Kanker kolorektal adalah tumor ganas yang berasal dari jaringan epitel usus besar. Faktor risikonya antara lain pola makan rendah serat. Tumor dapat berkembang dari polip bening yang kemudian menjadi kanker. Gejalanya bervariasi namun seringkali meliputi perdarahan dan perubahan kebiasaan buang air besar. Pengobatannya meliputi pembedahan, kemoterapi, dan radioterapi tergantung lokasi dan stadiumnya.
1. CARSINOMA COLON
A. Konsep Penyakit
1. Pengertian
Ca. colon adalah suatu tumor maligna yang muncul dari jaringan epithelial dari
colon.
2. Etiologi
Walaupun penyebab kanker usus besar, seperti kanker lainnya, masih belum
diketahui, telah dikenali beberapa factor predisposisi, antara lain : dihubungkan dengan
kebiasaan makan diet rendah serat.
3. Patofisiologi
Polip adalah pertumbuhan jaringan yang bernigna (adenoma) pada mukosa kolon,
yang dipikirkan akan menjadi permaligna dua macam polip yang utama dan lebih sering
terjadi tubular adenoma yang berstruktur seperti bola yang menempel pada dinding usus
dengan sebuah tangkai dan villous adenoma, suatu polip yang besar dan lunak dan
mempunyai tonjolan-tonjolan seperti jari tangan tapi tidak bertangkai villous adenoma
lebih sering cenderung untuk menjadi maligna (Burnner & Suddarth, 2001).
Kanker kolon dapat terjadi dalam salah satu dari dua cara. Di dalam sekum dan
kolon asendens, lesi-lesi cenderung untuk berkembang sebagai polip yang tumbuh sebagai
masa yang menyerupai bunga kol menonjol kedalam lumen kolon. Di dalam kolon
asendens terutama bagian recto sigmoid, lebih sering terjadi suatu lesi yang terhapus. Lesi
mula-mula berupa massa polipoid yang kecil. Plak ini tumbuh secara melingkar
menyebabkan penyempitan lumen (Burnner & Suddarth, 2001).
4. Manifestasi Klinik
Manifestasi tergantung pada lokasi, tipe dan perluasan, dan komplikasi.Perdarahan
sering sebagai manifestasi yang membawa klien datang berobat. Gejala awal yang lain
sering terjadi perubahan kebiasaan buang air besar, diare atau konstipasi. Selanjutnya
2. darah samar atau nyata dalam tinja atau pun mukus. Nyeri, anemia, anoreksia dan
penurunan berat badan
Tanda dan gejala berdasarkan lokasi kanker di usus, karsinoma kolon kiri dan
rectum cenderung menyebabkan perubahan defekasi sebagai akibat iritasi dan respon
refleks. Diare, nyeri kejang dan kembung sering terjadi. Karena lesi kolon kiri cenderung
melingkar, sering timbul gangguan obstruksi. Fese dapat kecil dan berbentuk seperti pita.
Pertumbuhan pada sigmoid aatau rectum dapat mengenai radiks saraf, pembuluh limfe,
atau vena, menimbulkan gejala-gejala pada tungkai atau perineum. Hemoroid, nyeri
pinggang bagian bawah, keinginan defekasi atau sering berkemih dapat timbul sebagai
akibat tekanan pada alat-alat tersebut.
Karsinoma kolon kanan, isi kolon berupa cairan, cenderung tetap tersamar hingga
lanjut sekali. Sedikit kecenderungan obstruksi, karena lumen usus lebih besar dan feses
encer. Anemia akibat perdarahan sering dan darah bersifat samar anilla dapat dideteksi
dengan tes guaiak. Mukus jaranag terlihat karena tercampur dengan feses. Pada orang
dewasa tumor kolon kanan kadang-kadang dapat diraba, tetapi jarang pada stadium awal.
Penderita mungkin mengalami perasaan tidak enak pada abdomen, dan kadang-kadang
pada epigastrium.
5. Penatalaksanaan
Pengobatan tergantung pada tahap penyakit dan komplikasi yang berhubungan.
Endoskopi, ultrasonografi, dan laparoskopi telah terbukti berhasil dalam pentahapan
kanker kolorektal pada periode pra operatif metode pentahapan yang dapat digunakan
secara luas dalam klasifikasi diketahui :
a. Kelas A
: Tumor dibatasi pada mukosa submukosa
b. Kelas B
: Penetrasi melalui dinding usus
c. Kelas C
: Invasi kedalam sistem limfe yang mengalir regional.
d. Kelas D
: Metastasis regional tahap lanjut dan penyebaran yang luas
Pengobatan medis untuk kanker kolorektal paling sering dalam bentuk pendukung
atau terapi lanjutan. Tarapi lanjutan biasanya diberikan selain bedah. Pilihan mencakup
kemoterapi, terapi radiasi dan imunoterapi.
