Dokumen tersebut membahas hasil penelitian tentang standar pelayanan rumah sakit gigi dan mulut (RSGM) Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember. Penelitian ini menilai kepatuhan mahasiswa tingkat profesi dalam melaksanakan prosedur kerja di berbagai laboratorium. Hasilnya menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa (92,3%) mematuhi prosedur kerja, terutama di laboratorium konservasi gigi dan bedah mulut
1. BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Penilaian standar pelayanan rumah sakit melalui kepatuhan prosedur kerja di
Rumah Sakit
Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember
dilakukan pada bulan Mei 2006 sampai dengan bulan Juni 2006. Penelitian dilakukan
pada Laboratorium Konservasi Gigi, Bedah Mulut, Periodonsia dan Oral Medicine
(OM) dengan besar sampel sebanyak 65 orang. Sampel dipilih dengan metode
simple random sampling.
Penelitian ini menilai standar pelayanan RSGM yang dilakukan mahasiswa
tingkat profesi dalam melakukan perawatan pulpektomi pada Laboratorium
Konservasi Gigi, perawatan ekstraksi gigi pada Laboratorium Bedah Mulut,
perawatan pembersihan karang gigi (scalling) pada Laboratorium Periodonsia dan
perawatan ulkus traumatikus pada Laboratorium Oral Medicine (OM).
Penelitian yang telah dilakukan mengelompokkan sampel penelitian
berdasarkan laboratorium yang sedang ditempuh, hal ini dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Distribusi sampel berdasarkan laboratorium.
No
1
2
3
4
Laboratorium
Konservasi gigi
Bedah Mulut
Periodonsia
Oral Medicine (OM)
Jumlah
Σ sampel
25 orang
22 orang
12 orang
6 orang
65 orang
(%)
38,5
33,9
18,5
9,4
100
Tabel 4 menunjukkan distribusi sampel penelitian berdasarkan laboratorium
yang sedang ditempuh, jumlah yang paling banyak adalah sampel penelitian pada
Laboratorium Konservasi Gigi yaitu sebanyak 25 orang atau 38,5%, sedangkan
jumlah yang paling sedikit adalah sampel penelitian pada Laboratorium Oral
Medicine (OM) yaitu sebanyak enam orang atau 9,4%.
28
2. 29
Tabel 5 membahas tentang distribusi sampel penelitian berdasarkan jenis
kelamin.
Tabel 5. Distribusi sampel berdasarkan jenis kelamin
no
1
2
Jenis kelamin
Perempuan
Laki-laki
Jumlah
Jumlah
48
17
65
(%)
74
26
100
Tabel 5 menunjukkan bahwa jumlah sampel sebanyak 48 orang atau 74%
adalah berjenis kelamin perempuan dan 17 orang atau 26% berjenis kelamin laki-laki,
sampel yang berjenis kelamin perempuan lebih banyak dibandingkan sampel yang
berjenis kelamin laki-laki.
Tabel 6 membahas tentang distribusi sampel penelitian berdasarkan nilai IPK.
Tabel 6. Distribusi sampel berdasarkan nilai IPK
No
1
2
3
4
IPK
< 2.00
2,00-2,50
2,50-3,00
> 3,00
Jumlah
Jumlah
0
3
45
18
65
(%)
0
3,1
69,3
27,6
100
Tabel 6 menunjukkan bahwa nilai IPK yang terbanyak adalah 2,51-3,00
sebesar 45 sampel atau 69,3%, sedangkan nilai IPK yang paling sedikit adalah 2,002,50 sebesar dua sampel atau 3,1%.
3. 30
Tabel 7 membahas tentang distribusi sampel penelitian berdasarkan angkatan.
Tabel 7. Distribusi sampel berdasarkan angkatan
No.
1.
2.
3.
4.
Angkatan
1999
2000
2001
2002
total
Jumlah
2
6
37
20
65
(%)
3,0
9,3
57,0
30,7
100
Tabel 7 menunjukkan bahwa jumlah sampel penelitian yang paling banyak
adalah angkatan 2001 sebanyak 37 orang atau 57%, sedangkan jumlah sampel
penelitian yang paling sedikit adalah angkatan 1999 sebanyak dua orang atau 3%.
Tabel 8 membahas tentang distribusi sampel penelitian berdasarkan usia.
Tabel 8. Distribusi sampel berdasarkan usia
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Usia (tahun)
22
23
24
25
26
Total
Jumlah
17
31
10
4
2
65
%
26,2
47,7
6,5
6,2
3,1
100
Tabel 8 menunjukkan bahwa sampel penelitian yang paling banyak adalah
usia 23 tahun sebanyak 31orang atau 47,7%, sedangkan sampel yang paling sedikit
adalah usia 26 tahun sebanyak dua orang atau 3,1%.
