Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
KURKULUM_SEKOLAH
1. ADMINISTRASI KURIKULUM
A. Pengertian
Administrasi
Kata “administrasi” berasal dari bahasa Latin yang terdiri atas kata ad dan
ministrare. Kata ad mempunyai arti yang sama dengan kata to dalam bahasa Inggris,
yang berarti “ke” atau “kepada”. Dan ministrare sama artinya dengan kata to serve
atau to conduct yang berarti “melayani”, “membantu”, atau “mengarahkan”.
Administrasi terdiri dari dua pengertian, yaitu administrasi dalam arti sempit dan
administrasi dalam arti luas.
Administrasi dalam arti sempit yaitu kegiatan yang meliputi catat-mencatat,
surat-menyurat, ketik-mengetik, dan lain-lain yang berhubungan dengan
ketatausahaan. Sedangkan administrasi dalam arti luas adalah sebagai suatu kegiatan
atau usaha untuk membantu, melayani, mengarahkan, atau mengatur semua kegiatan
di dalam mencapai suatu tujuan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa administrasi adalah rangkaian kegiatan atau
proses yang di lakukan oleh sekelompok orang yang berlangsung dalam suatu bentuk
kerja sama di maksudkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah di tetapkan.
Kurikulum
Menurut undang–undang no. 20 th.2003 tentang sistem pendidikan nasional,
kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Pengertian kurikulum dapat diartikan secara luas dan secara sempit. Secara
sempit kurikulum diartikan sejumlah mata pelajaran yang harus diikuti/diambil siswa
untuk dapat menamatkan pendidikannya pada lembaga pendidikan tertentu.
Sedangkam secara luas kurikulum diartikan dengan semua pengalaman belajar yang
diberikan sekolh kepada siswa selama mengikuti pendidikan pada jenjang pendidikan
tertentu
Administrasi kurikulum merupakan seluruh proses kegiatan yang
direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh serta
pembinaan secara kontinu terhadap situasi belajar mengajar secara efektif dan efisien
demi membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Pada tingkat sekolah apapun, yang menjadi tugas utama kepala sekolah ialah
menjamin adanya program pengajaran yang baik bagi murid-murid. Karena pada
dasarnya pengelolaan atau manajemen pendidikan fokus segala usahanya adalah
terletak pada Praktek Belajar mengajar (PBM). Hal ini nampak jelas bahwa pada
hakikatnya segala upaya dan kegiatan yang dilaksanakan didalam sekolah atau
lembaga pendidikan senantiasa diarahkan pada suksesnya PBM.
2. B. Perencanaan dan pengembangan kurikulum
Waterson dalam Sudjana (2000) menuliskan bahwa perencanaan pada
hakekatnya adalah usaha sadar, terorganisasi, dan terus menerus yang dilakukan untuk
memilih alternatif yang terbaik dari sejumlah alternatif tindakan yang ada untuk
mencapai tujuan tertentu.
perencanaan kurikulum adalah suatu proses ketika peserta dalam banyak
tingkatan membuat keputusan tentang tujuan belajar, cara mencapai tujuan-tujuan
tersebut melalui situasi mengajar-belajar, serta penelaahan keefektifan dan
kebermaknaan metode tersebut. Tanpa perencan-aan kurikulum, sistematika berbagai
pengalam belajar tidak akan saling berhubungan dan tidak mengarah pada tujuan yang
diharapkan.
Perencanaan kurikulum yang dilakukan oleh Departemen Pendidikan
Nadional ditingkat pusat meliputi hal-hal berikut:
a. Penyusunan,program dan pengembangan kurikulum yang terdiri atas:
1) Landasan,program dan pengembangan kurikulum
2) Garis-garis besar program pengajaran
3) Pedoman pelaksanaan kurikulum
b. Penyusunan pedoman teknis pelaksanaan kurikulum,seperti pedoman
penyusuna kalender pendidikan,pembagian tugas guru,penyusunan jadwal
pelajaran,penyusunan program pengajaran dan pedomana penyusunan
persiapan pengajaran.
