SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  19
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Antihistamin adalah zat-zat yang dapat mengurangi atau menghalangi efek histamin
terhadap tubuh dengan jalan memblok reseptor–histamin (penghambatan saingan).Pada
awalnya hanya dikenal satu tipe antihistaminikum, tetapi setelah ditemukannya jenis reseptor
khusus pada tahun 1972, yang disebut reseptor-H2,maka secara farmakologi reseptor
histamin dapat dibagi dalam dua tipe , yaitu reseptor-H1 da reseptor-H2. Berdasarkan
penemuan ini, antihistamin juga dapat dibagi dalam dua kelompok, yakni antagonis reseptor-
H1 (sH1-blockers atau antihistaminika) dan antagonis reseptor-H2 ( H2-blockers atau zat
penghambat-asam).
Antihistamin yang digunakan sebagai anti alergi adalah golongan antagonis reseptor H1.
Secara farmakodinamik, AH1 dapat menghambat efek histamine pada pembuluh darah,
bronkus dan pemacam otot polos. AH1 bermanfaat untuk mengobati reaksi hipersensitivitas
atau keadaan lain yang disertai pelepasan histamine endogen berlebihan. Bronkokonstriksi,
peninggian permeabilitas kapiler dan edema akibat histamine dapat dihambat dengan baik.
B. Rumusan Masalah
1. Apapengertian dari antihistamin
2. Apa golongan dari antihistaminantagonis reseptor-H1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari antihistamin
2. Untuk mengetahui golongan dari antihistaminantagonis reseptor-H1
2
BAB II
PEMBAHASAN
1.Pengertian Antihistamin dan Antialergi
a. Anti Histamin (AH1)
Antihistamin adalah zat-zat yang dapat mengurangi atau menghalangi efek histamin
terhadap tubuh dengan jalan memblok reseptor –histamin (penghambatan saingan). Pada
awalnya hanya dikenal satu tipe antihistaminikum, tetapi setelah ditemukannya jenis reseptor
khusus pada tahun 1972, yang disebut reseptor-H2,maka secara farmakologi reseptor histamin
dapat dibagi dalam dua tipe , yaitu reseptor-H1 da reseptor-H2. Berdasarkan penemuan ini,
antihistamin juga dapat dibagi dalam dua kelompok, yakni antagonis reseptor-H1 (sH1-blockers
atau antihistaminika) dan antagonis reseptor-H2 ( H2-blockers atau zat penghambat-asam).
Antihistamin yang digunakan sebagai anti alergi adalah golongan antagonis reseptor H1.
Secara farmakodinamik, AH1 dapat menghambat efek histamine pada pembuluh darah, bronkus
dan pemacam otot polos. AH1 bermanfaat untuk mengobati reaksi hipersensitivitas atau keadaan
lain yang disertai pelepasan histamine endogen berlebihan. Bronkokonstriksi, peninggian
permeabilitas kapiler dan edema akibat histamine dapat dihambat dengan baik.
Mekanisme aksi dari antihistamin diantaranya adalah:
 Mengeblok kerja histamine pada reseptornya.
 Berkompetisi dengan histamine untuk mengikat reseptor yang masih kosong. Jika
histamine sudah terikat, antihistamin tidak bisa memindahkan histamine.
 Pengikat AH1 mencegah efek merugikan akibat stimulasi histamine seperti vasodilatasi,
peningkatan secret gastrointestinal dan respirasi serta peningkatan permeabilitas kapiler.
Antihistamin juga digunakan untuk mengatasi inflamasi. Invasi virus direspons oleh
sistem kekebalan, yang tersusun secara berlapis, dengan sasaran mempertahankan keseimbangan
antara lingkungan di luar dan didalam. Alat pertahanan itu antara lain kulit, selaput lender, batuk,
flora normal, dan berbagai sel seperti limfosit T (sel T) dan limfosit B (sel B) dalam jaringan
limfoid. Meknisme pertahanan itu disebut sebagai inflamasi yang dirasakan sebagai kemerahan,
sembab, demam, dan nyeri.
3
Antihistamin disebut sebagai anti-alergi karena alergi juga menimbulkan inflamasi. Ia adalah
reaksi yang berlebihan dari sistem pertahanan tubuh terhadap gangguan dari luar, baik makanan,
obat, maupun udara dingin. Salah satu alat serang yang dilepas tubuh ke dalam pembuluh darah
adalah histamine yang menyebabkan kontraksi atau menciutnya berbagai alat vital, sperti
bronkus dan usus, serta peningkatan sekresi mucus atau lender dan resistansi saluran napas.
2.Penggolongan Obat Antihistamin Dan Antialergi
Antagonis Reseptor H-1 :
1. Chlorpheniramine (ctm)
2. Cetirizine (incidal)
3. Chlopromazine
4. Cyproheptadine (ennamax, pronyci)
5. Dexchlorpheniramine (polofar)
6. Diphenhydramine (benadryl)
7. Loratadine (aloris)
8. Fexofenadine
9. Triprolidine (grafed)
4
1. Chlorpheniramine CTM
Chlorphenirmengandung chlorpheniramine maleate. Chlorpheniramine maleate termasuk
dalam kategori agen antialergi, yaitu histamin (H1-receptor antagonist). Chlorpheniramine
maleate memiliki nama kimia 2-Pyridinepropanamine, b-(4-chlorophenyl)-N,N-dimethyl.Obat
ini biasa digunakan untuk meredakan bersin, gatal, mata berair, hidung atau tenggorokan gatal,
dan pilek yang disebabkan oleh hay fever (rinitis alergi), atau alergi pernapasan lainnya.
Indikasi:
 Kondisi alergi Bersin, gatal, mata berair, hidung atau tenggorokan gatal, dan pilek
yang disebabkan oleh hay fever (rinitis alergi), atau alergi pernapasan lainnya.
 Syok anafilaktik
Dosis:
 Dewasa: 3 - 4 kali sehari 0.5 - 1 tablet.
 Anak-anak 6 - 12 tahun: 0.5 dosis dewasa.
 Anak-anak 1 - 6 tahun: 0.25 dosis dewasa.
Efek Samping:
 Sedasi, gangguan gastro intestinal, efek muskarinik, hipotensi, kelemahan otot, tinitus,
eufria, sakit kepala, merangsang susunan saraf pusat, reaksi alergi, kelainan darah
Contoh ketersediaan daganganya yaitu:
 CTM, Chlorphenamine, Chlorpheniramin Maleat
 Obat Kombinasi : Aficitom, Allergen, Alleron, Bephenon, Bernamin, Ceteem,
Chlorophene, Chlorphenon, Cohistan, Decaphenon, Defemin, Histacure,
Hufaphenon, Iphachlor, Kalphenon, Kalphenon, Metachlor, Metasma, M-Phenon,
Orphen, Paraphenon, Pehachlor, Piriton Expectorant Linctus, Phenfamal, Piriton,
Prohistab, Samphenon, Sinamin, Tiramin, Xepachlor, Zecamex
2. Cetirizine (incidal)
5
Cetirizine adalah antihistamin selektif, antagonis reseptor-H1 perifer yang mempunyai
efek sedatif yang rendah pada dosis aktif dan mempunyai sifat tambahan sebagai anti alergi.
Cetirizine berkerja menghambat pelepasan histamin pada fase awal dan mengurangi migrasi sel
inflamasi.
Indikasi :
 Alergi,
 Rhinitis alergi, dan
 Urtikaria idiopatik kronis.
Dosis :
Dewasa dan anak usia lebih dari 12 tahun adalah 1 x sehari 1 kapsul.
Efek samping:
Cetirizine mempunyai efek samping yang bersifat sementara diantaranya : pusing sakit,
kepala, rasa kantuk, agitasi, mulut kering dan rasa tidak enak pada lambung. Pada beberapa
