SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  12
Télécharger pour lire hors ligne
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keganasan sel pada mulanya berlokasi pada sumsum tulang (myeloma) dari jaringan sel
tulang (sarkoma) atau tumor tulang (carsinomas). Pada tahap selanjutnya sel-sel tulang akan
berada pada nodul-nodul limpa, hati limfe dan ginjal. Akibat adanya pengaruh aktivitas
hematopoetik sumsum tulang yang cepat pada tulang, sel-sel plasma yang belum matang / tidak
matang akan terus membelah. Akhirnya terjadi penambahan jumlah sel yang tidak terkontrol
lagi.
Osteogeniksarcoma sering terdapat pada pria usia 10-25 tahun, terutama pada pasien
yang menderita penyakit paget’s. hal ini dimanifestasikan dengan nyeri bengkak, terbatasnya
pergerakan serta menurunnya berat badan. Gejala nyeri pada punggung bawah merupakan gejala
yang khas, hal ini disebabkan karena adanya penekanan pada vertebra oleh fraktur tulang
patologik. Anemia dapat terjadi akibat adanya penempatan sel-sel neoplasma. Pada sumsum
tulang hal ini menyebabkan terjadinya hiperkalsemia, hiperkalsuria dan hiperurisemia selama
adanya kerusakan tulang. Sel-sel plasma ganas akan membentuk sejumlah immunoglobulin /
bence jones protein abnormal. Hal ini dapat dideteksi dalam serum urin dengan teknik
immunoelektrophoesis.
Gejala gagal ginjal dapat terjadi selama presitipasi immunoglobulin dalam tubulus (pada
pyelonephritis), hiperkalsemia, peningkatan asam urat, infiltrasi ginjal oleh plasma sel (myeloma
ginjal) dan thrombosis pada pena ginjal.
Kecederungan patologik perdarahan merupakan ciri-ciri myeloma dengan dua alasan
utama, yaitu :
a. Penurunan platelet (thrombositopenia) selama adanya kerusakan megakaryosit, yang
merupakan sel-sel induk dalam sel-sel tulang.
b. Tidak berfungsinya platelets, microglobin menghalangi elemen-elemen dan turut serta dalam
fungsi hemostatik.
2
B. Rumusan Masalah
Sebagai mahasiswa/i keperawatan, kami ingin mengetahui seluk beluk dari definisi
karsinoma tulang, penyebab karsinoma tulang, tanda-tanda adanya penyakit, perjalanan penyakit,
dan pengobatannya, serta asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit keganasan.
C. Tujuan
Mahasiswa/i keperawatan mengetahui dan memahami penyakit karsinoma tulang
yang merupakan gangguan pada sistem muskuloskeletal.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Karsinoma (keganasan) tulang adalah pertumbuhan sel baru yang bersifat ganas dan
abnormal pada tulang primer, tulang rawan, jaringan ikat, dan sum-sum tulang. Karsinoma
tulang disebut juga dengan neoplasma tulang atau tumor tulang.
Kanker tulang adalah penyakit yang relatif langka di mana sel-sel kanker tumbuh di
jaringan tulang. Kanker terjadi ketika sel-sel dalam tubuh membelah tanpa kontrol atau perintah.
Biasanya, sel-sel membelah dengan cara diatur. Jika sel-sel terus membelah tak terkendali ketika
sel-sel baru tidak dibutuhkan, massa bentuk jaringan, disebut suatu pertumbuhan atau tumor.
Kanker merujuk pada tumor ganas, yang dapat menyerang jaringan terdekat dan menyebar ke
bagian lain dari tubuh (George, 2005).
B. Etiologi
Penyebab dari karsinoma tulang tidak diketahui secara pasti. Para ahli kesehatan
menyatakan bahwa kemungkinan penyebab karsinoma (keganasan) tulang yaitu genetik, radiasi,
bahan kimia, trauma, limfedema kronis, dan infeksi.
C. Klasifikasi dan gejalanya
Tumor maligna primer meliputi: sarkoma osteogenik, osteosarkoma parosteal,
kondrosarkoma, juksta kondrosarkoma kortikal, osteoklastoma, sarkoma ewing, retikulo-
sarkoma tulang, mieloma multipel.
a. Sarkoma osteogenik
Nama ini dipergunakan bukan karena tumor membentuk tulang, tetapi tumor ini
pembentukannya berasal dari osteoblastik sel-sel mesenkim primitif. Sarkoma osteogenik
merupakan tumor ganas tulang yang paling sering ditemukan (48,8%) diluar mieloma multipel.
Tumor ini merupakan tumor yang sangat ganas, menyebar secara cepat pada periosteum dan
jaringan ikat diluarnya.
Sarkoma osteogenik terutama ditemukan pada usia 10-20 tahun dan lebih sering terjadi
pada pria daripada wanita. Nyeri merupakan gejala utama yang pertama muncul yang bersifat
konstan dan bertambah hebat pada malam hari. Tumor ini sering ditemukan di daerah metafisis
tulang panjang terutama pada femur distal dan tibia proksimal dan dapat pula ditemukan pada
radius distal dan humerus proksimal. Pemeriksaan radiologi. Gambaran radiologis yang dapat
ditemukan bergantung pada kelainan yang terjadi :
1. Pada tipe osteolitik, proses destruksi yang lebih menonjol
2. Pada tipe osteoblastik, pembentukan tulang yang lebih menonjol
3. Pada tipe campuran, terdapat proses osteolitik dan osteoblastik yang seimbang
Pertumbuhan tulang yang cepat mengakibatkan destruksi tulang dan periosteum dan dari
reaksi periosteal tersebut hanya sisanya yaitu pada bagian tepi yang masih terlihat yang
4
memberikan gambaran radiologis yang khas sebagai suatu sudut segitaga, yaitu sudut codman.
Selain itu, ditemukan adanya bagian korteks yang terputus dan tumor menembus kejaringan
sekitarnya dan membentuk garis-garis pembentukan tulang yang radial kearah luar yang berasal
dari korteks dan dikenal sebagai sunburst appearance. Sering kali diperlukan pemeriksaan
radiologi lainnya seperti CT-scan atau MRI. Pemeriksaan foto toraks selain dilakukan sebagai
prosedur rutin juga untuk follow-up adanya metastasis pada paru-paru.
b. Osteosarkoma parosteal
Osteosarkoma parosteal disebut juga sebagai sarkoma osteogenik juksta kortikal, tetapi
dengan sifat dan gejala klinis yang berbeda dengan sarkoma osteogenik. Gambaran klinis
osteosarkoma parosteal biasanya ditemukan pada usia 10-50 tahun dengan prognosis yang lebih
limfatik histiotik dari pada limfoma maligna kelenjer limfe. Kelainan itu sulit dibedakan secara
histologis dengan sarkoma ewing kecuali dengan pewarnaan glikogen yang hasilnya positif pada
sarkoma ewing dan negatif pada retikulo-sarkoma. Osteosarkoma parosteal terutama ditemukan
pada metafisis femur bagian distal dan bagian belakang femur (50%) dan dapat pula ditemukan
pada tulang humerus dan tibia.
c. Kondrosarkoma
Kondrosarkoma merupakan tumor tulang ganas yang terdiri atas kondrosit anaplastik
yang dapat tumbuh sebagai tumor tulang perifer atau sentral. Tumor ini paling sering menyerang
pria berusia di atas 35 tahun. Gejala yang paling sering adalah massa tanpa nyeri yang
berlangsung lama.
Contoh. Lesi perifer sering kali tidak menimbulkan gejala-gejala tertentu untuk jangka
waktu yang lama dan hanya berupa pembesaran yang dapat diraba dan hampir tidak
menimbulkan gangguan. Akan tetapi, mungkin akan disusul dengan suatu pertumbuhan yang
