PT PLN (Persero) is an electrical service provider in Indonesia. With a vision to be a "recognized as a growing, superior, and trusted world class company which is relying on Potensi Insani", PT PLN (Persero) is committed to electrify the entire archipelago. We believe that human potential is the greatest asset and our future, so we are investing heavily to get the future leader candidates who will develop PT PLN (Persero) became a World-class company and face the future business challenges.
Career opportunities in PT PLN (Persero) is very large because our business ranges from upstream to downstream, ranging from power plant, transmission to distribution to the customer and other supported services. Please join us.
The 2015 PT PLN (Persero) Open Recruitment Level Bachelor Degree / Diploma IV / Diploma III
Educational Qualifications
Possess Bachelor degree / Diploma IV graduate majoring in:
Electrical Engineering, Powerline, Electricity Power System (Code: S1 / ELE)
Power Low, Electronics, Instrument, Control (Code: S1 / ALE)
Mechanical Engineering (Code: S1 / MES)
Industrial Engineering (Code: S1 / IND)
Diploma III graduate majoring in:
Electrical Engineering, Powerline, Electricity Power System (Code: D.III / ELE)
Power Low, Electronics, Instrument, Control (Code: D.III / ALE)
Mechanical Engineering (Code: D.III / MES)
Civil Engineering (Code: D.III / SIP) (Makassar Only)
Marketing Management, Trade Administration, Business Administration, Office Administration (Code: D.III / MAN)
Qualifications
Not married and willing to not get married during Diklat Prajabatan
Born in 1989 or thereafter for Bachelor degree / Diploma 4 graduate
Born in 1991 or thereafter for Diploma 3 graduate
Minimum GPA 2.75 for S1/ELE, S1/MES, S1/ALE, S1/IND, D.III/ELE, D.III/ALE, D.III/MES, D.III/SIP positions
Minimum GPA 3.00 for D.III/MAN position
Required Documents
Application letter, addressed to: PT PLN (Persero) c.q. Kepala Divisi Pengembangan SDM dan Talenta
Curriculum vitae
Copy of birth certificate (if doesnt have yet, can be submitted on Interview)
Legalized copy of education diploma / Surat Keterangan Lulus
Legalized copy of latest education transcript
Copy of National Identity Card (KTP)
2 pieces 3x4 size recent colour photograph (write your name on back side)
For cross majors program graduate (Diploma III graduate continued to Bachelor degree / Diploma IV) please also submitted: legalized copy of Diploma 3 diploma and transcript
For last semester student who are currently completing the final project / thesis, are encourage to apply with the terms:
Will be graduated no later than November 2015
Attach Surat Keterangan Sedang Mengerjakan Tugas Akhir / Skripsi when applying
During the selection process, if there is a data mismatch, the applicant will be knocked out
Selecti
1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Antihistamin adalah zat-zat yang dapat mengurangi atau menghalangi efek histamin
terhadap tubuh dengan jalan memblok reseptor–histamin (penghambatan saingan).Pada
awalnya hanya dikenal satu tipe antihistaminikum, tetapi setelah ditemukannya jenis reseptor
khusus pada tahun 1972, yang disebut reseptor-H2,maka secara farmakologi reseptor
histamin dapat dibagi dalam dua tipe , yaitu reseptor-H1 da reseptor-H2. Berdasarkan
penemuan ini, antihistamin juga dapat dibagi dalam dua kelompok, yakni antagonis reseptor-
H1 (sH1-blockers atau antihistaminika) dan antagonis reseptor-H2 ( H2-blockers atau zat
penghambat-asam).
Antihistamin yang digunakan sebagai anti alergi adalah golongan antagonis reseptor H1.
Secara farmakodinamik, AH1 dapat menghambat efek histamine pada pembuluh darah,
bronkus dan pemacam otot polos. AH1 bermanfaat untuk mengobati reaksi hipersensitivitas
atau keadaan lain yang disertai pelepasan histamine endogen berlebihan. Bronkokonstriksi,
peninggian permeabilitas kapiler dan edema akibat histamine dapat dihambat dengan baik.
B. Rumusan Masalah
1. Apapengertian dari antihistamin
2. Apa golongan dari antihistaminantagonis reseptor-H1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari antihistamin
2. Untuk mengetahui golongan dari antihistaminantagonis reseptor-H1
2. 2
BAB II
PEMBAHASAN
1.Pengertian Antihistamin dan Antialergi
a. Anti Histamin (AH1)
Antihistamin adalah zat-zat yang dapat mengurangi atau menghalangi efek histamin
terhadap tubuh dengan jalan memblok reseptor –histamin (penghambatan saingan). Pada
awalnya hanya dikenal satu tipe antihistaminikum, tetapi setelah ditemukannya jenis reseptor
khusus pada tahun 1972, yang disebut reseptor-H2,maka secara farmakologi reseptor histamin
dapat dibagi dalam dua tipe , yaitu reseptor-H1 da reseptor-H2. Berdasarkan penemuan ini,
antihistamin juga dapat dibagi dalam dua kelompok, yakni antagonis reseptor-H1 (sH1-blockers
atau antihistaminika) dan antagonis reseptor-H2 ( H2-blockers atau zat penghambat-asam).
Antihistamin yang digunakan sebagai anti alergi adalah golongan antagonis reseptor H1.
Secara farmakodinamik, AH1 dapat menghambat efek histamine pada pembuluh darah, bronkus
dan pemacam otot polos. AH1 bermanfaat untuk mengobati reaksi hipersensitivitas atau keadaan
lain yang disertai pelepasan histamine endogen berlebihan. Bronkokonstriksi, peninggian
permeabilitas kapiler dan edema akibat histamine dapat dihambat dengan baik.
Mekanisme aksi dari antihistamin diantaranya adalah:
Mengeblok kerja histamine pada reseptornya.
Berkompetisi dengan histamine untuk mengikat reseptor yang masih kosong. Jika
histamine sudah terikat, antihistamin tidak bisa memindahkan histamine.
Pengikat AH1 mencegah efek merugikan akibat stimulasi histamine seperti vasodilatasi,
peningkatan secret gastrointestinal dan respirasi serta peningkatan permeabilitas kapiler.
Antihistamin juga digunakan untuk mengatasi inflamasi. Invasi virus direspons oleh
sistem kekebalan, yang tersusun secara berlapis, dengan sasaran mempertahankan keseimbangan
antara lingkungan di luar dan didalam. Alat pertahanan itu antara lain kulit, selaput lender, batuk,
flora normal, dan berbagai sel seperti limfosit T (sel T) dan limfosit B (sel B) dalam jaringan
limfoid. Meknisme pertahanan itu disebut sebagai inflamasi yang dirasakan sebagai kemerahan,
sembab, demam, dan nyeri.
3. 3
Antihistamin disebut sebagai anti-alergi karena alergi juga menimbulkan inflamasi. Ia adalah
reaksi yang berlebihan dari sistem pertahanan tubuh terhadap gangguan dari luar, baik makanan,
obat, maupun udara dingin. Salah satu alat serang yang dilepas tubuh ke dalam pembuluh darah
adalah histamine yang menyebabkan kontraksi atau menciutnya berbagai alat vital, sperti
bronkus dan usus, serta peningkatan sekresi mucus atau lender dan resistansi saluran napas.
2.Penggolongan Obat Antihistamin Dan Antialergi
Antagonis Reseptor H-1 :
1. Chlorpheniramine (ctm)
2. Cetirizine (incidal)
3. Chlopromazine
4. Cyproheptadine (ennamax, pronyci)
5. Dexchlorpheniramine (polofar)
6. Diphenhydramine (benadryl)
7. Loratadine (aloris)
8. Fexofenadine
9. Triprolidine (grafed)
4. 4
1. Chlorpheniramine CTM
Chlorphenirmengandung chlorpheniramine maleate. Chlorpheniramine maleate termasuk
dalam kategori agen antialergi, yaitu histamin (H1-receptor antagonist). Chlorpheniramine
maleate memiliki nama kimia 2-Pyridinepropanamine, b-(4-chlorophenyl)-N,N-dimethyl.Obat
ini biasa digunakan untuk meredakan bersin, gatal, mata berair, hidung atau tenggorokan gatal,
dan pilek yang disebabkan oleh hay fever (rinitis alergi), atau alergi pernapasan lainnya.
Indikasi:
Kondisi alergi Bersin, gatal, mata berair, hidung atau tenggorokan gatal, dan pilek
yang disebabkan oleh hay fever (rinitis alergi), atau alergi pernapasan lainnya.