penderita dapat terjadi reaksi hipersensitifitas termasuk reaksi kulit dan angiodema.
Contoh ketersediaan daganganya yaitu:
Betarhin (Mahakam BF), Cerini (Sanbe), Cetinal (Kalbe Farma), Cetrixal (Sandoz), *Cirrus
(UCB Pharma), Estin (Gracia Pharmindo), Falergi (Fahrenheit), Histrine (Ferron), Incidal-OD
(Bayer Schering Pharma), Intrizin (Interbat), Lerzin (Ifars), Ozen, (Pharos), Risina (Tempo SP),
Rydian (Guardian Ph), Ryvel (Novell Pharma), Ryzen (UCB Pharma), Ryzicor ((Pharmacore),
Ryzo (Soho)
3. Chlopromazine
Chlorpromazine merupakan obat antipsikotik turunan phenotiazine. Mekanisme kerjanya
secara pasti tidak diketahui. Prinsip efek farmakologinya adalah sebagai psikotropik dan ia juga
mempunyai efek sedatif dan anti-emetik. Chlorpromazine bekerja pada taraf susunan saraf pusat,
terutama pada tingkat subkortikal maupun pada berbagai sistem organ. Chlorpromazine
6
mempunyai efek anti-adrenergik kuat dan antikolinergik perifer lemah, serta efek penghambatan
ganglion yang relatif lemah. Ia juga mempunyai efek antihistamin dan antiserotonin lemah.
Indikasi
 Mengendalikan mania, terapi shcizofrenia, mengendalikan mual dan muntah,
menghilangkan kegelisahan dan ketakutan sebelum operasi, porforia intermiten
akut,
 Terapi tambahan pada tetanus. Cegukan tidak terkontrol,
 Perilaku anak 1-12 tahun yang ekplosif dan mudah tersinggung dan terapi jangka
pendek untuk anak hiperaktif.
Dosis:
Untuk anak :
 Oral : 0,5-1 mg/kg/dosis setiap 4-6 jam; Anak yang lebih tua mungkin membutuhkan 200
mg/hari atau lebih besar;
 im, iv: 0,5-1 mg/kg/dosis setiap 6-8 jam,
 < 5 tahun (22,7 kg): maksimum 75 mg/hari
Dewasa :
 Oral : 30-2000 mg/hari dibagi dalam 1-4 dosis, mulai dengan dosis rendah, kemudian
sesuaikan dengan kebutuhan.
 Dosis lazim : 400-600 mg/hari,
 beberapa pasien membutuhkan 1-2 g/hari. im.,iv.: awal: 25 mg, dapt diulang 25-50 mg ,
dalam 1-4 jam, naikkan bertahap sampai maksimum 400 mg/dosis setiap 4-6 jam sampai
pasien terkendali;
 Dosis lazim : 300-800 mg/hari.
 Cegukan tidak terkendali : Oral, im.: 25-50 mg sehari 3-4 kali.
Efek samping:
7
 Kardiovaskuler : hipotensi postural, takikardia, pusing, perubahan interval QT tidak
spesifik.
 SSP : mengantuk, distonia, akathisia, pseudoparkinsonism, diskinesia tardif, sindroma
neurolepsi malignan, kejang.
 Kulit : fotosensitivitas, dermatitis, pigmentasi (abu-abubiru).
 Metabolik & endokrin : laktasi, amenore, ginekomastia, pembesaran payudara,
hiperglisemia, hipoglisemia, test kehamilan positif palsu.
 Saluran cerna : mual, konstipasi xerostomia.
 Agenitourinari : retensi urin, gangguan ejakulasi, impotensi.
 Hematologi : agranulositosis, eosinofilia, leukopenia, anemia hemolisis, anemia aplastik,
purpura trombositopenia.
 Hati : jaundice.
 Mata : penglihatan kabur, perubahan kornea dan lentikuler, keratopati epitel, retinopati
pigmen.
Contoh ketersediaan dagangannya :
Cepezet – Meprosetil – Promactil – Largactil
4. Cyproheptadine (ennamax, pronyci)
Cyproheptadine adalah obat golongan hormon kortikosteroid. Memang bila digunakan
dalam jangka panjang obat ini akan menimbulkan penimbunan lemak di tempat-tempat tertentu,
misalnya di sekitar wajah dan di pundak. Dalam dosis tinggi obat ini juga dapat menimbulkan
penimbunan cairan. Maka tak heran orang yang mengkonsumsi obat ini dalam jangka panjang
dan dosis tinggi akan terlihat "gemuk".
Indikasi:
Dexamethasone Harsen adalah obat anti inflamasi dan anti alergi yang sangat kuat.
Sebagai perbandingan Dexamethasone 0.75 mg setara obat sbb: 25 mg Cortisone, 20 mg
hydrocortisone, 5 mg prednisone, 5 mg prednisolone. Obat ini memang dapat meningkatkan
nafsu makan, tetapi banyak efek samping lain yang lebih berbahaya, seperti hipertensi, diabetes,
8
depresi, katarak, osteoporosis, sakit ulkus peptik (maag), dll. Oleh karena itu obat ini tidak
pernah diajurkan untuk dipakai sebagai perangsang nafsu makan.
Dosis:
Untuk dewasa:
 Oral: 0.5 mg - 10 mg per hari
 (rata-rata 1.5 mg - 3 mg per hari)
 Parenteral: 5 mg - 40 mg per hari
 Untuk keadaan yang darurat diberikan intra vena atau intra muskular.
Anak-anak: 0.08 mg - 0.3 mg/kg berat badan/perhari dibagi dalam 3 atau 4 dosis.
Efek Samping:
 Pengobatan yang berkepanjangan dapat mengakibatkan efek katabolik
steroid seperti kehabisan protein, osteoporosis dan penghambatan
pertumbuhan anak.
 Penimbunan garam, air dan kehilangan potassium jarang terjadi bila
dibandingkan dengan beberapa glucocorticoid lainnya.
 Penambahan nafsu makan dan berat badan lebih sering terjadi.
Contoh ketersediaan dagangannya :
1. Asammefenamat
2. Pronicy
5. Dexchlorpheniramine (polofar)
Indikasi:
Demam parah dengan peradangan selaput lendir hidung dan tenggorokan, asma saluran
pernafasan yang parah dan kronis, peradangan selaput lendir hidung karena alergi, peradangan
kulit yang disebabkan oleh alergi melalui pernafasan atau makanan (eksim) dan sentuhan, hasil
ikutan yang ditimbulkan oleh obat-obat tertentu atau serum, peradangan selaput lendir mata
9
karena alergi, peradangan kornea, nongranulomatous iritis dan lain-lain taraf peradangan pada
gangguan mata.
Dosis:
Dewasa:
Permulaan rata-rata: 4 x sehari 1 atau 2 tablet sesudah makan dan sebelum tidur.
Bila penyembuhan sudah tampak, dosis lambat laun harus dikurangi dan
pengobatan dihentikan bila mungkin.
Anak : 3 - 4 x 1/2 tablet sesudah makan dan sebelum tidur.
Efek samping yaitu:
Sedasi, gangguan saluran cerna, efek antimuskarinik, hipotensi, kelemahan otot,
tinnitus,euforia, nyeri kepala, stimulasi SSP, reaksi alergi, kelainan darah
Contoh ketersediaan dagangannya :
Actifed, Alerfed, Crofed, Flutrop, Grafed, Lapifed, Librofed, Mertisal, Protifed,
Nichofed, Nostel, Protifed, Quantidex, Tremenza, Trifed, Trifedrin, Valved, Zentra, Alco Plus,
Aldisa SR, Bodrexin Pilek Alergi, Cirrus, Rhinofed, Rhinos Junior, Rhinos SR, Clarinase,
Cronase, Fexofed, Telfast Plus, Triaminic Pilek, Nalgestan
6. Diphenhydramine (benadryl)
Difenhidramin merupakan generasi pertama obat antihistamin. Dalam proses terapi
difenhidramin termasuk kategori antidot, reaksi hipersensitivitas, antihistamin dan sedatif.
Memiliki sinonim Diphenhydramine HCl dan digunakan untuk mengatasi gejala alergi
pernapasan dan alergi kulit, memberi efek mengantuk bagi orang yang sulit tidur, mencegah
mabuk perjalanan dan sebagai antitusif, anti mual dan anestesi topikal.