cepat dan agresif. Tempat-tempat yang sering ditumbuhi tumor ini adalah pelvis, femur, tulang
iga, gelang bahu, dan tulang kraniofasial. Perkembangan kondrosarkoma sangat lambat. Gejala
dini biasanya berupa nyeri yang bersifat tumpul akibat pembesaran tumor yang perlahan. Lokasi
kondrosarkoma terutama pada daerah panggulm bahum dan lutut.
d. Juksta kondrosarkoma kortikal
Juksta kondrosarkoma Kortikal merupakan suatu tumor ganas yang ditandai dengan
pembentukan tulang rawan yang berasal dari bagian luar permukaan tulang, mulai dari tulang
rawan di bawah periosteum. Prognosis tumor ini lebih baik dibandingkan dengan jenis
kondrosarkoma sentral dan harus dibedakan dari kondrosarkoma sekunder akibat perubahan
keganasan dari osteokondroma. Pada foto Rontgen lesi terlihat radiolusen dengan bintik-bintik
kalsifikasi. Lokasi juksta kondrosarkoma kortikal tertama pada femur distal, tibia proksimal,
serta humerus proksimal, tumor ekstraoseus biasanya mengadakan invasi ke korteks dan
kemudian kruta pembengkakan tedalam medulla. Perkembangan tumor ini sangat cepat.
5
e. Osteoklastoma
Osteoklastoma (Giant Cell Tumor = tumor sel raksasa) merupkan tumor tulang yang
mempunyai sifat dan kecenderungan untuk berubah menjadi ganas dan agresif sehingga tumor
ini dikategorikan sebagai tumor ganas. Tumor sel raksasa menempati urutan kedua (17,5%) dari
seluruh tumor ganas tulang, terutama ditemukan pada usia 20-40 tahun dan jarang sekali
ditemukan di bawah usia 20 tahun, dan lebih sering ditemukanpada wanita daripada pria.
Keluhan utama yang ditemukan berupa nyeri serta pembengkakan terutama pada lutut
dan mungkin ditemukan efusi sendi serta gangguan gerakan pada sendi. Mungkin juga klien
datang berobat dengan gejala fraktur (10%). Sifat khas tumor raksasa adalah adanya stroma
vaskuler dan seluler yang terdiri atas sel-sel berbentuk oval yang mengandung sejumlah nucleus
lonjong, kecil dan berwarna gelap. Sel raksasa ini merupakan sel besar dengan sitoplasma yang
berwarna merah muda. Sel ini mengandung sejumlah nucleus yang vesicular dan menyerupai
sel-sel stroma. Walaupun tumor ini biasanya dianggap jinak, tetapi tetap memiliki berbagai
derajat keganasan, bergantung pada sifat sarkomatosa dan stromanya. Pada jenis yang ganas,
tumor ini menjadi anaplastik dengan daerah nekrosis dan perdarahan.
Lokasi. Tempat-tempat yang biasa diserang oleh tumor ini adalah ujuung-ujung tulang
panjang, terutama lutut dan ujung bawah radius. Osteoklastoma terutama ditemukan pada daerah
epifisis tulang panjang (75%), khususnya daerah lutut yaitu derah tibia proksimal, femur distal,
humerus proksimal, dan radius distal. Sisanya dapat ditemukan padadaerah pelvis dan sacrum.
f. Sarkoma ewing
Sarkoma ewing adalah tumor ganas yang berasal dari sumsum tulang dengan frekuansi
sebanyak 5% dari seluruh tumor ganas tulang dan merupakan jenis tumor tulang yang sangat
ganas. Tumor ini paling sering terlihat pada anak-anak usia belasan (10-20) tahun dan lebih
sering terjadi ada pria daripada wanita, dan tempat yang paling sering adalah korpus tulang
panjang. Penampilan secara kasarnya adalah berupa tumor abu-abu lunak yang tumbuh ke
reticulum sumsum tulang dan merusak korteks tulang dari sebelah dalam. Dibawah periosteum
terbentuk lapisan-lapisan tulang yang baru diendapkan paralel dengan batang tulang sehingga
membentuk gambaran serupa kulit bawang. Lokasi. Sarkoma Ewing terutama terdapat pada
daerah diafisis dan metafisis tulang panjang seperti femur, tibia, humerus, dan fibula atau pada
tulang pipih seperti pelvis dan skapula.
6
g. Retikulo-sarkoma tulang
Retikulo-sarkoma tulang dapat terjadi pada setiap usia, tetapi terutama pada usia di atas
20 tahun (30-40 tahun). Gejala yang paling menonjol adalah nyeri serta fraktur patologis. Lokasi
retikulo-sarkoma terutama pada tulang panjang. Pemeriksaan radiologi, pada foto rontgen terlihat
bintik-bintik destruksi tulang biasanya pada daerah sumsum tulang, dengan pemeriksaan radio-
isotop ditemukan adanya lesi multipel. Retikulo-sarkoma merupakan tumor ganas limfoid
dengan struktur histologist yang bervariasi. Sel-selnya terdiri atas sel bulat pleomorf dengan
batas sitoplasma yang jelas. Jaringan stoma kadang-kadang mengandung serabut retikulidan
terletak secara uniform di antara sel-sel tumor. Gambaran patologis retikulo-sarkoma tulang
umumnya seperti pada retikulo-sarkoma histiositik dan jenis campuran yaitu jenis limfatik
holistic dari limfoma maligna pada kelenjar limfe.
h. Mieloma multipel
Mieloma multipel merupakan tumor ganas tulang yang sering digunakan yaitu 17% dari
seluruh tumor ganas organ tubuh serta menempati peringkat ketiga dari tumor ganas tulang.
Ditemukan terutama pada usia 40-70 tahun, jarang dibawah 30 tahun, dan lebih sering ditemukan
pada pria daripaada wanita dengan perbandingan 2:1. Mieloma multiple terjadi akibat proliferasi
ganas dari sel-sel plasma. Gejala yang paling sering timbul adalah nyeri tulang, dan lokasi nyeri
sering kali pada tulang iga, tulanng belakang, dan sakit pinggang yang kadang-kadang disertai
nyeri radikular serta kelemahan anggota gerak.
Gejala umum seperti anemia, kakeksia, anoreksia, muntah, gangguan psikis, dan
perubahan tingkat kesadaran juga dapat ditemukan. Klien sering datang dengan fraktur patologis
terutama pada vertebra karena proses destruksi yang hebat. Dapat terabalesi tulang, terutama
pada tulang tengkorak dan klavikula. Lesi-lesi pada tulang punggung dapat menyebabkan
vertebra kolaps dan kadang-kadang menjepit saraf spinal. Lokasi. Tumor ini berasal dari sumsum
tulang dan menyebar ke tulang yang lain. Lokasi yang paling sering terkena adalah tulang
belakang, panggul, iga, dan tengkorak.
7
D. Path way
5. Kerusakan integritas kulit
Faktor-faktor yang memungkinkan terjadinya tumor
dan keganasan pada sistemmuskuloskeletal:
genetik, radiasi, bahan kimia, trauma, limfedema kronis
dan infeksi
Pertumbuhan baru sel-sek tulang dan jaringan lunak
Berdiferensiasi menjadi beberapa sel osteoklas,
kondroblas, fibroblas, dan mieloblas
Bersifat osteogenik, kondrogenik, atau
mieologenik
Bersifat ganas atau kanker
(sel kecil/oat cell)
 Kurang kohesif
 Pertumbuhan cepat
 Pola tidak teratur
 Tidak berkapsulPeningkatan proliferasi sel,
neurovaskularisasi, pertumbuhan jaringan,
pembengkakan, dan kerapuhan tulang.
Ekspansi tumor
yang cepat dan
penekanan ke
jaringan sekitarnya,
perdarahan, atau
degenerasi
↑ Metabolisme
Terbentuknya ulkus
1. Nyeri
3. Risiko tinggi
ketidakseimbangan
nutrisi: kurang dari
kebutuhan tubuh
↑ Kebutuhan energi
Kelemahan dan
perasaan mudah
lelah
4. Risiko tinggi trauma
5. Kerusakan integritas kulit
Penurunan
kemampuan
pergerakan
2. Hambatan
