SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  10
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sesungguhnya setiap anak dilahirkan cerdas dengan membawa potensi dan keunikan masing-
masing yang memungkinkan mereka untuk menjadi cerdas. Howard Gardner dalam bukunya
Multiple Intelligences, menyatakan terdapat delapan kecerdasan pada manusia yaitu:
kecerdasan linguistik/verbal/bahasa, kecerdasan matematis logis, kecerdasan
visual/ruang/spasial, kecerdasan musikal/ritmis, kecerdasan kinestetik jasmani, kecerdasan
interpersonal, kecerdasan intrapersonal, dan kecerdasan naturalis. Tugas orangtua dan
pendidik lah mempertahankan sifat-sifat yang menjadi dasar kecerdasan anak agar bertahan
sampai tumbuh dewasa, dengan memberikan faktor lingkungan dan stimulasi yang baik untuk
merangsang dan mengoptimalkan fungsi otak dan kecerdasan anak.
Dalam faktanya, matematika merupakan salah satu matapelajaran di sekolah yang
mendapatkan perhatian “lebih” baik dari kalangan guru, orangtua maupun anak. Selain
matematika adalah termasuk matapelajaran yang diujikan dalam ujian nasional (UN) juga
masih ditemukan banyak pihak yang memiliki persepsi bahwa matematika adalah
pengetahuan terpenting yang harus dikuasai anak.
Tetapi, dalam kenyataan yang dihadapi saat ini, masih terdapat anak yang belum dibekali
kemampuan untuk berprestasi cemerlang di bidang matematika. Seolah-olah mereka,
dihadapkan pada dua hal yang dilematis, di satu sisi mereka “harus” menguasai matematika,
di sisi lain ia merasa lemah untuk belajar matematika. Mungkinkah hal ini, akibat dari sistem
pendidikan kita yang salah? Pola pengasuhan orangtua yang keliru? Atau memang potensi
matematisnya tidak dikembangkan sejak usia dini? Atau “jangan-jangan” mereka tidak mau
belajar karena merasa tidak butuh dengan matematika.
Kecerdasan matematis memuncak pada masa remaja dan masa awal dewasa. Beberapa
kemampuan matematika tingkat tinggi akan menurun setelah usia 40 tahun. Kecerdasan
matematis logis dikategorikan sebagai kecerdasan akademik, karena dukungannya yang
tinggi dalam keberhasilan studi seseorang. Dalam tes IQ, kecerdasan matematis logis sangat
diutamakan. Oleh karenanya, matematika menjadi “bermakna” dalam kehidupan individu
manusia.
2
B. Perumusan Masalah
Agar pembahasan dalam makalah ini sistematis, maka penulis merumuskan beberapa
permasalahan sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud kecerdasan logika matematika?
2. Bagaimana cara mengasah kecerdasan logika matematika pada anak?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui definisi kecerdasan logika matematika.
2. Untuk mengetahui cara mengasah kecerdasan logika matematika pada anak usia dini.
D. Kerangka Berpikir
Rendahnya mutu pendidikan masih disandang bangsa . Hal ini dapat diminimalkan dengan
mengoptimalkan pendidikan pada anak sejak dini, terutama pendidikan matematika.
Mengingat image masyarakat terhadap matematika yang menganggap pelajaran yang
menakutkan. Padahal, matematika dapat diberikan kepada anak sejak usia 0+ tahun.
Anak pada usia 0-6 tahun perlu mendapat perhatian khusus karena pada usia inilah kesiapan
mental dan emosional anak mulai dibentuk. Penelitian terhadap Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD) menunjukkan bahwa mutu pendidikan dan keberhasilan akademis secara signifikan
dipengaruhi oleh kualitas masukan pendidikan yaitu kesiapan mental dan emosional anak
memasuki sekolah dasar.
Anak mulai belajar dan beradaptasi dengan lingkungannya sejak bayi. Hal ini dikarenakan
pertumbuhan otak bayi dibentuk pada usia 0-6 tahun. Oleh sebab itu asupan nutrisi yang
cukup juga harus diperhatikan. Para ahli neurologi meyakini sekitar 50% kapasitas
kecerdasan manusia terjadi pada usia 4 tahun, 80% terjadi ketika usia 8 tahun, dan 100%
ketika anak mencapai usia 8 - 18 tahun.
Itulah sebabnya, mengapa masa anak-anak dinamakan masa keemasan. Sebab, setelah masa
perkembangan ini lewat, berapapun kapabilitas kecerdasan yang dicapai oleh masing-masing
individu, tidak akan meningkat lagi.
Bagi yang memiliki anak, tentu tidak ingin melewatkan masa keemasan ini. Berdasarkan
kajian neurologi dan psikologi perkembangan, kualitas anak usia dini disamping dipengaruhi
oleh faktor bawaan juga dipengaruhi faktor kesehatan, gizi dan psikososial yang diperoleh
dari lingkungannya. Maka faktor lingkungan harus direkayasa dengan mengupayakan
semaksimal mungkin agar kekurangan yang dipengaruhi faktor bawaan tersebut bisa
diperbaiki.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kecerdasan
Kecerdasan dapat diartikan menurut bahasa yaitu intelegensi. Sedangkan yang dimaksud
intelegensi atau Intelek sama dengan Intelegere yang berarti memahami Intellectus atau
Intelek adalah bentuk particium perpectum (pasif). Sedangkan Intellegens atau Intelegensi
adalah bentuk particium praesens(aktif)
Kecerdasan ialah istilah umum yang digunakan untuk menjelaskan sifat pikiran yang
mencakup sejumlah kemampuan, seperti kemampuan menalar, merencanakan,memecahkan
masalah, berpikir abstrak, memahami gagasan, menggunakan bahasa, dan belajar.
Kecerdasan erat kaitannya dengan kemampuan kognitif yang dimiliki oleh individu.
Dari sederet pengertian Intelegensi dan setiap orang yang berpendapat yang berbeda tentang
Intelegensi maka kami menyimpulkan bahwa Intelegensi adalah suatu tata kelakuan menusia
yang berbagai macam untuk berbuat sesuatu yang tepat dalam merespon sesuatu yang Ia
terima dari segi berfikir dan bertindak.
B. Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan
Tingkat kecerdasan seseorang berbeda-beda karena dalam perkembangan kecerdasan ada
beberapa faktor-faktor kecerdasan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Faktor Bawaan
Dimana faktor ini ditentukan oleh sifat yang dibawa sejak lahir. Batas kesanggupan atau
kecakapan seseorang dalam memecahkan masalah, antara lain ditentukan oleh faktor bawaan.
Oleh karena itu, di dalam satu kelas dapat dijumpai anak yang bodoh, agak pintar, dan pintar
sekali, meskipun mereka menerima pelajaran dan pelatihan yang sama.
2. Faktor Minat dan Bawaan yang Khas
Dimana minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi
perbuatan itu. Dalam diri manusia terdapat dorongan atau motif yang mendorong manusia
untuk berinteraksi dengan dunia luar, sehingga apa yang diminati oleh manusia dapat
memberikan dorongan untuk berbuat lebih giat dan lebih baik.
3. Faktor Pembentukan
Dimana pembentukan adalah segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi
perkembangan intelengensi. Di sini dapat dibedakan antara pembentukan yang direncanakan,
4
seperti dilakukan di sekolah atau pembentukan yang tidak direncanakan, misalnya pengaruh
alam sekitarnya.
4. Faktor Kematangan
Dimana organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Setiap
organ manusia baik fisik maupun psikis, dapat dikatakan telah matang, jika ia telah tumbuh
atau berkembang hingga mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing.
Oleh karena itu, tidak diherankan bila anak-anak belulm mampu mengerjakan atau
memecahkan soal-soal matematika di kelas empat sekolah dasar, karena soal-soal itu masih
terlampau sukar bagi anak. Organ tubuhnya dan fungsi jiwanya masih belum matang untuk
menyelesaikan soal tersebut dan kematangan berhubungan erat dengan faktor umum.
5. Faktor Kebebasan
Hal ini berarti manusia dapat memilih metode tertentu dalam memecahkan masalah yang
dihadapi. Di samping kebebasan memilih metode, juga bebas dalam memilih masalah yang
sesuai dengan kebutuhannya.Kelima faktor tersebut di atas saling mempengaruhi dan saling
terkait satu dengan yang lainnya. Jadi, untuk menentukan kecerdasan seseorang, tidak dapat
hanya berpedoman atau berpatokan kepada salah satu faktor saja.
C. Kecerdasan Majemuk atau Multiple Intelegensi
Sesungguhnya intelegensi atau kecerdasan anak berbeda-beda karena beberapa faktor. Dari
perkembangannya kecerdasan dapat digolongkon bermacam-macam yang sering disebut
multiple intelegensi atau kecerdasan majemuk.
Jadi kecerdasan bukan dinilai darites di atas meja. Yang dimaksud tes di atas meja yaitu tes
IQ. Maka, untuk mengertikan inteligensi seseorang yang menonjol perlu dilihat bagaimana
orang itu menghadapi persoalan nyata dalam hidup.
Dari penjelasan tersebut maka Gardner kemudian mengklasifikasikan kecerdasan.
Klasifikasi kecerdasan yang sering disebut multiple intelegensi atau kecerdasan majemuk.
Garner mengatakan bahwa, “ IQ tidak boleh dianggap sebagai gambaran mutlak, suatu entitas
tunggal yang tetap yang bisa diukur dengan tes menggunakan pensil dan kertas. Ungkapan
yang tepat adalah bukan seberapa cerdas Anda, tetapi bagaimana Anda menjadi cerdas”.
(2002: 58).
5
Multiple Kecerdasan menurut Gardner
1. Kecerdasan Linguistik (Bahasa).
Kemampuan membaca, menulis,dan berkomunikasi dengan kata-kata atau bahasa. Contoh
orang yang memiliki kecerdasan linguistic adalah penuulis, jurnalis, penyair, orator, dan
pelawak.
2. Kecerdasan Logis-Matematis.
Kemanpuan berpikir (bernalar) dan menghitung, berpikir logis dan sistematis. Ini adalah
jenis keterampilan yang sangat dikembangkan pada diri insinyur, ilmuwan, ekomon, akuntan,
detektif, dan para anggota profesi hukum.
Kemampuan menggunakan tubuh Anda secara terampil untuk memecahkan masalah,
menciptakan produk atau mengemukakan gagasan dan emosi. Kemampuan ini dimiliki oleh
para atlet, seniman tari atau akting atau dalam bidang banguan atau konstruksi.
3. Kecerdasan Interpersonal (social). Kecerdasan Visual-Spasial.
Kemampuan berpikir menggunakan gambar, memvisualisasikan hasil masa depan.