Sedangkan Asep Herry Hernawan dkk (2002) mengemukakan lima prinsip
dalam pengembangan kurikulum, yaitu :
1. Prinsip relevansi; secara internal bahwa kurikulum memiliki relevansi di antara
komponen-komponen kurikulum (tujuan, bahan, strategi, organisasi dan evaluasi).
Sedangkan secara eksternal bahwa komponen-komponen tersebutmemiliki
relevansi dengan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi (relevansi
epistomologis), tuntutan dan potensi peserta didik (relevansi psikologis) serta
tuntutan dan kebutuhan perkembangan masyarakat (relevansi sosilogis).
2. Prinsip fleksibilitas; dalam pengembangan kurikulum mengusahakan agar yang
dihasilkan memiliki sifat luwes, lentur dan fleksibel dalam pelaksanaannya,
memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian berdasarkan situasi dan
kondisi tempat dan waktu yang selalu berkembang, serta kemampuan dan latar
bekang peserta didik.
3. Prinsip kontinuitas; yakni adanya kesinambungandalam kurikulum, baik secara
vertikal, maupun secara horizontal. Pengalaman-pengalaman belajar yang
disediakan kurikulum harus memperhatikan kesinambungan, baik yang di dalam
tingkat kelas, antar jenjang pendidikan, maupun antara jenjang pendidikan dengan
jenis pekerjaan.
4. Prinsip efisiensi; yakni mengusahakan agar dalam pengembangan kurikulum dapat
mendayagunakan waktu, biaya, dan sumber-sumber lain yang ada secara optimal,
cermat dan tepat sehingga hasilnya memadai.
3. 5. Prinsip efektivitas; yakni mengusahakan agar kegiatan pengembangan kurikulum
mencapai tujuan tanpa kegiatan yang mubazir, baik secara kualitas maupun
kuantitas.
Perencanaan kurikulum ditingkat sekolah meliputi:
1) Penyusunan kalender pendidikan untuk tingkat sekolah dengan kegiatan sekolah dan
kalender akademik yang telah disusun ditingkat daerah
2) Membagi tugas mengajar guru dengan memperhatikan latar belkang keahlian dan
pendidikan guru,wewenang guuru dalam mengajar,beban tugas guru,masa
kerja,pengalaman dalam mengajar,dan sebagainya.
C. Pelaksanaan kurikulum
Keberhasilan dari suatu kurikulum yang ungin dicapai sangat bergantung pada
faktor kemampuan yang dimiliki oleh seorang guru. Artinya, guru adalah orang yang
bertanggung jawab dalam upaya mewujudkan segala sesuatu yang telah tertuang
dalam suatu kurikulum resmi. Bahkan pandangan mutakhir menyatakan bahwa
meskipun suatu kurikulum itu bagus, namun berhasil atau gagalnya kurikulum
tersebut pada akhirnya terletak di tangan pribadi guru.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan guru dalam pelaksanaan kurikulum
disekolah meliputi:
a. Penyusunan program pengajaran semesteran/caturwulan
Tujuannya yaitu:
1) Menjabarkan bahan pelajaran yang akan disajikan guru dalam PBM
2) Mengarahkan tugas yang harus ditempuh guru agar pengajaran dapat
dilakukan secara bertahap dan tepat.
Selain itu juga berfungsi sebagai:
1) Pedoman bagi guru dalam penyelenggaraan pembelajaran selama satu
semester
2) Bahan oleh Kepala sekolah dan pengawas dalam melakukan
pembinaan terhadap guru.
Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam menyusun program pengajaran
semester yaitu:
1) Mempelajari GBPP (Garis-garis besar program pengajaran) mapel yang
dipelajari
2) Mengelompokkan bahan pengajaran yang tercantum dalam GBPP
menjadi beberapa satuan bahasan
3) Menghitung banyaknya satuan bahasan yang terdapat selama satu
semester
4) Menghitung banyaknya minggu efektif selama satu semester dengan
melihat kalender akademik
4. 5) Mengalokasikan waktu yang dibutuhkan untuk setiap satuan bahasan
untuk setiap bahasan sesuai dengan hari efektif sekolah.
6) Mengatur pelaksanaan PBM sesuai dengan banyaknya minggu efektif
sekolah yang tersedia dikalender pendidikan.
b. Penyusunan persiapan pengajaran (satuan pelajaran)
Prosedur penyusunan satuan pelajaran adalah :
1. Mengisi identitas mata pelajaran
2. Menjabarkan tujuan pokok bahasan menjadi tujuan instruksional khusus
yang lebih rinci
3. Menjabarkan materi pengajaran dari pokok bahasan sesuai dengan tik
4. Mengalokasikan waktu pengajaran
5. Menetapkan langkah- langkah penyampaian secara lebih rinci
c. Pelaksanaan proses belajar mengajar
Proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan interaksi antara guru
dan murid dimana akan diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar (dimyati
dan mudjiono, 2006 : 3 ). Proses pembelajaran juga diartikan sebagai suatu
proses terjadinya intraksi antara pelajar, pengajar dalam upaya mencapai
tujuan pembelajaran, yang berlangsung dalam suatu lokasi tertentu dalam
jangka satuan waktu tertentu pula ( hamalik, 2006 : 162 ).
Berdasarkan pendapat kedua ahli tersebut di atas maka dapat
disimpulkan bahwa proses pembelajaran sebagai suatu proses interaksi antara
guru dan murid dimana akan dikhiri dengan proses evaluasi hasil belajar
dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang berlangsung dalam suatu
lokasi dan jangka waktu tertentu.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Proses Belajar Mengajar
Pelaksanaan proses belajar mengajar selayaknya berpegang pada apa yang
tergantung dalam perencanaan pembelajaran. Selanjutnya diterbitkan oleh
Depdiknas ( 2004 : 6 ) tentang factor-faktor yang mempengaruhi PBM
tersebut antara lain :
Factor guru, pada faktor ini yang perlu mendapat perhatian adalah
keterampilan mengajar, metode yang tepat dalam mengelola tahapan
pembelajaran. Didalam intraksi belajar mengajar guru harus memiliki
keterampilan mengajar, mengelola tahapan pembelajaran, memanfaatkan
metode, mengunakan media dan mengalokasikan waktu yang untuk
mengkomunikasikan tindakan mengajarnya demi tercapainya tujuan
pembelajaran di sekolah.
5. Faktor siswa, siswa adalah subyek yang belajar atau yang disebut pembelajar.
Pada faktor siswa yang harus diperhatikan adalah karakteristik umum maupun
khusus, karateristik umum dari siswa adalah usia yang dikategorikan kedalam
1) Usia anak-anak yaitu usia pra sekolah dasar ( 4- 11 tahun);
2) Usia sekolah lanjutan pertama ( 12-14 tahun ) atau usia pubertas dari
setiap siswa;
3) Usia sekolah lanjutan atas ( 15-17 tahun ) atau usia mencari identitas
diri.
Adapun karakteristik siswa secara khusus dapat dilihat dapat dilihat dari
berbagai sudut antara lain dari sudut lain, dari sudut gaya belajar yang
mencakup belajar dengan mengunakan visual,, dengan cara mendengar
(auditorial) dan dengan cara bergerak atau kinestetik ( Suprayekti, 2004 :
11 ),
Faktor kurikulum, kurikulum merupakan pedoman bagi guru dan siswa
dalam mengkoordinasikan tujuan dan isi pelajaran. Pada faktor ini yang
menjadi titik perhatian adalah bagai mana merealialisasikan komponen
metode dengan evaluasi.
Faktor lingkungan, lingkungan didalam intraksi belajar mengajar
merupakan konteks terjadinya pengalaman belajar.
d. Kegiatan Kokurikuler dan Ekstrakurikuler
Ada 3 macam kegiatan yang diadakan disekolah :
1. Kegiatan Intrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan oleh
sekolah yang sudah teratur, jelas. dan terjadwal dengan sistematik
yang merupakan program utama dalam proses mendidik
siswa.Contohnya: di tiap sekolah umum pasti ada kegiatan
mendidik siswa dengan berbagai mata pelajaran seperti
Matematika, PKN, Agama, dan lain sebagainya yang dilaksanakan
misalkan pukul 07.00-13.00 dengan ada jeda waktu atau istirahat 2
kali.
2. Kegiatan Kokurikuler adalah kegiatan yang sangat erat sekali dan
menunjang serta membantu kegiatan intrakurikuler biasanya
dilaksanakan diluar jadwal intrakurikuler dengan maksud agar
siswa lebih memahami dan memperdalam materi yang ada di
intrakurikuler, biasanya kegiatan ini berupa penugasan atau
pekerjaan rumah ataupun tindakan lainnya yang berhubungan
dengan materi intrakurikuler yang harus diselesaikan oleh siswa.
Dalam melaksanakan kegiatan kokurikuler, adal hal-hal
yang harus diperhatikan, diantaranya:
6. a. Dalam memberikan tugas kokurikuler hendaknya jelas dan
sesuai dengan pokok bahasan atau sub pokok bahasan yang
sedang diajarkan.
b. Dalam memberikan tugas kokurikuler seorang guru hendaknya
tahu mengenai tingkat kesulitannya bagi siswa sehingga tugas
yang diberikan kepada siswa itu sesuai dengan kemampuannya
dan tidak memberatkan baik pada fisiknya maupun psikisnya.
c. Dalam penilaian tugas kokurikuler, hendaknya jelas dan adil
sesuai dengan hasil masing-masing kemampuan siswanya.
d. Dalam fungsi memberikan tugas kokurikuler, hendaknya selain
untuk memperdalam pengetahuan siswa, guru juga hendaknya
dengan tugas kokurikuler ini bisa membantu dalam penentuan
nilai raport.
Kegiatan Ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilaksanakan
diluar jam pelajaran biasa (diluar intrakurikuler), dan kebanyakan
materinya pun di luar materi intrakurikuler, yang berfungsi utamanya
untuk menyalurkan/mengembangkan kemampuan siswa sesuai dengan
minat dan bakatnya, memperluas pengetahuan, belajar bersosilisasi,
menambah keterampilan, mengisi waktu luang, dan lain sebagainya,
bisa dilaksanakan di sekolah ataupun kadang-kadang bisa di luar
sekolah.
Dalam melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler ini, ada hal-hal
yang harus diperhatikan, supaya kegiatan ini berlangsung dengan baik,
diantaranya:
1. Dalam pelaksanaan kegiatannya, hendaknya bisa bermanfaat
bagi siswa, baik buat masa kini maupun masa yang akan
datang.
2. Dalam pelaksanaan kegiatannya, hendaknya tidak membebani
bagi siswa.
3. Dalam jenis kegiatannya hendaknya bisa memanfaatkan
lingkungan sekitar, alam, industri, dan dunia usaha.
4. Dalam pelaksanaannya tidak mengganggu kegiatan yang
utama, yakni kegiatan intrakurikuler,
D. Evaluasi pelaksanaan kurikulum
Evaluasi kurikulum memegang peran penting baik dalam penentuan
kebijaksanaan pendidikan pada umumnya, maupun dalam pengambilan keputusan
dalam kurikulum. Hasil-hasil evaluasi kurikulum dapat digunakan oleh para
pemegang kebijaksaan pendidikan dan para pemegang kurikulum dalam memilih dan
7. menetapkan kebijaksanaan pemegang system pendidikan dan pemegang model
kurikulum yang digunakan.
Hasil-hasil evaluasi kurikulum juga dapat digunakan oleh guru-guru, kepala
sekolah dan para pelaksana pendidikan lainnya, dalam memahami dan membantu
perkembangan siswa, memilih bahan pelajaran, memilih metode dan alat-alat bantu
pelajaran, cara penilaian serta fasilitas pendidikan lainnya.
Evaluasi hasil belajar
Evaluasi hasil belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan guna
memberikan berbagi informasi secara berkesinambungan dan menyeluruh tentang
proses dan hasil belajar yang telah dicapai siswa. Tujuan dan fungsi evaluasi hasil
belajar adalah:
1. Memberikan umpan balik kepada guru dan siswa dengan tujuan untuk
memperbaiki cara belajar mengajar,serta menempatkan siswa pada situasi
belajar mengajar yang sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.