mobilitas fisik
8
E. Pemeriksaan diagnostik
Pada foto Rontgen, densitas tulang terlihat berkurang akibat mieloma multipel dengan
daerah osteolitik yang bulat dan rarefaksi pada sumsum tulang. Gambaran ini dapat berbentuk
lubang pukulan yang kecil (punched out) yang bentuknya bervariasi serta daerah radiolusen yang
berbatas tegas.
F. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang dilakukan adalah radioterapi dan kemoterapi yang akan
mengurangi gejala nyeri dan dapat memperpanjang usia klien. Bila terdapat fraktur patologis,
dilakukan fiksasi internal dan rongga yang terjadi diisi dengan semen metilmetakrilat.
G. Askep Keganasan
A. Pengkajian
a. Anamnesis
 Identitas
 Keluhan utama
 Riwayat penyakit sekarang
 Riwayat penyakit dahulu
 Riwayat penyakit keluarga
 Riwayat psikososial
b. Pemeriksaan fisik
 breathing
 inspeksi : apabila tidak melibatkan sistem pernapasan, biasanya akan ditemukan
kesimetrisan rongga dada normal, klien tidak sesak napas, tidak menggunakan
otot bantu pernapasan. Apabila melibatkan sistem pernapasan seperti adanya
tumor paru dan keganasan pada paru atau terjadi fraktur patologis pada tulang
belakang, akan ada kelainan pada pengkajian inspeksi rongga dada.
 palpasi : taktil fremitus seimbang kanan dan kiri
 perkusi : suara resonan pada seluruh lapang paru
 auskultasi : suara napas hilang atau melemah pada sisi yang sakit, biasanya
didapatkan suara ronki atau mengi.
 blood pengisian kapiler kurang dari satu detik, sering ditemukan keringat dingin dan
pusing. Klien tumor dan keganasan sistem muskuloskeletal sering mengalami anemia
yang berhubungan dengan proses peningkatan neurovaskularisasi dan peningkatan
kebutuhan darah untuk pembentukan jaringan baru.
9
 brain kesadaran biasanya compos mentis, pada kasus yang lebih parah, klien dapat
mengeluh pusing dan gelisah. Bila terdapat gangguan neurologis pada klien,
pemeriksaan neurologis perlu dilakukan secara cermat untuk menentukan apakah
gangguan ini timbul karena penekanan tumor pada saraf tertantu.
 Kepala dan wajah : dilihat adanya sianosis
 Mata : sclera bisanya tidak iktetik, konjungtiva anemis
 Leher : biasanya JVP dalam batas normal
 bladder produksi urin biasanya dalam batas normal dan tidak ada keluhan pada sistem
perkemihan.
 bowel pada kasus tumor dan keganasan, tidak ada gangguan eliminasi. Walaupun
demikian, perlu juga dikaji frekuensi, konsistensi, warna serta bau feses. Pada
eliminasi urin dikaji frekuensi, kepekatan, warna, bau, dan jumlah urin. Klien
biasanya mengalami mual, nyeri lambung, yang menyebabkan klien tidak nafsu
makan.
 bone pada pengkajian biasanya ditemukan tanda dan keluhan seperti :
 Nyeri. Keluhan ini merupakan keluhan utama yang seringkali mendorong klien
meminta pertolongan pada perawat dan dokter. Nyeri merupakan keluhan utama
pada tumor ganas. Adanya nyeri menunjukkan tanda ekspansi tumor yang cepat
dan penekanan jaringan sekitarnya, perdarahan, atau degenerasi.
 Keterbatasan pergerakan, biasanya semakin bertambah berat secara perlahan
dengan bertambahnya nyeri dan makin besarnya benjolan/pembengkakan. Menilai
kemampuan klien dalam melakukan pergerakan, penting untuk menentukan
rencana asuhan pemenuhan aktivitas dan menghindari resiko cedera karena
keterbatasan aktivitas
 Pembesaran jaringan. Klien mungkin menunjukkan salah satu bagian tubuhnya
secara perlahan membesar. Memeriksa letak pembesaran, jumlah
benjolan/pembesaran jaringan dan berapa diameter ukuran dari
benjolan/pembesaran jaringan tersebut. Melakukan palpasi, penting untuk
mengetahui perbedaan pada pergerakan benjolan. Apabila benolan dapat bergerak
biasanya tumor jinak, bila tidak bergerak biasanya merupakan tumor ganas
dengan metastasis yang sudah luas.
 Kelemahan fisik biasanya terjadi pada klien dengan keganasan pada tulang,
karena berkaitan dengan peningkatan metabolisme yang digunakan oleh sel-sel
tumor untuk melakukan proliferasi.
 Tanda-tanda peradangan, biasanya pada klien dengan kegansanan jaringan lunak
biasanya terdapat lesi sampai ulkus pada kulit sekitar jaringan yang mengalami
pembengkakan atau benjolan.
10
B. Diagnosa
1. Nyeri berhubungan dengan ekspansi tumor yang cepat dan penekanan ke jaringan
sekitarnya, perdarahan, atau degenerasi
2. Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan penurunan rentang gerak, kelemahan
otot, nyeri pada gerakan akibat ekspansi tumor yang cepat dan penekanan jaringan
sekitarnya, perdarahan, atau degenerasi.
3. Resiko ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan
dengan ketidakseimbangan asupan nutrisi dengan peningkatan kebutuhan yang
berlebihan.
4. Resiko tinggi trauma yang berhubungan dengan keterbatasan dan kelemahan ketahanan
fisik, penurunan kemampuan pergerakan.
5. Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan peningkatan kerusakan pembuluh
darah kapiler dan trauma jaringan lunak.
C. Rencana dan Implementasi
Sasaran utama klien dapat mencakup:
1. Pemulihan nyeri serta gangguan rasa nyaman
2. Pemenuhan nutrisi yang adekuat dan seimbang antara asupan dan kebutuhan nutrisi yang
tinggi
3. Penurunan resiko cedera agar tidak terjadi fraktur patologis
4. Meningkatkan pertumbuhan integritas kulit
5. Pemulihan keadaan mudah lelah
D. Evaluasi
Hasil akhir yang diharapkan pada asuhan keperawatan klien tumor dan keganasan pada
sistem musculoskeletal
1. Neri berkurang atau terjadi perbaikan tingkat kenyamanan
2. Terpenuhnya nutrisi yang adekuat
3. Dapat dihindarinya resiko cedera agar tidak terjadi fraktur patologis
4. Meningkatkan pertumbuhan integritas kulit
5. Tingkat keletihan berkurang
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keganasan adalah pertumbuhan sel baru yang bersifat ganas dan abnormal pada tulang
primer, tulang rawan, jaringan ikat, dan sum-sum tulang. Karsinoma tulang disebut juga dengan
neoplasma tulang atau tumor tulang. Kanker tulang adalah penyakit yang relatif langka di mana
sel-sel kanker tumbuh di jaringan tulang. Kanker terjadi ketika sel-sel dalam tubuh membelah
tanpa kontrol atau perintah. Biasanya, sel-sel membelah dengan cara diatur. Jika sel-sel terus
membelah tak terkendali ketika sel-sel baru tidak dibutuhkan, massa bentuk jaringan, disebut
suatu pertumbuhan atau tumor
B. Saran
Sebaiknya pasien yang mengalami kegansan tulang segera diatasi dengan terapi dan tetap
menjalankan aktivitas sesuai kemampuannya.
12
DAFTAR PUSTAKA
Huda, Nurarif Amin, dan Hardhi, Kusuma 2013, Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan
diagnosa medis & NANDA NIC-NOC, Edisi revisi jilid 1, Jakarta: Mediaction publishing
Muttaqin, Arif 2008, Asuhan keperawatan klien gangguan sistem musculoskeletal Jakarta : EGC