Membayangkan berbagai hal pada mata pikiran Anda. Orang yang memiliki jenis kecerdasan
ini antara lain para arsitek, seniman, pemahat, pelaut , fotografer, dan perencara strategis.
4. Kecerdasan Musikal.
Kemampuan menggubah atau mencipta musik, dapat menyanyi dengan baik, dapat
memahami atau memainkan musik, serta menjaga ritme. Ini adalah bakat yang dimiliki oleh
para musisi, composer, perekayasa rekaman
5. Kecerdasan Kinestik-Tubuh.
Kemampuan bekerja secara efektif dengan orang lain, berhubungan dengan orang lain dan
memperlihatkan empati dan pengertian, memeperhatikan motivasi dan tujuan mereka.
Kecerdasan jenis ini biasanya dimiliki oleh para guru yang baik, fasilitator, penyembuh,
polisi, pemuka agama, dan waralaba.
6. Intrapersonal Kecerdasan.
Kemampuan menganalis-diri dan merenungkan-diri, mampu merenung dalam kesunyian dan
menilai prestasi seseorang, meninjau perilaku seseorang dan perasaan-perasaan terdalamnya,
membuat rencana dan menyusun tujuan yang hendak dicapai, mengenal benar diri sendiri.
Kecerdasan ini biasanya dimiliki oleh para filosof, penyuluh , pembimbing, dan banyak
penampil puncak dalam setiap bidang.
Pada tahun 1996, Gardner memutuskan untuk menambahkan satu jenis kecerdasan kedelapan
(yaitu kecerdasan naturalis), dan kendatipun banyak pendapat yang menentang, ada godaan
untuk menambahkan yang kesembilan, yaitu kecerdasan spiritual.
6
7. Kecerdasan Naturalis.
Kemampuan mengenal flora dan fauna, melakukan pemilahan-pemilahan runtut dalam dunia
kealaman, dan menggunakan kemampuan ini secara produktif- misalnya berburu, bertani,
atau melakukan penelitian biologi.
Kecerdasan hanyalah sehimpunan kemampuan dan keterampilan. Manusia dapat
mengembangkan dan meningkatkan kecerdasan dengan belajar menggunakan
kemampuannya secara penuh.
Delapan kecerdasan yang dimiliki oleh manusia ini mengungkapkan kepada kita bahwa ada
“banyak jendela menuju satu ruangan yang sama” di mana subjek-subjek pelajaran dapat
didekati dari berbagai prespektif. Dan ketika orang mampu menggunakan bentuk-bentuk
kecerdasan mereka yang paling kuat, mereka akan menemukan bahwa belajar itu mudah dan
menyenangkan.
D. Mengoptimalisasikan Kecerdasan Anak Sejak Dini
Peran orangtua pada dasarnya anak-anak sebagai generasi unggul tidak akan tumbuh dengan
sendirinya. Mereka memerlukan lingkungan subur yang sengaja diciptakan untuk itu, yang
memungkinkan potensi mereka tumbuh dengan optimal.
Orang tua memegang peranan penting menciptakan lingkungan tersebut guna memotivasi
anak agar dapat lebih siap dalam menghadapi berbagai tantangan di era globalisasi. Ini semua
dapat dimulai sejak masa bayi. Suasana yang penuh kasih sayang, mau menerima anak apa
adanya, menghargai potensi anak, memberi rangsang-rangsang yang kaya untuk segala aspek
perkembangan anak, baik secara kognitif, afektif maupun psikomotorik, semua merupakan
jawaban nyata bagi tumbuhnya generasi unggul dimasa datang.
Memahami anak keberhasilan suatu pendidikan sering dikaitkan dengan kemampuan para
orang tua dalam hal memahami anak sebagai individu yang unik, dimana setiap anak dilihat
sebagai individu yang memiliki potensi-potensi yang berbeda satusama lain namun saling
melengkapi dan berharga.Selain memahami bahwa anak merupakan individu yan unik, ada
beberapa catatan yang perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan upaya memahami anak,
yaitu bahwa anak adalah: anak bukan orang dewasa, anak adalah tetap anak-anak, bukan
orang dewasa ukuran mini.
Mereka juga memiliki dunia sendiri yang khas dan harus dilihat dengan kacamata anak-anak.
Untuk itu dalam menghadapi mereka dibutuhkan adanya kesabaran, pengertian serta toleransi
yang mendalam.Dunia bermain mereka adalah dunia bermain, yaitu dunia yang penuh
semangat apabila terkait dengan penuh suasana yang menyenangkan.
7
Anak selain tumbuh secara fisik, juga berkembang secara psikologis. Ada fase-fase
perkembangan yang dilaluinya dan anak menampilkan berbagai perilaku sesuai dengan ciri-
ciri masing-masing fase perkembangan tersebut.
1. SenangMeniru
Anak-anak pada dasarnya senang meniru, karena salah satu proses pembentukan tingkah laku
mereka adalah diperoleh dengan cara meniru. Orang tua dan guru dituntut untuk bisa
memberikan contoh-contoh keteladanan yang nyata akan hal-hal yang baik, termasuk
perilaku bersemangat dalam mempelajari hal-hal baru.
2. Kreatif
Anak-anak pada dasarnya adalah kreatif. Mereka memiliki ciri-ciri yang oleh para ahli sering
digolongkan sebagai ciri-ciri individu yang kreatif, misalnya rasa ingin tahu yang besar,
senang bertanya imajinasi tinggi, dan sebagainya. Namun begitu anak masuk sekolah,
kreativitas anak pun semakin menurun. Hal ini sering disebabkan karena pengajaran di TK
atau SD terlalu menekankan pada cara berfikir konvergen, sementara cara berfikir secara
divergen kurang dirangsang.
Orang tua dan guru perlu memahami kreativitas yang ada pada diri anak-anak dengan
bersikap luwes dan kreatif pula, hendaknya tidak selalu memaksakan kehendaknya terhadap
anak-anak namun secara rendah hati mau menerima gagasan-gagasan anak yang mungkin
tampak aneh dan tak lazim. Anak-anak yang dihargai cenderung terhindar dari berbagai
masalah psikologis serta akan tumbuh dan berkembang lebih optimal.
Mengembangkan kecerdasan dan kreativitas Menyadari akan arti pentingnya orang tua bagi
pengembangan kecerdasan dan kreativitas anak, maka sangat dianjurkan kepada setiap orang
tua untuk meluangkan waktu secara teratur bagi putra-putrinya untuk mengembangkan
kemampuan bahasa misalnya, biasakan agar orang tua rajin menjalin percakapan dengan si
kecil. Ajaklah berdialog dan berilah kesempatan kepada anak untuk mengemukakan
pendapatnya, sedangkan untuk mengembangkan kemampuan dasar matematika anak dapat
diperkenalkan konsep matematika secara sederhana, misalnya menghitung jumlah anak
tangga. Sementara untuk memuaskan kebutuhan ilmiahnya, anak bisa diajak menjelajahi
dunianya dengan cara melakukan eksperimen, misalnya mengamati tumbuhnya kecambah,
proses telur yang menetas dan sebagainya. Kaitkan semua kegiatan diatas sebagai suatu
aktivitas yang menyenangkan dan selalu ditunggu oleh anak. Ini adalah hal-hal yang
merangsang pengembangan kecerdasan anak.
Banyak dijumpai anak-anak yang memiliki kecerdasan dan kreativitas luar biasa adalah anak-
anak yang memiliki hubungan emosional yang dekat dengan orang tuanya. Orang tua John
8
Irving misalnya, menghabiskan waktu berjam-jam bermain dan terlibat secara intelektual
bersama John setiap hari, sehingga akhirnya ia menjadi penulis ternama. Begitu pula orang
tua Steven Spielberg, tak jemu-jemunya berdialog dan melayani aneka pertanyaan serta rasa
ingin tahu Steven, sehingga akhirnya ia menjadi sutradara film terkenal. Tak terkecuali orang
tua Thomas Alva Edison memegang peranan penting bagi perkembangannya sehingga ia
menjadi seorang penemu ulung.
Rumah yang menunjang kreativitas adalah rumah dimana anak dan orang dewasa yang
berada didalamnya terlibat dalam kebiasan kreatif. Aktivitas mendongeng atau membacakan
cerita sangat bersemangat untuk merangsang kecerdasan maupun kreativitas anak. Melalui
dongeng, anak juga dapat diajak berkomunikasi serta mencoba untuk melontarkan suatu
gagasan terhadap pemecahan suatu masalah. Dan melalui dialog batin si kecil dengan
dongeng-dongeng yang didengarnya itu, tanpa sadar mereka telah menyerap beberapa sifat
positif, sperti keberanian, kejujuran, kehormatan diri, memiliki cita-cita, menyayangi
binatang, membedakan hal-hal yang baik dan yang buruk, dan seterusnya.
3. Mengembangkan kecerdasan emosional.
Beberapa ahli mengatakan bahwa generasi sekarang cenderung banyak mengalami kesulitan
emosional, seperti misalnya mudah merasa kesepian dan pemurung, mudah cemas, mudah
bertindak agresif, kurang menghargai sopan santun dan sebagainya, kecerdasan atau angka
IQ yang tinggi bukanlah satu-satunya jaminan kesuksesan anak di masa depan. Ada faktor
lain yang cukup populer yaitu kecerdasan emosional.
Kecerdasan emosional ini dapat dilatih pada anak-anak sejak usia dini. Salah satu aspeknya
adalah kecerdasan sosial, dimana anak memiliki kemampuan untuk mengerti dan memahami
orang lain serta bertindak bijaksaadalam hubungan antar manusia. Suasana damai dan penuh
kasih sayang dalam keluarga, sikap saling menghargai, disiplin dan penuh semangat tidak
mudah putus asa, semua ini memungkinkan anak untuk mengembangkan kemampuan yang
berhubungan dengan kecerdasan emosionalnya (Seto Mulyadi).
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bahwa setiap anak mempunyai intelegensi atau kecerdasan yang berbeda karena dipengaruhi
oleh beberapa factor. Kecerdasan anak berbeda-beda dikembangkan pula kecerdasan
majemuk atau multiple intelegensi yang dikembangkan oleh Gardner. Dengan adanya
multiple kecerdasan kita harus tahu bahwa anak itu cerdas dalam hal apa. Dengan kita tahu,
kita dapat mengoptimalkan kecerdasan anak.
B. Saran
Dari makalah “peningkatan akses dan partisipasi pendidikan rasekolah (tk) dalam
meningkatkan keberhasilan siswa” semoga dapat diambil manfaat untuk penulis dan
pembaca. Semoga pembaca dapat mengambil beberapa hal-hal yang penting dalam
mengoptimalkan kecerdasan kepada anak. Dari pembahasan ini pula penulis mengalami
banyak kendala. Maka banyak kesalahan oleh penulis. Oleh karena itu penulis membutuhkan
saran dari pembaca untuk menyempurnakan makalah ini.
10
DAFTAR PUSTAKA
1. Anni, Catharina Tri. 2004. Psikologi Belajar. Semarang: UPT Unnes Press
2. Santrock, John W. 2007. Perkembangan Anak Jilid 1.Jakarta: Erlangga
3. Sobur, Alex. 2009. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia

Contenu connexe

Tendances

9 tipe kecerdasan anak
9 tipe kecerdasan anak9 tipe kecerdasan anak
9 tipe kecerdasan anakEva Yusinta
 
Psikologi perkembangan
Psikologi perkembanganPsikologi perkembangan
Psikologi perkembanganarnee mahyudi
 
PENGERTIAN BELAJAR.pptx
PENGERTIAN BELAJAR.pptxPENGERTIAN BELAJAR.pptx
PENGERTIAN BELAJAR.pptxernaarlita1
 
Teori belajar vygotsky
Teori belajar vygotskyTeori belajar vygotsky
Teori belajar vygotskyhasanah sn
 
Aspek-Aspek Perkembangan Sosial dan Emosi Masa Kanak-Kanak Awal (Psikologi Pe...
Aspek-Aspek Perkembangan Sosial dan Emosi Masa Kanak-Kanak Awal (Psikologi Pe...Aspek-Aspek Perkembangan Sosial dan Emosi Masa Kanak-Kanak Awal (Psikologi Pe...
Aspek-Aspek Perkembangan Sosial dan Emosi Masa Kanak-Kanak Awal (Psikologi Pe...atone_lotus
 
Laporan hasil observasi dan wawancara peserta didik di sma
Laporan hasil observasi dan wawancara peserta didik di smaLaporan hasil observasi dan wawancara peserta didik di sma
Laporan hasil observasi dan wawancara peserta didik di smaSiti Khoirunika
 
Teori belajar humanistik
Teori belajar humanistikTeori belajar humanistik
Teori belajar humanistikPujiati Puu
 