Indikasi:
Ekspektoran (peluruh dahak) dan antitusif untuk menghilangkan batuk akibat pilek atau alergi.
10
Dosis:
Dewasa : 3-4 kali sehari 1-2 sendok teh.
Anak-anak : 3-4 kali sehari ½-1 sendok teh.
Efek samping :
Mengantuk, pusing, mulut kering, gangguan saluran pencernaan.
Contoh ketersediaan dagangannya :
Actifed Expectorant, Allerin Expectorant, Bufagan Expectorant, OBB, Triadex
Expectorant
7. Loratadine (aloris)s
Indikasi
 Mengurangi gejala-gejala yang berkaitan dengan rhinitis alergik, seperti bersin-bersin,
pilek, dan rasa gatal pada hidung, rasa gatal dan terbakar pada mata.
 Juga mengurangi gejala-gejala dan tanda-tanda urtikaria kronik serta penyakit
dermatologik alergi lain.
Dosis
 Dosis Dewasa, usia lanjut, anak 12 tahun tahun atau lebih : 10 mg (1 tablet) sehari sekali.
 Anak-anak usia 2 – 12 tahun : BB > 30 kg, 10 mg sehari. BB ≤ 30 kg, 5 mg sehari.
 Khasiat dan keamanan penggunaan pada anak-anak usia dibawah 2 tahun belum terbukti.
Efek samping
 Loratadine tidak memperlihatkan efek mengantuk yang secara klinis bermakna pada
pemberian dosis 10 mg perhari.
11
 Efek samping loratadine yang pernah dilaporkan : lelah, sakit kepala, somnolensi, mulut
kering, gangguan pencernaan, nausea, gastritis dan alergi yang menyerupai ruam.
 Pernah dilaporkan terjadinya alopesia, anafilaksis, fungsi hati abnormal dan takiaritmia
supraventrikuler walaupun jarang.
Contoh ketersediaan dagangannya :
Alernitis, Allohex, Alloris, Anhissen, Anlos, Clarihis, Claritin, Cronitin, Hislorex,
Histaritin, Imunex, Inclarin, Klinset, Lergia, Lesidas, Lolergi, , Loran, Lorapharm, Loratadine,
Lorihis, Nosedin, Prohistin, Rahistin, Rihest, Safetin, Sohotin, Tinnic, Winatin
8. Fexofenadine
Indikasi :
Meredakan gejala-gejala yang berhubungan dengan alergi seperti rinitis alergika &
urtikaria (biduran/kaligata) idiopatik kronik pada orang dewasa & anak berusia 12 tahun atau
lebih.
Dosis :
Dewasa & anak ≥ 12 tahun : 1 kali sehari 1 tablet
Efek samping : sakit kepala, mengantuk, mual,pusing,lelah
Contoh ketersediaan dagangannya :
9. Triprolidine (grafed)
Indikasi :
Meringankan gejala-gejala flu karena alergi pada saluran pernapasan bagian atas yang
memerlukan dekongestan nasal dan antihistamin.
Dosis:
 Dewasa dan anak di atas 12 tahun : 1 tablet atau 10 ml, 3 – 4 kali sehari.
 Anak-anak 6 – 12 tahun : ½ tablet atau 5 ml, 3-4 kali sehari.
12
 Anak-anak 2 – 5 tahun : 2,5 ml, 3-4 kali sehari.
Efek samping :
 Mulut, hidung dan tenggorokan kering.
 Sedasi, pusing, gangguan koordinasi, tremor, insomnia, halusinasi, tinitus.
 Antihistamin dapat menyebabkan pusing, rasa kantuk, mulut kering, penglihatan
kabur, rasa letih, mual, sakit kepala atau gelisah pada beberapa penderita.
13
BAB III
PENUTUP
3.1Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa terapi pengobatan yang dapat diberikan masing-masing
penderita:
A. Golongan Antihistamin dan Antialergi :
- Generasi I
Difenhidramin (Benadryl),
Dimenhidrat (Vormex A),
Doksilamin (Mereprine),
Klemastin (Tavegyl),
Dimentiden (Fenistil),
Kloramfeniksamin (Systral),
Feniramin (Avil),
Bamipin (Soventol),
Meklozin (Bonamine),(Peremesin),
Chlorpheniramine Maleate (Orphen),
Ethylenediamines, Piperazin, Phenothiazine, Piperadines.
- Generasi II
Fexofenadine (Telfast),
Loratadine (Lisino),
Setrizin (Zyrtec),
Azelastin (Allergodi).
B. Antidot/Antidotum
NAMA GENERIK
Leucovorin
14
NAMA DAGANG
Nalokson (Nokoba)
Atropin (Aludonna D)
Asam Folinat (Calciumlevofolinat Ebewe)
3.2 Saran
Untuk pemilihan dan penggunaan antidotum & zat antitoksik yang tepat ada baiknya
anda harus periksakan diri dan konsultasi ke dokter dan melakukan terapi pengobatan pada
apoteker sebagai ahli kesehatan dalam pengobatan, untuk mendapatkan Informasi Obat dan
penjelasannya.
15
DAFTAR PUSTAKA
http://obatantihistamin.blogspot.com/2010/12/obat-antihistamin.html
http://arintaantihistamin.blogspot.com/
http://www.majalah-farmacia.com/rubrik/one_news.asp?IDNews=393
http://habib.blog.ugm.ac.id/kuliah/histamin-dan-antihistamin/
http://milissehat.web.id/?p=1474
16
Tugas :Individu
Dosen :MEILINA,S.Si.Apt
OBAT ANTIHISTAMIN DAN OBAT
ANTIALERGI SETRA PENGGOLONGANNYA
Nama : HETY WULANSARI
Nim : 912312906105190
Prodi : S1Keperawatan
STIK AVICENNA
17
KAMPUS IVMUNA
T.A2014/2015
KATA PENGANTAR
Assalamu ‘ alaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah SWT Yang telah memberikan kesempatan dan petunjuk
kepada saya untuk menyelesaikan makalah ini. Serta tidak lupa pula kita panjatkan Sholawat
dan salam semoga tetap tercurah kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW.
Dalam makalah ini membahas tentang “obat anti histamine dan anti alergi serta
penggolonganya”. Jika terdapat kekurangan atau kekeliruan dalam makalah ini, mohon maaf
karena saya sendiri dalam tahap belajar.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna,
sehingga diharapkan kritik dan sarannya yang dapat membangun, sehingga pembuatan makalah
berikutnya bisa lebih baik. Mudah – mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya.
Wassalamu ‘ alaikum Wr. Wb.
Penulis
Raha, 27 November 2015
18
DAFTAR ISI
Halaman Judul.......................................................................................................i
Kata Pengantar ..................................................................................................... ii
Daftar Isi ..............................................................................................................iii
BAB I : Pendahuluan
1.1 Latar Belakang .................................................................................3
1.2 Tujuan ..............................................................................................4
1.3 manfaat.............................................................................................4
BAB II : Pembahasan
2.1 Pengertian obat antihustamin dan anti alergi ..................................5
2.2 Penggolongan obat antihistain dan anti alergi..................................6
BAB III : Penutup
3.1 Kesilmpulan ....................................................................................17
3.2 Saran................................................................................................18
Daftar Pustaka......................................................................................................iv
i
19
i

