1. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini, IPTEK yang semakin maju membuat peran aktif manusia dalam bekerja sangat
sulit ditemukan. Hal ini tidak dapat dipisahkan dengan peran IPA sebagai ilmu pengetahuan
yang melahirkan teknologi super canggih. Sekarang ini telah terlahir pesawat dengan
kecepatan super sonic, satu atau dua tahun kemudian bisa saja akan terlahir sebuah mesin
dengan kecepatan partikel cahaya, yang hanya dalam hitungan menit, dan bahkan detik
dapat mengantarkan manusia ke luar angkasa. Semua karena IPTEK dan IPA.
Agar perkembangan IPA dan IPTEK tak terputus dan berhenti sampai disini, maka
dibutuhkan ilmuan-ilmuan baru yang memberi inovasi-inovasi dalam kehidupan. Dalam ilmu
IPA kita tentu akan bertemu tentang pengetahuan ekosistem yaitu mengenai prinsip-prinsip
ekologi, komponen ekosistem, keseimbangan ekosistem dan dalam makalah ini kita akan
membahas tentang semua pengetahuan tentang ekosistem semoga dapat bermanfaat bagi
kita semua untuk mengetahui ilmu IPA lebih lanjut.
B. Perumusan masalah
Dalam makalah ini kami akan merumuskan tentang :
-Pengertian ekosistem
-Prinsip-prinsip ekologi
-Komponen-komponen ekosistem
-Keseimbangan ekosistem
C. Tujuan Penyusunan Makalah
Adapun yang menjadi tujuan dalam penyusunan makalah ini adalah :
Mengetahui tentang Ekosistem yang lebih lanjut.
2. BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ekosistem
Ekosistem adalah hubungan timbal balik antara unsur-unsur hayati dengan nonhayati yang
membentuk sistem ekolog. Ekosistem merupakan suatu interaksi yang kompleks dan
memiliki penyusun yang beragam.
Secara garis besar ekosistem dibedakan menjadi ekosistem darat dan ekosistem perairan
1. Ekosistem darat
Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan. Berdasarkan
letak geografisnya (garis lintangnya).
2. Ekosistem Air Tawar
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya
kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah
jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji.Hampir semua filum hewan terdapat
dalam air tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi.
3. Ekosistem air laut
Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion CI-
mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar.
Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25°C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi.
Batas antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah
disebut daerah termoklin.
Di daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur, maka daerah
permukaan laut tetap subur dan banyak plankton serta ikan. Gerakan air dari pantai ke
tengah menyebabkan air bagian atas turun ke bawah dan sebaliknya, sehingga
memungkinkan terbentuknya rantai makanan yang berlangsung balk. Habitat laut dapat
dibedakan berdasarkan kedalamannya dan wilayah permukaannya secara horizontal.
B. Prinsip-Prinsip Ekologi
Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen
penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik antara lain suhu, air, kelembapan,
cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari
manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-
3. tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling
mempengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.
Faktor Biotik
Faktor biotik adalah faktor hidup yang meliputi semua makhluk hidup di bumi, baiktumbuhan
maupun hewan. Dalam ekosistem, tumbuhan berperan sebagai produsen,hewan berperan
sebagai konsumen, dan mikroorganisme berperan sebagai dekomposer.
Faktor biotik juga meliputi tingkatan-tingkatan organisme yang meliputi individu, populasi,
komunitas, ekosistem, dan biosfer. Tingkatan-tingkatan organisme makhluk hidup tersebut
dalam ekosistem akan saling berinteraksi, saling mempengaruhi membentuk suatu
sistemyang menunjukkan kesatuan. Secara lebih terperinci, tingkatan organisasi makhluk
hidup adalah sebagai berikut.
A. Individu
Individu merupakan organisme tunggal seperti : seekor tikus, seekor kucing, sebatang
pohon jambu, sebatang pohon kelapa, dan seorang manusia. Dalam mempertahankan
hidup, seti jenis dihadapkan pada masalah-masalah hidup yang kritis. Misalnya, seekor
hewan harus mendapatkan makanan, mempertahankan diri terhadap musuh alaminya, serta
memelihara anaknya. Untuk mengatasi masalah tersebut, organisme harus memiliki struktur
khusus seperti : duri, sayap, kantung, atau tanduk. Hewan juga memperlihatkan tingkah laku
tertentu, seperti membuat sarang atau melakukan migrasi yang jauh untuk mencari
makanan.
