SlideShare a Scribd company logo
1 of 30
BAHAN AJAR AKUNTANSI KEUANGAN
                   MENENGAH II




                PROGRAM DIPLOMA III KEUANGAN

                                        oleh

                              DYAH PURWANTI




   SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA
              TAHUN 2011
BAB

AKUNTANSI SEWA
                                                                            4
Tujuan Instruksional Khusus :
   1. Peserta didik dapat menjelaskan tentang pengertian definisi sewa.
   2. Peserta didik dapat menerangkan dan menjelaskan tentang sewa operasi.
   3. Peserta didik dapat menerangkan dan menjelaskan tentang sewa pembiayaan.
   4. Peserta didik dapat menyebutkan dan menjelaskan kriteria sewa pembiayaan.
   5. Peserta didik dapat menjelaskan tentang akuntansi sewa operasi.
   6. Peserta didik dapat menjelaskan tentang akuntansi sewa pembiayaan.




                                  PETA KONSEP



   Definisi

                         Klasifikasi        Sewa Operasi          Sewa Pembiayaan
   Pengakuan               Sewa                                      (Leasing)

   Pengukuran




 A. SEWA
    1. Definisi
        Menurut   SAK 30, sewa         adalah   suatu perjanjian dimana lessor
        memberikan hak kepada lessee untuk menggunakan suatu aset selama
        periode waktu yang disepakati. Sebagai imbalannya, lessee melakukan
        pembayaran atau serangkaian pembayaran kepada lessor.




                                                                         1|P a g e
Lessor adalah pemilik aset yang memberikan hak penggunaan kepada
  pihak lessee. Lessee adalah pihak yang diberi hak untuk menggunakan
  aset dalam periode yang disepakati.


2. Manfaat Sewa
  Transaksi sewa merupakan sarana untuk memperoleh aset, atau hak
  penggunaan aset selain pembelian. Berikut ini beberapa manfaat dari
  sewa dibanding pembelian (aset tetap) :
        Dilihat dari sisi lessee
            o Biaya lebih murah
            o Terhindar dari risiko kepemilikan
            o Fleksibilitas
        Dilihat dari sisi lessor
            o Meningkatkan penjualan
            o Menjaga kelangsungan hubungan bisnis dengan lessee
            o Menahan nilai residu (kepemilikan) aset


3. Klasifikasi Sewa
  Transaksi sewa mengalihkan hak penggunaan suatu aset dari pihak lessor
  kepada lessee dalam periode yang disepakati. Dalam pengalihan hak
  penggunaan tersebut apakah disertai dengan pengalihan manfaat dan
  risiko kepemilikan secara signifikan kepada pihak lessee. Jika manfaat
  dan risiko kepemilikan secara signifikan berpindah dari lessor kepada
  lessee, maka pihak yang mendapatkan manfaat dan risiko kepemilikan
  secara signifikan, dari pihak lessor adalah lessee. Perlakuan akuntansi
  bagi pihak lessee yang mendapatkan manfaat dan risiko kepemilikan atas
  aset tersebut, maka lessee akan mengakui “aset” di neraca lessee.
  Sebaliknya bagi pihak lessor jika tidak memperoleh manfaat dan risiko
  kepemilikan yang tidak signifikan, maka lessor tidaksi mengakui “aset”
  atas aset yang disewakan kepada pihak lessee.




                                                                2|P a g e
Atas dasar pengalihan manfaat dan risiko kepemilikan aset tersebut,
  akuntansi membedakan transaksi sewa menjadi :
  a. Sewa operasi (operating lease)
     Transaksi sewa dikelompokkan ke dalam sewa operasi jika dalam
     perjanjian transaksi tidak ada pengalihan        manfaat   dan risiko
     kepemilikan secara signifikan dari pihak lessor kepada pihak lessee.
     Misal transaksi sewa dimana pihak lessor menyewakan bangunan
     kantor kepada lessee selama 2 tahun. Umur ekonomis bangunan
     ditaksir selama 10 tahun. Dalam transaksi sewa ini, manfaat dan risiko
     kepemilikan aset berpindah kepada pihak lesse dalam periode yang
     tidak signifikan.


  b. Sewa pembiayaan (finance lease) atau Capital lease
     Transaksi sewa dikelompokkan dalam sewa pembiayaan jika transaksi
     sewa tersebut mengalihkan manfaat dan risiko kepemilikan secara
     signifikan dari pihak lessor kepada pihak lessee. Misalnya jika
     transaksi sewa pada butir a di atas, pihak lessee menyewa selama 10
     tahun, maka selama umur ekonomis bangunan kantor tersebut
     dimanfaatkan oleh pihak lessee. Maka lessee yang mendapatkan
     seluruh manfaat dan risiko kepemilikan atas bangunan kantor tersebut.
     Transaksi sewa ini mengalihkan manfaat dan risiko kepemilikan
     kepada pihak lessee.


4. Akuntansi Sewa Operasi
  Transaksi sewa operasi, lessor      tidak mengalihkan secara signifikan
  manfaat dan risiko kepemilikan aset kepada pihak lessee. Dalam hal ini
  lessor tetap menahan manfaat dan risiko kepemilikan aset tersebut.
  Sehingga lessor akan tetap mengakui kepemilikan aset dan mencatat aset
  yang disewakan tersebut di neraca lessor sebagai Properti Investasi. Dan
  pada akhir periode akuntansi, lessor akan mencatat penyusutan atas




                                                                   3|P a g e
penggunaan aset tersebut. Pihak lessee akan mengakui pembayaran
sewa sebagai “beban sewa” atau “sewa dibayar dimuka”.


Akuntansi Sewa Operasi-Lessor
Ilustrasi :
PT HENNAI, pada awal 2011 membeli sebuah bangunan dengan harga
Rp600 juta. Bangunan tersebut diperkirakan memiliki masa manfaat
selama 20 tahun. Banguan tersebut hendak disewakan kepada pihak lain.
Dan pada tanggal 5 Januari 2011, PT BONA menyewa bangunan tersebut
selama 5 tahun, dengan pembayaran sewa Rp40 juta/tahun. Transaksi ini
dikelompokkan sebagai sewa operasi, karena masa sewa lessee 5 tahun
dari total umur manfaat 20 tahun, artinya masa sewa 5 tahun tidak
menunjukkan pengalihan yang signifikan atas manfaat dan risiko
kepemilikan aset sewaan, sehingga transaksi ini dikelompokkan sebagai
sewa operasi.


Jurnal :
1) Pembelian aset sewaan (Bangunan) oleh Lessor
  Tgl                     Akun               Debit           Kredit
1/1           Properti Investasi           Rp600.000.000
                 Kas                                       Rp600.000.000

2) Menerima uang sewa dari Lessee
    Pendekatan Neraca (Liabilitas)
  Tgl                     Akun               Debit           Kredit
5/1           Kas                           Rp40.000.000
                    Pendapatan      Sewa
                    Diterima Dimuka                         Rp40.000.000

    Atau
    Pendekatan Laba Rugi (Pendapatan)
  Tgl                     Akun               Debit           Kredit
5/1           Kas                           Rp40.000.000
                    Pendapatan Sewa                         Rp40.000.000




                                                               4|P a g e
3) Jurnal pada akhir tahun
     Lessor akan mencatat penyusutan (jika penyajian properti investasi
     menggunakan model biaya)
    Tgl                Akun                  Debit              Kredit
  31/12      Beban Penyusutan               Rp30.000.000
                Akumulasi penyusutan                           Rp30.000.000

     *Rp600 juta / 20 tahun = Rp30 juta/tahun.


     Lessor akan mencatat pengakuan pendapatan (jika lessor mencatat
     penerimaan sewa dengan pendekatan Liabilitas) :
    Tgl                Akun                  Debit              Kredit
  31/12      Pendapatan Sewa DD             Rp40.000.000
                Pendapatan Sewa                            Rp40.000.000




Akuntansi Sewa Operasi – Lessee

Melanjutkan ilustrasi pada akuntansi sewa operasi untuk lessor di atas, jika
pihak lessee yang melakukan pencatatan akuntansinya :

1) Membayar uang sewa kepada lessor
   Pendekatan Neraca (aset)
    Tgl                Akun                  Debit              Kredit
  5/1        Sewa Dibayar Dimuka            Rp40.000.000
               Kas                                             Rp40.000.000

   Atau
   Pendekatan Laba Rugi (Beban)
    Tgl               Akun                   Debit              Kredit
  5/1        Beban Sewa                     Rp40.000.000
                Kas                                            Rp40.000.000

2) Penyesuaian pada akhir periode akuntansi
   Jika lessee mencatat pembayaran sewa dengan pendekatan laba rugi
   (beban)




                                                                   5|P a g e
Tgl                Akun                  Debit               Kredit
  31/12      Beban Sewa                     Rp40.000.000
                Sewa dibayar dimuka                            Rp40.000.000



5. Akuntansi Sewa Pembiayaan
  Transaksi sewa dikelompokkan sebagai sewa pembiayaan jika dalam
  transaksi tersebut, lessor mengalihkan manfaat dan risiko kepemilikan
  aset sewaan secara signifikan kepada pihak lessee. Dan kriteria
  pengalihan manfaat dan risiko kepemilikan dijabarkan menjadi 5 kriteria
  (SAK 30 Akuntansi Sewa) yaitu :
  a) Sewa mengalihkan kepemilikan aset kepada lessee pada akhir masa
     sewa;
  b) Lessee mempunyai opsi untuk membeli aset pada harga yang cukup
     rendah dibandingkan nilai wajar pada tanggal opsi mulai dapat
     dilaksanakan, sehingga pada awal sewa dapat dipastikan bahwa opsi
     memang akan dilaksanakan;
  c) Masa sewa adalah untuk sebagian besar umur ekonomis aset
     meskipun hak milik tidak dialihkan;
     Catatan : menurut US GAAP, ukuran sebagian besar adalah > 75%
     umur manfaat aset sewaan.
  d) Pada awal sewa, nilai kini dari jumlah pembayaran sewa minimum
     secara substansial mendekati nilai wajar aset sewaan;
     Catatan : menurut US GAAP, ukuran substansial adalah >90% dari
     nilai wajar aset sewaan pada awal masa sewa.
  e) Aset sewaan bersifat khusus dan dimana hanya lessee yang dapat
     menggunakannya tanpa perlu modifikasi secara material.

  Syarat tambahan yang disyaratkan SAK 30 adalah :

  a) Jika lessee dapat membatalkan sewa, maka rugi yang terkait dengan
     pembatalan ditanggung oleh lessee;
  b) Laba atau rugi fluktuasi nilai wajar residu dibebankan kepada lessee;




                                                                   6|P a g e
c) Lessee memiliki kemampuan untuk melanjutkan sewa untuk periode
   kedua dengan nilai rental yang secara substansial lebih rendah dari
   nilai pasar rental.

Klasifikasi sewa dibuat pada awal sewa. Kapan lessee dan lessor sepakat
untuk mengubah persyaratan sewa, selain melalui pembaharuan sewa,
dimana perubahan tersebut akan menghasilkan klasifikasi sewa yang
berbeda. Transaksi sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan, jika
memenuhi salah satu kriteria di atas.

Akuntansi Sewa Pembiayaan – Lessee

Menurut SAK 30 :


  Pada awal masa sewa, lessee mengakui sewa pembiayaan sebagai
   aset dan kewajiban dalam neraca sebesar nilai wajar aset sewaan
   atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini
   lebih rendah dari nilai wajar. Penilaian dilakukan di awal kontrak.
   Tingkat diskonto yang digunakan dalam perhitungan nilai kini dari
   pembayaran sewa minimum adalah tingkat suku bunga implisit dalam
   sewa, jika dapat ditentukan secara praktis; jika tidak, digunakan
   tingkat suku bunga pinjaman inkremental lessee.


Lessee akan mencatat dan menyajikan transaksi dan kejadian lainnya
sesuai dengan substansi dan realitas keuangannya, dan tidak selalu
mengikuti bentuk legalnya. Meskipun bentuk legal perjanjian sewa
menyatakan bahwa lessee tidak memperoleh hak legal atas aset sewaan,
dalam hal sewa pembiayaan, secara substansi dan realitas keuangan
pihak lessee memperoleh manfaat ekonomis dari pemakaian aset
sewaan tersebut selama sebagian umur ekonomisnya. Sebagai
konsekuensinya lessee menanggung kewajiban untuk membayar hak
tersebut sebesar suatu jumlah, pada awal sewa, yang mendekati nilai
wajar dari aset dan beban keuangan (finance charge) terkait.




                                                                7|P a g e
Perlakuan akuntansi bagi lessee pada awal transaksi sewa :

PENGAKUAN AWAL TRANSAKSI SEWA PEMBIAYAAN – LESSEE
  Tgl                 Akun                  Debit            Kredit
2/1       Leased Asset                          RpXXX
             Obligation Lease                                     RpXXX


                            PT ABC (LESSEE)
                                  Neraca
                              Per 2 Jan 2011


 Aset :                                 Liabilitas :

 Aset Tetap :               Liabilitas jangka panjang :
   Leased Asset RpXXX          Obligation Lease RpXXX
PENGUKURAN AWAL SEWA PEMBIAYAAN-LESSEE

Pihak lessee melakukan pembayaran-pembayaran sebagai berikut :

a) Uang sewa yang dibayar secara periodik
b) Biaya eksekutori,
   Biaya eksekutori merupakan biaya-biaya yang ditanggung pihak lessee
   dalam rangka pemeliharaan aset sewaan, meliputi jasa kebersihan,
   keamanan, premi asuransi dan biaya operasionalisasi aset sewaan
   tersebut.
c) Kemungkinan pembayaran jaminan nilai residu di akhir masa sewa.
   Dalam transaksi sewa pembiayaan, pihak lessor dapat meminta
   kepada lessee untuk menjamin nilai aset sewaan sebesar estimasi nilai
   pasar aset sewaan pada akhir masa sewa. Jika dalam kontrak sewa
   dimasukkan penjaminan nilai residu aset sewaan, maka lessee terikat
   kewajiban untuk membayar sejumlah nilai residu di akhir masa sewa.
   Maka lessee akan memasukkan jaminan nilai residu ini sebagai bagian
   dari liabilitas/kewajiban sewa. Dan kewajiban garansi nilai residu ada
   jika transaksi sewa tersebut tidak mengalihkan kepemilikan aset
   sewaan kepada lessee.




                                                                8|P a g e
d) Kemungkinan pembayaran atas opsi pembelian aset sewaan, jika
       transaksi sewa memasukkan opsi pembelian.
       Salah karakteristik sewa pembiayaan adalah transaksi sewa tersebut
       menawarkan opsi pembelian aset sewaan kepada lessee selama masa
       sewa dengan harga yang lebih rendah dibanding dengan harga
       pasarnya.   Jika    dalam    transaksi sewa      tersebut,   terdapat   opsi
       pembelian, maka lessee juga akan memasukkan adanya pembayaran
       di   masa   depan     atas    opsi   pembelian     sebagai    bagian    dari
       liabilitas/kewajiban sewa.


PEMBAYARAN SEWA MINIMUM
Pada awal perjanjian sewa, lessee akan mencatat aset sewaan sebagai aset
dan kewajiban yang mengikat lessee selama masa sewa. Nilai kewajiban
yang diakui lessee adalah seluruh pembayaran yang harus ditanggung oleh
lessee selama masa kontrak, dan lessee akan menggunakan teknik
pengukuran present value (nilai kini) atas semua pembayaran di masa
mendatang yang akan ditanggung lessee. Total pembayaran sewa disebut
juga sebagai pembayaran sewa minimum (minimum lease payment).
Pembayaran sewa minimum terdiri dari :
      Pembayaran sewa periodik, dan
      Jaminan nilai residu (jika kontrak mempersyaratkan jaminan nilai
       residu), dan atau
      Harga opsi pembelian (jika kontrak mempersyaratkan opsi pembelian).
Biaya eksekutori tidak dimasukkan dalam perhitungan pembayaran sewa
minimum.


TINGKAT DISKONTO
Dalam perhitungan nilai kini pembayaran sewa minimum, digunakan faktor
pendiskonto berupa tingkat bunga implisit, jika diketahui oleh lessee, atau
menggunakan tingkat bunga inkremental jika lessee tidak mengetahui tingkat
bunga implisit.




                                                                         9|P a g e
Tingkat bunga implisit adalah tingkat bunga yang digunakan oleh lessor
dalam perhitungan pendapatan bunga (financial revenue), sehingga jika
digunakan untuk mendiskontokan semua pembayaran sewa akan didapatkan
nilai yang setara dengan nilai wajar aset sewaan pada awal sewa.
Tingkat   bunga    inkremental    adalah   tingkat   bunga   pinjaman   uang,
seandainya lessee meminjam kepada pihak kreditur, dan membeli aset
sewaan secara tunai dengan uang pinjaman tersebut.
Jika lessee mengetahui secara pasti nilai wajar dari aset sewaan, maka
lessee akan menggunakan nilai wajar untuk mengakui nilai aset sewaan
sebagai aset dan kewajiban di neraca lessee.


NILAI KINI PEMBAYARAN SEWA MINIMUM (PSM)
Perhitungan nilai kini pembayaran sewa minimum dengan rumus =

           Nilai kini PSM = R x (1+ (PVA(%, n-1))



R = uang sewa yang secara periodik (tahun/bulan)
% = tingkat diskonto
N = masa sewa
(n- 1) = total periode pembayaran sewa dikurangi dengan pembayaran sewa
pertama. Hal ini dikarenakan pembayaran uang sewa dilakukan di awal masa
sewa. Sehingga dalam perhitungan nilai kini pembayaran sewa minimum,
pembayaran pertama tidak terkena nilai diskonto.


Penjabaran perhitungan
Nilai kini PSM = R + R x {PVA(%, n-1)}
Nilai kini PSM = R x (1 + PVA(%, n-1))


Jika dalam transaksi sewa mengandung perjanjian garansi/jaminan nilai
residu, maka perhitungan menjadi :

              Nilai kini PSM = R x (1 + PVA(%, n-1)) + NR x PV (%,n)




                                                                   10 | P a g e
NR = nilai residu yang dijamin


Dan jika dalam transaksi sewa mengandung perjanjian opsi pembelian, maka
perhitungan menjadi :


               Nilai kini PSM = R x (1 + PVA(%, n-1)) + HO x PV (%,n)


HO = harga opsi pembelian


Dalam perjanjian sewa, pihak lessor meminta jaminan nilai residu dari pihak
lessee, dan biasanya terpisah dengan adanya klausul opsi pembelian.
Jaminan nilai residu biasanya dipersyaratkan jika dalam transaksi sewa
tersebut tidak terjadi perpindahan kepemilikan aset sewaan dari lessor
kepada pihak lessee. Dan jika persyaratan sewa menyebutkan adanya
perpindahan kepemilikan aset sewaan, pihak lessor tidak perlu meminta
adanya jaminan nilai residu.


Ilustrasi :
1) Awal 2011, PT WIRA menyewa peralatan dengan masa sewa 5 tahun,
    dan pembayaran tahunan Rp50 juta. Peralatan tersebut diperkirakan
    memiliki masa manfaat 5 tahun. Biaya eksekutori Rp5 juta/tahun. Tingkat
    bunga implisit 10%. Pembayaran sewa selanjutnya dilakukan pada akhir
    tahun.
    a) Dikelompokkan ke dalam kategori sewa yang mana, sewa di atas?
    b) Jika termasuk dalam sewa pembiayaan, berapa nilai kini dari
        pembayaran minimum yang diakui oleh pihak lessee?


Jawab :
    a) Termasuk sewa pembiayaan, karena memenuhi kriteria ketiga, yaitu
        masa sewa =100% masa manfaat aset sewaan. Masa sewa 5 tahun
        sama dengan masa ekonomis umur aset.




                                                                 11 | P a g e
b) Nilai kini dari pembayaran sewa minimum sebesar = Rp50 juta x (PVA
     (10%,4th) + 1)
     = Rp50.000.000 x (3,1699 + 1)
     = Rp208.495.000


2) PT PUTRA mengikat kontrak dengan PT MUDA, untuk menyewa
  bangunan kantor dengan masa kontrak 10 tahun. Biaya sewa tahunan
  Rp40 juta, dengan jaminan nilai residu di akhir masa sewa Rp100 juta.
  Bangunan kantor tersebut diperkirakan masih dapat dipakai selama 15
  tahun. Tingkat bunga impilisit 12%. Nilai pasar wajar aset pada awal
  kontrak sebesar Rp285.000.000.
  Pertanyaan :
     a) Dikelompokkan ke dalam kategori sewa yang mana, sewa di atas?
     b) Jika termasuk dalam sewa pembiayaan, berapa nilai kini dari
        pembayaran minimum yang diakui oleh pihak lessee?


  Jawab :
  a) Sewa pembiayaan, karena nilai kini PSM (Rp285.332.000) > nilai wajar
     aset pada awal sewa (Rp285.000.000).
  b) Nilai kini dari PSM
     =Rp40 juta x (PV(12%,9)+1) + Rp100 juta x PV(12%,10)
     =Rp40 juta x (5,3283 + 1) + Rp100 juta x 0,3220
     =Rp253.132.000 + Rp32.200.000
     =Rp285.332.000




3. PT MUDA menyewa peralatan dengan opsi pembelian di akhir masa
  sewa. Biaya sewa per tahun Rp25 juta. Masa sewa 6 tahun, dan umur
  ekonomis aset masih dapat dipakai selama 7 tahun lagi. Opsi pembelian
  aset pada akhir masa sewa sebesar Rp50 juta. PT MUDA tidak
  mengetahui tingkat bunga implisit lessor dan menggunakan tingkat bunga
  inkremental pinjaman sebesar 8%.




                                                               12 | P a g e
Pertanyaan :
           a) Dikelompokkan ke dalam kategori sewa yang mana, sewa di
              atas?
           b) Jika termasuk dalam sewa pembiayaan, berapa nilai kini dari
              pembayaran minimum yang diakui oleh pihak lessee?
   Jawab :
      a) Sewa pembiayaan, karena masa sewa >75% dari umur manfaat
           aset sewaan.
      b) Nilai kini dari PSM :
           = Rp25 juta x (PV(8%,5)+1) + Rp50 juta x PV(8%,6)
           =Rp25 juta x (3,9927 + 1) + Rp50 juta x 0,6302
           =Rp99.817.500 + Rp31.510.000
           =Rp131.327.500


AKUNTANSI SEWA PEMBIAYAAN-LESSEE
Pada awal sewa lessee akan mencatat (lihat contoh no 1) :
1. Jurnal PT WIRA untuk mencatat kontrak sewa
     Tgl               Akun                   Debit              Kredit
   2/1       Leased Equipment               Rp208.495.000
                Lease Obligation                               Rp208.495.000


   PT Wira akan mencatat “Leased Equipment” sebesar Rp208.495.000
   sebagai Aset Tetap di neraca awal tahun 2011. Dan sebagai
   imbangannya, di sisi kanan (kredit), muncul akun liabilitas “Lease
   Obligation” sebesar Rp208.495.000,-.


2. Jurnal PT WIRA untuk mencatat pembayaran sewa pertama
     Tgl                Akun                  Debit              Kredit
   2/1       Lease Obligation                Rp50.000.000
             Prepaid Executory cost             5.000.000
                Cash                                            Rp55.000.000


   Pembayaran sewa dicatat sebagai pengurang liabilitas “Lease Obligation”.
   Pada pembayaran sewa yang pertama, pengurangan sebesar nilai sewa




                                                                   13 | P a g e
per tahun. Biaya eksekutori dapat dicatat dengan akun aset “Prepaid
   Executory Cost”, dan pada akhir tahun akan dibuat penyesuaian atas
   terpakainya biaya eksekutori tersebut.


3. Jurnal PT WIRA pada akhir tahun
   Jurnal pembayaran kedua
     Tgl                 Akun                    Debit               Kredit
   31/12     Lease Obligation                   Rp34.105.500
             Interest Expense                     15.894.500
             Prepaid Executory cost                5.000.000
                 Cash                                               Rp55.000.000


   Penghitungan nilai aset sewaan dengan cara mneghitung nilai kini PSM
   mempertimbangkan nilai waktu dari uang. Sehingga didapatkan nilai kini
   PSM = Rp208.945.000. Padahal jika kita mengalikan biaya sewa per
   tahun Rp50.000.000,- dengan masa sewa 5 tahun, maka dengan
   mengabaikan nilai waktu dari uang seharusnya total nilai kontrak sewa
   Rp250.000.000,-. Perbedaan nilai kini PSM (Rp208.945.000) dengan nilai
   yang tidak didiskonto (Rp250.000.000), diakui sebagai nilai waktu dari
   uang, dengan akun “Interest Expense”.
   Cara perhitungan beban bunga tiap periode adalah :


   Periode      Pembayaran        Pembayaran      Pembayaran       Nilai Tercatat
                Sewa              Beban Bunga     Pokok Sewa       Sewa
   2/1/2011                                                        Rp208.945.000
   2/1/2011      Rp50.000.000            0  Rp50.000.000           Rp158.945.000
   31/12/2011    Rp50.000.000 Rp15.894.500  Rp34.105.500           Rp124.839.500
   31/12/2012    Rp50.000.000 Rp12.483.950  Rp37.516.050            Rp87.323.450
   31/12/2013    Rp50.000.000  Rp8.732.345  Rp41.267,655            Rp46.055.795
   31/12/2014    Rp50.000.000  Rp4.605.580  Rp46.055.795                       0
   Jumlah       Rp250.000.000 Rp41.716.375 Rp208.945.000
   Keterangan :
   Pada pembayaran ke-2 :
       *Beban bunga =10% x Rp158.945.000=Rp15.894.500;
       *Pokok sewa = Rp50.000.000 – Rp15.894.500 = Rp34.105.500;




                                                                       14 | P a g e
Jurnal amortisasi (penyusutan hak guna ) aset sewaan
Pada akhir tahun, pihak lessee akan mencatat amortisasi atas aset
sewaan yang dimanfaatkan lessee dalam kegiatan operasionalnya. Meski
aset sewaan secara formal bukan milik lessee, tetapi manfaat kepemilikan
dikendalikan oleh pihak lessee.
Jika kita mengasumsikan lessee (PT WIRA) menggunakan metode garis
lurus, maka pada akhir periode akan membuat jurnal :
  Tgl                 Akun                    Debit             Kredit
31/12     Amortization Expense               Rp41.789.000
           Accumulated Amortization                            Rp41.789.000
Keterangan : Rp208.945.000/5 =Rp41.789.000


Masa Amortisasi
Masa amortisasi bagi pihak lessee adalah :
a) Menggunakan umur ekonomis aset sewaan, jika dalam perjanjian
   sewa mensyaratkan adanya transfer kepemilikan (syarat 1 dan syarat
   2).
b) Menggunakan masa sewa asew sewaan (jika masa sewa berbeda
   dengan sisa umur manfaat aset sewaan), jika dalam penrjanjian sewa
   tidak mensyaratkan adanya transfer kepemilikan.


Penyajian di neraca pada akhir tahun pertama :

    Fixed Aset :                              Liabilities :
    Leased Equipment      Rp208.945.000       Lease Obligation Rp124.839.500
    Less: Acc amortiz     ( 41.789.000)
           Book Value     Rp167.156.000




Jurnal penyesuaian atas biaya eksekutori yang telah habis terpakai
selama tahun berjalan (biaya eksekutori tahun pertama)
  Tgl                Akun                      Debit            Kredit
31/12     Lease Expense                       Rp5.000.000
             Prepaid Executory Cost                             Rp5.000.000




                                                                  15 | P a g e
SEWA PEMBIAYAAN DENGAN NILAI RESIDU YANG DIJAMIN OLEH
LESSEE
Jika kontrak sewa mensyaratkan adanya penjaminan nilai residu oleh
pihak lessee di akhir masa sewa, maka lessee akan memasukkan nilai
residu aset sewaan sebagai bagian dari kewajiban yang ditanggung oleh
pihak lessee. Dalam perhitungan nilai kini PSM termasuk juga nilai kini
dari nilai residu yang dijamin oleh lessee.
Pihak lessor dapat meminta jaminan nilai residu aset yang disewakan
kepada lessee, sehingga pada akhir masa sewa, pihak lessor akan
mendapatkan kembali aset sewaan sebesar estimasi nilai pasar pada
akhir masa sewa.


Ilustrasi :
WAYAN Company menyewa bangunan kantor dari PT MADE. Kontrak
sewa dimulai pada 1 Juli 2011, dengan masa sewa 7 tahun. Biaya sewa
tahunan Rp60.000.000,-.         PT MADE meminta WAYAN menjamin nilai
residu aset sewaan yang ditaksir sebesar Rp129.500.000; pada akhir
masa sewa. Tingkat bunga implisit 9%. WAYAN menggunakan metode
garis lurus untuk menyusutkan bangunan kantor tersebut, Masa manfaat
aset masih terpakai hingga 8 tahun yang akan datang.
Jurnal yang dibuat WAYAN Company :


2011
  Tgl                   Akun                    Debit                Kredit
1/7           Leased Equipment                Rp400.000.000
2011             Lease Obligation                                  Rp400.000.000

Keterangan :
PV PSM = Rp60.000.000 x (PV(9%,6)+1) + Rp129.500.000 x PV(9%, 7)
PV PSM = Rp60.000.000 x 5,4859       + Rp129.500.000 x 0,5470
PV PSM = Rp329.160.000               + Rp70.563.000
PV PSM = Rp399.999.500 (pembulatan menjadi Rp400.000.000)


Pembayaran sewa pertama :




                                                                       16 | P a g e
Tgl                 Akun                       Debit               Kredit
   1/7        Lease Obligation                     Rp60.000.000
   2011          Cash                                                  Rp60.000.000


   Jurnal pada akhir 2011 :
       Amortisasi 6 bulan pertama
     Tgl                  Akun                    Debit                 Kredit
   31/12      Amortization Exp                Rp19.321.428,50
   2011         Acc amortization                                    Rp19.321.428,50
   Keterangan :
   Beban amortisasi = (Rp400.000.000-Rp129.500.000)/7 tahun=Rp38.642.857,- x 6/12
   Beban amortisasi = Rp19.321.428,50


          Pengakuan beban bunga 6 buan pertama
     Tgl                   Akun                     Debit               Kredit
   31/12      Interest Expense                     Rp15.300.000
   2011           Interest Payable                                     Rp15.300.000
   Keterangan :
   Beban bunga =6/12 x 9% x (Rp400.000.000 – Rp60.000.000) =Rp15.300.000


 Skedul Pembayaran Sewa
   Periode       Pembayaran          Pembayaran     Pembayaran       Nilai Tercatat
                 Sewa                Beban Bunga    Pokok Sewa       Sewa
   1/7/2011                                                          Rp400.000.000
   1/7/2011        Rp60.000.000            0         Rp60.000.000    Rp340.000.000
   1/7/2012        Rp60.000.000 Rp30.600.000         Rp29.400.000    Rp310.600.000
   1/7/2013        Rp60.000.000 Rp27.954.000         Rp32.046.000    Rp278.554.000
   1/7/2014        Rp60.000.000 Rp25.069.860           34.930.140       243.623.860
   1/7/2015        Rp60.000.000   21.926.147           38.073.853       205.550.007
   1/7/2016        Rp60.000.000   18.499.501           41.500.499       164.049.508
   1/7/2017        Rp60.000.000   14.764.456           45.235.544       118.813.964
   1/7/2018       Rp129.507.220   10.693.256          118.813.964                 0
   Keterangan : pada perhitungan baris terakhir menggunakan pendekatan pembulatan
   terdekat.


2012
Jurnal balik atas penyesuaian pada tanggal 31 Desember 2011
     Tgl                   Akun                     Debit               Kredit
   1/1        Interest Payable                     Rp15.300.000
   2012           Interest Expense                                     Rp15.300.000


Pembayaran sewa yang kedua




                                                                           17 | P a g e
Tgl                Akun                       Debit                   Kredit
    30/6/2012 Lease Obligation                     Rp29.400.000
              Interest Expense                     Rp30.600.000
                  Cash                                                  Rp60.000.000



Pencatatan selanjutnya mengikuti jurnal di atas, dan untuk jumlahnya
mengikuti tabel skedul pembayaran sewa di atas.

Jurnal Pengembalian Aset Sewaan kepada Lessor

Ketika kontrak sewa berakhir, dan tidak ada ketentuan pemindahan hak
kepemilikan aset sewaan kepada lessee, maka pada akhir masa sewa lessee
akan mengembalikan aset sewaan kepada lessor.

Melanjutkan ilustrasi di atas, pada tanggal 1 Juli 2018, lessee akan
mengembalikan aset sewaan dengan jurnal :
       Tgl               Akun                      Debit                     Kredit
    1/7/2018 Lease Obligation                    Rp118.813.964
             Interest Expense                       10.686.036
             Acc. amortization                     270.500.000
                  Leased Building                                     Rp400.000.000
    Keterangan :
    Acc. Amortization = (Rp400.000.000-Rp129.500.000)/7 x 7 =Rp270.500.000


TRANSAKSI SEWA PEMBIAYAAN DENGAN OPSI PEMBELIAN

Jika transaksi sewa pembiayaan memuat ketentuan opsi pembelian aset
sewaan di tengah atau pada akhir masa sewa, maka lessee akan
memasukkan nilai opsi pembelian dalam perhitungan nilai kini PSM. Harga
dengan opsi pembelian disyaratkan lebih kecil dibanding dengan harga pasar
wajar pada saat opsi pembelian dilaksanakan.

Ilustrasi :

PT KAJE menyewa peralatan mesin pintal dengan masa sewa 8 tahun. Biaya
sewa tahunan Rp50 juta, dan kontrak sewa dimulai pada tanggal 1 Januari
2011. Dalam perjanjian sewa tersebut, terdapat opsi pembelian dengan harga




                                                                              18 | P a g e
Rp100.000.000,-. Bunga implisit 10%. Umur ekonomis peralatan tersebut 12
tahun. Pembayaran sewa selanjutnya dilakukan pada akhir tahun.

Nilai kini PSM =Rp50 juta x (PVA(10%,7)+1) + Rp100 juta x PV(10%,8)

Nilai kini PSM =Rp50 juta x (4,8684 + 1)              + Rp100 juta x 0,4665

Nilai kini PSM =Rp293.420.000 + 46.650.000

Nilai kini PSM = Rp340.070.000,-

Skedul Pembayaran Sewa
   Periode          Pembayaran        Pembayaran         Pembayaran          Nilai Tercatat
                    Sewa              Beban Bunga        Pokok Sewa          Sewa
   1/1/2011                                                                  Rp340.070.000
   1/1/2011           Rp50.000.000                0        Rp50.000.000         290.070.000
   1/1/2012           Rp50.000.000       29.007.000          20.993.000         269.077.000
   1/1/2013           Rp50.000.000       26.907.700          23.092.300         245.984.700
   1/1/2014           Rp50.000.000       24.598.470          25.401.530         220.583.170
   1/1/2015           Rp50.000.000       22.058.317          27.941.683         192.641.487
   1/1/2016           Rp50.000.000       19.264.149          30.735.851         161.905.636
   1/1/2017           Rp50.000.000       16.190.564          33.809.436         128.096.200
   1/1/2018           Rp50.000.000       12.809.962          37.190.038           90.906.162
   31/12/2018        Rp100.000.000       9.093.838*          90.906.162                    0
          *pembulatan

Jurnal yang diperlukan oleh lessee adalah :

2011 dan 2012
                                               2011                           2012
    Tgl               Akun             Debit            Kredit       Debit             Kredit
   1/1       Leased Equipment        340.070.000
               Lease Obligation                       340.070.000

             Lease Obligation         50.000.000
               Cash                                    50.000.000

   31/12     Lease obligation         20.993.000                    23.092.300
             Interest Expense         29.007.000                    26.907.700
                Cash                                   50.000.000                    50.000.000

             Amortization Expense*    28.339.167                    28.339.167
               Acc amortization                        28.339.167                    28.339.167

   Keterangan :
   Amortization expense = (Rp340.070.000/12) =Rp28.339.167




                                                                                 19 | P a g e
Jika pada akhir masa sewa lessee membeli aset sewaan tersebut, maka
jurnal yang dicatat adalah :
       Tgl                     Akun              Debit              Kredit
   31/12/2018     Lease Obligation                90.906.162
                  Interest Expense                 9.093.838
                       Cash                                         100.000.000

                  Equipment                      113.356.664
                  Acc amortization               226.713.336
                    Leased Equipment                                340.070.000

Jika lesse ternyata tidak jadi membeli aset sewaan pada akhir periode sewa,
maka jurnal yang dibuat lessee adalah :
       Tgl                     Akun              Debit              Kredit
   31/12/2018     Lease Obligation                90.906.162
                  Interest Expense                 9.093.838
                  Acc amortization               226.713.336
                  Loss on failure purchase       13. 356.664
                     Leased Equipment                               340.070.000




AKUNTANSI SEWA PEMBIAYAAN – LESSOR
Bagi pihak lessor, sewa pembiayaan diklasifikasikan menjadi 2, yaitu :
a) Direct Financing Lease (DFL) = Sewa Pembiayaan Langsung
b) Sales type lease = Sewa Tipe Penjualan


Dasar pengelompokan kedua jenis tipe sewa pembiayaan adalah :
       Asal perolehan aset sewaan, apakah diproduksi oleh sendiri atau dibeli
       langsung dari pihak produsen.
       DFL : aset sewaan dibeli langsung dari produsen, dan pihak lessor
       menyewakan kepada pihak lessee.
       Sales type lease : aset sewaan diproduksi sendiri oleh pihak lessor.


       Pendapatan yang dihasilkan
       DFL = pihak lessor hanya mendapatkan pendapatan bunga (financing
       revenue)




                                                                     20 | P a g e
Sales type lease = pihak lessor mendapatkan dua keuntungan, yaitu
      marjin laba (selisih antara nilai wajar aset sewaan dengan harga pokok
      produksi) dan pendapatan bunga.


Menurut SAK 30 par 32 :

     Dalam sewa pembiayaan, lessor mengakui aset berupa piutang sewa
   pembiayaan di neraca sebesar jumlah yang sama dengan investasi sewa
                                     neto tersebut.

Pada hakikatnya dalam sewa pembiayaan semua risiko dan manfaat yang
terkait dengan kepemilikan legal telah dialihkan lessor kepada pihak lessee,
dan dengan demikian penerimaan piutang sewa diperlakukan oleh lessor
sebagai pembayaran pokok dan penghasilan pembiayaan (finance income)
yang diterima lessor sebagai penggantian dan imbalan atas investasi dan
jasanya.




Biaya Langsung Awal (Initial Direct Cost/IDC)
Lessor akan mengeluarkan biaya-biaya pada awal masa sewa. Biaya ini
berupa komisi, biaya legal, biaya administrasi sewa dan biaya langsung di
awal sewa. Biaya langsung awal akan dicatat sebagai aset. Biaya langsung
awal diukur berdasarkan kas yang dikeluarkan oleh lessor pada awal sewa.


        Tgl                   Akun                    Debit        Kredit
   1/1/2010    Initial Direct Cost                     Rp500.000
                   Cash                                             Rp500.000


Pengakuan lanjutan biaya langsung di awal sewa :
a) DFL : biaya langsung awal akan diperlakukan sebagai bagian dari
   pengukuran awal piutang sewa pembiayaan dan mengurangi penghasilan
   yang diakui selama masa sewa. Tingkat bunga implisit dalam sewa
   ditentukan sedemikian rupa sehingga biaya langsung awal secara
   otomatis sudah termasuk di dalam piutang sewa pembiayaan.




                                                                    21 | P a g e
Jurnal pada awal periode sewa :
         Tgl                       Akun              Debit             Kredit
    1/1/2010         Lease Payment Receivable         Rp500.000
                       Initial Direct Cost                               Rp500.000




b) Sales type lease : biaya langsung awal akan dibebankan sebagai
    tambahan ke harga pokok produksi, yang akan mengurangi marjin laba.


         Tgl                       Akun             Debit              Kredit
    1/1/2010         Cost of Goods Sold           Rp200.500.000
                         Inventory                                   Rp200.000.000
                         Initial Direct Cost                            Rp500.000




FAKTOR DISKONTO
Lessor        akan     selalu     menggunakan   tingkat   bunga   implisit      untuk
mendiskontokan pembayaran yang akan diterima selama masa sewa. Jika
pada DFL, lessor akan mengakui nilai aset sewaan sebesar nilai wajarnya,
dan akan menetapkan besarnya cicilan dengan menentukan terlebih dahulu
berapa besarnya tingkat pendapatan bunga yang diinginkan.


Ilustrasi :
PT KAJE membeli peralatan baru dengan harga Rp300.000.000,-. Peralatan
tersebut diperkirakan memiliki masa manfaat 6 tahun. Jika lessor hendak
menyewakan peralatan tersebut selama 6 tahun, dan menginginkan
pendapatan bunga 8%, berapakah besarnya uang sewa setiap tahunnya?


PT KAJE akan menggunakan persamaan nilai kini untuk PSM =
Rp300.000.000 = R x ((PVA(8%,5)+1))
Rp300.000.000 = R x (3,9927 +1)
Rp300.000.000 = R x 4,9927
R                    = Rp60.087.728,-




                                                                        22 | P a g e
Jadi sewa tahunan ditetapkan besarnya Rp60.087.728,-
Jika lesse menggunakan tingkat bunga implisit, maka perhitungan nilai kini
pembayaran sewa minimum lessee akan sama dengan nilai wajar aset
sewaan pada awal sewa.


Akuntansi Sewa Pembiayaan Langsung
Sebelum transaksi sewa dilaksanakan, pihak lessor akan melakukan
pengeluaran untuk :
a) Pembelian aset sewaan
         Tgl               Akun               Debit            Kredit
    1/1/2011   Asset (Equipment)                      Rpxxx
                 Cash                                                   Rp xxx


b) Mengeluarkan biaya langsung awal
         Tgl                  Akun            Debit            Kredit
    1/1/2011   Initial Direct Cost                    Rpxxx
                    Cash                                                Rpxxx


c) Menyewakan dengan sewa pembiayaan kepada lessee
         Tgl                 Akun             Debit            Kredit
    2/1/2011   Lease Payment Receivable               Rpxxx
                 Initial Direct Cost                                    Rpxxx
                 Asset (Equipment)                                      Rpxxx


Ilustrasi :
IRGEN Company membeli mesin percetakan seharga Rp295.000.000, pada
tanggal 1 Januari 2011. Mesin tersebut disewakan kepada AMWI Company
dengan masa sewa 5 tahun. Umur manfaat dari mesin tersebut juga selama 5
tahun. IRGEN mengeluarkan biaya langsung awal Rp6.200.000,-. Pada
perjanjian sewa dengan AMWI, IRGEN menetapkan pendapatan bunga
sebesar 10%. Pembayaran sewa selanjutnya akan dibayarkan tiap akhir
tahun.


Pertanyaan :
a) Termasuk sewa manakah transaksi di atas?




                                                                23 | P a g e
b) Jika termasuk sewa pembiayaan, tentukan besarnya pembayaran sewa
   tahunan?
c) Buatlah jurnal untuk IRGEN selama tahun 2011 dan 2012.


Jawab :
a) Termasuk sewa pembiayaan, lihat kriteria no. 3
b) Besarnya uang sewa tahunan =
   (Rp295.000.000 + Rp6.200.000) = R x (1 + PVA (10%, 4))
   Rp301.200.000                     = R x (1+3,1699)
   R                                 = Rp72.232.554


   Atau bisa dibalik perhitungannya =
   PV PSM               = Rp72.232.554 x (1+(PVA(10%,4))
   PV PSM               = Rp72.232.554 x 4,1699
   PV PSM               = Rp301.200.000,- (pembulatan)


   Jurnal oleh IRGEN
   2011
        Tgl                Akun                 Debit             Kredit
   1/1/2011    Asset (Equipment)              Rp295.000.000
                 Cash                                           Rp295.000.000


        Tgl                   Akun                Debit           Kredit
   1/1/2011    Initial Direct Cost                Rp6.200.000
                   Cash                                           Rp6.200.000


        Tgl                  Akun               Debit             Kredit
   2/1/2011    Lease Payment Receivable       Rp301.200.000
                    Equipment                                   Rp295.000.000
                    Initial Direct Cost                             6.200.000


        Tgl               Akun                  Debit             Kredit
   2/1/2011    Cash                            Rp72.232.554
                   Lease Payment Receivb                         Rp72.232.554


Pembayaran sewa kedua pada akhir tahun




                                                                   24 | P a g e
Tgl                    Akun                   Debit                 Kredit
    31/12/2011   Cash                               Rp72.232.554
                      Lease Payment Receivab                                  49.335.809
                      Interest Revenue                                        22.896.745
        Keterangan : 10% x (Rp301.200.000 – Rp72.232.554) = 22.896.745


                        Skedul Penerimaan Sewa (bunga 10%)
    Periode       Penerimaan        Pendapatan      Penerimaan           Nilai Tercatat
                  Sewa              Bunga           Pokok Sewa           Sewa
    1/1/2011                                                             Rp301.200.000
    1/1/2011         Rp72.232.554          0   Rp72.232.554                 228.967.446
    1/1/2012         Rp72.232.554 22.896.745     49.335.809                 179.631.637
    1/1/2013         Rp72.232.554 17.963.164     54.269.390                 125.362.247
    1/1/2014         Rp72.232.554 12.536.225     59.696.329                   65.665.918
    1/1/2015         Rp72.232.554  6.566.592    *65.665.962                            0
                  Rp361.162.770 Rp59.962.726 Rp301.200.044
   *penyesuaian


Jurnal tahun 2012
        Tgl                   Akun                   Debit                  Kredit
    31/12/2012    Cash                              Rp72.200.000
                     Lease Payment Receivab                                Rp54.332.000
                     Interest Revenue                                        17.868.000


Direct Financing Lease dengan Nilai Residu
Jika aset yang disewakan diharapkan memiliki nilai residu, nilai kini dari nilai
residu yang diharapkan ditambahkan ke nilai piutang sewa (lease payment
receivable). Tidak masalah apakah nilai residu dijamin oleh lessee atau tidak
dijamin. Jika dijamin, nilai residu akan diperlakukan seperti opsi pembelian,
sedangkan jika tidak dijamin, lessor akan mengharapkan akan kembali
memiliki aset sewaan tersebut sebesar nilai residu pada akhir masa sewa.


Ilustrasi :
Pada tanggal 1 Januari 2011, PT DIPANG membeli truk pengaduk semen
dengan harga Rp315.000.000,-. Pada tanggal 2 Januari 2011, BENBEN
menyewa truk tersebut selama 6 tahun dengan sewa tahunan Rp61.800.000,-
. Umur ekonomis truk adalah 8 tahun. DIPANG mengestimasikan truk
memiliki nilai residu Rp33.535.000,- pada akhir tahun ke-6. DIPANG meminta
BENBEN untuk menjamin nilai residu truk tersebut. Pembayaran sewa




                                                                             25 | P a g e
pertama kali dilakukan pada tanggal 2 Januari 2011, dan pembayaran
berikutnya tiap tanggal 1 Januari tahun berikutnya.          DIPANG menetapkan
tingkat bunga implisit 10%. DIPANG juga menggunakan metode penyusutan
garis lurus untuk semua aset yang dimilikinya.


Pencatatan akuntansi yang diperlukan oleh DIPANG
a) Pada saat pembelian truk
        Tgl                Akun                    Debit              Kredit
   1/1/2011     Equipment                        Rp315.000.000
                    Cash/Payable                                    Rp315.000.000


b) Pada saat perjanjian sewa dengan BENBEN
   Sebelum membuat jurnal transaksi sewa, terlebih dahulu kita tentukan
   dulu apakah transaksi sewa DIPANG dengan BENBEN termasuk sewa
   operasi atau sewa pembiayaan.
   Transaksi sewa DIPANG dan BENBEN termasuk sewa pembiayaan
   karena ada 2 kriteria yang terpenuhi :
   (1) Masa sewa 6 tahun dari 8 tahun umur manfaat aset sewaan; masa
      sewa mencakup hampir keseluruhan umur manfaat aset sewaan.
   (2) Nilai kini dari pembayaran sewa minimum = nilai wajar
      PV PSM = Rp61.800.000 x (1+PVA(10%,5)) + Rp33.535.000xPV(10%,6)
      PV PSM =Rp61.800.000 x (1+3,790786769) + Rp33.535.000 x 0,56447393
      PV PSM = Rp296.070.622       + Rp18.929.633
      PV PSM =Rp315.000.255 (pembulatan jadi Rp315.000.000)


      Jurnal untuk mencatat transaksi sewa dengan BENBEN :
        Tgl               Akun                     Debit              Kredit
   2/1/2011     Lease Payment Receivable         Rp315.000.000
                  Equipment                                         Rp315.000.000


c) Pada saat pembayaran sewa pertama
        Tgl               Akun                       Debit            Kredit
   2/1/2011     Cash                                Rp61.800.000
                   Lease Payment Receivab                            Rp61.800.000


d) Pada akhir tahun pertama




                                                                        26 | P a g e
Tgl                   Akun                   Debit            Kredit
   31/12/2011   Interest Receivable                Rp25.320.000
                    Interest Revenue                                Rp25.320.000
   *10% x (Rp315.000.000 – Rp61.800.000) = Rp25.320.000


                          Skedul Penerimaan Uang Sewa
   Periode       Penerimaan       Pendapatan      Penerimaan      Nilai Tercatat
                 Sewa             Bunga           Pokok Sewa      Sewa
   2/1/2011                                                       Rp315.000.000
   1/1/2011       Rp61.800.000            0        Rp61.800.000      253.200.000
   1/1/2012       Rp61.800.000 Rp25.320.000          36.480.000      216.720.000
   1/1/2013          61.800.000  21,672.000          40.128.000      176.592.000
   1/1/2014          61.800.000  17.659.200          44.141.000      132.451.000
   1/1/2015          61.800.000  13.245.100          48.554.900        83.896.100
   1/1/2016         61.800.000    8.389.610          53.410.390        30.486.100
                   *33.535.000    3.048.900          30.486.100                 0
   *pembulatan


e) Pada pembayaran sewa kedua
        Tgl                Akun                    Debit             Kredit
   1/1/2012      Cash                             Rp72.232.554
                    Lease Payment Receivab                             49.335.809


Pada akhir periode sewa, ketika lessor menerima kembali aset sewaan dari
pihak lessee :
        Tgl                  Akun                  Debit             Kredit
   1/1/2017      Equipment                        Rp33.535.000
                   Lease Payment Receivabl                          Rp30.486.100
                   Interest Revenue                                  Rp3.048.900


Akuntansi Sewa Pembiayaan Tipe Penjualan
Menurut SAK 30 par 39 :

 Lessor pabrikan atau dealer mengakui laba atau rugi atas penjualan pada
 suatu periode sesuai kebijakan ekuitas atas penjualan biasa. Jika tingkat
 bunga ditentukan secara artifisial terlalu rendah, laba penjualan dibatasi
 sebesar laba apabila menggunakan tingkat bunga pasar. Biaya-biaya yang
 dikeluarkan oleh lessor pabrikan atau dealer sehubungan dengan negosiasi
 dan pengaturan sewa diakui sebagai beban ketika laba penjualan diakui.




                                                                      27 | P a g e
Mengacu kepada contoh di atas , dan mengandaikan jika DIPANG memproduksi
sendiri truk yang disewakan kepada BENBEN. Biaya produksi truk Rp200.000.000,-.
Dan timbul biaya langsung awal Rp5.000.000,-. Jurnal yang dicatat oleh pihak lessor
adalah :
a) Pada saat selesai produksi dan menghasilkan barang jadi truk
          Tgl                    Akun                Debit             Kredit
     1/1/2011     Finished Goods Inventory         Rp200.000.000
                       Work in Process                               Rp200.000.000
          Tgl                    Akun                Debit             Kredit
     1/1/2011     Initial Direct Cost                Rp5.000.000
                     Cash                                              Rp5.000.000


b) Pada saat perjanjian sewa dengan BENBEN
          Tgl               Akun                     Debit             Kredit
     2/1/2011     Lease Payment Receivable         Rp315.000.000
                    Sales                                            Rp315.000.000


          Tgl                   Akun                 Debit             Kredit
     2/1/2011     Cost of Goods Sold               Rp205.000.000
                     Finished Goods Inventory                        Rp200.000.000
                     Initial Direcy Cost                                 5.000.000


c) pembayaran sewa pertama
          Tgl               Akun                     Debit             Kredit
     2/1/2011     Cash                              Rp61.800.000
                     Lease Payment Receivab                           Rp61.800.000


d) Pada akhir tahun pertama
         Tgl                   Akun                   Debit            Kredit
     31/12/2011   Interest Receivable                Rp25.320.000
                      Interest Revenue                                Rp25.320.000
     *10% x (Rp315.000.000 – Rp61.800.000) = Rp25.320.000




                                                                        28 | P a g e
29 | P a g e

More Related Content

What's hot

Contoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasiContoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasiFransisco Laben
 
Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5Judianto Nugroho
 
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan PersonaliaAudit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan PersonaliaNony Saraswati Gendis
 
Penentuan Harga Transfer
Penentuan Harga TransferPenentuan Harga Transfer
Penentuan Harga TransferMuhammad Fajar
 
Akuntansi positif dan akuntansi normatif
Akuntansi positif dan akuntansi normatifAkuntansi positif dan akuntansi normatif
Akuntansi positif dan akuntansi normatifneeaem
 
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjonoHerna Ferari
 
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah - 2
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah - 2Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah - 2
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah - 2Sujatmiko Wibowo
 
Kieso ifrs ch16 - ifrs (eps) indonesia
Kieso ifrs ch16 - ifrs (eps) indonesiaKieso ifrs ch16 - ifrs (eps) indonesia
Kieso ifrs ch16 - ifrs (eps) indonesiaFina Sari
 
Bab 10 evaluasi pusat investasi
Bab 10 evaluasi pusat investasi Bab 10 evaluasi pusat investasi
Bab 10 evaluasi pusat investasi apryani rahmawati
 
Kebijakan Akuntansi
Kebijakan AkuntansiKebijakan Akuntansi
Kebijakan Akuntansimas ijup
 
Keputusan investasi
Keputusan investasiKeputusan investasi
Keputusan investasitonyherman87
 
Anggaranperusahaan 101214094831-phpapp01
Anggaranperusahaan 101214094831-phpapp01Anggaranperusahaan 101214094831-phpapp01
Anggaranperusahaan 101214094831-phpapp01arwianthy
 
Analisis leverage
Analisis leverageAnalisis leverage
Analisis leveragetitikefnita
 
5.akuntansi perusahaan dagang (bag2)
5.akuntansi perusahaan dagang (bag2)5.akuntansi perusahaan dagang (bag2)
5.akuntansi perusahaan dagang (bag2)Ayi Suwandi
 
Akuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual Penuh
Akuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual PenuhAkuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual Penuh
Akuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual PenuhMahyuni Bjm
 
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)Fajar Sandy
 

What's hot (20)

Akuntansi Biaya 5#5
Akuntansi Biaya 5#5Akuntansi Biaya 5#5
Akuntansi Biaya 5#5
 
Analisis Laporan Keuangan
Analisis Laporan KeuanganAnalisis Laporan Keuangan
Analisis Laporan Keuangan
 
Contoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasiContoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasi
 
Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5
 
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan PersonaliaAudit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
 
Penentuan Harga Transfer
Penentuan Harga TransferPenentuan Harga Transfer
Penentuan Harga Transfer
 
Akuntansi positif dan akuntansi normatif
Akuntansi positif dan akuntansi normatifAkuntansi positif dan akuntansi normatif
Akuntansi positif dan akuntansi normatif
 
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjono
 
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah - 2
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah - 2Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah - 2
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah - 2
 
Kieso ifrs ch16 - ifrs (eps) indonesia
Kieso ifrs ch16 - ifrs (eps) indonesiaKieso ifrs ch16 - ifrs (eps) indonesia
Kieso ifrs ch16 - ifrs (eps) indonesia
 
Bab 10 evaluasi pusat investasi
Bab 10 evaluasi pusat investasi Bab 10 evaluasi pusat investasi
Bab 10 evaluasi pusat investasi
 
Standar internasional praktik profesional audit internal (standar)
Standar internasional praktik profesional audit internal (standar)Standar internasional praktik profesional audit internal (standar)
Standar internasional praktik profesional audit internal (standar)
 
Kebijakan Akuntansi
Kebijakan AkuntansiKebijakan Akuntansi
Kebijakan Akuntansi
 
Keputusan investasi
Keputusan investasiKeputusan investasi
Keputusan investasi
 
Materi kuliah Saham
Materi kuliah SahamMateri kuliah Saham
Materi kuliah Saham
 
Anggaranperusahaan 101214094831-phpapp01
Anggaranperusahaan 101214094831-phpapp01Anggaranperusahaan 101214094831-phpapp01
Anggaranperusahaan 101214094831-phpapp01
 
Analisis leverage
Analisis leverageAnalisis leverage
Analisis leverage
 
5.akuntansi perusahaan dagang (bag2)
5.akuntansi perusahaan dagang (bag2)5.akuntansi perusahaan dagang (bag2)
5.akuntansi perusahaan dagang (bag2)
 
Akuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual Penuh
Akuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual PenuhAkuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual Penuh
Akuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual Penuh
 
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
 

Viewers also liked

Surplus revaluasi atau penilaian kembali aset tetap
Surplus revaluasi atau penilaian kembali aset tetapSurplus revaluasi atau penilaian kembali aset tetap
Surplus revaluasi atau penilaian kembali aset tetapFuturum2
 
utang wesel jangka panjang makalah akm 2
utang wesel jangka panjang makalah akm 2utang wesel jangka panjang makalah akm 2
utang wesel jangka panjang makalah akm 2DIANA LESTARI
 
liabilitas jangka panjang
liabilitas jangka panjangliabilitas jangka panjang
liabilitas jangka panjangeksa ridwan
 
Skedul Amortisasi Pinjaman
Skedul Amortisasi PinjamanSkedul Amortisasi Pinjaman
Skedul Amortisasi PinjamanDiarta
 
Treatment of non financial assets ias 16 17 & 40
Treatment of non financial assets ias 16 17 & 40Treatment of non financial assets ias 16 17 & 40
Treatment of non financial assets ias 16 17 & 40Peculiar Labstery
 
Psak 10-pengaruh-perubahan-valuta-asing-ias-21-240911
Psak 10-pengaruh-perubahan-valuta-asing-ias-21-240911Psak 10-pengaruh-perubahan-valuta-asing-ias-21-240911
Psak 10-pengaruh-perubahan-valuta-asing-ias-21-240911Sri Apriyanti Husain
 
Topic 1 accounting_for_leases
Topic 1 accounting_for_leasesTopic 1 accounting_for_leases
Topic 1 accounting_for_leaseskim rae KI
 
Makalah leasing
Makalah leasingMakalah leasing
Makalah leasingkhallad
 
Menejemen perbankan
Menejemen perbankanMenejemen perbankan
Menejemen perbankanseptia ana
 
1. konsep sistem akuntansi & sap edit
1. konsep sistem akuntansi & sap edit1. konsep sistem akuntansi & sap edit
1. konsep sistem akuntansi & sap editFerie Sulistiono
 
Imbal hasil kso revenue sharing vs profit sharing
Imbal hasil kso revenue sharing vs profit sharingImbal hasil kso revenue sharing vs profit sharing
Imbal hasil kso revenue sharing vs profit sharingFuturum2
 
Lampiran akuisisi atas jo
Lampiran akuisisi atas joLampiran akuisisi atas jo
Lampiran akuisisi atas joFuturum2
 
Nilai Uang Sekarang dan Masa Depan
Nilai Uang Sekarang dan Masa DepanNilai Uang Sekarang dan Masa Depan
Nilai Uang Sekarang dan Masa DepanRizka Ghiyas Agustin
 

Viewers also liked (20)

Surplus revaluasi atau penilaian kembali aset tetap
Surplus revaluasi atau penilaian kembali aset tetapSurplus revaluasi atau penilaian kembali aset tetap
Surplus revaluasi atau penilaian kembali aset tetap
 
utang wesel jangka panjang makalah akm 2
utang wesel jangka panjang makalah akm 2utang wesel jangka panjang makalah akm 2
utang wesel jangka panjang makalah akm 2
 
Akm ch 17 obligasi
Akm ch 17 obligasi Akm ch 17 obligasi
Akm ch 17 obligasi
 
Pajak bab 12 13 fix
Pajak bab 12 13 fixPajak bab 12 13 fix
Pajak bab 12 13 fix
 
liabilitas jangka panjang
liabilitas jangka panjangliabilitas jangka panjang
liabilitas jangka panjang
 
Skedul Amortisasi Pinjaman
Skedul Amortisasi PinjamanSkedul Amortisasi Pinjaman
Skedul Amortisasi Pinjaman
 
Psak 30-sewa-isak-8-120212
Psak 30-sewa-isak-8-120212Psak 30-sewa-isak-8-120212
Psak 30-sewa-isak-8-120212
 
Treatment of non financial assets ias 16 17 & 40
Treatment of non financial assets ias 16 17 & 40Treatment of non financial assets ias 16 17 & 40
Treatment of non financial assets ias 16 17 & 40
 
Psak 10-pengaruh-perubahan-valuta-asing-ias-21-240911
Psak 10-pengaruh-perubahan-valuta-asing-ias-21-240911Psak 10-pengaruh-perubahan-valuta-asing-ias-21-240911
Psak 10-pengaruh-perubahan-valuta-asing-ias-21-240911
 
Topic 1 accounting_for_leases
Topic 1 accounting_for_leasesTopic 1 accounting_for_leases
Topic 1 accounting_for_leases
 
LEASING
LEASINGLEASING
LEASING
 
Mindmap
MindmapMindmap
Mindmap
 
Makalah leasing
Makalah leasingMakalah leasing
Makalah leasing
 
Menejemen perbankan
Menejemen perbankanMenejemen perbankan
Menejemen perbankan
 
1. konsep sistem akuntansi & sap edit
1. konsep sistem akuntansi & sap edit1. konsep sistem akuntansi & sap edit
1. konsep sistem akuntansi & sap edit
 
Psak 62-kontrak-asuransi-140212
Psak 62-kontrak-asuransi-140212Psak 62-kontrak-asuransi-140212
Psak 62-kontrak-asuransi-140212
 
Hukum pajak Pertemuan I & II
Hukum pajak Pertemuan I & IIHukum pajak Pertemuan I & II
Hukum pajak Pertemuan I & II
 
Imbal hasil kso revenue sharing vs profit sharing
Imbal hasil kso revenue sharing vs profit sharingImbal hasil kso revenue sharing vs profit sharing
Imbal hasil kso revenue sharing vs profit sharing
 
Lampiran akuisisi atas jo
Lampiran akuisisi atas joLampiran akuisisi atas jo
Lampiran akuisisi atas jo
 
Nilai Uang Sekarang dan Masa Depan
Nilai Uang Sekarang dan Masa DepanNilai Uang Sekarang dan Masa Depan
Nilai Uang Sekarang dan Masa Depan
 

Similar to Akuntansi sewa full

sewa guna usaha . . . . . . . . . . . . . .
sewa guna usaha . . . . . . . . . . . . . .sewa guna usaha . . . . . . . . . . . . . .
sewa guna usaha . . . . . . . . . . . . . .ihsansyahidaxxi
 
kel. 3 Perencanaan Pajak (1).pptx
kel. 3 Perencanaan Pajak (1).pptxkel. 3 Perencanaan Pajak (1).pptx
kel. 3 Perencanaan Pajak (1).pptxNajmiLaili4
 
Financial Reporting for Leases, Pensions and Owner’s Equity _Training "ACCOUN...
Financial Reporting for Leases, Pensions and Owner’s Equity _Training "ACCOUN...Financial Reporting for Leases, Pensions and Owner’s Equity _Training "ACCOUN...
Financial Reporting for Leases, Pensions and Owner’s Equity _Training "ACCOUN...Kanaidi ken
 
PPT Manajemen Keuangan - Leasing
PPT Manajemen Keuangan - LeasingPPT Manajemen Keuangan - Leasing
PPT Manajemen Keuangan - LeasingDoni Ramdhani
 
Manajemen Keuangan - Leasing
Manajemen Keuangan - LeasingManajemen Keuangan - Leasing
Manajemen Keuangan - LeasingPrabowo Putra
 
Accounting For Leasing (AKM 2)
Accounting For Leasing (AKM 2)Accounting For Leasing (AKM 2)
Accounting For Leasing (AKM 2)Andrew Molina
 
Akuntansi Sewa-PSAK 30-22032016.ppt
Akuntansi Sewa-PSAK 30-22032016.pptAkuntansi Sewa-PSAK 30-22032016.ppt
Akuntansi Sewa-PSAK 30-22032016.pptajimaulana33
 
AKUNTANSI TRANSAKSI IJARAH DAN IMBT
AKUNTANSI TRANSAKSI IJARAH DAN IMBTAKUNTANSI TRANSAKSI IJARAH DAN IMBT
AKUNTANSI TRANSAKSI IJARAH DAN IMBTMiftah Iqtishoduna
 
powerpoint_Leasing_sewa_guna_usaha.pptx
powerpoint_Leasing_sewa_guna_usaha.pptxpowerpoint_Leasing_sewa_guna_usaha.pptx
powerpoint_Leasing_sewa_guna_usaha.pptxFahrulFauzan2
 
Pertemuan 10.pptx
Pertemuan 10.pptxPertemuan 10.pptx
Pertemuan 10.pptxSaveFile1
 
Presentasi Sewa Guna Usaha (leasing)
Presentasi Sewa Guna Usaha (leasing)Presentasi Sewa Guna Usaha (leasing)
Presentasi Sewa Guna Usaha (leasing)Rose Meea
 
PSAK-73-Sewa-13032019.pptx
PSAK-73-Sewa-13032019.pptxPSAK-73-Sewa-13032019.pptx
PSAK-73-Sewa-13032019.pptxBobJaya
 
Akuntansi ijarah (sewa) | Bella Damayanti
Akuntansi ijarah (sewa) | Bella DamayantiAkuntansi ijarah (sewa) | Bella Damayanti
Akuntansi ijarah (sewa) | Bella DamayantiBellaDamayanti5
 
AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA DAN JASA KUNSTRUKSI.pptx
AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA DAN JASA KUNSTRUKSI.pptxAKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA DAN JASA KUNSTRUKSI.pptx
AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA DAN JASA KUNSTRUKSI.pptxLiza_1004
 

Similar to Akuntansi sewa full (20)

sewa guna usaha . . . . . . . . . . . . . .
sewa guna usaha . . . . . . . . . . . . . .sewa guna usaha . . . . . . . . . . . . . .
sewa guna usaha . . . . . . . . . . . . . .
 
kel. 3 Perencanaan Pajak (1).pptx
kel. 3 Perencanaan Pajak (1).pptxkel. 3 Perencanaan Pajak (1).pptx
kel. 3 Perencanaan Pajak (1).pptx
 
Financial Reporting for Leases, Pensions and Owner’s Equity _Training "ACCOUN...
Financial Reporting for Leases, Pensions and Owner’s Equity _Training "ACCOUN...Financial Reporting for Leases, Pensions and Owner’s Equity _Training "ACCOUN...
Financial Reporting for Leases, Pensions and Owner’s Equity _Training "ACCOUN...
 
PPT Manajemen Keuangan - Leasing
PPT Manajemen Keuangan - LeasingPPT Manajemen Keuangan - Leasing
PPT Manajemen Keuangan - Leasing
 
Manajemen Keuangan - Leasing
Manajemen Keuangan - LeasingManajemen Keuangan - Leasing
Manajemen Keuangan - Leasing
 
Psak 30-sewa-isak-8-120212
Psak 30-sewa-isak-8-120212Psak 30-sewa-isak-8-120212
Psak 30-sewa-isak-8-120212
 
Accounting For Leasing (AKM 2)
Accounting For Leasing (AKM 2)Accounting For Leasing (AKM 2)
Accounting For Leasing (AKM 2)
 
Akuntansi Sewa-PSAK 30-22032016.ppt
Akuntansi Sewa-PSAK 30-22032016.pptAkuntansi Sewa-PSAK 30-22032016.ppt
Akuntansi Sewa-PSAK 30-22032016.ppt
 
AKUNTANSI TRANSAKSI IJARAH DAN IMBT
AKUNTANSI TRANSAKSI IJARAH DAN IMBTAKUNTANSI TRANSAKSI IJARAH DAN IMBT
AKUNTANSI TRANSAKSI IJARAH DAN IMBT
 
powerpoint_Leasing_sewa_guna_usaha.pptx
powerpoint_Leasing_sewa_guna_usaha.pptxpowerpoint_Leasing_sewa_guna_usaha.pptx
powerpoint_Leasing_sewa_guna_usaha.pptx
 
Pertemuan 10.pptx
Pertemuan 10.pptxPertemuan 10.pptx
Pertemuan 10.pptx
 
Presentasi Sewa Guna Usaha (leasing)
Presentasi Sewa Guna Usaha (leasing)Presentasi Sewa Guna Usaha (leasing)
Presentasi Sewa Guna Usaha (leasing)
 
PSAK-73-Sewa-13032019.pptx
PSAK-73-Sewa-13032019.pptxPSAK-73-Sewa-13032019.pptx
PSAK-73-Sewa-13032019.pptx
 
Akuntansi ijarah
Akuntansi ijarah Akuntansi ijarah
Akuntansi ijarah
 
Akuntansi ijarah (sewa) | Bella Damayanti
Akuntansi ijarah (sewa) | Bella DamayantiAkuntansi ijarah (sewa) | Bella Damayanti
Akuntansi ijarah (sewa) | Bella Damayanti
 
AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA DAN JASA KUNSTRUKSI.pptx
AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA DAN JASA KUNSTRUKSI.pptxAKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA DAN JASA KUNSTRUKSI.pptx
AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA DAN JASA KUNSTRUKSI.pptx
 
Pembiayaan dengan lease jadi
Pembiayaan dengan lease jadiPembiayaan dengan lease jadi
Pembiayaan dengan lease jadi
 
Leasing
Leasing Leasing
Leasing
 
Psak 30-sewa-isak-8
Psak 30-sewa-isak-8Psak 30-sewa-isak-8
Psak 30-sewa-isak-8
 
Psak 30-sewa-isak-8
Psak 30-sewa-isak-8Psak 30-sewa-isak-8
Psak 30-sewa-isak-8
 

Recently uploaded

5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdfWahyudinST
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPCMBANDUNGANKabSemar
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfWahyudinST
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPPOWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPAnaNoorAfdilla
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaEzraCalva
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaAbdiera
 

Recently uploaded (20)

5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPPOWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 

