SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Kondisi Hukum di Indonesia
Menjamurnya konflik agraria, inefesiensi birokrasi dan korupsi serta kasus mafia peradilan
(Gayus dan Artalita) menjadi cerminan nyata bagaimana kondisi hukum di Indonesia. Belum lagi
konflik sosial dan ekonomi terkait penerbitan suatu izin oleh pemerintah, misal izin usaha
pertambangan di Bima yang menyulut emosi warga dan mengakibatkan tindakan anarkis.
Mengutip pendapat Tony Adams, the court are extremely clogged up and are generally
unresponsive to needs of public. Peradilan di Indonesia yang tidak responsif seringkali disinyalir
berkat tidak independennya lembaga peradilan Indonesia.1 Padahal independennya lembaga
peradilan amat penting untuk mencapai sistem keadilan, perdamaian, pemeliharaan kehormatan
individu dan tertib sosial serta perlindungan hukum yang setara.Kondisi hukum Indonesia yang
demikian itu merujuk kepada Dato Param Cumaraswamy disebut sebagai “kebusukan hukum”.
Kondisi hukum Indonesia dalam keadaan kritis dan parah karena tidak saja meliputi institusi
semata melainkan sudah merangkak masuk dalam tataran kultur baik internal maupun eksternal.
Internal yaitu pada aparat penegak hukum beserta filosofi produk peraturan perundangan. Pada
tataran eksternal, yakni masyarakat luas.
Tekanan dunia internasional pun secara tidak langsung dirasakan ketika globalisasi dan
kebijakan perdagangan bebas menghimpit Indonesia untuk tetap mempertahankan kedudukan
dalam perekonomian global. Dalam hal ini hukum dan ekonomi berperan sebagai variabel
dependent dan independet yang memiliki korelasi yang koheren. Pada paragraf sebelumnya
sedikit telah diuraikan perihal kondisi hukum Indonesia, namun perlu juga kiranya menambahkan
data-data lain yang jauh lebih lengkap, bahwa 75 (tujuh puluh lima) persen pengelolaan minyak
dipegang oleh asing, hal ini merupakan penyimpangan terhadap ketentuan konstitusi Pasal 33
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Demikian pula di bidang
perbankan, 50,6 persen berada di bawah kepemilikan asing. Hal yang sama juga terjadi di sektor
telekomunikasi serta perkebunan kelapa sawit. Bahkan disinyalir tidak saja pada tataran ekonomi,
pada aspek penyusunan peraturan peundang-undangan pun tangan asing terlihat mencampuri.
Contoh paling nyara adalah dalam pengelolaan tambang. Kontrak karya terhadap penambang
emas di Nusa Tenggara Barat (NTB) misalnya, royalti yang dibayarkan kepada negara ditetapkan
atas dasar harga tetap US$ 300 per troy ounce. Padalah harga emas sekarang ini sudah
mencapai US$1.500 per troy ounce.
Berkenaan dengan intervensi asing dalam penyusunan perundang-undangan dapat dilihat,
menururt anggota DPR Eva Kusuma Sundari, merujuk pada hasil kajian Badan Intelejen Negara
(BIN) terdapat sekitar 76 (tujuh puluh enam) undang-undang yang disinyalirn kuat
menguntungkan pihak asing dan ada keterlibatan pihak asing dalam penyusunannya.
Internasional Monetary Fund (IMF) dan United States Agency for International Development
(USAID) ada dibelakang semua itu. Ketiganya terlibat sebagai konsultan, karena memberikan
pinjaman kepada pemerintah untuk sejumlah program di bidang politik, ekonomi, pendidikan,
2
kesehatan dan kesejahteraan rakyat. Maka tidak heran jika mereka bisa menyusupkan
kepentingan asing dalam penyusunan undang-undang di bidang-bidang tersebut. Dapat dilihat
misalnya Undang-Undang BUMN dan Undang-Undang Penanaman Modal Asing. Misalnya lagi
Undang Undang Migas No. 22 Tahun 2001. Intinya semua memberikan keuntungan yang sangat
besar bagi adanya modal asing masuk ke Indonesia. Modal asing masuk ke Indonesia tentunya,
salah satu rupanya adalah dengan berkuasanya Transantional Corporations. Maka tak heran jika
75 (tujuh puluh lima) persen migas Indonesia dikuasai oleh asing.
B. Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
Pemerintah sebagai pihak yang memgajukan prakarsa sesuai dengan fungsi dan tugas
pokoknya dalam menjalankan penyelenggaraan negara harus mampu mengidentifikasi dan
memfilter, materi muatan apa sajakah yang benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara serta sebagai bagian dari masyarakat dunia untuk diatur
dalam peraturan perundang-undangan dengan memperhatikan landasan pemikiran dan filsafat
hukum yang selaras dengan tujuan nasional. Pembentukan peraturan perundang-undangan
merupakan bagian dari seluruh proses pembentukan hukum yang baru, karena hukum mencakup
proses prosedur, bahkan hukum kebiasaan, perilaku dan sopan santun, dalam menjalankan tugas
kenegaraan dan pelayanan publik kepada masyarakat, sesuai dengan asas-asas pemerintahan
yang baik. Dalam pembentukan peraturan perundang-undangan pemerintah harus merumuskan
kemungkinan-kemungkinan, kesempatan-kesempatan dan kecenderungan yang akan terjadi di
masa depan, melihat kesempatan dan menganalisis resiko untuk meminimalisir kendala yang
akan dihadapi ketika menegakkan suatu aturan.
Berbicara tentang pembentukan peraturan perundang-undangan, selain bargaining politics
maka tidak lepas dari peranan perancang peraturan perundang-undangan dalam proses
penyusunan suatu produk peraturan. Sebagaimana telah diulas sebelumnya bahwa banyak
undang-undang yang disisipi kepentingan asing yang tentu tidak berpihak pada kepentingan