Ada bermacam-macam adaptasi makhluk hidup terhadap lingkungannya, yaitu: adaptasi
morfologi, adaptasi fisiologi, dan adaptasi tingkah laku.
1. Adaptasi morfologi
Adaptasi morfologi merupakan penyesuaian bentuk tubuh untuk kelangsungan hidupnya.
Contoh adaptasi morfologi, antara lain sebagai berikut:
a. Gigi-gigi khusus
Gigi hewan karnivora atau pemakan daging beradaptasi menjadi empat gigi taring besar dan
runcing untuk menangkap mangsa, serta gigi geraham dengan ujung pemotong
b. Moncong
Trenggiling besar adalah hewan menyusui yang hidup di hutan rimba Amerika Tengah dan
Selatan. Makanan trenggiling adalah semut, rayap, dan serangga lain yang merayap.
Hewan ini mempunyai moncong panjang dengan ujung mulut kecil tak bergigi dengan
lubang berbentuk celah kecil untuk mengisap semut dari sarangnya. Hewan ini mempunyai
lidah panjang dan bergetah yangdapat dijulurkan jauh keluar mulut untuk menangkap
serangga.
4. c. Paruh
Elang memiliki paruh yang kuat dengan rahang atas yang melengkung dan ujungnya tajam.
Fungsi paruh untuk mencengkeram korbannya.
d. Daun
Tumbuhan insektivora (tumbuhan pemakan serangga), misalnya kantong semar, memiliki
daun yang berbentuk piala dengan permukaan dalam yang licin sehingga dapat
menggelincirkan serangga yang hinggap. Dengan enzim yang dimiliki tumbuhan insektivora,
serangga tersebut akan dilumatkan, sehingga tumbuhan ini memperoleh unsur yang
diperlukan.
e. Akar
Akar tumbuhan gurun kuat dan panjang,berfungsi untuk menyerap air yang terdapat jauh di
dalam tanah. Sedangkan akar hawa pada tumbuhan bakau untuk bernapas.
2. Adaptasi fisiologi
Adaptasi fisiologi merupakan penyesuaian fungsi fisiologi tubuh untuk mempertahankan
hidupnya. Contohnya adalah sebagai berikut.
a. Kelenjar bau
Musang dapat mensekresikan bau busukdengan cara menyemprotkan cairan melalui sisi
lubang dubur. Sekret tersebut berfungsi untuk menghindarkan diri dari musuhnya.
b. Kantong tinta
Cumi-cumi dan gurita memiliki kantong tinta yang berisi cairan hitam. Bila musuh datang,
tinta disemprotkan ke dalam air sekitarnya sehingga musuh tidak dapat melihat kedudukan
cumi-cumi dan gurita.
c. Mimikri pada kadal
Kulit kadal dapat berubah warna karena pigmen yang dikandungnya. Perubahan warna ini
dipengaruhi oleh faktor dalam berupa hormon dan faktor luar berupa suhu serta keadaan
sekitarnya.
3. Adaptasi tingkah laku
Adaptasi tingkah laku merupakan adaptasi yang didasarkan pada tingkah laku.
5. Contohnya sebagai berikut :
a. Pura-pura tidur atau mati
Beberapa hewan berpura-pura tidur atau mati, misalnya tupai Virginia. Hewan ini sering
berbaring tidak berdaya dengan mata tertutup bila didekati seekor anjing.
b. Migrasi
Ikan salem raja di Amerika Utara melakukan migrasi untuk mencari tempat yang sesuai
untuk bertelur. Ikan ini hidup di laut. Setiap tahun, ikan salem dewasa yang berumur empat
sampai tujuh tahun berkumpul di teluk disepanjang Pantai Barat Amerika Utara untuk
menuju ke sungai. Saat di sungai, ikan salem jantan mengeluarkan sperma di atas telur-telur
ikan betinanya. Setelah itu ikan dewasa biasanya mati. Telur yang telah menetas untuk
sementara tinggal di air tawar. Setelah menjadi lebih besar mereka bergerak ke bagian hilir
dan akhirnya ke laut.
B. Populasi
Kumpulan individu sejenis yang hidup padasuatu daerah dan waktu tertentu disebut
populasi
C. Komponen Ekosistem
Ekosistem dapat diartikan sebagai hubungan timbal balik atau interaksi antara makhluk
hidup dengan lingkungannya. Selain itu ekosistem merupakan tingkatan organisasi
kehidupan yang mencakup organisme dan lingkungan tak hidup, dimana kedua komponen
tersebut saling mempengaruhi dan berinteraksi.