Akuntansi sewa full

  • 1. BAHAN AJAR AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH II PROGRAM DIPLOMA III KEUANGAN oleh DYAH PURWANTI SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA TAHUN 2011
  • 2. BAB AKUNTANSI SEWA 4 Tujuan Instruksional Khusus : 1. Peserta didik dapat menjelaskan tentang pengertian definisi sewa. 2. Peserta didik dapat menerangkan dan menjelaskan tentang sewa operasi. 3. Peserta didik dapat menerangkan dan menjelaskan tentang sewa pembiayaan. 4. Peserta didik dapat menyebutkan dan menjelaskan kriteria sewa pembiayaan. 5. Peserta didik dapat menjelaskan tentang akuntansi sewa operasi. 6. Peserta didik dapat menjelaskan tentang akuntansi sewa pembiayaan. PETA KONSEP Definisi Klasifikasi Sewa Operasi Sewa Pembiayaan Pengakuan Sewa (Leasing) Pengukuran A. SEWA 1. Definisi Menurut SAK 30, sewa adalah suatu perjanjian dimana lessor memberikan hak kepada lessee untuk menggunakan suatu aset selama periode waktu yang disepakati. Sebagai imbalannya, lessee melakukan pembayaran atau serangkaian pembayaran kepada lessor. 1|P a g e
  • 3. Lessor adalah pemilik aset yang memberikan hak penggunaan kepada pihak lessee. Lessee adalah pihak yang diberi hak untuk menggunakan aset dalam periode yang disepakati. 2. Manfaat Sewa Transaksi sewa merupakan sarana untuk memperoleh aset, atau hak penggunaan aset selain pembelian. Berikut ini beberapa manfaat dari sewa dibanding pembelian (aset tetap) :  Dilihat dari sisi lessee o Biaya lebih murah o Terhindar dari risiko kepemilikan o Fleksibilitas  Dilihat dari sisi lessor o Meningkatkan penjualan o Menjaga kelangsungan hubungan bisnis dengan lessee o Menahan nilai residu (kepemilikan) aset 3. Klasifikasi Sewa Transaksi sewa mengalihkan hak penggunaan suatu aset dari pihak lessor kepada lessee dalam periode yang disepakati. Dalam pengalihan hak penggunaan tersebut apakah disertai dengan pengalihan manfaat dan risiko kepemilikan secara signifikan kepada pihak lessee. Jika manfaat dan risiko kepemilikan secara signifikan berpindah dari lessor kepada lessee, maka pihak yang mendapatkan manfaat dan risiko kepemilikan secara signifikan, dari pihak lessor adalah lessee. Perlakuan akuntansi bagi pihak lessee yang mendapatkan manfaat dan risiko kepemilikan atas aset tersebut, maka lessee akan mengakui “aset” di neraca lessee. Sebaliknya bagi pihak lessor jika tidak memperoleh manfaat dan risiko kepemilikan yang tidak signifikan, maka lessor tidaksi mengakui “aset” atas aset yang disewakan kepada pihak lessee. 2|P a g e
  • 4. Atas dasar pengalihan manfaat dan risiko kepemilikan aset tersebut, akuntansi membedakan transaksi sewa menjadi : a. Sewa operasi (operating lease) Transaksi sewa dikelompokkan ke dalam sewa operasi jika dalam perjanjian transaksi tidak ada pengalihan manfaat dan risiko kepemilikan secara signifikan dari pihak lessor kepada pihak lessee. Misal transaksi sewa dimana pihak lessor menyewakan bangunan kantor kepada lessee selama 2 tahun. Umur ekonomis bangunan ditaksir selama 10 tahun. Dalam transaksi sewa ini, manfaat dan risiko kepemilikan aset berpindah kepada pihak lesse dalam periode yang tidak signifikan. b. Sewa pembiayaan (finance lease) atau Capital lease Transaksi sewa dikelompokkan dalam sewa pembiayaan jika transaksi sewa tersebut mengalihkan manfaat dan risiko kepemilikan secara signifikan dari pihak lessor kepada pihak lessee. Misalnya jika transaksi sewa pada butir a di atas, pihak lessee menyewa selama 10 tahun, maka selama umur ekonomis bangunan kantor tersebut dimanfaatkan oleh pihak lessee. Maka lessee yang mendapatkan seluruh manfaat dan risiko kepemilikan atas bangunan kantor tersebut. Transaksi sewa ini mengalihkan manfaat dan risiko kepemilikan kepada pihak lessee. 4. Akuntansi Sewa Operasi Transaksi sewa operasi, lessor tidak mengalihkan secara signifikan manfaat dan risiko kepemilikan aset kepada pihak lessee. Dalam hal ini lessor tetap menahan manfaat dan risiko kepemilikan aset tersebut. Sehingga lessor akan tetap mengakui kepemilikan aset dan mencatat aset yang disewakan tersebut di neraca lessor sebagai Properti Investasi. Dan pada akhir periode akuntansi, lessor akan mencatat penyusutan atas 3|P a g e
  • 5. penggunaan aset tersebut. Pihak lessee akan mengakui pembayaran sewa sebagai “beban sewa” atau “sewa dibayar dimuka”. Akuntansi Sewa Operasi-Lessor Ilustrasi : PT HENNAI, pada awal 2011 membeli sebuah bangunan dengan harga Rp600 juta. Bangunan tersebut diperkirakan memiliki masa manfaat selama 20 tahun. Banguan tersebut hendak disewakan kepada pihak lain. Dan pada tanggal 5 Januari 2011, PT BONA menyewa bangunan tersebut selama 5 tahun, dengan pembayaran sewa Rp40 juta/tahun. Transaksi ini dikelompokkan sebagai sewa operasi, karena masa sewa lessee 5 tahun dari total umur manfaat 20 tahun, artinya masa sewa 5 tahun tidak menunjukkan pengalihan yang signifikan atas manfaat dan risiko kepemilikan aset sewaan, sehingga transaksi ini dikelompokkan sebagai sewa operasi. Jurnal : 1) Pembelian aset sewaan (Bangunan) oleh Lessor Tgl Akun Debit Kredit 1/1 Properti Investasi Rp600.000.000 Kas Rp600.000.000 2) Menerima uang sewa dari Lessee Pendekatan Neraca (Liabilitas) Tgl Akun Debit Kredit 5/1 Kas Rp40.000.000 Pendapatan Sewa Diterima Dimuka Rp40.000.000 Atau Pendekatan Laba Rugi (Pendapatan) Tgl Akun Debit Kredit 5/1 Kas Rp40.000.000 Pendapatan Sewa Rp40.000.000 4|P a g e
  • 6. 3) Jurnal pada akhir tahun Lessor akan mencatat penyusutan (jika penyajian properti investasi menggunakan model biaya) Tgl Akun Debit Kredit 31/12 Beban Penyusutan Rp30.000.000 Akumulasi penyusutan Rp30.000.000 *Rp600 juta / 20 tahun = Rp30 juta/tahun. Lessor akan mencatat pengakuan pendapatan (jika lessor mencatat penerimaan sewa dengan pendekatan Liabilitas) : Tgl Akun Debit Kredit 31/12 Pendapatan Sewa DD Rp40.000.000 Pendapatan Sewa Rp40.000.000 Akuntansi Sewa Operasi – Lessee Melanjutkan ilustrasi pada akuntansi sewa operasi untuk lessor di atas, jika pihak lessee yang melakukan pencatatan akuntansinya : 1) Membayar uang sewa kepada lessor Pendekatan Neraca (aset) Tgl Akun Debit Kredit 5/1 Sewa Dibayar Dimuka Rp40.000.000 Kas Rp40.000.000 Atau Pendekatan Laba Rugi (Beban) Tgl Akun Debit Kredit 5/1 Beban Sewa Rp40.000.000 Kas Rp40.000.000 2) Penyesuaian pada akhir periode akuntansi Jika lessee mencatat pembayaran sewa dengan pendekatan laba rugi (beban) 5|P a g e
  • 7. Tgl Akun Debit Kredit 31/12 Beban Sewa Rp40.000.000 Sewa dibayar dimuka Rp40.000.000 5. Akuntansi Sewa Pembiayaan Transaksi sewa dikelompokkan sebagai sewa pembiayaan jika dalam transaksi tersebut, lessor mengalihkan manfaat dan risiko kepemilikan aset sewaan secara signifikan kepada pihak lessee. Dan kriteria pengalihan manfaat dan risiko kepemilikan dijabarkan menjadi 5 kriteria (SAK 30 Akuntansi Sewa) yaitu : a) Sewa mengalihkan kepemilikan aset kepada lessee pada akhir masa sewa; b) Lessee mempunyai opsi untuk membeli aset pada harga yang cukup rendah dibandingkan nilai wajar pada tanggal opsi mulai dapat dilaksanakan, sehingga pada awal sewa dapat dipastikan bahwa opsi memang akan dilaksanakan; c) Masa sewa adalah untuk sebagian besar umur ekonomis aset meskipun hak milik tidak dialihkan; Catatan : menurut US GAAP, ukuran sebagian besar adalah > 75% umur manfaat aset sewaan. d) Pada awal sewa, nilai kini dari jumlah pembayaran sewa minimum secara substansial mendekati nilai wajar aset sewaan; Catatan : menurut US GAAP, ukuran substansial adalah >90% dari nilai wajar aset sewaan pada awal masa sewa. e) Aset sewaan bersifat khusus dan dimana hanya lessee yang dapat menggunakannya tanpa perlu modifikasi secara material. Syarat tambahan yang disyaratkan SAK 30 adalah : a) Jika lessee dapat membatalkan sewa, maka rugi yang terkait dengan pembatalan ditanggung oleh lessee; b) Laba atau rugi fluktuasi nilai wajar residu dibebankan kepada lessee; 6|P a g e
  • 8. c) Lessee memiliki kemampuan untuk melanjutkan sewa untuk periode kedua dengan nilai rental yang secara substansial lebih rendah dari nilai pasar rental. Klasifikasi sewa dibuat pada awal sewa. Kapan lessee dan lessor sepakat untuk mengubah persyaratan sewa, selain melalui pembaharuan sewa, dimana perubahan tersebut akan menghasilkan klasifikasi sewa yang berbeda. Transaksi sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan, jika memenuhi salah satu kriteria di atas. Akuntansi Sewa Pembiayaan – Lessee Menurut SAK 30 :  Pada awal masa sewa, lessee mengakui sewa pembiayaan sebagai aset dan kewajiban dalam neraca sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Penilaian dilakukan di awal kontrak. Tingkat diskonto yang digunakan dalam perhitungan nilai kini dari pembayaran sewa minimum adalah tingkat suku bunga implisit dalam sewa, jika dapat ditentukan secara praktis; jika tidak, digunakan tingkat suku bunga pinjaman inkremental lessee. Lessee akan mencatat dan menyajikan transaksi dan kejadian lainnya sesuai dengan substansi dan realitas keuangannya, dan tidak selalu mengikuti bentuk legalnya. Meskipun bentuk legal perjanjian sewa menyatakan bahwa lessee tidak memperoleh hak legal atas aset sewaan, dalam hal sewa pembiayaan, secara substansi dan realitas keuangan pihak lessee memperoleh manfaat ekonomis dari pemakaian aset sewaan tersebut selama sebagian umur ekonomisnya. Sebagai konsekuensinya lessee menanggung kewajiban untuk membayar hak tersebut sebesar suatu jumlah, pada awal sewa, yang mendekati nilai wajar dari aset dan beban keuangan (finance charge) terkait. 7|P a g e
  • 9. Perlakuan akuntansi bagi lessee pada awal transaksi sewa : PENGAKUAN AWAL TRANSAKSI SEWA PEMBIAYAAN – LESSEE Tgl Akun Debit Kredit 2/1 Leased Asset RpXXX Obligation Lease RpXXX PT ABC (LESSEE) Neraca Per 2 Jan 2011 Aset : Liabilitas : Aset Tetap : Liabilitas jangka panjang : Leased Asset RpXXX Obligation Lease RpXXX PENGUKURAN AWAL SEWA PEMBIAYAAN-LESSEE Pihak lessee melakukan pembayaran-pembayaran sebagai berikut : a) Uang sewa yang dibayar secara periodik b) Biaya eksekutori, Biaya eksekutori merupakan biaya-biaya yang ditanggung pihak lessee dalam rangka pemeliharaan aset sewaan, meliputi jasa kebersihan, keamanan, premi asuransi dan biaya operasionalisasi aset sewaan tersebut. c) Kemungkinan pembayaran jaminan nilai residu di akhir masa sewa. Dalam transaksi sewa pembiayaan, pihak lessor dapat meminta kepada lessee untuk menjamin nilai aset sewaan sebesar estimasi nilai pasar aset sewaan pada akhir masa sewa. Jika dalam kontrak sewa dimasukkan penjaminan nilai residu aset sewaan, maka lessee terikat kewajiban untuk membayar sejumlah nilai residu di akhir masa sewa. Maka lessee akan memasukkan jaminan nilai residu ini sebagai bagian dari liabilitas/kewajiban sewa. Dan kewajiban garansi nilai residu ada jika transaksi sewa tersebut tidak mengalihkan kepemilikan aset sewaan kepada lessee. 8|P a g e
  • 10. d) Kemungkinan pembayaran atas opsi pembelian aset sewaan, jika transaksi sewa memasukkan opsi pembelian. Salah karakteristik sewa pembiayaan adalah transaksi sewa tersebut menawarkan opsi pembelian aset sewaan kepada lessee selama masa sewa dengan harga yang lebih rendah dibanding dengan harga pasarnya. Jika dalam transaksi sewa tersebut, terdapat opsi pembelian, maka lessee juga akan memasukkan adanya pembayaran di masa depan atas opsi pembelian sebagai bagian dari liabilitas/kewajiban sewa. PEMBAYARAN SEWA MINIMUM Pada awal perjanjian sewa, lessee akan mencatat aset sewaan sebagai aset dan kewajiban yang mengikat lessee selama masa sewa. Nilai kewajiban yang diakui lessee adalah seluruh pembayaran yang harus ditanggung oleh lessee selama masa kontrak, dan lessee akan menggunakan teknik pengukuran present value (nilai kini) atas semua pembayaran di masa mendatang yang akan ditanggung lessee. Total pembayaran sewa disebut juga sebagai pembayaran sewa minimum (minimum lease payment). Pembayaran sewa minimum terdiri dari :  Pembayaran sewa periodik, dan  Jaminan nilai residu (jika kontrak mempersyaratkan jaminan nilai residu), dan atau  Harga opsi pembelian (jika kontrak mempersyaratkan opsi pembelian). Biaya eksekutori tidak dimasukkan dalam perhitungan pembayaran sewa minimum. TINGKAT DISKONTO Dalam perhitungan nilai kini pembayaran sewa minimum, digunakan faktor pendiskonto berupa tingkat bunga implisit, jika diketahui oleh lessee, atau menggunakan tingkat bunga inkremental jika lessee tidak mengetahui tingkat bunga implisit. 9|P a g e