Syok anafilaktik
Dosis:
Dewasa: 3 - 4 kali sehari 0.5 - 1 tablet.
Anak-anak 6 - 12 tahun: 0.5 dosis dewasa.
Anak-anak 1 - 6 tahun: 0.25 dosis dewasa.
Efek Samping:
Sedasi, gangguan gastro intestinal, efek muskarinik, hipotensi, kelemahan otot, tinitus,
eufria, sakit kepala, merangsang susunan saraf pusat, reaksi alergi, kelainan darah
Contoh ketersediaan daganganya yaitu:
CTM, Chlorphenamine, Chlorpheniramin Maleat
Obat Kombinasi : Aficitom, Allergen, Alleron, Bephenon, Bernamin, Ceteem,
Chlorophene, Chlorphenon, Cohistan, Decaphenon, Defemin, Histacure,
Hufaphenon, Iphachlor, Kalphenon, Kalphenon, Metachlor, Metasma, M-Phenon,
Orphen, Paraphenon, Pehachlor, Piriton Expectorant Linctus, Phenfamal, Piriton,
Prohistab, Samphenon, Sinamin, Tiramin, Xepachlor, Zecamex
2. Cetirizine (incidal)
5. 5
Cetirizine adalah antihistamin selektif, antagonis reseptor-H1 perifer yang mempunyai
efek sedatif yang rendah pada dosis aktif dan mempunyai sifat tambahan sebagai anti alergi.
Cetirizine berkerja menghambat pelepasan histamin pada fase awal dan mengurangi migrasi sel
inflamasi.
Indikasi :
Alergi,
Rhinitis alergi, dan
Urtikaria idiopatik kronis.
Dosis :
Dewasa dan anak usia lebih dari 12 tahun adalah 1 x sehari 1 kapsul.
Efek samping:
Cetirizine mempunyai efek samping yang bersifat sementara diantaranya : pusing sakit,
kepala, rasa kantuk, agitasi, mulut kering dan rasa tidak enak pada lambung. Pada beberapa
penderita dapat terjadi reaksi hipersensitifitas termasuk reaksi kulit dan angiodema.
Contoh ketersediaan daganganya yaitu:
Betarhin (Mahakam BF), Cerini (Sanbe), Cetinal (Kalbe Farma), Cetrixal (Sandoz), *Cirrus
(UCB Pharma), Estin (Gracia Pharmindo), Falergi (Fahrenheit), Histrine (Ferron), Incidal-OD
(Bayer Schering Pharma), Intrizin (Interbat), Lerzin (Ifars), Ozen, (Pharos), Risina (Tempo SP),
Rydian (Guardian Ph), Ryvel (Novell Pharma), Ryzen (UCB Pharma), Ryzicor ((Pharmacore),
Ryzo (Soho)
3. Chlopromazine
Chlorpromazine merupakan obat antipsikotik turunan phenotiazine. Mekanisme kerjanya
secara pasti tidak diketahui. Prinsip efek farmakologinya adalah sebagai psikotropik dan ia juga
mempunyai efek sedatif dan anti-emetik. Chlorpromazine bekerja pada taraf susunan saraf pusat,
terutama pada tingkat subkortikal maupun pada berbagai sistem organ. Chlorpromazine
6. 6
mempunyai efek anti-adrenergik kuat dan antikolinergik perifer lemah, serta efek penghambatan
ganglion yang relatif lemah. Ia juga mempunyai efek antihistamin dan antiserotonin lemah.
Indikasi
Mengendalikan mania, terapi shcizofrenia, mengendalikan mual dan muntah,
menghilangkan kegelisahan dan ketakutan sebelum operasi, porforia intermiten
akut,
Terapi tambahan pada tetanus. Cegukan tidak terkontrol,
Perilaku anak 1-12 tahun yang ekplosif dan mudah tersinggung dan terapi jangka
pendek untuk anak hiperaktif.
Dosis:
Untuk anak :
Oral : 0,5-1 mg/kg/dosis setiap 4-6 jam; Anak yang lebih tua mungkin membutuhkan 200
mg/hari atau lebih besar;
im, iv: 0,5-1 mg/kg/dosis setiap 6-8 jam,
< 5 tahun (22,7 kg): maksimum 75 mg/hari
Dewasa :
Oral : 30-2000 mg/hari dibagi dalam 1-4 dosis, mulai dengan dosis rendah, kemudian
sesuaikan dengan kebutuhan.