bangsa dan cenderung selalu merugikan, maka sejauh manakah seorang perancang peraturan
perundang-undangan berperan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya untuk memformulasikan
norma hukum dengan berpayung pada satu sistem hukum nasional dengan tetap memperhatikan
perkembangan masyarakat dunia.
C. Permasalahan
Berdasarkan uraian pada bagian pendahuluan, maka dapat ditarik suatu permasalahan,
“bagaimana peran perancang peraturan perundang-undangan dalam proses penyusunan
pearaturan perundang-undangan, khususnya, dan pada pembangunan sistem hukum nasional,
umumnya”
3
BAB III
PEMBAHASAN
A. Perancang Peraturan Perundang-undangan sebagai Sarjana Hukum yang Profesional
dan Kredibel
Tidak dipungkiri bahwa tertinggalnya pemikiran hukum bangsa Indonesia dipengaruhi oleh
kecenderungan sarjana hukum Indonesia masa kini yang berpikir secara terkotak-kotak terhadap
suatu masalah dan beranggapan penyelesaiannya ditinjau dari satu sudut pandang satu bidang
hukum saja. Cara berpikir monolitik seperti ini yang mengakibatkan pemikiran hukum bangsa
Indonesia semakin tertinggal. Permasalahan di era globalisasi adalah permasalahan kompleks
yang membutuhkan ketajaman analisa dari berbagai aspek ilmu (interdisipliner), sehingga
perancang peraturan perundang-undangan sebagai seorang sarjana hukum yang andal harus
mengasah wawasan dan pengetahuan untuk meningkatkan kreatifitas dalam menemukan solusi
bagi kendala yang dihadapi ketika proses penyusunan peraturan perundang-undangan.
Perkembangan ilmu yang bergerak linier dengan perkembangan masyarakat menuntut
perancang peraturan perundang-undangan sebagai seorang sarjana hukum untuk memiliki jalan
pemikiran baru yang inovatif dan futuristik/visioner beberapa langkah lebih maju dari sarjana ilmu
lain. Namun demikian, inovasi dan pola pikir modern tidak meninggalkan kearifan nilai primordial
seorang perancang peraturan sebagai sarjana hukum yang memiliki Wawasan Nusantara2[10]
dan Wawasan Kebangsaan3[11] yang merupakan hal fundamental dalam pembangunan Hukum
Nasional.
Masa depan adalah keberlanjutan saat ini. Masa depan bukanlah sesuatu yang sama
sekali baru, namun proses menghilangnya masa kini. Masa depan adalah ekor dari masa kini. Dan
ini adalah gelombang. Kita hidup di masa depan pada saat ini. Masa depan adalah proses matinya
saat ini. Menyikapi hal tersebut, seorang perancang peraturan sebagai sarjana hukum yang
profesional dan kredibel, idealnya menjunjung kejujuran guna menjaga kualitas obyektifitas dalam
keterlibatannya ketika penyusunan suatu peraturan yang secara langsung berkontribusi bagi
kebaikan dan kemaslahatan orang banyak.
B.Perancang Peraturan Perundang-undangan selaku Birokrat yang Menegakkan Hukum
Sebelum membahas lebih dalam, pada bagian kerangka konsep telah didefinisikan bahwa
Perancang Peraturan Perundang-Undangan adalah Pegawai Negeri Sipil (selnajutnya disingkat
menjadi PNS) yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat
yang berwenang untuk melakukan kegiatan menyusun rancangan peraturan perundang-undangan
dan atau instrumen hukum lainnya pada instansi pemerintah, Berdasarkan definisi bahwa
perancang peraturan perundang-undangan adalah seorang PNS, maka perancang peraturan
perundang-undangan merupakan birokrat yang berperan selaku penegak hukum sesungguhnya.
Adalah hukum bagi seorang perancang peraturan untuk menegakkan asas-asas, dan prinsip-
prinsip dalam ilmu hukum ketika proses penyusunan peraturan perundang-undangan. Adalah
4
hukum bagi perancang peraturan perundang-undangan untuk melaksanakan tugas dan
kewajibannya sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri Negara Pendayaagunaan Aparatur
Negara Nomor 41/KEP/M.PAN/12/2000.
Keputusan Menteri Negara Pendayaagunaan Aparatur Negara Nomor
41/KEP/M.PAN/12/2000 tentang Jabatan Fungsional Perancang dan Angka Kreditnya
menetapkan bahwa Perancang Peraturan Perundang-undangan memiliki tugas pokok
menyiapkan, mengolah, dan merumuskan rancangan peraturan perundan-undangan dan
instrumen hukum lainnya. Agar dapat menjalankan tugas pokoknya tersebut dengan baik
sehingga diperoleh peraturan perundang-undangan yang baik, perancang peraturan perundang-
undangan harus memahami dengan baik apa yang menjadi kewajiban dan perannya. Kewajiban
yang harus dipenuhi oleh seorang perancang dalam setiap pembentukan peraturan
perundangundangan antara lain:
1. Memahami ketatanegaraan Indonesia, juga negara-negara lain.
2. Memahami sistem politik negara dan peta politik.
3. Memahami hukum pada umumnya.
4. Memahami Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan beserta Lampiran dan Peraturan Pelaksananya.
5. Memahami dengan cepat mengenai objek garapannya, termasuk bagaimana melakukan
harmonisasi dan sinkronisasi untuk menghasilkan konsepsi sesuai dengan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
6. Memahami bahasa hukum dan peraturan perundang-undangan.
7. Memahami asas materi muatan.
8. Memahami materi muatan.
9. Memahami penormaan.
10. Memahami asas pembentukan dan tata urut peraturan perundang-undangan.
Selain kewajiban, seorang perancang peraturan perundang-undangan juga dituntut untuk
memahami dan melaksanakan perannya dengan baik. Peran Perancang Peraturan Perundang-
undangan adalah:
1. Menentukan pilihan-pilihan yang dikehendaki oleh penentu kebijakan.
2. Merumuskan substansi secara konsistens atau taat asas.
3.Merumuskan substansi yang tidak menimbulkan penafsiran (ambigu).
4. Merumuskan substansi yang adil, sepadan, atau tidak diskriminatif.
5. Menjamin bahwa peraturan yang dirancang dapat dilaksanakan dengan mudah oleh pelaksana.
6. Menjamin bahwa peraturan yang dirancang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan di atasnya atau melanggar kepentingan umum.
7. Menjamin bahwa peraturan yang dirancang dapat memecahkan masalah yang dihadapi oleh
penentu kebijakan.
8. Menjadi penengah dalam penyelesaian tumpang tindih kewenangan dan pengaturan dalam
pembahasan di tingkat antar departemen atau antar lembaga.
9. Melakukan negosiasi atau pendekatan-pendekatan psikologis terhadap penentu kebijakan demi
tercapainya tujuan yang diinginkan.4[13]
5
Setiap perancang peraturan perundang-undangan harus memiliki pemahaman yang mendalam
dan mengimplementasikan kewajiban dan perannya guna peningkatan efesiensi dann konsistensi
birokrasi.
C. Peran Strategis Perancang Peraturan Perundang-undangan dalam Pembaharuan Sistem
Hukum Nasional
Sunaryati Hartono mengemukakan bahwa, penyusunan peraturan peraturan perundang-
undangan pada abad 21 merupakan pekerjaan jangka panjang yang jauh berbeda dengan proses
dan teknik penyusunan peraturan perundang-undangan di masa lalu, sebab sekarang
pembentukannya mengharuskan keterlibatan orang yang mempunyai:
a.Visi yang tepat tentang sejarah dan bangsa;
b.Tentang watak dan perilaku bangsa dan;
c.Tentang kekurangan dan kelebihan bangsa kita dibandingkan bangsa lain.5[14]
Mengacu pada point-point tersebut, selain yang telah dijabarkan pada bagian sebelumnya,
perancang peraturan perundang-undangan memilik peran yang krusial dan strategis. Pengakuan
atas peran tersebut melahirkan beberapa tanggung jawab yang besar. Totalitas dalam
melaksanakan tugas diharapkan kepada setiap perancang peraturan mengingat pekerjaannya
memiliki dampak yang besar bagi kehidupan masyarakat. Misal, ketidakteltitian dalam merujuk
pasal ketika penyusunan, dapat membawa akibat hukum yang merugikan masyarakat, melukai
perasaan keadilan dan menimbulkan ketidak pastian hukum dan pada akhirnya dibatalkan oleh
Mahkamah Konstitusi atau Mahkamah Agung baik sebagian atau keseluruhan isi Pasal-Pasal
peraturan perundang-undangan tersebut.
Perancang peraturan perundang-undangan harus mampu melihat kemungkinan-
kemungkinan atau probalitas-probalitias dari kondisi terkini yang memproyeksikan kondisi masa
depan (futurologi). Dapat diambil contoh misalnya pada saat penyusunan Undang-Undang Dasar
tahun 1945 sesungguhnya perumusannya menjangkau jangka waktu yang begitu panjang untuk
membentuk dan pada akhirnya mencapai masyarakat Pancasila berdasarkan UUD 1945, dan bila
dicermati sesungguhnya semakin jelas bahwa kaidah-kaidah yang dituangkan ke dalam pasal-
pasal UUD 1945 bukanlah hukum positif yang berlaku ada saat itu.
Berbekal Wawasan Nusantara dan Wawasan Kebangsaan, perancang peaturan
perundang-undangan harus mampu mensinergikan kearifan lokal di setiap daerah yang menjadi
corak dan karakter peraturan daerah tanpa mengabaikan nilai-nilai fundamental dalam sistem
Hukum Nasional, serta melakukan perbandingan hukum dengan negara lain untuk menemukan
pola dan bentuk tertentu yang cocok diterapkan pada suatu pengaturan. Perancang Peraturan
Perundang-undangan harus bisa mempertanggungjawabkan kontribusinya baik secara moral dan
keilmuan produk perundang-undangan yang dihasilkan dapat menyelesaikan persoalan-persoalan
hukum yang muncul dan dihadapi oleh masyarakat. Dengan berpikir a contra rio, atas apa yang
dikemukakan Santos, bahwa ,
“Ketidakmampuan hukum dalam menyelesaikan masalah-masalah itu berkaitan dengan
ketidakseimbangan pilar penyangga modernisme. Pilar regulasi mengalami ketidakseimbangan
pada prinsip negara dan prinsip pasar dibandingkan dengan prinsip komunitas. Maka produk
perundang-undangan yang baik dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
6
modernisme yang menciptakan keseimbangan pilar regulasi dan setara kedudukannya dengan
prinsip negara, prinsip pasar (ekonomi) dan prinsip komunitas (sosial-budaya) , tidak ada
kekuasaan yang mendominasi dan masyarakat tidak lagi menjadi korban dari kredo modernitas.
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Perancang peraturan perundang-undangan memiliki peran strategis yakni:
1.Merumuskan substansi secara konsistens atau taat asas.
2.Merumuskan substansi yang tidak menimbulkan penafsiran (ambigu).
3.Merumuskan substansi yang adil, sepadan, atau tidak diskriminatif.
4.Menjamin bahwa peraturan yang dirancang dapat dilaksanakan dengan mudah oleh pelaksana.
5.Menjamin bahwa peraturan yang dirancang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan di atasnya atau melanggar kepentingan umum.
6.Menjamin bahwa peraturan yang dirancang dapat memecahkan masalah yang dihadapi oleh
penentu kebijakan.
7.Menjadi penengah dalam penyelesaian tumpang tindih kewenangan dan pengaturan dalam
pembahasan di tingkat antar departemen atau antar lembaga.
8.Melakukan negosiasi atau pendekatan-pendekatan psikologis terhadap penentu kebijakan demi
tercapainya tujuan yang diinginkan.

More Related Content

What's hot

Perlindungan hukum
Perlindungan hukumPerlindungan hukum
Perlindungan hukumiwan Alit
 
Makalah hukum tata pemerintahan
Makalah hukum tata pemerintahanMakalah hukum tata pemerintahan
Makalah hukum tata pemerintahanRoberto Pecah
 
1. hukum administrasi negara
1. hukum administrasi negara1. hukum administrasi negara
1. hukum administrasi negaranurul khaiva
 
Hakikat Pentingnya Perlindungan dan Penegakan Hukum
Hakikat Pentingnya Perlindungan dan Penegakan HukumHakikat Pentingnya Perlindungan dan Penegakan Hukum
Hakikat Pentingnya Perlindungan dan Penegakan HukumLisa Tri Setiawati
 
Hukum administrasi negara
Hukum administrasi negaraHukum administrasi negara
Hukum administrasi negaraRoy Pangkey
 
PENCEGAHAN DAN PENANGKALAN KEIMIGRASIAN SEBAGAI FUNGSI PERLINDUNGAN TERHADAP ...
PENCEGAHAN DAN PENANGKALAN KEIMIGRASIAN SEBAGAI FUNGSI PERLINDUNGAN TERHADAP ...PENCEGAHAN DAN PENANGKALAN KEIMIGRASIAN SEBAGAI FUNGSI PERLINDUNGAN TERHADAP ...
PENCEGAHAN DAN PENANGKALAN KEIMIGRASIAN SEBAGAI FUNGSI PERLINDUNGAN TERHADAP ...Law Firm "Fidel Angwarmasse & Partners"
 
Problematika penegakan hukum di indonesia(1) (1)
Problematika penegakan hukum di indonesia(1) (1)Problematika penegakan hukum di indonesia(1) (1)
Problematika penegakan hukum di indonesia(1) (1)noidmedia virtual
 
IMPLEMENTASI PENEGAK HUKUM DALAM NEGARA YANG BERDASARKAN PANCASILA
IMPLEMENTASI PENEGAK HUKUM DALAM NEGARA YANG BERDASARKAN PANCASILAIMPLEMENTASI PENEGAK HUKUM DALAM NEGARA YANG BERDASARKAN PANCASILA
IMPLEMENTASI PENEGAK HUKUM DALAM NEGARA YANG BERDASARKAN PANCASILAMuhamad Yogi
 
hukum administrasi negara by diahandani.blogspot.com
hukum administrasi negara by diahandani.blogspot.comhukum administrasi negara by diahandani.blogspot.com
hukum administrasi negara by diahandani.blogspot.comAndani Abayz
 
Hakikat Penegakan Hukum, Aparat Penegakan Hukum, dan Faktor yang Memengaruhinya
Hakikat Penegakan Hukum, Aparat Penegakan Hukum, dan Faktor yang MemengaruhinyaHakikat Penegakan Hukum, Aparat Penegakan Hukum, dan Faktor yang Memengaruhinya
Hakikat Penegakan Hukum, Aparat Penegakan Hukum, dan Faktor yang MemengaruhinyaFRANKLYN_SS
 
buku hukum admnistrasi negara E.Utrech
buku hukum admnistrasi negara E.Utrechbuku hukum admnistrasi negara E.Utrech
buku hukum admnistrasi negara E.UtrechPet-pet
 
Buku ajar hukum administrasi negara
Buku ajar hukum administrasi negaraBuku ajar hukum administrasi negara
Buku ajar hukum administrasi negaraNina Ruspina
 

What's hot (19)

Perlindungan hukum
Perlindungan hukumPerlindungan hukum
Perlindungan hukum
 
Makalah hukum tata pemerintahan
Makalah hukum tata pemerintahanMakalah hukum tata pemerintahan
Makalah hukum tata pemerintahan
 
Politik hukum
Politik hukumPolitik hukum
Politik hukum
 
1. hukum administrasi negara
1. hukum administrasi negara1. hukum administrasi negara
1. hukum administrasi negara
 
Hakikat Pentingnya Perlindungan dan Penegakan Hukum
Hakikat Pentingnya Perlindungan dan Penegakan HukumHakikat Pentingnya Perlindungan dan Penegakan Hukum
Hakikat Pentingnya Perlindungan dan Penegakan Hukum
 
Hukum administrasi negara
Hukum administrasi negaraHukum administrasi negara
Hukum administrasi negara
 
Pkn
Pkn Pkn
Pkn
 
Makalah peran polisi sebagai penegak hukum
Makalah peran polisi sebagai penegak hukumMakalah peran polisi sebagai penegak hukum
Makalah peran polisi sebagai penegak hukum
 
PENCEGAHAN DAN PENANGKALAN KEIMIGRASIAN SEBAGAI FUNGSI PERLINDUNGAN TERHADAP ...
PENCEGAHAN DAN PENANGKALAN KEIMIGRASIAN SEBAGAI FUNGSI PERLINDUNGAN TERHADAP ...PENCEGAHAN DAN PENANGKALAN KEIMIGRASIAN SEBAGAI FUNGSI PERLINDUNGAN TERHADAP ...
PENCEGAHAN DAN PENANGKALAN KEIMIGRASIAN SEBAGAI FUNGSI PERLINDUNGAN TERHADAP ...
 
Problematika penegakan hukum di indonesia(1) (1)
Problematika penegakan hukum di indonesia(1) (1)Problematika penegakan hukum di indonesia(1) (1)
Problematika penegakan hukum di indonesia(1) (1)
 
IMPLEMENTASI PENEGAK HUKUM DALAM NEGARA YANG BERDASARKAN PANCASILA
IMPLEMENTASI PENEGAK HUKUM DALAM NEGARA YANG BERDASARKAN PANCASILAIMPLEMENTASI PENEGAK HUKUM DALAM NEGARA YANG BERDASARKAN PANCASILA
IMPLEMENTASI PENEGAK HUKUM DALAM NEGARA YANG BERDASARKAN PANCASILA
 
hukum administrasi negara by diahandani.blogspot.com
hukum administrasi negara by diahandani.blogspot.comhukum administrasi negara by diahandani.blogspot.com
hukum administrasi negara by diahandani.blogspot.com
 
Hakikat Penegakan Hukum, Aparat Penegakan Hukum, dan Faktor yang Memengaruhinya
Hakikat Penegakan Hukum, Aparat Penegakan Hukum, dan Faktor yang MemengaruhinyaHakikat Penegakan Hukum, Aparat Penegakan Hukum, dan Faktor yang Memengaruhinya
Hakikat Penegakan Hukum, Aparat Penegakan Hukum, dan Faktor yang Memengaruhinya
 
Upaya penegakan hukum di indonesia
Upaya penegakan hukum di indonesiaUpaya penegakan hukum di indonesia
Upaya penegakan hukum di indonesia
 
Rule of Law
Rule of LawRule of Law
Rule of Law
 
Jenis Jenis lapangan Hukum
Jenis Jenis lapangan HukumJenis Jenis lapangan Hukum
Jenis Jenis lapangan Hukum
 
buku hukum admnistrasi negara E.Utrech
buku hukum admnistrasi negara E.Utrechbuku hukum admnistrasi negara E.Utrech
buku hukum admnistrasi negara E.Utrech
 
Legislations sahril
Legislations sahrilLegislations sahril
Legislations sahril
 
Buku ajar hukum administrasi negara
Buku ajar hukum administrasi negaraBuku ajar hukum administrasi negara
Buku ajar hukum administrasi negara
 

Similar to Pembaharuan sistem hukum di indonesia

Perlindungan hukum potensi nasional
Perlindungan hukum potensi nasionalPerlindungan hukum potensi nasional
Perlindungan hukum potensi nasionalAhmad Solihin
 
Pancasila sebagai-sumber-dari-segala-sember-hukum-ppt
Pancasila sebagai-sumber-dari-segala-sember-hukum-pptPancasila sebagai-sumber-dari-segala-sember-hukum-ppt
Pancasila sebagai-sumber-dari-segala-sember-hukum-pptandhika perceka
 
Ketika Hukum di Negeriku dikali NOL
Ketika Hukum di Negeriku dikali NOLKetika Hukum di Negeriku dikali NOL
Ketika Hukum di Negeriku dikali NOLatuulll
 
ARIA FAJAR PUTRA PPKN 5.doc
ARIA FAJAR PUTRA PPKN 5.docARIA FAJAR PUTRA PPKN 5.doc
ARIA FAJAR PUTRA PPKN 5.docFajar961
 
Tugas makalah hukum perundang undangan terbaru
Tugas makalah hukum perundang undangan terbaruTugas makalah hukum perundang undangan terbaru
Tugas makalah hukum perundang undangan terbaruairlangga03
 
Realitas Penegakan Hukum
Realitas Penegakan HukumRealitas Penegakan Hukum
Realitas Penegakan HukumIr. Soekarno
 
Problematika penegakan hukum di indonesia
Problematika penegakan hukum di indonesiaProblematika penegakan hukum di indonesia
Problematika penegakan hukum di indonesianoidmedia virtual
 
Sumber sumber hukum tata negara
Sumber sumber hukum tata negaraSumber sumber hukum tata negara
Sumber sumber hukum tata negaraUzix Moch
 
Negara ri belum memiliki hukum nasional
Negara ri belum memiliki hukum nasionalNegara ri belum memiliki hukum nasional
Negara ri belum memiliki hukum nasionallutpimajidi
 
Makalah hukum administrasi negara
Makalah hukum administrasi negaraMakalah hukum administrasi negara
Makalah hukum administrasi negaraNina Ruspina
 

Similar to Pembaharuan sistem hukum di indonesia (20)

Perlindungan hukum potensi nasional
Perlindungan hukum potensi nasionalPerlindungan hukum potensi nasional
Perlindungan hukum potensi nasional
 
Pancasila sebagai-sumber-dari-segala-sember-hukum-ppt
Pancasila sebagai-sumber-dari-segala-sember-hukum-pptPancasila sebagai-sumber-dari-segala-sember-hukum-ppt
Pancasila sebagai-sumber-dari-segala-sember-hukum-ppt
 
Ketika Hukum di Negeriku dikali NOL
Ketika Hukum di Negeriku dikali NOLKetika Hukum di Negeriku dikali NOL
Ketika Hukum di Negeriku dikali NOL
 
Legislations
LegislationsLegislations
Legislations
 
Legislations
LegislationsLegislations
Legislations
 
ARIA FAJAR PUTRA PPKN 5.doc
ARIA FAJAR PUTRA PPKN 5.docARIA FAJAR PUTRA PPKN 5.doc
ARIA FAJAR PUTRA PPKN 5.doc
 
Tugas makalah hukum perundang undangan terbaru
Tugas makalah hukum perundang undangan terbaruTugas makalah hukum perundang undangan terbaru
Tugas makalah hukum perundang undangan terbaru
 
Legal drafting
Legal draftingLegal drafting
Legal drafting
 
Peranan politik hukum dalam mewujudkan tujuan negara
Peranan politik hukum dalam mewujudkan tujuan negaraPeranan politik hukum dalam mewujudkan tujuan negara
Peranan politik hukum dalam mewujudkan tujuan negara
 
Htn
HtnHtn
Htn
 
Realitas Penegakan Hukum
Realitas Penegakan HukumRealitas Penegakan Hukum
Realitas Penegakan Hukum
 
Problematika penegakan hukum di indonesia
Problematika penegakan hukum di indonesiaProblematika penegakan hukum di indonesia
Problematika penegakan hukum di indonesia
 
Sistem hukum
Sistem hukumSistem hukum
Sistem hukum
 
Sumber sumber hukum tata negara
Sumber sumber hukum tata negaraSumber sumber hukum tata negara
Sumber sumber hukum tata negara
 
Negara ri belum memiliki hukum nasional
Negara ri belum memiliki hukum nasionalNegara ri belum memiliki hukum nasional
Negara ri belum memiliki hukum nasional
 
Penegakan Hukum di Indonesia
Penegakan Hukum di IndonesiaPenegakan Hukum di Indonesia
Penegakan Hukum di Indonesia
 