Terapi radiasi sekarang digunakan pada periode praoperatif, intra operatif dan pasca
3. operatif untuk memperkecil tumor. Mencapai hasil yang lebih baik dari pembedahan dan
untuk mengurangi resiko kekambuhan. Untuk tumor yang tidak dapat dioperasi atau
disekresi, radiasi digunakan untuk menghilangkan gejala secara bermakna.
Pembedahan adalah tindakan primer untuk kebanyakan kanker kolon dan rectal.
Pembedahan dapat bersifat kuratif dan paliatif. Kanker yang terbatas pada satu sisi dapat
diangkat dengan kolonoskop. Suatu prosedur yang baru dikembangkan untuk
meminimalkan pembedahan pada beberapa kasus. Laparoskopi digunakan sebagai
pedoman dalam membuat keputusan di kolon. Reseksi usus di indikasikan untuk lesi kelas
A dan kelas B, serta kelas C. Pembedahan kadang dianjurkan untuk mengatasi kanker
kelas D. Tujuan pembedahan dalam situasi ini adalah palatif, apabila tumor telah
menyebar dan mencakup struktur vital sekitar operasi tidak dapat dilakukan (Burnner &
Suddarth, 2001).
6. Komplikasi
Prognosis kanker kolon tergantung pada stadium penyakit saat terdeteksi dan
penanganannya. sebanyak 75 % klien kanker kolorektal mampu bertahan hidup selama 5
tahun. Daya tahan hidup buruk / lebih rendah pada usia dewasa tua (Hazzard et al., 1994).
Komplikasi primer dihubungkan dengan kanker kolorektal : (1) obstruksi usus
diikuti dengan penyempitan lumen akibat lesi; (2) perforasi dari dinding usus oleh tumor,
diikuti kontaminasi dari rongga peritoneal oleh isi usus; (3) perluasan langsung tumor ke
organ-organ yang berdekatan.
B. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Pengumpulan data
Aktivitas dan istrahat
Gejala
Tanda
: Klien mengatakan kurang mampu melaksanakan aktivitas seperti biasa
: Kelemahan otot, mudah lelah
Makanan dan cairan
Gejala
: Klien mengatakan nafsu makan kurang, klien mengatakan merasa
Tanda
mual dan muntah
: Penurunan berat badan, anemia, anoreksia, perut nampak kembung
Nyeri dan kenyamanan
4. Gejala
: Klien mengeluh nyeri pada daerah perutnya, klien mengeluh nyeri
Tanda
pada daerah pinggang bagian bawah.
: Ekspresi wajah meringis, nyeri tekan pada daerah abdomen.perasaan
tidak enak pada daerah abdomen.
Integritas ego
Gejala
Tanda
: Klien mengatakan khawatir dengan kondisi kesehatannya
: Nampak bingung, takut dan cemas
Eliminasi
Gejala
Tanda
: Klien mengatakan terjadi perubahan kebiasaan BAB, diare
: konstipasi, nampak darah pada tinja ataupun mukus, nampak perut
kembung, feses encer, hemoroid
b. Pengelompokan data
Ds :
Klien mengatakan kurang mampu melaksanakan aktivitas seperti biasa
Klien mengatakan nafsu makan kurang
klien mengatakan merasa mual dan muntah
Klien mengeluh nyeri pada daerah perutnya
klien mengeluh nyeri pada daerah pinggang bagian bawah.
Klien mengatakan khawatir dengan kondisi kesehatannya
Klien mengatakan terjadi perubahan kebiasaan BAB (diare)
Do :
Kelemahan otot
Mudah lelah
Penurunan berat badan
Anemia
Perut nampak kembung
Ekspresi wajah meringis
Nyeri tekan pada daerah abdomen
Perasaan tidak enak pada daerah abdomen
Nampak bingung
Takut dan cemas
Konstipasi
5. Nampak darah pada tinja ataupun mukus
Feses encer
Hemoroid
c. Analisa data
Data
Ds :
Klien mengeluh nyeri pada
daerah perutnya
klien mengeluh nyeri pada
daerah pinggang bagian
bawah.