  • 11. Tingkat bunga implisit adalah tingkat bunga yang digunakan oleh lessor dalam perhitungan pendapatan bunga (financial revenue), sehingga jika digunakan untuk mendiskontokan semua pembayaran sewa akan didapatkan nilai yang setara dengan nilai wajar aset sewaan pada awal sewa. Tingkat bunga inkremental adalah tingkat bunga pinjaman uang, seandainya lessee meminjam kepada pihak kreditur, dan membeli aset sewaan secara tunai dengan uang pinjaman tersebut. Jika lessee mengetahui secara pasti nilai wajar dari aset sewaan, maka lessee akan menggunakan nilai wajar untuk mengakui nilai aset sewaan sebagai aset dan kewajiban di neraca lessee. NILAI KINI PEMBAYARAN SEWA MINIMUM (PSM) Perhitungan nilai kini pembayaran sewa minimum dengan rumus = Nilai kini PSM = R x (1+ (PVA(%, n-1)) R = uang sewa yang secara periodik (tahun/bulan) % = tingkat diskonto N = masa sewa (n- 1) = total periode pembayaran sewa dikurangi dengan pembayaran sewa pertama. Hal ini dikarenakan pembayaran uang sewa dilakukan di awal masa sewa. Sehingga dalam perhitungan nilai kini pembayaran sewa minimum, pembayaran pertama tidak terkena nilai diskonto. Penjabaran perhitungan Nilai kini PSM = R + R x {PVA(%, n-1)} Nilai kini PSM = R x (1 + PVA(%, n-1)) Jika dalam transaksi sewa mengandung perjanjian garansi/jaminan nilai residu, maka perhitungan menjadi : Nilai kini PSM = R x (1 + PVA(%, n-1)) + NR x PV (%,n) 10 | P a g e
  • 12. NR = nilai residu yang dijamin Dan jika dalam transaksi sewa mengandung perjanjian opsi pembelian, maka perhitungan menjadi : Nilai kini PSM = R x (1 + PVA(%, n-1)) + HO x PV (%,n) HO = harga opsi pembelian Dalam perjanjian sewa, pihak lessor meminta jaminan nilai residu dari pihak lessee, dan biasanya terpisah dengan adanya klausul opsi pembelian. Jaminan nilai residu biasanya dipersyaratkan jika dalam transaksi sewa tersebut tidak terjadi perpindahan kepemilikan aset sewaan dari lessor kepada pihak lessee. Dan jika persyaratan sewa menyebutkan adanya perpindahan kepemilikan aset sewaan, pihak lessor tidak perlu meminta adanya jaminan nilai residu. Ilustrasi : 1) Awal 2011, PT WIRA menyewa peralatan dengan masa sewa 5 tahun, dan pembayaran tahunan Rp50 juta. Peralatan tersebut diperkirakan memiliki masa manfaat 5 tahun. Biaya eksekutori Rp5 juta/tahun. Tingkat bunga implisit 10%. Pembayaran sewa selanjutnya dilakukan pada akhir tahun. a) Dikelompokkan ke dalam kategori sewa yang mana, sewa di atas? b) Jika termasuk dalam sewa pembiayaan, berapa nilai kini dari pembayaran minimum yang diakui oleh pihak lessee? Jawab : a) Termasuk sewa pembiayaan, karena memenuhi kriteria ketiga, yaitu masa sewa =100% masa manfaat aset sewaan. Masa sewa 5 tahun sama dengan masa ekonomis umur aset. 11 | P a g e
  • 13. b) Nilai kini dari pembayaran sewa minimum sebesar = Rp50 juta x (PVA (10%,4th) + 1) = Rp50.000.000 x (3,1699 + 1) = Rp208.495.000 2) PT PUTRA mengikat kontrak dengan PT MUDA, untuk menyewa bangunan kantor dengan masa kontrak 10 tahun. Biaya sewa tahunan Rp40 juta, dengan jaminan nilai residu di akhir masa sewa Rp100 juta. Bangunan kantor tersebut diperkirakan masih dapat dipakai selama 15 tahun. Tingkat bunga impilisit 12%. Nilai pasar wajar aset pada awal kontrak sebesar Rp285.000.000. Pertanyaan : a) Dikelompokkan ke dalam kategori sewa yang mana, sewa di atas? b) Jika termasuk dalam sewa pembiayaan, berapa nilai kini dari pembayaran minimum yang diakui oleh pihak lessee? Jawab : a) Sewa pembiayaan, karena nilai kini PSM (Rp285.332.000) > nilai wajar aset pada awal sewa (Rp285.000.000). b) Nilai kini dari PSM =Rp40 juta x (PV(12%,9)+1) + Rp100 juta x PV(12%,10) =Rp40 juta x (5,3283 + 1) + Rp100 juta x 0,3220 =Rp253.132.000 + Rp32.200.000 =Rp285.332.000 3. PT MUDA menyewa peralatan dengan opsi pembelian di akhir masa sewa. Biaya sewa per tahun Rp25 juta. Masa sewa 6 tahun, dan umur ekonomis aset masih dapat dipakai selama 7 tahun lagi. Opsi pembelian aset pada akhir masa sewa sebesar Rp50 juta. PT MUDA tidak mengetahui tingkat bunga implisit lessor dan menggunakan tingkat bunga inkremental pinjaman sebesar 8%. 12 | P a g e
  • 14. Pertanyaan : a) Dikelompokkan ke dalam kategori sewa yang mana, sewa di atas? b) Jika termasuk dalam sewa pembiayaan, berapa nilai kini dari pembayaran minimum yang diakui oleh pihak lessee? Jawab : a) Sewa pembiayaan, karena masa sewa >75% dari umur manfaat aset sewaan. b) Nilai kini dari PSM : = Rp25 juta x (PV(8%,5)+1) + Rp50 juta x PV(8%,6) =Rp25 juta x (3,9927 + 1) + Rp50 juta x 0,6302 =Rp99.817.500 + Rp31.510.000 =Rp131.327.500 AKUNTANSI SEWA PEMBIAYAAN-LESSEE Pada awal sewa lessee akan mencatat (lihat contoh no 1) : 1. Jurnal PT WIRA untuk mencatat kontrak sewa Tgl Akun Debit Kredit 2/1 Leased Equipment Rp208.495.000 Lease Obligation Rp208.495.000 PT Wira akan mencatat “Leased Equipment” sebesar Rp208.495.000 sebagai Aset Tetap di neraca awal tahun 2011. Dan sebagai imbangannya, di sisi kanan (kredit), muncul akun liabilitas “Lease Obligation” sebesar Rp208.495.000,-. 2. Jurnal PT WIRA untuk mencatat pembayaran sewa pertama Tgl Akun Debit Kredit 2/1 Lease Obligation Rp50.000.000 Prepaid Executory cost 5.000.000 Cash Rp55.000.000 Pembayaran sewa dicatat sebagai pengurang liabilitas “Lease Obligation”. Pada pembayaran sewa yang pertama, pengurangan sebesar nilai sewa 13 | P a g e
  • 15. per tahun. Biaya eksekutori dapat dicatat dengan akun aset “Prepaid Executory Cost”, dan pada akhir tahun akan dibuat penyesuaian atas terpakainya biaya eksekutori tersebut. 3. Jurnal PT WIRA pada akhir tahun Jurnal pembayaran kedua Tgl Akun Debit Kredit 31/12 Lease Obligation Rp34.105.500 Interest Expense 15.894.500 Prepaid Executory cost 5.000.000 Cash Rp55.000.000 Penghitungan nilai aset sewaan dengan cara mneghitung nilai kini PSM mempertimbangkan nilai waktu dari uang. Sehingga didapatkan nilai kini PSM = Rp208.945.000. Padahal jika kita mengalikan biaya sewa per tahun Rp50.000.000,- dengan masa sewa 5 tahun, maka dengan mengabaikan nilai waktu dari uang seharusnya total nilai kontrak sewa Rp250.000.000,-. Perbedaan nilai kini PSM (Rp208.945.000) dengan nilai yang tidak didiskonto (Rp250.000.000), diakui sebagai nilai waktu dari uang, dengan akun “Interest Expense”. Cara perhitungan beban bunga tiap periode adalah : Periode Pembayaran Pembayaran Pembayaran Nilai Tercatat Sewa Beban Bunga Pokok Sewa Sewa 2/1/2011 Rp208.945.000 2/1/2011 Rp50.000.000 0 Rp50.000.000 Rp158.945.000 31/12/2011 Rp50.000.000 Rp15.894.500 Rp34.105.500 Rp124.839.500 31/12/2012 Rp50.000.000 Rp12.483.950 Rp37.516.050 Rp87.323.450 31/12/2013 Rp50.000.000 Rp8.732.345 Rp41.267,655 Rp46.055.795 31/12/2014 Rp50.000.000 Rp4.605.580 Rp46.055.795 0 Jumlah Rp250.000.000 Rp41.716.375 Rp208.945.000 Keterangan : Pada pembayaran ke-2 : *Beban bunga =10% x Rp158.945.000=Rp15.894.500; *Pokok sewa = Rp50.000.000 – Rp15.894.500 = Rp34.105.500; 14 | P a g e
  • 16. Jurnal amortisasi (penyusutan hak guna ) aset sewaan Pada akhir tahun, pihak lessee akan mencatat amortisasi atas aset sewaan yang dimanfaatkan lessee dalam kegiatan operasionalnya. Meski aset sewaan secara formal bukan milik lessee, tetapi manfaat kepemilikan dikendalikan oleh pihak lessee. Jika kita mengasumsikan lessee (PT WIRA) menggunakan metode garis lurus, maka pada akhir periode akan membuat jurnal : Tgl Akun Debit Kredit 31/12 Amortization Expense Rp41.789.000 Accumulated Amortization Rp41.789.000 Keterangan : Rp208.945.000/5 =Rp41.789.000 Masa Amortisasi Masa amortisasi bagi pihak lessee adalah : a) Menggunakan umur ekonomis aset sewaan, jika dalam perjanjian sewa mensyaratkan adanya transfer kepemilikan (syarat 1 dan syarat 2). b) Menggunakan masa sewa asew sewaan (jika masa sewa berbeda dengan sisa umur manfaat aset sewaan), jika dalam penrjanjian sewa tidak mensyaratkan adanya transfer kepemilikan. Penyajian di neraca pada akhir tahun pertama : Fixed Aset : Liabilities : Leased Equipment Rp208.945.000 Lease Obligation Rp124.839.500 Less: Acc amortiz ( 41.789.000) Book Value Rp167.156.000 Jurnal penyesuaian atas biaya eksekutori yang telah habis terpakai selama tahun berjalan (biaya eksekutori tahun pertama) Tgl Akun Debit Kredit 31/12 Lease Expense Rp5.000.000 Prepaid Executory Cost Rp5.000.000 15 | P a g e
  • 17. SEWA PEMBIAYAAN DENGAN NILAI RESIDU YANG DIJAMIN OLEH LESSEE Jika kontrak sewa mensyaratkan adanya penjaminan nilai residu oleh pihak lessee di akhir masa sewa, maka lessee akan memasukkan nilai residu aset sewaan sebagai bagian dari kewajiban yang ditanggung oleh pihak lessee. Dalam perhitungan nilai kini PSM termasuk juga nilai kini dari nilai residu yang dijamin oleh lessee. Pihak lessor dapat meminta jaminan nilai residu aset yang disewakan kepada lessee, sehingga pada akhir masa sewa, pihak lessor akan mendapatkan kembali aset sewaan sebesar estimasi nilai pasar pada akhir masa sewa. Ilustrasi : WAYAN Company menyewa bangunan kantor dari PT MADE. Kontrak sewa dimulai pada 1 Juli 2011, dengan masa sewa 7 tahun. Biaya sewa tahunan Rp60.000.000,-. PT MADE meminta WAYAN menjamin nilai residu aset sewaan yang ditaksir sebesar Rp129.500.000; pada akhir masa sewa. Tingkat bunga implisit 9%. WAYAN menggunakan metode garis lurus untuk menyusutkan bangunan kantor tersebut, Masa manfaat aset masih terpakai hingga 8 tahun yang akan datang. Jurnal yang dibuat WAYAN Company : 2011 Tgl Akun Debit Kredit 1/7 Leased Equipment Rp400.000.000 2011 Lease Obligation Rp400.000.000 Keterangan : PV PSM = Rp60.000.000 x (PV(9%,6)+1) + Rp129.500.000 x PV(9%, 7) PV PSM = Rp60.000.000 x 5,4859 + Rp129.500.000 x 0,5470 PV PSM = Rp329.160.000 + Rp70.563.000 PV PSM = Rp399.999.500 (pembulatan menjadi Rp400.000.000) Pembayaran sewa pertama : 16 | P a g e
  • 18. Tgl Akun Debit Kredit 1/7 Lease Obligation Rp60.000.000 2011 Cash Rp60.000.000 Jurnal pada akhir 2011 : Amortisasi 6 bulan pertama Tgl Akun Debit Kredit 31/12 Amortization Exp Rp19.321.428,50 2011 Acc amortization Rp19.321.428,50 Keterangan : Beban amortisasi = (Rp400.000.000-Rp129.500.000)/7 tahun=Rp38.642.857,- x 6/12 Beban amortisasi = Rp19.321.428,50  Pengakuan beban bunga 6 buan pertama Tgl Akun Debit Kredit 31/12 Interest Expense Rp15.300.000 2011 Interest Payable Rp15.300.000 Keterangan : Beban bunga =6/12 x 9% x (Rp400.000.000 – Rp60.000.000) =Rp15.300.000 Skedul Pembayaran Sewa Periode Pembayaran Pembayaran Pembayaran Nilai Tercatat Sewa Beban Bunga Pokok Sewa Sewa 1/7/2011 Rp400.000.000 1/7/2011 Rp60.000.000 0 Rp60.000.000 Rp340.000.000 1/7/2012 Rp60.000.000 Rp30.600.000 Rp29.400.000 Rp310.600.000 1/7/2013 Rp60.000.000 Rp27.954.000 Rp32.046.000 Rp278.554.000 1/7/2014 Rp60.000.000 Rp25.069.860 34.930.140 243.623.860 1/7/2015 Rp60.000.000 21.926.147 38.073.853 205.550.007 1/7/2016 Rp60.000.000 18.499.501 41.500.499 164.049.508 1/7/2017 Rp60.000.000 14.764.456 45.235.544 118.813.964 1/7/2018 Rp129.507.220 10.693.256 118.813.964 0 Keterangan : pada perhitungan baris terakhir menggunakan pendekatan pembulatan terdekat. 2012 Jurnal balik atas penyesuaian pada tanggal 31 Desember 2011 Tgl Akun Debit Kredit 1/1 Interest Payable Rp15.300.000 2012 Interest Expense Rp15.300.000 Pembayaran sewa yang kedua 17 | P a g e
  • 19. Tgl Akun Debit Kredit 30/6/2012 Lease Obligation Rp29.400.000 Interest Expense Rp30.600.000 Cash Rp60.000.000 Pencatatan selanjutnya mengikuti jurnal di atas, dan untuk jumlahnya mengikuti tabel skedul pembayaran sewa di atas. Jurnal Pengembalian Aset Sewaan kepada Lessor Ketika kontrak sewa berakhir, dan tidak ada ketentuan pemindahan hak kepemilikan aset sewaan kepada lessee, maka pada akhir masa sewa lessee akan mengembalikan aset sewaan kepada lessor. Melanjutkan ilustrasi di atas, pada tanggal 1 Juli 2018, lessee akan mengembalikan aset sewaan dengan jurnal : Tgl Akun Debit Kredit 1/7/2018 Lease Obligation Rp118.813.964 Interest Expense 10.686.036 Acc. amortization 270.500.000 Leased Building Rp400.000.000 Keterangan : Acc. Amortization = (Rp400.000.000-Rp129.500.000)/7 x 7 =Rp270.500.000 TRANSAKSI SEWA PEMBIAYAAN DENGAN OPSI PEMBELIAN Jika transaksi sewa pembiayaan memuat ketentuan opsi pembelian aset sewaan di tengah atau pada akhir masa sewa, maka lessee akan memasukkan nilai opsi pembelian dalam perhitungan nilai kini PSM. Harga dengan opsi pembelian disyaratkan lebih kecil dibanding dengan harga pasar wajar pada saat opsi pembelian dilaksanakan. Ilustrasi : PT KAJE menyewa peralatan mesin pintal dengan masa sewa 8 tahun. Biaya sewa tahunan Rp50 juta, dan kontrak sewa dimulai pada tanggal 1 Januari 2011. Dalam perjanjian sewa tersebut, terdapat opsi pembelian dengan harga 18 | P a g e