Konsep Pendidikan Holistik
Konsep Pendidikan HolistikKonsep Pendidikan Holistik
Konsep Pendidikan HolistikLSP3I
 
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERSTEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERSIlma Urrutyana
 
Contoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitif
Contoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitifContoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitif
Contoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitifStevany Sinaga
 
Kumpulan soal soal landasan kependidikan
Kumpulan soal soal landasan kependidikanKumpulan soal soal landasan kependidikan
Kumpulan soal soal landasan kependidikanAdy Setiawan
 
Teori belajar kognitif
Teori belajar kognitifTeori belajar kognitif
Teori belajar kognitifMitha Ye Es
 
Tujuan batas dan kemungkinan pendidikan
Tujuan batas dan kemungkinan pendidikanTujuan batas dan kemungkinan pendidikan
Tujuan batas dan kemungkinan pendidikanHana Hafifah
 
Pendekatan konseling client centered
Pendekatan konseling client centeredPendekatan konseling client centered
Pendekatan konseling client centeredmisbakhulfirdaus
 
Kematangan Emosional
Kematangan EmosionalKematangan Emosional
Kematangan EmosionalKenlia Dexena
 
Ppt perkembangan kognitif dan bahasa bner
Ppt perkembangan kognitif dan bahasa bnerPpt perkembangan kognitif dan bahasa bner
Ppt perkembangan kognitif dan bahasa bnerSalma Van Licht
 
Instrumen observasi anak autism
Instrumen observasi anak autismInstrumen observasi anak autism
Instrumen observasi anak autismAnggi Triani
 

Tendances (20)

9 tipe kecerdasan anak
9 tipe kecerdasan anak9 tipe kecerdasan anak
9 tipe kecerdasan anak
 
Soal bimbingan konseling
Soal bimbingan konselingSoal bimbingan konseling
Soal bimbingan konseling
 
Psikologi perkembangan
Psikologi perkembanganPsikologi perkembangan
Psikologi perkembangan
 
PENGERTIAN BELAJAR.pptx
PENGERTIAN BELAJAR.pptxPENGERTIAN BELAJAR.pptx
PENGERTIAN BELAJAR.pptx
 
Teori belajar vygotsky
Teori belajar vygotskyTeori belajar vygotsky
Teori belajar vygotsky
 
Aspek-Aspek Perkembangan Sosial dan Emosi Masa Kanak-Kanak Awal (Psikologi Pe...
Aspek-Aspek Perkembangan Sosial dan Emosi Masa Kanak-Kanak Awal (Psikologi Pe...Aspek-Aspek Perkembangan Sosial dan Emosi Masa Kanak-Kanak Awal (Psikologi Pe...
Aspek-Aspek Perkembangan Sosial dan Emosi Masa Kanak-Kanak Awal (Psikologi Pe...
 
TES URAIAN
TES URAIANTES URAIAN
TES URAIAN
 
Laporan hasil observasi dan wawancara peserta didik di sma
Laporan hasil observasi dan wawancara peserta didik di smaLaporan hasil observasi dan wawancara peserta didik di sma
Laporan hasil observasi dan wawancara peserta didik di sma
 
Teori belajar humanistik
Teori belajar humanistikTeori belajar humanistik
Teori belajar humanistik
 
Konsep Pendidikan Holistik
Konsep Pendidikan HolistikKonsep Pendidikan Holistik
Konsep Pendidikan Holistik
 
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERSTEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
 
Contoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitif
Contoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitifContoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitif
Contoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitif
 
Kumpulan soal soal landasan kependidikan
Kumpulan soal soal landasan kependidikanKumpulan soal soal landasan kependidikan
Kumpulan soal soal landasan kependidikan
 
Teori belajar kognitif
Teori belajar kognitifTeori belajar kognitif
Teori belajar kognitif
 
Tujuan batas dan kemungkinan pendidikan
Tujuan batas dan kemungkinan pendidikanTujuan batas dan kemungkinan pendidikan
Tujuan batas dan kemungkinan pendidikan
 
PENDEKATAN TEORI REALITA
PENDEKATAN TEORI REALITAPENDEKATAN TEORI REALITA
PENDEKATAN TEORI REALITA
 
Pendekatan konseling client centered
Pendekatan konseling client centeredPendekatan konseling client centered
Pendekatan konseling client centered
 
Kematangan Emosional
Kematangan EmosionalKematangan Emosional
Kematangan Emosional
 
Ppt perkembangan kognitif dan bahasa bner
Ppt perkembangan kognitif dan bahasa bnerPpt perkembangan kognitif dan bahasa bner
Ppt perkembangan kognitif dan bahasa bner
 
Instrumen observasi anak autism
Instrumen observasi anak autismInstrumen observasi anak autism
Instrumen observasi anak autism
 

En vedette

Konsep dan Perkembangan Anak Berbakat (Gifted)
Konsep dan Perkembangan Anak Berbakat (Gifted)Konsep dan Perkembangan Anak Berbakat (Gifted)
Konsep dan Perkembangan Anak Berbakat (Gifted)Wulan Yulian
 
peran orang tua dalam kecerdasan anak
peran orang tua dalam kecerdasan anakperan orang tua dalam kecerdasan anak
peran orang tua dalam kecerdasan anakNova Ci Necis
 
Kecerdasan majemuk scara umum dan penerapanya
Kecerdasan majemuk scara umum dan penerapanyaKecerdasan majemuk scara umum dan penerapanya
Kecerdasan majemuk scara umum dan penerapanyaRama Risky
 
Presentation1KARYA TULIS ILMIAH PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANGUN PRIBADI ANAK ...
Presentation1KARYA TULIS ILMIAH PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANGUN PRIBADI ANAK ...Presentation1KARYA TULIS ILMIAH PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANGUN PRIBADI ANAK ...
Presentation1KARYA TULIS ILMIAH PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANGUN PRIBADI ANAK ...Muhammad Najamuddin Jeneponto
 
Makalah tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa remaja
Makalah tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa remajaMakalah tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa remaja
Makalah tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa remajaSeptian Muna Barakati
 
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...Harsidi Side
 
Makalah Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Prestasi Belajar Siswa
Makalah Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Prestasi Belajar SiswaMakalah Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Prestasi Belajar Siswa
Makalah Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Prestasi Belajar SiswaWarman Tateuteu
 
Menggali kreatifitas
Menggali kreatifitasMenggali kreatifitas
Menggali kreatifitasRio Ishe Laah
 
Pengertian dan ciri ciri wirausaha
Pengertian dan ciri ciri wirausahaPengertian dan ciri ciri wirausaha
Pengertian dan ciri ciri wirausaharestuputraku5
 
Presentation1KARYA TULIS ILMIAH PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANGUN PRIBADI ANAK ...
Presentation1KARYA TULIS ILMIAH PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANGUN PRIBADI ANAK ...Presentation1KARYA TULIS ILMIAH PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANGUN PRIBADI ANAK ...
Presentation1KARYA TULIS ILMIAH PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANGUN PRIBADI ANAK ...Muhammad Najamuddin Jeneponto
 
Multiple Intelegences
Multiple IntelegencesMultiple Intelegences
Multiple IntelegencesBagus Prastya
 
perkembangan bayi toddler
perkembangan bayi toddlerperkembangan bayi toddler
perkembangan bayi toddlerJuEnn NaRa
 
Teori psikologi perkembangan
Teori psikologi perkembanganTeori psikologi perkembangan
Teori psikologi perkembanganafifahfitri
 
Windi Nurika_Regulera A_PG PAUD_2014
Windi Nurika_Regulera A_PG PAUD_2014Windi Nurika_Regulera A_PG PAUD_2014
Windi Nurika_Regulera A_PG PAUD_2014Windi Nurika
 
Multiple Intelligence Gardner Theory
Multiple Intelligence Gardner TheoryMultiple Intelligence Gardner Theory
Multiple Intelligence Gardner TheorySiti Nuryana Hasyrin
 

En vedette (20)

Konsep dan Perkembangan Anak Berbakat (Gifted)
Konsep dan Perkembangan Anak Berbakat (Gifted)Konsep dan Perkembangan Anak Berbakat (Gifted)
Konsep dan Perkembangan Anak Berbakat (Gifted)
 
peran orang tua dalam kecerdasan anak
peran orang tua dalam kecerdasan anakperan orang tua dalam kecerdasan anak
peran orang tua dalam kecerdasan anak
 
Kecerdasan majemuk scara umum dan penerapanya
Kecerdasan majemuk scara umum dan penerapanyaKecerdasan majemuk scara umum dan penerapanya
Kecerdasan majemuk scara umum dan penerapanya
 
Kk a biologi
Kk a biologiKk a biologi
Kk a biologi
 
Presentation1KARYA TULIS ILMIAH PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANGUN PRIBADI ANAK ...
Presentation1KARYA TULIS ILMIAH PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANGUN PRIBADI ANAK ...Presentation1KARYA TULIS ILMIAH PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANGUN PRIBADI ANAK ...
Presentation1KARYA TULIS ILMIAH PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANGUN PRIBADI ANAK ...
 