Contenu connexe

Tendances

134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasinanang aw aw
 
Konsep Dasar Komunikasi dalam Keperawatan
Konsep Dasar Komunikasi dalam KeperawatanKonsep Dasar Komunikasi dalam Keperawatan
Konsep Dasar Komunikasi dalam KeperawatanI Gede Purnawinadi
 
format pengkajian keperawatan komunitas
format pengkajian keperawatan komunitasformat pengkajian keperawatan komunitas
format pengkajian keperawatan komunitasLSIM
 
Nilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vitalNilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vitalTri Kusniati
 
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2Utik Pariani
 
Model dan konsep dasar keperawatan jiwa
Model dan konsep dasar keperawatan jiwaModel dan konsep dasar keperawatan jiwa
Model dan konsep dasar keperawatan jiwaAgus Arianto
 
Makalah asuhan hiv aids
Makalah asuhan hiv aidsMakalah asuhan hiv aids
Makalah asuhan hiv aidsWarnet Raha
 
Asuhan keperawatan pada tn
Asuhan keperawatan pada tnAsuhan keperawatan pada tn
Asuhan keperawatan pada tnDwi Ap
 
Syok hipovolemik
Syok hipovolemikSyok hipovolemik
Syok hipovolemikgustians
 
Tanda tanda infeksi
Tanda tanda infeksiTanda tanda infeksi
Tanda tanda infeksiAULIA SHARA
 
Konsep dasar proses keperawatan
Konsep dasar proses keperawatanKonsep dasar proses keperawatan
Konsep dasar proses keperawatanAde Rahman
 
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdfImplementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdfﱞﱞ ﱞﱞ ﱞﱞ
 
Lembar discharge planning
Lembar discharge planningLembar discharge planning
Lembar discharge planningtheloserbody
 

Tendances (20)

Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri
 
134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi
 
Konsep dan-perspektif-kmb
Konsep dan-perspektif-kmbKonsep dan-perspektif-kmb
Konsep dan-perspektif-kmb
 
Konsep Dasar Komunikasi dalam Keperawatan
Konsep Dasar Komunikasi dalam KeperawatanKonsep Dasar Komunikasi dalam Keperawatan
Konsep Dasar Komunikasi dalam Keperawatan
 
Macam2 dan cara penyuntikan
Macam2 dan cara penyuntikanMacam2 dan cara penyuntikan
Macam2 dan cara penyuntikan
 
format pengkajian keperawatan komunitas
format pengkajian keperawatan komunitasformat pengkajian keperawatan komunitas
format pengkajian keperawatan komunitas
 
Nilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vitalNilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vital
 
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
 
Pembahasan Soal UKOM KMB
Pembahasan Soal UKOM KMBPembahasan Soal UKOM KMB
Pembahasan Soal UKOM KMB
 
Model dan konsep dasar keperawatan jiwa
Model dan konsep dasar keperawatan jiwaModel dan konsep dasar keperawatan jiwa
Model dan konsep dasar keperawatan jiwa
 
Makalah asuhan hiv aids
Makalah asuhan hiv aidsMakalah asuhan hiv aids
Makalah asuhan hiv aids
 
Asuhan keperawatan pada tn
Asuhan keperawatan pada tnAsuhan keperawatan pada tn
Asuhan keperawatan pada tn
 
Syok hipovolemik
Syok hipovolemikSyok hipovolemik
Syok hipovolemik
 
Tanda tanda infeksi
Tanda tanda infeksiTanda tanda infeksi
Tanda tanda infeksi
 
Konsep dasar proses keperawatan
Konsep dasar proses keperawatanKonsep dasar proses keperawatan
Konsep dasar proses keperawatan
 
Sp isolasi sosial
Sp isolasi sosialSp isolasi sosial
Sp isolasi sosial
 
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdfImplementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
 
Sop vulva hygiene
Sop vulva hygieneSop vulva hygiene
Sop vulva hygiene
 
Lembar discharge planning
Lembar discharge planningLembar discharge planning
Lembar discharge planning
 
(5). program pembinaan kesehatan komunitas
(5). program pembinaan kesehatan komunitas(5). program pembinaan kesehatan komunitas
(5). program pembinaan kesehatan komunitas
 

En vedette (20)

Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Asuhan Keperawatan Pada Kanker Tulang
Asuhan Keperawatan Pada Kanker TulangAsuhan Keperawatan Pada Kanker Tulang
Asuhan Keperawatan Pada Kanker Tulang
 
Skau amir
Skau amirSkau amir
Skau amir
 
K.Jha Safety Officer Cert. Bunch 1
K.Jha Safety Officer  Cert. Bunch 1K.Jha Safety Officer  Cert. Bunch 1
K.Jha Safety Officer Cert. Bunch 1
 
WhitePaper_M-LEx
WhitePaper_M-LExWhitePaper_M-LEx
WhitePaper_M-LEx
 
Convocatoria CEN
Convocatoria CENConvocatoria CEN
Convocatoria CEN
 
Dads' power point presentation
Dads' power point presentationDads' power point presentation
Dads' power point presentation
 
American graduate 2015
American graduate 2015American graduate 2015
American graduate 2015
 
Young Crew Newsletter
Young Crew NewsletterYoung Crew Newsletter
Young Crew Newsletter
 
Husqi Design Challenge~3
Husqi Design Challenge~3Husqi Design Challenge~3
Husqi Design Challenge~3
 
Capaces
CapacesCapaces
Capaces
 
2016 Q1 Morningstar Fund Observer
2016 Q1  Morningstar Fund Observer2016 Q1  Morningstar Fund Observer
2016 Q1 Morningstar Fund Observer
 
Getting Started with the TypeScript Language
Getting Started with the TypeScript LanguageGetting Started with the TypeScript Language
Getting Started with the TypeScript Language
 
Neoplasma 1
Neoplasma 1Neoplasma 1
Neoplasma 1
 
Thesis presentation
Thesis presentationThesis presentation
Thesis presentation
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Power Point Keganasan
Power Point KeganasanPower Point Keganasan
Power Point Keganasan
 

Similaire à Makalah keganasan (20)

Tumor Tulang (Bone Neoplasma)
Tumor Tulang (Bone Neoplasma)Tumor Tulang (Bone Neoplasma)
Tumor Tulang (Bone Neoplasma)
 
kanker tulang
kanker tulangkanker tulang
kanker tulang
 
212226087 tugas-kmb-ca-tulang
212226087 tugas-kmb-ca-tulang212226087 tugas-kmb-ca-tulang
212226087 tugas-kmb-ca-tulang
 
Tumor kartilago.pptx
Tumor kartilago.pptxTumor kartilago.pptx
Tumor kartilago.pptx
 
Mklah ro dna
Mklah ro dnaMklah ro dna
Mklah ro dna
 
Tumor tulang shb
Tumor tulang shbTumor tulang shb
Tumor tulang shb
 
Karsinoma tulang
Karsinoma tulangKarsinoma tulang
Karsinoma tulang
 
Bone tumors.pptx
Bone tumors.pptxBone tumors.pptx
Bone tumors.pptx
 
Kanker ganas tulang jatim fair 2017
Kanker ganas tulang   jatim fair 2017Kanker ganas tulang   jatim fair 2017
Kanker ganas tulang jatim fair 2017
 
Translate 2
Translate 2Translate 2
Translate 2
 
Giant Cell Tumor.pptx
Giant Cell Tumor.pptxGiant Cell Tumor.pptx
Giant Cell Tumor.pptx
 
dr.M.Fadlan Hamzah
dr.M.Fadlan Hamzahdr.M.Fadlan Hamzah
dr.M.Fadlan Hamzah
 
Asuhan Keperawatan Pada Kanker Tulang
Asuhan Keperawatan Pada Kanker TulangAsuhan Keperawatan Pada Kanker Tulang
Asuhan Keperawatan Pada Kanker Tulang
 
Tulang
TulangTulang
Tulang
 
Askep tumor mata
Askep tumor mataAskep tumor mata
Askep tumor mata
 
Tumor mandibula
Tumor mandibulaTumor mandibula
Tumor mandibula
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter ii
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Bab ii1
Bab ii1Bab ii1
Bab ii1
 
Osteo artritis
Osteo artritisOsteo artritis
Osteo artritis
 

Plus de Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 
Kop undangan aqiqah
Kop undangan aqiqahKop undangan aqiqah
Kop undangan aqiqah
 
Surat izin keramaian 2
Surat izin keramaian 2Surat izin keramaian 2
Surat izin keramaian 2
 
Shynta
ShyntaShynta
Shynta
 
Undangan kafosulino katulu
Undangan kafosulino katuluUndangan kafosulino katulu
Undangan kafosulino katulu
 
Soal agama smp
Soal agama smpSoal agama smp
Soal agama smp
 
Soal ulangan seni budaya
Soal ulangan seni budayaSoal ulangan seni budaya
Soal ulangan seni budaya
 