Do :
Perut nampak kembung
Ekspresi wajah meringis
Nyeri tekan pada daerah
abdomen
Perasaan tidak enak pada
daerah abdomen
Ds :
Klien mengatakan nafsu
makan kurang
klien mengatakan merasa
mual dan muntah
Do :
Kelemahan otot
Penurunan berat badan
Perut nampak kembung
Ds :
Klien mengatakan khawatir
dengan kondisi kesehatannya
Do :
Nampak bingung
Penyebab
Iskemia dinding usus
↓
Metabolisme aneaerob
↓
Pembentukan as.laktat
↓
Pelepasan mediator kimia (bradikinin,
histamin, prostaglandin)
↓
Modulasi, transduksi,transmisi, persepsi
↓
Nosiseptor
↓
Cortex cerebri
↓
Saraf efferent
↓
Nyeri
Persarafan yang tidak sempurna pada
usus aganglionik
↓
Menurun peristaltik usus
↓
Obstruksi
↓
Distensi abdomen
↓
Perut terasa penuh
↓
Muntah berwarna hijau
↓
Anoreksi
↓
Intake nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh.
Penyakit kanker kolon
↓
Kurang terpajang informasi tentang
penyakit
↓
Masalah
Nyeri
Perubahan nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh
Kurang pengetahuan
6. Takut dan cemas
Koping individu tidak efektif
↓
Stress psikologi
↓
Kurang pengetahuan
Ds :
Klien mengatakan terjadi
perubahan kebiasaan BAB
(diare)
Do :
Konstipasi
Hemoroid
Feses encer
Nampak darah pada tinja
ataupun mukus
Ca-colon rectal
↓
Tumbuh ke dalam lumen usus
↓
Sbg cincin anular
↓
Tekanan pd usus
↓
Penyempitan lumen usus
↓
Obstruksi usus
↓
Iritas usus
↓
Respon refleks defekasi
↓
Diare
↓
Perubahan eliminasi :
Perubahan eliminasi
2. Diagnosa keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan kerusakan jaringan kulit.
Ds :
Klien mengeluh nyeri pada daerah perutnya
klien mengeluh nyeri pada daerah pinggang bagian bawah.
Do :
Perut nampak kembung
Ekspresi wajah meringis
Nyeri tekan pada daerah abdomen
Perasaan tidak enak pada daerah abdomen
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia
lama/gangguan masukan saat praoperasi
Ds :
Klien mengatakan nafsu makan kurang
klien mengatakan merasa mual dan muntah
Do :
7. Kelemahan otot
Penurunan berat badan
Perut nampak kembung
c. Gangguan eliminasi : konstipasi/diare berhubungan dengan penempatan ostomi pada
kolon sigmoid atau desenden.
Ds : Klien mengatakan terjadi perubahan kebiasaan BAB (diare)
Do :
Konstipasi
Hemoroid
Feses encer dan nampak darah pada tinja ataupun mukus
d. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, prognosis, dan kebutuhan pengobatan
berubungan dengan kurang pemajanan; kesalahan interpretasi informasi; kurang
mengingat.
Ds : Klien mengatakan khawatir dengan kondisi kesehatannya
Do :
Nampak bingung
Takut dan cemas
8. 3. Perencanaan
N
o
1
DX
I
Tujuan
Tupan :
Setelah diberikan
tindakan keperawatan
nyeri teratasi.
Tupen :
Setelah diberikan
tindakan keperawatan
selama beberapa hari
nyeri beransur-ansur
hilang dengan kriteria :
- Ekspresi wajah
tenang
- Klien tidak
mengeluh nyeri
Rencana tindakan
Intervensi
Rasional
1) Kaji nyeri, catat lokasi, 1) Membantu mengevaluasi derajat
karakteristik, intensitas (skala
ketidaknyamanan dan keefektifan
0-10).
analgesik atau dapat menyatakan
terjadinya komplikasi, mis; karena
nyeri abdominal biasanya terasa
secara bertahap pada hari ketigakeempat Menurunkan ansietas /
takut
dapat
meningkatkan
relaksasi / kenyamanan.
2) Dorong penggunaan teknik 2) Menurunkan kekakuan otot/sendi.
relaksasi, mis; bimbingan
Ambulasi mengembalikan organ
imajinasi, visualisasi. Berikan
ke
posisi
normal
dan
aktivitas senggang
meningkatkan kembalinya fungsi
ke tingkat normal.
3) Bantu melakukan latihan 3) Diduga inflamasi peritoneal, yang
rentang gerak dan dorong
memerlukan intervensi medik
ambulasi dini. Hindari posisi
cepat.
duduk lama.