Makalah tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa remaja
Makalah tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa remajaMakalah tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa remaja
Makalah tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa remaja
 
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...
 
Sains untuk anak usia dini
Sains untuk anak usia diniSains untuk anak usia dini
Sains untuk anak usia dini
 
Makalah Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Prestasi Belajar Siswa
Makalah Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Prestasi Belajar SiswaMakalah Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Prestasi Belajar Siswa
Makalah Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Prestasi Belajar Siswa
 
Menggali kreatifitas
Menggali kreatifitasMenggali kreatifitas
Menggali kreatifitas
 
Ppt individual differences
Ppt individual differencesPpt individual differences
Ppt individual differences
 
Pengertian dan ciri ciri wirausaha
Pengertian dan ciri ciri wirausahaPengertian dan ciri ciri wirausaha
Pengertian dan ciri ciri wirausaha
 
Presentation1KARYA TULIS ILMIAH PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANGUN PRIBADI ANAK ...
Presentation1KARYA TULIS ILMIAH PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANGUN PRIBADI ANAK ...Presentation1KARYA TULIS ILMIAH PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANGUN PRIBADI ANAK ...
Presentation1KARYA TULIS ILMIAH PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANGUN PRIBADI ANAK ...
 
Perkembangan anak 1
Perkembangan anak 1Perkembangan anak 1
Perkembangan anak 1
 
Multiple Intelegences
Multiple IntelegencesMultiple Intelegences
Multiple Intelegences
 
perkembangan bayi toddler
perkembangan bayi toddlerperkembangan bayi toddler
perkembangan bayi toddler
 
Teori psikologi perkembangan
Teori psikologi perkembanganTeori psikologi perkembangan
Teori psikologi perkembangan
 
Windi Nurika_Regulera A_PG PAUD_2014
Windi Nurika_Regulera A_PG PAUD_2014Windi Nurika_Regulera A_PG PAUD_2014
Windi Nurika_Regulera A_PG PAUD_2014
 
Lingkup Perkembangan AUD
Lingkup Perkembangan AUDLingkup Perkembangan AUD
Lingkup Perkembangan AUD
 
Multiple Intelligence Gardner Theory
Multiple Intelligence Gardner TheoryMultiple Intelligence Gardner Theory
Multiple Intelligence Gardner Theory
 

Similaire à Mengembangkan Kecerdasan Logika Matematika Anak

Makalah teori belajar kecerdasan berganda
Makalah teori belajar kecerdasan bergandaMakalah teori belajar kecerdasan berganda
Makalah teori belajar kecerdasan bergandaDiyah Sri Hariyanti
 
Kbk 3073 kepelbagaian kecerdasan
Kbk 3073 kepelbagaian kecerdasanKbk 3073 kepelbagaian kecerdasan
Kbk 3073 kepelbagaian kecerdasanLee Cyee
 
Makalah psikologi pendidikan
Makalah psikologi pendidikanMakalah psikologi pendidikan
Makalah psikologi pendidikanNarendra
 
Makalah psikologi pendidikan 1
Makalah psikologi pendidikan 1Makalah psikologi pendidikan 1
Makalah psikologi pendidikan 1Narendra
 
Kit apa itu_pintar_cerdas
Kit apa itu_pintar_cerdasKit apa itu_pintar_cerdas
Kit apa itu_pintar_cerdasgreenfrog88
 
Risa Zakiatul H. Karakteristik siswa SD dan Matematika
Risa Zakiatul H. Karakteristik siswa SD dan MatematikaRisa Zakiatul H. Karakteristik siswa SD dan Matematika
Risa Zakiatul H. Karakteristik siswa SD dan Matematikarisa zakiatul
 
Proses Berfikir dan Pemecahan Masalah
Proses Berfikir dan Pemecahan MasalahProses Berfikir dan Pemecahan Masalah
Proses Berfikir dan Pemecahan Masalahpjj_kemenkes
 
KEL 3 MANAJEMEN KELAS rev.pptx
KEL 3 MANAJEMEN KELAS rev.pptxKEL 3 MANAJEMEN KELAS rev.pptx
KEL 3 MANAJEMEN KELAS rev.pptxWigatiSekarAyu1
 
Perkembangan kemampuan intelektual
Perkembangan kemampuan intelektualPerkembangan kemampuan intelektual
Perkembangan kemampuan intelektualTohir Haliwaza
 
Intelegensi dan Kreativitas
Intelegensi dan KreativitasIntelegensi dan Kreativitas
Intelegensi dan Kreativitaspjj_kemenkes
 
Kecerdasan majemuk (MULTIPLE INTELEGENCES)
Kecerdasan majemuk (MULTIPLE INTELEGENCES)Kecerdasan majemuk (MULTIPLE INTELEGENCES)
Kecerdasan majemuk (MULTIPLE INTELEGENCES)windi rahmawati
 
MEMFASILITASI KECERDASAN PESERTA DIDIK MELALUI PEMBELAJARAN
MEMFASILITASI KECERDASAN  PESERTA DIDIK MELALUI PEMBELAJARANMEMFASILITASI KECERDASAN  PESERTA DIDIK MELALUI PEMBELAJARAN
MEMFASILITASI KECERDASAN PESERTA DIDIK MELALUI PEMBELAJARANTika Nafisah
 
Pengembangan potensi peserta didik
Pengembangan potensi peserta didikPengembangan potensi peserta didik
Pengembangan potensi peserta didikTohir Haliwaza
 

Similaire à Mengembangkan Kecerdasan Logika Matematika Anak (20)

Makalah teori belajar kecerdasan berganda
Makalah teori belajar kecerdasan bergandaMakalah teori belajar kecerdasan berganda
Makalah teori belajar kecerdasan berganda
 
Kbk 3073 kepelbagaian kecerdasan
Kbk 3073 kepelbagaian kecerdasanKbk 3073 kepelbagaian kecerdasan
Kbk 3073 kepelbagaian kecerdasan
 
Makalah psikologi pendidikan
Makalah psikologi pendidikanMakalah psikologi pendidikan
Makalah psikologi pendidikan
 
Makalah psikologi pendidikan 1
Makalah psikologi pendidikan 1Makalah psikologi pendidikan 1
Makalah psikologi pendidikan 1
 
Kit apa itu_pintar_cerdas
Kit apa itu_pintar_cerdasKit apa itu_pintar_cerdas
Kit apa itu_pintar_cerdas
 
Modul kegiatan-1
Modul kegiatan-1Modul kegiatan-1
Modul kegiatan-1
 
Risa Zakiatul H. Karakteristik siswa SD dan Matematika
Risa Zakiatul H. Karakteristik siswa SD dan MatematikaRisa Zakiatul H. Karakteristik siswa SD dan Matematika
Risa Zakiatul H. Karakteristik siswa SD dan Matematika
 