2. Memberikan informasi kepada siswa tentang tingkat keberhasilannya dalam
belajar
3. Menentukan nilai hasil belajar siswa yang dibutuhkan untuk pemebrian
laporan kepada orang tua.
Evaluasi program pengajaran
Menurut Arikunto (1999: 290) "Evaluasi program adalah suatu rangkaian
kegiatan yang dilakukan dengan sengaja untuk melihat keberhasilan program".
Ada beberapa pengertian tentang program itu sendiri, diantaranya program adalah
rencana dan kegiatan yang direncanakan dengan seksama. Jadi dengan demikian
melakukan evaluasi program adalah kegiatan yang dimaksudkan untuk
mengetahui seberapa tinggi tingkat keberhasilan dari kegiatan yang direncanakan.
Sebagimana yang dikemukakan oleh Ansyar (1989: 134) bahwa ".evaluasi
mempunyai satu tujuan utama yatu untuk mengetahui berhasil tidaknya suatu
program" Guru adalah orang yang paling penting statusnya dalam kegiatan belajar
mengajar, karena guru memegang tugas yang amat penting, yaitu mengatur dan
mengemudikan kegiatan kelas.
Untuk membuat proses belajar mengajar lebih efektif maka tugas guru adalah
menciptakan suasana kelas yang kondusif untuk pembelajara. Untuk menciptakan
suasana kelas yang kondusif tersebut perlu dirancang program pengajaran.
Berhasil tidaknya suatu program pengajaran, tentu tidak bisa diketahui begitu saja,
tanpa adanya evaluasi program.
Oleh karena itu evaluasi program perlu dilaksanakan oleh guru dalam rangka
mengetahui seberapa jauh proram pengajaran telah berlangsung atau terlaksana,
dan jika terlaksana seberapa baik pelaksanaan program tersebut. Pendek
8. kata,evaluasi program dilaksanakan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan
dari program pengajaran.
Ada beberapa hal yang perlu dievaluasi diantaranya yaitu :
a. Input
Siswa adalah subjek yang menerima pelajaran. Ada siswa pandai, kurang
pandai, dan tidak pandai. Setiap siswa mempunyai bakat intelektual,
emosional, social yang berbeda. Oleh karena itu dalam pembuatan program
pengajaran hendaknya guru juga perlu memperhatikan aspek-aspek
individu tersebut. Secara umum, hal-hal yang ada pada siswa berpengaruh
terhadap keberhasilan belajar.
b. Materi atau kurikulum
Di Indonesia, kurikulum berlaku secara nasional karena kita menganut
system sentralisasi. Meskipun penyusunan dan pengembangan kurikulum
sekolah sudah dilakukan secara cermat dan melibatkan banyak pihak,
namun tidak mustahil bahwa di lapangan masih juga dijumpai kelemahan
dan hambatan.
Wilayah Indonesia yang sedemikian luas mengandung keragaman
yang tidak sedikit. Itulah sebabnya guru perlu dibekali dengan kemampuan
untuk melakukan evaluasi program, termasuk mengevaluasi materi
kurikulum. Sasaran yang perlu dievaluasi dari komponen kurikulum ini
anatara lain, kejelasan pedoman untuk dipahami, kejelasan materi yang
terantum dalam GBPP, urutan penyajian materi, kesesuaian antara sumber
yang disarankan dengan materi kurikulum dan sebagainya.
c. Guru
Guru merupakan komponen penting dalam kegiatan belajar mengajar.
Guru adalah orang yang diberi kepercayaan untuk meciptakan suasana
kelas yang kondusif untuk pembelajaran. Guru adalah manusia biasa yang
mempunyai banyak keterbatasan. oleh karena itu untuk menutupi
kelemahan guru perlu dilakukan pembinaan dan penataran dalmrangka
melaksanakan pembelajaran
d. Metode atau pendekatan dalam mengajar
Berbeda dengan evaluasi terhadap kurikulum, evaluasi terhadap
metode mengajar merupakan kegiatan guru untuk meninjau kembali
tentang metode mengajar, pendekatan, atau strategi pembelajaran yang
digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi kurikulum kepada
siswa. Metode mengajar adalah cara-cara atau teknik yang digunakan
dalam mengajar. Sedangkan strategi pembelajaran menunjuk kepada
bagaimana guru mengatur waktu pemenggalan penyajian, pemilihan
metoda, pemilihan pendekatan dan sebagainya.
e. Sarana
9. Komponen lain yang perlu dievaluasi oleh guru dalam melaksanakan
kegiatan belajar mengajar adalah sarana pendidikan, yanga meliputi alat
pelajaran dan media pendidikan. Sebelum guru memulai kegiatan
mengajar, bahkan sebelum atau sekurang-kurangnya pada waktu
menyusun rencana mengajar, guru telah memilih alat yang kira-kira dapat
membantu melancarkan dan memperjelas konsep yang diajarkan. Selain
guru, mungkin siswa juga dapat dijadikan titik tolak dalam menentukan
apakah sarana yang digunakan di dalam kegiatan belajar mengajar sudah
tepat. Mungkin saja pada waktu menentukan alat pelajaran guru berpikir
bahwa pilihannya sudah tepat. Tetapi ternyata di dalam praktek
pelaksanaan pengajaran, alat tersebut ternyata kurang atau sama sekali
tidak tepat. Proses pengajarannya tidak menjadi semakin lancar, tetapi
mungkin bahkan kacau balau. Apabila guru menjumpai dalam mengajar
atau ketidak berhasilan siswa dengan nilai rendah-rendah, ia dapat mecoba
mengadakan evaluasi terhadap sarana yang digunakan. Sasaran evaluasi
yang berkenaan antara lain kelengkapannya, ragam jenisnya, modelnya,
kemudahannya untuk digunakan, mudah dan sukarnya diperoleh,
kecocokan dengan materi yang diajarkan, jumlah persediaan dibandingkan
dengan banyaknya siswa yang memerlukan.
f. Lingkungan
Ada dua macam lingkungan, yaitu lingkungan manusia dan lingkungan
bukan manusia. Yang dapat digolongkan sebagai lingkungan masukan
lingkungan manusia bukan hanya bukan hanya kepala sekolah, guru-guru,
dan pegawai tata usaha di sekolah itu, tetapi siapa saja yang dengan atau
tidak sengaja berpengaruh terhadap tingkat hasil belajar siswa.
Sedangkan yang dimaksudkan dengan lingkungan bukan manusia
adalah segala hal yang berada di lingkungan siswa yang secara langsung
maupun tidak, berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.
Yang termasuk kategori lingkungan bukan manusia misalnya suasana
sekolah, halaman sekolah, keadaan gedung dan sarana lain. Pengaruh
lingkungan bukan manusia dapat positif maupun negative. Tatanan perabot
kelas yang rapi dapat berpengaruh terhadap kesejukan suasana sehingga
siswa dapat belajar dengan tenteram.
Sebaliknya suasana yang gaduh di luar kelas dapat mengganggu
konsentrasi siswa dan menyebabkan siswa tidak dapat seperti yang
diharapkan.
E. Peran Guru dalam Administrasi pendidikan
Menurut Sri Herlina dalam diktat Profesi keguruan (2011:52) bahwa di
sekolah, guru berada dalam kegiatan administrasi sekolah. Sekolah melaksanakan
kegiatannya untuk menghasilkan lulusan jumlah dan mutunya telah ditetapkan. Dalam
lingkup administrasi sekolah inilah peran guru sangat penting. Dalam menetapkan
10. kebijaksanaan dan melaksanakan proses perencanaan, pengkoordinasian, pengarahan,
pengorganisasian, pembiayaan dan penilaian kegiatan kurikulum, kesiswaan, sarana
dan prasarana, personalia sekolah, keuangan dan hubungan sekolah dengan
masyarakat.
Disitulah guru harus aktif memberikan sumbangan maupun tenaganya.
Administrasi sekolah adalah pekerjaan yang sifatnya kolaboratif artinya pekerjaaan
yang didasarkan atas kerjasama dan bukan bersifat individual. Oleh karena itu, semua
personel sekolah termasuk guru harus terlibat.
Di dalam Peraturan Pemerintah no.38 tahun 1992, Pasal 20 disebutkan bahwa
“Tenaga pendidikan yang akan ditugaskan untuk bekerja sebagai pengelola satuan
pendidikan dan pengawas pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dipilih dari
kalangan guru”. Ini berarti selain guru perananya untuk menyukseskan kegiatan
administrasi disekolah, guru perlu sungguh-sungguh menimba pengalaman dalam
administrasi sekolah.
Berikut akan diuraiakan dan dijelaskan kegiatan administrasi pendidikan
sekaligus peranan guru dalam administrasi pendidikan.
1. Administrasi kurikulum
2. Administrasi Kesiswaan
Menurut Prof. Soetjipto dan Drs. Raflis Kosasi,Msc dalam bukunya yang
berjudul Profesi keguruan (1999:165) bahwa administrasi kesiswaan merupakan
proses pengurusan segala hal yang berkaitan dengan siswa disuatu sekolah dimulai
dari perencanaan penerimaan siswa, pembinaan selama siswa disekolah, sampai
dengan siswa mernamatkan pendidikannya melalui penciptaan suasana yang
kondusif terhadap berlangsungnya proses belajar mengajar yang efektif.
Tugas kepala sekolah dan guru dalam administrasi kesiswaan ini adalah
memberikan layanan kepada siswa, dengan memenuhi kebutuhan mereka sesuai
dengan tujuan poendidikan yang telah ditetapkan.
a. Kegiatan dalam administrasi kesiswaan yaitu:
1) Penerimaan siswa
2) Pembinaan siswa
3) Penamatan program siswa di sekolah
b. Peranan guru dalam administrasi kesiswaan
1) Dalam penerimaan siswa, para guru dapat dilibatkan dalam ambil bagian. Di
antara mereka dapat ditunjuk sebagai panitia penerimaan yang dapat
11. melaksanakan tugas-tugas teknis mulai dari pencatatan penerimaan sampai
dengan pelaporan pelaksanaan tugas.
2) Dalam masa orientasi, tugas guru adalah membuat para siswa cepat beradaptasi
dengan lingkungan sekolah barunya. Peranan guru dalam hal ini sangat penting,
karena andai kata terjadi salah langkah pada saat pertama, dapat berakibat
kuirang menguntungkan bagi jiwa anak untuk waktu waktu selanjutnya.
3) Untuk mengatur kehadiran siswa dikelas.
4) Memotivasi siswa untuk senantiasa berprestasi tinggi.
5) Menciptakan disiplin sekolah atau kelas yang baik.
Administrasi sarana dan prasarana
Untuk menunjang pelaksanaan pendidikan diperlukan fasilitas pendukung
yang sesui dengan tujuan kurikulum. Dalam mengelola fasilitas agar bermanfaat yang
tinggi diperlukan aturan yang jelas serta pengetahuan dan keterampilan personel
sekolah dalam administrasi sarana dan prasarana tersebut.
Menurut Prof. Soetjipto dan Drs. Raflis Kosasi,Msc dalam bukunya yang
berjudul Profesi keguruan(1999:170) sarana dan prasarana pendidikan adalah semua
benda bergerak maupun tidak bergerak yang diperlukan untuk menunjang
penyelenggaraan proses belajar mengajar, baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Sedangkan administrasi prasarana dan sarana pendidikan merupakan
keseluruhan proses pengadaan, pendayagunaan, dan pengawasan prasarana dan
peralatan yang digunakan untuk menunjang pendidikan agar tujuan pendidikan yang
telah ditetapkan tercapai secara efektif dan efisien. Kegiatan dalam administrasi
prasarana dan sarana pendidikan meliputi:
a. Perencanaan kebutuhan
Penyusunan daftar kebutuhan prasarana dan sarana sekolah didasarkan atas
pertimbangan bahwa:
1. Pengadaan sarana dan prasarana karena berkembangnya kebutuhan sekolah.
2. Pengadaan sarana dan prasarana untuk menggantikan barang barang yang
rusak, dihapuskan atau hilang.
3. Pengadaan sarana dan prasarana barang untuk persediaan.
b. Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan
1) Pembelian
12. 2) Buatan sendiri
3) Penerimaan hibah atau bantuan
4) Penyewaan
5) Peminjaman
6) Pendaurulangan
c. Penyimpanan prasarana dan sarana pendidikan
d. Inventarisasi prasarana dan sarana pendidikan.
Inventarisasi adalah kegiatan melaksanakan pengurusan, penyelenggaraan,
pengaturan, dan pencatatan barang barang yang menjadi milik sekolah
e. Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan
f. Pelaksanaan pemeliharaan sarana dan prasarana meliputi:
1) Perawatan
2) Pencegahan kerusakan
3) Penggantian ringan.
g. Penghapusan sarana dan prasarana pendidikan
Penghapusan ialah kegiatan meniadakan barang barang milik negara/ daerah
dari daftar invarian karena dianggap sudah tidak mempunyai nilai guna atau tidak
berfungsi lagi.
Peranan guru dalam administrasi sarana dan prasarana pendidikan adalah dimulai
dengan perencanaan, pemanfaataan, pemeliharaan, serta pengawasan penggunaan
prasarana dan sarana yang dimaksud.
Administrasi personal
Menurut Prof. Soetjipto dan Drs. Raflis Kosasi,Msc dalam bukunya yang
berjudul Profesi keguruan(1999:175) personal pendidikan adalah golongan
petugas yang membidangi kegiatan edukatif dan yang membidangi kegiatan non
edukatif (ketata uasahaan).
Personel bidang edukatif adalah mereka yang bertanggung jawab dalam
kegiatan belajar mengajar, yaitu guru dan konselor (BK).
Adapun peran guru dalam administrasi pegawaian(personal) yaitu :
a. Membuat buku induk pegawai
b. Mempersiapkan usul kenaikan pangkat pegawai negeri, prajabatan, karpeg,
cuti dengan pegawai dan lain- lai
13. c. Membuat inventarisasi semua file kepegawaian, baik kepala sekolah, guru,
maupun tata administrasi.
d. Membuat laporan rutin kepegawaian harian, mingguan, bulanan dan tahunan.
e. Membuat laporan data sekolah dan pegawai
f. Mencatat tenaga pendidik yang akan mengikuti penataran
g. Mempersiapkan surat keputusan kepala sekolah tentang proses KBM, surat
tugas, surat kuasa, dan lain- lain.
Administrasi keuangan
Administrasi keuangan meliputi kegiatan perencanaan, penggunaan, pencatatan,
pelaporan, dan pertanggung jawaban dana yang dialokasikan untuk
penyelenggaraan sekolah. Tujuan administrasi ini adalah untuk mewujudkan suatu
tertib administrasi keuangan, sehingga pengurusannya dapat
dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Administrasi hubungan sekolah dengan masyarakat (husemas)
Kindred, Bagin, dan Galllagher dalam bukunya yang berjudul School
Community Relation (1976) mendefinisikan bahwa Husemas ini sebagai usaha
kooperatif untuk menjaga dan mengembangkan saluran informasi dua arah yang
efisien serta saling pengertian antara sekolah, personel sekolah dengan
masyarakat.
Peranan guru dalam Husemas menurut Prof. Soetjipto dan Drs. Raflis Kosasi,
Msc dalam bukunya yang berjudul Profesi keguruan(1999:197) yaitu:
1) Membantu sekolah dalam melaksanakan teknik husemas
2) Membuat dirinya lebih baik lagi dalam bermasyarakat
3) Dalam melaksanakan semua itu guru harus melaksanakan kode etiknya
Administrasi layanan khusus
Merupakan suatu usaha yang tidak secara langsung berkenaan dengan proses
belajar mengajar di kelas, tetapi secara khusus diberikan oleh sekolah kepada para
siswanya agar mereka lebih optimal dalam melaksanakan proses belajar.Macam
macam layanan khusus yaitu:
a. Pusat sumber belajar
b. Kafetaria warung / kantin sekolah
c. Unit kesehatan Sekolah.