Contenu connexe

Tendances

Tendances (19)

Antiemetika
AntiemetikaAntiemetika
Antiemetika
 
Pemakaian Antihistamin secara Rasional
Pemakaian Antihistamin secara RasionalPemakaian Antihistamin secara Rasional
Pemakaian Antihistamin secara Rasional
 
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obat
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping ObatJenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obat
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obat
 
Antihistamin
AntihistaminAntihistamin
Antihistamin
 
Obat sistem pernapasan AKPER PEMKAB MUNA
Obat sistem pernapasan AKPER PEMKAB MUNAObat sistem pernapasan AKPER PEMKAB MUNA
Obat sistem pernapasan AKPER PEMKAB MUNA
 
Ppt mual muntah
Ppt mual muntahPpt mual muntah
Ppt mual muntah
 
Dipenhidramin
DipenhidraminDipenhidramin
Dipenhidramin
 
Obat sistem endokrin
Obat sistem endokrin Obat sistem endokrin
Obat sistem endokrin
 
Obat saluran pernafasan
Obat saluran pernafasan Obat saluran pernafasan
Obat saluran pernafasan
 
Hipnotik sedativ
Hipnotik sedativHipnotik sedativ
Hipnotik sedativ
 
Obat obatan sistem organ lain
Obat obatan sistem organ lainObat obatan sistem organ lain
Obat obatan sistem organ lain
 
Farmakologi 1
Farmakologi 1Farmakologi 1
Farmakologi 1
 
Farmakologi Analgetik
Farmakologi AnalgetikFarmakologi Analgetik
Farmakologi Analgetik
 
Obat gangguan ssp
Obat gangguan sspObat gangguan ssp
Obat gangguan ssp
 
Powerpoint kimia farmasi tentang analgetika
Powerpoint kimia farmasi tentang analgetikaPowerpoint kimia farmasi tentang analgetika
Powerpoint kimia farmasi tentang analgetika
 
Obat obatan sistem ssp
Obat obatan sistem sspObat obatan sistem ssp
Obat obatan sistem ssp
 
1.farmakologi
1.farmakologi1.farmakologi
1.farmakologi
 
Farmakologi Sistem Saraf
Farmakologi Sistem SarafFarmakologi Sistem Saraf
Farmakologi Sistem Saraf
 
Obat sistem saraf
Obat sistem sarafObat sistem saraf
Obat sistem saraf
 

Similaire à ANTIHISTAMIN PENGERTIAN DAN GOLONGAN

PPT KELOMPOK 7 ANTIHISTAMIN (FIX).pptx
PPT KELOMPOK 7 ANTIHISTAMIN (FIX).pptxPPT KELOMPOK 7 ANTIHISTAMIN (FIX).pptx
PPT KELOMPOK 7 ANTIHISTAMIN (FIX).pptxssuser8cafc5
 
Neurotransmitter Histamin
Neurotransmitter Histamin Neurotransmitter Histamin
Neurotransmitter Histamin Aisyah Asmara
 
ppt farmakologi kel 16 (1).pptx
ppt farmakologi kel 16 (1).pptxppt farmakologi kel 16 (1).pptx
ppt farmakologi kel 16 (1).pptxArifinHidayat11
 
Kel 6 Antialergi_5D_Farmakologi.pptx
Kel 6 Antialergi_5D_Farmakologi.pptxKel 6 Antialergi_5D_Farmakologi.pptx
Kel 6 Antialergi_5D_Farmakologi.pptxTiaraChaerulZhanah
 
2B_Kel3_ Sistem Endokrin.pptx
2B_Kel3_ Sistem Endokrin.pptx2B_Kel3_ Sistem Endokrin.pptx
2B_Kel3_ Sistem Endokrin.pptxrisazn
 