Proses Berfikir dan Pemecahan Masalah
Proses Berfikir dan Pemecahan MasalahProses Berfikir dan Pemecahan Masalah
Proses Berfikir dan Pemecahan Masalah
 
KEL 3 MANAJEMEN KELAS rev.pptx
KEL 3 MANAJEMEN KELAS rev.pptxKEL 3 MANAJEMEN KELAS rev.pptx
KEL 3 MANAJEMEN KELAS rev.pptx
 
Perkembangan kemampuan intelektual
Perkembangan kemampuan intelektualPerkembangan kemampuan intelektual
Perkembangan kemampuan intelektual
 
Intelegensi dan Kreativitas
Intelegensi dan KreativitasIntelegensi dan Kreativitas
Intelegensi dan Kreativitas
 
Kecerdasan majemuk (MULTIPLE INTELEGENCES)
Kecerdasan majemuk (MULTIPLE INTELEGENCES)Kecerdasan majemuk (MULTIPLE INTELEGENCES)
Kecerdasan majemuk (MULTIPLE INTELEGENCES)
 
Triana Savitri
Triana SavitriTriana Savitri
Triana Savitri
 
MEMFASILITASI KECERDASAN PESERTA DIDIK MELALUI PEMBELAJARAN
MEMFASILITASI KECERDASAN  PESERTA DIDIK MELALUI PEMBELAJARANMEMFASILITASI KECERDASAN  PESERTA DIDIK MELALUI PEMBELAJARAN
MEMFASILITASI KECERDASAN PESERTA DIDIK MELALUI PEMBELAJARAN
 
Kecerdasan dalam belajar
Kecerdasan dalam belajarKecerdasan dalam belajar
Kecerdasan dalam belajar
 
KONSEP KECERDASAN
KONSEP KECERDASANKONSEP KECERDASAN
KONSEP KECERDASAN
 
4 a13dd01
4 a13dd014 a13dd01
4 a13dd01
 
4 a13dd01
4 a13dd014 a13dd01
4 a13dd01
 
Pengembangan potensi peserta didik
Pengembangan potensi peserta didikPengembangan potensi peserta didik
Pengembangan potensi peserta didik
 
Sains
SainsSains
Sains
 

Plus de Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

Plus de Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Mengembangkan Kecerdasan Logika Matematika Anak