4. 31
Tabel 9 membahas tentang distribusi silang antara laboratorium yang sedang
ditempuh dengan kepatuhan prosedur kerja.
Tabel 9. Distribusi silang antara laboratorium yang sedang ditempuh
dengan
kepatuhan prosedur kerja.
Total skor
no
1
2
3
4
Laboratorium
Konservasi gigi
Bedah mulut
Periodonsia
Oral Medicine (OM)
Jumlah
Tidak patuh
Jumlah
(%)
4
6.2
1
1.5
0
0
0
0
5
7.7
Patuh
Jumlah
21
21
12
6
60
(%)
32,3
32,3
18,6
9,2
92,3
Tabel 9 menunjukkan bahwa 60 sampel (92,3%) telah mematuhi prosedur
kerja yang telah ditetapkan, sedangkan lima sampel (7,7%) dianggap tidak mematuhi
prosedur kerja. Sampel yang mematuhi prosedur kerja terbanyak pada Laboratorium
Konservasi Gigi dan Laboratorium Bedah Mulut yaitu sebanyak 21 orang atau 32,3%.
Sampel yang tidak mematuhi prosedur kerja terbanyak pada Laboratorium
Konservasi Gigi yaitu sebanyak empat orang atau 6,2%. Sampel pada Laboratorium
Konservasi Gigi dan Laboratorium Bedah Mulut dianggap tidak mematuhi prosedur
kerja yang telah ditetapkan, karena tidak menyediakan alat yang digunakan dalam
melakukan perawatan kepada pasien secara lengkap.
5. 32
Tabel
10 membahas tentang distribusi silang antara nilai IPK dengan
kepatuhan prosedur kerja.
Tabel 10. Distribusi silang antara nilai IPK dengan kepatuhan prosedur kerja.
Total skor
no
1
2
3
4
Nilai IPK
< 2,00
2,00-2,50
2,51-3,00
> 3,00
Jumlah
Tidak patuh
jumlah
(%)
0
0
0
0
4
6.1
1
1.6
5
7.7
Patuh
jumlah
0
3
40
17
60
(%)
0
4,7
61,5
26,1
92,3
Tabel 10 menunjukkan bahwa 60 sampel (92,3%) telah mematuhi prosedur
kerja yang telah ditetapkan, sedangkan lima sampel (7,7%) dianggap tidak mematuhi
prosedur kerja. Sampel yang mematuhi prosedur kerja terbanyak memiliki nilai IPK
antara 2,51-3,00 yaitu sebanyak 40 orang atau 62%, sedangkan yang tidak mematuhi
prosedur kerja sebanyak empat orang atau 6%.
6. 33
Tabel 11 membahas tentang distribusi silang antara angkatan dengan
kepatuhan prosedur kerja.
Tabel 11. Distribusi silang antara angkatan dengan kepatuhan prosedur kerja.
Total skor
no
1
2
3
4
angkatan
1999
2000
2001
2002
Jumlah
Tidak patuh
Jumlah
(%)
0
0
0
0
5
0
0
0
5
7.7
Patuh
Jumlah
2
6
32
20
(%)
3,0
9,2
49,3
30,8
60
92,3
Tabel 11 menunjukkan bahwa 60 sampel (92,3%) telah mematuhi prosedur
kerja yang telah ditetapkan, sedangkan lima sampel (7,7%) dianggap tidak mematuhi
prosedur kerja. Sampel yang mematuhi prosedur kerja terbanyak adalah angkatan
2001 yaitu sebanyak 32 orang atau 49,3%, sedangkan yang tidak mematuhi prosedur
sebanyak lima orang atau 7,7%.
7. 34
Tabel 12 membahas tentang distribusi silang antara pengetahuan dengan
kepatuhan prosedur kerja.
Tabel 12. Distribusi silang antara pengetahuan dengan kepatuhan prosedur kerja.
Total skor
no
1
2
3
pengetahuan
Kurang
Sedang
Baik
Jumlah
Tidak patuh
jumlah
(%)
0
0
0
0
5
7,7
5
7,7
Patuh
jumlah
0
1
59
60
(%)
0
1,5
90,8
92,3
Tabel 12 menunjukkan bahwa 60 sampel (92,3%) telah mematuhi prosedur
kerja yang telah ditetapkan, sedangkan lima sampel (7,7%) dianggap tidak mematuhi
prosedur kerja. Sampel yang mematuhi prosedur kerja terbanyak memiliki
pengetahuan baik yaitu sebanyak 59 orang atau 90,8%, sedangkan yang tidak
mematuhi prosedur kerja sebanyak lima orang atau 7,7%.
8. 35
Tabel 13 membahas tentang distribusi silang antara sarana dan prasarana
RSGM dengan kepatuhan prosedur kerja.
Tabel 13. Distribusi silang antara sarana dan prasarana dengan kepatuhan prosedur
kerja.
no
1
2
3
Sarana dan
prasarana
Kurang
Sedang
Baik
Jumlah
Total skor
Tidak patuh
jumlah
(%)
0
0
1
1,5
4
6,2
5
7,7
Patuh
jumlah
0
9
51
60
(%)
0
13,8
78,5
92,3
Tabel 13 menunjukkan bahwa 60 sampel (92,3%) telah mematuhi prosedur
kerja yang telah ditetapkan, sedangkan lima sampel (7,7%) dianggap tidak mematuhi
prosedur kerja. Sampel yang mematuhi prosedur kerja terbanyak berpendapat bahwa
sarana dan prasarana RSGM baik yaitu sebanyak 51 orang atau tujuh orang,
sedangkan yang tidak mematuhi prosedur kerja sebanyak empat orang atau 6,2%.
Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 65 orang dan dilakukan
pengamatan langsung pada 14 orang sampel, yaitu lima orang dari Laboratorium
Konservasi Gigi, empat orang dari Laboratorium Bedah Mulut, tiga orang dari
Laboratorium Periodonsia dan dua orang dari Laboratorium Oral Medicine.
Dilakukan pengamatan apakah sampel yang diteliti melaksanakan praktikum sesuai
dengan yang tercantum pada kuesioner yang sudah diisi. Hasil dari pengamatan
menyatakan bahwa dari keseluruhan sampel yang diamati langsung, 10 orang
melakukan praktikum sesuai dengan yang sudah tercantum pada hasil kuesioner,
sedangkan 4 orang melakukan praktikum tidak sesuai dengan yang sudah tercantum
pada hasil kuesioner, yaitu dua orang dari Laboratorium Konservasi Gigi dan 2 orang
dari Laboratorium Bedah Mulut. Dua orang dari Laboratorium Konservasi Gigi dan
9. 36
dua orang dari Laboratorium Bedah Mulut tidak membawa peralatan secara lengkap
yang dibutuhkan dalam melakukan perawatan gigi.
Harapan sampel terhadap RSGM FKG Universitas Jember berbeda-beda, hal
ini dapat diketahui dari jawaban pertanyaan nomer 21 pada kuesioner. Sampel pada
Laboratorium Konservasi Gigi (38,5%) mengharapkan adanya penambahan jumlah
dental unit, perbaikan fungsi dari dental unit yang sudah ada karena sudah banyak
yang rusak dan penambahan jumlah tempat duduk di ruang tunggu. Sampel pada
Laboratorium Bedah Mulut (33,8%) mengharapkan adanya peningkatan kebersihan di
laboratorium dan lingkungan sekitarnya, peningkatan kinerja karyawan RSGM FKG
Universitas Jember dalam melakukan pelayanan terhadap pasien, dan jam kerja
pelayanan dari RSGM dapat menjadi 24 jam setiap hari. Sampel pada Laboratorium
Oral Medicine
(18,5%) mengharapkan adanya peningkatan sosialisasi tentang
RSGM kepada masyarakat sekitar dan perbaikan sistem administrasi pelayanan
RSGM FKG Universitas Jember. Sampel pada Laboratorium Periodonsia (9,2%)
mengharapkan adanya perbaikan fungsi dental unit yang sudah ada dan peningkatan
kebersihan.
4.2 Pembahasan
RSGM FKG UNEJ menurut Depdiknas (2003) merupakan unit pelayanan
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember dalam menyelenggarakan sarana
pendidikan bagi tenaga kesehatan dan penelitian dibidang kesehatan gigi,
memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut kepada masyarakat dan sebagai
lahan praktek klinik bagi mahasiswa.
Pelayanan kesehatan gigi dalam menghadapi persaingan global dituntut untuk
lebih profesional dengan kualitas yang lebih dapat dipertanggung jawabkan. Hal ini
didorong oleh perkembangan masyarakat Indonesia di masa depan, yang diperkirakan
akan lebih sadar hak dan hukum (Djoharnas, 1997). Pemenuhan tuntutan masyarakat
yang semakin meningkat terhadap pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang sesuai
10. 37
dengan kebutuhan merupakan hal terpenting dalam pengembangan dan peningkatan
mutu pelayanan kesehatan gigi dan mulut di institusi pelayanan kesehatan (Astoeti,
2000).