Dosis lazim : 400-600 mg/hari,
beberapa pasien membutuhkan 1-2 g/hari. im.,iv.: awal: 25 mg, dapt diulang 25-50 mg ,
dalam 1-4 jam, naikkan bertahap sampai maksimum 400 mg/dosis setiap 4-6 jam sampai
pasien terkendali;
Dosis lazim : 300-800 mg/hari.
Cegukan tidak terkendali : Oral, im.: 25-50 mg sehari 3-4 kali.
Efek samping:
7. 7
Kardiovaskuler : hipotensi postural, takikardia, pusing, perubahan interval QT tidak
spesifik.
SSP : mengantuk, distonia, akathisia, pseudoparkinsonism, diskinesia tardif, sindroma
neurolepsi malignan, kejang.
Kulit : fotosensitivitas, dermatitis, pigmentasi (abu-abubiru).
Metabolik & endokrin : laktasi, amenore, ginekomastia, pembesaran payudara,
hiperglisemia, hipoglisemia, test kehamilan positif palsu.
Saluran cerna : mual, konstipasi xerostomia.
Agenitourinari : retensi urin, gangguan ejakulasi, impotensi.
Hematologi : agranulositosis, eosinofilia, leukopenia, anemia hemolisis, anemia aplastik,
purpura trombositopenia.
Hati : jaundice.
Mata : penglihatan kabur, perubahan kornea dan lentikuler, keratopati epitel, retinopati
pigmen.
Contoh ketersediaan dagangannya :
Cepezet – Meprosetil – Promactil – Largactil
4. Cyproheptadine (ennamax, pronyci)
Cyproheptadine adalah obat golongan hormon kortikosteroid. Memang bila digunakan
dalam jangka panjang obat ini akan menimbulkan penimbunan lemak di tempat-tempat tertentu,
misalnya di sekitar wajah dan di pundak. Dalam dosis tinggi obat ini juga dapat menimbulkan
penimbunan cairan. Maka tak heran orang yang mengkonsumsi obat ini dalam jangka panjang
dan dosis tinggi akan terlihat "gemuk".
Indikasi:
Dexamethasone Harsen adalah obat anti inflamasi dan anti alergi yang sangat kuat.
Sebagai perbandingan Dexamethasone 0.75 mg setara obat sbb: 25 mg Cortisone, 20 mg
hydrocortisone, 5 mg prednisone, 5 mg prednisolone. Obat ini memang dapat meningkatkan
nafsu makan, tetapi banyak efek samping lain yang lebih berbahaya, seperti hipertensi, diabetes,
8. 8
depresi, katarak, osteoporosis, sakit ulkus peptik (maag), dll. Oleh karena itu obat ini tidak
pernah diajurkan untuk dipakai sebagai perangsang nafsu makan.
Dosis:
Untuk dewasa:
Oral: 0.5 mg - 10 mg per hari
(rata-rata 1.5 mg - 3 mg per hari)
Parenteral: 5 mg - 40 mg per hari
Untuk keadaan yang darurat diberikan intra vena atau intra muskular.
Anak-anak: 0.08 mg - 0.3 mg/kg berat badan/perhari dibagi dalam 3 atau 4 dosis.
Efek Samping:
Pengobatan yang berkepanjangan dapat mengakibatkan efek katabolik
steroid seperti kehabisan protein, osteoporosis dan penghambatan
pertumbuhan anak.
Penimbunan garam, air dan kehilangan potassium jarang terjadi bila
dibandingkan dengan beberapa glucocorticoid lainnya.
Penambahan nafsu makan dan berat badan lebih sering terjadi.
Contoh ketersediaan dagangannya :
1. Asammefenamat
2. Pronicy
5. Dexchlorpheniramine (polofar)
Indikasi:
Demam parah dengan peradangan selaput lendir hidung dan tenggorokan, asma saluran
pernafasan yang parah dan kronis, peradangan selaput lendir hidung karena alergi, peradangan
kulit yang disebabkan oleh alergi melalui pernafasan atau makanan (eksim) dan sentuhan, hasil
ikutan yang ditimbulkan oleh obat-obat tertentu atau serum, peradangan selaput lendir mata
9. 9
karena alergi, peradangan kornea, nongranulomatous iritis dan lain-lain taraf peradangan pada
gangguan mata.