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sesungguhnya setiap anak dilahirkan cerdas dengan membawa potensi dan keunikan masing- masing yang memungkinkan mereka untuk menjadi cerdas. Howard Gardner dalam bukunya Multiple Intelligences, menyatakan terdapat delapan kecerdasan pada manusia yaitu: kecerdasan linguistik/verbal/bahasa, kecerdasan matematis logis, kecerdasan visual/ruang/spasial, kecerdasan musikal/ritmis, kecerdasan kinestetik jasmani, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, dan kecerdasan naturalis. Tugas orangtua dan pendidik lah mempertahankan sifat-sifat yang menjadi dasar kecerdasan anak agar bertahan sampai tumbuh dewasa, dengan memberikan faktor lingkungan dan stimulasi yang baik untuk merangsang dan mengoptimalkan fungsi otak dan kecerdasan anak. Dalam faktanya, matematika merupakan salah satu matapelajaran di sekolah yang mendapatkan perhatian “lebih” baik dari kalangan guru, orangtua maupun anak. Selain matematika adalah termasuk matapelajaran yang diujikan dalam ujian nasional (UN) juga masih ditemukan banyak pihak yang memiliki persepsi bahwa matematika adalah pengetahuan terpenting yang harus dikuasai anak. Tetapi, dalam kenyataan yang dihadapi saat ini, masih terdapat anak yang belum dibekali kemampuan untuk berprestasi cemerlang di bidang matematika. Seolah-olah mereka, dihadapkan pada dua hal yang dilematis, di satu sisi mereka “harus” menguasai matematika, di sisi lain ia merasa lemah untuk belajar matematika. Mungkinkah hal ini, akibat dari sistem pendidikan kita yang salah? Pola pengasuhan orangtua yang keliru? Atau memang potensi matematisnya tidak dikembangkan sejak usia dini? Atau “jangan-jangan” mereka tidak mau belajar karena merasa tidak butuh dengan matematika. Kecerdasan matematis memuncak pada masa remaja dan masa awal dewasa. Beberapa kemampuan matematika tingkat tinggi akan menurun setelah usia 40 tahun. Kecerdasan matematis logis dikategorikan sebagai kecerdasan akademik, karena dukungannya yang tinggi dalam keberhasilan studi seseorang. Dalam tes IQ, kecerdasan matematis logis sangat diutamakan. Oleh karenanya, matematika menjadi “bermakna” dalam kehidupan individu manusia.
  • 2. 2 B. Perumusan Masalah Agar pembahasan dalam makalah ini sistematis, maka penulis merumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud kecerdasan logika matematika? 2. Bagaimana cara mengasah kecerdasan logika matematika pada anak? C. Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui definisi kecerdasan logika matematika. 2. Untuk mengetahui cara mengasah kecerdasan logika matematika pada anak usia dini. D. Kerangka Berpikir Rendahnya mutu pendidikan masih disandang bangsa . Hal ini dapat diminimalkan dengan mengoptimalkan pendidikan pada anak sejak dini, terutama pendidikan matematika. Mengingat image masyarakat terhadap matematika yang menganggap pelajaran yang menakutkan. Padahal, matematika dapat diberikan kepada anak sejak usia 0+ tahun. Anak pada usia 0-6 tahun perlu mendapat perhatian khusus karena pada usia inilah kesiapan mental dan emosional anak mulai dibentuk. Penelitian terhadap Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) menunjukkan bahwa mutu pendidikan dan keberhasilan akademis secara signifikan dipengaruhi oleh kualitas masukan pendidikan yaitu kesiapan mental dan emosional anak memasuki sekolah dasar. Anak mulai belajar dan beradaptasi dengan lingkungannya sejak bayi. Hal ini dikarenakan pertumbuhan otak bayi dibentuk pada usia 0-6 tahun. Oleh sebab itu asupan nutrisi yang cukup juga harus diperhatikan. Para ahli neurologi meyakini sekitar 50% kapasitas kecerdasan manusia terjadi pada usia 4 tahun, 80% terjadi ketika usia 8 tahun, dan 100% ketika anak mencapai usia 8 - 18 tahun. Itulah sebabnya, mengapa masa anak-anak dinamakan masa keemasan. Sebab, setelah masa perkembangan ini lewat, berapapun kapabilitas kecerdasan yang dicapai oleh masing-masing individu, tidak akan meningkat lagi. Bagi yang memiliki anak, tentu tidak ingin melewatkan masa keemasan ini. Berdasarkan kajian neurologi dan psikologi perkembangan, kualitas anak usia dini disamping dipengaruhi oleh faktor bawaan juga dipengaruhi faktor kesehatan, gizi dan psikososial yang diperoleh dari lingkungannya. Maka faktor lingkungan harus direkayasa dengan mengupayakan semaksimal mungkin agar kekurangan yang dipengaruhi faktor bawaan tersebut bisa diperbaiki.
  • 3. 3 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Kecerdasan Kecerdasan dapat diartikan menurut bahasa yaitu intelegensi. Sedangkan yang dimaksud intelegensi atau Intelek sama dengan Intelegere yang berarti memahami Intellectus atau Intelek adalah bentuk particium perpectum (pasif). Sedangkan Intellegens atau Intelegensi adalah bentuk particium praesens(aktif) Kecerdasan ialah istilah umum yang digunakan untuk menjelaskan sifat pikiran yang mencakup sejumlah kemampuan, seperti kemampuan menalar, merencanakan,memecahkan masalah, berpikir abstrak, memahami gagasan, menggunakan bahasa, dan belajar. Kecerdasan erat kaitannya dengan kemampuan kognitif yang dimiliki oleh individu. Dari sederet pengertian Intelegensi dan setiap orang yang berpendapat yang berbeda tentang Intelegensi maka kami menyimpulkan bahwa Intelegensi adalah suatu tata kelakuan menusia yang berbagai macam untuk berbuat sesuatu yang tepat dalam merespon sesuatu yang Ia terima dari segi berfikir dan bertindak. B. Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Tingkat kecerdasan seseorang berbeda-beda karena dalam perkembangan kecerdasan ada beberapa faktor-faktor kecerdasan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Faktor Bawaan Dimana faktor ini ditentukan oleh sifat yang dibawa sejak lahir. Batas kesanggupan atau kecakapan seseorang dalam memecahkan masalah, antara lain ditentukan oleh faktor bawaan. Oleh karena itu, di dalam satu kelas dapat dijumpai anak yang bodoh, agak pintar, dan pintar sekali, meskipun mereka menerima pelajaran dan pelatihan yang sama. 2. Faktor Minat dan Bawaan yang Khas Dimana minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu. Dalam diri manusia terdapat dorongan atau motif yang mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar, sehingga apa yang diminati oleh manusia dapat memberikan dorongan untuk berbuat lebih giat dan lebih baik. 3. Faktor Pembentukan Dimana pembentukan adalah segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan intelengensi. Di sini dapat dibedakan antara pembentukan yang direncanakan,
  • 4. 4 seperti dilakukan di sekolah atau pembentukan yang tidak direncanakan, misalnya pengaruh alam sekitarnya. 4. Faktor Kematangan Dimana organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Setiap organ manusia baik fisik maupun psikis, dapat dikatakan telah matang, jika ia telah tumbuh atau berkembang hingga mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing. Oleh karena itu, tidak diherankan bila anak-anak belulm mampu mengerjakan atau memecahkan soal-soal matematika di kelas empat sekolah dasar, karena soal-soal itu masih terlampau sukar bagi anak. Organ tubuhnya dan fungsi jiwanya masih belum matang untuk menyelesaikan soal tersebut dan kematangan berhubungan erat dengan faktor umum. 5. Faktor Kebebasan Hal ini berarti manusia dapat memilih metode tertentu dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Di samping kebebasan memilih metode, juga bebas dalam memilih masalah yang sesuai dengan kebutuhannya.Kelima faktor tersebut di atas saling mempengaruhi dan saling terkait satu dengan yang lainnya. Jadi, untuk menentukan kecerdasan seseorang, tidak dapat hanya berpedoman atau berpatokan kepada salah satu faktor saja. C. Kecerdasan Majemuk atau Multiple Intelegensi Sesungguhnya intelegensi atau kecerdasan anak berbeda-beda karena beberapa faktor. Dari perkembangannya kecerdasan dapat digolongkon bermacam-macam yang sering disebut multiple intelegensi atau kecerdasan majemuk. Jadi kecerdasan bukan dinilai darites di atas meja. Yang dimaksud tes di atas meja yaitu tes IQ. Maka, untuk mengertikan inteligensi seseorang yang menonjol perlu dilihat bagaimana orang itu menghadapi persoalan nyata dalam hidup. Dari penjelasan tersebut maka Gardner kemudian mengklasifikasikan kecerdasan. Klasifikasi kecerdasan yang sering disebut multiple intelegensi atau kecerdasan majemuk. Garner mengatakan bahwa, “ IQ tidak boleh dianggap sebagai gambaran mutlak, suatu entitas tunggal yang tetap yang bisa diukur dengan tes menggunakan pensil dan kertas. Ungkapan yang tepat adalah bukan seberapa cerdas Anda, tetapi bagaimana Anda menjadi cerdas”. (2002: 58).