Tabel 1 menunjukkan perbandingan standar peralatan RSGM FKG
Universitas Jember dibandingkan dengan standar RSGM yang disusun oleh
Direktorat Pelayanan Medis Gigi Departemen Kesehatan RI tahun 2003. Jumlah
dental chair, dental unit, intra oral camera, dan sterilisator yang dimiliki RSGM
FKG Universitas Jember sudah melebihi standar yang berlaku. Tabel 2 dan tabel 3
menunjukkan perbandingan standar tenaga RSGM FKG Universitas Jember. Jumlah
keseluruhan tenaga yang dimiliki RSGM FKG Universitas Jember sudah melebihi
standar yang berlaku. Hal ini terjadi karena RSGM FKG Universitas Jember sebagai
RSGM Pendidikan berupaya untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa tingkat profesi
yang semakin meningkat.
Tabel 9 menunjukkan bahwa 60 sampel (92,3%) telah mematuhi prosedur
kerja yang telah ditetapkan, sedangkan lima sampel (7,7%) dianggap tidak mematuhi
prosedur kerja. Sampel yang mematuhi prosedur kerja terbanyak pada Laboratorium
Konservasi Gigi dan Laboratorium Bedah Mulut yaitu sebanyak 21 orang atau 32,3%.
Sampel yang tidak mematuhi prosedur kerja terbanyak pada Laboratorium
Konservasi Gigi yaitu sebanyak empat orang atau 6,2%.
Dua laboratorium yang dianggap tidak mematuhi prosedur kerja yang telah
ditetapkan, yaitu Laboratorium Konservasi Gigi dan Laboratorium Bedah Mulut,
karena tidak menyediakan alat yang digunakan dalam melakukan perawatan kepada
pasien secara lengkap, yaitu sonde setengah lingkaran, meskipun alat yang digunakan
tidak lengkap tetapi para sampel dapat bekerja dengan baik karena fungsi dari alat
tersebut dapat digantikan dengan alat yang lain. Hal ini tidak sesuai dengan
Adikoesoemo (1997) yang menyatakan bahwa pelayanan dapat terjamin bila sarana
dan prasarana yang dimiliki rumah sakit tersebut unggul, semakin baik peralatan
yang tersedia maka pelayanan yang dilakukan akan semakin baik.
11. 38
Tabel 10 menunjukkan bahwa 60 sampel (92,3%) telah mematuhi prosedur
kerja yang telah ditetapkan, sedangkan lima sampel (7,7%) dianggap tidak mematuhi
prosedur kerja. Sampel yang mematuhi prosedur kerja terbanyak memiliki nilai IPK
antara 2,51-3,00 yaitu sebanyak 40 orang atau 62%, sedangkan yang tidak mematuhi
prosedur kerja sebanyak empat orang atau 6%. Hal ini menunjukkan bahwa
kepatuhan terhadap prosedur kerja tidak dipengaruhi oleh nilai IPK, sampel yang
mematuhi dan tidak mematuhi memiliki nilai IPK yang sama yaitu antara 2,51-3,00.
Sampel adalah mahasiswa tingkat profesi yang sudah sarjana ataupun mahasiswa
yang sedang menempuh skripsi, sehingga IPK sampel rata-rata diatas 2,50. IPK
merupakan salah satu indikator tingkat prestasi atau keberhasilan mahasiswa.
Semakin tinggi nilai IPK maka pengetahuan seseorang akan semakin tinggi pula.
Dengan pengetahuan dan dedikasi yang tinggi, maka rumah sakit akan mempunyai
pelayanan yang baik karena suatu rumah sakit menjual jasa kesehatan dan tenaga
(Adikoesoemo, 1997).
Tabel 11 menunjukkan bahwa 60 sampel (92,3%) telah mematuhi prosedur
kerja yang telah ditetapkan, sedangkan lima sampel (7,7%) dianggap tidak mematuhi
prosedur kerja. Sampel yang mematuhi prosedur kerja terbanyak adalah angkatan
2001 yaitu sebanyak 32 orang atau 49,3%, sedangkan yang tidak mematuhi prosedur
kerja sebanyak lima orang atau 7,7%. Perubahan perilaku pada angkatan tua dan
muda itu berbeda, karena angkatan tua sudah mempunyai pengetahuan, sikap dan
keterampilan tertentu yang sudah mereka miliki selama bertahun-tahun (Notoatmojo,
2003). Sampel yang terbanyak mematuhi dan tidak mematuhi adalah angkatan 2001,
hal ini menunjukkan bahwa kepatuhan prosedur kerja tidak dipengaruhi oleh
angkatan.