Nur Sania Dasopang
Nur Sania DasopangNur Sania Dasopang
Nur Sania Dasopang
 
Penggunaan asas diskresi dalam pembentukan produk hukum di indaonesia
Penggunaan asas diskresi dalam pembentukan produk hukum di indaonesiaPenggunaan asas diskresi dalam pembentukan produk hukum di indaonesia
Penggunaan asas diskresi dalam pembentukan produk hukum di indaonesia
 
2174 roki panjaitan
2174 roki panjaitan2174 roki panjaitan
2174 roki panjaitan
 
Makalah hukum administrasi negara
Makalah hukum administrasi negaraMakalah hukum administrasi negara
Makalah hukum administrasi negara
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Recently uploaded

2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 

Recently uploaded (20)

2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 

Pembaharuan sistem hukum di indonesia

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Kondisi Hukum di Indonesia Menjamurnya konflik agraria, inefesiensi birokrasi dan korupsi serta kasus mafia peradilan (Gayus dan Artalita) menjadi cerminan nyata bagaimana kondisi hukum di Indonesia. Belum lagi konflik sosial dan ekonomi terkait penerbitan suatu izin oleh pemerintah, misal izin usaha pertambangan di Bima yang menyulut emosi warga dan mengakibatkan tindakan anarkis. Mengutip pendapat Tony Adams, the court are extremely clogged up and are generally unresponsive to needs of public. Peradilan di Indonesia yang tidak responsif seringkali disinyalir berkat tidak independennya lembaga peradilan Indonesia.1 Padahal independennya lembaga peradilan amat penting untuk mencapai sistem keadilan, perdamaian, pemeliharaan kehormatan individu dan tertib sosial serta perlindungan hukum yang setara.Kondisi hukum Indonesia yang demikian itu merujuk kepada Dato Param Cumaraswamy disebut sebagai “kebusukan hukum”. Kondisi hukum Indonesia dalam keadaan kritis dan parah karena tidak saja meliputi institusi semata melainkan sudah merangkak masuk dalam tataran kultur baik internal maupun eksternal. Internal yaitu pada aparat penegak hukum beserta filosofi produk peraturan perundangan. Pada tataran eksternal, yakni masyarakat luas. Tekanan dunia internasional pun secara tidak langsung dirasakan ketika globalisasi dan kebijakan perdagangan bebas menghimpit Indonesia untuk tetap mempertahankan kedudukan dalam perekonomian global. Dalam hal ini hukum dan ekonomi berperan sebagai variabel dependent dan independet yang memiliki korelasi yang koheren. Pada paragraf sebelumnya sedikit telah diuraikan perihal kondisi hukum Indonesia, namun perlu juga kiranya menambahkan data-data lain yang jauh lebih lengkap, bahwa 75 (tujuh puluh lima) persen pengelolaan minyak dipegang oleh asing, hal ini merupakan penyimpangan terhadap ketentuan konstitusi Pasal 33 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Demikian pula di bidang perbankan, 50,6 persen berada di bawah kepemilikan asing. Hal yang sama juga terjadi di sektor telekomunikasi serta perkebunan kelapa sawit. Bahkan disinyalir tidak saja pada tataran ekonomi, pada aspek penyusunan peraturan peundang-undangan pun tangan asing terlihat mencampuri. Contoh paling nyara adalah dalam pengelolaan tambang. Kontrak karya terhadap penambang emas di Nusa Tenggara Barat (NTB) misalnya, royalti yang dibayarkan kepada negara ditetapkan atas dasar harga tetap US$ 300 per troy ounce. Padalah harga emas sekarang ini sudah mencapai US$1.500 per troy ounce. Berkenaan dengan intervensi asing dalam penyusunan perundang-undangan dapat dilihat, menururt anggota DPR Eva Kusuma Sundari, merujuk pada hasil kajian Badan Intelejen Negara (BIN) terdapat sekitar 76 (tujuh puluh enam) undang-undang yang disinyalirn kuat menguntungkan pihak asing dan ada keterlibatan pihak asing dalam penyusunannya. Internasional Monetary Fund (IMF) dan United States Agency for International Development (USAID) ada dibelakang semua itu. Ketiganya terlibat sebagai konsultan, karena memberikan pinjaman kepada pemerintah untuk sejumlah program di bidang politik, ekonomi, pendidikan,
  • 2. 2 kesehatan dan kesejahteraan rakyat. Maka tidak heran jika mereka bisa menyusupkan kepentingan asing dalam penyusunan undang-undang di bidang-bidang tersebut. Dapat dilihat misalnya Undang-Undang BUMN dan Undang-Undang Penanaman Modal Asing. Misalnya lagi Undang Undang Migas No. 22 Tahun 2001. Intinya semua memberikan keuntungan yang sangat besar bagi adanya modal asing masuk ke Indonesia. Modal asing masuk ke Indonesia tentunya, salah satu rupanya adalah dengan berkuasanya Transantional Corporations. Maka tak heran jika 75 (tujuh puluh lima) persen migas Indonesia dikuasai oleh asing. B. Pembentukan Peraturan Perundang-undangan Pemerintah sebagai pihak yang memgajukan prakarsa sesuai dengan fungsi dan tugas pokoknya dalam menjalankan penyelenggaraan negara harus mampu mengidentifikasi dan memfilter, materi muatan apa sajakah yang benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara serta sebagai bagian dari masyarakat dunia untuk diatur dalam peraturan perundang-undangan dengan memperhatikan landasan pemikiran dan filsafat hukum yang selaras dengan tujuan nasional. Pembentukan peraturan perundang-undangan merupakan bagian dari seluruh proses pembentukan hukum yang baru, karena hukum mencakup proses prosedur, bahkan hukum kebiasaan, perilaku dan sopan santun, dalam menjalankan tugas kenegaraan dan pelayanan publik kepada masyarakat, sesuai dengan asas-asas pemerintahan yang baik. Dalam pembentukan peraturan perundang-undangan pemerintah harus