  • 5. 5 Multiple Kecerdasan menurut Gardner 1. Kecerdasan Linguistik (Bahasa). Kemampuan membaca, menulis,dan berkomunikasi dengan kata-kata atau bahasa. Contoh orang yang memiliki kecerdasan linguistic adalah penuulis, jurnalis, penyair, orator, dan pelawak. 2. Kecerdasan Logis-Matematis. Kemanpuan berpikir (bernalar) dan menghitung, berpikir logis dan sistematis. Ini adalah jenis keterampilan yang sangat dikembangkan pada diri insinyur, ilmuwan, ekomon, akuntan, detektif, dan para anggota profesi hukum. Kemampuan menggunakan tubuh Anda secara terampil untuk memecahkan masalah, menciptakan produk atau mengemukakan gagasan dan emosi. Kemampuan ini dimiliki oleh para atlet, seniman tari atau akting atau dalam bidang banguan atau konstruksi. 3. Kecerdasan Interpersonal (social). Kecerdasan Visual-Spasial. Kemampuan berpikir menggunakan gambar, memvisualisasikan hasil masa depan. Membayangkan berbagai hal pada mata pikiran Anda. Orang yang memiliki jenis kecerdasan ini antara lain para arsitek, seniman, pemahat, pelaut , fotografer, dan perencara strategis. 4. Kecerdasan Musikal. Kemampuan menggubah atau mencipta musik, dapat menyanyi dengan baik, dapat memahami atau memainkan musik, serta menjaga ritme. Ini adalah bakat yang dimiliki oleh para musisi, composer, perekayasa rekaman 5. Kecerdasan Kinestik-Tubuh. Kemampuan bekerja secara efektif dengan orang lain, berhubungan dengan orang lain dan memperlihatkan empati dan pengertian, memeperhatikan motivasi dan tujuan mereka. Kecerdasan jenis ini biasanya dimiliki oleh para guru yang baik, fasilitator, penyembuh, polisi, pemuka agama, dan waralaba. 6. Intrapersonal Kecerdasan. Kemampuan menganalis-diri dan merenungkan-diri, mampu merenung dalam kesunyian dan menilai prestasi seseorang, meninjau perilaku seseorang dan perasaan-perasaan terdalamnya, membuat rencana dan menyusun tujuan yang hendak dicapai, mengenal benar diri sendiri. Kecerdasan ini biasanya dimiliki oleh para filosof, penyuluh , pembimbing, dan banyak penampil puncak dalam setiap bidang. Pada tahun 1996, Gardner memutuskan untuk menambahkan satu jenis kecerdasan kedelapan (yaitu kecerdasan naturalis), dan kendatipun banyak pendapat yang menentang, ada godaan untuk menambahkan yang kesembilan, yaitu kecerdasan spiritual.
  • 6. 6 7. Kecerdasan Naturalis. Kemampuan mengenal flora dan fauna, melakukan pemilahan-pemilahan runtut dalam dunia kealaman, dan menggunakan kemampuan ini secara produktif- misalnya berburu, bertani, atau melakukan penelitian biologi. Kecerdasan hanyalah sehimpunan kemampuan dan keterampilan. Manusia dapat mengembangkan dan meningkatkan kecerdasan dengan belajar menggunakan kemampuannya secara penuh. Delapan kecerdasan yang dimiliki oleh manusia ini mengungkapkan kepada kita bahwa ada “banyak jendela menuju satu ruangan yang sama” di mana subjek-subjek pelajaran dapat didekati dari berbagai prespektif. Dan ketika orang mampu menggunakan bentuk-bentuk kecerdasan mereka yang paling kuat, mereka akan menemukan bahwa belajar itu mudah dan menyenangkan. D. Mengoptimalisasikan Kecerdasan Anak Sejak Dini Peran orangtua pada dasarnya anak-anak sebagai generasi unggul tidak akan tumbuh dengan sendirinya. Mereka memerlukan lingkungan subur yang sengaja diciptakan untuk itu, yang memungkinkan potensi mereka tumbuh dengan optimal. Orang tua memegang peranan penting menciptakan lingkungan tersebut guna memotivasi anak agar dapat lebih siap dalam menghadapi berbagai tantangan di era globalisasi. Ini semua dapat dimulai sejak masa bayi. Suasana yang penuh kasih sayang, mau menerima anak apa adanya, menghargai potensi anak, memberi rangsang-rangsang yang kaya untuk segala aspek perkembangan anak, baik secara kognitif, afektif maupun psikomotorik, semua merupakan jawaban nyata bagi tumbuhnya generasi unggul dimasa datang. Memahami anak keberhasilan suatu pendidikan sering dikaitkan dengan kemampuan para orang tua dalam hal memahami anak sebagai individu yang unik, dimana setiap anak dilihat sebagai individu yang memiliki potensi-potensi yang berbeda satusama lain namun saling melengkapi dan berharga.Selain memahami bahwa anak merupakan individu yan unik, ada beberapa catatan yang perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan upaya memahami anak, yaitu bahwa anak adalah: anak bukan orang dewasa, anak adalah tetap anak-anak, bukan orang dewasa ukuran mini. Mereka juga memiliki dunia sendiri yang khas dan harus dilihat dengan kacamata anak-anak. Untuk itu dalam menghadapi mereka dibutuhkan adanya kesabaran, pengertian serta toleransi yang mendalam.Dunia bermain mereka adalah dunia bermain, yaitu dunia yang penuh semangat apabila terkait dengan penuh suasana yang menyenangkan.
  • 7. 7 Anak selain tumbuh secara fisik, juga berkembang secara psikologis. Ada fase-fase perkembangan yang dilaluinya dan anak menampilkan berbagai perilaku sesuai dengan ciri- ciri masing-masing fase perkembangan tersebut. 1. SenangMeniru Anak-anak pada dasarnya senang meniru, karena salah satu proses pembentukan tingkah laku mereka adalah diperoleh dengan cara meniru. Orang tua dan guru dituntut untuk bisa memberikan contoh-contoh keteladanan yang nyata akan hal-hal yang baik, termasuk perilaku bersemangat dalam mempelajari hal-hal baru. 2. Kreatif Anak-anak pada dasarnya adalah kreatif. Mereka memiliki ciri-ciri yang oleh para ahli sering digolongkan sebagai ciri-ciri individu yang kreatif, misalnya rasa ingin tahu yang besar, senang bertanya imajinasi tinggi, dan sebagainya. Namun begitu anak masuk sekolah, kreativitas anak pun semakin menurun. Hal ini sering disebabkan karena pengajaran di TK atau SD terlalu menekankan pada cara berfikir konvergen, sementara cara berfikir secara divergen kurang dirangsang. Orang tua dan guru perlu memahami kreativitas yang ada pada diri anak-anak dengan bersikap luwes dan kreatif pula, hendaknya tidak selalu memaksakan kehendaknya terhadap anak-anak namun secara rendah hati mau menerima gagasan-gagasan anak yang mungkin tampak aneh dan tak lazim. Anak-anak yang dihargai cenderung terhindar dari berbagai masalah psikologis serta akan tumbuh dan berkembang lebih optimal. Mengembangkan kecerdasan dan kreativitas Menyadari akan arti pentingnya orang tua bagi pengembangan kecerdasan dan kreativitas anak, maka sangat dianjurkan kepada setiap orang tua untuk meluangkan waktu secara teratur bagi putra-putrinya untuk mengembangkan kemampuan bahasa misalnya, biasakan agar orang tua rajin menjalin percakapan dengan si kecil. Ajaklah berdialog dan berilah kesempatan kepada anak untuk mengemukakan pendapatnya, sedangkan untuk mengembangkan kemampuan dasar matematika anak dapat diperkenalkan konsep matematika secara sederhana, misalnya menghitung jumlah anak tangga. Sementara untuk memuaskan kebutuhan ilmiahnya, anak bisa diajak menjelajahi dunianya dengan cara melakukan eksperimen, misalnya mengamati tumbuhnya kecambah, proses telur yang menetas dan sebagainya. Kaitkan semua kegiatan diatas sebagai suatu aktivitas yang menyenangkan dan selalu ditunggu oleh anak. Ini adalah hal-hal yang merangsang pengembangan kecerdasan anak. Banyak dijumpai anak-anak yang memiliki kecerdasan dan kreativitas luar biasa adalah anak- anak yang memiliki hubungan emosional yang dekat dengan orang tuanya. Orang tua John
  • 8. 8 Irving misalnya, menghabiskan waktu berjam-jam bermain dan terlibat secara intelektual bersama John setiap hari, sehingga akhirnya ia menjadi penulis ternama. Begitu pula orang tua Steven Spielberg, tak jemu-jemunya berdialog dan melayani aneka pertanyaan serta rasa ingin tahu Steven, sehingga akhirnya ia menjadi sutradara film terkenal. Tak terkecuali orang tua Thomas Alva Edison memegang peranan penting bagi perkembangannya sehingga ia menjadi seorang penemu ulung. Rumah yang menunjang kreativitas adalah rumah dimana anak dan orang dewasa yang berada didalamnya terlibat dalam kebiasan kreatif. Aktivitas mendongeng atau membacakan cerita sangat bersemangat untuk merangsang kecerdasan maupun kreativitas anak. Melalui dongeng, anak juga dapat diajak berkomunikasi serta mencoba untuk melontarkan suatu gagasan terhadap pemecahan suatu masalah. Dan melalui dialog batin si kecil dengan dongeng-dongeng yang didengarnya itu, tanpa sadar mereka telah menyerap beberapa sifat positif, sperti keberanian, kejujuran, kehormatan diri, memiliki cita-cita, menyayangi binatang, membedakan hal-hal yang baik dan yang buruk, dan seterusnya. 3. Mengembangkan kecerdasan emosional. Beberapa ahli mengatakan bahwa generasi sekarang cenderung banyak mengalami kesulitan emosional, seperti misalnya mudah merasa kesepian dan pemurung, mudah cemas, mudah bertindak agresif, kurang menghargai sopan santun dan sebagainya, kecerdasan atau angka IQ yang tinggi bukanlah satu-satunya jaminan kesuksesan anak di masa depan. Ada faktor lain yang cukup populer yaitu kecerdasan emosional. Kecerdasan emosional ini dapat dilatih pada anak-anak sejak usia dini. Salah satu aspeknya adalah kecerdasan sosial, dimana anak memiliki kemampuan untuk mengerti dan memahami orang lain serta bertindak bijaksaadalam hubungan antar manusia. Suasana damai dan penuh kasih sayang dalam keluarga, sikap saling menghargai, disiplin dan penuh semangat tidak mudah putus asa, semua ini memungkinkan anak untuk mengembangkan kemampuan yang berhubungan dengan kecerdasan emosionalnya (Seto Mulyadi).
  • 9. 9 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Bahwa setiap anak mempunyai intelegensi atau kecerdasan yang berbeda karena dipengaruhi oleh beberapa factor. Kecerdasan anak berbeda-beda dikembangkan pula kecerdasan majemuk atau multiple intelegensi yang dikembangkan oleh Gardner. Dengan adanya multiple kecerdasan kita harus tahu bahwa anak itu cerdas dalam hal apa. Dengan kita tahu, kita dapat mengoptimalkan kecerdasan anak. B. Saran Dari makalah “peningkatan akses dan partisipasi pendidikan rasekolah (tk) dalam meningkatkan keberhasilan siswa” semoga dapat diambil manfaat untuk penulis dan pembaca. Semoga pembaca dapat mengambil beberapa hal-hal yang penting dalam mengoptimalkan kecerdasan kepada anak. Dari pembahasan ini pula penulis mengalami banyak kendala. Maka banyak kesalahan oleh penulis. Oleh karena itu penulis membutuhkan saran dari pembaca untuk menyempurnakan makalah ini.
  • 10. 10 DAFTAR PUSTAKA 1. Anni, Catharina Tri. 2004. Psikologi Belajar. Semarang: UPT Unnes Press 2. Santrock, John W. 2007. Perkembangan Anak Jilid 1.Jakarta: Erlangga 3. Sobur, Alex. 2009. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia