klien dengan benar kondisi kesehatan kronis yang kadar darah serum diindikasikan perlunya melakukan prosedur memerlukan obat oral rutin. karena perubahan absorbsi obat pemantauan ketat yang diperlukan memerlukan penilaian dosis tentang kondisi menjelaskan alasan periodik. kesehatan kronis tindakan. yang memerlukan obat oral rutin.