Farmakoterapi Pada Gangguan Kejiwaan (Acara Lampung - Indonesian Medical Cent...
Farmakoterapi Pada Gangguan Kejiwaan (Acara Lampung - Indonesian Medical Cent...Farmakoterapi Pada Gangguan Kejiwaan (Acara Lampung - Indonesian Medical Cent...
Farmakoterapi Pada Gangguan Kejiwaan (Acara Lampung - Indonesian Medical Cent...AlexFabrigaz Apt
 
MIGRAIN, Sakit kepala sebelah, headache,
MIGRAIN, Sakit kepala sebelah, headache,MIGRAIN, Sakit kepala sebelah, headache,
MIGRAIN, Sakit kepala sebelah, headache,LisaSofitriana
 
126990 penggolongan obat sistem pencernaan &amp; sistem saraf
126990 penggolongan obat sistem pencernaan &amp; sistem saraf126990 penggolongan obat sistem pencernaan &amp; sistem saraf
126990 penggolongan obat sistem pencernaan &amp; sistem sarafnataliaayp
 
antitoksin & insulin (KELOMPOK 3).pdf
antitoksin & insulin (KELOMPOK 3).pdfantitoksin & insulin (KELOMPOK 3).pdf
antitoksin & insulin (KELOMPOK 3).pdfListaLista1
 

Similaire à ANTIHISTAMIN PENGERTIAN DAN GOLONGAN (20)

PPT KELOMPOK 7 ANTIHISTAMIN (FIX).pptx
PPT KELOMPOK 7 ANTIHISTAMIN (FIX).pptxPPT KELOMPOK 7 ANTIHISTAMIN (FIX).pptx
PPT KELOMPOK 7 ANTIHISTAMIN (FIX).pptx
 
Cover
CoverCover
Cover
 
Cover
CoverCover
Cover
 
pp pkn
pp pknpp pkn
pp pkn
 
Neurotransmitter Histamin
Neurotransmitter Histamin Neurotransmitter Histamin
Neurotransmitter Histamin
 
ppt farmakologi kel 16 (1).pptx
ppt farmakologi kel 16 (1).pptxppt farmakologi kel 16 (1).pptx
ppt farmakologi kel 16 (1).pptx
 
Preskripsi alergi
Preskripsi  alergiPreskripsi  alergi
Preskripsi alergi
 
Autakoid......
Autakoid......Autakoid......
Autakoid......
 
Kel 6 Antialergi_5D_Farmakologi.pptx
Kel 6 Antialergi_5D_Farmakologi.pptxKel 6 Antialergi_5D_Farmakologi.pptx
Kel 6 Antialergi_5D_Farmakologi.pptx
 
Obat gangguan ssp
Obat gangguan sspObat gangguan ssp
Obat gangguan ssp
 
psikofarma4.pptx
psikofarma4.pptxpsikofarma4.pptx
psikofarma4.pptx
 
2B_Kel3_ Sistem Endokrin.pptx
2B_Kel3_ Sistem Endokrin.pptx2B_Kel3_ Sistem Endokrin.pptx
2B_Kel3_ Sistem Endokrin.pptx
 
Indri farmakologi
Indri farmakologiIndri farmakologi
Indri farmakologi
 
Praktek cd
Praktek cdPraktek cd
Praktek cd
 
Antidotum.pptx
Antidotum.pptxAntidotum.pptx
Antidotum.pptx
 
Farmakoterapi Pada Gangguan Kejiwaan (Acara Lampung - Indonesian Medical Cent...
Farmakoterapi Pada Gangguan Kejiwaan (Acara Lampung - Indonesian Medical Cent...Farmakoterapi Pada Gangguan Kejiwaan (Acara Lampung - Indonesian Medical Cent...
Farmakoterapi Pada Gangguan Kejiwaan (Acara Lampung - Indonesian Medical Cent...
 
MIGRAIN, Sakit kepala sebelah, headache,
MIGRAIN, Sakit kepala sebelah, headache,MIGRAIN, Sakit kepala sebelah, headache,
MIGRAIN, Sakit kepala sebelah, headache,
 
126990 penggolongan obat sistem pencernaan &amp; sistem saraf
126990 penggolongan obat sistem pencernaan &amp; sistem saraf126990 penggolongan obat sistem pencernaan &amp; sistem saraf
126990 penggolongan obat sistem pencernaan &amp; sistem saraf
 
antitoksin & insulin (KELOMPOK 3).pdf
antitoksin & insulin (KELOMPOK 3).pdfantitoksin & insulin (KELOMPOK 3).pdf
antitoksin & insulin (KELOMPOK 3).pdf
 
