SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  7
Télécharger pour lire hors ligne
“ Askep Pada Pasien Tinnitus “
 Konsep Penyakit

A. Pengertian
Tinnitus adalah suatu gangguan pendengaran dengan keluhan perasaan
mendengar bunyi tanpa rangsangan bunyi dari luar.Keluhannya bisa berupa bunyi
mendenging, menderu, mendesis, atau berbagai macam bunyi lainnya. Gejalanya bisa
timbul terus menrus atau hilang timbul.(Putri Amalia dalam artikel Gangguan
Pendengaran ”Tinnitus”.FK Universitas Islam Indonesia)
Tinnitus merupakan gangguan pendengaran dengan keluhan selalu
mendengar bunyi, namun tanpa ada rangsangan bunyi dari luar. Sumber bunyi tersebut
berasal dari tubuh penderita itu sendiri, meski demikian tinnitus hanya merupakan gejala,
bukan penyakit, sehingga harus di ketahui penyebabnya.(dr. Antonius HW SpTHT dalam
artikel Suara Keras Sebabkan Telinga Mendenging . Indopos Online)

B. Etiologi
Penyebab terjadinya tinnitus sangat beragam, beberapa penyebabnya
anatara lain:
1. Kotoran yang ada di lubang telinga, yang apabila sudah di bersihkan rasa
berdenging akan hilang
2. Infeksi telinga tengah dan telinga dalam
3. Gangguan darah
4. Tekanan darah yang tinggi atau rendah, dimana hal tersebut merangsang saraf
pendengaran
5. Penyakit meniere’s Syndrome, dimana tekanan cairan dalam rumah siput
meningkat, menyebabkan pendengaran menurun, vertigo, dan tinnitus
6. Keracunan obat
7. Penggunaan obat golongan aspirin.
C. Patofisiologi
Menurut frekuensi getarannya, tinnitus terbagi menjadi dua macam, yaitu:
1. Tinnitus Frekuensi rendah (low tone) seperti bergemuruh
2. Tinnitus frekuensi tinggi (high tone)seperti berdenging
Tinnitus biasanya di hubungkan dengan tuli sensorineural dan dapat juga
terjadi karena gangguan konduksi, yang biasanya berupa bunyi dengan nada rendah. Jika
di sertai dengan inflamasi, bunyi dengung akan terasa berdenyut (tinnitus pulsasi) dan
biasanya terjadi pada sumbatan liang telinga, tumor, otitis media, dll.
Pada tuli sensorineural, biasanya timbul tinnitus subjektif nada tinggi
(4000Hz).Terjadi dalam rongga telinga dalam ketika gelombang suara berenergi tinggi
merambat melalui cairan telinga, merangsang dan membunuh sel-sel rambut pendengaran
maka telinga tidak dapat berespon lagi terhadap frekuensi suara. Namun jika suara keras
tersebut hanya merusak sel-sel rambut tadi maka akan terjadi tinnitus, yaitu dengungan
keras pada telinga yang di alami oleh penerita.(penatalaksanaan penyakit dan kelainan
THT edisi 2 thn 2000 hal 100). Susunan telinga kita terdiri atas liang telinga, gendang
telinga, tulang-tulang pendengaran, dan rumah siput. Ketika terjadi bising dengan suara
yang melebihi ambang batas, telinga dapat berdenging, suara berdenging itu akibat
rambut getar yang ada di dalam rumah siput tidak bisa berhenti bergetar.Kemudian
getaran itu di terima saraf pendengaran dan diteruskan ke otak yang merespon dengan
timbulnya denging.
Kepekaan setiap orang terhadap bising berbeda-beda, tetapi hampir setiap
orang akan mengalami ketulian jika telinganya mengalami bising dalam waktu yag cukup
lama. Setiap bising yang berkekuatan 85dB bisa menyebabkan kerusakan.Oleh karena itu
di Indonesia telah di tetapkan nilai ambang batas yangn di perbolehkan dalam bidang
industri yaitu sebesar 89dB untuk jangka waktu maksimal 8 jam.Tetapi memang
implementasinya belum merata.Makin tinggi paparan bising, makin berkurang paparan
waktu yang aman bagi telinga.
D. Gejala
Pendengaran yang terganggu biasanya di tandai dengan mudah marah,
pusing, mual dan mudah lelah.Kemudian pada kasus tinnitus sendiri terdapat gejala
berupa telinga berdenging yang dapat terus menerus terjadi atau bahkan hilang timbul.
Denging tersebut dapat terjadi sebagai tinnitus bernada rendah atau
tinggi.Sumber bunyi di ataranya berasal dari denyut nadi, otot-otot dala rongga tellinga
yang berkontraksi, dan juga akibat gangguan saraf pendengaran.

E. Diagnosis
Tinnitus merupakan suatu gejala klinik penyakit telinga, sehingga untuk
memberikan pengobatannya perlu di tegakkan diagnosa yang tepat sesuai dengan
penyebab, dan biasanya memanng cukup sulit untuk di ketahui.
Untuk memastikan diagnosis perlu di tanyakan riwayat terjadinya
kebisingan, perlu pemerikasaan audio-metri nada murni (pure tone audiometry). Pada
pemeriksaan nada murni gamabaran khas berupa takik (notch) pada frekuensi 4kHz.
Anamnesis merupakan hal utama dan terpenting dalam menegakkan diagnosa tinnitus.
Hal yang perlu di gali adalah seperti kualitas dan kauantitas tinnitus,
apakah ada gejala lain yangmenyertai, seperti vertigo, gangguan pendengaran, atau gejala
neurologik.Pemeriksaan fisik THT dan otoskopi harus secara rutin di lakukan, dan juga
pemeriksaan penala, audiometri nada murni, audiometri tutur, dan bila perlu lakkukan
ENG.
F. Pencegahan
Pencegahan terhadap tinnitus adalah sebagai berikut:
a. Hindari suara-suara yang bising, jangan terlalu sering mendengarkan suara
bising(misalnya diskotik, konser musik, walkman, loudspeaker, telpon genggam)
b. Batasi pemakaian walkman, jangan mendengar dengan volume amat maksimal
c. Gunakan pelindung telinga jika berada di tempat bising.
d. Makanlah makanan yang sehat dan rendah garam
e. Minumlah vitamin yang berguna bagi saraf untuk melakukan perbaikan, seperti
ginkogiloba, vit A dan E.
G. Pengobatan
Pada umumnya pengobatan gejala tinnitus dibagi dalam 4 cara, yaitu :
1. Elektrofisiologik, yaitu memberi stimulus elektroakustik (rangsangan bunyi)
dengan intensitas suara yang lebih keras dari tinnitusnya, dapat dengan alat bantu
dengar atau tinnitus masker.
2. Psikologik, yaitu dengan memberikan konsultasi psikologik untuk meyakinkan
pasien bahwa penyakitnya tidakmembahayakan dan bisa disembuhkan, serta
mengajarkan relaksasi dengan bunyi yang harus didengarnya setiap saat.
3. Terapi medikametosa, sampai saat ini belum ada kesepakatan yang jelas
diantaranya untuk meningkatkan aliran darah koklea, transquilizer, antidepresan
sedatif, neurotonik, vitamin dan mineral.
4. Tindakan bedah, dilakukan pada tumor akustik neuroma. Namun, sedapat
mungkin tindakan ini menjadi pilihan terakhir, apabila gangguan denging yang
diderita benar-benar parah.
Pasien juga di berikan obat penenang atau obat tidur, untuk membantu
memenuhi kebutuhan istirahat, karena penderita tinnitus biasanya tidurnya sangat
terganggu oleh tinnitus itu sendiri, sehingga perlu di tangani, juga perlu di jelaskan
bahwa gangguat tersebut sulit di tanangi, sehingga pasien di anjurkan untuk beradaptasi
dengan keadaan tersebut, karena penggunaan obat penenang juga tidak terlalu baik dan
hanya dapat di gunakan dalam waktu singkat.

 Konsep Askep

A. Pengkajian
1. Aktivitas
- Gangguan keseimbangan tubuh
- Mudah lelah
2. Sirkulasi
- Hipotensi , hipertensi, pucat (menandakan adanya stress)
3. Nutrisi
- Mual
4. Sistem pendengaran
- Adanya suara abnormal(dengung)
5. Pola istirahat
- Gangguan tidur/ Kesulitan tidur.

B. Diagnosa
1. Ansietas atau Cemas b/d kurangnya informasi tentang gangguan pendengaran
(tinnitus).
2. Gangguan istirahat dan tidur b/d gangguan pendengaran.
3. Resiko kerusakan interaksi sosial b/d hambatan komunikasi.

C. Perencanaan

Tujuan

Perencanaan
Intervensi

Tupan: Setelah

Rasional

1. Kaji tingkat pengetahuan

1. Untuk menentukan

dilakukan tindakan

klien tentang gangguan

keperawatan selama

yang di alaminya.

4 hari ansietas

2. Beri kesempatan klien

intervensi selanjutnya.

2. Diharapakan dapat

teratasi.

untuk mengekspresikan

memberikan gambaran

Tupen : Setelah

perasaannya.

sejauh mana klien

dilakukan tindakan

mengetahui tentang

keperawatan selama

penyakitnya.

2 hari ansietas

3. Jelaskan pada klien

3. Agar klien mengetahui

berangsur – angsur

tentang penyakit dan

penyakit dan prosedur.

teratasi.

prosedur pengobatannya.

Dengan criteria hasil
:

4. Yakinkan dan support
klien bahwa penyakitnya

4. Dengan support dapat
meningkatkan keinginan
Tidak terjadi
kecemasan,

dapat di sembuhkan.
5. Anjurkan klien untuk

pengetahuan klien

rileks, dan menghindari

terhadap penyakit

klien untuk sembuh.
5. Rileks dapat membuat klien
tenang.

stress.

meningkat
Tupan : Setelah

1. Tentukan kebiasan tidur

5. Mengakaji perlunya dan

dilakukan tindakan

biasanya dan perubahan

mengidentifikasi intervensi

keperawatan selama

yang terjadi.

yang tepat.

7 hari Gangguan

2. Berikan tempat tidur yang

6. Meningakatkkan

pola tidur teratasi.

nyaman dan beberapa milik

kenyamanan tidur serta

Tupen :Setelah

pribadi mis : bantal, guling.

dukungan

dilakukan tindakan

fisiologis/psikologis bila

keperawatan selama

rutinitas baru

3 hari Gangguan

menggandung aspek

pola tidur berangsu –

sebanyak kebiasaan lama,

angsur teratasi.

stres dan ansietas yang

Dengan kriteria hasil

berhubungan dapat

:

berkurang.

Pola tidur teratur

3. Buat rutinitas tidur baru

7. Meningkatkan efek relaksasi.

yang dimasukkan dalam
pola lama dan lingkungan
baru.
4. Tingkatkan regimen

4. Membantu menginduksi tidur
- Membantu pasien agar
mudah beristirahat.

kenyamanan waktu tidur
- instruksikan tindakan
relaksasi
- Berikan sedative sesuai
indikasi.
Tupan :Setelah

1.

dilakukan tindakan
keperawatan selama

Kaji tingkat kesulitan
tidur.

2.

Kolaborasi dalam

1. Untuk menentukan
intervensi selanjutnya.
2. Obat tidur dapat
4 hari gangguan

pemberian obat penenang/

meningkatkan kualitas

istrahat / tidur

obat tidur.

istrahat klien.

teratasi

3.

Anjurkan klien untuk

3. Adaptasi membuat klien

Tupen :Setelah

beradaptasi dengan

akan biasa atau tidak

dilakukan tindakan

gangguan tersebut.

merasa mengganggu

keperawatan selama
2 hari gangguan
istrahat / tidur
berangsur – angsur
teratasi. Dengan
criteria hasil :
Gangguan tidur
dapat teratasi atau
teradaptasi

istrahat klien.

Contenu connexe

Similaire à Tinitus AKPER PEMKAB MUNA

A10_9115_M Yudiant Raihan Dirgantoro_TM_SK4.pptx
A10_9115_M Yudiant Raihan Dirgantoro_TM_SK4.pptxA10_9115_M Yudiant Raihan Dirgantoro_TM_SK4.pptx
A10_9115_M Yudiant Raihan Dirgantoro_TM_SK4.pptxIanraihanDirgantoro
 
Modul Gangguan Pendengaran
Modul Gangguan Pendengaran Modul Gangguan Pendengaran
Modul Gangguan Pendengaran anggiih
 
TRAUMA TELINGA (Ear Trauma)
TRAUMA TELINGA (Ear Trauma)TRAUMA TELINGA (Ear Trauma)
TRAUMA TELINGA (Ear Trauma)Yolly Finolla
 
Telinga berdengung by Dheana Ismaniar
Telinga berdengung by Dheana IsmaniarTelinga berdengung by Dheana Ismaniar
Telinga berdengung by Dheana Ismaniaranadheaism
 
Asuhan keperawatan gg. pendengaran&wicara
Asuhan keperawatan gg. pendengaran&wicaraAsuhan keperawatan gg. pendengaran&wicara
Asuhan keperawatan gg. pendengaran&wicaraGina Nd
 
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Noise Induced Hearing loss.docx
Noise Induced Hearing loss.docxNoise Induced Hearing loss.docx
Noise Induced Hearing loss.docxdias263796
 
5. laporan praktikum biologi perambatan bunyi melalui tulang tengkorak
5. laporan praktikum biologi perambatan bunyi melalui tulang tengkorak5. laporan praktikum biologi perambatan bunyi melalui tulang tengkorak
5. laporan praktikum biologi perambatan bunyi melalui tulang tengkorakSofyan Dwi Nugroho
 

Similaire à Tinitus AKPER PEMKAB MUNA (20)

A10_9115_M Yudiant Raihan Dirgantoro_TM_SK4.pptx
A10_9115_M Yudiant Raihan Dirgantoro_TM_SK4.pptxA10_9115_M Yudiant Raihan Dirgantoro_TM_SK4.pptx
A10_9115_M Yudiant Raihan Dirgantoro_TM_SK4.pptx
 
Askep serumen AKPER PEMKAB MUNA
Askep serumen AKPER PEMKAB MUNA Askep serumen AKPER PEMKAB MUNA
Askep serumen AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep serumen
Askep serumenAskep serumen
Askep serumen
 
PPT Referat.pptx
PPT Referat.pptxPPT Referat.pptx
PPT Referat.pptx
 
Modul Gangguan Pendengaran
Modul Gangguan Pendengaran Modul Gangguan Pendengaran
Modul Gangguan Pendengaran
 
Anis furunkel AKPER PEMKAB MUNA
Anis furunkel AKPER PEMKAB MUNAAnis furunkel AKPER PEMKAB MUNA
Anis furunkel AKPER PEMKAB MUNA
 
TRAUMA TELINGA (Ear Trauma)
TRAUMA TELINGA (Ear Trauma)TRAUMA TELINGA (Ear Trauma)
TRAUMA TELINGA (Ear Trauma)
 
Telinga berdengung by Dheana Ismaniar
Telinga berdengung by Dheana IsmaniarTelinga berdengung by Dheana Ismaniar
Telinga berdengung by Dheana Ismaniar
 
IPE Pancaindra otalgia (skenario 3)
IPE Pancaindra otalgia (skenario 3)IPE Pancaindra otalgia (skenario 3)
IPE Pancaindra otalgia (skenario 3)
 
Asuhan keperawatan gg. pendengaran&wicara
Asuhan keperawatan gg. pendengaran&wicaraAsuhan keperawatan gg. pendengaran&wicara
Asuhan keperawatan gg. pendengaran&wicara
 
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
 
Otalgia kita
Otalgia kitaOtalgia kita
Otalgia kita
 
kebisingan
kebisingankebisingan
kebisingan
 
Tetanus
TetanusTetanus
Tetanus
 
Noise Induced Hearing loss.docx
Noise Induced Hearing loss.docxNoise Induced Hearing loss.docx
Noise Induced Hearing loss.docx
 
Tinitus
Tinitus Tinitus
Tinitus
 
5. laporan praktikum biologi perambatan bunyi melalui tulang tengkorak
5. laporan praktikum biologi perambatan bunyi melalui tulang tengkorak5. laporan praktikum biologi perambatan bunyi melalui tulang tengkorak
5. laporan praktikum biologi perambatan bunyi melalui tulang tengkorak
 
Asuhan keperawatan neuromaakustik
Asuhan keperawatan neuromaakustikAsuhan keperawatan neuromaakustik
Asuhan keperawatan neuromaakustik
 
Askep pada klien dengan penyakit tetanus
Askep pada klien dengan penyakit tetanusAskep pada klien dengan penyakit tetanus
Askep pada klien dengan penyakit tetanus
 

Plus de Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

Plus de Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Tinitus AKPER PEMKAB MUNA

  • 1. “ Askep Pada Pasien Tinnitus “  Konsep Penyakit A. Pengertian Tinnitus adalah suatu gangguan pendengaran dengan keluhan perasaan mendengar bunyi tanpa rangsangan bunyi dari luar.Keluhannya bisa berupa bunyi mendenging, menderu, mendesis, atau berbagai macam bunyi lainnya. Gejalanya bisa timbul terus menrus atau hilang timbul.(Putri Amalia dalam artikel Gangguan Pendengaran ”Tinnitus”.FK Universitas Islam Indonesia) Tinnitus merupakan gangguan pendengaran dengan keluhan selalu mendengar bunyi, namun tanpa ada rangsangan bunyi dari luar. Sumber bunyi tersebut berasal dari tubuh penderita itu sendiri, meski demikian tinnitus hanya merupakan gejala, bukan penyakit, sehingga harus di ketahui penyebabnya.(dr. Antonius HW SpTHT dalam artikel Suara Keras Sebabkan Telinga Mendenging . Indopos Online) B. Etiologi Penyebab terjadinya tinnitus sangat beragam, beberapa penyebabnya anatara lain: 1. Kotoran yang ada di lubang telinga, yang apabila sudah di bersihkan rasa berdenging akan hilang 2. Infeksi telinga tengah dan telinga dalam 3. Gangguan darah 4. Tekanan darah yang tinggi atau rendah, dimana hal tersebut merangsang saraf pendengaran 5. Penyakit meniere’s Syndrome, dimana tekanan cairan dalam rumah siput meningkat, menyebabkan pendengaran menurun, vertigo, dan tinnitus 6. Keracunan obat 7. Penggunaan obat golongan aspirin.
  • 2. C. Patofisiologi Menurut frekuensi getarannya, tinnitus terbagi menjadi dua macam, yaitu: 1. Tinnitus Frekuensi rendah (low tone) seperti bergemuruh 2. Tinnitus frekuensi tinggi (high tone)seperti berdenging Tinnitus biasanya di hubungkan dengan tuli sensorineural dan dapat juga terjadi karena gangguan konduksi, yang biasanya berupa bunyi dengan nada rendah. Jika di sertai dengan inflamasi, bunyi dengung akan terasa berdenyut (tinnitus pulsasi) dan biasanya terjadi pada sumbatan liang telinga, tumor, otitis media, dll. Pada tuli sensorineural, biasanya timbul tinnitus subjektif nada tinggi (4000Hz).Terjadi dalam rongga telinga dalam ketika gelombang suara berenergi tinggi merambat melalui cairan telinga, merangsang dan membunuh sel-sel rambut pendengaran maka telinga tidak dapat berespon lagi terhadap frekuensi suara. Namun jika suara keras tersebut hanya merusak sel-sel rambut tadi maka akan terjadi tinnitus, yaitu dengungan keras pada telinga yang di alami oleh penerita.(penatalaksanaan penyakit dan kelainan THT edisi 2 thn 2000 hal 100). Susunan telinga kita terdiri atas liang telinga, gendang telinga, tulang-tulang pendengaran, dan rumah siput. Ketika terjadi bising dengan suara yang melebihi ambang batas, telinga dapat berdenging, suara berdenging itu akibat rambut getar yang ada di dalam rumah siput tidak bisa berhenti bergetar.Kemudian getaran itu di terima saraf pendengaran dan diteruskan ke otak yang merespon dengan timbulnya denging. Kepekaan setiap orang terhadap bising berbeda-beda, tetapi hampir setiap orang akan mengalami ketulian jika telinganya mengalami bising dalam waktu yag cukup lama. Setiap bising yang berkekuatan 85dB bisa menyebabkan kerusakan.Oleh karena itu di Indonesia telah di tetapkan nilai ambang batas yangn di perbolehkan dalam bidang industri yaitu sebesar 89dB untuk jangka waktu maksimal 8 jam.Tetapi memang implementasinya belum merata.Makin tinggi paparan bising, makin berkurang paparan waktu yang aman bagi telinga.
  • 3. D. Gejala Pendengaran yang terganggu biasanya di tandai dengan mudah marah, pusing, mual dan mudah lelah.Kemudian pada kasus tinnitus sendiri terdapat gejala berupa telinga berdenging yang dapat terus menerus terjadi atau bahkan hilang timbul. Denging tersebut dapat terjadi sebagai tinnitus bernada rendah atau tinggi.Sumber bunyi di ataranya berasal dari denyut nadi, otot-otot dala rongga tellinga yang berkontraksi, dan juga akibat gangguan saraf pendengaran. E. Diagnosis Tinnitus merupakan suatu gejala klinik penyakit telinga, sehingga untuk memberikan pengobatannya perlu di tegakkan diagnosa yang tepat sesuai dengan penyebab, dan biasanya memanng cukup sulit untuk di ketahui. Untuk memastikan diagnosis perlu di tanyakan riwayat terjadinya kebisingan, perlu pemerikasaan audio-metri nada murni (pure tone audiometry). Pada pemeriksaan nada murni gamabaran khas berupa takik (notch) pada frekuensi 4kHz. Anamnesis merupakan hal utama dan terpenting dalam menegakkan diagnosa tinnitus. Hal yang perlu di gali adalah seperti kualitas dan kauantitas tinnitus, apakah ada gejala lain yangmenyertai, seperti vertigo, gangguan pendengaran, atau gejala neurologik.Pemeriksaan fisik THT dan otoskopi harus secara rutin di lakukan, dan juga pemeriksaan penala, audiometri nada murni, audiometri tutur, dan bila perlu lakkukan ENG. F. Pencegahan Pencegahan terhadap tinnitus adalah sebagai berikut: a. Hindari suara-suara yang bising, jangan terlalu sering mendengarkan suara bising(misalnya diskotik, konser musik, walkman, loudspeaker, telpon genggam) b. Batasi pemakaian walkman, jangan mendengar dengan volume amat maksimal c. Gunakan pelindung telinga jika berada di tempat bising. d. Makanlah makanan yang sehat dan rendah garam e. Minumlah vitamin yang berguna bagi saraf untuk melakukan perbaikan, seperti ginkogiloba, vit A dan E.
  • 4. G. Pengobatan Pada umumnya pengobatan gejala tinnitus dibagi dalam 4 cara, yaitu : 1. Elektrofisiologik, yaitu memberi stimulus elektroakustik (rangsangan bunyi) dengan intensitas suara yang lebih keras dari tinnitusnya, dapat dengan alat bantu dengar atau tinnitus masker. 2. Psikologik, yaitu dengan memberikan konsultasi psikologik untuk meyakinkan pasien bahwa penyakitnya tidakmembahayakan dan bisa disembuhkan, serta mengajarkan relaksasi dengan bunyi yang harus didengarnya setiap saat. 3. Terapi medikametosa, sampai saat ini belum ada kesepakatan yang jelas diantaranya untuk meningkatkan aliran darah koklea, transquilizer, antidepresan sedatif, neurotonik, vitamin dan mineral. 4. Tindakan bedah, dilakukan pada tumor akustik neuroma. Namun, sedapat mungkin tindakan ini menjadi pilihan terakhir, apabila gangguan denging yang diderita benar-benar parah. Pasien juga di berikan obat penenang atau obat tidur, untuk membantu memenuhi kebutuhan istirahat, karena penderita tinnitus biasanya tidurnya sangat terganggu oleh tinnitus itu sendiri, sehingga perlu di tangani, juga perlu di jelaskan bahwa gangguat tersebut sulit di tanangi, sehingga pasien di anjurkan untuk beradaptasi dengan keadaan tersebut, karena penggunaan obat penenang juga tidak terlalu baik dan hanya dapat di gunakan dalam waktu singkat.  Konsep Askep A. Pengkajian 1. Aktivitas - Gangguan keseimbangan tubuh - Mudah lelah 2. Sirkulasi - Hipotensi , hipertensi, pucat (menandakan adanya stress)
  • 5. 3. Nutrisi - Mual 4. Sistem pendengaran - Adanya suara abnormal(dengung) 5. Pola istirahat - Gangguan tidur/ Kesulitan tidur. B. Diagnosa 1. Ansietas atau Cemas b/d kurangnya informasi tentang gangguan pendengaran (tinnitus). 2. Gangguan istirahat dan tidur b/d gangguan pendengaran. 3. Resiko kerusakan interaksi sosial b/d hambatan komunikasi. C. Perencanaan Tujuan Perencanaan Intervensi Tupan: Setelah Rasional 1. Kaji tingkat pengetahuan 1. Untuk menentukan dilakukan tindakan klien tentang gangguan keperawatan selama yang di alaminya. 4 hari ansietas 2. Beri kesempatan klien intervensi selanjutnya. 2. Diharapakan dapat teratasi. untuk mengekspresikan memberikan gambaran Tupen : Setelah perasaannya. sejauh mana klien dilakukan tindakan mengetahui tentang keperawatan selama penyakitnya. 2 hari ansietas 3. Jelaskan pada klien 3. Agar klien mengetahui berangsur – angsur tentang penyakit dan penyakit dan prosedur. teratasi. prosedur pengobatannya. Dengan criteria hasil : 4. Yakinkan dan support klien bahwa penyakitnya 4. Dengan support dapat meningkatkan keinginan
  • 6. Tidak terjadi kecemasan, dapat di sembuhkan. 5. Anjurkan klien untuk pengetahuan klien rileks, dan menghindari terhadap penyakit klien untuk sembuh. 5. Rileks dapat membuat klien tenang. stress. meningkat Tupan : Setelah 1. Tentukan kebiasan tidur 5. Mengakaji perlunya dan dilakukan tindakan biasanya dan perubahan mengidentifikasi intervensi keperawatan selama yang terjadi. yang tepat. 7 hari Gangguan 2. Berikan tempat tidur yang 6. Meningakatkkan pola tidur teratasi. nyaman dan beberapa milik kenyamanan tidur serta Tupen :Setelah pribadi mis : bantal, guling. dukungan dilakukan tindakan fisiologis/psikologis bila keperawatan selama rutinitas baru 3 hari Gangguan menggandung aspek pola tidur berangsu – sebanyak kebiasaan lama, angsur teratasi. stres dan ansietas yang Dengan kriteria hasil berhubungan dapat : berkurang. Pola tidur teratur 3. Buat rutinitas tidur baru 7. Meningkatkan efek relaksasi. yang dimasukkan dalam pola lama dan lingkungan baru. 4. Tingkatkan regimen 4. Membantu menginduksi tidur - Membantu pasien agar mudah beristirahat. kenyamanan waktu tidur - instruksikan tindakan relaksasi - Berikan sedative sesuai indikasi. Tupan :Setelah 1. dilakukan tindakan keperawatan selama Kaji tingkat kesulitan tidur. 2. Kolaborasi dalam 1. Untuk menentukan intervensi selanjutnya. 2. Obat tidur dapat
  • 7. 4 hari gangguan pemberian obat penenang/ meningkatkan kualitas istrahat / tidur obat tidur. istrahat klien. teratasi 3. Anjurkan klien untuk 3. Adaptasi membuat klien Tupen :Setelah beradaptasi dengan akan biasa atau tidak dilakukan tindakan gangguan tersebut. merasa mengganggu keperawatan selama 2 hari gangguan istrahat / tidur berangsur – angsur teratasi. Dengan criteria hasil : Gangguan tidur dapat teratasi atau teradaptasi istrahat klien.