Makalah keganasan

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keganasan sel pada mulanya berlokasi pada sumsum tulang (myeloma) dari jaringan sel tulang (sarkoma) atau tumor tulang (carsinomas). Pada tahap selanjutnya sel-sel tulang akan berada pada nodul-nodul limpa, hati limfe dan ginjal. Akibat adanya pengaruh aktivitas hematopoetik sumsum tulang yang cepat pada tulang, sel-sel plasma yang belum matang / tidak matang akan terus membelah. Akhirnya terjadi penambahan jumlah sel yang tidak terkontrol lagi. Osteogeniksarcoma sering terdapat pada pria usia 10-25 tahun, terutama pada pasien yang menderita penyakit paget’s. hal ini dimanifestasikan dengan nyeri bengkak, terbatasnya pergerakan serta menurunnya berat badan. Gejala nyeri pada punggung bawah merupakan gejala yang khas, hal ini disebabkan karena adanya penekanan pada vertebra oleh fraktur tulang patologik. Anemia dapat terjadi akibat adanya penempatan sel-sel neoplasma. Pada sumsum tulang hal ini menyebabkan terjadinya hiperkalsemia, hiperkalsuria dan hiperurisemia selama adanya kerusakan tulang. Sel-sel plasma ganas akan membentuk sejumlah immunoglobulin / bence jones protein abnormal. Hal ini dapat dideteksi dalam serum urin dengan teknik immunoelektrophoesis. Gejala gagal ginjal dapat terjadi selama presitipasi immunoglobulin dalam tubulus (pada pyelonephritis), hiperkalsemia, peningkatan asam urat, infiltrasi ginjal oleh plasma sel (myeloma ginjal) dan thrombosis pada pena ginjal. Kecederungan patologik perdarahan merupakan ciri-ciri myeloma dengan dua alasan utama, yaitu : a. Penurunan platelet (thrombositopenia) selama adanya kerusakan megakaryosit, yang merupakan sel-sel induk dalam sel-sel tulang. b. Tidak berfungsinya platelets, microglobin menghalangi elemen-elemen dan turut serta dalam fungsi hemostatik.
  • 2. 2 B. Rumusan Masalah Sebagai mahasiswa/i keperawatan, kami ingin mengetahui seluk beluk dari definisi karsinoma tulang, penyebab karsinoma tulang, tanda-tanda adanya penyakit, perjalanan penyakit, dan pengobatannya, serta asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit keganasan. C. Tujuan Mahasiswa/i keperawatan mengetahui dan memahami penyakit karsinoma tulang yang merupakan gangguan pada sistem muskuloskeletal.
  • 3. 3 BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Karsinoma (keganasan) tulang adalah pertumbuhan sel baru yang bersifat ganas dan abnormal pada tulang primer, tulang rawan, jaringan ikat, dan sum-sum tulang. Karsinoma tulang disebut juga dengan neoplasma tulang atau tumor tulang. Kanker tulang adalah penyakit yang relatif langka di mana sel-sel kanker tumbuh di jaringan tulang. Kanker terjadi ketika sel-sel dalam tubuh membelah tanpa kontrol atau perintah. Biasanya, sel-sel membelah dengan cara diatur. Jika sel-sel terus membelah tak terkendali ketika sel-sel baru tidak dibutuhkan, massa bentuk jaringan, disebut suatu pertumbuhan atau tumor. Kanker merujuk pada tumor ganas, yang dapat menyerang jaringan terdekat dan menyebar ke bagian lain dari tubuh (George, 2005). B. Etiologi Penyebab dari karsinoma tulang tidak diketahui secara pasti. Para ahli kesehatan menyatakan bahwa kemungkinan penyebab karsinoma (keganasan) tulang yaitu genetik, radiasi, bahan kimia, trauma, limfedema kronis, dan infeksi. C. Klasifikasi dan gejalanya Tumor maligna primer meliputi: sarkoma osteogenik, osteosarkoma parosteal, kondrosarkoma, juksta kondrosarkoma kortikal, osteoklastoma, sarkoma ewing, retikulo- sarkoma tulang, mieloma multipel. a. Sarkoma osteogenik Nama ini dipergunakan bukan karena tumor membentuk tulang, tetapi tumor ini pembentukannya berasal dari osteoblastik sel-sel mesenkim primitif. Sarkoma osteogenik merupakan tumor ganas tulang yang paling sering ditemukan (48,8%) diluar mieloma multipel. Tumor ini merupakan tumor yang sangat ganas, menyebar secara cepat pada periosteum dan jaringan ikat diluarnya. Sarkoma osteogenik terutama ditemukan pada usia 10-20 tahun dan lebih sering terjadi pada pria daripada wanita. Nyeri merupakan gejala utama yang pertama muncul yang bersifat konstan dan bertambah hebat pada malam hari. Tumor ini sering ditemukan di daerah metafisis tulang panjang terutama pada femur distal dan tibia proksimal dan dapat pula ditemukan pada radius distal dan humerus proksimal. Pemeriksaan radiologi. Gambaran radiologis yang dapat ditemukan bergantung pada kelainan yang terjadi : 1. Pada tipe osteolitik, proses destruksi yang lebih menonjol 2. Pada tipe osteoblastik, pembentukan tulang yang lebih menonjol 3. Pada tipe campuran, terdapat proses osteolitik dan osteoblastik yang seimbang Pertumbuhan tulang yang cepat mengakibatkan destruksi tulang dan periosteum dan dari reaksi periosteal tersebut hanya sisanya yaitu pada bagian tepi yang masih terlihat yang
  • 4. 4 memberikan gambaran radiologis yang khas sebagai suatu sudut segitaga, yaitu sudut codman. Selain itu, ditemukan adanya bagian korteks yang terputus dan tumor menembus kejaringan sekitarnya dan membentuk garis-garis pembentukan tulang yang radial kearah luar yang berasal dari korteks dan dikenal sebagai sunburst appearance. Sering kali diperlukan pemeriksaan radiologi lainnya seperti CT-scan atau MRI. Pemeriksaan foto toraks selain dilakukan sebagai prosedur rutin juga untuk follow-up adanya metastasis pada paru-paru. b. Osteosarkoma parosteal Osteosarkoma parosteal disebut juga sebagai sarkoma osteogenik juksta kortikal, tetapi dengan sifat dan gejala klinis yang berbeda dengan sarkoma osteogenik. Gambaran klinis osteosarkoma parosteal biasanya ditemukan pada usia 10-50 tahun dengan prognosis yang lebih limfatik histiotik dari pada limfoma maligna kelenjer limfe. Kelainan itu sulit dibedakan secara histologis dengan sarkoma ewing kecuali dengan pewarnaan glikogen yang hasilnya positif pada sarkoma ewing dan negatif pada retikulo-sarkoma. Osteosarkoma parosteal terutama ditemukan pada metafisis femur bagian distal dan bagian belakang femur (50%) dan dapat pula ditemukan pada tulang humerus dan tibia. c. Kondrosarkoma Kondrosarkoma merupakan tumor tulang ganas yang terdiri atas kondrosit anaplastik yang dapat tumbuh sebagai tumor tulang perifer atau sentral. Tumor ini paling sering menyerang pria berusia di atas 35 tahun. Gejala yang paling sering adalah massa tanpa nyeri yang berlangsung lama. Contoh. Lesi perifer sering kali tidak menimbulkan gejala-gejala tertentu untuk jangka waktu yang lama dan hanya berupa pembesaran yang dapat diraba dan hampir tidak menimbulkan gangguan. Akan tetapi, mungkin akan disusul dengan suatu pertumbuhan yang cepat dan agresif. Tempat-tempat yang sering ditumbuhi