merumuskan kemungkinan-kemungkinan, kesempatan-kesempatan dan kecenderungan yang akan terjadi di masa depan, melihat kesempatan dan menganalisis resiko untuk meminimalisir kendala yang akan dihadapi ketika menegakkan suatu aturan. Berbicara tentang pembentukan peraturan perundang-undangan, selain bargaining politics maka tidak lepas dari peranan perancang peraturan perundang-undangan dalam proses penyusunan suatu produk peraturan. Sebagaimana telah diulas sebelumnya bahwa banyak undang-undang yang disisipi kepentingan asing yang tentu tidak berpihak pada kepentingan bangsa dan cenderung selalu merugikan, maka sejauh manakah seorang perancang peraturan perundang-undangan berperan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya untuk memformulasikan norma hukum dengan berpayung pada satu sistem hukum nasional dengan tetap memperhatikan perkembangan masyarakat dunia. C. Permasalahan Berdasarkan uraian pada bagian pendahuluan, maka dapat ditarik suatu permasalahan, “bagaimana peran perancang peraturan perundang-undangan dalam proses penyusunan pearaturan perundang-undangan, khususnya, dan pada pembangunan sistem hukum nasional, umumnya”
  • 3. 3 BAB III PEMBAHASAN A. Perancang Peraturan Perundang-undangan sebagai Sarjana Hukum yang Profesional dan Kredibel Tidak dipungkiri bahwa tertinggalnya pemikiran hukum bangsa Indonesia dipengaruhi oleh kecenderungan sarjana hukum Indonesia masa kini yang berpikir secara terkotak-kotak terhadap suatu masalah dan beranggapan penyelesaiannya ditinjau dari satu sudut pandang satu bidang hukum saja. Cara berpikir monolitik seperti ini yang mengakibatkan pemikiran hukum bangsa Indonesia semakin tertinggal. Permasalahan di era globalisasi adalah permasalahan kompleks yang membutuhkan ketajaman analisa dari berbagai aspek ilmu (interdisipliner), sehingga perancang peraturan perundang-undangan sebagai seorang sarjana hukum yang andal harus mengasah wawasan dan pengetahuan untuk meningkatkan kreatifitas dalam menemukan solusi bagi kendala yang dihadapi ketika proses penyusunan peraturan perundang-undangan. Perkembangan ilmu yang bergerak linier dengan perkembangan masyarakat menuntut perancang peraturan perundang-undangan sebagai seorang sarjana hukum untuk memiliki jalan pemikiran baru yang inovatif dan futuristik/visioner beberapa langkah lebih maju dari sarjana ilmu lain. Namun demikian, inovasi dan pola pikir modern tidak meninggalkan kearifan nilai primordial seorang perancang peraturan sebagai sarjana hukum yang memiliki Wawasan Nusantara2[10] dan Wawasan Kebangsaan3[11] yang merupakan hal fundamental dalam pembangunan Hukum Nasional. Masa depan adalah keberlanjutan saat ini. Masa depan bukanlah sesuatu yang sama sekali baru, namun proses menghilangnya masa kini. Masa depan adalah ekor dari masa kini. Dan ini adalah gelombang. Kita hidup di masa depan pada saat ini. Masa depan adalah proses matinya saat ini. Menyikapi hal tersebut, seorang perancang peraturan sebagai sarjana hukum yang profesional dan kredibel, idealnya menjunjung kejujuran guna menjaga kualitas obyektifitas dalam keterlibatannya ketika penyusunan suatu peraturan yang secara langsung berkontribusi bagi kebaikan dan kemaslahatan orang banyak. B.Perancang Peraturan Perundang-undangan selaku Birokrat yang Menegakkan Hukum Sebelum membahas lebih dalam, pada bagian kerangka konsep telah didefinisikan bahwa Perancang Peraturan Perundang-Undangan adalah Pegawai Negeri Sipil (selnajutnya disingkat menjadi PNS) yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan menyusun rancangan peraturan perundang-undangan dan atau instrumen hukum lainnya pada instansi pemerintah, Berdasarkan definisi bahwa perancang peraturan perundang-undangan adalah seorang PNS, maka perancang peraturan perundang-undangan merupakan birokrat yang berperan selaku penegak hukum sesungguhnya. Adalah hukum bagi seorang perancang peraturan untuk menegakkan asas-asas, dan prinsip- prinsip dalam ilmu hukum ketika proses penyusunan peraturan perundang-undangan. Adalah
  • 4. 4 hukum bagi perancang peraturan perundang-undangan untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri Negara Pendayaagunaan Aparatur Negara Nomor 41/KEP/M.PAN/12/2000. Keputusan Menteri Negara Pendayaagunaan Aparatur Negara Nomor 41/KEP/M.PAN/12/2000 tentang Jabatan Fungsional Perancang dan Angka Kreditnya menetapkan bahwa Perancang Peraturan Perundang-undangan memiliki tugas pokok menyiapkan, mengolah, dan merumuskan rancangan peraturan perundan-undangan dan instrumen hukum lainnya. Agar dapat menjalankan tugas pokoknya tersebut dengan baik sehingga diperoleh peraturan perundang-undangan yang baik, perancang peraturan perundang- undangan harus memahami dengan baik apa yang menjadi kewajiban dan perannya. Kewajiban yang harus dipenuhi oleh seorang perancang dalam setiap pembentukan peraturan perundangundangan antara lain: 1. Memahami ketatanegaraan Indonesia, juga negara-negara lain. 2. Memahami sistem politik negara dan peta politik. 3. Memahami hukum pada umumnya. 4. Memahami Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan beserta Lampiran dan Peraturan Pelaksananya. 5. Memahami dengan cepat mengenai objek garapannya, termasuk bagaimana melakukan harmonisasi dan sinkronisasi untuk menghasilkan konsepsi sesuai dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 6. Memahami bahasa hukum dan peraturan perundang-undangan. 7. Memahami asas materi muatan. 8. Memahami materi muatan. 9. Memahami penormaan. 