Dosis:
Dewasa:
Permulaan rata-rata: 4 x sehari 1 atau 2 tablet sesudah makan dan sebelum tidur.
Bila penyembuhan sudah tampak, dosis lambat laun harus dikurangi dan
pengobatan dihentikan bila mungkin.
Anak : 3 - 4 x 1/2 tablet sesudah makan dan sebelum tidur.
Efek samping yaitu:
Sedasi, gangguan saluran cerna, efek antimuskarinik, hipotensi, kelemahan otot,
tinnitus,euforia, nyeri kepala, stimulasi SSP, reaksi alergi, kelainan darah
Contoh ketersediaan dagangannya :
Actifed, Alerfed, Crofed, Flutrop, Grafed, Lapifed, Librofed, Mertisal, Protifed,
Nichofed, Nostel, Protifed, Quantidex, Tremenza, Trifed, Trifedrin, Valved, Zentra, Alco Plus,
Aldisa SR, Bodrexin Pilek Alergi, Cirrus, Rhinofed, Rhinos Junior, Rhinos SR, Clarinase,
Cronase, Fexofed, Telfast Plus, Triaminic Pilek, Nalgestan
6. Diphenhydramine (benadryl)
Difenhidramin merupakan generasi pertama obat antihistamin. Dalam proses terapi
difenhidramin termasuk kategori antidot, reaksi hipersensitivitas, antihistamin dan sedatif.
Memiliki sinonim Diphenhydramine HCl dan digunakan untuk mengatasi gejala alergi
pernapasan dan alergi kulit, memberi efek mengantuk bagi orang yang sulit tidur, mencegah
mabuk perjalanan dan sebagai antitusif, anti mual dan anestesi topikal.
Indikasi:
Ekspektoran (peluruh dahak) dan antitusif untuk menghilangkan batuk akibat pilek atau alergi.
10. 10
Dosis:
Dewasa : 3-4 kali sehari 1-2 sendok teh.
Anak-anak : 3-4 kali sehari ½-1 sendok teh.
Efek samping :
Mengantuk, pusing, mulut kering, gangguan saluran pencernaan.
Contoh ketersediaan dagangannya :
Actifed Expectorant, Allerin Expectorant, Bufagan Expectorant, OBB, Triadex
Expectorant
7. Loratadine (aloris)s
Indikasi
Mengurangi gejala-gejala yang berkaitan dengan rhinitis alergik, seperti bersin-bersin,
pilek, dan rasa gatal pada hidung, rasa gatal dan terbakar pada mata.
Juga mengurangi gejala-gejala dan tanda-tanda urtikaria kronik serta penyakit
dermatologik alergi lain.
Dosis
Dosis Dewasa, usia lanjut, anak 12 tahun tahun atau lebih : 10 mg (1 tablet) sehari sekali.
Anak-anak usia 2 – 12 tahun : BB > 30 kg, 10 mg sehari. BB ≤ 30 kg, 5 mg sehari.
Khasiat dan keamanan penggunaan pada anak-anak usia dibawah 2 tahun belum terbukti.
Efek samping
Loratadine tidak memperlihatkan efek mengantuk yang secara klinis bermakna pada
pemberian dosis 10 mg perhari.
11. 11
Efek samping loratadine yang pernah dilaporkan : lelah, sakit kepala, somnolensi, mulut
kering, gangguan pencernaan, nausea, gastritis dan alergi yang menyerupai ruam.
Pernah dilaporkan terjadinya alopesia, anafilaksis, fungsi hati abnormal dan takiaritmia
supraventrikuler walaupun jarang.
Contoh ketersediaan dagangannya :
Alernitis, Allohex, Alloris, Anhissen, Anlos, Clarihis, Claritin, Cronitin, Hislorex,
Histaritin, Imunex, Inclarin, Klinset, Lergia, Lesidas, Lolergi, , Loran, Lorapharm, Loratadine,
Lorihis, Nosedin, Prohistin, Rahistin, Rihest, Safetin, Sohotin, Tinnic, Winatin
8. Fexofenadine
Indikasi :
Meredakan gejala-gejala yang berhubungan dengan alergi seperti rinitis alergika &
urtikaria (biduran/kaligata) idiopatik kronik pada orang dewasa & anak berusia 12 tahun atau
lebih.
Dosis :
Dewasa & anak ≥ 12 tahun : 1 kali sehari 1 tablet
Efek samping : sakit kepala, mengantuk, mual,pusing,lelah
Contoh ketersediaan dagangannya :
9. Triprolidine (grafed)
Indikasi :
Meringankan gejala-gejala flu karena alergi pada saluran pernapasan bagian atas yang
memerlukan dekongestan nasal dan antihistamin.
Dosis:
Dewasa dan anak di atas 12 tahun : 1 tablet atau 10 ml, 3 – 4 kali sehari.
Anak-anak 6 – 12 tahun : ½ tablet atau 5 ml, 3-4 kali sehari.
12. 12
Anak-anak 2 – 5 tahun : 2,5 ml, 3-4 kali sehari.
Efek samping :
Mulut, hidung dan tenggorokan kering.
Sedasi, pusing, gangguan koordinasi, tremor, insomnia, halusinasi, tinitus.
Antihistamin dapat menyebabkan pusing, rasa kantuk, mulut kering, penglihatan
kabur, rasa letih, mual, sakit kepala atau gelisah pada beberapa penderita.
13. 13
BAB III
PENUTUP
3.1Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa terapi pengobatan yang dapat diberikan masing-masing
penderita:
A. Golongan Antihistamin dan Antialergi :
- Generasi I
Difenhidramin (Benadryl),
Dimenhidrat (Vormex A),
Doksilamin (Mereprine),
Klemastin (Tavegyl),
Dimentiden (Fenistil),
Kloramfeniksamin (Systral),
Feniramin (Avil),
Bamipin (Soventol),
Meklozin (Bonamine),(Peremesin),
Chlorpheniramine Maleate (Orphen),
Ethylenediamines, Piperazin, Phenothiazine, Piperadines.
- Generasi II
Fexofenadine (Telfast),
Loratadine (Lisino),
Setrizin (Zyrtec),
Azelastin (Allergodi).
B. Antidot/Antidotum
NAMA GENERIK
Leucovorin
14. 14
NAMA DAGANG
Nalokson (Nokoba)
Atropin (Aludonna D)
Asam Folinat (Calciumlevofolinat Ebewe)
3.2 Saran
Untuk pemilihan dan penggunaan antidotum & zat antitoksik yang tepat ada baiknya
anda harus periksakan diri dan konsultasi ke dokter dan melakukan terapi pengobatan pada
apoteker sebagai ahli kesehatan dalam pengobatan, untuk mendapatkan Informasi Obat dan
penjelasannya.
17. 17
KAMPUS IVMUNA
T.A2014/2015
KATA PENGANTAR
Assalamu ‘ alaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah SWT Yang telah memberikan kesempatan dan petunjuk
kepada saya untuk menyelesaikan makalah ini. Serta tidak lupa pula kita panjatkan Sholawat
dan salam semoga tetap tercurah kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW.
Dalam makalah ini membahas tentang “obat anti histamine dan anti alergi serta
penggolonganya”. Jika terdapat kekurangan atau kekeliruan dalam makalah ini, mohon maaf
karena saya sendiri dalam tahap belajar.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna,
sehingga diharapkan kritik dan sarannya yang dapat membangun, sehingga pembuatan makalah
berikutnya bisa lebih baik. Mudah – mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya.
Wassalamu ‘ alaikum Wr. Wb.
Penulis
Raha, 27 November 2015
18. 18
DAFTAR ISI
Halaman Judul.......................................................................................................i
Kata Pengantar ..................................................................................................... ii
Daftar Isi ..............................................................................................................iii
BAB I : Pendahuluan
1.1 Latar Belakang .................................................................................3
1.2 Tujuan ..............................................................................................4
1.3 manfaat.............................................................................................4
BAB II : Pembahasan
2.1 Pengertian obat antihustamin dan anti alergi ..................................5
2.2 Penggolongan obat antihistain dan anti alergi..................................6
BAB III : Penutup
3.1 Kesilmpulan ....................................................................................17
3.2 Saran................................................................................................18
Daftar Pustaka......................................................................................................iv
i