  • 20. Rp100.000.000,-. Bunga implisit 10%. Umur ekonomis peralatan tersebut 12 tahun. Pembayaran sewa selanjutnya dilakukan pada akhir tahun. Nilai kini PSM =Rp50 juta x (PVA(10%,7)+1) + Rp100 juta x PV(10%,8) Nilai kini PSM =Rp50 juta x (4,8684 + 1) + Rp100 juta x 0,4665 Nilai kini PSM =Rp293.420.000 + 46.650.000 Nilai kini PSM = Rp340.070.000,- Skedul Pembayaran Sewa Periode Pembayaran Pembayaran Pembayaran Nilai Tercatat Sewa Beban Bunga Pokok Sewa Sewa 1/1/2011 Rp340.070.000 1/1/2011 Rp50.000.000 0 Rp50.000.000 290.070.000 1/1/2012 Rp50.000.000 29.007.000 20.993.000 269.077.000 1/1/2013 Rp50.000.000 26.907.700 23.092.300 245.984.700 1/1/2014 Rp50.000.000 24.598.470 25.401.530 220.583.170 1/1/2015 Rp50.000.000 22.058.317 27.941.683 192.641.487 1/1/2016 Rp50.000.000 19.264.149 30.735.851 161.905.636 1/1/2017 Rp50.000.000 16.190.564 33.809.436 128.096.200 1/1/2018 Rp50.000.000 12.809.962 37.190.038 90.906.162 31/12/2018 Rp100.000.000 9.093.838* 90.906.162 0 *pembulatan Jurnal yang diperlukan oleh lessee adalah : 2011 dan 2012 2011 2012 Tgl Akun Debit Kredit Debit Kredit 1/1 Leased Equipment 340.070.000 Lease Obligation 340.070.000 Lease Obligation 50.000.000 Cash 50.000.000 31/12 Lease obligation 20.993.000 23.092.300 Interest Expense 29.007.000 26.907.700 Cash 50.000.000 50.000.000 Amortization Expense* 28.339.167 28.339.167 Acc amortization 28.339.167 28.339.167 Keterangan : Amortization expense = (Rp340.070.000/12) =Rp28.339.167 19 | P a g e
  • 21. Jika pada akhir masa sewa lessee membeli aset sewaan tersebut, maka jurnal yang dicatat adalah : Tgl Akun Debit Kredit 31/12/2018 Lease Obligation 90.906.162 Interest Expense 9.093.838 Cash 100.000.000 Equipment 113.356.664 Acc amortization 226.713.336 Leased Equipment 340.070.000 Jika lesse ternyata tidak jadi membeli aset sewaan pada akhir periode sewa, maka jurnal yang dibuat lessee adalah : Tgl Akun Debit Kredit 31/12/2018 Lease Obligation 90.906.162 Interest Expense 9.093.838 Acc amortization 226.713.336 Loss on failure purchase 13. 356.664 Leased Equipment 340.070.000 AKUNTANSI SEWA PEMBIAYAAN – LESSOR Bagi pihak lessor, sewa pembiayaan diklasifikasikan menjadi 2, yaitu : a) Direct Financing Lease (DFL) = Sewa Pembiayaan Langsung b) Sales type lease = Sewa Tipe Penjualan Dasar pengelompokan kedua jenis tipe sewa pembiayaan adalah : Asal perolehan aset sewaan, apakah diproduksi oleh sendiri atau dibeli langsung dari pihak produsen. DFL : aset sewaan dibeli langsung dari produsen, dan pihak lessor menyewakan kepada pihak lessee. Sales type lease : aset sewaan diproduksi sendiri oleh pihak lessor. Pendapatan yang dihasilkan DFL = pihak lessor hanya mendapatkan pendapatan bunga (financing revenue) 20 | P a g e
  • 22. Sales type lease = pihak lessor mendapatkan dua keuntungan, yaitu marjin laba (selisih antara nilai wajar aset sewaan dengan harga pokok produksi) dan pendapatan bunga. Menurut SAK 30 par 32 : Dalam sewa pembiayaan, lessor mengakui aset berupa piutang sewa pembiayaan di neraca sebesar jumlah yang sama dengan investasi sewa neto tersebut. Pada hakikatnya dalam sewa pembiayaan semua risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan legal telah dialihkan lessor kepada pihak lessee, dan dengan demikian penerimaan piutang sewa diperlakukan oleh lessor sebagai pembayaran pokok dan penghasilan pembiayaan (finance income) yang diterima lessor sebagai penggantian dan imbalan atas investasi dan jasanya. Biaya Langsung Awal (Initial Direct Cost/IDC) Lessor akan mengeluarkan biaya-biaya pada awal masa sewa. Biaya ini berupa komisi, biaya legal, biaya administrasi sewa dan biaya langsung di awal sewa. Biaya langsung awal akan dicatat sebagai aset. Biaya langsung awal diukur berdasarkan kas yang dikeluarkan oleh lessor pada awal sewa. Tgl Akun Debit Kredit 1/1/2010 Initial Direct Cost Rp500.000 Cash Rp500.000 Pengakuan lanjutan biaya langsung di awal sewa : a) DFL : biaya langsung awal akan diperlakukan sebagai bagian dari pengukuran awal piutang sewa pembiayaan dan mengurangi penghasilan yang diakui selama masa sewa. Tingkat bunga implisit dalam sewa ditentukan sedemikian rupa sehingga biaya langsung awal secara otomatis sudah termasuk di dalam piutang sewa pembiayaan. 21 | P a g e
  • 23. Jurnal pada awal periode sewa : Tgl Akun Debit Kredit 1/1/2010 Lease Payment Receivable Rp500.000 Initial Direct Cost Rp500.000 b) Sales type lease : biaya langsung awal akan dibebankan sebagai tambahan ke harga pokok produksi, yang akan mengurangi marjin laba. Tgl Akun Debit Kredit 1/1/2010 Cost of Goods Sold Rp200.500.000 Inventory Rp200.000.000 Initial Direct Cost Rp500.000 FAKTOR DISKONTO Lessor akan selalu menggunakan tingkat bunga implisit untuk mendiskontokan pembayaran yang akan diterima selama masa sewa. Jika pada DFL, lessor akan mengakui nilai aset sewaan sebesar nilai wajarnya, dan akan menetapkan besarnya cicilan dengan menentukan terlebih dahulu berapa besarnya tingkat pendapatan bunga yang diinginkan. Ilustrasi : PT KAJE membeli peralatan baru dengan harga Rp300.000.000,-. Peralatan tersebut diperkirakan memiliki masa manfaat 6 tahun. Jika lessor hendak menyewakan peralatan tersebut selama 6 tahun, dan menginginkan pendapatan bunga 8%, berapakah besarnya uang sewa setiap tahunnya? PT KAJE akan menggunakan persamaan nilai kini untuk PSM = Rp300.000.000 = R x ((PVA(8%,5)+1)) Rp300.000.000 = R x (3,9927 +1) Rp300.000.000 = R x 4,9927 R = Rp60.087.728,- 22 | P a g e
  • 24. Jadi sewa tahunan ditetapkan besarnya Rp60.087.728,- Jika lesse menggunakan tingkat bunga implisit, maka perhitungan nilai kini pembayaran sewa minimum lessee akan sama dengan nilai wajar aset sewaan pada awal sewa. Akuntansi Sewa Pembiayaan Langsung Sebelum transaksi sewa dilaksanakan, pihak lessor akan melakukan pengeluaran untuk : a) Pembelian aset sewaan Tgl Akun Debit Kredit 1/1/2011 Asset (Equipment) Rpxxx Cash Rp xxx b) Mengeluarkan biaya langsung awal Tgl Akun Debit Kredit 1/1/2011 Initial Direct Cost Rpxxx Cash Rpxxx c) Menyewakan dengan sewa pembiayaan kepada lessee Tgl Akun Debit Kredit 2/1/2011 Lease Payment Receivable Rpxxx Initial Direct Cost Rpxxx Asset (Equipment) Rpxxx Ilustrasi : IRGEN Company membeli mesin percetakan seharga Rp295.000.000, pada tanggal 1 Januari 2011. Mesin tersebut disewakan kepada AMWI Company dengan masa sewa 5 tahun. Umur manfaat dari mesin tersebut juga selama 5 tahun. IRGEN mengeluarkan biaya langsung awal Rp6.200.000,-. Pada perjanjian sewa dengan AMWI, IRGEN menetapkan pendapatan bunga sebesar 10%. Pembayaran sewa selanjutnya akan dibayarkan tiap akhir tahun. Pertanyaan : a) Termasuk sewa manakah transaksi di atas? 23 | P a g e
  • 25. b) Jika termasuk sewa pembiayaan, tentukan besarnya pembayaran sewa tahunan? c) Buatlah jurnal untuk IRGEN selama tahun 2011 dan 2012. Jawab : a) Termasuk sewa pembiayaan, lihat kriteria no. 3 b) Besarnya uang sewa tahunan = (Rp295.000.000 + Rp6.200.000) = R x (1 + PVA (10%, 4)) Rp301.200.000 = R x (1+3,1699) R = Rp72.232.554 Atau bisa dibalik perhitungannya = PV PSM = Rp72.232.554 x (1+(PVA(10%,4)) PV PSM = Rp72.232.554 x 4,1699 PV PSM = Rp301.200.000,- (pembulatan) Jurnal oleh IRGEN 2011 Tgl Akun Debit Kredit 1/1/2011 Asset (Equipment) Rp295.000.000 Cash Rp295.000.000 Tgl Akun Debit Kredit 1/1/2011 Initial Direct Cost Rp6.200.000 Cash Rp6.200.000 Tgl Akun Debit Kredit 2/1/2011 Lease Payment Receivable Rp301.200.000 Equipment Rp295.000.000 Initial Direct Cost 6.200.000 Tgl Akun Debit Kredit 2/1/2011 Cash Rp72.232.554 Lease Payment Receivb Rp72.232.554 Pembayaran sewa kedua pada akhir tahun 24 | P a g e
  • 26. Tgl Akun Debit Kredit 31/12/2011 Cash Rp72.232.554 Lease Payment Receivab 49.335.809 Interest Revenue 22.896.745 Keterangan : 10% x (Rp301.200.000 – Rp72.232.554) = 22.896.745 Skedul Penerimaan Sewa (bunga 10%) Periode Penerimaan Pendapatan Penerimaan Nilai Tercatat Sewa Bunga Pokok Sewa Sewa 1/1/2011 Rp301.200.000 1/1/2011 Rp72.232.554 0 Rp72.232.554 228.967.446 1/1/2012 Rp72.232.554 22.896.745 49.335.809 179.631.637 1/1/2013 Rp72.232.554 17.963.164 54.269.390 125.362.247 1/1/2014 Rp72.232.554 12.536.225 59.696.329 65.665.918 1/1/2015 Rp72.232.554 6.566.592 *65.665.962 0 Rp361.162.770 Rp59.962.726 Rp301.200.044 *penyesuaian Jurnal tahun 2012 Tgl Akun Debit Kredit 31/12/2012 Cash Rp72.200.000 Lease Payment Receivab Rp54.332.000 Interest Revenue 17.868.000 Direct Financing Lease dengan Nilai Residu Jika aset yang disewakan diharapkan memiliki nilai residu, nilai kini dari nilai residu yang diharapkan ditambahkan ke nilai piutang sewa (lease payment receivable). Tidak masalah apakah nilai residu dijamin oleh lessee atau tidak dijamin. Jika dijamin, nilai residu akan diperlakukan seperti opsi pembelian, sedangkan jika tidak dijamin, lessor akan mengharapkan akan kembali memiliki aset sewaan tersebut sebesar nilai residu pada akhir masa sewa. Ilustrasi : Pada tanggal 1 Januari 2011, PT DIPANG membeli truk pengaduk semen dengan harga Rp315.000.000,-. Pada tanggal 2 Januari 2011, BENBEN menyewa truk tersebut selama 6 tahun dengan sewa tahunan Rp61.800.000,- . Umur ekonomis truk adalah 8 tahun. DIPANG mengestimasikan truk memiliki nilai residu Rp33.535.000,- pada akhir tahun ke-6. DIPANG meminta BENBEN untuk menjamin nilai residu truk tersebut. Pembayaran sewa 25 | P a g e
  • 27. pertama kali dilakukan pada tanggal 2 Januari 2011, dan pembayaran berikutnya tiap tanggal 1 Januari tahun berikutnya. DIPANG menetapkan tingkat bunga implisit 10%. DIPANG juga menggunakan metode penyusutan garis lurus untuk semua aset yang dimilikinya. Pencatatan akuntansi yang diperlukan oleh DIPANG a) Pada saat pembelian truk Tgl Akun Debit Kredit 1/1/2011 Equipment Rp315.000.000 Cash/Payable Rp315.000.000 b) Pada saat perjanjian sewa dengan BENBEN Sebelum membuat jurnal transaksi sewa, terlebih dahulu kita tentukan dulu apakah transaksi sewa DIPANG dengan BENBEN termasuk sewa operasi atau sewa pembiayaan. Transaksi sewa DIPANG dan BENBEN termasuk sewa pembiayaan karena ada 2 kriteria yang terpenuhi : (1) Masa sewa 6 tahun dari 8 tahun umur manfaat aset sewaan; masa sewa mencakup hampir keseluruhan umur manfaat aset sewaan. (2) Nilai kini dari pembayaran sewa minimum = nilai wajar PV PSM = Rp61.800.000 x (1+PVA(10%,5)) + Rp33.535.000xPV(10%,6) PV PSM =Rp61.800.000 x (1+3,790786769) + Rp33.535.000 x 0,56447393 PV PSM = Rp296.070.622 + Rp18.929.633 PV PSM =Rp315.000.255 (pembulatan jadi Rp315.000.000) Jurnal untuk mencatat transaksi sewa dengan BENBEN : Tgl Akun Debit Kredit 2/1/2011 Lease Payment Receivable Rp315.000.000 Equipment Rp315.000.000 c) Pada saat pembayaran sewa pertama Tgl Akun Debit Kredit 2/1/2011 Cash Rp61.800.000 Lease Payment Receivab Rp61.800.000 d) Pada akhir tahun pertama 26 | P a g e
  • 28. Tgl Akun Debit Kredit 31/12/2011 Interest Receivable Rp25.320.000 Interest Revenue Rp25.320.000 *10% x (Rp315.000.000 – Rp61.800.000) = Rp25.320.000 Skedul Penerimaan Uang Sewa Periode Penerimaan Pendapatan Penerimaan Nilai Tercatat Sewa Bunga Pokok Sewa Sewa 2/1/2011 Rp315.000.000 1/1/2011 Rp61.800.000 0 Rp61.800.000 253.200.000 1/1/2012 Rp61.800.000 Rp25.320.000 36.480.000 216.720.000 1/1/2013 61.800.000 21,672.000 40.128.000 176.592.000 1/1/2014 61.800.000 17.659.200 44.141.000 132.451.000 1/1/2015 61.800.000 13.245.100 48.554.900 83.896.100 1/1/2016 61.800.000 8.389.610 53.410.390 30.486.100 *33.535.000 3.048.900 30.486.100 0 *pembulatan e) Pada pembayaran sewa kedua Tgl Akun Debit Kredit 1/1/2012 Cash Rp72.232.554 Lease Payment Receivab 49.335.809 Pada akhir periode sewa, ketika lessor menerima kembali aset sewaan dari pihak lessee : Tgl Akun Debit Kredit 1/1/2017 Equipment Rp33.535.000 Lease Payment Receivabl Rp30.486.100 Interest Revenue Rp3.048.900 Akuntansi Sewa Pembiayaan Tipe Penjualan Menurut SAK 30 par 39 : Lessor pabrikan atau dealer mengakui laba atau rugi atas penjualan pada suatu periode sesuai kebijakan ekuitas atas penjualan biasa. Jika tingkat bunga ditentukan secara artifisial terlalu rendah, laba penjualan dibatasi sebesar laba apabila menggunakan tingkat bunga pasar. Biaya-biaya yang dikeluarkan oleh lessor pabrikan atau dealer sehubungan dengan negosiasi dan pengaturan sewa diakui sebagai beban ketika laba penjualan diakui. 27 | P a g e
  • 29. Mengacu kepada contoh di atas , dan mengandaikan jika DIPANG memproduksi sendiri truk yang disewakan kepada BENBEN. Biaya produksi truk Rp200.000.000,-. Dan timbul biaya langsung awal Rp5.000.000,-. Jurnal yang dicatat oleh pihak lessor adalah : a) Pada saat selesai produksi dan menghasilkan barang jadi truk Tgl Akun Debit Kredit 1/1/2011 Finished Goods Inventory Rp200.000.000 Work in Process Rp200.000.000 Tgl Akun Debit Kredit 1/1/2011 Initial Direct Cost Rp5.000.000 Cash Rp5.000.000 b) Pada saat perjanjian sewa dengan BENBEN Tgl Akun Debit Kredit 2/1/2011 Lease Payment Receivable Rp315.000.000 Sales Rp315.000.000 Tgl Akun Debit Kredit 2/1/2011 Cost of Goods Sold Rp205.000.000 Finished Goods Inventory Rp200.000.000 Initial Direcy Cost 5.000.000 c) pembayaran sewa pertama Tgl Akun Debit Kredit 2/1/2011 Cash Rp61.800.000 Lease Payment Receivab Rp61.800.000 d) Pada akhir tahun pertama Tgl Akun Debit Kredit 31/12/2011 Interest Receivable Rp25.320.000 Interest Revenue Rp25.320.000 *10% x (Rp315.000.000 – Rp61.800.000) = Rp25.320.000 28 | P a g e
  • 30. 29 | P a g e