4) Selidiki dan laporkan adanya 4) Menurunkan nyeri, meningkatkan
kekakuan otot abdominal,
kenyamanan, khususnya setelah
kehati-hatian
yang
tak
perbaikan AP.
disengaja, dan nyeri tekan.
5) Berikan obat sesuai indikasi, 5) Menurunkan
ketidaknyamanan
mis;
narkotik,
analgesik,
lokal, menurunkan edema dan
analgesik dikontrol pasien
meningkatkan penyembuhan luka
(ADP).
perineal.
Implementasi
1. Memantau
nyeri,
catat
lokasi,
karakteristik,
intensitas (skala 010).
2. Mengajukan
penggunaan teknik
relaksasi,
mis;
bimbingan
imajinasi,
visualisasi. Berikan
aktivitas senggang.
3. Membantu
melakukan latihan
rentang gerak dan
dorong
ambulasi
dini. Hindari posisi
duduk lama.
4. Melaporkan adanya
kekakuan
otot
abdominal, kehatihatian yang tak
disengaja, dan nyeri
tekan.
5. Memberikan obat
sesuai indikasi, mis;
9. 2
II
Tupan :
1. Lakukan pengkajian nutrisi 1.
Setelah
diberikan
dengan seksama.
tindakan
keperawatan
gangguan nutrisi teratasi
2. Auskultasi bising usus.
2.
1.
Tupen :
Setelah
diberikan
tindakan
keperawatan
selama beberapa hari
nutrisi
beransur-ansur
terpenuhi
dengan
kriteria :
- Nafsu
makan
meningkat
- Berat badan normal
- Porsi
makan
dihabiskan
3.
3.
4.
5.
6.
Mengidentifikasi
kekurangan/kebutuhan
untuk
membantu memilih intervensi.
Kembalinya
fungsi
usus
menunjukkan kesiapan untuk
memulai makan lagi.
Mulai dengan makan cairan 3. Menurunkan
insiden
kram
perlahan.
abdomen, mual.
Identifikasi
bau
yang 4. Sensitivitas terhadap makanan
ditimbulkan oleh makanan
tidak umum setelah bedah usus,
(mis; kol, ikan, kacangpasien dapat mencoba berbagai
kacangan) dan sementara
makanan sebelum menentukan
batasi diet.
apakah ini membuat masalah.
Anjurkan
pasien 5. Dapat membantu menurunkan
meningkatkan
pengunaan
pembentukan bau.
yogurt dan mentega susu.
Diskusikan
mekanisme 6. Minum
melalui
sedotan,
menelan udara sebagai faktor
mengorok, ansietas, merokok,
pembentukan
flatus
dan
sakit gigi, dan meneguk makanan
beberapa cara pasien yang
meningkatkan produk flatus,
dapat mengontrol latihan.
terlalu banyak flatus tidak hanya
perlu untuk pengosongan sering,
tetapi dapat menjadi faktor
penyebab bocoran dari banyaknya
tekanan dalam kantung.
2.
4.
5.
6.
narkotik, analgesik,
analgesik dikontrol
pasien (ADP).
Melakukan
pengkajian nutrisi
dengan seksama.
Menghitung bising
usus.
Mulai
dengan
makan
cairan
perlahan.
Mengidentifikasi
bau
yang
ditimbulkan
oleh
makanan (mis; kol,
ikan,
kacangkacangan)
dan
sementara
batasi
diet.
Menganjurkan
pasien
meningkatkan
pengunaan yogurt
dan mentega susu
Mendiskusikan
mekanisme
menelan
udara
sebagai
faktor
pembentukan flatus
10. 7. Konsul dengan ahli diet.
8. Tingkatkan diet dari cairan
sampai makanan rendah residu
bila masukan oral dimulai.
9. Berikan
centeral/parenteral
diindikasikan.
3
III
makanan
bila
7. Membantu mengkaji kebutuhan
ntrisi pasien dalam penambahan
pencernaan dan fungsi usus.
dan beberapa cara
pasien yang dapat
mengontrol latihan.
7. Konsul dengan ahli
8. Diet
rendah
sisa
dapat
diet.
dipertahankan selama 6-8 minggu 8. Meningkatkan diet
pertama untuk memberikan waktu
dari cairan sampai
yang adekuat untuk penyembuhan
makanan
rendah
usus.
residu bila masukan
9. Pada kelemahan/tidak toleran pada
oral dimulai.
masukan per oral hiperlimentasi 9. Memberikan
digunakan menambah kebutuhan
makanan
komponen pada penyembuhan dan
centeral/parenteral
mencegah status katabolisme.
bila diindikasikan.