tumor ini adalah pelvis, femur, tulang iga, gelang bahu, dan tulang kraniofasial. Perkembangan kondrosarkoma sangat lambat. Gejala dini biasanya berupa nyeri yang bersifat tumpul akibat pembesaran tumor yang perlahan. Lokasi kondrosarkoma terutama pada daerah panggulm bahum dan lutut. d. Juksta kondrosarkoma kortikal Juksta kondrosarkoma Kortikal merupakan suatu tumor ganas yang ditandai dengan pembentukan tulang rawan yang berasal dari bagian luar permukaan tulang, mulai dari tulang rawan di bawah periosteum. Prognosis tumor ini lebih baik dibandingkan dengan jenis kondrosarkoma sentral dan harus dibedakan dari kondrosarkoma sekunder akibat perubahan keganasan dari osteokondroma. Pada foto Rontgen lesi terlihat radiolusen dengan bintik-bintik kalsifikasi. Lokasi juksta kondrosarkoma kortikal tertama pada femur distal, tibia proksimal, serta humerus proksimal, tumor ekstraoseus biasanya mengadakan invasi ke korteks dan kemudian kruta pembengkakan tedalam medulla. Perkembangan tumor ini sangat cepat.
  • 5. 5 e. Osteoklastoma Osteoklastoma (Giant Cell Tumor = tumor sel raksasa) merupkan tumor tulang yang mempunyai sifat dan kecenderungan untuk berubah menjadi ganas dan agresif sehingga tumor ini dikategorikan sebagai tumor ganas. Tumor sel raksasa menempati urutan kedua (17,5%) dari seluruh tumor ganas tulang, terutama ditemukan pada usia 20-40 tahun dan jarang sekali ditemukan di bawah usia 20 tahun, dan lebih sering ditemukanpada wanita daripada pria. Keluhan utama yang ditemukan berupa nyeri serta pembengkakan terutama pada lutut dan mungkin ditemukan efusi sendi serta gangguan gerakan pada sendi. Mungkin juga klien datang berobat dengan gejala fraktur (10%). Sifat khas tumor raksasa adalah adanya stroma vaskuler dan seluler yang terdiri atas sel-sel berbentuk oval yang mengandung sejumlah nucleus lonjong, kecil dan berwarna gelap. Sel raksasa ini merupakan sel besar dengan sitoplasma yang berwarna merah muda. Sel ini mengandung sejumlah nucleus yang vesicular dan menyerupai sel-sel stroma. Walaupun tumor ini biasanya dianggap jinak, tetapi tetap memiliki berbagai derajat keganasan, bergantung pada sifat sarkomatosa dan stromanya. Pada jenis yang ganas, tumor ini menjadi anaplastik dengan daerah nekrosis dan perdarahan. Lokasi. Tempat-tempat yang biasa diserang oleh tumor ini adalah ujuung-ujung tulang panjang, terutama lutut dan ujung bawah radius. Osteoklastoma terutama ditemukan pada daerah epifisis tulang panjang (75%), khususnya daerah lutut yaitu derah tibia proksimal, femur distal, humerus proksimal, dan radius distal. Sisanya dapat ditemukan padadaerah pelvis dan sacrum. f. Sarkoma ewing Sarkoma ewing adalah tumor ganas yang berasal dari sumsum tulang dengan frekuansi sebanyak 5% dari seluruh tumor ganas tulang dan merupakan jenis tumor tulang yang sangat ganas. Tumor ini paling sering terlihat pada anak-anak usia belasan (10-20) tahun dan lebih sering terjadi ada pria daripada wanita, dan tempat yang paling sering adalah korpus tulang panjang. Penampilan secara kasarnya adalah berupa tumor abu-abu lunak yang tumbuh ke reticulum sumsum tulang dan merusak korteks tulang dari sebelah dalam. Dibawah periosteum terbentuk lapisan-lapisan tulang yang baru diendapkan paralel dengan batang tulang sehingga membentuk gambaran serupa kulit bawang. Lokasi. Sarkoma Ewing terutama terdapat pada daerah diafisis dan metafisis tulang panjang seperti femur, tibia, humerus, dan fibula atau pada tulang pipih seperti pelvis dan skapula.
  • 6. 6 g. Retikulo-sarkoma tulang Retikulo-sarkoma tulang dapat terjadi pada setiap usia, tetapi terutama pada usia di atas 20 tahun (30-40 tahun). Gejala yang paling menonjol adalah nyeri serta fraktur patologis. Lokasi retikulo-sarkoma terutama pada tulang panjang. Pemeriksaan radiologi, pada foto rontgen terlihat bintik-bintik destruksi tulang biasanya pada daerah sumsum tulang, dengan pemeriksaan radio- isotop ditemukan adanya lesi multipel. Retikulo-sarkoma merupakan tumor ganas limfoid dengan struktur histologist yang bervariasi. Sel-selnya terdiri atas sel bulat pleomorf dengan batas sitoplasma yang jelas. Jaringan stoma kadang-kadang mengandung serabut retikulidan terletak secara uniform di antara sel-sel tumor. Gambaran patologis retikulo-sarkoma tulang umumnya seperti pada retikulo-sarkoma histiositik dan jenis campuran yaitu jenis limfatik holistic dari limfoma maligna pada kelenjar limfe. h. Mieloma multipel Mieloma multipel merupakan tumor ganas tulang yang sering digunakan yaitu 17% dari seluruh tumor ganas organ tubuh serta menempati peringkat ketiga dari tumor ganas tulang. Ditemukan terutama pada usia 40-70 tahun, jarang dibawah 30 tahun, dan lebih sering ditemukan pada pria daripaada wanita dengan perbandingan 2:1. Mieloma multiple terjadi akibat proliferasi ganas dari sel-sel plasma. Gejala yang paling sering timbul adalah nyeri tulang, dan lokasi nyeri sering kali pada tulang iga, tulanng belakang, dan sakit pinggang yang kadang-kadang disertai nyeri radikular serta kelemahan anggota gerak. Gejala umum seperti anemia, kakeksia, anoreksia, muntah, gangguan psikis, dan perubahan tingkat kesadaran juga dapat ditemukan. Klien sering datang dengan fraktur patologis terutama pada vertebra karena proses destruksi yang hebat. Dapat terabalesi tulang, terutama pada tulang tengkorak dan klavikula. Lesi-lesi pada tulang punggung dapat menyebabkan vertebra kolaps dan kadang-kadang menjepit saraf spinal. Lokasi. Tumor ini berasal dari sumsum tulang dan menyebar ke tulang yang lain. Lokasi yang paling sering terkena adalah tulang belakang, panggul, iga, dan tengkorak.
  • 7. 7 D. Path way 5. Kerusakan integritas kulit Faktor-faktor yang memungkinkan terjadinya tumor dan keganasan pada sistemmuskuloskeletal: genetik, radiasi, bahan kimia, trauma, limfedema kronis dan infeksi Pertumbuhan baru sel-sek tulang dan jaringan lunak Berdiferensiasi menjadi beberapa sel osteoklas, kondroblas, fibroblas, dan mieloblas Bersifat osteogenik, kondrogenik, atau mieologenik Bersifat ganas atau kanker (sel kecil/oat cell)  Kurang kohesif  Pertumbuhan cepat  Pola tidak teratur  Tidak berkapsulPeningkatan proliferasi sel, neurovaskularisasi, pertumbuhan jaringan, pembengkakan, dan kerapuhan tulang. Ekspansi tumor yang cepat dan penekanan ke jaringan sekitarnya, perdarahan, atau degenerasi ↑ Metabolisme Terbentuknya ulkus 1. Nyeri 3. Risiko tinggi ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh ↑ Kebutuhan energi Kelemahan dan perasaan mudah lelah 4. Risiko tinggi trauma 5. Kerusakan integritas kulit Penurunan kemampuan pergerakan 2. Hambatan mobilitas fisik