Tabel 12 menunjukkan bahwa 60 sampel (92,3%) telah mematuhi prosedur
kerja yang telah ditetapkan, sedangkan lima sampel (7,7%) dianggap tidak mematuhi
prosedur kerja. Sampel yang mematuhi prosedur kerja terbanyak memiliki
pengetahuan baik yaitu sebanyak 59 orang atau 90,8%, sedangkan
yang tidak
12. 39
mematuhi prosedur kerja sebanyak lima orang atau 7,7%. Tinggi rendahnya
pengetahuan tidak mempengaruhi kepatuhan sampel dalam mematuhi prosedur kerja.
Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Ngatimin (1988) bahwa pengetahuan sangat
penting dalam memberikan wawasan terhadap sikap dan perbuatan seseorang.
Pengetahuan dapat dicapai melalui berbagai keadaan dan pengalaman. Salah
satu cara memperoleh pengetahuan adalah melalui pendidikan. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Depkes RI (1993) bahwa tinggi rendahnya tingkat pendidikan seseorang
mempengaruhi pengetahuan seseorang. Pengertian dan pola pikir seseorang juga
dipengaruhi oleh pengetahuan yang dimiliki orang tersebut. Pengetahuan yang
diperoleh didapat dari pendidikan perguruan tinggi. Melalui pendidikan masyarakat
dapat memperluas jangkauan pengetahuan diberbagai bidang (Sindhunata, 2000).
Pengetahuan menjelaskan perilaku suatu individu yang berasal dari
pengalaman (Susanto dan Kotler, 2000), sedangkan pengalaman seseorang dapat
mempengaruhi pengamatan seseorang dalam bertingkah laku yang diperoleh dari
semua perbuatannya dimasa lalu atau dapat pula pengalaman itu dipelajari, sebab
dengan belajar seseorang dapat memperoleh pengalaman (Irawan dan Swastha,
1983).
Tabel 13 menunjukkan bahwa 60 sampel (92,3%) telah mematuhi prosedur
kerja yang telah ditetapkan, sedangkan lima sampel (7,7%) dianggap tidak mematuhi
prosedur kerja. Sampel yang mematuhi prosedur kerja terbanyak berpendapat bahwa
sarana dan prasarana RSGM baik yaitu sebanyak 51 orang atau 78,5%, sedangkan
yang tidak mematuhi prosedur kerja sebanyak empat orang atau 6,2%. Sarana dan
prasarana yang baik akan menunjang pelayanan yang diberikan kepada pasien sesuai
dengan standar pelayanan yang telah ditetapkan dan dapat diterima oleh pasiennya.
Rumah sakit merupakan salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis dalam
mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Mutu dapat terjamin bila
13. 40
sarana dan prasarana yang dimiliki rumah sakit tersebut unggul (Adikoesoemo,
1997).
Penelitian tentang penilaian standar pelayanan rumah sakit melalui kepatuhan
prosedur kerja di RSGM FKG Universitas Jember dapat diketahui bahwa standar
pelayanan rumah sakit yang dilakukan mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Jember yang melaksanakan praktikum klinik melalui kepatuhan prosedur
kerja di RSGM FKG Universitas Jember adalah baik dan sesuai dengan standar
pelayanan yang telah ditetapkan. RSGM FKG Universitas Jember merupakan suatu
rumah sakit pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan dokter
gigi. Sampel dalam penelitian ini dalam melakukan praktikum klinik sesuai dengan
standar pelayanan yang berlaku, sehingga sampel mendapatkan nilai yang baik dan
memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan.
Harapan sampel terhadap RSGM FKG Universitas Jember berbeda-beda,
yaitu penambahan jumlah dental unit, perbaikan fungsi dari dental unit yang sudah
ada karena sudah banyak yang rusak, penambahan jumlah tempat duduk di ruang
tunggu, peningkatan kebersihan di laboratorium dan lingkungan sekitarnya,
peningkatan kinerja karyawan RSGM FKG Universitas Jember dalam melakukan
pelayanan terhadap pasien, jam kerja pelayanan dari RSGM dapat menjadi 24 jam
setiap hari, adanya peningkatan sosialisasi tentang RSGM kepada masyarakat sekitar
dan perbaikan sistem administrasi pelayanan RSGM FKG Universitas Jember.
Perbaikan-perbaikan tersebut
akan menjadikan RSGM FKG Universitas Jember
sebagai salah satu unit pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang berkualitas,
profesional, modern dan sesuai dengan tuntutan masyarakat serta perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi kedokteran gigi.