Tupan :
1. Pastikan kebiasan defekasi 1. Membantu bila pembentukan
Setelah
dilakukan
pasien dan gaya hidup
jadwal irigasi efektif untuk pasien
tindakan keperawatan
sebelumnya.
dengan kolostomi.
gangguan
eliminasi 2. Selidiki awitan/tak adanya 2. Ileus
paralitik/adinamik
teratasi
keluaran. Auskultasi bising
pascaoperasi biasanya membaik
usus.
dalam 48-72 jam dan ileostomi
Tupen :
harus mulai mengaliri dalam 12Setelah
diberikan
24 jam. Pelambatan dapat
tindakan keperawatan
menandakan ileus atau obstruksi
selama beberapa hari
statis menetap, yang dapat terjadi
eliminasi
beransur
pascaoperasi
karena
edema,
ansur normal dengan
ketidaktepatan
pemasangan
kriteria :
kantung, prolaps, atau stenosis
- Pola eleminasi
stoma.
1. Memastikan
kebiasan defekasi
pasien dan gaya
hidup sebelumnya.
2. Menyelidiki
awitan/tak adanya
keluaran.
Auskultasi bising
usus.
3. Meninjau
ulang
pola
diet
dan
jumlah/tipe
masukan cairan.
4. Meninjau
ulang
11. sesuai kebutuhan
fisik dan gaya hidup
dengan ketepatan
jumlah dan
konsistensi.
4
IV
Tupan :
Setelah
tindakan
kurang
teratasi
diberikan
keperawatan
pengetahuan
Tupen :
Setelah
diberikan
tindakan keperawatan
selama beberapa hari
pengetahan klien akan
3. Tinjau ulang pola diet dan 3. Masukan adekuat dari serat dan
fisiologi kolon dan
jumlah/tipe masukan cairan.
makanan kasar membuatkan bulk,
diskusikan
dan cairan adalah faktor penting
penatalaksanaan
dalam menentukan konsistensi
ostomi
sigmoid,
feses.
bila tepat.
4. Tinjau ulang fisiologi kolon 4. Pengetahuan ini membuat pasien 5. Mendemonstrasikan
dan
diskusikan
memahami kebutuhan perawatan
penggunaan
penatalaksanaan
ostomi
individu.
peralatan
irigasi
sigmoid, bila tepat.
untuk
5. Demonstrasikan penggunaan 5. Irigasi dapat dilakukan setiap hari
menginjeksikan
peralatan
irigasi
untuk
atau sebelum aktivitas khusus.
salin normal per
menginjeksikan salin normal
progokol
sampai
per
progokol
sampai
pengurangan
pengurangan didapatkan.
didapatkan.
6. Libatkan
pasien
dalam 6. Rehabilitasi dapat dipermudah 6. Melibatkan pasien
perawatan
ostomi
secara
dengan mendorong pasien mandiri
dalam
perawatan
bertahap.
dan terkontrol.
ostomi
secara
bertahap.
1. Evaluasi kemampuan emosi 1. Faktor-faktor ini mempengaruhi 1. Mengevaluasi
dan fisik pasien.
kemampuan
pasien
untuk
kemampuan emosi
menguasai
tugas-tugas
dan
dan fisik pasien.
keinginan
untuk
melakukan 2. konsultasi
pasien
tanggung jawab perawatan ostomi.
mengenai
2. Konsulkan pasien mengenai 2. Pasien dengan ostomi mempunyai
pengguanaan obatpengguanaan obat-obatan dan
2 kunci masalah, mis; perubahan
obatan dan masalah
masalah berkenaan dengan
disintegrasi dan absorbsi obat oral
berkenaan dengan
perubahan fungsi usus. Rujuk
dan efek samping merugikan atau
perubahan fungsi
pada ahli farmasi untuk
tak biasanya.
usus. Rujuk pada
penyuluhan/anjurkan dengan
ahli farmasi untuk
12. penyakit beransur ansur
tepat.
penyuluhan/anjurka
bertambah
3. Tekankan
perlunya
n dengan tepat.
Kriteria :
pemantauan ketat tentang 3. Pemantauan gejala klinis dan 3. Menekankan
Klien dengan benar
kondisi kesehatan kronis yang
kadar darah serum diindikasikan
perlunya
melakukan
prosedur
memerlukan obat oral rutin.
karena perubahan absorbsi obat
pemantauan ketat
yang
diperlukan
memerlukan
penilaian
dosis
tentang
kondisi
menjelaskan
alasan
periodik.
kesehatan
kronis
tindakan.
yang memerlukan
obat oral rutin.