349 409-1-pb
349 409-1-pb349 409-1-pb
349 409-1-pb
 

Plus de Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

Plus de Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

ANTIHISTAMIN PENGERTIAN DAN GOLONGAN

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Antihistamin adalah zat-zat yang dapat mengurangi atau menghalangi efek histamin terhadap tubuh dengan jalan memblok reseptor–histamin (penghambatan saingan).Pada awalnya hanya dikenal satu tipe antihistaminikum, tetapi setelah ditemukannya jenis reseptor khusus pada tahun 1972, yang disebut reseptor-H2,maka secara farmakologi reseptor histamin dapat dibagi dalam dua tipe , yaitu reseptor-H1 da reseptor-H2. Berdasarkan penemuan ini, antihistamin juga dapat dibagi dalam dua kelompok, yakni antagonis reseptor- H1 (sH1-blockers atau antihistaminika) dan antagonis reseptor-H2 ( H2-blockers atau zat penghambat-asam). Antihistamin yang digunakan sebagai anti alergi adalah golongan antagonis reseptor H1. Secara farmakodinamik, AH1 dapat menghambat efek histamine pada pembuluh darah, bronkus dan pemacam otot polos. AH1 bermanfaat untuk mengobati reaksi hipersensitivitas atau keadaan lain yang disertai pelepasan histamine endogen berlebihan. Bronkokonstriksi, peninggian permeabilitas kapiler dan edema akibat histamine dapat dihambat dengan baik. B. Rumusan Masalah 1. Apapengertian dari antihistamin 2. Apa golongan dari antihistaminantagonis reseptor-H1 C. Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian dari antihistamin 2. Untuk mengetahui golongan dari antihistaminantagonis reseptor-H1
  • 2. 2 BAB II PEMBAHASAN 1.Pengertian Antihistamin dan Antialergi a. Anti Histamin (AH1) Antihistamin adalah zat-zat yang dapat mengurangi atau menghalangi efek histamin terhadap tubuh dengan jalan memblok reseptor –histamin (penghambatan saingan). Pada awalnya hanya dikenal satu tipe antihistaminikum, tetapi setelah ditemukannya jenis reseptor khusus pada tahun 1972, yang disebut reseptor-H2,maka secara farmakologi reseptor histamin dapat dibagi dalam dua tipe , yaitu reseptor-H1 da reseptor-H2. Berdasarkan penemuan ini, antihistamin juga dapat dibagi dalam dua kelompok, yakni antagonis reseptor-H1 (sH1-blockers atau antihistaminika) dan antagonis reseptor-H2 ( H2-blockers atau zat penghambat-asam). Antihistamin yang digunakan sebagai anti alergi adalah golongan antagonis reseptor H1. Secara farmakodinamik, AH1 dapat menghambat efek histamine pada pembuluh darah, bronkus dan pemacam otot polos. AH1 bermanfaat untuk mengobati reaksi hipersensitivitas atau keadaan lain yang disertai pelepasan histamine endogen berlebihan. Bronkokonstriksi, peninggian permeabilitas kapiler dan edema akibat histamine dapat dihambat dengan baik. Mekanisme aksi dari antihistamin diantaranya adalah:  Mengeblok kerja histamine pada reseptornya.  Berkompetisi dengan histamine untuk mengikat reseptor yang masih kosong. Jika histamine sudah terikat, antihistamin tidak bisa memindahkan histamine.  Pengikat AH1 mencegah efek merugikan akibat stimulasi histamine seperti vasodilatasi, peningkatan secret gastrointestinal dan respirasi serta peningkatan permeabilitas kapiler. Antihistamin juga digunakan untuk mengatasi inflamasi. Invasi virus direspons oleh sistem kekebalan, yang tersusun secara berlapis, dengan sasaran mempertahankan keseimbangan antara lingkungan di luar dan didalam. Alat pertahanan itu antara lain kulit, selaput lender, batuk, flora normal, dan berbagai sel seperti limfosit T (sel T) dan limfosit B (sel B) dalam jaringan limfoid. Meknisme pertahanan itu disebut sebagai inflamasi yang dirasakan sebagai kemerahan, sembab, demam, dan nyeri.
  • 3. 3 Antihistamin disebut sebagai anti-alergi karena alergi juga menimbulkan inflamasi. Ia adalah reaksi yang berlebihan dari sistem pertahanan tubuh terhadap gangguan dari luar, baik makanan, obat, maupun udara dingin. Salah satu alat serang yang dilepas tubuh ke dalam pembuluh darah adalah histamine yang menyebabkan kontraksi atau menciutnya berbagai alat vital, sperti bronkus dan usus, serta peningkatan sekresi mucus atau lender dan resistansi saluran napas. 2.Penggolongan Obat Antihistamin Dan Antialergi Antagonis Reseptor H-1 : 1. Chlorpheniramine (ctm) 2. Cetirizine (incidal) 3. Chlopromazine 4. Cyproheptadine (ennamax, pronyci) 5. Dexchlorpheniramine (polofar) 6. Diphenhydramine (benadryl) 7. Loratadine (aloris) 8. Fexofenadine 9. Triprolidine (grafed)
  • 4. 4 1. Chlorpheniramine CTM Chlorphenirmengandung chlorpheniramine maleate. Chlorpheniramine maleate termasuk dalam kategori agen antialergi, yaitu histamin (H1-receptor antagonist). Chlorpheniramine maleate memiliki nama kimia 2-Pyridinepropanamine, b-(4-chlorophenyl)-N,N-dimethyl.Obat ini biasa digunakan untuk meredakan bersin, gatal, mata berair, hidung atau tenggorokan gatal, dan pilek yang disebabkan oleh hay fever (rinitis alergi), atau alergi pernapasan lainnya. Indikasi:  Kondisi alergi Bersin, gatal, mata berair, hidung atau tenggorokan gatal, dan pilek yang disebabkan oleh hay fever (rinitis alergi), atau alergi pernapasan lainnya.  Syok anafilaktik Dosis:  Dewasa: 3 - 4 kali sehari 0.5 - 1 tablet.  Anak-anak 6 - 12 tahun: 0.5 dosis dewasa.  Anak-anak 1 - 6 tahun: 0.25 dosis dewasa. Efek Samping:  Sedasi, gangguan gastro intestinal, efek muskarinik, hipotensi, kelemahan otot, tinitus, eufria, sakit kepala, merangsang susunan saraf pusat, reaksi alergi, kelainan darah Contoh ketersediaan daganganya yaitu:  CTM, Chlorphenamine, Chlorpheniramin Maleat  Obat Kombinasi : Aficitom, Allergen, Alleron, Bephenon, Bernamin, Ceteem, Chlorophene, Chlorphenon, Cohistan, Decaphenon, Defemin, Histacure, Hufaphenon, Iphachlor, Kalphenon, Kalphenon, Metachlor, Metasma, M-Phenon, Orphen, Paraphenon, Pehachlor, Piriton Expectorant Linctus, Phenfamal, Piriton, Prohistab, Samphenon, Sinamin, Tiramin, Xepachlor, Zecamex 2. Cetirizine (incidal)