  • 8. 8 E. Pemeriksaan diagnostik Pada foto Rontgen, densitas tulang terlihat berkurang akibat mieloma multipel dengan daerah osteolitik yang bulat dan rarefaksi pada sumsum tulang. Gambaran ini dapat berbentuk lubang pukulan yang kecil (punched out) yang bentuknya bervariasi serta daerah radiolusen yang berbatas tegas. F. Penatalaksanaan Penatalaksanaan yang dilakukan adalah radioterapi dan kemoterapi yang akan mengurangi gejala nyeri dan dapat memperpanjang usia klien. Bila terdapat fraktur patologis, dilakukan fiksasi internal dan rongga yang terjadi diisi dengan semen metilmetakrilat. G. Askep Keganasan A. Pengkajian a. Anamnesis  Identitas  Keluhan utama  Riwayat penyakit sekarang  Riwayat penyakit dahulu  Riwayat penyakit keluarga  Riwayat psikososial b. Pemeriksaan fisik  breathing  inspeksi : apabila tidak melibatkan sistem pernapasan, biasanya akan ditemukan kesimetrisan rongga dada normal, klien tidak sesak napas, tidak menggunakan otot bantu pernapasan. Apabila melibatkan sistem pernapasan seperti adanya tumor paru dan keganasan pada paru atau terjadi fraktur patologis pada tulang belakang, akan ada kelainan pada pengkajian inspeksi rongga dada.  palpasi : taktil fremitus seimbang kanan dan kiri  perkusi : suara resonan pada seluruh lapang paru  auskultasi : suara napas hilang atau melemah pada sisi yang sakit, biasanya didapatkan suara ronki atau mengi.  blood pengisian kapiler kurang dari satu detik, sering ditemukan keringat dingin dan pusing. Klien tumor dan keganasan sistem muskuloskeletal sering mengalami anemia yang berhubungan dengan proses peningkatan neurovaskularisasi dan peningkatan kebutuhan darah untuk pembentukan jaringan baru.
  • 9. 9  brain kesadaran biasanya compos mentis, pada kasus yang lebih parah, klien dapat mengeluh pusing dan gelisah. Bila terdapat gangguan neurologis pada klien, pemeriksaan neurologis perlu dilakukan secara cermat untuk menentukan apakah gangguan ini timbul karena penekanan tumor pada saraf tertantu.  Kepala dan wajah : dilihat adanya sianosis  Mata : sclera bisanya tidak iktetik, konjungtiva anemis  Leher : biasanya JVP dalam batas normal  bladder produksi urin biasanya dalam batas normal dan tidak ada keluhan pada sistem perkemihan.  bowel pada kasus tumor dan keganasan, tidak ada gangguan eliminasi. Walaupun demikian, perlu juga dikaji frekuensi, konsistensi, warna serta bau feses. Pada eliminasi urin dikaji frekuensi, kepekatan, warna, bau, dan jumlah urin. Klien biasanya mengalami mual, nyeri lambung, yang menyebabkan klien tidak nafsu makan.  bone pada pengkajian biasanya ditemukan tanda dan keluhan seperti :  Nyeri. Keluhan ini merupakan keluhan utama yang seringkali mendorong klien meminta pertolongan pada perawat dan dokter. Nyeri merupakan keluhan utama pada tumor ganas. Adanya nyeri menunjukkan tanda ekspansi tumor yang cepat dan penekanan jaringan sekitarnya, perdarahan, atau degenerasi.  Keterbatasan pergerakan, biasanya semakin bertambah berat secara perlahan dengan bertambahnya nyeri dan makin besarnya benjolan/pembengkakan. Menilai kemampuan klien dalam melakukan pergerakan, penting untuk menentukan rencana asuhan pemenuhan aktivitas dan menghindari resiko cedera karena keterbatasan aktivitas  Pembesaran jaringan. Klien mungkin menunjukkan salah satu bagian tubuhnya secara perlahan membesar. Memeriksa letak pembesaran, jumlah benjolan/pembesaran jaringan dan berapa diameter ukuran dari benjolan/pembesaran jaringan tersebut. Melakukan palpasi, penting untuk mengetahui perbedaan pada pergerakan benjolan. Apabila benolan dapat bergerak biasanya tumor jinak, bila tidak bergerak biasanya merupakan tumor ganas dengan metastasis yang sudah luas.  Kelemahan fisik biasanya terjadi pada klien dengan keganasan pada tulang, karena berkaitan dengan peningkatan metabolisme yang digunakan oleh sel-sel tumor untuk melakukan proliferasi.  Tanda-tanda peradangan, biasanya pada klien dengan kegansanan jaringan lunak biasanya terdapat lesi sampai ulkus pada kulit sekitar jaringan yang mengalami pembengkakan atau benjolan.
  • 10. 10 B. Diagnosa 1. Nyeri berhubungan dengan ekspansi tumor yang cepat dan penekanan ke jaringan sekitarnya, perdarahan, atau degenerasi 2. Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan penurunan rentang gerak, kelemahan otot, nyeri pada gerakan akibat ekspansi tumor yang cepat dan penekanan jaringan sekitarnya, perdarahan, atau degenerasi. 3. Resiko ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan ketidakseimbangan asupan nutrisi dengan peningkatan kebutuhan yang berlebihan. 4. Resiko tinggi trauma yang berhubungan dengan keterbatasan dan kelemahan ketahanan fisik, penurunan kemampuan pergerakan. 5. Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan peningkatan kerusakan pembuluh darah kapiler dan trauma jaringan lunak. C. Rencana dan Implementasi Sasaran utama klien dapat mencakup: 1. Pemulihan nyeri serta gangguan rasa nyaman 2. Pemenuhan nutrisi yang adekuat dan seimbang antara asupan dan kebutuhan nutrisi yang tinggi 3. Penurunan resiko cedera agar tidak terjadi fraktur patologis 4. Meningkatkan pertumbuhan integritas kulit 5. Pemulihan keadaan mudah lelah D. Evaluasi Hasil akhir yang diharapkan pada asuhan keperawatan klien tumor dan keganasan pada sistem musculoskeletal 1. Neri berkurang atau terjadi perbaikan tingkat kenyamanan 2. Terpenuhnya nutrisi yang adekuat 3. Dapat dihindarinya resiko cedera agar tidak terjadi fraktur patologis 4. Meningkatkan pertumbuhan integritas kulit 5. Tingkat keletihan berkurang
  • 11. 11 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Keganasan adalah pertumbuhan sel baru yang bersifat ganas dan abnormal pada tulang primer, tulang rawan, jaringan ikat, dan sum-sum tulang. Karsinoma tulang disebut juga dengan neoplasma tulang atau tumor tulang. Kanker tulang adalah penyakit yang relatif langka di mana sel-sel kanker tumbuh di jaringan tulang. Kanker terjadi ketika sel-sel dalam tubuh membelah tanpa kontrol atau perintah. Biasanya, sel-sel membelah dengan cara diatur. Jika sel-sel terus membelah tak terkendali ketika sel-sel baru tidak dibutuhkan, massa bentuk jaringan, disebut suatu pertumbuhan atau tumor B. Saran Sebaiknya pasien yang mengalami kegansan tulang segera diatasi dengan terapi dan tetap menjalankan aktivitas sesuai kemampuannya.
  • 12. 12 DAFTAR PUSTAKA Huda, Nurarif Amin, dan Hardhi, Kusuma 2013, Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan diagnosa medis & NANDA NIC-NOC, Edisi revisi jilid 1, Jakarta: Mediaction publishing Muttaqin, Arif 2008, Asuhan keperawatan klien gangguan sistem musculoskeletal Jakarta : EGC