Komponen penyusun ekosistem terdiri atas dua macam, yaitu komponen biotik dan abiotik.
Komponen biotik adalah komponen yang terdiri atas makhluk hidup, sedangkan komponen
abiotik adalah komponen yang terdiri atas benda mati. Seluruh komponen biotik dalam suatu
ekosistem membentuk komunitas. Dengan demikian, ekosistem dapat diartikan sebagai
kesatuan antara komunitas dengan lingkungan abiotiknya.
Komponen Biotik
Berdasarkan caranya memperoleh makanan di dalam ekosistem, organisme anggota
komponen biotik dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
Produsen, yang berarti penghasil. Produsen merupakan organisme yang mampu
menghasilkan zat makanan sendiri (autotrof) melalui fotosintesis. Yang termasuk dalam
kelompok ini adalah tumbuhan hijau atau tumbuhan yang mempunyai klorofil. Produsen ini
kemudian dimanfaatkan oleh organisme-organisme yang tidak bisa menghasilkan makanan
(heterotrof) yang berperan sebagai konsumen.
Konsumen, yang berarti pemakai, yaitu organisme yang tidak dapat menghasilkan zat
makanan sendiri tetapi menggunakan zat makanan yang dibuat oleh organisme lain.
Organisme yang secara langsung mengambil zat makanan dari tumbuhan hijau adalah
6. herbivora. Oleh karena itu, herbivora sering disebut konsumen tingkat pertama. Karnivora
yang mendapatkann makanan dengan memangsa herbivora disebut konsumen tingkat
kedua. Karnivora yang memangsa konsumen tingkat kedua disebut konsumen tingkat ketiga
dan seterusnya. Proses makan dan dimakan di dalam ekosistem akan membentuk rantai
makanan. Perhatikan contoh sebuah rantai makanan ini: daun berwarna hijau (Produsen) –>
ulat (Konsumen I) –> ayam (Konsumen II) –> musang (Konsumen III) –> macan (Konsumen
IV/Puncak). Dalam ekosistem, banyak proses rantai makanan yang terjadi sehingga
membentuk jaring-jaring makanan (food web) yang merupakan
kumpulandaribeberaparantaimakanan.
Dekomposer atau pengurai. Dekomposer adalah jasad renik yang berperan menguraikan
bahan organik yang berasal dari organisme yang telah mati ataupun hasil pembuangan sisa
pencernaan. Dengan adanya organisme pengurai, organisme akan terurai dan meresap ke
dalam tanah menjadi unsur hara yang kemudian diserap oleh tumbuhan (produsen). Selain
itu aktivitas pengurai juga akan menghasilkan gas karbon dioksida yang akan dipakai dalam
proses fotositesis.
Komponen Abiotik
Komponen abiotik merupakan komponen tak hidup dalam suatu ekosistem. Komponen
abiotik sangat menentukan jenis makhluk hidup yang menghuni suatu lingkungan.
Komponen abiotik banyak ragamnya, antara lain: tanah, air, udara, suhu, dan lain-lain.
a. Suhu
Suhu berpengaruh terhadap ekosistem karena suhu merupakan syarat yang diperlukan
organisme untuk hidup. Ada jenis-jenis organisme yang hanya dapat hidup pada kisaran
suhu tertentu.
b. Sinar matahari
Sinar matahari mempengaruhi ekosistem secara global karena matahari menentukan suhu.
Sinar matahari juga merupakan unsur vital yang dibutuhkan oleh tumbuhan sebagai
produsen untuk berfotosintesis.
c. Air
Air berpengaruh terhadap ekosistem karena air dibutuhkan untuk kelangsungan hidup
organisme. Bagi tumbuhan, air diperlukan dalam pertumbuhan, perkecambahan, dan
penyebaran biji; bagi hewan dan manusia, air diperlukan sebagai air minum dan sarana
hidup lain, misalnya transportasi bagi manusia, dan tempat hidup bagi ikan. Bagi unsur
abiotik lain, misalnya tanah dan batuan, air diperlukan sebagai pelarut dan pelapuk.
d. Tanah
Tanah merupakan tempat hidup bagi organisme. Jenis tanah yang berbeda menyebabkan
organisme yang hidup didalamnya juga berbeda. Tanah juga menyediakan unsur-unsur
penting bagi pertumbuhan organisme, terutama tumbuhan.
7. e. Angin
Angin selain berperan dalam menentukan kelembapan juga berperan dalam penyebaran biji
tumbuhan tertentu.
f. Garis lintang
Garis lintang yang berbeda menunjukkan kondisi lingkungan yang berbeda pula. Garis
lintang secara tak langsung menyebabkan perbedaan distribusi organisme di permukaan
bumi. Ada organisme yang mampu hidup pada garis lintang tertentu saja.