  • 5. 5 Cetirizine adalah antihistamin selektif, antagonis reseptor-H1 perifer yang mempunyai efek sedatif yang rendah pada dosis aktif dan mempunyai sifat tambahan sebagai anti alergi. Cetirizine berkerja menghambat pelepasan histamin pada fase awal dan mengurangi migrasi sel inflamasi. Indikasi :  Alergi,  Rhinitis alergi, dan  Urtikaria idiopatik kronis. Dosis : Dewasa dan anak usia lebih dari 12 tahun adalah 1 x sehari 1 kapsul. Efek samping: Cetirizine mempunyai efek samping yang bersifat sementara diantaranya : pusing sakit, kepala, rasa kantuk, agitasi, mulut kering dan rasa tidak enak pada lambung. Pada beberapa penderita dapat terjadi reaksi hipersensitifitas termasuk reaksi kulit dan angiodema. Contoh ketersediaan daganganya yaitu: Betarhin (Mahakam BF), Cerini (Sanbe), Cetinal (Kalbe Farma), Cetrixal (Sandoz), *Cirrus (UCB Pharma), Estin (Gracia Pharmindo), Falergi (Fahrenheit), Histrine (Ferron), Incidal-OD (Bayer Schering Pharma), Intrizin (Interbat), Lerzin (Ifars), Ozen, (Pharos), Risina (Tempo SP), Rydian (Guardian Ph), Ryvel (Novell Pharma), Ryzen (UCB Pharma), Ryzicor ((Pharmacore), Ryzo (Soho) 3. Chlopromazine Chlorpromazine merupakan obat antipsikotik turunan phenotiazine. Mekanisme kerjanya secara pasti tidak diketahui. Prinsip efek farmakologinya adalah sebagai psikotropik dan ia juga mempunyai efek sedatif dan anti-emetik. Chlorpromazine bekerja pada taraf susunan saraf pusat, terutama pada tingkat subkortikal maupun pada berbagai sistem organ. Chlorpromazine
  • 6. 6 mempunyai efek anti-adrenergik kuat dan antikolinergik perifer lemah, serta efek penghambatan ganglion yang relatif lemah. Ia juga mempunyai efek antihistamin dan antiserotonin lemah. Indikasi  Mengendalikan mania, terapi shcizofrenia, mengendalikan mual dan muntah, menghilangkan kegelisahan dan ketakutan sebelum operasi, porforia intermiten akut,  Terapi tambahan pada tetanus. Cegukan tidak terkontrol,  Perilaku anak 1-12 tahun yang ekplosif dan mudah tersinggung dan terapi jangka pendek untuk anak hiperaktif. Dosis: Untuk anak :  Oral : 0,5-1 mg/kg/dosis setiap 4-6 jam; Anak yang lebih tua mungkin membutuhkan 200 mg/hari atau lebih besar;  im, iv: 0,5-1 mg/kg/dosis setiap 6-8 jam,  < 5 tahun (22,7 kg): maksimum 75 mg/hari Dewasa :  Oral : 30-2000 mg/hari dibagi dalam 1-4 dosis, mulai dengan dosis rendah, kemudian sesuaikan dengan kebutuhan.  Dosis lazim : 400-600 mg/hari,  beberapa pasien membutuhkan 1-2 g/hari. im.,iv.: awal: 25 mg, dapt diulang 25-50 mg , dalam 1-4 jam, naikkan bertahap sampai maksimum 400 mg/dosis setiap 4-6 jam sampai pasien terkendali;  Dosis lazim : 300-800 mg/hari.  Cegukan tidak terkendali : Oral, im.: 25-50 mg sehari 3-4 kali. Efek samping:
  • 7. 7  Kardiovaskuler : hipotensi postural, takikardia, pusing, perubahan interval QT tidak spesifik.  SSP : mengantuk, distonia, akathisia, pseudoparkinsonism, diskinesia tardif, sindroma neurolepsi malignan, kejang.  Kulit : fotosensitivitas, dermatitis, pigmentasi (abu-abubiru).  Metabolik & endokrin : laktasi, amenore, ginekomastia, pembesaran payudara, hiperglisemia, hipoglisemia, test kehamilan positif palsu.  Saluran cerna : mual, konstipasi xerostomia.  Agenitourinari : retensi urin, gangguan ejakulasi, impotensi.  Hematologi : agranulositosis, eosinofilia, leukopenia, anemia hemolisis, anemia aplastik, purpura trombositopenia.  Hati : jaundice.  Mata : penglihatan kabur, perubahan kornea dan lentikuler, keratopati epitel, retinopati pigmen. Contoh ketersediaan dagangannya : Cepezet – Meprosetil – Promactil – Largactil 4. Cyproheptadine (ennamax, pronyci) Cyproheptadine adalah obat golongan hormon kortikosteroid. Memang bila digunakan dalam jangka panjang obat ini akan menimbulkan penimbunan lemak di tempat-tempat tertentu, misalnya di sekitar wajah dan di pundak. Dalam dosis tinggi obat ini juga dapat menimbulkan penimbunan cairan. Maka tak heran orang yang mengkonsumsi obat ini dalam jangka panjang dan dosis tinggi akan terlihat "gemuk". Indikasi: Dexamethasone Harsen adalah obat anti inflamasi dan anti alergi yang sangat kuat. Sebagai perbandingan Dexamethasone 0.75 mg setara obat sbb: 25 mg Cortisone, 20 mg hydrocortisone, 5 mg prednisone, 5 mg prednisolone. Obat ini memang dapat meningkatkan nafsu makan, tetapi banyak efek samping lain yang lebih berbahaya, seperti hipertensi, diabetes,
  • 8. 8 depresi, katarak, osteoporosis, sakit ulkus peptik (maag), dll. Oleh karena itu obat ini tidak pernah diajurkan untuk dipakai sebagai perangsang nafsu makan. Dosis: Untuk dewasa:  Oral: 0.5 mg - 10 mg per hari  (rata-rata 1.5 mg - 3 mg per hari)  Parenteral: 5 mg - 40 mg per hari  Untuk keadaan yang darurat diberikan intra vena atau intra muskular. Anak-anak: 0.08 mg - 0.3 mg/kg berat badan/perhari dibagi dalam 3 atau 4 dosis. Efek Samping:  Pengobatan yang berkepanjangan dapat mengakibatkan efek katabolik steroid seperti kehabisan protein, osteoporosis dan penghambatan pertumbuhan anak.  Penimbunan garam, air dan kehilangan potassium jarang terjadi bila dibandingkan dengan beberapa glucocorticoid lainnya.  Penambahan nafsu makan dan berat badan lebih sering terjadi. Contoh ketersediaan dagangannya : 1. Asammefenamat 2. Pronicy 5. Dexchlorpheniramine (polofar) Indikasi: Demam parah dengan peradangan selaput lendir hidung dan tenggorokan, asma saluran pernafasan yang parah dan kronis, peradangan selaput lendir hidung karena alergi, peradangan kulit yang disebabkan oleh alergi melalui pernafasan atau makanan (eksim) dan sentuhan, hasil ikutan yang ditimbulkan oleh obat-obat tertentu atau serum, peradangan selaput lendir mata
  • 9. 9 karena alergi, peradangan kornea, nongranulomatous iritis dan lain-lain taraf peradangan pada gangguan mata. Dosis: Dewasa: Permulaan rata-rata: 4 x sehari 1 atau 2 tablet sesudah makan dan sebelum tidur. Bila penyembuhan sudah tampak, dosis lambat laun harus dikurangi dan pengobatan dihentikan bila mungkin. Anak : 3 - 4 x 1/2 tablet sesudah makan dan sebelum tidur. Efek samping yaitu: Sedasi, gangguan saluran cerna, efek antimuskarinik, hipotensi, kelemahan otot, tinnitus,euforia, nyeri kepala, stimulasi SSP, reaksi alergi, kelainan darah Contoh ketersediaan dagangannya : Actifed, Alerfed, Crofed, Flutrop, Grafed, Lapifed, Librofed, Mertisal, Protifed, Nichofed, Nostel, Protifed, Quantidex, Tremenza, Trifed, Trifedrin, Valved, Zentra, Alco Plus, Aldisa SR, Bodrexin Pilek Alergi, Cirrus, Rhinofed, Rhinos Junior, Rhinos SR, Clarinase, Cronase, Fexofed, Telfast Plus, Triaminic Pilek, Nalgestan 6. Diphenhydramine (benadryl) Difenhidramin merupakan generasi pertama obat antihistamin. Dalam proses terapi difenhidramin termasuk kategori antidot, reaksi hipersensitivitas, antihistamin dan sedatif. Memiliki sinonim Diphenhydramine HCl dan digunakan untuk mengatasi gejala alergi pernapasan dan alergi kulit, memberi efek mengantuk bagi orang yang sulit tidur, mencegah mabuk perjalanan dan sebagai antitusif, anti mual dan anestesi topikal. Indikasi: Ekspektoran (peluruh dahak) dan antitusif untuk menghilangkan batuk akibat pilek atau alergi.