10. Memahami asas pembentukan dan tata urut peraturan perundang-undangan. Selain kewajiban, seorang perancang peraturan perundang-undangan juga dituntut untuk memahami dan melaksanakan perannya dengan baik. Peran Perancang Peraturan Perundang- undangan adalah: 1. Menentukan pilihan-pilihan yang dikehendaki oleh penentu kebijakan. 2. Merumuskan substansi secara konsistens atau taat asas. 3.Merumuskan substansi yang tidak menimbulkan penafsiran (ambigu). 4. Merumuskan substansi yang adil, sepadan, atau tidak diskriminatif. 5. Menjamin bahwa peraturan yang dirancang dapat dilaksanakan dengan mudah oleh pelaksana. 6. Menjamin bahwa peraturan yang dirancang tidak bertentangan dengan peraturan perundang- undangan di atasnya atau melanggar kepentingan umum. 7. Menjamin bahwa peraturan yang dirancang dapat memecahkan masalah yang dihadapi oleh penentu kebijakan. 8. Menjadi penengah dalam penyelesaian tumpang tindih kewenangan dan pengaturan dalam pembahasan di tingkat antar departemen atau antar lembaga. 9. Melakukan negosiasi atau pendekatan-pendekatan psikologis terhadap penentu kebijakan demi tercapainya tujuan yang diinginkan.4[13]
  • 5. 5 Setiap perancang peraturan perundang-undangan harus memiliki pemahaman yang mendalam dan mengimplementasikan kewajiban dan perannya guna peningkatan efesiensi dann konsistensi birokrasi. C. Peran Strategis Perancang Peraturan Perundang-undangan dalam Pembaharuan Sistem Hukum Nasional Sunaryati Hartono mengemukakan bahwa, penyusunan peraturan peraturan perundang- undangan pada abad 21 merupakan pekerjaan jangka panjang yang jauh berbeda dengan proses dan teknik penyusunan peraturan perundang-undangan di masa lalu, sebab sekarang pembentukannya mengharuskan keterlibatan orang yang mempunyai: a.Visi yang tepat tentang sejarah dan bangsa; b.Tentang watak dan perilaku bangsa dan; c.Tentang kekurangan dan kelebihan bangsa kita dibandingkan bangsa lain.5[14] Mengacu pada point-point tersebut, selain yang telah dijabarkan pada bagian sebelumnya, perancang peraturan perundang-undangan memilik peran yang krusial dan strategis. Pengakuan atas peran tersebut melahirkan beberapa tanggung jawab yang besar. Totalitas dalam melaksanakan tugas diharapkan kepada setiap perancang peraturan mengingat pekerjaannya memiliki dampak yang besar bagi kehidupan masyarakat. Misal, ketidakteltitian dalam merujuk pasal ketika penyusunan, dapat membawa akibat hukum yang merugikan masyarakat, melukai perasaan keadilan dan menimbulkan ketidak pastian hukum dan pada akhirnya dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi atau Mahkamah Agung baik sebagian atau keseluruhan isi Pasal-Pasal peraturan perundang-undangan tersebut. Perancang peraturan perundang-undangan harus mampu melihat kemungkinan- kemungkinan atau probalitas-probalitias dari kondisi terkini yang memproyeksikan kondisi masa depan (futurologi). Dapat diambil contoh misalnya pada saat penyusunan Undang-Undang Dasar tahun 1945 sesungguhnya perumusannya menjangkau jangka waktu yang begitu panjang untuk membentuk dan pada akhirnya mencapai masyarakat Pancasila berdasarkan UUD 1945, dan bila dicermati sesungguhnya semakin jelas bahwa kaidah-kaidah yang dituangkan ke dalam pasal- pasal UUD 1945 bukanlah hukum positif yang berlaku ada saat itu. Berbekal Wawasan Nusantara dan Wawasan Kebangsaan, perancang peaturan perundang-undangan harus mampu mensinergikan kearifan lokal di setiap daerah yang menjadi corak dan karakter peraturan daerah tanpa mengabaikan nilai-nilai fundamental dalam sistem Hukum Nasional, serta melakukan perbandingan hukum dengan negara lain untuk menemukan pola dan bentuk tertentu yang cocok diterapkan pada suatu pengaturan. Perancang Peraturan Perundang-undangan harus bisa mempertanggungjawabkan kontribusinya baik secara moral dan keilmuan produk perundang-undangan yang dihasilkan dapat menyelesaikan persoalan-persoalan hukum yang muncul dan dihadapi oleh masyarakat. Dengan berpikir a contra rio, atas apa yang dikemukakan Santos, bahwa , “Ketidakmampuan hukum dalam menyelesaikan masalah-masalah itu berkaitan dengan ketidakseimbangan pilar penyangga modernisme. Pilar regulasi mengalami ketidakseimbangan pada prinsip negara dan prinsip pasar dibandingkan dengan prinsip komunitas. Maka produk perundang-undangan yang baik dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
  • 6. 6 modernisme yang menciptakan keseimbangan pilar regulasi dan setara kedudukannya dengan prinsip negara, prinsip pasar (ekonomi) dan prinsip komunitas (sosial-budaya) , tidak ada kekuasaan yang mendominasi dan masyarakat tidak lagi menjadi korban dari kredo modernitas. BAB IV PENUTUP A. Simpulan Perancang peraturan perundang-undangan memiliki peran strategis yakni: 1.Merumuskan substansi secara konsistens atau taat asas. 2.Merumuskan substansi yang tidak menimbulkan penafsiran (ambigu). 3.Merumuskan substansi yang adil, sepadan, atau tidak diskriminatif. 4.Menjamin bahwa peraturan yang dirancang dapat dilaksanakan dengan mudah oleh pelaksana. 5.Menjamin bahwa peraturan yang dirancang tidak bertentangan dengan peraturan perundang- undangan di atasnya atau melanggar kepentingan umum. 6.Menjamin bahwa peraturan yang dirancang dapat memecahkan masalah yang dihadapi oleh penentu kebijakan. 7.Menjadi penengah dalam penyelesaian tumpang tindih kewenangan dan pengaturan dalam pembahasan di tingkat antar departemen atau antar lembaga. 8.Melakukan negosiasi atau pendekatan-pendekatan psikologis terhadap penentu kebijakan demi tercapainya tujuan yang diinginkan.