D. Keseimbangan Ekosistem
Ekosistem yang tersusun dari komponen biotik dan komponen abiotik merupakan satu
kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Dalam suatu ekosistem, terdapat suatu
keseimbangan yang disebut dengan homeostatis, yaitu kemampuan ekosistem untuk
menahan berbagai perubahan dalam sistem secara keseluruhan.
Perubahan ekosistem karena perubahan jumlah populasi komponen biotiknya sangat
berpengaruh terhadap suatu ekosistem. Perubahan komponen biotik tersebut dapat
disebabkan oleh adanya pertumbuhan, perkembangbiakan, ataupun kematian.
Sebagai contoh, jika musim kemarau tidak ada petani yang menanam padi, ulat dan tikus
pemakan batang padi tidak mendapat makanan yang cukup sehingga jumlahnya menurun.
Demikian juga dengan burung pemakan ulat dan ular pemakan tikus, sebagian masih
mendapat makanan untuk bertahan hidup dan sebagian lagi akan mati karena tidak
kebagian makanan.
Akan tetapi, pada saat musim penghujan, petani mulai menanam padi maka ulat pemakan
daun padi dan tikus pengerat batang padi akan meningkat jumlahnya karena adanya
peningkatan jumlah makanan tersebut, yang diikuti juga dengan kenaikan jumlah burung
pemakan ulat, dan ular pemakan tikus akan berkembang pesat pula. Dari contoh di atas
dapat dikatakan bahwa perubahan jumlah komponen biotik tidak mengalami perubahan
dengan adanya perubahan musim atau keseimbangan ekosistem tetap.
Grafiknya dapat dilihat seperti di bawah ini. Dalam suatu ekosistem terdapat suatu
keseimbangan yang disebut dengan homeostatis, yaitu kemampuan ekosistem untuk
menahan berbagai perubahan dalam sistem secara keseluruhan. Betapa kuatnya
pertahanan ekosistem terhadap perubahan. Biasanya, batas mekanisme homeostatis dapat
dengan mudah diterobos oleh kegiatan manusia.
Misalnya, pembuangan sampah beracun yang terlalu banyak di dalam perairan sungai
sehingga melampaui batas homeostatis alami sungai yang mengakibatkan kerusakan yang
parah terhadap ekosistem sungai. Contoh lainnya adalah penebangan hutan lindung yang
melampaui batas homeostatis sehingga dapat merusak mekanisme homeostatis ekosistem
hutan.
8. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ekosistem adalah tempat saling memberi dan menerima antara makhluk hidup dengan
lingkungannya. Ekosistem terdiri dari komponen biotik dan abiotik. Komponen biotik terdiri
dari tumbuhan dan hewan. Sedangkan komponen abiotik terdiri dari batu, tanah, air, sungai,
dan lain-lain.Dalam suatu ekosistem harus ada keseimbangan antara produsen dan
konsumen. Kehidupan dapat tetap berlangsung jika jumlah produsen lebih besar dari
konsumen tingkat I. Konsumen tingkat I lebih banyak dari konsumen tingkat II dan
seterusnya.
B. Saran
Setelah mengetahui ekosistem alangkah baiknya kita mengetahui lebih lanjut tentang
pendalaman ekosistem itu sendiri.
Dalam belajar tentang ekosistem jagan lewatkan yaitu mengenai prinsip-prinsip ekologi,
komponen ekosistem, keseimbangan ekosistem guna lebih menyempurnakan kita
mengetahui ekosistem.
Demikian makalah sederhana ini kami susun. Terima kasih atas antusiasme dari pembaca
yang sudi menelaah dan mengimplementasikan isi makalah ini. Saran kritik konstruktif tetap
kami harapkan sebagai bahan perbaikan. Sekian.
9. DAFTAR PUSTAKA
1. Darmojo, H.. Buku Materi Pokok llmu Alamiah Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan, Universitas Terbuka, Modul 4-6,. 1984/1985
2. Margono, dkk.,Ilmu Alamiah Dasar. Solo: Universitas Negeri Solo, tt.
Rosmini, Mien, dkk..Ilmu Alamiah Dasar. Semarang: IKIP Semarang Press. 1989
3. Supatmo, A dan Abu Ahmadi, H. Ilmu Alamiah Dasar, Jakarta:PT Rineka Cipta 2008.