  • 10. 10 Dosis: Dewasa : 3-4 kali sehari 1-2 sendok teh. Anak-anak : 3-4 kali sehari ½-1 sendok teh. Efek samping : Mengantuk, pusing, mulut kering, gangguan saluran pencernaan. Contoh ketersediaan dagangannya : Actifed Expectorant, Allerin Expectorant, Bufagan Expectorant, OBB, Triadex Expectorant 7. Loratadine (aloris)s Indikasi  Mengurangi gejala-gejala yang berkaitan dengan rhinitis alergik, seperti bersin-bersin, pilek, dan rasa gatal pada hidung, rasa gatal dan terbakar pada mata.  Juga mengurangi gejala-gejala dan tanda-tanda urtikaria kronik serta penyakit dermatologik alergi lain. Dosis  Dosis Dewasa, usia lanjut, anak 12 tahun tahun atau lebih : 10 mg (1 tablet) sehari sekali.  Anak-anak usia 2 – 12 tahun : BB > 30 kg, 10 mg sehari. BB ≤ 30 kg, 5 mg sehari.  Khasiat dan keamanan penggunaan pada anak-anak usia dibawah 2 tahun belum terbukti. Efek samping  Loratadine tidak memperlihatkan efek mengantuk yang secara klinis bermakna pada pemberian dosis 10 mg perhari.
  • 11. 11  Efek samping loratadine yang pernah dilaporkan : lelah, sakit kepala, somnolensi, mulut kering, gangguan pencernaan, nausea, gastritis dan alergi yang menyerupai ruam.  Pernah dilaporkan terjadinya alopesia, anafilaksis, fungsi hati abnormal dan takiaritmia supraventrikuler walaupun jarang. Contoh ketersediaan dagangannya : Alernitis, Allohex, Alloris, Anhissen, Anlos, Clarihis, Claritin, Cronitin, Hislorex, Histaritin, Imunex, Inclarin, Klinset, Lergia, Lesidas, Lolergi, , Loran, Lorapharm, Loratadine, Lorihis, Nosedin, Prohistin, Rahistin, Rihest, Safetin, Sohotin, Tinnic, Winatin 8. Fexofenadine Indikasi : Meredakan gejala-gejala yang berhubungan dengan alergi seperti rinitis alergika & urtikaria (biduran/kaligata) idiopatik kronik pada orang dewasa & anak berusia 12 tahun atau lebih. Dosis : Dewasa & anak ≥ 12 tahun : 1 kali sehari 1 tablet Efek samping : sakit kepala, mengantuk, mual,pusing,lelah Contoh ketersediaan dagangannya : 9. Triprolidine (grafed) Indikasi : Meringankan gejala-gejala flu karena alergi pada saluran pernapasan bagian atas yang memerlukan dekongestan nasal dan antihistamin. Dosis:  Dewasa dan anak di atas 12 tahun : 1 tablet atau 10 ml, 3 – 4 kali sehari.  Anak-anak 6 – 12 tahun : ½ tablet atau 5 ml, 3-4 kali sehari.
  • 12. 12  Anak-anak 2 – 5 tahun : 2,5 ml, 3-4 kali sehari. Efek samping :  Mulut, hidung dan tenggorokan kering.  Sedasi, pusing, gangguan koordinasi, tremor, insomnia, halusinasi, tinitus.  Antihistamin dapat menyebabkan pusing, rasa kantuk, mulut kering, penglihatan kabur, rasa letih, mual, sakit kepala atau gelisah pada beberapa penderita.
  • 13. 13 BAB III PENUTUP 3.1Kesimpulan Dapat disimpulkan bahwa terapi pengobatan yang dapat diberikan masing-masing penderita: A. Golongan Antihistamin dan Antialergi : - Generasi I Difenhidramin (Benadryl), Dimenhidrat (Vormex A), Doksilamin (Mereprine), Klemastin (Tavegyl), Dimentiden (Fenistil), Kloramfeniksamin (Systral), Feniramin (Avil), Bamipin (Soventol), Meklozin (Bonamine),(Peremesin), Chlorpheniramine Maleate (Orphen), Ethylenediamines, Piperazin, Phenothiazine, Piperadines. - Generasi II Fexofenadine (Telfast), Loratadine (Lisino), Setrizin (Zyrtec), Azelastin (Allergodi). B. Antidot/Antidotum NAMA GENERIK Leucovorin
  • 14. 14 NAMA DAGANG Nalokson (Nokoba) Atropin (Aludonna D) Asam Folinat (Calciumlevofolinat Ebewe) 3.2 Saran Untuk pemilihan dan penggunaan antidotum & zat antitoksik yang tepat ada baiknya anda harus periksakan diri dan konsultasi ke dokter dan melakukan terapi pengobatan pada apoteker sebagai ahli kesehatan dalam pengobatan, untuk mendapatkan Informasi Obat dan penjelasannya.
  • 16. 16 Tugas :Individu Dosen :MEILINA,S.Si.Apt OBAT ANTIHISTAMIN DAN OBAT ANTIALERGI SETRA PENGGOLONGANNYA Nama : HETY WULANSARI Nim : 912312906105190 Prodi : S1Keperawatan STIK AVICENNA
  • 17. 17 KAMPUS IVMUNA T.A2014/2015 KATA PENGANTAR Assalamu ‘ alaikum Wr. Wb. Segala puji bagi Allah SWT Yang telah memberikan kesempatan dan petunjuk kepada saya untuk menyelesaikan makalah ini. Serta tidak lupa pula kita panjatkan Sholawat dan salam semoga tetap tercurah kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW. Dalam makalah ini membahas tentang “obat anti histamine dan anti alergi serta penggolonganya”. Jika terdapat kekurangan atau kekeliruan dalam makalah ini, mohon maaf karena saya sendiri dalam tahap belajar. Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, sehingga diharapkan kritik dan sarannya yang dapat membangun, sehingga pembuatan makalah berikutnya bisa lebih baik. Mudah – mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya. Wassalamu ‘ alaikum Wr. Wb. Penulis Raha, 27 November 2015
  • 18. 18 DAFTAR ISI Halaman Judul.......................................................................................................i Kata Pengantar ..................................................................................................... ii Daftar Isi ..............................................................................................................iii BAB I : Pendahuluan 1.1 Latar Belakang .................................................................................3 1.2 Tujuan ..............................................................................................4 1.3 manfaat.............................................................................................4 BAB II : Pembahasan 2.1 Pengertian obat antihustamin dan anti alergi ..................................5 2.2 Penggolongan obat antihistain dan anti alergi..................................6 BAB III : Penutup 3.1 Kesilmpulan ....................................................................................17 3.2 Saran................................................................................................18 Daftar Pustaka......................................................................................................iv i
  • 19. 19 i